PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER MENGGUNAKAN TEKNIK PROBING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 7 KERINCI 1
Wahyu Laila Rezki1 Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract
The background of this research because the process of learning mathematics is done generally centered on the teachers, the lack of activity of students in asking about the material that is not yet understood and the weak ability of students to communicate ideas and ideas both orally and in writing that leads to low learning outcomes obtained by students. To overcome these problems, researchers conducted a study to implement cooperative learning Numbered Heads Together using Probing techniques in learning mathematics. The purpose of this study was to determine how student's learning activities and to find out if the results of student's mathematics learning by applying cooperative learning Numbered Heads Together using Probing technique is better than the results of student's mathematics learning by applying conventional learning. This research is an experimental study. Population in this research was all of students at VII class SMP Negeri 7 Kerinci. Sampling was done with a random sampling technique. The data in this study are the data of learning activities and student's mathematics learning outcomes data. Learning activity data obtained from the observation sheet. The results of student learning activities for each meeting is likely to increase. Then the learning outcomes data on samples obtained from the final test scores were given to the two classes of samples. Thus, the hypothesis is accepted that learning outcomes of students learning mathematics implement cooperative learning Numbered Heads Together using the probing technique is better than the learning outcomes of students learning mathematics applying conventional learning at class student of VII SMP Negeri 7 Kerinci. Key words: Cooperative learning, Numbered Heads Together, Probing technique. Pendahuluan Proses pembelajaran merupakan
siswa dengan siswa dan siswa dengan sumber belajar, dalam mencapai tujuan
kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
pembelajaran
yang
ditetapkan
edukatif tersebut mewarnai interaksi
(Djamarah dan Zain, 2006:1). Harapan
yang terjadi antara guru dengan siswa,
yang ada pada setiap guru adalah
yang
lebih banyak diam dan tidak memberi
disampaikan kepada anak didiknya
tanggapan. Siswa lebih suka menerima
dapat dipahami secara tuntas.
tanpa mau berfikir atau memahami apa
bagaimana
materi
Untuk
pelajaran
memenuhi
harapan
tersebut bukanlah sesuatu yang mudah,
yang diberikan oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan
memiliki
guru matematika kelas VII SMP Negeri
karakteristik yang berbeda baik dari
7 Kerinci, diperoleh informasi bahwa
segi minat, potensi, kecerdasan dan
minat dan partisipasi siswa dalam
usaha
belajar masih rendah serta lemahnya
karena
setiap
siswa
siswa
itu
sendiri.
Dari
keberagaman pribadi yang dimiliki
kemampuan
oleh
mengkomunikasikan
siswa
hendaknya
tersebut,
maka
guru
mampu
memberikan
siswa
dalam
ide-ide
dan
gagasan mereka baik secara lisan
pelayanan yang sama sehingga siswa
maupun
tulisan
selama
yang menjadi tanggung jawab di kelas
pembelajaran berlangsung.
proses
merasa mendapatkan perhatian yang
Untuk mengatasi hal tersebut
sama. Untuk memberikan pelayanan
perlu dicari model pembelajaran dan
yang sama tentunya guru perlu mencari
juga teknik pembelajaran yang dapat
solusi dan strategi yang tepat, sehingga
meningkatkan
harapan yang sudah dirumuskan dalam
belajar siswa dan juga menghilangkan
setiap rencana pembelajaran dapat
kejenuhan siswa pada saat proses
tercapai.
pembelajaran.
Dalam
pembelajaran
kooperatif
Berdasarkan observasi peneliti
aktivitas
dan
hal
hasil
ini
memiliki
terhadap pembelajaran matematika di
peluang untuk mengatasi hal tersebut.
kelas VII SMP Negeri 7 Kerinci pada
Ada beberapa macam pembelajaran
tanggal 18 sampai dengan tanggal 20
kooperatif, salah satunya pembelajaran
Juli 2013, diperoleh gambaran bahwa
kooperatif
proses
Together.
pembelajaran
matematika
diterapkan umumnya terpusat pada guru.
Siswa
tidak
mempunyai
tipe
Numbered adalah
suatu
Numbered
Heads
Heads
Together
pendekatan
yang
keberanian untuk bertanya mengenai
dikembangkan oleh Spencer Kagen
materi yang dipelajari. Setiap guru
(1993) untuk melibatkan lebih banyak
meminta siswa untuk bertanya, siswa
siswa dalam menelaah materi yang
2
tercakup dalam suatu pelajaran dan
menerapkan teknik bertanya Probing,
mengecek terhadap
pemahaman
mereka
guru dituntut
pelajaran
tersebut
pertanyaan yang bervariasi serta dapat
isi
(Ibrahim, 2000:28). Ada
mampu
memberikan
menggali jawaban lebih lanjut dari
beberapa
teknik
siswa guna mengembangkan kualitas
pembelajaran yang dapat dipilih oleh
jawaban yang pertama, sehingga yang
guru sebagai alternatif untuk membuat
berikutnya lebih jelas, akurat, serta
pembelajaran lebih menarik dan tidak
lebih
membosankan bagi siswa serta dapat
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
membantu siswa untuk menemukan
Heads Together menggunakan teknik
konsep yang diajarkan. Salah satu
Probing selain dapat mengaktifkan
teknik
dapat
siswa pada proses pembelajaran dengan
Probing.
adanya kelompok, siswa juga dapat
pembelajaran
digunakan Teknik
adalah
Probing
yang
teknik
merupakan
suatu
beralasan.
berinteraksi
Dengan
demikian
mengemukakan ide-ide
teknik pembelajaran dengan cara guru
dan gagasan yang dimilikinya secara
menyajikan
baik dan benar serta bertanya kepada
yang
serangkaian
sifatnya
pertanyaan
menggali
untuk
guru
atau
temannya.
Sehingga
mendapatkan jawaban lebih lanjut dari
penanggap
siswa
membantu siswa untuk menyelesaikan
yang
bermaksud
mengembangkan
kualitas
untuk jawaban,
dapat
menjawab
dan
masalah tersebut.
sehingga jawaban berikutnya lebih
Penelitian ini bertujuan untuk
jelas, akurat serta lebih beralasan
mengetahui
(Marno dan Idris, 2010:127).
matematika siswa selama menerapkan
Pada
penelitian
mengkombinasikan kooperatif
tipe
Together
ini
aktivitas
belajar
peneliti
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
pembelajaran
Heads Together menggunakan teknik
Numbered
menggunakan
Heads
Probing dan hasil belajar matematika
teknik
siswa
dengan
menerapkan
Probing. Alasannya, karena pada tahap
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
kedua pembelajaran kooperatif tipe
Heads Together menggunakan teknik
Numbered
Probing lebih baik dari pada hasil
“mengajukan
Heads
Together
pertanyaan”,
yaitu dalam
mengajukan pertanyaan ini peneliti
belajar
matematika
menerapkan
siswa
dengan
pembelajaran
3
konvensional pada siswa kelas VII
normalitas dan uji homogenitas terlebih
SMP Negeri 7 Kerinci.
dahulu. Kelas sampel yang terplih yaitu
Metodologi
kelas VIIA sebagai kelas eksperimen
Jenis penelitian yang digunakan adalah
eksperimen.
Intrumen yang digunakan dalam
merupakan
penelitian ini adalah lembar observasi
penelitian untuk mengukur pengaruh
aktivitas belajar siswa dan tes hasil
suatu atau beberapa variabel terhadap
belajar. Lembar observasi digunakan
variabel lain (Sukmadinata, 2011:212).
untuk
Dalam penelitian ini diperlukan dua
selama
kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
berlangsung. Aktivitas yang diamati
kontrol. Kelas eksperimen menerapkan
dalam penelitian
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Activities seperti: 1) Mengemukakan
Heads Together menggunakan teknik
pendapat atas penjelasan teman atau
Probing dan kelas kontrol menerapkan
guru tentang hasil diskusi. 2) Aktif
pembelajaran konvensional.
berdiskusi
Penelitian
penelitian
dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol.
eksperimen
Populasi
adalah
mengetahui
aktivitas
proses
siswa
pembelajaran
ini
dalam
adalah
kelompok
Oral
untuk
keseluruhan
menyelesaikan tugas yang diberikan
subjek penelitian (Arikunto, 2010:73),
guru. 3) Mengemukakan jawaban dan
sebagai populasi dalam penelitian ini
alternatif
adalah seluruh siswa kelas VII SMP
pembelajaran berlangsung. Listening
Negeri 7 Kerinci Tahun Pelajaran
activities seperti
2013/2014 yang terdiri dari 3 kelas.
guru
menjelaskan
Sedangkan
materi
pelajaran.
sampel
adalah
adalah
jawaban
saat
proses
4) Memperhatikan konsep-konsep Mental
activities
bagian dari jumlah dan karakteristik
seperti 5) Menanggapi penjelasan dari
yang dimiliki oleh populasi tersebut
kelompok lain yang tampil di depan
(Sugiyono, 2008:118).
kelas. Emotional activities seperti 7)
Pengambilan sampel dilakukan secara Random Sampling. Langkah-
Bersemangat
mengikuti
proses
pembelajaran.
langkah dalam pengambilan sampel
Data aktivitas belajar siswa
adalah dengan melakukan uji kesamaan
dianalisis dengan menggunakan rumus
rata-rata.
Untuk
melakukan
uji
kesamaan rata-rata harus dilakukan uji
100%
dengan
P
adalah
persentase aktivitas belajar, F adalah 4
jumlah siswa yang melakukan aktivitas
Hasil dan Pembahasan
dan N adalah jumlah siswa (Sudjana, 2011:130).
Pada pembelajaran
setiap
kegiatan
diadakan
observasi
Analisis data hasil belajar yang
terhadap aktivitas siswa sebagai alat
digunakan adalah perbedaan rata-rata
untuk mengetahui tingkat keterlibatan
dengan menggunakan t-tes. Langkah-
siswa dalam kegiatan pembelajaran.
langkah t-tes yaitu: 1) menentukan
Keterlibatan siswa dalam kegiatan
rata-rata hasil belajar masing-masing
pembelajaran
kelompok, simpangan baku (S) dan
pemahaman siswa terhadap konsep
variansi
(S2).
normalitas
2)
melakukan
terhadap
uji
dapat
mempengaruhi
materi pelajaran. Data tentang aktivitas siswa
masing-masing
kelompok data dengan menggunakan
pada
uji
uji
melalui lembar observasi. Pengamatan
dengan
dilakukan pada setiap kali pertemuan
Liliefors.
3)
homogenitas
melakukan
variansi
rumus F
terima
hipotesis H0 jika tolak
H0
melakukan
Jika
,
4)
dengan
S
oleh
observer
diperoleh
selama
proses
penbelajaran berlangsung. Pengamatan
sampai pertemuan ke tujuh. Data hasil observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut ini:
, terima hipotesis
Tabel
1.
Persentase Siswa yang Melakukan Aktivitas dalam Pembelajaran Matematika pada Setiap Pertemuan
H0 jika thitung < ttabel atau 2 selain itu H0
dengan
eksperimen
dilakukan pada pertemuan pertama .
uji perbedaan rata-rata
dengan rumus t =
S=
dan
,
kelas
Indikator
I
II
1 2 3 4 5 6
30 40 30 60 15 40
35 50 35 65 25 45
ditolak. Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Adapun pada penelitian ini data kuantitatif berupa aktivitas dan nilai tes akhir hasil belajar siswa kelas
Pertemuan KeIII I V V 33 35 42 72 60 53 39 30 32 72 75 79 28 30 26 50 55 58
V I 53 68 37 84 26 63
VII 60 70 35 85 30 65
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
VII SMP Negeri 7 Kerinci.
5
ngkatan untuuk setiap ind dikatornya. penin
90
Pertemuaan I
Walaaupun masihh ada aktiv vitas yang
80 Pertemuaan II
Persentase
70 60
Pertemuaan III
50
perseentasenya naaik turun dann tergolong sedikkit dilakukann siswa.
Pertemuaan IV
40 30
Hasil belajjar matemaatika siswa
Pertemuaan V
pada kedua kellas sampel diperoleh
Pertemuaan VI
setelaah diberikann tes akhir. Tes akhir
Pertemuaan VII
terdirri dari butir soal uraian.. Tes akhir
20 10 0 I III IV V VI II
I
pada kelas ekspeerimen diikutti 20 orang
Inddikator Aktivitaas
G Gambar 1. Grafik Aktivitas A Siswa dalam Pembelajaaran ka pada Seetiap Matematik Pertemuan K Keterangan: 1. Siswa mengemukaakan pendaapat atas pennjelasan temaan atau guruu.
u kelas siswaa dan 19 oraang siswa untuk kontrrol. Untuk melihat kesimpulan k tentanng data yanng diperolehh dari hasil belajaar matematiika siswa kedua kelas samppel, dilakukkan analisiss statistik. Sebellum
melakkukan
hipotesis
daalam
dengaan uji-t terlebih dahuluu dilakukan
kelompook untuk menyelesaiikan
uji normalitas n dan uji ho omogenitas
tugas yaang diberikann guru.
variannsi.
2. Siswa
3. Siswa
aktif
berddiskusi
mengemukkakan
Hasil tes akhir a dapat dilihat d pada
jawaaban
dan alteernatif jawab ban saat prooses
tabel dibawah inii:
pembelaajaran berlan ngsung.
Tabel 2. Data Tees Hasil Bellajar Kelas Sampel
4. Siswa
memperh hatikan
gguru
menjelaaskan konsepp-konsep maateri
Kelaas
Jumlah Siswa
pelajaraan. 5. Siswa menanggapi m penjelasan dari
Eksperrimen 20 Konttrol 19
kelompook lain yaang tampil di depan kelas. k 6. Siswa
bersemanggat
79,,70 99 70,,53 93
Siswa yang mencapai KKM ( 70) J Jumlah % 48 14 70% 43 11 57,89%
Dari tabel di atas, daapat dilihat bahw wa ketuntasaan hasil beelajar pada
mengikuti
p n. proses pembelajaran Berddasarkan tabeel dan grafikk di a dapat teelihat bahwaa, secara um atas mum p persentase a aktivitas sisswa mengallami
uji
kelass
eksperimen
leb bih
baik
diban ndingkan dengan kelaas kontrol. Namuun, dari keddua kelas sam mpel masih ada siswa yangg belum tuuntas hasil belajaarnya, hal inni mungkin disebabkan d 6
karena masih ada kekurangan dalam
pada
proses pembelajaran.
sehingga
thitung
>
ttabel.
Dengan
demikian,
hipotesis
yang
diajukan
Setelah
dilakukan
analisis
dan
tingkat
kepercayaan
95%,
pengujian hipotesis terhadap hasil tes
diterima. Sehingga dapat disimpulkan
belajar siswa, diperoleh bahwa hasil
bahwa hasil belajar matematika siswa
belajar
yang
matematika
siswa
pembelajarannya
yang
menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together
menggunakan
teknik
Probing lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran
menerapkan
kooperatif
tipe
pembelajaran
Numbered
Heads
Together menggunakan teknik Probing lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menerapkan pembelajaran konvensional.
konvensional.
Terjadinya perbedaan pada hasil
Kesimpulan
belajar matematika pada kedua kelas
Aktivitas
siswa
cenderung
ini selain karena kemampuan siswa
mengalami
pada kelas eksperimen lebih baik dari
menerapkan pembelajaran kooperatif
pada
tipe
siswa
pembelajaran
kelas
kontrol,
Numbered
Heads
selama
Together
menerapkan
menggunakan teknik Probing dalam
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
pembelajaran matematika siswa kelas
Heads Together menggunakan teknik
VII SMP Negeri 7 Kerinci dan hasil
Probing dapat mengaktifkan siswa
belajar
pada
menerapkan pembelajaran kooperatif
proses
dengan
proses
peningkatan
pembelajaran
dengan
matematika
siswa
yang
adanya kelompok, siswa juga dapat
tipe
berinteraksi
ide-ide
menggunakan teknik Probing lebih
dan gagasan yang dimilikinya secara
baik dari hasil belajar matematika
baik dan benar serta bertanya kepada
siswa yang menerapkan pembelajaran
guru atau teman tentang konsep materi
konvensional
yang tidak dipahami.
SMP Negeri 7 Kerinci.
mengemukakan
Data hasil tes akhir siswa didapat
kedua
kelas
sampel
berdistribusi normal dan homogen.
Numbered
Heads
Together
pada siswa kelas VII
Daftar Pustaka Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh thitung = 1,85 dan ttabel = 1,686
7
Djamarah, S.B. & Zain, A. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim, M., et al. (2000). Pembelajaran kooperatif. Surabaya: UNESA. Marno & Idris. (2010). Strategi dan metode pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana, N. (2011). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N.S. (2011). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
8