Bab IV Analisa Data Dan Pembahasan
IV.1. Pengumpulan sampel lampu Sumber sampel sampah lampu listrik diperoleh dari masyarakat, pemulung keliling, petugas sampah gerobak, pemulung di TPS, pemulung di TPA, pedagang barang bekas keliling, tukang loak dan lapak di Kota Bandung yang perolehan sampelnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel IV.1. Sumber sampel sampah lampu listrik No
Asal Sampah Lampu
Jumlah Sampah Lampu
Harga beli rata-rata/buah
1
Masyarakat
11
-
2
Pemulung keliling
12
Rp. 1.000,-
3
Petugas sampah gerobak Pemulung di TPS
13
Rp. 1.000,-
11
Rp. 1.000,-
5 6
Pemulung di TPA Pedagang barang bekas keliling
2 11
Rp. 1.000,-
7
Tukang loak
8
Rp. 1.500,-
8
Lapak
19
Rp. 1.000,-
8
Pelaku daur ulang lampu
13
Rp. 1500,-
4
Jumlah total sampah
Lokasi
Pelesiran, Tubagus Taman Sari, Taman Hewan, Sarijadi, Pasteur, Pasir Kaliki RW 6 dan 7 Kel. Sekeloa, Jamika, Cihapit, Sabuga ITB, depan BNI Ganesha, Gedebage , Ledeng Sarimukti, Padalarang Astana Anyar, Prof. Eycman, Caringin, Cibaduyut, Cibadak, Malaber Astana Anyar, Cihapit, Jatayu, Prof. Eycman, Ibu Inggit, Taman Cilaki, Palasari, Bandung Wetan (Cihapit),Coblong (Lebak Siliwagi, depan BNI Ganesha) Babakan Ciparay, Ciroyom, Buah batu, Kiara Condong
100 buah
Dari perolehan sampah lampu listrik maka jumlah sampah lampu yang berasal dari lapak yang paling banyak diperoleh. Hal ini disebabkan karena lapak menerima sampah lampu yang berasal dari masyarakat, pemulung keliling, pemulung di TPS dan petugas sampah gerobak dimana keberadaan mereka dalam suatu kawasan sangat terbatas.
46
IV.2
Penanganan dan identifikasi komposisi sampah lampu
IV.2.1 Penanganan sampah lampu Dari 100 buah sampah lampu listrik yang dikumpulkan, diambil 44 buah lampu listrik sebagai sampel yang dianggap mewakili berdasarkan jenis, bentuk dan ukuran tabung, merk dan daya lampu dengan perincian sebagai berikut : a. Berdasarkan jenisnya terdapat 3 macam lampu yaitu : - Lampu pijar (incandescent lamp) diperoleh sebanyak 5 buah sampel. - Lampu flouresen (flourescent lamp) diperoleh sebanyak 36 sampel. - Lampu merkuri (mercury lamp) diperoleh sebanyak 3 sampel b. Berdasarkan bentuk dan ukuran tabung : - Balon diperoleh sebanyak 7 sampel. - Bulat diperoleh sebanyak 2 sampel. - Pipa diperoleh sebanyak 7 sampel. - Spiral diperoleh sebanyak 2 sampel. - Silindris 1 U diperoleh sebanyak 3 sampel. - Silindris 2 U diperoleh sebanyak 12 sampel. - Silindris 3 U diperoleh sebanyak 10 sampel. - Silindris 4 U diperoleh sebanyak 1 sampel. c. Berdasarkan merk dagang lampu diperoleh sebanyak 17 merk lampu yaitu Phillips, Chiyoda, Bess, Nasional, Spyro, Sunki, General Electric, Visikom, Sanex, Osram, Nasional, SAG, Kymco, Hitachi, Fujilight, Hannochs dan Kyowa. d. Berdasarkan daya lampu (Watt) diperoleh sampel mulai dari lampu 3 W, 5 W, 7 W, 8 W, 9 W, 10 W, 11 W, 13 W, 14 W, 15 W, 18 W, 20 W, 22 W, 23 W, 25 W, 26 W, 30 W, 32 W, 36 W, 40 W, 50 W, 60 W, 80 W, 125 W dan 400 W. Dalam penanganan sampah lampu di atas hanya diperoleh 3 jenis lampu dalam berbagai bentuk dari 6 jenis lampu yang ada dalam literatur dan 17 merk lampu
47
dari 569 merk yang beredar di Indonesia serta daya lampu mulai 3 watt sampai dengan 400 watt. IV.2.2 Identifikasi komposisi sampah lampu Dalam identifikasi komposisi sampah lampu listrik dilakukan dengan mempreteli setiap sampah lampu yang dijadikan sampel. Dari hasil karakterisasi yang dilakukan pada 3 jenis sampah lampu listrik di atas ditemukan komposisi sebagai berikut : a. Bahan logam dan non logam. - Bahan logam yang terdiri dari tembaga, aluminium, kuningan, timah dan besi. - Bahan non logam yang terdiri dari kaca, kaca hitam, karet, kertas, PCB, mika, silikon, karbon, plastik PP dan plasik PVC. b. Fungsi komponen elektronik pada suatu rangkaian listrik yang dapat dilihat pada tabel IV.2. Tabel IV.2. Komponen elektronik dan fungsinya No Nama komponen 1 Resistor - Kondensator Elektrolit 2 - Kondensator polyester 3 Dioda LED (lighting emiting 4 diode) Papan sirkuit cetak 5 (printed circuit board) 6
Transistor
7
Baterai
8
Sekring
9
Transformator
10
Induktor
11
Kabel dan kawat
Fungsi Penghambat gerak lajunya arus listrik Penyimpan energi di dalam medan listrik Penyearah dalam rangkaian Semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik Papan sirkuit logam yang menghubungkan komponen elektronik satu sama lain tanpa kabel Penguat, sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan dan modulasi sinyal Alat elektrokimia yang bekerja mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik Pengaman dalam suatu rangkaian listrik apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau suatu hubungan arus pendek Alat elektronik yang memindahkan energi dan mengubah tegangan listrik Memperkecil tegangan ripple yang timbul pada output dari rangkaian penyearah dan sebagai pembatas arus Pengalir arus listrik dari komponen yang satu ke komponen yang lainnya
48
Identifikasi komposisi sampah lampu dilakukan terhadap 3 jenis lampu yaitu lampu pijar, lampu flouresen dan lampu merkuri yang memberikan hasil sebagai berikut : a.
Lampu pijar yang terdiri dari 5 buah sampel dengan daya lampu 5 W, 15 W, 40 W, 60 W dan 80 W (Lampiran A). Hasil identifikasi komposisi lampu pijar diperlihatkan pada tabel IV.3. Tabel IV.3 Hasil identifikasi komposisi lampu pijar
No
Nama Komponen
Gambar
Fungsi
Bahan
1
Tabung
Pelindung gas
Kaca
2
Kap lampu
Menghubungkan dengan fiting lampu
- Aluminium - Kuningan
3
Filamen
Memancarkan cahaya dalam tabung
Tembaga
4
Terminal
Penghubung lampu ke supply Listrik
Timah
5
Perekat terminal dan kap lampu
Merekatkan terminal dengan kapnya
Kaca campuran
6
Perekat kaca dan tabung
Merekatkan tabung dan kap lampu
Karet
Komposisi bahan dan massa sampel lampu pijar dapat dilihat pada tabel IV.4 di bawah ini. Tabel IV.4. Komposisi bahan dan massa lampu pijar No
1
Bahan
Bahan logam
Bahan non logam Jumlah = 83,74 2
Tembaga Aluminium Kuningan Timah Kaca Kaca hitam Karet
Massa ratarata (gr) lampu pijar 0,65 1,15 2,50 0,33 66,69 6,15 6,27 83,74
49
Standar deviasi 1,01 0,09 5,59 0,08 115,31 9,93 9,86
Komposisi Bahan (%)
5,53 %
94,48 % 100
Dari 6 bahan yang terdapat pada lampu pijar maka kaca menempati komposisi terbesar yaitu sebesar 66,69 gr dan komposisi terkecil adalah timah sebesar 0,33 gr karena penggunaan timah pada lampu pijar hanya pada bagian terminal lampu. Gambar IV.1 memperlihatkan massa rata-rata lampu pijar dan massa logam dan non logam pada lampu pijar dan Gambar IV.2 merupakan massa logam dan non logam yang terdapat pada lampu pijar yang memperlihatkan massa non logam lebih besar dari pada logam. gram
66,69
70 70
≈ 7
6,27
6,15
≈
6 5 4 3
2,5
2 1,15 1
0,65
0,33
0
0 Tembaga
Aluminium
Kuningan
Timah
Kaca hitam
Karet
Kaca
Gambar IV.1. Massa rata-rata lampu pijar 100 80
79,11 gr
60 40 20
4,63 gr
0 logam
non logam
Gambar IV.2. Massa logam dan non logam pada lampu pijar b. Lampu flourescent jenis pipa (tubular flourescent lamp/TL) yang terdiri dari lampu dengan daya 10 W, 20 W, 36 W, 40 W dan 60 W (Lampiran A). Hasil identifikasi komposisi pada sampel lampu flourescent jenis pipa diperlihatkan
50
pada tabel IV.5 dimana kaca memiliki massa yang paling banyak diantara komponen yang lainnya. Bahan logam pada sampel lampu flourescent yang paling ringan yaitu kuningan karena pemanfaatannya sangat sedikit dalam komposisi bahan dan massa sampel lampu flourescent jenis pipa dapat dilihat pada tabel IV.6. Tabel IV.5. Hasil identifikasi komponen lampu flourescent jenis pipa No
Nama Komponen
Gambar
Fungsi
Bahan
1
Tabung
Pelindung gas
Kaca
2
Pin konektor
Penghubung lampu ke supply Listrik
Kuningan
3
Kap lampu
Melindungi tabung dan penghubung dengan pin konektor
Aluminium
4
Perekat tabung dan kap lampu
Merekatkan tabung dan kap lampu
Karet
Filament
Memancarkan cahaya dalam tabung
Tembaga
5
Tabel IV.6. Komposisi bahan pada sampel lampu flourescent jenis pipa No
Bahan
1
Bahan logam
2
Bahan non logam
Tembaga Aluminium Kuningan Kaca Platik PP Platik PVC Karet Jumlah
Massa ratarata lampu TL (gr) 4,16 1,57 0,97 151,55 0,90 1,03 0,91
Standar deviasi 9,00 0,43 0,16 81,24 0,49 2,92 1,08
Komposisi bahan (%) 4,16 %
95,84 % 100
51
151,55 gr
160
70
4,5
≈
≈
4,16 gr
4 3,5 3 2,5 2
1,57 gr
1,5
0,97 gr
1
0,91 gr
0,9 gr
1,03 gr
0,5
0
0 Tembaga
Aluminium
Kuningan
Karet
Platik PP
Platik PVC
Kaca
Gambar IV.3 Massa rata-rata sebuah sampel lampu flourescent jenis pipa 154,39 gr
160 140 120 100 80 60 40 20
6,7 gr
0 logam
non logam
Gambar IV.4. Massa logam dan non logam sampel lampu flourescent jenis pipa b. Lampu flourescent jenis compact (compact flourescent lamp) yang terdiri dari lampu dengan daya 3 W, 5 W, 8 W, 9 W, 11 W, 13 W, 14 W, 15 W, 20 W, 22 W, 23 W, 25 W, 26 W, 30 W, 40 W dan 60 W (Lampiran A). Hasil identifikasi kompoenen flourescent jenis compact diperlihatkan pada tabel IV.8. Komposisi bahan dan massa sampel lampu flourescent jenis compact dapat dilihat pada tabel IV.7 dimana pada bahan non logam, besi menempati menempati massa yang paling besar diantara jenis logam yang lain tetapi pada bahan non logam kaca menempati massa yang paling banyak .
52
Tabel IV.7. Komposisi bahan pada sampel lampu flourescent jenis compact No
Massa ratarata lampu CFL (gr) Tembaga 6,33 Aluminium 1,90 Kuningan 2,10 Timah 0,58 Besi 17,55 Kaca 56,24 Kaca hitam 3,16 Karet 2,37 Platik PP 21,48 Platik PVC 1,87 PCB 2,87 Mika 1,92 Silikon 1,69 Karbon 0,68 Jumlah 100 %
Bahan
1
Logam
2
Non Logam
Standar deviasi 7,97 1,14 0,99 0,20 40,85 30,19 1,09 5,58 15,47 1,39 1,85 0,48 0,85 0,14
Komposisi bahan (%)
23,57 %
76,43 %
Hasil identifikasi komposisi pada lampu flourescent jenis compact memperlihatkan bahwa lampu ini memiliki komponen yang paling banyak di antara ke 2 lampu lainnya. Gambar IV.5 memperlihatkan massa bahan (gr) baik logam maupun non logam dari lampu flourescent jenis compact (compact flourescent lamp) dimana massa non logam sebesar 92,28 gr dan massa logam :
100
92,28 gr
90 80 70 60 50 40 30
28,46 gr
20 10 0 logam
non logam
Gambar IV.5. Massa logam dan non logam sampel lampu flourescent jenis compact
53
Tabel IV.8 Hasil karakterisasi flourescent jenis compact No
Nama Komponen
Gambar
Fungsi
Bahan
Pelindung gas
Kaca Plasti PVC
Kap lampu
Melindungi rangkaian Elektronik dan dudukan tabung Menghubungkan dengan fiting lampu
4
Terminal
Penghubung lampu ke supply Listrik
Timah
5
Papan Circuit Cetak
PCB
6
Filament
7
Transformator
Menghubungkan komponen Elektronik satu dengan lainnya Memancarkan cahaya dalam tabung Mengubah tegangan listrik, memindahkan energi
8
Kondensator elektrolit
9
Kondensator polyester
10
Dioda
11
Resistor
12
Transistor
1
Tabung
2
Dudukan tabung
3
13 14 15 16
Perekat terminal dan kap lampu Perekat tabung dan dudukannya Kawat tunggal dan serabut Pelindung kawat tunggal dan serabut
Penyimpan energi dalam medan listrik Penyimpan energi dalam medan listrik
- Aluminium - Kuningan
Tembaga - Serbuk besi - Plastik PVC - Tembaga - Aluminium - Kertas Mika
Penyearah dalam rangkaian
Silikon
Penghambat gerak lajunya arus listrik
- Karbon - Aluminium
Penguat, switching, stabilisasi tegangan, modulasi sinyal Merekatkan terminal dengan kapnya
Silikon
Merekatkan tabung dan dudukannya
Karet
Mengalirkan arus pada lampu
- Aluminium - Tembaga
Melindungi kawat dari sentuhan
Plastik PVC
54
Kaca
60
≈
21,48 gr
8
17,55 gr
≈
6,33 gr
4
3,16 gr 1,9 gr
2,87 gr 2,37 gr
2,1 gr
1,92 gr
1,87 gr
1,69 gr 0,68 gr
0,58 gr 0
0
0
Platik PP
Kaca
0 Tem baga
Alum inium
Kuningan
Tim ah
Besi
Kaca hitam
Karet
Platik PVC
PCB
Mika
Silikon
Karbon
Gambar IV.6 Massa rata-rata sampel lampu flourescent jenis compact
55
d. Komponen elektronik dalam lampu flourescent jenis compact yang terdiri dari kondensator elektrolit, kondensator polyester, dioda, resistor, transistor, transformator dan induktor. Komposisi bahan dan massa komponen elektronik dapat dilihat pada tabel IV.9 di bawah ini. Tabel IV.9. Komposisi bahan dan massa komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact No 1 2 3 4 5 6 7
Bahan Kondensator elektolit Kondensator Polyester Dioda Resistor Transistor Transformator Induktor
Massa rata-rata lampu merkuri (gr) 2,52 1,92 0,76 0,68 0,93 17,94 1,02 Jumlah CFL = 25,77
Standar deviasi 1,28 0,49 0,42 0,14 1,20 23,77 0,35
Untuk massa bahan (gr) komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact dapat dilihat pada gambar IV.7 gram
60
484,4 gr
500 70
≈
80
≈
68,07 51,82
60 40
20,58
18,4
Dioda
Resistor
20
25,12
27,47
T ransistor
Induktor
0
0 Kondensator elektolit
Kondensator Polyester
T ransformator
Gambar IV.7. Grafik massa total bahan komponen elektronik pada sampel lampu flourescent jenis compact e. Lampu merkuri yang terdiri dari lampu dengan daya 80 W, 125 W dan 400 W. Hasil identifikasi sampah lampu merkuri dapat diperlihatkan pada tabel IV.10.
56
Tabel IV.10 Hasil karakterisasi sampah lampu merkuri Nama Komponen
No
Gambar
Fungsi
Bahan
1
Tabung
Pelindung gas
Kaca
2
Kap lampu
Menghubungkan dengan fiting lampu
Kuningan
3
Filamen
Memancarkan cahaya dalam tabung
Aluminium
Penghubung lampu ke supply listrik
Timah
Merekatkan terminal dengan kap lampu
Kaca campuran
4
5
Terminal Perekat terminal dan kap lampu
Kandungan bahan dan massa pada 3 buah sampel lampu merkuri dapat dilihat pada tabel IV.11 di bawah ini. Tabel IV.11. Komposisi bahan dan massa pada sampel lampu merkuri No 1 2
Bahan Bahan logam
Aluminium Kuningan Timah
Bahan non logam
Kaca
Massa rata-rata lampu merkuri (gr) 7,92 6,46 0,81 83,06 Jumlah
Standar deviasi
Komposisi bahan (%)
40,68 4,58 6,15 0,15
15,46 84,54 100 %
Massa bahan baik logam maupun non logam pada sampel lampu merkuri dapat dilihat pada gambar IV.8. 90
83,06 gr
80 70 60 50 40 30 20 10
7,92 gr
6,46 gr
Aluminium
Kuningan
0,81 gr
0 T imah
Kaca
Gambar IV.8. Massa bahan baik logam maupun non logam pada sampel lampu merkuri
57
90
83,06 gr
80 70 60 50 40 30 20 10
7,92 gr
6,46 gr
Aluminium
Kuningan
0,81 gr
0 T imah
Kaca
Gambar IV.9. Massa komposisi bahan pada sampel lampu merkuri
IV.3. Analisa komposisi sampah lampu listrik Analisa komposisi bahan sampah lampu listrik dilakukan dengan cara memisahkan antara bahan logam dan non logam kemudian menghitung persentasi komposisi bahan masing-masing jenis lampu listrik dimana dari analisa komposisi ini pada akhirnya dapat diketahui bahan yang memiliki persentasi besar sehingga dapat dilakukan kajian untuk menilai potensi daur ulangnya. a.
Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada 3 buah lampu pijar Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu pijar ditunjukkan pada tabel IV.10. 2,99 % 0,77 % 7,34 %
7,49 %
Kaca hitam
Karet
Tembaga
1,38 %
Kuningan
Aluminium 0,39 % Timah
79,65 % Kaca
Gambar IV.10. Persentasi komposisi bahan pada sampel lampu pijar
58
b.
Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu flourescent jenis pipa ditunjukkan pada tabel IV.11. 0,64 %
0,57 %
2,58 %
Karet
Tembaga
0,97 % Aluminium
P lastik P VC
0,60 %
0,56 %
Kuningan
P lastik P P
94,07 % Kaca
Gambar IV.11. Persentasi komposisi bahan pada lampu flourescent jenis pipa c.
Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada sampel lampu flourescent jenis compact ditunjukkan pada tabel IV.12. 1,59 % MIka
1,40 %
0,56 %
Silikon
Karbon
2,37 %
5,24 %
1,57 %
Tembaga
Aluminium 1,74 %
P CB
Kuningan
1,55 %
0,48 %
P lastik P VC
Timah 14,53 %
17,79 %
Besi
P lastik P P 5 1,96 % Karet 2,61 % Kaca hitam
46,57 % Kaca
Gambar IV.12. Persentasi komposisi bahan pada 27 sampel lampu flourescent jenis compact d. Persentasi komposisi bahan yang terdapat pada 3 buah sampel lampu merkuri dapat dilihat pada table IV.13 6,58 % Kuningan
8,06 % Aluminium
0,83 % T imah
84,54 % Kaca
Gambar IV.13. Persentasi komposisi bahan pada 3 buah sampel lampu merkuri
59
Dari komposisi jenis bahan pada semua sampel sampah lampu listrik baik lampu pijar, flourescent jenis pipa dan compact serta lampu merkuri terlihat bahwa kaca memiliki persentasi komposisi terbesar tetapi hanya sedikit pelaku daur ulang yang memanfaatkan pecahan bahan ini karena selain tingkat bahaya yang ditimbulkan juga membutuhkan peralatan khusus. Pemanfataan sampah lampu listrik ini antara lain dijadikan lampu semprong juga dapat dibuat sebagai hiasan. Tabel IV.12 memperlihatkan komposisi bahan pada semua sampel sampah lampu listrik baik lampu pijar, flouresen jenis pipa dan compact serta lampu merkuri. Tabel IV.12 Total massa komposisi sampel lampu listrik No
Bahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Tembaga Aluminium Kuningan Timah Besi PCB Kaca Kaca Campuran Karet Plastik kerasan Platik PVC Mika Silikon Karbon
Massa rata-rata pada semua jenis lampu (gr)
Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mencapai massa 1 kg (buah)
11,14 12,54 12,3 1,72 17,55 2,87 357,54 9,31 9,55 22,38 2,9 1,92 1,69 0,68
90 80 81 581 57 348 3 107 105 45 345 521 592 1471
Massa tembaga pada lampu tergantung nilai kapasitas daya dalam Watt dimana semakin besar daya maka semakin berat tembaga yang dihasilkan. Pada semua sampel lampu diperoleh massa rata-rata logam tembaga 11,14 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari sampah lampu membutuhkan ± 90 buah lampu. Untuk logam aluminium massanya tergantung pada kap lampu dan kawat yang digunakan yang pada hasil karakterisasi dominan digunakan pada lampu flouresent jenis pipa tetapi karena berat yang dihasilkan dari sampah lampu relatif lebih sedikit sehingga hanya beberapa pelaku daur ulang yang menerima sampah
60
aluminium dari lampu listrik. Sedangkan jenis logam kuningan juga digunakan pada kap lampu namun hanya merk dagang tertentu yang memanfaatkan jenis logam ini dalam produksinya . Timah dalam hasil analisa komposisi pada sampel lampu memiliki massa yang paling sedikit yaitu 1,72 gram mengingat penggunaannya hanya pada terminal dan solderan pada papan sirkuit cetak. Logam besi dalam komposisi bahan pada lampu dominan terdapat pada lampu flouresent jenis pipa. Dari hasil analisa komposisi pada semua sampah lampu maka dibutuhkan ± 57 buah lampu untuk mendapatkan massa 1 kg besi. Dalam komposisi bahan pada sampah lampu juga terdapat bahan jenis non logam
yaitu PCB, kaca, kaca campuran, karet, plasik kerasan, plastik PVC, mika, silikon dan karbon. Penggunaan PCB pada papan circuit cetak didominasi oleh lampu flourescent jenis compact untuk penampatan komponen elektronik. Demikian pula bahan mika, silikon dan karbon yang terdapat dalam komponen elektronik transistor, dioda dan kondensator. Untuk bahan kaca sebagai bahan pembuat tabung lampu maka semua lampu memanfaatkannya. Oleh karena itu pada analisa komposisi sampah lampu ini kaca memiliki massa yang paling besar diantara bahan yang lain. Dalam semua sampel lampu hanya terdapat 2 jenis plastik yang ada yaitu plastik kerasan yang diperoleh dari dudukan tabung dan plastik jenis PVC yang diperoleh dari kabel. Diperlukan ± 45buah lampu untuk mendapatkan massa 1 kg plastik kerasan dan ± 345 buah lampu untuk mendapatkan 1 kg plastik jenis PVC.
IV. 4 Perlakukan masyarakat setelah lampu menjadi sampah Perlakuan yang diberikan oleh masyarakat, pelaku daur ulang setelah lampu listrik indoor menjadi sampah adalah langsung dibuang ke lingkungan, diberikan pada pemulung, dipreteli komponennya dan memperbaiki untuk dijual kembali kepada konsumen. Secara umum dapat diperlihatkan pada bagan alir sebagai berikut :
61
Produsen / pabrik Distributor Supplier Kios / Pedagang kaki lima
Toko/ supermarket Konsumen Petugas sampah gerobak
Pemulung keliling
TPS TPA
Tukang loak keliling
Tukang Tukangloak loak menetap menetap
Lapak
Jasa servis lampu
Halaman Rumah/tempat kerja
Gambar IV.14. Bagan alir perlakuan masyarakat dan pelaku daur ulang setelah lampu jadi sampah
IV.5. Potensi daur ulang sampah lampu listrik Dengan mempertimbangkan komposisi dan massa yang terkandung dalam lampu maka sampah lampu listrik merupakan jenis sampah anorganik yang menyimpan potensi ekonomi dalam kegiatan daur ulang dikarenakan dalam lampu terdapat berbagai komposisi bahan logam dan non logam yang laku dipasaran antara lain besi, alumunium, tembaga, kuningan, timah dan plastik. Komposisi bahan yang terdapat dalam lampu jika dalam jumlah yang sedikit tidak memberikan hasil yang signifikat untuk dilakukan proses daur ulang. Sebaliknya dalam jumlah yang banyak lampu akan memberikan hasil yang signifikant yang dapat memberikan keuntungan finansial.
62
Pada sampah lampu listrik hanya bahan yang mengandung logam yang mempunyai nilai jual tinggi dibanding bahan non logam. Oleh karena itu, beberapa pelaku daur ulang menerima sampah lampu untuk dipreteli. Setelah logam mencukupi beberapa kilogram kemudian dijual kepada lapak, bandar kecil atau bandar besar yang menerima sampah logam. Para pelaku daur ulang mengkategorikan logam yang terdapat pada lampu listrik sebagai berikut : a. Tembaga jenis rambut (pada transformator, filamen), b. Aluminium jenis kaleng (pada kap lampu, kawat tunggal), c. Kuningan jenis rongsok (pada kap lampu), d. Besi jenis bahan (pada rumah transformator) e. Timah (pada PCB dan terminal). Diantara logam tersebut hanya tembaga yang memiliki nilai jual tinggi, disusul oleh jenis logam lain yaitu kuningan, aluminium, timah dan besi. Harga jual beli logam tidak berflukuasi terhadap waktu. Tidak seperti harga jual beli pada sampah kertas, yang dipengaruhi musim. Untuk sampah kertas, jika musim hujan harganya akan turun, karena kandungan air pada kertas akan menyebabkan kertas berkurang kualitasnya serta bertambah berat. Sedangkan untuk sampah logam, karena berupa benda padat kaku yang tidak tembus air, maka keadaan musim tidak mempengaruhi kualitas dan harganya.
Para pelaku daur ulang hampir tidak ada yang mengumpulkannya plastik dari sampah lampu karena selain massanya
ringan, harga perkilogramnya relatif
sangat murah untuk dijual, juga dalam mendapatkan plastiknya saja agak sulit karena harus memisahkannya dari lem yang mengandung karet sehingga pada saat akan dilakukan daur ulang sangat sedikit diperoleh plastik yang diinginkan. Oleh karena satu unit lampu listrik terdiri dari komponen majemuk yang di dalamnya memiliki beragam kombinasi zat kimia dimana semua substansi ini
63
tergabung dalam komponen elektronik yang sifatnya nonbiodegradable, dapat terlarut dan mencemari badan perairan maupun tanah ataupun berikatan dengan unsur lain yang kemudian menjadi toksik dan dapat membahayakan kesehatan manusia karena diantaranya ada yang bersifat karsinogenik apalagi bila dibuang langsung ke lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu usaha daur ulang sehingga dapat mereduksi kuantitas sampah lampu listrik di lingkungan. Dalam lampu terdapat berbagai unsur beracun dan berbahaya maka banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir sampah lampu listrik. Salah satunya adalah dengan menerapkan program extended producer responsibility (EPR) yaitu suatu program di mana produsen bertanggung jawab mengambil kembali (take back) produk-produk yang tidak terpakai lagi dan bertanggung jawab terhadap biaya penanganannya dengan tujuan untuk mendorong produsen meminimalisir pencemaran dan mereduksi penggunaan sumber daya alam dan energi dari setiap tahap siklus hidup produk melalui rekayasa desain produk dan teknologi proses dimana notabenenya produsen harus bertanggung jawab terhadap semua hal, termasuk akibat dari pemilihan material, proses manufaktur, pemakaian produk dan pembuangannya sehingga produsen dapat mengembangkan desain produknya dalam rangka menghindari timbulnya limbah dan untuk memfasilitasi usaha recovery dan pembuangan sampah lampu listrik. IV.6. Potensi Bahaya sampah lampu listrik Dari bahan yang terkandung di dalam semua jenis lampu meskipun persentasinya kecil bukan berarti tidak berbahaya apalagi jika sampah lampu ini dibuang tanpa pengolahan yang baik. Oleh karena itu perlu dilakukan analisa air hasil pelindian sampah lampu yang bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan senyawa berbahaya yang dapat terlarut kembali jika sampah lampu ini dibuang ke landfill dengan melakukan uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) yang hasilnya ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :
64
Tabel IV.13. Hasil uji TCLP pada lampu pijar, lampu flourescent dan lampu merkuri
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Parameter Arsen (As) Barium (Ba) Boron (B) Cadmium (Cd) Chromium (Cr) Copper (Cu) Lead (Pb) Mercury (Hg) Selenium (Se) Silver (Ag) Zinc (Zn)
Hasil Analisa TCLP pada sampel (mg/L) Lampu Lampu Lampu pijar Flourescent Mercury 0,006 0,005 0,017 2,021 2,657 1,665 3,466 2,987 4,322 <0,001 0,002 <0,001 0,023 0,011 0,015 1,176 0,962 0,216 4,863 45,019 46,513 0,0075 0,0087 0,134 <0,001 <0,0001 <0,001 0,015 0,017 0,012 5,363 2,290 29,852
Standard TCLP (mg/L) PP 18/1999 jun to PP 85/1999 5 100 500 1 5 10 5 0.2 1 5 50
USEPA 5 100 1 5 5 0.2 1 5 -
Dari hasil uji TCLP yang dilakukan terhadap lampu pijar menunjukkan semua parameter logam berada di bawah standar yang ditetapkan baik standard PP 18/1999 jun to PP 85/1999 maupun standard USEPA. Sedangan pada lampu flourescent dan lampu merkuri memiliki kadar lead (Pb) masing-masing 45,019 mg/L dan 46,513 mg/L yang konsentrasinya berada di atas baku mutu yang ditetapkan. Lead (Pb) banyak dijumpai pada terminal lampu dan papan sircuit cetak (PCB). Sampai saat ini dari hasil survey belum ada pelaku daur ulang yang mengumpulkan terminal dan papan sirkuit cetak yang berasal dari lampu. Uji TCLP juga pernah dilakukan sebelumnya terhadap kapasitor, lampu neon dan dioda dimana hasilnya menunjukkan bahwa Pb merupakan salah satu logam berat yang sangat beracun dan menjadi masalah dalam limbah elektronik khususnya untuk sampel diode yang mencapai 265,47 mg/l, sementara standar yang berlaku di Indonesia maupun di USEPA adalah hanya 5 mg/l (Enri Damanhuri and Sukandar, 2005) Dari kedua hasil uji yang dilakukan semua memberikan nilai Pb di atas standar yang ditetapkan dimana hal ini memberikan jawaban mengapa komponen elektronik/peralatan elektronik dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan
65
beracun (D219) dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 tahun 1999 jun to Nomor 85 tahun 1999.
IV.7. Pelaksanaan sampling pada daur ulang lampu dan pelaku bisnis IV.7.1. Sampling pada pelaku daur ulang Sebagian besar masyarakat ketika lampu listrik yang digunakan tidak dapat menyala lagi ketika diberi suplai listrik maka biasanya langsung dibuang ke bak sampah atau TPS bahkan TPA tetapi ada beberapa pelaku daur ulang yang yang mengambil sampah lampu yang utuh untuk kemudian direparasi komponennya. Dari reparasi yang dilakukan, lampu yang awalnya padam akhirnya dapat digunakan lagi. Reparasi ini tidak dapat dilakukan terhadap tabung lampu, tetapi memperbaiki komponen elektroniknya yang terdapat pada papan sirkuit cetak. Dimana dari hasil wawancara pada pelaku daur ulang sampah lampu ini, komponen yang sering mengalami kerusakan adalah kondensator (kapasitor), resistor, transformator dan transistor. Perlakuan daur ulang lampu ini hanya dapat dilakukan terhadap beberapa jenis lampu listrik saja diantaranya lampu flourescent jenis pipa, lampu flourescent jenis compact dan lampu flourescent jenis cylindrical compact. Hal ini tidak dapat dilakukan terhadap incandescent lamps (lampu pijar) baik yang jenis wolfram, halogen dan lampu merkuri. Alasan yang mendasar adalah karena jenis lampu ini menyatu antara kap, terminal dan tabung. Tidak menyalanya sebuah lampu ketika diberi suplai listrik biasanya disebabkan karena kenaikan tegangan yang tidak dapat ditolerir oleh lampu, batas life time yang ditandai dengan putusnya kawat pijar (filamen). Untuk memperbaiki filamen ini harus melepas tabung dan kap. Jika hal ini terjadi maka gas mulia yang membantu proses penyalaan akan keluar, sementara gas yang terdapat dalam bohlam lampu kapasitasnya sudah terukur untuk dapat menyala sempurna sesuai yang diinginkan. Hal ini pula yang menyebabkan pelaku daur ulang tidak
66
mereparasi tabung yang filamennya sudah rusak. Jika tabungnya sudah rusak yang ditandai dengan menghitamnya ujung tabung maka mereka menggantikannya dengan tabung lain tetapi daya lampu yang sama. Hanya sedikit pelaku daur ulang sampah lampu listrik indoor di Indonesia. Dari hasil survei yang dilakukan pada beberapa kota besar antara lain Solo, Yogjakarta, Semarang dan Bandung, jumlah para pelaku daur ulang ini tidak lebih dari 5 orang. Tujuan pelaku daur ulang dalam memperpanjang masa life time lampu indoor ini adalah selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, mengurangi sampah lampu di lingkungan, menambah kepercayaan masyarakat terhadap merk lampu ternama juga mereka ingin membantu masyarakat menengah ke bawah memakai lampu bermerk yang tentu saja memiliki life time yang lama. Harga lampu baru yang dapat di daur ulang bermerk ternama pada distributor, pedagang menengah dan kecil, dijual dengan kisaran harga antara Rp.15.000 – Rp.100.000-, tergantung daya lampu dimana semakin tinggi dayanya maka semakin mahal harganya. Harga jual yang dipatok oleh pelaku daur ulang terhadap lampu bermerk yang telah direparasi antara Rp.3000,- s/d Rp. 30.000,-. Berarti konsumen dapat menghemat antara Rp.12.000,- s/d Rp. 70.000,-. Harga jual lampu yang di daur ulang dengan life time ±6000 jam lebih murah dari harga lampu baru jenis pijar. Beberapa lampu dengan merk dagang ternama tidak memberikan garansi kepada konsumen tetapi semua pelaku daur ulang lampu ini memberikan garansi terhadap lampu hasil reparasi mereka diantaranya ada yang 5 hari, 1 minggu, 1 bulan bahkan ada yang sampai seumur hidup asalkan tabungnya masih bagus. Dengan alasan tersebut di atas yang menyebabkan lampu hasil daur ulang ini banyak dicari konsumen meskipun kondisi lampu hasil daur ulang ini tinggal 85% dari lampu baru. Hal ini juga dibuktikan dari hasil survei bahwa hambatan yang dialami oleh pelaku daur ulang lampu adalah kurangnya sampah lampu sementara permintaan konsumen banyak.
67
Uniknya semua pelaku daur ulang sampah lampu ini sama sekali tidak memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan kelistrikan ataupun elektronika. Pendidikan mereka rata-rata hanya tamatan sekolah dasar, hanya pelaku daur ulang yang berada di Solo sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi tapi tidak selesai. Sejak melakukan usaha daur ulang lampu, beberapa di antara mereka mengalami gangguan kesehatan seperti gatal bercampur perih pada tangan selain luka akibat peralatan dismantling yang mereka gunakan dan pecahan kaca. Gatal bercampur perih yang dirasakan oleh pelaku daur ulang apabila mendismantling kaca dari lampu flourescent yang diprediksikan terkena paparan phospor dalam tabung lampu ataupun uap merkuri. Pelaku daur ulang ini tidak pernah merasakan gangguan kesehatan akibat paparan timah karena setiap hari harus mensolder. Rata-rata mereka tidak mengetahui kandungan zat kimia yang terdapat pada sampah lampu listrik. Yang diketahui oleh mereka yang berbahaya dari sampah lampu adalah pecahan kacanya. Oleh karena itu mereka menyarankan sebaiknya sampah lampu itu disimpan dalam wadah khusus baik itu di tempat sampah, di gerobak, atau di TPS atau diberikan ke pemulung. Dengan waktu kerja yang bervariasi antara 7 jam, 9 jam bahkan sampai 11 jam seperti pelaku daur ulang di Yogyakarta karena pasar barang bekasnya buka mulai jam 09.00 pagi – 22.00 malam maka lampu yang dapat direparasi dalam sehari antara 10 – 40 buah perhari tergantung sampah yang ada dan permintaan konsumen. Sumber penerimaan lampu indoor bekas berasal dari pemulung, lapak, kompleks perumahan dan konsumen yang membawa sendiri lampunya untuk direparasi. Harga beli sampah lampu ini antara Rp. 500,- sampai Rp. 2000,tergantung merk dan jenis lampu. Jika dikurangi dengan harga jual dan jumlah lampu yang dijual perhari antara 10 buah sampai 20 buah dengan wilayah penjualan pada kota setempat dan kabupaten sekitarnya.
68
IV.7.2. Sampling pada pelaku bisnis Sampai saat ini data mengenai pemakaian lampu listrik di Kota Bandung tidak ada. Peningkatan yang cukup signifikan terhadap jumlah pelanggan listrik dalam Area Pelayanan Jaringan (APJ) Bandung di Kota Bandung berdampak pula pada pemakaian lampu listrik karena setiap pelanggan baru secara otomatis membutuhkan lampu listrik sebagai sumber penerangan pada bangunannya. Dengan pertimbangan banyaknya jumlah pelanggan listrik (567.898 pelanggan) dan bangunan (492.829 unit ) di Kota Bandung (Dinas Bangunan Kota Bandung, 2008) dan life time lampu yang terbatas maka dapat dibayangkan berapa jumlah timbulan sampah lampu listrik yang terdapat di Kota Bandung. Oleh karena tidak adanya data konsumsi lampu listrik di Kota Bandung maka penulis melakukan survei dalam kuisioner tertulis dan wawancara langsung kepada para pelaku bisnis yang menjual lampu. Dari hasil survey yang dilakukan tidak terdapat pabrik yang memproduksi khusus lampu di kota Bandung dan hanya terdapat 1 distributor lampu yaitu PT. Pelita Abadi Sejahtera dengan merk dagang Phillips dan lampu yang masuk ke Kota Bandung berasal dari Jakarta dan Surabaya dan ada yang langsung dari luar negeri yaitu Jerman dan Cina. Pada merk dagang lampu Phillipss dengan jumlah stock lampu yang masuk untuk lampu pijar sebanyak 100.000 buah/bulan, lampu flourescent jenis pipa (TL) sebanyak 30.000 buah/bulan
dan lampu flourescent jenis compact (CFL)
sebanyak 130.000 buah/bulan, lampu merkuri sebanyak 4.000 buah/bulan dan lampu jenis lain sebanyak 100 buah/bulan serta memberikan data penjualan terhadap konsumen di Kota Bandung yaitu untuk lampu pijar sebanyak 4.000 buah/bulan, lampu flourescent jenis pipa (TL) sebanyak 1.200 buah/bulan dan lampu flourescent jenis compact (CFL) sebanyak 6.000 buah/bulan serta lampu merkury sebanyak 400 buah/bulan, lampu jenis lain sebanyak 10 buah/bulan. Lampu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah lampu flourescent jenis compact (CFL) karena lampu jenis ini lebih menghemat energi, lebih ekonomis dan beberapa merk dagang memberikan garansi.
69
Dari hasil survey yang dilakukan terhadap lampu di Kota Bandung terdapat 25 merk dagang yang memberikan garansi terhadap konsumen, 1 merk dagang yang lampu perunitnya sangat mahal dibanding yang lain, 7 merk dagang yang telah memiliki SNI dan 92 merk dagang lampu yang beredar di Kota Bandung dari 569 merek baik produk dalam negeri maupun import yang ditemukan Dinas Perindag Provinsi dan kabupatena/kota di seluruh Indonesia.
70
71
Untuk data perdagangan lampu yang masuk di Kota Bandung dan yang terjual di konsumen adalah sebagai berikut No
Sumber Pabrik
1
Distributor 2
Suplier 3
Pedagang kelontong 4
Jenis lampu Lampu pijar Lampu TL Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen Lampu jenis lain Lampu pijar Lampu TL Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen Lampu jenis lain : LED Lampu pijar Lampu TL Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen Lampu jenis lain Lampu pijar Lampu TL Lampu hemat energi Lampu merkuri Lampu halogen Lampu jenis lain
72
Jumlah lampu yang masuk (buah) 100.000 buah/bln 30.000 buah/bln 120.000 buah/bln 400 buah/bulan 100 buah/bulan
Jumlah lampu yang terjual (buah) 4.000 buah/bln 1.200 buah/bln 6000 buah/bln 400 buah/bln 50 buah/bln
400 buah/hari 125 buah/hari 400 buah/hari 15 buah/minggu 300 buah/ 2 bln 20 buah/hari
150 buah/hari 25 buah/hari 300 buah/hari 15 buah/minggu 30 buah/hari 20 buah/hari
Dari hasil observasi indikasi awal yang dilakukan secara langsung di Kota Bandung memberikan hasil sebagai berikut : 1. Jenis dan penggunaan lampu indoor baik pada rumah tangga maupun non rumah tangga lebih dominan lampu pijar dan lampu flourescent. 2. Perlakuan yang diberikan oleh masyarakat, pelaku daur ulang setelah lampu listrik indoor menjadi sampah adalah langsung dibuang ke lingkungan, diberikan pada pemulung, di’dismantling komponennya dan memperbaiki untuk dijual kembali kepada konsumen. Secara umum dapat diperlihatkan pada bagan alir sebagai berikut : Produsen / pabrik Distributor Supplier Toko/ supermarket
Kios / Pedagang kaki lima Konsumen
Petugas sampah gerobak
Pemulung keliling
TPS TPA
Tukang loak keliling
Lapak
73 Jasa servis lampu
Tukang loak menetap
Bagan alir perlakuan masyarakat dan pelaku daur ulang setelah lampu menjadi sampah
sehingga keuntungan yang diperoleh perhari juga lumayan. Dokumentasi pelaku daur ulang lampu di Kota bandung dan beberapa kota di Indonesia
74
Toni Winarno / Nano (38 tahun) Tempat usaha : Pasara Klithikan Notoharjo, Semanggi-Surakarta, Solo Blok G No.85
Yuli Triono (32 tahun) Tempat usaha : Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang
75
Siehono (40 tahun) Tempat usaha : Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang
Anang (70 tahun) Tempat usaha : Pasar Barang Bekas Astana Anyar, depan RS Bersalin Astana Anyar Bandung
Busro Karim / Jeri ( 42 tahun) Tempat usaha : Jln. Sayangka’ak RT 3 RW 6 Kel. Kebon jati Kec. Kiara Condong, Bandung
76
Dede Solihin / Ucok (44 tahun) Tempat usaha : Jln. Ibu Inggit Garnasih, Bandung
Obi (43 tahun) Tempat usaha : Pasar Barang bekas astana Anyar, depan RS Bersalin Astana Anyar, Bandung
Erick dan Tomo (38 tahun) Tempat usaha : Pasar Klitikan Pakuncen Jln. HOS Cokroaminoto 34 Los 7,Yogyakarta
UMAR KOMARUDIN (Umar ), Tidak memiliki tempat tetap (keliling), Rumah : Ibu : Perum Kencana Blok 8 Jln. Kamboja 1 No. 74 Ipar : Jln. Babakan Ciburuy Gang Empang, Belakang TPU
ADE ANWAR (Mang Ade) Rumah : Orangtua : Gang Mama Carma, Jalan Kebon Gedang No. 44, Belakang BCA Kiara Condong, Bandung
77
KESIMPULAN Kesimpulan awal yang dapat dikemukakan dari data awal yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Kaca memiliki persentasi komposisi terbesar tetapi hanya sedikit pelaku daur ulang yang memanfaatkan pecahan bahan ini karena selain tingkat bahaya yang ditimbulkan juga membutuhkan peralatan khusus. 2. Logam yang terdapat pada lampu indoor adalah tembaga jenis rambut (pada transformator, filamen), aluminium jenis kaleng (pada kap lampu, kawat tunggal), kuningan jenis rongsok (pada kap lampu), besi jenis bahan (pada rumah transformator) dan timah (pada PCB dan terminal). Tetapi diantara logam tersebut hanya tembaga yang memiliki nilai jual tinggi. Oleh karena itu dari sampah lampu indoor, bahan ini yang paling banyak dikanibal oleh pelaku daur ulang. 3. Pada compact fluorescent lamp, berat rata-rata logam tembaga yang diperoleh dari lilitan transformator adalah 5 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari compact fluorescent lamp membutuhkan ±200 buah lampu. Berat ratarata tembaga juga diperoleh dari transformator tubular fluorescent lamp yaitu ±40 gram. Jadi untuk mendapatkan 1 kg tembaga dari tubular fluorescent lamp membutuhkan ±28 buah transformator dengan daya 10 – 20 Watt. 4. Perlakuan daur ulang lampu hanya dapat dilakukan terhadap beberapa jenis lampu indoor saja diantaranya jenis tubular flourescent lamp, cylindrical compact fluorescent lamps, compact fluorescent lamp dan emergency lamp. Hal ini tidak dapat dilakukan terhadap incandescent lamps (pijar) baik yang jenis balotini, reflektor, halogen dan merkuri. 5. Dari hasil survei yang dilakukan pada beberapa kota besar antara lain Solo, Yogjakarta, Semarang dan Bandung, jumlah para pelaku daur ulang ini tidak lebih dari 5 orang. Tujuan pelaku daur ulang dalam memperpanjang masa life
78
time lampu indoor ini adalah selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, mengurangi sampah lampu di lingkungan, menambah kepercayaan masyarakat terhadap merk lampu ternama juga mereka ingin membantu masyarakat menengah ke bawah memakai lampu bermerk yang tentu saja memiliki life time yang lama.
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkotaan, industri dll. Jumlah timbunannya meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan meningkatnya kegiatan dan jumlah penduduk perkotaan. Dengan jumlah timbulan yang besar dan tanpa penanganan yang baik, sampah kota kan menimbulkan berbagai masalah sosial dan lingkungan yang sangat berat. Permasalahan sampah harus dikelola secara terpadu dengan menekankan pada pemecahan permasalahan sampah dengan melihat sampah sebagai sumberdaya. Oleh karena itu semakin banyak sampah dapat dimanfaatkan akan semakin baik.
79
80
No 1
2
3
4
5
6
7
8
Kecamatan Sukasari
Sukajadi
Cicendo
Bandung Kulon
Babakan Ciparay
Bojongloa kaler
Bojongloa Kidul
Astana Anyar
Kelurahan
RT
RW
1. Isola 2. Geger kalong 3. Sukarasa 4. Sarijadi 1. Pasteur 2. Cipedes 3. Sukawarna 4. Sukagalih 5. Sukabungah 1. Husein Sastranegara 2. Arjuna 3. Pajajaran 4. Pasir Kaliki 5. Pamoyanan 6. Sukaraja 1. Gempolsari 2. Cigondewah kaler 3. Cigondewah kidul 4. Cigondewah rahayu 5. Caringin 6. Warungmuncang 7. Cibuntu 8. Cijerah 1. Margasuka 2. Cirangrang 3. Margahayu Utara 4. Babakan Ciparay 5. Babakan 6. Sukahaji 1. Kopo 2. Suka Asih 3. Babakan Asih 4. Babakan Tarogong 5. Jamika 1. Cibaduyut Kidul 2. Cibaduyut Wetan 3. Mekarwangi 4. Cibaduyut 5. Kebonlega 6. Situsaeur 1. Karasak 2. Pelindung Hewan 3. Nyengseret 4. Panjunan 5. Cibadak 6. Karang Anyar
29 56 45 98 92 77 43 36 83 78 80 71 62 54 71 58 43 33 44 32 71 73 73 45 32 56 57 88 89 85 73 59 67 105 29 24 24 31 70 84 45 58 46 62 76 45
6 8 7 11 13 11 7 6 12 12 8 10 10 6 10 9 13 6 8 6 10 10 10 9 5 11 9 13 10 12 10 7 7 11 6 4 7 8 11 8 6 10 7 6 9 9
Jumlah Bangunan 14.819
18.827
19.375
18.570
27.981
27.942
18.639
12.908
81
No 9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kecamatan Regol
Lengkong
Bandung Kidul
Buah batu
Rancasari
Gedebage
Cibiru
Panyileukan
Ujung Berung
Cinambo
Arcamanik
Kelurahan 1. Ciseureuh 2. Pasirluyu 3. Ancol 4. Cigereleng 5. Ciateul 6. Pungkur 7. Balong Gede 1. Cijagra 2. Turangga 3. Lingkar Selatan 4. Malabar 5. Burangrang 6. Cikawao 7. Paledang 1. Wates 2. Mengger 3. Batununggal 4. Kujangsari 1. Cijawura 2. Margasari 3. Sekejati 4. Jati sari 1. Darwati 2. Cipamokolan 3. Manjalega 4. Mekar Jaya 1. Rancabolang 2. Rancanumpang 3. Cisaranten Kidul 4. Ciminerang 1. Pasirbiru 2. Cipadung 3. Palasari 4. Cisurupan 1. Mekar Mulya 2. Cipadung Kidul 3. Cipadung Wetan 4. Cipadung Kulon 1. Pasanggrahan 2. Pasirjati 3. Pasirwangi 4. Cigending 5. Pasirendah 1. Cisaranten Wetan 2. Babakan Penghulu 3. Pakemitan 4. Sukamulya 1. Cisaranteun Kulon 2. Cisaranteun Binaharapan
RT
RW
50 58 54 64 50 46 46 52 84 74 60 60 55 44 32 25 65 46 78 126 97 48 81 80 96 57 41 24 78 24 64 79 81 52 37 78 16 50 58 51 47 59 47 23 24 28 25 52 40
8 8 9 12 9 6 7 7 11 10 11 11 9 8 7 5 12 7 13 21 15 7 13 9 16 10 7 5 14 7 12 17 14 10 6 14 6 10 14 12 10 11 7 6 7 6 6 12 11
Jumlah Bangunan
17.204
15.668
10.338
21.909
13.702
6.349
10.003
7.114
5.660
5.733 12.412
82
No 20
21
22
23
24
Kecamatan Antapani
Mandalajati
Kiara Condong
Batununggal
Sumur Bandung
25
Andir
26
Bandung Wetan
27
28
29
Cibeunying Kidul
Cibeunying Kaler
Coblong
3. Sukamiskin 4. Cisaranten Endah
85 67
15 12
Kelurahan 1. Antapani Kidul 2. Antapani Tengah 3. Antapani Wetan 4. Antapani Kulon 1. Jatihandap 2. Karang Pamulang 3. Sindang Jaya 4. Pasir Impun 1. Kebon Kangkung 2. Sukapura 3. Kebonjayanti 4. Babakansari 5. Babakansurabaya 6. Cicaheum 1. Gumuruh 2. Binong 3. Kebon Gedang 4. Maleer 5. Cibangkong 6. Samoja 7. Kacapiring 8. Kebon Waru 1. Braga 2. Kebon Pisang 3. Merdeka 4. Babakan Ciamis 1. Campaka 2. Maleber 3. Garuda 4. Dungus Cariang 5. Ciroyom 6. Kebon Jeruk 1. Taman Sari 2. Citarum 3. Cihapit 1. Sukamaju 2. Cicadas 3. Cikutra 4. Padasuka 5. Pasir Layung 6. Sukapada 1. Cihaur Geulis 2. Sukaluyu 3. Neglasari 4. Cigadung 1. Cipaganti 2. Lebak Siliwangi
RT 104 105 52 35 101 63 60 56 70 109 87 148 100 76 85 68 50 71 86 68 49 67 46 85 52 43 37 62 38 87 87 75 123 36 46 81 84 107 101 86 97 68 92 39 89 52 25
RW 18 23 10 7 14 10 12 11 11 15 14 18 15 12 12 10 8 12 13 11 9 8 8 12 8 8 7 11 6 11 10 9 20 8 8 12 15 15 16 13 16 12 11 8 15 7 6
Jumlah Bangunan 26.560
10.908
31.058
31.456
10.679 23.043
6.301
12.129
15.156 30.986
83
30
Cidadap
Jumlah
3. Lebak Gede 4. Sadang Serang 5. Sekeloa 6. Dago 1. Hegar manah 2. Ciumbeleuit 3. Ledeng 151 Kelurahan
61 130 86 104 64 77 31 9.621 RT
13 21 15 13 11 11 7 1.551 RW
9.400 492.829 Bangunan
Jumlah bangunan yang paling banyak di Kota Bandung terdapat pada Kecamatan Batu Nunggal dengan jumlah bangunan sebanyak 31.456.
84
85
Konstruksi panel electroluminescent bervariasi, tetapi secara garis besar panel tersebut terdiri dari lapisan-lapisan tipis bahan dielektrik dengan serbuk fluoresen selang seling yang diapit dengan lempengan konduktor sebagai elektroda. Salah satu konduktor harus terbuat dari bahan yang transparan sehingga emisi yang terjadi dapat dilihat. Konstruksi terakhir lempengan konduktor ada 3 macam yaitu panel keramik, panel plastik dan film pengemisi cahaya. Panel keramik terdiri
beberapa
lapisan
enamel
di
atas
lembaran
baja
tipis
pertama pelapisan enamel dicampur dengan dielektrik barium titanat, kemudian lapisan enamel dicampur dengan posfor dan lapisan paling atas adalah lapisan konduktor timah oksida transparan yang dilapisi dengan enamel transparan untuk melindungi panel dari uap air dan perlindungan mekanis. Ketebalan total panel ini sekitar 0,15 mm. Panel plastik pada dasarnya sama dengan panel keramik, tetapi pada panel plastik elektroda yang transparan dilapisi dengan indium oksida yang posisinya di atas lapisan posfor dan barium titanat. Film pengemisi cahaya terdiri dari beberapa lapisan sangat tipis yang ditempel pada lembar gelas atau keramik di dalam udara vakum (Muhaimin, 2001). Fluorescent ZnS yang ditambah dengan aktivator tembaga menghasilkan emisi berwarna biru atau hijau, sedangkan jika aktivatornya mangan menghasilkan emisi berwarna kuning. Wama lainnya dapat dihasilkan dari eksitasi sekunder dengan cara memodifikasi pewarnaan fluorescent. Pemakaian panel electroluminescent antara lain: penerangan kamar tidur, dekorasi, panel instrumen di pesawat terbang, permukaan jam, LCD (liquid crystal display) pada monitor lap top. Panel electroluminescent tidak digunakan pada penyimpanan gambar dengan sinar X,
534.830 546.750
560.671 533.859 545.585
559.865 532.788 544.702
558.593 531.371 543.735
556.789 530.166
542.831
555.137 528.893
541.926
553.298 527.074
540.730
540.123 552.293 526.012
539.273 551.110 524.280
538.047 549.739 522.730
536.745 548.818 521.349
535.640 547.668
562.073
maupun keperluan radar (Muhaimin, 2001).
519.891
570.000 565.000 560.000 555.000 550.000 545.000 540.000 535.000 530.000 525.000 520.000 515.000 510.000 505.000 500.000 495.000 490.000
Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007
86 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
Dalam lampu flourescent baik pada lampu flourescent bentuk compact dan tubular terdapat beberapa komponen lampu yang dapat dilihat pada tabel (en.wikipedia.org, 2007), (home.howstuffworks.com, 2007) sebagai berikut :
Hal ini dapat dilihat pada data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung yang tercantum pada tabel 5.16. Tabel IV.16. Data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung. No 1
2
3 4 5 6
Seng
Besi
Jenis logam Seng Kaleng Plat Biasa Siku Pipa Super Bahan Rongsok WF
Timah Anhas Stainless Aluminium
7
Kuningan
8
Tembaga
Kaleng Panci Siku Blok Katel Gram Rongsok Bronz Seeng
Lapak (Rp) 667 591 1.527 1.676 1.880 1.771 2.005 1.808 1.554
Bandar kecil (Rp) 695 686 1.772 1.728 1.750 2.113 2.163 2.136 1.813
10.955 10.033 10.955 11.467 13.333 14.400
7.971 11.194 12.800 13.132 14.594 16.000
15.500 19.200 22.400 23.250 32.083
15.719 20.188 24.056 25.563 39.714
Bandar besar (Rp) 853 778 2.309 2.324 2.439 2.580 2.900 2.633 2.426 6.000 8.895 14.921 15.368 14.737 16.105 17.158 16.132 18.763 24.816 24.816 28.447 46.683
87
36.813 35.821 41.750
Rambut Bakar Super Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
40.528 41.167 50.056
48.842 47.868 51.784
Tabel IV.17. Data Harga Jual Total Jenis Logam Di Kota Bandung Jenis logam
Pemulung
Seng Rp 370,- Rp Besi Rp 1.321,- Rp Timah Rp 4.366,- Rp Aluminium Rp 10.281,- Rp Stainless steel Rp 10.089,- Rp Anhas Rp 6.554,- Rp Kuningan Rp 19.607,- Rp Tembaga Rp 34.482,- Rp Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Loak
Lapak
723,1.671,7.444,10.700,11.096,12.000,19.652,39.354,-
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
667,1.531,7.375,10.033,10.955,13.261,21.972,36.602,-
Bandar kecil Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
695,1.761,7.971,14.595,12.800,11.194,22.869,43.051,-
Bandar besar Rp 853,Rp 2.338,Rp 8.895,Rp 16.579,Rp 14.921,Rp 15.368,Rp 26.728,Rp 48.882,-
Tabel IV.16. Data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung. No 1
2
3 4 5
Seng
Besi
Jenis logam Seng Kaleng Plat Biasa Siku Pipa Super Bahan Rongsok WF
Timah Anhas Stainless
Kaleng Panci 6 Aluminium Siku Blok Katel Gram 7 Kuningan Rongsok Bronz Seeng Rambut 8 Tembaga Bakar Super Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Lapak (Rp) 667 591 1.527 1.676 1.880 1.771 2.005 1.808 1.554
Bandar kecil (Rp) 695 686 1.772 1.728 1.750 2.113 2.163 2.136 1.813
10.955 10.033 10.955 11.467 13.333 14.400
7.971 11.194 12.800 13.132 14.594 16.000
15.500 19.200 22.400 23.250 32.083 36.813 35.821 41.750
15.719 20.188 24.056 25.563 39.714 40.528 41.167 50.056
Bandar besar (Rp) 853 778 2.309 2.324 2.439 2.580 2.900 2.633 2.426 6.000 8.895 14.921 15.368 14.737 16.105 17.158 16.132 18.763 24.816 24.816 28.447 46.683 48.842 47.868 51.784
Tabel IV.17. Data Harga Jual Total Jenis Logam Di Kota Bandung
88
Jenis logam
Pemulung
Seng Rp 370,- Rp Besi Rp 1.321,- Rp Timah Rp 4.366,- Rp Aluminium Rp 10.281,- Rp Stainless steel Rp 10.089,- Rp Anhas Rp 6.554,- Rp Kuningan Rp 19.607,- Rp Tembaga Rp 34.482,- Rp Sumber : Nita Kusuma Dewi (2007)
Loak 723,1.671,7.444,10.700,11.096,12.000,19.652,39.354,-
Lapak Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
667,1.531,7.375,10.033,10.955,13.261,21.972,36.602,-
Bandar kecil Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
695,1.761,7.971,14.595,12.800,11.194,22.869,43.051,-
Bandar besar Rp 853,Rp 2.338,Rp 8.895,Rp 16.579,Rp 14.921,Rp 15.368,Rp 26.728,Rp 48.882,-
Tabel IV.18. Perubahan Harga Bahan Daur Ulang Plastik dalam Struktur Pasar No.
Jenis
Harga Pemulung 1 PE 200 2 PP 150 3 Keras 200 Sumber : (Ismaria, 2000)
Harga Lapak 250 200 225
Harga Bandar Kecil 350 275 250
Harga Bandar Besar 2000 1500 275
89
Cara yang dapat dilakukan untuk daur ulang sampah lampu dapat dilihat pada gambar 5.5 sebagai berikut :
Tabel IV.15 Komposisi bahan pada semua sampel sampah lampu listrik No
Jenis Lampu
1
Lampu pijar
2
Lampu flourescent jenis pipa
3
Lampu flourescent jenis compact
4
Komponen Elektronik Dalam lampu flourescent jenis compact
5
Lampu merkuri
Bahan Tembaga Aluminium Kuningan Timah Kaca Kaca hitam Karet Tembaga Aluminium Kuningan Kaca Platik PP Platik PVC Karet Tembaga Aluminium Kuningan Timah Besi Kaca Kaca hitam Karet Platik PP Platik PVC PCB Mika Silikon Karbon Kondensator elektolit Kondensator Polyester Dioda Resistor Transistor Transformator Induktor Aluminium Kuningan Timah Kaca
0,65 1,15 2,50 0,33 66,69 6,15 6,27 4,16 1,57 0,97 151,55 0,90 1,03 0,91 6,33 1,90 2,10 0,58 17,55 56,24 3,16 2,37 21,48 1,87 2,87 1,92 1,69 0,68
Jumlah lampu yang dibutuhkan untuk mencapai massa 1 kg (buah) 1538 870 400 3030 15 163 159 240 637 1031 7 1111 971 1099 158 526 476 1724 57 18 316 422 47 535 348 521 592 1471
2,52
397
1,92
521
0,76 0,68 0,93 17,94 1,02 7,92 6,46 0,81 83,06
1316 1471 1075 56 980 126 155 1235 12
Massa rata-rata pada setiap jenis lampu (gr)
90
Hal ini dapat dilihat pada data harga jual logam berbagai jenis di Kota Bandung yang tercantum pada tabel 5.16. Tabel 5.19. Jenis lampu yang dapat dan tidak dapat diperpanjang life timenya Jenis lampu yang dapat diperpanjang life time-nya No Jenis lampu
1
Compact fluorescent lamp
2
Emergency Lamp
3
Tubular flourescent lamp
Gambar
Jenis lampu yang tidak dapat diperpanjang life time-nya
1
Lampu pijar (incandescent lamps), seperti balotini, reflektor, halogen dan merkuri
Tabel 5.19. Pelaku daur ulang lampu di Kota Bandung dan beberapa kota di Indonesia No
Nama
1
UMAR KOMARUDIN (Umar )
2
DEDE SOLIHIN (Ucok)
3
BUSRO KARIM (Jeri)
4
ANANG
5
IWAN
Lokasi kerja 1. Tidak memiliki tempat tetap (keliling) 2. Rumah : Jln. Babakan Ciburuy Gang Empang, Belakang TPU Pasar barang bekas Jalan Ibu Inggit Garnasih, Bandung (Depan PT. Trisada Raya) Rumah : Jln. Sayangka’ak RT 3 RW 6 Kel. Kebon Jati Kec. Kiara Condong Pasar Barang Bekas Astana Anyar, Bandung (depan Rumah Sakit Bersalin Astana Anyar) Pasar Loak di Jalan Prof. Eycman
Kota Bandung, Jawa Barat Bandung, Jawa Barat Bandung, Jawa Barat Bandung, Jawa Barat Bandung,
91
6
ADE ANWAR (Mang Ade)
7 8
Asep Iyep
9
TONI WINARNO (Mas Toni)
10
SIEHONO
11
No
12
TOMO
13
ERIK
14
TONI WINARNO (Mas Toni)
15 16
SIEHONO YULI TRIONO
Rumah : Ibu : Gang Mama Carma, Jalan Kebon Gedang No. 44, Belakang BCA Kiara Condong, Bandung Pasar Gordon, Buah Batu Pasar Kiara Condong 1. Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi Blok G No.85 - Surakarta, Solo 2. Rumah : Jalan Sumba No. 02 SKH, Solo HP.081567682092 Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang Nama Pasar Klithikan Pakuncen Jln. HOS. Cokroaminoto No. 34 Yogyakarta Pasar Klithikan Pakuncen Jln. HOS. Cokroaminoto No. 34 Yogyakarta 3. Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi Blok G No.85 - Surakarta, Solo 4. Rumah : Jalan Sumba No. 02 SKH, Solo HP.081567682092 Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang Pasar Banjir Kanal Timur, Semarang
Bandung, Jawa Barat Bandung Bandung Solo, Jawa Tengah Semarang Lokasi kerja Yogyakarta, Yogyakarta, Solo, Jawa Tengah Semarang Semarang
92