1 BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Analisa data dilakukan terhadap sampel yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah kasus tersebut menimbulkan ...
Analisa data dilakukan terhadap sampel yang telah dikumpulkan untuk mengetahui apakah kasus tersebut menimbulkan reaksi terhadap saham perbankan yang terdaftar di BEI. Menurunnya IHSG pada tanggal 16 Agustus 2007 merupakan kemungkinan adanya pengaruh dari subprime mortgage default yang terjadi di AS sampai ke Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah benar turunnya IHSG mempengaruhi saham perbankan, dan penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksesuaian abnormal return saham perbankan terhadap tren return yang dihasilkan. Untuk menganalisa reaksi pasar digunakan metode statistik one sample t-test.
4.1.
Analisa Data Uji one sample t-test umumnya untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang
diberikan sebagai pembanding berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel). Analisis ini menggunakan one sample t-test karena variabel yang diuji hanya satu dan jumlah datanya kurang dari 30. Yang pertama dilakukan adalah mengolah data yang telah dikumpulkan dengan mencari return saham dari masing-masing saham perbankan yang menjadi sample, dalam perhitungan return, dihitung return actual dan return ekspektasi untuk kemudian dari data yang diperoleh bisa didapatkan abnormal return untuk masing-masing saham selama H-10 36
37
sampai dengan H+10. Hasil yang diperoleh sangat bervariasi mengingat kinerja saham di Indonesia belum stabil. Sampel yang digunakan sebanyak 20 bank karena dari 30 bank yang terdaftar di BEI, yang merupakan bank dengan kinerja saham yang aktif hanya 20 bank. Uji one sample t-test dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi harga saham di BEI terhadap adanya isu subprime mortgage, untuk itu nilai abnormal return yang dihasilkan masing-masing saham akan diamati dan secara keseluruhan digabungan. Analisis one sample t-test rata-rata abnormal return pada hari ke-t sebelum dan setelah terjadinya penurunan harga saham di IHSG pada tanggal 16 Agustus 2007 yang dilakukan dengan menggunakan program PHSTAT 2.5 yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Hasil Pengujian Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Isu Subprime Mortgage T hitung
Hari ke
T tabel
Keterangan
0.00010
-3
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(-3)
-0.00030
-2
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(-2)
0.00031
-1
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(-1)
0.00038
0
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(0)
-0.00015
1
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(1)
-0.00012
2
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(2)
-0.00004
3
±2.0930
Tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-(3)
37
38
Dari hasil t-hitung diatas dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :
-0.00030 sampai 0.00038
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho
-2.0930
Daerah penolakan Ho 2.0930
Grafik 4.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesa dengan Uji One Sample T-Test
Grafik diatas berdasarkan hipotesa: H0 :
Tidak terdapat perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah adanya isu subprime mortgage pada tanggal 16 Agustus 2007.
H1:
Terdapat perbedaan abnormal return pada saat sebelum dan sesudah adanya isu subprime mortgage pada tanggal 16 Agustus 2007.
H0 diterima jika t hitung < t table H0 ditolak jika t hitung < t table Melalui pengujian sampel dengan menggunakan one sample t-test, didapatkan nilai t-hitung berkisar diantara nilai -0.00030 sampai dengan 0.00038 dan nilai tersebut masih berada di dalam daerah penerimaan H0 yang dikarenakan nilai t-tabel adalah sebesar ±2.0930. Dari perbandingan t hitung dengan t tabel dapat diketahui bahwa semua
38
39
nilai –t hitung > - t tabel. Hal ini diperjelas dari gambar grafik hasil uji t yang memperkuat hasil tersebut. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak ada perbedaan abnormal return pada hari ke-t sesudah dan sebelum mencuatnya isu subprime mortgage.
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data yang dilakukan dapat kita simpulkan bahwa tidak
ditemukan adanya perbedaan dalam abnormal return saham perbankan pada tanggal tersebut. Hal tersebut dapat dilihat melalui nilai t-hitung yang masih berada dalam daerah penerimaan H0 yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh dari isu subprime mortgage yang beredar.
Grafik 4.2 Abnormal Return 5 Saham Perbankan
39
40
Berdasarkan grafik diatas atas 5 saham yang menjadi sampel, dapat kita lihat bahwa pergerakan abnormal return saham Bank Bumiputera Indonesia yang terpengaruh oleh adanya isu tersebut. Saham tersebut berada di bawah rata-rata abnormal return yang ada. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa memang pergerakan saham dari Bank Bumiputera berada di bawah abnormal return yang ada atau memang harga saham tersebut selalu sangat fluktuatif. Untuk grafik saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5 sampai dengan 25. Untuk grafik perbandingan saham dapat dilihat pada lampiran 26 sampai dengan 29. Titik 0 merupakan tanggal 16 Agustus 2007, dan dikarenakan harga saham tidak ada setiap hari, maka tanggal-tanggal yang digunakan sebagai acuan dapat dilihat pada lampiran 1. Pada tanggal tersebut jelas para investor mengalami kerugian dengan turunnya harga saham IHSG, tetapi hal tersebut bukan pberarti bahwa harga saham perbankan akan juga terpengaruh. Kemungkinan hal yang terjadi adalah pada saat isu tersebut merebak terjadi kegiatan penjualan saham oleh para investor yang menyebabkan harga saham IHSG turun pada hari itu. Kecenderungan oleh para pelaku pasar modal di Indonesia untuk melakukan safety precaution agar tidak mendapatkan kerugian yang lebih besar. Jika ditelaah lebih dalam lagi, investor di Indonesia tidak seharusnya dirisaukan dengan isu subprime mortgage, karena investor di Indonesia yang berada di bawah naungan BAPEPAM tidak diperbolehkan untuk berinvestasi dengan CDO (kecuali untuk para investor swasta). Jika dilihat melalui pergerakan grafik saham perbankan terhadap average abnormal return dari 20 saham yang menjadi sample, memang tidak terlihat adanya 40
41
gejolak yang signifikan, karena memang kecenderungan saham di Indonesia tidak mempunyai kestabilan yang actual, jika menurut para pelaku saham di pasar, saham di Indonesia banyak yang merupakan saham “gorengan” yaitu saham yang memang di mainkan oleh beberapa investor yang keuntungan ataupun kerugiannya sudah pasti. Analisa yang ada jelas menunjukan bahwa saham perbankan di Indonesia yang mewakilkan perbankan tidak mendapatkan dampak langsung dari kasus subprime mortgage karena data yang ada menunjukan juga bahwa perbankan di Indonesia tidak ada yang melakukan penanaman langsung pada CDO berbasis subprime mortgage sehingga terhindar dari dampak langsung krisi subprime mortgage. Hal ini terutama dikarenakan adanya ketentuan perbankan yang mewajibkan bank menggolongkan penanaman pada surat berharga berperingkat rendah (non-investment grade) sebagai non-performing. Namun potensi kerugian dapat muncul dari aksi jual Surat Utang Negara (SUN) oleh para investor asing yang dapat mengakibatkan jatuhnya harga SUN. Akan tetapi potensi kerugian SUN yang ditimbulkan oleh krisis subprime mortgage masih tergolong kecil yaitu hanya sebesar 2% selama Juli – Agustus 2007, potensi kerugian terhadap bank yang memiliki portfolio SUN juga kecil. Selain potensi kerugian melalui SUN, potensi yang lain mungkin timbul adalah dengan tingginya delinquency rate di AS, yang memungkinkan untuk berkurangnya daya beli masyarakat AS, yang menimbulkan berkurangnya ekspor ke AS. Hal tersebut dapat merugikan perusahaan di Indonesia. Isu tersebut merupakan faktor yang tidak disengaja atau faktor eksternal, yang terjadi hanyalah kepanikan sesaat oleh para pelaku pasar modal yang menyebabkan
41
42
turunnya IHSG pada hari tersebut. Jika dilihat lebih lanjut grafik IHSG setelah hari itu cenderung untuk meningkat.