perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: FARIDA NUR OKTAVIASARI K7407078
SKRIPSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: FARIDA NUR OKTAVIASARI NIM K7407078
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
commit to user iii
Mei 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran dari Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis Tanggal
: 09 Juni 2011
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Farida Nur Oktaviasari. STUDI KOMPARASI METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 , Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei. 2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan antara metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu ( Quasi Eksperimental Research). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Sampel diambil dengan cara cluster random sampling yaitu cara pengambilan sampel ya ng dilakukan secara acak (random) terhadap kelompok – kelompok yang ada dalam populasi. Sejumlah 4 kelas yang berkesempatan sama untuk menjadi kel ompok kontrol dan kelompok eksperimen, yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4. Setelah dilakukan pengambilan sampel tersebut, kelas XI IPS 4 menjadi kelompok kontrol sedangkan kelas XI IPS 2 menjadi kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol terdiri atas 38 siswa dan pada kelompok eksperimen terdiri atas 38 siswa juga. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas berupa metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah dengan Matched Group Design. Data penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa yang diperoleh dari tes berupa pilihan ganda. Pengujian prasyarat analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan t–matching yaitu untuk menyamakan kedua kelas berangkat dari titik tolak yang sama. Dalam perhitungan t–matching tersebut tahap sebelumnya adalah dengan menghitung mean matching dan varian matching terlebih dahulu. Uji hipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara kedua kelas. Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan : 1) Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah, hal ini ditunjukkan dengan t hitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995. 2) Metode Numbered Heads Together (NHT) menghasilkan prestasi belajar akuntansi yang lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah, h al itu ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar setelah diberi perlakuan.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Farida Nur Oktaviasari. COMPARISON STUDY WITH METHOD OF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) AND METHOD OF LEARNING ACHIEVEMENT ON ACCOUNTING LECTURE CLASS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO ACADEMIC YEAR 2010/2011 , Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Tra ining and Education Sebelas Maret University in Surakarta, May. 2011. The purpose of this study is to know the comparison between the methods of Numbered Heads Together (NHT) and the lecture method of learning achievement of students in grade XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo in Academic Year 2010/2011. This research uses quasi -experimental method (Quasi -Experimental Research). The population in this study are all high school students to class XI IPS SMA N 2 Sukoharjo in Academic Year 2010/2011. Samples taken by cluster random sampling that is the way of sampling conducted in ra ndom order (random) against groups - groups that exist in the population. A total of 4 classes that same opportunity to be a control group and experimental group , namely class XI IPS 1, IPS XI 2, XI IPS 3, and XI IPS 4. After sampling, the class XI IPS 4 t o the control group while the class XI IPS 2 to the experimental group. In the control group consisted of 38 students and in the experimental group consisted of 38 students as well. The variables in this study consisted of independent variables in the form of methods Numbered Heads Together (NHT) and the lecture method. While the dependent variable is students' learning achievement accounting class XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo. The study design was performed under M atched Group Design. The data of this research is to study accountancy student achievement obtained from a multiple choice test. Testing requirements analysis in this research is to use a t-matching is to equate the two classes leaving from the same starting point. In calculating the t-matching the previous stage is to calculate the mean and variance matching first. Hypothesis test using t-test is to determine differences in learning achievement between the two classes. Based on the analysis of this study concluded: 1) There are differences in accounting student achievement between students who are taught using the method of Numbered Heads Together (NHT) with lecture me thod, this is indicated with t ie > ttable 5.52 > 1.995. 2) Method of Numbered Heads Together (NHT) to produce the accounting acade mic achievement is more effective than the lecture method, it is characterized by an increase in academic achievement after a given treatment.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Orang yang bersabar akan mencapai tujuan yang terbaik. (Ibnu Mas’ud r.a)
Barangsiapa
menunjuki
kebaikan,
baginya
pahala
sebagaimana
orang
mengikutinya. (H.R. Muslim)
Sesungguhnya keridhaan Allah ‘Azza wa Jalla terletak pada keridhaan kedua orangtua. (H.R. Tirmidzi)
Jadikanlah hari esok hari yang jauh lebih baik dari hari kemarin. (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Ibu dan Bapakku tersayang, yang selalu mendoakan di setiap langkahku, memberikan dorongan dan semangat, dan menyayangiku dengan sepenuh hati.
Tante yang selalu memberikan motivasi dan arahan.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, taufik dan hidayah -Nya serta dengan usaha yang sungguh sungguh, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk mem enuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Muhtar, S.Pd, M.Si., selaku Pembimbing Akademis yang selalu memberikan arahan dan motivasi. 5. Prof. Dr. Sigit Santoso, M. Pd., selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skr ipsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar. 6. Jarryanto, S.Pd, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, semangat, ilmu dan bimbingan dengan baik kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar. 7. Tim Penguji, selaku penguji skripsi yang telah menguji serta memberikan masukan kepada penulis. 8. Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed , selaku Kepala SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang telah memberikan ijin penelitian skripsi ini.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
9.
S. Hardjono, S. Pd, M.Pd,
digilib.uns.ac.id
selaku guru mata pelajaran akuntansi yang
membimbing dalam pelaksanaan penelitian ini serta guru dan staf karyawan, dan siswa XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 4 yang membantu penulisan skripsi ini. 10. Ibu Bapak tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang serta doa yang tak henti -hentinya mengiringi peneliti hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 11. Tante yang selalu memberikan dorongan dan semangat untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 12. Be-One: Eka, Fitri, Susan, Nisa, D ian, Yoga, Denny, Hafid, Gesang dan Fajar yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam penulisan skripsi ini. 13. Genk_Sotto: Lail, Arni, Nisa, Tika, Arom, Uni yang selalu memberikan keceriaan, masukan, dan semangat bagi penulis. 14. Semua pihak yang tidak d apat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
Mei 2011
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI .................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN REVISI ............................................................................................. iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v HALAMAN ABSTRAK........................................................................................ vi HALAMAN ABSTRACT ....................................................................................... vii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ viii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5 D. Perumusan Masalah........................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 F. Manfaat Penelitian............................................................................. 6 BAB II. LANDASAN TEORI .............................................................................. 8 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 8 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 22 C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 24 D. Perumusan Hipotesis .......................................................................... 26 BAB III.METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 27 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27 B. Populasi dan Sampel.......................................................................... 28
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 28 D. Rancangan Penelitian......................................................................... 29 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 30 F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 32 G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 35 BAB IV.HASIL PENELITIAN .............................................................................. 39 A. Deskripsi Data ................................................................................... 39 B. Pengujian Prasyarat Analisis .............................................................. 56 C. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 57 D. Pembahasan Hasil Analisis Data ........................................................ 58 BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................... 61 A. Simpulan ........................................................................................... 61 B. Implikasi ........................................................................................... 61 C. Saran ................................................................................................. 62 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 64 LAMPIRAN .......................................................................................................... 66
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 11
2.
Bentuk Neraca Lajur 8 Kolom ......................................................................... 21
3.
Bentuk Neraca Lajur 10 Kolom ....................................................................... 21
4.
Bentuk Neraca Lajur 12 Kolom ....................................................................... 21
5.
Rincian Kegiatan, Waktu, dan Jenis Kegiatan Penelitian ................................. 27
6.
Kisi-kisi Soal Uji Coba ................................................................................... 31
7.
Ringkasan Uji Daya Beda Soal ....................................................................... 48
8.
Ringkasan Tingkat Kesuakaran Soal ............................................................... 49
9.
Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ................... 49
10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen ............. 50 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol ................................. 52 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Ekspe rimen .......................... 53 13. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan ........................................................................................................ 54 14. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan........................................................................................ 55
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Skema Kerangka Berfikir tentang Penerapan Metode NHT dan Metode Ceramah ........................................................................................................ 11
2.
Pola Penelitian ................................................................................................ 29
3.
Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sukoharjo ................................................. 47
4.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol .. 50
5.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemamp uan Awal Kelompok Eksperimen ..................................................................................................... 51
6.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol ................ 52
7.
Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen ......... 53
8.
Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan........................................................................................ 55
9.
Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan ........................................................................... 56
10. Pembelajaran dengan Metode Ceramah pada Kelompok Kontrol .................... 147 11. Pembelajaran dengan Metode Numbered Heads Together (NHT) pada Kelompok Eksperimen .................................................................................... 147
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Kontrol ........................ 66
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen ................. 78
3.
Soal Uji Coba.................................................................................................. 90
4.
Soal Post-Test ................................................................................................. 98
5.
Lembar Kerja Siswa ........................................................................................ 106
6.
Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 (Kelas Uji Coba) ...................................... 107
7.
Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 4 (Kelompok Kontrol) ................................ 108
8.
Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 2 (Kelompok Eksperimen) .......................... 109
9.
Perhitungan Validitas ...................................................................................... 110
10. Menghitung Validitas Item Soal No. 1 ............................................................ 113 11. Perhitungan Reliabilitasi ................................................................................. 114 12. Menghitung Reliabilitas dengan Rumus KR -20............................................... 118 13. Perhitungan Uji Daya Beda Soal ..................................................................... 119 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ............................................................... 121 15. Data Induk Penelitian ...................................................................................... 123 16. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Kontrol ........................................ 124 17. Distribusi Frekuensi Data Awal Kelompok Eksperimen .................................. 126 18. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Kontrol ........................................ 128 19. Distribusi Frekuensi Data Akhir Kelompok Eksperimen ................................. 130 20. Data Selisih Nilai Awal dan Nilai Akhir .......................................................... 132 21. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen .......................... 133 22. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol ................................ 134 23. Perhitungan Uji Kesetaraan ( Matching)........................................................... 135 24. Perhitungan Uji Prasyarat Analisis .................................................................. 137 25. Tabel Persiapan............................................................................................... 140 26. Perhitungan Uji t-test disain Matched Group (MG) ......................................... 142 27. Daftar Nama Kelompok Numbered Heads Together (NHT) ............................ 146 28. Format Pelaksanaan Metode Numbered Heads Together (NHT) ..................... 147 29. Foto Pembelajaran .......................................................................................... 150
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30. Tabel Distribusi r ............................................................................................ 151 31. Tabel uji-t ....................................................................................................... 152 32. Tabel Distribusi F ........................................................................................... 153
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Pendidikan di suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara karena pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Ada tiga unsur utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas metode pembelajaran. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum. Melalui perubahan kurikulum diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya. Selain pembaharuan kurikulum hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah peningkatan kualitas pembelajaran dalam hal ini proses pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru memegang peranan yang sangat penting akan keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Untuk mendorong keberhasilan guru dalam proses pembelajaran, maka guru harus memperbaiki pola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan atau metode pembelajaran yang dinilai efektif dan efisien oleh guru untuk diterapkan di kelas. Penggunaan metode pembelajaran tertentu memungkinkan guru untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dewasa ini pendidikan hanya menitikberatkan pada tercapainya tujuan pendidikan, tetapi kurang memperhatikan proses pencapaian tujuan tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Kalangan
pendidik
dalam
proses
pencapaian
tujuan
pendidikan
harus
memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan tujuan pendidikan. Pemenuhan kebutuhan masyarakat berkaitan dengan hasil belajar siswa, guna mendapatkan hasil belajar yang baik seseorang dalam hal ini pendidik hendaknya dapat memilih dan menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa dan kebutuhan masyarakat, karena pemilihan metode yang tepat akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Guru yang baik harus menguasai berbagai macam metode mengajar, sehingga dapat memilih dan menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada pokok bahasan tertentu pula. Berdasarkan pengamatan awal pada waktu Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang peneliti lakukan di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo dan wawancara dengan guru pamong bahwa metode mengajar yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar pada saat ini adalah metode ceramah. Karena metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan, dan tidak perlu peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar. Di dalam pembelajaran, guru dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas, guru mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, dan guru memberikan contoh-contoh soal. Sedangkan siswa harus duduk rapi mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh
cara-cara
guru
dalam
menyelesaikan
soal-soal
yang
dapat
mengakibatkan siswa bertindak pasif. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya kemandirian siswa, sehingga kemampuan siswa untuk menganalisa suatu permasalahan kurang berkembang. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dalam jurnal yang peneliti kaji bahwa metode ceramah sebagai bentuk pengajaran yang digunakan oleh guru untuk mengalihkan informasi kepada sekelompok besar peserta didik yang bersifat verbal. Metode ceramah merupakan suatu pengajaran tradisional dimana pembelajaran berpusat pada guru. Guru sering menggunakan metode ceramah karena keterbatasan waktu dan buku teks. Akibat dari permasalahan tersebut menyebabkan para siswa kurang antusias dalam menerima pelajaran. Sehingga prestasi belajar yang diperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 siswa masih ada 13 siswa dari 38 siswa yang nilainya masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Oleh karena itu guru akuntansi SMA diharapkan dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai kondisi sekolah maupun kondisi siswanya. Dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat, guru diharapkan dapat menyampaikan
materi
akuntansi
dengan
lebih
interaktif,
menarik
dan
menyenangkan. Dengan demikian siswa akan lebih antusias dalam mengikuti proses belajar megajar. Berkaitan dengan masalah di atas, maka perlu diupayakan suatu bentuk metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi akuntansi dengan lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses belajar mengajar semaksimal mungkin. Yaitu dengan siswa menerapkan pengetahuannya, belajar memecahkan
masalah,
mendiskusikan
masalah
dengan
teman-temannya,
mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya. Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik siswa dalam pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing siswa. Siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan (Slavin, 2008: 4).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Salah satu pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode Numbered Heads Together
(NHT) merupakan pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional untuk meningkatkan penguasaan akademik. NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat dengan kerjasama antar siswa. Anita Lie (2005: 60) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT): 1. Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor. 2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3. Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini. 4. Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka. Melalui penerapan metode NHT diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mampu menuntun siswa untuk memahami konsep akuntansi dengan lebih baik. Selain itu, siswa diharap dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa lain agar tercipta suasana yang menarik, santai dan dapat terbentuknya rasa dan aktivitas sosial siswa di kelas dapat terwujud dengan baik. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Studi Komparasi Metode Numbered Heads Together (NHT) dan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, ada beberapa permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar tersebut antara lain: 1.
Mengapa pembelajaran akuntansi kurang menarik perhatian siswa dengan metode pembelajaran yang kurang bervariatif?
2.
Mengapa dalam pembelajaran dengan metode ceramah siswa cenderung pasif?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 3.
Apakah metode Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?
4.
Diantara metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah manakah yang lebih efektif dan tepat diterapkan?
5.
Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah?
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada “Studi Komparasi Metode Numbered Heads Together (NHT) dan Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk memperoleh
gambaran dan persepsi yang sama maka disajikan definisi operasional dari pembatasan masalah sebagai berikut: 1.
Metode Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
2.
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik.
3.
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Prestasi belajar akuntansi dibatasi pada prestasi belajar siswa yang dicapai melalui pokok bahasan neraca lajur.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1.
Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 2.
Apakah metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
2.
Untuk mengetahui apakah metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun secara praktis, yaitu sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai pemilihan metode pengajaran yang tepat dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Siswa Memberikan
kemudahan
bagi
siswa
dalam
mempelajari
ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi. b.
Bagi Guru Sebagai motivasi untuk menerapkan metode Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Selain itu sebagai metode alternatif dalam mengajarkan materi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. c.
Bagi Peneliti Memberikan masukan kepada peneliti sebagai calon guru dalam memilih dan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) sebagai pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1.
Hakikat Pembelajaran
Syaiful Sagala (2003: 61) mengemukakan bahwa “Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru”. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama dalam penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Dimyati dan Mujiono (1999: 297) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar”. UUSPN No. 20 tahun 2003 dalam Syaiful Sagala (2003: 62) menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oemar Hamalik (2003: 57) menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, dan ujian. Agus
Suprijono
(2010:
13)
menyatakan
bahwa
“Pembelajaran
berdasarkan makna lesikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari”. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Dalam proses pembelajaran guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Bertolak pada pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran pada suatu lingkungan belajar.
2.
Pembelajaran Kooperatif
Isjoni (2010: 14) mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif merupakan
salah
satu
bentuk
pembelajaran
yang
berdasarkan
faham
konstruktivis”. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Agus Suprijono (2010: 54) mengemukakan bahwa “Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Slavin (2008: 4) mendefinisikan bahwa ”Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini dan menutup kesenjangan pemahaman mereka. Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa dan juga akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Roger dan David Johnson (Agus Suprijono, 2010: 58) mengemukakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: a. Saling ketergantungan positif b. Tanggung jawab perseorangan c. Interaksi promotif d. Komunikasi antaranggota e. Pemrosesan kelompok Isjoni (2010: 27) mengemukakan ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif antara lain: a.
Setiap anggota memiliki peran
b.
Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa
c.
Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga temanteman sekelompoknya
d.
Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok
e.
Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah-langkah ini ditunjukkan pada tabel berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif FASE-FASE
PERILAKU GURU Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan
dan mempersiapkan peserta didik siap
tujuan
mempersiapkan peserta didik
belajar
Fase 2: Present information
Mempresentasikan informasi kepada
Menyajikan informasi
peserta didik secara verbal
Fase
3:
Organize
students
learning teams
into Memberikan
penjelasan
peserta
tentang
didik
Mengorganisir peserta didik ke dalam pembentukan membantu
tim-tim belajar
tim
kepada tata
cara
belajar
dan
kelompok
melakukan
transisi yang efisien Fase 4: Assist team work and study
Membantu tim-tim belajar selama
Membantu kerja tim dan belajar
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: Test on the materials
Menguji pengetahuan peserta didik
Mengevaluasi
mengenai
berbagai
pembelajaran kelompok
atau
materi kelompok-
mempresentasikan
hasil
kerjanya Mempersiapkan cara untuk mengakui
Fase 6: Provide recognition Memberikan
atau usaha dan prestasi individu maupun
pengakuan
kelompok
penghargaan
Kelebihan pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker (1993) dalam Isjoni (2010: 36) antara lain: 1) Saling ketergantungan yang positif. 2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Kelemahan pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (2010: 18) bersumber pada dua faktor, yaitu: 1) Faktor dari dalam (intern) a) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran, dan waktu. b) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang memadai. c) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah disediakan. d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif 2) Faktor dari luar (ekstern) Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah, yaitu semakin
pudarnya
kurikulum
pembelajaran
sejarah,
selain
itu
pelaksanaan tes yang terpusat seperti EBTA/EBTANAS sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM.
3. a.
Metode Numbered Heads Together (NHT)
Pengertian Numbered Heads Together (NHT) Numbered Heads Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen dalam Triadi (2010:82) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Anita Lie (2002: 59) menyatakan bahwa “Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor adalah suatu tipe dari pengajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”. Selain itu Numbered Heads Together juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Metode ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan peserta didik. Satu aspek penting dalam pengajaran kooperatif adalah bahwa di samping pengajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik diantara siswa, pengajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pengajaran akademis mereka. NHT sebagai metode pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok. Adapun ciri khas dari NHT adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menunjuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Menurut Muhammad Nur (2005: 78), dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Selain itu metode pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis. Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18) mengemukakan ada beberapa manfaat dalam metode NHT terhadap siswa yang prestasi belajar yang rendah, antara lain adalah : 1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 2) Memperbaiki kehadiran 3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar 4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil 5) Konflik antara pribadi berkurang 6) Pemahaman yang lebih mendalam 7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi 8) Prestasi belajar lebih tinggi b. Prosedur pelaksanaan Numbered Heads Together (NHT) Anita Lie (2002: 60) mengemukakan prosedur pelaksanaan pengajaran kooperatif pendekatan struktural Numbered Heads Together adalah sebagai berikut: 1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor. 2) Guru memberikan soal dan masing-masing kelompok mengerjakannya. 3) Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota dalam kelompok mengetahui jawaban tersebut. 4) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. Triadi (2010: 82) mengemukakan bahwa untuk mengoptimalkan pelaksanaan pengajaran Numbered Heads Together (NHT) guru menggunakan struktur empat fase, sebagai berikut : Fase 1. Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Fase 2. Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut dapat bervariasi atau spesifik. Fase 3. Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Fase 4. Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
4.
Metode Ceramah
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 16) mengemukakan bahwa “Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung kepada kemampuan guru, karena gurulah yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Syaiful Sagala (2003: 201) mendefinisikan “Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik”. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar dan audio visual lainnya. Metode ceramah merupakan metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Penyampaian materi pelajaran secara lisan sangat berbeda dengan penyampaian secara tertulis, karena dalam cara ini siswa sangat tergantung pada cara guru mengajar. Berdasarkan pendapat diatas yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah suatu penyampaian materi pelajaran oleh guru secara lisan kepada peserta didik. Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 117) mengemukakan tujuan metode ceramah adalah sebagai berikut: a.
Menciptakan landasan pemikiran peserta didik melalui produk ceramah yaitu bahan tulisan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar melalui bahan tulisan hasil ceramah guru.
b.
Menyajikan garis-garis besar isi pelajaran dan permasalahan penting yang terdapat dalam isi pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 c.
Merangsang peserta didik untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa ingin tahu melalui pemerkayaan belajar.
d.
Memperkenalkan hal-hal baru dan memberikan penjelasan secara gamblang dan menyinggung penjelasan teori dan prakteknya.
e.
Sebagai langkah awal untuk metode yang lain dalam upaya memperjelas prosedur yang harus ditempuh peserta didik. Proses pembelajaran dalam kehidupan sehari-sehari di sekolah
penggunaan metode ceramah paling populer di kalangan guru. Sebelum metode lain dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan. Dalam pelaksanaannya, metode ceramah tidaklah harus dihilangkan sama sekali, melainkan bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Oleh karena itu disarankan agar guru-guru mengikuti langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Sagala (2003: 202) sebagai berikut: a.
Melakukan pendahuluan sebelum materi baru diajarkan 1) Menjelaskan tujuan lebih dahulu kepada peserta didik 2) Mengemukakan pokok materi yang akan dibahas 3) Memancing pengalaman peserta didik yang cocok dengan materi yang menarik perhatian mereka
b.
Menyajikan materi baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Perhatian peserta didik dari awal sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara 2) Menyajikan pelajaran yang sistematis 3) Kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif 4) Membangkitkan motivasi belajar secara terus-menerus selama pelajaran berlangsung 5) Menggunakan media pelajaran yang variatif yang sesuai dengan tujuan pelajaran
c.
Menutup pelajaran pada akhir pelajaran 1) Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah dibahas 2) Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 3) Melaksanakan penilaian secara komprehesif Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 118-119) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dari metode ceramah diantaranya sebagai berikut: a.
Kelebihan dari metode ceramah adalah sebagai berikut: 1) Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik 2) Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan peralatan
dapat
disesuaikan
dengan
jadwal
guru
terhadap
ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis 3) Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain 4) Memperoleh penguatan bagi guru dan pesrta didik yaitu guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari perseta didik atas perhatian yang ditunjukan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan mengargai guru bila ceramah guru meninggalkan kesan dan berbobot 5) Ceramah memberikan wawasan yang luas dari pada sumber lain karena guru dapat menjelaskan topik dengan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. b.
Kekurangan metode ceramah adalah sebagai berikut : 1) Dapat menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat mengorganisasikannya 2) Menimbulkan verbalisme pada peserta didik 3) Materi ceramah terbatas pada apa yang diinginkan guru 4) Merugikan peseta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan 5) Menjejali peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus 6) Informasi yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman 7) Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik 8) Terjadi proses satu arah dari guru kepada peserta didik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 5. a.
Prestasi Belajar Akuntansi
Hakikat Belajar Belajar merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
Proses belajar dialami sepanjang hayat seseorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2010: 2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Syaiful Sagala (2003: 37) mendefinisikan “Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan peraktek atau pengalaman tertentu”. Belajar membawa perubahan tingkah laku pada pengalaman dan latihan, dengan adanya perubahan yang terjadi maka akan didapatkan kecakapan baru dari usaha yang disengaja. Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan”. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya menurut. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2005: 92) mendefinisikan “Belajar adalah suatu proses perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu secara keseluruhan dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Hakikat Prestasi Belajar Sutratinah Tirtonegoro (1988: 43) menyatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar”. Sedangkan menurut Syaifudin Azwar (2002: 9) prestasi belajar adalah hasil maksimal seseorang dalam menguasai materi-materi yang telah diajarkan. Prestasi belajar merupakan fungsi yang penting dari suatu pembelajaran. Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Syaiful Bahri (1994: 20) menyatakan bahwa “Prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”. Zainal Arifin (1990: 2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar antara lain: a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. b) Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu. c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Berdasarkan fungsi dari prestasi belajar yang telah disebutkan diatas, maka dapat diketahui bahwa betapa pentingnya mengetahui prestasi belajar siswa baik individual maupun kelompok. Hal tersebut disebabkan karena prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran dikelas apakah akan diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak. Bertolak dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil pengukuran terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari dalam bentuk nilai. Prestasi belajar diperoleh setelah seseorang melakukan aktivitas baik secara individu maupun kelompok.
6. a.
Tinjauan Mata Pelajaran Akuntansi
Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMA
Negeri 2 Sukoharjo khususnya pada jurusan ilmu sosial (IPS). Fungsi dari mata pelajaran ini adalah mengenalkan kepada siswa dan memberi bekal pengetahuan pada siswa mengenai akuntansi. American Accounting Association dalam Amir Suhadimanto (2003: 2) mendefinisikan
pengertian
akuntansi
commit to user
sebagai
“Suatu
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 mengidentifikasi/mengenali, mengukur, dan mengumpulkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Sedangkan American Institute of Certified Publik Accountants (AICPA) dalam Amir Suhadimanto (2003: 2) menjelaskan pengertian akuntansi adalah “Seni pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan dalam nilai mata uang, semua transaksi serta kejadian yang sedikitnya bersifat finansial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya.” Bertolak dari beberapa pendapat diatas, maka secara garis besar pengertian akuntansi adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan pelaporan dari transaksi-transaksi yang bersifat keuangan yang terjadi pada suatu entitas (badan usaha) dalam satu periode tertentu yang digunakan oleh pihak-pihak yang berkaitan untuk pengambilan keputusan.
b. Neraca Lajur Amir Suhadimanto (2003: 120) mengemukakan bahwa ”Neraca lajur adalah suatu daftar yang terbagi dalam kolom-kolom neraca saldo, ayat penyesuaian, neraca sisa disesuaikan, laba rugi dan neraca yang khusus dibuat untuk menata dalam bentuk yang serasi dan sistematika semua data akuntansi yang diperlukan pada akhir periode akuntansi”. Rusdiarti (2008: 219) menyatakan bahwa ”Neraca lajur adalah daftar dengan kolom-kolom tertentu yang digunakan untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan”. Fungsi dari neraca lajur adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui akibat dari sesuatu ayat penyesuaian, sebelum ayat ini dijurnal dan dimasukkan ke dalam buku besar. 2) Memilih/menyortir saldo perkiraan-perkiraan yang elah disesuaikan ke dalam lajur-lajur yang semestinya di neraca lajur sehingga dapat dengan mudah untuk menentukan perkiraan-perkiraan riil maupun nominal. 3) Menghitung dan membuktikan kebenaran dalam penghitungan laba. Bentuk neraca lajur ada berbagai macam, antara lain sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 1) Neraca lajur 8 kolom Pada neraca lajur 8 kolom, untuk kolomnya terdiri atas neraca saldo (D/K); ayat penyesuaian (D/K); laba rugi (D/K); neraca (D/K). Tabel 2. Bentuk Neraca Lajur 8 Kolom No. Akun
Neraca Saldo D K
Nama Akun
Ayat Penyesuaian D K
Laba/Rugi D
Neraca
K
D
K
2) Neraca lajur 10 kolom Pada neraca lajur 10 kolom, untuk kolomnya terdiri atas neraca saldo (D/K); ayat penyesuaian (D/K); neraca saldo yang disesuaikan (D/K); laba rugi (D/K); neraca (D/K). Tabel 3. Bentuk Neraca Lajur 10 Kolom No. Akun
Nama Akun
Neraca Sisa D
K
Ayat NS Penyesuaian Disesuaikan D K D K
Laba/Rugi D
K
Neraca D
K
3) Neraca lajur 12 kolom atau lebih Pada neraca lajur 12 kolom, seperti neraca lajur 10 kolom, tetapi ditambah dengan kolom tertentu (misalnya, laba ditahan D/K; laporan harga pokok produksi). Tabel 4. Bentuk Neraca Lajur 12 Kolom No. Akun
Nama Akun
Neraca Sisa D K
Ayat NS Laba/Rugi Penyesuaian Disesuaikan D K D K D K
commit to user
Perbhn. Ekuitas D K
Neraca D
K
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Langkah-langkah untuk menyusun neraca lajur, antara lain sebagi berikut: 1) Mempersiapkan sarana atau bahan yang diperlukan dalam penyusunan neraca lajur, seperti: neraca saldo, data penyesuaian, dan lembar neraca lajur. 2) Pada bagian atas lembar neraca lajur, ditulis judul yang terdiri atas nama perusahaan, neraca lajur, dan tanggal penyusunan. 3) Tulis nomor dan nama akun sesuai dengan buku besar yang ada. 4) Kolom neraca saldo diisi dari jumlah neraca saldo. 5) Kolom ayat penyesuaian diisi sesuai dengan debit dan kredit dari jurnal penyesuaian. 6) Neraca saldo disesuaikan diisi dengan cara membandingkan kolom neraca saldo dengan kolom ayat penyesuaian. Jika debit dengan debit dijumlahkan. Jika kredit dengan kredit dijumlahkan, sedangkan jika debit dengan kredit dikurangkan. 7) Dari kolom neraca saldo disesuaikan akun nominal (pendapatan dan beban) diisikan pada kolom rugi laba sesuai debit kredit yang terdapat dalam neraca saldo disesuaikan. Adapun akun riil (aktiva, utang, dan modal serta prive) dimasukkan ke kolom neraca. 8) Jumlahkan semua kolom jumlah debit dan kredit. Untuk kolom neraca saldo dan kolom ayat penyesuaian jumlah debit dan kredit harus seimbang. Untuk kolom laba/rugi, bandingkan sisi debit dan kredit, lalu tentukan saldonya, dengan ketentuan: - Jika kolom L/R (debit) < L/R (kredit) = saldo laba - Jika kolom L/R (debit) > L/R (kredit) = saldo rugi 9) Berdasarkan neraca lajur yang dibuat, disusun laporan keuangan.
B. Hasil Penelitian yang Relevan 1.
Endah Purwaningsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Komparasi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di MAN Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/2008, menyimpulkan bahwa: a) Terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar, , b) Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar, 2.
A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS. Purwanti (2003) Paedagogia Jilid 6 Nomor 2 dalam jurnal yang berjudul Penerapan Metode Pemecahan Masalah dan Metode Ceramah Bervariasi dalam Pengajaran IPS Ditinjau dari Klasifikasi Kemampuan Berfikir Verbal dan Intelegensi pada Mahasiswa D2 PGSD FKIP UNS (Suatu Studi Eksperimen), yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh interaksi antara metode mengajar dengan kemampuan berpikir verbal dan intelegensi terhadap hasil belajar IPS melalui tes objektif 5,5% maupun tes esai 1,5%.
3.
Sazelli Abdul Ghani (2009) Jurnal Sains dan Matematik, Vol. 1, No. 1 yang berjudul Cooperative Learning Versus The Lecture Method of Instruction in An Introductory Statistics Course, yang menyimpulkan bahwa prestasi belajar pada metode pembelajaran kooperatif lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan
penelitian dari Endah Purwaningsih dan Sazelli Abdul Ghani adalah sama-sama menggunakan metode ceramah dan menggunakan variabel prestasi belajar siswa, sedangkan penelitian dari A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS. Purwanti sama-sama menggunakan metode ceramah. Perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian dari Endah Purwaningsih dan Sazelli Abdul Ghani adalah tidak menjelaskan secara rinci metode yang digunakan dalam model pembelajaran kooperatif dan penelitian dilakukan di MAN Karanganyar untuk mata pelajaran ekonomi. Sedangkan penelitian dari A. Dakir, Endang Sri Markamah, Yenny. IS. Purwanti melakukan penelitian pada mahasiswa D2 PGSD FKIP UNS dan menerapkan metode pemecahan masalah bukan metode NHT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 C. Kerangka Berpikir Kerangka pemikiran merupakan arahan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal maka diperlukan kerangka pemikiran yang sesuai dengan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan penulis di depan, maka dapat dikemukakan kerangka berpikir dalam penelitian ini. 1.
Perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa yang diajarkan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah Keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ini, diantaranya adalah metode mengajar. Penggunaan metode mengajar cukup besar pengaruhnya terhadap keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan metode yang kurang tepat justru dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Sedangkan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah siswa pasif, siswa hanya mendengarkan informasi dari guru saja. Dengan demikian, metode mengajar sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi. Kenyataan ini terlihat dalam keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif diterapkan daripada metode ceramah Salah satu metode mengajar yang sampai sekarang digunakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah metode ceramah yang memungkinkan siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar karena guru lebih banyak mendominasi. Serta prestasi belajar yang diperoleh siswa masih rendah. Untuk itu perlu adanya metode mengajar yang sesuai. Metode pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa ikut aktif dalam proses
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 belajar mengajar. Metode pembelajaran kooperatif yang dimaksud adalah Numbered Heads Together (NHT) dimana siswa lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar akuntansi secara mandiri dengan kerja kelompok, saling bekerja sama, menyelesaikan perrsoalan bersama, membantu teman yang kesulitan belajar serta menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru dengan baik. Dengan penerapan metode NHT ini diharapkan prestasi belajar yang diperoleh siswa lebih baik daripada penerapan metode ceramah. Serta dapat diketahui hasil perbandingan prestasi belajar antara menggunakan metode NHT dengan metode ceramah, manakah yang lebih efektif. Dalam penelitian ini dibuat mekanisme pembelajaran dua metode pembelajaran yaitu dengan membandingkan penerapan proses belajar mengajar metode NHT dengan metode ceramah. Dimana hasil dari dua pendekatan pembelajaran tersebut dibandingkan, maka mekanisme pembelajaran tersebut dapat digambarkan dalam skema berikut: Kelompok
Pengajaran dengan
Prestasi
eksperimen
metode NHT
belajar
Siswa
Dibandingkan
Kelompok
Pengajaran dengan
Prestasi
kontrol
metode ceramah
belajar
Gambar. 1. Skema Kerangka Berpikir tentang Penerapan Metode NHT dan Metode Ceramah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 D. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan keterangan di atas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa: 1.
Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
2.
Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Sukoharjo khususnya di kelas XI IPS, yang beralamat di Jalan Raya Solo-Kartasura, Mendungan, Kartasura, Sukoharjo. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan penelitian di lokasi ini adalah: a. Berdasarkan pengamatan awal peneliti di kelas XI IPS menunjukkan bahwa prestasi belajar dengan menggunakan metode ceramah masih rendah. b. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik sehingga siswa cenderung bosan. c. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa antara metode ceramah dan metode Numbered Heads Together (NHT).
2. Waktu Penelitian Peneliti merencanakan waktu pelaksanaan penelitian ini dari bulan Desember 2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 5. Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Jenis Kegiatan 1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan Penelitian d. Penyusunan Instrumen Penelitian 2. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan Data b. Analisis Data c. Penarikan Hasil 3. Penyusunan Laporan
Desember
Januari
commit to user
Bulan Februari Maret
April
Mei
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Arikunto (2006: 130) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS semester 2 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 156 siswa. 2.
Sampel Penelitian
Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat diwakili. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan secara acak (random) terhadap kelompok – kelompok yang ada dalam populasi. Berdasarkan pengambilan
sampel yang diberlakukan, kelas XI IPS 4 yang berjumlah 38 siswa sebagai kelompok kontrol dengan metode ceramah dan kelas XI IPS 2 yang berjumlah 38 siswa sebagai kelompok kontrol dengan metode Numbered Heads Together (NHT).
C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah.
2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pada akibat atau pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan penggunaan masingmasing metode mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 D. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen, karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah. Menurut Sigit Santosa (2011: 33) bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu metode penelitian yang baik untuk tujuan pengujian hipotesis. Eksperimen dilakukan untuk menimbulkan gejala-gejala tertentu melalui perlakuan-perlakuan tertentu oleh peneliti terhadap sampel percobaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi-experimental-research) dengan pola Matched Group Design karena peneliti tidak mungkin menempatkan subyek secara acak ke dalam kelompokkelompok. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti memilih dua kelompok subyek yang sudah ada kemudian memberikan perlakuan eksperimental. Sebelum suatu eksperimen dilakukan terlebih dahulu diadakan matching antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sutrisno Hadi (2004: 504) kedua kelompok atau kelas diseimbangkan terlebih dahulu sehingga dua-duanya berangkat dari titik tolak yang sama. Gambar pola penelitian ini adalah : K
X
O
M
Dibandingkan K
O Gambar 2. Pola penelitian
Keterangan : M
: Menyamakan kedua kelas
K
: Kelompok eksperimen
K
: Kelompok kontrol
X
: Pengajaran dengan metode NHT : Pengajaran dengan metode ceramah
O dan O
: Tes akhir setelah perlakuan selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memilih sejumlah subyek secara acak dari suatu populasi. 2. Menggolongkan subyek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3. Menyamakan kemampuan awal dengan membandingkan nilai prestasi belajar akuntansi siswa pada nilai ulangan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok telah seimbang sehingga kedua kelompok berangkat dari titik yang sama. 4. Melakukan eksperimen dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk kelompok eksperimen diterapkan metode Numbered Head Together (NHT) dan kelompok kontrol diterapkan metode ceramah. 5. Mengadakan tes terhadap kedua kelas pada akhir pengajaran. 6. Hasil tes kedua kelas dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi yang di capai antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. 7. Menggunakan tes statistik yang cocok dengan rancangan ini untuk menentukan apakah perbedaan nilai yang telah dihitung signifikan atau tidak.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Tes Untuk memperoleh data yang dipakai sebagai bahan analisis dalam penelitian ini menggunakan metode tes. Suharsimi Arikunto (1996: 138) berpendapat bahwa “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar Akuntansi pada pokok bahasan neraca lajur. Instrumen tes berbentuk tes obyektif. Tes obyektif berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban dan masing-masing soal hanya mempunyai satu jawaban benar. Soal tes tersebut disusun berdasarkan kisikisi sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Tabel 6. Kisi-kisi Soal Uji Coba Jml Item
Kompetensi 1. Pengertian Kertas Kerja 2. Neraca Saldo 3. Ayat Jurnal Penyesuaian 4. Neraca Saldo Disesuaikan 5. Laba/Rugi 6. Neraca 7. Penyelesaian Kertas Kerja Jumlah %
Aspek yang Diukur C2 C3 C4 C5 1 2 2 1 2 -
8 1 2
C1 3 -
2 7 2
1 -
1 2 -
2
2 -
1 -
2 -
8 30 100.00
4 13.33
5 16.67
2 6 20.00
6 20.00
1 2 6.67
5 7 23.33
Keterangan : C1
: Soal pengetahuan
C2
: Soal pemahaman
C3
: Soal aplikasi
C4
: Soal analisis
C5
: Soal sintesis
C6
: Soal evaluasi Penskoran tes obyektif dilakukan dengan cara sebagai berikut: Benar
=
skor 1
Salah
=
skor 0
Pengubahan skor menjadi nilai prestasi belajar adalah sebagai berikut: Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal
X
10
2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, dan sebagainya. Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk
commit to user
C6 -
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 memperoleh data mengenai sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo, daftar nama siswa yang menjadi sampel, data nilai ulangan siswa kelas XI IPS, dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum penelitian yang sebenarnya dilaksanakan, perlu terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan instrumen yang lebih sahih dan dapat diandalkan. Instrumen yang akan disebarkan kepada responden harus diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen valid dan reliabel atau tidak. Uji coba instrumen dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Validitas tes diperoleh apabila tes dapat mengukur secara sahih apa yang perlu diukur untuk mengetahui : 1. Validitas Butir Arikunto (2002: 144) menyatakan bahwa: “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen”. Menurut Arikunto (2002: 58) bahwa suatu tes dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan/keadaan sesungguhnya. Cara menghitung validitas soal tes dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor total dengan menggunakan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson (Suharsimi Arikunto, 2002: 72) yaitu: N ΣXY − (ΣX .ΣY )
rxy =
Keterangan
{ N ΣX 2 − (ΣX ) 2 } { N ΣY 2 − ( ΣY ) 2 }
:
rxy
: Korelasi Product Moment
N
: Banyaknya siswa
X
: Skor butir Soal
Y
: Skor total
ΣXY : Jumlah (X)(Y)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Angka hasil perhitungan korelasi Product Moment (rxy) tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan tabel (rxy) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan baik jika rhitung ≥ r tabel. Validitas tes yang digunakan adalah validitas isi. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 67) validitas isi merupakan pengukuran tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Tercapainya validitas isi itu sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Yang dilakukan dengan cara menyusun tes berdasarkan kisi-kisi tes dengan tujuan pengajaran pada rancangan pembelajaran akuntansi. 2.
Reliabilitas Tes Prestasi Belajar
Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Suharsimi Arikunto (2006: 187) mengemukakan untuk menguji reliabilitas dapat digunakan rumus Kuder dan Richardson (K-R 20) sebagai berikut:
r11
Vt
k k
Σpq Vt
1
Keterangan: r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan
vt
: varians total
p
: proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir 1 0 1
∑pq
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Angka
hasil
perhitungan
reliabilitas
(r11)
tersebut,
kemudian
dikonsultasikan dengan tabel (r11) pada taraf signifikansi 5%. Butir soal dikatakan reliabel jika rhitung ≥ r tabel.
3. a.
Analisis Butir Meliputi Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Beda
Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar, sehingga dapat dikerjakan semua anak dalam kelompok kelas tersebut. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan membuat siswa malas untu mengerjakannya. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 208) untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat digunakan rumus : P
=
Dimana :
B JS P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes.
Suharsimi Arikunto (2002: 208) mengemukakan bahwa ketentuan yang sering digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran soal sering diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Soal dengan tingkat kesukaran 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2) Soal dengan tingkat kesukaran 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang 3) Soal dengan tingkat kesukaran 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah
b. Daya Beda Perhitungan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai berdasaran kriteria tertentu. Suharsimi Arikunto (2002: 211) menyatakan bahwa “Daya beda butir soal adalah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 berprestasi rendah (kelompok bawah) dari peserta tes”. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu membedakan anak yang berprestasi tinggi dengan anak yang berprestasi rendah. Untuk mengetahui daya beda tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut :
D=
B A BB − = PA − PB JA JB
Di mana : D
= Daya beda
JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Suharsimi Arikunto, 2002: 213) Suharsimi Arikunto (2002: 218) mengemukakan bahwa ketentuan yang sering digunakan untuk menentukan daya beda sering diklasifikasikan sebagai berikut: 1) D = 0,00 – 0,20 : Jelek 2) D = 0,20 – 0,40 : Cukup 3) D = 0,40 – 0,70 : Baik 4) D = 0,70 – 1,00 : Baik Sekali Apabila langkah-langkah tersebut telah dilaksanakan berarti persyaratan butir tes sebagai alat pengumpul data telah dapat dipenuhi.
G. Teknik Analisis Data 1.
Prasyarat Analisis
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melakukan matching sample antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Matching sample dilakukan untuk menyeimbangkan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 dan kelas kontrol, agar keduanya berangkat dari titik tolak yang sama dalam eksperimen. Teknik matching sample yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: a.
Mean Matching Sutrisno Hadi (2004: 505) mengemukakan uji ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya persamaan mean antara kedua kelompok. Untuk menguji statistik yang digunakan adalah dengan mean matching, rumus yang digunakan yaitu: Σ
Σ
= Mean kelompok kontrol = Mean kelompok eksperimen Σ
= Jumlah nilai awal kelompok kontrol = Jumlah siswa kelompok kontrol
Σ
= Jumlah nilai awal kelompok eksperimen = Jumlah siswa kelompok eksperimen
b.
Varian Matching Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok memiliki
tingkat varian data yang sama atau tidak. Sutrisno Hadi (2004: 505) mengemukakan untuk menguji kesamaan dua varian data dari kedua kelompok rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Nilai F yang diperoleh dari perhitungan dikonsultasikan dengan F tabel yang mempunyai taraf signifikansi = 5%. Ho diterima jika F hitung < F tabel dan Ho ditolak jika F hitung > F tabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 c.
t - Matching Uji
ini
digunakan
untuk
mencari
perbedaan
mean
maupun
variabilitasnya. Sutrisno Hadi (2004: 508) mengemukakan rumus t-matching adalah sebagai berikut : ²
²
Keterangan : t
: t-matching
M
: Mean kelas kontrol
M
: Mean kelas eksperimen
SD
: Standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan
SD
: Standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan Derajat kebebasan dari t-matching adalah (n1 + n2 – 2). Berdasarkan
hasil konsultasi tabel dapat menunjukkan hasil sebagai berikut: a.
th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
b.
th < tt, menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, yang artinya bahwa kedua kelompok seimbang dan dapat dilaksanakan eksperimen.
2.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang telah dikemukakan perlu untuk diuji kebenarannya agar dapat segera diketahui jawaban atas permasalahan yang sedang diteliti, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Hal ini dapar dilakukan dengan menganalisis datadata yang terkumpul. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu dengan melakukan uji beda dua mean. Teknik ini merupakan salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya perbedaan prestasi belajar akuntansi antara kelompok yang diterapkan metode Numbered Heads Together (NHT) dan kelompok yang diterapkan ceramah. Penilaian hasil akhir dari eksperimen menggunakan pola Matched Groups yaitu untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus t-test, seperti yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2004: 509) sebagai berikut:
²M
²M
1
r²
Derajat kebebasan untuk t-test matched groups adalah (nk – 1) + (ne – 1) – 1. Rumus untuk menjelaskan r
adalah sebagai berikut:
Σ
r²
Σ ² Σ ²
Dimana:
Σ
Σ
Σ
Σ ²
Σ ²
Σ ²
Σ ²
Σ
Σ
²
Σ
²
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi dari skor matching dan skor treatment (hasil eksperimen)
Mk
: mean kelompok kontrol
Me
: mean kelompok eksperimen 2
SD Mk : standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan SD2Me : standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan Dari pengujian yang dilakukan akan diperoleh dua kemungkinan, yaitu : a.
th > tt, menunjukkan adanya perbedaan antara variabel-variabel penelitian yang signifikan pada taraf signifikansi 5%, berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
b.
th
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data 1. a.
Deskripsi Data Umum
Sejarah Berdirinya S M A Negeri 2 Sukoharjo SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Raya Solo Kartasura,
Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo merupakan jelmaan dari SMA UNS Sebelas Maret Surakarta yang berubah status dari SMA Swasta menjadi SMA Negeri. Adapun sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai berikut: Tahun 1967:
Berdirilah SMA IKlP Negeri Surakarta bertempat di SMP 8 Surakarta yang diprakarsai oleh Bapak Drs. Sumantyo Martohadmodjo selaku Rektor IKlP Surakarta. Adapun Kepala Sekolah pada waktu itu adalah: » Bapak Drs. Jayeng Sugiyanto, kemudian dilanjutkan oleh » Bapak Drs. Sasbani
Tahun 1972:
SMA IKlP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus IKIP Mesen Jln. Urip Sumoharjo
Tahun 1976:
SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS Sebe1as Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun Kepala Sekolah yaitu: » Bapak Drs. Suyono, kemudian dilanjutkan oleh » Bapak Drs. SoenaIjo Basuki
Tahun 1982:
Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus UNS Mesen (dulu IKIP Mesen) ke Mendungan, Pabelan, Kartasura.
Tahun 1987:
Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor: 0887/0/1986 tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah Menengah umum Tingkat Atas, maka pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS diresmikan menjadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Bapak Drs. GBPH Poeger, kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Ibu Dra. Sridadi Murjadji (sejak 5 Maret 1987 s.d 15 Januari 1992); Dengan demikian sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret Surakarta berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak Moenawir, BA. Tahun 1997:
Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor: 035/0/1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA menjadi SMU, serta Organisasi dan Tata Kerja SMU, maka SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMU Negeri 2 Sukoharjo
Tahun 2004:
Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo nomor: 421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo
Berikut ini nama-nama pejabat Kepala Sekolah sejak berdirinya SMA UNS sampai sekarang yaitu SMA Negeri 2 Sukoharjo: 1. Drs. Jayeng Sugiyarto
Th. 1967 - 1972
2. Drs. Sasbani
Th. 1972 - 1976
3. Drs. Suyono
Th. 1976 - 1979
4. Drs. Soenarjo Basuli
Th. 1979 - 1983
5. Drs. Sridadi Murjadji
Th. 1987 - 1992
6. Moenawir, BA
Th. 1992 - 1995
7. Drs. Sukardi
Th. 1995 - 1996
8. Drs. Sumadi
Th. 1996 - 2002
9. Drs. Soeparman
Th. 2002 - 2004
10. Drs. Djohar Arifin
Th. 2004 - 2006
11. Drs. Joko Sugiharto, M. Pd
Th. 2006 - 2011
12. Drs. Bambang Suryono,Dipl.Ed
Th. 2011 - sekarang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 b. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah 1) Visi Visi dalam bahasa latin videre yang berarti melihat, dan dalam bahasa Inggris vision yang berarti melihat, penglihatan, gambaran, bayangan, atau impian. Hubungannya dengan sekolah, adalah gambaran warga sekolah tentang kegiatan apa yang akan dilaksanakan untuk masa depan yang lebih baik, dan sifat mana yang akan dijadikan cirri khasnya. Dengan demikian visi berarti sekolah memiliki cara pandang untuk menentukan langkah – langkah yang terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Semua program akademik, manajemen maupun administratasi disesuaikan dengan visi sekolah. Dalam menentukan visi diperlukan pemahaman akan minat dan kebutuhan masyarakat, para orang tua siswa, guru dan staf karyawan. Pendidikan Nasional di masa depan titik berat perhatiannya pada aspek kurikulum, sarana prasarana, tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah "Terwujudnya Sekolah yang Memiliki Iman, Taqwa, Cerdas, dan Terampil ". 2) Misi Misi dalam bahasa latin mittere yang berarti mengirimkan, dalam bahasa Inggris mission yang artinya pengiriman, pengutusa, penugasan, yang ditugasi atau pengemban tugas. Hubungannya dengan sekolah, misi adalah rumusan pernyataan dari sekolah sebagai lembaga institusi yang ditugasi mengemban pengembangan pendidikan. Rumusan misi harus mengacu pada rumusan visi Misi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah: a) Meningkatkan efektifitas PBM b) Meningkatkan Kualitas tenaga kependidikan. c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai potensi serta kemampuan sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 d) Meningkatkan hubungan kerja sama dengan masyarakat yang berlandaskan kepada : Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, untuk mewujudkan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual dan ketrampilan. 3) Tujuan Pendidikan Berdasarkan Undang – undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan mementuk watak serta peradaban yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Tujuan Pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia berilmu, cakap, dan kreatif saja tetapi juga sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, serta berakhlaq mulia. Dengan demikian, pendidikan nasional diharapkan akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan Nasional juga harus mampu menumbuhkan jiwa patriotic dan rasa kesetiakawanan social. Sejalan dengan itu, perlu di kembangkan juga iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri sendiri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional meliputi : 1) Standar isi, 2) Standar kompetensi lulusan, 3) Standar proses, 4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan, 5) Standar sarana dan prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, 8) Standar Penilaian Pendidikan. Sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas, berbagai kegiatan telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : a)
Pemantapan Pelaksanaan kurikulum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 b) Peningkatan jumlah, jenis dan mutu dalam usaha peningkatan dan pemerataan pelayanan pendidikan. c)
Peningkatan jumlah prasarana dan sarana pendidikan dalam rangka pelayanan yang merata, yang dimulai dari Sekolah Dasar dan selanjutnya diikuti Sekolah Lanjutan Tingkap Pertama dan Sekolah Menengah Umum.
d) Peningkatan mutu prasarana dan sarana pendidikan e)
Peningakomodasian dan implementasi sebagai kegiatan ekstrakulikuler untuk mengikutsertakan berbagai kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, seperti Palang Merah Remaja, Kepramukaan, Kesenian, olah raga Prestasi, ketrampilan dan lain – lain.. SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)
merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Mengacu kepada tujuan tersebut diatas, maka Tujuan Pendidikan di SMA Negeri 2 Sukoharjo dapat dirumuskan sebagai berikut: a)
Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN).
b) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke pendidikan tinggi minimal 50%. c)
Pencapaian rata – rata nilai kepribadian siswa (kelakuan, kerajinan, dan kerapian) minimal B
d) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan manusia yang utuh. e)
Pemenuhan standar sarana dan prasarana
f)
Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, ruang administrasi, untuk peningkatan KBM secara optimal
g) Peningkatan buku – buku bacaan majalah dan buku – buku penunjang pembelajaran guru dan siswa di perpustakaan h) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi, perangkat computer, faximili dan internet.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 i)
Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi, kompetensi dan profesionalisme guru
j)
Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam proses pendidikan
k) Meningkatkan manajemen pendidikan yang berbasis sekolah l)
Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler siswa melalui kegiatan kepramukaan, PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni Tari, Seni Musik, dsb. 4) Sasaran Program Dengan berpedoman pada tujuan di atas, maka program SMA Negeri 2
Sukoharjo yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2010/2011 mendatang adalah: a)
Di bidang Akademis i)
Peningkatan perolehan nilai US dan UN.
ii) Peningkatkan peringkat sekolah di tingkat provinsi berdasarkan nilai UN. iii) Jumlah lulusan yang melanjutkan ke peguruan tinggi minimal 30%. iv) Meningkatkan peringkat sekolah di tingkat kabupaten Sukoharjo. v) Dalam penerimaan siswa baru harus berdasarkan pada syarat dan norma yang telah ditentukan vi) Dalam penerimaan siswa baru, prosentase siswa dari luar daerah Sukoharjo minimal 20%, mengingat posisi SMA Negeri 2 Sukoharjo berada di daerah perbatasan, serta dalam rangka peningkatan input siswa. vii) Dalam menerima siswa pindahan, harus didasarkan pada norma dan etika pengelolaan institusi pendidikan viii) Dalam penerimaan siswa pindahan, dibentuk tim baru yang meliputi Kepala sekolah, Wakasek Kesiswaan, dan BK. ix) Peningkatan kualitas pembuatan perangkat input siswa x) Meningkatkan input KBM yang menitik beratkan strategi pembelajaran. xi) Peningkatan kualitas evaluasi pembelajaran xii) Melaksanakan kelulusan dan kenaikan kelas sampai dengan normanorma yang berlaku.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 xiii) Melaksanakan program sekolah menuju Sekolah Kategori Mandiri melalui program RSKM b) Di bidang Sarana dan Prasarana: i)
Mengoptimalkan penggunaan ruang kelas, Komputer, Laboratorium, Perpustakaan, lapangan Olah Raga.
ii) Menambah buku-buku, buku penunjang, buku bacaan IPTEK, majalah. iii) Menambah komputer untuk R.Guru, dan untuk KBM TIK siswa. iv) Meningkatkan kerindangan, keindahan, kebersihan dan ketertiban sekolah. v) Pengadaan sarana dan prasarana Laboratorium biologi. vi) Pengadaan Audio Visual dan media pembelajaran. vii) Pembangunan tempat ibadah/masjid di atas ruang aula viii) Pemeliharaan bangunan fisik secara periodik c)
Di bidang Ketenagaan i)
Menambah tenaga guru sehubungan dengan pelaksanan kurikulum KBK
ii) Keikutsertaan guru dan tenaga administrasi dalam lomba guru/tenaga administrasi berprestasi. iii) Pelatihan guru dalam pembuatan perangkat pembelajaran iv) Pelaksanaan supervisi, monitoring, dan pembinaan kegiatan atau pengembangan program. v) Meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan dengan bantuan dana komite sekolah dandari sumber lain yang sah. vi) Meningkatkan kualitas pengetahuan guru, melalui kegiatan MGMP, pengiriman penataran, dan kursus di lembaga pendidikan. vii) Mengadakan rekreasi guru dan karyawan sesuai dengan kemampuan sekolah. d) Di bidang Kesiswaan i)
Mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh dinas, lembaga, perguruan tinggi, dan organisasi lain seperti misalnya KIR, Pramuka, PKS, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Olimpiade MIPA, Olah Raga, Kesenian, Sastra, dan sebagainya baik tingkat lokal, regional maupun nasional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 ii) Meningkatkan pemahaman siswa tentang visi dan misi sekolah. iii) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler siswa yang meliputi: Pramuka, Palasmada, PKS, Seni, KIR, Basket, Taekwondo, dan sebagainya. e)
Di bidang Kehumasan i)
Meningkatkan pemahaman orang tua dan masyarakat, bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah yang diwakili sekolah, orangtua, dan masyarakat.
ii) Meningkatkan peran serta Komite sekolah dalam memikirkan kebutuhan sekolah untuk menunjang pelaksanaan KBM di sekolah. iii) Meningkatkan hubungan dan kerjasama antar sekolah dengan perguruan tinggi, dan instansi yang terkait. iv) Meningkatkan hubungan dan kerjasama konsultatif dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo.
c.
Struktur Organisasi Sekolah Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan .
Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutan – tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu SMA Negeri 2 Sukoharjo dalam pengeloalaannya memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed
Drs. H. Mujahit Koordinator TU Suwarno, S.Pd
Tim Pengembang Kurikulum S. Harjono, S.Pd,M.Pd
Waka Kurikulum
Waka Kesiswaan
Waka Sarpras
Waka Humas
Drs. Joko Daryanto
Trenggono, S.Pd
Drs. Nugroho S
Drs. Sri Riyadi
Koordinator BK
Wali Kelas
Dra. Tri Widati SA,M.Pd
Guru-Guru
Organisasi Siswa Intra Sekolah
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sukoharjo
2.
Deskripsi Data Khusus
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah metode Numbered Heads Together (NHT) dan metode ceramah. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo. Jumlah kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelas yaitu kelas XI IPS 2 (kelompok eksperimen) yang terdiri dari 38 siswa dan kelas XI IPS 4 (kelompok kontrol) yang terdiri dari 38 siswa, sehingga secara keseluruhan terdapat 76 siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat deskripsi data khusus sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 a.
Data Hasil Uji Coba Instrumen 1) Validitas Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa
sebanyak 30 butir soal yang telah diujicobakan di kelas IPS 1 ada 2 butir soal yang tidak valid. Sehingga untuk diujicobakan di kelas kontrol dan kelas eksperimen soal tersebut akan diganti. Perhitungan validitas uji coba tersebut selengkapnya akan disajikan pada lampiran 9 halaman 110. 2) Reliabilitas Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil reliabilitas sebesar r11 = 0,70 > 0,32 sehingga reliabilitas tersebut termasuk reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya disajikan pada lampiran 11 halaman 114. 3) Uji Beda Soal Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang daya pembedanya jelek sebanyak 2 soal, cukup sebanyak 24 soal, dan 4 soal dalam kategori baik. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 119 dan terangkum seperti pada tabel berikut ini: Tabel 7. Ringkasan Uji Beda soal No. Kriteria
No. Soal
Indeks Daya Beda
1.
Jelek
13,29
0,00;-0,26
2.
Cukup
2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15, 0,32;0,21;0,26;0,26;0,32;0,21; 16,17,18,19,21,22,23,24,25,
0,32;0,21;0,32;0,21;0,21;0,26;
26,27,28
0,26;0,32;0,21;0,37;0,37;0,21; 0,32;0,32;0,21;0,37;0,26;0,26
3.
Baik
1,5,20,30
0,42;0,42;0,42;0,42
4) Tingkat Kesukaran Soal Berdasarkan hasil uji coba diperoleh soal yang tingkat kesukarannya mudah sebanyak 6 soal dan sedang sebanyak 24 soal. Hasil perhitungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 121 dan terangkum seperti tabel dibawah ini: Tabel 8. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal No.
Kriteria
No. Soal
Indeks Daya Beda
1.
Mudah
1,2,8,12,13,18
0,74;0,84;0,79;0,79;0,84;0,79;
2.
Sedang
3,4,5,6,7,9,10,11,14,15,16,
0,61;0,68;0,68;0,66;0,68;0,68;
17,20,21,22,,23,24,25,26,27, 0,68;0,68;0,58;0,55;0,66;0,58; 28,29,30
0,55;0,47;0,45;0,68;0,68;0,58; 0,63;0,66;0,45;0,55;0,50;0,68
b. Data Nilai Kemampuan Awal Sebelum Mendapat Perlakuan Data tentang nilai kemampuan awal sebelum mendapat perlakuan diperoleh dari data hasil pencatatan dokumentasi mengenai prestasi belajar, yaitu berupa nilai hasil ulangan pada pokok bahasan jurnal penyesuaian untuk siswa kelas XI IPS 4 sebagai kelompok kontrol dan siswa kelas XI IPS 2 sebagai kelompok eksperimen. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: 1) Kelompok Kontrol Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol
Kelas interval 84-87 80-83 76-79 72-75 68-71 63-67 Jumlah
Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 1 3% 2 5% 2 5% 12 32% 14 37% 7 18% 38 100%
xi 85.5 81.5 77.5 73.5 69.5 65
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi pada kelompok kontrol adalah 87 dan terendah 63. Sehingga dapat diperoleh
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan: Rata-rata (M)
= 71,41
Median (Me)
= 68,07
Modus (Mo)
= 68,39
Standar deviasi (s)
= 5,37
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai
Frekuensi
berikut: 16 14 12 10 8 6 4 2 0 65
69.5
73.5
77.5
81.5
85.5
Titik tengah interval
Gambar 4. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol 2) Kelompok Eksperimen Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen Kelas interval 82-85 78-81 74-77 70-73 66-69 62-65 Jumlah
Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 1 3% 2 5% 2 5% 17 45% 2 5% 14 37% 38 100%
commit to user
xi 83.5 79.5 75.5 71.5 67.5 63.5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi pada kelompok kontrol adalah 85 dan terendah 62. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan: Rata-rata (M)
= 69,29
Median (Me)
= 72,79
Modus (Mo)
= 71,5
Standar deviasi (s)
= 5,32
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 17.
Frekuensi
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 63.5
67.5
71.5
75.5
79.5
83.5
Titik tengah interval
Gambar 5. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen
c.
Data Nilai Tes Prestasi Setelah Mendapat Perlakuan Data nilai tes setelah mendapat perlakuan diperoleh dari nilai tes berupa
serangkaian soal-soal obyektif yang sudah teruji baik dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukarannya. Tes diberikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah menyelesaikan pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan kertas kerja. Berikut distribusi frekuensi berdasarkan hasil nilai setelah mendapatkan perlakuan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 1) Kelompok Kontrol Tabel 11. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 5% 2 18% 7 24% 9 32% 12 13% 5 8% 3 38 100%
Kelas interval 83-86 79-82 75-78 71-74 67-70 63-66 Jumlah
xi 84.5 80.5 76.5 72.5 68.5 64.5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi pada kelompok kontrol adalah 86 dan terendah 63. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan: Rata-rata (M)
= 74,49
Median (Me)
= 70,83
Modus (Mo)
= 71,7
Standar deviasi (s)
= 5,24
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 64.5
68.5
72.5
76.5
80.5
84.5
Titik tengah interval
Gambar 6. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Kontrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 2) Kelompok Eksperimen Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Akhir Kelompok Eksperimen Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 4 11% 17 45% 6 16% 3 8% 3 8% 5 13% 38 100%
Kelas interval 87-90 83-86 79-82 75-78 72-74 66-70 Jumlah
xi 88.5 84.5 80.5 76.5 72.5 68
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai kemampuan awal tertinggi pada kelompok kontrol adalah 90 dan terendah 66. Sehingga dapat diperoleh banyaknya kelas yaitu 6 kelas dengan interval 4. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan: Rata-rata (M)
= 80,54
Median (Me)
= 87,91
Modus (Mo)
= 84,67
Standar deviasi (s)
= 6,47
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19.
Frekuensi
Data frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 68
72.5
76.5
80.5
84.5
88.5
Titik tengah interval
Gambar 7. Histogram Eksperimen
Distribusi
Frekuensi
commit to user
Nilai
Tes
Akhir
Kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 d. Data Perubahan Prestasi Belajar Siswa Setelah Perlakuan Data frekuensi perubahan nilai siswa diperoleh dari nilai tes terakhir dikurangi nilai kemampuan awal siswa atau setelah mendapat perlakuan dikurangi nilai sebelum mendapat perlakuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan atau penurunan nilai pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: 1) Kelompok Kontrol Tabel 13. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan Kelas interval 14 - 17 10 – 13 6–9 2–5 (-2) - 1 (-6) – (-3) Jumlah
Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 1 3% 3 8% 8 21% 11 29% 12 32% 3 8% 38 100%
xi 15.5 11.5 7.5 3.5 -1.5 -4.5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perubahan nilai kelompok kontrol setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan tertinggi sebesar 17 dan kenaikan terendah sebesar 0 atau tetap, sedangkan penurunan yang signifikan sebesar -6. Rata-rata perubahan nilai kelompok kontrol sebesar 3.08 dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. Data distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 ‐4.5
‐1.5
3.5
7.5
11.5
15.5
Titik tengah interval
Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan 2) Kelompok Eksperimen Tabel 14. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan Kelas interval 22 - 27 16 - 21 10 - 15 4-9 (-2) - 3 (-3) - (-8) Jumlah
Frekuensi kelas kontrol Absolut Relatif 2 5% 5 13% 12 32% 12 32% 6 16% 1 3% 38 100%
xi 25.5 18.5 12.5 6.5 -2.5 -5.5
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui perubahan nilai kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan tertinggi sebesar 27 dan kenaikan terendah sebesar 0 atau tetap, sedangkan penurunan yang signifikan sebesar -8. Rata-rata perubahan nilai kelompok kontrol sebesar 8,61 dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. Data distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Frekuensi
56 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 ‐5.5
‐2.5
6.5
12.5
18.5
25.5
Titik tengah interval
Gambar 9. Histogram
Distribusi
Frekuensi
Perubahan
Nilai
Kelompok
Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan
B. Pengujian Prasyarat Analisis Prasyarat analisis data penelitian yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah mean matching, varian matching, dan t-matching untuk menyamakan kedua kelompok agar berangkat dari titik tolak yang sama sebelum dilakukan eksperimen. Data yang dipergunakan adalah data prestasi pokok bahasan jurnal penyesuaian kelas XI IPS. 1.
Mean Matching
Diketahui rata-rata nilai awal kelompok kontrol 71,45 dan rata-rata nilai kelompok eksperimen 70,61. Untuk perhitungan mean matching lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 24.
2.
Varian Matching
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai varian dari kelompok kontrol yaitu 32,46 dan kelompok eksperimen yaitu 27,5. Dari kedua varian tersebut ternyata varian kelompok kontrol lebih besar daripada varian kelompok eksperimen, sehingga dapat diperoleh nilai F sebesar 1,18 dan Ftabel diperoleh 1,71 pada taraf signifikansi 5%. Untuk perhitungan Varian Matching lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 24.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 3.
t - Matching
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 0,66 (perhitungan di lampiran 24) sedangkan harga tabel menunjukkan t sebesar 1,995 pada db = 74 dan taraf signifikansi 5% (perhitungan pada lampiran 24). Kedua kelompok dikatakan mempunyai kesamaan jika t hitung < t tabel dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa thitung < ttabel atau 0,66 < 1,995. Dengan demikian Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama atau seimbang.
C. Pengujian Hipotesis 1.
Hipotesis Pertama
Sebelum data diolah dengan t-test, diketahui rata-rata nilai akhir kelompok kontrol 74,58 dan rata-rata nilai akhir kelompok eksperimen 80,76 (perhitungan lebih rinci pada lampiran 26). Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai t sebesar 5,52 yang dikemudian dikonsultasikan dengan nilai t tabel sebesar 1,995 pada db = 73 dengan taraf signifikansi 5% (perhitungan lebih rinci pada lampiran 26).
Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.
2.
Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t sebesar 5,52 sedangkan nilai akhir rata-rata kelompok kontrol 74,58 dan nilai akhir rata-rata kelompok eksperimen 80,76, untuk perhitungan lebih rinci lihat lampiran 26. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 D. Pembahasan Hasil Analisis Data Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah dan untuk mengetahui metode mana yang lebih efektif diterapkan. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen sebagai sampel dari populasi yang ada, dimana kelompok kontrol diberi perlakuan pengajaran melalui metode ceramah dan kelompok eksperimen dengan metode Numbered Heads Together (NHT). Karena penelitian ini bersifat membandingkan prestasi belajar antara dua kelas, maka sebelum penelitian dimulai harus dipastikan terlebih dahulu bahwa kedua kelas berangkat dari titik yang sama. Untuk itu perlu diadakan prasyarat analisis dengan menggunakan mean matching, varian matching, dan t-matching. Berdasarkan hasil perhitungan mean matching kelompok kontrol 71,41 dan kelompok eksperimen 69,29, sedangkan perhitungan dari varian matching diperoleh kelompok kontrol yaitu 32,46 dan kelompok eksperimen yaitu 27,5. Perhitungan t-matching diperoleh thitung < ttabel yaitu 0,66 < 1,995. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal antara keolmpok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat diartikan kedua kelas berawal dari titik yang sama. Selanjutnya kedua kelompok diberi perlakuan dengan metode mengajar yang berbeda kemudian diberikan post-test untuk pengambilan data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan t-test atau uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil dari pengujian hipotesis diperoleh thitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi siswa antara kelompok kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran metode ceramah dengan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran metode Numbered Heads Together (NHT). Rata-rata nilai post-test kelompok kontrol yaitu sebesar 74,58 dan rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen yaitu sebesar 80,54. Berdasarkan nilai rata-rata kedua kelompok tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 menggunakan metode
Numbered
Heads
Together
(NHT)
lebih
efektif
dibandingkan dengan metode ceramah. Perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar akuntansi kedua kelas tersebut membuktikan bahwa penggunaan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) interaksi siswa dengan siswa lebih besar dibandingkan interaksi siswa dengan guru. Hal ini menyebabkan siswa lebih banyak belajar antara sesama siswa dalam memecahkan persoalan dengan cara diskusi, sehingga siswa menjadi aktif dan paham akan suatu materi. Sedangkan pada metode ceramah pembelajaran berpusat pada guru sehingga interaksi siswa dengan guru lebih besar dan menyebabkan siswa menjadi pasif serta malu untuk bertanya dengan guru. Pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) di kelas eksperimen membuat siswa merasa senang dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan oleh guru, siswa senang belajar bersama teman yang dapat menyelesaikan permasalahan dan soal akuntansi secara bersama-sama. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi meningkat. Keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah cukup tinggi, siswa tidak enggan bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. Siswa berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam hal ini, siswa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru dan menggunakan kesempatan menerapkan tugas dan persoalan yang dihadapinya. Sehingga prestasi yang dicapai siswa meningkat. Hal ini berbanding terbalik dengan pembelajaran metode ceramah di kelas kontrol, siswa kurang bersemangat dalam proses pembelajaran karena pembelajaran berpusat pada guru. Siswa merasa bosan dalam menerima materi pelajaran sehingga banyak diantara mereka yang tidak memperhatikan pelajaran. Dalam mengerjakan persoalan yang diberikan guru siswa merasa kesulitan dan kurang antuisias dalam mengerjakan. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan metode Numbered Heads Together (NHT) lebih dapat meningkatkan prestasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 belajar siswa dari pada pembelajaran metode ceramah. Hal ini juga didukung oleh data-data kuantitatif yang telah dikemukakan diatas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa akuntansi antara siswa yang diajar dengan menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan metode ceramah. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel yaitu 5,52 > 1,995 pada taraf signifikansi 5% yang berarti Ho ditolak.
2.
Metode Numbered Heads Together (NHT) lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Hal itu ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar setelah diberi perlakuan.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka implikasi dari penelitian ini dapat diuraikan secara teoretis maupun praktis sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoretis
Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pengajaran melalui metode
Numbered Heads Together (NHT) mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa akuntansi dibandingkan dengan pengajaran menggunakan metode ceramah. Hal ini sama dengan seperti yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18) bahwa metode Numbered Heads Together (NHT) dapat:
1) Meningkatkan rasa harga diri, 2) Memperbaiki kehadiran, 3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, 4) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, 5) Konflik antara pribadi berkurang, 6) Pemahaman yang lebih mendalam, 7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 2.
Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya di lembaga pendidikan yang lain. Selain itu dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan oleh pihak guru maupun sekolah.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian, maka peneliti mengajukan saran-saran yang dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu sebagai berikut: 1. a.
Bagi Siswa
Siswa hendaknya berusaha meningkatkan motivasi belajarnya melalui berbagai referensi yang mendukung pada materi pembelajaran. Referensi dapat diperoleh melalui internet, buku pegangan (textbook) maupun hasil transaksi yang terjadi di masyarakat.
b.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi maka perlu dilakukan bimbingan kepada siswa mengenai pentingnya kerjasama dalam memecahkan masalah.
2. a.
Bagi Guru
Guru hendaknya mampu menggunakan dan memilih metode yang tepat bagi siswa pada saat pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi, keaftifan, dan pemahaman siswa sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan baik.
b.
Guru
hendaknya
mampu
meningkatkan
kemampuannya
dalam
mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 3. a.
Bagi Peneliti
Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
b.
Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan optimal.
commit to user