RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGAKAJIAN (RODHP)
MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU
SRI SURYANI RAMBE
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGAKAJIAN (RODHP)
MODEL PENGEMBANGAN PERTANIAN PERDESAAN MELALUI INOVASI (M-P3MI) BERBASIS JERUK DI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU
OLEH : SRI SURYANI RAMBE
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN NOMOR :26/1801.25/011/RODHP/2013
1. JUDUL RDHP
: Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu
2. SUMBER DANA
: SMARD TA.2013
3. PROGRAM
: Penciptaan teknologi dan varietasberdaya saing
a. b. c. d.
Komoditas Bidang Riset Jenis Penelitian Status Penelitian
: : : :
4. JUDUL KEGIATAN
Jeruk Terapan Diseminasi Baru
: Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu
5. LOKASI PENELITIAN
: Kabupaten Lebong
KATA KUNCI
: Model pengembangan pertanian perdesaan melalui Inovasi, sistem diseminasi multi channel
6. PENELITI YANG TERLIBAT: Peneliti: 3 orang, Penyuluh: 1 orang, Administrasi: 1 orang 7. TUJUAN
:
Tujuan Umum: 1. Mempercepat transfer teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat (PTKJS) dan pasca panen jeruk di Kabupaten Lebong melalui SDMC 2. Meningkatkan kadar adopsi inovasi teknologi pertanian oleh pengguna sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas komoditas unggulan (jeruk) di kawasan pengembangan jeruk serta nilai tambah dari inovasi teknologi pengolahan hasil pertanian 3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani jeruk di kawasan pengembangan jeruk 4. Menjadi bahan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan daerah
Tujuan Tahun 2013: 1. Mengintroduksikan inovasi teknologi PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen jeruk dari Badan Litbang Pertanian kepada pengguna di kawasan pengembangan jeruk 2. Menumbuhkan minat pengguna teknologi PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen jeruk 3. Memperoleh umpan balik dari stake holder dan pengguna untuk penyempurnaan model pengembangan pertanian perdesaan di Kabupaten Lebong 8. LATAR BELAKANG : Jeruk merupakan komoditas unggulan Kabupaten Lebong.
Jeruk yang banyak
ditanam adalah jeruk siam dan jeruk Gerga (RGL). Jeruk RGL mempunyai keunggulan kompetitif yaitu berbuah sepanjang tahun (Suwantoro, 2010). Dirjen hortikultura mulai tahun
2011
telah
menetapkan
jeruk
RGL
sebagai
prioritas
nasional
untuk
dikembangkan. Dalam pengembangan kawasan agribisnis jeruk, pengelolaan kebun terutama pengendalian hama penyakit perlu perhatian khusus. Penyakit utama yang harus diwaspadai adalah penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit tersebut dapat menurunkan produksi secara drastis sehingga menyebabkan turunnya minat petani dalam berusahatani jeruk dan beralih ke komoditas lainnya (Asaad et al., 2006). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan berkembangnya penyakit tersebut pada kawasan pengembangan jeruk yang baru. Inovasi teknologi jeruk dari Badan Litbang Pertanian untuk mengatasi masalah penyakit CVPD adalah Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS). Pengendalian penyakit CVPD melalui PTKJS meliputi lima komponen teknologi, yaitu : (1) menggunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit, (2) mengendalikan serangga penular CPVD D. citri secara cermat, (3) melakukan sanitasi kebun secara cermat, (4) memelihara tanaman secara optimal, (5) konsolidasi pengelolaan kebun (Dwiastuti et
al., 2011). Berdasarkan hasil kajian Endarto et al. (2006) PTKJS efektif untuk menurunkan serangan D. Citri hingga 4% dan menghambat laju perkembangan penyakit CVPD dan penyakit lainnya.
Selain inovasi tersebut, inovasi Badan Litbang Pertanian lainnya adalah teknologi budidaya, pasca panen dan pengolahan buah jeruk. Inovasi teknologi tersebut perlu didiseminasikan kepada petani-petani di sentra produksi jeruk. Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) diperlukan untuk kawasan pengembangan jeruk di Kabupaten Lebong. Target dari membangun perdesaan melalui inovasi pertanian adalah untuk mendukung visi pembangunan pertanian menuju terwujudnya pertanian unggulan berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian, nilai tambah, daya saing eksport dan kesejahteraan petani (Hendayana, 2011). 9. DASAR PERTIMBANGAN : Untuk mempercepat penyampaian inovasi teknologi ke pengguna, perlu dilakukan berbagai cara antara lain melalui model pengembangan pertanian pedesaan (M-P3MI). M-P3MI adalah
merupakan suatu program pengembangan model
pembangunan pertanian melalui inovasi dalam kawasan spesifik lokasi berbasis sumberdaya lokal dengan pendekatan agribisnis (Badan Litbang Pertanian, 2011a) Dalam mendukung pelaksanaan M-P3MI perlu dibangun melalui spectrum
dissemination multi channel
(SDMC) untuk memperkuat sistem diseminasi inovasi
pertanian dan sekaligus mendukung eksistensi kelembagaan penyuluhan (Badan Litbang Pertanian, 2011b). SDMC merupakan upaya Badan Litbang Pertanian dalam mempercepat dan memperderas diseminasi informasi dan inovasi pertanian melalui berbagai media dan saluran komunikasi. SDMC bertujuan untuk meningkatkan adopsi inovasi pertanian oleh pengguna. Inovasi teknologi yang akan di diseminasikan dalam unit percontohan M-P3MI pada tahun 2013 meliputi PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen/pengolahan hasil. Teknologi tersebut merupakan teknologi yang matang dan siap digunakan pada skala pengembangan serta mempunyai potensi untuk memberikan dampak terutama dampak produksi yang tinggi. Diharapkan melalui M-P3MI dengan SDMC nya, kawasan pengembangan jeruk di Kabupaten Lebong dapat bebas dari penyakit-penyakit penting, khususnya penyakit CVPD sehingga kebun jeruk dapat berproduksi optimal. Selain itu petani juga memperoleh hasil sampingan (nilai tambah) yang berasal dari produk olahan.
10.PERKIRAAN KELUARAN Keluaran Jangka Panjang 1. Terjadinya percepatan transfer teknologi pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat (PTKJS), budidaya dan pasca panen jeruk di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. 2. Diperolehnya peningkatan kadar adopsi inovasi teknologi pertanian oleh pengguna sehingga terjadi peningkatan produksi dan kualitas komoditas unggulan di kawasan pengembangan jeruk
serta nilai tambah dari inovasi teknologi pengolahan hasil
pertanian 3. Terjadinya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani jeruk 4. Diperolehnya bahan yang dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan daerah untuk kawasan pengembangan jeruk. Keluaran Tahun 2013: 1. Terintroduksinya 2 paket inovasi teknologi jeruk dari Badan Litbang Pertanian kepada pengguna (PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen) di kawasan pengembangan jeruk 2. Diperolehnya 30 % pengguna (petani jeruk) yang mempunyai minat terhadap teknologi PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen jeruk 3. Diperolehnya umpan balik dari stake holder dan pengguna untuk menyempurnakan model pengembangan pertanian perdesaan berbasis jeruk. 11. PROSEDUR PELAKSANAAN a.
:
Waktu Tempat Kegiatan ini merupakan kegiatan multi years (3 tahun) yang dimulai pada tahun
2013. Lokasi M-P3MI berbasis jeruk akan dilaksanakan di Kelurahan Rimbo Pengadang kecamatan Rimbo Pengadang Kabupaten Lebong. b. Cakupan Kegiatan Cakupan kegiatan tahun 2013 meliputi : 1) identifikasi petani kooperator dan teknologi pertanian yang dibutuhkan melalui FGD; 2) penyusunan rancang bangun MP3MI berbasis jeruk; 3) demfarm pengelolaan terpadu kebun jeruk sehat, teknologi budidaya jeruk dan pasca panen; 3) demonstrasi teknologi pasca panen jeruk dan pengolahan hasil ; 4) pertemuan/sosialisasi/temu lapang; 5) penyebaran informasi
teknologi melalui media cetak (buku/panduan/leaflet/brosur/komik/koran) dan media elektronik (pemutaran film/ CD, siaran pedesaan RRI) dan 6) pembinaan kinerja kelompok tani di kawasan pengembangan jeruk. c.
Tahapan Kegiatan
1.Persiapan Penyusunan proposal, seminar proposal Koordinasi dengan stake holder instansi terkait (Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kab. Lebong, BP4K dan BP3K) pada awal kegiatan Identifikasi teknologi yang dibutuhkan melalui FGD untuk menentukan lahan percontohan dan petani kooperator. Petani sasaran adalah petani jeruk di kawasan pengembangan jeruk Kel. Rimbo Pengadang Pemantapan lokasi. Luas lahan demfarm 3-4 ha dalam 1 kawasan Menentukan dan menyusun paket teknologi jeruk (PTKJS, teknologi budidaya dan pasca panen jeruk) yang akan diterapkan sesuai dengan permasalahan yang ada (pertemuan tim, petugas lapang dan petani kooperator) Menyusun juklak untuk M-P3MI berbasis jeruk Menyusun rancang bangun M-P3MI dan sosialisasi rancang bangun MP3MI berbasis jeruk kepada stakeholder instansi terkait, pengusaha/swasta, petugas lapang dan petani kooperator. 2.Pelaksanaan: Implementasi pembuatan demfarm PTKJS, teknologi produksi dan pasca panen jeruk. PTKJS yang meliputi lima komponen teknologi, yaitu : (1) menggunakan bibit jeruk berlabel bebas penyakit, (2) mengendalikan serangga penular CPVD D. citri secara cermat, (3) melakukan sanitasi kebun secara cermat, (4) memelihara tanaman secara optimal, (5) konsolidasi pengelolaan kebun. Pertemuan kelompok tani dilaksanakan setiap bulan untuk meningkatkan kinerja kelompok Temu lapang dilaksanakan 2 kali dengan materi PTKJS (pada triwulan ke-2) dan Budidaya dan Pasca Panen Jeruk (pada triwulan ke-3) dengan sasaran peserta masing-masing 40 orang. Demonstrasi/peragaan pengolahan hasil (produk olahan) direncanakan pada triwulan ke-4.
Penyebaran informasi melalui media elektronik meliputi pemutaran film/VCD tentang inovasi teknologi. Dilaksanakan sebanyak
2 kali pada kelompok tani jeruk pada
triwulan 2. Penyebaran informasi melalui media cetak meliputi buku/komik 3 judul (Buku Teknnologi Produksi Jeruk Gerga (RGL), buku Pengelolaan OPT jeruk, komik PTKJS), leaflet budidaya jeruk, leaflet pasca panen, dan surat kabar. Sasarannya adalah kelompok tani jeruk di wilayah Kel. Rimbo Pengadang. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap yaitu pada triwulan 2, 3 dan 4. Menyebarkan kuesioner untuk mengetahui respon petani terhadap: 1) inovasi teknologi yang didiseminasikan; 2) metode diseminasi yang digunakan serta 3) dampak kegiatan MP3MI pada penerapan teknologi (tingkat adopsi) oleh pengguna direncanakan pada triwulan ke-4. Parameter yang diukur untuk mengukur keberhasilan M-P3MI dalam mempercepat transfer teknologi inovasi jeruk meliputi:
Keterlibatan dinas/instansi terkait
Jumlah adopter komponen teknologi budidaya ( pemupukan, pemangkasan, PHT), pasca panen jeruk dan PTKJS
Luas areal pertanaman jeruk yang menerapkan inovasi teknologi
Respon petani terhadap1) inovasi teknologi yang didiseminasikan; 2) metode diseminasi yang digunakan serta 3) dampak kegiatan M-P3MI pada penerapan teknologi (tingkat adopsi). Metode
analisis
yang
digunakan
adalah
analisis
before-after
untuk
membandingkan: (1) jumlah adopter inovasi teknologi dan (2) luas areal pertanaman jeruk yang menerapkan inovasi teknologi. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis keterlibatan dinas/instansi terkait dan analisis statistik Chi Square untuk melihat respon petani. 3. Pelaporan Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan MP3MI berbasis jeruk dilakukan setiap bulan (Laporan Bulanan), pada pertengahan tahun (Laporan Tengah Tahun) dan akhir tahun (Laporan Akhir Tahun).
12. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN Rincian anggaran kegiatan M-P3MI berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong selama 1 tahun. No. Mata Anggaran 1. Honor output kegiatan Honor Petani 2.
3
4
5
Belanja Bahan Sarana Produksi Demplot dan Bahan Pendukung lain ATK, Komputer Suplies, Bahan Informasi, Penggandaan, Bahan Diseminasi
Volume
Harga Satuan
200
25.000
Jumlah (Rp) 5.000.000 5.000.000 29.300.000
1
25.300.000
25.300.000
1
4.000.000
4.000.000
Belanja Barang Non Operasional lainnya FGD/sosialisasi/pertemuan petani Temu Lapang Pengiriman, porto Percetakan bahan informasi Fotocopy referensi,kuesioner Konsinyuasi Tranport petugas Sewa kendaraan Dokumentasi Pelaporan
10 2 1 1 1 1 50 6 1 2
1.000.000 5.000.000 500.000 3.000.000 750.000 2.000.000 100.000 400.000 1.750.000 750.000
10.000.000 10.000.000 500.000 3.000.000 750.000 2.000.000 5.000.000 2.400.000 1.750.000 1.500.000
Belanja jasa Profesi Narasumber/Pengarah Analisa Lab
6 1
500.000 2.000.000
5.000.000 3.000.000 2.000.000
5
5.000.000
68.800.000 25.000.000
120
365.000
Belanja Perjalanan Lainnya Perjalanan ke pusat (Jakarta, Bogor, Balitbu, Balitjestro) Perjalanan kekabupaten Total
41.900.000
43.800.000 145.000.000
13. RENCANA OPERASIONAL
No.
Kegiatan
1.
Persiapan: Desk study / pengumpulan data sekunder Penyusunan proposal, RODHP dan juklak FGD Pemantapan lokasi Penyusunan rancang bangun MP3MI Pelaksanaan: Implementasi inovasi teknologi Temu Lapang Penyebaran informasi Demonstrasi pengolahan hasil Pembinaan kelompok tani Pengolahan data pelaporan
2.
3. 4.
Bulan 1 x
2 x
3 x
4
5
6
7
8
9
10
11
12
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x x
x x
x x
x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x x
x
x
x
x
x x
x x
DAFTAR PUSTAKA Asaad, M., Warda, Sahardi. 2006. Kajian Keragaan Teknologi dan Dampak Serangan Penyakit CVPD pada Tanaman Jeruk Siam Malangke. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia Batu, 28 – 29 Juli 2005: hal.253-256. Badan Litbang Pertanian. 2011a. Panduan Umum Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (M-P3MI). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 2011b. Pedoman Umum Spectrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. BPS. 2011. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Dwiastuti, M. E., A. Triwiratno, O. Endarto, S. Wuryantini, dan Yunimar. 2011. Panduan Teknis Pengenalan dan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Jeruk. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Pusat Penelitian Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian. Endarto, O., A. Supriyanto, S. Wuryantini, A. Triwiratno. 2006. Evaluasi Penerapan Pengelolaan Terpadu Kebun Jeruk Sehat (PTKJS) pada Daerah Endemis CVPD (Evaluation on Integratied Management for Healthy Citrus Orchards (IMHCO) at CVPD Endemik. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika Indonesia Batu, 28 – 29 Juli 2005:hal.277-295. Hendayana, R. 2011. Mempercepat Pembangunan Perdesaan dengan Pertanian.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2011/02/13/ mempercepat-pembangunan-perdesaan-dengan-inovasi-pertanian/[22 2011]
Inovasi Juni
Suwantoro, B. 2010. Mengenal jeruk rimau gerga lebong lebih dekat. Balai benih hortikultura Rimbo Pengadang. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lebong.
Lampiran 1. Tim Kegiatan M-P3MI Berbasis Jeruk di Kabupaten Lebong
No
Penjab Kegiatan/ Anggota Peneliti/Gelar
NIP
Bidang Keahlian
Jenjang Fungsional
Alokasi waktu (%)
1
Ir. Sri Suryani M. Rambe, M.Agr
19630805 198703 2 007 Ilmu Tanah
Penyuluh Pertanian Madya
20
2
Wilda Mikasari,
19690812 199803 2001
Teknologi Hasil Pertanian
Peneliti Muda
10
STP,MSi 3
Kusmea Dinata,SP
19831024 201101 1 001 Hama Penyakit Tanaman
Calon Peneliti
20
4
Irma Calista ST
19810716 200501 2 002 Ilmu Kimia
Calon Peneliti
20
5
Rizal Effendi
19720605 200003 1 001 SLTA
Administrasi
10