PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA KOMPETENSI DASAR MENGOPERASIKAN PERALATAN PERKANTORAN PADA MESIN KETIK MANUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X APK 3 DI SMK PAWIYATAN SURABAYA Aprilia Budi Paramita Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRACT The purpose of this study was to determine (1) how teachers activities for teaching and learning activities subject to the direct instruction model on the basis of competence Office Equipment Operates on Manual Typewriter. (2) How does the student activity during the follow subjects with direct instruction model on the basis of competence Office Equipment Operates on Manual Typewriter. (3) How is student learning outcomes after following subjects by direct instruction model on the basis of competence Office Equipment Operates on Manual Typewriter. The population in this study was a class X Pawiyatan SMK Surabaya, while the sample in this study was a class X APK 3 which follow subjects manage office equipment amounted to 30 students. The results of this study indicate that the application of an effective model of direct instruction to improve student learning outcomes of class X APK SMK Pawiyatan 3. For the implementation of direct instruction model at each cycle in which the well has increased the ability of teachers to manage both direct instruction and students have been very good also in the learning process. Keywords: models of direct instruction, learning outcomes
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar mata pelajaran dengan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar Mengoperasikan Peralatan Perkantoran pada Mesin Ketik Manual, bagaimana aktivitas siswa selama mengikuti mata pelajaran dengan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar Mengoperasikan Peralatan Perkantoran pada Mesin Ketik Manual, bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti mata pelajaran dengan model pembelajaran langsung pada kompetensi dasar Mengoperasikan Peralatan Perkantoran pada Mesin Ketik Manual. Sasaran dalam penelitian ini adalah kelas X SMK Pawiyatan Surabaya. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian tindakan yang terdiri dari empat langkah meliputi perencanaan, tindakan, refleksi, dan revisi yang dilaksanakan dalam dua putaran. Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes, dokumentar, dan pengamatan. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X APK 3 SMK Pawiyatan. Dimana untuk penerapan model pembelajaran langsung pada tiap siklus mengalami peningkatan yang sangat baik dimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran langsung sangat baik dan siswa sudah sangat baik pula dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Model pembelajaran langsung, hasil belajar
1
Pendidikan merupakan salah satu
Agar
tercipta
elemen penting dalam memajukan bangsa
pengajaran
yang
dan
bangsa
pembelajaran kompetensi, perlu digunakan
ditentukan oleh kualitas sumber daya
model pembelajaran yang tepat. Pemilihan
manusianya dan kualitas daya manusia
model pembelajaran hendaknya didasarkan
tergantung
atas beberapa pertimbangan-pertimbangan,
negara.
Pendidikan
Kemajuan
pada
suatu
kualitas
terdapat
pendidikan.
interaksi
antara
pembelajaran efektif
atau dalam
yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik
pendidik dengan para peserta didik, untuk
mata
mencapai tujuan pendidikan. Interaksi ini
kemampuan guru. Untuk pembelajaran
berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
kompetensi
lingkungan
vokasional,
pendidikan.
Pendidikan
pelajaran,
kemampuan
bidang
siswa,
kejuruan
pendekatan
dan model
diberikan melalui bimbingan, pembelajaran
pembelajaran yang dapat digunakan adalah
dan
model
latihan.
merupakan
Ketiga
kegiatan
bentuk-bentuk
tersebut
utama
dari
pembelajaran
pembelajaran
langsung.
Model
ini
didasari
psikologi
yang
banyak
mewarnai
proses pendidikan. Menurut Bloom dan
behavioral,
kawan-kawan (dalam Sukmadinata, 2012:9)
pengembangan program-program pelatihan.
menyatakan bahwa merumuskan tujuan
Model pembelajaran langsung merupakan
pendidikan
proses
(pembelajaran)
dengan
pembelajaran
yang
terstruktur,
membagi aspek-aspek kepribadian tersebut,
berfokus pada ilmu, banyak diarahkandan
yaitu
dikendalikan oleh guru, sehingga waktu
domain
kognitif,
afektif
dan
psikomotor.
lebih efisien. Model ini dirancang dengan
Pendidikan
Berbasis
Kompetensi
merumuskan keahlian yang akan dicapai
merupakan salah satu bentuk teknologi
dalam tugas.
pendidikan atau pendidikan dan latihan ini
Alasan peneliti melakukan penelitian
menerapkan model konsep pendidikan.
di SMK Pawiyatan karena siswa-siswanya
Pendidikan Berbasis Kompetensi lazim
terbilang sangat susah untuk diarahkan
diterapkan pada pendidikan kejuruan dan
sedangkan
vokasi seperti sekolah menengah kejuruan,
menggunakan
politeknik,
Model
proses pembelajaran. Hal ini membuat para
pendidikan ini disiapkan untuk mendidik
siswa menjadi cepat jenuh dan bosan dalam
atau lebih tepatnya melatih pegawai atau
menerima materi pelajaran bahkan siswa
calon pegawai dalam bidang kejuruan dan
tidak jarang banyak yang membolos ketika
vokasi tertentu, seperti bidang teknik,
waktu
produksi, perawatan, keguruan, dll.
Perilaku yang demikian dapat menurunkan
dan
semacamnya.
2
guru-gurunya metode
pelajaran
masih
ceramah
sedang
dalam
berlangsung.
kemampuan siswa dalam meningkatkan
siswa yang ada dikelas dengan ketuntasan
hasil belajar.
individual 75. Dalam penelitian ini peneliti
Pemilihan
mencoba mengkaji penerapan
model
langsung dirasa tepat untuk kompetensi
pembelajaran
proses
dasar
pembalajaran. Model
mata
model
diklat
pembelajaran
Mengoperasikan
langsung
manual, karena sesuai dengan karakter
keterampilan yang baik. Sehingga dalam
untuk
penelitian ini peneliti memilih kelas X
pada
pembelajaran kompetensi dasar mata diklat
untuk
ini
menuntut
keterampilan
siswa
pembelajaran
Peralatan Perkantoran pada mesin ketik
mengasah
para
dalam
memiliki
APK.
Mengelola Peralatan Perkantoran dalam
Berdasarkan latar belakang masalah
pokok bahasan mengoperasikan mesin ketik
diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
manual.
pelaksanaan
masalah yaitu: (1) bagaimana aktivitas guru
sebelumnya siswa dibimbing dan diberi
selama kegiatan belajar mengajar dengan
latihan serta pengarahan agar siswa dapat
model
memahami dan melaksanakan tugas dengan
kompetensi dasar mengoperasikan peralatan
keterampilan
perkantoran pada mesin ketik manual (2)
Dimana
yang
pada
dimilikinya
sesuai
pembelajaran
siswa
pada
dengan aturan dan bimbingan yang diterima
bagaimana
oleh siswa.
mengikuti mata pelajaran dengan model
Berdasarkan data yang diperoleh
aktivitas
langsung
selama
pembelajaran langsung pada kompetensi
melalui observasi pra penelitian yang
dasar
dilakukan
dapat
perkantoran pada mesin ketik manual (3)
dibuktikan dengan ulangan harian siswa
bagaimana hasil belajar siswa setelah
kelas X APK 3 diketahui yang nilai
mengikuti mata pelajaran dengan model
ketuntasan individualnya ≤ 75 sebanyak
pembelajaran langsung pada kompetensi
85% atau sekitar 17 siswa dinyatakan nilai
dasar
ketuntasan dibawah standar atau tidak
perkantoran pada mesin ketik manual.
tuntas dalam proses pembelajaran mata
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diklat Mengelola Peralatan Perkantoran dan
mendeskriminasikan aktivitas guru dalam
sisanya
mengelola pembelajaran, aktifitas siswa dan
di
15%
dinyatakan
atau
Pawiyatan
sekitar
tuntas
pembelajaran Peralatan
SMK
mata
dalam diklat
Perkantoran.
Hal
13
siswa proses
mengoperasikan
mengoperasikan
hasil belajar.
Mengelola tersebut
menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mencapai ketuntasan klasikal yang seharusnya mencapai 90% dari jumlah
3
peralatan
peralatan
Kajian Teori
Fase
Peran Guru
1.Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus (TPK), informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
2.Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3.Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal
4.Mengecek pemahaman memberikan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik, memberi umpan balik
Menurut Nur (2004:46) menjelaskan bahwa
model
pembelajaran
langsung
menghendaki guru memberikan informasi latar
belakang,
mendemonstrasikan
keterampilan yang sedang diajarkan dan kemudian menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan keterampilan tersebut dan menerima umpan balik tentang bagaimana yang sedang mereka lakukan. Menurut Anonim (dalam Rosdiana, 2012:2)
Menyatakan
bahwa
model
pengajaran langsung merupakan model pengajaran yang menuntut guru. Sebagai model yang menarik bagi siswa dalam mendemostrasikan
pengetahuan
atau
keterampilan yang akan dilatih kepada siswa secara langkah demi langkah. Ciri
utama
yang terlihat
dalam
merencanakan suatu pengajaran langsung adalah
tugas-tugas
pengajaran
dan umpan
yang
meliputi yaitu merumuskan tujuan, memilih isi,
melakukan
analisis
5.Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
tugas,
merencanakan waktu dan ruang. Penyusunan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus seefisien mungkin, sehingga guru dapat merancang
dengan
tepat
waktu
yang
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan pada situasi yang lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari
digunakan. Sintaks model pembelajaran langsung
Sumber : Kardi dan Nur (2000:8)
tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap yaitu :
4
Penelitian Terdahulu
Model Pembelajaran langsung Pada
Penelitian Tindakan Kelas dengan
Standar
Kompetensi
Menyelesaikan
Model Pembelajaran Langsung dilakukan
Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Untuk
oleh Rosita (2008) dengan judul Pengaruh
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X
Pembelajaran
Diklat
AK 1 SMK Negeri 2 Tuban dengan
Berkomunikasi Melalui Telephone Dan
menggunakan teknik observasi dan teknik
Faksimili Terhadap Hasil Belajar Siswa
tes, hasil penelitian menunjukkan bahwa
Dikelas X APK 3 SMK Negeri 4 Surabaya
terjadi peningkatan hasil belajar siswa
Tahun Ajaran 2008/ 2009 menggunakan
sebesar 90% dengan nilai rata-rata 7,57,
data
hal ini mendapat respon positif dari siswa
Langsung
kualitatif,
Mata
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan
karena
spss dan didapat hasilnya yaitu 0,8273
bermakna.
dengan jumlah sampel 40 siswa dari harga
pembelajaran
Penelitian
langsung
Tindakan
Kelas
lebih
dengan
kritiknya 5% yaitu 0,312 jadi interprestasi
Model Pembelajaran Langsung dilakukan
yang didapat dari tabel korelasi sangat kuat,
oleh
sehingga model pembelajaran langsung
Penerapan Model pembelajaran langsung
sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berbantuan
Parwata
(2010)
media
dengan
VCD
judul
untuk
Penelitian Tindakan Kelas dengan
meningkatkan Aktivitas dan Hasil belajar
Model Pembelajaran Langsung dilakukan
mahasiswa pada perkuliahan Atletik 1, hasil
oleh
judul
penelitian yang mengalami peningkatan
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
setelah menggunakan model pembelajaran
Model Pembelajaran Langsung Pada Mata
langsung melalui media VCD, aktivitas
Pelajaran
Kejuruan
siswa mengalami peningkatan dari siklus I
Administrasi Perkantoran Kelas XI APK 2
sampai siklus II sebesar 80% dengan nilai
Di SMK Negeri I Sooko Mojokerto Tahun
rata-rata 5,6.
Sativa
(2008)
dengan
Kompetensi
Ajaran 2008/2009 dilakukan dengan 3 siklus,
menggunakan
data
Penelitian Tindakan Kelas dengan
deskriptif
Model Pembelajaran Langsung dilakukan
kualitatif. yang berdasarkan penghitungan
oleh
pada grafik juga mengalami peningkatan
Penerapan Model Pembelajaran Langsung
dari siklus I sampai dengan siklus III
Pada Materi Pelajaran Akuntansi Keuangan
dengan nilai rata-rata sebesar 2,2 meningkat
Di SMK Negeri Lamongan Tahun Ajaran
menjadi 3,3.
2004/2005.
Penelitian Tindakan Kelas dengan
Martini
(2004)
Hasil
dengan
penelitiannya
dapat
disimpulkan
bahwa
Model Pembelajaran Langsung dilakukan
pembelajaran
langsung
oleh Ulfa (2007) dengan judul Penerapan
belajar adalah terjadi peningkatan sebesar
5
pengaruh
judul
terhadap
model hasil
93,7% dengan hasil rata-rata 7,54 dan kegiatan
dikatakan
siswa kelas X di SMK Pawiyatan Surabaya
berhasil sehingga dapat dijadikan acuan
yang mengikuti pada mata diklat Mengelola
untuk kegiatan belajar mengajar selanjutnya
Peralatan Perkantoran, sedangkan Sampel
Penelitian Tindakan Kelas dengan
penelitian ini adalah 30 siswa dari kelas X
Model
belajar
mengajar
Populasi pada penelitian ini adalah
Pembelajaran
Langsung
yang
APK 3 yang
dilakukan Wawan Setiawan (2010) dengan judul
Penerapan
Model
Langsung
Untuk
Pemahaman
Belajar
mengikuti mata diklat
mengelola peralatan perkantoran.
Pengajaran
Dalam pelaksanaan penelitian ini
Meningkatkan
akan dilakukan dalam dua putaran atau
Dalam
siklus. Dimana setiap putaran terdiri dari
Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan
(RPL) di SMKN 1 Panyingkiran kabupaten
atau pengamatan, refleksi, dan revisi.
Majalengka.
Siswa
Dengan
Proses
Tahap I Perencanaan penelitian
Pembelajaran Perangkat Lunak dengan
yang dilakukan dalam tahap ini adalah
Model
menyiapkan perangkat pembelajaran yang
Pengajaran
hasil
Langsung
ternyata
membantu siswa lebih fokus dan kreatif. Ada antara
persamaan
penelitian
penelitian
yang
Persamaanya
dan
perbedaaan
terdahulu dilakukan
adalah
meliputi silabus dan RPP. Menyusun instrumen penelitian yang berupa lembar
dengan
observasi, serta menyiapkan sumber bahan
peneliti.
yang sesuai dengan standar kompetensi dan
obyek
dalam
kompetensi
dasar.
Menyiapkan
media
diperlukan
sesuai
penelitian ini yaitu aktifitas guru dan siswa
pembelajaran
serta hasil belajar siswa dalam pelaksanaan
dengan skenario pembelajaran. Mendesain
kegiatan
alat
belajar
mengajar.
Sedangkan
evaluasi
yang
berupa
soal
tes
untuk
perbedaanya adalah subyek penelitian yang
mengetahui tingkat hasil belajar siswa
berasal dari sekolah yang berbeda-beda.
setelah
Metode Penelitian
pembelajaran langsung.
Jenis penelitian ini menggunakan
adanya
pelaksanaan
model
Tahap II Pelaksanaan, pada tahap
Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) dengan
ini
menggunakan
menghasilkan adanya peningkatan dalam
pendekatan
deskriptif
dilakukan
suatu
proses
Pawiyatan Surabaya yang berlokasi di Jl.
pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa
Tangkis Turi no. 4-6 Surabaya. Penelitian
menjadi lebih aktif dan hasil belajar
direncanakan
meningkat. Hal-hal yang dilakukan pada
pada
bulan
Oktober – Desember semester ganjil tahun
tahap
ajaran 2012-2013.
6
pelaksanaan
yang
untuk
kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMK
dilaksanakan
pembelajaran
tindakan
tindakan
berupa
adalah
implementasi model pembelajaran langsung
Teknik pengumpulan data yang
yang telah disusun oleh peneliti. Tahap III proses
belajar
dilakukan
digunakan adalah tes, dokumentar, dan
Pengamatan Pada saat
pengamatan. Sedangkan analisis data yang
mengajar
digunakan dalam penelitian ini adalah
pengamatan
berlangsung
oleh
pengamat
analisis
deskriptif
kuantitatif,
tentang
(observer) yang bertugas untuk mengamati
aktifitas belajar siswa dan hasil belajar
dan mengisi lembar pengamatan aktivitas
siswa
guru dan tes kinerja siswa yang telah
pembelajaran langsung.
disediakan
Analisis Butir Soal
untuk
penelitian.
Dalam
penelitian ini terdapat dua observer yaitu guru
mata
pelajaran
setelah
penerapan
model
Validitas Instrumen, berkenaan
administrasi
dengan ketepatan alat penilaian terhadap
perkantoran dari SMK Pawiyatan Surabaya.
konsep yang dinilai, sehingga betul-betul
Tahap IV Refleksi merupakan ulasan
memiliki apa yang seharusnya dimiliki.
dari hasil tindakan dan observasi. Refleksi
Sebuah item memiliki validitas yang tinggi
dilakukan untuk mengetahui proses belajar
jika jangka pada skor memiliki kesejajaran
mengajar yang sudah dilaksanakan. Dari
dengan skor total. Validitas instrumen dapat
refleksi
diukur melalui korelasi product moment
diungkapkan
kelebihan
serta
kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar
mengajar
dengan
sebagai berikut:
model
pembelajaran langsung pada siklus/putaran. Kekurangan yang terjadi selama kegiatan
(Arikunto, 2006:146)
belajar mengajar akan menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterangan :
pada siklus/putaran berikutnya.
x
= butir soal
y
= skor soal
Instrumen
penelitian
yang
akan
= koefisien korelasi antara skor
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
pengamatan
dan
tes.
butir soal dan skor total
Lembar n
pengamatan yang digunakan ada dua
= banyaknya soal Realibilitas
macam yaitu lembar pengamatan aktivitas
instrumen,
sesuatu
guru dan siswa. Instrument tes digunakan
instrument cukup dapat dipercaya untuk
untuk
perkembangan
digunakan sebagai alat pengumpul data
pengetahuan siswa yang diamati, sedangkan
karena instrument tersebut sudah baik.
jenis tes yang digunakan adalah pre test dan
Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila
post test.
memberikan hasil yang tetap. Sehingga
mengetahui
apabila dilakukan pengukuran terhadap
7
hasil tes tersebut dalam waktu yang berbeda
sedikit jika dibanding dengan kelompok
akan memberikan hasil yang tetap. Dari
bawah.
soal-soal yang valid kemudian dicari
Soal obyektif
reliabelnya dengan menggunakan. Reliabilitas dapat diuji menggunakan (Arikunto, 2003:213)
rumus sebagai berikut: Keterangan: D = daya beda (Arikunto, 2006:191)
JA = banyak peserta kelompok atas
Keterangan :
J B = banyak peserta kelompok bawah
= reliabilitas internal seluruh instrument
BA = banyak peserta kelompok atas yang
= korelasi product moment antara
menjawab benar
belahan pertama dan kedua
BB = banyak peserta kelompok atas yang
Untuk menginterpretasikan koefisien
menjawab salah
reliabilitas dapat digunakan kriteria sebagai
Dengan klasifikasi tingkat daya beda
berikut :
adalah sebagai berikut :
R = 0,21 Reliabilitas sangat rendah
0,00-0,20 = jelek
0,21-0,24 = Reliabilitas rendah
0,20-0,40 = cukup
0,24-0,26 = Reliabilitas sedang
0,40-0,70 = baik
0,26-0,80 = Reliabilitas tinggi
0,70-1,00 = sangat baik
0,80-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
Tehnik Teknik Analisis Data
Tingkat kesukaran, digunakan untuk
Analisis terhadap Aktivitas Guru dan
mengetahui apakah soal yang diujikan nanti
Siswa
terlalu sulit, sedang atau mudah bagi siswa.
Dalam model pembelajaran langsung dilakukan
untuk
menjawab
rumusan
masalah yang pertama dan kedua. Tehnik
(Arikunto, 2003:208)
yang digunakan adalah mendeskriptifkan
Keterangan :
rata-rata skor yang diperoleh dari pengamat
= tingkat kesukaran
pada setiap aspek dengan rentang nilai 1
N = jumlah siswa yang dikenai tes
sampai
Daya beda, adalah kemampuan item
4
untuk
menganalisis
hasil
tersebut untuk membedakan antara siswa
penelitian yang diberikan oleh pengamat
yang berkemampuan tinggi dengan siswa
terhadap
kemampuan
guru
yang
mengelola
pembelajaran
langsung
berkemampuan
rendah.
Indeks
dalam dan
aktivitas siswa selama belajar mengajar
deskriminasi akan berharga negatif bila kelompok atas yang menjawab benar lebih
8
berlangsung menggunakan kriteria sebagai
Hasil Penelitian dan Pembahasan
berikut :
Pelaksanaan Pembelajaran
Nilai :1,00 – 1,50 = kurang baik
Siklus I
1,60 – 2,50 = cukup baik
Dapat dilihat bahwa siswa belum
2,60 – 3,50 = baik
terbiasa dengan kegiatan belajar mengajar
3,60 – 4,00 = baik sekali
yang menggunakan model pembelajaran
(Ridwan, 2009:13)
langsung,
Analisis terhadap Hasil Belajar Siswa
menyampaikan
Dalam
pada
materi
waktu kepada
guru siswa,
langsung
ternyata siswa masih ada yang belum serius
rumusan
dalam mengikuti proses kegiatan belajar
belajar
mengajar, hal ini ditunjukkan dengan masih
ditentukan berdasarkan tingkat penguasaan
banyak siswa yang mengobrol saat guru
materi yang dinilai berdasarkan prosedur
menyampaikan materi dan ada pula siswa
Penilaian Acuan Patokan (PAP) yakni
yang sedang memperhatikan luar kelas.
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui
Sikap yang harus dilakukan oleh guru agar
sejauh mana penguasaan siswa dalam
siswa serius dalam mengikuti proses belajar
prosentase hasil belajar siswa dengan
mengajar berlangsung, maka guru banyak
perhitungan:
memberikan
dilakukan masalah
pembelajaran
terlihat
untuk yang
menjawab ketiga.
Hasil
petunjuk
dan
bimbingan
kepada siswa. Setelah materi disampaikan siswa diberikan soal evaluasi I agar guru dapat Suatu
kelas
dikatakan
tuntas
mengetahui apakah siswa telah memahami
belajarnya apabila dalam kelas tersebut ada
materi yang telah
≥
Untuk
pertemuan pertama adalah 5 siswa dari 30
menghitung ketuntasan belajar klasikal
siswa sehingga ketuntasan belajar klasikal
menggunakan rumus:
sebesar
90%
siswa
belajar
tuntas.
16,7
%.
disampaikan. Pada
Untuk
memperbaiki
kekurangan pada pertemuan pertama ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Guru lebih (Arikunto , 2008 :264)
optimal
bimbingan
kepada
dalam
memberikan
siswa,
meningkatkan
motivasi
pembelajaran
berlangsung,
guru
lebih
siswa sebelum guru
lebih
mengaktifkan siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
9
pertanyaan atau mengeluarkan pendapat
Pembahasan
dalam proses belajar mengajar.
Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Siklus II
Langsung pada Siklus I dan Siklus II
Pada siklus II ini langkah guru dalam
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
menyampaikan pendahuluan kepada siswa
diketahui bahwa pada siklus I pengelolaan
sudah baik dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan memotivasi siswa. Pada dasarnya pada
dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
pertemuan kedua semua aspek pengelolaan
belum maksimal, dan siswanya juga belum
pembelajaran telah dilaksanakan dengan
terbiasa menggunakan model pembelajaran
baik oleh guru. Demikian pula pada semua
langsung. Hal ini dapat dilihat pada tabel
aktivitas siswa semua aspek juga telah
4.1 yang menjelaskan bahwa nilai rata-rata
memperoleh predikat baik dan sangat baik.
aktivitas guru dalam pembelajaran langsung
maka dilihat bahwa siswa sudah terbiasa
adalah 2,4 dengan kriteria cukup baik.
dengan
kegiatan
mengajar
Sedangkan pada siklus II aktivitas guru
pembelajaran
mengalami peningkatan, dapat diketahui
langsung terutama terlihat sebagian besar
bahwa pada pengelolaan pembelajaran
siswa sudah mulai berani mengemukakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sudah
pendapatnya. Pada siklus II ini, siswa sudah
maksimal dan siswa sudah mulai terbiasa
terlihat lebih aktif bertanya atau berani
dalam
mengemukakan pendapatnya dan benar-
langsung. Hal ini dapat dilihat pada tabel
benar serius dalam memperhatikan guru
4.6 yang menjelaskan bahwa nilai rata-rata
yang sedang menjelaskan materi didepan
aktivitas guru dalam pembelajaran langsung
kelas.
meningkat menjadi 3,3 dengan kriteria baik.
menggunakan
belajar
model
mengikuti
model
pembelajaran
Pada pertemuan kedua ada 28 siswa
Adapun aktivitas guru dalam model
dari 30 siswa sehingga ketuntasan belajar
pembelajaran langsung dapat dilihat pada
klasikal sebesar meningkat dari 16,7 %
grafik berikut :
menjadi 93,3 %. Berdasarkan keterangan di atas dapat diambil kesimpulan tentang apa yang harus diperbaiki dalam pembelajaran selanjutnya: Pada dasarnya untuk semua aspek pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa masih tetap perlu ditingkatkan
hingga
semua
mencapai
kategori sangat baik.
10
alokasi, dan Kegiatan Belajar Mengajar 4
3
3
3
2 2 2
2
3 2
3 3
(KBM) sesuai skenario pada RPP.
2 2
1
Menurut Kardi dan Nur (2000:94)
Siklus I
2
Siklus II
0
tentang
pembelajaran,
0 1
yaitu
3
5
7
9
11
13
penyampaian
tujuan
mendemonstrasikan
ilmu
pengetahuan dan keterampilan, pemberian latihan terbimbing, mengecek pemahaman
Sumber : data yang diolah Grafik 4.1 Nilai Rata-Rata Aktivitas
siswa dan memberikan umpan balik serta
Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
memberikan umpan balik, maka dapat
Langsung
diambil sebuah kesimpulan bahwa aktivitas
Berdasarkan grafik 4.1 maka dapat
guru mulai siklus I dan siklus II sesuai dan
diketahui aktivitas guru pada siklus I
telah diterapkan pada kegiatan belajar
mendapatkan nilai rata-rata 2,4 dengan
mengajar dengan menggunakan
kriteria cukup baik mengalami peningkatan
pembelajaran langsung.
pada siklus II yang nilai rata-rata aktivitas
Tes
guru menjadi 3,3 dengan kriteria baik. Hal
pembelajaran langsung pada siklus I dan
ini terdapat persamaan dengan peneliti yang
Siklus II
Kinerja
Siswa
dalam
model
model
yang
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
berdasarkan penghitungan pada grafik juga
diketahui bahwa pada siklus I tes kinerja
mengalami peningkatan dari siklus I sampai
siswa belum mencapai ketuntasan minimal,
dengan siklus III dengan nilai rata-rata
nilai rata-rata tes kenerja siswa dalam
sebesar 2,2 meningkat menjadi 3,3.
model pembelajaran langsung adalah 2
dilakukan
oleh
Sativa
(2008)
Dengan demikian guru telah berhasil
dengan kriteria cukup baik. Meski memiliki
memotivasi siswa dimana guru bertindak
kriteria cukup baik tetapi siswa belum
sebagai motivator bagi siswa sebelum
terbiasa mengetik
pelajaran dimulai. Guru telah mampu
ketik
menciptakan suasana pembelajaran yang
diharapkan memberikan lebih banyak tugas
dinamis dimana kegiatan pembelajaran
agar siswa lebih terbiasa menggunakan
sudah berpusat pada siswa. Sedangkan
mesin ketik manual.
manual.
Pada
aktivitas guru dalam mengkaitkan pelajaran
siklus
menggunakan mesin
Dalam
II
hal
guru
ini
guru
mengecek
terdahulu,
keterampilan siswa dengan menggunakan
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru
tes kinerja siswa, setelah dilakukan tes
memberi
latihan
kinerja siswa pada siklus II keterampilan
sesuai
siswa dalam mengetik menggunakan mesin
sekarang
lanjutan
dengan
latihan, (tanya
pelajaran
memberikan jawab),
waktu
ketik manual mengalami peningkatan. Hal
11
ini dapat dilihat nilai rata-rata tes kinerja
Berdasarkan grafik di atas maka dapat
siswa meningkat menjadi 3,06 dengan
diketahui aktivitas siswa
kriteria baik. Peningkatan pada siklus II ini
mendapatkan nilai rata-rata 2 dengan
disebabkan karena guru selalu memotivasi
kriteria cukup baik mengalami peningkatan
siswa sehingga siswa sudah aktif dan
pada siklus II yang nilai rata-rata aktivitas
bersungguh-sungguh
guru menjadi 3,06 dengan kriteria baik. Hal
dalam
mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
pada siklus I
ini terdapat persamaan dengan peneliti yang
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
dilakukan
oleh
Lanang
(2010)
dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
mengalami
pada tes kinerja siswa dari siklus I sampai
menggunakan
dengan
mengalami
langsung melalui media VCD, aktivitas
peningkatan baik. Hal ini terjadi karena
siswa mengalami peningkatan dari siklus I
guru selalu memotivasi siswa sehingga
sampai siklus II sebesar 80% dengan nilai
siswa lebih serius dan sungguh-sungguh
rata-rata 5,6.
dalam mendengarkan atau mengerjakan
Menurut
siklus
II
selalu
peningkatan
yang
model
Indiana
setelah pembelajaran
(dalam Rosdiani,
hal-hal yang diperintahkan serta siswa lebih
2012:1)
menyatakan
bahwa
model
aktif dalam bertanya pada guru dan aktif
pembelajaran langsung, selain efektif untuk
dalam berpendapat.
digunakan oleh siswa menguasai suatu
Adapun aktivitas siswa yang dinilai
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
berdasarkan tes kinerja siswa dalam model
prosedural maka juga efektif digunakan
pembelajaran langsung dapat dilihat pada
untuk
grafik 4.2 :
belajar siswa.
mengembangkan
keterampilan
Dari kesimpulan diatas aktivitas siswa 4
dapat meningkat karena adanya bimbingan
3.5
serta latihan yang dilakukan oleh guru
3 2.5 2
Siklus I
1.5
Siklus II
dalam kegiatan proses pembelajaran. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
1 0.5
Langsung pada Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil penelitian, dapat
0 1
2
3
4
5
6
7
diketahui bahwa hasil belajar pre test pada Sumber: data yang diolah
awal siklus I mencapai ketuntasan minimal,
Grafik 4.2 Nilai Rata-Rata Aktivitas
hal ini dapat dilihat nilai rata-rata pre tes
Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
yaitu 55,6 dengan kriteria tidak tuntas,
Langsung
dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini dapat disimpulkan masih perlu
12
diperbaiki pada siklus II. Hal ini terjadi
terjadi persamaan dengan peneliti yang
karena siswa kurang membaca buku,
dilakukan oleh Ulfa dan Martini (2006)
kurang melatih kemampuannya dan siswa
setelah menggunakan model pembelajaran
belum terbiasa dengan model pembelajaran
langsung hasil belajar siswa mengalami
langsung sehingga pada siklus I banyak
peningkatan dari siklus I ke siklus III
yang tidak tuntas.
sebesar 100% dengan nilai rata-rata 80.
Sedangkan pada siklus II hasil belajar
Menurut Nur (2005:22) mengemukakan
siswa mengalami peningkatan, hal ini dapat
bahwa
dilihat pada nilai rata-rata hasil pos tes yaitu
melalui pengamatan atau observational
sebesar 78,3 dengan kriteria tuntas. Dalam
learning itu merupakan sebuah proses tiga
kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini
langkah, yaitu:
dapat disimpulkan bahwa selisih nilai rata-
(1) Atensi yaitu siswa harus menaruh
rata hasil pre tes pada siklus I dan pos tes
perhatian pada aspek-aspek penting
pada siklus II ini sebesar 22,7.
dari apa yang akan dipelajari.
Adapun hasil belajar siswa dalam
pembelajaran
(2) Retensi
yaitu
dapat
siswa
dilakukan
diharapkan
model pembelajaran langsung dapat dilihat
menyerap atau mampu mengingat
pada grafik 4.3 :
perilaku yang dipelajarinya itu. (3) Produksi yaitu siswa diharapkan dapat
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
mengulang kembali atau melaksanakan perilaku tersebut. Siklus I
Dari penjelasan di atas, maka dapat
Siklus II
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat 1
5 10 15 20 25 30
meningkat
memotivasi
Sumber : data yang diolah
apabila
guru
dapat
siswa sehingga memiliki
atensi, retensi, serta produksi. Hal ini dapat
Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Pre Tes dan
meningkatkan hasil belajar siswa dengan
Post Tes dalam Kegiatan Pembelajaran
melihat perbandingan nilai rata-rata pre test
Langsung
pada siklus I dengan post test pada siklus II
Berdasarkan grafik di atas maka dapat
yang
mengalami
peningkatan
diketahui hasil belajar siswa yang diperoleh
menggunakan
dari pre tes pada siklus I mendapatkan nilai
langsung.
rata-rata 55,6 dengan kriteria tidak tuntas,
Kesimpulan dan saran
dan mengalami peningkatan dari hasil pos
Kesimpulan
tes pada siklus II mendapatkan nilai rata-
model
dengan
pembelajaran
Hasil penelitian dengan menggunakan
rata 78,3 dengan kriteria tuntas. Hal ini
rancangan
13
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK) selama dua putaran dalam kegiatan
memberikan umpan balik agar guru dapat
belajar
mengetahui seberapa jauh siswa menguasai
mengajar
dengan
model
pembelajaran langsung pada mata diklat
materi
mengelola peralatan perkantoran di SMK
workshop inovasi pembelajaran diperlukan
Pawiyatan
Selama
dalam rangka meningkatkan kreativitas
kegiatan belajar mengajar berlangsung
mengajar guru baik dengan menggunakan
dapat dilihat bahwa pada siklus I dan siklus
media dan metode pembelajaran.
Surabaya,
Hal
ini
II, aktivitas guru mengalami peningkatan
yang
telah
dijelaskan.
Lalu
DAFTAR PUSTAKA
yang baik dengan prosentase 0,9%. Dalam
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian
hal ini disebabkan karena guru selalu
Tindakan kelas.Jakarta : Bumi Aksara
memotivasi siswa sehingga siswa lebih Dalyono, M., Psikologi pendidikan. 1997. Jakarta, Rhineka Cipta
serius dan terfokus pada kegiatan belajar mengajar dan siswa lebih aktif bertanya dan
Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi pendidikan.2008. Jakarta , Rhineka Cipta
mengeluarkan pendapat. Selain
itu
juga
aktvitas
siswa
mengalami peningkatan yang baik. Dalam
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Persada Press.
hal ini disebabkan karena guru selalu memberi latihan, memberikan pemahaman
Ika, Henis Martini. 2004. Penerapan Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan Di SMK Negeri Lamongan Tahun Ajaran 2004 – 2005. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: JAK FE Unesa
umpan balik dan guru juga memberikan tes kinerja siswa, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan sebanyak 1,06%. Hasil belajar siswa mendapatkan nilai rata-rata pre tes sebesar 55,6. Sedangkan pada siklus II hasil
Jihad, Asep, dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran: Yogyakarta: Multi Pressindo
belajar siswa mendapatkan nilai rata-rata pos tes sebesar 78,3, hal ini meningkatkan
Kardi, Soeparman dan Nur, Muhammad. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya: `University Press
sebanyak 22,7%. Saran Guru harus selalu memberikan motivasi
Nur, M. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya: Unesa- University press.
kepada siswa, agar siswa bersungguhsungguh dan lebih fokus dalam mengikuti
Parwata, I Gusti Lanang. 2008. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Pembelajaran Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media VCD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Perkuliahan Atletik I. (online), (http // www.Undiksha.ac.id, diakses 15 Juni 2012)
kegiatan belajar mengajar (KBM) mulai dari siklus I sampai dengan siklus II dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain itu juga guru harus selalu memeriksa
pemahaman
siswa
dan
14
Rosita, Novi. 2005. Pengaruh Pembelajaran Langsung Mata Diklat Berkomunikasi Melalui Telephone Dan Faksimile Terhadap Hasil Belajar Siswa Dikelas X APK 3 SMK Negeri 4 Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : JADPER FE Unesa
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Press
Ridwan. 2009. Skala pengukuran variabelvariabel penelitian. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka : Jakarta.
Rosdiani, Dini. 2012. Model Pembelajaran Langsung pada Pendidikan Jasmani dan Rohani. Bandung : Alfabeta
Ulfa, Evi Mariah. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Pada Standar Kompetensi Menyelesaikan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Ak SMK Negeri 2 Tuban. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : JAK FE Unesa.
Sativa, Ryza. 2005. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Langsung Pada Mata Pelajaran Komepetensi Kejuruan Administrasi Perkantoran Kelas XI APK 2 Di SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya : JADPER FE Unesa Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta Setiawan, Wawan. 2010. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Penerapan Model Pengajaran Langsung Untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (Online), Vol. 3, No. 1, (https://file.upi.edu/direktori/jurnal/pen didikan, diakses 15 september 2012) Sudjana, Nana. .2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2006. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: PT. Refika Aditama Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rhineka Cipta
15