Hisniyah, Ibu Rumah Tangga Lulus Terbaik Pascasarjana UNAIR UNAIR NEWS – Menjadi seorang ibu rumah tangga yang memiliki kewajiban penuh mengurus keluarga disela-sela kesibukan studi S-2, memang bukan perkara mudah. Namun hal itu tidak menjadi halangan bagi Hisniyah, yang akhirnya “finish” kuliah sebagai wisudawan terbaik Program Studi Sains Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. Ibu tiga orang anak ini berhasil lulus dengan IPK 3,83 dengan masa studi selama 2,5 tahun. ”Sedikit kecewa sih karena saya tidak bisa menyelesaikan pendidikan selama empat semester. Ada hambatan mengenai persetujuan di lapangan saat penulisan tesis, yakni pengajukan proposal penelitian di lokasi yang saya tuju. Itulah yang membuat saya harus menambah satu semester lagi untuk bisa menyelesaikan tesis ini,” tutur perempuan yang hobi camping ini. Diakuinya, perjalanan studinya penuh perjuangan. Pasalnya, ia harus pintar-pintar membagi waktu antara kuliah dan untuk keluarga. Ketika memasuki awal perkuliahan, Hisniyah sempat merasa under estimate karena latar belakang S-1-nya tidak linier dengan prodi S-2 yang ia tempuh. Namun ternyata hal itu tidak berlangsung lama. Menurut Hisniyah, lelah dalam belajar merupakan sesuatu yang lumrah. Namun hal itu tidak seharusnya jadi alasan untuk menyerah dalam meraih prestasi saat belajar. Menurutnya, impian tidak akan menjadi kenyataan bila tidak diusahakan. Saat ini, Hisniyah tengah disibukan dengan aktivitas mengurus rumah tangga. Ia juga berkeinginan memperluas wawasan dunia kerja serta memperluas relasi. Tidak menutup kemungkinan, ia
akan melanjutkan S-3 jika mendapat kesempatan untuk belajar lagi. “Banyak skenario yang ingin saya jalankan setelah lulus. Namun skenario utama saya adalah mengimplementasikan teori manajemen yang saya pelajari dalam keluarga. Karena keluarga adalah sebuah organisasi. Ketika saya berhasil me-manage keluarga dengan baik, maka saya yakin dengan banyak belajar dari materi kuliah, saya dapat mengimplementasikannya dalam organisasi dengan skala yang lebih besar,” kata Hisniyah. (*) Penulis: Pradita Desyanti Editor: Binti Q. Masruroh
Dosen FH Dipercaya Pemprov Jatim Sebagai Narasumber UNAIR NEWS – Dua pengajar di Fakultas Hukum, Universitas Airlangga dipercaya menjadi narasumber oleh Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur. Mereka adalah Dr. Radian Salman, S.H.,LL.M. dan Faizal Kurniawan S.H.,M.H.,LL.M. Permintaan itu secara langsung datang dari Kepala Badan Pendapatan Daerah Bobby Soemiarsono, S.H.,MSi. Radian dan Faizal diminta untuk menjadi pembicara berkaitan dengan peningkatan akuntabilitas Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusunya terkait objek Retribusi Pemanfaatan Kekayaan Daerah (RPKD). Kegiatan yang diikuti oleh 34 Kepala Unit Pelaksana Teknis Dasar (UPTD) dinas yang ada diseluruh Jawa Timur tersebut berlangsung pada (9/3) lalu. Acara berlangsung di Ruang In House Training Lt II Badan Pendapatan Daerah, Provinsi Jawa
Timur. “Tujuan pertama yakni untuk melakukan identifikasi terhadap aset-aset Dispenda yang pengerjaannya dengan pihak ketiga. Kemudian penataan aset tersebut juga dilakukan dalam kerangka penyeragaman seluruh UPT,” ungkap Faizal saat ditemui UNAIR NEWS Rabu (15/3). Selain itu, tujuan dari kegiatan itu adalah untuk mengembangkan wawasan terkait penyusunan perjanjian kerjasama serta tanggung jawab para pihak terhadap perikatan yang timbul dalam perjanjian kerjasama. Sehingga, dapat tersusun perjanjian kerjasama yang sesuai dengan pengembangan kebutuhan dan peraturan perundang-undangan. (*) Penulis: Pradita Desyanti Editor: Binti Q. Masruroh
Tiga Guru Besar Diskusikan Masalah Pemberitaan Hoax UNAIR NEWS – Maraknya berita abal-abal atau yang lebih dikenal dengan istilah berita hoax, tengah menjadi hal yang hangat diperbincangkan. Berbagai kalangan pun tidak segan-segan membentuk sebuah komunitas untuk melawan maraknya pemberitaan hoax di media sosial. Selain itu, pemerintah juga turut ambil andil untuk membuat kebijakan mengenai maraknya kasus berita hoax tersebut. Untuk hal itu, sebagai institusi pendidikan, Universitas Airlangga turut merespon isu tersebut dengan menggelar kegiatan talkshow Gelar Inovasi Guru Besar, Kamis (16/3). Kegiatan bertema “Peran Aktif Masyarakat Menghadapi Hoax di
Media Sosial” dihadiri tiga pembicara dari lintas keilmuan yakni Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H., guru besar Fakultas Hukum, Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Com., Ph.D., guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si., guru besar Fakultas Psikologi. Pada kegiatan tersebut dimoderatori langsung oleh Dr. Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., M.Si. Dalam pembukaan diskusi, Yayan menjelaskan bahwa hoax memang menjadi suatu hal menarik untuk didiskusikan. Selain itu, Yayan juga sedikit mengulas peranan hoax yang ikut serta mewarnai pesta demokrasi baik di luar negeri dan tanah air. Hadir sebagai pembicara pertama, Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Com., Ph.D., guru besar FISIP UNAIR menjelaskan, hoax sejatinya tidak menimbulkan kekhawatirkan jika hanya pada tataran kecil. Satu hal yang menjadikan hoax satu hal yang berbahaya jika hal itu mengarah pada suatu hal yang besar, negara misalnya. “Hoax bisa menjadi sebuah hal yang besar jika hal itu berdampak pada sebuah sistem yang lebih besar seperti negara, politik, dan suatu institusi. Jika hanya pada tataran yang kecil, hoax memang tidak begitu menjadi sebuah permasalahan,” terangnya. Menambahkan pernyataan Prof. Ida. Pemateri kedua yakni guru besar Fakultas Psikologi UNAIR Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si., menjelaskan, fenomena hoax yang dilakukan oleh setiap individu merupakan salah satu perlikau menyimpang. Terlebih, jika hal itu dilakukan secara terus menerus. “Buatlah diri sendiri ini menjadi hebat, jangan pesimis dan terpaku pada orang lain,” terangnya. pandangan selanjutnya disampaikan oleh guru besar FH UNAIR Prof. Dr. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. Selaku pemateri ketiga, Prof. Didik menjelaskan bahwa untuk meneggakkan hukum mengenai hoax bukanlah perkara mampu atau tidaknya, melainkan mau atau tidak.
“Dalam tataran hukum mengenai hoax ini bukan soal mampu tidaknya, tapi mau atau tidak,” tegasnya. Dari pihak penyelenggara, Dr. Eduardus Bimo Aksono H, drh. M.Kes., selaku sekretaris Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR menyampaikan dihadapan hadirin bahwa kegiatan gelar inovasi guru besar merupakan salah satu bentuk kepedulian para guru besar di UNAIR untuk ikut serta memecahkan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. “Semoga hasil diskusi ini bisa memberikan banyak pelajaran dan proses pencerahan di masyarakat,” jelasnya.
Penulis : Nuri Hermawan Editor
: Defrina Sukma
Profesor Hiroshima Ajak UNAIR Perluas Kerjasama Pendidikan UNAIR NEWS – Dalam rangka perluasan kerjasama pendidikan dan penelitian antara Universitas Airlangga dan Universitas Hiroshima, wakil rektor yang membidangi kerja sama internasional Prof. Nishitani Hajime berkunjung ke UNAIR, Kamis (16/3). Pertemuan antara delegasi asal Jepang dan UNAIR tersebut dilangsungkan di Ruang Sidang Pleno, Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR. Dalam forum tersebut Nishitani menyampaikan bahwa UNAIR bisa mencapai peringkat sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah. Caranya, adalah dengan menjalin kolaborasi internasional. Pihak Hiroshima menawarkan skema pertukaran mahasiswa yang
bisa diikuti pelajar tingkat akhir. “Mahasiswa tingkat akhir bisa mengikuti program pertukaran yang berlangsung selama lima atau enam bulan di Hiroshima. Tentunya, ada biaya perkuliahan yang harus dibayar. Mahasiswa itu juga bisa menyelesaikan skripsi di sana,” tutur Nishitani. Nishitani juga membuka kesempatan seluas-luasnya bagi sivitas akademika UNAIR yang ingin bekerja sama di bidang penelitian, pertukaran mahasiswa, dan staf pengajar yang ingin melanjutkan pendidikan di Hiroshima. Dalam pertemuan kali ini, delegasi UNAIR dipimpin oleh Wakil Rektor I Prof. Djoko Santoso. Selain Djoko, pihak UNAIR diwakili oleh wakil dekan yang membidangi kerja sama, sebagian besar alumnus universitas di Jepang, pihak peneliti yang tengah berkolaborasi dengan universitas di Jepang, dan pihak yang tertarik untuk bekerja sama. Setiap delegasi yang hadir mempresentasikan setiap kolaborasi yang pernah dan sedang dijalin dengan peneliti asal Jepang. Dari Fakultas Ilmu Budaya, misalnya, setiap tahunnya secara rutin mengirimkan satu orang untuk pertukaran mahasiswa ke Jepang. Selain dari FIB, ada pula Fakultas Kedokteran yang saat ini tengah melakukan riset dengan peneliti di Hiroshima. Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh masing-masing delegasi, Djoko berharap agar setiap unit kerja meningkatkan frekuensi dan intensitas kolaborasi antara kedua pihak. “Untuk yang setiap tahun masih mengirimkan satu orang itu, ke depan ditingkatkan ya,” pinta Djoko. Wakil Dekan III FIB Rizky Andini, Ph.D., menyampaikan bahwa ke depan pihaknya akan menambah jumlah mahasiswa untuk mengikuti program pertukaran, khususnya ke Jepang. “Selama ini, melalui program Hiroshima University Studying Abroad (HUSA) kita mengirimkan satu orang. Sebisa mungkin, ke depan kita akan menambah paling tidak dua atau tiga orang untuk berangkat,” tutur Rizky.
Selain itu, pihak FIB juga akan melakukan riset bersama. Sebab, ada sejumlah subjek penelitian yang menurutnya sejalan dengan FIB UNAIR. Sementara itu, ini Departemen Ilmu Kesehatan Fisik dan Rehabilitasi (KFR) FK UNAIR juga memiliki kerja sama dengan Universitas Hiroshima. Menurut pengajar Ilmu KFR dokter Damayanti Tinduh, Sp.KFR, saat ini sudah ada dua dokter yang lulus pendidikan subpesialis dari payung kerja sama tersebut. Di bidang riset, tiga departemen di FK UNAIR menjalin kerja sama dengan Jepang dan Sydney untuk melakukan konferensi internasional dan publikasi. Riset yang tengah dilakoni adalah therapeutic exercise untuk proses penyembuhan orang yang disabilitas. Rencananya, penelitian tersebut akan dipresentasikan dalam konferensi bulan Agustus tahun 2017. “Ini kita mulai masuk ke ranah yang lebih sulit yaitu Paralympic atlet disabilitas. Mereka sangat ingin kolaborasi dengan kita terus berlangsung. Sehingga nanti ada acara Paralympic di Jepang tahun 2020, kita juga sudah siap bersama tim,” tuturnya. Penulis: Defrina Sukma S
Persiapan FKMB Jatim Menuju Munas Dibahas di UNAIR Banyuwangi UNAIR NEWS – Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi (FKMB) Jawa Timur memilih kampus PDD Universitas Airlangga di Banyuwangi sebagai tempat penyelenggaraan diskusi mempersiapkan
Silaturahmi dan Musyawarah Nasional Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional (SMNPDN) tahun 2017. Diskusi itu berlangsung Sabtu (11/3) kemarin. Menurut Fauzi Zarkasi, ketua AUBMO (Airlangga University Bidik Misi Organization) PDD UNAIR di Banyuwangi, bahwa pertemuan kali ini bertujuan untuk mengkritisi program kerja SMNPDN tahun sebelumnya. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan universitas di wilayah regional Jember Raya. Ditambahkan, kegiatan FKMB (Forum Komunikasi Mahasiswa Bidikmisi) merupakan pertemuan rutin yang menyatukan antarorganisasi bidikmisi setingkat provinsi. Agenda yang dilakukan antara lain sharing dan diskusi antar-regional yang terkait dengan program kerja organisasi bidikmisi internal kampus yang sudah berjalan.
Foto bersama perwakilan Bidikmisi Universitas Jember, Universitas Airlangga dan IAIN Jember saat fieldtrip di Taman Sritanjung Banyuwangi, Sabtu(11/3)(foto:Siti Nur Alfatihana).
Selain itu untuk menggali permasalahan yang ada pada wilayah regional dan nasional serta berusaha mencari usulan alternatif pemecahan masalahnya. Ini semua sebagai bentuk persiapan menghadapi SMNPDN 2017 yang rencananya akan diadakan di Kota Lampung, bulan Mei 2017 nanti. Menurut Siti Norfatimah dan Safrida Adistiya, peserta kegiatan FKMB dari regional Jember Raya, berpendapat bahwa pilihan PDD Banyuwangi sebagai lokasi pertemuan ini sangat tepat, karena lokasinya mudah dijangkau dan fasilitasnya juga memadai untuk penginapan. ”Kegiatan ini memungkinkan kami untuk saling bertukar informasi terkait koreksi kepengurusan, keberlangsungan program kerja masing-masing organisasi dan keberlanjutan program kerja wilayah regional,” kata Siti.
Foto bersama perwakilan Bidikmisi Universitas Jember, Universitas Airlangga dan IAIN Jember saat fieldtrip di Taman Sritanjung Banyuwangi, Sabtu(11/3) (foto:Siti Nur Alfatihana). Hodimatum Mahiroh, pengurus AUBMO PDD UNAIR di Banyuwangi menambahkan, bahwa Silaturrahmi dan Musyawarah Nasional Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional (SMNPDN) merupakan agenda rutin yang diadakan oleh Permadani Diksi Nasional setiap dua tahun sekali.
Kegiatan ini telah menjadi sarana pemersatu mahasiswa dan alumni penerima beasiswa Bidikmisi di tingkat nasional. Agenda acaranya yaitu antara lain merevisi AD/ART Permadani Diksi Nasional, penyerahan laporan pertanggungjawaban kepengurusan periode sebelumnya, serta pemilihan ketua baru Permadani Diksi Nasional. (*) Penulis: Siti Mufaidah Editor: Bambang Bes
Gedung Baru UNAIR Banyuwangi Siap Menampung Mahasiswa Baru UNAIR NEWS – Dalam rangka menyambut kedatangan mahasiswa baru tahun akademik 2017-2018, PSDKU (Pusat Studi Diluar Kampus Utama) Universitas Airlangga di Banyuwangi, menyiapkan sebuah gedung baru. Diharapkan gedung yang sekarang masih terus diselesaikan ini segera bisa untuk menampung kehadiran mahasiswa baru UNAIR Banyuwangi. Menurut H. Bogi Ananda, Kabag Pengembangan Sumber Daya PSDKU (dulu PDD) UNAIR Bayuwangi, pembangunan gedung baru ini dimulai sejak semester ganjil 2016 kemarin. Dibangun terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama terdapat empat ruangan yang semuanya direncanakan difungsikan sebagai laboratorium dan dilengkapi dengan ruang lobi. ”Mudah-mudahan semester ini lantai pertama sudah bisa mulai digunakan,” kata Bogi Ananda. Ditambahkan, lantai dua direncanakan sudah siap untuk digunakan pada bulan September 2017. Lantai dua dan tiga direncanakan akan dibagi menjadi beberapa ruangan yang akan
difungsikan sebagai laboratorium komputer, ruang kelas, dan ruang baca. Masing-masing ruang berkapasitas sekitar 60 orang mahasiswa.
Rancangan gedung baru PDD UNAIR di Banyuwangi dalam gambar perencanaan. (Repro: Siti Mufaidah). Ditemui secara terpisah, Sekretaris Koordinator PDD UNAIR Banyuwangi, A.A. Gde Satia Utama, SE., M.Si., Ak., menambahkan bahwa pihak universitas membangun gedung baru ini untuk menambah fasilitas bagi mahasiswa, karena pada dasarnya Universitas Airlangga memperlakukan mahasiswa di Banyuwangi ini sama seperti mahasiswa di kampus utama. Tetapi pelaksanaannya memang bertahap. ”Harapan kita, mahasiswa yang belajar di kampus PDD UNAIR ini bisa lebih nyaman. Selain itu, dari segi akademik dengan penyediaan laboratorium dan ruang baca yang lebih luas, diharapkan mahasiswa bisa lebih leluasa mengeksplorasi kemampuan akademiknya melalui research dan practice dengan lebih intensif,” kata Gde Satia Utama. Margaretta Wahyu Diana P, salah seorang mahasiswa PDD UNAIR Banyuwangi yang ditemui UNAIR.news memberikan tanggapan. Baginya, pembangunan gedung baru ini akan sangat bermanfaat
bagi mahasiswa, karena dengan adanya tambahan gedung ini mahasiswa akan lebih sering melakukan kegiatan praktikum di lantai 1 yang memang diperuntukkan laboratorium bersama. ”Saat ini dibangun dengan tidak main-main, langsung tiga ruang lab, dan lokasinya pun dekat dengan kampus, jadi ya lebih nyaman. Alat-alat yang disediakan di laboratorium juga masih baru, jadi akan lebih menarik dan bersemangat untuk mencobanya,” kata Margaretta. (*) Penulis: Siti Mufaidah Editor : Bambang Bes
Kominfo dan UNAIR Buka Beasiswa Bagi Mahasiswa S-2 Komunikasi UNAIR NEWS – Kementerian Komunikasi dan Informasi RI bekerja sama dengan Universitas Airlangga memberikan beasiswa kepada pegawai negeri sipil untuk melanjutkan kuliah di program studi S-2 Komunikasi. Beasiswa tersebut diberikan setelah pelajar yang bersangkutan diterima di perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo sebagai tempat belajar. Hal itu disampaikan oleh koordinator program studi S-2 Media dan Komunikasi Dr. Santi Isnaini ketika diwawancara oleh UNAIR News, Rabu (15/3). Santi mengatakan, ada tujuh perguruan tinggi negeri yang ditunjuk oleh Kominfo. Yakni, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, dan tentu saja UNAIR.
Setiap penerima beasiswa ini tak perlu khawatir dengan biaya pendidikan. Sebab, beasiswa dalam negeri sudah mencakup biaya pendidikan per semester, biaya operasional dan biaya buku yang besarannya ditentukan sesuai masa studi. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, peserta harus merupakan PNS pada instansi pemerintah pusat maupun daerah, dan anggota TNI/Polri yang bekerja di bidang kehumasan dan pengelolaan informasii publik. Peserta maksimum berusia 37 tahun saat mendaftarkan diri dan memiliki masa kerja minimum dua tahun. Selain itu, peserta juga harus mendapatkan izin dari pejabat setingkat eselon tiga di instansi yang bersangkutan untuk menjalani pendidikan. Syarat lainnya yang harus dipenuhi peserta adalah mereka belum memiliki gelar master dan tidak sedang menjalani pendidikan di lembaga lain. “Persyaratan
lainnya
mengikuti
persyaratan
masing-masing
perguruan tinggi yang dipilih. Kalau di UNAIR, kami mensyaratkan saat pendaftaran, pelamar program studi harus membawa praproposal tesis. Hal ini untuk memudahkan kami untuk menentukan supervisor tesis,” tuturnya. Terkait dengan kuota, setiap tahunnya UNAIR menerima 10 hingga 15 orang penerima beasiswa. Sejak tahun 2013, UNAIR dipercaya oleh Kominfo sebagai mitra untuk menyelenggarakan pendidikan jenjang master program studi Komunikasi. Pengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi pada Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR mengatakan bahwa lulusan program beasiswa ini telah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Peserta program di antaranya berasal dari daerah Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan. “Dari cerita-cerita, setelah mereka lulus dari sini (UNAIR), mereka banyak mengembangkan inovasi-inovasi di SKPD (satuan kerja perangkat daerah, red) tempat mereka bekerja,” tutur Santi.
Penulis: Defrina Sukma S
Ajak Optimalkan Peran Sektor Jasa di Daerah UNAIR NEWS – Pemerintahan kota Surabaya mulai berkonsentrasi kepada dua bidang sektor, yakni sektor jasa dan sektor perdagangan. Melihat pengoptimalan peran di sektor jasa dan dagang ini, Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, M.T, ditemani Prof. Mari Elka Pangestu selaku ISD Board of Advisor, beserta Ir. Herliza, M.Sc., selaku Direktur Perundingan Perdagangan Jasa memberikan pemaparannya dalam Diskusi Publik yang diselenggarakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Sabtu (11/3). Diskusi publik yang dihadiri perwakilan Indonesia Services Dialogue (ISD), perwakilan Pemerintah Kota Surabaya, mahasiswa FEB UNAIR, dan mahasiswa dari PTN dan PTS lainnya ini, mengangkat tema “Optimalisasi Peran Sektor Jasa di Daerah dalam Mendukung Perekonomian Nasional”. Dijelaskan oleh Prof. Mari Elka Pangestu bahwa dalam segi penyediaan lapangan pekerjaan, sektor jasa semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan perubahan struktur perekonomian dari negara yang sedang berkembang menjadi lebih maju. “Jadi memang, masa depan suatu negara selalu tergambar dari sektor jasa-jasanya”, ungkap Prof Mari. Menambahkan pernyataan Prof. Mari Elka, Direktur Perundingan Perdagangan Jasa Ir. Herliza, M.Sc., juga menambahkan, terkait kepentingan Indonesia dalam Perundingan Perdagangan Internasional yang terbagi menjadi dua kepentingan. Di internal yakni mendorong pembangunan sektor jasa dan melalui
penyedia produk jasa asing untuk memenuhi jasa domestik yang belum dapat dipasok oleh penyedia jasa domestik. “Di bagian eksternal yakni membuka akses pasar di negara partner melalui pembelian preferensi seperti penghapusan hambatan yang diskriminatif, serta pengakuan tenaga professional,” paparnya. Selain itu, dalam forum panelis, diskusi publik berjalan dengan komunikatif. Beberapa peserta diskusi melayangkan pertanyaan kepada masing-masing panelis yang berkompeten dalam bidangnya. “Ketika kita sudah mulai terbuka di sektor jasa, maka kita juga harus meningkatkan SDM, salah satu caranya yakni membekalinya dengan skill agar mampu bersaing. Oleh karena itu, kita saat meluluskan mahasiswa dari perguruan tinggi tidak hanya membekalinya dengan hard skill saja, namun juga soft skill untuk mereka. Karena ketika mereka harus bekerja apalagi disektor jasa, maka soft skill lebih berperan dibandingkan hard skill,” papar Rosanto Dwi Handoyo, Ph. D selaku Peneliti dan Akademisi FEB UNAIR. Di akhir diskusi, Ir. Tri Rismaharini memberikan prakata penutup untuk para peserta diskusi. “Teori ekonomi terbaru dari saya adalah mulailah membangun perekonomian dari ruang lingkup yang besar terlebih dahulu, maka niscaya ruang lingkungan yang kecil akan mengikuti dengan sendirinya,” pungkasnya. Penulis : Ainul Fitriyah. Editor
: Nuri Hermawan
Perpustakaan Buat Belajar
Makin
Nyaman
UNAIR NEWS – Perpustakaan UNAIR selalu berupaya memberikan layanan terbaik. Koleksi buku diperbanyak dan akses ke Jurnal Nasional/Internasional terus dimudahkan melalui e-Library. Digitalisasi dilakukan di semua aspek. Berikut adalah potret sekilas Perpustakaan di Kampus B.
Piramida Warna Part III UNAIR NEWS – Dari seorang teman. Katanya tadi malam ada sebuah kecelakaan, korbannya salah satunya adalah adik kos kita dulu. Memang segalanya tidak bisa diprediksi. Waktu memutar tanpa perlu seorangpun mampu mengaturnya. Katamu : “Senatiasalah dalam kewaspadaan penuh, dimanapun juga dan dalam situasi apapun juga”. Kemudian kau abadikan nasihat biimplikasimu “Tiada jaminan dalam kewaspadaan dan akan lebih tidak terjamin jika tidak waspada” Di konteks cerita yang lain, mungkin aku juga perlu memberimu kabar yang bertolak belakang dari cerita di awal.
Kali ini kabar itu datangnya dari salah seorang anak binaan kita dulu, Ardi namanya. Petikan pesannya bunyinya begini “Orang miskin boleh kuliah, Kak !” itu isi pesan pertamanya. Penasaran, kubalas tanya : “Siapa orangnya ?” Emoticon balasannya, menandakan dia sedang senang sekali. Dan dilanjutkan “Alhamdulillah lolos Bidikmisi di SNMPTN kak.” Ia girang gemilang dan katanya kali pertama yang dikabari adalah aku. “Terimakasih doa dan motivasinya selama ini kak. Salam untuk yang lainnya. Aku kagen !” Memang kebahagiaan terbelah di beberapa kesempatan dengan kabar lainnya yang mungkin tidak pula membahagiakan. Kalau kamu ingat, salah seorang teman kita dulu punya nasib yang agak mirip dengan Ardi. Sama-sama dalam ekonomi sederhana, dan akhirnya kuliah lewat beasiswa pula. Kau tahu sendirikan betapa tentangan keluarga sempat merintanginya. Ia sangat sulit meyakinkan ayahnya, dan Ibunyapun tak sanggup membujuk ayahnya yang keras itu. Dengan serba ketiadaan kita patungan menampungnya sementara hingga beasiswanya turun. Hanya tekad kuat dan kerja keraslah akhirnya dia kita akui sebagai orang yang sukses melawan hal tersulit yang merintanginya. Bahkan keberuntungan memperjuangkan beasiswa itu juga harus disertai haru biru, tangis dan bentakan dengan orang tua pula. Bapaknya yang dulu sangat kaku itu, akhirnya justru kini cukup akrab denganku. Mungkin merasa telah banyak bersalah, menariknarik diriku sebagai provokator agar anaknya kuliah. Dan kalau sedang pulang, aku seolah diperlakukannya seperti anak sendiri ketika mampir di rumahnya.
Kata Bapakku : “Orang tua itu yang diinginkan anaknya hidup enak, meski jauh dari rumah, yang penting punya jaminan hidup. Hati kita sudah senang.” Sangat sederhana kadang, dana lam pikiran orang tua itu tidak bisa dipahami secara sempit. Bapak teman kita itu toh menunjukkan bahwa dirinya ternyata salah perhitungan. Watak, memang watak, kaku dan keras adalah cara mendidik. “Aku tak pernah sakit hati pada siapapun juga. Toh tiada untung bermusuhan itu” ujar teman kita dulu di saat awal kita menampungnya. Provokasipun tidak mempan membuat dia berpaling dari Bapaknya. “Bapakku memang begitu, sudah kuhafal sejak dulu. Aku besar karenanya, aku tak pernah merasa dia menjatuhkanku, sekalipun.” Bakti teman kita itu pada orang tuanya tak bisa diragukan. Dan ini adalah penggalan pengait, bahwa janji persahabatan kita juga tak akan pudar oleh berbagai kondisi apapun. Pertahanan utama itu memang rasa yakin tentang komitmen saling menjaga dalam kebaikan. Penulis: Sukartono