PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJARPADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X-5 DI SMA NEGERI 1 BANGSAL MOJOKERTO Winda Ratnasari Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRAK This research aims to improve student learning out comes on the basic competence and inflation price index in the class X-5 SMA Negeri 1 Bangsal by using cooperative learning model of type Numbered Heads Together . Type of research is the Classroom Action Research . Classroom Action Researchwas conducted based on the results of post test 1 at KD 5.4 describes the sense of price index and inflation through NHT learning model. NHT with this type of cooperative learning students are expected to develop their knowledge level, can foster togetherness nature of fellow students and students more willing to express their opinionsin order to reachthe desired goal either by school or by students.Student learning outcomes it can be seen from the results of post test analysis 2 is as much as 100% of students have achieved learning outcomes thoroughness with an average value of 77. Keyword : LearningModel of Type Numbered Heads Together .
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar Inflasi dan Indeks Harga di kelas X-5 SMA Negeri 1 Bangsal dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan berdasarkan hasil Post Test 1 pada KD 5.4 mendeskripsikan pengertian indeks harga dan inflasi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together. Dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ini, dapat menumbuhkan sifat kebersamaan sesama siswa dan siswa lebih berani mengutarakan pendapatnya. Sehingga tercapai tujuan yang diinginkan baik oleh sekolah maupun oleh siswa.Hasil belajar siswa menunjukkan suatu hasil yang memuaskan, hal itu bisa dilihat dari hasil Analisis Post Test 2, yaitu sebanyak 100% siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar dengan ratarata nilai 77. Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
Setiap tahun dunia pendidikan selalu mengalami pembaharuan. Hal ini
disebabkan karena pemerintah berupaya untuk
mencari
metode
pengajaran,
sistem pendidikan, dan kurikulum yang
Pendidikan
hendaknya
sesuai untuk diterapkkan kepada anak
diberikan
didik di Indonesia. (Depdiknas, 2004:7)
kompetensi peserta didik saja, akan
Jika metode pengajaran, sistem
tetapi pendidikan juga harus menyentuh
pendidikan, dan kurikulum yang dipilih
potensi nurani peserta didik. Dengan
pemerintah
kata lain pendidikan yang diberikan
tidak
sesuai
dengan
hanya
kepada
didik di Indonesia, maka hal itu tidak
meliputi pengetahuan saja, tetapi akhlak
akan bisa diterapkan dan anak didik pun
dan perbuatan peserta didik juga perlu
akan merasa terbebani jika pemerintah
mendapatkan pendidikan. Hal tersebut
tetap
Untuk
sangat penting ketika seseorang hendak
mewujudkan agar negara Indonesia
memasuki kehidupan di masyarakat dan
dapat memperoleh generasi penerus
dunia kerja. Karena pada saat itu
bangsa
kompetensi
mereka harus mampu menerapkan apa
pendidikan yang tinggi. Upaya yang
yang telah mereka dapatkan dan pelajari
telah dilakukan oleh pemerintah untuk
ketika mereka duduk di bangku sekolah
mewujudkan cita – cita tersebut antara
untuk mengatasi masalah kehidupan
lain peningkatan sumber daya manusia
yang mereka hadapi dalam kehidupan
atau
sehari – hari.
yang
tenaga
memiliki
pengajar
yang
lebih
profesional. Karena untuk memperoleh
didik
Peningkatan
tidak
potensi
kemampuan yang dimiliki oleh anak
menerapkannya.
peserta
sebatas
tidak
sarana
hanya
dan
generasi yang memiliki kompetensi
prasarana belajar tidak kalah penting.
yang tinggi maka dibutuhkan tenaga
Dengan
pendidik yang profesional.
prasarana yang dimiliki sebuah lembaga
lengkapnya
sarana
dan
Tenaga pendidik yang mampu
pendidikan sangat membantu dalam
mendukung pembangunan di masa yang
proses peningkatan kompetensi yang
akan datang tidak lain adalah tenaga
dimiliki oleh peserta didik atau siswa
pendidik yang mampu meningkatkan
yang berada di lembaga pendidikan
kualitas
tersebut.
peserta
didik,
sehingga
menghasilkan generasi yang berkualitas
Permasalahan
proses
belajar
tinggi, sehingga mampu memecahkan
pada umumnya terjadi di kelas, dalam
problematika pendidikan yang kerap
hal ini kelas dapat diartikan sebagai
terjadi.
segala kegiatan yang dilakukan guru
dan anak didiknya disuatu ruangan
didominasi oleh siswa-siswa tertentu
dalam melaksanakan kegiatan belajar
saja.
mengajar.
Berdasarkan wawancara dengan
Perolehan hasil belajar dalam melaksanakan
kegiatan
guru mata pelajaran ekonomi di SMA
belajar
Negeri 1 Bangsal, dalam proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh baik
mengajar selama ini masih menerapkan
tidaknya kegiatan dan pembelajaran
metode
selama proses belajar dilaksanakan
pembelajaran. Dengan kata lain model
dikelas yang pada kenyataannya tidak
pembelajaran kooperatif belum begitu
pernah lepas dari masalah.
diterapkan. Dan proses belajar mengajar
ceramah
dalam
proses
Dalam proses belajar mengajar
yang dilakukan di sekolah tersebut
hanya didominasi oleh siswa-siswa
masih berfokus pada buku pedoman
tertentu saja. Peran serta siswa belum
saja. Selain itu satu buku digunakan
sepenuhnya
sehingga
oleh dua orang siswa, sehigga mereka
terjadi diskriminasi dalam kegiatan
tidak dapat belajar secara maksimal.
pembelajaran.
aktif
Dengan diterapkannya metodeceramah
cenderung lebih aktif bertanya dan
dalam proses belajar mengajar guru
memahami informasi yang diberikan
harus mengulang materi agar siswa
oleh guru maupun sumber belajar yang
dapat memahami dengan baik materi
lain
tersebut.
sehingga
menyeluruh
Siswa
yang
memiliki
pencapaian
Karena
apabila
kompetensi belajar yang lebih tinggi.
menyampaikan
Siswa yang kurang aktif cenderung
melakukannya satu kali saja, maka
pasif dalam kegiatan belajar mengajar,
siswa tidak akan memahami materi
mereka hanya menerima saja informasi
tersebut.
yang
sehingga
menggunakan metode ceramah pada
pencapaian kompetensi yang dimiliki
saat proses pembelajaran terkadang
lebih rendah dari siswa yang aktif.
siswa sulit berkonsentrasi dan hanya
datang
padanya
Berdasarkan hal tersebut maka
Selain
materi
itu
guru
dalam
ketika
hanya
guru
siswa – siswa tertentu saja yang
perlu diterapkan model pembelajaran
memperhatikan
yang mampu melibatkan peran serta
menjelaskan.Hasil yang dicapai siswa
siswa
sehingga
pada saat guru menggunakan metode
kegiatan belajar mengajar tidak hanya
ceramah menunjukkan bahwa sebagian
secara
menyeluruh
ketika
guru
siswa
berada
dibawah
Kriteria
kemampuan, jenis kelamin, hoby, suku,
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
dan
ditetapkan sekolah yaitu 75 (KKM
berbeda.
SMA Negeri 1 Bangsal).
kelompok, setiap anggota kelompok
Dari perolehan data diatas dapat diketahui bahwa siswa belum begitu
latar
belakang Saat
ekonomiyang
mengerjakan
tugas
saling membantu dalam memahami materi.
memahami
materi
yang
diajarkan
dengan
menggunakan
model
kooperatif adalah saling ketergantungan
Sehingga
positif. Unsur ini menunjukkan bahwa
pemilihan model pembelajaran harus
dalam pembelajaran kooperatif ada dua
disesuaikan dengan materi yang akan
pertanggung
diberikan. Melalui pemilihan model
Pertama,
pembelajaran
ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
pembelajaran
langung.
tersebut
diharapkan
Unsur
pertama
pembelajaran
jawaban
mempelajari
kelompok. bahan
sumber informasi yang diterima siswa
menjamin
tidak hanya dari guru melainkan juga
kelompoksecara individu mempelajari
dapat meningkatkan peran serta dan
bahan yang ditugaskan. (Suprijono,
keaktifan siswa dalam mempelajari dan
2009:58-59)
memahami ilmu yang telah diberikan
semua
yang
anggota
Berhasilnya siswa dipengaruhi
terutama mata pelajaran ekonomi. Salah
oleh
satu
kelompok.Dalam model pembelajaran
model
pembelajaran
yang
keberhasilan
kooperatif
model pembelajaran kooperatif.
proses pembelajaran kelompok, saling
(2000:7),
Muslimin,
pada
bertukar pikiran antar sesama anggota
pembelajaran
kelompok.
kooperatif adalah model pembelajaran
kelompok
yang unggul dalam membantu siswa
menemukan dan membangun sendiri
dalam memahami konsep yang sulit,dan
pemahaman mereka tentang materi
juga dapat menumbuhkan kerjasama
pelajaran yang tidak dapat ditemui pada
antara siswa dengan siswa maupun
metode konvensional. Keuntungan yang
antara
Pada
akan di dapat dari penggunaan model
pembelajaran kooperatif siswa dalam
kooperatif diantaranya: prestasi belajar
kelompok kecil yang memiliki tingkat
siswa akan lebih meningkat, siswa tidak
siswa
model
dkk
menekankan
kerja
melibatkan peran serta siswa adalah
Menurut
lebih
dalam
dengan
guru.
Proses akan
belajar membantu
dalam siswa
akan bosan ketika menerima pelajaran,
soal. Ini berarti setiap siswa memiliki
siswa
peluang yang sama untuk ditunjuk oleh
dapat
lebih
mengembangkan
kemampuannya.
guru.
Dalam penelitian ini peneliti
“Numbered
Heads
mencoba mengkaji penerapan model
merupakan
pembelajaran kooperatif tipe Number
kooperatif
Heads Together (NHT) dalam proses
mempengaruhi pola interaksi siswa dan
pembelajaran
sebagai alternatif terhadap struktur kelas
di
SMA
Negeri
1
Bangsal. Karena siswa dikelas X-5
jenis
Together
yang
pembelajaran dirancang
untuk
tradisional”(Trianto, 2010:82)
dalam mengikuti proses pembelajaran
Model
pembelajaran
ini
mereka merasa cepat bosan, sering kali
diharapkan dapat memotivasi siswa
mereka tidak konsentrasi dan tidak
untuk lebih pandai dalam memahami
memperhatikan
menerima
materi yang disampaikan oleh guru.
pelajaran dan sebagian besar siswa yang
Dengan model pembelajaran tipe NHT
ada dikelas tersebut kurang aktif dalam
(Numbered
mengikuti pelajaran hanya siswa –
dapat memecahkan permasalahan yang
siswa tertentu saja yang aktif.
diberikan oleh guru. Karena dalam
dalam
Heads
Together)
siswa
Model pembelajaran kooperatif
model pembelajaran ini siswa dapat
tipe Numbered Head Together (NHT)
saling berdiskusi atau menyampaikan
diharapkandapat menciptakan suasana
pendapat
belajar yang baru, dan diharapkan siswa
kelompoknya.
lebih antusias serta termotivasi dalam
mereka
atar
anggota
Dengan latar belakang tersebut,
memahami materi yang diberikan pada
maka
proses
sehingga
permasalahannya adalah (1) Bagaimana
mereka memiliki kesiapan ketika suatu
aktivitas guru dalam penerapan model
saat guru memberikan pertanyaan.
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
belajar
Hal model
ini
mengajar,
dikarenakan
pembelajaran
NHT
dalam
Heads
dapat
Together
dirumuskan
(NHT)
untuk
terdapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada
tahap dimana guru memberikan nomor
Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X-5
terhadap masing - masing siswa dan
SMA Negeri 1 Bangsal Mojokerto?, (2)
mengacak nomor tersebut setiap kali
Bagaimana
aktivitas
guru menunjuk siswa untuk menjawab
penerapan
model
siswa
dalam
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Heads
Belajar
merupakan
suatu
Together (NHT) untuk meningkatkan
kegiatan yang tidak terpisahkan dari
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
kehidupan manusia. Dengan adanya
Ekonomi di kelas X-5 SMA Negeri 1
proses belajar, maka seseorang akan
Bangsal Mojokerto?, (3) Bagaiman
mampu memperoleh pengetahuan dan
hasil
perubahan
belajar
siswa
penerapanmodel kooperatif
tipe
dalam
pembelajaran Numbered
Heads
tingkah
laku.
Kegiatan
belajar biasanya dikaitkan dengan tugas – tugas sekolah saja. Sebagian besar
Together (NHT) untuk meningkatkan
orang
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
adalah usaha seorang siswa dalam
Ekonomi di kelas X-5 SMA Negeri 1
memahami materi yang diberikan oleh
BangsalMojokerto?
guru.
Penelitian ini
bertujuan,
(1)
Mengetahui
aktivitas
guru
penerapan
model
pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
dalam
Heads
menganggap
bahwa
belajar
Belajar sebagai satu cara untuk mendapatkan
pengetahuan
banyak
dianut oleh sebagian besar masyarakat. Guru
sebagai
pengajar
Together (NHT) untuk meningkatkan
memberikan
hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
pengetahuan, sedangkan siswa berusaha
Ekonomi di kelas X-5 SMA Negeri 1
menerima
Bangsal, (2) Mengetahui aktivitas siswa
sebanyak-banyaknya.
dalam penerapan model pembelajaran
belajar
kooperatif
didominasi aktivitas menghafal.
tipe
Numbered
Heads
informasi
atau
ini
atau
yang ilmu
mengumpulkannya
biasanya
Dalam
proses
lebih
banyak
Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran
MODEL
Ekonomi di kelas X-5 SMA Negeri 1
KOOPERATIF
Bangsal, (3) Meningkatkan hasil belajar
NUMBERED HEADS TOGETHER
siswa dengan menggunakan
Together
(NHT)
TIPE
(NHT)
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
PEMBELAJARAN
Model
pembelajaran
ini
untuk
merupakan model pembelajaran yang
meningkatkan hasil belajar siswa pada
dirancang untuk mempengaruhi pola
Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X-5
interaksi
siswa.Numbered
SMA Negeri 1 Bangsal.
Together
(NHT)
pertama
Heads kali
dikembangkan oleh Spenser Kagen ( dalam Trianto, 2010: 48-49) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam memahami atau menelaah materi yang telah disampaikan dalam suatu mata pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Dalam
menggunakan
model
pembelajaran koopertif ada beberapa langkah utama atau tahapan. Pada awal dimulainya dahulu
pelajaran
guru
menyampaikan
terlebih tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk
belajar.
Selanjutnya
dikelompok-kelompokkan
siswa dalam
pertanyaan Mengajukan sebuah siswa. Pertanyaan kepada Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. menyatakan Langkah 3 Siswa pendapatan terhadap Berpikir jawaban pertanyaan itu Bersama dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. Guru memanggil suatu Langkah 4 nomor tertentu, Menjawab kemudian siswa yang nomornya seusai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
kelompok belajar secara heterogen. Dalam tahap ini guru membimbing
Hasil Belajar
siswa pada saat mereka bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok mereka.
Hasil belajar dapat diperoleh
Terakhir siswa akan mempresentasikan
pada akhir proses pembelajaran dan
hasil kerja mereka.
berkaitan dengan kemampuan siswa
Berdasarkan
tahapan-tahapan
diatas maka dapat dikembangkan suatu
dalam menyerap dan memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Hasil belajar menurut Nana
sintak pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai berikut: Langkah - Langkah Dalam Proses pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Langkah 1 Penomoran
Langkah 2
Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Guru mengajukan
Sudjana, 2010:22 yaitu hasil perubahan dari tingkah laku. Perubahan tingkah laku
ini
akan
mengakibatkan
munculnya sebuah pengalaman. Dari pengalaman, maka seseorang akan lebih bijak dalam melakukan suatu hal dan kemungkinan
melakukan
kesalahan
yang sama sangat minim sekali.
penting di dalam interaksi belajar
Aktivitas Guru
mengajar. Dalam sebuah proses belajar mengajar
guru
hanyalah
memberi
Penelitian Terdahulu
rangsangan kepada siswa dengan cara menyampaikan
atau
memberikan
Penelitian
Kelas
Numbered
Head
penjelasan tentang materi yang akan
dengan
disampaikan. (Rohani, 2010:11)
Togetherpernah dilakukan olehDjoko
Menurut Gunawan (2007: 154),
Dwi
metode
Tindakan
Kusumojanto
dengan
dalam setiap proses belajar peranan
Penerapan
guru
terhadap
Model
Numbered
siswa. Seringkali kita dengar siswa
(NHT)
untuk
merasa cepat bosan dan mengantuk
Belajar
Siswa
pada saat guru menyampaikan materi
Manajemen Perkantoran Kelas X APK
pelajaran. Hal ini disebabkan oleh guru
di SMK Ardjuna 01 Malang.Hasil
tidak
penelitian dengan menggunakan model
sangat
berpengaruh
mengetahui
bagaimana
cara
Pembelajaran
judul
Kooperatif
Head
Together
Meningkatkan pada
Head
Mata
Diklat
menyampaikan materi dengan benar,
Numbered
baik, tidak membosankan sehingga
menunjukkan bahwa aktivitas guru dan
dapat menarik minat dan perhatian
aktivitas
siswa .
mengalami
siswa
Together
Hasil
pada
setiap
peningkatan,
(NHT)
siklus
ketuntasan
siswa dari putaran 1 dan 2 mengalami peningkatan, dan respon siswa juga
Aktivitas Siswa
sangat positif. Dalam
belajar
diperlukan
Penelitian
Kelas
Numbered
Head
aktivitas siswa, kerena tidak ada belajar
dengan
tanpa adanya aktivitas siswa dalam
Togetherpernah dilakukan oleh Mustafa
pembelajaran.
Yusnani dan Baharudin pada tahun
Menurut
Sardiman
metode
Tindakan
(2007:95) menyatakan bahwa “Pada
2011
prinsipnya belajar adalah berbuat untuk
Pembelajaran
mengubah
Numbered Head Together (NHT) Untuk
tingkah
laku,
sehingga
dengan
melakukan kegiatan”. Oleh karena itu
Meningkatkan
aktivitas merupakan unsur yang sangat
Penguasaan
judul
Penerapan
Kooperatif
Keaktifan
Model
dan Konsep
Matematika.Penelitian sebanyak
2
ini
dilakukan
siklus,
dengan
Metode Penelitian
menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya
observasi,
dokumentasi.
Hasil
menunjukkan
tes,
penelitian
Penerapan
Penelitian ini merupakan jenis
dan
penellitian
tindakan
kelas
(PTK).
ini
Penelitian
tindakan
kelas
(PTK)
model
merupakan suatu pencermatan terhadap
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
kegiatan
belajar
berupa
sebuah
meningkatkan keaktifan siswa. Ditandai
tindakan, yang sengaja dimunculkan
dengan naiknya rata-rata dari semua
dan terjadi dalam sebuah kelas secara
indikator sebesar 76,6%.
bersama. ( Arikunto, 2008:3 )
Penelitian Tindakan Kelas dengan
Penelitian tindakan kelas ini
metode Numbered Head Togetherpernah
dilaksanakan dalam 2 putaran, dimana
dilakukan oleh Rosdiana dan Lambertus
setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu:
pada
(1) Perencanaan (planning), sebelum
tahun
2006
Meningkatkan
dengan
Prestasi
judul
Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII pada Pokok
Bahasan
Aljabar
Faktorisasi
Melalui
Suku
Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT di SMP Negeri 15 Kendari. sebanyak
Penelitian 2
ini
dilakukan
siklus,
dengan
menggunakan teknik pengumpulan data diantaranya
dokumentasi,
dan
Hasil
tes.
observasi,
penelitian
ini
menunjukkan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
mengadakan
44,44% siswa telah memperoleh nilai ≥ 6,0 dengan rata-rata 5,48 menjadi 80,55% dengan rata-rata 6,47.
peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan, jadwal,
instrumen
penelitian,
dan
rencana
tindakan.
(2)
membuat
Tindakan (acting), implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah yaitu mengenakan tindakan di kelas.
(3)
pelaksanaan
Observasi
(observing),
pengamatan
oleh
pengamat. (4) Refleksi (reflecting), kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Kendari, dari
penelitian,
Instrumen
penelitian
yang
digunakan terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
lembar akivitas guru, lembar aktivitas siswa,
dan
soal
tes.
Teknik
pengumpulan data terdiri dari observasi, Untuk
mendapatkan
data
kelayakan
penerapan
pembelajaran
kooperati
dokumentasi, dan tes.
tentang model
1. Validitas Rumus korelasi dengan product
tipe
NHT
digunakan analisis deskriptif. Data-data yang diperoleh dihitung persentase dan kemudian
dianalisis.
Untuk
lebih
moment dengan skala angka kasar: rxy=
rxy
siswa digunakan untuk menilai akivitas guru
dan
siswa
pembelajaran model
selama
dengan
pembelajaran
=
koofesien
= skor tes pada butir soal yang dicari validitasnya
Y
= skor tes terstandar
2. Reliabilitas Untuk
mencari
r11 = 1 -
(Arikunto, 2009:104)
Dimana:
Metode analisis data yang digunakan
r11=
reabilitas instrumen
untuk
masing-masing
Vr
= varians responden
ketuntasan belajar. Analisis data yang
Vs
= varians sisa
digunakan bertujuan untuk mengetahui
realibilitas
yaitu menggunakan rumus Spearman-
Numbered Heads Together sebagai
mengetahui
antara
X
Brown:
Analisis Data Hasil Belajar Siswa
korelasi
= jumlah peserta tes
kooperatif
upaya untuk menuntaskan hasil belajar.
(∑ )²}
N
proses
menggunakan
(∑ )²}{ ∑
variabel X dan Y
1. Analisis aktifitas guru dan siswa Analisis data aktivitas guru dan
{ ∑
Dimana:
jelasnya dibawah ini diuraikan cara perhitungan masing-masing:
( )( )
Untuk
mencari
relibilitas
masing-masing ketuntasan belajar siswa
instrumen
dan keberhasilan kelas dalam penerapan
dilakukan adalah sebagai berikut:
model pembelajaran kooperatif tipe
Langkah 1: Mencari kuadrat responden
NHT.
dengan rumus: JK(r)
Analisis Butir Soal Analisis butir soal menggunakan rumus sebagai berikut:
langkah-langkah
=
∑
−
(Arikunto, 2006:191) Dimana:
yang
(
∑
)
JK (r) = Jumlah kuadrat responden
tabel F.
k
= Banyaknya butir pertanyaan
Langkah 6 Memasukan kedalam rumus
N
= Banyaknya responden atau
r11
subjek Xt
= Skor total setiap responden.
Langkah 2: Mencari jumlah kuadrat
r11 = 1 3. Uji Daya Pembeda
butir dengan rumus:
−
JK (b) =
Daya kemampuan
pembeda
soal
adalah
sesuatu
soal
untuk
membedakan antara siswa yang pandai
(Arikunto, 2006:192)
(berkemampuan tinggi) dengan siswa
Dimana:
yang bodoh (berkemampuan rendah).
JK (b) = Jumlah kuadrat butir
(Arikunto,2009:211).
ƩB2
=Jumlah kuadrat jawab benar
Untuk mengetahui daya pembeda soal
seluruh butir
digunakan rumus :
(ƩX2) = Kuadrat dari jumlah skor total
D=
Langkah 3 Mencari Jumlah kuadrat
−
= PA
PB
(Arikunto,2009:213)
total dengan rumus:
Keterangan : JK (t) =
( ) ( )
(Arikunto, 2006:192) Dimana: JK(t)= Jumlah kuadrat total ƩB= Jumlah jawaban benar seluruh butir ƩS= Jumlah jawaban salah seluruh butir Langkah 4 Mencari kuadrat sisa dengan rumus JK (s) = JK (t) – JK (r) – JK (b) (Arikunto, 2006:192) Langkah 5 Mencari varians responden dan varians dengan menggunakan
D = daya beda Ba = jumlah kelompok atas yang menjawab benar Bb = jumlah kelompok bawah yang menjawab benar Ja = jumlah peserta kelompok atas Jb = jumlah peserta kelompok bawah Adapun
klasifikasi
daya
pembeda
adalah sebagai berikut : 1. D = 0,00 sampai 0,20 = jelek 2. D = 0,20 sampai 0,40 = cukup 3. D = 0,40 sampai 0,70 = baik 4. D = 0,70 sampai 1,00 = baik sekali 5. D = negative, semuanya tidak baik
Jadi nilai D yang mempunyai nilai (D) negatif
dibuang
Sebelum kegiatan belajar
saja.
(Arikunto,2009:214)
mengajar
dilaksanakan,
dahulu
dilakukan
terlebih beberapa
persiapan diantaranya : 1) Mempersiapkan RPP ( Rencana
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan
Pembelajaran)
untun materi siklus I yaitu
Hasil Penelitian Sebelum dilaksanakan kegiatan
tentang inflasi dan indeks harga,
belajar mengajar dengan menerapkan
serta jenis-jenis inflasi.
model pembelajaran Numbered Heads
2) Menyusun
Together (NHT), terlebih dahulu siswa
postes
diberikan soal tentang Inflasi dan
soal
pretest
3) Menyusun instrumen penelitian
Indeks Harga. Tes ini dilaksanakan
berupa
lembar
untuk mengetahui pengetahuan awal
aktivitas
guru
yang dimiliki oleh siswa dan untuk
observasi aktivitas siswa.
membentuk
kelompok
dan
observasi dan
lembar
kemampuan
4) Menyiapkan buku panduan yang
siswa dalam satu kelompok memiliki
akan digunakan sebagai panduan
kemampuan yang tidak sama ada yang
belajar siswa.
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dan selanjutnya kelompok ini
b.
Pelaksanaan tindakan Pelaksanaan tindakan (acting)
akan diterapkan di setiap putaran. Untuk
dilakukan
lebih jelasnya mengenai tahapan –
pertemuan. Pertemuan pertama
tahapan
dilakukan pada tanggal 6 April
hasil
penelitian
diuraikan
sebagai berikut:
dalam
dua
kali
2012. Sebelum melakukan proses belajar mengajar peneliti yang bertindak
Siklus I Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 6April 2012. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pelaksana, sedangkan
guru
pamong
bertindak
memberikan
sebagai
guru
pretest
untuk
menentukan nilai siswa. Kegitan
belajar
mengajar
pada putaran I diawali dengan
sebagai pengamat.
pendahuluan, kegiatan inti, dan
a.
diakhiri dengan penutup. Pada
Perencanaan (Planning)
kegiatan
pendahuluan
menyampaikan
sedikit
guru
masing kemudian siswa bersama-
materi
sama mengerjakan soal latihan
tentang Inflasi dan Indeks Harga.
dan
Pada
berdiskusi
tahap
ini
guru
menyampaikan tujuan yang ingin
dengan
untuk anggota
Pada saat siswa melakukan diskusi guru mengawasi siswa
Pada kegiatan inti, guru membentuk
siswa
kelompok yang lain.
dicapai setelah kegiatan belajar dilaksanakan.
meninta
kelompok
dengan cara berkeliling dari satu
siswa
kelompok ke kelompok lain. Pada
berdasarkan hasil pretest yang
saat itu guru membimbing dan
dilakukan
pada
membantu siswa agar mereka
sebelumnya.
Setelah itu
pertemuan guru
menerapkan
keterampilan
membagi siswa dalam delapan
kooperatif yang mereka miliki.
kelompok yaitu kelompok A, B,
Setelah diskusi selesai dilakukan
C, D, E, F, G, dan H. Dimana
kemudian guru memanggil nomor
setiap kelompok beranggotakan 4-
secara acak, dan siswa yang
5 siswa dan tiap anggota diberi
dipanggil
nomor 1-5.
kedepan kelas dan memberikan
nomornya
maju
Dalam proses pembentukan
jawaban atas pertanyaan yang
kelompok menyita banyak waktu,
diberikan oleh guru kemudian
karena setiap siswa menginginkan
menjelaskan maksud dari jawaban
berkelompok
teman
yang diberikan kepada kelompok
dekatnya atau teman sebangku.
– kelompok lain. Selanjutnya
Bahkan biasanya siswa putri tidak
penjelasan
mau berkelompok dengan siswa
oleh
putra, karena menilai siswa putra
memberikan pujian kepada setiap
cenderung
kelompok
sendiri
dengan
malsa
pada
ramai
kelompok
yang
lain.
Guru
memberikan
jawaban
Tetapi hal ini dapat diatasi oleh
kegiatan
guru. Setelah terbentuk kelompok
memberikan pos test I. Kemudian
dan
guru dan murid bersama - sama
sudah
bergabung
dengan kelompoknya masing –
yang
ditanggapi
berdiskusi.
siswa
saat
dan
tersebut
benar.
penutup,
Pada guru
menyimpulkan materi yang telah
Pada siklus 1 dapat diketahui
dipelajari.
aktivitas guru dalam mengelola pelajaran mendapat skor rata – rata 2,50. Sedangkan pada siklus II
Pembahasan Berdasarkan diatas,
maka
pengelolaan
hasil
pembahasan metode
kooperatif
penelitian
tipe
terhadap
pembelajaran
Numbered
Heads
aktivitas guru dalam mengelola pelajaranmengalami menjadi
2,77.
peningkatan Maka
dapat
disimpulkan bahwa aktivitas guru
Together maka dapat diketahui antara
dalam
lain :
mengalami peningkatan di setiap
1. Aktivitas guru dalam pembelajaran
siklus. Hal ini dikarenakan guru
kooperatif tipe Numbered Heads
mengelola pembelajaran kooperatif
Together
tipe NHT sesuai dengan sintaks
Adapun aktivitas guru dalam pembelajaran
kooperatif
mengelola
pembelajaran
pembelajaran
kooperatif
yang
tipe
dikemukakan oleh Ibrahim (dalam
Numbered Heads Together dapat
Trianto, 2010:48) yang menyatakan
dilihat pada grafik dibawah ini:
bahwa
tahap
pembelajaran
kepada
2.77
guru
siswa,tahap
kedua
menyajikan informasi, tahap ketiga
2.5
2.6
kooperatif
dalam
menyampaikan tujuan dan motifasi
Grafik Aktivitas Guru 2.8
pertama
mengorganisasikan siswa kedalam
2.4
kelompok-kelompok belajar, tahap
2.2
keempat membimbing kelompok 1 Siklus 2
2
bekerja dan belajar, tahap kelima
Siklus 1
evaluasi,
dan
tahap
keenam
memberikan penghargaan. Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari grafik diatas dapat diketahui
aktivitas
guru
dalam
mengelola pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together.
2. Aktivitas pembelajaran
siswa kooperatif
dalam tipe
Numbered Heads Together Adapun aktivitas siswa dalam pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together dapat
pembelajaran
kooperatif
tipe
dilihat pada grafik dibawah ini:
Numbered Heads Together ini siswa dituntut ikut berperan aktif dalam
Grafik Aktivitas Siswa 2.5
2.6 2.4 2.2
Hal
ini
dikarenakan mereka memiliki
2.75
2.8
diskusi.
tanggung jawab masing-masing dalam memahami materi yang disampaikan, mereka tidak dapat
1
2
siklus 2
bergantung pada siswa lain. Sehingga hal ini menyebabkan
siklus 1
terjadinya peningkatan aktivitas Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari grafik diatas maka dapat diketahui aktivitas siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
proses
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together. Pada siklus I dapat diketahui aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Numbered
kooperatif Heads
tipe
Together
mendapat skor rata-rata 2,50. Sedangkan
pada
siklus
siswa dari siklus 1 ke siklus 2. 3. Hasil siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together Dari tes rata – rata pada setiap siklus terdapat peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif
Numbered Heads Together dari siklus I ke siklus II yang dapat dilihat pada grafik berikut ini:
II
aktivitas siswa dalam mengikuti
Grafik Hasil Belajar Siswa
proses pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together mengalami peningkatan menjadi 2,75. Menurut Rohani (2007) menyebutkan proses
bahwa
suatu
pembelajaran
dapat
dikatakan berhasil jika siswa giat dan aktif dalam proses belajar. Dalam
penerapan
model
tipe
64.05 71.8
100
77
0 1
siklus 2
2 siklus 1
3 Pre Test
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan pada grafik diatas maka dapat diketahui bahwa hasil
diajarkan dan mereka juga tidak dapat bergantung pada siswa yang lain.
belajar siswa dalam penerapan model
Pada
model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
kooperatif
Heads Together pada tiap siklusnya
Together guru hanya berperan sebagai
mengalami peningkatan. Pada siklus I
fasilitator dan mediator. Selain itu pada
rata – rata hasil belajar siswa mencapai
model pembelajaran kooperatif tipe
nilai 71,8. Kemudian pada siklus II hasil
Numbered Heads Together pada setiap
belajar siswa mengalami peningkatan
akhir
hingga mencapai nilai 77. Hal ini
penghargaan berupa hadiah kepada
menunjukkan
kelompok
yang
tertinggi.
Meskipun
bahwa
diterapkannya kooperatif
model
tipe
dengan pembelajaran
Numbered
tipe
pembelajaran
pelajaran
Numbered
guru
Heads
memberikan
mendapatkan hadiah
skor yang
Heads
diberikan memiliki harga yang tidak
Together dapat meningkatkan hasil
seberapa tetapi siswa merasa senang
belajar siswa kelas X-5 secara bertahap.
ketika mereka menerima hadiah setelah
Peningkatan
terjadi
pelajaran usai. Hal ini dapat membuat
karena masing – masing siswa memiliki
siswa lain lebih aktif dan belajar lebih
tanggung jawab yang sama dalam setiap
giat pada setiap pertemuan agar mereka
kelompok, sehingga mereka dituntut
juga bisa mendapatkan penghargaan.
tersebut
dapat
untuk benar – benar memahami materi tentang inflasi dan indeks harga. Karena
SIMPULAN dan SARAN
dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
Heads
Dari hasil penelitian Simpulan dan
Together guru akan menunjuk siswa
pembahasan yang telah dipaparkan pada
secara sepontan dan pada saat guru
Bab IV, maka dapat diambil simpulan
menunjuk, guru tidak mengetahui siapa
sebagai berikut :
murid yang akan ditunjuk. Oleh sebab
1. Aktivitas guru dalam penerapan
itu model pembelajaran ini sangat
model pembelajaran kooperatif tipe
efektif untuk diterapkan karena dalam
Numbered Heads Together (NHT)
proses pembelajaran berlangsung siswa
secara keseluruhan diperoleh nilai
memiliki
rata – rata kemampuan guru dalam
memahami
tipe
Numbered
tanggung materi
jawab yang
untuk sedang
pengelolaan
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads
misalnya,mengobrol,
Together
mengerjakan tugas, dll
(NHT)
sebesar
2,63
dengan kualifikasi baik.
2. Model
2. Aktivitas siswa dalam penerapan
tidak
pembelajaran
Heads
Numbered
Togethermampu
model pembelajaran kooperatif tipe
meningkatkan iteraksi positif antar
Numbered
siswa
Heads
Together
dan
mengurangi
sifat
(NHT)secara keseluruhan diperoleh
individualisme pada setiap siswa.
nilai rata – rata kemampuan siswa
Selain itu dengan diterapkannya
dalam
model
pengelolaan pembelajaran
pembelajaran
ini
dapat
kooperatif tipe Numbered Heads
membuat siswa lebih bertanggung
Together
jawab.
(NHT)
sebesar
2,62
dengan kualifikasi baik. 3. Hasil
belajar
penerapan
siswa
model
dalam
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
Suharsimi.
2008.
kooperatif tipe Numbered Heads
Dasar
Together (NHT)secara keseluruhan
Jakarta: Bumi Aksara.
diperoleh
nilai
kemampuan
rata
–
siswa
pengelolaan
rata dalam
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT)
sebesar
2,63
dengan kualifikasi baik.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian
pembelajaran
Numbered
Suatu
Pendekatan
Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian.
Depdiknas. penerapan
Pendidikan.
Jakarta
:
Rieneka
Cipta.
Saran 1. Dalam
Evaluasi
Dasar-
2004.
Meningkatkan
model
Kualitas
Generasi
Penerus
Heads
(Online).http://admin.wordpress.c
Together (NHT) guru hendaknya
om diakses tanggal 31 Januari
mengawasi siswa pada saat diskusi
2012.
berlangsung. Hal ini bertujuan agar
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan
pada saat diskusi berlangsung dapat
Zain.
mencegah perilaku siswa yang
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
tidak
seharusnya
terjadi
Gunawan,
2006.
Adi
Learning
Strategi
W.
2007.
Strategy:
Belajar
Genius Petunjuk
Praktis
Untuk
Accelerated
Menerapkan
Learning.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Nur, Mohamad, Ismono. 2000. Kooperatif.
Surabaya : UNESA – University Press. Muslich,
Masnur.
2010.
Penilaian
Rafika Aditama Mohamad.
Surabaya:
2011.
Model
Kooperatif.
Pusat
Sains
dan
Matematika Sekolah Unesa.
Jakarta: Rineka Cipta. Sardiman, AM. 2007. Interaksi dan Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rajawali Persada
Mochamad.
dkk.
2007.
Unesa University Press Penulisan
Faktor Yang Memepengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
dan
Proses
Belajar
Suprijono,
Agus.
Skripsi. 2006. Surabaya: UNESA.
2009.
Teori
Cooperatif
dan
Aplikasi
Paikem. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Trianto.
Penilaian
Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Lerning:
Psikologi Pendidikan. Surabaya:
Panduan
Profesional.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil
Pembelajaran
Nursalim,
Guru
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-
Kelas dan Kompetensi. Bandung:
Nur,
Pengajaran: Sebuah Pengantar Menuju
Ibrahim, Muslimin; Rachmadiarti, Fida,
Pembelajaran
Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan
2010.
Mendesain
Model
Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.