The Effect of Cooperative Learning Model Type Numbered Heads Together Assisted Picture Media to Result Learning Students on Life Organization Material (Exsperimental Study at first grade in Junior High School 4 Tasikmalaya) Danti Rosanti, Edi Hernawan, Diana Hernawati
[email protected] Biology Departement Faculty of Educational Sciences and Teacher’s Training Siliwangi Of University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected]
ABSTRACT The aim of this research is to know the influence of cooperative learning model numbered heads together by using picture media on life organization material. This research was conducted in desember 2015 to april 2016 at junior high school 4 Tasikmalaya. This research used pre-experimental and design, this research used one shot case study design. The population of this research is all of the students at first grade in Junior High School 4 Tasikmalaya. A total of 10 classes with a number of students as many as 384 students and the sample of this research is 2 classes such as seven G and seven H class choosen by random cluster sampling, each class consists of 38 students. To measure the students’ result on life organization material, this research used the research instrument such as test especially multiple choice question form (multiple question) consists of 35 points. The technique of analyzing the data used two different test average (t-test) with significance level (a) = 5%, and descriptive t- test. Based on analyzing the data and hyphotesis testing, the result showed that there was an influence of cooperative learning model type numbered heads together assisted picture media to result learning students on Life Organization Material at first grade in Junior High School 4 Tasikmalaya.
Keyword : numbered heads together, life organization
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya) Danti Rosanti, Edi Hernawan, Diana Hernawati
[email protected] Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar terhadap hasil belajar peserta didik pada Materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai dengan bulan April 2016 di SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode pre exsperimental dan desain pada penelitian ini menggunakan desain one shot case study. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Sebanyak 10 kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 384 orang dan sampel yang digunakan adalah peserta didik sebanyak 2 kelas yang diambil secara cluster random sampling yaitu kelas VII-G dan kelas VII-H yang masing-masing kelas terdiri atas 38 orang peserta didik. Untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada materi Organisasi Kehidupan, digunakan instrumen penelitian berupa tes berbentuk soal pilihan ganda (multple choice) dengan jumlah soal sebanyak 35 butir. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α) = 5%, dan uji t deskriptif.
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya.
Kata Kunci : model numbered heads together, organisasi kehidupan
Pendahuluan Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas. Mengingat pentingnya pendidikan maka kualitas pendidikan nasional harus senantiasa dikembangkan sesuai dengan dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi di tingkat lokal, regional maupun global. Peningkatan kualitas pendidikan di sekolah berkaitan erat dengan kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan peserta didik hendaknya ada hubungan timbal balik dari kedua belah pihak. Hubungan timbal balik ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan guru. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu guru. Guru sebagai pengajar dan fasilitator dituntut untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan teknik pembelajaran baik itu pendekatan, metode, model, dan media pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi pembelajaran. Kenyataanya guru lebih sering menggunakan model konvensional yaitu dengan ceramah yang bersifat teacher centered. Hal serupa
diungkapkan oleh Daud, Firdaus (2008:2) yang menyatakan “Sistem
pengajaran konvensional yang sampai sekarang ini masih banyak diterapkan di sekolah-sekolah, proses pembelajaran berpusat pada guru dimana guru aktif menjelaskan sedangkan siswa bersifat pasif yang hanya mendengarkan dan mencatat saja”.
Berdasarkan hasil wawancara guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya permasalahan yang dihadapi antara lain, sebagian besar proses pembelajaran menggunakan model konvensional yaitu ceramah yang bersifat teacher centered. Rendahnya aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran mengakibatkan peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru, merasa jenuh dan bosan. Selain itu tingginya asumsi peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang sulit. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya hasil belajar peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 70, sedanngkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 75. Supaya proses pembelajaran di kelas efektif dan berjalan dengan optimal, guru perlu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi sehingga peserta didik tidak merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran kooperatif juga dapat memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Slavin (2008:4) ”Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran
dimana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu
satu
sama
lainnya dalam
mempelajari
materi
pelajaran”.
Numbered heads together merupakan salah satu contoh model pembelajaran kooperatif, Hamdayana, Jumanta (2014:175) “Numbered heads together merupakan salah satu satu tipe pembelajarann kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik”. Model pembelajaran ini memiliki ciri khas yaitu guru memberikan nomor yang berbeda pada setiap anggota kelompok. selain itu, guru hanya memanggil satu nomor perwakilan dari kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selain itu, diperlukan pula media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran karena melalui penggunaan media dapat mempermudah memahami materi, motivasi dan minat belajar cepat tumbuh. Sebagaimana yang dinyatakan Sadiman (2010:17) “Media pembelajaran mempunyai fungsi
memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan waktu, ruang dan daya indra, dan mengatasi sifat pasif anak didik”. Ada banyak jenis dan macam media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah media visual. Visualisasi adalah salah satu
cara
yang
dapat
dilakukan
untuk
menghindari
verbalisme
dan
mengkonkritkan sesuatu yang abstrak. Salah satu contoh media visual yaitu media gambar. Untuk mengatasi permasalahan diatas, penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan bantuan media yaitu model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar. Tujuan Penelitian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah preexperimental. Menurut Arikunto, Suharsimi (2010:123) “Pre-experimental sering kali dipandang sebagai eksperimen yang tidak sebenarnya. Disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 10 kelas dengan jumlah 384 orang peserta didik. Dalam penelitian ini sampelnya adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya sebanyak dua kelas yang diambil dengan teknik cluster random sampling yaitu mendaftar semua anggota populasi sasaran dan kemudian memilih sampel diantaranya, pemilihan sampel dengan cara acak, memilih dua kelas yang digunakan dari keseluruhan populasi. Pada penelitian ini kelas VII G sebagai kelas eksperimen dan kelas VII H sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar peserta didik pada Materi Organisasi Kehidupan. Tes berupa pilihan majemuk sebanyak
35 butir soal dengan empat option. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya semester dua tahun ajaran 2015/2016. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one-shot case-study. artinya peneliti hanya melakukan satu kali perlakuan yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh. Selanjutnya untuk mengetahui terdapat pengaruh atu tidaknya perlakuan, diberikan posttest (tes akhir) pada kedua kelas yang menjadi sampel tersebut dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Dari penelitian menunjukan bahwa hasil tes belajar kedua varians berasal dari populasi yang beristribusi normal dan kedua varians bersifat homogen, maka pengujian dilanjutkan dengan dengan menggunakan uji t komparatif untuk membandingkan pengaruh hasil dua perlakuan yang bebda di dalam penelitian dengan kaidah pengujian hipotesis yang digunakan adalah tolak H0 jika – ttabel < thitung ≤ + ttabel. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Ringkasan Hasil Uji t thitung – ttabel Hasil Analisis 3,40
-1,99. – ttabel < thitung
Kesimpulan
Kesimpulan Analisis
Tolak H0
Terdapat Perbedaan
Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai posttest sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal atau belum dilakukan analisis uji t deskriptif dengan kaidah pengujian hipotesis, tolak H0 jika thitung ≤ -ttabel. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut : Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji t Deskriptif thitung
-ttabel
Hasil Analisis
Kesimpulan
Kesimpulan Analisis
Eksperimen
1,49
-1,69
thitung ≥-ttabel
Terima H0
Nilai posttest peserta didik telah mencapai KKM.
Kontrol
-0,79
-1,69
thitung ≤-ttabel
Tolak H0
Nilai posttest peserta didik belum mencapai KKM
b. Pembahasan Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen pada proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dengan bantuan media gambar. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh dari penelitian, menunjukan bahwa hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen dan di kelas kontrol menunjukkan hasil yang berbeda, tidak hanya dalam proses pembelajarannya saja yang berbeda tapi perbedaan dapat dilihat dari nilai ratarata hasil belajar. Untuk melihat hasil pembelajaran dari kedua kelas tadi, disajikan dalam gambar berikut ini : 28.5 28 27.5 27 26.5 26 25.5 25 24.5 24 23.5
28.13
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
26.25 25.34
KKM
Eksperimen
Kontrol
Model pembelajaran numbered heads together dengan bantuan media gambar Model Pembelajaran konvensional dengan bantuan media gambar
Gambar 1 : Diagram Rata-rata Skor Posttest Hasil Peserta Didik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan diagram diatas diketahui bahwa rata-rata posttest di kelas eksperimen adalah 28,13 sedangkan bahwa rata-rata posttest di kelas kontrol 25,34. Untuk KKM mata pelajaran IPA kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmlaya adalah 75 atau dengan hasil konversi adalah 26,25. Berdasarkan gambar artinyan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar menunjukan nilai rata-rata lebih tinggi dari kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional dengan bantuan media gambar, hal ini karena model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads
together merupakan diskusi kelompok heterogen yang menekankan pada pola interaksi peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together melalui beberpa tahap yaitu pada tahap pertama guru menyampaikan materi terlebih dahulu secara garis besar dengan bantuan media gambar. Peserta didik mengamati gambar-gambar relevan mengenai materi yang disajikan didepan ataupun yang dibagikan pada setiap bangku peserta didik. Penggunaan media gambar ini bertujuan selain untuk memudahkan peserta didik memahami materi, menurut Azhar, Arsyad (2014:19) “Satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dituntut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan guru”.
Hal tersebut dapat
dibuktikan pada saat penyampaian materi keadaan dalam kelas berjalan kondusif. Tahap selanjutnya guru membentuk kelompok peserta didik yang tediri dari 4-5 orang yang sifatnya heterogen dan memberikan nomor kepala pada setiap anggota kelompok sebagai identitas dirinya. Kemudian guru memberikan lembar kegiatan peserta didik sebagai bahan diskusi kelompok. Tahap selanjutnya setiap kelompok melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya dan memastikan semua anggota kelompoknya mengetahui jawaban tersebut. Tahap selanjutnya guru memanggil salah satu nomor dari kelompok sebagai perwakilan untuk mempersentasikan jawaban hasil diskusi kelompoknya masing-masing, dan peserta didik yang lain memberi tanggapan, kemudian guru memanggil nomor yang lain. Setelah proses presentasi selesai, melalui media gambar juga guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dari hasil pengamatan dilapangan peneliti menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar. Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, peserta didik dalam kelompoknya dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh karena dituntut untuk
bertanggung jawab pada tugas akademik yang diberikan, melatih peserta didik bekerja sama dan menghargai pendapat teman, terjadi interaksi yang intens antar peserta didik pada saat menjawab soal, dan tidak ada peserta didik yang mendominasi dalam kelompoknya karena dibatasi oleh nomor yang dimilikinya. Sama seperti yang dinyatakan Hamdayama, Jumanta (2014:176) “Model numbered head together memiliki beberapa kelebihan yaitu, melatih siswa untuk mampu bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain, melatih siswa untuk bisa menjadi teman sebaya, memupuk rasa kebersamaan, dan membuat siswa menjadi terbiasa dengan perbedaan”. Selain memiliki kelebihan model numbered heads together juga memiliki kelemahan, seperti yang diungkapkan
Hamdayama, Jumanta
(2014:177) “Kelemahannya yaitu siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan, guru harus bisa memfasilitasi siswa dan tidak semua mendapat giliran”. Peneliti juga kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, yaitu tidak semua nomor peserta didik akan terpanggil sehingga muncul iri antar peserta didik. Model pembelajaran konvensional di kelas kontrol yang proses pembelajarannya hanya satu arah yang dimulai dengan guru menyampaikan materi secara langsung kepada peserta didik dengan menyajikan gambar. Sehingga peserta didik cenderung pasif karena hanya mendengar dan mencatat semua informasi dari guru saja, sedangkan peserta didik tidak berperan dalam pembentukan pengetahuannya sendiri. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, maka penulis menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan bantuan media gambar terhadap hasil belajar peserta didik pada materi Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 4 Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together memerlukan motivasi pada setiap anggota kelompoknya sehingga ada kesiapan dalam menjawab setiap soal; 2. penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together hendaknya guru membimbing proes diskusi lebih baik dan teratur sehingga sasaran dari diskusi dapat tercapai. Selain itu dalam pelaksanan pembelajaran guru harus lebih memperhatikan efisiensi waktu yang digunakan agar cukup untuk melaksanakan setiap tahap pembelajaran. 3. dalam proses pembelajaran di kelas guru disarankan memperbanyak pengalaman belajar peserta didik menggunakan media gambar dan media lain agar meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik; dan 4. bagi peneliti selanjutnya, hendaknya memahami lebih lanjut tentang model kooperatif tipe numbered heads together dan mencoba menerapkan model pembelajaran
kooperatif
tipe
numbered
heads
together
dengan
mengkombinasikan bantuan media gambar atau jenis media yang lain pada materi yang lain pula. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daud, Firdaus.(2011).Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar pada Konsep Ekosistem bagi Siswa Kelas VII.A, SMPN 5 Takalar. Jurnal chemical vol.12 nomor 1 juni 2011, 40-46 Hamdayama, Jumanta.(2014).Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter.Jakarta: Ghalia Indonesia. Sadiman, Arief et al. (2010). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slavin, Robert E. (2008). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Penerbit Nusa Medina.