perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat diperolehnya data yang dibutuhkan dari masalah yang sedang diteliti. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Wonosari Klaten pada kelas XI IPA Semester I tahun pelajaran 2013/2014. Alasan pemilihan SMA N 1 Wonosari Klaten sebagai tempat penelitian adalah peneliti alumni dari SMA N 1 Wonosari yang telah mengetahui bagaimana kondisi sekolah dan mengenal dengan baik guru-guru yang mengajar, khususnya guru matematika sehingga lebih mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. Alasan lain pemilihan tempat penelitian tersebut adalah pertimbangan lokasi sekolah yang mudah dijangkau. Uji coba instrumen angket dilaksanakan di SMA N 2 Sukoharjo pada kelas XI IPA Semester I tahun pelajaran 2013/2014. Alasan pemilihan SMA N 2 Sukoharjo sebagai tempat uji coba instrumen angket adalah peneliti telah mengetahui bagaimana kondisi sekolah melalui kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Namun, karena materi trigonometri di SMA ini tidak disampaikan diawal semester gasal seperti tahun sebelumnya, peneliti memutuskan untuk melaksanakan uji coba instrumen tes di SMA lain. Uji coba instrumen tes dilaksanakan di SMA N 1 Polanharjo pada kelas XI IPA Semester I tahun pelajaran 2013/2014. Alasan pemilihan SMA N 1 Polanharjo sebagai tempat uji coba instrumen tes adalah materi trigonometri disampaikan diawal semester gasal. Disamping itu, penyampaian materi sinus, cosinus jumlah dan selisih dua sudut dan sudut ganda telah selesai terlebih dahulu dibandingkan SMA tempat penellitian.
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap. Adapun tahap penelitian yang dilaksanakan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Bulan No
Jenis Kegiatan Mei
1
Juni
Persiapan Penelitian a. Pengajuan judul. b. Penyusunan proposal. c. Pembuatan Instrumen angket dan tes. d. Perijinan. e. Koordinasi dengan Kepala Sekolah. f. Pelaksanakan uji coba angket. g. Analisis hasil uji coba angket dan merevisi angket.
2
Pelaksanaan Penelitian a. Pengambilan data angket siswa. b. Pelaksanaan eksperimen. c. Pelaksanaan uji coba tes. d. Analisis hasil uji coba tes dan merevisi tes. e. Pengambilan data tes prestasi belajar.
3
Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan a. Pengolahan data hasil penelitian. b. Penyusunan laporan. commit to user
Juli
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 B. Rancangan/Desain Penelitian
Pada penelitian ini digunakan 2 variabel bebas yaitu model pembelajaran dan kreativitas belajar matematika. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dan model pembelajaran Langsung, sedangkan kreativitas belajar matematika dikategorikan menjadi kreativitas tinggi, sedang, dan rendah. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan rancangan faktorial 2 x 3 dengan maksud untuk mengetahui pengaruh dua variabel bebas terhadap variabel terikat. Faktor pertama adalah model pembelajaran dan faktor kedua adalah kreativitas belajar matematika. Rancangan faktorial tersebut ditunjukkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian Kreativitas Belajar Matematika (B) Model Pembelajaran (A)
Tinggi
Sedang
Rendah
(b1)
(b2)
(b3)
ab11
ab12
ab13
ab21
ab22
ab23
Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (a1) Langsung (a2)
Keterangan: ab11
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan kategori kreativitas belajar matematika tinggi.
ab12
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan kategori kreativitas belajar matematika sedang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 ab13
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan kategori kreativitas belajar matematika rendah.
ab21
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif Langsung dengan kategori kreativitas belajar matematika tinggi.
ab22
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif Langsung dengan kategori kreativitas belajar matematika sedang.
ab23
: Siswa yang dikenai model pembelajaran Kooperatif Langsung dengan kategori kreativitas belajar matematika rendah.
Dari beberapa jenis penelitian yang ada, peneliti memilih menggunakan jenis penelitian eksperimental semu (quasi experimental research) karena tidak mungkin bagi peneliti untuk memanipulasi atau mengendalikan semua variabel yang relevan. Budiyono menyatakan bahwa, “Tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan” (2003: 82).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian Menurut Budiyono, ”Populasi adalah keseluruhan obyek yang diteliti” (2009: 2). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan subyek/individu yang memiliki karakteristik tertentu untuk diteliti. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1 Wonosari tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 142 siswa dan terbagi dalam 4 kelas yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 2. Sampel Penelitian Budiyono mengemukakan bahwa karena berbagai alasan (seperti tidak mungkin, tidak perlu, atau tidak mungkin dan tidak perlu), tidak semua subjek yang ingin dikendalikan dapat atau perlu diteliti (2003). Dalam penelitian tidaklah selalu meneliti semua individu dalam satu populasi. Hal itu karena memerlukan banyak waktu dan biaya. Dengan penelitian dari sebagian populasi yang ada, diharapkan hasil yang didapat mampu menggambarkan sifat dari populasi yang bersangkutan. Sebagian dari populasi yang diteliti disebut sampel. Budiyono menyatakan bahwa ”Sampel adalah bagian dari populasi” (2004: 2).
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Pengambilan dengan cluster random sampling dilakukan dengan cara memandang populasi sebagai kelompok-kelompok. Dalam hal ini kelas dipandang sebagai satuan kelompok. Menurut Budiyono, “Cluster random sampling adalah sampling random yang dikenakan berturut-turut terhadap unitunit atau sub-sub populasi” (2003: 37). Unit-unit atau sub-sub populasi ini disebut cluster. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 1 Wonosari tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan cluster dari populasi penelitian adalah kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA4. Dalam pengambilan sampel dengan cara ini, cluster-cluster yang ada dianggap homogen (Budiyono, 2003). Dalam penelitian ini, empat kelas yaitu kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI IPA4 diundi untuk diambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Dari empat kelas, terpilih kelas XI IPA2 dan XI IPA4 sebagai sampel penelitian. Kemudian, kelas XI IPA2 dan XI IPA4 diundi lagi untuk menentukan kelas manakah yang akan dijadikan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pengambilan sampel secara cluster random sampling, terpilih kelas XI commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 IPA2 dengan jumlah siswa 35 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA4 dengan jumlah siswa 35 sebagai kelas kontrol.
E. Pengumpulan Data
1. Identifikasi Variabel Pada penelitian ini terdapat satu variabel terikat dan dua variabel bebas, yaitu: a. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang keadaanya tergantung (terikat) terhadap variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa pada materi trigonometri. 1) Definisi operasional Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai siswa dari aktivitas mental/psikis untuk membangun pengetahuan tentang matematika berdasar pengalaman/pengetahuan yang telah diperoleh dan interaksinya dengan lingkungan sosial pada periode tertentu yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka. 2) Indikator Indikator prestasi belajar matematika adalah nilai tes prestasi belajar matematika pada materi trigonometri untuk kompetensi dasar menggunakan rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda untuk menghitung sinus dan cosinus sudut tertentu. 3) Skala pengukuran : skala interval 4) Simbol : ab ij, dengan i = 1, 2 j = 1, 2, 3
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 b. Variabel Bebas 1) Model Pembelajaran a) Definisi operasional Model
pembelajaran
melukiskan
prosedur
adalah
kerangka
sistematis
sebagai
konseptual
yang
pedoman
dalam
merencanakan pembelajaran di kelas untuk mencapai tujuan belajar. b) Skala pengukuran : Skala nominal dengan dua kategori yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media
Lembar Kerja Siswa
(LKS)
dan model
pembelajaran Langsung. c) Simbol : A, terdiri dari: a1 : model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS). a2 : model pembelajaran Langsung. d) Indikator : Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar pada materi trigonometri.
2) Kreativitas Belajar Matematika a) Definisi operasional Kreativitas
belajar
matematika
adalah
kemampuan
yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan, orisinilitas dalam berpikir, mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan untuk membangun atau mengkonstruk pengetahuan tentang matematika. b) Simbol : B, terdiri dari: b1 : kreativitas belajar matematika tinggi b2 : kreativitas belajar matematika sedang b3 : kreativitas belajar matematika rendah c) Skala pengukuran : Skala interval yang ditransformasikan ke skala commit to user ordinal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Kreativitas belajar matematika dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu: Tinggi (b1), jika X Sedang (b2), jika Rendah (b3), jika X
+ ½ sgab – ½ sgab
X
+ ½ sgab
½ sgab
Keterangan : Sgab
= standar deviasi gabungan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
X
= skor total siswa ke-i, dimana i = 1, 2, 3,..., n = rerata dari seluruh gabungan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. (Hadi, 2004: 150)
d) Indikator : Skor angket kreativitas belajar matematika siswa
2. Pelaksanaan Penelitian Sebelum diadakan penelitian eksperimental, antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji keseimbangannya terlebih dahulu berdasarkan nilai “Ulangan Akhir Semester II kelas X tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran matematika”. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas yang akan diteliti dalam keadaan seimbang atau tidak. Dalam penelitian ini kedua kelompok yang dibandingkan diasumsikan sama dalam semua segi yang sesuai dan hanya berbeda dalam penggunaan model pembelajaran, kelas eksperimen diberikan perlakuan khusus yaitu pembelajaran matematika yang menggunakan model Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS), sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran matematika dilaksanakan dengan model pembelajaran Langsung. Pada akhir eksperimen kedua kelompok diukur dengan soal tes yang sama. Hasil pengukuran tersebut digunakan sebagai data eksperimen untuk selanjutnyacommit diolah dan dibandingkan dengan uji statistik. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 3. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data sebagai berikut.
a. Metode Dokumentasi Menurut
Budiyono,
”Metode
dokumentasi
adalah
cara
pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada. Dokumen-dokumen tersebut biasanya merupakan dokumendokumen resmi yang telah terjamin keakuratannya” (2003: 54). Penggunaan metode dokumentasi pada penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang nilai Ulangan Akhir Semester II kelas X tahun pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran matematika. Data ini digunakan untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak. Selain itu, data ini juga digunakan sebagai dasar dalam pembagian kelompok untuk kelas eksperimen.
b. Metode Tes Menurut Budiyono, “Metode tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhansuruhan kepada subyek penelitian” (2003: 54). Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar siswa pada materi trigonometri. Instrumen penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar yang berbentuk tes objektif.
c. Metode Angket Angket
merupakan
terjemahan
dari
istilah
Inggris
“questionnaire”. Jadi angket sama artinya dengan kuesioner. Menurut Budiyono, “Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subjek commit to user
penelitian,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 responden, atau sumber data dan jawabannya diberikan pula secara tertulis” (2003: 47). Dalam
penelitian
ini,
metode
angket
digunakan
untuk
mengumpulkan data mengenai kreativitas belajar matematika siswa. Jawaban-jawaban pada angket menunjukkan tingkat kreativitas siswa dalam belajar matematika. Data mengenai kreativitas belajar matematika juga digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok pada kelas eksperimen.
F. Validasi Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika pada materi trigonometri dan angket untuk memperoleh data tentang kreativitas siswa dalam belajar matematika. Dalam penelitian ini, uji coba instrumen tes dilaksanakan di SMA N 1 Polanharjo dan instrumen angket dilaksanakan di SMA N 2 Sukoharjo.
1. Tes Prestasi Belajar Matematika Instrumen penelitian berupa tes disusun berdasarkan kisi-kisi. Kisikisi tes disusun berdasar indikator untuk materi sinus dan cosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda pada silabus SMA N 1 Wonosari. Soal tes berupa pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal dan setiap soal terdiri dari 5 alternatif jawaban. Kriteria skor pada tes prestasi belajar ini adalah skor 1 jika benar dan skor 0 jika salah. Langkah-langkah dalam penyusunan tes sebagai berikut. a. Menyusun kisi-kisi soal tes prestasi belajar matematika. b. Menyusun butir-butir soal tes prestasi belajar matematika. c. Melakukan uji validitas isi instrumen tes. d. Mengadakan uji coba. e. Dari hasil uji coba tersebut dilakukan analisis butir instrumen tes yang commit to kesukaran. user meliputi daya pembeda dan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 f. Menentukan butir soal tes yang dapat digunakan. g. Merevisi (menyusun kembali) instrumen tes. h. Melakukan uji reliabilitas pada instrumen tes yang telah direvisi. Untuk mendapatkan instrumen yang benar dan akurat, maka harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Validitas isi Suatu instrumen disebut valid menurut isi jika isi instrumen tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan yang akan diukur. Dikatakan oleh Nunnally dalam Budiyono (2003: 58) bahwa dua standar utama untuk meyakinkan adanya validitas isi, yaitu koleksi butir-butir soal yang representatif terhadap semestanya dan metode penyusunan tes yang masuk akal (sensible). Validitas isi dilakukan sebelum uji coba instrumen. Menurut Budiyono, “untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi maka yang biasa dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh pakar)” (2003: 59). Dalam penelitian ini butir instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir telah sesuai atau cocok dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud meliputi: a) Segi Materi (1) Soal sesuai dengan indikator. (2) Hanya ada satu kunci jawaban yang benar. b) Segi Konstruksi (1) Pokok soal dirumuskan dengan jelas. (2) Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran ganda. c) Segi Bahasa (1) Soal menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. commit to yang user komutatif. (2) Soal menggunakan bahasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 (3) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat,
Dalam penelitian ini ada tiga validator, soal dikatakan valid jika minimal 2 dari tiga validator menyatakan bahwa soal tersebut valid.
2) Uji Daya Pembeda Menurut Zainul dan Nasution, “Daya beda butir soal ialah indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi rendah (kelompok bawah)” (1995: 161). Pada
penelitian
ini,
daya
pembeda
dihitung
dengan
menggunakan rumus korelasi moment product dari Karl Pearson sebagai berikut :
n
rxy n
XY
X2
X X
2
n
Y Y2
Y
2
Dengan rx y = indeks daya pembeda untuk butir ke-i
n = banyaknya subjek yang dikenai tes (instrumen) X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba) Y = skor total (dari subjek uji coba) Suatu butir soal dikatakan mempunyai daya beda yang memadai jika rxy≥0,3. Jika
, maka butir soal dikatakan tidak konsisten dan
harus dibuang/tidak dipakai.
Rumus yang digunakan untuk menguji daya pembeda butir soal tes hasil belajar sama dengan rumus untuk uji konsistensi internal karena pada tes hasil belajar uji konsistensi internal berfungsi sebagai daya pembeda. Pada tes hasil belajar, butir yang indeks konsistensinya tinggi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 dapat membedakan antara anak yang pandai dan kurang pandai (Budiyono, 2003).
3) Tingkat Kesukaran Menurut Zainul dan Nasution, “Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes yang menjawab benar butir soal tersebut” (1995: 157). Tingkat kesukaran butir soal biasanya dilambangkan dengan p. Makin besar nilai p (yang berarti makin besar proporsi siswa yang menjawab benar butir soal tersebut) makin rendah tingkat kesukaran butir soal tersebut, dan sebaliknya. Tingkat kesukaran tidaklah menunjukkan bahwa butir soal tertentu baik atau tidak. Tingkat kesukaran butir soal hanya menunjukkan bahwa butir soal itu sukar atau mudah untuk kelompok peserta tes tertentu. Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus:
p= (Zainul dan Nasution, 1995: 158)
Tingkat kesukaran butir soal berkisar antara 0,0 sampai dengan 0,1 (Zainul dan Nasution, 1995: 157). Ketentuan mengenai tingkat kesukaran soal ditetapkan sebagai berikut. Jika
maka soal dikategorikan sukar
Jika
maka soal dikategorikan sedang
Jika
maka soal dikategorikan mudah (Purwoto, 2003)
Dalam penelitian ini, butir soal yang dipakai adalah butir soal yang ). Jika p ≤ 0,3 atau p
dikategorikan sedang (
0,7
maka butir soal dikatakan tidak memilki tingkat kesukaran sedang dan harus dibuang/tidak dipakai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 4) Uji Reliabilitas Menurut Budiyono, “Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi sama) pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan” (2003: 65). Uji reliabilitas dilakukan pada instrumen tes yang setiap butir soalnya telah lolos uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran. Uji reliabilitas tes prestasi belajar menggunakan metode satu kali tes dengan teknik Kuder-Richardson. Indeks reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20 yaitu: n
r11
st2
n 1
pi qi st2
Dengan r11 = koefisien reliabilitas instrumen
n
= banyaknya butir instrumen
p i = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke-i
q i = 1-p s t2 = variansi total
(Budiyono, 2003: 69) Dalam penelitian ini, instrumen tes dikatakan reliabel jika r11≥0,7
2. Angket Angket kreativitas berupa pertanyaan-pertanyaan tentang kreativitas dalam belajar matematika. Angket disusun berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi angket disusun berpedoman pada indikator ciri-ciri pribadi kreatif. instrumen angket terdiri dari 40 butir pertanyaan dan setiap butir pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 Kriteria pemberian skor berdasarkan tingkat kreativitas siswa dalam belajar matematika siswa sebagai berikut. a. Untuk butir pernyataan angket yang positif Skor 4 untuk alternatif jawaban a Skor 3 untuk alternatif jawaban b Skor 2 untuk alternatif jawaban c Skor 1 untuk alternatif jawaban d b. Untuk butir pernyataan angket yang negatif Skor 1 untuk alternatif jawaban a Skor 2 untuk alternatif jawaban b Skor 3 untuk alternatif jawaban c Skor 4 untuk alternatif jawaban d Langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut. a. Membuat kisi-kisi angket kreativitas belajar matematika siswa. b. Menyusun butir-butir pertanyaan angket kreativitas belajar matematika siswa. c. Melakukan uji validitas isi instrumen angket. d. Mengadakan uji coba. e. Dari hasil uji coba tersebut dilakukan analisis butir instrumen dengan uji konsistensi internal. f. Menentukan butir pertanyaan pada angket yang dapat digunakan. g. Merevisi (menyusun kembali) instrumen tes. h. Melakukan uji reliabilitas pada instrumen angket yang telah direvisi.
Untuk mendapatkan instrumen yang benar dan akurat, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Uji Validitas Isi Menurut Budiyono (2003:58), suatu instrumen valid menurut validitas isi apabila isi instrument tersebut telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang akan diukur. Menurut commit to suatu user instrumen mempunyai validitas Budiyono, “untuk menilai apakah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 yang tinggi maka yang biasa dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh pakar)” (2003: 59). Dalam penelitian ini butir instrumen dikatakan valid menurut validitas isi jika validator setuju dengan semua kriteria yang ditentukan sehingga butir telah sesuai atau cocok dengan semua kriteria yang ditentukan. Kriteria itu meliputi: a) Butir angket terkait dengan kreativitas belajar matematika siswa. b) Butir angket sesuai dengan kisi-kisi angket. c) Kalimat pada butir angket mudah dipahami. d) Kalimat pada butir angket tidak menimbulkan interprestasi ganda. Dalam penelitian ini ada tiga validator, angket dikatakan valid jika minimal 2 dari tiga validator menyatakan bahwa angket tersebut valid.
2) Konsistensi Internal Budiyono (2003:65) mengemukakan bahwa sebuah instrumen tentu terdiri dari sejumlah butir-butir instrumen. Kesemua butir itu harus mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut. Korelasi internal masing-masing butir dilihat dari korelasi antara skor-skor butir-butir tersebut dengan skortotalnya. Uji konsistensi internal digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut konsisten atau tidak. Dalam penelitian ini konsistensi internal butir angket
kreativitas
belajar
matematika
siswa
dihitung
dengan
menggunakan rumus korelasi moment product dari Karl Pearson sebagai berikut :
n
rxy n
X2
XY
X X
2
n
Y Y2
Y
2
Dengan rx y = koefisien konsistensi internal untuk butir ke-i
n = banyaknya subjekcommit yang dikenai to usertes (instrumen)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 X = skor untuk butir ke-i (dari subjek uji coba) Y = skor total (dari subjek uji coba) Keputusan Uji:
rxy< 0,3 butir angket tidak konsisten, dibuang rxy ≥ 0,3 butir angket konsisten, dipakai (Budiyono, 2003: 65)
3) Uji Reliabilitas Untuk menentukan reliabilitas item angket kreativitas siswa digunakan rumus Alpha, yaitu:
Dengan : : indeks reliabilitas angket : banyaknya butir soal : jumlah variansi belahan ke-i, i=1,2,...k (k ≤ n) atau variansi butir ke-i, i=1,2,..n : variansi skor-skor yang diperoleh subjek uji coba (Budiyono, 2003: 70)
Dalam penelitian ini, instrumen angket dikatakan reliabel jika r11≥0,7 G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Faktor yang digunakan untuk mengetahui perbedaan interaksi efek baris, efek kolom, dan kombinasi efek baris dan kolom terhadap prestasi belajar siswa adalah faktor A (pemberian model pembelajaran) dan faktor B (kreativitas siswa). Teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 1. Uji Keseimbangan Uji ini dilakukan sebelum kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol yang dikenai perlakuan yang berbeda. Uji ini bertujun untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak sehingga hasil penelitian murni karena perlakuan. Dalam bahasa statistik uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rerata yang berarti (signifikan) dari dua sampel penelitian atau tidak. Statistik uji yang digunakan adalah uji t. Data yang digunakan untuk uji keseimbangan diambil dari dokumentasi nilai “Ulangan Akhir Semester II kelas X tahun pelajaran 2012/2013 pada mata pelajaran matematika”. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum uji-t dilakukan. Persyaratannya adalah sampel yang diambil adalah dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu perlu dilakukan uji normalitas terlebih dahulu dengan metode Liliefors. Uji keseimbangan dengan statistik uji-t dapat diuraikan sebagai berikut: a. Hipotesis H0 : µ1 = µ2 (kedua populasi mempunyai kemampuan awal sama) H1 : µ1 ≠ µ2 (kedua populasi mempunyai kemampuan awal tidak sama) b. Tingkat signifikansi: α = 0,05 c. Statistik uji
Jika sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan maka
X1
t=
sp
X2
1 n1
1 n2
~ t n1
n2
2
2
2
(n 1)s1 (n 2 1)s 2 dengan Sp = 1 n1 n 2 2 commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Jika sampel berasal dari populasi berdistribusi normal dan maka
t=
X1
X2
2 1
s n1 dengan v
s 22 n2
~tv
s12 /n 1 2
s12 /n 1 n1 1
s 22 /n 2
2 2
s 22 /n 2 n2 1
(Walpole, 1982: 311) Keterangan: X1
: rata-rata nilai Ulangan Akhir Semester II kelas X mata pelajaran matematika kelompok eksperimen
X2
: rata-rata nilai Ulangan Akhir Semester II kelas X mata pelajaran matematika kelompok kontrol
s12
: variansi dari kelompok eksperimen
s 22
: variansi dari kelompok kontrol
n1
: ukuran sampel kelompok eksperimen
n2
: ukuran sampel kelompok kontrol
s 2p
: variansi gabungan
sp
: deviasi baku gabungan
d. Daerah kritik DK = { t | t < -tα/2 atau t > tα/2 } e. Keputusan uji H0 ditolak jika t
DK
f. Kesimpulan 1) Kedua sampel berasal dari populasi yang seimbang jika Ho tidak ditolak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 2) Kedua sampel berasal dari populasi yang tidak seimbang jika Ho ditolak. (Budiyono, 2009: 157)
2. Uji Persyaratan Anava Sehubungan dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan, maka penelitian ini akan menggunakan 2 macam uji persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan metode Lilliefors. Alasan dipilihnya uji Lilliefors karena uji ini dapat digunakan untuk sampel yang kecil. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2) Tingkat signifikansi : 0,05 3) Statistik uji L = Maksimal {|F (zi)-S (zi)|} Dengan L = koefisien Lilliefors dari pengamatan zi =
( xi
x) s
= skor standar untuk xi
F(zi) = P(Z ≤ zi) ; Z ~ N(0,1) n
fi S(zi) =
i 1
n
= proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi
s = standar deviasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 Xi = skor responden
Dengan fi = frekuensi tiap data 4) Daerah kritik DK = { L | L > Lα:n } dengan adalah ukuran sampel Harga Lα:n dapat diperoleh dari tabel Lilliefors pada tingkat signifikansi α dengan derajat kebebasan n 5) Keputusan uji H0 ditolak jika L
DK
6) Kesimpulan a) Sampel berasal dari populasi normal jika H 0 diterima. b) Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H 0 ditolak (Budiyono, 2009: 170)
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Barrtlett dengan statistik uji Chi Kuadrat sebagai berikut. 1) Hipotesis H0 :
2 1
H1 :
2 i
2 2
2 j
...
2 k
untuk paling sedikit satu (i,j) dengan i ≠ j
2) Tingkat signifikansi : 0,05 3) Statistik uji
Dengan k = banyaknya populasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 f = derajar kebebasan untuk RKG = N-k fj = derajat kebebasan untuk sj2 = nj - 1 j
= 1,2,...,k
N = banyaknya seluruh nilai nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j c =1+
1 3(k 1)
RKG =
SS j fj
; SS j
1 fj
1 j X
2 j
Xj nj
2
(n j 1) s 2j
4) Daerah kritik DK = { χ2 | χ2 > χ2α;n } 5) Keputusan uji: H0 ditolak jika χ2
DK
6) Kesimpulan a) Variansi-variansi dari dua populasi tersebut homogen jika H 0 tidak ditolak. b) Variansi-variansi dari dua populasi tersebut tidak homogen jika H 0 ditolak (Budiyono, 2009: 175)
3. Uji Hipotesis Untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek kolom terhadap variabel terikat, hipotesis dalam penelitian ini dianalisa dengan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama. a. Model Model dari analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama sebagai berikut. Xijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 X ijk
: data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j sebagai variabel
terikat µ
: rerata dari seluruh data (rerata besar)
αi
: efek baris ke-i terhadap variabel terikat
βj
: efek kolom ke-j terhadap variabel terikat
(αβ)ij : interaksi efek baris ke-i dan kolom ke-j terhadap variabel terikat εijk
: deviasi data
X ijk
terhadap rataan populasinya (µij) yang
berdistribusi normal rataan 0 i
: 1,2 dengan 1 : model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horey dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 : model pembelajaran Langsung
j
: 1,2,3 dengan 1: kreativitas tinggi 2: kreativitas sedang 3: kreativitas rendah
k
: 1,2,3,...,nij ; nij : cacah data amatan pada setiap sel (Budiyono, 2009: 186)
b. Hipotesis Prosedur pengujian dalam menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yaitu: 1) H0A
: αi = 0 untuk setiap i = 1,2 (tidak ada perbedaan efek antara baris terhadap variabel terikat)
H1A
: paling sedikit ada satu αi yang tidak nol (ada perbedaan efek antara baris terhadap variabel terikat)
2) H0B
: βj = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3 (tidak ada perbedaan efek antara kolom terhadap variabel terikat)
H1B
: paling
sedikit ada satu βj yang tidak nol commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 (ada perbedaan efek antara kolom terhadap variabel terikat) : (αβ)ij = 0 untuk setiap i = 1, 2 dan j = 1, 2, 3
3) H0AB
(tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat) : paling sedikit ada satu (αβ)ij yang tidak nol
H1AB
(ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat)
c. Komputasi
Tabel 3.3 data Amatan, Rataan, dan Jumlah Kuadrat Deviasi Kreativitas
b1
b1
b1
n11
n12
n13
C11
C12
C13
SS11
SS12
SS13
n11
n12
n13
C11
C12
C13
SS11
SS12
SS13
Siswa (B) Model Pembelajaran (A) a1
a2
Keterangan:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 nij = ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j) a1 = model pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay dengan media Lembar Kerja Siswa (LKS) a2 = model pembelajaran Langsung b1 = kreativitas tinggi b2 = kreativitas sedang b3 = kreativitas rendah Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
pq = rataan harmonik frekuensi seluruh sel 1 i , j nij
nh
nij = banyaknya seluruh data amatan
N i, j
2
X ijk SS ij
X k
2 ijk
k
nij
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
Tabel 3.4 Rataan dan Jumlah Rataan B
b1
b2
b3
Total
a1
A1
a2
A2
Total
B1
B2
AB ij = rataan pada sel ij
ABij = jumlah rataan pada baris ke-i
Ai i
Bj
ABij = jumlah rataan pada kolom ke-j j
G i, j
ABij = jumlah rataan semua commitsel to user
B3
G
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Untuk mempermudah perhitungan didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut:
G2 (1) = ; (2) = pq
SS ij ; (3) = i
i, j
Ai2 ; (4) = q
B 2j j
p
; (5) =
ABij
2
ij
Pada analisis variansi dua jalan sel tak sama, terdapat lima jumlah kuadrat yaitu: JKA
= n h {(3) – (1)}
JKB
= n h {(4) – (1)}
JKAB
= n h {(1) + (5) – (3) – (4)}
JKG
= (2)
JKT
= JKA + JKB +JKAB + JKG
Dimana, JKA
: jummlah kuadrat baris
JKB
: jumlah kuadrat kolom
JKAB
: jumlah kuadrat interksi antara baris dan kolom
JKG
: jumlah kuadrat galat
JKT
:jumlah kuadrat total Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut
adalah: dkA
=p–1
dkB
=q–1
dkAB
= (p – 1)(q – 1)
dkG
= qp (n – 1)
dkT
=N–1 Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing,
diperoleh rataan kudrat sebagai berikut: RKA RKAB
JKA ; dkA JKAB ; dkAB
d. Statistik uji
RKB
JKB ; dkB
JKG dkG commit to user
RKG
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Fa
RKA RKG
2) Untuk HoB adalah Fb
RKB RKG
1) Untuk H0A adalah
3) Untuk H0AB adalah Fab
RKAB RKG
e. Tingkat signifikansi : α = 0,05 f. Daerah kritik 1) Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F|F > Fα;p-1,N-pq} 2) Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F|F > Fα;q-1,N-pq} 3) Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F|F >Fα;(p-1)(q-1),N-pq} g. Keputusan Uji H0 ditolak bila harga statistik uji melebihi daerah kritik. Harga daerah kritik tersebut diperoleh dari Tabel Distribusi F pada tingkat signifikansi
Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber
JK
dk
RK
Fobs
Fα
Baris (A)
JKA
p-1
RKA
Fa
F*
Kolom (B)
JKB
q-1
RKB
Fb
F*
Interaksi (AB)
JKAB
RKAB
Fab
F*
Galat
JKG
RKG
-
-
Total
JKT
-
-
-
(p-1)(q-1) N-pq N-1
(Budiyono, 2009:212)
4. Uji Komprasi Ganda Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Shceffee karena metode tersebut akan menghasilkan beda rerata dengan tingkat signifikansi yang kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 Langkah-langkah dalam menggunakan metode Shceffe adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut c. Menentukan tingkat signifikansi α = 0,05 d. Mencari harga statistik uji f dengan rumus sebagai berikut: 1) Komparasi rerata antar baris Karena dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel model pembelajaran maka jika H0A ditolak tidak perlu dilakukan komparasi rerata antar baris. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang lebih baik cukup dengan membandingkan besarnya rerata marginal dari masing-masing model pembelajaran. 2) Komparasi rerata antar kolom Uji Shceffe untuk komparasi rerata antar kolom adalah X i.
Fi.
j.
RKG
X .j 1 ni .
2
1 n. j
Keterangan: Fij
: nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan kolom ke-j
X i.
: rerata pada kolom ke-i
X
: rerata pada kolom ke-j
j.
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis : variansi ni.
: ukuran sampel pada kolom ke-i
n.j
: ukuran sampel pada kolom ke-j
dengan daerah kritik DK = { F.i
.j
│ F.i
.j
> (q-1 )F a;q-1,N-pq}
Nilai Fα;q-1,N-pq diperoleh dari Tabel Nilai F0,05:v1, v2 pada lampiran 3) Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 Uji Shceffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama adalah Fij .
X ij . kj.
RKG
X .kj 1 nij .
2
1 n.kj
Keterangan: Fij
: nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan ratan pada sel kj
X i.
: rerata pada sel ij
X
: rerata pada sel kj
j.
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis : variansi ni.
: ukuran sel ij
n.j
: ukuran sel kj
dengan daerah kritik Dk = {F ij-kj │Fij-kj > (pq-1) F
; pq 1, N
pq
}
Nilai Fα;pq-1,N-pq diperoleh dari Tabel Nilai F0,05:v1, v2 pada lampiran 4) Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama Uji Shceffe untuk komparasi rerata antar sel pada baris yang sama adalah Fij .
X ij . kj.
RKG
X .kj 1 nij .
2
1 n.kj
Keterangan: Fij
: nilai Fobs pada pembandingan rataan pada sel ij dan ratan pada sel kj
X i.
: rerata pada sel ij
X
: rerata pada sel kj
j.
RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis : commit to user variansi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 ni.
: ukuran sel ij
n.j
: ukuran sel kj
dengan daerah kritik DK = {F ij-ik
Fij-ik > (p-1)Fα;p-1,N-pq }
Nilai Fα;p-1,N-pq diperoleh dari Tabel Nilai F0,05:v1, v2 e. Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda jika Fhit DK maka H0 ditolak f. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang sudah ada. Jika H0 ditolak maka tidak ada perbedaan rataan. (Budiyono, 2009:215)
commit to user