BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar. Secara astronomi Kabupaten Karanganyar terletak antara 110 40” – 110 70” Bujur Timur dan 70 28” - 70 46” Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Karanganyar terdiri atas 17 Kecamatan, yang dibagi lagi atas 177 desa. Keadaan Kabupaten Karanganyar yang komplek mengenai masalah penduduk dan industri menjadi alasan dijadikannya Kabupaten Karanganyar sebagai tempat penelitian. Kesesuaian lokasi tempat industri khususnya industri tekstil yang ada pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja juga menjadi alasan penelitian ini dilakukan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2015 dan dilaporkan pada bulan April 2016. Penelitian ini melalui berbagai tahapan yang diawali dengan tahap persiapan sampai dengan tahap pelaporan hasil penelitian. Tabel 3.1 Perencanaan Waktu Penelitian Waktu TAHAP
JuliSept
Tahun 2015 NovOkt Des
Penyusunan Proposal Penyusunan Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penulisan Laporan Penulisan Hasil Penelitian
34
Tahun 2016 Jan
Feb
MarApril
35
B. Bentuk dan Metode Penelitian Penelitian ini adalah deskriptif spasial. Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu melakukakan analisis terhadap ruang yang merupakan objek dari penelitian ini. Menurut Nawawi (1996:73) deskriptif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek – subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta yang tampak sebagaimana keadaan sebenarnya, dalam hal ini mendeskripsikan industri dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Spasial adalah ciri khas dan identitas geografi yang berarti keruangan. Kata spasial mengacu pada ruang suatu daerah geografis tertentu. Menurut Hadi (2009) mengemukakan bahwa tekanan utama geografi bukanlah pada substansi melainkan pada sudut pandang spasial. (http://partosohadi.staff.fkip.uns.ac.id) Metode pendekatan spasial atau deskriptif spasial yang digunakan untuk kajian geogarfi berbeda dengan ilmu lainnya walaupun objek yang dikaji sama, hal ini dikarenakan pendekatan yang dilakukan adalah dengan pendekatan keruangan yang menitik beratkan pada ruang tertentu.
C. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Berikut adalah data yang digunakan : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau yang ada hubunganya dengan yang diteliti. Data primer yang bersifat geografi sosial memerlukan pengamatan secara langsung dan pengukuran dilapangan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengukuran dilapangan dengan menggunakan GPS yang meliputi data lokasi industri dan data persebaran penduduk.
36
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang telah terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi diluar dari peneliti sendiri, walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa : a. Data jumlah penduduk yaitu data banyaknya jumlah penduduk yang terdapat di Kabupaten Karangnyar, diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangnyar) b. Data usia produktif yaitu data penduduk yang berada dalam usia kerja di Kabupaten Karangnyar diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar) c. Data jaringan jalan yaitu data untuk memperuntukan lokasi industri diperoleh dari DPU d. Data sarana dan prasarana yaitu data untuk menentukakan layaknya pembangunan lokasi industri. e. Data jumlah tenaga kerja, data industri tektil, serta kawasan peruntukan industri.
Data
tersebut
diperoleh
dari
BAPPEDA,
BPS,
DPU,
DINAKERTRANSOS, PDAM, DISPERINDAGSAR. D. Populasi dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi penelitian menekankan pada objek sosial. Objek sosial yang menjadi populasi adalah tidak ada karena industri tekstil tidak memerlukan populasi untuk diteliti. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari objek atau individu – individu yang mewakili suatu populasi (Tika, 2005: 24). Sampel yang baik adalah sampel yang representative yaitu sampel yang dapat mewakili seluruh daerah yang
37
ada. Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk berdasarkan usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah salah satu cara yang ditempuh peneliti dalam memperoleh data yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi dan dokumentasi yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Observasi Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati objek secara langsung dan dicatat secara sistematika terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan titik lokasi dan persebaran industri tekstil yang diperoleh melalui pengukuran dilapangan dengan menggunakan GPS. 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa dokumen atau catatan dan data – data yang berkaitan dengan penelitian. Pengambilan data dilakukan diberbagai instansi terkait, seperti : DISPERINDAGSAR, BAPPEDA, BPS, DINSOSKERTRANS, DPU, CAPIL, dan PLN. Data yang diambil berupa : data penduduk, data jumlah usia produktif, data jaringan jalan, sarana dan prasarana, data tenaga kerja, data industri tekstil dan kawasan peruntukan industri. F. Validitas Data Validitas data menuntut adanya alat dan hasil yang tepat. Alat dan hasil yang dihasilkan harus sesuai kenyataan dilapangan dan harus data terbaru yang dikeluarkan oleh instansi terkait dengan penelitian ini. Alat diartikan suatu barang atau instrument penelitian yang tepat mengukur variabel yang diteliti. Hasil diartikan sebagai wujud data yang tepat menggambarkan keadaan variabel, sebagai akibat adanya proses pengukuran.
38
G. Teknik Analisis Data Data
primer
dan
sekunder
yang
diperoleh
kemudian
dipilah,
diorganisasikan dan dikelola untuk dapat menjadi data pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar, data jumlah penduduk usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar, data kesesuaian lokasi industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar dan data arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. 1. Pola Persebaran Industri Tekstil di Kabupaten Karanganyar. Pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar diketahui melalui teknik analisis deskriptif spasial yang dilakukan untuk mengetahui pola persebaran industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. Analisis deskriptif spasial ini dilakukan dengan menggunakan parameter tetangga terdekat, adapun rumus parameter tetangga terdekat menurut Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo (1979 : 75) sebagai berikut :
Keterangan : T
: Indeks komulatif persebaran tetangga terdekat
Ju : Jarak rata – rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangga terdekat Jh : Jarak rata – rata yang diperoleh andaikan semua titik mempunyai pola random Jh
: 1 : 2vp
P
: Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu jumlah titik (N) dibagi luas wilayah (A) Parameter tetangga terdekat adalah suatu rumus yang penerapannya
mendasar pada analisis jarak dengan bantuan peta. Pada rumus tersebut, yang dimaksudkan jarak adalah jarak pada peta, sehingga data jarak didapatkan dari
39
pengukuran antara titik industri tekstil satu dengan industri tekstil lainnya dipeta. Kemudian setelah diketahui hasil indek tetangga terdekatnya, maka angka indek tersebut dimasukkan pada klasifikasi pola persebaran. Ini adalah pola klasifikasi yang sudah ditentukan :
T = 0 maka pola persebaran mengelompok T = 1 maka pola persebaran acak T = 2,15 maka pola persebaran seragam 2. Analisis jumlah penduduk usia produktif pencari kerja di Kabupaten Karanganyar Jumlah
penduduk
usia
produktif
pencari
kerja
di
Kabupaten
Karanganyar yang akan dijadikan sebagai patokan untuk kesesuaian lokasi industri terhadap penyerapan tenaga kerja diperoleh dari analisa deskriptif spasial. Jumlah penduduk usia produktif pencari kerja yang dideskripsikan adalah jumlah pengangguran. Pengangguran adalah orang yang belum mempunyai pekerjaan atau orang yang sudah memperoleh pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. 3. Analisis kesesuaian lokasi industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar. Kesesuaian rencana kawasan industri yang akan dibangun adalah memperhatikan faktor pemilihan lokasi yang diperoleh dari analisa kuantitatif yaitu melalui klasifikasi dan skoring faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi industri. Kawasan industri yang akan dijadikan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja, dapat dilihat dari jumlah angka penduduk usia produktif tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar maka semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri tekstil. Dekat dengan permukiman, dapat dilihat dari peta penggunaan lahan. Ketersediaan sarana
40
dan prasarana, dapat dilihat tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang meliputi jaringan telepon, jaringan listrik dan jaringan PDAM. Kemudahan transportasi, dengan maksud kemudahan dalam mencapai lokasi tiap titik rencana kawasan industri yang didasarkan seberapa jauh lokasi industri dari jalan kolektor kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. Analisis jangkauan pasar dapat dilihat dari overlay peta rencana industri dengan peta persebaran pasar Kabupaten Karanganyar, kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. 4. Analisis arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar. Arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten Karanganyar adalah memperhatikan banyak faktor – faktor yang mendukung berdirinya sebuah industri tekstil di Kabupaten Karanganyar diperoleh dari analisa kuantitatif dengan klasifikasi dan skoring. Arahan lokasi yang akan dijadikan lokasi industri tekstil seharusnya memiliki sarana dan prasarana yang baik, jalur transportasi yang baik, tersedianya tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri tekstil, tersedianya kebutuhan air dan listrik yang baik, dengan dengan permukiman. Ketersediaan tenaga kerja, dapat dilihat dari jumlah angka penduduk usia produktif tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar maka semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap oleh industri tekstil. Dekat dengan permukiman, dapat dilihat dari peta penggunaan lahan. Ketersediaan sarana dan prasarana, dapat dilihat tiap Kecamatan di Kabupaten Karanganyar yang meliputi jaringan telepon, jaringan listrik dan jaringan PDAM. Kemudahan transportasi, dengan maksud kemudahan dalam mencapai lokasi tiap titik rencana kawasan industri yang didasarkan seberapa jauh lokasi industri dari jalan kolektor kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer. Analisis jangkauan pasar dapat dilihat dari overlay peta rencana industri dengan peta persebaran pasar Kabupaten Karanganyar, kemudian diskoring dengan klasifikasi menggunakan fasilitas buffer.
41
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah penjelasan tentang keseluruhan proses kegiatan penelitian yang dilakukan dari awal sampai selesainya sebuah penelitian. Dalam penelitianmengenai industri di Kabupaten Karanganyar ini tahap – tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1.
Persiapan Pada tahap ini meliputi beberapa hal yang dilakukan, diantaranya adalah penentuan objek penelitian, pengusulan penelitian, permohonan perijinan dan persiapan berbagai peralatan yang dibutuhkan. Penentuan objek didasarkan pada adanya suatu fenomena atau permasalahan yang sedang terjadi pada wilayah tersebut. Hal itu dilanjutkan dengan memperkuat dasar pengetahuan terkait fenomena yang ada sehingga akhirnya dapat diekstrasi menjadi usulan penelitian. Usulan penelitian yang disetujui oleh pembimbing dilanjutkan dengan mengurus perijinan untuk instansi pemerintahan pada wilayah penelitian, hal itu dilakukan karena wilayah penelitianadakah suatu ruang yang termasuk dalam wilayah kerja suatu instansi. Hal terakhir yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah penyiapan berbagai peralatan seperti peta dan peralatan lapangan yang akan digunakan.
2.
Penyusunan Proposal Tahap ini merupakan tahapan selanjutnya dari tahap persiapan, yaitu berupa penjabaran dari usulan penelitian yang diwujudkan dalam bentuk tulisan dengan isi latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, kerangka pemikiran dan metode penelitian. Dengan proposal ini peneliti sudah mempunyai acuan dalam menentukan arah penelitian dan analisis yang akan dilakukan.
3. Penyusunan Instrumen Proposal penelitian merupakan acuan peneliti untuk melakukan penelitian. Dari proposal itu dapat diidentifikasi data – data yang akan dikumpulkan dilapangan. Data – data akan dikumpulkan itu dituliskan dalam suatu daftar yang disebut instrument penelitian. Dengan instrument penelitian
42
akan dapat dengan mudah mendokumentasikan dat – data dilapnagan dalam bentuk yang terstruktur. 4.
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan berbagai hal yang berkaitan dengan fenomena yang diteliti. Dengan acuan peta lokasi industri tekstil dan peta kepadatan penduduk yang telah dipersiapkan, peneliti mengumpulkan berbagai data. Data yang langsung bisa digunakan adalah data tentang lokasi industri, data kepadatan penduduk, data tenaga kerja. Terdapat data sekunder juga yaitu data infrastruktur, data faktor penunjang kegiatan industri.
5. Analisis Data Data yang telah terkumpul tidak begitu saja menjadi hasil penelitian. Tahap lanjutan dari pengumpulan data adalah mengorganisisr, memilah dan mensistesiskan dengan suatu analisis yang telah ditetapkan dalam proposal penelitian. Dengan analisis inilah akan diketahui pola persebaran fenomena tersebut. 6. Penyusunan Laporan Setelah tahapan analisis data dilakukan, peneliti akan dapat mengetahui titik terang tentang apa yang telah diteliti. Pada tahap akhir ini peneliti melanjutkan proposal penelitian dengan menulis hasil penelitian dari analisis yang dilakukan. Tahap akhir ini adalah tahap penulisan laporan secara keseluruhan untuk menjadi suatu tulisan laporan penelitian yang bernilai ilmiah.
43
Pra Lapagan: 1. Penentuan lokasi industri
Data Sekunder: 1. 2. 3.
4. 5.
Data Jumlah Kepadatan Penduduk Data Penduduk Menurut Usia Data Sosial Ekonomi Penduduk Data Jaringan Jalan Data Sarana dan Prasarana
Data Primer: 1. Data Lokasi Industri 2. Data jarak Antar Lokasi Industri Tekstil
Analisis Parameter Tetangga Terdekat
Evaluasi
Rekomendasi
1. Mengetahui kondisi perindustrian tekstil di
1. Mengetahui
Kabupaten Karanganyar dan persebarannya.
bagaimana sebaiknya
2. Mengetahui keadaan penduduk usia produktif
arahan lokasi industri tekstil di Kabupaten
di Kabupaten Karanganyar. 3. Mengetahui
kesesuaian
persebaran
lokasi
Karanganyar.
industri tekstil dengan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Karanganyar.
Gambar 3.1 Skema Kerangka Penelitian