BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.1. Geografis, Administrsi dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Banggai merupakan dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata ± 84 meter di atas permukaan laut, Kabupaten Banggai terletak antara 122 ͦ -124 ͦ Bujur Timur dan 0 ͦ 22’ – 2 ͦ 41’ Lintang Selatan. Luas Wilayah Kabupaten Banggai adalah berupa daratan seluas 9.672,70 Km2, jarak antara ibukota kabupaten ke ibukota Provinsi Sulawesi Tengah dan kabupaten lain di Sulawesi Tengah - Luwuk - Palu = 610 Km - Luwuk - Parigi = 535 Km - Luwuk - Poso = 388 Km - Luwuk - Ampana = 248 Km - Luwuk - Banggai = 100 Km/66 Mil Laut - Luwuk - Salakan = 61 Km/38 Mil Laut - Luwuk - Bungku = 161 Km/106 Mil Laut Kabupaten Banggai memiliki keaneka ragaman kondisi alam, dimana terdapat pegunungan, dataran dan sungai-sungai yang masih sangat jernih serta pulau-pulau kecil yang tersebar mengelilingi wilayah kabupaten. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Banggai terdiri dari Sungai Balingara, Sungai Bunta, Sungai Toima, Sungai Lobu, Sungai Mentawa, Sungai Minahaki, Sungai Sinorang, Sungai Kalumbangan, dan Sungai Kintom. Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Banggai No
Nama DAS
Panjang (Km)
Luas (Ha)
1
Balingara
142,50
52.500
2
Bunta
121,50
24.800
3
Toima
107,25
10.400
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
No
Nama DAS
Panjang (Km)
Luas (Ha)
4
Lobu
160,50
21.850
5
Mentawa
142,50
26.350
6
Minahaki
382,50
67.875
7
Sinorang
142,00
28.000
8
Kalumbangan
55,25
167.175
9
Kintom
21,50
5.600
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 16
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Banggai
Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
17
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.1.2 Administrasi Kabupaten Banggai merupakan kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu kabupaten awal yang terbentuk di Sulawesi Tengah, yang kemudian sebagian wilayah kabupaten ini dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai Kepulauan, dan Kabupaten Banggai Laut. Kabupaten Banggai memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan dengan Teluk Tomini
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Laut Maluku
Sebelah
: Berbatasan dengan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai
Selatan
Sebelah Barat
Kepulauan : Berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali
Kabupaten Banggai dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tanggal 1 April 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan maka secara yuridis wilayah Kabupaten Banggai telah terpisah dengan Kabupaten Banggai Kepulauan. Pada awal Tahun 2009 di Kabupaten Banggai terjadi pemekaran wilayah kecamatan, pada awalnya k ecamatan yang ada 7 kecamatan yang di mekarkan menjadi 13 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Toili dan Kecamatan Toili Barat hasil pemekaran dari Kecamatan Batui, kemudian Kecamatan Luwuk Timur hasil pemekaran Kecamatan Luwuk, Kecamatan Masama, dan Lamala, hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak dan Kecamatan Nuhon merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bunta. Pada awal Tahun 2011 di Kabupaten Banggai terjadi lagi pemekaran wilayah kecamatan, dari 13 Kecamatan dimekarkan menjadi 18 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Moilong hasil pemekaran dari Kecamatan Toili, kemudian Kecamatan Batui Selatan hasil pemekaran Kecamatan Batui, Kecamatan Simpang Raya, hasil pemekaran dari Kecamatan Bunta, Kecamatan Lobu
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 18
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
hasil pemekaran dari Kecamatan Pagimana dan Kecamatan Balantak Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak. Pada awal Tahun 2012 di Kabupaten Banggai terjadi lagi pemekaran wilayah kecamatan, dari 18 kecamatan yang di mekarkan menjadi 23 kecamatan. Kecamatan hasil pemekaran tersebut antara lain: Kecamatan Nambo hasil pemekaran dari Kecamatan Kintom dan Kecamatan Luwuk, kemudian Kecamatan Luwuk Selatan, dan Luwuk Utara hasil dari pemekaran Kecamatan Luwuk, Kecamatan Mantoh, hasil pemekaran dari Kecamatan Lamala dan Kecamatan Balantak Selatan, kemudian Kecamatan Balantak Utara hasil pemekaran dari Kecamatan Balantak. Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan di Kabupaten Banggai Luas Wilayah No
Nama
Jumlah
Jumlah
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Administrasi (%) thd
(Ha)
Terbangun (Ha)
total
(%) thd total
1
Toili
24
1
761,31
7,87
1.668,25
12,99
2
Toili Barat
17
-
993,67
10,27
1.515,25
11,80
3
Moilong
17
-
221,64
2,29
864,25
6,73
4
Batui Selatan
10
-
327,97
3,39
788,50
6,14
5
Batui
7
7
1.062,36
10,98
560,03
4,36
6
Kintom
11
3
428,72
4,43
187,00
1,46
7
Nambo
5
5
169,70
1,75
252,00
1,96
8
Luwuk Selatan
1
9
119,80
1,24
843,00
6,56
9
Luwuk
2
8
72,82
0,75
1.649,00
12,84
10
Luwuk Utara
9
2
246,08
2,54
661,40
5,15
11
Luwuk Timur
13
-
216,30
2,24
548,00
4,27
12
Masama
14
-
231,64
2,39
237,00
1,84
13
Lamala
12
-
220,66
2,28
276,00
2,15
14
Mantoh
10
-
226,00
2,34
211,00
1,64
15
Balantak Selatan
11
-
146,50
1,51
27,16
0,21
16
Balantak
10
3
196,46
2,03
39,25
0,31
17
Balantak Utara
10
-
143,60
1,48
30,92
0,24
18
Bualemo
19
-
862,00
8,91
1.013,45
7,89
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 19
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Luas Wilayah No
Nama
Jumlah
Jumlah
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Administrasi (%) thd
(Ha)
Terbangun (Ha)
total
(%) thd total
19
Paguimana
31
3
957,34
9,90
440,00
3,43
20
Lobu
10
-
138,44
1,43
96,00
0,75
21
Bunta
18
4
579,00
5,99
429,00
3,34
22
Simpang Raya
12
-
243,69
2,52
241,00
1,88
23
Nuhon
20
-
1 107,00
11,45
269,00
2,09
293
45
9 672,70
100,00
12.846,46
100,00
Jumlah
Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032
Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Nuhon dengan luas ± 1.107,00 Ha atau seluas 11,45 % dari luas kabupaten. Terluas kedua adalah Kecamatan Batui dengan luas 1.062,36 Ha atau seluas 10,98 % dari luas kabupaten sedangkan Kecamatan Toili Barat ± 10,27 % dari luas Kabupaten merupakan wilayah Kecamatan terluas ketiga. Berdasarkan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012, Wilayah Administrasi Kabupaten Banggai terbagi menjadi 23 kecamatan, masing-masing kecamatan tersebut terbagi menjadi beberapa wilayah administrasi di bawahnya yaitu desa. Sehingga tahun 2013, terdapat 293 desa dan 45 Kelurahan dan 2 Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) di wilayah Kabupaten Banggai.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 20
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Banggai
Sumb
Sumber: RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012 – 2032
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
21
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.1.3 Kondisi Fisik a.
Topografi Dilihat dari kondisi topografi Kabupaten Banggai didominasi oleh kawasan perbukitan dengan kategori kemiringan lereng curam (25-40%) – sangat curam (>40%) sebesar 325.183,87 Ha atau sekitar 36.22 % dari jumlah keseluruhan. Sedangkan untuk kemiringan lereng yang termasuk kategori landai – agak curam – curam (15-25%) sebesar 213,856.75 Ha atau sekitar 23,82% dari jumlah keseluruhan. Kemiringan lereng yang termasuk kategori datar – landai (815%) seluas 167,901.22 Ha atau sekitar 18,70 % dari jumlah keseluruhan. Terakhir, yang termasuk kategori sangat datar (0-8%) seluas 190,874.07 Ha atau sekitar 21,26 % dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan kondisi topografi tersebut, dapat diketahui bahwa lahan datar di Kabupaten Banggai terbatas sehingga lahan yang dapat dijadikan kawasan budidaya juga menjadi terbatas. Desa-desa di Kabupaten Banggai pada umumnya terletak pada ketinggian kurang dari 500 m di atas permukaan laut dengan bentuk permukaan tanah didominasi oleh daratan dan perbukitan. Pada desa tersebut terdapat juga pegunungan, namun dengan jumlah persentase yang lebih kecil dibandingkan dengan daratan dan perbukitan. Desa yang terletak pada ketinggian 500 – 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya didominasi oleh bentuk permukaan tanah yang terdiri dari perbukitan atau pegunungan. Sedangkan untuk desa yang terletak pada ketinggian lebih besar dari 700 m di atas permukaan laut, pada umumnya memiliki bentuk permukaan tanah yang didominasi oleh pergunungan.
b.
Geologi / Keadaan Tanah Batuan di Kabupaten Banggai terdiri atas batuan-batuan berumur sangat tua yang terdiri dari kompleks ofiolit berumur Mesozoikum, batuan sedimen berumur Tersier, batuan terumbu koral yang terangkat, dan endapan aluvial yang paling muda. Jenis tanah pada umumnya dipengaruhi oleh batuan dasarnya, sehingga kondisi geologi kawasan setempat sangat berpengaruh terhadap terbentuknya tanah. Kondisi jenis tanah di Kabupaten Banggai didominasi oleh jenis Litolit dan Podsolic yang masing-masing 32,25 % dan 35,03 % dari jumlah keseluruhan Kabupaten Banggai.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 22
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Keadaan jenis tanah beberapa tempat didominasi oleh tanah kapur. Pada daerah-daerah tertentu didominasi oleh tanah podsolic merah kuning. Satuan tanah yang mendominasi terdiri dari rendzina tua yang tertutup oleh lapisan podsolic merah kuning dari podsolic kuning. Di pantai-pantai yang landai terdapat endapan aluvial yang berasal dari laut yang terdiri dari pasir dan tanah pasir. c.
Hidrologi Kabupaten Banggai dialiri 9 buah sungai besar. Sungai-sungai ini merupakan sumber air baku yang dimanfaatkan secara langsung di wilayah perdesaan dan sumber air PAM yang sudah diolah untuk Kota Luwuk. Untuk itu, keberadaan sungai-sungai ini nantinya dilindungi melalui penerapan kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai. Selain air permukaan, Kabupaten Banggai juga memiliki potensi air bawah tanah, dalam bentuk Cekungan Air Tanah, yaitu Cekungan Air Tanah (CAT) lintas Kabupaten CAT Topo dan dalam Kabupaten CAT Tomeang, CAT Luwuk, dan CAT Sobol.
d.
Keadaan Iklim Rata-rata curah hujan selama kurun waktu 2007 – 2011 yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk di Kabupaten Banggai berkisar antara 77,8 – 190,6 mm. Dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April sampai Juli, sedangkan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan Agustus sampai Februari. Rata-rata hari hujan 14-18 hari perbulan. Beberapa kondisi ekstrim terjadi yaitu curah hujan tertinggi pada Tahuin 2010 pada bulan Desember (284,9 mm) dan tahun 2011 terjadi pada bulan Februari (303,9 mm). Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007 – 2011 tercatat 29,6 ͦ C – 33,1 ͦ C, Suhu udara minimum 21,7 ͦ C - 24,8 ͦ C. Suhu maksimum yang pernah terjadi yaitu pada bulan Februari 2010 (36,0 ͦ C). Sedangkan suhu minimum yang pernah terjadi yaitu Bulan Mei dan Nopember 2010. Suhu udara rata-rata pada stasiun Meteorologi Bubung Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,8 ͦ C – 28,2 ͦ C.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 23
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Kelembaban udara di Kabupaten Banggai cukup tinggi selama lima tahun dari tahun 2007 – 2011 dengan rata-rata 74,9 % – 79,7 %. Sedangkan rata-rata penyinaran matahari tahun 2007 – 2011 adalah 53,3% - 63%.
2.2. DEMOGRAFI a)
Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Data Kabupaten Banggai Dalam Angka 2012, jumlah penduduk Kabupaten Banggai Tahun 2011 mencapai 329.609 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata pertahun pada Tahun 2007 – 2011 adalah 3,40 %, dengan kepadatan penduduk 34 jiwa/km². Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk pada Tahun 2032 di perkirakan berjumlah 619.333 jiwa. Jumlah dan komposisi tenaga kerja terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya proses demografi. Pada Tahun 2011, di Kabupaten Banggai terdapat 228.331 penduduk usia kerja, yang terdiri atas 116.275 Laki-laki dan 112.056 perempuan. Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 penduduk usia kerja. TPAK Kabupaten Banggai pada Tahun 2011 sebesar 73,08 %.
b)
Proyeksi Penduduk Kabupaten Banggai Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Banggai sampai dengan akhir tahun perencanaan yaitu Tahun 2018 akan digunakan pendekatan Aritmetic Rate of Growth
berdasarkan pada angka pertumbuhan rata-rata
Kabupaten Banggai sebesar 1,5 % per tahun untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Banggai hingga Tahun 2018. Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten Banggai pada Tahun 2019 adalah sebesar 368.086 jiwa. Selengkapnya jumlah penduduk dan kepadatannya 3 – 5 tahun terakhir dan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 24
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.3 : Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan 2008
2009
2010
2011
2012
Tingkat
Kepadatan Penduduk
Pertumbuhan Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
2008
2009
2010
2011
2012
Toili
30.048
30.179
30.716
31.284
31.783
-
-
-
-
8.717
2,95
0,44
1,78
1,84
1,60
39,47
39,64
40,35
41,09
41,75
Toili Barat
20.705
20.923
20.708
21.091
21.419
-
-
-
-
5.950
2,62
1,05
-1
1,85
1,56
20,84
21,06
20,84
21,23
21,56
Moilong
16.909
17.025
18.097
18.432
18.716
-
-
-
-
5.007
0,28
0,69
6,30
1,85
1,54
76,08
76,29
76,81
83,16
84,44
Batui
14.300
14.608
14.725
14.997
15.223
-
3.665
3.630
3.597
3.716
5,42
2,15
0,80
1,85
1,51
13,46
13,75
13,86
14,12
14,33
Batui Selatan
11.941
12.196
12.847
13.085
13.280
-
379
405
405
430
1,28
2,14
5,34
1,85
1,48 36,41
37,19
39,17
39,90
40,49
Bunta
18.387
18.707
18.277
18.615
18.902
-
-
-
-
5.197
2,99
1,74 -2,30
1,85
1,54
31,76
32,31
31,57
32,15
32,65
Nuhon
17.366
17.631
17.866
18.217
18.498
-
-
-
-
5.212
3,22
1,53
1,45
1,85
1,57
15,69
15,93
16,16
16,46
16,71
Simpang Raya
13.394
13.657
13.589
13.685
14.047
-
-
-
-
3.494
-1
1,96 -0,50
1,85
1,50
54,96
56,04
55,76
56,79
57,64
Kintom
13.421
13.627
13.023
13.254
9.767
-
-
-
-
3.959
3,42
1,53
-4,4
1,85
1,43
25,01
25,87
26,27
25,1
22,78
Luwuk
31.002
31.757
33.867
34.493
35.047
-
-
-
-
9.883
1,29
2,44
6,64
1,85
1,61
425,7
436,1
465,1
473,7
481,3
Luwuk Timur
11.412
11.526
10.557
10.752
10.907
2.987
3.027
2.776
1,00
-8,4
1,85
1,44
52,76
53,29
48,81
49,71
50,43
Luwuk Utara
11.877
12.168
15.393
15.679
15.918
-
-
-
-
4.123
2,45
26,5
1,86
1,52
48,26
29,45
62,55
63,72
64,69
Luwuk Selatan
17.015
17.430
20.594
20.973
21.299
-
-
-
-
6.506
2,44
1,82
1,84
1,55
142
145,5 171,70
175,1
177,8
7.348
7.496
7.622
7.761
7.864
-
-
-
-
2.451
45,73
46,34
Pagimana
21.334
21.609
22.223
22.634
22.988
-
-
-
-
7.022
Bualemo
17.096
17.229
16.968
17.067
17.547
-
-
-
-
4.500
Lobu
3.094
3.378
3.428
3.384
3.416
-
-
-
-
993
Lamala
6.246
6.279
6.017
6.128
6.206
-
-
-
-
1.803
11.153
11.238
10.517
10.711
10.866
-
-
-
-
3.378
6.493
6.613
6.699
-
-
-
-
1.855
Nambo
Masama Mantoh
2.827
2.887
Balantak
5.581
5.616
5.320
5.417
5.482
-
-
-
-
1.673
Balantak Selatan
4.682
4.719
4.455
4.537
4.588
-
-
-
-
1.564
Balantak Utara
3.606
3.628
3.980
4.055
4.099
-
-
-
-
1.236
307.917
312.626
327.282
332.864
334.561
JUMLAH
-
3,05
1,33 1,12
9,18
2,64
1,45
1,28
2,84
1,84
1,56
-1,5
0,58
2,81
1,48
-3,1
1,84
0,95
0,53
-4,2
1,84
1,27
3,44
0,76
-6,4
1,45
1,85
1,30
22,28
24,4
48,15
22,57
23,21
23,64
24,01
20,00
20,00
19,00
20,00
24,76
24,00
24,44
24,67
29,67
29,83
28,01
28,12
48,51
45,4
46,42
46,91
28,73
29,26
29,64
0,63
-5,3
1,82
1,20
27,02
27,19
27,35
27,86
28,00
0,79
-5,6
2,30
1,12
31,96
32,21
30,41
30,97
31,32
0,61
1,85
2,22
28,55
Catatan: *Untuk Tahun 2012 itu berdasarkan Proyeksi bersifat sementara Sumber: BPS Kabupaten Banggai 2012
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
25
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Jumlah Penduduk Nama Kecamatan
Toili Toili Barat Moilong Batui Batui Selatan Bunta Nuhon Simpang Raya Kintom Luwuk Luwuk Timur Luwuk Utara Luwuk Selatan Nambo Pagimana Bualemo Lobu Lamala Masama Mantoh Balantak Balantak Selatan Balantak Utara JUMLAH
Tingkat
Jumlah KK
Tahun
Tahun 2014
2015
2016
Kepadatan Pddk
Pertumbuhan Tahun 2017
2018
2014
2015
2016
Tahun
2014
2015
2016
2017
2018
2017
2018
2014
2015
32.751
33.246
33.748
34.258
34.776
8.982
9.118
9.256
9.396
9.538
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
43,02
43,67
2016 44,33
2017 45,00
45,68
22.071
22.405
22.743
23.087
23.436
6.131
6.224
6.318
6.413
6.510
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
22,21
22,55
22,89
23,23
23,59
19.286
19.577
19.873
20.174
20.479
5.159
5.237
5.317
5.397
5.479
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
87,01
88,33
89,66
91,02
92,40
15.687
15.924
16.164
16.409
16.657
3.829
3.887
3.946
4.005
4.066
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
14,77
14,99
15,22
15,45
15,68
13.684
13.891
14.101
14.314
14.531
443
450
457
463
470
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
41,72
42,36
43,00
43,65
44,30
19.478
19.772
20.071
20.374
20.682
5.355
5.436
5.518
5.602
5.686
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
33,64
34,15
34,66
35,19
35,72
19.061
19.349
19.642
19.939
20.240
5.371
5.452
5.534
5.618
5.703
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
17,22
17,48
17,74
18,01
18,28
14.475
14.694
14.916
15.141
15.370
3.600
3.655
3.710
3.766
3.823
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
59,40
60,30
61,21
62,13
63,07
10.064
10.217
10.371
10.528
10.687
4.080
4.141
4.204
4.267
4.332
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
23,48
23,83
24,19
24,56
24,93
36.114
36.660
37.214
37.777
38.348
10.184
10.338
10.494
10.653
10.814
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
495,94
503,44
511,04
518,77
526,61
11.239
11.409
11.581
11.756
11.934
2.975
3.020
3.066
3.112
3.159
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
51,96
52,75
53,54
54,35
55,17
16.403
16.651
16.902
17.158
17.417
4.249
4.313
4.378
4.444
4.511
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
66,66
67,66
68,69
69,72
70,78
21.948
22.279
22.616
22.958
23.305
6.704
6.805
6.908
7.013
7.119
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
183,20
185,97
188,78
191,63
194,53
8.103
8.226
8.350
8.476
8.605
2.526
2.564
2.603
2.642
2.682
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
47,75
48,47
49,21
49,95
50,70
23.688
24.046
24.409
24.778
25.153
7.236
7.345
7.456
7.569
7.683
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
24,74
25,12
25,50
25,88
26,27
18.081
18.355
18.632
18.914
19.199
4.637
4.707
4.778
4.850
4.924
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
20,98
21,29
21,61
21,94
22,27
3.520
3.573
3.627
3.682
3.738
1.023
1.039
1.054
1.070
1.087
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
25,43
25,81
26,20
26,60
27,00
6.395
6.492
6.590
6.689
6.790
1.858
1.886
1.914
1.943
1.973
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
28,98
29,42
29,86
30,32
30,77
11.197
11.366
11.538
11.712
11.889
3.481
3.533
3.587
3.641
3.696
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
48,34
49,07
49,81
50,56
51,33
6.903
7.007
7.113
7.221
7.330
1.911
1.940
1.970
1.999
2.030
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
30,54
31,01
31,47
31,95
32,43
5.649
5.734
5.821
5.909
5.998
1.724
1.750
1.776
1.803
1.831
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
28,75
29,19
29,63
30,08
30,53
4.728
4.799
4.872
4.945
5.020
1.612
1.636
1.661
1.686
1.711
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
32,27
32,76
33,25
33,76
34,27
4.224
4.288
4.352
4.418
4.485
1.274
1.293
1.312
1.332
1.352
1,50
1,50
1,50
1,50
1,50
29,41
29,86
30,31
30,77
31,23
346.764
351.975
357.265
362.635
368.086
96.358
97.785
99.234
100.704
102.196
Sumber: BPS Kabupaten Banggai 2012 diolah oleh Pokja Sanitasi Tahun 2014
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
26
2018
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu. Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.
Pt =
Ket :
Po ert
Pt
= Jumlah Penduduk tahun t
Po
= Jumlah Penduduk tahun dasar
r
= laju pertumbuhan penduduk
t
= Jangka waktu
e
= Bilangan eksponensial yang besarnya 2,718281828
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1 Keuangan daerah Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Banggai. Dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat Kabupaten Banggai didukung APBD yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan pendapatan rata – rata pertahun sebesar 11,79 %. Sementara Pengeluaran dari tahun ke tahun masih menunjukkan sisi negatif dengan adanya defisit anggaran. Perkembangan APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tampak pada Tabel 2.5.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 27
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 – 2013 No
Realisasi Anggaran
Tahun
Rata2
2009
2010
2011
2012
2013
pertumbuhan
630.106.818.255,10
675.358.217.476,21
781.606.353.949,71
862.445.269.272,67
1.010.143.628.728,81
11,79%
24.295.252.064,10
25.045.047.291,31
35.337.773.442,71
51.508.053.808,84
69.208.318.869,81
26,17%
A
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
a.1
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a.1.1
Pajak daerah
5.426.045.892,72
6.383.971.668,90
12.858.650.919,45
15.601.547.389,90
20.398.145.504,76
33,12%
a.1.2
Retribusi daerah
9.744.345.542,32
12.227.869.182,95
16.428.085.308,87
27.595.172.382,22
37.579.873.952,85
33,74%
a.1.3
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang sah
752.216.445,26
1.092.442.291,79
1.664.664.913,62
552.552.720,00
1.558.458.450,08
18,21%
a.1.4
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
8.372.644.183,80
5.340.764.147,67
4.386.372.300,77
7.758.781.316,72
9.671.840.962,12
3,61%
a.2
Dana Perimbangan (Transfer)
534.518.223.970,00
561.520.981.992,00
603.142.421.709,00
685.239.107.771,00
824.979.902.529,00
10,85%
a.2.1
Dana bagi hasil Pajak
27.373.842.942,00
34.195.672.404,00
31.775.650.903,00
36.411.570.055,00
37.447.216.086,00
7,83%
a.2.2
Dana bagi hasil bukan Pajak
3.941.963.028,00
4.346.326.988,00
3.068.294.806,00
7.071.998.716,00
8.113.185.443,00
18,05%
a.2.3
Dana alokasi umum
449.171.418.000,00
474.875.782.600,00
504.060.276.000,00
580.225.459.000,00
711.134.461.000,00
11,45%
a.2.4
Dana alokasi khusus
54.031.000.000,00
48.103.200.000,00
64.238.200.000,00
61.530.080.000,00
68.285.040.000,00
5,85%
a.3
Lain-lain Pendapatan yang Sah
71.293.342.221,00
88.792.188.192,90
143.044.963.981,00
125.576.010.675,83
115.955.407.330,00
12,16%
a.3.1 a.3.2 a.3.3
-
-
-
-
159.935.400,00
-
-
-
-
-
-
-
15.106.077.821,00
14.896.240.560,90
23.659.894.641,00
26.816.121.675,83
22.051.625.830,00
9,46%
a.3.4
Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada Kabupaten/kota Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
51.265.264.400,00
71.401.959.132,00
116.391.080.840,00
95.546.431.000,00
89.327.948.000,00
13,88%
a.3.5
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
4.922.000.000,00
2.493.988.500,00
2.993.988.500,00
3.213.458.000,00
4.415.898.100,00
-2,71%
lainnya
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
28
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
No
Realisasi Anggaran
Tahun
Rata2 2013
pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
638.360.005.275,00
656.336.356.549,00
739.070.657.318,00
839.838.042.992,90
997.822.717.774,90
11,17%
19.716.971.579,00
23.854.650.901,00
38.138.339.701,00
30.739.389.392,00
20.412.805.705,00
0,87%
B
Belanja (b1 + b.2)
b.1
Belanja Tidak Langsung
b.1.1
Belanja pegawai
-
-
-
-
-
-
b.1.2
Bunga
-
-
-
-
-
-
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
b.1.6
Belanja bagi hasil
-
b.1.7
Bantuan keuangan
-
b.1.8
Belanja tidak terduga
-
b.2
Belanja Langsung
b.2.1
Belanja pegawai
b.2.2
Belanja barang dan jasa
b.2.3 C
1.049.500.000,00
694.090.000,00
564.000.000,00
316.269.000,00
316.296.000,00
-29,98%
11.029.381.800,00
11.444.981.500,00
19.144.323.867,00
8.761.546.798,00
3.954.500.000,00
-25,64%
7.638.089.779,00
4.769.555.351,00
5.682.440.140,00
3.457.800.000,00
1.095.395.750,00
-48.55%
6.935.637.050,00
-
-
-
15.775.339.492,00
10.387.000,00
196.500.000,00
2.428.434.102,00
618.643.033.696,00
632.481.705.648,00
700.932.317.617,00
809.098.653.600,90
977.409.912.069,90
11,43%
338.921.355.349,00
396.978.464.419,00
448.032.774.293,00
511.159.579.920,90
559.038.196.146,83
12,51%
96.497.360.744,00
89.211.514.108,00
130.002.473.953,00
133.617.807.607,00
206.398.915.423,06
19,01%
Belanja modal
183.224.317.603,00
146.291.727.121,00
122.897.069.371,00
164.321.266.073,00
211.972.800.500,01
3,64%
Pembiayaan
70.485.814.410,47
47.650.921.690,57
54.570.102.203,78
84.534.099.430,49
91.914.488.360,26
6,64%
Surplus/(Defisit Anggaran)
(78.739.001.430,37)
(28.629.060.763,36)
(12.034.405.572,07)
(61.926.873.150,72)
(79.593.577.406,35)
0,27%
:
15.046.613.955,00
9,07%
12.551.075.694,00
Sumber
-
-
-
136%
DPKKAD Kabupaten Banggai, Realisasi APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 - 2013
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
29
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.3.2 Belanja Modal Sanitasi Pendanaan subsektor sanitasi di Kabupaten Banggai belum menunjukkan konsistensi pendanaan setiap tahunnya, anggaran sektor sanitasi Tahun 2009 sekitar Rp 874.804.000,- Tahun 2010 Rp 2.477.580.000,- Tahun 2011 Rp 2.929.720.800,Tahun 2012 Rp 7.814.364.844,- sementara Tahun 2013 pendanaan untuk program sanitasi hanya sebesar Rp 12.680.388.800,-. Dana Pendapatan dan Belanja Sanitasi masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Berdasarkan perkembangan Realisasi Anggaran Tahun 2009-2013, diperoleh data bahwa realisasi program sektor sanitasi terhadap total belanja pembangunan rata – rata hanya mencapai 0,15 %, Subsektor yang mendapat alokasi pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, persampahan dan selanjutnya subsektor drainase. Subsektor drainase dan persampahan memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal ini disebabkan subsektor drainase membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air yang rawan terhadap banjir dan genangan dan program drainase untuk di saluran tersier di kawasan permukiman masih belum banyak dilakukan pemerintah. Serta subsektor persampahan juga membutuhkan dana yang besar untuk penanganan sampah. Subsektor Air Limbah dan PHBS tampak belum mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Banggai, mengingat sebagian masyarakat Banggai masih termasuk kategori pedesaan dimana masyarakat belum mendapatkan pelayanan yang maksimal dan belum ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri tentang pengolahan air limbah domestik dan PHBS. Rata-rata belanja sanitasi per penduduk baru sebesar Rp 10.387,00 per penduduk, hal ini tentu sangat kurang dari kondisi ideal yang diinginkan. Tabel 2.6 dan 2.7 di bawah ini memperlihatkan belanja sanitasi di Kabupaten Banggai.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 30
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Banggai Tahun 2009 – 2013 Tahun
Rata2 pertumbuhan
No
SKPD
1 1.a 1.b 2 2.a 2.b 3 3.a 3.b
Dinas Cipta Karya Investasi operasional/pemeliharaan (OM) BPLH Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Dinkes Investasi operasional/pemeliharaan (OM)
941.580.000 874.804.000 67.500.000 -
2.402.610.000 2.267.610.000 135.000.000 209.970.000 209.970.000 -
4.649.350.000 2.604.100.000 2.045.250.000 105.044.000 105.044.000 280.046.840 220.576.800 59.470.040
9.069.955.500 6.552.953.000 2.517.002.500 1.286.738.044 1.214.478.344 72.259.700 62.548.500 46.933.500 15.615.000
13.742.276.000 10.804.291.000 2.937.985.000 1.402.166.667 1.329.895.000 72.271.667 571.246.300 546.202.800 25.223.500
67,02% 62,84% 94,33% 63,29% 61,53% 0,02% 35,64% 45,33% -42,88%
8
Belanja Sanitasi (1+2+3)
941.580.000
2.612.580.000
5.034.440.840
10.419.242.044
15.715.688.967
70,37%
9
Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a)
874.804.000
2.477.580.000
2.929.720.800
7.814.364.844
12.680.388.800
66,85%
10
Pendanaan OM (1b+2b+3b)
67.500.000
135.000.000
2.104.720.040
2.604.877.200
3.035.480.167
95,15%
11
Belanja Langsung
618.643.033.696,00
632.481.705.648,00
700.932.317.617,00
809.098.653.600,90
977.409.912.069,90
11,43%
12
Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11)
0,15%
0,41%
0,72%
1,29%
1,61%
0,84%
13
Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8)
92,91%
94,83%
58,19%
75,00%
80,69%
80,32%
14
Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8)
7,17%
5,17%
41,81%
25,00%
19,31%
19,69%
Sumber
2009
2010
2011
2012
2013
: Realisasi APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 - 2013
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
31
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.7: Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Banggai Tahun 2009 – 2013 No
Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) 2009
2011
1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
1.1
Air Limbah Domestik
1.2
Sampah rumah tangga
1.3
Drainase permukiman
1.4
PHBS
2
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
2.1
DAK Sanitasi
2.2
DAK Lingkungan Hidup
-
-
-
2.3
DAK Perumahan dan Permukiman
-
-
3
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
-
4
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
-
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung
941.580.000
2010
Rata-rata 2012
2013
Pertumbuhan
2.612.580.000
5.064.086.840
10.419.242.044
15.715.868.967
70,37%
49.995.000
1.252.146.840
1.208.851.500
564.223.500
60,59%
234.080.000
882.585.000
2.063.840.000
5.656.625.044
6.211.472.667
81,96%
707.500.000
1.680.000.000
1.721.100.000
3.553.765.500
8.932.970.000
63,29%
-
-
7.202.800
-
2.054.620.000
-
-
2.054.620.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
27.000.000
67.500.000
-
919.600.000
67.500.000
-
919.600.000
-
874.080.000
2.612.580.000
4.144.486.840
8.364.622.044
15.715.868.967
72,23%
618.643.033.696,00
632.481.705.648,00
700.932.317.617,00
809.098.653.600,90
977.409.912.069,90
11,43%
0,41%
0,59%
1,03%
1,61%
0,76%
0,14%
Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 – 2013 diolah Tahun 2014
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
32
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.8: Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Banggai Tahun 2009 – 2013 No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
2
Jumlah Penduduk Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
Tahun 2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
941.580.000
2.612.580.000
5.034.440.840
10.419.242.044
15.715.688.967
6.944.706.370
312.626
327.282
332.864
334.561
339.617
329.390
Rp 3.012,00
Rp 7.983,00
Rp 15.125,00
Rp 31.143,00
Rp 46.275,00
Rp. 20.707,00
Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 – 2013 diolah Tahun 2014
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
33
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.9: Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No
SKPD
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2009
2010
2011
2012
Pertumbuhan (%)
2013
1
Retribusi Air Limbah
1.a
Realisasi retribusi
1.000.000
2.050.000
2.100.000
1.800.000
1.300.000
6,56%
1.b
Potensi retribusi
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
0%
2 2.a 2.b
Retribusi Sampah Realisasi retribusi Potensi retribusi
188.276.000 200.000.000
189.753.000 200.000.000
201.834.000 225.000.000
190.870.000 235.000.000
224.274.000 235.000.000
3 3.a 3.b
Retribusi Drainase Realisasi retribusi Potensi retribusi
-
-
-
-
4
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
189.276.000
191.803.000
203.294.000
192.670.000
225.574.000
4,39%
5
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
202.000.000
202.000.000
227.000.000
237.000.000
237.000.000
3,99%
6
Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
0,94
0,95
0,90
0,81
0,95
-
4,37% 4,03% -
0,91
Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 – 2013 diolah 2014 ,
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
34
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.3.3 Perekonomian Daerah Kabupaten Banggai Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi atau peranan masing-masing sektor dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks lebih jauh akan memperlihatkan bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin maju perekonomian suatu daerah maka kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan sedangkan sektor sekunder dan tersier menunjukkan peningkatan. Struktur ekonomi Kabupaten Banggai masih berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian, kelautan dan sektor pertambangan dan penggalian yang menciptakan nilai tambah terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan perkembangan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke tahun. Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi, sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Banggai dari Tahun 2007 – 2012 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun merupakan indikator untuk menilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Kondisi perekonomian Kabupaten Banggai terus mengalami peningkatan dan kemajuan yang berarti pada Tahun 2012, hal ini ditunjukan dari peningkatan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yang mencapai 6.482.465 rupiah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 5.151.011 rupiah. Untuk PDRB atas dasar harga konstan 2000 selama Tahun 2012 mencapai 2.737.508 rupiah mengalami peningkatan pula dari tahun sebelumnya 2.347.974 rupiah.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 35
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
PDRB Perkapita Tahun 2012 Kabupaten Banggai berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 19.376.032 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Rp 15.627.642.PDRB Perkapita Harga Konstan juga menunjukkan peningkatan dari Rp 7.123.515 meningkat menjadi Rp 8.182.389.Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai Tahun 2011 sebesar 14,64 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 12,74 persen, dan naik menjadi 16,59% di Tahun 2012.Pertumbuhan ekonomi ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2012 (9,27%) dan pertumbuhan ekonomi nasional (6,23%). Jika dilihat berdasarkan pertumbuhan masing-masing sektor, di Tahun 2012 pertumbuhan Sektor Bangunan/Konstruksi = 49,36% meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 45,63%, kemudian di susul sektor pertambangan dan penggalian yaitu 35,54%. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di Tahun 2011 pertumbuhan terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yaitu 55,81%, sementara sektor bangunan di urutan kedua (45,63%). Berdasarkan peranan sektoral perekonomian Kabupaten Banggai sampai saat ini masih didominasi sektor pertanian sebagai motor penggerak utama perekonomian daerah, di mana peranannya cenderung semakin melemah dari tahun ke tahun. Hal ini seiring menurunnya peranan subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Berdasarkan perkembangan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan terdapat tiga sektor ekonomi yang mempunyai peran terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banggai. Peranan sektor pertanian Tahun 2012 mencapai 44,61 % dari total PDRB Kabupaten Banggai menurun dibandingkan tahun sebelumnya 47,71 %. Sedangkan sektor Konstruksi/bangunan berada di urutan kedua dengan peranan sebesar 12,66 %, sektor jasa-jasa berada di urutan ketiga dengan peranan sebesar 11,43%. Menurunnya peranan sektor pertanian secara tidak langsung berdampak terhadap perubahan peranan sektorsektor lainnya. Prospek perekonomian Kabupaten Banggai pada masa mendatang menunjukan semakin membaik seiring dengan peningkatan investasi baik oleh PMA dan PMDN dengan menggali berbagai potensi sumber daya alam yang ada. Berbagai kondisi yang ada seperti eksplorasi tambang
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 36
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
minyak dan gas bumi yang secara langsung nantinya memberikan nilai tambah terhadap perekonomian daerah, demikian pula sektor-sektor lainnya seperti perkebunan, perikanan, kehutanan, perdagangan dan lainnya. Perkembangan PDRB Harga Konstan, Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai Tahun 2009 sampai Tahun 2013 tampak pada Tabel 2.10. Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Banggai Tahun 2008 - 2013 Tahun
No
Deskripsi
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
1.816.718
2.048.135
2.347.947
2.737.508
3.191.703
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
5.695.346
6.328.710
7.123.515
8.182.389
9.398.659
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
9,21
12,74
14,64
16,59
16,59
2009
2010
2011
2012
2013
Sumber : APBD Kabupaten Banggai tahun 2009 – 2013
2.4 Tata Ruang Wilayah 2.4.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Banggai yang ingin di capai pada masa 20 tahun yang akan datang. Tujuan ini akan menjadi dasar dalam memformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang, memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dan sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Banggai. Tujuan penataan ruang di rumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan, karakteristik wilayah, isu strategis serta kondisi obyektif yang di inginkan pada kurun waktu 2012-2032 mendatang. Kriteria tujuan tidak boleh bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah Provinsi dan Nasional, jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan kriteria di atas, maka tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Banggai adalah untuk: Menjadikan Kabupaten Banggai sebagai Gerbang
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 37
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Timur Sulawesi Tengah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pengembangan pertanian dan pengembangan kelautan yang berkelanjutan. Rumusan tujuan penataan ruang sebagaimana yang disampaikan pada sub di atas dibangun berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, pola ruang dikategorikan atas kawasan lindung dan kawasan budidaya. Pusat Kegiatan Berdasarkan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, sistem permukiman/pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Banggai adalah meliputi Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) Pusat kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Kawasan Promosi (PPKp) atau Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Wilayah Pengembangan Berdasarkan arahan Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banggai Tahun 20122032 wilayah pengembangan Kabupaten Banggai terdiri atas: Wilayah Pengembangan di Kabupaten Banggai No 1.
Nama Wilayah Pengembangan
Cakupan Wilayah
Wilayah Pengembangan
- Kecamatan Bualemo
Timur (WP I)
- Kecamatan Balantak - Kecamatan Balantak Selatan - Kecamatan Balantak Utara - Kecamatan Mantoh - Kecamatan Masama - Kecamatan Lamala
2.
Wilayah Pengembangan
- Kecamatan Pagimana
Tengah
- Kecamatan Luwuk
(WP II)
- Kecamatan Luwuk Selatan - Kecamatan Luwuk Utara - Kecamatan Luwuk Timur - Kecamatan Nambo
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 38
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
No 3.
Nama Wilayah
Cakupan Wilayah
Pengembangan Wilayah Pengembangan
- Kecamatan Nuhon
Utara (WP III)
- Kecamatan Simpang Raya - Kecamatan Bunta - Kecamatan Lobu
4.
Wilayah Pengembangan
- Kecamatan Toili Barat
Selatan (WP IV)
- Kecamatan Toili - Kecamatan Moilong - Kecamatan Batui - Kecamatan Batui Selatan - Kecamatan Kintom
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai 2012-2032
Kawasan Strategis Kabupaten Dalam arahan RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032, terdapat beberapa kawasan Strategis di Kabupaten Banggai yang terdiri atas Kawasan Strategis Kabupaten dari sudut kepentingan ekonomi dan kawasan strategis Kabupaten dari sudut kepentingan Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 39
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Peta 2.3 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banggai
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
40
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Peta 2.4 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Banggai
Sumber : RTRW Kabupaten Banggai Tahun 2012-2032
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
41
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Rencana pola ruang wilayah kabupaten merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Kawasan ini pada dasarnya merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan, ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi). 2.5.
Sosial Budaya 2.5.1.
Kondisi Pendidikan Pendidikan sangat diperlukan oleh setiap penduduk, bahkan setiap penduduk berhak untuk dapat mengenyam pendidikan, khususnya penduduk usia sekolah (7-18 tahun). Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan tenaga pendidik (guru) yang memadai. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Banggai dan Departemen Agama Kabupaten Banggai diketahui ada 374 Sekolah Dasar (SD/MI) dengan 2.438 guru dan 49.406 murid, untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP/MTs) ada 126 sekolah dengan 1.386 guru dan 18.697 murid sedangkan untuk tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SMU/SMK/MA) ada 61 sekolah dengan 1.307 guru dan 13.380 murid. Adapun fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 42
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.11: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Banggai
No
Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan Umum Agama
SD
SLT P/SMP
SMA
SMK
MI
MT s
MA
1
Toili Barat
20
6
1
-
2
7
1
2
Toili
24
9
1
3
6
2
4
3
Moilong
16
2
-
-
-
2
1
4
Batui
13
4
2
-
1
2
1
5
Batui Selatan
16
3
-
-
2
2
2
6
Bunta
21
5
2
-
3
2
1
7
Nuhon
21
4
1
1
4
1
-
8
Simpang Raya
13
3
1
-
4
2
-
9
Kintom
12
1
1
1
1
3
2
10
Luwuk
14
8
7
4
1
3
1
11
Luwuk Timur
21
5
-
1
-
1
-
12
Luwuk Utara
12
3
-
2
2
1
1
13
Luwuk Selatan
6
-
-
3
-
1
1
14
Nambo
9
2
-
1
-
-
-
15
Pagimana
33
8
1
-
1
1
1
16
Bualemo
29
6
1
2
-
3
2
17
Lobo
8
2
1
-
-
-
-
18
Lamala
11
3
2
-
-
1
-
19
Masama
13
4
1
-
1
1
1
20
Mantoh
8
5
-
-
-
-
-
21
Balantak
11
3
1
-
-
1
1
22
Balantak Selatan
10
2
-
-
-
-
-
23
Balantak Utara
5
2
-
-
-
-
-
346
90
23
18
28
36
20
Jumlah
Sumber : Kabupaten dalam Angka Tahun 2013 2.5.2.
Jumlah Penduduk Miskin Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola konsumsi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi kilokalori. Bila konsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 43
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Dari delapan tujuan Milinium Development Goals (MDG’s), komponen pertama adalah; Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Target secara nasional pencapaian MDGs poin pertama adalah : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. Untuk mendukung target tersebut, maka ditetapkan dua indikator target yaitu : 1)
Penurunan Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari.
2)
Penurunan Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. Nasional menargetkan pencaapain MDGs pada tahun 2015, maka Kabupaten Banggai wajib menargetkan pada tahun 2015 juga. Berdasarkan data kondisi rumah tangga miskin di Kabupaten Banggai
yang bersumber dari hasil badan statistik menunjukkan penduduk miskin terkonsentrasi pada Kecamatan Pagimana dengan jumlah 1.100 KK 2.972 Jiwa, Kecamatan Bualemo dengan jumlah 834 KK 2.581 Jiwa, Kecamatan 687 KK 2.975 Jiwa, lebih jelasnya jumlah KK miskin dan penyebarannya di Kabupaten Banggai dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.12: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan No
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Jiwa
1
Toili
421
1.846
2
Toili Barat
562
1.852
3
Moilong
591
1.715
4
Batui
291
893
5
Batui Selatan
301
896
6
Bunta
372
1.403
7
Nuhon
738
1.962
8
Simpang Raya
314
1.098
9
Kintom
417
1.283
10
Luwuk
687
2.975
11
Luwuk Timur
460
1.637
12
Luwuk Utara
145
435
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 44
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
No
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Jiwa
13
Luwuk Selatan
163
489
14
Nambo
268
804
15
Pagimana
1.100
2.972
16
Bualemo
834
2.581
17
Lobo
153
579
18
Lamala
508
1.761
19
Masama
346
1.053
20
Mantoh
253
759
21
Balantak
383
1.352
22
Balantak Salatan
440
1.370
23
Balantak Utara
315
945
10.062
32.660
Jumlah
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2013
2.5.3.
Jumlah Rumah Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Berdasarkan data Laporan Data Sarana Sanitasi Dasar (Rumah, Jamban) DINKES Kabupaten Banggai 2013 , jumlah rumah yang ada di Kabupaten Banggai ada sebanyak 83.163 buah rumah yang tersebar di 23 Kecamatan dalam Kabupaten Banggai, Kecamatan yang memiliki rumah relative banyak adalah kecamatan Luwuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 45
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.13: Jumlah Rumah Per Kecamatan No
Nama Kecamatan
Jumlah
Jumlah
Rumah
Penduduk
1
Toili
7.975
31.783
2
Toili Barat
5.099
21.419
3
Moilong
4.616
18.716
4
Batui
3.716
15.223
5
Batui Selatan
3.249
13.280
6
Bunta
4.502
18.902
7
Nuhon
4.616
18.498
8
Simpang Raya
3.550
14.047
9
Kintom
2.425
9.767
10
Luwuk
8.756
35.047
11
Luwuk Timur
2.842
10.907
12
Luwuk Utara
4.034
15.918
13
Luwuk Selatan
5.188
21.299
14
Nambo
2.122
7.864
15
Pagimana
5.149
22.988
16
Bualemo
4.539
17.547
17
Lobu
810
3.416
18
Lamala
1.592
6.206
19
Masama
2.873
10.866
20
Mantoh
1.718
6.699
21
Balantak
4.152
1.475
22
Balantak Selatan
1.243
4.588
23
Balantak Utara
1.074
4.099
83.163
334.561
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, 2013
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 46
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
2.6.
Kelembagaan Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya telah menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, yaitu dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Derah dan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor : 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga-Lembaga Teknis Daerah, Kabupaten Banggai telah menngesahkan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai dan Peraturan Daerah Kabupaten Banggai tentang :
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 47
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Banggai
BUPATI WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT DAERAH
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
ASISTEN PEMERINTAHAN - Bagian Tata Pemerintahan - Bagian Hukum - Bagian Organisasi
ASISTEN PEREKONOMIAN - Bagian Ekonomi - Bagian Pembangunan - Bagian Keuangan
DINAS DAERAH 1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Sosial; 4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 5. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika; 6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; 7. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; 8. Dinas Bina Marga dan Pengairan; 9. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang; 10. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah; 11. Dinas Perindustrian dan Perdagangan; 12. Dinas Pertanian; 13. Dinas Kelautan dan Perikanan; 14. Dinas Kehutanan; 15. Dinas Pertambangan dan Energi; 16. Dinas Perkebunan.
1. 2. 3. 4. 5.
STAF AHLI Bidang Hukum dan Politik Staf Ahli Bidang Pemerintahan Bidang Pembangunan Bidang Kemasyarakatan Bidang Keuangan & Ekonomi
ASISTEN ADMINISTRASI UMUM - Bagian Umum - Bagian Perlengkapan - Bagian Protokol
LEMBAGA TEKNIS DAERAH 1. Inspektorat; 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintahan Desa; 4. Badan Kepegawaian Daerah; 5. Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan; 6. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 7. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 8. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; 9. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; 10. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja.
KECAMATAN KELURAHAN / DESA
Sumber : Sekretariat Pokja Sanitasi Kabupaten Banggai
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH
48
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Banggai
BUPATI
BAPPEDA
BPMPD
Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
Bidang Penyehatan Lingkungan Bidang Permukiman Bidang Kebersihan dan Persampahan
DINAS KESEHATAN
BADAN PENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP
Bidang P2PL
Bidang Pemantauan dan Pemulihan Kualitas Lingkungan Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Keterangan: Mandat Tupoksi Langsung Mandat Tupoksi Tidak Langsung
Sumber : Pokja Sanitasi Kabupaten Banggai 2014 diolah 2.7
Komunikasi dan Media Pengelolaan sanitasi tidak pernah terlepas dari peranan media, eksistensi media dalam bentuk penyebarluasan informasi baik visual maupun audio visual masing-masing memiliki peranan yang berbeda namun memiliki tujuan dan sasaran yang sama yakni memberikan informasi dan himbauan kepada khalayak untuk terus berupaya meningkatkan kualitas hidup melalui pola hidup bersih dan sehat. Masyarakat diharapkan dapat lebih berperan dalam pengelolaan sanitasi terutama pada lingkungan rumah tangga. Karena lingkungan terkecil dalam bermasyarakat adalah lingkungan keluarga, jika dalam lingkungan keluarga sudah menjaga dan mengelola sanitasi dengan baik maka berpengaruh nyata terhadap tingkat kesehatan, kenyamanan serta estetika di lingkungan masyarakat yang ada. Tidak dapat dipungkiri lagi media memiliki peranan penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 49
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Di Kabupaten Banggai, kampanye tentang tentang sanitasi masih sangat minim dilakukan, baik oleh pemerintah, swasta ataupun masyarakat. Adapun kegiatan komunikasi terkait sanitasi yang telah dilaksanakan di Kabupaten Banggai yaitu sebagaimana disajikan dalam tabel-tabel berikut ini. Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi No 1
Kegiatan Pemicuan STBM
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
2008-
Dinas
Meningkatkan
Masyarakat di
Sanitasi buruk
Terbatasnya
2013
Kesehatan
peranserta
Desa/Kelurahan
dan perilaku
tenaga
masyarakat dalam
prioritas yang
hidup tidak
penyediaan
menurut studi
bersih dan tidak
fasilitator yang
layanan sanitasi
EHRA memiliki
sehat itu
dan membiasakan
Indek Risiko
menJijikan,
PHBS dalam
Sanitasi
memalukan dan
kehidupan sehari-
Tertinggi.
membuat sakit,
hari.
handal, membuat pemicuan di sejumlah RT
karenanya perlu
kurang sukses,
kita perbaiki
perlu
sanitasi dan
peningkatan
biasakan PHBS.
jumlah fasilitator handal.
2
Penyuluhan tata
2014
Dinas
Siswa Sekolah
Siswa-siswi
Dengan
Dampak dari
cara Cuci Tangan
Pendidikan
Dasar mampu
SD di 20
CTPS, kita
kegiatan ini,
Pakai Sabun
dan Dinas
dan mau
sekolah
terhindar dari
ternyata dapat
(CTPS) di
Kesehatan
melakukan CTPS
dengan angka
penyakit, dan
menurunkan
yang baik dan
tidak masuk
hidup lebih
angka tidak
benar.
sekolah
sehat.
masuk sekolah
sekolah Dasar
karena diare
karena diare.
tertinggi. 3.
Sosialisali STBM
2014
Dinas
Untuk
Masyarakat
Dengan
Dampak dari
Kesehatan
menurunkan
umum
dilakukan
kegiatan
angka kejadian
kegiatan
sosialisasi
penyakit menular
sosialisasi
STBM dapat
berbasis
STBM setiap
menurunkan
lingkungan dan
individu atau
angka kesakitan
barkaitan dangan
masyarakat
di kalangan
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 50
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
No
Kegiatan
Tahun
Dinas Pelaksana
Tujuan Kegiatan
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
sanitasi serta
mempunyai
masyarakat
meningkatkan
akses
miskin.
prilaku higiene
terhadap
dan kualitas
sarana
kehidupan
sanitasi yang
masyarakat
layak agar terhindar dari penyakit menular bebasis lingkungan
4.
Penyuluhan
2008-
Dinas
Merapkan prilaku
Masyarakat
Lingkungan
Sulitnya
PHBS
2014
Kesehatan
hidup bersih dan
umum dan
yang tidak
menerapkan
sehat di kalagam
anak- anak
bersih dan
prilaku hidup
masyarakat
sekolah dasar
tidak
bersih dan
umum dan anak-
menerapkan
sehat
anak sekolah
prilaku hidup
dikalangan
dasar agar
bersih dan
masyarak
menurunkan
sehat itu dapat
umum di
tingkat angaka
menjadi faktor
karenan faktor
kesakitan yang
utama dapat
kebiasaan dari
disebabkan oleh
menimbulkan
prilaku hidup
lingkungan
penyakit maka
masyarakat
dari itu mari
yang kurang
kita terapkan
bersih
prilaku hidup bersih dan sehat agar kita terhindar dari penyakit Sumber : Hasil analisis Pokja dan Data Dinas Kesehatan
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 51
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banggai
Tabel 2.15: Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi No
1.
2.
Jenis Media
Khalayak
Pendanaan
a)
b)
c)
Isu yang Diangkat d)
Pesan Kunci
Efektivitas
e)
f)
Radar
Masyarakat
Biaya
Kegiatan-
Memberikan
Banggai
Secara
Operasional
kegiatan terkait
informasi
Umum
Dinas Terkait
sanitasi
Masyarakat
Biaya
Kegiatan-
Memberikan
Secara
Operasional
kegiatan terkait
informasi
Umum
Dinas Terkait
sanitasi
Luwuk Post
Cukup Efektif
Cukup Efektif
Sumber : Hasil survey Pokja Sanitasi Kabupaten Banggai
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 52