PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKn MATERI MENGENAL LEMBAGA SISTEMPEMERINTAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DI KELAS IV SD NEGERI PANIMBANG 05 Oleh : Muhamad Afandi, M.Pd ABSTRAK Minat belajar siswa SD Negeri Panimbang 05 pada pembelajaran PKn masih rendah yaitu siswa kurang bersemangat, kurang antusias siswa dalam belajar, kurang perhatian siswa terhadap pembelajaran, sehingga menyebabkan pada prestasi belajar siswa yang rendah pula. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Panimbang 05 Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi pada kompetensi mengenal lembaga-lembaga kabupaen kota dan provinsi. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah apabila nilai rata-rata kelas ≥ 64 dengan presentase ketuntasan klasikal ≥ 85%. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pada siklus 1 diperoleh rata-rata minat belajar 2, 46 dengan kriteria cukup kemudian meningkat menjadi 3,27 dengan kriteria sangat baik dan prestasi rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 69,72 dengan ketuntasan belajar 77,77% meningkat menjadi 76,66 dengan ketuntasan belajar 88,88% pada siklus II. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran koopertif tipe NHT dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Panimbang 05. Kata Kunci : Minat, Prestasi Belajar, PKn kooperatif, NHT
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
A. Pendahuluan Pendidikan merupakan
pada
proses
dasarnya
untuk
membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga
mampu
menghadapi
kecerdasan, keterampilan
akhlak yang
mulia,
serta
diperlukan
dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
setiap
Pendidikan
nasional
berfungsi
perubahan yang terjadi dalam kehidupan.
mengembangkan
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20
membentuk watak serta peradaban bangsa
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
yang
Nasional,
yang
dimaksud
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
pendidikan
adalah
usaha
dengan
dalam
dan
rangka
dan
untuk berkembangnya potensi peserta didik
suasana
agar menjadi manusia yang beriman dan
belajar dan proses pembelajaran agar peseta
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
didik secara aktif mengembangkan potensi
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
terencana
untuk
sadar
bermartabat
kemampuan
mewujudkan
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
44
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
pelajaran yang juga memfokuskan pada
yang demokratis serta bertanggung jawab.
pembentukan diri yang beragam dari segi
Jadi,
dapat
pendidikan
disimpulkan
merupakan
suatu
bahwa
agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan
proses
suku bangsa.
pertumbuhan dan perkembangan sebagai
Berdasarkan hasil wawancara yang
hasil interaksi individu dengan lingkungan
telah dilakukan oleh peneliti dengan guru
sosial maupun dengan
kelas IV tentang minat belajar siswa pada
lingkungan fisik,
yang berlangsung sepanjang hayat, serta
mata
untuk membentuk akhlak yang baik dan
rendah. Siswa masih malas untuk belajar
dapat
yang
karena siswa belum mempunyai keinginan
pendidikan
kuat untuk belajar. Minat belajar siswa
peningkatan
yang rendah dapat juga dapat dilihat pada
kehidupan manusia ke arah yang lebih
saat siswa diberi PR yang dikerjakan
sempurna.
individu, ternyata siswa mengerjakan pagi-
mengembangkan
dimiliki.
Jadi,
diharapkan
potensi
keberadaan
dapat
tercapai
Salah satu
pelajaran
PKn
masih
tergolong
mata pelajaran yang
pagi di sekolah dan cenderung lebih suka
diajarkan dalam dunia pendidikan adalah
melihat pekerjaan temannya. Siswa juga
pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan
malas mencatat materi yang dijelaskan oleh
Kewarganegaraan
guru.
pelajaran
yang
merupakan
sejak
Dari hasil wawancara dengan guru
sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
kelas IV, khususnya pembelajaran PKn di
Kewarganegaraan
kelas IV, siswa belum terlibat secara aktif
pengetahuan
wajib
mata
diajarkan
mencakup
(knowledge),
dimensi ketrampilan
dalam
proses
pembelajaran.
menyebabakan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
siswa menjadi berkurang, dapat dilihat dari
mata pelajaran yang memfokuskan pada
banyak siswa yang kurang bersemangat
pembentukan warganegara yang memahami
dalam
dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kurangnya
kewajibannya untuk menjadi warganegara
mengikuti
Indonesia
kemauan
berkarakter
yang
terampil, dan
diamanatkan
oleh
Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan
mengukuti
maupun
itu
(skill) dan nilai (values). Mata Pelajaran
yang cerdas,
minat
Hal
pembelajaran
konsentrasi pelajaran, siswa
prestasi
siswa serta
untuk
PKn, dalam
rendahnya
belajar
PKn,
kekompakkan antara siswa yang satu dengan yang lain masih kurang sehingga
Kewarganegaraan
(Citizenship Education) merupakan mata
tidak
muncul
rasa
kebersamaan
dan
tanggung jawab.
45
Selain itu, ternyata siswa cenderung
pembelajaran
yang
berguna
untuk
tidak begitu tertarik dengan pelajaran PKn
meningkatkan minat dan prestasi belajar
karena
siswa
mata
sebagai
pelajaran PKn dianggap
pelajaran
yang
hanya
mementingkan hafalan semata,
kurang
secara
optimal
menggunakan
yaitu
model
dengan
pembelajaran
kooperatif. Menurut Rusman (2010: 202)
menekankan aspek penalaran sehingga
mengemukakan
menyebabkan rendahnya minat dan prestasi
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran
belajar PKn siswa di SD Panimbang 05,
dengan cara siswa belajar dan bekerja
juga kurangnya media atau alat peraga
dalam kelompok-kelompok kecil secara
untuk mata pelajaran PKn. Hal tersebut
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
empat sampai enam orang dengan struktur
minat
kelompok yang heterogen.
maupun
diperoleh
siswa.
prestasi Minat
belajar yang
yang kurang
Model
bahwa
pembelajaraan
pembelajaran
kooperatif
terhadap mata pelajaran PKn akan berimbas
merupakan suatu model pembelajaran yang
pada perolehan prestasi belajar yang kurang
mengutamakan
maksimal.
kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
adanya
kelompok-
Berdasarkan data yang diperoleh
kelompok mempunyai tingkat kemampuan
dari sekolah yaitu prestasi belajar siswa
yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
kelas IV masih rendah yaitu dengan melihat
rendah) dan jika memungkinkan anggota
hasil Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) pada
kelompok berasal dari ras, budaya, suku
tahun 2009/2010 pada mata pelajaran PKn,
yang
menunjukkan bahwa dari 25 siswa, yang
kesetaraan jender. Model pembelajaran
mendapatkan nilai di atas KKM yang
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
ditetapkan di SD Negeri Panimbang 05
menyelesaikan
sebesar 64 sejumlah 13 siswa atau sekitar
menerapkan pengetahuan dan keterampilan
52,00 % dan yang mendapatkan nilai
dalam
dibawah KKM sejumlah 12 siswa atau
pembelajaran
sekitar 48,00 %.
berbeda
rangka
Banyak
Berdasarkan permasalahan tersebut,
pembelajaran
serta
memperhatikan
permasalahan
mencapai
tipe
dalam
kooperatif
untuk
tujuan
model yang
maka diperlukan strategi pembelajaran pada
dikembangkan oleh para ahli antara lain
mata
Pendidikan
tipe : TPS, NHT, Jigsaw dan banyak tipe
Kewarganegaraan yang yang berpusat pada
lainnya. Namun, tipe pembelajaran yang
siswa,
digunakan dalam penelitian ini adalah
pelajaran
melibatkan siswa dalam proses
46
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Berdasarkan latar belakang masalah
Heads Together (NHT) sebab pembelajaran
diatas yang menjadi rumusan masalah
kooperatif tipe NHT mengutamakan kerja
dalam
sama yang melibatkan pengakuan tim dan
penelitian Apakah
ini
adalah
melalui
:
1.
pembelajaran
tanggung jawab kelompok. Inti dari NHT
kooperatif tipe Numbered Heads Together
adalah guru menyampaikan suatu materi
(NHT) dapat meningkatkan minat belajar
kemudian para siswa bergabung dalam
siswa di kelas IV SD Negeri Panimbang 05
kelompoknya yang terdiri atas tiga sampai
pada
lima siswa (heterogen).
Kewarganegaraan? 2. Apakah
Setiap anggota diberi nomor satu
mata
pelajaran
Pendidikan melalui
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
sampai lima. Setiap kelompok wajib untuk
Heads
menyelesaikan soal-soal yang diberikan
meningkatkan prestasi belajar siswa di
oleh
pem-belajaran
kelas IV SD Negeri Panimbang 05 pada
siswa
mata
guru.
kooperatif
Melalui
tipe
NHT,
dapat
mengemukakan pemikirannya, dapat saling bertukar pendapat jika ada teman yang mengalami
kesulitan
Together
(NHT)
pelajaran
dapat
Pendidikan
Kewarganegaraan? Penelitian ini mempunyai dua tujuan,
serta
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
menyelesaikannya bersama-sama. Terjadi
Masing-masing tujuan tersebut diuraikan
kerja sama
sebagai berikut: Tujuan umum Penelitian
dalam kelompok karena
pembelajaran kooperatif tipe
ciri utama
Tindakan
Kelas
ini
adalah
untuk
adanya penomoran sehingga semua siswa
meningkatkan kualitas belajar siswa kelas
berusaha untuk memahami setiap materi
IV SD Negeri Panimbang 05 pada mata
yang diajarkan dan mempunyai tanggung
pelajaran
jawab atas kelompoknya. Kelebihan model
Adapun tujuan khusus dari Penelitian
pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu
Tindakan
siswa dapat melakukan diskusi dengan
meningkatkan minat belajar kelas IV di SD
sungguh-sungguh dan siswa yang pandai
Negeri Panimbang 05 melalui pembelajaran
dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
kooperatif tipe NHT. Untuk meningkatkan
Berdasarkan dengan permasalahan tersebut,
prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri
maka perlu diupayakan peningkatan minat
Panimbang
dan prestasi belajar PKn di kelas IV SDN
kooperatif tipe NHT. Berdasarkan kajian
Panimbang 05, dengan menerapkan model
teoritis dan kerangka berfikir di atas, maka
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
dapat diasumsikan hipotesis tindakannya
Pendidikan
Kelas
05
Kewarganegaraan.
ini
melalui
adalah
untuk
pembelajaran
47
adalah melalui pembelajaran kooperatif tipe
tertentu
NHT
dan
perhatian yang lebih besar terhadap subyek
prestasi belajar PKn pada materi mengenal
tersebut. (Slameto, 2010: 180). Sedangkan
lembaga-lembaga sistem pemerintahan di
menurut Usman (2006: 27) kondisi belajar-
kelas IV SDN Panimbang 05.
mengajar yang efektif adalah adanya minat
dapat
meningkatkan
minat
cenderung
untuk
memberikan
dan perhatian siswa dalam belajar. Minat B. Kajian Pustaka
merupakan suatu sifat yang relatif menetap
1.
pada diri seseorang. Minat ini besar sekali
Minat Belajar Menurut Slameto (2010: 57) minat
pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan
adalah kecenderungan yang tetap untuk
minat seseorang akan melakukan sesuatu
memperhatikan dan mengenang beberapa
yang diminatinya. Keterlibatan siswa dalam
kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat
diperhatikan terus-menerus yang disertai
murid, baik yang bersifat kognitif seperti
dengan
besar
kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat
pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
afektif seperti motivasi, rasa percaya diri,
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dan minatnya.
rasa
senang.
Minat
dengan minat siswa, maka siswa tidak akan
Selain itu, menurut Sardiman (2007:
belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak
76), minat diartikan sebagai suatu kondisi
ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran
yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-
yang menarik minat siswa, lebih mudah
ciri atau arti sementara situasi yang
dipelajari dan disimpan, karena minat
dihubungkan dengan keinginan-keinginan
menambah kegiatan belajar.
atau
Minat
dasarnya
sendiri.
adalah
Sedangkan menurut Hurlock (2007: 144)
penerimaan akan suatu hubungan antara diri
minat merupakan sumber motivasi yang
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin
mendorong orang untuk melakukan apa
kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
yang mereka inginkan bila mereka bebas
besar
memilih.
minat.
pada
kebutuhan-kebutuhannya
Suatu
minat
dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa
pendapat
para
ahli
lebih
tentang minat, dapat disimpulkan bahwa
menyukai suatu hal daripada hal lainnya,
minat merupakan suatu keinginan tertentu
dapat
yang
pula
siswa
Berdasarkan
dimanifestasikan
melalui
didasari
rasa
senang
dan
rasa
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa
ketertarikan pada suatu hal tanpa adanya
yang memiliki minat terhadap subyek
dorongan dan paksaan dari luar, untuk
48
memenuhi
kesediannya
dalam
belajar.
Kegiatan Belajar Mengajar pada mata
Siswa yang berminat terhadap kegiatan
pelajaran PKn.
belajar akan lebih berusaha keras belajar dibandingkan dengan siswa yang kurang
2.
Prestasi Belajar
berminat sehingga minat akan berpengaruh
Menurut Slameto (2010: 2) belajar
besar pada prestasi yang di dapat oleh
adalah suatu proses usaha yang dilakukan
siswa.
seseorang
untuk
memperoleh
suatu
Menurut Safari (2005: 111) minat
perubahan tingkah laku yang baru secara
belajar adalah pilihan kesenangan dalam
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
melakukan
sendiri
kegiatan
dan
dapat
dalam
interaksi
dengan
membangkitkan gairah seseorang untuk
lingkungannya. Sedangkan menurut Sagala
memenuhi kesediaannya dalam belajar.
(2010: 13) belajar merupakan tindakan dan
Kemudian definisi operasional dari minat
perilaku siswa yang
belajar adalah skor siswa yang diperoleh
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa
dari tes minat belajar yang mengukur aspek:
itu
Kesukacitaan, Ketertarikan,
pencapaian
perhatian,
keterlibatan.
sendiri.
kompleks, sebagai
Berhasil tujuan
atau
gagalnya
pendidikan
amat
tergantung pada proses belajar mengajar
Berdasarkan definisi tersebut dapat
yang dialami siswa dan pendidik, baik
disususn indikator minat belajar sebagai
ketika siswa itu di sekolah maupun di
berikut : Gairah siswa dalam mengikuti
lingkungan sendiri.
Kegiatan Belajar Mengajar. Inisiatif siswa dalam
mengikuti
Kegiatan
Belajar
Hal ini juga diungkapkan oleh Ahmadi (2004:
127)
menge-mukakan
belajar
Mengajar dan mengerjakan tugas. Respon
merupakan proses dari perkembangan hidup
siswa terhadap materi dan tugas yang
manusia.
diberikan oleh guru. Kesegeraan siswa
melakukan perubahan-perubahan kualitatif
dalam
individu
mengumpulkan
tugas
dan
Dengan
sehingga
tingkah bukan
manusia
lakunya
mengerjakan latihan soal yang diberikan
berkembang.
oleh guru. Konsentrasi siswa dalam belajar.
pengalaman. Belajar adalah suatu proses
Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan
dengan menggunakan perbuatan tertentu
latihan soal yang diberikan oleh guru.
untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya indikator di atas, dapat
Belajar
belajar,
sekedar
Dari beberapa pendapat diatas dapat
diketahui siswa yang berminat dan siswa
disimpulkan
bahwa
belajar
adalah
yang tidak berminat dalam mengikuti
perubahan tingkah laku seseorang yang dari
49
tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
Menurut Winkel (1996: 482) prestasi
baik menjadi baik sebagai hasil dari
belajar
interaksi
berdasarkan kemampuan internal
dan
tertentu
berdasarkan
serta
pengalaman
bertambahnya
ilmu
yang
diperolehnya
diberikan
sesuai
oleh
dengan
siswa, yang tujuan
pengetahuan untuk dapat diaplikasikan
instruksional, menampakkan hasil belajar.
dalam kehidupan.
Dari tepat atau tidak tepatnya prestasi
Adapun ciri-ciri perubahan tingkah
belajar akan nampak, apakah hasil belajar
laku dalam belajar menurut (Slameto: 4),
telah tercapai atau belum tercapai. Maka
antara lain: Perubahan terjadi secara sadar,
dalam rangka evaluasi produk, siswa selalu
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu
dituntut untuk memberikan prestasi-prestasi
dan fungsional, Perubahan dalam belajar
tertentu yang akan menampakkan hasil
bersifat pasif dan aktif, Perubahan dalam
belajar secara nyata dan yang relevan bagi
belajar bukan bersifat sementara, Perubahan
tujuan instruksional. Dari tepat atau tidak
dalam
tepatnya prestasi belajar, dapat ditarik
belajar
bertujuan
atau
terarah,
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah
kesimpulan
mengenai
laku.
kemampuan internal.
dimilikinya
menarik
dan
Kata „‟prestasi‟‟ berasal dari bahasa
materi
yang
Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam
diajarkan bertahan lama yaitu mengaitkan
bahasa Indonesia menjadi „‟prestasi‟‟ yang
materi pembelajaran dengan kehidupan atau
berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi
pengalaman siswa.
belajar” (achievement) berbeda dengan
Belajar ingatan
akan
siswa
lebih
terhadap
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2007: 895),
“hasil belajar” (learning outcome). Prestasi
prestasi belajar adalah
belajar pada umumnya berkenaan dengan
penguasaan pengetahuan atau keterampilan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar
yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
meliputi aspek pembentukan watak peserta
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
didik. Kata prestasi banyak digunakan
angka nilai yang diberikan oleh guru.
dalam berbagai bidang dan kegiatan antara
Prestasi belajar
lain
dapat diketahui setelah
dalam
kesenian,
diadakan evaluasi dengan menggunakan tes
pendidikan,
pada akhir proses pembelajaran. Hasil dari
(Arifin, 2009: 12-13).
evaluasi atau tes tersebut dapat digunakan
khususnya
olahraga,
dan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi
disimpulkan
faktor-faktor
yang
belajar yang diperoleh siswa.
mempengaruhi prestasi belajar dapat timbul
50
dari dalam diri maupun luar. Namun
dari empat sampai enam orang dengan
lingkungan
struktur
sosial
yang
sangat
kelompok
heterogen.
mempengaruhi belajar siswa adalah orang
Sedangkan menurut Lie (2010: 48) model
tua dan keluarga siswa sendiri karena sifat-
pembelajaran cooperatif learning tidak
sifat orang tua dan praktik pengelolaan
sama dengan sekedar belajar kelompok.
keluarga dapat memberi dampak baik atau
Ada
buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil
cooperatif learning yang membedakannya
yang akan dicapai oleh siswa. Selain
dengan
keluarga
dilakukan
lingkungan
juga
sangat
unsur-unsur
dasar
pembagian
pembelajaran
kelompok
asal-asalan.
yang
Pelaksanaan
berpengaruh dalam membentuk kepribadian
prosedur model cooperatif learning dengan
siswa, karena dalam pergaulan sehari-hari
benar
siswa
mengelola kelas dengan efektif.
meyesuaikan
dirinya
dengan
akan
memungkinkan
pendidik
kebiasaan yang ada di lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
Apabila siswa tinggal di lingkungan yang
disimpulkan bahwa model pembelajaran
temannya rajin belajar maka siswa tersebut
kooperatif merupakan model pembelajaran
akan rajin belajar, tapi sebaliknya jika
yang
lingkungan tempat tinggalnya malas, maka
kelompok, serta mengutamakan kerja sama
siswa tersebut akan terpengaruh malas juga.
antar
mengutamakan
siswa
kelompok
Pembelajaran Kooperatif Menurut mengemukakan
Slavin bahwa
(2008:
5)
pembelajaran
bekerja
dalam
mengembangkan 3.
yang
untuk
dalam
kelompok,
dapat
komunikasi
antar
mencapai
tujuan
pembelajaran. Menurut Rusman (2010: 208) unsur-
kooperatif adalah suatu model pembelajaran
unsur
dimana sistem belajar dan bekerja dalam
pembelajaran kooperatif dapat mencapai
kelompok-kelompok kecil yang berjumlah
hasil yang baik adalah sebagai berikut :
4-6 orang secara berkolaboratif sehingga
Siswa
dapat merangsang siswa lebih bergairah
beranggapan
dalam belajar.
sepenanggungan
Menurut Rusman (2010: 202) model
yang
diperlukan
dalam
bertanggungjawab
agar
kelompoknya mereka
harus “sehidup
bersama‟‟. atas
model
segala
Siswa sesuatu
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk
didalam kelompoknya seperti milik mereka
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan
sendiri. Siswa harus melihat bahwa semua
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
anggota kelompoknya mempunyai tujuan
secara kolaboratif yang anggotanya terdiri
yang sama. Siswa harus membagi tugas dan
51
tanggungjawab yang sama diantara anggota
Menurut Lie (2010: 59) Numbered Heads
kelompoknya. Siswa akan dikenakan sanksi
Together
evaluasi
pembelajaran
atau
akan
hadiah/penghargaan
diberikan
yang
juga
akan
suatu
yang
tehnik
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling
dikenakan untuk semua anggota kelompok.
membagikan
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka
mempertimbangkan jawaban yang paling
membutuhkan ketrampilan untuk belajar
tepat.
bersama.
Siswa
akan
ide-ide
dan
diminta
Jadi, pembelajaran kooperatif tipe
secara
NHT merupakan tipe pembelajaran yang
individual materi yang ditangani dalam
melibatkan siswa secara menyeluruh karena
kelompok kooperatif. Jadi,
pembelajaran
adanya interaksi siswa dalam memperoleh
kooperatif bukan merupakan pembelajaran
materi dalam suatu pelajaran yang ditandai
individu saja melainkan belajar secara tim
dengan cara mengecek pengetahuan siswa
atau
terhadap pelajaran tersebut.
mempertanggungjawabkan
kelompok,
sehingga
dapat
meningkatkan sikap sosial diantara siswa dan menghargai satu sama lain. 4.
merupakan
Menurut A‟la (2010: 101) pembelajaan kooperatif tipe Numbered Heads Together
Model Pembelajaran Kooperatif tipe
mempunyai kelebihan sebagai berikut :
Numbered Heads Together (NHT)
Setiap siswa dalam belajar siap semua,
Menurut A‟la (2010: 100), Numbered Heads
Together
(NHT)
adalah
suatu
metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok
Dapat melakukan diskusi dengan sungguhsungguh,
Siswa
yang
pandai
dapat
mengajari siswa yang kurang pandai Dari
kelebihan
pembelajaran
kemudian secara acak guru memanggil
kooperatif tipe NHT dapat disimpulkan
nomor dari mereka.
bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT
Menurut Trianto (2010: 82), Numbered Heads Together (NHT) berfikir
diberi kesempatan untuk mengemukakan
pembealajaran kooperatif yang dirancang
pendapatnya, dapat menghargai pendapat
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
orang lain dan dapat bekerjasama dengan
dan sebagai alternatif terhadap struktur
kelompoknya.
tradisional.
Together
(NHT)
merupakan
faham dan fokus terhadap materi, siswa
jenis
kelas
bersama
atau penomoran
pada saat pembelajaran siswa akan lebih
Numbered pertama
Heads kali
Menurut Trianto (2010: 82) langkah –
di
langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT
kembangkan oleh Spencer Kagan (1993).
terdapat empat langkah. Langkah tersebut
52
sebagai berikut : Penomoran (Numbering), Pengajuan Berfikir
Pertanyaan Bersama
Dalam pembagian tim atau kelompok
(Questioning)
(Head
terdiri dari siswa dengan kemampuan yang
Together),
bervariasi:
Pemberian Jawaban (Answering) Penomoran
satu
orang
berkemampuan
tinggi, dua orang berkemampuan sedang,
merupakan
langkah
dan satu orang berkemampuan rendah,
pertama dalam pembelajaran kooperatif tipe
terdapat
NHT. Pada langkah ini tugas guru adalah
dikembangkan dan yang kurang, terbantu
membagi
beberapa
oleh yang lain, yang berkemampuan tinggi
kelompok. Setiap kelompok beranggotakan
bersedia membantu, meskipun mungkin
tiga sampai lima orang dan memberi
mereka tidak dipanggil untuk menjawab.
siswa
ke
dalam
ketergantungan
positif
yang
mereka nomor. Sehingga dalam kelompok tersebut
siswa
memiliki
berbeda-beda antara siswa
nomor
yang
5.
Pembelajaran Mata Pelajaran PKn SD
yang satu
Mata
pelajaran
dengan yang lainnya. Langkah selanjutnya
Kewarganegaraan
yaitu
pelajaran
pengajuan
pertanyaan.
Guru
yang
Pendidikan
merupakan
mata
memfokuskan
pada
mengajukan pertanyaan sebuah pertanyaan
pembentukan warganegara yang memahami
kepada siswa. Pertanyaan yang diajukan
dan mampu melaksanakan hak-hak dan
merupakan pertanyaan yang diambil dari
kewajibannya untuk menjadi warganegara
materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Indonesia
Pertanyaan dapat bervariasi dari yang
berkarakter
bersifat spesifik hingga pertanyaan yang
Pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran
bersifat umum. Langkah berikutnya yaitu
PKn menurut Kurikulum Tingkat Satuan
berfikir
Pendidikan (KTSP) ini merupakan suatu
bersama.
Siswa
menyatukan
yang cerdas, yang
pelajaran
terampil, dan
diamanatkan
yang
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
mata
yang diberikan oleh guru dan memastikan
membentuk manusia Indonesia seutuhnya
bahwa tiap anggota dalam timnya sudah
yang berlandaskan pada Pancasila, UUD
mengetahui jawabannya. Langkah terakhir
dan
guru memanggil suatu nomor tertentu dari
masyarakat. Pembelajaran PKn diterapkan
tiap kelompok, kemudian siswa yang
mulai dari dasar pendidikan formal yaitu
nomornya sesuai mengangkat tangannya
SD kelas 1. KTSP untuk jenjang pendidikan
dan mencoba untuk menjawab pertanyaan
dasar dikembangkan oleh sekolah komite
untuk seluruh kelas.
sekolah dengan berpedoman pada standar
norma-norma
bertujuan
oleh
yang
untuk
berlaku
di
isi dan standar kompetensi lulusan serta
53
panduan
penyusunan
yang
dan kepribadian positif yang nantinya dapat
diterbitkan oleh BSNP. Pengembangan
terbentuk warganegara yang berwawasan
KTSP berdasarkan prinsip bahwa peserta
luas, berfikir kritis serta memiliki tanggung
didik
jawab dalam kehidupan sehari-hari.
memiliki
kurikulum
potensi
sentral
untuk
mengembangkan potensinya agar menjadi manusia
yang beriman
dan
bertakwa
Menurut Faturrohman (2011: 7) mata pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menjadi
bertujuan agar peserta didik memiliki
warga
serta
kemampuan sebagai berikut : Berpikir
bertanggung jawab. Hal ini selaras dengan
secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
tujuan mata pelajaran PKn.
Pendidikan
menanggapi
Kewarganegaraan
pendidikan
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung
negara
demokrasi
yang
demokratis
adalah
yang
bertujuan
isu
kewarganegaraan,
untuk
jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
mempersiapkan warga masyarakat berfikir
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
kritis dan bertindak demokratis, melalui
bernegara, serta anti-korupsi, Berkembang
aktifitas menanamkan kesadaran kepada
secara
generasi baru bahwa demokrasi adalah
membentuk
bentuk kehidupan masyarakat yang paling
karakter masyarakat Indonesia agar dapat
menjamin hak-hak warga masyarakat
hidup
Selain itu menurut Zuriah (2007: 134)
positif
dan
diri
bersama
demokratis
berdasarkan
dengan
untuk
karakter-
bangsabangsa
lainnya, Berinteraksi dengan bangsa-bangsa
Pembelajaran PKn pada hakekatnya untuk
lain
menyiapkan para siswa kelak sebagai warga
langsung atau tidak langsung dengan
masyarakat sekaligus warga negara yang
memanfaatkan teknologi informasi dan
baik.
tujuan
komunikasi.
pendidikan nasional, maka pembelajara
Pokok
PKn pada jenjang pendidikan dasar secar
Kompetensi
konseptual mengandung komitmen utama
pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi.
dalam
Kompetensi Dasar: Mengenal lembaga-
Sehubungan
pencapaian
dengan
dimensi
tujuan
dalam
percaturan
Bahasan :
secara
Materi,
Standar
Memahami
sistem
pengembangan kepribadian yang mantap
lembaga
dan mandiri serta rasa tanggung jawab
pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi
kemasyarakatan
dan
kebangsaan.
negara
dunia
dalam
susunan
Jadi,
Pemerintahan Kabupaten/Kota, Hak
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dan kewajiban daerah diwujudkan dalam
PKn merupakan pembelajaran yang dapat
bentuk rencana kerja pemerintahan daerah.
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan
Rencana kerja tersebut dijabarkan dalam
54
bentu pendapatan, belanja, dan pembiayaan
(perda).Bersama
daerah
membahas
(RAPBD).
Kemudian
dikelola
dan
dengan
gubernur
menyetujui
rancangan
dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.
APBD. Melaksanakan bentuk pengawasan
Pemerintahan
terhadap perda dan peraturan perundang-
kabupaten/kota
memiliki
kepala daerah dan wakil kepala daerah.
undangan
lainnya.
Mengusulkan
Pemerintah daerah terdiri atas kepala
pemberhentian dan pengangkatan kepala
daerah dan wakil kepala daerah. Kepala
daerah dan wakil kepala daerah kepada
daerah dibantu oleh seorang wakil kepala
presiden melalui menteri dalam negeri.
daerah. Kepala daerah provinsi disebut
Memilih wakil kepala daerah jika terjadi
gubernur, dan wakilnya disebut wakil
kekosongan jabatan. Memberikan pendapat
gubernur. Sementara itu, kepala daerah
dan
kabupaten/kota disebut bupati/walikota dan
perjanjian internasional di daerah. Selain
wakilnya
bupati/wakil
mempunyai tugas dan wewenang, DPRD
walikota. Dalam menjalankan tugasnya,
juga memiliki hak. Hak tersebut antara lain
wakil kepala daerah bertanggung jawab
sebagai berikut. Interpelasi, yaitu hak
kepada kepala daerah. Wakil kepala daerah
DPRD untuk meminta keterangan kepada
dapat menggantikan kepala daerah apabila
gubernur/bupati/ walikota.
kepala daerah tidak dapat menjalankan
hak DPRD untuk melakukan penyelidikan
tugasnya selama enam bulan berturut-turut.
terhadap suatu kebijakan kepala daerah.
disebut
Pemerintahan
wakil
daerah
pertimbangan
terhadap
rencana
Angket, yaitu
memiliki
Menyatakan pendapat, yaitu hak DPRD
perangkat daerah. Adapun perangkat daerah
menyatakan pendapat terhadap kebijakan
kabupaten/kota adalah sebagai berikut. 1)
kepala daerah mengenai kebijakan luar
Sekretariat daerah 2) Sekretariat DPRD, 3)
biasa yang terjadi di daerah.
Dinas daerah, 4) Lembaga teknis daerah, 5) Kecamatan, 6) Kelurahan Pemerintahan gubernur,
di
C. Metodologi Penelitian
Provinsi
pemerintahan
selain
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
provinsi,
dilaksanakan di SD Negeri Panimbang 05.
terdapat juga Dewan Perwakilan Rakyat
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
Daerah
Alasan pemilihan tempat dikarenakan pada
(DPRD),
yang
mempunyai
kewenangan dan tugas sesuai dengan
SD
fungsinya. Adapun tugas dan wewenang
prestasi belajar PKn khusunya di kelas IV
DPRD, yaitu sebagai berikut. Bersama
belum maksimal serta minat belajar siswa
gubernur
juga
membuat
peraturan
daerah
Negeri
Panimbang
tergolong
05
rendah.
perolehan
Penelitian
55
dilaksanakan pada bulan November tahun
sampai ditemukan pemecahannya. Dengan
2011 pada semester ganjil tahun pelajaran
demikian maka kualitas proses belajar
2011/2012.
mengajar
Alasan
pemilihan
waktu
jadi
lebih
efektif,
dan
tersebut dikarenakan bertepatan dengan
ditingkatkan serta juga dapat meningkatkan
pengajaran
pula prestasi belajar.
materi
tentang
sistem
pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi.
Subjek dalam penelitian ini adalah
Jenis penelitian ini adalah Penelitian
siswa kelas IV SD Negeri Panimbang 05
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36
secara kolaboratif dengan guru kelas, teman
siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 16
sejawat terhadap pembelajaran di kelas
siswa perempuan.
dengan tujuan memperbaiki kinerja guru dalam
mengajar
dan
mengatasi
Teknik
ketika
mengajar
berlangsung.
Penelitian
ini
data
menggambarkan perubahan yang terjadi
permasalahan yang selama proses belajar berlangsung.
pengumpulan
suatu
tindakan
penelitian
Menggunakan
teknik
direncanakan dalam dua siklus, apabila
pengumpulan data yang tepat, maka akan
belum berhasil akan dilanjutkan ke siklus
memudahkan
berikutnya, masing-masing siklus dua kali
penelitian, menjadi jelas dan runtut akan
pertemuan waktunya 2 x 35 menit, dan
langkah-langkah
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
sedangkan
ingin dicapai, dengan menggunakan metode
pengumpulan data yang benar maka akan
NHT.
ini
dapat diperoleh data yang akurat yang akan
dilaksanakan secara berkolaborasi dengan
dibutuhkan untuk memecahkan masalah
Bapak Sayono, S.Pd guru kelas IV SD
yang
Negeri
pengumpulan data yang digunakan dalam
Penelitian
tindakan
Panimbang
05,
kelas
sebagai
guru
didalam
yang
dengan
sedang
dilakukan,
menggunakan
dihadapi.
S.Pd
sehingga
digunakan dalam penelitian ini dibagi
penelitian ini tidak mengganggu tugas
menjadi dua macam yaitu teknik tes dan
pokok guru dalam
teknik non tes.
II,
melakukan proses
pembelajarannya, dengan
berkolaborasi
dengan
SD
guru
kelas
IV
Teknik
Teknik
penelitian
Observer
berupa
alat
pelaksana tindakan dan Bapak Warsitoh sebagai
ini
melakukan
yang
Menurut Sudijono (2006: 67), yang
Negeri
dimaksud dengan tes adalah cara (yang
Panimbang 05, peneliti dapat mendapatkan
dapat dipergunakan) atau prosedur (yang
informasi masalah-masalah yang timbul
perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran
dalam proses belajar mengajar di kelas
dan penilaian di bidang pendidikan, yang
56
berbentuk
pemberian
atau
dalam penelitian ini yaitu : Menurut
serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-
Sudijono (2006 : 71), tes formatif adalah tes
pertanyaan (yang harus dijawab), atau
hasil
perintah-perintah (yang harus dikerjakan)
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta
oleh testee, sehingga (atas dasar data yang
didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)
pengajaran yang telah ditentukan) setelah
dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
mereka mengikuti proses pembelajaran
tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana
dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif
dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang
ini biasa dilaksanakan ditengah-tengah
dicapai
perjalanan
oleh
tugas
testee
lainnya,
atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu.
belajar
yang
bertujuan
program
dilaksanakan
pada
pengajaran, setiap
kali
untuk
yaitu satuan
Secara umum, ada dua macam fungsi
pelajaran atau subpokok bahasan berakhir
yang dimiliki oleh tes, yaitu: 1) sebagai alat
atau dapat diselesaikan. Materi dari tes
pengukur terhadap peserta didik. 2) sebagai
formatif ini pada umumnya ditekankan
alat
program
pada bahan-bahan pelajaran yang telah
pengajaran. Dalam teknik tes ini, peneliti
diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas
menggunakan tes tertulis dengan bentuk
butir-butir
soal
pengukur
keberhasilan
pilihan
baik
yang
termasuk
sebagai
alat
kategori mudah maupun yang termasuk
Observasi
atau
kategori sukar. Pengukuran prestasi belajar
pengamatan sebagai alat penelitian yang
dengan menggunakan tes pada setiap
banyak digunakan untuk mengukur tingkah
pertemuan sebagai soal evaluasi. Model tes
laku individu ataupun proses terjadinya
ini yang digunakan berupa soal pilihan
suatu kegiatan yang dapat diamati, baik
ganda karena model soal ini mempunyai
dalam situasi belajar yang sebenarnya
kelebihan yaitu materi yang diujikan dapat
maupun pada situasi buatan. Jadi, observasi
mencakup
dapat mengukur atau menilai hasil dan
pengajaran yang telah diberikan dan daya
proses belajar misalnya, tingkah lauku
konsentrasi yang tinggi.
pengumpulan
ganda
soal,
data.
siswa pada saat belajar, tingkah laku guru
sebagian
Observasi
besar
dilakukan
dari
bahan
dengan
pada saat mengajar, kegiatan diskusi siswa,
mengamati dan memantau semua aktivitas
partisipasi
kegiatan
penggunaan
siswa alat
dalam peraga
simulasi pada
dan waktu
mengajar Alat pengumpulan data yang digunakan
pada
saat
pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi aktivitas
57
guru merupakan instrument yang digunakan
sederhana
untuk mengukur kemampuan guru dalam
penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
penyampaikan pembelajaran di kelas serta
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah
mengetahui
siswa yang ada dikelas tersebut sehingga
kelemahan-kelemahan
atau
yaitu:
peneliti
bahkan mungkin kelebihan-kelebihan guru
diperoleh
pada saat menyampaikan materi di kelas.
dirumuskan ( Sudjana, 2001: 109)
Wawancara
adalah
cara
menghimpun
rata-rata
tes
melakukan
formatif
dapat
Indikator Keberhasilan: Peningkatan
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan
minat
belajar
pada
materi
sistem
dengan melakukan tanya jawab lisan secara
pemerintahan kota dan provinsi dengan
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
serta tujuan yang telah ditentukan.Angket
NHT yang ditandai dengan meningkatnya
digunakan untuk mengukur kesiapan belajar
rata-rata minat siswa dari siklus I ke siklus
siswa. Angket yang digunakan adalah
II dengan kriteria kurang baik menjadi
angket yang diberikan kepada siswa untuk
kriteria sangat baik. Peningkatan prestasi
menuliskan jawaban sesuai dengan hati
belajar siswa pada materi organisasi dengan
masing-masing siswa (angket terbuka).
menggunakan model pembelajaran NHT
Menurut Sudijono (2006 : 84) pada
sekurang-kurangnya 85% jumlah siswa
umumnya tujuan penggunaan angket dalam
telah memenuhi KKM mata pelajaran
proses pembelajaran terutama adalah untuk
Pendidikan Kewarganegaraan yaitu 64.
memperoleh data mengenai latar belakang
Penelitian ini merupakan Penelitian
peserta didik sebagai salah satu bahan
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dalam menganalisis tingkah laku dan proses
direncanakan dua siklus, apabila belum
belajar mereka. Lembar angket digunakan
berhasil akan dilanjutkan pada siklus
untuk mengetahui minat siswa.
berikutnya. Model PTK yang digunakan
Pada tahap ini dilakukan analis data
dalam penelitian ini adalah model PTK
hasil yang telah dicapai siswa melalui
menurut Kemmis dan Mc Taggart yang
evaluasi,
tingkat
menggunakan sistem spiral refleksi yang
keberhasilan atau persentase keberhasilan
terdiri dari beberapa siklus. Dalam model
siswa setelah proses belajar mengajar setiap
Kemmis dan Mc Taggart dijelaskan bahwa
putarannya
di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari
untuk
menganalisis
dilakukan
dengan
cara
menmberikan evaluasi berupa soal tes
empat
komponen
tertulis pada akhir putaran. Analisis ini
(planning), tindakan (acting), observasi
dihitung dengan menggunakan statistik
(observing)
dan
yaitu
refleksi
perencanaan
(reflecting).
58
Adapun desain penelitian tindakan kelas
permasalahan terkait dengan materi dan
yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc
tujuan pembelajaran dengan sendirinya
Taggart dapat digambarkan sebagai berikut:
jumlah
siklus
untuk
setiap
mata
pelajaran tidak hanya terdiri dari dua siklus, tetapi jauh lebih banyak dari itu. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam bentuk siklus, apabila belum berhasil akan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, Gambar.1 Alur PTK Kemmis & McTaggart dalam Afandi, (2011: 17) Jika dicermati, model yang
setiap pertemuannya 2 x 35 menit.
D. Hasil Penelitian
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
pada
hakikatnya
berupa
perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari 4 komponen yaiti:
perencanaan,
yang
telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II, diperoleh data sebagai berikut: 1. Peningkatan minat belajar
tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen
Berdasarkan hasil penelitian yang
berupa
untaian
tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus ini adalah perputaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian tentang minat belajar siswa terhadap pelajaran pada siklus
I
dan
peningkatan dengan
siklus
dalam
II
mengalami
pembelajaran
menggunakan
PKn
pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Peningkatan minat belajar siswa disajikan pada tabel berikut ini:
Gambar di atas tampak bahwa di dalamnya terdapat dua perangkat komponen yang dapat dikatakan dua siklus.
Dalam
pelaksanaanya
sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang harus
dipecahkan.
Apabila 59
Tabel 1 Minat Belajar Siklus I dan Siklus II No
Indikator
1.
Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar 2. Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar dan mengerjakan tugas 3. Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru 4. Respon siswa terhadap materi 5. Konsentrasi siswa dalam belajar 6. Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang diberikan oleh guru. Jumlah Rata-rata
Peningkatan minat belajar siswa pada proses pembelajaran dapat dilihat dari
Siklus I
Siklus II
antusias siswa mengikuti kegiatan belajar
2,42
3,19
mengajar. Siswa tertarik dengan pelajaran
2,61
3,27
PKn,
memperhatikan
guru
ketika
menjelaskan materi, selalu bersemangat ketika guru mengajarka materi, jika ada
2,69
3,11
2,22 2,43
3,35 3,38
berupaya mengerjakan tugas semaksimal
2,61
3,31
mungkin agar memperoleh nilai yang lebih
14,98 2,49 Cuku p
19,64 3,27 Sanga t baik
tinggi, jika guru memberikan PR, tidak ada
Berdasarkan tabel 4.9 indikator
membatakan ulangan, segera mengerjakan
minat belajar siswa mengalami peningkatan
tugas PKn sebelum ada tugas lain, mencatat
dari siklus I ke siklus II. Hasil perolehan
ketika merasa ada penjelasan dari guru yang
rata-rata minat belajar siswa dapat disajikan
harus diingat. Siswa akan bertanya ketika
dalam histogram dibawah ini:
ada materi yang belum dipahami.
Kriteria
3,5
tugas rumah, dikerjakan dengan baik. siswa
rata-rata
mengerjakan
tidak
senang
pagi-pagi
apabila
guru
Siswa merasa senang belajar dengan cara yang berbeda dari biasanya. Pada saat
2,49
proses pembelajaran berlangsung siswa
2
terlibat secara aktif pada kegiatan kelompok
1,5
dan kegiatan belajar lainnya. Peningkatan
1
minat juga akan berpengaruh terhadap
0,5
0
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi minat Siklus I
Siklus II
Gambar 2. Histogram Peningkatan Minat Belajar Siswa Berdasarkan tabel 1 dan gambar 2 minat
yang
disekolah,
3,27
3 2,5
siswa
belajar
siswa
siswa untuk belajar maka siswa akan lebih serius
dan
antusias
dalam
mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siklus I 2,49 dengan kriteria cukup
2. Prestasi belajar Dari
hasil
tes
evaluasi
yang
berminat dan siklus II diperoleh rata-rata
dilaksanakan pada setiap akhir siklus
3,27 dengan kriteria sangat berminat.
mengalami peningkatan. Hasil tes ini akan
60
menunjukkan prestasi belajar siswa dengan
awal ke siklus I dan meningkat lagi ke
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
siklus II. Peningkatan prestasi belajar siswa
NHT. Peningkatan prestasi belajar siswa
dapat dilihat dari ketuntasan belajar secara
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
klasikal. Pada nilai awal masih rendah yaitu diperoleh rata-rata nilai 64,47 dengan
Tabel.2. Prestasi Belajar PKn Siklus I dan Siklus II Nilai Siklus Siklus Prestasi Awal I II Rata-rata nilai 64,47 69,72 76,66 Ketuntasan 58,33 77,77 88,88 Belajar (%) Jumlah siswa 36
ketuntasan belajar 58,33% kemudian pada
Berdasarkan tabel 2 prestasi belajar
belajar mencapai 88,88% dengan kriteria
siswa mengalami peningkatan pada materi
siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 69,72 dengan
pembelajaran
dengan
menggunakan
kooperatif
tipe
NHT.
belajar
mencapai
77,77% dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II meningkat memperoleh nilai rata-rata kelas 76,66 dengan ketuntasan
sangat baik. Peningkatan prestasi belajar siswa
mengenal sistem pemerintahan kota dan provinsi
ketuntasan
juga dipengaruhi oleh aktivitas guru pada saat
kegiatan belajar mengajar. Guru
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat
menggunakan cara yang berbeda pada saat
sajikan dalam histogram di bawah ini:
proses pembelajaran, dengan penggunaan pembelajaran kooperaif tipe NHT siswa
100 88,88
90 80 70 60
menjadi lebih aktif, belajar menghargai
77,77 76,66 69,72 64,47 58,33
pendapat teman dan saling bekerja sama dengan baik. Penghargaan yang diberikan Rata-rata Nilai
50 40
Ketuntasan Belajar (%)
30
guru pada setiap akhir siklus pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.
20
Dari
10
diperoleh
0 Nilai Awal Siklus I
Siklus II
hasil dari
analisis
angket
data
minat
yang belajar,
prestasi belajar PKn, lembar observasi aktivitas
guru
dan
siswa
mengalami
Histogram Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
peningkatan dari siklus I ke siklus II, hal
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 3
keberhasilan dalam penelitian ini tercapai
Gambar 3.
prestasi belajar siswa meningkat dari Nilai
tersebut menunjukkan bahwa indikator
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
61
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe
menghargai pendapat teman serta bisa
NHT
dan
melatih keberanian untuk mengungkapkan
sistem
pendapatnya. Jadi, Pembelajaran kooperatif
dapat
prestasi
meningkatkan
belajar
PKn
minat
materi
pemerintahan kelas IV SD Panimbang 05.
tipe NHT dapat meningkatkan minat dan
Wawancara yang dilakukan dengan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
guru kelas IV SD Negeri Panimbang
PKn siswa SD Negeri Panimbang 05
mengatakan
khususnya
pada
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada
mengenal
lembaga-lembaga
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi.
bahwa
penggunaan
kompetensi
dasar sistem
PKn siswa dapat terlibat aktif pada saat proses pembelajaran karena siswa belajar dengan cara berkelompok. Selain itu, siswa
E. Simpulan dan Saran Berdasarkan
hasil
Penelitian
juga belajar untuk bekerjasama dalam
Tindakan Kelas yang telah dilaksanakan
diskusi kelompok, mengharagai pendapat
selama
temannya, melatih kepercayaan dirinya
meningkatkan minat dan prestasi belajar
untuk berpendapat dan pada saat siswa
pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
ditunjuk maju untuk memperesentasikan
disimpulkan sebagai berikut: Pembelajaran
hasil diskusinya. Selain itu, wawancara juga
kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
dilakukan denga siswa kelas IV yaitu Levia,
minat belajar siswa pada pelajaran PKn .
Nia dan Resa mengatakan bahwa setelah
Hal ini ditunjukkan dari hasil rata-rata
mengikuti kegiatan belajar menggunakan
minat belajar pada siklus I sebesar 2,49
pembelajaran kooperatif tipe NHT merasa
dengan
senang dan tidak bosan karena belajar
meningkat pada siklus II menjadi rata-rata
dengan cara berkelompok dan memakai
sebesar 3,27 dengan kriteria sangat baik.
topi
mendapat
Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
penghargaan. Siswa sangat antusias pada
meningkatkan prestasi belajar PKn, pada
saat kegiatan belajar mengajar karena
skor dasar diperoleh rata-rata 64,47 dengan
belajar dengan cara yang berbeda seperti
ketuntasan klasikal 58,33%, meningkat
biasanya.
pada siklus I menjadi rata-rata 69,72
yang
bernomor
serta
Dari uraian di atas maka dapat
dengan
dua
kriteria
siklus
dalam
minat
ketuntasan
upaya
belajar
klasikal
cukup,
77,77%.
disimpulkan bahwa mereka sangat senang
Sedangkan pada siklus II meningkat yaitu
dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT.
diperoleh nilai rata-rata kelas 76,66 dengan
Siswa dapat bekerjasama dengan kelompok,
ketuntasan belajar mencapai 88,88%.
62
Berdasarkan hasil penelitian yang
Daftar Pustaka
diperoleh selama pelaksanan penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar belajar pada
Afandi, M. 2011. Cara Efetif Menulis Karya Ilmiah Seting Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Alfabeta.
siswa kelas IV SD Negeri Panimbang 05 Kabupaten Cilacap, peneliti memberikan saran sebagai berikut :
kooperatif
tipe
pada
awal
aktivitas siswa dari awal pembelajaran. Pada saat guru akan menyampaikan materi, sebaiknya guru menyampaikannya dengan cara yang menarik agar siswa merasa senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan suasana belajar menjadi menyenangkan. Guru diharapkan memberi sikap positif atau penghargaan kepada aktivitas
siswa
dalam
proses
pembelajaran, karena dapat memacu siswa untuk lebih belajar dengan giat lagi untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta mampu meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dalam proses kegiatan pembelajaran.
Arikunto S. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
kegiatan
pembelajaran agar guru dapat mengamati
setiap
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
NHT
sebaiknya pada saat pemberian nomor dilaksanakan
Teaching.
Pada kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran
A‟la, M. 2010. Quantum Jogjakarta: DIVA Press.
Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Fatrurrohman dan Wuri. 2011. Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar. Yogyakarta : Nuha Litera. Hamdani, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Hurlock, Elizabeth B. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Isjoni. 2010. Cooperative Bandung : Alfa Beta.
Learning.
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta : Grasindo. Purwanto, N . 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Kustati, 2010. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Metode Numbered Heads Together pada Kompetensi Dasar Nilai-Nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Bulupayung 03 Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. 63
Skripsi Universitas Muhammadiyah Purwokerto : tidak diterbitkan.
Zuriah. 2008. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Safari. 2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: APSI. Sagala, S.2010 . Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sardiman. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, R. E. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung : Nusa Media. Sudijono, A. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara. Usman, U. Profesional. Rosdakarya.
2006. Menjadi Guru Bandung : Remaja
Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
64
44