CAPAIAN DAN REFLEKSI PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM SATU DASAWARSA TERAKHIR oleh WAKIL KEMENTERIAN KESEHATAN Prof. dr. Ali Gufhron Mukti, M.Sc, Ph.D
Konferensi Nasional Satu Dekade Perkumpulan Prakarsa 7 Oktober 2014 1
SISTEMATIKA 1. PEMBANGUNAN KESEHATAN 2010-2014 2. RANCANGAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019
2
PEMBANGUNAN KESEHATAN 2010-2014
3
UU NO. 17/2007 TENTANG RPJPN 2005-2025 • Pembangunan Kesehatan: investasi peningkatan SDM • Arah Pembangunan Kesehatan: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan setinggi-tingginya dapat terwujud • Dasar Pembangunan Kesehatan: perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan
1. Pembangunan nasional wawasan kesehatan 2. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah 3. Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan 4. Pengembangan dan pemberdayaan SDMK 5. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan
ARAH KEBIJAKAN SASARAN UPAYA POKOK
STRATEGI
UHH IMR
TUJUAN BANGKES
MMR GIZI 4
VISI, MISI, DAN NILAI KEMENKES 2010-2014
•Pro Rakyat • Inklusif • Responsif • Efektif • Clean
1. Pemberdayaan masyarakat. 2. Upaya kesehatan paripurna. NILAI 3. Sumber daya kesehatan.
4. Tata kelola kepemerintahan.
Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan
5
8 FOKUS PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita; 2. Perbaikan status gizi masyarakat; 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan; 4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan; 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan; 6. Pengembangan sistem Jamkesmas; 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan; 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier. 6
CAPAIAN RPJMN 2010-2014 Total Indikator Renstra 160 Indikator Termasuk RPJMN 51 (32%)
Indikator Kemenkes (Non RPJMN) 109 (68%) 3 indikator biru 10 indikator terkait MDG
1 2
1 2 41 indikator tidak terkait MDG
7 indikator terkait merah dan kuning
7
HASIL MIDTERM REVIEW RPJMN 2010-2014 NO
INDIKATOR
STATUS AWAL (2009)
2010
2011
70,9
71,1
CAPAIAN
STATUS
2012
TARGET 2014
71,1
72,0
2
118
3
1
Umur harapan hidup (tahun)
70,7
2
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
228
3
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
84,3
84,8
86,38
88,64
90
2
4
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
34
34
34
32
24
3
5
Prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita
18,4
17,9
<15,0
2
6
Total Fertility Rate (TFR): Angka Kelahiran Total (per perempuan usia reproduksi )
2,6
2,4
2,1
3
7
Persentase jangkauan akses sumber air bersih
47,7
44,19
68
3
8
Prevalensi kasus HIV (% penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS)
66,2
57,5
79,5
90
2
9
Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite InsidenceAPI)
1,85
1,96
1,75
1,69
1
3
10
Persentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
59,1
63,1
64,58
80,10
2
2,6 55,04
8
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja dan Lansia KONDISI UMUM: AKI cenderung meningkat Penurunan AKB lambat terutama kematian neonatal Disparitas yang tinggi antara kelompok sosial ekonomi, daerah dan kota-desa Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Bayi, Balita dan Neonatal
Kema an ibu per 100.000 kelahiran hidup
450 400 350 300 250
390 359
334 307 228
200 150 100
102
50 0 SDKI 1994 SDKI1997SDKI2002-2003SDKI 2007 SDKI 2012 Target MDG 2015
9
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja dan lansia (lanjutan) PERMASALAHAN Keberlangsungan pelayanan (continuum of care) kurang terjaga Cakupan kunjungan dan persalinan oleh tenaga kesehatan tinggi tetapi kualitas persalinan belum memadai (obat, alat dan tenaga) Cakupan KI, K4, linakes meningkat, tetapi kelahiran di faskes hanya 36,8% Anemia remaja putri usia 15-19 th: tidak hamil 46,6%; hamil 38,8% Fasilitas dan tenaga : • Sebagian besar kab/kota belum memenuhi standar jumlah Puskesmas PONED, • Hanya 7,6% RS PONEK memenuhi semua standar • Kurang tenaga dokter di Puskesmas dan spesialis di Rumah Sakit
TANTANGAN Peningkatan keberlangsungan pelayanan kesehatan (continuum of care), termasuk peningkatan ketersediaan dan kualitas tenaga dan fasilitas layanan kesehatan, Perbaikan gizi remaja perempuan dan ibu hamil, Pengembangan pelayanan kesehatan berkualitas bagi lansia. 10
2. Perbaikan Status Gizi Masyarakat KONDISI UMUM: Beban ganda masalah gizi anak • • • •
Kekurangan gizi meningkat (underweight, stunting, wasting) Gizi lebih (kegemukan dan obesitas) meningkat Beban ganda gizi terjadi pada penduduk miskin dan kaya Keamanan pangan
Kegemukan dan Obesitas pada dewasa:
• Faktor resiko peyakit tidak menular (gula darah, tekanan darah, dll)
Pemasalahan Gizi Mikro: anemia, kekurangan kalsium, Perilaku Masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, higine dan pengasuhan yang belum mendukung TANTANGAN Intervensi spesifik gizi (misalnya besi folat, garam beryodium, makanan tambahan) belum optimal Surveilans dan pemantauan status gizi (mis: penimbangan, penanganan gizi kurang, pemetaan rawan pangan dan gizi) melemah Koordinasi dan integrasi ntervensi sensitif (lintas sektor) belum optimal Peran upaya kesehatan berbasis masyarakat) 11
2. Perbaikan Status Gizi Masyarakat (lanjutan) TANTANGAN Peningkatan surveilans termasuk pemantauan status gizi Peningkatan intervensi gizi spesifik dalam perbaikan gizi pada 1000 HPK (hari pertama kehidupan) termasuk penanganan kelebihan gizi, Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan bagi penanganan gizi kurang dan gizi buruk termasuk jumlah dan kualitas tenaga kesehatan bidang gizi, dan pemberdayaan UKBM Penguatan koordinasi pusat-daerah dan integrasi lintas sektor Pemilihan intervensi spesifik sesuai target: Stunting Baduta Undrweight Balita
???? PMT, ? Gizi Ibu, remaja
Gizi Ibu, remaja, PMT? Gizi Ibu, remaja, ASI, MP-ASI
12
3. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Beban ganda : Penyakit tidak menular naik, penyakit menular masih tinggi Peningkatan ini sejalan peningkatan faktor resiko seperti hipertensi, tingginya glukosa darah, dan kegemukan, terutama karena pengaruh pola makan, kurang aktivitas fisik, dan merokok Perubahan rangking beban akibat penyakit* di Indonesia 1990-2010 Rangking 1990 1. ISPA 2. Tuberkulosis 3. Diare 4. Stroke 5. Kecelakaan lalu lintas 6. Komplikasi kelahiran 7. Anemia Gizi besi 8. Malaria 9. Neonatal encephalopaty 10.Depresi 11.Low back pain 13. Penyakit jantung iskemik 16.Diabetes
Rangking 2010 1. Stroke 2. Tuberkulosis 3. Kecelakaan Lalu Lintas 4. Diare 5. Penyakit Jatung Iskemik 6. Diabetes 7. Low back pain 8. Depresi 9. ISPA 10. Neonatal encephalathy 12.Komplikasi kelairan preterm 13.Anemia Gizi Besi 26.Malaria
Kenaikan (Penurunan) Beban Penyakit +76% -4% +36 -40% +85% +86% 50% +33% -81% +7% -14% -18% -65%
Sumber: Global Burden of Disease, 2010. *) Beban akibat penyakit (burden of disease) dihitung sebagai DALYs (Disability adjusted life years), yaitu tahun yang hilang akibat kematian dan kecacatan akibat penyakit
13
3. Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (lanjutan) PENYAKIT MENULAR (PM) DBD, diare, malaria, TB dan AIDS menurun; tetapi TB dan diare masuk dalam 10 besar penyebab kematian. Muncul resiko multi-drug resistante TB, infeksi baru HIV yang masih tinggi Tingginya prevalensi malaria, DBD, di daerah-daerah endemis. Neglected diseases: Mis Kusta (no.3 terbesar di dunia) dan frambusia (di Asia Tenggara hanya ada di Indonesia dan Timor Leste) Globalisasi: Ancaman penyakit menular dari negara lain (Polio, SARS, Flu Burung, MERS, dll)
AKSES PADA AIR MINUM DAN SANITASI Penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum layak 33,2% dan sanitasi layak 40,2%
TANTANGAN
Peningkatan survailans dan tata laksana kasus penyakit menular dan tidak menular, Peningkatan upaya pencegahan kejadian luar biasa (KLB), Penurunan berbagai faktor resiko penyakit dan perbaikan kesehatan lingkungan, Peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi. 14
4. Ketersediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Obat dan Makanan Pemenuhan standar mutu, khasiat dan keamanan: Obat mencapai 96,8%; alat kesehatan 85.84 % (2011) • Tetapi bersertifikasi GMP dan CPOB baru 78,22% (sarana produksi obat) dan 78,18 % (sarana produksi alkes dan PKRT) (2013
Ketersediaan, obat dan vaksin: 96,93% (2013) • Tetapi sangat tinggi : 13 propinsi > 100 persen; beberapa propinsi < 80 %
Penggunaan obat generik 96,1% (Puskesmas) dan 74,89% (Rumah Sakit) • Penggunaan obat rasional 61,9 % dan pengetahuan masyarakat mengenai obat generik rendah
Instalasi farmasi kabupaten/kota telah memenuhi standar 71,63% • Tetapi kesesuaian pelayanan kefarmasian dengan standar baru 35,3% (RS) dan 25,0 % (Puskesmas).
TANTANGAN Peningkatan peresepan, penggunaan dan pengetahuan masyarakat mengenai obat generik dan obat rasional Penetapan dan pengendalian harga obat melalui berbagai insentif fiskal dan finansial Pengurangan ketergantungan bahan baku obat dan alat kesehatan luar negeri Pengembangan obat tradisional 15
5. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Banyaknya kebijakan publik yang tidak berwawasan kesehatan Lingkungan yang belum mendukung upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat Belum optimalnya pemberdayaan masyarakat termasuk upaya kesehatan berbasis masyarakat Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, terutama konsumsi sayur dan buah, ASI ekslusif, cuci tangan, dan aktivitas fisik. Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mendorong promosi kesehatan TANTANGAN Meningkatkan promosi kebijakan publik yang berwawasan kesehatan Meningkatkan dukungan terhadap penyediaan lingkungan yang mendukung perilaku hidup bersih dan sehat Meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar lembaga Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan partispiasi UKBM Mendorong peningkatan promosi kesehatan dalam setiap pelayanan kesehatan 16
6. Jaminan Kesehatan Nasional Kepesertaan • • • •
Tahun 2012 secara teori: 64,6% penduduk memiliki asuransi kesehatan; Susenas: 41% Sebagain penduduk belum tahu jika mereka memperoleh asuransi Skema asuransi lain (Jamkesda, TNI/Polri, Jamsostek) belum terintegrasi Kepesertaan kelompok non-penerima upah masih rendah
Pelayanan kesehatan: • • • •
Hambatan biaya tidak langsung & geografis masih tinggi Fasilitas belum memenuhi standar sarana, tenaga, dan kualitas Sebagian kecil fasilitas kesehatan primer mandiri yang bekerjasama Sistem rujukan belum optimal
Pembiayaan dan Pembayaran Provider • Belum adanya skema pengembangan kapasitas fiskal untuk pembayaran PBI, penyediaan fasilitas dan ketenagaan • Belum dimanfaatkannya JKN sebagai instrumen mendorong prioritas nasional kesehatan
Kerangka pelaksanaan • •
Regulasi belum lengkap, sosialisasi dan advokasi masih lemah Sistem pemantauan dan evaluasi belum terbentuk
TANTANGAN Menyiapkan ketersediaan standar dan menjamin compliance standar sarana, tenaga, dan manajemen pelayanan kesehatan; Menguatkan mekanisme kontrol terhadap eskalasi biaya JKN (klaim); Menguatkan JKN sebagai bagian dari SKN untuk mendorong pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional 17
7. Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama untuk penduduk di daerah DTPK Kualitas pelayanan yang belum optimal karena ketiadaan standar standar guideline pelayanan kesehatan (clinical guideline), dan sistem informasi (seperti medical record dan informasi kepada pasien) Sistem akreditasi pelayanan kesehatan puskesmas, klinik mandiri dan rumah sakit belum berjalan Peran pelayanan kesehatan dalam upaya promotif dan preventif yang masih rendah Sistem rujukan belum optimal Keterbatasan pelayanan kesehatan pada saat terjadinya bencana TANTANGAN Pemenuhan sarana, alat kesehatan dan obat serta peningkatan kompetensi petugas di fasilitas pelayanan kesehatan Peningkatan kualitas pelayanan fasilitas kesehatan (termasuk sistem rujukan, sistem informasi, medical record, sistem akreditasi) 18
7. Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan (lanjutan)
KESIAPAN PELAYANAN KESEHATAN Fasiitas kesehatan perlu dilengkapi dengan sarana, alat kesehatan, obat, tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan Indikator
Capaian
Jumlah tempat tidur rawat inap per 10.000 penduduk
12,6
Jumlah admission per 100 penduduk
1,9
Rata-rata bed occupancy rate
65%
Persentase Rumah Sakit Kab/Kota mampu PONEK
25%
Kesiapan Pelayanan Umum di Puskesmas
71%
Kesiapan pelayanan PONED di Puskesmas
62%
Kesiapan Pelayanan Penyakit tidak menular di Puskesmas
79%
Kesiapan Pelayanan PONEK di RS Pemerintah
86%
(Sumber: WB berdasarkan data Rifaskes, 2011) 19
8. Sumber Daya Manusia Kesehatan Jumlah masih kurang, dari 9.550 Puskesmas: • • •
9,8% puskesmas tanpa dokter 2.194 puskesmas tanpa tenaga gizi 5.895 puskesmas tanpa tenaga promkes
Distribusi tidak merata, daerah-daerah tertentu akan tetap sulit memenuhi kebutuhan nakes Mutu belum memadai
Jenis
Nakes per 100.000 penduduk Status
Target 2019
Dokter Umum
13,7
45
Dokter Gigi
4,3
13
Perawat
89,9
180
Bidan
49,9
120
Jumlah (%) Ners
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
dr
Rata2
48.0
43.0
41.1
65.8
Tertinggi
77.8
73.3
72.2
Terendah Skor kelulusan
13.3
10.0
7.8
44.0
37.5
40.1
62.0
53.8
Lulus
63.0
67.5
53.5
71.3
76.0
drg
TANTANGAN Menjamin kecukupan dengan meningkatan keselarasan dalam produksi, penyebaran dan penempatan tenaga kesehatan serta kualitas dan kinerja tenaga kesehatan Pemenuhan jumlah tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan Meningkatkan perekrutan dan penyebaran tenaga kesehatan
20
9. Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, dan Sistem Informasi PERMASALAHAN Ketersediaan data untuk mendukung evidence-based planning cukup baik namun masih didukung sistem informasi yang masih lemah Kapasitas penelitian dan pengembangan yang belum optimal Sikroninasi perencanaan pembangunan yang lemah antara perencanaan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota Konsekuensi meningkatnya asuransi kesehatan (JKN)
TANTANGAN Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen pengelolaan program Menguatkan sistem informasi kesehatan sebagai bagian dari perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program pembangunan kesehatan Meningkatkan dukungan penelitian dan pengembangan kesehatan Meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan bencana Mengembangan manajemen terutama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang tepat, efektif, dan efisien Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Kesehatan Ibu dan Anak 21
10. Pembiayaan Kesehatan Ketersediaan data untuk mendukung evidencebased planning cukup baik, tetapi dukungan sistem informasi untuk dari perencanaan, pemantauan dan evaluasi program pembangunan kesehatan masih lemah Kenaikan pengeluaran kesehatan, tidak mungkin dihindari: • Konsekuensi meningkatnya asuransi kesehatan (JKN) • Transisi epidemiologi: biaya penanganan penyakit tidak menular mahal • Peningkatan teknologi kesehatan Allocative efficiency masih kurang, misalnya sebagian besar dana mengarah pada upaya kuratif Technical efficiency, alokasi kegiatan dalam masing-masing program-program Belum dimanfaatkannya instrumen sistem pembayaran kepada provider JKN sebagai Strategic Purchasing untuk mendorong kebijakan nasional
Persentase pengeluaran kesehatan total (Toal Health Expenditure) terhadap PDB di beberapa negara Asia, 2011 Myanmar Indonesia Srilanka Malaysia Bangladesh India Bhutan Filipina Thailand Nepal Timor Leste China Vietnam Korea Selatan Maladewa
2.0 2.9 3.4 3.6 3.7 3.9 4.1 4.1 4.1 5.1 5.1 5.2 6.8 7.2 8.5
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Persen dari PDB
Pengeluaran kesehatan total Indonesai baru mencapai 2,9 persen dari PDB atau sekitar USD 95 per kapita per tahun Dari total pengeluaran tersebut, sebagian besar merupakan pengeluaran masyarakat yang terdiri dari swasta dan out of pocket 22
9
TREN ANGGARAN KESEHATAN 2000-2014 17%
50,000
47,420
45,000 40,000
83%
Pusat
38,620
35,000 30,290 30,000
Perbandingan rata-rata per tahun anggaran Pusat - Daerah
Daerah
25,000
33,300
25,270
20,529 18,754 19,704
20,000 15,930 15,000 11,114 10,000 5,000
4,359 1,688
5,275
6,147
2,105
-
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 REFORMASI
KIB I
KIB II
23
TREN ANGGARAN KEKEMENTERIANAN KESEHATAN TAHUN 2010-2015 APBN-P 3,3 T (Klaim 2013)
50
47,4
47,4
45
38,6
Rp. Triliun
40
35 30 25
33,3
30,9 25,3
22,5
4,10
5,35
26,9
25,57
35,3 30,7
7,19 26,10
20
8,10 30,52
21,7 24,17
27,49 Realisasi PBI JKN Rp.13,31 T = 66,67 %
91,5%
21,17 87,2%
15
19,93
19,93
92,1%
10
90,6%
45,2%
5 0
2010 1
Total APBN
1.056,51 T
% thd total APBN
2,39 %
2011 2 1.229,58 T
2012 3 1.418,49 T
2013 4 1.683,00 T
2014 5 1.876,87 T
2015 6 2.019,86T
BANSOS ALOKASI REALISASI % PENYERAPAN
2,51 %
2,34 %
2,17 %
2,5 % (termasuk PBI)
2.35 % (termasuk PBI)
24
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 2015-2019
25
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019 1.
Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 7. Meningkatkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Persebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 9. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional Bidang Kesehatan 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan 26
ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM RPJPK 2005 - 2025 RPJMN I 2005 -2009 Bangkes diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan
KURATIFREHABILITATIF
RPJMN II 2010-2014 Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat
RPJMN III 2015 -2019 Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah mulai mantap
RPJMN IV 2020 -2025 Kesehatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia
PROMOTIF - PREVENTIF
VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
27
LIFECYCLE APPROACH DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN 1. Ibu hamil 7. Lansia INTERVENSI
2. Bayi
PROMOTIF-
6. Usia produktif
PREVENTIF; KURATIF-
REHABILITATIF
3. Balita
5. Remaja 4. Usia sekolah
28
SISTEM KESEHATAN NASIONAL SEBAGAI LANDASAN PIKIR RPJMN 2015-2019 Manajemen Kesehatan
SDM K
Farmasi, Alkes dan Makanan Litbang
Upaya Kesehatan
•Derajat Kesehatan •Perlindungan finansial •Responsiveness pelayanan kesehatan
Pemberdayaan Masyarakat
(Perpres No 72/2012) Pembiayaan Kesehatan (termasuk JKN) 29
RANCANGAN VISI KeKEMENTERIANan Kesehatan 2019: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN
1.
2. 3. 4.
MISI KeKEMENTERIANan Kesehatan MENINGKATKAN KEMITRAAN DAN PEMBERDAYAAN DALAM MEWUJUDKAN PERILAKU SEHAT DAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN KESEHATAN MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG KOMPREHENSIF, MERATA, BERMUTU, DAN BERKESINAMBUNGAN MENINGKATKAN KETERSEDIAAN, PEMERATAAN, DAN KUALITAS SUMBER DAYA KESEHATAN MENINGKATKAN TATAKELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH TUJUAN
T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT
T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT TERHADAP RISIKO SOSIAL DAN FINANSIAL DI BIDANG KESEHATAN
NILAI-NILAI 1. PRO RAKYAT 4. EFEKTIF 2. INKLUSIF 5. BERSIH 3. RESPONSIF
1. 2. 3. 4.
SASARAN STRATEGIS: MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI BAYI MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI USIA SEKOLAH DAN REMAJA MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI USIA KERJA MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN DAN GIZI IBU
SASARAN STRATEGIS: 1. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS MASYARAKAT 2. MENINGKATNYA PENDUDUK YANG MEMILIKI JAMINAN KESEHATAN 3. MENURUNNYA UNMET NEED PELAYANAN KESEHATAN 30
TERIMA KASIH
31