BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah atas Negeri 1 Teras. SMA Negeri 1 Teras Kabupaten Boyolali terletak di Jl. Raya Sudimoro – Teras km.2 Desa Sudimoro Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Tlp (0276)325478, sekitar 7 km di timur kota Boyolali 2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dimulai dari bulan Agustus 2012 sampai Januari 2013. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap pertama yaitu persiapan penelitian yang berlangsung pada bulan Agustus 2012 hingga September 2012. Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan yang berlangsung pada bulan Oktober 2012. Tahap ketiga yaitu analisis data dan pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Desember sampai Januari 2012. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian tersebut secara terperinci dapat dijumpai dalam Tabel 1. Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian. Kegiatan Penelitian AGUST 1.Persiapan Penelitian a.Koordinasi peneliti dengan wakil kepala sekolah dan guru matematika b.Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c.Menyusun proposal penelitian d.Menyiapkan perangkat pembelajaran e.Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I -perencanaan -pelaksanaan tindakan -observasi
33
SEP
Bulan OKT
NOV
JAN
34
-refleksi b. Siklus II -perencanaan -pelaksanaan tindakan -observasi -refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun laporan / skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
B. Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan objek kajian yaitu pengoptimalan kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran dan prestasi belajar matematika dengan subyek penelitiannya yaitu peneliti sebagai guru mata pelajaran dan siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Teras, dengan jumlah siswanya 36 orang. C. Data dan Sumber Data Data
yang
di
kumpulkan
dalam
penelitian
penggunaan
model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi pembelajaran multilevel ini terdiri dari 3 macam data, yaitu 1) Data peningkatan prestasi minimal Sumber data peningkatan prestasi siswa adalah skor tes tertulis pada setiap akhir siklus. Bentuk data peningkatan adalah berupa peningkatan prosentase banyak siswa yang skor tes tertulisnya lebih besar atau sama dengan 75. 2) Data kemandirian belajar Sumber data kemandirian belajar adalah skor angket kemandirian belajar pada setiap akhir siklus. Bentuk datanya adalah peningkatan prosentase banyak siswa yang berada pada kategori kemandirian baik.
35
3) Data pelaksanaan pembelajaran Sumber data pelaksanaan pembelajaran adalah isian lembar observasi yang di isi oleh observer, catatan lapangan yang di buat secara tertulis oleh peneliti, dokumentasi berupa foto. Bentuk data adalah berupa data deskriptif berupa kata – kata secara tertulis tentang proses pelaksanaan pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan pembelajaran, pemberian tes untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan penguasaan konsep matematika dan kajian terhadap berbagai dokumen yang mendukung. Secara terperinci teknik pengumpulan data yang digunakan selama proses penelitian meliputi : 1. Observasi Menurut Budiyono (2003 : 53), observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti (orang yang ditugasi) melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian demikian hingga si subyek tidak tahu bahwa dia sedang diamati. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa dan guru. Observasi ini digunakan dengan tujuan agar dapat mengetahui ketepatan pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi multilevel. Kegiatan observasi dilaksanakan oleh 3 observer yaitu guru matematika kelas 12 IPA 1, 12 IPS 1 dan tenaga pengajar. 2. Tes tertulis Menurut Budiyono (2003:54), “Tes adalah cara pengumpulan data yang menghadapkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan atau suruhan-suruhan kepada subjek penelitian”.
36
Tes merupakan usaha yang dilakukan oleh guru dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan penelitian. Butir-butir soal yang akan digunakan terlebih dahulu diuji validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Menurut Budiyono (2003 : 55) “Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi. Suharsini Arikunto (1995:64) menyatakan, “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan”. Langkah-langkah dalam menyusun tes prestasi belajar terdiri dari: 1.
membuat kisi-kisi tes.
2.
menyusun soal-soal tes.
3.
memvalidasi isi butir tes.
4.
merevisi butir tes. Pada model tes akan digunakan untuk mengetahui mengukur prestasi
belajar matematika siswa dari setiap langkah penyelesaian yang dikerjakan oleh siswa. Tes di buat berdasarkan indikator yang telah di tentukan yaitu sesuai dengan aspek – aspek sebagai berikut 1. Aspek ingatan (C1) 2. Aspek pemahaman (C2) 3. Aspek penerapan(C3) Tes tertulis dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk melihat prestasi siswa agar diketahui skor peningkatan individu dan kelompok. Tes akan dilakukan sebanyak dua kali, tes siklus I dan tes siklus II. Tes siklus I dan tes siklus II berupa soal uraian. 3. Angket Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 142). Lembar angket digunakan peneliti untuk mengukur
37
kemandirian belajar siswa. Angket dibagikan kepada semua siswa yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas tersebut. Angket diberikan pada setiap akhir siklus. Siswa diminta memberi tanda (x) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan siswa untuk setiap pernyataan yang diberikan. Pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas isi adalah: membuat kisi-kisi butir tes, menyusun soal-soal butir tes, kemudian menelaah butir tes. Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Langkah berikutnya yaitu para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan. Lebih lanjut lagi tentang langkah-langkah memvalidasi isi butir soal menurut Budiyono (2003: 59) adalah penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang tes telah menunjukkan bahwa klasifikasi kisi-kisi telah mewakili isi (substansi) yang akan diukur. Kriteria penelaahan dalam validasi isi meliputi: a). Segi materi (1). Soal sesuai dengan indikator. (2). Hanya ada satu jawaban yang paling tepat. b). Segi konstruksi (1). Pokok soal dirumuskan dengan singkat dan jelas (2). Pokok soal bebas dari pernyataan yang dapat menimbulkan penafsiran ganda. (3). Butir soal tidak tergantung pada jawaban soal sebelumnya. c). Segi bahasa (1). Soal menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. (2). Soal menggunakan bahasa yang komunikatif. (3).
Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat
38
Sedangkan validasi angket dari kemandirian belajar siswa pada penelitian ini uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi, langkah-langkah yang dilakukan dalam uji validitas angket adalah : membuat kisi-kisi angket, menyusun soal-soal angket, kemudian menelaah angket, Budiyono (2003: 59) menyatakan bahwa untuk menilai apakah suatu instrumen mempunyai validitas yang tinggi, yang biasanya dilakukan adalah melalui expert judgement (penilaian yang dilakukan oleh para pakar). Penelaahan dilakukan oleh pakar dalam hal ini oleh dosen. Langkah berikutnya yaitu para penilai menilai apakah masing-masing butir tes yang telah disusun cocok atau relevan dengan kisi- kisi yang ditentukan. Kriteria penelaahan untuk validasi isi adalah sebagai berikut: 1)
Kesesuaian butir angket dengan kisi-kisi.
2)
Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3)
Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
4)
Kesesuiaan dengan tahap perkembangan siswa.
5)
Kesesuaian penulisan dengan EYD.
4. Dokumentasi Menurut Budiyono (2003: 54), “Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan melihatnya dalam dokumen-dokumen yang telah ada”. Dokumentasi dalam penelitian ini ada dua jenis yakni data dokumenter (data sekunder) dan data primer. Data sekunder yang digunakan untuk mengkaji berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu silabus pembelajaran dan nilai ulangan harian siswa. Sedangkan data primer yang digunakan adalah tes prestasi, anket kemandirian catatan lapangan dan hasil observasi. E. Validitas Data Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan (Sarwiji Suwandi,
39
2009 : 60). Data hasil tes tiap akhir siklus digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Untuk menguji validitas data dari hasil prestasi belajar siswa dan kemandirian belajar siswa digunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Lexy J.Meleong, 1999 : 178). Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (Lexy J. Moleong, 1999 :178 ). Triangulasi sumber disini dengan membandingkan hasil observasi dari 3 orang yang berbeda yaitu 3 guru. Data hasil observasi yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan strategi pembelajaran multilevel. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan antara dua observer. Data yang didapat dikatakan valid apabila menghasilkan hasil yang sama. Apabila data tidak valid maka dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan isi dokumentasi yang berkaitan. F. Teknik Analisis Data Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok : (1) Tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) Seberapa jauh data dapat mendukung tema / arah / tujuan penelitian (Supardi dalam Suharsini Arikunto dkk, 2009 : 132). Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses pembelajaran, angket kemandirian belajar siswa serta tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, teknik analisis mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992 : 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai berikut : a. Reduksi data yaitu meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.
40
b. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematis dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. c. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap, kemudian dilakukan verifikasi untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna. Berikut ini teknik analisis yang digunakan : 1. Data hasil observasi Data hasil observasi dianalisis dengan mendiskripsikan aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. 2. Proses analisis angket Data hasil angket kemandirian belajar dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan cara: a) Masing-masing butir pernyataan dikelompokkan sesuai dengan aspekaspek yang diamati. Indikator kemandirian belajar siswa yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Kemandirian dalam belajar di sekolah maupun di luar sekolah . 2. Kesadaran dan kesiapan dalam belajar 3. Tanggung jawab siswa terhadap tugas – tugas 4. Aktifitas belajar di sekolah maupun di luar sekolah. 5. Evaluasi terhadap hasil belajajar. b) Berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat, kemudian dihitung jumlah skor tiap-tiap butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati. c) Menghitung rata-rata persentase dari lembar angket kemandirian belajar siswa yang diamati pada setiap siklus. Persentase perhitungan dari lembar angket sebagai berikut: Persentase
41
Angket dalam penelitian ini memuat pertanyaan pertanyaan tentang aktivitas belajar matematika siswa yang berupa soal pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. 1) Pemberian skor untuk item positif : Skor 4 untuk alternatif jawaban Selalu Skor 3 untuk alternatif jawaban Sering Skor 2 untuk alternatif jawaban Jarang Skor 1 untuk alternatif jawaban Tidak pernah 2) Pemberian skor untuk item negatif : Skor 1 untuk alternatif jawaban Selalu Skor 2 untuk alternatif jawaban Sering Skor 3 untuk alternatif jawaban Jarang Skor 4 untuk alternatif jawaban Tidak Pernah d) Mengkategorikan
rata-rata
persentase
kemandirian
belajar
siswa
berdasarkan lembar angket kemandirian sesuai dengan kategori yang telah ditentukan untuk membuat kesimpulan mengenai kemandirian belajar siswa. : Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto dan Safruddin AbdulJabar (2007: 18), maka data dari hasil observasi kemandirian dan data hasil angket kemandirian dikategorikan berdasarkan tabel 2.2: Tabel 2.2 Kategori Lembar Angket Kemandirian Presentase
Katagori
80% < p ≤ 100%
Baik sekali
60% < p ≤ 80%
Baik
40% < p ≤ 60%
Cukup
20% < p ≤ 40%
Kurang
0% < p ≤ 20%
Kurang sekali
e) Proses Analisis Data Hasil Tes Hasil tes siklus I maupun siklus II mencerminkan tingkat pretasi yang dimiliki siswa. Indikator yang menunjukkan bahwa ketuntasan siswa meningkat
42
dapat diketahui dengan cara membandingkan analisis hasil tes pada tiap-tiap siklus. Data yang terkumpul dianalisis dengan statistik deskripsi menggunakan rumus sebagai berikut P= x 100 % Keterangan : P= Persentase banyak siswa lebih atau sama dengan KKM a = banyak siswa yang berada lebih atau sama dengan KKM b = Total siswa dalam kelas observasi G. Indikator Kinerja Penelitian Penelitian tindakan kelas dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu keberhasilan penelitian tindakan ini ditandai dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik (Suharsini Arikunto, 2006 : 2). Indikator keberhasilan penelitian ini sebagai berikut : 1. Terlaksananya proses pembelajaran dengan model Numbered Head Together (NHT) dengan strategi pembelajaran kooperatif multilevel. 2. Terjadinya peningkatan prosentase prestasibelajar pada setiap siklusnya dan tidak kurang dari 70 % dari jumlah total siswa dalam kelas telah mencapai prestasi belajar individu. prestasi belajar individu yang telah di tetapkan untuk materi lingkaran yakni jika nilasi siswa minimal 75. 3. Terjadi peningkatan prosentase kemandirian pada setiap siklusnya dan tidak kurang dari 75 % siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan kemandirian belajar pada kategori baik. H. Prosedur Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemandirian belajar dan prestasi belajar matematika siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan strategi
43
pembelajran kooperatif multilevel. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Penelitian ini meliputi empat tahap, yaitu : tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan interpretasi serta tahap analisis dan refleksi. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus. Adapun rancangan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus terdiri dari : Rancangan Siklus I 1. Tahap Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini meliputi : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b. Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan strategi pembelajaran cooperative multilevel. c. Menyusun dan menyiapkan lembar angket untuk mengukur tingkat kemandirian siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 1 Teras dalam mangikuti pelajaran matematika dengan pokok bahasan lingkaran. d. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang akan digunakan merupakan lembar kegiatan siswa untuk membantu proses pembelajaran yang dilengkapi dengan latihan soal-soal untuk siswa. LKS disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari dosen pembimbing dan guru yang mengampu pelajaran matematika kelas XI IPA 3 SMA N 1 TERAS . e. Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu soal tes akhir siklus dan kuis yang akan diberikan pada setiap akhir pembelajaran. f. Menentukan level pada setiap siswa berdasarkan nilai matematika MID semester 1 yang terdiri dari 3 level yaitu a. Siswa pada level tinggi (level 1) b. Siswa pada level sedang (level 2) c. Siswa pada level rendah (level 3)
44
2. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan yaitu pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan menggunakan strategi pembelajaran cooperative multilevel sebagai berikut : a. Persiapan Materi dan penerapan siswa dalam kelompok terdiri dari 4 siswa sesuai dengan langkah strategi multilevel dimana kelompok di bagi menjadi 3 level yaitu tinggi(level 1), sedang (level 2), rendah (level 3) dan di berikan penomoran agar setiap anggota dalam satu tim memiliki nomor yang berbeda. Tahapan Selanjutnya menurut langkah – langkah model pembelajaran tipe NHT dan langkah – langkah strategi pembelajaran cooperative multilevel. b. Penyampaian materi pelajaran, meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) Pendahuluan Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran,
memberikan
apersepsi
serta
memotivasi siswa agar berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 2) Kegiatan Inti a) Menyampaikan Informasi Pada tahap ini guru memberikan ringkasan materi kepada siswa dan merangsang agar siswa dapat belajar secara mandiri di dalam kelompok. b) Siswa Belajar dalam kelompok Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menyelesaikan soal LKS, dalam diskusi ini siswa dilakukan secara bertahap di mulai dari guru memberikan lks dan penjelasan kepada siswa level 1,siswa level 1 memberikan penjelasan kepada siswa level 2 setelah level 2 paham maka siswa level 2 memberikan penjelasan kepada siswa level 3 dengan bantuan siswa level 1 sehingga diharapkan untuk saling membantu apabila teman satu kelompoknya ada yang belum menguasai materi secara bertahap level demi level. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai fasilitator dan akan memberi penjelasan apabila dalam suatu kelompok tidak ada
45
satupun siswa yang dapat mejelaskan materi tersebut. Setelah LKS selesai dikerjakan maka guru menyebutkan salah satu nomor dan nomor yang sama dalam semua kelompok akan tangan serta menyiapkan jawaban yang menjadi permasalahan. c)
Kuis Individu
Siswa mengerjakan kuis individu, kuis ini dilakukan selama 15 menit secara mandiri. Dengan adanya kuis ini menunjukkan pada siswa apa yang telah mereka pahami selama berkelompok. 3) Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok menggunakan skor kuis. Pemberian penghargaan tiap kelompok ini dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan nilai rata-rata peningkatan anggota kelompoknya. Pemberian penghargaan berdasarkan skor kelompok diberikan pada pertemuan kedua dan selanjutnya, sedangkan pada pertemuan pertama pengharagaan diberikan berdasarkan kerjasama saat berdiskusi dan keberhasilan dalam mempresentasikan hasil diskusi, karena pada pertemuan pertama belum bisa dihitung peningkatan skor individu. 3. Tahap observasi (pengamatan) Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung bagaimana aktivitas siswa maupun guru selama proses belajar mengajar. Pada saat observasi dilakukan peneliti telah mempersiapkan lembar observasi, guna mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan strategi pebelajaran cooperative multi level di dalam kelas. Setiap aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung diusahakan untuk dicatat seperti apa adanya agar diperoleh informasi lapangan yang sebenarnya.
46
4. Tahap Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama-sama dengan guru mata pelajaran matematika mengadakan pertemuan guna melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Refleksi dilakukan setelah akhir siklus. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu peneliti merumuskan tindakan berikutnya dan apabila berdasarkan refleksi perlu dilaksanakan pengulangan siklus maka dapat diulang lagi sampai dirasa pembelajaran telah optimal. Dari keempat tahapan penelitian tindakan kelas tersebut dapat dibuat contoh skematik kegiatan inti penelitian, yakni sebagai berikut :
Permasalahan
Sudah
Target tercapai ?
SELESAI
Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Belum
Identifikasi masalah berdasarkan hasil refleksi
Sudah
Target tercapai ?
SELESAI Belum
Apabila permasalahan belum terselesaiakan
Dilanjutkan ke Siklus berikutnya
Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan : : Proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya tanpa syarat : Proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya dengan syarat
47