Petunjuk Teknis REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
Penyusun Muljady D Mario Anas Zubair Aisyah Ahmad Tina Febrianti Fatmah Sari Indah Rony Pakaya
DEPARTEMEN PERTANIAN
Petunjuk Teknis
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi Oleh: Muljady D Mario, Annas Zubair, Aisyah Ahmad, Fatmah Sari Indah, Rony Pakaya, Tina Febrianti
Dewan Redaksi: Pengarah : Muljady D. Mario Pemimpin Redaksi : R.H. Anasiru Anggota : Andi Yulyani Fatwiwati Annas Zubair Dahlan Walangadi Yoshi Tri Sulistyaningsih Lay Out : Jaka Sumarno
Desain Cover : Jaka Sumarno
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo Jl. Kopi 270 Ds. Iloheluma Kec. Tilongkabila Kab. Bone Bolango Gorontalo 96183; Telp. (0435) 827627, Fax: (0435) 827627
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
E-mail
:
[email protected] [email protected] Website : www.gorontalo.litbang.deptan.go.id
KATA PENGANTAR Salah satu upaya peningkatan produksi padi dalam program intensifikasi pertanian adalah penggunaan pupuk yang berimbang dan rasional. Setiap wilayah memiliki karakteristik tanah yang beragam kaitannya dengan kandungan hara yang terdapat dalam tanah. BPTP Gorontalo bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah melakukan penelitian tentang karakterisasi sumber daya lahan di Provinsi Gorontalo Data yang diperoleh berupa status kesuburan tanah beserta rekomendasi pemupukan yang sesuai diaplikasikan di masing-masing wilayah yaitu tiap desa di Kecamatan di masing-masing Kabupaten di Provinsi Gorontalo. Semoga buku ini bermanfaat bagi pengguna, dan kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penyusunan buku ini.
Gorontalo, Juni 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
i
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo
Dr.Ir.
Muljady
D.Mario
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar.......................................................................... ......... Daftar Isi...................................................................................... ...... Daftar Tabel................................................................................. ...... Daftar Lampiran.......................................................................... ....... I.
i
ii
2.1 Pengelolaan Hara N………………………………... 2.2 Pengelolaan Hara Kalium (K) ……………………………8 2.3 Pengelolaan Hara Posfat (P)……………………….. 2.4 Pupuk Organik……………………………………........... III. Penyusunan Rekomendasi Pemupukan........................................ 3.1 Rekomendasi Pemupukan Nitrogen (N)............................. 3.2 Rekomendasi Pemupukan Posfat (P)................................. 3.3 Rekomendasi Pemupukan Kalium (K)...................... 3.4 Kebutuhan Pupuk Posfat dan Kalium dengan Penambahan Bahan Organik………………….......... Daftar Pustaka ................................................................................. ..
iii
iv Pendahuluan…………………………………………………….
II. Pengelolaan Hara Terpadu...........................................
1
Tanaman 5
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
ii
iii
…… 6
…… 11 13 15 15 18 ........ 20
........ 22
25
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL Lampiran 1. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan Urea untuk Tanaman Padi Sawah Menurut Cara Tanam dan Fase Tumbuh Berdasarkan Hasil Pembacaan BWD....................................................................... . Tabel 2. Rekomendasi Pemberian Pupuk P Untuk Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status Hara P Tanah.......................................................... Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Pupuk K Untuk Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status Hara K Tanah......................................................... Tabel 4. Penentuan Dosis Pupuk P Tanaman Padi Sawah.... Tabel 5.
Kabupaten Gorontalo................................................... Lampiran 2. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah 18
Kabupaten Pohuwato...................................................
20
32
Lampiran 3. Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Kabupaten Bone
21 23
Bolango.............................................
Penentuan Dosis Pupuk K Tanaman Padi
Sawah.....
27
24
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
iv
v
35
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
I. PENDAHULUAN Luas
panen
tanaman
padi
di
Provinsi
Gorontalo pada tahun 2005 adalah 37.831 ha dengan produktivitas 4,430 ton/ha. Pada umumnya terjadi penambahan luas panen per tahunnya, dimana pada tahun 2001 luas panen 35.639 ha menjadi 37.831 ha pada tahun 2005. Namun penambahan luas panen tersebut tidak diikuti oleh peningkatan produktivitas tanaman padi. Bahkan terjadi penurunan rata-rata produksi padi sawah selama 5 tahun terakhir, yakni dari rata-rata 4,458 ton/ha pada tahun 2001, menjadi 4,430 ton/ha pada tahun 2005 (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2006). Penurunan
produktivitas
atau
rendahnya
peningkatan produksi padi sawah disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: 1) rendahnya produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan; 2) belum tersedianya rekomendasi
pemupukan
spesifik
lokasi
yang
didasarkan pada kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan tanaman; serta 3) tingginya kehilangan hasil akibat penanganan pasca panen yang tidak efisien. Kondisi ini diperparah lagi dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
vi
1
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
permasalahan rendahnya pendapatan petani padi
tersebut
sawah, akibat tidak adanya upaya untuk melakukan
kandungan hara P dan K dalam tanah dan keperluan
diversifikasi usaha tani untuk memperluas sumber
hara bagi tanaman padi, sehingga kurang efisien.
pendapatan.
Oleh karena itu, perlu diketahui berapa kandungan
Penggunaan pupuk di tingkat petani terus meningkat seiring dengan meningkatnya luas panen,
dilakukan
tanpa
mempertimbangkan
hara P dan K lahan sawah
agar penentuan dosis
pupuk lebih rasional.
dosis serta jenis pupuk yang digunakan dalam upaya
Penggunaan
pupuk
secara
rasional
dan
untuk meningkatkan produksi padi. Sampai saat ini
berimbang adalah salah satu faktor kunci untuk
pupuk belum digunakan secara rasional sesuai
memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan
kebutuhan
pertanian,
tanaman
serta
kemampuan
tanah
khususnya
di
daerah
tropis.
Dalam
menyediakan unsur-unsur hara, sifat-sifat tanah,
implementasinya, penggunaan pupuk secara rasional
kualitas air pengairan dan pengelolaannya oleh
dan berimbang perlu memperhatikan kadar hara di
petani. Kelebihan pemberian pupuk selain merupakan
dalam tanah, jenis dan mutu pupuk, dan keadaan
pemborosan dana, juga mengganggu keseimbangan
pedo-agroklimat,
unsur-unsur hara dalam tanah dan pencemaran
hara yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berproduksi
lingkungan, sedangkan pemberian pupuk yang terlalu
optimal. Pendekatan ini dapat dilaksanakan dengan
sedikit tidak dapat memberikan tingkat produksi yang
baik
optimal.
pemupukan berdasarkan pada hasil uji tanah dan
Sampai saat ini pemupukan P dan K untuk padi sawah masih bersifat umum yaitu sekitar 100150
kg
TSP/ha/musim
KCl/ha/musim
tanam.
tanam Penentuan
dan
100
mempertimbangkan
menguntungkan
jika
unsur
rekomendasi
analisis tanaman dengan menggunakan metodologi yang tepat dan teruji.
kg
rekomendasi
dan
serta
Rekomendasi
pemupukan
adalah
suatu
rancangan yang meliputi jenis dan takaran pupuk
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
2
3
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
serta cara dan waktu pemupukan untuk tanaman
apapun varietas padi yang ditanam apabila tidak
pada areal tertentu. Dampak yang diharapkan dari
ditunjang oleh lingkungan tumbuh perakaran yang
suatu rekomendasi pemupukan adalah tepat jenis,
baik, penampilan dan produktivitas tanaman padi
tepat takaran, tepat cara dan tepat waktu. Untuk itu
yang optimal sulit diperoleh (kartasasmita dan Fagi,
diperlukan metode uji tanah, analisis tanaman atau
1999).
metode pemupukan. Suatu hara ke dalam tanah akan
Upaya peningkatan produktivitas lahan sawah
mengubah keseimbangan hara lainnya. Dengan
melalui perbaikan status hara tanah dihadapkan pada
demikian, walaupun telah diketahui takaran pupuk
kendala belum tersedianya informasi rekomendasi
melalui
dalam
pemupukan yang rasional, Khususnya pemupukan P
penerapannya dapat terjadi penyimpangan meskipun
dan K masih didasarkan pada rekomendasi yang
pada tanah yang sama dengan lokasi percobaan.
bersifat
Penyimpangan tersebut akan lebih kecil daripada
kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan
rekomendasi yang makin detail.
hara tanaman. Padahal pada kenyataannya tidak
percobaan
pemupukan,
tetapi
umum
dan
belum
didasarkan
pada
semua lahan sawah memerlukan pupuk P dan K dalam jumlah yang sama, ada yang perlu banyak dan ada yang perlu hanya sedikit pupuk, bahkan ada pula Pengelolaan secara intensif
lahan sawah
tanah yang tidak memerlukan tambahan pupuk bila
irigasi selama ini kurang diikuti oleh penerapan
kadar
kaidah-kaidah
dan
menentukan dosis pupuk yang sesuai, perlu diketahui
produktivitas lahan. Eksploitasi lapisan olah tanah
status hara P dan K, dilanjutkan dengan penyusunan
secara intensif yang berlangsung bertahun-tahun
rekomendasi pemupukan spesifik lokasi.
pelestarian
kesuburan
haranya
sudah
sangat
tinggi.
menyebabkan deteorasi fisik-kimia tanah. Padahal,
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
4
5
Untuk
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
II. PENGELOLAAN HARA TANAMAN TERPADU
Melalui pengelolaan hara terpadu (Integrated
Sejalan dengan meningkatnya kepedulian
Plant Nutrien Management) yang ramah lingkungan,
masyarakat terhadap kesehatan dan pelestarian
diharapkan produktivitas lahan-lahan pertanian yang
lingkungan, maka teknologi peningkatan produktivitas
sudah
tanah dan tanaman harus ramah lingkungan agar
Pengelolaan
tanah dapat digunakan dalam jangka panjang. Maka
dioptimalkannya penggunaan pupuk organik dan
praktek eksploitasi sumberdaya lahan secara kimiawi
pupuk hayati disamping pupuk anorganik dalam
harus
upaya-upaya
proses produksinya. Hasil penellitian menunjukkan
meningkatkan penggunaan bahan organik untuk
bahwa pengelolaan hara terpadu dapat meningkatkan
mendorong
produksi tanaman secara berkelanjutan (Adimiharja
diminimalkan,
keragaman
sebaliknya
hayati
tanah
harus
ditingkatkan.
menurun
dapat
hara
ditingkatkan terpadu
kembali.
mensyaratkan
dan Adiningsih, 2000). Sebagai contoh, pemakaian
Keberadaan bahan organik tanah sangat
pupuk organik sebagai sumber N (legum, azolla,
berpengaruh dalam mempertahankan kelestarian dan
sesbania, crotalaria, dll) mempunyai manfaat ganda
produktivitas tanah serta kualitas tanah melalui
karena selain berfungsi sebagai sumber hara juga
aktivitas mikroba tanah dalam memperbaiki sifat fisik,
memperbaiki
kimia, dan biologis tanah. Sehingga dapat dikatakan
aktivitas biologi tanah. Namun dengan pendeknya
bahwa tanah dengan kandungan bahan organik
waktu bera antar musim tanam serta meningkatnya
rendah, akan berkurang daya sangganya terhadap
nilai ekonomis lahan sawah, maka praktek budidaya
segala aktivitas kimia, fisik, dan biologis tanahnya.
ini sudah ditinggalkan kecuali di beberapa daerah
Untuk memperbaiki kondisi tersebut perlu diupayakan
yang mempunyai intensitas tanam rendah.
peningkatan kualitas dan kuantitas bahan organik
2.1
struktur
tanah
dan
meningkatkan
Pengelolaan Hara Nitrogen (N)
dalam tanah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
6
7
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Hara N merupakan hara penyusun asam-
daun yang muda sehingga gejala kahat N terutama
asam amino, asam-asam nukleat, nukleotida, dan
nampak pada daun-daun yang lebih tua.
khlorofil.
Gejala kahat N pada tanaman
Hara
ini
mempercepat
pertumbuhan
tanaman (tinggi dan jumlah anakan), menambah luas
Kahat N pada tanaman padi paling mudah
daun dan tajuk tanaman, jumlah gabah permalai dan
diketahui di lapang. Tanaman nampak kekuning-
kandungan protein gabah. Dengan demikian, hara N
kuningan, pertumbuhan kerdil, tanaman kurus dan
berpengaruh
yang
anakan sedikit. Sebagian daun tua, kadang-kadang
berhubungan dengan hasil. Konsentrasi N pada daun
seluruhnya, berwarna hijau pucat, dan terjadi klorosis
sangat erat hubungannya dengan kecepatan proses
di ujungnya. Pada tanaman yang mengalami kahat N
fotosintesis dan produksi biomass. Pemberian hara N
yang parah, daun-daun mengering dan tanaman
menyebabkan kebutuhan tanaman akan hara lainnya
akhirnya mati. Kecuali daun muda yang lebih hijau,
seperti P dan K meningkat untuk mengimbangi laju
daun lainnya lebih sempit, pendek, kaku dan
pertumbuhan tanaman yang cepat.
berwarna hijau kekuningan. Kahat N sering terjadi
terhadap
semua
parameter
Unsur N diperlukan selama fase pertumbuhan tanaman, tetapi paling dibutuhkan pada awal sampai
pada fase krisis, yaitu fase anakan dan primordia, saat tanaman membutuhkan banyak N.
pertengahan fase anakan primordia bunga (Makarim
Gejala visual kahat N mirip dengan kahat S,
dan Ponimin, 1994). Persediaan N yang cukup pada
tetapi kahat S tidak umum dan gejala dimulai pada
fase
daun muda atau seluruh daun, juga mirip kahat Fe
generatif
diperlukan
untuk
memperlambat
penuaan daun, mempertahankan fotosintesis selama
tetapi kahat Fe mempengaruhi keluarnya daun.
pengisian gabah dan peningkatan protein gabah. H
2.2
mobile dalam tanaman, dapat ditranslokasikan dari
Pengelolaan Hara Kalium (K) Hara K dalam tanaman sangat mobile dan
mempunyai
fungsi
esensial
dalam
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
8
9
pengaturan
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
tekanan osmosis sel, aktivitas enzim, pH sel, keseimbangan kation-anion, pengaturan transpirasi pada
stomata
dan
transpirasi
asimilat
hasil
fotosintesis. Unsur K sebagai penguat dinding sel
Deskripsi gejala Kahat K §
Tanaman tumbuh kerdil (daun sempit, batang
terlibat dalam lignifikasi sklerenkim-jaringan dengan
pendek kecil), anakan sedikit jika kahat K parah
sel-sel berdinding tebal.
dan tanaman mudah rebah.
Kahat K menyebabkan terakumulasinya gula
§
sederhana (gula labil dengan berat molekul rendah), asam amino dan amina yang merupakan sumber
Gejala tanaman kekurangan K lebih jelas terlihat pada daun tua ke daun muda.
§
Daun tanaman berwarna hijau gelap, tepi daun
makanan yang cocok bagi patogen penyakit daun.
berwarna
Hara
dan
nekrosis coklat gelap muncul pertama-tama pada
kandungan klorofil daun dan memperlambat penuaan
ujung daun tua. Bila kahat K parah, ujung daun
daun, sehingga dapat meningkatkan fotosintesis
berwarna coklat kekuningan kemudian menjalar ke
kanopi dan pertumbuhan tanaman.
tepi daun hingga ke pangkal daun. Ujung daun
K
berfungsi
menambah
luas
daun
hijau
kekuningan
atau
bintik-bintik
Peranan K bagi tanaman antara lain adalah
dan tepi daun selanjutnya mengering. Gejala
memperbaiki daya toleransi terhadap kondisi iklim
kahat K muncul pertama kalinya pada daun tua,
yang kurang menguntungkan, kerebahan, ketahanan
daun bagian atas pendek, lemah, dan berwarna
terhadap hama dan penyakit (makarim dan Ismunadji,
hijau gelap/kotor. Garis-garis kuning kadang-
1991). Peningkatan hasil karena pemupukan K baru
kadang muncul di sepanjang tulang daun dan
terlihat jelas bila unsur lainnya seperti N dan P sudah
daun bagian bawah terkulai. Penuaan daun lebih
mencukupi bagi tanaman.
awal, daun layu, menggulung jika temperatur tinggi dan kelembaban rendah.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
10
11
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
§
Persentase gabah steril atau hampa tinggi, karena
§
Tanah miskin mineral K
viabilitas serbuk sari rendah dan translokasi
§
Tanah bertekstur kasar, KTK rendah, cadangan
§
karbohidrat terhambat. Bobot 1000 butir gabah isi
hara K rendah seperti di lahan kering masam
berkurang.
tanah ultisols atau oksisols dan tanah sawah
Perakaran
tidak
sehat
(akar
sedikit
dan
kebanyakan berwarna hitam), yang menyebabkan
terdegradasi. §
Tanah-tanah yang menghambat ketersediaan K
terhambatnya serapan hara lainnya. Produksi
bagi tanaman: (a) tanah sawah bertekstur liat
sitokinin dalam akar berkurang. Daya oksidasi
dengan kemampuan fiksasi K tinggi karena
akar lemah sehingga terjadi akumulasi senyawa
banyaknya mineral liat tipe 2:2 seperti ilit,
reduktif seperti fero yang berlebihan, akibatnya
vermikulit dan monmorilonit; (b) kandungan K
tanaman mudah keracunan besi.
tinggi tetapi (Ca Mg)/K rasio sangat besar,
Kondisi Pengelolaan yang berpeluang Kahat K atau
misalnya basa. Pada kondisi demikian, absorbsi K
Memerlukan Pupuk K:
pada sisi pertukaran kation cukup kuat sehingga
§
Pada sistem pertanaman yang intensif, karena
konsentrasi K dalam larutan tanah berkurang; (c)
kebutuhan hara meningkat.
tanah berdrainase buruk dan sangat reduktif,
Penggunaan pupuk N, atau N dan P berlebihan
dimana serapan K tanaman terhambat akibat
tanpa pupuk K
banyaknya senyawa H2S, asam-asam organik dan
Fase pertumbuhan awal tanaman padi pada
ion fero (Fe²
sistem perakaran dangkal
dengan kandungan K rendah.
§ § §
̟); (d) tanah organik (histodols)
Varietas-varietas padi yang memerlukan K dalam jumlah yang banyak, seperti padi hibrida.
2.3
Pengelolaan Hara Posfat(P)
Kondisi Tanah Berpeluang Kahat K
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
12
13
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Hara P merupakan penyusun esensial dari
menjadi coklat sebelum tanaman mati. Apabila
Adenosine Trifosfat (ATP), nukleotida, asam-asam
tanaman memproduksi anthocyanin, maka daunnya
nukleat dan fosfolipid. Fungsi utama hara ini adalah
berwarna merah atau ungu dan daun berwarna hijau
menyimpan
muda
dan
memindahkan
energi
yang
jika
secara
bersamaan
mengintegrasikan membran. Hara P yang banyak
kekurangan N.
diserap pada awal pertumbuhan tanaman dapat
Kondisi Tanah Berpeluang Kahat P
dipindah-ulangkan dikemudian hari. Hara
P
diperlukan
tanaman
juga
Pada tanah subur, tanaman padi sawah awal
umumnya tidak tanggap terhadap pemupukan, hasil
pertumbuhan dan bersifat sangat mobile dalam
padi tanpa pupuk P sudah tinggi karena kebutuhan P
jaringan
dalam
tanaman sedikit dan dapat terpenuhi dari tanah.
menunjang pertumbuhan akar, anakan, pembungaan,
Namun apabila ada masalah lain yang menyebabkan
dan pemasakan biji terutama bila temperatur udara
terhambatnya pertumbuhan akar tanaman, maka
rendah.
pemberian pupuk P dapat merangsang tanaman
tanaman.
Pupuk
P
Hara
tanaman
ini
sejogyanya
sejak
berfungsi
sudah
diberikan
sebelum tanaman menunjukkan gejala kekurangan
untuk responsif terhadap pupuk P (Makarim, 1992).
hara P. Penambahan P sangat dibutuhkan bila
Beberapa ciri tanah yang sering mengalami kahat P
perakaran belum tumbuh dengan baik dan suplai P
atau tanggap terhadap pemberian pupuk P adalah:
secara alami tidak mencukupi.
§
Tanaman yang kekurangan P lebih pendek, daun berwarna hijau gelap, anakan sedikit, batang
Tanah berstruktur kasar (pasir), berbahan organik rendah dan cadangan P rendah.
§
Tanah tua yang telah lama mengalami pelapukan,
tipis dan jumlah biji per malai lebih sedikit daripada
kandungan liat tinggi atau lahan kering dengan
tanaman normal. Bisa terjadi, daun muda terlihat lebih
kapasitas fiksasi P tinggi seperti Ultisols dan
sehat tetapi daun yang tua sudah berubah warnanya
oksisols.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
14
15
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
§
Tanah sawah terdegradasi
sebagian besar pupuk akan hilang dari lingkungan
§
Tanah berkapur, salin dan sodik
perakaran
§
Tanah vulkanis dengan kapasitas serapan P tinggi
pentingnya
seperti andisols.
kesuburan fisik, kimia dan biologi tanah, maka hara
§
Tanah gambut (Histosols)
harus dikelola secara terpadu dimana pemberian
§
Tanah sulfat masam dengan kandungan Al dan Fe
pupuk organik berdasarkan uji tanah dikombinasikan
aktif tinggi, sehingga P tidak tersedia.
dengan pemupukan anorganik.
(Go
ban
peranan
Hong,
1977).
bahan
organik
Mengingat terhadap
Menurut Irsal Las et al., 2003 dalam Panduan 2.4
Pupuk Organik
Teknis PTT Padi Sawah Irigasi sebagai acuan
Akibat penanaman secara terus-menerus dan
pelaksanaan
program
intensifikasi yang
bersifat
semua hasil panen diangkut keluar, maka sebagian
partisipatif serta berlandaskan pada pengembangan
besar lahan sawah berkadar bahan organik sangat
penggunaan teknologi pertanian secara dinamis dan
rendah (C-Organik<2%). Terdapat korelasi positif
spesifik lokasi, dalam 1 ha lahan sawah diperlukan 1-
antara
produktivitas
2 ton bahan organik, tergantung kondisi lahan. Petani
tanaman padi, dimana makin rendah kadar bahan
dianjurkan untuk membuat sendiri kompos campuran
organik makin
jerami padi, bahan hijauan, kotoran ternak, dan
kadar
bahan
rendah
organik
pula
(Adiningsih dan Rochyati,
dan
produktivitas
lahan
1988). Bahan organik
serbuk kayu.
berperan sebagai penyangga biologi sehingga tanah
Bahan
organik
berperan
penting
pada
dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang
kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur
untuk tanaman. Tanah miskin bahan organik akan
hara Posfat dan Kalium yang cukup tinggi, mencegah
berkurang kemampuan daya sangganya (buffer)
kahat unsur mikro; mencegah antagonisme akibat
sehingga efisiensi pupuk organik berkurang karena
pemberian pupuk yang tidak seimbang misalnya
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
16
17
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
kahat Zn pada tanah sawah yang menggunakan
karena dapat melindungi permukaan tanah dari
pupuk Posfat sangat intensif serta dapat mengubah
percikan air hujan. Pengomposan bahan organik dari
P-anorganik yang tidak tersedia menjadi P-organik
sisa tanaman dan kotoran ternak akan memperkecil
yang larut. Pengelolaan bahan organik pada tanah
volume bahan dasar dan mematangkan pupuk
sawah dapat dilakukan antara lain dengan: a)
sehingga hara segera tersedia bagi tanaman.
pengembalian jerami sisa panen; b) pemberian pupuk kandang; c) pemberian pupuk hijau; d) pemberian
III.
daun/ serasah tanaman.
PEMUPUKAN
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan,
PENYUSUNAN REKOMENDASI
3.1
Rekomendasi Pemupukan Nitrogen (N)
Bagan Warna Daun (BWD)
tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk
Bagan Warna daun (BWD) dapat digunakan
gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah
untuk menentukan kebutuhan pupuk N tanaman padi.
(pasar, rumah tangga dan pabrik), serta pupuk hijau.
Alat ini sederhana, mudah digunakan, tidak mudah
Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk sangat
rusak dan relatif murah. Tujuan penggunaan BWD
bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan
adalah untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk N
sangat beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar.
pada tanaman padi.
Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam
Pada BWD terdapat enam tingkat warna hijau, mulai
bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan.
dari hijau kekuning-kuningan (skala 1) hingga hijau
Pemakaian pupuk organik segar memerlukan jumlah
gelap (skala 6). Warna tersebut telah dikalibrasikan
yang banyak, sulit penempatannya, memerlukan
dengan
waktu dekomposisi lama. Namun demikian, hal ini
kecukupan hara N pada tanaman atau waktu yang
justru bermanfaat untuk konservasi tanah dan air,
tepat untuk pemberian pupuk N susulan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
18
19
klorofil meter sebagai petunjuk tingkat
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Skala Kritis
§
Skala
kritis
pembacaan
BWD
Setelah pemupukan N susulan, pembacaan BWD
untuk
dihentikan sementara dan dimulai lagi setelah 15
pemupukan N susulan adalah skala 3 untuk varietas-
hari berikutnya sampai tanaman mengeluarkan
varietas yang daunnya secara genetik berwarna hijau
malai.
muda (padi varietas aromatik, dsb) skala 4 untuk
§
Daun teratas yang telah membuka penuh dipilih
varietas indica umumnya, dan skala 5 untuk padi
sebagai status hara N tanaman. Warna helai daun
hibrida dan padi tipe baru.
bagian tengah dicocokkan dengan skala warna
Tanaman yang warna daunnya sama di bawah
pada BWD sehingga diperoleh nilai pembacaan
nilai kritis skala BWD menunjukkan bahwa tanaman
daun. Bila warna daun terletak di antara dua skala
kahat N, dan memerlukan pemberian pupuk N segera
BWD, maka nilai pembacaan adalah rata-rata dari
untuk mencegah penurunan hasil.
kedua skala warna tersebut. Misalnya warna daun
Petunjuk Penggunaan BWD
berada antara skala 3 dan 4 pada BWD, maka
§
Pembacaan
BWD
dimulai
15
hari
setelah
pemberian pupuk N basal, dan dilakukan setiap 5
§
§
Sewaktu melakukan pembacaan, daun tanaman
hari sekali. Waktu dan takaran pupuk dapat dilihat
padi dan BWD harus ternaungi dari sinar matahari.
pada Tabel 1.
Pembacaan skala warna daun dengan BWD
Pupuk N hanya diberikan bila daun sudah sama
sebaiknya dilakukan oleh satu orang pada hari
atau di bawah skala kritis BWD, sebanyak 75-100
yang sama.
kg urea/ha (Tabel 1). §
nilai rata-rata adalah 3,5.
§
Ukur warna 10 daun tanaman padi dari rumpun
Bila warna daun masih di atas skala kritis BWD,
yang berbeda secara acak di lapang. Bila lebih
pemupukan N tidak diperlukan.
dari 6 daun berwarna di bawah skala kritis, maka tanaman segera dipupuk N.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
20
21
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
§
Untuk
memperoleh
manfaat
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
optimum
* Musim dengan tingkat hasil lebih tinggi daripada musim
dari
lainnya; di banyak daerah biasanya pada musim kemarau (MK) ** Musim dengan tingkat hasil lebih rendah daripada musim lainnya; biasanya musim hujan (MH)
penggunaan BWD, hara lainnya tidak boleh menjadi
pembatas,
karena
itu
perlu
menghilangkan faktor pembatas lainnya. §
§
3.2
Tanaman kahat P dan/atau K menyebabkan
Rekomendasi Pemupukan Posfat (P)
warna daun lebih gelap, sehingga pembacaan
Rekomendasi pemupukan fosfat (P) dibuat
status N dapat salah dan kelemahan ini perlu
berdasarkan filosofi sebagai berikut: (1) pada tanah
dipertimbangkan.
yang berstatus P tinggi, pemupukan P dimaksudkan
Perlu kalibrasi dengan SAPD (Khlorofilmeter)
hanya untuk memenuhi/mengganti P yang diangkut
untuk meningkatkan ketelitian pembacaan BWD.
oleh tanaman, (2) pada tanah berstatus P sedang dan rendah
Tabel 1. Rekomendasi Pemupukan Urea untuk Tanaman Padi Sawah Menurut Cara Tanam dan Fase Tumbuh Berdasarkan Hasil Pembacaan BWD
pemberian
pupuk
P
disamping
untuk
mengganti P yang terangkut oleh tanaman juga untuk meningkatkan kadar P, sehingga diharapkan suatu
Fase tumbuh
Umur tanaman
Pindah tanam (Tapin) Basal 5-15 HST Vegetatif cepat 24-28 HST Generatif 49 HSTberbunga 100% Tanam benih langsung (Tabela) Vegetatif cepat 5-15 HSS Generatif 35-55 HSS 56 HSSberbunga 100%
Musim hasil tinggi* (kg urea/ha)
Musim hasil rendah** (kg urea/ha)
75 100 100
50 75 75
saat status P tanah berubah dari rendah menjadi sedang atau tinggi (Sofyan et al., 2000). Dengan kata lain, pemberian P yang lebih tinggi dari kebutuhan tanaman dapat memperkaya tanah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar P dalam gabah sekitar
75 100 100
50 75 75
0,2%. Dengan asumsi hasil gabah rata-rata 5 ton/ha, maka dalam sekali panen P yang terangkut dalam gabah
10kg
Berdasarkan
P/ha
atau
setara
data
tersebut
50kg
maka
TSP/ha.
pemberian
rekomendasi pemupukan P untuk lahan sawah yang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
22
23
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
berstatus tinggi, sedang dan rendah masing-masing
** pupuk P selalu diberikan seluruhnya sebagai pupuk dasar
sebesar 50,75 dan 100kg TSP/ha. Cara penentuan takaran pupuk P untuk
3.3
tanaman padi sawah ditetapkan berdasarkan hasil
Rekomendasi Pemupukan Kalium (K) Rekomendasi
pemupukan
Kalium
sedikit
analisis tanah dengan metode HCl 25%. Dengan cara
berbeda dengan pemupukan Posfat. Dari hasil
ini, tanah dapat digolongkan ke dalam salah satu
penelitian dilaporkan bahwa pada tanah berstatus K
kriteria
tinggi.
rendah, kemungkinan untuk memperoleh respon
Berdasarkan kriteria ini, takaran pupuk P dapat
pemupukan Kalium cukup besar, sedangkan tanah
ditetapkan (Tabel 2).
dengan status K sedang dan tinggi tidak menunjukkan
status
P:
rendah,
sedang
atau
respon terhadap pemupukan K (Puslittanak, 1992). Pada tanah yang berstatus K sedang dan tinggi tidak perlu diberi pupuk K, karena kebutuhan K padi sawah Tabel 2. Rekomendasi Pemberian Pupuk P Untuk
pada lahan sawah berstatus K sedang dan tinggi
Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status
sudah dapat dipenuhi dari K tanah, sumbangan K dari
Hara P Tanah
perairan dan pengembalian jerami. Sumbangan K dari
Status Hara P Tanah
Kadar P2O5 (ekstrak HCl 25%) (mg/100gr tanah)
Takaran P** (kg SP36/ha/msm)
Rendah
<20
100
Sedang
20-40
75
Tinggi
>40
50*
air perairan cukup besar yaitu sekitar 7-47 kg K/ha/musim di Jawa Barat, 11-35 kg K/ha/musim di
Sumber: Moersidi et al., 1989; Soeparini et al., 1990; Sofyan A.,et al., 1992 * dapat diberikan satu kali dua musim tanam
Jawa Tengah dan 20-74 kg K/ha/musim di Jawa Timur (Soepartini et al., 1996). Pemupukan K hanya dianjurkan untuk lahan sawah berstatus K rendah, berdrainase buruk dan berkarbonat tinggi dengan
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
24
25
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
takaran 50 kg KCl/ha/ha serta mengembalikan jerami
3.4 Kebutuhan Pupuk Posfat dan Kalium Dengan
sisa panen ke dalam tanah (Soepartini, 1995).
Penambahan Bahan Organik
Takaran pupuk K untuk tanaman padi sawah
Kebutuhan pupuk Posfat dan Kalium setiap
ditetapkan berdasarkan hasil analisis tanah dengan
tanah sawah untuk tanaman padi berbeda-beda
metode HCl 25%. Atas dasar hasil analisis, status K
antara lain tergantung dari status hara Posfat dan
tanah dipilah ke dalam kriteria rendah, sedang, dan
Kalium, selain kandungan dan tipe mineral liat,
tinggi sebagai dasar dalam penentuan
kandungan bahan organik, varietas padi dan iklim.
takaran
pupuk K pada tanaman padi sawah
Bila status hara Posfat dan Kalium cukup tinggi
(Tabel 3).
sehingga tidak mencukupi maka tanaman padi tidak
Tabel 3. Rekomendasi Pemberian Pupuk K Untuk
akan
Tanaman Padi Sawah Berdasarkan Status Hara K
Posfat dan Kalium. Namun demikian telah umum
Tanah
diketahui
memberikan
bahwa
respon
terhadap
peningkatan
pemupukan
pemberian
pupuk
tersebut tidak akan meningkatkan hasil terus-menerus
Status Hara K Tanah
Kadar K2O (ekstrak HCl 25%) (mg/100gr tanah)
Takaran K** (kg KCL/ha/msm)
Rendah
<10
100
akan berkurang, sehingga pupuk yang ditambahkan
Sedang
10-20
50
tidak efisien. Disamping itu, faktor pemberian pupuk
Tinggi
>20
50
(tingkat kehalusan, senyawa yang dikandung dan
karena peningkatan hasil sebagai penambahan pupuk
Sumber: Moersidi et al., 1989; Soeparini et al., 1990;
kelarutannya) serta
** pupuk K selalu diberikan seluruhnya sebagai pupuk
mempengaruhi hasil produksi.
dasar
Peraturan 1/Kpts/SR.130/1/
fase
Menteri 2006
dan
cara
pemupukan
Pertanian tentang
Nomor:
Rekomendasi
Pemupukan, khususnya pemupukan SP-36 dan KCl
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
26
27
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
(Tabel 4 dan 5) ditetapkan menjadi 3 kelompok
Sumber:Keputusan
rekomendasi ; (a) Tanpa bahan orgaik, (b) dengan 5
No.1/Kpts/SR.130/1/2006
ton
jerami/ha
dan
(c)
dengan
2
ton
Menteri
Pertanian
pupuk Dengan 5 ton jerami/ha
kandang/ha.
Kebutuhan pupuk P dan K dalam kelompok ini lebih rendah dibandingkan dengan alokasi kebutuhan pupuk tanpa bahan organik. Pengembalian jerami ke
Tanpa Bahan Organik
tanah
Kebutuhan pupuk P dan K dalam kelompok
sawah
berarti
mengurangi
kehilangan
tanpa bahan organik sangat perlu untuk diterapkan
(pengeluaran) unsur-unsur hara dari tanah sawah.
pada tanah sawah dimana tidak ada sama sekali
Oleh karena itu dosis pupuk dan alokasi kebutuhan
bahan organik, misalnya jerami sisa panen atau
pupuk setiap musim dapat dikurangi. Mengingat
pupuk kandang yang dikembalikan atau diberikan ke
produktivitas
lahan sawah.
nasional mendekati 5 ton GKP/ha, maka produksi
Tabel 4. Penentuan Dosis Pupuk P tanaman Padi
jeramiya diperkirakan juga mendekati 5 ton/ha, maka
Sawah
produksi jerami mengandung unsur hara K yang
Status Hara P tanah
Kadar P2O5 (ekstrak HCl 25%) (mg/100gr tanah)
Dosis Pupuk P (KgSP36/ha/musim) Tanpa Dengan Dengan 2 bahan 5 ton ton pupuk organik jerami/ha kandang/ha
Rendah
<20
100
100
50
Sedang
20-40
75
75
25
Tinggi
>40
50*
50
0
tanah
sawah
(intensifikasi)
tingkat
setara dengan 50 kg KCl. Tabel 5. Penentuan Dosis Pupuk K tanaman Padi Sawah Status Hara K tanah
Kadar K2O (ekstrak HCl 25%) (mg/100gr tanah)
Rendah
<10
Dosis Pupuk K (KgKCl/ha/musim) Tanpa Dengan Dengan 2 bahan 5 ton ton pupuk organik jerami/ha kandang/ha
100
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
28
29
50
80
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Sedang
10-20
50
0
30
Adiningsih dan Rochyati.1998.
Tinggi
>20
50
0
30
Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Provinsi
Sumber:
Keputusan
Menteri
Gorontalo.
Pertanian
No.01/Kpts/SR.130/1/2006
2006. Go ban Hong.1977
Dengan 2 Ton Pupuk Kandang/ha
Irsal Las et al.2003.
Kebutuhan pupuk kandang dengan 2 ton
Kartasasmita dan Fagi.1994.
pupuk kandang/ha ini dapat diterapkan pada lahan-
Kepmentan No.1/Kpts/SR.130/I/2006
lahan sawah di wilayah yang memproduksi banyak
Makarim and Ismunadji.1991.Sulfur Availability of
pupuk kandang. Jika dapat diberikan pupuk kandang
different S fertilizer n a planosol from Jakenen
sebanyak 2 ton/ha maka dosis pupuk dan alokasi
and a hydromorph from Singamerta.Indonesia.
kebutuhan
AACIAR Project 8804. Final Report. The
pupuk
P
dan
K
dapat
dikurangi.
Diperhitungkan bahwa setiap 2 ton pupuk kandang mengandung unsur hara P dan K setara dengan 50
University of New England. Austria. P.33-37 Makarim,A.K.
kg SP-36 dan 20 Kg KCl.
and
Ponimin
PW.1994.Nitrogen
requirement of irrigated rice at defferent growth stages.SARP Research Proceedings. Suweon, South Korea, DLO, TPE Wageningen and IRRI Makarim,A.K.1992.Change of the need for K fertilizer due to adoption of intensive and modern
DAFTAR PUSTAKA
agricultural
system.
Potash
Seminar.
Directorate General of food Crop. Department Agus sofyan et al.2004.
of Agriculture.10.p
Adimiharja dan Adiningsih.2000. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
30
31
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Melested Ang Peck.1973. the Principles of soil testing in L.M Walsh and J.D. Beaton: Soil Testing and Plant
Analysis.
Soil
Science
Sosiety
of
America,Inc. Madison,Wisc.USA Moersidi et al.1989; Soeparini et al.1990.
Lampiran 1.
Puslittanak. 1992. Laporan Hasil Penelitian Status P REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH KABUPATEN GORONTALO
Lahan Sawah di Sulawesi Selatan. Puslittanak. Bogor
KECAMATAN:TELAGA
Soeparini et al.1990.
Status Kesuburan Tanah
Soepartini.1995. Soepartini et al.1996.
No.
Sofyan et al .1992. Sofyan et al. 2000. Sofyan et al.2004.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Desa/ Kelurahan
N
P
K
Tilote Laowonu Dulomo Tualango Tabumela Tenggela Luwoo Bulila Hutadaa Buhu Telaga Bulota Hulawa Luhu Pulohayang Mongolatu
R SR SR R R SR SR SR SR SR SR SR SR SR R R
ST S S ST S S S S S S S S S S ST ST
T ST ST T T ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST
Padi Hibrida Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 50 50 300 100 25 300 100 25 250 50 50 250 100 50 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25 250 50 25 250 50 25
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
32
33
Padi Varietas Unggul Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea SP-36 200 25 250 75 250 75 200 25 200 75 250 75 250 75 250 75 250 75 250 75 250 75 250 75 250 75 250 75 200 25 200 25
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Dulamayo
6 7
KECAMATAN: PULUBALA Status Kesuburan Tanah No. 17 1 2 3 4 5 6 7
Desa/ Kelurahan Lantolo Pulubala Puncak Tridarma Bakti Pongongaila Molamahi Selatan
N
P
K
SR R R R R R R R
T T S S ST T R S
ST ST S T ST ST ST T
Padi Hibrida Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 300 75 25 250 75 25 250 100 75 250 100 50 250 50 25 250 75 25 250 125 25 250 100 50
Padi Varietas Unggul Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 50 25 200 50 25 200 75 50 200 75 25 200 25 25 200 50 25 200 100 25 200 75 25
8 9
Isimu Selatan Rekso Negoro Dunggala Tolotio
R
ST
ST
250
50
25
200
25
R R R
T ST R
ST ST R
250 250 250
75 50 125
25 25 100
200 200 200
50 25 100
KECAMATAN: LIMBOTO BARAT Status Kesuburan Tanah No.
1 2 3 4 5 6 7
Desa/ Kelurahan
N
P
K
Yosonegoro Pone Hutabohu Padengo Ombulo Daenaa Huidu
R R R R R R R
S S S S S S T
S T T S S T ST
KECAMATAN: TIBAWA
No.
1 2 3 4 5
Status Kesuburan Tanah Desa/ Kelurahan Uluhu Buhia Datahu Diata Isimu
N
P
K
R R R R R
S ST S R ST
S ST T ST ST
Padi Hibrida Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 100 75 250 100 50 250 100 50 250 100 75 250 100 75 250 100 50 250 75 25
Padi Varietas Unggu Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea SP-36 200 75 200 75 200 75 200 75 200 75 200 75 200 50
KECAMATAN: BATUDAA
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 100 75 250 50 25 250 100 50 250 125 25 250 50 25
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 75 50 200 25 25 200 75 25 200 100 25 200 25 25
No.
1 2 3 4
Desa/ Kelurahan
Pedutuma Iluta Payunga Boa
Status Kesuburan Tanah N
P
K
R R R R
ST ST ST ST
ST ST ST ST
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 50 25 250 50 25 250 50 25 250 50 25
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 25 25 200 25 25 200 25 25 200 25 25
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
34
35
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
5 6 7 8 9 10
Donggala Huntu Limehe Timur Ilomangga Tabonga Timur Tabonga Barat
R R R R R R
ST S ST ST T ST
ST S ST ST R ST
250 250 250 250 250 250
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
50 100 50 50 75 50
25 75 25 25 100 25
200 200 200 200 200 200
25 75 25 25 50 25
25 50 25 25 75 25
Kelurahan 1 2 3 4 5 6
Urea
Bongohulawa Kayu Merah Kayu Bulan Malahu Hunggaluwa Biyonga
R R R R R R
S ST T S ST S
T ST ST T T T
250 250 250 250 250 250
TSP SP-36 100 50 75 100 50 100
KCl
Urea
50 25 25 50 50 50
200 200 200 200 200 200
TSP SP-36 75 25 50 75 25 75
KCl
KECAMATAN: TELAGA BIRU
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Status Kesuburan Tanah Desa/ Kelurahan Lupoyo Patungo Dumati Tuladenggi Ulapato A Pentadio Timur Ulapato B Pentadio Dulamayo Utara Talumelito
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 50 50 300 100 25 300 100 25 300 100 25 300 100 25
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 25 25 250 75 25 250 75 25 250 75 25 250 75 25
N
P
K
R SR SR SR SR
ST S S S S
T ST ST ST ST
R
ST
ST
250
50
25
200
25
25
SR R
S ST
ST T
300 250
100 50
25 50
250 200
75 25
25 25
R
T
ST
250
75
25
200
50
25
SR
T
ST
300
75
25
250
50
25
KECAMATAN: LIMBOTO
No. Desa/
Status Kesuburan Tanah N P K
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha)
Aplikasi (Kg/Ha)
KECAMATAN: BONGOMEME Status Kesuburan Tanah No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa/ Kelurahan
Upomera Ambara Molopatobu Molanihu Kaliyoso Pangadaa Dulamayo Utara Dunngaliyu Pilopalenga Tohupo Batu Layar
N
P
K
R R R SR R R
S ST T SR T T
S ST ST ST ST ST
R R R R R
T T S T T
ST ST T ST ST
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea SPKCl 36 250 100 75 250 50 25 250 75 25 300 150 25 250 75 25 250 75 25
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP36 200 75 50 200 25 25 200 50 25 250 125 25 200 50 25 200 50 25
250 250 250 250 250
75 75 100 75 75
25 25 50 25 25
200 200 200 200 200
KECAMATAN: BATUDAA PANTAI
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
36
37
50 50 75 50 50
25 25 25 25 25
25 25 25 25 25 25
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
No.
1
Status Kesuburan Tanah Desa/ Kelurahan
N
P
K
Bongo
R
T
ST
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 75 25
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 50 25
10 11
R R
R S
S T
250 250
125 100
75 50
200 200
100 75
50 25
KECAMATAN: PATILANGGIO
No. Keterangan:
Popayo Bunuyo
SR = Sangat Rendah; R = Rendah; S = Sedang ST = Sangat Tinggi; T = Tinggi 1 2
Desa/ Kelurahan
Sukamakmur Balayo
Status Kesuburan Tanah N
P
K
R R
T T
T T
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 75 50 250 75 50
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 50 25 200 50 25
Lampiran 2. KECAMATAN: MARISA
REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH KABUPATEN POHUWATO No.
KECAMATAN: PAGUAT
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Status Kesuburan Tanah Desa/ Kelurahan
N
P
K
Libuo Maleo Signilli Siduan Bumbulan Pentadu Sipayo karya baru Karangetan
R R R R SR R SR SR SR
S S S S R S S R T
T T T T R T T R T
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 100 50 250 100 50 250 100 50 250 100 50 300 125 100 250 100 50 300 100 50 300 125 100 300 75 50
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 200 75 25 200 75 25 200 75 25 200 75 25 250 100 75 200 75 25 250 75 25 250 100 75 250 50 25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Desa/ Kelurahan
Duhiadaa Buntulia Selatan Buntulia Tengah BuntuliA Barat Mekar jaya Hulawa Teratai Taluduyuwa Marisa Utara Marisa Selatan Karya Indah
Status Kesuburan Tanah
Padi Varietas Unggul
Padi Hibrida Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 75 50
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea SP-36 200 50
N
P
K
R
T
T
R
S
T
250
100
50
200
75
R R SR SR R R R SR R
S S S S T S S S R
T T T T T T T T T
250 250 300 300 250 250 250 300 250
100 100 100 100 75 100 100 100 125
50 50 50 50 50 50 50 50 50
200 200 250 250 200 200 200 250 200
75 75 75 75 50 75 75 75 100
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
38
39
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
12 13 14
Pohuwato Botu Bulotohu Bululi
R SR R
S S T
T T T
250 300 250
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
100 100 75
50 50 50
200 250 200
KECAMATAN: RANDANGAN
No.
1 2 3
Status Kesuburan Tanah
Desa/ Kelurahan
Imbodu Patihu Huyula
N
P
K
SR R SR
T R T
T T T
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 300 75 50 250 125 50 300 75 50
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36 250 50 25 200 100 25 250 50 25
75 75 50
25 25 25
4 5 6 7 8 9 10
Sarimurni Banurejo Ayula Motulahu Omayuwa Manunggal Karya Sidorukun
R R R SR R
S S S T T
T T T T T
250 250 250 300 250
100 100 100 75 75
50 50 50 50 50
200 200 200 250 200
75 75 75 50 50
25 25 25 25 25
R R
T T
T T
250 250
75 75
50 50
200 250
50 50
25 25
Lampiran 3. REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH KABUPATEN BONE BOLANGO KECAMATAN: SUWAWA
No.
Status Kesuburan Tanah Desa/ Kelurahan
N
P
K
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) Urea TSP KCl
Aplikasi (Kg/Ha) Urea KCl TSP
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
40
41
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Huluduotamo Bube Boludawa Tingkohubu Duano / Alale Lombongo Lompotoo / Tolomato Dumbaya Bulan / Tilango Bula Tulabolo Pinogu Bulontala Libung Molintogupo Bonedaa / Bondawuna Kawasan Hutan Lindung
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
R R R R R R
SR T T T SR SR
SR ST ST ST ST ST
250 250 250 250 250 250
SP-36 150 75 75 75 150 150
SR
SR
S
300
150
75
250
125
50
R R SR SR R R
SR R SR T T T
T R S R S S
250 250 300 300 250 250
150 125 150 75 75 75
50 100 75 100 75 75
200 200 250 250 200 200
125 100 125 50 50 50
25 75 50 75 50 50
R
T
S
250
75
75
200
50
50
SR
R
R
300
125
100
250
100
75
125 25 25 25 25 25
200 200 200 200 200 200
SP-36 125 50 50 50 125 125
100 25 25 25 25 25
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Toto Selatan Poowo Moutong Toto Utara Bongoime Lonuo Tanngulo Buata Luwohu Dutohe Panggulo Timbuolo Padengo Tanggilingo Tumbihe Oluhuta Pauwo Bongopini Tambo Huanggobotu /Imengo
SR SR SR SR SR SR SR R R SR SR SR SR SR R R R SR SR
S S S S SR R SR S T T SR SR R R SR SR SR S SR
ST ST ST ST SR T R S S S T T S S SR SR SR S SR
300 300 300 300 300 300 300 250 250 300 300 300 300 300 250 250 250 300 300
100 100 100 100 150 125 150 100 75 75 150 150 125 125 150 150 150 100 150
25 25 25 25 125 50 100 75 75 75 50 50 75 75 125 125 125 75 125
250 250 250 250 250 250 250 200 200 250 250 250 250 250 200 200 200 250 250
75 75 75 75 125 100 125 75 50 50 125 125 100 100 125 125 125 75 125
25 25 25 25 100 25 75 50 50 50 25 25 50 50 100 100 100 50 100
R
R
R
250
125
100
200
100
75
KECAMATAN: KABILA
No.
Desa/ Kelurahan
Status Kesuburan Tanah N
P
K
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36
Aplikasi (Kg/Ha) TSP Urea KCl SP-36
KECAMATAN: TAPA
No.
Desa/ Kelurahan
Status Kesuburan Tanah N P K
Padi Hibrida
Padi Varietas Unggul
Aplikasi (Kg/Ha)
Aplikasi (Kg/Ha)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
42
43
Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi
Urea 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Mongiilo Owata Longalo Tupa Boidu Talulobutu Ayula Utara Huntu Selatan Talumopatu Dunggala Langge Bulotalangi Bandungan Ayula Selatan Huntu Utara
R SR SR R R SR R SR SR SR SR R R R R
R R SR S ST R ST S SR R R S ST ST R
R S R ST ST T ST ST R R T ST ST ST R
250 300 300 250 250 300 250 300 300 300 300 250 250 250 250
TSP SP-36 125 125 150 100 50 125 50 100 150 125 125 100 50 50 125
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo, 2008
44
KCl
Urea
100 75 100 25 25 50 25 25 100 100 50 25 25 25 100
200 250 250 200 200 250 200 250 250 250 250 200 200 200 200
TSP SP-36 100 100 125 75 25 100 25 75 125 100 100 75 25 25 100
KCl 75 50 75 25 25 25 25 25 75 75 25 25 25 25 75