43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah dan Perkembangan RCTI RCTI merupakan stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. Berdiri
pada tanggal 24 agustus 1989. Stasiun televisi yang dibangun diatas lahan seluas 10 hektar ini mulai mengudara kemudian, tepatnya agustus 1990.60 Dengan wilayah jangkauan yang luas meliputi hampir seluruh wilayah di Indonesia, serta penggunaan satelit domestik palapa B2P yang memungkinkan merelay program keseluruh pemirsanya, membuat RCTI menjadi stasiun televisi paling digemari oleh pemirsanya, terbukti dengan tingginya rating dan share trehadap program program RCTI menjadi ladang yang subur bagi pengiklan yang hendak mengiklankan produk dan jasa mereka.61 Dibawah naungan perusahaan induknya MNC (media nusantara citra), RCTI berhasil menempati urutan satu diantara stasiun televisi lainnya di Indonesia. Selain itu pengembangan teknologi yang dilakukan oleh RCTI juga memungkinkan pemirsa menikmati program-program RCTI melalui telepon seluler dan internet.62 Didukung lebih dari 1550 tenaga professional yang pernah semangat, berdedikasi tinggi terhadap perusahaan, berkomitmen tinggi, serta konsisten
60
http://www.rcti.co.id/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://www.rcti.co.id/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 62 http://www.rcti.co.id/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 61
43
44
memberikan pelayanan tebaik mereka terhadap pemirsa, menjadikan RCTI sebagai pelopor dalam hal penyediaan program-program informasi dan hiburan terbaik dan digemari pemirsanya.63
4.1.2
Sejarah dan Perkembangan SCTV Sejarah perusahaan bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus
1990. Siaran SCTV diterima secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kartosusilo, Bangkalan, Mojokerto no. 1415 / RTF / K / IX / 1989 dan SK no. 150 / SP / DIR / TV / 1990, atau satu tahun kemudian 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.64 Baru pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan no. 111 / 1992 SCTV melakukan siaran nasional keseluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan maupun ekonomi secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan1998, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta.65 Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta. Sementara itu, mangantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan meluncurkan situs http: // www. liputan6. com dan http: // www. liputanbola. com. Melalui dua situs tersebut, SCTV tidak lagi bersentuhan dengan masyarakat Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia, dalam 63
http://www.RCTI.com/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://www.SCTV.com/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 65 http://www.SCTV.com/ profile/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 64
45
perkembangan berikutnya melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep siaran tradisional menuju konsep industri media baru. SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengeksperiskan melalui berbagai program berita dan feature produksi di visi pemberitaan seperti Liputan 6 (pagi, siang, petang dan malam), buser, topik minggu ini, sigi dan sebagainya. SCTV juga memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai.66 Untuk itu, dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orang tua sesuai dengan ketentuan UU penyiaran terdiri dari BO (bimbingan orang tua), D (dewasa) dan SU (semua umur). Jauh sebelum ketentuan ini diberlakukan. SCTV telah secara selektif menemukan jam tayang programnya
sesuai
dengan
karakter
programnya.
Dalam
kurun
waktu
perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari dalam dan luar negeri antara lain : Asian Television Awards ( 2004 untuk program kemanusiaan titian kasih (pijar), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita dan program Current Affair pilihan pemirsa) dan sebagainya.67 Semua itu menjadikan SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV mendorong perlu menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak Januari 2005, SCTV mengubah loga dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis satu untuk semua. Melalui 47 stasiun transmisi SCTV mampu menjangkau 240 dan menggapai sekitar lebih dari 66 67
http://www.sctv.co.id/ company/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://www.sctv.co.id/ company/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011
46
175 juga potensial pemirsa. Dinamika ini terus mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya.68 SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta, kreatif dan inisial. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia.69
4.2
Visi dan Misi RCTI & SCTV
4.2.1
Visi RCTI memiliki visi untuk menjadi media utama hiburan dan informasi.
menjadi pilihan utama sebagai sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat dengan menyediakan program yang menarik dan berkualitas dimana secara bersamaan memperhatikan keseimbangan faktor bisnis dan tanggung jawab sosial sebagai media dominan di tanah air.70 Visi SCTV menjadi penyedia hiburan dan informasi terdepan bagi bangsa Indonesia.71
68
http://www.sctv.co.id/ company/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://www.sctv.co.id/ company/, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 70 http://www.rcti.co.id/ company/visi.php, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 71 http://www.sctv.co.id/ company/visi.php, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 69
47
4.2.2
Misi Misi RCTI adalah bersama menyediakan layanan prima. Dengan
menekankan semangat kebersamaan dalam membangun sebuah tim kerja yang kuat dimana seluruh komponen perusahaan mulai dari level teratas sampai kebawah mampu bersama-sama terstimulasi, terkoordinsi, dan teristimatisasi memberikan karya terbaiknya demi mewujudkan pelayanan terbaik dan utama.72 Misi SCTV berupaya menjadi pilihan pertama melalui pengadaan konten yang menarik, penyedia layanan yang unggul dan pengembangan berkelanjutan drai sumber daya manusia kami. Melalui pencapaian ini kami akan menciptakan sebuah usaha yang menguntungkan yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan.73
4.3
Profil Program Dahsyat Program Dahsyat adalah program RCTI yang bergenre musik, kata
Dahsyat memiliki arti deretan lagu hits teratas, yang ditayangkan stripping setiap harinya. Program dahsyat ditayangkan setiap harinya senin hingga jum’at dengan format jam tayang yang dimulai pukul 07:30 wib hingga 11:00 wib yang berdurasi 3 1/2 jam, sedangkan hari sabtu dan minggu pukul 08.30 wib hingga 11.00 wib. Program ini mulai on air dengan bertempat diluar studio (outdoor) serta konsep yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya (mobile). Tempat yang didatangi oleh dahsyat adalah sekolah, universitas, dan mall.
72 73
http://www.rcti.co.id/ company/visi.php, diakses pada tanggal 20 Mei 2011 http://www.sctv.co.id/ company/visi.php, diakses pada tanggal 20 Mei 2011
48
RCTI terhadap penikmat musik Indonesia pernah membuat program musik sebelum Dahsyat, seperti program DUEL, HITS, TALA, Delta, Idol banget, dan lain-lain. Maka RCTI bersama tim produksi ingin mengangkat kembali program musik dengan kemasan yang lebih baru yaitu dahsyat. Dahsyat adalah sebuah program musik yang menampilkan video klip, live performance penyanyi solo, duet atau band-band yang terkenal atau band indie yang sedang hits.
4.4
Profil Program Inbox Program Inbox adalah program SCTV yang bergenre musik, yang
ditayangkan stripping setiap harinya. Program inbox ditayangkan setiap harinya senin hingga minggu dengan format jam tayang yang dimulai pukul 07:00 wib hingga 09:00 wib yang berdurasi 2 jam setiap harinya. Program ini mulai on air dengan bertempat diluar studio (outdoor) serta konsep yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya (mobile). Tempat yang didatangi oleh inbox adalah mall. SCTV terhadap penikmat musik Indonesia pernah membuat program musik sebelum Inbox, seperti program Sensasi Artis, Hip-Hip Hura
dan lain-
lain. Maka SCTV bersama tim produksi ingin mengangkat kembali program musik dengan kemasan yang lebih baru yaitu Inbox. Inbox adalah sebuah program musik yang menampilkan video klip, live performance penyanyi solo, duet atau band-band yang terkenal atau band indie yang sedang hits.
49
4.5
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada program acara
“Dahsyat” serta “Inbox” mulai dari tanggal 16 mei 2011 hingga tanggal 22 mei 2011, pada dasarnya dalam suatu
program acara kita harus memperhatikan
sekaligus memperhitungkan berbagai hal. Hal-hal tersebut antara lain format acara, pengisi acara, waktu tayang, kreatifitas tim kreatif, dan proses produksi. Format acara yang digunakan dalam program musik Dahsyat dan Inbox cenderung lebih mengarah pada format acara “variety show”. Yang mana variety show itu sendiri adalah sebuah format acara yang menampilkan beragam pertunjukan yang diharapkan dapat menghibur audiens dengan menyelipkan di dalamnya segmen-segmen
seperti talk show singkat, bincang-bincang artis,
games, atau bahkan kuis interaktif, dan lain-lain. Untuk lebih memahami mengenai format acara dari kedua program musik tersebut peneliti telah merangkum sedemikian rupa segmentasi format acara dari kedua program musik tersebut. 4.5.1
Format Program Acara Dahsyat RCTI (16 Mei - 22 Mei 2011) Pada program acara ini format acara yang digunakan kurang lebih sama
pada setiap harinya, yaitu: Opening, pada segmen opening biasa dibuka oleh host-host Dahsyat baik itu host tetap seperti Raffi dan Olga yang kadang didampingi oleh host tamu seperti “Ola Ramlan, Jessica, Sandra Angelina, Andre Taulani, dll. Setiap hari ada perubahan pada saat opening kadang acara dibuka oleh host, namun kadangkadang opening diisi dengan tari-tari daerah bahkan dengan dance modern.
50
Live Performance, pada segmen ini diisi oleh penampilan bintang tamu dalam membawakan lagu mereka serta melakukan interaksi dengan penonton. Setelah live performance biasanya dilakukan bincang-bincang dengan penyanyi tersebut mengenai album baru, bahkan sampai kehidupan pribadi artis tersebut. Games bersama bintang tamu, segmen ini bisa ada di setiap segmen kosong yang dengan sekreatif mungkin diisi dengan berbagai acara. Jika pada tanggal 16 mei diadakan games yang dilakukan bersama antara host beserta bintang tamu, tanggal 17 dan 18 mei segmen ini hanya diisi dengan bincangbincang bersama bintang tamu mengenai album atau tema dari lagu yang mereka bawakan dan begitu pula tangga-tanggal berikutnya. Pemutaran video klip lalu dilanjutkan obrolan dan becandaan para host. Format acara ini pasti ada di setiap segmen. Segmen ini diisi oleh bincangbincang para host serta bintang tamu bahkan seringkali di isi oleh games dengan bintang tamu. Lalu setelah itu ada CB (commercial break) lamanya sekitar 6 menit langsung dilanjutkan dengan pemutaran video klip. Selanjutnya ada segmen yang dinamai “Dahsyatnya Masak”. Pada segmen Dahsyatnya masak host-host Dahsyat seperti Ade Namnung pergi mendatangi rumah-rumah pemirsa untuk mengadakan demo masak yang resepnya didasarkan pada resep-resep favorit keluarga atau juga mengundang seorang chef untuk mengadakan demo masak di studio atau terkadang di halaman RCTI. Selain Dahsyatnya masak ada juga Dahsyatnya kantor (rabu) dan Dahsyanya sekolah (selasa) dan bahkan Dahsyatnya pasar (kamis) serta pada hari jumat ada Dahsyatnya berbagi/ Dahsyatnya kampung dan yang terakhir ada Dahsyatnya
51
weekend (sabtu) yang isinya menampilkan komunitas-komunitas hobi yang sedang berkembang. Yang itu semua ditayangkan bergantian setiap hari di setiap minggunya. Pada segmen Jilet Investigasi dilakukan pemutaran VT yang diambil dari acara gossip pagi hari yang ditayangkan oleh RCTI serta melakukan reka ulang adegan yang ada di VT oleh para host Dahsyat yang terkadang dibantu oleh bintang tamu dengan format parodi acara silet investigasi dengan melakukan plesetan-plesetan kocak dengan tujuan menghibur pemirsa. Seperti mengganti kata “silet” dengan “jilet” dan lain-lain. Seperti yang dikutip dari wawancara dengan tim kreatif Dahsyat mengenai alasan membuat segmen ini. Setelah acara inbox selesai itu di SCTV ada yang namanya infotainment, otomatis kita ngehajar itu juga kan, karena kita merhatiin penonton di jam itu juga.penonton di jam pagi itu ibu-ibu atau gak anak kecil yang belum sekolah atau gak pembantu rumah tangga atau orang yang lanjut usia. Kebanyakan ibu rumah tangga yang pengen tahu aja urusan orang kita ngehajarnya dengan dahsyatnya infotainment kaya parodinya silet kita namanya jilet invetigasi. Karena kita tiap hari dikirimin rapotnya per menit itu kita akan tau ni di menit ini. Woah akhirnya kita berhasil ngehajar acara sebelah ya udah kita terusin kontennya.74 Berdasarkan pernyataan diatas jelas bahwa tim kreatif dahsyat membuat segmen jilet investigasi untuk menandingi program acara infotainment yang tayang setelah Inbox dengan maksud ingin menarik perhatian penonton yang acara infotainment tersebut sehingga beralih untuk menonton acara dahsyat. Dahsyat juga menyelipkan promo-promo film baru. Di segmen ini dahsyat mendatangkan para pemain film tersebut. Mereka diminta memperkenalkan
74
Hasil wawancara dengan tim kreatif dahsyat, senin 7 juni 2011
52
karakter masing-masing dalam film tersebut sekaligus juga diminta untuk menceritakan sedikit isi dan pesan dari film tersebut. Deretan tangga lagu Biasanya pada segmen ini para bintang tamu membacakan deretan tangga lagu secara bergiliran. Mulai dari posisi 20-11. Terakhir adalah penutup. Pada segmen ini semua host berkumpul di panggung. Mulai dari Raffi Ahmad dan Olga Syahputra sebagi host tetap serta para host tamu yang syuting saat itu. Biasanya mereka akan berbincang-bincang sebentar lalu kemudian mengumumkan siapa bintang tamu untuk keesokan harinya. Sebagai pamungkas dari penutupnya akan diputarkan video klip.
4.5.2
Format Program Acara Inbox SCTV (16 Mei - 22 Mei 2011) Format program inbox kurang lebih sama dengan program Dahsyat. Yaitu
dibuka dengan opening. Yang sedikit membedakan di sini adalah kalau di Dahsyat biasa di buka dengan para host yang sibuk berkata-kata maka di Inbox opening akan dibuka dengan live performance. Sebenernya gak apa-apa dibilang begitu karena balik lagi ke yang tadi semua kan pasti balik lagi ke yang tadi. Setiap tv itu juga pasti berusaha buat nampilin program-program terbaiknya kan? Tapi emang pasti ada yang sama sih. Tapi klo sama program sebelah tapi klo kita sih berusaha buat ga ngikutin yang sebelah tapi klo dapet sesuatu yang baru kenapa gak!. Klo dibilang serupa tapi tak sama ya udah toh kita juga ga plekplekan mirip banget pasti ada bedanya.75 Setelah performance dari para bintang tamu, para host akan tampil untuk membuka acara. Setelah menyapa pemirsa biasanya para host akan memanggil salah satu bintang tamu untuk di ajak berbincang-bincang mnegenai isi dari dari 75
Hasil wawancara dengan tim kreatif dahsyat, senin 7 juni 2011
53
yang dinyanyikan, album baru bahkan samapi kehidupan pribadi setelah itu baru commercial break. Salah satu yang membedakan Inbox dengan acara serupa yang tayang di stasiun televisi lain yaitu jika di acara lain lebih banyak diisi dengan obrolan para hostnya maka di acara Inbox kita akan lebih banyak melihat live performance (lebih full musik). Di Inbox ada suatu segmen bintang dari rumah adalah suatu ajang pencarian bakat kecil-kecilan yang dilakukan oleh para host tamu dengan datang dari rumah ke rumah atau dari kantor ke kantor serta sekolah, dan lain-lain. Lalu dari sekian bakat-bakat yang ada tim kreatif mengaudisi dan memilih salah satu bakat untuk kemudian di tampilkan secara on air di televisi pada saat penayangan program Inbox yang dilakukan setiap satu minggu sekali yaitu pada hari minggu. Di acara Inbox juga ada segmen “bedah tenda” yang isinya membongkar barang bawaan para artis yang sedang beristirahat di tendanya masing-masing selama menunggu giliran untuk tampil. Di inbox juga ada pengisi acara tetap seperti “Team Lo” yang di setiap segmen mereka tampil akan mereka isi dengan lawakan-lawakan khas atau parodi lagu artis-artis terkenal atau yang menjadi bintang tamu saat itu. Serta ada Abu Marlo seorang mentalis yang memainkan sulapnya bersama bintang tamu, host serta penonton. Setelah segmen itu ada juga kuis interaktif yang disponsori oleh salah satu vendor operator selular kenamaan dan dari salah satu grup band yang membuat kuis untuk video klipnya yang hadiahnya lumayan menggiurkan. Pada saat observasi The Bagindas adalah grup band yang sedang membuat kuis video klip
54
tersebut setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran video klip untuk mengetahui jawabannya.
4.5.3
Perbandingan Kreatifitas Program Dahsyat Dan Inbox Setelah kita berbicara mengenai fomat acara hal berikutnya yang harus
kita bicarakan pula adalah pengisi acara. Pengisi acara dalam hal ini bisa jadi sangat penting mengingat pengisi acara yang dipilih untuk mengisi acara pada hari itu talah dipilih melalui perencanaan yang matang. Seperti antara lain tingkat popularitasnya, apakah ia artis yang terkenal atau tidak. Artis pendatang baru, atau artis yang lagunya sedang menjadi hits. Atau bahkan artis mempunyai kedekatan tersendiri dengan para host acara musik tersebut. Dengan tidak langsung pula dapat langsung menaikkan rating acara tersebut. Pertimbangan lain adalah untuk mengurangi budjet produksi apabila bintang tamu yang dihadirkan adalah pendatang baru. Dalam hal ini artis tersebut mempunyai kedekatan tertentu dengan host acara musik kita dapat melihat hal lucu yang serupa pada acara Dahsyat dan Inbox. Jika di acara Dahsyat kita dapat melihat Yuni Shara sering menjadi bintang tamu di acara Inbox kita juga bisa melihat ussy sulityawati menjadi bintang tamu. Dan kita semua pasti tahu mereka adalah pacar dari salah satu host acara itu. Mari kita lihat para pengisi acara di masing- masing program untuk membandingkan.
55
Tabel 4.5.3.1 Perbandingan Pengisi Acara Program Dahsyat dan Inbox
TGL 16
DAHSYAT
-
Supernova
-
Zivilia
-
Machica Muktar
-
Ussy Sulistyawati
-
Play bee
-
Hello Band
-
Igo idol
-
The Gribs
-
Mulan jameela ft
-
Kotak
-
Butterfly
-
Andika Pratama
The Law
17
INBOX
-
Nidji
-
Wali band
-
Zivilia
-
ST12
-
Groovie
-
Regina
-
The Virgin
-
Ungu
-
Merci Band
-
Luna Maya
-
Taurus
-
Adelia
-
Max 5
56
18
19
2O
-
Anjie ft Drive
-
Sonet 2 Band
-
Super K
-
Sonet Rock
-
Regina & Angga
-
Anang ft Ashanty
-
Syahrini
-
Farid putra Mbah
-
Sandy Sandoro
-
Agnes Monica
-
Cagur
-
Surip -
Hijau Daun
-
Audio Jet
Tangga
-
Second civil
-
Pinkan Mamboo
-
Alexa
-
ST12
-
Marvels
-
Sembilan Band
-
Team Lo
-
OMS
-
Ada Band
-
Geisha
-
ST12
-
Anang ft Ashanty
-
Nidji
57
21
22
-
Utopia
-
Keisha Alvaro
-
Pena
-
OMS
-
Intan RJ
-
Team Lo
-
Treeji
-
MAX 5
-
Yovie n Nuno
-
NSG Star
-
Mitha
-
The
-
Nikita Willy
-
Boys to Boy
-
Alika
-
The
Biang
K
Rock
Dance
Company -
Jessica Iskandar
-
Citra Idol
-
Smash
-
Dedy Mizwar
-
Iis Dahlia
-
Abu Marlo
-
3 in 1
-
Syahrini
-
Killing me Inside
-
Vidi Aldiano
-
Abu Marlo
-
Gading Marten
58
-
Groovy
-
Supernova
-
Sigit Wardhana
Dalam hal pengisi acara seringkali pada suatu waktu kedapatan artis yang mengisi acara misalnya senin 16 mei 2011 Zivilia menjadi bintang tamu untuk acara Inbox, keesokan harinya 17 mei 2011 artis tersebut juga diminta menjadi bintang tamu di program tayangan Dahsyat. Hal ini seolah mengisyaratkan artisartis tersebut digilir menjadi bintang tamu di dua acara tersebut. “klo musik okelah, di setiap acara musik pasti sama, sebelah nyanyiin aku padamu, di tempat lain mereka bisa nyanyiin lagu yang sama makanya kita nyari kekuatannya di hal lain. Misalnya di host ataupun gimmickgimmick lain”.76 Hal ini bisa jadi melalui pertimbangan pengelola acara yang menganggap artis tersebut sedang naik daun yang apabila di undang mengisi acara, akan menaikkan rating dari acara itu sendiri. seperti yang kita lihat di bawah ini:
Gambar 4.5.1. ST12 di acara Dahsyat tanggal 19 mei 2011 dan Inbox tanggal 20 mei 2011 76
Hasil wawancara dengan tim kreatif Dahsyat, senin 7 juni 2011
59
Selanjutnya yang akan peneliti bahas adalah waktu penayangan. Timing atau waktu penayangan dipilih melalui proses meeting yang panjang dalam proses produksi. Waktu penayangan berkaitan erat dengan target audiens, yang selanjutnya
mempengaruhi
rating
yang
ujung-ujungnya
diharapkan
mendatangkan income lumayan bagi stasiun televisi pengelola. Untuk kedua program musik ini Dahsyat dan Inbox, keduanya sama-sama ditayangkan pada pagi hari. Hanya saja Inbox tayang lebih awal yaitu pada pukul 07:00 WIB dan berakhir pada pukul 09:00 WIB, sedangkan Dahsyat tayang mulai pukul 07:00 WIB dan berakhir pada pukul 11:00 WIB, sedikit lebih panjang durasinya dibandingkan program Inbox yang tayang hanya dua jam. Mengapa kedua program tersebut ditayangkan pada pagi hari? Padahal bukan prime time biasanya program-program yang menjadi andalan stasiun televisi itu ada di jam-jam prime time. Alasannya tentu saja agar target audiensnya terpenuhi. Karena berdasarkan wawancara target audiens adalah para ibu-ibu muda yang tidak bekerja, anak-anak kecil yang tidak sekolah, jobless, atau bahkan para lansia. Dengan memilih timing yang tepat di padukan dengan kreatifitas tayangan, keduanya sukses menembak target audiensnya. Selanjutnya meningkatkan rating yang
mengundang
para
pengiklan
untuk
berinvestasi
yang
akhirnya
memakmurkan stasiun televisi tersebut. Hal yang di teliti selanjutnya adalah kreatifitas. Kreatifitas menjadi salah satu hal yang dibicarakan dalam proses produksi khususnya di pembahasan pra
60
produksi. Oleh karena itu di setiap program televisi selalu ada tim kreatif di dalamnya yang bertugas membuat acara itu menjadi sekreatif mungkin. Pada akhirnya tidak semua stasiun televisi berhasil mengambil keuntungan walaupun untuk sekedar bisa menutup biaya operasional menjadi problem bagi beberapa stasiun televisi. Defisit anggaran menjadi hal yang harus di hadapai, lalu pada akhirnya menghadirkan seleksi alam yang tidak harus semua stasiun televisi dapat melaluinya. Nah, di sinilah peran dari tim kreatif di andalkan. Mereka didorong sekaligus dituntut untuk menghadirkan sebuah program kreatif yang tidak hanya kreatif namun dapat pula menghimpun audiens untuk meningkatkan rating dan kalau bisa juga mendidik. “Sebagai orang televisi, saya setuju kalo sebenernya televisi itu tidak mendidik ya karena itu tadi industri. Mikirin penontonnya, tapi idealisnya gak. Kita jauh dari idealis yang ada hanya komersil”.77 Berdasarkan pernyataan dari eksekutif produser kreatifitas acara televisi itu diciptakan hanya untuk mengejar rating sehingga unsur edukasi tidak lagi diperhatikan. Padahal diharapkan acara televisi itu tidak hanya menghibur melainkan juga mendidik. Dalam kasus acara program musik Dahsyat dan Inbox banyak yang mengatakan bahwa kedua acara ini serupa tapi tak sama. Serupa karena samasama menyajikan acara musik yang berisi live performance, deretan tangga lagu, dan pemutaran video klip. Tetapi berbeda dalam pengemasannya, jika Inbox disajikan pagi hari selama 2 jam dan lebih banyak diisi dengan penampilan live dari bintang tamu, sedangkan dahsyat disajikan lebih siang dengan durasi yang
77
Hasil wawancara dengan executive produser Inbox, senin 20 juni 2011
61
cukup panjang (2 jam lebih lama dari inbox) namun lebih banyak diisi dengan guyonan serta obrolan-obrolan santai dari host-host mereka. Kreatifitas dalam program acara Dahsyat misalnya, para eksekutif produser mengklaim bahwa tim kreatifnya telah bekerja maksimal serta mengklaim acara mereka beda dengan acara musik di stasiun televisi lain. Misalnya dengan memasukan gimmick-gimmick tentang sekolah, kantor, radio, pasar, dan lain-lain. Kreatifitas sendiri menurutnya adalah suatu pemikiran yang tidak ada batasnya yang diupayakan menarik audiens dan pengiklan. “Tiap acara harus ada kreatifitasnya, karena supaya acara tersebut bisa digemari oleh masyarakat. Kita liat perkembangan saat ini, kita bisa menampilkan apa saja di dahsyat, kita bisa masukan gimmick-gimmick mengenai sekolah, pasar, masak, infotainment”.78 Di Inbox pun demikian dengan host-host yang variatif ditambah segmensegmen baru yang menarik seolah tidak mau kalah, di Inbox juga terdapat segmen bedah tenda, bintang dari rumah, kuis interaktif, dan lain-lain. Yang menimbulkan anggapan serupa tapi tak sama. “Kita punya moral meniru. Mencontek kasarnya. Karena justru itu tadi misalnya ketika stasiun bikin program yang sukses diikuti oleh stasiun lainnya seperti American idol, yang licensenya Indonesian idol kan dicontek oleh TPI (dengan membuat KDI) serta Indosiar (dengan program AFInya). Ya sah-sah aja, Cuma itu tadi karena kita itu industri ya akhirnya seperti itu, sama”.79 Proses kreatif itu sendiri berlangsung setiap minggunya. Dalam setiap planning pasti terdapat pembahasan mengenai set panggung, naskah, artisnya, kostumnya, blocking bintang tamu, cara artis memasuki panggung, dan lain-lain.
78 79
Hasil wawancara dengan produser dahsyat, senin 7 juni 2011 Hasil wawancara dengan executive produser Inbox, senin 20 juni 2011
62
Namun kadang dapat kita temukan suatu segmen yang benar-benar serupa. Seperti penampilan bintang tamu yang sama, penampilan bakat atau hobi yang sama meskipun timingnya berbeda. Seperti tari saman ini pada hari selasa, 17 mei 2011 tayang di Dahsyatnya Sekolah dan pada hari kamis, 19 mei 2011 juga ditampilkan di acara Inbox saat segmen Bintang dari rumah.
Gambar 4.6.2. Inbox dan Dahsyat menampilkan Tari Saman
Problem yang muncul dalam stasiun televisi dinamika stasiun televisi yang telah berkembang menjadi industri kapitalis. Apa dan bagaimana acara itu diproduksi lebih ditentukan berdasarkan kolerasinya dengan permintaan pengiklan dan selera khalayak. Yang di sayangkan adalah sulitnya berharap tentang kreatifitas industri televisi. Maksimalisasi produksi bukan menjadi ajang adu kreatifitas melainkan adu cepat membuat program popular yang terbukti ampuh menarik khalayak dan pengiklan. Kadang-kadang ada kejadian dimana tim kreatif telah bekerja semaksimal mungkin, namun tiba-tiba tayangan tersebut di cut hanya karena ratingnya kecil.
63
Sungguh ironis memang karena menjadi beban tersendiri bagi tim kreatif untuk terus mencari dan menggali program baru yang lebih menarik karena mengingat modal kerja yang dikeluarkan untuk suatu proses programming menyerap lebih dari separuh modal kerja.
Selanjutnya ada satu proses yang dinamakan proses produksi. Dalam suatu produksi program terdapat beberapa tahap yang harus dilalui. Tahap pertama yakni Pra Produksi, dimana pada tahap ini merupakan suatu awal pembuatan dari suatu program, mulai dari perencanaan yang mencakup kegiatan penentuan acara ini yaitu menampilkan sebuah program yang sesuai dengan target audiens. Setiap minggu semua tim produksi melakukan rapat regular untuk membahas konsep acaranya, menyiapkan talent yang akan tampil, dan lain-lain. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini antara lain konsep program, budget/ biaya program, design panggung, hunting lokasi, pemilihan artis, kostum/ make-up, lighting, audio system, kostum, property, Kamera ( Multy Camera ), Crew ( jumlah crew yang terlibat ), Grafis ( Logo, Template, animasi ), Theme song. “Pra produksi itu kita biasanya kita itu ngelist artisnya dulu yang mau perform di dahsyat itu buat, kita biasanya tiap minggu ada meeting regular pertama kita ngelist artis untuk seminggu ke depan. Artis yang perform disesuaikan dengan kebutuhan rating dan share. Apabila artis yang tampil hari ini rating dan sharenya kecil kita bisa minta tambahin artis lain yang sharenya lebih kuat”.80
Selanjutnya tahap Produksi, dimana pada tahap ini, suatu program mulai dikerjakan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan pada tahap Pra Produksi.
80
Hasil wawancara dengan tim kreatif dahsyat, senin 7 juni 2011
64
pada tahap ini semua media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setipa hari memiliki perhitungan sendiri. Sehingga berusaha menampilkan gimmick-gimmick yang dapat menaikkan rating, karena rating dalam industri televisi bagai dewa yang dapat menentukan kapan suatu program berakhir atau malah berumur panjang. Seperti pada acara Dahsyat yang meletakkan satu televisi yang menampilkan acara yang menjadi kompetitor yaitu Inbox, dengan tujuan dapat memantau perolehan rating satu sama lain. “Istilahnya kita berkaca misalnya acara kita kalah karena TV sebelah itu punya gimmick-gimmick yang lebih bagus, kita harus berpikir lagi bikin apa bikin apa buat bisa ngehajar TV sebelah”.81
Program acara Dahsyat dan Inbox merupakan acara musik yang menampilkan video klip, live performance, serta chart. Selain itu juga menampilkan gimmick-gimmick yang satu sama lain tidak jauh berbeda seperti dahsyat ada dahsyatnya weekend yang menampilkan komunitas, Inbox pun punya segmen yang sama yaitu “kombi” Komunitas hobi yang menampilkan sekumpulan orang yang tergabung dalam hobi yang sama. Selain itu juga ada Dahsyatnya radio, sekolah, dahsyatnya kantor, Dahsyatnya Indonesia. Inbox menampilkan segmen bintang dari rumah, bongkar tenda, games, kuis, dan lainlain. Artis-artis yang mengisi acara pun artis yang sama yaitu artis yang sedang hits saat ini. Sehingga tanpa disadari rating telah membuat program-program yang ada di televisi hampir semua sama.
81
Hasil wawancara dengan tim kreatif dahsyat, senin 7 juni 2011
65
Sebenernya sah-sah aja program itu serupa karena semua zaman itu berputar ya. Sama halnya kaya program televisi di luar negeri pun gitu semua Cuma ga jiplak plek-plekan acara itu tapi dimodifikasi”.82
Tahap selanjutnya sebenarnya adalah tahap pasca produksi. namun dalam hal ini tahap ini tidak ada karena kedua acara tersebut (Dahsyat dan Inbox) berlangsung on air. Pasca produksi biasa ditemukan pada produksi programprogram off air. Yang mana tahap ini sendiri adalah suatu tahap akhir yang merupakan evaluasi dari suatu program. Pada saat mengumpulkan data peneliti kurang lengkap yaitu tidak dapat mewawancarai tim kreatif Inbox, karena mereka mengklaim hanya eksekutif produser yang berhak menjawab pertanyaan dari peneliti.
4.6
Pembahasan Di Indonesia pada awalnya televisi swasta hanya dimiliki oleh orang-orang
yang tergabung dalam trah cendana dalam hal ini anak-anak dari presiden Soeharto atau para pengusaha yang dekat dengan Soeharto. RCTI dimiliki oleh Bambang Trihatmojo, TPI dimiliki ole Siti Hardianti Rukmana, dan lain-lain. Bersamaan
dengan
berjalannya
waktu
terjadi
perubahan
status
kepemilikan stasiun televisi swasta. Hingga pada tahun 2009, terdapat lima kelompok pemilik stasiun televisi siaran nasional, yaitu -MNC “Harry Tanoesoedibjo” (RCTI, TPI, GLOBAL TV) -Trans Corp “Chaerul Tanjung” (Trans Tv, Trans7)
82
Hasil wawancara dengan tim kreatif dahsyat, senin 7 juni 2011
66
-Surya Citra Media “Sariatmadja” (SCTV, Indosiar, O’Channel) -PT Media Televisi “Surya Paloh” (Metro Tv) -Kelompok Bakrie (Antv, TV One).83 Semua stasiun-stasiun televisi tersebut saling berkompetisi satu dengan lainnya untuk memperebutkan audience dan iklan. Secara teoritis, makin besar audience, makin banyak pengiklan. Ketatnya kompetisi antar stasiun televisi menyebabkan kinerja ekonomi sejumlah stasiun televisi kurang baik.stasiun televisi yang kinerjanya kurang baik ini kemudian di akuisisi oleh stasiun televisi yang baik kinerjanya, contohnya TV 7 diakuisisi oleh Trans7. Secara teoritis memang terdapat hubungan antara isi, khalayak dan iklan. Jika isi suatu media baik secara kualitatif, banyak penonton yang akan mengonsumsi media tersebut sehingga mendatangkan banyak pemasang iklan. Namun dalam tataran praktis hal itu tidak selamanya berlaku. Sebagai contoh, banyak sinetron yang tidak berkualitas, namun di sukai penonton dan iklan yang terpasang pada sinetron itu melimpah. Dalam perspektif ekologi media dikenal adanya istilah generalis dan spesialis. Begitu pula dengan stasiun televisi. RCTI, SCTV, dan Trans TV merupakan contoh dari televisi generalis yang memiliki beragam acara. Sedangkan Metro TV dan TV One adalah contoh televisi spesialis karena sebagian materi acaranya hanya berita dan informasi. Pasar televisi siaran adalah khalayak dan iklan. Demi kedua hal tersebut stasiun televisi rela menggenjot tim kreatif untuk membut program yang popular,
83
Usman KS, Op.cit hal 26
67
digemari masyarakat yang ujung-ujungnya berupaya memperoleh ratting yang tinggi agar dapat mendatangkan banyak pengiklan. Bisnis penyiaran televisi adalah bisnis bisnis yang padat modal. Uang yang harus ditanamkan pada bisnis televisi jauh lebih mahal dari bisnis media cetak atau bisnis penyiaran radio. Tingkat persaingannya juga jauh lebih keras baik dalam memperebutkan kue iklan, pemirsa, tayangan-tayangan local atau impor, bahkan sampai pada persaingan untuk memperebutkan SDM-SDM handal. Televisi siaran juga berkompetisi berlangganan. Karena orang tidak harus membayar untuk menonton acara yang disajikan oleh televisi berlangganan. Dan bahkan seringkali tayangan yang disajikan lebih berkualitas dibandingkan televisi swasta yang hanya itu-itu saja. Hal ini selayaknya patut di waspadai oleh para pengelola sasiun televisi agar tidak selalu bertumpu pada rating sebagai alat control dan standarisasi utama, sehingga menjadikan industri televisi terjebak pada pola pikir sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya. Dengan bertambahnya televisi-televisi swasta baru, tentu kompetisi untuk memperebutkan belanja iklan semakin kompetitif. Kriteria yang dipergunakan para pengiklan dalam pemilihan media meliputi jangkaauan dan penetrasi, rating program, dan audience share. Stasiun-stasiun televisi baru untuk sementara memiliki jangkauan serta penetrasi pasar yang masih terbatas, sehingga menciptakan keterbatasan bagi pengiklan. Salah satu dampak dari persaingan antar televisi swasta itu adalah harga program membumbung tinggi. Stok program asing baik bentuk film, maupun sinema elektronik jumlahnya terbatas, sementara
68
permintaan terus meningkat. Kalangan distributor pun leluasa menaikan harga sampai pada tingkat yang tidak masuk akal. Praktik memperebutkan khalayak dan iklan tersebut menghasilkan suatu struktur pasar industri televisi yang disebut oligopoly. Oligopoly adalah struktur pasar ketika terdapat lebih dari satu produsen suattu produk dan produk yang ditawarkan umumnya beragam. Dalam industri televisi, oligopoly tampak dari seragamnya program yang diproduksi oleh stasiun televisi. Untuk studi kasus acara dahsyat dan inbox praktek oligopoly kental terasa kehadirannya. Kedua stasiun televisi yang memproduksi program ini bersaing ketat dalam memperebutkan audience. Istilah serupa tak sama pun diabaikan dengan mengatakan bahwa program kami memiliki segmen khas yang tidak dimiliki program sebelah. Para pengelola broadcast dan Kreator acara televisi cenderung bersikap pragmatis dan mau serba cepat. Perilaku mereka dalam memproduksi acara televisi tak ubahnya perilaku pedagang yang mau cepat untung dengan modal yang sedikit. Tak pelak, yang mereka produksi adalah acara-acara itu saja tanpa kebaruan (isi sama, hanya kemasan yang berlainan) Ada beberapa hal yang patut dikritisi dari luberan tayangan-tayangan yang serupa dan sebangun itu. Persaingan yang begitu ketat antar stasiun televisi untuk program yang sama, keterbatasan kemampuan production house untuk memenuhi persaingan itu, menyebabkan begitu banyak program yang secara kualitas memprihatinkan.
69
Hal ini bisa terjadi hanya karena oleh apa yang disebut dengan rating. rating telah menjadi sabda mutlak yang harus diperhitungkan. Akibat dari hal ini kepentingan konsumen di abaikan. Karena tayangan-tayangan yang dihasilkan bukanlah tayangan yang berwawasan mendidik dan berkompeten melainkan tayangan yang memang dianggap popular di tengah masyarakat saat ini. Demi rating yang tinggi pula suatu kreatifitas dapat dengan mudah di kesampingkan, yang ada yaitu bagaimana membuat program sebanyak-banyaknya dan secepatcepatnya. Rating ibarat dewa yang diagung-agungkan dan harus diperjuangkan oleh setiap stasiun televisi meskipun kadang dalam prosesnya tidak subjektif. Klo kita liat, rating dan share itu sekarang menjadi patokan di dunia televisi. Kita tidak bisa lepas dari itu. Tidak hanya di televisi-televisi Indonesia rating dan share menjadi patokan untuk melihat pemirsa yang menonton acara kita berapa banyak. Mau tidak mau mereka harus memenuhi bagaimana supaya iklan ini income dan memberikan nafkah ibaratnya gaji bagi karyawannya. Hal demikian lumrah bagi pengelola stasiun televisi komersil yang hanya memikirkan keuntungan. Karena tidak dapat dipungkiri dengan rating yang tinggi stasiun televisi tersebut akan kebanjiran iklan. Income yang diperoleh bukan main-main, jumlah pendapatan suatu stasiun televisi dari hasil belanja iklan dapat menutupi modal awal yang ditanam untuk proses produksi bahkan bisa memakmurkan industri televisi tersebut. Berdasarkan teori ekonomi politik media, jelas bahwa dari hasil penelitian yang didapat dari observasi di lapangan serta bedah tayangan dan wawancara mendalam dengan key informan program Dahsyat dan Inbox menciptakan kreatifitas untuk mengejar rating. Dapat dilihat dari dari waktu tayang yang
70
hampir bersamaan serta format acara yang mirip yang ternyata dipengaruhi oleh rating dapat dibuktikan ketika observasi di lapangan peneliti melihat pada saat Dahsyat on air Dahsyat menyediakan satu televisi yang sedang menayangkan Inbox untuk memantau acara tersebut sehingga kreatifitas yang terbentuk tidak tulus yaituu karena kompetitor, Dahsyat tidak ingin kompetitornya bagus sehingga pada akhirnya akan kalah bagus. Selain itu juga ada beberapa segmen yang kontennya sama walaupun nama segmen berbeda seperti segmen komunitas hobi di Inbox dan Dahsyat, segmen Dahsyatnya sekolah kontennya hampir sama dengan Bintang dari rumah pada acara Inbox. Pengisi acara serta waktu penayangan yang berdekatan. Pengisi acara yang ditampilkan atas pertimbangan rating, sehingga pengisi acara yang hari ini tampil di Dahsyat keesokan harinya akan tampil di Inbox atau sebaliknya. Jadi ada proses contek-mencontek kreatifitas antara Dahsyat maupun Inbox mulai dari format acara, pengisi acara serta waktu tayang. Dengan begitu telah terjadi proses liberalisasi yaitu semua dibebaskan, tidak ada aturan yang mengikat atau panduan ketika memproduksi sebuah tayangan sehingga media saat ini cenderung kepada determinasi ekonomi dimana melihat faktor-faktor ekonomi sebagai satu-satunya faktor yang menentukan proses produksi tayangan tanpa memikirkan soal keoriginalitasan, menawarkan sesuatu yang baru, serta menawarkan sesuatu yang bersifat edukasi.