PENGEMBANGAN MODUL MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI PADA MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN UNTUK SISWA SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Pembelajaran menggunakan modul merupakan pendekatan pembelajaran mandiri yang berfokuskan penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik dengan waktu tertentu sesuai dengan potensi dan kondisinya. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan yang mengacu pada 4-D Thiagarajan. Teknik pengumpulan data meliputi lembar validasi yang diberikan kepada dosen ahli dan guru mata diklat di SMK serta angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul memelihara standar penampilan pribadi jika dilihat dari kelayakan modul dinyatakan sangat baik dengan persentase 90,09%. Sedangkan hasil respon siswa terhadap modul dinyatakan sangat baik dengan persentase 87,72% sehingga modul yang dikembangkan baik/layak digunakan pada proses belajar mengajar. Kata Kunci: Modul, Pembelajaran Menggunakan Modul, Metode Penelitian Pengembangan ABSTRACT Learning by module is self learning approach focused on mastering competence of material learned by students within specific time appropriate with it potential and condition. This research was developmental research using development model according to 4-D Thiagarajan. Data collecting technique involved validation sheet given to expert lecturers and teacher of training subject in Vocational School and student response questionnaire. Result of this research shows that preserving standard of personal appearance module viewed from it properness stated very good with percentage was 90.09%. Result of student response toward the module stated very good with percentage was 87.72% therefore the module developed was good/proper to be used at teaching and learning process. Keywords: module, learning by module, developmental research method
1
Pendidikan selalu menjadi topik hangat
pembelajaran karena itu modul dilengkapi
untuk
dengan petunjuk untuk belajar sendiri”.
dibicarakan
oleh
kalangan
pemerintah maupun kalangan masyarakat. Pendidikan
adalah
kebutuhan
pokok
Dari hasil observasi di SMK Negeri 2 Buduran
Sidoarjo,
sekolah
tersebut
dalam menciptakan sumber daya manusia
merupakan salah satu sekolah yang belum
yang bermutu dan dapat diandalkan dalam
menerapkan modul. Berdasarkan hasil
kemajuan bangsa. Indonesia adalah salah
wawancara dengan salah satu guru bidang
satu negara berkembang yang berusaha
studi Administrasi Perkantoran modul
memajukan
cara
hanya dipakai untuk pegangan guru saja.
meningkatkan mutu pendidikan. Salah
Modul yang dipakai untuk pegangan guru
satu
dilakukan
terkadang tidak sesuai dengan silabus
adalah
yang ada di SMK Negeri 2 Buduran
memperbaiki Proses Belajar Mengajar
Sidoarjo. Sedangkan buku pegangan siswa
(PBM) disetiap jenjang pendidikan.
berupa LKS (Lembar Kerja Siswa).
upaya
bangsa
yang
penyelenggaraan
dengan
perlu
pendidikan
Dalam pelaksanaan PBM diperlukan
Bertitik tolak dari latar belakang
ketersediaan perangkat, alat bantu, dan
diatas,
skenario yang akan dilakukan oleh guru.
penelitian dengan judul, Pengembangan
Perangkat dapat berupa buku siswa,
Modul Memelihara Standar Penampilan
lembar kerja siswa, RPP, buku tugas, dan
Pribadi pada Mata Diklat Menerapkan
sebagainya. Alat bantu dapat berupa
Prinsip-prinsip Kerjasama dengan Kolega
peraga, modul dan sebagainya, sedangkan
dan Pelanggan untuk Siswa SMK Negeri
skenario
2 Buduran Sidoarjo
adalah
rancangan
perangkat
penerapan dalam PBM disesuaikan waktu yang tersedia untuk setiap pertemuan.
maka
peneliti
mengadakan
Berdasarkan latar belakang belakang masalah diatas, maka masalah yang akan
Alat bantu berupa modul inilah yang
dibahas dan dicari jawabannya dalam
menjadi sasaran dalam penelitian ini.
penelitian ini adalah 1) Bagaimana kriteria
Menurut
“Modul
modul yang meliputi kecermatan isi,
merupakan salah satu bentuk bahan ajar
kesesuaian materi, ketepatan cakupan,
berbasis cetakan yang dirancang untuk
kemutakhiran,
belajar
ketertiban bahasa, dan ilustrasi sebelum
Asyhar
secara
(2012:155)
mandiri
oleh
peserta
keterpahaman
isi,
dikembangkan, 2) Bagaimana kriteria
2
modul yang meliputi kecermatan isi,
melakukan kegiatan belajar sendiri tanpa
kesesuaian materi, ketepatan cakupan,
kehadiran pengajar secara langsung.
kemutakhiran,
keterpahaman
isi,
Menurut
Purwanto,
dkk
(dalam
ketertiban bahasa, dan ilustrasi setelah
Warsita, 2011:111) menjelaskan bahwa
dikembangkan, 3) Bagaimana kelayakan
pembelajaran menggunakan modul adalah
modul Memelihara Standar Penampilan
bahan belajar yang dirancang secara
pribadi yang telah dikembangkan, 4)
sistematis berdasarkan kurikulum tertentu
Bagaimana
dan
respon
siswa
kelas
X
dikemas
dalam
bentuk
satuan
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2
pembelajaran terkecil dan memungkinkan
Buduran
dapat dipelajari secara mandiri dalam
Sidoarjo
terhadap
modul
Memelihara Standar Penampilan Pribadi yang telah dikembangkan?
satuan waktu tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut diatas, disimpulkan bahwa modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang
Pengertian Modul Menurut Ahmadi, dkk (2011:171)
disusun secara sistematis dengan bahasa
menjelaskan bahwa modul adalah suatu
yang mudah dipahami oleh peserta didik
proses
suatu
sesuai tingkan pengetahuan mereka, agar
satuan bahasan tertentu yang disusun
mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
secara sistematis, operasional dan terarah
dengan bantuan atau bimbingan yang
untuk
minimal dari pendidik.
pembelajaran
digunakan
mengenai
oleh
peserta
didik
disertai pedoman penggunaanya untuk para guru.
Struktur Penulisan Modul
Menurut Depdiknas (dalam Asyhar
Menurut Depdiknas (dalam Asyhar
2012:155) menjelaskan bahwa modul
2012:165-169) menyatakan penstrukturan
adalah salah satu bentuk bahan ajar
modul
berbasis cetakan yang dirancang untuk
peserta belajar mempelajari materi. Satu
belajar
peserta
modul dibuat untuk mengajarkan suatu
pembelajaran karena itu modul dilengkapi
materi yang spesifik supaya peserta
dengan petunjuk untuk belajar sendiri.
mencapai kompetensi tertentu. Struktur
Dalam hal ini, peserta didik dapat
penulisan modul dibagi menjadi tiga
secara
mandiri
oleh
bertujuan
untuk
memudahkan
3
bagian, yaitu bagian pembuka, bagian inti
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul
dan bagian penutup.
dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan, 5) User
Kriteria Penulisan Modul Menurut
Mulyati
(2002)
dalam
hendaknya
Friendly modul
bersahabat
dengan
penyususnan modul terdapat aspek-aspek
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan
yang
informasi yang tampil bersifat membantu
harus
diperhatikan
dalam
penulisannya dalam bentuk kecermatan
dan
isi, kesesuaian materi, ketepatan cakupan,
termasuk kemudahan
kemutakhiran,
pemakai dalam merespon, mengakses
keterpahaman
isi,
ketertiban bahasa, Ilustrasi.
Karakteristik
bersahabat
dengan
pemakainya,
sesuai dengan keinginan.
Pembelajaran
dengan
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Modul Menurut Depdiknas, (dalam Asyhar,
Setiyarini dengan judul Pengembangan
2012) sebuah modul bisa dikatakan baik
Modul Akuntansi Berbasis IFRS Pada
dan menarik apabila terdapat karakteristik
Materi Laporan Keuangan Perusahaan
1) Self Instruction yaitu melalui modul
Dagang Kelas X Di SMK Kelompok Bisnis
tersebut, siswa mampu belajar sendiri dan
dan Manajemen. Hasil validasi modul
tidak tergantung pada pihak lain, 2) Self
akuntansi berbasis IFRS dari para ahli
Contained
materi
diperoleh rata-rata persentase sebesar
pembelajaran dari satu unit kompetensi
83,07% dengan kriteria sangat layak dan
atau sub bab kompetensi yang dipelajari
dapat disimpulkan bahwa modul akuntansi
terdapat di dalam satu modul secara utuh,
berbasis IFRS yang telah dikembangkan
3)
Stand
yaitu
Alone
dikembangkan
seluruh
yaitu
tidak
modul
yang
dinyatakan sangat layak sebagai bahan
tergantung
pada
ajar
untuk
kegiatan
pembelajaran
media lain atau tidak harus digunakan
akuntansi pada materi laporan keuangan
bersama-sama
perusahaan dagang kelas X di SMK
dengan
media
pembelajaran lain, 4) Adaptive modul
kelompok
bisnis
dan
manajemen.
hendaknya memiliki daya adaptif yang
Sedangkan hasil analisis ujicoba terbatas
tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
diperoleh kriteria sangat layak dengan
4
persentase sebesar 97,5% dan disimpulkan
ajaran 2012/2013. Tepatnya mulai tanggal
bahwa modul akuntansi berbasis IFRS
12 Januari 2013-juli.
yang telah
dikembangkan
dinyatakan
sangat layak sebagai bahan ajar untuk
Populasi dan Sampel
kegiatan pembelajaran akuntansi pada
Populasi dalam penelitian ini adalah
materi
seluruh siswa
laporan
keuangan
perusahaan
kelas
X
Administrasi
dagang kelas X di SMK kelompok bisnis
Perkantoran di SMK Negeri 2 Buduran
dan manajemen dari segi pendapat siswa.
Sidoarjo tahun ajaran 2012/2013 dengan
Dalam Penelitian yang dilakukan Nisfatul
Isro’iyah
dengan
judul
jumlah 71 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan
teknik
sampel
Pengembangan Modul Akuntansi Berbasis
jenuh, yaitu sampel yang mewakili jumlah
IFRS Pada Materi Laporan Keuangan
populasi. Biasanya dilakukan jika populasi
Perusahaan Jasa Di SMA Kelas XI. Hasil
dianggap kecil atau kurang dari 100.
analisis para ahli dapat dilihat dari hasil
(Arikunto, 2002) Karena jumlah populasi
angket validasi Keseluruhan hasil validasi
pada penelitian ini adalah siswa kelas X
modul dari para ahli diperoleh rata-rata
Administrasi Perkantoran di SMK Negeri
persentase
2
sebesar
82,9%
maka
Buduran
Sidoarjo
tahun
ajaran
pengembangan modul akuntansi laporan
2012/2013 yang berjumlah 71 orang maka
keuangan perusahaan jasa kongfergensi
secara keseluruhan populasi ini akan
IFRS untuk SMA kelas XI semester 2
dijadikan sebagai sampel penelitian.
dinyatakan
sangat
kuat.
Sedangkan
analisis angket siswa uji coba terbatas
Rancangan Penelitian
dapat dilihat dari hasil angket pendapat
Rancangan
siswa
modul
diperoleh
kriteria
sangat
kuat
persentase 91,25%
ini
penelitian
pengembangan
menggunakan
model
pengembangan yang mengacu pada model 4-D oleh Thiagarajan, Semmel & Semmel
Tempat dan waktu penelitian
(dalam Trianto, 2009:190-192).
Dilakukan di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo
jurusan
Administrasi
Perkantoran, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
5
Berikut adalah skema model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D Thiagarajan
Analisis Ujung Depan
Analisis Siswa
Pendefinisian Analisis Materi
Analisis Tugas Merumuskan Tujuan
Penyusunan Tes Pemilihan Media
Perancangan
Pemilihan Format
Rancangan Awal
Validasi Ahli
Pengembangan
Uji Coba
Pengemasan Penyebaran Penyebaran
Gambar 3.1. Model Pengembangan 4-D Thiagarajan (dalam Trianto, 2009:190-192)
6
pembelajaran.
Tahap Pendefinisian (Define) Tujuan tahapan ini adalah untuk
Perangkat
pembelajaran
yang telah diuji cobakan, digandakan, dan
mendefinisikan dan menetapkan syarat-
disebarkan
untuk
digunakan
pada
syarat pembelajaran. Tahap ini memiliki
pembelajaran dalam skala yang lebih
lima langkah pokok, meliputi : analisis
besar.
ujung depan, analisis siswa, analisis konsep,
analisis
tugas
dan
analisis
perumusan tujuan pembelajaran.
Instrumen Penelitian Instrumen
dalam
penelitian
ini
meliputi lembar validasi modul, angket
Tahap Perancangan (Design) Tujuan tahap ini yaitu menyiapkan
respon siswa.
prototipe perangkat pembelajaran. Hasil
Lembar Validasi Modul, instrumen
dari tahap ini biasanya berupa rancangan
lembar validasi modul digunakan untuk
awal
yang
mengumpulkan data tentang penilaian dari
tergantung pada kebutuhan. Tahap ini
para ahli terhadap modul yang telah
terdiri dari dua langkah yaitu: penyusunan
dibuat. Penilaian ini dijadikan dasar untuk
tes acuan dan desain awal modul.
merivisi modul yang dikembangkan. Pada
Tahap Pengembangan (Develop)
masing-masing lembar validasi modul
perangkat
Tujuan menghasilkan
pembelajaran
tahap
ini
perangkat
yaitu
untuk
menuliskan kategori penilaian terdiri dari :
pembelajaran
Ya
yang sudah direvisi berdasarkan masukan
= Nilai 1
Tidak = Nilai 0
dari validator. Langkah berikutnya adalah
Lembar
uji coba dengan jumlah siswa yang sesuai
penggunaan lembar angket respon siswa
dalam kelas sesungguhnya. Kegiatan ini
ini adalah untuk memperoleh tanggapan
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
siswa
respon
dikembangkan.
siswa
perangkat
dengan
menggunakan
pembelajaran
yang
dikembangkan bila diterapkan pada proses
angket
terhadap
respon
modul
Pada
siswa,
yang
masing-masing
lembar angket respon siswa menuliskan kategori penilaian terdiri dari
belajar mengajar.
Ya
= Nilai 1
Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tidak = Nilai 0
Pada tahap ini merupakan tahap penyebaran dan penggunaan perangkat
7
modul
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan
dapat
dihitung
dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
dengan mengajukan modul beserta lembar Jumlah skor hasil pengumpulan data
validasi
kepada
validator.
Dalam
Persentase =
X 100%
penelitian ini pengumpulan data dilakukan
Skor kriteria
dengan menggunakan lembar validasi yang diberikan kepada dosen ahli dan guru mata diklat di SMK dan angket
Skor kriteria
jumlah aspek X jumlah validator Berdasarkan
respon siswa. Angket lembar validasi digunakan untuk mengumpulkan data kelayakan
modul
ajar
yang
telah
dikembangkan. Sedangkan respon siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap modul yang telah dikembangkan.
= skor tertinggi aspek X
persentase
diperoleh dikategorikan ke dalam krirteria berdasarkan skala likert sebagai berikut: 81% -100% = sangat baik 61% - 80% = baik 41% - 60% = kurang baik ≤ 40%
= tidak baik (Riduwan, 2012)
Teknik Analisis Data Data
yang
diperoleh
peneliti
menggunakan
tahapan
analisis yang akan dilaksanakan sebagai
mengetahui
yang
digunakan
kelayakan
modul
untuk adalah
lembar validasi yang telah diisi oleh dosen dan guru mata diklat. Modul dikatakan layak apabila dari dosen dan guru
berikut Analisis Lembar Validasi Modul, data hasil
Indikator
selama
penelitian pengembangan modul dianalisis oleh
yang
validasi
menggunakan validator
modul skala
skalanya
ini
dianalisis
Penilaian dengan
dari kriteria
penilaian sebagai berikut: Ya
= Nilai 1
Nilai = Nilai 0 Selanjutnya dari kriteria nilai tersebut dihitung nilai rata-rata. Nilai rata-rata setiap komponen perangkat pembelajaran
memberikan respon baik sebanyak ≥ 61%. Analisis Angket Respon Siswa, data hasil
respon
pengembangan
siswa modul
terhadap pembelajaran
memelihara standar penampilan pribadi pada mata diklat menerapkan prinsipprinsip kerjasma dengan kolega dan pelanggan di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Respon siswa dapat diketahui dengan menggunakan angket respon siswa
8
dan dihitung presentasenya dengan rumus
penulisan
modul
sebagai berikut:
penulisannya,
harus
diperhatikan
sehingga
tidak
ada
perbaikan. Jumlah skor hasil pengumpulan data Persentase =
X 100% Skor kriteria
Kriteria Modul Setelah
Skor kriteria
Dikembangkan Skor kriteria
= skor tertinggi aspek X
jumlah aspek X jumlah siswa Persentase dikategorikan
yang ke
dalam
kriteria
Kesesuaian
bahasa
dan
Materi,
ilustrasi
ada
beberapa kekurangan/perbaikan. Dalam kesesuian materi telah disesuaikan dengan silabus, dalam ketertiban bahasa sudah
81% - 100% = sangat baik
menggunaka Ejaan Yang Disesuaiakan
61% - 80% = baik
(EYD) dan sub penomeran telah jelas.
41% - 60% = kurang baik = tidak baik (Riduwan, 2012) Indikator
Kriteria
Keteriban diperoleh
berdasarkan skala likert berikut:
≤ 40%
Pada
yang
digunakan
Sedangkan
pada
ditambahkan
gambar berwarna pada (Riduwan, 2007)
modul.
ilustrasi
sudah
untuk
mengetahui respon siswa terhadap modul yang dikembangkan adalah persentase jawaban dari semua opsi pada angket yang disebarkan. Modul dikatakan baik apabila siswa memberikan respon sebanyak ≥ 61%.
Kelayakan Modul Memelihara Standar Penampilan Pribadi Hasil kelayakan modul dari validator dilakukan
untuk
mengetahui
dan
mengevaluasi modul yang akan diuji cobakan pada siswa. Kelayakan modul Memelihara Standar Penampilan Pribadi
HASIL PENELITIAN
dinilai dari tiga aspek, yaitu karakteristik
Kriteria Modul Sebelum
modul, struktur penulisan modul dan
Dikembangkan
kriteria penulisan modul. Saran dan
Pada Kriteria Modul kecermatan isi, ketepatan
cakupan,
keterpahaman
isi
sudah sesuai dengan pendapat Mulyati
komentar yang terdapat pada angket digunakan untuk bahan pertimbangan perbaikan modul lebih lanjut.
(2002) yang menyatakan bahwa dalam
9
Untuk mengetahui kelayakan modul
modul, maka dapat dihitung dengan rumus
jika dinilai dari beberapa aspek, maka
yang
dapat
perhitungannya adalah sebagai berikut:
menggunakan
rumus
Ridwuan
sama
seperti
di
atas.
Hasil
(2009:146) sebagai berikut: 100 Persentase =
Jumlah skor hasil pengumpulan data Persentase =
1x 37 x 30
X 100% Skor kriteria
X 100% = 90,09%
Skor kriteria
Dari hasil perhitungan rumus di atas Skor kriteria = skor jawaban tertinggi X jumlah butir instrumen X jumlah validator
dapat
disimpulkan
bahwa
modul
memelihara standar penampilan pribadi sangat baik digunakan, karena menurut
Jika dimasukkan ke dalam rumus di
kriteria berdasarkan skala Likert dari
atas, maka hasil penilaian kelayakan
Riduwan (2012) bahwa skala 81%-100%
modul
menunjukkan kategori sangat baik.
pada
masing-masing
aspek
didapatkan sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Validasi Modul No.
Aspek Karakteristik
1.
Modul
Perhitungan Persentase
Respon Siswa Setelah pelaksanaan validasi oleh dosen Administrasi Perkantoran dan guru
12 X 100% = 80,00% 1X5 X3
mata diklat, maka dilakukan beberapa revisi sesuai dengan saran/komentar yang
Struktur 2.
Penulisan Modul
diberikan oleh validator.
29 X 100% = 96,67%
Pelaksanaan uji coba dilakukan dengan
1 X 10 X 3
memberikan angket respon siswa kepada Kriteria 3.
Penulisan Modul
siswa kelas X Administrasi Perkantoran
59 X 100% = 89,39%
SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo dengan
1 X 22 X 3
jumlah responden sebanyak 71 siswa. Hasil dari penilaian siswa ini digunakan Untuk mengetahui kelayakan modul jika dinilai dari aspek secara keseluruhan yaitu
karakteristik
modul,
struktur
untuk
menyempurnakan
modul
Memelihara Standar Penampilan Pribadi sehingga dihasilkan modul akhir.
penulisan modul, dan kriteria penulisan
10
1550
Untuk menentukan penilaian siswa terhadap modul dapat dihitung dengan
Persentase =
X 100% = 87,72% 1 x 25 x 71
menggunakan rumus yang sama dengan rumus
untuk
menghitung
Dari hasil perhitungan rumus di atas
kelayakan
dapat
modul, yaitu:
disimpulkan
bahwa
modul
memelihara standar penampilan pribadi Jumlah skor hasil pengumpulan data Persentase =
X100% Skor kriteria
sangat baik digunakan, karena menurut Skor kriteria kriteria berdasarkan skala Likert dari
Skor kriteria = skor jawaban tertinggi X
Riduwan (2012) bahwa skala 81%-100%
jumlah butir instrumen X jumlah validator.
menunjukkan kategori sangat baik.
Jika dimasukkan ke dalam rumus di atas,
PEMBAHASAN
maka hasil penilaian siswa terhadap modul
Kriteria Modul Sebelum
pada
Dikembangkan
masing-masing
aspek
didapatkan
Kecermatan isi pada modul sebelum
sebagai berikut:
dikembangkan sudah sesuai dengan teori
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Respon Siswa No.
Aspek
Perhitungan Persentase
yang dikemukakan oleh Mulyati (2002) yang
Karakteristik Modul
1.
Kriteria Penulisan Modul
2.
801 X 100% = 87,32% 1 X 13 X 71
menyatakan
penyusunan
modul
bahwa aspek
dalam
kesesuaian
materi harus diperhatikan penulisannya. Kesesuaian
749 X 100% = 88,15% 1 X 12 X 71
pengalaman
belajar
materi
dengan
yang
melakukan
proses belajar mengajar sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai terdapat Untuk
mengetahui
respon
siswa
terhadap modul jika dinilai dari aspek secara
keseluruhan
yaitu
komponen
modul, kriteria penulisan modul, maka dapat dihitung dengan rumus yang sama seperti di atas. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
beberapa kekurangan. Sehingga belum sesuai dengan teori yang dikemukakan Mulyati (2012) dalam penyusunan modul aspek
kesesuaian
materi
harus
diperhatikan penulisannya. Ketepatan cakupan yang disesuaikan dengan sasaran pengguna modul dan
11
kompetensi yang akan dicapai yang ada
penyusunan
modul
aspek
kesesuaian
pada modul sudah sesuai dengan teori
materi harus diperhatikan penulisannya.
yang dikemukakan Mulyati (2012) dalam penyusunan
modul
aspek
ketepatan
cakupan harus diperhatikan penulisannya.
Kriteria Modul Setelah Dikembangkan
Kemutakhiran pada modul sudah sesuai
dengan
Sehingga
perkembangan
sesuai
dengan
zaman.
teori
yang
dikemukakan oleh Mulyati (2012) yang menyatakan bahwa dalam modul aspek kemutakhiran
harus
diperhatikan
Kecermatan isi pada modul sudah sesuai dari sudut dipandang ilmu Sehingga sesuai dengan
Mulyati (2002) yang menyatakan bahwa dalam
Kesesuaian
Keterpahaman isi pada modul sudah dipahami,
cermat
istilah-istilah
teknis. Sehingga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyati (2012) yang menyatakan bahwa dalam modul aspek keterpahaman
isi
harus
diperhatikan
penulisannya. Ketertiban
pada
modul
ada pada modul. Sehingga belum sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Mulyati (2002) yang menyatakan bahwa dalam modul aspek ketertiban bahasa harus diperhatikan penulisannya.
materi
sudah
sesuai
Kompetensi yang ada pada modul telah disesuaikan dengan silabus yang dipakai oleh guru. Sehingga telah sesuai dengan teori yang dikemukakan Mulyati (2002) yang
menyatakan
bahwa
dalam
materi harus diperhatikan penulisannya.
kekurangan
gambar.
Sehingga belum sesuai dengan teori yang Mulyati
(2012)
Ketepatan cakupan yang ada pada modul sudah sesuai dengan sasaran pengguna modul dan kompetensi yang hendak dicapai. Sehingga sesuai dengan teori yang dikemukakan Mulyati (2002) yang
menyatakan
penyusunan
Ilustrasi yang ada pada modul masih
dikemukakan
aspek
penyusunan modul pada aspek kesesuaian bahasa
tanda baca dan system penomeran yang
beberapa
modul
dengan silabus yang dipakai oleh guru.
terdapat beberapa kesalahan dalam ejaan,
ada
penyusunan
kecermatan isi harus diperhatikan.
penulisannya.
dapat
teori yang dikemukakan
dalam
modul
bahwa aspek
dalam ketepatan
cakupan harus diperhatikan penulisannya. Kemutakhiran pada modul sudah sesuai
dengan
perkembangan
Sehingga sesuai dengan
zaman.
teori yang
12
dikemukakan
Mulyati
(2002)
yang
standar penampilan pribadi yang telah
menyatakan bahwa dalam penyusunan
dikembangkan dan telah
modul
termasuk dalam kategori sangat baik.
aspek
kemutakhiran
harus
diperhatikan penulisannya.
Kelayakan modul jika dilihat dari aspek
Keterpahaman isi pada modul sudah dapat teknis.
dipahami,
cermat
divalidasi
istilah-istilah
Sehingga sesuai dengan
karakteristik modul mendapat persentase 80%. Kelayakan modul jika dilihat dari
teori
aspek karakteristik modul yang bersifat
yang dikemukakan Mulyati (2002) yang
self instruction, self contained, stand
menyatakan bahwa dalam penyusunan
alone, adaptive, dan user friendly berarti
modul aspek keterpahaman isi harus
modul sudah sesuai dengan teori yang
diperhatikan penulisannya.
dikemukakan
oleh Depdiknas
(dalam
Ketertiban bahasa pada modul ada
Asyhar, 2012) yang menyatakan bahwa
perbaikan dalam ejaan, tanda baca dan
sebuah modul bisa dikatakan baik dan
system penomeran yang ada pada modul.
menarik apabila terdapat karakteristik
Sehingga telah sesuai dengan teori yang
modul.
dikemukakan
Mulyati
(2002)
yang
Kelayakan modul jika dilihat dari
menyatakan bahwa dalam penyusunan
aspek struktur penulisan modul mendapat
modul aspek ketertiban bahasa harus
persentase 96,67%. Kelayakan modul jika
diperhatikan penulisannya.
dilihat dari aspek struktur penulisan modul
Ilustrasi pada modul ada beberapa
dibagi menjadi bagian pembuka yang
penambahan pada gambar, tabel, sehingga
meliputi judul, daftar isi, peta informasi,
modul terlihat menarik dan telah sesuai
tes awal. Pada bagian inti yang meliputi
dengan teori yang dikemukakan Mulyati
pendahuluan, uraian materi, penugasaan,
(2002) yang menyatakan bahwa dalam
rangkuman.
penyusunan modul aspek ilustrasi harus
penutup yang meliputi glossary dan tes
diperhatikan
akhir. Berarti modul sudah sesuai dengan
Sedangkan
pada
bagian
teori yang dikemukakan oleh Depdiknas Kelayakan Modul Memelihara Standar
(dalam Asyhar, 2012) yang menyatakan
Penampilan Pribadi
bahwa struktur modul bertujuan untuk
Berdasarkan kelayakan modul dari hasil validasi oleh tiga validator, modul
memudahkan peserta belajar mempelajari materi.
13
Kelayakan modul jika dilihat dari
dikemukakan
oleh Depdiknas
(dalam
aspek kriteria penulisan modul mendapat
Asyhar, 2012) yang menyatakan bahwa
persentase 89,39%. Kelayakan modul jika
sebuah modul bisa dikatakan baik dan
dilihat dari aspek kriteria penulisan modul
menarik apabila terdapat karakteristik
meliputi
modul.
kecermatan
isi,
kesesuaian
materi, ketepatan cakupan, kemutakhiran,
Respons siswa terhadap modul dilihat
keterpahaman isi, ketertiban berbahasa
dari aspek
dan ilustrasi berarti modul sudah sesuai
mendapat persentase 88,15%,
dengan teori yang dikemukakan oleh
siswa dilihat dari aspek kriteria penulisan
Mulyati (2002) yang menyatakan bahwa
modul yang meliputi kecermatan isi,
dalam penyusunan modul ada beberapa
kesesuaian materi, ketepatan cakupan,
aspek yang harus diperhatikan dalam
kemutakhiran,
penulisannya.
kelayakan
ketertiban berbahasa dan ilustrasi berarti
persentase
modul sudah sesuai dengan teori yang
modul
Sedangkan
jika
keseluruhan
dilihat sebesar
dari
90,09%
dalam
kategori sangat baik.
kriteria
penulisan
keterpahaman
modul respons
isi,
dikemukakan oleh Mulyati (2002) yang menyatakan bahwa dalam penyusunan modul ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
Respon Siswa Berdasarkan
Sedangkan respon siswa terhadap modul
terhadap
jika dilihat dari persentase keseluruhan
modul memelihara standar penampilan
sebesar 87,72% dalam kategori sangat
pribadi yang dikembangkan termasuk
baik.
dilakukan
respons
penulisannya.
siswa
setelah
hasil
dalam
penelitian
dalam kriteria sangat baik. Respons siswa terhadap modul jika dilihat dari aspek karakteristik modul
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
mendapat persentase sebesar 87,32%.
Dalam kriteria modul yang meliputi
Respon siswa jika dilihat dari aspek
pada aspek kecermatan isi, kesesuaian
karakteristik modul yang bersifat self
materi, ketetapan cakupan, kemutakhiran,
instruction, self contained, stand alone,
keterpahaman isi, ketertiban bahasa dan
adaptive, dan user friendly berarti modul
ilustrasi sebelum dikembangkan terdapat
sudah
beberapa kekurangan pada modul dalam
sesuai
dengan
teori
yang
14
kesesuaian materi, ketertiban bahasa dan
Saran
ilustrasi. Dalam kriteria modul yang
Modul ini juga dapat digunakan
meliputi pada aspek kecermatan isi,
sebagai alternative sumber belajar siswa di
kesesuaian materi, ketetapan cakupan,
luar sekolah. Jika siswa belum pernah
kemutakhiran,
menerima materi yang terdapat dalam
keterpahaman
isi,
ketertiban bahasa dan ilustrasi setelah
bahan
dikembangkan terdapat
memberikan
beberapa aspek
ajar,
guru
disarankan
penjelasan
lebih
untuk rinci
yang telah diperbaiki. Aspek tersebut
mengenai materi yang belum dipahami
meliputi kesesuaian materi tentang dalam
siswa agar siswa tidak mengalami salah
perbaikan materi yang disesuaikan dengan
persepsi setelah mempelajari bahan ajar
silabus yang dipakai oleh guru, sementara
ini. Pengembangan ini diharapkan dapat
pada aspek ketertiban bahasa terdapat
dimanfaatkan
beberapa perbaikan dalam penggunaan
lanjut.
untuk
penelitian
lebih
ejaan, tanda baca, dan system penomeran DAFTAR PUSTAKA
sedangkan pada aspek ilustrasi terdapat beberapa
penambahan
gambar
pada
modul. Kelayakan modul jika ditinjau dari validasi oleh ketiga validator, modul memelihara standar penampilan pribadi termasuk dalam kategori sangat baik dan dapat dikatakan layak sebagai bahan ajar. Respon siswa terhadap modul termasuk dalam kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil respon siswa terhadap modul yang
menyatakan
bahwa
modul
memelihara standar penampilan pribadi layak digunakan sebagai bahan ajar. Disamping itu, hasil respon siswa juga menunjukkan bahwa modul pembelajaran ini mampu menarik minat siswa untuk
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asyhar,
Rayandra.
2012.
Mengembangkan
Kreatif Media
Pembelajaran. Jambi:
Referensi
Dwi, Setiyarini 2012. Pengembangan Modul
Akuntansi
Berbasis
IFRS
Pada Materi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kelas X Di SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen. UNESA tidak dipublikasikan Isroiyah, Nisfatul. 2012. Pengembangan Modul
Akuntansi
Berbasis
IFRS
Pada Materi Laporan Keuangan
mempelajari modul secara berkelanjutan.
15
Perusahaan Jasa Di SMA Kelas XI. UNESA tidak dipublikasikan. Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat
Bahan
Ajar
Inovatif.
Yogyakarta: Diva Press Riduwan,
Sunarto.
2012.
Pengantar
Statistika. Bandung: Alfabeta.
16