PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
Sesi : PEMUPUKAN SPESIFIK LOKASI
Tujuan Berlatih : Setelah selesai berlatih peserta dapat : 1. Menentukan dosis pemupukan spesifik lokasi 2. Menyiapkan pupuk 3. Melakukan pemupukan Waktu : 4 jam pelajaran @ 45 menit ( teori 1 JP, Praktek 3 JP)
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman yang jika diberikan ke pertanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Sedangkan pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/tanaman untuk dan atau mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi. Setiap lahan membutuhkan pupuk yang berbeda, sehingga perlu dilakukan penghitungan kebutuhan pupuk. Perhitungan kebutuhan pupuk dapat menggunakan petak omisi, Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) atau Kalender Tanam (KATAM). Petak omisi digunakan di lahan sawah. Prinsip kerja PUTK adalah mengukur hara P, dan K tanah yang terdapat dalam bentuk tersedia secara semi kuantitatif. Penetapan P dan pH dengan metode kolorimetri (pewarnaan). Hasil analisis P dan K tanah selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan P dan K spesifik lokasi. Prinsip KATAM, SMS harus lengkap sesuai dengan ketentuan baik nomer yang dituju maupun isi sms yang dikirimkan
Kegiatan 1. Pemupukan Spesifik Lokasi
Sasaran kegiatan ini adalah menentukan pemupukan spesifik lokasi mengan menggunakan petak omisi atau Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) atau kalender Tanam (KATAM), persiapan pupuk dan melaksanakan pemupukan Langkah Kegiatan Langkah kegiatan I. Menentukan dosis pemupukan spesifik Lokasi 1. Petak Omisi Langkah 1
2. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Langkah 1
Uraian
1. Pelajari hasil pengujian petak omisi, misal penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalian Organis me Pengganggu Ta naman (OPT) 2. Diskusikan dalam ke lompok data petak omisi 3. Presentasikan hasil diskusi 4. Simpulkan hasil presen tasi
Perang kat Uji Tanah Kering (PUTK)
1. Pelajari petunjuk penggunaan PUTK 2. Ambil contoh tanah kurang lebih sebanyak ½ sendok stainless dimasukan ke dalam tabung reaksi.
Alat bantu
Petak omisi
3. Tambahkan pengekstrak dan diaduk hingga tanah dan larutan menyatu homogen dengan pengaduk kaca
4. Lakukan penambahan pengekstrak sesuai dengan urutannya.
5. Diamkan sekitar + 10 menit hingga timbul warna. Warna yang muncul pada larutan jernih dibaca/ dipadankan dengan bagan warna yang disediakan. 6. Kelompokkan Status hara P, dan K tanah menjadi 3 kelas status yaitu Rendah, Sedang, dan Tinggi, Corganik dibuat 2 kelas, yaitu < 3 % rendah dan > 3 % sedang.
7. Rekomendasi pemupukan P, K, C-organik dan kebutuhan kapur ditentukan sesuai dengan bacaan status hara hasil pengujian. 8. Masukkan data rekomendasi pada form
3. KATAM (Kalender tanam) 1. Semua peserta pelatihan menyiapkan HP (semua jenis HP) tidak dibatasi merk tertentu
2. Semua peserta pelatihan melakukan SMS ke Nomor 082123456500 atau 081 235 651 111 dengan cara ketik : INFO_PUPUK_KEDELAI TUNGGAL_NAMA KECAMATAN Contoh Info pupuk kedelai tunggal Ciasem 3. Baca balasan dari SMS yang anda kirim, apabila anda berhasil 4. maka balasan sms adalah sebagai berikut : Rekomendasi pupuk kedelai di kecamatan Ciasem Kabupaten Subangr : 1). Tanpa pupuk organik jerami Urea : 50 Kg/Ha, SP 36 : 75 Kg/Ha, KCl : 75 Kg/Ha 2). Dengan kompos jera mi 2 ton, Urea : 30 Kg/Ha, SP 36 : 75 Kg/Ha, KCl : 25 Kg/Ha 3) Dengan pupuk organik 2 ton, urea : 25 kg,/Ha SP 36 : :25 kg/ Ha KCl : 55 Kg/Ha
II. Menyiapkan pupuk Langkah 1
Menyiapkan pupuk Urea, SP 36 dan KCl :
Urea
SP36
KCl
III. Melaksanakan pemupukan Langkah 1
1. Timbang pupuk sesuai dengan dosis yang telah dihitung
2. Laksanakan pemupukan dasar bersamaan dengan tanam atau 3 - 5 hari setelah tanam dengan cara di tugal, jarak antara 7-10 cm dari lubang tanam Penugalan dilaksanakan kanan dan kiri tanaman kedelai; Sebelah kiri dimasukkan pupuk urea. Sebelah kanan dimasuk kan pupuk SP 36 dan KCl
Setelah pemupukan tutup dengan tanah 3. Laksanakan pemupukan susulan tanaman kedelai (pemupukan ke dua) umur tanaman 20-30 hari setelah tanam de ngan cara ditugal di sekitar tanaman kedelai pada jarak kurang lebih 10 cm dari tanaman.
Kegiatan 2. Refleksi Kegiatan Praktek
Sasaran kegiatan ini peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek, sehingga memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut. 1.
Dskusikan hasil praktek dalam kelompok berkaitan dengan produksi dan mutu. Tuangkan pada tabel 1.
2.
Presentasikan hasil diskusi kelompok
3.
Simpulkan hasil presentasi
Tabel 1. Pengaruh pemupukan spesifik lokasi terhadap produksi dan mutu hasil No
Kegiatan
I.
Menentukan dosis pemupukan
II
Menyiapkan pupuk
III.
Melaksanakan pemupukan
Pengaruh terhadap produksi
Pengaruh terhadap mutu
Kesimpulan
Kegiatan 3 : Rencana Aksi
Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi pemupukan spesifik lokasi di wilayah masing-masing Langkah kegiatan Langkah kegiatan Langkah ke 1
Langkah ke 2
Uraian
Alat bantu
Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang pemupukan spesifik lokasi Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan panen dan pasca panen di wilayah masing-masing)
Tabel 2
Tabel 2 Rencana aksi perbaikan panen dan pasca panen di wilayah masing-masing No I
II
Kegiatan yang akan diperbaiki Menentukan dosis pemupukan
Waktu
Tempat
Pelaksana
Keterangan
Menyiapkan pupuk
Melaksanakan pemupukan
.........................: Penyusun
2015
....................................................
Lembar Informasi Catatan : Apabila saudara memerlukan informasi silahkan baca pada lembar informasi ini. I.
PENDAHULUAN Pupuk adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdapat 16 unsur hara, yaitu Hidrogen ( H), Osigen (O), Carbon (C) Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S),
Mangan
(Mn), Boron (Bo), Molibdenum (Mo), Kopper (Ko), Zing (Zn), Khlor (Kh), Silicon (Si) Pemupukan adalah proses pemberian pupuk, dimana pada saat pemberian pupuk perlu memperhatikan 6 (enam) tepat dinamakan 6 T, yaitu tepat : Jenis, jumlah (dosis), waktu, cara, tempat dan harga Oleh karena itu dengan 6 T maka diharapkan pertumbuhan tanaman baik dan produksi
sesuai
dengan
target
yang
diharapkan.
Berdasarkan
kandungannya dikenal pupuk tunggal (Urea, ZA, TSP, KCL) dan majemuk (NPK), berdasarkan proses terjadinya dikenal pupuk alami (pupuk organik : kompos), dan pupuk buatan, berdasarkan bentuknya pupuk cair dan pupuk padat. Adanya variasi pupuk ini, maka pemupukan perlu memperhatikan 6 (enam) tepat tersebut. Hati – hati pemberian unsur hara
N
yang berlebihan, karena
penggunaan unsur hara N yang berlebihan bukan meningkatkan produksi tanaman kedelai tetapi buah kempes, biji tidak berkembang sebagai mana mestinya, ini disebabkan tanaman kedelai mempunyai bintil akar yang mengandung bakteri Rhizobium berperan mengikat N dari udara. Artinya tanaman kedelai sudah mempunyai unsur hara N. Dengan demikian penggunaan Urea, ZA yang mengandung unsur perlu diperhatikan jangan berlebihan. II.
MENENTUKAN DOSIS PEMUPUKAN 1. Penentuan dosis pemupukan Menentukan dosis pemupukan dapat menggunakan salah satu cara sebagai berikut : 1.1. Petak Omisi Petak omisi dapat menjadi acuan dalam melaksanakan
pemupukan sesuai dengan kondisi daerah yang akan ditanami kedelai. Sebagai contoh hasil pengujian pemupukan tertentu baik pada daerah
tertentu,
maka
petani
daerah
tersebut
dapat
menggunakan acuan tersebut. 1.2. Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK). PUTK merupakan alat uji tanah kering untuk penetapan pupuk mengandung unsur P, K, dan kebutuhan bahan organik, pH dan kebutuhan kapur. PUTK ini ditujukan untuk komoditas padi gogo, jagung, dan kedelai. 1.3. KATAM (Kalender tanam) Melalui informasi KATAM dapat diketahui kebutuhan pupuk dengan mellui SMS ke Litbang Pertanian dengan menulis cara Info pupuk kedelai tunggal kecamatan Contoh Info pupuk kedelai tunggal Bojongpicung Dikirim ke no tilp 082123456500 atau 081 235 651 111 Akan menerima jawaban SMS 1). Ucapan terimaksih agar menunggu Apabila memperoleh jawaban ini mungkin anda salah atau kondisi sedang sibuk banyak yang SMS, cek dan kirim lagi usahakan pada saat tidak sibuk 2). Langsung diperoleh jawaban maka balasan sms adalah sebagai berikut : Rekomendasi pupuk kedelai di kecamatan Ciasem Kabupaten Subang :
Tanpa pupuk organik jerami Urea : 50 Kg/Ha,
SP 36 : 75 Kg/Ha,
KCl : 75
Kg/Ha
Dengan kompos jerami 2 ton, Urea : 30 Kg/Ha, SP 36 : 75 Kg/Ha,
KCl : 25
Kg/Ha
Dengan pupuk organik : 2 ton, Urea : 25 kg/Ha, SP 36 :
25 kg/Ha, KCl : 55
Kg/Ha Jawaban ini dapat digunakan sebagai acuan pemupukan
walau baru tingkat Kecanatan. 2. Perhitungan jumlah pupuk per lubang tanam Pehitungan jumlah pupuk per lubang harus diketahui luas areal, jarak tanam, jumlah biji per lubang dan rekomendasi yang menjadi acuan. Misal : rekomendasi yang digunakan dari KATAM tanpa pupuk organik jerami Urea : 50 Kg/Ha, SP 36 : 75 Kg/Ha, KCl : 75 Kg/Ha Luas lahan : 1 Ha = 10.000 m2. Jarak tanam 40 cm = 0.40 m2 15 cm = 0.15 m2 0.40 X 0.15 = 0.060 Jumlah Lubang = 10.000
= 166.667 lubang tanam
0.060 Pupuk yang diberikan tanpa kompos jerami dan kompos, jadi Urea
: 50 kg/Ha = 50.000 gram
SP 36 : 75 Kg?ha = 75.000 gram KCl
: 75 Kg/Ha = 75.000 gram
Jadi per lubang tanam Urea
: 50.000 gram = 0.3 gram = 1/15 sendok teh 166.667
= sejumput
SP 36 : 75.000 gram = 0.45 gram = 1/10 sendok teh 166.667 KCl
= 1 ½ jumput
: 75.000 gram = 0.45 gram = 1/10 sendok teh 166.667
=1½
jumput
Pemupukan 2 Kali jadi ukuran tersebut dibagi 2 (dua) 1 sendok teh : 5 gram 3. Keragaan Fisik tanaman kahat dan kelebihan 12nsure hara dalam tanah Kekurangan atau kelebihan 12nsure hara dalam tanah dapat mengganggu pertumbuhan kedelai. Kekurangan hara N,P,K dapat mempengaruhi pertumbuhan kedelai apabila ketersediaannya dalam tanah tidak seimbang yaitu antara lain 3.1. Nitrogen (unsur N) 1). Kekurangan Nitrogen
Kekurangan unsur N menyebabkan pertumbuhan tanaman kedelai terhambat dan kadar klorofil turun, sehingga tanaman pucat. Daun-daun sempit, gugur (mulai daundaun tua), kemudian mati. Sekitar 50% dari nitrogen di dalam tanah berasal dari penambatan oleh rizobium (Rhizobium). Tanah berkadar kurang dari 0,1% N perlu dipupuk nitrogen, terutama waktu tanaman masih muda. Untuk daerah yang baru dibuka sebelum ditanam, benih perlu dicampur dengan inokulum rizobium, misalnya Legin.
Gambar : Kahat nitrogen pada stadia pertumbuhan awal (kiri pupuk NPK, kanan tanpa nitrogen)
Gambar : perbandingan kadar nitrogen dengan warna daun (L = nitrogen; M = nitrogen cukup (sehat); dan H = kelebihan nitrogen
2). Kelebihan Nitrogen Kelebihan
nitrogen
menyebabkan
pertumbuhan
tanaman terlalu subur dengan daun berwarna hijau tua dan perkembangan akar kurang baik. Bintil akarnya sedikit. Nisbah pucuk/akar besar. Hal ini menyebabkan ketidak seimbangan
antara
serapan
air
dan
transpirasi,
sehingga tanaman mudah layu. Terjadi gangguan diferensiasi sel pada titik tumbuh sehingga daun salah bentuk.
Diantaranya
tulang
daun
kekuningan. 3.2. Fosfat (P) Kekurangan fosfat dalam tanah menyebabkan :
timbul
warna
1)
tanaman kerdil
2)
daun-daun kecil
3)
daun berwarna hijau tua
4)
daun tua menunjukkan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya.
5)
pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil
6)
pembentukan akar kurang baik dan bintil akar sering tidak terbentuk.
Gambar : gejala kekurangan fosfat yang berat, batang pendek, daun tua menguning dan segera rontok
Gambar : gejala visual pada stadia awal, terlihat warna daun hijau gelap. Pada stadia berikutnya, tulang-tulang daun berwarna kekuningkuningan
3.3. Kalium (K) Kalium dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Kekurangan kalium dalam
tanah menyebabkan tanaman :
1)
mudah layu,
2)
tampak pada daun tua dimulai dengan klorosis pada tepi daun,
3)
dalam keadaan parah, gejala klorosis meluas sampai mendekati pangkal
daun dan tampak pula pada daun
muda 4)
dalam keadaan lanjut, timbul nekrosis dan daun-daun gugur. Gejala khas yang dapat dilihat adalah batas yang tampak jelas antara klorosis atau nekrosis dengan jaringan sehat yang berwarna hijau. Perbandingan N/K sangat penting dalam metabolisme tanaman. Dalam keadaan perbandingan
N/K yang tinggi, kadar senyawa nitrogen dengan berat molekul rendah meningkat seperti asam amino dan amida, dan tanaman menjadi lebih peka terhadap penyakit dan hama.
Gambar : kadar kalium Gambar : gejala pertama dalam tanah sangat rendah tampak pada daun tua, kemudian pada daun-daun muda 3.4. Kalsium (kapur) = Ca 1). Kekurangan kalsium : akarnya pendek-pendek dan sering kali ujungnya busuk, batang kurang kuat, daun-daun salah bentuk, kadang-kadang keriting atau nekrosis. 2). Kelebihan kalsium Kelebihan kalsium, seperti pada tanah berkapur, dapat merangsang timbulnya kekurangan kalsium dan unsur mikro, sepertti besi, boron, seng, tembaga dan mangan. Pemberian kapur yang berlebihan pada tanah masam dapat menimbulkan masalah seperti tersebut di atas. Kelainan hara dapat timbul karena kelebihan kalsium, seperti terjadi pada tanah berkadar kalsium karbonat tinggi, pengapuran yang berlebihan pada tanah masam atau terjadinya akumulasi garam kalsium, baik melalui aliran kapiler, maupun karena tidak adanya pencucian yang intensif. 3.5. Magnesium (Mg) Magnesium merupakan bagian dari klorofil, pektin dan fitin.
Magnesium ditandai mula-mula timbul pada daun tua dengan gejala klorosis interveinal. Warna klorosis dimulai pada pinggir daun yang berangsur-angsur masuk ke dalam dengan tulang-tulang daun tetap hijau. Dalam keadaan kekurangan magnesium yang berat daun gugur muda, pertumbuhan terhambat dan produksi rendah. Kekurangan magnesium dapat diatasi dengan : 1)
Pemupukan melalui tanah dan daun dengan garam magnesium, seperti Kiserit (MgSO4).
2) Dapat digunakan 0,5% MgSO4 untuk menyemprot tanaman 3) Pada tanah masam, pupuk organik dan dolomit dapat digunakan. 3.6. Besi (Fe) Kekurangan besi Besi berperan sebagai katalis dalam tanaman dan berperan dalam
berbagai
proses
redoks,
seperti
respirasi,
fotosintesis, dan reduksi nitrat. Besi juga penting dalam pembentukan klorofil. Dalam tanah banyak terdapat unsur besi, hanya ketersediaannya pada tanah sangat rendah. Pada tanah berkapur dan berkadar fosfat tinggi, dapat timbul kekurangan besi, karena dalam keadaan demikian besi mengendap. Di samping kekurangan besi karena difiksasi oleh tanah, kekurangan dapat timbul karena kadar kapur, mangan, dan tembaga yang tinggi dalam tanaman. Keadaan ini disebut kekurangan besi fisologis. Kekurangan besi pada tanaman ditandai oleh : 1)
daunnya kecil-kecil, berwarna kuning pucat, seringkali berubah 16amper putih,
2)
pada klorotik parah, warna hijau pada tulang-tulang daun yang halus hilang,
3)
pada klorosis interveinal, terdapat batas yang jelas di mana tulang daun tetap hijau, sedangkan di antara
tulang daun-daun berwarna hijau pucat atau kuning. Kekurangan besi dapat diatasi dengan penyemprotan Fe-khelat, seperti Fe-EDTA terutama pada waktu tingkat kekurangannya masih ringan. Keracunan besi Pada umumnya besi yang larut dalam tanah sangat rendah dibandingkan dengan kadar besi total. Namun pada tanah tergenang seperti sawah Fe3+ (feri) direduksi menjadi Fe+ (fero) sehingga besi yang tinggi dapat menimbulkan keracunan yang sering dialami oleh padi sawah dan kedelai yang ditanam setelah padi sawah di mana tanahnya masih terlalu basah. Keracunan besi dapat menghambat berbagai kegiatan seperti respirasi, fotosintesa, reduksi nitrat dan sintensis klorofil. Tanaman kedelai yang mengalami keracunan besi pada umumnya : a)
tumbuhnya terhambat, disertai adanya bercakbercak coklat tua pada daun,
b)
dalam keadaan parah, daun berwarna kecoklatan dan terjadi nekrosis pada tepi daun, akhirnya daun berbentuk seperti mangkuk. Keracunan
besi
dapat
diatasi
dengan
cara
membuat parit-parit/saluran air di sekeliling petakan atau dibuat guludan untuk pertanaman kedelai. 3.7. Keracunan Mangan (Mn) Mangan diperlukan tanaman hanya dalam jumlah kecil. Mangan berperan dalam metabolisme nitrogen, respirasi, dan sintesa klorofil. Ada hubungan erat antara mangan dan besi, karena itu keseimbangan antara kedua unsur ini mutlak diperlukan agar dapat berperan secara optimal. Gejala keracunan mangan tampak pada daun tua, dimulai dengan terbentuknya noda-noda coklat kehitaman di sepanjang tulang daun.
Tanah ber-pH rendah pada umumnya berkadar mangan tinggi, keadaan ini dapat diperbaiki dengan pemberian bahan organik dan kapur. 3.8. Boron Boron diperlukan utuk pembelahan sel, perkecambahan tepung sari, pembentukan bunga, akar dan pengangkutan zat dalam tanah. Kekurangan boron mulai tampak dari pucuk. Daun pucuk menjadi kecil-kecil, tebal dan diikuti oleh mati pucuk. Kekurangan boron dapat diatasi dengan pemupukan boraks. Sedangkan kelebihan boron akan tampak pada daun tua yang ditandai dengan bercak-bercak nekrosis pada daun, dimulai dari ujung dan tepi daun berupa klorosis yang kemudian menjalar ke arah tulang daun utama. Pada ujung dan tepi daun kemudian timbul nekrosis, akhirnya seluruh daun menguning dan gugur sebelum waktunya. Akar-akar menjadi rusak dan mati. Keracunan boron dapat terjadi karena kemasaman tanah netral atau alkali, tanah yang diairi air irigasi berkadar boron tinggi, atau pemupukan boron yang berlebihan. 3.9. Aluminium (Al) Adanya aluminium yang berlebihan pada tanah masam, menyebabkan tanaman kedelai terganggu dan hasilnya rendah. Gejala awal keracunan aluminium biasanya tampak pada akar. Akar mengalami perubahan warna, percabangan akar tidak normal, pendek, dan akhirnya akar berhenti tumbuh. Gejala ini terlihat sebelum tampak bercak-bercak klorosis di antara tulang daun dan daun muda. Tulang daun tetap berwarna hijau. Pada gejala yang lebih parah tanaman menjadi kerdil dan daun berbentuk seperti mangkuk. Keracunan aluminium dapat diatasi atau dihindarkan dengan menaikkan pH tanah sampai batas normal dan mengurangi aluminium bebas di dalam tanah melalui
pengapuran
dan
pemupukan
dengan
bahan
organik
sebelum tanam. III.
PELAKSANAAN PEMUPUKAN 1. Dosis/Jumlah pupuk sesuai dengan hasil penetapan pemupukan dan perhitungan pupuk per lubang tanam 2. Waktu pemupukan Pemupukan dilaksanakan 2 (dua) kali, yaitu 0 – 5 HST (Hari setelah tanam)
2.1.
Pemupukan ke 1 :
2.2.
Pemupukan ke 2 : 20 – 30 HST
3. Tempat pemupukan 3.1.
Pemupukan ke 1 :
7- 10 cm dari tanaman
3.2.
Pemupukan ke 2 :
10 cm dari tanaman
4. Cara pemupukan Pemupukan dilaksanakan di tugal disebelah kanan dan kiri Sebelah kiri dimasukkan pupuk urea dan sebelah kanan untuk pupuk SP 36 dan KCl yang telah dicampur sebelumnya. Pupuk urea tidak di campur karena mempunyai sifat Hydrocopis yaitu mengikat air, Pupuk organik diberikan pada saat pengolahan lahan. IV. PENUTUP Penggunaan hasil petak Omisi, PUTK, informasi KATAM merupakan acuan dalam pemupukan, sehingga dengan prinsip 6 Tepat (6 T) akan meningkatkan produksi kedelai
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, 2000, Rakitan Teknologi Budidaya Padi, Jagung dan Kedelai, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Karangploso. Anonimous, 2008. Panduan SL – PTT Departemen Pertanian Anonimous. 2007. Panduan Umum PTT kedelai Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Kacang – kacangan dan umbi – umbian Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bambang Cahyono. 2007. Kedelai, Tehnik Budidaya dan Analisis Usahatani. Semarang: CV Aneka Ilmu. Rachman Hidayat, dkk, 2000. Teknologi Produksi Benih Kedelai. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.