BAB IV ANALIS IS
IV.1. Analisis Konsep Konsep bangunan pada proyek tugas akhir ini adalah konsep betawi konsep ini diimplementasikan pada filosofis hunian pada bangunan, yaitu sistem tata ruangnya, pada bentuk arsitekturnya dan juga di wujudkan pada fungsi pusat perbelanjaannya. Bangunan pada proyek ini tak lepas dari arsitektur lokalitas dan tentu saja arsitektur iklim setempat yaitu dalam hal ini tropis, dalam artian bahwa arsitektur tropis dan arsitektur lokal telah tercakup di dalam konsep dasar dari bangunan pada proyek ini. Akan diterapkan pada bangunan ini arsitektur tropis dan arsitektur betawi.
IV.1.1. Filosofis Hunian Betawi Hunian betawi dalam hal ini diterjemahkan sebagai rumah betawi memiliki ciri dan kekhasan tersendiri dibandingkan dengan arsitektur dengan budaya lainya di Indonesia. Rincian keunikan dari arsitektur betawi atau rumah betawi dapat disimpulkan menjadi beberapa poin yaitu : 1. Rumah betawi mengenal sistem keterbukaan terhadap tetangga yaitu memiliki beranda yang ditempatkan disana ruang tamu atau seperangkat meja kursi tamu, di beranda ini juga diletakkan bale-bale untuk tempat bersantai. Lebih kedalam lagi ada kamar tidur yang biasanya diletakkan 44
berhadapan kemudian diteruskan oleh dapur yang terletak di paling belakang rumah. Pada rumah betawi biasanya terdapat halaman belakang rumah yang merupakan halamna terbuka, disana ditempatkan juga bale-bale santai serta tempat mandi dan mencuci. G ambar 18. Denah B etawi
Sumber 25. Harun dkk, 1991
2. Terdapat tangga tepat didepan rumah. konstruksi tangga ini yang diistilahkan balaksuji biasanya terdapat pada rumah betawi panggung. Hal ini dikarenakan rumah orang betawi banyak terdapat di daerah rawa karena memang dahulu daerah jakarta memang daerah rawa. Sayangnya ini agak sulit ditemukan di rumah Betawi bukan panggung. Rumah darat kadang-kadang juga punya balaksuji, karena mengikuti kultur rumah panggung, membuat pemilik rumah sengaja meninggikan lantai rumahnya dari permukaan tanah sekitar. 45
Foto 13. B eranda rumah betawi
Sumber 26. gambang.wordpress.com
Dahulu ada pula kebiasaan meletakkan tempayan atau kendi di dekat pintu gerbang rumah. Ini dimaksudkan jika ada musafir yang liwat dan kehausan dapat berhenti di sini kekadar minum atau membasuh muka dan kakinya. 3. Terdapat ornamen-ornamen khas betawi atau dapat dikatakan ragam hias betawi. Di risplang dipasang ragam hias gigi balang atau ragam hias flora dan fauna lainnya. Foto 14 . Ornamen rumah
Lisplank ragam hias Langkan
Sumber 27.
46
Beranda tempat kongkou-kongkou dibatasi langkan setinggi lebih kurang 70 cm dan lebar papan atasnya 30 cm. Ketiga keistimewaan dari arsitektur betawi diatas akan di masukkan dalam proses perancangan bangunan di proyek tugas akhir ini.
IV.1.2. Penterjemahan Pada Facade Bangunan Dalam hal ini arsitektur nusantara khususnya betawi yang mencakup arsitektur bentuk tropis akan diterapkan dalam proyek ini. Penerapan tersebut antara lain terdapat pada aspek-aspek sebagai berikut : 1. Bentuk atap pada bangunan menyerupai bentuk atap rumah betawi yaitu dengan tritisan yang lebar, memiliki atap miring yang sesuai dengan kondisi iklim indonesia yang tropis. 2. Penggunaan material-material alam seperti bambu, kayu, batu alam dan sebagainya yang tentu saja diupayakan memakai material yang dapat diperbaharui kembali, walaupun tetap struktur utama dan struktur atap memakai struktur modern yaitu beton dan baja. Beberapa contoh bangunan yang bernuansa lokal dan tropis adalah gedung rektorat UI di depok , gedung apartemen surin sabai di Bali dengan nuansa balinya.
47
Foto 15. G edung rektorat UI
Foto 16. Apartemen Surin Sabai
Sumber 28. internet
Sumber 29. internet
IV.1.3. Konsep Fungsi Perbelanjaan Sebagaimana diketahui pada awal pembicaraan bahwa bangunan ini merupakan
mixed-use
antara
apartemen
menengah
dengan
pusat
perbelanjaan. Dalam konsep pusat perbelanjaan di sini akan dibuat beberapa zona yaitu zona umum, zona makan dan zona pasar seni. Konsepnya adalah bahwa pusat perbelanjaan ini pada zona makanan dan zona pasar seni merupakan pusat perbelanjaan yang khusus menjual barang-barang buatan dalam negeri indonesia. Pada zona makanan, makanan yang dijual disini adalah makanan asli indonesia yang ditentukan oleh pihak pengelola. Khusus ditekankan
48
makanan asli betawi disediakan di zona makanan ini untuk mendukung konsep bangunannya. Foto 17. kerajinan anyaman
Sumber 30. www.wikipedia.com
Pada zona pasar seni akan dijual barang-barang seni indonesia seperti cindera mata, pakaian, pernak-pernik, dan juga oleh-oleh buatan indonesia. Hal tersebut juga guna mendukung konsep utama bangunan ini yaitu konsep nusantaranya. Foto 18. kerajinan cindera mata
Sumber 31. www.wikipedia.com
Kecuali dua zona diatas zona umum menjual barang-barang baik buatan dalam negeri maupun import karna mengingat kelengkapan barang 49
buatan dalam negeri terbatas dan bahan yang dijual sangat diperlukan, maka dari itu tidak menutup kemungkinan barang luar juga dijual di zona ini.
IV.2. Analisis Aspek Perkotaan dan Lingkungan IV.2.1. Analisis Pencapaian Lokasi proyek yaitu terletak di daerah Jalan Letjen S. Parman dengan bangunan exixting adalah Plaza Slipi Jaya disamping flyover Brigjen Katamso. Jadi tapak terdapat di daerah hok yang sangat ramai kendaraan. Lokasi dapat ditempuh dari dua lokasi yaitu wilayah seberang jalan Letjen S. Parman daerah perkantoran ditandai dengan bagian timur dan daerah kemanggisan dan seputarnya terlihat pada peta yaitu ditandai dengan bagian barat. G ambar 19. daerah pelayanan
BAGIAN TIM UR
BAGIAN BARAT
Sumber 32. analisis penulis
50
Dengan kata lain target market untuk proyek ini terdapat dari dua sisi jalan Letjen S. Parman. Untuk bagian barat dapat mencapai lokasi dengan melalui jalan Brigjen Katamso. Sedangkan bagian timur dapat mencapai lokasi dengan melalui jalan Letjen S.Parman dengan terlebih dahulu memutar di bawah flyover tol Letjen S. Parman. G ambar 20 . pencapaian
Sumber 33. analisis penulis
Daerah yang ditandai dengan zona kuning dapat mencapai tapak dengan melalui daerah jalan Brigjen Katamso lalu melauli jalan kemanggisan melalui batusari kembali ke jalan Brigjen Katamso dan berbelok kiri dan masuk ke tapak. Di jalan Brigjen tidak terdapat putaran sehingga harus melalui daerah batusari terlebih dahulu.
51
Sedangkan jika keluar dari tapak untuk mencapai daerah kuning dan hijau yaitu dari tapak dapat langsung keluar melauli jalan Brigjen Katamso ataupun melalui jalan Letjen S.Parman. G ambar 21. pencapaian keluar
Sumber 34. Analisis penulis
Untuk mencapai daerah kuning dicapai dengan memutar di bawah flyover Nilimurni Jalan Brigjen Katamso. Foto 19. putaran slipi jaya
putaran
Sumber 35. f oto oleh Novprianto
52
Untuk mencapai daerah ungu dari tapak maka pengunjung harus mengambil rute batusari lalu kembali ke jalan Brigjen Katamso atau melewati jalan Letjen S. Parman lalu melalui tomang. G ambar 22. pencapaian keluar
Sumber 36. Analisis penulis
Daerah hijau yang berada di seberang timur dari tapak dapat dicapai dengan melalui jalan Letjen S.Parman lalu menuju putaran Tomang kembali lagi ke jalan Letjen S. Parman.
IV.3. Analisis Tapak dan Lingkungan IV.3.1. Analisis Entrance Entrance pada tapak proyek ini dapat di ditentukan melalui jalan yang melalui tapak tersebut, tapak dilewati oleh dua buah jalan yaitu jalan Letjen S.Parman dan jalan Brigjen Katamso. Dua jalur jalan ini memiliki karakteristik masing masing, jalan Letjen S.Parman merupakan jalan raya yang lebar dengan jalan TOL di tengahnya. Hal ini menyebabkan tidak 53
mungkin bagi kendaraan yang berada di seberang jalan untuk menemukan jalur putaran dengan jarak yang dekat karena untuk memutar jalan kendaraan harus menempuh jalan cukup jauh yaitu di putaran slipi yang jaraknya kurang lebih tiga kilometer dari tapak. G ambar 23. Analisis penuliss
Sumber 37. Analisis penulis
Sedangkan kendaraan yang berada di seberang jalan Brigjen Katamso juga tidak dapat langsung menuju ke tapak karena kendaraan harus memutar melalui batusari terlebih dahulu lalu kembali ke daerah jalan Brigjen Katamso untuk masuk ke tapak. Ada beberapa tipe entrance yaitu entrance dengan pintu masuk dan keluar di satu entrance atau disebut singgle entrance, ada juga pintu masuk dan keluarnya terpisah. Dalam proyek mixed-use apartemen dan pusat perbelanjaan ini dibutuhkan entrance yang terpisah antara pemilik apartemen dan pengunjung pusat perbelanjaan. 54
Terdapat beberapa alternatif penentuan entrance pada tapak yaitu sebagai berikut : Table 3. tabel enterance
Jenis Enterance
Kelebihan •
Dengan jalan akses • keluar dan masuk yang lebar sehingga meminimalisir kemacetan
•
Pintu masuk • apartemen dan pusat perbelanjaan berada jauh membuat lebih privasi. Untuk menuju daerah kemanggisan dari tapak lebih mudah karena terdapat • putaran di bawah flyover.
Single enterance berada di timur disisi jalan Letjen S. Parman.
•
Single entrance berada di selatan di sisi jalan Brigjen Katamso
Kekurangan pengunjung dari kemanggisan atau zona kuning ketika keluar dari tapak dan menuju kemanggisan atau zona kuning harus memutar di putaran Tomang dengan jarak yang jauh. Pengunjung dari seberan g jalan Letjen S. Parman atau zona hijau untuk menuju ke tapak terlalu jauh karena harus melalui batusari. Terjadi kemacetan pada pintu keluar karena jalan yang akses keluar yang sempit.
55
•
Dengan cara ini • pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan. •
Terjadi kepadatan yang dapat menyebabkan kemacetan di pintu keluar. Terjadi persilangan pada pintu masuk apartemen.
•
Dengan cara ini • pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan. M eminimalisir terjadi kemacetan karena pengunjung yang keluar masuk terbagi dua. Jika terjadi kemacetan di salah satu jalan maka pintu di jalan yang lain dapat dipakai untuk menghindari kemacetan.
M embutuhkan lebih banyak penjaga pintu entrance.
Enterance masuk dan keluar dipisahkan.
•
Diletakkan dua single entrance di timur dan selatan. •
56
•
Dengan cara ini • pengunjung yang dari dan menuju zona hijau atau kuning tidak terlalu jauh menempuh jalan.
Terjadi kepadatan yang dapat menyebabkan kemacetan di pintu keluar.
Sumber 38. analisis Penulis Jadi dapat disimpulkan bahwa entrance yang terbaik adalah tipe yang ke lima karena dapat mengatasi masalah kemacetan, dapat dicapai oleh semua zona dengan mudah dan dampak buruknya lebih kecil. Sehingga dengan mudahnya akses maka diharapkan pengunjung yang datang bisa lebih banyak.
IV.3.2. Analisis Orientasi Terhadap M atahari Radiasi matahari adalah penyebab dari semua ciri umum iklim dan radiasi matahari sangat berpengaruh teradap kehidupan manusia. Radiasi matahari untuk mencapai permukaan bumi harus melewati atmosfir yang mengandung debu dan air. Jarak terpendek radiasi matahari adalah jarak vertikal atau tegak lurus terhadap permukaan bumi, tempat yang mengalami radiasi matahari vertikal adalah daerah tropis.
57
G ambar 24. alur radiasi matahari
Sumber 39. Utilitas Bangunan Dwi Tanggoro
Radiasi yang datang ke permukaan bumi sebagian diserap oleh tanah sebagian lagi di pantulkan dalam bentuk sinar dengan gelombang panjang, dalam hal ini penggunaan material yang cocok dan orientasi yang benar pada bangunan dapat dimanfaatkan untuk menghindari pemanasan pada bangunan itu sendiri dan menghindari pemantulan ke lingkungan. Beberapa jenis bahan yang sering dipakai oleh sebuah proyek bangunan dapat dilihat dibawah ini.
58
Table 2. tabel daya serap bahan terhadap radiasi
Sumber 40.Utilitas Bangunan Dwi Tanggoro
Jadi kesimpulannya bahwa bahan bangunan yang baik untuk dipakai adalah bahan bangunan yang penyerapannya terhadap radiasi matahari besar
59
dan tidak menyalurkan panas dari radiasi matahari ke dalam ruangan dan daya pantulnya kecil sehingga tidak menyebabkan pemanasan global. G ambar 25 . Peta Indonesia
Sumber 41.maulanusantara.wordpress.com
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter (14 inchi) dengan suhu rata-rata 27°C,curah hujan antara bulan januari dan awal februari sangat exterm pada saat itulah jakarta dilanda banjir setiap tahunya , dan puncak musim kemarau pada bulan A gustus dengan ratarata curah hujan 60 milimeter (2,4 inchi) bulan september dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di jakata suhu udara dapat mencapai 40°C. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38°C (77°-100°F). Tapak terdapat di daerah jakarta barat yang berada di bawah garis khatulistiwa yaitu 6°10.5′ LS, 106°49.7′ BT yang berarti matahari berada disebelah utara tapak lebih lama dibandingkan berada di sebelah selatan tapak
60
dan menyebabkan penyinaran matahari di sebelah utara tapak atau bangunan akan lebih lama. G ambar 26. Jalur edar Matahari
TIMUR
BARAT
Sumber 42. Analisis Penulis
Dari analisa tersebut dapat ditentukan penyikapan terhadap facade bangunan yang akan dibangun, daerah barat perlu dihindari dengan penanaman pohon atau menghindari bukaan begitu pula daerah timur. Bukaan diletakkan di utara dan selatantapak. Penghijauan dapat di manfaatkan untuk menghindari sinar matahari.
61
G ambar 27. Penanggulangan matahari
BUKAAN
BUKAAN
Sumber 43. Analisis Penulis Table 3. tabel penentuan pola masa
Bentuk masa
Kelebihan
Kekurangan
Sisi bangunan yang menghadap barat dan timur kecil, bidang yang mengalirkan panas kecil, penggunaan AC lebih kecil.
M asa tidak sesuai dengan tapak yang memanjang ke arah utara selatan.
Bidang yang terkena radiasi panas matahari lebih besar sehingga suhu ruang meningkat, penggunaan AC meningkat.
M asa bangunan sesuai dengan tapak yang memanjang arah uatara selatan.
62
Bidang yang tekena Tidak sesuai dengan sinar mthri luas orientasi tapak. tetapi secara miring, jendela tidak langsung menghadap matahari.
Sumber 44. Analisis penulis Dari beberapa letak masa bangunan yang baik untuk diterapkan adalah yang memiliki sisi bangunan paling kecil menghadap matahari dan yang dapat sesuai dengan kondisi bentuk tapak .
IV.3.3. Analisis Tingkat Kebisingan Pada daerah tapak terdapat daerah yang tingkat kebisingannya lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Foto 20. Analisis kebisingan
Sumber 45. Google earth
63
Daerah yang ditandai dengan warna kuning merupakan daerah yang tingkat kebisingannya tinggi karena merupakan jalan raya yang dilalui banyak kendaraan. Pada daerah flyover memeiliki kontur tanjakan sehingga gas mesin ditambah menghasilkan suara yang lebih dibanding jalan yang datar. Dalam hal lain tingkat kepadatan kendaraan yang melalui jalan juga berpengaruh pada tingkat kebisingan yang timbul. Jalan Letjen S. Parman lebar jalan lebih lebar dibanding Jalan Brigjen Katamso sehingga volume kendaraan yang lewat juga cenderung lebih banyak dan lebih bising. Untuk daerah warna hijau didominasi oleh perumahan penduduk sehingga tingkat kebisingan cenderung kecil. Jadi kebisingan yang ditimbulkan oleh jalan raya di timur dan selatan tapak harus dihindari secara arsitektural misalnya dengan membuat sound barrier seperti pepohonan atau peninggian tanah, atau dengan menempatkan ruangan-ruangan service di arah kebisingan datang. G ambar 28. penangulangan kebisingan
Sumber 46. standard perancangan tapak the chiara
64
Penangulangan kebisingan yang dilakukan dengan pendekatan landskap yaitu dengan membuat penyangga landskap, penyangga landskap ini meliputi penutupan, penyerapan kebisingan atupun keduanya. pepohonan atau perdu serta permukaan tanah yang direndahkan atau ditinggikan dapat melemahkan kadar kebisingan.
IV.3.4. Analisis Zoning Tapak Secara sederhana zoning bangunan dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu publik, private dan servis, yang mana publik merupakan pusat perbelanjaan, private merupakan apartemen dan servis merupakan lahan parkir sistem loading unloading, dan sebagainya. G ambar 29 . zoning
Parkir Hijau Apartemen M all Sumber 47. Analisis penulis
65
Zoning ini terbagi atas 4 bagian yaitu parkir yang terdapat di basement, mall dari lantai satu sampai lantai empat, apartemen dari lantai 5 sampai 12 sedangkan daerah hijau terletak di sekeliling bangunan. Daerah hijau yang terdapat disekeliling tapak berguna untuk sound barrier sekaligus penahan panas matahari. Zoning pada bangunan secara vertikal dapat dilihat pada gambar berikut. G ambar 30. Zoning vertikal
penunjang Apartemen
M al
Parkir
Sumber 48. Analisis Penulis
Zoning yang seperti ini dikarenakan keterbatasan ruang dan juga fungsi mixed-use itu sendiri. Dengan menempatkan apartemen di bagian atas diharapkan privasi dari apartemen akan lebih terjaga.
66
IV.4. Analisis Aspek Manusia IV.4.1. Analisis Pelaku, Jenis dan Urutan kegiatan Pengguna dari bangunan ini ada lima jenis yaitu pengunjung pusat perbelanjaan, staff yang bekerja pada bangunan, pemilik atau penjual barang di retail, penghuni apartemen dan tamu apartemen. keempat jenis pengguna ini memiliki kegiatan masing-masing. Aktivitas pengunjung pusat perbelanjaan Pengunjung datang
M emarkirkan kendaraan
Hanya untuk makan
Berbelanja
M engambil kendaraan
Pulang
67
Aktivitas staff yang bekerja pada bangunan
M asuk kerja M emarkirkan kendaraan M engambil peralatan
M anagemen Gedung
Bekerja Service
M ekanikal elektrikal
Perparkiran Pulang
M engambil kendaraan
Aktivitas pemilik atau penjual pada retail
M asuk kerja M emarkirkan kendaraan M embuka tokonya
M elakukan pekerjaannya M engambil kendaraan Pulang
68
Aktivitas pemilik apartemen Bangun tidur
M andi bersih-bersih
Ganti baju sarapan
M engambil kendaraan Berangkat kerja
Pulang M emarkirkan kendaraan Bersantai
M akan malam Tidur kembali
69
Aktivitas Tamu apartemen Tamu Datang
Front office Pemilik Apartemen Datang
Parkir kendaraan Lift
Ruang Tunggu
Lift
Bertamu di Apartemen
Pulang Diantar Pemilik Apartemen
Lift
Ambil kendaraan
Keluar
70
IV.4.2. Analisis Kegiatan Pengguna, Sifat dan Kebutuhan Ruang Ruang yang dibutuhkan pada bangunan mixed-use ini adalah Table 4. Analisis kebutuhan ruang Pengguna Kegiatan Pengunjung Pusat Datang + memarkir Perbelanjaan kendaraan Masuk ke mal dari parkiran / drop off Berbelanja Makan Menitipkan anak Nonton Pemilik Retail Datang + memarkir kendaraan Masuk ke mal dari parkiran / drop off Menjaga retail Pemilik Aktifitas Sehari-hari Apartemen Berangkat kerja Ambil kendaraan Berenang Bersantai bersama pemilik apartemen lain Makan T amu Apartemen Datang + memarkir kendaraan Masuk ke mal dari parkiran / drop off melapor Menunggu Dijemput pemilik ke apartemennya Staff bangunan Datang absensi menyimpan barang peralatan kerja Bekerja di building management Bekerja di utilitas Bekerja di keamanan Mencuci Pertemuan
Sifat Ruang service
Ruang Parkiran
Publik
Pintu mall / teras
Publik Publik Publik Publik service
Retail Restoran nursery Bioskop Parkiran
Publik
Pintu mall / teras
Semi Private private
Retail Unit apartemen
Semi publik Semi publik Semi private Semi private
sirkulasi parkiran Kolam renang Ruang komunal
Semi Publik service
Restoran Parkiran
Publik
Pintu mall / teras
Semi publik Semi Publik Semi publik
Front office Ruang tunggu sirkulasi
private
R. locker
private Semi publik
Gudang Building management R.utilitas Bagian Keamanan Loundry Ballroom
Semi Publik Semi Publik Semi publik Semi publik
71
Bekerja di parkiran
Semi Publik
Pengambilan karcis Parkir
Sumber 49 . Analisis Penulis
Jadi ruang-ruang yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : Fungsi apartemen 1. Unit apartemen 2. Ruang elevator 3. Sirkulasi 4. Ball room 5. Ruang komunal 6. Tangga darurat Fungsi Pusat Perbelanjaan 1. Retail / kios 2. Wc umum 3. Loading unloading 4. Gudang 5. Tangga darurat 6. Elevator 7. ATM center 8. Bioskop 9. Restoran Fungsi Penunjang 1. Ruang ibadah / mushola 2. Nursery 72
3. Ruang merokok Building management 1. Loundry 2. Front office 3. Locker 4. R. Rapat 5. Pantry Ruang service 1. Ruang Utilitas ( AHU, Genset, R travo, R. Panel utama, R. Panel distribusi, R. Cooling tower, R. Reservoir atas dan bawah, R.antena, R. M esin, R. Fire tank, R. M esin lift, gudang perawatan, gudang teknisi 2. Parkir mobil dan motor 3. Kamar mandi dan Pantry 4. R. Keamanan. Semua ruangan yang dibutuhkan ditata untuk mencapai poin “easy to acces” dengan memakai konsep terpusat yaitu dengan pola melingkar seluruh ruang-ruang mengitari ruangan pusat yaitu void M al yang teletak ditengah bangunan.
73
IV.5. Analisis Aspek Bangunan IV.5.1. Analisis Kebutuhan dan Dimensi Ruang Perhitungan luas sementara adalah sebagai berikut : G ambar 31. Luas tapak
75 M
KDB : 45 % KLB : 4 Luas : 6500 M 2 Tinggi : 12 lantai
86,6 M
Sumber 50. Departemen Pekerjaan Umum
Jadi Luas dasar bangunan yang mungkin didirikan yaitu = 45% x 6500 M 2 = 2.925 M 2 Luas total bangunan yang diijinkan yaitu = 4 X 6500 = 26000 M 2 4 lantai = 4 X 2.925 M 2 = 11.700 M 2 ( mall) Sisa untuk apartemen = 26.000 – 11.700 = 14.300 M 2 Satu lantai apartemen = 14.300 / 8 lantai = 1.787,5 M 2 – 20 % (sirkulasi + service) = 1.430 M 2 74
Tipe Apartemen Table 5. tipe apartemen
Apartemen
Apartemen Kemanggisan Residence Kelas menengah atas Dengan 2 tower Tower A, 22 lantai sebanyak 576 unit Tower B, 22 lantai sebanyak 738 unit kemanggisanresidence. wordpress.com
Apartemen Teluk Intan Kelas menengah atas 2 tower topas dan shapire Yang dibahas topas saja 17 lantai www.apartementelukin tan.com
Denah Unit
Tipe Kamar / Luas Tipe 25 dengan 1 kamar tidur 2 Luas 25 m 40 unit perlantai tipikal
Keterangan
Tipe 50 dengan 3 kamar tidur 2 Luas 50 m 30 unit perlantai
Dapat digunakan untuk 3 kamar, luasan paling kcil
Tipe 21 dengan 1kamar tidur 2 Luas 21 m
Tipe studio dengan luas minimal dari tipe studio lain.
Tipe ini dapat diterapkan pd proyek, luasanya sedang
Tipe 40 dengan 2 kamar tidur Luas 40 m2
Tipe 45 dengan 2 kamar tidur 2 Luas 45 m
75
Tipe 63 dengan 3 kamar tidur 2 Luas 63 m
Tipe 70 dengan 3 kamar tidur 2 Luas 70 m
Apartemen City Park Kelas menengah bawah dengan 8 tower apartemencitypark.wor dpress.com
Tipe studio dengan 1 kamar tidur 2 Luas 24 m ± 20% dari semua unit Tipe 33 dengan 2 kamar tidur 2 Luas 33 m ± 80% dari unit
Dengan 1 kamar cukup luas lebih baik
Dapat disimpulkan bahwa perbandingan antara unit dengan tipe studio, 2 kamar dan 3 kamar lebih banyak tipe 2 kamar dari yang lain. Perbandingan ini dapat diterapkan dalam perancangan proyek. Sedang luasan unit yang dapat dipakai yaitu untuk tipe studio dipakai 24 m2 , tipe 2 kamar dipakai 33m2.
76
G ambar 32. denah tipikal apartemen
Sumber 51. www.apartementelukintan.com
Pada apartemen teluk intan unit apartemen tipe studio ditempatkan pada lantai bawah sampai lantai sebelas seterusnya didominasi unit 2 kamar, sedang unit 3 kamar merata dari lantai 1 sampai teratas. Dapat dikatakan sebagian besar unit yang dibuat adalah unit dengan 2 kamartidur. Pada Apartemen Kemanggisan Residence tipikal lantai sama dari lantai dasar sampai lantai teratas dengan 2 jenis unit yaitu 25 m2 dan 50 m2. Jumlah unit dengan perbandingan 57% tipe 25 dan 43 % tipe 50 (dari segi jumlah) sedang dari segi luasan 40% tipe 25 dan 60% tipe 50.
77
G ambar 33. denah tipikal apartemen
Sumber 52. Kemanggisanresidence.wordpress.com
Dari data diatas dapat dipergunakan untuk perancangan apartemen pada proyek ini yaitu sebagai berikut : Dengan pertimbangan efisiensi ruang maka tipe yang diinginkan untuk apartemen yaitu tipe studio 24 m2 tipe 1kamar , tipe 2 kamar yaitu 40 m2 dan tipe 3 kamar dengan luas 50 m2. Sedangkan penempatan tiap tipe mengikuti pada apartemen Teluk Intan maka tipe studio diletakkan pada lantai-lantai bawah dipadukan dengan tipe 2 kamar dan tiga kamar sedangkan lantai-lantai atas khusus untuk tipe 2 kamar dan tiga kamar. Jumlah
unit
masing-masing tipe ditentukan
sebagai berikut
:
Luasan untuk apartemen yaitu 14.300 M 2 sirkulasi 20% 14.300 M 2 – ( 20% x 14.300 M 2 )
=
14.300 M 2 – ( 2.860 M 2 )
= = 11.440 M 2 78
Perbandingan jumlah unit yang diinginkan yaitu 20% untuk tipe studio, 50% untuk tipe 2 kamar dan 30 % untuk tipe 3 kamar. jadi jumlah unit = Tipe studio 24 M
2
= 20% x 250 = 50 x 24 m2 = 1200 m2
Tipe 2 kamar 40 M 2
= 50% x 250 = 125 x 40 m2 = 5000 m2
Tipe 3 kamar 50 M 2
= 30% x 250 = 75 x 50 m2 = 3750 m2
Total luas untuk unit
= 1200 + 5000 + 3750 = 9950 m2
Luasan sisa untuk fungsi lainnya =11.440 – 9.950 =1.490 m2 Jadi jumlah unit yang didapat adalah sebanyak 250 unit apartemen. Table 6 . tabel besaran ruang
Apartemen Ruang Unit Studio Unit 2 kamar Unit 3 kamar Ruang elevator Ball room Ruang komunal Loundry Front office Locker
Sumbe r City park T eluk intan kemanggisan Data arsitek
Kapasitas 1 kamar 2 kamar 3 kamar 18 orang
Perhitungan 4x6 m2 8x5 m2 10x5 m 2 (4 unit) 3x3 m2 7x3 m2 20x7,5 m 2
surney asumsi
50 orang
survey survey survey
20 mesin cuci 8x4 m2 7x3 m2 32 loker 5x2 m2
Luas 24 m 2 40 m 2 50 m 2 36 m 2 21 m 2 150 m2 32m2 21 m 2 10 m 2
Pusat Perbelanjaan Ruang
Sumbe r
Kapasitas
Retai /kios Loading Unloading Gudang Elevator
Data Arsitek survey survey survey
18 org
ATM center
survey
6 mesin
2 bus pickup
Perhitungan 5x5 m2 9x4 m2
Luas 25 m 2 36 m 2
4x4 m2 16 m 2 2 unit (3x3 18 m 2 m2) 5x4 m2 20m2
79
Bioskop Restoran
Standard grapik survey
35 org
10x15 m2
150 m2
20 org
5x10 m 2
50 m 2
Fungsi Penunjang Ruang Ruang iba dah / mushola Nursery R. merokok Loker karyawan
Sumbe r survey survey survey survey
Kapasitas
Perhitungan
Luas
20 orang
7x5 m2
35 m 2
10 orang 50 loker
7x4 m2 5x2 m2 4x5 m2
28 m 2 10 m 2 20 m 2
Ruang Servis Ruang
Sumbe r
Ruang survey utilitas Parkir Mobil Purnama, Lina, dan Motor Parkir & Permasalahannya. Jakarta: Fakultas T eknik Universitas T arumanagara, 1981 Kamar mandi Survey blok-M dan Pantry mall mall Management surney office R. Keamanan survey
Kapasitas
Perhitungan
Luas
Mesin lift
3x3 m2
9 m2
125 mobil
73x60 m2
4375 m 2
4 WC + 4 3x6 m2 urinoir + 2wastafel 10x10 m2 5x5 m2
18 m 2 100 m2 25 m 2
80
IV.5.2. Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan dibagi atas 2 bagian yaitu sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal Sirkulasi horizontal dilakukan dengan melewati koridor-koridor pada bangunan. Lebar koridor dipengaruhi oleh ruang-ruang yang mengapitnya, apakah memiliki 2 sayap atau jhanya satu, pada proyek ini yaitu pada apartemen di ambil koridor dengan dua sayap. Ketentuanya dapat dilihat pada gambar. G ambar 34. coridor
Sumber 53. graphich standard
Lebar yang mungkin menurut data arsitek yaitu 2,2 m sampai 2, 6 m sesuai kebutuhan. Sirkulasi Vertikal Sistem pencapaian bangunan secara vertikal dilakukan dengan beberapa jenis alat yaitu : Tangga Tangga biasanya digunakan untuk transportasi vertikal pada gedung sebagai tangga darurat. Beberapa syarat tangga darurat adalah : 81
•
Arah buka pintu ke tangga
•
Pintu menutup otomatis
•
Ada lampu & petunjuk
•
Pintu tahan api minimum 2 jam
•
Bebas asap
•
Jarak tangga kebakaran dari tiap titik efektif maksimum 25 M ’
•
Lebar tangga minimum 1,2 M
•
Lebar anak tangga minimum 28 CM & tinggi maksimum 20 CM
•
Lebar pintu minimum 90 CM
•
Tinggi pegangan minimum 110 CM
Sumber: Purnama, Lina, Parkir & Permasalahannya. Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, 1981 Escalator Eskalator adalah tangga yang dapat secara otomatis berputar untuk menaikkan atau menurunkan manusia atau barang dari satu lantai ke lantai lainnya. Eskalator memiliki dimensi sebagai berikut. Escalator yang digunakan adalah tipe superimposed karena lebih memungkinkan pengunjung untuk melihat-lihat barang dagangan karena untuk naik atau turun harus berjalan melingkar.
82
G ambar 35. dimensi tangga
Sumber 54. Data Arsitek
Jenis-jenis eskalator adalah sebagai berikut. G ambar 36. jenis tipologi eskalator
Sumber 55. Graphich standard
Lift / elevator Ada dua jenis lift yang digunakan saat ini yaitu dibedakan dengan jenis penggeraknya, ada lift dengan penggerak motor penggerak (traction lift) ada juga dengan hidrolik. Pada proyek yang bertingkat 12 maka yang dipakai adalah tipe kabel dengan motor penggerak. 83
G ambar 37 . Jenis lift
Sumber 56. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
Lift dengan penggerak piston biasanya dipakai pada gedung dengan lantai sedikit atau lower rise karena memang daya jangkau piston pendek. Sedangkan untuk midlerise atau highrise digunakan sistem motor. Ruang luncur lift ditentukan dari jumlah dan konfigurasi tata letak lif. Semua hambatan yang dapat mengganggu arus lalu lintas perlu
84
dihilanagkan. Tata letak lain yang juga sering dijumpai adalah bentuk ‘CulDe-Sac’ dan melingkar. Pada apartemen digunakan tipe berjejer dua. G ambar 38. tata konf igurasi lif t
Sumber 57. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
Waktu yang dibutuhkan untuk lift bolak-balik dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
Sumber 58.Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
85
Table 7. Tabel kecepatan dan kapasitas lif t
Sumber 59. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
86
Diket : s = 5 m/detik h=3m n = 8 lantai m = 18 org mencari T1 (waktu perjalanan bolak-balik) T1 = (2h + 4s)(n-1)+s(3m+4) S Dimana h = jarak lantai ke lantai s = kecepatan rata-rata lift n = jumlah lantai yang dilayani lift m = daya angkut atau kapasitas lift T = (2 . 3 + 4 . 5 )(8-1) + 5(3 . 18 + 4) 5 T = 182 + 290 5 T =94,4 detik M encari N1 (jumlah lift ) N1 = Lnetto x n x p x T1 300 x PB x m N1 = 1430 x 8 x 0.03 x94,4 300 x 3 x18 N1 = 32.398,08 16200 N1 = 1,99 =2 lift WT(waiting time) = T1/N1 = 94,4/2 = 47,2 detik Untuk lift apartemen pemilik apartemen memiliki kunci akses pribadi jadi orang lain tidak dapat menggunakan lift khusus apartemen.sedangkan untuk mall perhitungannya adalah sebagai berikut : Diket : 87
s = 5 m/detik h=4m n = 4 lantai m = 18 org mencari T1 (waktu perjalanan bolak-balik) T1 = (2h + 4s)(n-1)+s(3m+4) S Dimana h = jarak lantai ke lantai s = kecepatan rata-rata lift n = jumlah lantai yang dilayani lift m = daya angkut atau kapasitas lift T = (2 . 4 + 4 . 5 )(4-1) + 5(3 . 18 + 4) 5 T = 84 + 290 5 T =74,8 detik M encari N1 (jumlah lift ) N1 = Lnetto x n x p x T1 300 x PB x m N1 = 2925 x 4 x 0.04 x74,8 300 x 4 x18 N1 = 35.006,4 21.600 N1 = 1.62 =2 lift Jadi dibutuhkan lift untuk apartemen sebanyak 2 lift dan lift untuk mall sebanyak 2 lift.
88
IV.5.3. Hubungan Skematik Skematik pada bangunan mixed-use Pusat perbelanjaan dan Apartemen ini adalah : Hubungan Skematik Secara Umum Service enterance Enterance Parkiran M all
Apartemen
Enterance
Unit M all Enterance gate
WC
Bioskop
Retail
R.service
Restaurant WC
89
Unit Apartemen Parkir/mal
Lobby R. komunal Front office
Lift
Unit Apartemen
IV.5.4. Analisis Sistem M asa Bangunan Dalam bukunya Arsitektur: Bentuk, Ruang dan Susunannya Francis D. K. Ching menjelaskan bahwa terdapat bentuk-bentuk dasar yaitu sebagai berikut : Table 8. B entuk masa bangunan
Bentuk
Lingkaran
Keterangan
Aplikasi
sederetan titik yang disusun dengan jarak yang sama dan seimbang terhadap sebuah titik.
Bentuk ini dipakai pada bangunan dengan fungsi seni seperti museum, galeri, sekolah seni dan lainnya. 90
adalah sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai tiga buah sudut
Karena memiliki sudut lancip bentuk ini jarang dipakai hanya sebatas seni saja.
adalah sebuah bidang datar yang mempunyai emppat buah sisi yang sama panjang o dan empet buah sudut 90
Bentuk yang lebih sering dipakai, bangunan pemerintahan, kantor yang bersifat tegas.
Segitiga
Persegi Sumber 60. Arsitektur bentuk ruang dan susunannya
Jadi bentuk yang sesuai dengan proyek kita yaitu apartemen dan pusat perbelanjaan dimana tapaknya berbentuk segi empat dan kebutuhan ruang sedapat mungkin dipakai seefisien mungkin yaitu bentuk persegi dengan tidak menutup kemungkinan memakai bentuk bentuk segitiga atau lingkaran untuk menimbulkan kesan dinamis ciri dari pusat perbelanjaan. Dari bentuk-bentuk dasar ini tercipta bentuk bentuk turunan lain yang merupakan awal terbentuknya sebuah bangunan. Wujud-wujud dasar ini juga dapat digeser atau diputar menjadi ruang yang mempunyai bentuk yang tegas teratur dan mudah dikenal yang disebut “Platonik Solid”, lingkaran membentuk bola dan silinder, segi tiga membentuk kerucut dan piramida, bujur sangkar membentuk kubus. Dalam proyek mixed-use building apartemen dan pusat perbelanjaan ini penerapan bentuk bentuk dasar dapat di terapkan dalam memberikan wajah yang unik dan khas pada masa bangunan. Untuk apartemen terdapat beberapa tipe dari susunan bangunan yaitu :
91
T ipe Bangunan
Keterangan
Kelebihan
Kekurangan
Exterior coridor yaitu bangunan apartemen yang memiliki koridor yang terdapat di sisi luar bangunan, sehingga berbatasan langsung dengan outdoor. Biasanya dipakai pada sekolah, apartemen Interior kcoridor yaitu bangunan dengan koridor di tengah antara dua deret ruangan. Biasanya dipakai untuk sekolah, apartemen
Pencahayaan dan Koridor hanya penghawaan alami dipakai satu deret mudah didapat apartemen ,boros akan area sirkulasi
Bangunan apartemen dengan sebuah core ditengah dan dikelilingi oleh ruangan di 4 sisinya. Dipakai pada kantor swasta.dapat juga apartemen
Sistem core ditengah Unit yang didapat tetapi view yang didapat sedikit lebih banyak untuk lebih luas. 1 unit. koridor lbh sedikit
Satu koridor dapat digunakan untuk 2 deret apartemen sehingga irit sirkulasi
Pencahayaan dan penghawaan pada koridor tidak secara alami karena terletak di dalam
boros Multiple exterior acces T iap unit memiliki Lebih yaitu bangunan yang akses tersendiri jadi energi dan mahal tiap satu unit terdapat privasi lebih terjaga. sati akses tersendiri. Dipakai pada kondominium
Multiple interior acces yaitu bangunan dengan tiap unit atau beberapa unit memiliki acces tersendiri, baik itu elevator atau tangga. Dipakai pada kondominium
boros Beberapa unit Lebih memiliki akses energi untuk lift sendiri sehingga dan lbh mahal kepadatan lift terhindari
92
Multi tower yaitu sebuah bangunan dengan beberapa tower yang disatukan dengan menghubungkannya dengan koridor. Biasanya pada kantor swasta.
Multi tower Boros sirkulasi . sehingga tiap unit boros struktur lebih banyak view. Lebih privasi..
Table 9 . tipe koridor
Sumber 61. data arsitek Dapat disimpulkan bahwa sistem koridor yang cocok untuk dipakai pada apartemen pada proyek ini adalah dengan sistem interior koridor karena lebih hemat energi dan lebih murah tetapi koridor dibuat dari ujung ke ujung sehingga cahaya alami dapat masuk dan udara juga dapat masuk secara alamiah. Struktur bangunan Bangunan memiliki dua struktur utama yaitu sub-structure dan upperstruckture. Sistem struktur yang dapat dipakai untuk proyek ini pada upperstructure ada beberapa jenis yaitu: Table 10. Struktur
Bentuk Struktur
Keterangan Struktur truss yang berbentuk flat atau bidang dengan dua penyangga yang berada di ujung dan hanya berbentuk tiang tunggal.
Aplikasi Struktur ini diaplikasikan untuk atap bangunan apartemen yang akan dibuat
93
Sla b structure, Gabungan dari balok-balok yang saling berpotongan membentuk bidang.dengan lantai slab diatasnya .lebih mudah di banguna dan efisiensi waktunya.
Sistem struktur ini dipakai untuk struktur apartemen
Sumber 62. strukture verlag G. H. Sedangkan untuk sub struktur terdapat beberapa jenis yaitu : Table 11. jenis Pondasi
Jenis Pondasi Bor Pile
keterangan Pondasi untuk substrukture dengan pengeboran lalu diisi dengan beton sehingga membentuk silinder yang mengeras.
Kekurangan dan kelebihan Pembuatanya memakan waktu lama tetapi tidak membuat kebisingan dan efeknya kecil terhadap bangunan sekitar.
T iang Pancang
Pondasi dengan balokbalok berbentuk persegi panjang atau silinder yang ditancapkan dengan menekan ke tanah.
Pembuatanya relatif cepat dari bor pile tetapi dapat mengakibatkan bangunan sekitar rusak, pemasangannya sangat bising.
Pondasi berbentuk tapakan yang berukuran lebar sehingga memberikan daya tekan menyeluruh.
Lebih aman dan tidak mengganggu bangunan sekitar tetapi boros akan material dan waktu pengerjaan lama.
Pondasi Slab
Sumber 63. Internet
94
Pondasi yang cocok untuk kondisi tapak adalah pondasi tiang pancang karena selain lebih cepat pemasangannya biayanya lebih murah, untuk menhindari efek pada lingkungan sekitar maka tiang pancang diletakkan lebik ke dalam tapak dan jauh dari perumahan sekitar. Sedangkan modul struktur yang digunakan adalah sesuai dengan perparkiran yaitu 8 meter karena 3 mobil diurutkan sejauh 8 meter (sumber Religiana Hendarti, S.t.,MT). IV.4.5. Analisis sistem Perparkiran Sistem perparkiran pada bangunan adalah digunakan sistem parkir basement yaitu dapat dilihat pada gambar dibawah . G ambar 39. sirkulasi bangunan
Apartemen
Ma
Sumber 64. Analisis Penulis
Untuk
pemilik
apartemen
menggunakan
basemen
1sedangkan
pengunjung mall menggunkan basement 2 dan 3. Jadi pada saat pemilik 95
apartemen masuk langsung parkir di basement 1 sedangkan pengunjung mall terus menuju ke basement 2 atau 3. Kebutuhan parkir apartemen : Perhitungan Parkir : 2
Luas tanah = 6.500 m
KDB = 45 % ; KDH = 15 % Luas Tipical = 1.430 m2 Luas Total = 14.300 m2 Unit sebanyak 250 unit Rasio parkir apartemen 1 : 2 ( versi majalah idea) Parkir Basement ½ x 250 =125 x 35 m2
= 4.375 m2
Kebutuhan Lt parkir basement = 70% x 6.500 = 4.550 m2 Kebutuhan parkir mall adalah : Diket luas mall total = 11700 m2 Rasio parkir adalah 1 : 200 m2 Jadi jumlah mobil yang harus ditampung 1/50 x 11.700 = 234 mobil Jadi luas basement yang dibutuhkan adalah 234 x 35 m2 = 8190 m2 Luas 1 lantai basement 4375 jadi 8190/4375 = 1,872 = 2 lantai
IV.4.6. Analisis sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan terdiri dari dua jenis yaitu sistem pencahayaan alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami adalah sistem pencahayaan
96
dengan memanfaatkan penyinaran matahari, sedangkan sistem pencahayaan buatan menggunakan lampu yang di berikan energi listrik. Table 12. Pencahayaan
Sistem pencahayaan • •
Alami
•
• • • Buatan
Kelebihan M enghemat energi dan biaya operasional bangunan M enciptakan ruang yang sehat,karena sinar matahari mengandung ultra violet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang M empergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam bangunan,baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung Pada saat malam hari tanpa sinar matahari dapat digunakan. Dapat diatur kadar terangnya. Tidak menyebabkan panas ruangan yang berlebihan.
Kekurangan • M engakibatkan temperatur dalam ruangan meningkat • Tidak sepanjang hari ada, hanya siang hari
• M embutuhkan energi yang besar. • Biayanya juga besar • Tidak tahan lama.
Sumber 65 . Utilitas Dwi anggoro
Jadi untuk mengoptimalkan pencahayaan ruangan pemanfaatan sinar alami dapat dipergunakan semaksimal mungkin pada siang hari untuk menghemat energi dengan memberikan bukaan yang cukup pada bangunan apartemen maupun mall. 97
Bangunan dengan fungsi yang beda maka beda pula kadar terang yang diperlukannya, dibawah adalah tabel kebutuhan cahaya dalam lux meter. Table 13Tabel kebutuhan cahaya.
Sumber 66. utilitas Dwi Anggoro
98
Alat untuk penerangan adalah lampu lampu dipergunakan bukan hanya untuk menerangi tetapi juga untuk memberikan aksen artistik yang membuat ruangan lebih indah. Contoh-contoh penyinaran buatan : •
Penyinaran atas (up-lighter), lampu yang menyorot ke atas
•
Penyinar bawah (down-lighter), lampu yang menyorot ke bawah
•
Penyorot sempit ( spot light ), lampu dengan sudut sinar <30
•
Penyorot lebar (flood light), lampu dengan sudut sinar >30o
•
Penyiram dinding ( wall-wash light 0, lampu untuk menyiram bidang
o
vertikal dengan cahaya. Ada beberapa jenis lampu yang digunakan untuk penerangan buatan yaitu antara lain: Table 14. Jenis Lampu
Jenis lampu Lampu pijar
Lampu pijar (incandescent), cahaya dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten (titik lebur o >2200 c ) yang berpijar karena panas. Lampu flourescent
Kekurangan Lampu ini memiliki afikasi rendah yaitu 8-10% selebihnya terbuang sebagai panas. Untuk memperbaikinya maka lampu ini diisi dengan gas halogen seperti iodine, chlorine, dan fluorine sehingga efikasinya menjadi 17,5lm/watt.
kelebihan Dapat menghasilkan panas sehingga bisa dimanfaatkan untuk penghangat ruangan.
Jika bocor Pada lampu ini menimbulkan lebih dari 25 % radiasi. energi dihasilkan untuk cahaya, efikasi antara 4099
85lm/watt. Lebih hemat energi
cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung lampu yang berpendar terang karena menyerap gelombang pendek cahaya ultra ungu sebagai akibat lecutan listrik. Lampu HID (high-intensity Dibutuhkan waktu discharge lamps) antara 6-8menit untuk menguapkan merkuri dalam tabung, perlu selang 5-10 menit sebelum dihidupkan kembali cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam, seperti merkuri dalam tabung kaca atau kuarsa. Efikasinya antara 40-60lm/watt..untuk memperbaikinya diberi logam halida seperti thalium, indium, dan sodium karena itu disebut lampu metal halida efikasinya mencapai 70 % tetapi umurnya berkurang menjadi separohnya. Yang lebih terbaru disebut lampu uap bertekanan tinggi dengan tabung keramik dan isinya xenon, mercury, dan sodium, efikasinya mencapi 95lm/watt.
Terangnya sangat terang sehingga dimanfaatkan untuk menerangi gedung dengan volume besar seperti gedung olah raga.
Sumber 67. Panduan Struktur bangunan tinggi Jimmy S. Juanna
Jadi untuk menghemat energi digunakan lampu flourescent untuk penerangan apartemen dan mall terkecuali untuk kolam renang dan sarana aut
100
door digunakan lampu dengan lux besar yaitu lampu HID (high-intensity discharge lamps).
IV.4.7. Analisis Sistem Penghawaan Sistem penghawaan terdiri dari dua jenis yaitu sistem penghawaan alamiah dan buatan. Sistem Penghawaan Alamiah Sistem penghawaan alami dibuat berupa ventilasi silang yang ditempatkan sedemikian rupa sehingga membuat udara didalam ruangan dapat bertukar. Udara yang bergerak menghasilkanpenyegaran terbaik, karena terjadi proses penguapan yang berarti penurunan temperatur pada kulit. G ambar 40. Ventilasi silang
Sumber 68. Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
Udara yang nyaman memiliki kecepatan tak lebih dari 5 km/jam dengan o 2 suhu atau temperatur <30 C dan banyak mengandung O . udara yang berada
di kota –kota besar di Indonesia terutama di daerah yang ketinggiannya tak jauh dari permukaan laut kurang memberikan kenyamanan karena : udaranya 101
o o cenderung panas yaitu 23 C-34 C, udaranya kotor berdebu, mengandung asap,
anginnya tidak menetu, pada bangunan tinggi kecepatan anginnya tinggi. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kodisi udara disekitar adalah dengan melakukan penanamanpepohonan hijau yang dapat menyaring udara menjadi lebih baik. Sistem penghawaan alamiah ini digunakan pada apartemen untuk memberi sirkulasi udara pada daerah yang tidak sangat membutuhkan penghawaan buatan seperti kamar tidur dan ruang kerja. Sistem Penghawaan Buatan Pengudaraan atau penghawaan buatan adalah upaya manusia untuk mengatur kondisi udara sehingga tercapai kondisi dimana temperatur, kelembaban, kebersihan udara dirasa nyaman bagi manusia. Penghawaan buatan ini melibatkan peralatan mekanik yaitu sering kita sebut AC (Air Conditioner). Ada beberapa tipe AC yaitu : •
AC Unit •
Tipe paket tunggal, di kenal sebagai tipe jendela (windows type). Pada tipe ini seluruh AC ada pada satu wadah. Seluruh komponen telah menjadi satu, jadi AC ini agak sedikit bising.
•
Tipe paket terpisah, di kenal sebagai tipe split (split type). AC ini mempunyai dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor unit) dan unit luar ruang (outdoor unit). Tipe terpisah ini dapat berupa tipe split tunggal (single split unit,satu unit luar ruang
102
melayani satu unit dalam ruang) dan dapat berupa tipe split ganda (multi split type,satu unit ruang melayani beberapa unit dalam ruang).Berdasarkan pemasangannya,tipe terpisah ini masih dapat terbagi lagi, yaitu : •
Tipe langit-langit/dinding : Indoor unit dipasang di dinding bagian atas. G ambar 41. AC dinding daikin
Sumber 69. Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
•
Tipe lantai : Indoor unit diletakkan di lantai. G ambar 42. AC lantai daikin
Sumber 70.Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
•
Tipe kaset : Indoor unit di pasang di langit-langit,menghadap ke bawah. G ambar 43. AC tipe Kaset
Sumber 71.Utilitas Bangunan Dwi Anggoro
103
•
AC Terpusat (central AC) : AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat
untuk
melayani satu
gedung besar,seperti toko
grosir
besar,perhotelan dan perkantoran. Sistem yang dipakai pada bangunan untuk mall adalah tipe AC terpusat sedangkan untuk apartemen digunakan AC split. Penghematan AC sangat dibutuhkan karena sebagian besar energi yang dihabiskan adalah untuk penghawaan buatan. Cara atau langkah yang dianjurkan untuk penghematan energi dalam pemakaian AC adalah, •
M engorientasikan
bangunan
ke
arah
utara
dan
selatan
guna
meminimalisir penyerapan panas matahari. •
M enata denah bangunan untuk melokalisir panas dan kelembaban.
•
M embuat skala prioritas ruang yang memakai AC seperti ruang tidur atau ruang kerja.
•
M emakai bahan bangunan yang dapat menahan panas matahari untuk masuk kedalam ruangan.
•
Bila rumah kita memakai kaca, maka pakailah kaca yang dapat menahan sinar matahari dengan radiasinya yang menyebabkan panas matahari masuk.
•
M enanam pepohonan yang dapat menyejukkan udara luar sehingga tanpa AC udara dalam ruang bisa sejuk.
104
IV.4.8. Analisis Sistem Penanggulangan kebakaran Sistem penanggulangan kebakaran dapat berbagai macam cara yaitu antara lain dengan, •
pengaturan blok bangunan sehingga pencapaian terhadap lokasi dapat diakses mobil pemadam kebakaran.
•
Ketinggian bangunan, sirkulasi ruang juga perlu diatur sehingga mudah di akses.
•
Penempatan tangga kebakaran harus mudah di akses.
•
Bangunan harus memiliki hidran yang dapat menjangkau semua bangunan.
•
Bahan bangunan dianjurkan bahan yang tahan api.
•
Bangunan harus memiliki sistem detektor kebakaran yang baik.
Peralatan penanggulangan kebakaran antara lain adalah •
Hidran Kebakaran, yaitu suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang telah terjadi dengan menggunakan air. Hidran terbagi dua yaitu a) hidran luar G ambar 44. Hidran dalam ruangan
Sumber 72. Utilitas bangunan dwi anggoro
105
b) hidran dalam gedung.
G ambar 45. Hidran luar ruangan
Sumber 73. Utilitas bangunan dwi anggoro
•
Springkler Pada peraturan dinas kebakaran disebutkan bahwa penggunaan alat pemadam kebakaran a) Untuk bangunan kelas A mulai dari lantai 4 atau ketinggian 14 meter b) Untuk bangunan kelas B mulai dari lantai 8 atau ketinggian 40 meter G ambar 46. Kepala Sprinkler
Sumber 74. Utilitas bangunan dwi anggoro
Kepala sprinkler merupakan bagian dari sprikler yang berada pada ujung jaringan pipa diletakkan sedemikian rupa sehingga perubahan suhu 106
dapat memecahkan kepala sprikler dan akan memancarkan air keluar secara otomatis. Setiap kepala sprikler dapat melayani area seluas 10-20 2 M dengan ketinggian ruangan 3M .
•
Halon Halon dipakai di ruangan uyang penggunaan air tidak diperbolehkan seperti ruangan arsip karena dapat rusak karena air.tabung gas halon dihubungkan dengan instalasi ke arah kepala sprinkler. G ambar 47 . Tabung gas Halon
Sumber 75.Utilitas bangunan dwi anggoro
•
Fire dumper Alat ini digunakan secara otomatis untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar.
•
Smoke and heat Ventilating Yaitu alat yang dipasang pada daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran maka asap akan dialirkan ke luar ruangan sehingga tidak membahayakan.
107
•
Vent and Exhaust Alat yang dipasang pada tangga kebakaran yang berfungsi menghisap asap dari kebakaran sehingga dalam tangga kebakaran semua asap terhisap keluar ruangan atu dapat juga dipasang untuk memasukkan udara luar yang bersih sehingga udara yang penuh asap didalam keluar karna tekanan. G ambar 48. ventilasi penghisap asap
Sumber 76 . Utilitas bangunan dwi anggoro.
•
Tangga Kebakaran Tangga adalah suatu tempat umtuk menghubungkan ruangan bawah dengan ruangan-ruangan di atasnya.Selain untuk menghubungkan antar ruangam-ruangan
tersebut,tangga
juga
berfungsi
sebagai
tempat
melarikan diri dari kebakaran. 108
Konstruksi Tahan Api juga diperlukan untuk menanggulangi bahaya kebakaran. Konstruksi tahan api yang digunakan pada proyek adalah : G ambar 49. Struktur dibungkus beton
Sumber 77. Grapich standard
Pembungkusan struktur dengan beton, sehingga struktur tidak mudah melebur ketika terjadi kebakaran.
IV.4.9. Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih. Air bersih di dapatkan dari PAM . Jaringan air bersih ini terletak di sepanjang jalan Letjen S. Parman. Kebutuhan air dapat dihitung yaitu :
Sumber 78. Panduan sistem bangunan tinggi Jimmy S. Juana
V boiler = 45 liter / orang Perkiraan populasi 4 orang / unit x 250 unit = 1000 orang = 45 x 1000 109
= 45.000 liter / hari V air keseharian = V air dingimn + v air panas = 1000 orang x 135 liter /orang / hari = 135000 liter / hari V air kebakaran = V air Sprinkler + V air hidran V air sprinkler = 250 unit x 18 x 30 liter = 135.000 liter V hidran
= 4 unit hidran x400 x 30 = 48.000 liter
V kebakaran = 183.000 liter V air AC
= V air sirkulasi dan + Vair pendingin
V air sirkulasi = 8 liter x 1440 x1 = 11.520 liter / hari V air pendingin= 230 liter Jadi V air AC = 11.750 liter / hari Jadi qd( volume kebutuhan air bangunan ) = 374.750 liter / hari Untuk volume tangki bawah = 40% dari qd = 149.900 liter Untuk volume tangki atas
= 15 % x qd = 56.212 liter
Semua data tersebut diatas didapat dari buku panduan sistem bangunan tinggi oleh Jimmy S.Juana.
110
IV.4.10. Analisa Pembuangan Limbah Air kotor yang dihasilkan dalam bangunan ditampung oleh septik tank atua di olah unit pengolahan limbah (SPT). Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan khususnya bangunan untuk kegiatan tertentu,seperti pabrik,hotel.restaurant dan super market. Diperlukan tempat khusus untuk menampung sampah tersebut untuk sementara. Untuk bangunan bertingkat tinggi diperlukan tempat khusus untuk pembuangan sampah. •
Kotak-kotak pembungan yang terletak di setiap lantai dibagian servis.
•
Box penampungan dibagian bawah yang berupa bagian ruangan gudang.
•
M asing-masing box setiap lantai dihubungkan dengan shaft pembuangan sampah. G ambar 50. Shaf t pembuangan sampah
Sumber 79.Utilitas bangunan dwi anggoro
111
Penyaluran Air Hujan dan Sumur Resapan,dilakukan dengan pemberian pipa-pipa pada titik-titik pembuangan air hujan tertentu dan kemudian disalurkan ke sumber resapan. IV.4.11. Penangkal Petir Pengamanan bangunan dari sambaran petir dilakukan dengan memasang alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut. Beberapa jenis alat penangkal petir adalah : a) Sistem konfensional oleh Franklin, batang yang runcing dari bahan coper spit dipasang paling atas dan dihubungkan dengan batang tenbaga menuju batang elektroda yang ditanahkan. b) Sistem sangkar Faraday, hampir sama dengan sistem Franklin hanya saja dibuat memanjang sehingga jangkauannya luas. G ambar 51. Penangkal petir sistem Faraday
Sumber 80 .Utilitas bangunan dwi anggoro
c) Sistem radio aktif/ semi radio aktif, sistem ini adalah dengan memasangkan pipa tembaga dengan alat penangkal petir dipuncak berbentuk payung ke tanah yang berair.
112
G ambar 52. Penangkal petir sistem Thomas
Sumber 81. Utilitas bangunan dwi anggoro
Sistem yang digunakan pada bangunan dan lebih sederhana adalah jenis sistem thomas karena lebih efektif dan efisien tidak terlalu banyak tiang penangkal.
IV.4.12. Sistem Utilitas Bangunan Utilitas bangunan adalah sistem pemipaan yang ada pada bangunan. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal yang disembunyikan di dalam tembok atau shaft dan biasanya diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi. Jenis-jenis pemipaan adalah sebagai berikut : Table 15. Warna pipa sanitasi
Sumber 82. Panduan sistem bangunan tinggi
113
G ambar 53. potongan Shaf t
Sumber 83. Panduan sistem bangunan tinggi
Jaringan Pipa Air Bersih Pasokan kebutuhan air bersih biasanya menggunakan pompa air untuk menyalurkan kepermukaan tanah dan jika bangunannya tinggi, jaringan pemipaan dibagi atas beberapa zona. Pasokan air bersih ada dua yaitu pasokan ke atas dan ke bawah.
114
G ambar 54. Skema Pemipaan
Sumber 84. Panduan sistem bangunan tinggi
115
Jaringan Pipa Air Kotor dan Pipa Ventilasi Seperti halnya pipa air bersih, pipa air kotor juga diletakkan dalam shaft yang dihubungkan ke tempat penampungan yaitu septik tank. Pipa ventilasi digunakan untuk memberikan udara dalam pipa sehingga dengan mudah mengalir kebawah. Berikut skema jaringan pipa air kotor dan ventilasi. G ambar 55. Skema pemipaan air kotor
Sumber 85. Panduan sistem bangunan tinggi
116