BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Untuk memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan di Stadion Manahan dan Stadion Kampus UNS.
2. Waktu Penelitian Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang telah di lakukan, maka dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Alokasi Waktu Penelitian NO 1
2
3
April Mei 1 2 3 4 1 2 3
Jadwal Kegiatan
Juni Juli 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan Proposal Penelitian Pengajuan Judul Penyusunan Proposal Seminar proposal tesis Revisi dan penyusunan Instrumen Pelaksanaan Penelitian Pengumpulan Data Pelaksanaan Tes Analisis Data Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:115) “populasi merupakan keseluruhan
subyek
penelitian.
Populasi
diartikan
sebagai
wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, 52
53
sedangkan sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi”. Sedangkan Sugiyono (2008:117) menyatakan bahwa
“populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw UNS Surakarta yang berjumlah 48 orang, adapun daftar testi terdapat pada lampiran 1.
2.
Sampel Menurut Arikunto, Suharsimi (1996:117) “Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Sebagai sampel sebaiknya memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi sehingga dapat menggambar keadaan populasi”. “Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”, (Sugiyono, 2008:118). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa pembinaan prestasi sepaktakraw UNS Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari populasi dengan acak, sehingga tiap-tiap anggota populasi berhak menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa putra pembinaan prestasi sepaktakraw UNS Surakarta dengan jumlah 48 orang.
C. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, menggunakan deskriptif korelasi. Kemudian rancangan yang di gunakan adalah paradigma ganda dengan tujuh variabel independen. (Sugiyono, 2007:11) mengungkapkan “Analisis korelasi adalah suatu teknik analisis yang di gunakan untuk memberikan pemahaman yang mendasari dimensi-dimensi atau regulasi suatu gejala”. Metode satistik untuk mengukur variabel dominan anthropometri dan fisik penentu keterampilan bermain sepaktakraw dimana variabelnya yaitu (tujuh variabel bebas dan satu variabel terikat) yang telah dikumpulkan akan diolah dan
54
dianalisa menggunakan Program Statistik Komputerisasi dengan sistem SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Versi 16. Statistik regresi membutuhkan banyak perhitungan matematis yang tidak memungkinkan dilakukan secara manual. Dengan metode seperti analisis korelasi dengan regresi berganda maka dilakukan penghitungan menggunakan SPSS (Santoso, 2012:58). Menurut Arikunto (2002: 239) analisis korelasi dan regresi berganda adalah analisis tentang hubungan antara satu dependentvariable dengan dua atau lebih independent variable. Dalam analisis regresi, baik regresi atau regresi berganda ada 3 rukun dasar yang harus di cari yaitu: 1. Garis regresi, yaitu garis yang menyatakan hubungan antar variable. 2. Standar error of estimasi (S y X1 X2....Xn), yaitu harga yang mengukur pemencaran tiap-tiap titik (data) terhadap garis regresinya. Yang merupakan penyimpangan standar dari harga-harga dependent (Y) terhadap garis regresinya. 3. Koefisien korelasi (r) yaitu angka yang menyatakan eratnya hubungan atar variable. Sedangkan model struktural mengidentifikasi hubungan antar semua variabel
yang
tidak
diobservasi.
Itulah
sebabnya
model
struktural
mengidentifikasi variabel-variabel mana saja yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi perubahan nilai variabel lainnya. Dalam diagram jalur yang dimodifikasi dapat diterangkan sebagai berikut: (1) Ada 1 variabel dependent, yaitu keterampilan sepaktakraw (Y). (2) Variabel independent mempunyai indicator/variabel yang dapat diobservasi secara langsung. (3) Diasumsi variabel-variabel X tersebut mempengaruhi variabel Y.
55
Tinggi Badan (X1)
Berat Badan (X2)
Panjang Tungkai X3
Keterampilan teknik dasar sepak takraw
Kekuatan otot tungkai X4 Koordinasi matakaki (X5)
Kelincahan (X6)
Fleksibilitas (X7)
Gambar 15. Rancangan Penelitian
D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 7 (tujuh) variabel bebas (independent) dan 1 (satu) variabel terikat (dependent) dengan rincian yaitu: 1.
Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah sebagai variabel atributif, yang terdiri dari: a.
Tinggi Badan
b.
Berat Badan
c.
Panjang tungkai
d.
Kekuatan otot tungkai
e.
Koordinasi mata-kaki
f.
Kelincahan
g.
Fleksibilitas
56
2.
Variabel terikat (dependent), yaitu keterampilan teknik dasar bermain sepaktakraw.
E. Definisi Operasional Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 2, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tinggi badan Tinggi badan adalah tinggi badan mahasiswa yang diukur dari ujung kaki (telapak kaki) sampai dengan kepala bagian atas (ubun-ubun) apabila berdiri dengan sikap tegak. Angka atau nilai yang di peroleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat stadiumeter yang dengan satuan centimeter (cm). 2. Berat badan Berat badan yang diukur dengan timbangan dengan satuan kilogram (kg) yang diukur dengan kedua kaki naik pada timbangan tanpa membawa alas kaki dan hanya menggunakan pakaian biasa. Setelah diketahui berat badan maka ditentukan kategori ke-idealan berat badan dengan rumus dari WHO. 3. Panjang Tungkai Menurut Johnson dan Nelson (1986:191) “pengukuran panjang tungkai dilakukan dengan mengukur panjang tungkai dari pangkal paha atau tulang ekor terakhir sampai menyentuh lantai”. 4. Kekuatan otot tungkai Kekuatan otot tungkai yaitu daya/tenaga terbesar yang dihasilkan oleh otot tungkai pada mahasiswa dengan menggunakan leg dynamometer. Angka yang di peroleh dari hasil pengkurun, dengan satuan kilogram (kg). 5. Koordinasi mata-kaki Koordinasi didefinisikan sebagai hubungan yang harmonis dan hubungan saling berpengaruh diantara kelompok-kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditujukan dengan berbagai tingkat keterampilan. Pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall volley.
57
6. Kelincahan Kelincahan menurut Harsono (1988) “kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya”. Kelincahan dalam penelitian ini adalah kelincahan dalam merubah posisi atau arah,kemampuan bergerak keberbagai arah dalam upayanya menempatkan posisi ke arah datangnya bola dalam permainan tenis meja. Pengukuran kelincahan dengan lari 4x5m, dengan cara mengukur fleksibilitas perubahan posisi atau arah, atau dengan lari bolak- balik satuannya detik 7. Fleksibilitas Menrut Ismaryati (2009:101) “Terdapat dua macam fleksibilitas, yaitu fleksibilitas dinamis (aktif) dan fleksibilitas statis (pasif)”. Dalam fleksibilitas terdapat 2 macam tes fleksibilitas yaitu fleksibilitas relative dan tes fleksibilitas mutlak. Tes kelentuka yang sesuai dengan karakteristik sepaktakraw dengan menggunakan alat sit and reach, dengan hasil yang satuannya cm. 8. Keterampilan Bermain Sepaktakraw Keterampilan bermain sepaktakraw adalah hasil tes dan unsur-unsur dasar bermain
sepaktakraw.
Indikator
penguasaan
keterampilan
bermain
sepaktakraw, apabila masing-masing mahasiswa menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain sepaktakraw tersebut. Banyak sekali model tes keterampilan bermain sepaktakraw yang telah dibakukan dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-masing anak. Dalam penelitian ini peneliti untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain sepaktakraw yang terdiri atas: (a) kemampuan servis atau sepak mula (b) kemampuan menimang bola/ sepaksila, dan (c) kemampuan smash.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan
58
utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable. data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan, karena data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengambil kesimpulan, data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Agar data yang dikumpulkan baik dan benar, instrument pengumpulan datanya pun harus baik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan pengukuran. Menurut Johnson & Nelson (1974), tes adalah suatu bentuk pertanyaan atau pengukuran yang digunakan untuk menilai pengetahuan dan kemampuan usaha fisik. Menurut Cronbach (1960), menyatakan tes adalah suatu proses yang sistematis untuk mengobservasi tingkah laku seseorang yang dideskripsikan dengan menggunakan skala berupa angka atau sistem dengan kategori tertentu. tes merupakan suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi/data tentang seseorang atau obyek tertentu. Data yang diperoleh merupakan atribut atau sifat-sifat yang melekat pada individu atau obyek yang bersangkutan. Data yang terhimpun meliputi ranah kognitif, afektif, dan motorik. 1. Data yang bersifat kognitif dijaring melalui tes tulis (essay, obyektif) dan lisan. 2. Data bersifat afektif dapat dihimpun melalui tes bentuk skala sikap, angket, dan obeservasi secara langsung terhadap obyek yang akan diukur. 3. Data yang bersifat motorik dapat dihimpun misalnya melalui tes kemampuan dan gerak dasar, fungsional, dan tes keterampilan cabang olahraga. Tes merupakan intrumen yang berfungsi untuk mengumpulkan data berupa pengetahuan maupun keterampilan seseorang dengan menggunakan skala tertentu.
59
Pengukuran merupakan proses pengumpulan data/informasi tentang individu maupun obyek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya; frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran suhu). Menurut Verducci (1980), “pengukuran merupakan aspek kuantitatif untuk menentukan informasi tentang sifat atau perlengkapan secara tepat”. Menurut Kirkendall (1980), “pengukuran merupakan proses pengumpulan informasi”. Jadi pengertian pengukuran adalah bagian dari evaluasi yang menggunakan alat atau teknik tertentu untuk mengumpulkan informasi, dengan satu ukuran tertentu yang bersifat kuantitatif. Tes dan pengukuran merupakan kesatuan yang dapat dijadikan suatu bahasan yang lebih lengkap. Kata pengukuran memiliki banyak arti dan berbedabeda penerapannya dalam pendidikan jasmani atau olahraga.
Petunjuk
pelaksanaan tes dan pengukuran masing-masing instrumen dalam penelitian ini terdapat dalam lampiran 1. Jenis tes dan pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran Faktor Anthropometri Pengukuran anthropometri dalam hal ini adalah berkaitan tentang postur tubuh yang berhubungan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw yang terdiri atas: a. Pengukuran Tinggi Badan b. Pengukuran Berat Badan c. Pengukuran Panjang Tungkai
2. Tes dan Pengukuran Kondisi Fisik Pengukuran faktor kondisi fisik dalam hal ini adalah berkaitan tentang kemampuan fisik yang berhubungan dengan dengan keterampilan teknik dasar sepaktakraw yang terdiri atas: a. Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai (Leg Dynamometer) b. Tes Koordinasi Mata-Kaki c. Tes Kelincahan
60
3. Tes Keterampilan Teknik Dasar Bermain Sepaktakraw Data keterampilan bermain sepaktakraw dikumpulkan dengan Skill test. Ratinus Darwis (1992:120-121) “untuk mengetahui tingkat keterampilan bermain sepaktakraw melalui skill test permainan sepaktakraw yang terdiri atas: a. kemampuan servis atau sepak mula b. kemampuan menimang bola/ sepak sila c. kemampuan smash G. Teknik Analisis Data Data yang di perlukan dalam penelitian ini dengan melalui tes dan pengukuran. Hasil test merupakan korelasi faktor anthropometri dan kondisi fisik yang akan memprediksi kemampuan keterampilan teknik dasar sepaktakraw. Adapun langkah-langkah dari analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penghitungan Mean dan Standar Deviasi Untuk Deskripsi Data. Rumus untuk mencari Standar Deviasi (SD) dengan menggunakan rumus mean sebagai berikut: ∑
Dimana,
∑
2. Uji Prasarat Analisis Uji prasarat dalam penelitian ini meliputi dua uji prasyarat yaitu: uji normalitas dan uji linearitas. Langkah-langkah uji prasyarat dalam penelitian ini diantaranya:
61
a. Uji Normalitas Data Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Liliefors (Sudjana 1994:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pengamatan
X1,X2,………..,Xn.
di
jadikan
bilangan
baku
Z1,Z2,………..,Zn dengan menggunakan rumus
Keterangan:
X = Rata-rata S = Simpangan baku X1= Nilai vairabel
2) Untuk setiap bilangan bakuini menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian di hitung peluan F( ) = P(z ≤ zi) 3) Selanjutnya hitung proporsi
yang lebih kecil atau
sama dengan zi. jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka
4) Hitung selisih F( ) -
, kemudian di tentukan harga mutlaknya
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga yang paling mutlak selisih tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung b. Uji linieritas Uji Linieritas bertujuan untuk menguji apakah data yang di dapat linier atau tidak. Apabila data linier maka dapat dilanjutkan pada uji parametik dengan teknik regresi. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan metode anova yang akan di hitung meggunakan system SPSS 16 data dikatakan linier jika memenuhi beberapa kriteria berikut: 1) Jika
, maka dapat dikatakan hubungan variabel X
dan variabel Y linier. Sebaliknya jika
maka dapat
dikatakan hubungan variabel X dan variabel Y tidak linier. 2) Jika nilai probabilitas α=0.05, maka dapat dikatakan hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah linier. Sebaliknya nilai
62
probabilitas α=0.05, maka dapat dikatakan hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah tidal linier. 3) Jika F hasil analisis (Fa) lebih besar dari Ftabel (Ft) maka hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan non linier.
3. Uji Hipotesis a.
Analisis Regresi Ganda Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis regresi ganda ini adalah: 1)
Menghitung koefisien korelasi antara X1, X2.... , Xn dengan kriterium Y, dengan menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004:22) sebagai berikut: √
∑
∑
∑
∑
∑
Keterangan: = korelasi antara variable X1,X2,X3,….,Xn secara bersama-sama dengan variable Y korelasi product moment X1 dengan Y korelasi product moment X2 dengan Y korelasi product moment X3 dengan Y korelasi product moment Xn dengan Y koefisien prediktor X1 koefisien prediktor X2 koefisien prediktor X3 koefisien prediktor Xn ∑
jumlah perkalian antara X1 dan Y
∑
jumlah perkalian antara X2 dan Y
∑
jumlah perkalian antara X3 dan Y
∑
jumlah perkalian antara Xn dan Y
∑
jumlah kriterium Y
63
2) Menghitung koefisien determinasi (R2) antara X1 dan X2 dengan kriterium Y, dengan menggunakan rumus dari (Sutrisno Hadi, 2004:22) sebagai berikut: ∑
∑
∑
∑
∑ Keterangan: = koefisien determinasi antara X1 dan X2 dengan Y koefisien prediktor X1 koefisien prediktor X2 koefisien prediktor X3 koefisien prediktor Xn ∑
jumlah perkalian antara X1 dan Y
∑
jumlah perkalian antara X2 dan Y
∑
jumlah perkalian antara X3 dan Y
∑
jumlah perkalian antara Xn dan Y
∑
jumlah kriterium Y
3) Membuat persamaan garis regresi dengan dua predictor, dengan menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004: 2) sebagai berikut:
Keterangan: Y = kriterium
K = angka konstan
64
b.
Uji Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara parsial atau sendiri-sendiri sehingga dapat diketahui apakah dugaan sementara itu dapat diterima atau tidak. Budiyono (2000: 286) menyebutkan bahwa supaya regresi yang diperoleh dapat dipakai untuk melakukan prediksi secara cermat, koefisien-koefisien regresinya (yaitu
,
, ... ,
) perlu
diuji keberartiannya. Untuk menguji keberartian koefisien regresi digunakan statistik uji t =
yaitu variabel random berdistribusi t
dengan derajat kebebasan n – k – 1. Untuk uji keberartian koefisien regresi ini yang diuji menggunakan bantuan aplikasi software SPSS versi 16. Selanjutnya nilai t hitung akan dibandingkan dengan tingkat kesalahan (α=5%) derajat kebebasan (df) = (n-k). kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika t hitung< t tabel Ha di terima jika t hitung> t tabel c.
Menguji keberartian regresi ganda dengan uji F, dengan menggunakan rumus (Sutrisno Hadi, 2004: 26) sebagai berikut:
Keterangan : = harga F garis regresi N
= Cacah Kakus/ jumlah semple
M
= jumlah Prediktor
R
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor.
Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika F hitung> F tabel H1 diterima jika F hitung> F tabel
65
Perumusan hipotesi untuk pengambilan keputusan : H0: Tidak ada hubungan X secara bersama-sama terhadap Y. H1: Ada hubungan X secara bersama-sama terhadap Y.