BAB IV ANALISA PERENCANAAN
4.1 Analisa Pemilihan tapak Pasar adalah area yang dapat dikatakan cukup komersil, dan hadirnya bangunan inipun diharapkan Mampu untuk meningkatkan omset penjualan namun dengan biaya operasional / transport yang ditekan seminim mungkin. Dari berbagai pertimbangan tersebut adalah dasar dari pemilihan lokasi tapak yang akan dibangun pasar. Potensi tapak, penempatan ruangruang pada pasar, akses pencapaian ke dalam maupun luar site, sanitasi, hingga sampah dsb adalah berbagai macam hal yang harus dipikirkan. Dan pemilihan lokasi tapak yang baik adalah jawaban yang sangat mampu memberi solusi masalah serta tujuan dari pembangunan pada perencanaan pasar “tradisional” modern ini. Perencanaan sebuah pasar yang memiliki latar belakang upaya menciptakan suatu wadah jual beli yang masih bersifat tradisional namun dalam kondisi yang baik sebagai solusi agar para pengunjung dapat merasakan kesan “nyaman” ketika berada di areal pasar dan termasuk dengan segala fasilitas lain yang ada didalamnya serta memudahkan dalam mengakses ke segala lingkar penjuru pasar yang berkaitan erat dengan sirkulasi di dalam tapak maupun dalam bangunan. 4.1.1 Pemilihan tapak Atas dasar pertimbangan diatas, maka penulis memilih tapak yang berada di JL.Raden Saleh, Jakarta Pusat Tapak yang dipilih merupakan area pemukiman yang memiliki tingkat kepadatan yang sedang dari berbagai golongan ekonomi kebawah, sedang dan menengah atas, Sehingga sangat cocok untuk perencanaan sebuah inovasi dari Pasar “modern”. Apalagi daerah ini yang seyogyanya adalah kawasan pemukiman lebih banyak dikelilingi oleh jangkauan supermarket, yang belum tentu semua warga dari kawasan ini dapat menjangkaunya dengan berbagai pertimbangan.
Potensi tapak: Karena tapak yang berada dilokasi antara pemukiman penduduk dan pusat bisnis perkotaan, maka penulis merumuskan beberapa analisa, diantaranya adalah: Potensi tapak: tapak berada di lokasi yang selain pemukiman, namun juga perkantoran, restoran, rumah sakit, dan sebagainya, maka analisa tapak mengikuti lingkungan sekitar yang ada, misalnya: 1.
Tapak bersebelahan dengan kali ciliwung yang menghubungkan area cikini dan
pasar baru 2.
Tapak berdekatan dengan stasiun cikini, sehingga memiliki aksesibilitas ke daerah
lainnya 3.
Tapak merupakan jalan arteri kecil Jakarta pusat, oleh sebab itu memiliki tingkat
kesibukan yang cukup padat, terutama pagi dan sore
4.1.2 Permasalahan yang ada ditapak Permasalahan yang ada di tapak adalah : Pengolahan tapak dengan memperhatikan lingkungan sekitar ( termasuk kali ciliwung) yang seyogyanya tidak boleh dicemari Pencapaian ke tapak dan sarana transportasi yang ada Sirkulasi yang bervariasi, mulai dari kendaraan pribadi, kendaraan umum, manusia, kendaraan angkut barang, kontener pengangkut sampah. Semua sirkulasi tersebut perlu diolah agar pemisahannya jelas. Kegiatan yang bervariasi ditapak, mengingat didalam tapak tersebut terdapat kegiatan dan tujuan yang bervariasi sehingga perlu sebuah area penghubung untuk mengikatnya Cara mengantisipasi kebutuhan lahan parkir dengan tidak melupakan kebutuhan ruang luar (misalnya pedestrian, taman aktif dan pasif,dsb). 4.1.3 Analisa pencapaian ke dalam tapak
Kendaraan kriteria pencapaian kendaraan ke tapak: Memberikan kejelasan dan kemudahan Menjamin kelancaran dalam tapak Terdapat pada tempat yang banyak melintasi tapak Membedakan pencapaian antara kendaraan pribadi dan umum
Pejalan kaki Kriteria pencapaian pejalan kaki ke tapak Memberikan kenyamanan keamanan dan keselamatan Pemisahan yang jelas dengan jalur kendaraan di dalam tapak
Ket: Entrance kendaraan Entrance service Entrance pejalan kaki
Gambar 23 pencapaian pada tapak
Alternatif pencapaian ke tapak: Sisi yang akan diletakan entrance kendaraan merupakan jalan samping yang ada disekitar tapak (8m), mengingat intensitas kepadatan kendaraan yang ada pada jalan utama site dan mengantisipasi kemacetan dikarenakan lokasi site yang ada diperempatan.
4.1.4 Analisa Mikro Kawasan
analisa mikro kawasan merupakan analisa terhadap lingkungan kawasan sekitar tapak, sehingga akan ditemukan bagaimana respon tapak terhadap kawasan yang dekat dengan site.
Gambar 24 gambaran mikro raden saleh
Lalu lintas sekitar tapak merupakan jalur ramai baik kendraan pribadi maupun kendaraan umum, sehingga resiko macet dapat terjadi pada jam-jam sibuk karena letak tapak yang memang berada disekitar kawasan bisnis jakarta, ditambah lagi tapak terletak diperempatan jalan sehingga potensi kemacetan menjadi bertambah. Dari kondisi sirkulasi kendaraan sekitar tapak yang ramai dan cenderung macet menjadikan bahan pertimbangan untuk membuka akses sirkulasi secermat mungkin agar meminimalisasi cross circulation. Arahan rancangan: Membedakan area-area masuk berdasarkan 3 macam sistem sirkulasi, jalan utama adalah potensi macet, sehingga akses masuk kendaraan tidak dibenarkan berada dipojok perempatan jalan (daerah tersebut hanya sebagai titik tangkap,bukan entrance utama)
4.1.5 Analisa Sirkulasi
Sistem sirkulasi mempunyai sub-sub sistem yang dibagi menjadi 3, yaitu sirkulasi kendraan bermotor 2 dan 4, pejalan kaki, serta service. Hal ini terjadi karena sistem aktifitas (jam operasional yang berbeda-beda). Kriteria sirkulasi kendaraan bermotor: Kejelasan sirkulasi kendraan Cross circulation seminimal mungkin Lancar, aman, dan nyaman Pembangian yang jelas antara kendaraan umum, pengunjung, dan service Sedangkan kriteria sirkulasi pejalan kaki: Pemisahan yang jelas antara pejalan kaki dan bermotor Aman dan nyaman Karena pasar modern ini lingkup pelayanannya adalah lingkungan (lihat lampiran), dan didominasi oleh jumlah golongan menengah kebawah dan menengah sedang, maka sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki sama-sama diutamakan. Sirkulasi service meliputi sirkulasi pembuangan sampah dan lalu lintas barang. Sampah ditampung dan diangkat setiap hari . sedangkan lalu lintas barang tidak tentu datangnya. Sirkulasi service ini harus dibedakan jelas dengan sirkulasi kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Arahan perancangan: Pejalan kaki dan service dapat masuk dari sisi tapak yang telah dianalisa diatas. Namun semua bangunan dikelilingi akses bangunan yang lain. 4.1.6 Analisa ruang terbuka dan parkir Sesuai dengan perencanaan kota, KDB 50%, berarti ruang terbuka dan luas bangunan seimbang. Sarana parkir dipertimbangkan disediakan di basement tapi parkir pengelola, service, dan penunjang dipertimbangkan berada didepan bangunan mereka. Hal ini beralasan karena
untuk mempermudah akses pengunjung ke bangunan yang tertuju (pasar dan foodcourt) dan sebagian sisi dari parkir yang ada di luar basement akan dirancang untuk daerah penghijauan serta area komersial. Arahan perancangan : Bentuk fisik dari penataan ruang terbuka dapat berupa plaza terbuka, area tempat duduk terbuka (ditempatkan disebelah foodcourt yang berkaitan dengan ruang pasar).
a.
Ruang terbuka Plaza terbuka yang juga sebagai area komersil (disewakan), misalnya sebagai area bazar, konser mini, maupun titik kumpul pengunjung
Cafe outdoor yang sekaligus menjadi view utama pada site
Gambar 25 perletakan ruang terbuka
4.2 Analisa Bangunan 4.2.1 pengelompokan dan hubungan kegiatan Analisa kegiatan yang ada ditapak dibagi atas: Kegiatan utama: perdagangan Kegiatan penunjang : kantor pengelola, perkantoran,. Kegiatan service : Parkir, bongkar muat barang, gudang dan utilitas Arahan perancangan :
Untuk kegiatan penunjang(perkantoran) akan diletakan disisi belakang pasar, sedangkan kegiatan utama dan kantor pengelola akan disatukan untuk memudahkan pihak pengelola dalam mengontrol kegiatan perdagangan. 4.2.2 Analisa pencapaian dan sirkulasi dalam bangunan Pencapaian kedalam bangunan sangat penting pada bangunan pasar, pencapaian harus jelas, dan mudah bagi pengunjung dari dalam tapak. Kriteria sirkulasi dalam bangunan memperhatikan: Orientasi masing-masing kios, sebanyak mungkin terletak pada sirkulasi yang hidup Meskipun kios/los berada diposisi pojok, akan dibuat ketertarikan pengunjung untuk melewatinya dengan cara memberikan balkon-balkon mengarah view utama(kali dan jalan raya) Untuk fasilitas food court dan kebutuhan sehari-hari, adalah magnet penting agar sirkulasi hidup.
Alternatif
Analisa
Arahan
Mengalir
Arus jelas dan terarah
Dapat
untuk
perdagangan
akses dan
service Menyebar
Linier
Memberikan banyak kemungkinan
Baik untuk hall dan
arah yang dituju
plaza terbuka
Dapat menyesuaikan bentuk massa
Dapat
bangunan dengan tapak
pada kios terbuka dan
digunakan
tempat makan Grid
Teratur karena memiliki modul
Dapat
digunakan
tertentu,
untuk
pembentukan
circulation
namun
banyak
cross
kios
4.2.3 Analisa pembentukan massa bangunan a. besaran massa luas tapak: 10.400 m2 luas dasar bangunan: 50 % b. bentuk massa pembentukan massa bangunan pada dasarnya dipertimbangkan berupa beberapa faktor: Kemudahan dan kejelasan pengunjung menemukan kegiatan perdagangan sebagai kegiatan yang paling dominan di tapak. Bentuk dan kondisi tapak Aktifitas kegiatan Hubungan dengan tata ruang luar Konteks dengan lingkungan ( kali ciliwung) Secara garis besar, pola gubahan massa dapat dibagi atas: Pola menyebar Pola linier Pola Grid Pola molekul Pola jaringan Arahan perancangan: Jika dilihat dari pembentukan kios, orientasi massa, kegiatan yang terjadi, maka pola gubahan massa yang dapat dipertimbangkan adalah pola menyebar, pola linier, dan pola grid.
c.Penampilan bangunan Pada prinsipnya penampilan bangunan pasar : Sederhana Berinteraksi dengan konteks lingkungan Mengutamakan sirkulasi Arahan perancangan: Penampilan bangunan yang terbuka dan atraktif sebagai wujud dari bangunan umum, tata ruang luar dan dalam, penyesuaian dengan lingkungan yang bersebelahan dengan kali, serta penyelesaian pencahayaan dan penghawaan. d. Struktur dan modul bangunan Untuk memilih struktur bangunan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: Pemilihan struktur bawah Pemilihan struktur atas Pemilihan bahan struktur Pemilihan kulit luar bangunan Arahan perencanaan: Karena kegiatan perdagangan merupakan kegiatan yang dominan di proyek ini, maka modul yang diambil lebih dipertimbangkan terhadap kemudahan pembagian kios. e. Kriteria ruang Pembentukan ruang dipertimbangkan terhadap: Pola-pola modul yang terbentuk dari besaran kios Sirkulasi dalam bangunan yang telah diperhitungkan Penghawaan dan pencahayaan buatan
(karena ruang-ruang dalam pasar ini
dirancang secara modern dan sangat tebal sehingga harus menggunakan sistem pendinginan dan pencahayaan buatan)
4.2.4 Analisa perlengkapan bangunan a. Pencahayaan Penerangan buatan dengan memberikan tiap-tiap titik lampu yang dianggap perlu, karena itu harus diperhatikan agar panel listrik dapat dijangkau semua pemilik kios dengan kebutuhan pemakaian listrik yang berbeda. b.penghawaan sistem penghawaan buatan dipertimbangkan terhadap fungsi ruang, jenis kegiatan dan Kenyamanan pengguna bangunan, karena pada dasarnya bangunan ini memeng berkonsep modern. c.Sistem plumbing Sumber air bersih didapat dari PAM, sedangkan untuk sistem air kotor dan kotoran sangat perlu dipikirkan mengingat limbah pasar dapat mencemari lingkungan sekitar (termasuk kali ciliwung). Pembuangan air dan kotoran memamfaatkan sungai ciliwung yang terletak disebelah sisi tapak. Sebelum dibuang ke sungai perlu diolah dahulu. d.Sistem pembuangan sampah Sistem pembuangan sampah yang terencana juga merupakan syarat mutlak membangun pasar. Biasanya sampah ditampung didekat penampungan dahulu sebelum diangkut dengan kontener. 4.2.5 Analisa karakter ruang Merancang sebuah pasar tidak terlepas dari jawaban permasalahan hubungan antar ruang yang ada didalamnya dan pola sirkulasi yang baik. Berikut merupakan hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut:
Bentuk kios yang direncakan sedapat mungkin menghidupkan ruang-ruang agar dapat terlintasi yang bertujuan tidak ada ruang yang terbuang Sirkulasi yang baik agar pengunjung tidak merasa pengap dan membuat betah pengunjung selama berada didalam bangunan. 4.2.6 Alternatif penyusunan kios Membentuk pola organisasi grid, karena: Semua kios strategis sebab dilewati sirkulasi Semua kios mendapat penerangan dan penghawaan yang baik Pemanfaatan lahan efektif
Gambar 26 konsep penyusunan kios
4.3 Analisa kebutuhan ruang Kelompok
Pelaku
Kegiatan
Kebutuhan ruang
Pedagang
Datang-beres2-buka toko-jaga toko-
Kios, los, gudang, tempat makan,
cek dagangan-melayani pembeli-
KM/WC, musholla, sirkulasi,
bab/bak-ibadah-tutup toko-pulang
parkir
Datang-mencari barang-melihat2-
Sirkulasi kios/los, tempat makan,
kegiatan Perdagangan
Pengunjung
(pembeli)
Tempat makan
Pengunjung
membeli barang-makan-istirahat-
tempat istirahat, KM/WC,
bab/bak-ibadah-pulang
musholla, parkir
Datang-lihat2-pesan makan
Stand makanan, tempat makan,parkir, sirkulasi
Penjual
Datang-melayani pembeli-antar
Stand makanan, tempat masak,
makanan-beres2-istirahat-bab/bak-
gudang, tempat istirahat,
ibadah-pulang
KM/Wc, musholla,parkir, sirkulasi
Pengelola
Administrasi
Datang-urus administrasi-meninjau
Kantor pengelola, ruang rapat,
pedagang-rapat-makan-bab/bak-
sirkulasi ke pedagang, tempat
istirahat-pulang
makan, KM/WC, musholla, ruang istirahat, parkir
Penunjang
Service
Pegawai kantor
Pengantar barang
Petugas kebersihan
Petugas keamanan
Datang-kerja-makan-istirahat-
Unit ruko, tempat makan,
bab/bak-ibadah-pulang
KM/WC, musholla, parkir
Datang-lapor-parkir-turunkan
Parkir service, ruang bongkar
barang-angkut ke kios/gudang-urus
muat, sirkulasi barang, kantor
administrasi-pulang
pengelola, gudang
Datang-ganti baju-ambil peralatan-
Loker, janitor, sirkulasi service,
aktifitas-istirahat-makan-bab/bak-
pembuangan sampah, tempat
pulang
makan, KM/WC, musholla
Datang-ganti baju-absen-patroli-
Loker, kantor satpam, pos jaga,
laporsn-makan-istirahat-bab/bak-
tempat makan, KM/WC,
ibadah-pulang
musholla
Arahan perancangan: Kebutuhan ruang diperhitungkan terhadap luasan, sirkulasi, zoning tapak, dan analisa kegiatan. 4.4 Analisa program ruang (perhitungan lihat pada lampiran)
Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas
kebutuhan Los sayur&buah
Study
143
2 x 2 = 4 m2
572 + 286 =
143 x 4 = 572 m2
858 m2 Sirkulasi 50 % = 286 m2 Los ikan basah
Study
59
2 x 2 = 4 m2
236 + 118 =
59 x 4 = 236 m2
354 m2 Sirkulasi 50 % = 118 m2 Los daging
Study
29
2 x 2 = 4 m2
116 + 58 =
29 x 4 = 116 m2
174 m2 Sirkulasi 50 % = 58 m2 Los ayam
Study
18
2 x2 = 4 m2
72 + 36 =
18 x 4 = 72 m2
108 m2 Sirkulasi 50 % = 36 m2 Los bumbu-
Study
72
2 x 2 = 4 m2
288 + 144 =
72 x 4 = 288 m2
bumbu
432 m2 Sirkulasi 50 % = 144 m2
Kios hasil bumi
Study
120
3 x 3 = 9 m2
1080 + 540
120 x 9 = 1080 m2
& pangan
= 1620 m2 Sirkulasi 50 % = 540 m2
Cleaning service
Study
8 m2
area Toilet
NAD
6
Pria:3wc,4urinoir,
6x(1x3)+(4x1,6)+
36,2+27,6
2wastafel
(2,0,9)= 36,2 m2
= 63,8 m2
Wanita:
6x(4x1)+(4x0,9)=27,6m2
4 wc, 4 wastafel Musholla
Study
40 org
Wudhu
0,8 m2 /org
40 x 0,8 = 32 m
32 + 9,6=
Sirkulasi 30 % = 9,6 m
41,6 m2+ 40
40
= 81,6 m2
Total luas kebutuhan pasar basah = 3.426,4 m2 Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas
kebutuhan Kios
Study
94
3 x 3 = 9 m2
94 x 9 = 846 m2
kelontongan
846 + 423 = 1269 m2
Sirkulasi 50 % = 423 m2 Kios tekstil
Study
76
3 x 3 = 9 m2
76 x 9 = 684 m2
684 + 342 =1026 m2
Sirkulasi 50 % = 342 m2 Kios jasa
Study
31
3 x 3 = 9 m2
31 x 9 = 279 m2
279 + 139,5 = 418,5 m2
Sirkulasi 50 % =139,5m2 Kios logam
Study
13
3 x 3 = 9 m2
13 x 9 = 117 m2
mulia
177 + 58,5 = 175,5 m2
Sirkulasi 50 % = 58,5 m2 Kios teknik
Study
31
3 x 3 = 9 m2
31 x 9 = 279 m2
279 + 139,5 = 418,5 m2
Sirkulasi 50 % =139,5m2
Total luas kebutuhan pasar kering = 3.307,5 m2 Total luas keseluruhan pasar = 6.733,9 m2
Foodcourt Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas kebutuhan
Kios
Study
11
3 x 3 = 9 m2
makanan
11 x 9 = 99 m2
99 + 29,7 =
Sirkulasi 30 % = 33 m2
128,,7 m2
11 x 9 = 99 m2
99 + 29,7 =
Sirkulasi 30 % = 33 m2
128,,7 m2
3
20 + 6= 26
basah Kios
Study
11
3 x 3 = 9 m2
makanan kering Kasir
NAD
4
5 m2
x 5 = 20 m2
Sirkulasi 30 %=6 m2
m2
Cleaning
Study
8 m2
service area Toilet
NAD
6
Pria:3wc,4uri
6x(1x3)+(4x1,6)+
36,2+27,6
noir,
(2,0,9)= 36,2 m2
= 63,8 m2
2wastafel
6x(4x1)+(4x0,9)=27,6m
Wanita:
2
4
wc,
4
wastafel Kursi+meja
Study
makan Total: 1.800 m2
Bangunan Penunjang
Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas kebutuhan
Ruko
Study
12
12,5 x 5 =
12 x 62,5 x 2 = 1500
62,5 m2 x
m2
1500 m2
2lt T otal: 1500 m2
Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas kebutuhan
R.tunggu
PJ
R.pimpinan
PJ
1 org
25 m2
R.wakil pim
PJ
1 org
25 m2
R.staff
PJ
2 unit
30 m2
R.adm
PJ
8 org
10 m2
R.humas
PJ
30 m2
30 m2
R.kryawan
PJ
8 org
20 m2
R.rapat
PJ
30 0rg
30 m2
R.arsip
PJ
60 m2
R.serbaguna
PJ
48 m2
Pantry
PJ
1 org
48 m2
R.istirahat
PJ
10 org
3 m2
Toilet
NAD
6
Pria:3wc,4uri
6x(1x3)+(4x1,6)+
36,2+27,6
noir,
(2,0,9)= 36,2 m2
= 63,8 m2
2wastafel
6x(4x1)+(4x0,9)=27,6
Wanita:
m2
4
wc,
4
wastafel Sirkulasi
30
%
=
126,84
422,8 + 126,84 = 549,64 m2
Total: 549,64 m2
Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas kebutuhan
Pos
Study
2+1
keamanan
2x2 = 4 m2
4 x 2= 8 m2 + 25
25 + 9.9 =
5x5 = 25 m2
m2
34.9 m2
Sirkulasi 30%= 9.9 m2 Genset
BPDS
1
100m2 / ruang
100 m2
100 M2
Ruang travo
BPDS
1
50 m2 / ruang
50 m2
50 M2
Ruang panel
BPDS
1
50 m2 / ruang
50 m2
50 M2
Ruang
BPDS
1
36 / ruang
36 m2
36 M2
pompa Total: 529,7 m2
Jumlah keseluruhan luas bangunan: 6.733,9 + 1.800 + 1500 + 549,64 + 529,7 = 6.733,9 + 1.800 + 2.579,34 = 11.113,24 m2 = bangunan utama
: penunjang
=
:
3
1
Luasan basement Nama ruang
Sumber
Unit
Standar
Total luasan
Luas kebutuhan
Parkir mobil
PJ
100
3 x 5 = 15 m2
100 x 15 = 1500 m2
1500 + 750 = 2.250 m2
Sirkulasi 50 %= 750 m2 Parkir motor
Study
100
1 x 2 = 2 m2
100 x 2 = 200 m2
200 + 100 = 300 m2
Sirkulasi 50 % = 100 m2
Jumlah total keseluruhan parkir bangunan utama (basement) = 2.550 m2