BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta yang berlokasi di Jl. Monginsidi No. 40, Banjarsari, Surakarta, pada kelas XI IPA 2 yang berjumlah 29 siswa tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Surakarta selama 3 bulan, dari Februari sampai dengan April 2016. Kegiatan-kegiatan dalam rentang waktu tersebut mencakup persiapan, pelaksanaan tindakan, hingga penyelesaian.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap proses berlangsungnya tindakan adalah peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002:7). Tindakan yang dilakukan menggunakan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan kemampuan menggambar perspektif siswa pada materi gambar perspektif.
C. Subjek Penelitian Subjek dari Penelitian Tidakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Surakarta yang terdiri dari 29 siswa. Alasan pemilihan subjek adalah siswa dikelas ini mendapatkan materi gambar perspektif dan dalam pembelajaran materi gambar perspektifnya masih ada banyak kendala yang membuat kemampuan menggambar perspektif siswa kurang, sehingga perlu ditingkatkan. D. Data dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah : 1. Informan, yaitu Bapak Ardiyanto sebagai guru mata pelajaran seni budaya seni rupa SMA Negeri 2 Surakarta. 2. Peristiwa, yaitu proses pembelajaran gambar perspektif dikelas XI IPA 2 dengan menerapkan model pembelajaran CTL.
3. Dokumen dan arsip, yaitu informan tertulis berupa silabus, RPP, hasil belajar siswa, daftar nilai siswa dan buku pelajaran. 4. Hasil tes, observasi atau pengamatan, dan dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang valid dan dapat dipercaya dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi Menurut H.B Sutopo (2002:64) teknik observasi adalah untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa tempat atau lokasi dan benda serts rekaman gambar. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Alat pengumpulan data atau lembar observasi dalam penelitian ini dibuat dua macam, yang pertama untuk mengamati aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran gambar perspektif dan yang kedua untuk mengamati aktivitas guru selama mengajar. Selain itu, peneliti juga menggunakan metode observasi terstruktur yaitu dalam melakukan pengamatan peneliti memiliki pedoman-pedoman sebagai dasar dalam melakukan penilaian proses belajar mengajar (Instrument).
2. Tes Pembelajaran materi gambar perspektif untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa dalam menggambar, maka tes yang dilakukan adalah menggunakan tes praktik (Perfoermance test). Dengan tes praktik maka dapat dilihat pula kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa dalam menggmabar. Menurut M. Jazuli (2008:196-197) tes praktik juga bisa disebut tes kinerja. Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik bisa berupa tes keterampilan, tes identifikasi, tes simulasi dan tes performansi.
3. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat open ended kepada guru pengampu mata pelajaran seni budaya, yaitu mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstuktur atau guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam. (HB. Sutopo, 2002:59)
4. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang berupa dokumentasi merupakan sumber data pokok dalam penelitian, terutama untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang diteliti (HB. Sutopo, 2002:69). Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa hasil karya siswa, arsip-arsip seperti RPP dan silabus, nilai tugas menggambar perspektif, serta foto-foto mengenai kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran gambar perspektif.
F. Teknik Uji Validitas Data Menurut Nasution (2005:105) Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan dan apa penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada dan terjadi. Teknik yang digunakan peneliti untuk memeriksa validitas data adalah triangulasi dan review informan. Triangulasi merupakan teknik validitas data dengan memanfaatkan sarana diluar data untuk keperluan perbandingan data (Lexy J. Moleong dalam Sarwiji, 2008 :69). Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan data yang kemudian membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara terhadap guru pengampu gambar perspektif yaitu Bapak Ardiyanto, serta beberapa siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Surakarta. Apabila data wawancara dirasa kurang lengkap, peneliti mengumpulkan dan membandingkan data dokumentasi dan observasi saat pembelajaran gambar perspektif berlangsung, sehingga data yang diperoleh lebih kuat validitasnya. Menurut Sarwiji (2008:69) review informan adalah untuk mengkonfirmasi data yang sudah diperoleh atau interpretasi temuan kepada informan kunci yaitu Bapak Ardiyanto sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dengan informan tentang data atau interpretasi
tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi antara guru pengampu materi gambar perspektif setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.
G. Teknik Analisis Data Menurut Sarwiji (2008:70) teknik analisis data digunakan untuk menganalisis datadata yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan statistic deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir pada setiap siklus. Sedangkan teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif yaitu mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Dari hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan setelah pengumpulan data.
H. Indikator Capaian Penelitian Indikator capaian penelitian ini adalah sebagai berikut : Aspek
Pencapaian siklus
Cara mengukur
Pemahaman siswa
≥75% siswa dapat
terhadap tahapan
menguraikan tahapan
menggambar perspektif.
menggambar perspektif
Siswa dapat menggambar
≥75% siswa dapat
Tes Praktek dan
perspektif dengan
menggambar perspektif
Pengamatan
prosedur yang tepat.
dengan prosedur yang
Tes tertulis
tepat. Siswa mampu
≥75% siswa mampu
menggambar perspektif
membuat gambar interior
interior menggunakan
menggunakan teknik
teknik perspektif dengan
perspektif dengan
komposisi tujuh benda/
komposisi tujuh benda/
objek.
objek.
Tes Praktek
I. Prosedur Penelitian Prosedur PTK yang akan dilakukan oleh peneliti direncanakan dalam dua siklus masing-masing siklus dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, serta refleksi. Menurut Suhardjono dalam Arikunto dkk (2008:74) secara rinci urutan masing-masing tahap dalam siklus dapat digambarkan dalam skema berikut:
Permasalahan
Perencanaan tindakan I
Siklus I Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II Apabila permasalahan belum terselesaikan
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan data I
Perencanaan Tindakan II
Perencanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan data II
Dilanjutkan kemasalah berikutnya
Gambar 3.1 Tahap-tahap PTK (Suhardjono dalam Arikunto dkk, 2008:74) Adapun kedua siklus dalam upaya meningkatkan kemampuan menggambar perspektif dijelaskan sebagai berikut : 1. Siklus I, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi : Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan bahan ajar tentang menggambar perspektif, menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar di kelas saat model CTL diaplikasikan, menyusun format catatan kejadian harian untuk mencatat kejadian penting dalam pembelajaran, menyusun format catatan hasil refleksi untuk mendokumentasikan temuan hasil refleksi, menyiapkan sarana yang berupa : video tutorial, gambar, contoh karya, foto dan buku penunjang. Peneliti bersama guru merancang skenario kegiatan pembelajaran menggambar perspektif dengan model pembelajaran CTL. Pertama-tama guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa mengenai materi pelajaran menggambar perspektif serta
pengalaman siswa tentang gambar perspektif dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya proses pembelajaran mengacu pada komponen-kompenen pembelajaran kontekstual sebagai berikut : 1) Konstruktivisme: Guru menyampaikan materi gambar perspektif dengan media tayangan foto, gambar, video tutorial dan manfaat proses pembelajaran gambar perspektif. Kemudian materi tersebut dikonstruksi atau dibangun sendiri oleh siswa membentuk pengetahuan baru yang berasal dari pengamatan dan pengalaman nyata siswa sehingga pengetahuan yang diperoleh antara siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. 2) Pemodelan: Guru menjadi model, mendemonstrasikan proses menggambar perspektif, siswa mengamati bagaimana tahapan menggambar perspektif. 3) Menemukan: Guru mengajak siswa untuk observasi tidak langsung yaitu dengan mengamati interior sekolah (SMA N 2 Surakarta). Hasil observasi dicatat sebagai bahan diskusi pada komponen belajar questioning. 4) Bertanya: Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah diberikan dan kaitannya dengan keadaan interior di area sekolah, siswa yang aktif menjawab mendapat poin. 5) Masyarakat Belajar: Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok urut nomor absensi ketika kegiatan
praktek
menggambar
perspektif.
Guru
menugaskan
siswa
untuk
menggambar perspektif interior. Siswa diperbolehkan berkonsultasi dengan guru atau teman sekelompoknya apabila mengalami kendala dalam menggambar perspektif. 6) Refleksi: Setiap akhir pertemuan, guru merefleksi secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan, dan memperbaiki apa-apa yang masih kurang. 7)
Penilaian Sebenarnya : Guru melakukan penilaian secara objektif terhadap siswa, meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit, sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP materi menggambar perspektif dengan model pembelajaran CTL yang telah disusun peneliti. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni
rupa), sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.
c. Observasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menerapkan instrument observasi yang telah disusun dalam tahap perencanaan, meliputi: (1) melakukan observasi terhadap guru yang melaksanakan tindakan dengan model pembelajaran CTL, (2) melakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan praktik, dan (3) mencatat kejadian penting selama pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mengumpulkan hasil observasi kemudian dianalisis untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan serta hal-hal yang sudah baik dalam penerapan model pembelajaran CTL. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II, terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus II lebih menekankan pada perbaikan dari siklus I. Alternatif tindakan dalam pembelajaran siklus II ini relatif sama dengan siklus I yaitu dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Hanya saja dalam langkah-langkah pembelajarannya terdapat penggantian metode. Adapun tujuannya adalah memberi referensi bagi guru dan siswa sehingga diharapkan kemampuan siswa menggambar perspektif meningkat. Pada tahap ini dilakukan berbagai persiapan dan perencanaan yang meliputi: Menyusun RPP, menyiapkan bahan ajar tentang menggambar perspektif, menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi belajar di kelas saat model CTL diaplikasikan, menyusun format catatan kejadian harian untuk mencatat kejadian penting dalam pembelajaran, menyusun format catatan hasil refleksi untuk
mendokumentasikan temuan hasil refleksi, menyiapkan sarana yang berupa: video tutorial, gambar, contoh karya, foto, karya siswa terdahulu dan buku penunjang. Peneliti bersama guru merancang skenario kegiatan pembelajaran menggambar perspektif dengan model pembelajaran CTL. Pertama-tama guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa mengenai materi pelajaran menggambar perspektif serta pengalaman siswa tentang perspektif dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya proses pembelajaran mengacu pada komponen-kompenen pembelajaran kontekstual sebagai berikut : 1) Konstruktivisme: Guru menyampaikan materi gambar perspektif dengan media tayangan foto, gambar, video, powerpoint tutorial menggambar perspektif dan manfaat proses pembelajaran gambar perspektif. Kemudian materi tersebut dikonstruksi atau dibangun sendiri oleh siswa membentuk pengetahuan baru yang berasal dari pengamatan dan pengalaman nyata siswa sehingga pengetahuan yang diperoleh antara siswa satu dengan yang lainnya tidak sama. Pada siklus II ini siswa bersama guru merefleksi tugas siswa terdahulu baik yang sudah benar ataupun belum dengan maksud memperdalam pemahaman siswa. 2) Pemodelan: Guru menjadi model, mendemonstrasikan proses menggambar perspektif, siswa mengamati bagaimana tahapan menggambar perspektif. 3) Menemukan: Guru mengajak siswa untuk observasi langsung yaitu dengan mengamati interior dikelas dan diluar kelas. Hasil observasi dicatat sebagai bahan diskusi pada komponen belajar questioning. 4) Bertanya: Guru menyuruh siswa untuk membuat pertanyaan mengenai gambar perspektif. Guru mempersilahkan siswa lain untuk menjawab. Siswa menjawab berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari mengkontruksi materi dan kaitannya dengan keadaan interior di area kelas yang telah diobservasi. Setiap bertanya dan menjawab siswa mendapat poin. Guru sebagai fasilitator, dan menambahkan jawaban yang kurang. Setelah itu kegiatan tanya jawab dilanjutkan dengan tanya-jawab materi tahapan menggambar perspektif. 5) Masyarakat Belajar: Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok secara heterogen. Setiap kelompok ada siswa yang kemampuan menggambar perspektifnya bagus. Guru menugaskan siswa untuk menggambar perspektif. Siswa diperbolehkan berkonsultasi dengan guru atau teman sekelompoknya apabila mengalami kendala dalam
menggambar perspektif. Bimbingan guru lebih ditingkatkan pada siswa yang kemampuan menggambar perspektifnya masih kurang. 6) Refleksi: Setiap akhir pertemuan, guru merefleksi secara keseluruhan pembelajaran yang dilakukan, dan memperbaiki apa-apa yang masih kurang. 7) Penilaian Sebenarnya: Guru melakukan penilaian secara objektif terhadap siswa, meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini satu siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit, sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP materi menggambar perspektif satu titik lenyap dengan model pembelajaran CTL yang telah disusun peneliti dan guru. Pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya (seni rupa), sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.
c. Observasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menerapkan instrument observasi yang telah disusun dalam tahap perencanaan, meliputi: (1) melakukan observasi terhadap guru yang melaksanakan tindakan dengan model pembelajaran CTL, (2) melakukan observasi terhadap siswa selama kegiatan praktik, dan (3) mencatat kejadian penting selama pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Refleksi dilakukan setelah proses kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini, data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan hasil observasi, peneliti merefleksikan propses kegiatan dengan model pembelajran CTL dalam pelajaran menggambar perspektif. Sehingga dapat diketahui tingkat kemampuan siswa dalam menggambar perspektif . Selain itu agar dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Hasilnya akan dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi, sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan kelas selanjutnya. Salah satu aspek yang penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.