BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta, Jalan Honggowongso, No.94 Surakarta, pada kelas XI MIA 3 semester genap tahun ajaran 2014/2015. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksankan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 yaitu pada bulan Januari-Agustus. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap-tahap penelitian dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Bulan N Kegiatan o 1
2
3
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret
2.
Persiapan Penelitian a. Observasi Awal b. Pengajuan Judul c. Penyusunan proposal d. Pembuatan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian e. Analisis instrumen Pengumpulan data a. Siklus I b. Siklus II Analisis data dan pelaporan a. Pengolahan data (hasil tindakan 2 siklus) b. Penyusunan laporan akhir
39
40 B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 3 SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa subjek tersebut memiliki permasalahan-permasalah yang telah teridentifikasi saat observasi awal yaitu subjek cenderung kurang terlibat aktif dalam pembelajaran dan berdasarkan nilai ulangan harian pada semester gasal XI MIA 3 memiliki rata-rata paling rendah dibanding kelas MIA yang lain. Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dari penerapan model pembeljaran inkuiri terbimbing. Prestasi belajar yang dimaksud adalah ketuntasan siswa dalam pembelajaran yang telah diterapkan yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan. C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian Data yang diperolah dalam penelitian adalah informasi berupa data hasil obsevasi dilapangan dan wawancara yang menggambarkan proses belajar mengajar di kelas dan metode guru dalam mengajar. Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dilakukan dengan tes pada akhir siklus I dan siklus II. Penilaian prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil tes yang mencangkup aspek pengetahuan dan aspek sikap berupa angket pada akhir siklus, serta aspek sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran. 2. Sumber Data Sumber data sebagai sasaran penggalian, pengumpulan dan informasi penelitian meliputi : a. Informan, dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa. b. Dokumen, meliputi : silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa dan laporan penilaian prestasi belajar, arsip nilai ulangan harian Kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan semester genap tahun pelajaran 2013/2014. c. Observasi mengenai proses kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa.
41
D. Pengumpulan Data Pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu tes dan non-tes. 1. Tes Tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan(yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono, 2013: 67). Tes yang dilakukan berupa tes aspek pengetahuan dan tes kemampuan berpikir kritis. Penilaian aspek pengetahuan menggunakan tes obyektif dengan tujuan mengukur seberapa jauh hasil dari segi kognitif yang diperoleh siswa setelah diberikan tindakan. Sedangkan tes kemampuan berpikir kritis ditujukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setalah diberikan tindakan. Tes dilakukan pada akhir siklus, baik siklus I maupun siklus II. 2. Non-Tes Teknik non-tes terdiri dari pengamatan (observasi), angket dan wawancara. a. Pengamatan (Observasi) Observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi yang sebenarnya di lapangan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum pemberian tindakan dan selama pemberian tindakan di kelas. Observasi yang dilakukan meliputi aspek sikap dan ketrampilan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
42
b. Angket Tujuan pemberian angket kepada siswa adalah untuk mengetahui tentang berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Metode angket dalam penelitian ini diberikan di akhir siklus penelitian tindakan. c. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti sebelum penelitian tindakan berlangsung untuk menyusun perencanaan tindakan dan di setiap akhir siklus setelah pemberian tindakan. Narasumber dalam wawancara di setiap akhir siklus yaitu guru dan siswa dengan berpedoman pada ahsil observasi dan angket. Tujuan wawancara dengan guru dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian untuk digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan pembeljaran kimia. Sedangkan wawancara dengan siswa digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai hasil pemberian tindakan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. E. Uji Validitas Data Pengumpulan data dengan teknik non-tes menggunakan beberapa cara yaitu observasi,wawancara, dan angket. Data yang telah dikumpulkan perlu dicek kebasahannya untuk dikenali validitasnya. Pengecekan data untuk memperoleh keyakinan terhadap kebenaran data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan triangulasi. Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain atau berbagai paradigma triangulasi. Data yang dinyatakan valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang kebsahan datanya, sehingga tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan penelitian yang dilakukan (Bachtiar, 2010). Menurut Wiliam wiersma βTriangulation is qualitative crossvalidation. It assesses the sufficiency of the data according to the convergence of multiple data source or multiple data collection procedureβ
43 (Sugiyono, 2013: 372). Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Daam penelitian ini menggunakan triangulasi metode. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data yang sama 1) Data untuk aspek sikap Sumber data untuk aspek sikap berasal dari siswa, menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan angket. 2) Data untuk aspek ketrampilan Sumber data untuk aspek sikap berasal dari siswa, menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi. Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam yaitu intrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran a. Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus yang telah disusun oleh sekolah dan dikembangkan sebagai dasar pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian (Lampiran 1). b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun oleh peneliti yang disetujui oleh guru (Lampiran 2). Hal ini bertujuan agar pelaksanaan proses pembelajaran dapat terstuktur dengan baik. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian akan diuji validitasnya dengan formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) =
π· π΄+π΅+πΆ+π·
Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II
44 D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,70 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi instrumen pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Ringkasan Hasil Validitas Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Siklus I. Hasil Panelis Jumlah Jenis Item A B C D RPP 30 0 30 CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada RPP Siklus I sebesar 1,00, sehingga RPP siklus I layak digunakan sebagai instrumen pembelajaran. Rincian perhitungan pada CV RPP Siklus I dapat dilihat pada Lampiran 3. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi instrumen pembelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel
7.
Ringkasan Hasil Validitas Pembelajaran(RPP) Siklus II Jumlah Jenis Item A RPP 17 CV
Isi
Rencana
Pelaksanaan
Hasil Panelis B C 1,00
D 30
Hasil dari validitas isi (CV) pada RPP siklus II sebesar 1,00, sehingga RPP Siklus II layak digunakan sebagai instrumen pembelajaran. Rincian perhitungan pada CV RPP siklus II dapat dilihat pada Lampiran 38. 2. Instrumen Penelitian a. Instrumen Penilaian Pengetahuan Dalam penelitian ini digunakan bentuk tes objektif untuk instrumen penilaian pengetahuan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tes ini terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan 5 alternatif jawaban, jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sebelum tes obyektif digunakan untuk mengambil data dalam
45 penelitian, instrumen tersebut harus memenuhi persyaratan meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal. 1) Uji Validitas Untuk mengetahui ketepatan antara data yang diperoleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian diperlukan adanya uji validitas. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity), Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut : Content Validity (CV) =
π· π΄+π΅+πΆ+π·
Keterangan : A : Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C : Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,70 maka analisis dapat dilanjutkan. Ringkasan hasil uji validitas isi soal aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus I Jenis Soal Aspek Pengetahuan CV
Jumlah Soal 25
A -
Hasil Panelis B C 2 1 0,89
D 25
Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I sebesar 0,89 sehingga instrumen peniliaian aspek
46 pengetahuan siklus I layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 15. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi soal aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus II Hasil Panelis Jumlah Jenis Soal Soal A B C D Aspek Pengetahuan 10 25 CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 48. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama ( Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas tes obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR 20) sebagai berikut : π
ππ‘ 2 β π΄π π π π ] ππ‘ 2
r11= [ πβ1][ Keterangan: r11
: koefisien reliabilitas tes
n
: banyaknya butir item
St2
: varian total
pi
: proporsi siswa yang menjawab benar butir item yang bersangkutan
qi
: proporsi siswa yang menjawab salah, atau: qi=1-pi
47 Ξ£pi qi
: Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi (Sudijono, 2011: 252-253).
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (= reliable). 2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiiki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2011: 209). Berdasarkan hasil tryout terhadap instrumen aspek pengetahuan siklus I didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,83 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan pada instrumen aspek pengetahuan siklus II didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,78 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 49. 3) Uji Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal merupakan kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda soal dapat diketahui melalui besar kecilnya angka indeks deskriminasi. Indeks deskriminasi nilainya berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1,00 (satu). Jika angka indeks daya pembeda soal bertanda negatif berarti butir soal tersebut lebih banyak dijawab benar oleh kelompok siswa berkemampuan rendah. Sedangkan bila indeks daya pembeda soal bertanda positif berarti butir soal tersebut lebih banyak dijawab benar oleh kelompok siswa berkemampuan tinggi. Untuk mengetahui daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut:
48 π΅π΄
D=
π½π΄
-
π΅π΅ π½π΅
Keterangan : D
: daya pembeda
JA
: jumlah siswa kelompok atas
JB
: jumlah siswa kelompok bawah
BA
: banyak siswa kelompok atas yang menjawab
BB
: banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda soal adalah sebagai berikut: Bertanda negatif
: jelek sekali
0,00 β 0,20
: jelek
0,21 β 0,40
: cukup
0,41 β 0,70
: baik
0,71 β 1,00
: sangat baik (Sudijono, 2011: 389-390).
Ringkasan hasil analisis terhadap daya pembeda soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I terangkum dalam Tabel 10. Tabel 10. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Daya Pembeda Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Daya Pembeda Soal Jumlah Jenis Soal Sangat Soal Baik Cukup Jelek Baik Aspek Pengetahuan 25 3 12 7 3 Hasil tryout pada 25 soal aspek pengetahuan siklus I terdapat 22 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I. 22 soal tersebut masuk dalam kategori daya pembeda sangat baik, baik dan cukup, sedangkan 3 soal yang lainnya belum dapat digunakan sebagai soal instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I dikarenakan memiliki daya pembeda soal yang jelek. Rincian perhitungan daya pembeda soal peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan ringkasan hasil analisis terhadap daya pembeda soal tryout instrumen
49 penilaian aspek pengetahuan siklus II telah dilakukan terangkum dalam Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Daya Pembeda Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Daya Pembeda Soal Jumlah Jenis Soal Sangat Soal Baik Cukup Jelek Baik Aspek Pengetahuan 10 3 5 2 0 Hasil tryout pada 10 soal aspek pengetahuan siklus II terdapat 10 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus II. 15 soal tersebut masuk dalam kategori daya pembeda sangat baik, baik dan cukup, Rincian perhitungan daya pembeda soal peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 49.
1) Uji Tingkat Kesukaran Soal Bermutu atau tidaknya butir-butir soal tes hasil belajar dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir soal tersebut. Butir-butir soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik, apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak perlu terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran soal itu adalah sedang atau cukup (Sudijono, 2011: 370). Tingkat kesukaran suatu soal dapat dinyatakan dengan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran. Yang dimaksud adalah bilangan yang menyatakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu soal. Angka indeks kesukaran dapat diperoleh dengan menggunakan rumus yang dikemukan oleh Du Bois sebagai berikut: P=
π΅ π½π
Keterangan:
50 P
: Angka indeks kesukaran
B
: banyaknya siswa yang menjawab benar
JS
: jumlah siswa yang mengikuti tes
Klasifikasi tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut: <0,30
: terlalu sukar
0,30-0,70 : cukup (sedang) >0,70
: terlalu mudah (Sudijono, 2011:372).
Ringkasan hasil analisis terhadap taraf kesukaran soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus I telah dilakukan terangkum dalam Tabel 12. Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus I Taraf Kesukaran Soal Jumlah Jenis Soal Soal Mudah Sedang Sukar Aspek Pengetahuan 25 4 13 8 Hasil tryout pada 25 soal aspek pengetahuan siklus I terdapat 4 soal dengan kategori mudah, 13 soal dengan kategori sedang dan 8 soal dengan kategori sukar. Rincian perhitungan taraf kesukaran soal peniliaian aspek pengetahuan siklus I dapat dilihat pada Lampiran 16. Sedangkan ringkasan hasil analisis terhadap taraf kesukaran soal tryout instrumen penilaian aspek pengetahuan siklus II telah dilakukan terangkum dalam Tabel 13. Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis untuk Uji Taraf Kesukaran Soal pada soal Tryout Aspek Pengetahuan Siklus II Taraf Kesukaran Soal Jumlah Jenis Soal Soal Mudah Sedang Sukar Aspek Pengetahuan 10 1 5 4 Hasil tryout pada 10 soal aspek pengetahuan siklus II terdapat 1 soal dengan kategori mudah, 5 soal dengan kategori sedang dan 4 soal dengan kategori sukar. Rincian perhitungan taraf kesukaran soal peniliaian aspek pengetahuan siklus II dapat dilihat pada Lampiran 49. a.
Instrumen Penilaian Sikap
51 Instrumen penilaian sikap yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi selama kegiatan berlangsung dan angket. Lembar Observasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar disusun berdasarkan indikator yang dibuat oleh peneliti. Selanjutnya lembar observasi ini diisi secara obyektif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini digunakan angket langsung dan sekaligus disediakan jawaban. Responden atau siswa memberikan jawaban dengan mencentang salah satu alternatif jawaban yang disediakan. Penyusunan item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Sistem penskoran menggunakan skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 4. Tabel 14. Skor Penilaian Sikap Skor Penilaian Sikap
Skor
+ SS (Sangat Setuju) 4 S (Setuju) 3 TS (Tidak Setuju) 2 STS (Sangat Tidak Setuju) 1 (Kemendikbud, Dirjendikdas, 2013: 31)
1 2 3 4
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian sikap berupa angket dan lembar observasi perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas.Pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam Permendikbud No.104 Tahun 2014 dan kriteria hasil skor akhir yang telah dikonversi, yaitu: Jumlah Perolehan Skor Skor Akhir Siswa = --------------------------------- x 4 Skor Total Tabel 3.11 Keterangan Kategori Penilaian Sikap Siswa Angka Huruf 4,00 SB (Sangat Baik) 3,00 B (Baik) 2,00 C (Cukup) 1,00 K (Kurang)
52 Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen penilaian sikap berupa angket dan lembar observasi perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas. 1) Uji Validitas Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional dalam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi dari lembar observasi dan angket penilaian diri secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperlukan 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) =
π· π΄+π΅+πΆ+π·
Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi angket sikap disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Ringkasan Hasil Validitas Isi Angket Sikap Hasil Panelis Jumlah Jenis Item Item A B C Aspek Sikap 32 1 CV 0,96
D 32
53 Hasil dari validitas isi (CV) pada angket peniliaian aspek sikap sebesar 0,96 sehingga instrumen penilaian berupa angket layak digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian perhitungan pada CV angket peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 25. Sedangkan ringkasan hasil uji validitas isi lembar observasi sikap setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Ringkasan Hasil Validitas Isi Lembar Observasi Sikap Hasil Panelis Jumlah Jenis Soal Item A B C D Aspek Sikap 32 1 32 CV 0,96 Hasil dari validitas isi (CV) pada lembar observasi peniliaian aspek sikap sebesar 0,96 sehingga instrumen penilaian berupa lembar observasi layak digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian perhitungan pada CV lembar observasi peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 21. 2) Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas angket penilaian diri yang merupakan instrument skor non diskrit digunakan rumus Alpha: π
r11= [ πβ1][12
Ο =
Ζ©π 2 β
Ζ©ππ2 ππ‘2
]
(Ζ©π )2 π
π
Keterangan: r11
: reliabilitas instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan
54 Ζ©Οb3
: jumlah varians butir
Οt2
: varians total
X
: skor total (Widoyoko, 2014: 198-199). Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien
reliabilitas (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 3. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti instrument skor non diskrit yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (= reliable). 4. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa instrument skor non diskrit yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiiki reliabilitas yang tinggi (un-reliable) (Sudijono, 2011: 209). Ringkasan hasil analisis untuk tryout angket sikap diperoleh reliabilitas sebesar 0,71 (reliable), sehingga instrumen penilaian sikap ini bisa digunakan sebagai salah satu instrumen penilaian terhadap aspek sikap. Rincian analisis perhitungan reliabilitas angket peniliaian aspek sikap dapat dilihat pada Lampiran 17. a. Instrumen Penilaian Ketrampilan Instrumen penilaian ketrampilan yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi pada saat praktikum dengan menggunakan skala penilaian 1 hingga 4. Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi langsung yang telah disediakan indikator ketampilan dan pedoman penilaian. Pengolahan skor akhir menggunakan rumus yang telah tersedia di dalam Permendikbud No.104 Tahun 2014 dan kriteria hasil skor akhir yang telah dikonversi, yaitu: Jumlah Perolehan Skor Skor Akhir Peserta Didik = -------------------------------- x 4 Skor Total 1) Uji Validitas
55 Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar. Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional alam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperluka 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) =
π· π΄+π΅+πΆ+π·
Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,7 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi penilaian aspek ketrampilan setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 18. Ringkasan Hasil Validitas Isi Observasi Ketrampilan Hasil Panelis Jumlah Jenis Item Item A B C Aspek Ketrampilan 32 1 CV 0,96
D 32
Hasil dari validitas isi (CV) pada peniliaian aspek ketrampilan sebesar 0,96 sehingga instrumen peniliaian aspek ketrampilan layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV
56 instrumen peniliaian aspek ketrampilan dapat dilihat pada Lampiran 29. a. Instrumen Penilaian Berpikir Kritis Tes berpikir kritis digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sesudah diberi perlakuan. Tes berpikir kritis disusun berupa tes objektif yang harus dijawab siswa dengan memilih jawaban yang paling tepat dari pertanyaan yang diajukan. Setiap soal memiliki skor maksimal 4 dan skor minimal 1. Definisi operasional dari kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan sesorang untuk berpikir terbuka, jelas dan berdasarkan fakta serta dapat membedakan argumen dan mengungkapkan pendapat berdasarkan pandangan yang benar dan rasional. komponen yang mencangkup dari penilaian kemampuan berpikir kritis adalah 1). membedakan fakta, non-fakta dan pendapat; 2). membedakan antara kesimpulan definitif dan sementara; 3). menguji tingkat kepercayaan; 4). membedakan informasi yang relevan dan tidak relevan; 5). berpikir kritis atas apa yang dibaca; 6). membuat keputusan; dan 7). mengidentifikasi sebab-akibat; 8) Mempertimbangkan wawasan lain; 9) Menguji pertanyaan yang kita miliki. Tes penilaian kemampuan berpikir kritis dilakukan di akhir siklus yang meliputi 10 soal tes. Rincian soal tes kemampuan berpikir kritis siklus I pada Lampiran 7 dan soal tes kemampuan berpikir kritis siklus II pada Lampiran 41. Sebelum
digunakan
dalam
penelitian,
instrumen
penilaian
kemampuan berpikir kritis perlu diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. 1) Uji Validitas Validitas atau daya ketepatan mengukur adalah taraf sampai di mana suatu instrumen pengukuran (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi (Content Validity). Validitas Isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar.
57 Jadi sejauh manakah isi suatu tes hasil belajar sungguh-sungguh mencerminkan rincian bahan pelajaran dan pencapaian tujuan instruksional alam suatu kurikulum, akan menentukan taraf validitas isinya. Untuk menghitung validitas isi secara keseluruhan digunakan formula Gregory (2007). Pada formula ini diperluka 2 panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) =
π· π΄+π΅+πΆ+π·
Keterangan: A: Jumlah item kurang relevan menurut kedua panelis B: Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II C: Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan yang kurang relevan menurut panelis II D: Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Kriteria yang digunakan adalah CV>0,700 maka analisis dapat dilanjutkan (Gregory, 2007: 121). Ringkasan hasil uji validitas isi tes kemampuan berpikir kritis setelah diujikan kepada panelis I dan panelis II dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Peniliaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Hasil Panelis Jumlah Jenis Item Item A B C D Kemampuan Berpikir Kritis 10 10 CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I dapat dilihat pada Lampiran 9. Ringkasan hasil uji validitas isi soal tes kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Tabel 20.
58 Tabel 20. Ringkasan Hasil Validitas Isi Instrumen Peniliaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II Hasil Panelis Jumlah Jenis Soal Soal A B C D Kemampuan Berpikir Kritis 10 10 CV 1,00 Hasil dari validitas isi (CV) pada instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II sebesar 1,00 sehingga instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II layak digunakan sebagai instrumen penilaian. Rincian perhitungan pada CV instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Lampiran 42. 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan atau konsisten suatu alat ukur (tes) dari waktu ke waktu. Artinya suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah menunjukkan data yang sama (Sugiyono, 2013: 268). Untuk menghitung reliabilitas angket penilaian diri yang merupakan instrumen skor non diskrit digunakan rumus Alpha (Widoyoko, 2014: 198-199), yaitu: r11= [ 2
Ο =
π πβ1
][1-
Ζ©π 2 β
Ζ©ππ2 ππ‘2
]
(Ζ©π )2 π
π
Keterangan: r11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pertanyaan Ζ©Οb3 : jumlah varians butir 2 Οt : varians total X : skor total
59 Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan (Sudijono, 2011: 209), sebagai berikut: 1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitasyang tinggi (reliable). 2. Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang rendah (unreliable). Berdasarkan hasil tryout terhadap instrumen kemampuan berpikir kritis siklus I didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,72 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus I dapat dilihat pada Lampiran 10. Sedangkan pada instrumen kemampuan berpikir kritis siklus II didapatkan indeks reliabilitas sebesar 0,85 (reliable). Rincian perhitungan reliabilitas instrumen peniliaian kemampuan berpikir kritis siklus II dapat dilihat pada Lampiran 43. F. Analisis Data Analisis data dimulai sejak awal sampai berakhirnya pengumpulan data. Analisis yang dilakukan berupa penilaian terhadap semua data kegiatan penelitian yang telah dilakukan di lapangan. Analisis data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalis secaraa deskriptif kualitatif. Teknik analisis data ini mengacu pada model analisis Miles and Huberman (Sugiyono, 2013). Model Interaktif dalam analisis data ditunjukkan Gambar 3.
60
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan Gambar 3. Komponen dalam analisis data ( Sugiyono, 2013:247). Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Dalam bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki kawasan sekolah sebagai tempat penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada, siswa-siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek, gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan lingkungan, dan perilaku di kelas (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini reduksi data dilakukan pada hasil wawancara dengan guru dan siswa. Setelah data direduksi, selanjutnya masuk dalam penyajian data. Penyajian data bertujuan agar data terorganisasikan, tersususun dengan pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan pie chart dan deskriptif analisis kritis. Data yang disajikan meliputi hasil observasi selama pembelajaran, hasil wawancara guru dan siswa, hasil nilai siswa kelas XI-MIA 3 materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai tes pengetahuan, angket aspek sikap, observasi aspek ketrampilan, dan tes kemampuan berpikir kritis siswa. Penarikan kesimpulan dilakukan apabila penyajian data telah didukung oleh data-data yang mantap sehingga akan dihasilkan kesimpulan yang kredibel.
61 Sebelum penarikan kesimpulan dilakukan digunakan teknik triangulasi untuk memeriksa validitas data dalam penelitian, khususnya pada data aspek sikap. Data yang diperoleh tidak hanya berasal dari satu teknik saja tetapi dari hasil wawancara, angket dan observasi. G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Target indikator keberhasilan siswa tiap aspek penilaian pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Indikator Keberhasilan Tiap Aspek Penilaian Target Keterca Aspek Cara Mengukur paian (%) π΄ π ππ π€π ππππππππ ππππ‘ππ π‘πππππ π₯ 100% π΄ π πππ’ππ’β π ππ π€π Kemampuan 65 Dilakukan tes di akhir siklus I dan II dan di ukur dari Berpikir Kritis jumlah siswa yang memiliki kategori kemampuan berpikiri kritis tinggi π΄ π ππ π€π π¦πππ ππππππππ πππππππ‘ππ π‘π’ππ‘ππ π₯ 100% π΄ π πππ’ππ’β π ππ π€π Pengetahuan
75
Sikap Spiritual Jujur
75 75
Percaya Diri
Ketrampilan
75
75
Dilakukan tes di akhir siklus I dan II dan di ukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator pembelajaran π΄ π ππ π€π π¦πππ ππππππππ πππππππ‘ππ π‘π’ππ‘ππ π₯ 100% π΄ π πππ’ππ’β π ππ π€π Diberikan angket di akhir siklus I dan diamati ketika pembelajaran berlangsung. Diukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator sikap π΄ π ππ π€π π¦πππ ππππππππ πππππππ‘ππ π‘π’ππ‘ππ π₯ 100% π΄ π πππ’ππ’β π ππ π€π Diamati saat pembelajaranberlangsung dan diukur dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan indikator ketrampilan
62 H. Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu berupa model spiral yang meliputi 4 komponen yaitu: a. Perencanaan (Planning) b. Aksi/tindakan (Action) c. Observasi (Observing) d. Refleksi (Reflecting) (Arikunto, 2010: 17-19). Proses kegiatan ini disebut dengan satu siklus pemecahan masalah. Apabila dalam satu siklus hasil penelitian belum menunjukkan peningkatan kualitas, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya, hingga peneliti merasa berhasil. Tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi hingga siklus kedua. Berikut uraian tentang hal-hal yang dilakukan dalam setiap tahapan yaitu: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah dan guru kimia SMA Al Islam 1 Surakarta b. Melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai proses pembelajaran yang berlangsung, khususnya pada pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1 Surakarta c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran kimia di SMA Al Islam 1 Surakarta 2. Tahap Perencanaan (Reflecting) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa siklus tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. b. Menyusun beberapa instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi, soal tes kognitif, angket afektif, angket balikan dan tes berpikir kritis.
63 3. Tahap Pelaksanaan / Tindakan (Acting) Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan langkah-langkah yang telah disusun dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b. Memantau kegiatan proses belajar mengajar melalui observasi langsung. c. Melaksanakan evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa. d. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan. 4. Tahap Observasi (Observing) Tahap ini dilakukan secara bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti bertugas melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Fokus ditekankan pada pengaruh metode pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Pada tahap ini peneliti mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh dengan guru atau dosen (sebagai critical friend) setelah pembelajaran selesai. 5. Tahap Refleksi (Reflecting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ialah mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru setelah pelaksanaan tindakan berdasarkan data yang telah terkumpul. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan / kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah diberikan kemudian mengevalusi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Hasil refleksi menentukan tindakan yang diberikan untuk siklus selanjutnya. Pada tahap ini kolaborasi dengan critical friend (termasuk para ahli) berperan penting dalam memutuskan seberapa jauh tindakan yang diberikan telah membawa perubahan.
64
ο· Hasil aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan berpikir kritis belum memenuhi target
Perencanaan I (Planning)
Refleksi I (Reflecting)
Siklus I ο· Materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan
Pelaksanaan I (Acting)
Pengamatan I (Observing)
ο· Keseluruhan hasil aspek pengetahuan, sikap, ketrampilan dan kemampuan berpikir kritis memenuhi target
Sudah Terselesaikan
Belum Terselesaikan
ο· Penilaian terhadap aspek pengetahuan, sikap, ketrampilan dan kemampuan berpikir kritis
ο· model pembelajaran inkuiri terbimbing ο· kelompok belajar I (terdiri 5-6 orang) ο· 4 kali tatap muka
Perencanaan II (Planning) Refleksi II (Reflecting)
Siklus II ο· Materi kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan
Pengamatan II (Observing) ο· Penilaian terhadap aspek pengetahuan, sikap, dan kemampuan berpikir kritis
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian
Pelaksanaan II (Acting) ο· model pembelajaran inkuiri terbimbing ο· kelompok belajar II (terdiri 5-6 orang) ο· 2 kali tatap muka