Stephanus Ronald / 0800744045
BAB IV ANALIS IS
IV.1. Analisis Aspek Lingkungan IV.1.1. S ituasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak
Foto 10. Rental Film
Foto 11. Toko aksesoris
Foto 12. Rumah Warga
Foto 15. TK Tarsisius
BINUS University Jakarta
Foto 13. Tampak Tapak Foto 14. Lahan Kosong
Foto 16. Bengkel
Foto 17. Kios
Rusun Guru di Jakarta Barat
44
Stephanus Ronald / 0800744045
Berdasarkan keberadaan bangunan sekitar dan akses jalur kendaraan umum, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, pemberian akses entrance dekat dengan sekolah TK di sebelah barat tapak mengingat ada guru TK yang berpotensi tinggal di rumah susun. Kedua, keberadaan lahan kosong di sebelah tenggara tapak memungkinkan arus angin datang dari tempat itu, maka perlu diberikan area hijau pada pojok tapak untuk meneruskan arus angin yang datang. Ketiga, adanya jalur kendaraan umum di kedua sisi tapak membuat penghuni membutuhkan akses entrance di kedua sisi tapak tersebut. Beberapa bangunan lainnya di sekitar tapak tidak memerlukan pertimbangan khusus sehingga tidak menghasilkan solusi lain.
IV.1.2. Analisis Kebisingan Gambar 8. Analisis kebisingan dan solusinya
Kebisingan utama bersumber pada kemacetan yang sering terjadi di pertigaan dekat tapak. Kecenderungan angkutan umum yang kerap berhenti untuk menunggu calon penumpangnya merupakan salah satu faktor pemicu
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
45
Stephanus Ronald / 0800744045
terjadinya kemacetan. Selain itu, ada pula kebisingan minoritas yang berasal dari sekolah maupun bengkel. Sebagai solusi untuk mengurangi kebisingan yang akan terdengar dari dalam tapak, maka di tempatkanlah sejumlah pohon di sudut tapak yang berbatasan langsung dengan sumber kebisingan. Selain itu, penempatan area (zoning) unit hunian juga akan sedikit dijauhkan dari sumber bising untuk mengurangi dampak ketidaknyamanan penghuni.
IV.1.3. Analisis Pencapaian ke Tapak
Tabel 7. Alternatif entrance Alternatif 1
Kelebihan :
BINUS University Jakarta
Main Entrance terletak di jalan Rawa Belong yang cukup lebar dan jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Side Entrance terletak di jalan Kebon Jeruk Raya yang dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11). Service Entrance terletak di belakang tapak sehingga tidak mengganggu akses
Alternatif 2
Main Entrance terletak di jalan Kebon Jeruk Raya yang dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11). S ide Entrance terletak di jalan Rawa Belong yang cukup lebar dan jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Service Entrance terletak di belakang tapak sehingga tidak mengganggu akses
Rusun Guru di Jakarta Barat
46
Stephanus Ronald / 0800744045
penghuni yang ingin masuk melalui M ain Entrance atau Side Entrance. Kekurangan : Main Entrance tidak dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11) dan berada di jalan yang intensitas kendaraannya lebih banyak. S ide Entrance belum cukup jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan sehingga beresiko menghambat penghuni yang akan masuk. Service Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar sehingga beresiko menghambat akses mobil barang / truk yang akan masuk.
penghuni yang ingin masuk melalui M ain Entrance atau Side Entrance.
Main Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar dibandingkan jalan Rawa Belong sehingga beresiko menghambat akses kendaraan masuk karena kemacetan. Side Entrance tidak dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11), Side Entrance berada di jalan yang intensitas kendaraannya lebih banyak. S ervice Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar sehingga beresiko menghambat akses mobil barang / truk yang akan masuk.
Berdasarkan analisis entrance tersebut dan dikaitkan dengan kebutuhan penghuni rumah susun, maka alternatif yang dipilih adalah alternatif 1. Hal ini mengingat mayoritas guru menggunakan sarana transportasi umum jadi untuk M ain Entrance dan Side Entrance tidak menjadi masalah. Yang menjadi pertimbangan adalah minoritas guru yang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, dan juga pengunjung yang mengendarai mobil. Akan lebih baik menempatkan M ain Entrance sejauh mungkin dari pertigaan sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk keluar masuk lokasi akibat kemacetan.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
47
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.1.4. Analisis Orientasi Matahari dan Arah Angin
Tabel 8. Alternatif orientasi bangunan Alternatif 1 Alternatif 2
Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan sangat mendukung terjadinya cross-ventilation.
Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari sore yang tidak menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tidak terlalu tinggi.
Kekurangan : Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari sore yang tidak menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tinggi.
Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan kurang mendukung terjadinya cross-ventilation.
Kelebihan :
Berdasarkan analisis orientasi matahari dan angin, alternatif orientasi bangunan yang dipilih adalah alternatif 2. Pertimbangannya adalah bangunan rumah susun ini harus mengutamakan kenyamanan penghuni, khususnya dari faktor termal. Dengan orientasi bangunan utara-selatan, maka tidak ada unit hunian yang terkena sinar matahari sore yang tidak
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
48
Stephanus Ronald / 0800744045
menyenangkan. Selain itu, suhu bangunan pun juga akan lebih rendah bila dibandingkan dengan orientasi timur-barat. Hal ini dikarenakan luas bidang bangunan yang terkena sinar matahari sepanjang hari lebih kecil. M engingat kota Jakarta berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka akan ada perbedaan intensitas matahari pada sisi utara dan selatan bangunan. Sisi utara akan lebih banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu diperlukan adanya canopy atau sun-shading untuk mengurangi radiasi matahari tersebut. Untuk arah angin yang kurang menunjang terjadinya cross-ventilation, hal ini dapat diatasi dengan pemberian sejumlah pohon pada pinggir bangunan sehingga angin dapat dibelokkan. IV.1.5. Analisis Topografi, Jaringan Pembuangan dan Utilitas Topografi tapak cenderung rata atau tidak berkontur. Jaringan pembuangan dan utilitas diarahkan ke barat, yaitu menuju Kali Sekretaris – Waduk Tomang. Gambar 9. Jaringan pembuangan dan utilitas
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
49
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.1.6. Zoning Tapak Zoning dalam tapak berhubungan dengan penempatan area private, area umum, dan area servis sehingga tercipta keteraturan dan kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung. Area-area tersebut berupa pengelompokkan bangunan hunian, bangunan penunjang, bangunan servis, dan penyediaan fasilitas-fasilitas. Zoning tapak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya posisi entrance, kebisingan, view sekitar tapak, dan lain-lain. Berdasarkan analisis entrance dan kebisingan pada pembahasan sebelumnya, maka dihasilkan suatu zoning tapak yang mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas penghuni. Gambar 10. Zoning tapak
Penempatan area servis sangat penting di belakang tapak agar keberadaannya tidak mengganggu kenyamanan penghuni dan pengunjung bangunan. Area semi public merupakan area dimana calon para penghuni, staf pengelola, ataupun pengunjung tertentu dapat berada. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah M ain Entrance yang terletak pada Jalan Rawa BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
50
Stephanus Ronald / 0800744045
Belong. Para pengunjung dengan keperluan khusus ataupun para calon penghuni yang ingin menuju kantor pengelola (terletak dalam area semi public) dapat dengan mudah mengakses beberapa bangunan dan fasilitas yang terletak dalam area semi public ini.
IV.2. Analisis Aspek Manusia IV.2.1. Analisis Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dari sebuah rumah susun adalah penghuni/pemilik unit, staf pengelola, pelaku bisnis, dan pengunjung/tamu. Penghuni rumah susun adalah orang yang secara sah telah memiliki atau menyewa unit rumah susun dan memperoleh hak penuh untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Staf pengelola adalah orang yang bertugas mengurus administrasi kepemilikan atau sistem penyewaan unit hunian rumah susun. Pelaku bisnis adalah orang yang mempunyai kepentingan menjalankan usahanya seperti retail shop, mini market, kios, dan lain-lain. Sedangkan pengunjung/tamu dapat dibedakan atas tamu umum dan tamu khusus. Tamu umum adalah pengunjung yang datang ke kompleks rumah susun untuk menggunakan fasilitas umum ataupun untuk berjual beli di toko/kios yang disediakan di rumah susun. Sedangkan tamu khusus adalah pengunjung yang mempunyai kepentingan dengan penghuni untuk datang ke dalam unit penghuni ataupun pengunjung yang berkepentingan dengan staf pengelola rumah susun. Kegiatan tamu umum rumah susun :
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
51
Stephanus Ronald / 0800744045
Area retail/toko/kios
Fasilitas umum
Security
Parkir
Parkir
M ain/Side Entrance
Kegiatan tamu khusus penghuni rumah susun : Unit hunian yang dikunjungi
Security
Kegiatan lain
Parkir
M ain/Side Entrance
Kegiatan tamu khusus staf pengelola rumah susun : Ruang pengelola
Security
Kegiatan lain
Parkir
M ain/Side Entrance
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
52
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.2.2. Analisis Penghuni (Guru)
Tabel 9. Survey sekolah untuk mengetahui jumlah guru yang berdomisili jauh
Rumah susun akan diperuntukkan kepada guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah dalam radius 1 kilometer dari lokasi rumah susun. Sekolah tersebut dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah M enengah Pertama (SM P), dan Sekolah M enengah Atas (SM A). Guru-guru tersebut ada yang swasta dan ada pula yang negeri (PNS). Guru negeri akan mendapatkan subsidi dari pemerintah berupa pengurangan tarif sewa per bulan sebesar 38% (Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 1 pasal 117 tahun 2006
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
53
Stephanus Ronald / 0800744045
tentang Retribusi Daerah). Dalam radius 1 kilometer, dapat dijumpai setidaknya 35 sekolah yang 19 diantaranya adalah sekolah negeri. Setelah melalui perhitungan, didapat perkiraan jumlah guru yang akan menghuni rumah susun, yaitu sekitar 168 guru yang terdiri dari guru negeri dan swasta.
IV.2.3. Analisis Kegiatan Pelaku dan Kebutuhan Ruang Kegiatan penghuni rumah susun :
M emanfaatkan fasilitas umum
Berkegiatan, makan, mandi, belajar, tidur, memasak, dan lain-lain
Area retail/kios/toko
Unit hunian
Security / mailbox / mencari informasi
Parkir
M ain/Side Entrance Jenis penghuni yang menjadi sasaran unit rumah susun : •
Single
•
M enikah, belum memiliki anak
•
M enikah, sudah memiliki anak
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
54
Stephanus Ronald / 0800744045
Tabel 10. Kegiatan sehari-hari penghuni
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
55
Stephanus Ronald / 0800744045
Tabel 11. Kebutuhan ruang tiap kegiatan
Tabel 12. Kebutuhan ruang berdasarkan tipe penghuni
Perhitungan luas unit tiap tipe Rusun Sederhana Hunian Tipe Kecil adalah rusun yang mewadahi fungsi dan aktivitas keluarga yang dilaksanakan secara sederhana, guna memenuhi kebutuhan dasar yang paling pokok, mempunyai luas SATUAN RUSUNA sekurang-kurangnya 18 m² sampai dengan 36 m², terdiri dari 1(satu) atau lebih ruang tidur dan ruang penunjang sekurang-kurangnya BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
56
Stephanus Ronald / 0800744045
kamar mandi, kakus dan dapur yang dapat berada di dalam atau di luar satuan rusuna, diperuntukan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. (Pe rencanaan dan penge lolaan rumah susun Puslitbang Pe rmuk iman. 1995. Penelitian dan Pengembangan Dasar Perencanaan Desain Rumah Susun Serta Lingkungannya. Bandung: Puslitbang Pe rmuk iman- Balitbang PU- Dep. Peke rjaan Umum)
• Tipe studio (21 m2) Diperuntukan bagi guru single atau sudah menikah (belum memiliki anak) Tabel 13. Kebutuhan ruang unit tipe studio
• Tipe 2 bedrooms (36 m2) Diperuntukan bagi yang sudah menikah dan memiliki anak. Tabel 14. Kebutuhan ruang unit tipe 2 kamar tidur
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
57
Stephanus Ronald / 0800744045
Kegiatan staf pengelola rumah susun : M elakukan kegiatan manajemen dan administrasi rumah susun
Istirahat, makan, buang air
Kantor pengelola Parkir
M ain/Side Entrance
Tabel 15. Kebutuhan ruang staf pengelola
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
58
Stephanus Ronald / 0800744045
Tabel 16. Kebutuhan ruang servis
Tabel 17. Kebutuhan ruang unit pelayanan
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
59
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3. Analisis Aspek Bangunan IV.3.1. Analisis Perhitungan Luas Bangunan Data tapak berdasarkan data Kecamatan Kebon Jeruk : Luas Tapak
: 8.000 m2
Batas Ketinggian Bangunan
: 6 Lantai
KDB
: 80 %
KLB
: 3.5
GSB
: 6 m & 10 m Luas tapak maksimal yang diperuntukkan bagi bangunan adalah 80%
dikali 8.000 m2, yaitu 6.400 m2. Sedangkan luas bangunan maksimal adalah 3,5 dikali 8.000 m2, yaitu 28.000 m2. Tabel 18. Perhitungan rata-rata jumlah tipe unit
Dari tabel di atas dapat diperoleh data rata-rata jumlah unit tipe studio 22% sedangkan tipe 2 kamar tidur 40%. Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung persentase jumlah unit tipe studio terhadap jumlah unit keseluruhan, yaitu
22 x 100% = 35,48 % (dibulatkan menjadi 35%) 62
sedangkan jumlah unit tipe 2 kamar tidur 65% dari jumlah keseluruhan unit.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
60
Stephanus Ronald / 0800744045
Data yang diperoleh dari kecamatan menunjukkan luas lantai dasar bangunan maksimum yang diperbolehkan adalah 80% x 8.000 m2 = 6.400 m2. Tetapi dengan jumlah seperti itu, lahan hijau akan semakin sedikit dan akan mempengaruhi kualitas lingkungan dan kenyamanan penghuni. Oleh karena itu, akan diasumsikan penggunaan lahan 20% untuk lantai dasar bangunan. Untuk bangunan penunjang dan fasilitas umum diasumsikan 20% dari luas lahan. Untuk parkir juga diasumsikan 20% dari luas lahan. Lantai dasar bangunan 20% x 8000 m2 =
1600 m2
Fasilitas penunjang
20% x 8000 m2 =
1600 m2
Parkir
20% x 8000 m2 =
1600 m2
Area hijau
40% x 8000 m2 =
3200 m2
Lantai dasar bangunan diperuntukkan bagi area komersil (retail dan kios) sedangkan lantai 2, 3, 4, 5, dan 6 diperuntukkan bagi hunian. Luas bruto unit hunian (5 lantai) = 5 x 1600 m2 = 8000 m2 25% x 8000 m2
= 2000 m2
Luas neto unit hunian (4 lantai)
= 6000 m2
Sirkulasi
Banyaknya unit yang direncanakan (analisa guru) = 170 unit Banyaknya unit tipe studio = 35% x 170 = 59,5 unit = 60 unit Banyaknya unit tipe 2 KT = 65% x 170 = 110,5 unit = 110 unit Luas unit tipe studio = 60 unit x 21 m2 = 1260 m2 Luas unit tipe 2 KT = 110 unit x 36 m2 = 3960 m2 Total luas = 5220 m2 < 6000 m2 (OK!)
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
61
Stephanus Ronald / 0800744045
Program Ruang Tabel 19. Program Ruang
Keterangan : NAD = Neufert Architect Data, AS = asumsi, TS = Time Saver Standart
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
62
Stephanus Ronald / 0800744045
Analisis Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan Kebutuhan luas 1 mobil + sirkulasi = 25 m2 Kebutuhan luas 1 motor + sirkulasi = 3 m2 Kebutuhan luas 1 mobil servis + sirkulasi = 35 m2 •
Kendaraan penghuni (jumlah unit rumah susun 170 unit) - mobil : unit = 1 : 15 Jumlah mobil = 170/15 = 11,3 ~ 11 mobil Kebutuhan luas parkir mobil = 11 x 25 = 275 m2 - motor : unit = 1 : 2 Jumlah motor = 170/2 = 85 motor Kebutuhan luas parkir motor = 85 x 3 = 255 m2 Total kebutuhan luas parkir kendaraan penghuni + sirkulasi = 530 m2
•
Kendaraan staf dan pengunjung (jumlah unit retail 14 unit) - mobil : unit = 2 : 1 Jumlah mobil = 14 x 2 = 28 mobil Kebutuhan luas parkir mobil = 28 x 25 = 700 m2 - motor : unit = 2 : 1 Jumlah motor = 14 x 2 = 28 motor Kebutuhan luas parkir motor = 28 x 3 = 84 m2 Total kebutuhan luas parkir kendaraan staf dan pengunjung + sirkulasi = 784 m2
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
63
Stephanus Ronald / 0800744045
•
Kendaraan servis - 4 mobil box dan 2 truk = (4 x 35) + (2 x 35) = 210 m2 Total kebutuhan luas parkir kendaraan servis + sirkulasi = 210 m2
Total luas kebutuhan parkir = 1524 m2
IV.3.2. Hubungan Ruang Hubungan ruang secara umum
Unit Hunian
Kantor Pengelola
Hall/Lobby Fasilitas Penunjang
Service Parkir/Plaza
Retail Area M ain/Side Entrance
Service Entrance
Berikut adalah skema hubungan antar ruang : •
Skema hubungan pelayanan hunian Hall/ Lobby
•
Foyer/ Security
Tangga/ Lift
Unit Hunian
Skema hubungan fasilitas penunjang Parkir M ain Entrance (umum)
BINUS University Jakarta
Unit Hunian Hall/ Lobby
Fasilitas Penunjang (Lapangan basket, kios, perpustakaan, tempat makan, mushola, taman, dll)
Rusun Guru di Jakarta Barat
64
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.3. Zoning Bangunan
Tabel 21. Alternatif zoning vertikal
Dikaitkan dengan fungsi bangunan dan sifatnya, maka zoning vertikal bangunan yang dipilih adalah alternatif zoning vertikal 2. Hal ini dikarenakan zona publik (retail) pada bangunan rumah susun tidak harus dimaksimalkan jumlah dan ragamnya, tetapi lebih kepada penunjang kebutuhan penghuni sehari-hari. Selain itu, area servis (transportasi vertikal dan jalur pembuangan sampah) yang terletak pada ujung dan tengah bangunan akan lebih efisien penggunaannya.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
65
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.4. Pola Sirkulasi Bangunan Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. •
Sistem sirkulasi horizontal Tabel 22. Jenis sirkulasi horizontal Jenis Sirkulasi
Kelebihan
Kekurangan
Linier
BINUS University Jakarta
• M enerus
• sesuai dengan bangunan rumah susun dalam hal efisiensi ruang
• cenderung statis
• Bertekuk
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
• Berpotongan
• cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang
• tidak cocok dengan bentuk rumah susun yang memanjang
• Bercabang
• sesuai dengan bangunan rumah susun dengan banyak unit hunian dan fasilitas
• perlunya penunjuk arah yang jelas
• Berbelok
• cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur
• tidak efisien pada koridor rumah susun
Rusun Guru di Jakarta Barat
66
Stephanus Ronald / 0800744045
• M elingkar
Radial
Jenis Koridor
• cocok untuk bangunan pameran atau museum
• tidak efisien untuk koridor rumah susun
• memusatkan kegiatan / orientasi • mudah untuk mencapai ke titik tertentu
• tidak cocok untuk sirkulasi rumah susun karena boros area untuk mengakses ruangan
Tabel 23. Jenis koridor Kelebihan
• ventilasi silang pada hunian rusun dapat tercapai • koridor rusun dapat menjadi elemen estetika • ekonomis bagi rusun Double Loaded dalam jumlah unit • bangunan rusun menjadi tidak panjang dan tipis Single Loaded
Kekurangan
• bangunan rumah susun menjadi terlalu panjang dan tipis
• ventilasi silang pada unit hunian sulit tercapai
Berdasarkan analisis di atas, maka pola sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan rumah susun adalah pola sirkulasi linear menerus dan linear bercabang untuk memudahkan pencapaian ke unitunit hunian dan ruang-ruang penunjang. Jenis koridor yang digunakan adalah single loaded menghadap dalam bangunan. M aksudnya, ada 2 koridor di dalam bangunan dimana diantara kedua koridor itu terdapat
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
67
Stephanus Ronald / 0800744045
void sehingga deretan unit pada satu sisi bangunan hanya dilayani oleh satu koridor. Hal ini dimaksudkan agar koridor tetap mendapat cahaya dan udara alami melalui void. •
Sistem sirkulasi vertikal Sistem sirkulasi vertikal pada bangunan meliputi tangga, lift, eskalator, dan ramp.
Jenis sirkulasi Tangga
Eskalator
Lift
Ramp
Tabel 24. Jenis sirkulasi vertikal Kelebihan Kekurangan • tidak menggunakan listrik • fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan rusun • dapat dipakai setiap saat • berguna di saat kebakaran • fleksibel diletakkan di mana saja • perjalanan arsitektur lebih baik • efisien • daya angkut yang besar • tidak melelahkan • cocok untuk rusun saat mengangkut perabotan besar ke lantai atas • bernilai estetika • efisien bagi trolley
• melelahkan bagi pengguna
• butuh listrik dan space besar, tidak efisien bagi rusun • butuh listrik dan waktu tunggu
• butuh space besar, tidak efisien bagi rusun
Bangunan rumah susun yang akan dirancang terdiri dari 6 lantai. Oleh sebab itu, jenis sirkulasi yang sesuai adalah tangga dan lift.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
68
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.5. Analisis Bentuk Dasar Bangunan
Bentuk Dasar Segiempat
Tabel 25. Bentuk Dasar Bangunan Kelebihan Kekurangan • Bentuk statis dan sesuai dengan karakteristik rumah susun. • Layout ruang dalam (interior) baik dan mudah. • Ruang unit hunian memiliki efisiensi yang tinggi.
• Orientasi ruang di dalam bangunan rumah susun cenderung statis.
Segitiga
• Bentuk stabil dan tahan gempa.
• Layout interior rumah susun menjadi kurang efisien • Fleksibelitas ruang hunian kurang.
Lingkaran
• Bentuk rumah susun halus dan tidak kaku. • Relatif indah secara estetika.
• Fleksibelitas ruang unit huuian rendah. • Sulit digabungkan dengan bentuk lain. • Layout interior sulit.
Dari ketiga alternatif di atas, yang akan diterapkan dalam perancangan rumah susun adalah bentuk segi empat karena banyak memiliki kelebihan terutama dalam efisiensi ruang, sesuai dengan fungsi bangunan yang merupakan sebuah hunian bagi guru dimana penempatan perabotan harus diperhatikan agar ruang lebih fleksibel. Dari bentuk segi empat ini kemudian
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
69
Stephanus Ronald / 0800744045
akan dikembangkan dan dapat digabungkan dengan bentuk-bentuk yang lain, sehingga tercipta suatu bentuk kesatuan massa hunian.
IV.3.6. Analisis S truktur Bangunan Sistem struktur bangunan yang digunakan sangat mempengaruhi kualitas dan kekuatan bangunan itu sendiri. Hal ini juga dapat mempengaruhi umur bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, angin ribut, faktor biologis (hewan perusak), dan lainlain. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : • Sub S tructure (struktur bawah) M erupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas ke bawah.
Jenis Pondasi Tiang Pancang
Bored Pile
BINUS University Jakarta
Tabel 26. Alternatif pondasi Kelebihan • • waktu pelaksanaan cepat • cocok untuk menahan beban vertikal
• pemasangan tidak berdampak buruk bagi lingkungan, cocok dengan konsep rusun • memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi • cocok untuk segala jenis tanah
Kekurangan memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi, kurang ekonomis bagi rumah susun • menimbulkan bising dan getaran • waktu pelaksanaan lebih lama • jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko
Rusun Guru di Jakarta Barat
70
Stephanus Ronald / 0800744045
Pondasi Rakit
• tahan gempa • ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement/efisiensi lahan • kedalaman sebesar volume yang dipindahkan
• boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi rumah susun • pelaksanaan sulit
• Upper S tructure (struktur atas) M erupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun horizontal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan sistem struktur ini adalah penyaluran beban vertikal dan horizontal yang diperlukan dan menghasilkan hubungan yang kaku, adanya pembuatan bukaan pada sisi dinding terluar bangunan, perletakkan ruang-ruang di dalam bangunan serta besaran ruang tersebut untuk menentukan modul struktur dari bangunan tersebut.
Tabel 27. Alternatif struktur atas Jenis S truktur Portal (kolom dan balok) Struktur rangka kaku
BINUS University Jakarta
Kelebihan • kekakuan cukup • fleksibel dalam penataan interior unit rumah susun • struktur sederhana dan ringan
Kekurangan • dimensi relatif besar untuk bentang lebar • trafe kolom relatif kecil
Rusun Guru di Jakarta Barat
71
Stephanus Ronald / 0800744045
Dinding pemikul
Struktur gemuk (balok, rangka, grid, dan slab)
• kekakuan tinggi • material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara • penampilan masif
• waktu pelaksanaan
• pemakaian bahan
• bahan baja kuat tarik
sedikit dan berupa prefab • waktu pengerjaan cepat • dapat digunakan untuk bentang lebar
relatif kurang ekonomis bagi rumah susun • pertimbangan korosi dari bahan baja • boros air
lama • boros air
Kesimpulan dari analisa struktur pada tabel di atas adalah penggunaan jenis pondasi bored pile pada bangunan rumah susun karena kemampuannya untuk menahan beban besar dan juga dampaknya yang relatif kecil terhadap lingkungan sekitar, yaitu getaran kecil yang ditimbulkan dan tidak seperti jenis pondasi tiang pancang. Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal lebih cocok dengan bangunan rumah susun ini karena lebih fleksibel dengan penataan ruang dalam setiap unit. Bahan struktur yang digunakan adalah konstruksi beton bertulang dengan pertimbangan bahan ini lebih kuat, tidak akan berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. Untuk bagian atap, akan digunakan bentuk atap miring dengan pertimbangan sesuai dengan kondisi iklim tropis dimana curah hujan relatif tinggi dan sebagai peredam panas matahari karena memiliki ruang antara unit hunian yang langsung berbatasan dengan atap.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
72
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.7. Analisis Modul Bangunan •
M odul Struktur M odul struktur adalah modul yang digunakan berdasarkan ukuran struktur (sesuai kelipatan). Ukuran dan luas ruangan mengikuti modul struktur yang ada. Kelebihan : cocok untuk bangunan yang mementingkan bentuk dan kekokohan. Kekurangan : ruang-ruang menjadi tidak efisien karena mengikuti ukuran standar struktur.
•
M odul Perencanaan M odul perencanaan adalah modul yang digunakan dalam bangunan berdasarkan luas ruang yang dibutuhkan. Rancangan mengikuti ukuran-ukuran ruangan. Kelebihan : ruang-ruang dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan : boros bahan struktur jika ruangan tidak sesuai dengan kelipatan ukuran struktur. M odul yang akan digunakan dalam bangunan rumah susun ini adalah
modul struktur dan modul perencanaan. Ukuran unit pada rumah susun disesuaikan dengan modul struktur rangka sehingga kebutuhan luas ruang terpenuhi dan bahan struktur yang digunakan dapat dihemat.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
73
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.8. Analisis Material Bangunan
Lantai Keramik
M armer
Granit
Tabel 28. Alternatif material bangunan Keuntungan Kerugian • ekonomis bagi rusun • mudah pecah • banyak pilihan • mudah didapat • kedap suara • mahal, tidak ekonomis bagi rusun • elegan • perawatan sulit • kuat • tahan cuaca • mahal, tidak ekonomis bagi rusun • elegan • sulit didapat • kuat
Dinding
Keuntungan
Kerugian
Bata
• murah • kuat
• pemasangan lama • boros semen, tidak ekonomis
Batako
• murah, ekonomis bagi rusun • ringan
• kurang kuat
Bata ringan
• ringan • pemasangan cepat • hemat semen
• kurang kuat • mahal, kurang ekonomis bagi rusun
Penutup Dinding Cat
Keuntungan
Kerugian
• banyak pilihan • ekonomis bagi rusun
• tidak tahan lama • mudah pudar
Wallpaper
• banyak pilihan • pemasangan cepat • bercorak / lebih menarik
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • sulit diperbaiki
Soft Board
• relatif murah • pemasangan cepat dan mudah
• perawatan sulit • tidak tahan cuaca
Penutup Plafond Triplek
BINUS University Jakarta
Keuntungan
Kerugian
• ringan • pemasangan mudah • mudah didapat
• rawan rayap • tidak tahan cuaca • kurang menarik
Rusun Guru di Jakarta Barat
74
Stephanus Ronald / 0800744045
Gypsum
GRC Board
Rangka Atap Kayu
Baja ringan
Penutup Atap Genteng keramik
• • • • • •
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • pemasangan lama • berat • kurang menarik
kedap suara fleksible lebih menarik kedap suara murah tahan cuaca Keuntungan
Kerugian
• kokoh
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • rawan rayap • pemasangan sulit
• • • • •
• terkesan rapuh
ringan ekonomis bagi rusun pemasangan cepat anti rayap tahan api dan air Keuntungan
Kerugian
• ekonomis bagi rusun • mudah didapat
• mudah pecah
Genteng aluminium
• ringan • tahan lama • banyak pilihan
• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • menyerap panas, tidak sesuai dengan konsep kenyamanan
Asbes
• tahan lama • pemasangan mudah
• berat • berbahaya bagi kesehatan penghuni
M aterial yang dipilih dan sesuai dengan perancangan bangunan rumah susun ini adalah lantai keramik, dinding batako, penutup dinding cat, rangka atap baja ringan, penutup atap genteng keramik. Setiap unit rumah susun ini tidak menggunakan penutup plafond karena untuk lebih menghemat biaya dan harga unit rumah susun ini. Jaringan utilitas akan terlihat di langit-langit setiap unit hunian.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
75
Stephanus Ronald / 0800744045
IV.3.9. Analisis Sistem Utilitas Bangunan a) Analisis Pencahayaan Sesuai dengan karakteristik iklim tropis dimana radiasi matahari cukup tinggi, maka pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari harus dioptimalkan. Caranya adalah dengan memberikan lebih banyak bukaan pada bangunan sebagai sumber masuknya cahaya matahari. Dengan sistem seperti itu diharapkan bangunan akan dapat menghemat energi dan pemakaian listrik. b) Analisis Penghawaan Sesuai dengan karakteristik iklim tropis dimana suhu udara rata-rata yang relatif tinggi, maka bangunan rumah susun ini akan mengaplikasikan sistem cross-ventilation. Sistem ini memungkinkan aliran udara segar dari luar ruangan memasuki ruangan pada suatu sisi dan keluar pada sisi yang lain sehingga ruangan tidak terasa panas. Caranya adalah dengan memberikan lebih banyak bukaan pada sisi ruangan yang berlawanan agar udara dapat mengalir menyeberangi ruangan. Dengan sistem seperti itu, udara di dalam ruangan akan tetap sejuk dan tidak jenuh (tidak lembab), sehingga pengunaan kipas angin ataupun AC dapat diminimalisasi dan bangunan menjadi hemat energi.
c) Analisis Sistem Proteksi Kebakaran
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
76
Stephanus Ronald / 0800744045
Tabel 29. Perlakuan terhadap bahaya kebakaran Pencegahan Penyelamatan Pemadaman Penggunaan material Tangga kebakaran Penyediaan tabung tahan api pada maksimal berjarak pemadam kebakaran tangga kebakaran, 25 m dari unit hunian kimia yang diletakkan optimalisasi jumlah rusun, lebar koridor setiap 20 m pada bukaan pada rusun minimum 180 koridor rusun, bangunan rusun agar cm hydran yang diletakkan asap kebakaran tidak setiap 35 m, sprinkler terkumpul, memberi otomatis yang papan informasi yang diletakkan setiap 9 m berisi informasi dengan daya jangkau 2 evakuasi saat 25 m /unit kebakaran
d) Analisis Jalur Sirkulasi Utilitas Bangunan Gambar 11. Alternatif jalur sirkulasi utilitas
S, Jimmy Juwana. 2004. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
77
Stephanus Ronald / 0800744045
Jalur sirkulasi utilitas yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini berada pada jalur sirkulasi horizontal, yaitu pada langit-langit koridor dan didukung dengan adanya sejumlah shaft sebagai jalur sirkulasi utilitas vertikal.
e) Analisis Sistem Penangkal Petir
Sistem Faraday
Radio Aktif
Franklin Rod
Tabel 30. Alternatif sistem penangkal petir Pemasangan Keuntungan Kerugian • cocok untuk • dari segi estetis bangunan kurang tinggi, seperti menunjang rusun • jarak jangkauan luas • tiang tidak • kurang terlalu tinggi ekonomis bagi rusun • jarak jangkauan luas • bersifat menolak petir sehingga dapat membahayakan lingkungan • praktis bila • daya jangkauan dibandingkan terbatas dengan sistem • antena akan Faraday semakin tinggi • biaya murah sesuai dengan bangunan
Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem Faraday karena jarak jangkauannya luas dan cocok untuk bangunan tinggi seperti rumah susun. Pemilihan ini juga hasil dari pertimbangan ketinggian bangunan sekitar yang rata-rata 1 sampai 3 lantai.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
78
Stephanus Ronald / 0800744045
f) Analisis Sistem Pembuangan Limbah Limbah yang berasal dari unit hunian rumah susun dapat dibedakan menjadi limbah sampah dan limbah kotoran manusia. • Limbah sampah Jalur sirkulasi pembuangan limbah sampah dapat berupa sistem pengangkutan door-to-door ataupun sistem shaft. Tabel 31. Alternatif sistem pembuangan sampah Sistem pengangkutan Sistem shaft door-to-door Keuntungan : • tidak membutuhkan ruang shaft Kekurangan : • pengangkutan pada jamjam tertentu saja • diletakkan di depan pintu unit hunian sehingga kebersihan akan sulit dijaga, tidak cocok bagi rusun
Keuntungan : • sampah dapat dibuang sewaktu-waktu • kebersihan terjaga • cocok untuk bangunan tinggi seperti rusun Kekurangan : • membutuhkan ruang secara vertikal dan menerus untuk shaft sampah
Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu dan tenaga bila diaplikasikan sistem pengangkutan door-to-door. Shaft sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu kenyamanan penghuni bangunan.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
79
Stephanus Ronald / 0800744045
• Limbah kotoran manusia Limbah kotoran manusia dapat berupa cair dan padat. Kotoran cair akan dialirkan langsung ke saluran riol kota. Kotoran padat akan dialirkan ke digester (tempat berlangsungnya proses fermentasi oleh bakteri anaerob). Gambar 12. Jalur pembuangan kotoran padat
Foto 18. Pembuatan digester
Sumber : http://www.lboro.ac.uk/well; 29-9-2008;15:10
Sumber : www.ruralcostarica.com; 27-9-2008;22:36
Kotoran akan difermentasi oleh bakteri anaerob selama 1115 hari yang kemudian menghasilkan gas metana (CH4). Gas ini dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak ataupun untuk penerangan.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
80
Stephanus Ronald / 0800744045
Foto 19. Kompor biogas
Sumber : www.ruralcostarica.com; 27-9-2008;22:40
Foto 20. Lampu biogas
Sumber : www.paceproject.net; 26-9-2008;12:36
Tabel 32. Perhitungan kebutuhan ukuran digester
Dari analisa kebutuhan digester tersebut maka dapat disimpulkan ukuran digester yang akan dirancang untuk proyek ini sebesar ± 8,6 m3. Kebutuhan digester tersebut akan dibagi menjadi 2 lokasi pada tapak untuk memudahkan pengawasan dan perawatan.
BINUS University Jakarta
Rusun Guru di Jakarta Barat
81