PENGARUH METODE GABUNGAN (PROJECT BASED LEARNING DAN DEMONSTRASI) DENGAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN BELAJAR DI JURUSAN TEI KELAS X SMK N 2 BOJONEGORO Dzicky Fadli Prodi S1-Pendidikan Teknik Elektro-UNESA, Dr. Meini Sondang S, M.Pd Teknik Elektro-UNESA, Surabaya Fakultas Teknik Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara metode gabungan (Project Based Learning dan Demonstrasi) dengan inkuiri terhadap hasil belajar siswa dimana faktor kemandirian belajar dimasukkan sebagai variable moderator. Dalam hal ini metode pembelajaran sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikatnya. Sementara kelas, guru dan materi pelajaran menjadi variabel kontrolnya. Variable yang telah di tetapkan kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang dinyatakan dalam presentase. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain 2x3 menggunakan tes dan angket. Metode pegumpulan data dalam penelitian ini diperoleh melalui sebuah simulasi pembelajaran. Dan sasaran penelitiannya yaitu kelas X TEI di SMKN 2 Bojonegoro tahun ajaran 2013/2014. Dan dari hasil penelitian yang diperoleh data yang menunjukkan bahwa : (1) perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti memiliki presentase rata-rata sebesar 82,6% dari hasil validasi oleh para ahli. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital elektronika industri pada kelas kontrol (inkuiri) dan eksperimen (gabungan) dengan rata – rata prosentase 72,15% dan 81,34%. (3) Ada pengaruh yang signifikan dari tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 5%. Sedangkan secara keseluruhan, dalam artian bila digabungkan antara model pembelajaran dan tingkat kemandirian belajar siswa memiliki pengaruh sebesar 42% terhadap hasil belajar siswa. Sementara 58% lainnya dipengaruhi oleh variabel yang tidak terdapat pada penelitian ini. Sebagai saran, metode pembelajaran gabungan bisa dijadikan alternatif pembelajaran bagi penagajar terutama apabila rata –rata siswa di kelas memiliki tingkat kemandirian rendah. Dan hasil dari penelitian ini bisa dikembangkan untuk kemudian bisa menjadi sebuah model pembelajaran melalui penelitian yang lebih mendalam. Kata Kunci : Metode Project Based Learning, Demonstrasi, Metode Gabungan, Inkuiri, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Siswa. Abstract This study aims to determine the effect of Mix method (Project Based Learning and Demonstration) and Inquiry to student learning outcomes which included learning independence factor as a moderator variable . In this case, the study method is as independent variables and learning outcomes is as the dependent variable. Then the class, teacher and the subject matter are as control variables. The variables that have been set then analyzed descriptive quantitatively that expressed in percentage . This research is an experimental study with a 2x3 design using tests and questionnaires. In this study, the research method was obtained through a simulation study and as the research objective is X TEI class at SMKN 2 Bojonegoro academic year 2013/2014. The research results show that : ( 1 ) learning device made by the researcher has 82.6 % of the results of the experts validation. ( 2 ) There is a difference on students’ learning outcomes in applying engineering fundamentals of digital electronics industry in the control class ( inquiry ) and experimental ( mix ) to the competency standards with percentage of 72.15 % and 81.34 % . ( 3 ) There is a significant effect of the level of students' independent learning to the student learning outcomes indicated by the significance level of less than 5 % . But overall, when the models of learning and students' level of learning independence are compiled, it influence 42% on student learning outcomes. In another 58 % are influenced by variables that are not included in this study. The researcher suggests that mix learning methods can be used as an alternative learning for teacher. Specially, if student have low average level of student’s independent learning. And the results of this research can then be developed to become a model of learning through a more in-depth research. Keywords : Method of Project Based Learning , Demonstration , Mix Method , Inquiry, Independence of Learning , Student Learning Outcomes .
A. PENDAHULUAN Perkembangan dunia pendidikan saat ini semakin bergeser dari pendidikan yang teoritik menuju pendidikan yang menanamkan pengalaman riil kepada anak didik sebagai sumber belajarnya. Kebutuhan akan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri inilah, yang kemudian peneiti implikasikan dalam metode gabungan antara Project Based Leaning dan Demonstrasi. Menurut Barron, “Project Based Learning adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya“[Barron, B. 1998, Wikipedia]. Sementara itu, pada metode demonstrasi (Yamin:2003) memaparkan bahwa, Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapakan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru untuk kemudian siswa diberi kesempatan untuk melakukan latihan / keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru. (Yamin 2003:65) Berdasarkan uraian di atas, maka dapat peneliti rumuskan permasalahannya sebagaimana berikut: 1. Bagaimana pengaruh metode pembelajaran gabugan (PBL dan Demonstrasi) dan Inkuiri terhadap hasil belajar siswa? 2. Bagaimana pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa? Bagaimana interaksi antara metode pembelajaran dan kemandirian terhadap hasil belajar? Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh metode gabugan (PBL dan Demonstrasi) dengan Inkuiri terhadap hasil belajar. 2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa.
Untuk mengetahui interaksi antara kemandirian belajar siswa dengan metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa: a. Meningkatkan motivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. b. Meningkatkan interaksi dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. c. Merupakan pengalaman baru, karena dengan menggunakan metode gabugan (PBL dan Demonstrasi) ini, siswa diharapkan paham tentang materi yang ia pelajari. Serta sanggup menjelaskan tentang apa yang mereka pelajari d. Meningkatkan kemandirian belajar siswa. 2. Bagi guru: a. Alternatif pilihan metode pembelajaran. b. Melatih keterampilan dan penguasaan dalam mengelola metode gabugan (PBL dan Demonstrasi). 3. Bagi lembaga: Dapat menjadi masukan, tambahan informasi sekaligus sebagai bahan perbandingan untuk menerapkan penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan metode pembelajaran lain dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Batasan masalah dalam penelitian ini antaralain : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas X jurusan Teknik Elektronika Industri SMKN 2 Bojonegoro. 2. Kompetensi Dasar yang disampaikan mengenai Menjelaskan Operasi Gerbang Logika. B. KAJIAN PUSTAKA 1. Metode Pmbelajaran Berdasarkan Proyek (Project Based Learning) Pembelajaran berdasaran proyek tidak lain merupakan metode pembelajaran yang menekankan aplikasi pengetahuan dan kreatifitas berkarya kepada siswa dari aktifitas yang dilakukan. Secara umum, karakteristik Project Pased Learning mencakup isi, aktifitas, kondisi dan hasil.
Secara operasional sebagaimana yang di utarakan oleh Wasis ( 2008: 206) hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Karakteristik isi, memuat ide-ide seperti: 1). masalah disajikan dalam bentuk kebutuhan kompleksitas 2). siswa menemukan hubungan antar ide secara indisipliner 3). siswa berjuang dengan ambiguitas, dan 4). pertanyaan dunia nyata dan menarik perhatian siswa. b. Karakteristik aktivitas, memuat ide-ide investigative seperti 1). siswa melakukan investigasi selama periode tertentu 2). siswa dihadapkan pada suatu kesulitan, pencarian sumber dan pemecahan masalah dalam merespon tantangan secara keseluruhan 3). siswa membuat hubungan / keterkaitan antar ide-ide dan memperoleh keterampilan baru seperti melakukan kerja pada tugas - tugas yang berbeda 4) siswa menggunakan perlengkapan, alat otentik / sesungguhnya(misalnya,teknologi/sum ber-sumber nyata), dan 5). siswa melakukan umpan balik (refleksi) tentang nilai idenya dari ahli lain / melalui tes realistik. c. Kondisi, dukungan terhadap otonomi siswa seperti: 1) siswa mengambil bagian dalam latihan kerjanya dalam konteks sosial 2) siswa diminta memperagakan tingkah laku manajement waktu dan tugasnya baik secara individu maupun kelompok 3) siswa mengarahkan kerjanya sendiri dan melakukan kontrol belajarnya, dan 4) siswa melakukan simulasi kerja professional dari seorang sarjana, peneliti, engineer dan praktisipraktisi lainnya. d. Hasil produk nyata seperti : 1) siswa menghasilkan produk intelektual yang kompleks yang
menunjukkan hasil belajarnya (misalnya metode, benda nyata, laporan dan sejenisnya) 2). siswa terlibat dalam melakukan self assessment, 3). siswa bertanggung jawab terhadap pilihannya tentang bagaimana akan mendemonstrasikan kompetensi mereka, dan 4) siswa memperagakan kompetensi nyata mereka seperti : keterampiln social, keterampilan manajement, keterampilan teknik dan sebagainya. Sebagai sebuah metode pembelajaran, Pembelajaran Berdasarkan Proyek memiliki beberapa prinsip, yaitu (1) centrality; (2) driving question; (3) constructive investigation; (4) autonomy; (5) realis (Thomas, 2000) Sebagaimana yang diutarakan I Wayan Santyasa (2006:11). Salah satu metode pembelajaran inovatif adalah pembelajaran berbasis proyek. Project Based Learning berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi, pemecahan masalah, dan tugastugas bermakna lainnya, students’ centered, dan menghasilkan produk nyata. 2. Metode Pembelajaran Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode yang sederhana yang bisa diterapkan oleh guru mata pelajaran apapun. Dengan adanya demonstrasi, maka pemahaman siswa terhadap materi akan lebih kuat. Adapun fungsi dari metode demonstrasi antara lain: a. Memberikan gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit mengenai suatu proses keterampilan b. Menunjukkan dengan jelas lengkah kerja suatu proses c. Membantu meningkatkan daya pikir dan kemampuan mengingat d. Melatih siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan guru e. Memberikan kesempatan kepada siswa sekaligus melatih siswa melakukan proses pengamatan dengan cermat. Muhibbin Syah memaparkan,
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. (2002:208) Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi (Darwyn Syah, 2007:152) : a. Tahap persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan : 1). Menetapkan tujuan demonstrasi. 2). Menetapkan langkah-langkah demonstrasi. 3). Menyiapkan alat atau benda yang dibutuhkan untuk demonstrasi. b. Langkah pelaksanaan demonstrasi 1). Mendemonstrasikan sesuatu dengan tujuan yang disertai dengan penjelasan lisan. 2). Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab. 3). Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan. c. Tahap mengakhiri demonstrasi 1). Menugaskan kepada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan apa yang telah diperagakan. 2). Melakukan penilaian terhadap tugas yang telah diberikan dalam bentuk karya atau perbuatan 3. Metode Pembelajaran Gabungan (PBL dan Demonstrasi) pada sintak pembelajara Gabugan (PBL dan Demonstrasi) kali ini, guru haruslah memberikan langkah-langkah sebagai arahan siswa membuat sebuah proyek. Siswa pula nantinya yang akan mendemostrasikan hasil proyeknya tersebut kepada teman satu kelas. Untuk kemudian guru hanya menambahkan penjelasan sebagai pelengkap teori yang dirumuskan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sintar di bawah ini.
Tabel 1 Sintak Metode Project Based Learning dan Demonstrasi I. ISI : Memuat Gagasan Orisinil 1. Masalah Kompleks, guru menstimulus siswa untuk berpikir masalah apa saja yang terdapat pada materi pelajaran. 2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined dan guru membimbing siswa untuk memecahkan permasalahan yang muncul dengan menghasilkan sebuah karya. 4. Guru memberikan langkah kerja pada siswa beserta teori apa saja yang harus dipecahkan oleh siswa untuk kemudian dirumuskan. II. KONDISI : Mengutamakan Otonomi Siswa 1. Melakukan inkuiri 2. Siswa mengelola waktu secara efektif dan efisien 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, mensimulasikan kerja secara profesional
4. Metode Pembelajaran Inkuiri Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Menurut Bonstetter yang dicuplik oleh Amri dkk. (2010), ada lima tingkatan dalam Inkuiri. Mulai dari praktikum, (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (guider inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiri), dan penelitian siswa (student research). Inkuiri siswa mandiri lebih menekankan pada siswa bertanggung jawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentu atau pemilihan dan pelaksanaan
proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tanggung jawab siswa. Langkah inkuiri, merupaka siklus yang dimulai dari: 1. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena 2. Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi 3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban 4. Mengumpulkan data berkait dengan pertanyaan yang diajukan 5. Merumuskan kesimpulan berdasarkan data. Inkuiri siswa mandiri lebih menekankan pada siswa bertanggung jawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Guru dalam hal ini hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentu atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tanggung jawab siswa. Langkah inkuiri, merupaka siklus yang dimulai dari: 1. Observasi atau pengamatan terhadap berbagai fenomena 2. Mengajukan tentang fenomena yang dihadapi 3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban 4. Mengumpulkan data berkait dengan pertanyaan yang diajukan 5. Merumuskan kesimpulan berdasarkan data. Joice dan Well (dalam trianto, 2008:109) mengungkapkan bahwa terdapat dua metode inkuiri, yaitu latihan inkuiri dan inkuiri sains. 1. Fase inkuiri sains terdiri dari empat fase : a. fase investigasi dan pengenalan oleh siswa, b. pengelompokan masalah oleh siswa c. identifikasi masalah dalam penyelidikan d. memberikan kemungkinan mengatasi kesulitan / masalah; 2. Fase latihan inkuiri : a. orientasi masalah b. pengumpulan data dan verifikasi
c. pengumpulan data melalui eksperimen d. pengorganisasian dan formulasi ekspansi, dan e. analisis proses inkuiri. Metode inkuiri ditempuh dengan menerapkan lima langkah dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Eggen & Kauchak (dalam Sofan & Amri:2010), yaitu: 1. Merumuskan pertanyaan atau permasalahan 2. Merumuskan hipotesis 3. Mengumpulkan data 4. Menguji hipotesis 5. Membuat kesimpulan. 5. Kemandirian Belajar Manusia awalnya tidak mengerti apa apa, lalu dia mencoba sesuatu, menemukan sesuatu. Lambat laun otak manusia semakin berkembang. Hal ini memunculkan keingin-tahuan yang besar, sehingga kegiatan mencoba dan meneliti semakin gencar. Dari hasil mencoba dan meneliti inilah yang kemudian dirumuskan menjadi satu disiplin ilmu. Ini membuktikan bahwa belajar secara mandiri dapat menghasilkan sesuatu yang berharga. Ilmu yang didapatkan juga tidak instan. Namun melalui suatu proses yang mana siswa terlibat didalamnya. Belajar secara mandiri secara luas, lebih sering diterapkan pada orang dewasa yang dikenal dengan pendidikan Andragogi. Namun, hal ini bukan tidak mungkin dapat juga diterapkan pada remaja setingkat SMK. Sebab menurut Menurut Atmorodiwirio (1993) yang dikutip dalam jurnal Irzan dan Enceng (2006), ada empat konsep dasar pendidikan Andragogi, yaitu: 1. Konsep diri. Yang dimaksud dengan konsep diri ini adalah memiliki kematangan yang cukup dalam mengambil keputusan. Sehingga proses belajar nantinya lebih di titik beratkan pada segi menggali pengetahuan berdasarkan pengalaman. Dan dengan kondisi remaja saat ini, dirasa cukup memiliki kematangan untuk mengambil keputusan. Sebab pada usia remaja SMK, sudah mengerti tentang sebab-akibat dan tahu resiko dari keputusan yang mereka ambil.
2. Pengalaman. Pengalaman dijelaskan sebagai kumpulan peristiwa yang dialami. Sementara dalam hal belajar, siswa SMK kelas 1, minimal telah menempuh pendidikan di sekolah lebih dari Sembilan tahun. Tentunya waktu tersebut sangatlah cukup bagi seseorang untuk mendapatkan pengalaman dalam belajar. 3. Kesiapan belajar. Andragogi memang menitik beratkan pada belajar sambil beraktifitas. Secara kesadaran, memang masihlah sedikit siswa yang mau untuk dengan sukarela belajar demi masa depannya. Namun hal ini tidak hanya terjadi pada pelajar SMK, bahkan mahasiswa jauh lebih banyak yang bermalas-malasan dan memiliki kesadaran yang sangat rendah. Secara kesiapan, faktanya masih lebih banyak pelajar setingakat SMK yang belajar pada malam harinya dibandingkan dengan seorang Mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Perspektif terhadap waktu dan orientasi kepada belajar. Hal ini dimaksudkan bahwa peserta didik haruslah terfokus pada pemecahan masalah dan pengoptimalan waktu. Dengan system belajar mandiri, maka siswa SMK ini nantinya akan lebih baik lagi dalam memenejemen waktu dan focus pada masalah dalam belajar. Sementara itu, menurut Herman Holstein (1993:78) situasi yang menuju ke arah belajar mandiri, ditentukan oleh perbandingan tegangan antara kesadaran metode dan kesiapan metode pelajar dan tuntutan isi belajar serta tujuan belajar. Hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Secara detil, indikator belajar mandiri itu meliputi:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mampu mengelola strategi belajar Mampu mengatur waktu belajar Mampu mengatur tempat belajar Mampu menilai aktifitas belajar Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar Mampu mengukur kemampuan dari belajar Dapat memilih sumber belajar yang sesuai, termasuk tutor Memiliki bahan ajar Interaksi peserta ajar dengan bahan ajar
Dari kesembilan indikator belajar mandiri diatas, maka siswa dapat dikelompokkan kedalam tingkat kemandirian tinggi, sedang, maupun rendah.
C. MEODE PENELITAN Penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode gabugan (PBL dan Demonstrasi) dengan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Tingkat Kemandirian Belajar di Jurusan Teknik Elektronika Industri SMKN 2 Bojonegoro’’ ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain 2x3 sebagai mana terlihat pada tabel Tabel 3. Desain penelitian 2x3
Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Adapun formatformat Perangkat Pembelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2008 : 121).
b.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah perangkat pembelajaran yang dibuat setiap kali tatap muka. Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan agar kegiatan pembelajaran berjalan sistematis, terarah dalam mencapai tujuan dan sebagai panduan bagi guru untuk mempersiapkan pembelajaran dan sebagai bahan evaluasi untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Dalam suatu pembelajaran, perangkat ini berfungsi sebagai pedoman bagi guru dalam memfasilitasi, memperlancar dan mengelola pembelajaran. Susunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk tiap pertemuan dimana masing-masing rencana pelaksanaan pembelajaran dirancang untuk satu pertemuan (6x45 Menit). Rumusan tujuan pembelajaran dan skenario yang terdapat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran didasari oleh hasil analisis materi, analisis tugas dan perumusan tujuan pembelajaran yang telah dibuat. 1) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Lembar Kegiatan Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2008:148). Lembar Kerja Siswa adalah perangkat pembelajaran yang berisikan ringkasan materi, petunjuk, informasi, dan arahan agar peserta didik dapat mengetahui kompetensi apa yang akan dipelajari dalam pembelajaran. Dan dalam hal ini peneliti akan mengembangkan LKS dengan menggunakan materi menerapkan dasardasar teknik digital yang akan dikembangkan dengan menggunakan metode Gabungan Project Based Learning dan Demonstrasi. 2) Lembar Penilaianan (LP) Lembar Penilaian adalah perangkat yang digunanan untuk mengetahui nilai dan taraf keberhasilan pambelajaran. Dan Lembar Penilaian yang akan dikembangkan peneliti sesuai materi ajar materi menerapkan dasar-dasar teknik digital. Pada setiap RPP ada 2 LP yaitu Kognitif dan Psikomotorik.
Instrumen dalam penelitian dan pengembangan ini meliputi : 1. Lembar Validasi Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kelayakan dari perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan dan telah memperoleh saran dari dosen ahli dan guru di SMKN tempat penelitian. 2. Lembar Hasil Belajar Siswa Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan soal posttest. 3. Angket Kemandirian Belajar Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar masing – masing siswa sebagai sebuah variabel yang akan dilihat pengaruhnya terhadap hasil belajar. Dari hasil lembar validasi perangkat pembelajaran dan lembar respon siswa dapat diketahui validitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dan respon siswa terhadap metode pembelajaran Gabungan (Project Based Learning dan Demonstrasi). Penilaian validitas perangkat pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tanggapan terhadap angket dengan kriteria sangat memenuhi, tidak memenuhi, kurang memenuhi, memenuhi, dan sangat kurang. Sedangkan penilaian angket kemandirian belajar siswa dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan persetujuan favorable dan unfavorable yang terdiri dari empat kriteria, sangat setuju (SST), Setuju (ST), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Untuk menganalisis jawaban validator dan responden dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 4
HR
n i i
1
n imax
100%
Keterangan: ni = banyaknya validator yang memilih nilai i. i = bobot nilai penilaian kualitatif (1 – 4). Analisis hasil belajar siswa ini menggunakan analisis data Anova Two Way. Post-test digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Gabungan (Project Based Learning dan Demonstrasi) Anova Two Way ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil
belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Gabungan (Project Based Learning dan Demonstrasi) dengan yang menggunakan model pembelajaran Inkuiri, kemudian apakah ada interaksi antra model pembelajaran dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Anova Two way pada penelitian ini dengan analisis software analisis data SPSS.
D. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
DAN
Hasil validasi perangkat pembelajaran setelah dilakukan validasi oleh 2 dosen elektro UNESA dan 2 guru SMKN 2 bojonegoro didapatkan kelayakan pada RPP adalah 82,6 %, pada LKS adalah 83,4 %, dan pada soal posttest adalah 91,67%. Sehingga didapatkan hasil rata-rata 85,89% dan dikatagorikan sangat memenuhi kriteria skala penelitian. Hasil rata-rata angket kemandirian belajar pada kelas Gabungan (Project Based Learning dan Demonstrasi) di dapatkan sebesar nilai sebesar 72,8 yang berarti memiliki kemandirian sedang. Sementara hasil dari ratarata angket kemandirian belajar pada kelas Inkuiri di dapatkan nilai sebesar 65,2 yang termasuk kategori kemandirian belajar rendah. Pada pembahasan analisa penelitian ini dilakukan pembahasan mengenai kaitannya hipotesis terhadap rumusan masalah. a. Kaitan Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Dari hasil analisa penelitian yang dilakukan, terdapat pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran yang di terapkan terhadap hasil belajar siswa. Yang berarti Ho yang menyebutkan tidak ada pengaruh antara metode pembelajaran terhadap hasil belajar di tolak. Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa kelas yang di terapkan metode pembelajaran Gabugan (PBL dan Demonstrasi) memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi di bandingkan dengan metode Inkuiri. b. Kaitan Tingkat Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar
Dari hasil analisa yang dilakukan, terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Yang berarti Ho yang menyebutkan tidak ada pengaruh tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di tolak. Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi, cenderung memiliki nilai hasil belajar yang lebih tinggi. c. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam kaitannya interaksi kedua variabel (metode pembelajaran dan kemandirian belajar siswa) terhadap hasil belajar siswa dapat di jelaskan sebagaimana yang terdapat di dalam tabel berikut. Tabel 4. Interaksi antara metode pembelajaran, kemandirian belajar dan hasil belajar siswa
Dari tabel di atas di dapatkan bahwa, terdapat interaksi antara variabel bebas dengan variabel moderator terhadap variabel terikat. Dimana metode pembelajaran gabungan baik untuk di terapkan pada siswa tanpa melihat tingkat kemandirian belajar siswa. Sementara metode inkuiri kurang baik di terapkan kepada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah. Sebaliknya, metode inkuiri baik di terapkan kepada siswa dengan kemandirian belajar tinggi.
E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan didapatkan: a. Terdapat pengaruh yang signifikan dari metode pembelajaran terhadap hasil relajar siswa. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa di tolak. b. Dari hasil penelitian juga di dapati pengaruh yang signifikan antara tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa. Sehingga hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara tingkat kemandirian belajar siswa terhadap hasil belajar siswa di tolak. c. Dari tabel di bawah di dapatkan bahwa, terdapat interaksi antara variabel bebas dengan variabel moderator terhadap variabel terikat. Dimana metode pembelajaran gabungan baik untuk di terapkan pada siswa tanpa melihat tingkat kemandirian belajar siswa. Sementara metode inkuiri kurang baik di terapkan kepada siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah. Sebaliknya, metode inkuiri baik di terapkan kepada siswa dengan kemandirian belajar tinggi. d. Perangkat pembelajaran pada standar kompetensi menerapkan dasar-dasar teknik digital elektronika industri ini dinyatakan baik/layak dan dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran dengan prosentase kelayakan sangat memenuhi aspek penelitian perangkat pembelajaran.
e. Dari hasil perhitungan pada nilai posttest menunjukkan bahwa besar pengaruh peubah bebas terhadap variable dependen dengan signifikansi 0,001 < 0,005. Metode pembelajaran yang di terapkan antara Gabugan (PBL dan Demonstrasi) dan Inkuiri terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar. Sementara besar pengaruh covariat terhadap variable dependen dengan signifikansi 0,00 < 0,05. Hal ini membuktikan hipotesis bahwa kemandirian belajar sangat berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dan nilai determinasi berganda semua variable independen secara bersamasama terhadap variable dependen sebesar 42% dan 58% dipengaruhi variable lain yang tidak ada di penelitian ini 2. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran antara lain : a. Apa bila ada peneliti berikutnya yang menerapkan perbandingan hasil belajar antara metode pembelajaran Gabugan (PBL dan Demonstrasi) dengan metode Inkuiri diharapkan guru pengajar pada kedua metode pembelajaran sama yaitu peneliti sendiri. b. Perangkat pembelajaran Gabugan (PBL dan Demonstrasi) ini dapat dijadikan alternatif dalam proses belajar mengajar agar proses belajar mengajar lebih menarik. c. Dari hasil perspon siswa yang dapat dikategorikan baik pada penerapan metode pembelajaran Gabugan (PBL dan Demonstrasi) dapat digunakan sebagai inovasi baru dalam pembelajaran dalam rangka menuntaskan hasil belajar siswa, sehingga pendekatan ini dapat diterapkan pada mata diklat lain yang sesuai. d. Peneliti berharap bila ada peneliti berikutnya yang menerapkan metode pembelajaran Gabugan (PBL dan Demonstrasi) diharapkan membawa rekan pengajar agar bisa mengendalikan siswa dengan baik.