DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2015
DOKUMENTASI
MODEL SISTEM PERTANIAN BIOINDUSTRI BERBASIS INTEGRASI TANAMAN-TERNAK SPESIFIK LOKASI DI PROVINSI BENGKULU
Penanggung Jawab: Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP
Penyusun: Dr. Umi Pudji Astuti, MP Linda Harta, SPt Yesmawati, SP Engkos Kosmana, SST.
Desain: Agus Darmadi, SP
Diterbitkan oleh:
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 2015
Isi Pendahuluan .................................................................................. INOVASI TEKNOLOGI
Inovasi penyambungan/okulasi tanaman kopi sistem “Tag-Ent” .............................................................. Inovasi pasca panen kopi masak optimum/petik merah ..................................................
Inovasi silase daun kopi sebagai pakan sapi .......
Inovasi teknologi fermentasi kulit kopi sebagai pakan ternak ..................................................................... Inovasi pembuatan pupuk padat (kompos) (kotoran ternak-kulit kopi-dedak padi) ................
Inovasi pembuatan pupuk organik cair biourine ......................................................................................
INOVASI KELEMBAGAAN DAN DISEMINASI
Identifikasi potensi wilayah (PRA) ..........................
Pelatihan pembuatan kompos dan pakan fermentasi ........................................................................... Pelatihan okulasi kopi ...................................................
Pelatihan pengolahan kopi basah .............................
Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknis ................. FGD bersama stakeholders se Provinsi Bengkulu di BPTP ............................................................
Halaman
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pendahuluan Tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian secara nasional maupun global semakin besar. Degradasi sumberdaya pertanian, variabilitas dan ketidakpastian iklim, konversi dan alih fungsi lahan, serta pencemaran disektor pertanian menjadi ancaman sekaligus tantangan dalam mewujudkan system pertanian bio-industri yang berkelanjutan. Bioindustri adalah system pertanian yang mengelola dan/atau memanfaatkan secara optimal seluruh sumberdaya hayati termasuk biomasa dan/atau limbah organik pertanian, bagi kesejahteraan masyarakat dalam suatu ekosistem secara harmonis (SIPP, 2014). Pembaharuan diperlukan sebagai upaya mewujudkan pertanian bio-industri yang berkelanjutan. Pembaharuan dalam perspektif sistem pertanian bioindustri dapat dilakukan melalui: (1) Usaha pertanian berbasis ekosistem intensif; (2) Pengolahan seluruh hasil pertanian dengan konsep whole biomass biorefinery; (3) Integrasi usaha pertanian-biodigester-biorefinery. Prinsip dasar pembaharuan dalam konsep bioindustri diantaranya adalah: (1) Berkelanjutan; (2) Mengoptimalkan pemanfaatan produk dengan mengurangi/ meminimalkan limbah (ramah lingkungan); (3) Memaksimalkan pendapatan melalui peningkatan nilai tambah; 4
(4) Mempertimbangkan keseimbangan dan efisiensi (economic scale). Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian di Provinsi Bengkulu karena menyumbangkan porsi terbesar (39,84%) dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto/PDRB, (BPS Provinsi Bengkulu, 2012). Dukungan luas wilayah, kondisi lahan, iklim dan geografi di Provinsi Bengkulu menjadikan wilayah ini didominasi oleh komoditas perkebunan dan ternak. Kelapa sawit, karet, dan kopi merupakan komoditas yang dominan dan menjadi komoditas unggulan, sedangkan sapi potong merupakan komoditas ternak utama di Provinsi Bengkulu.
Tujuan kegiatan
1. Menyusun data base (monograf) wilayah pengkajian, inventarisasi kebutuhan inovasi (teknologi dan kelembagaan). 2. Meningkatkan produksi kopi melalui pemupukan; produksi daging sapi melalui perbaikan pakan, serta mendorong penerapan sitem integrasi tanaman-ternakberbasis inovasi teknologi. 3. Membangun sistem dan mekanisme pertanian bioindustri spesifik lokasi (desain) serta memperkuat kompetensi SDM kelompok. 4. Memanfaatkan limbah usahatani kopi, ternak, sayuran dan limbah tanaman dan ternak menjadi teknologi terbarukan menjadi produk-produk sekunder yang bernilai tambah. 5
Konsep Integrasi yang dikembangkan
6
Inovasi Teknologi Yang Dikembangkan 1. 2. 3. 4. 5.
Inovasi Penyambungan Tanaman Kopi Sistem “Tag-Ent”. Inovasi Pasca Panen Kopi Masak Optimum/petik Merah. Inovasi Silase Daun Kopi Sebagai Pakan Sapi. Inovasi Fermentasi Kulit Kopi Sebagai PakanTernak. Inovasi Pembuatan Pupuk Padat (Kotoran Ternak-Kulit Kopi-Dedak Padi). 6. Inovasi Pembuatan Pupuk Cair/Bio-Urine.
Inovasi Kelembagaan dan Diseminasi yang Dikembangkan
1. Penguatan kelompoktani di Desa (3 kelompok). 2. Penguatan kelompok Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Gading Indah dengan pembenahan organisasi kelompok. 3. Menumbuhkan kelembagaan pemasaran untuk pupuk padat dan pupuk cair. 4. Menjalin kemitraan untuk penjualan biji kopi petik merah. 5. Pelatihan pembuatan kompos, pupuk cair, pakan ternak dan okulasi tanaman kopi. 6. Bimbingan teknis manajemen kandang, kesehatan ternak, budidaya tanaman kopi, pengolahan kopi basah, budidaya tanaman padi dan sayuran.
7
INOVASI TEKNOLOGI
8
1. INOVASI PENYAMBUNGAN/OKULASI TANAMAN KOPI SISTEM “TAG-ENT”
Penyambungan tanaman kopi merupakan bagian dari kegiatan peremajaan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil. Entres yang digunakan: klon unggul spesifik Rejang Lebong dan Kepahiang (Sintaro 1, sintaro-2, dan Sehasense
Alat dan bahan
Pisau okulasi atau pisau cutter biasa yang baru
9
Kantong plastik, Gergaji
Tali: paling bagus menggunakan tali rami, kalau tidak tersedia bisa menggunakan tali rafia
Langkah kerja a. Pilih batang pohon yang akan disambung, potong setinggi + 1 s/d 1,25 M dari permukaan tanah b. Sayat kulit pohon pada bagian samping kurang lebih 1 cm dan kemudian congkel menggunakan ujung pisau sampai bagian kulit agak terbuka.
10
c. Runcingkan entres
11
d. selipkan entres pada batang yang akan disambung
e. ikat dan sungkup dengan kantong plastik
12
2. INOVASI PASCA PANEN KOPI MASAK OPTIMUM/PETIK MERAH
pengolahan kopi basah akan diperoleh kualitas biji kopi yang baik dan aroma bubuk kopi yang harum sehingga nilai jualnya lebih tinggi daripada kopi biasa (petik hijau). Pengolahan kopi secara basah dimaksudkan untuk mempercepat proses pengolahan.
Tahapan Pengolahan Kopi Basah 1. Panen dan Sortasi Buah Sehat Buah sehat adalah buah matang yang bernas, tidak terkena serangan hama dan penyakit dan ditandai oleh tampilan kulit buah yang mulus dan segar.
13
2. Pengupasan Kulit Buah dengan mesin pulper
3. Pencucian Lendir Biji Kopi dengan mesin washer
4. Pengeringan hingga mencapai kadar air 11-13%
5. Pengupasan Kulit Tanduk Biji Kopi dengan mesin huller 14
6. Sortasi Biji Kopi Kering memisahkan biji kopi utuh, pecah, cacat, dan kotoran atau benda asing.
7. Pengolahan selanjutnya pembuatan bubuk Kopi dan Pengemasan 15
8. Uji rasa kopi di tingkat masyarakat umum dan lingkungan BPTP bengkulu
16
3. INOVASI SILASE DAUN KOPI SEBAGAI PAKAN SAPI Daun Kopi/tunas wiwilan
Daun kopi/tunas wiwilan sebagai pakan ternak
Tabel kandungan nutrisi daun kopi Parameter PK SK LK Energi Abu Ca P Air
Daun segar 23,87 % 25,62 % 1,97 % 4456 Kcal/kg 7,84 % 0,40 % 0,22 % 68,97 %
17
Silase daun kopi 17,03 % 26,40 % 3,26 % 4464 Kcal/kg 9,43 % 0,51 % 0,39 % 69,65 %
4. INOVASI TEKNOLOGI FERMENTASI KULIT KOPI SEBAGAI PAKAN TERNAK
Kulit kopi cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia baik itu ruminansia kecil maupun ruminansia besar. Kandungan nutrisi kulit kopi non fermentasi seperti protein kasar sebesar 8,49% Tabel Kandungan nutrisi
Kandungan Nutrisi AIR (%)
37,45
PROTEIN (%) 10,27
LEMAK (%) 4,14
GE (Kca 1/Kg) 4148
18
SK
Ca
P
29,64 0,20 0,41
Alat dan bahan Alat Sekop,
Terpal,
Ember dan Gembor,
Plastik dan Karung serta koran bekas
19
Bahan Kulit kopi 600 kg,
Gula merah 2,5 kg,
Dedak padi 400 kg,
Biodecomposer (Starbio) 2,5 kg,
Garam dapur 5 kg
Air secukupnya
20
Langkah kerja 1. Kulit kopi dihamparkan di atas terpal dan diratakan dengan ketebalan + 20 cm, kemudian di tambahkan dedak padi.
2. Larutkan biodecomposer (starbio/urea) bersama gula merah/mollases serta garam dapur dengan air yang bersih.
21
3. Siramkan larutan biodecomposer pada tumpukan kulit kopi bersama dedak dengan menggunakan gembor. Selanjutnya aduk hingga rata dan mencapai kelembaban sekitar 60%.
4. Masukkan campuran tersebut ke dalam plastik. Sebelum ditutup, bagian atasnya ditutup dengan koran bekas.
5. Simpan di tempat yang aman dan terhindar dari cahaya matahari langsung selama 1 minggu.
22
6. Sebelum diberikan pada ternak, buka karung dan anginanginkan dahulu.
23
5. INOVASI PEMBUATAN PUPUK PADAT (KOMPOS) (KOTORAN TERNAK-KULIT KOPI-DEDAK PADI)
Pupuk kompos merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,P,K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman
Bahan-bahan
Kotoran sapi 80-83%,
kulit kopi 5%,
24
Bahan pemacu mikrorganisme (stardec) 0,25%,
Abu sekam 10% dan Kalsit/kapur 2%.
Langkah kerja 1. Kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai kira-kira 60%.
2. Kotoran sapi yang sudah kering dipindahkan ke lokasi pertama tempat pembuatan kompos 25
3. Campurkan kotoran sapi dengan kulit kopi, arang sekam, kalsit/kapur
4. Siram dengan larutan stardec lalu aduk hingga merata
5. Tutup dengan terpal
26
6. Setelah satu minggu lokasi-1, tumpukan dipindahkan ke lokasi-2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Sedangkan lokasi pertama bisa dipakai untuk pembuatan pupuk kompos tahap berikutnya. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma. 7. Selanjutnya setelah 1 minggu berikutnya tumpukan dipindahkan lagi ke lokasi ke-3 dan dibiarkan selama 1 minggu untuk selanjutnya dipindahkan ke lokasi ke-4 sambil diayak/disaring untuk dikemas dan dipasarkan.
27
6. INOVASI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BIO-URINE
Pemanfaatan urine sebagai pupuk organik cair atau pun bio-pestisida Penggunaan bio urine dapat menekan biaya pemupukan yang memberatkan petani Bio-urine dapat dibuat sendiri baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk kebutuhan komersil.
Alat dan Bahan
Alat Drum Ukuran 100 L : 4 Buah,
28
Ember : 1 buah,
Airator : 1 Buah,
Bahan: Urine sapi/ kambing: 100 - 130 liter
Tetes tebu/molasses: 750 ml atau gula merah 1 kg
29
Empon-empon: 5 kg , Bio activator/stardec: 250 ml. dan Air bersih 10 Liter
Langkah Kerja 1. Larutkan Bio aktivator dan Molases/gula merah ke dalam air sebanyak 10 liter kemudian dituangkan ke dalam drum yang telah terisi urine,
30
2. Tumbuk Empon-empon (temulawak, temuireng, kunyit, kencur, sirih, dll) dan campurkan ke dalam drum urine,
3. Aduk campuran tersebut selama 15 menit kemudian drum di tutup rapat, pengadukan ini dilakukan tiap 3 hari selama 21 hari.
31
4. Setelah 21 hari, urine langsung disaring dan lakukan aerasi menggunakan aerator gelembung selama 3 jam, Tujuannya untuk menurunkan kandungan amoniak dalam larutan.
5. Bio urine siap Digunakan
32
INOVASI KELEMBAGAAN DAN DISEMINASI
33
1. Identifikasi Potensi Wilayah (PRA) Bertujuan untuk mendapatkan data dasar khususnya teknologi dan sistem kelembagaan eksisting Diskusi dengan petani kunci wawancara dengan pelaku usahatani (peternak, pekebun, petani padi, dan pengolahan hasil)
Transek/keliling desa dan pengambilan contoh tanah
34
Sosialisasi hasil PRA kepada masyarakat
2. Pelatihan pembuatan kompos Dan Pakan
Fermentasi
Pembukaan acara pelatihan, sambutan kepala desa, kepala BP3K dan Penjab Kegiatan Bio-Industri
35
Penyampaian materi
Proses diskusi
36
Praktek pembuatan kompos dan pakan fermentasi
3. Pelatihan okulasi kopi Penyampaian maksud Tujuan dan pengalaman pembinaan
37
Penyampaian pengalaman petani
Praktek penyambungan Kopi
4. Pelatihan pengolahan kopi basah
38
Implemantasi pupuk padat pada tanaman Cabe dan Padi
39
5. Kunjungan ke lokasi/bimbingan teknis Arahan kepala BPTP untuk kemajuan Bioindustri di lapangan
40
Pengukuran dan pengamatan
Pengamatan berat badan menggunakan Rodho
41
Bimbingan teknis ke peternak
42
Sosialisasi bersama stakeholders se Kabupaten Rejang Lebong dan Petani
Penyampaian tujuan kegiatan dan ucapan selamat datang
Kegiatan diskusi
43
Kunjungan ke display produk
44
6. FGD bersama stakeholders se Provinsi
Bengkulu di BPTP
Pembingkaian acara FGD
Penyampaian Materi dan Diskusi
45
46