PENGEMBANGAN TRAINER DRIVER DAN DISPLAY STATUS KERJA MOTOR DENGAN MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 BERBASIS CODE VISION AVR DALAM MERAKIT PERALATAN DAN PERANGKAT ELEKTRONIK SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 2 BOJONEGORO Mokh. Lukman Afandi Nur Kholis Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya Kampus UNESA Ketintang Surabaya
ABSTRAK Dunia Otomasi tidak jauh dari perangkat kontrol menggunakan mikrokontroller, dimana dalam pembelajaran di SMK tidak hanya diajarkan teorinya saja, tetapi perlu adanya praktikum yang secara langsung sangat diperlukan untuk pemahaman aplikasi serta pemrograman. Sejauh ini menjadi alasan klasik adalah pemahaman terhadap bahasa mesin yang dianggap memerlukan pemahaman lebih dan memakan waktu dalam prosesnya, kurangnya sarana dan prasarana, serta mahalnya perangkat kontrol. Sehingga diperlukan inovasi-inovasi yang inovatif untuk menunjang pemahaman siswa SMK dalam proses pembelajaran yang efektif dan manfaatnya bisa dirasakan serta di terapkan pada aplikasi kontrol pada dunia kerja dan keseharian. Trainer berbasis mikrokontroller ATmega8535 sebagai driver dan display status kerja motor yang dikombinasikan dengan sensor garis berbasis code vision AVR untuk software pemrogramannya dikembangkan dengan dikombinasikan menggunakan perangkat rancangan pembelajaran bermuatan keterampilan berfikir dan perilaku berkarakter yang ditekankan pada unjuk kerja/ psikomotorik serta modul siswa berbasis computer interactive and assisted learning diterapkan pada standar kompetensi merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika di SMK Negeri 2 Bojonegoro. Sangatlah memberi efek positif bagi siswa untuk tertarik belajar dengan rata-rata rating respon siswa 80 % (menarik), hasil yang diperoleh dalam belajar klasikal kelas 89,63 % (sangat tuntas dan tercapai), serta menimbulkan kemandirian siswa untuk belajar terhitung 55 % (melakukan sendiri ) dan 20 % (membaca modul) yang mana menjadikan instruktur bertindak sebagai koreksi dan pemantau. Keseluruhan masing-masing trainer dan perangkat pembelajaran mendapat rating sebesar 85,6 % dan 84,8 % sehingga sangat layak dan bisa digunakan di SMK.
Kata kunci : Pengembangan Trainer, Mikrokontroller, ATmega8535, Driver dan display status kerja motor,
1
ABSTRACT
World Automation not far from the control device using microcontroller, where the learning in the vocational school not only taught his theory alone, but need a practice that directly is indispensable for the understanding and application programming. So far the reason is the classic understanding of the language of the machine as needing more understanding and time in the process, lack of facilities and infrastructure, and expensive control devices. So that the necessary innovations to support the understanding of innovative vocational students in the learning process is effective and its benefits can be felt as well be applied to control applications on the world of work and everyday life. Microcontroller based Trainer ATMEGA8535 as drivers and displays the status of motor work in combination with sensor-based line of code vision AVR for programming software developed by the combined use of learning design tools of thinking and behavioral skills-charged character which is emphasized in the performance / psychomotor as well as interactive computer-based student modules and assisted learning is applied to the standard of competence assemble electronic equipment and electronic control systems in Bojonegoro vocational high schools 2 (SMK Negeri 2 Bojonegoro). It is a positive effect for students to be interested to learn with an average rating of 80% student response (interesting), the results obtained in a classical classroom learning 89.63% (very thorough and accomplished), and the cause of independence for students to learn accounting 55% (do by self) and 20% (read module) which makes the instructor as a correction and monitoring. Overall each of the trainers and the learning chances, a rating of 85.6% and 84.8% so it is feasible and can be used in vocational high schools.
Keywords: Developing Trainers, Microcontroller, ATmega8535, drivers and displays status of motor.
modul praktik yang berhubungan dengan mikrokontroler. Dengan maksud memaksimalkan pemahaman siswa untuk dapat merakit, memprogram dan mengoperasikan perangkat pengendali elektronik, penulis berinisiatif untuk mengembangkan trainer berbasis mikrokontroller ATmega8535 sebagai driver dan display status kerja motor yang dikombinasikan dengan sensor garis berbasis code vision AVR untuk software pemrogramannya, dengan harapan dapat memaksimalkan proses menuju ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran standar kompetensi merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika kompetensi dasar menjelaskan cara perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika di SMK Negeri 2 Bojonegoro. Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah :
A. PENDAHULUAN Teknologi Otomasi sekarang ini merupakan teknologi yang tingkat perkembangannya tergolong sangat pesat. Semakin maraknya sistem otomatisasi yang menggantikan sistem manual yang berkaitan dengan sistem kerja suatu perangkat elektronik. Hal ini didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari perangkat elektronik tersebut. Sedemikian penting penggunaan mikrokontroler tersebut sehingga diperlukan usaha penguasaan dan pengembangan teknologi yang berkaitan dengan sistem kontrol tersebut. Maka daripada itu perlu dikembangkan lagi trainer - trainer yang sejenis dengan disain yang lebih mudah dipahami siswa dan aplikatif, untuk menunjang proses ketuntasan belajar siswa. Hal tersebut dapat ditunjang dengan pengadaan dan pengembangan beberapa 2
1. Apakah trainer driver dan display status kerja motor dengan mikrokontroller ATmega8535 berbasis code vision AVR dapat digunakan dan diterapkan pada standar kompetensi merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elek-tronika di SMK Negeri 2 Bojonegoro ? 2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan trainer dan bahan ajar/ modul ajar yang dibuat ? 3. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar pada siswa jurusan elektronika industri di SMK Negeri 2 Bojonegoro dengan penerapan trainer dan bahan ajar/ modul ajar yang dibuat ? Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang dimaksud maka perlu adanya batasan masalah diantaranya: 1. Jenis mikrokontroller yang digunakan adalah mikrokontroller tipe ATmega8535 dengan software pemrograman Code Vision AVR. 2. Tidak melakukan perhitungan perbandingan dengan trainer mikrokontroller yang lain. 3. Penelitian hanya membahas tentang pemanfaatan dari mikrokontroller ATmega8535 sebagai driver dan display status kerja motor yang dikombinasikan dengan sensor garis (proximity) dengan spesifikasi : a. Motor DC 12 V sejumlah 2 buah ( kanan dan kiri ) dengan rangkaian H-Bridge b. LCD dimensi 16x2 c. 4 pasang sensor garis (proximity); masing - masing menggunakan 2 photo-transistor dan 2 LED. 4. Tidak menggunakan keypad / keyboard. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menghasilkan dan mengembangkan desain mikrokontroller dengan ATmega8535 berbasis code vision AVR sebagai trainer driver dan display status kerja motor yang dikombinasikan dengan sensor garis yang dapat digunakan dan diterapkan untuk alat bantu pembelajaran di SMK Negeri 2 Bojonegoro. 2. Mengetahui respon siswa terhadap penerapan trainer dan bahan ajar/
modul ajar yang dibuat dalam proses pembelajaran standar kompetensi merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika kompetensi dasar menjelaskan cara perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika di SMK Negeri 2 Bojonegoro. 3. Untuk mengukur ketuntasan belajar siswa dalam standar kompetensi merakit peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elek-tronika kompetensi dasar menjelaskan cara perakitan peralatan dan perangkat elektronik sistem pengendali elektronika di SMK Negeri 2 Bojonegoro dengan penerapan trainer dan modul yang dibuat. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Pembelajaran Menurut Corey konsep pembelajaran adalah proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola supaya ia turut serta dalam mengikuti tahapan proses kondisi khusus terhadap situasi tertentu.(Syaiful Sagala, 2003:61) 2. Media Pembelajaran Menurut Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan di-program untuk pendidikan maka me-rupakan media pembelajaran.(dalam, Wina Sanjaya, 2006: 163). 3. Pentingnya Media Pembelajaran Untuk memahami pentingnya peranan media pembelajaran dalam proses pengalaman belajar siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience), (Wina Sanjaya, 2006: 163). Digambarkan pada Gambar 2.1.
3
7. Hasil Belajar Hasil belajar seseorang dapat diukur dari keberhasilan atau kemampuan seseorang dalam mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Harman (1999: 39) berpendapat bahwa “Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh, dikuasai atau merupakan hasil dari adanya proses belajar”. 8. Deskripsi Materi Elektronika a. Minimum Sistem Minimum sistem (minsis) adalah rangkaian elektronik minimum yang diperlukan untuk beroperasinya mikrokontroller. Minsis ini kemudian bisa dihubungkan dengan rangkaian lain untuk menjalankan fungsi tertentu yang diinginkan seseorang untuk eksekusi perintah sesuai dengan program yang dibuat. b. Mikrokontroller AVR Atmega8535 Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16bits word ). AVR ATmega8535 juga mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI, blok diagram dari mikrokontroller dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Apabila kita perhatikan kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan itu dapat diperoleh melalui pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Semakin langsung objek yang dipelajari, maka semakin kongkret pengetahuan yang diperoleh; semakin tidak langsung pengetahuan itu diperoleh, maka semakin abstrak pengetahuan siswa. 4. Fungsi Media Pembelajaran Menurut John M. Keller (dalam Abdurrahman, 1999:38) bahwa hasil belajar adalah sebagai keluaran dari suatu system pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. 5. Dasar Pemilihan Media Proses pemilihan media untuk dasar pertimbangan dalam memilih yaitu : 1. Media yang bersangkutan relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Ada sumber informasi, katalog dan sebagainya mengenai media yang bersangkutan. 3. Ada media di pasaran yang telah divalidasi/ dalam proses penelitian yang sudah divalidasi . 4. Media yang bersangkutan boleh di review terlebih dahulu. 5. Tersedia format review yang sudah dilakukan. 6. Respon Siswa Variabel ini diukur dengan instrumen angket respon siswa yang telah divalidasi sebelumnya untuk menentukan keefektifannya.
Gambar 2.2 Blok Diagram Mikrokontroller Atmega8535 c. Arsitektur AVR ATmega8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki arsitektur sebagai berikut:
4
1) Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D. 2) ADC (Analog to Digital Converter) 10 bit sebanyak 8 saluran. 3) Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan. 4) CPU (Central Processing Unit) yang terdiri atas 32 register. 5) SRAM ( sebesar 512 byte. 6) Memori flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write. 7) Unit interupsi internal dan eksternal. 8) Port antarmuka SPI. 9) EEPROM (Electrically Erasable Programmable ReadOnly Memory) sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi. 10) Port USART untuk komunikasi serial.
Gambar 2.3 Konfigurasi Pin Mikrokontroller Atmega8535 f.
Komunikasi Serial RS232 IC Serial RS 232 digunakan sebagai interface (antar muka) dari PC ke perangkat luar atau sebaliknya dari perangkat luar ke PC. Tegangan pada RS 232 C berbeda dengan level tegangan Digital. g. Code Vision AVR CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator (APG) yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP.
d. Fitur AVR ATMega8535 Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki fitur sebagai berikut: 1). Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz; 2) Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512 byte dan EEPROM sebesar 512 byte; 3) ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 saluran; 4) Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps; 5) Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.
h. Perantara PC dengan Mikrokontroller Untuk dapat menyimpan program yang telah kita buat pada memori mikrokontroller dibutuhkan perangkat tambahan yang menghubungkan antara PC dan mikrokontroller. Perangkat interface ini disebut isp_dongle yang menghubungkan port parallel PC dan port SPI (Serial Peripheral Interface) mikrokontroller. 1) Spesifikasi DT-Hiq AT89 USB ISP Beroperasi pada tegangan target 2,7 V sampai 5,5 V. Antarmuka USB ke PC. Mengambil daya dari target board. Tidak memerlukan catu
e. Pena-pena ATMega8535 Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATmega8535 dengan kemasan 40-pin DIP dapat dilihat pada Gambar 2.3.
5
daya tersendiri dan aman bagi PC jika terjadi hubungan singkat pada target board. ISP Programmer untuk mikrokontroler MCS-5 seri AT89 yang berkemampuan In-System Programming. Mendukung Flash, EEPROM, Lock Bit, dan Fuse Bit Programming. Dilengkapi perangkat lunak berbasis Windows. Mendukung file format Intel HEX atau BIN. i.
Gambar 2.9 Sensor dengan rangkaian komparator k. LCD 16 x 2 LCD liquid crystal display yang ditunjukkan pada Gambar 2.10. merupakan suatu alat yang dapat menampilkan karakter ASCI sehingga kita bisa menampilkan campuran huruf dan angka sekaligus. LCD didalamnya terdapat sebuah mikroprosesor yang mengendalikan tampilan, kita hanya perlu membuat program untuk berkomunikasi . Supaya LCD dapat menampilkan text maka yang perlu dilakukan adalah mengirimkan format hex data dalam bentuk kode ASCII.
Motor DC dan Driver Motor 1) Motor DC Motor DC adalah suatu me-sin yang berfungsi meng-ubah tenaga listrik arus se-arah menjadi tenaga gerak atau energi mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran daripada rotor. Fungsi motor ini berdasarkan gejala bahwa suatu medan magnet menge-luarkan gaya pada peng-hantar berarus 2) Driver Motor Driver motor digunakan untuk menggerakkan motor DC mengGambar 2.10 LCD karakter 16x2 gunakan mikrokontroler. Arus yang mampu diterima atau yang di- C. METODE PENELITIAN keluarkan oleh mikro-kontroler sangat Penelitian ini adalah menggunakan 2 kecil (dalam satuan miliamper) semetode pendekatan, yaitu metode pehingga agar mikro-kontroler dapat nelitian dan pengembangan (Research and menggerakkan motor DC diperlukan Development/ R&D) dan metode penelitian suatu rangkaian driver motor yang eksperimen. Dikarenakan pada penelitian mampu mengalirkan arus sampai deini menghasilkan produk berupa trainer ngan beberapa amper. dan modul serta melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh respon dan j. Sensor garis ketuntasan belajar siswa terhadap Sensor Proximity adalah sensor penerapan trainer dan modul yang dibuat. untuk mendeteksi ada atau tidaknya Pelaksanaan penelitian dengan judul suatu obyek. Bila obyek berada di pengembangan trainer driver dan display depan sensor dan dapat terjangkau status kerja motor dengan mikrokontroller oleh sensor maka output rangkaian ATmega8535 berbasis code vision AVR sensor akan berlogika “1” atau “high” dalam standar kompetensi merakit peyang berarti obyek “ada”. Sebaliknya ralatan dan perangkat elektronika sistem jika obyek berada pada posisi yang pengendali elektronik ini dilakukan pada tidak terjangkau oleh sensor, maka semester ganjil tahun ajaran 2011-2012 output rangkaian sensor akan bernilai dan bertempat di SMK Negeri 2 “0” atau “low” yang berarti obyek Bojonegoro. Rancangan penelitian “tidak ada”. sekema rangkaian sesuai digambarkan pada Gambar 3.1 sebagai dengan Gambar 2.9. berikut : 6
X
O
Gambar 3.1 Rancangan one-shot case study design Keterangan: X : treatment yang diberikan (penggunaan simulasi dan praktik pada pembelajaran mata diklat). O : observasi (hasil sesudah mengikuti pembelajaran simulasi dan praktik mata diklat). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D) terdapat beberapa tahap, yaitu tahap analisis potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian, analisis dan pelaporan dengan ilustrasi Gambar 3.3 sebagai berikut :
Gambar 3.5 Disain rangka visual trainer mikrokontroller ATmega8535 4. Tahap validasi desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk. Lembar validasi digunakan untuk mengukur efektivitas atau ketepatan instrumen yang akan digunakan dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2009:129). Menurut Arikunto (2006:151), definisi instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. 5. Tahap Revisi Desain Setelah disain modul/ job sheet siswa dan trainer di validasi oleh pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman. Terdapat kekurangan dan kelemahan yang selanjutnya diperbaiki atau direvisi sesuai dengan saran/ masukan yang diberikan. Adapun format tabel yang digunakan untuk saran, perbaikan dari pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman. 6. Tahap Uji Coba Produk Dalam proses uji coba produk pada penerapan pembelajaran menggunakan alat bantu trainer ATmega8535, diujicobakan untuk pemahaman siswa dengan pengoperasian langsung sesuai prosedur tahap pengoperasian trainer. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Langsung (MPL) atau Direct Intructional pada pertemuan pertama (1) dan model
Gambar 3.3. Tahapan penelitian R&D yang dilakukan 1. Tahap Potensi dan Masalah Adanya keinginan untuk malakukan penelitian berangkat dari adanya po-tensi dan masalah. Potensi adalah se-gala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. 2. Tahap Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar validasi yang diberikan kepada dosen ahli dan guru mata diklat di SMK, lembar validasi, angket respon siswa, dan tes hasil belajar untuk siswa. 3. Tahap Desain Produk Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Prangkat tersebut meliputi silabus, RPP, LKS, lembar penilaian, materi ajar dan tes hasil belajar serta media trainer. Tahap rancangan disain yang nantinya akan dijadikan trainer untuk penelitian ini adalah seperti Gambar 3.5 7
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) atau Problem Based Instruction (PBI) pada pertemuan kedua (2), sehingga diharapkan dapat memperoleh data respon, komentar serta ketuntasan belajar siswa yang valid karena semua siswa telah mencobanya dengan pemecahan beberapa masalah. 7. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode angket 2. Metode tes 8. Analisis Data 1. Teknik Analisis Penilaian Validator Analisis lembar validasi dilakukan dengan cara memberikan tanggapan dengan kriteria : sangat baik, baik, sedang, buruk, buruk sekali . untuk menganalisis jawaban validator, penelitian menggunakan analisis rating dengan perhitungan prosentase sebagai berikut : a) Penentuan ukuran penelitian beserta bobot nilainya Tabel 3.11. Ukuran penilaian beserta bobot nilai validasi Penilaian Kualitatif Sangat Baik ( SB) Baik ( B) Sedang ( Sd) Buruk ( Br) Buruk Sekali( BS)
Penilaian Kuantitatif 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20
Jumlah validator =
1 d) Hasil rating Setelah melakukan penjumlahan jawaban validator, langkah berikutnya adalah menentukan hasil rating dengan rumus : HR=
jawaban validator x100% validator
Riduwan, (2009:40); dalam Narto Mujiatmoko,( 2011:42) 2. Teknik Analisis Respon Siswa Analisis respon siswa dilakukan terhadap lembar angket yang diperoleh setelah diujicobakan kepada siswa. Data respon siswa dianalisis dengan menggunakan penentu dan rumus sebagai berikut : a) Penentuan ukuran penelitian beserta bobot nilainya. Tabel 3.13. Ukuran penilaian beserta bobot nilai respon siswa
Bobot Nilai 5 4 3 2 1
Penilaian Kualitatif Sangat Baik ( SB) Baik ( B) Sedang ( Sd) Buruk ( Br) Buruk Sekali( BS)
Penilaian Kuantitatif 81 – 100 61 – 80 41 – 60 21 – 40 0 – 20
Bobot Nilai 5 4 3 2 1
Tabel 3.14 Penentu ukuran bobot hasil penilaian respon siswa
Tabel 3.12. Penentu ukuran bobot hasil penilaian validasi media Prosentase 0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
nxi 5
Prosentase 0% - 20% 21% - 40% 41% - 60% 61% - 80% 81% - 100%
Penilaian Sangat tidak layak Tidak layak Cukup Layak Sangat layak
Penilaian Sangat tidak Menarik Tidak Menarik Cukup Menarik Sangat Menarik
Riduwan, (2010: 39-41) a) Menentukan nilai tertinggi respon siswa Penentunya adalah banyaknya respon siswa dikalikan bobot nilai tertinggi pada penilaian kualitatif. Dengan rumus : Nilai tertinggi respon siswa = n x p
Riduwan, (2010: 39-41) b) Menentukan jumlah total nilai tertinggi validator Penentunya adalah banyaknya validator dikalikan bobot nilai tertinggi pada penilaian kualitatif. Dengan rumus : Nilai tertinggi validator = n x p c) Menentukan jumlah total jawaban validator Penentuannya adalah dengan mengalikan jumlah validator pada tiap-tiap penelitian kualitatif dengan bobot nilainya, kemudian menjumlahkan semua hasilnya. Dengan rumus sebagai berikut :
b) Menentukan jumlah total jawaban respon siswa Penentuannya adalah dengan mengalikan jumlah respon siswa pada tiap-tiap penelitian kualitatif dengan bobot nilainya, kemudian menjumlahkan semua hasilnya. Dengan rumus sebagai berikut : 8
Jumlah jawaban respon siswa = 5 .................................(05) 1
Prosentase Ketuntasan Belajar Klasikal =
nxi
jumlah siswa tuntas x100% jumlah seluruh siswa
c) Hasil rating Asep Jihad-Abdul Haris, (2008:146); dalam Setelah melakukan penNarto Mujiatmiko,( 2011:43) jumlahan jawaban respon siswa, langkah berikutnya adalah D. HASIL DAN PEMBAHASAN menentukan hasil rating dengan PENELITIAN rumus : 1. Produk Yang Dihasilkan HR = a. Trainer
jawaban respon siswa x100% respon siswa
Riduwan, (2009:40); dalam Narto Mujiatmiko,( 2011:42) 3. Teknik Analisis Hasil Belajar Siswa a) Penentu ukuran penelitian beserta bobot nilainya. Adalah sebagai berikut : Tabel 3.15. Rekap hasil tes siswa Percobaan Praktikum
Banyak soal
Praktikum 1 Praktikum 2 Praktikum 3 Praktikum 4
1 1 1 1
Rata-rata jumlah nilai
b. Perangkat dan Modul
Total Rata nilai
Tabel 3.16. Penentu ukuran bobot penilaian hasil belajar Keterangan penilaian Tidak Tuntas Tuntas Sangat Tuntas dan tercapai
Prosentase bobot penilaian 0 % - 74% 75% - 80% 81% - 100%
2. Penyajian dan Analisis Data a. Validasi Trainer Hasil penilaian validator terhadap trainer yang dikembangkan. Hasil penilaian validator terhadap trainer rata-rata adalah adalah baik (4,3). Dengan hasil rating rata-rata sebesar 85,6 %. b. Validasi Perangkat dan Modul Hasil penilaian validator terhadap perangkat dan modul pembelajaran yang dikembangkan. Hasil penilaian validator terhadap rata-rata adalah adalah baik (4,3). Dengan hasil rating rata-rata 84,8 % c. Angket Respon Siswa Hasil rating rata-rata secara keseluruhan di dapat sebesar 80 % d. Tes evaluasi Hasil Belajar Hasil rating rata-rata secara keseluruhan di dapat sebesar 89 ,63%
Riduwan, (2010: 39-41) b) Cara menghitung hasil tes siswa Analisis terhadap hasil belajar siswa didasarkan pada Standar Kelulusan Minimal (SKM) di SMK Negeri 2 Bojonegoro yaitu : 1) Ketuntasan belajar individu tercapai jika daya serap individu siswa terhadap materi yang disampaikan telah mencapai skor ≥ SKM. 2) Ketuntasan belajar klasikal tercapai jika prosentase jumlah siswa tuntas mencapai nilai ≥ SKM + 5. Dengan rumus :
9
Haiduc, Pavel. 2010. Code Vision Versi. 2.04.8 user manual. Atmel CodeVision AVR : HP Infotech.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan didasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil rata-rata rating yang diperoleh dalam validasi terhadap media yang dikembangkan secara keseluruhan masing-masing trainer dan perangkat pembelajaran sebesar 85,6 % dan 84,8 % sehingga sangat layak dan bisa digunakan di SMK. 2. Siswa memberikan respon positif terhadap media yang dikembangkan dengan hasil rating rata-rata respon siswa sebesar 80 % (kategori menarik) dengan nilai 4,2 ( kategori baik ). 3. Dengan menggunakan media yang dikembangkan, siswa dalam memperoleh hasil belajar yang secara keseluruhan terhitung hasil belajar secara klasikal sebesar 89,63 % termasuk kedalam kategori tercapai dan sangat tuntas. 4. Media yang dikembangkan adalah sangat efektif untuk menekankan kemandirian siswa dalam proses belajar karena berbasis computer interactive and assisted learning dimana ditinjau dari aktifitas siswa 55 % dan 20 % siswa melakukan sendiri dengan bekerja dikombinasikan membaca modul.
Ibrahim, H dkk. 2004. Media Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang. Innovativeelectronics. 2011. Manual DTHiQ AT89 USB ISP. Development Tools Companion V2.1 (E-book)
DAFTAR PUSTAKA Afdhal Jauhari, Mohammad. 2011. Perkuliahan Sistem Digital Dalam Kehidupan Sehari-hari. Jakarta: Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer. Arifianto. B. 2009. Modul Training Microcontroller For Beginer. MAXTRON E-book (Online). Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.2008.. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)....
10