48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Kudus Jl.Kudus – Jepara km.3 Prambatan Lor kaliwungu Kudus jawa Tengah Tahun ajaran 2015/2016. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester satu ( gasal ) tahun akademik 2015/2016 bulan mei – desember 2015. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut: a. Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, dan konsultasi instrumen penelitian. b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian, meliputi: uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi listrik arus searah. c. Tahap penyelesaian, meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan. Jadwal (alokasi waktu) penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 Tabel 3.1. Tahapan Penelitian tahun 2015 Kegiatan Penyusunan proposal penelitian Penyusunan instrumen penelitian dan penelitian Pelaksanaan uji coba instrument Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data penelitian Pengolahan data dan penyusunan laporan
5 √
6 √
7
Bulan 8 9
√
√
10
11
12
√
√
√ √
48
√
49
B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1.
Populasi Sugiyono (2007) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2006), populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, gejala-gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu di dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah Kudus Tahun Akademik 2015/2016 yang terdiri dari sebelas kelas. 2.
Sampel Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi, Sumardi
Suryabrata (2002:81). Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Random Sampling yang digunakan untuk memilih undian 2 kelas sebagai sampel dari total 11 kelas (345 siswa) yang ada. Pengambilan jumlah sampel ini berdasarkan Tabel Krecjie pada taraf signifikansi 10%. Harapan penulis dari 2 kelas tersebut dapat mewakili seluruh populasi kelas XI SMK Muhammadiyah Kudus tahun pelajaran 2015/2016. C. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian Eksperimen menurut Arifin (2009:144) merupakan penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi atau kondisi subyek yang diteliti disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding. Metode eksperimen digunakan dengan memberikan perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Kelompok pertama merupakan kelompok yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek dan kelompok kedua merupakan kelompok yang diberi pembelajaran menggunakan pendekatan SETS dengan metode eksperimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2x2, yaitu suatu rancangan penelitian yang digunakan
untuk
meneliti
perbedaan
perlakuan
pembelajaran
dengan
50
menggunakan pendekatan SETS menggunakan metode proyek dan metode eksperimen yang dihubungkan dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah dan kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Pendekatan SETS (A) Metode Proyek (A1) A1B1C1
Metode Eksperimen (A2) A2B1C1
Kreativitas Rendah (C2)
A1B1C2
A2B1C2
Kreativitas Tinggi (C1)
A1B2C1
A2B2C1
Kreativitas Rendah (C2)
A1B2C2
A2B2C2
Berpikir Kritis Tinggi (B1)
Kreativitas Tinggi (C1)
Berpikir Kritis Rendah (B2)
Rancangan penelitian tersebut terbentuk matrik yang terdiri dari delapan sel. A1B1C1
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas tinggi, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.
A1B1C2
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas rendah, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.
A1B2C1
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan kreativitas tinggi, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.
A1B2C2
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan kreativitas rendah, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode proyek terhadap prestasi belajar.
A2B1C1
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas tinggi, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.
51
A2B1C2
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi dan kreativitas rendah, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.
A2B2C1
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan kreativitas tinggi, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar.
A2B2C2
= Kelompok siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah dan kreativitas rendah, yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan SETS dengan metode eksperimen terhadap prestasi belajar. D. Variabel Penelitian Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
(Sugiyono, 2007:2). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pendekatan SETS dengan metode proyek dan pendekatan SETS dengan metode eksperimen. a. Definisi Operasional Pembelajaran dengan pendekatan SETS merupakan pembelajaran yang menghubungkan antara sains, teknologi, dan masyarakat. Tahapan atau sintak dari pembelajaran SETS yaitu pendahuluan, proses pembentukan konsep, aplikasi konsep, pemantapan konsep, dan penilaian atau evaluasi. Pembelajaran pendekatan SETS dengan metode proyek maupun eksperimen mengikuti sintak pembelajaran pendekatan SETS, yang membedakan antara keduanya adalah pada tahap pembentukan konsep dan aplikasi konsep. Pada tahap pembentukan konsep dan aplikasi konsep guru menggunakan metode proyek (kelas eksperimen satu) dan metode eksperimen (kelas eksperimen dua).
52
b. Skala Pengukuran Skala pengukuran dari variabel bebas pendekatan SETS dengan metode proyek dan eksperimen adalah skala nominal. 2. Variabel Moderator Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas kedua. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa. a. Definisi Operasional Kemampuan berpikir kritis adalah suatu aktivitas kognitif yang berkaitan dengan penggunaan nalar, yang meliputi interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan penjelasan. Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk melihat atau menggunakan bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah atau menggunakan metode yang tidak pada umumnya. Kreativitas meliputi kelancaran atau kefasihan, fleksibilitas, dan keaslian. b. Skala Pengukuran Skala pengukuran dari variabel moderator dalam penelitian ini baik kemampuan berpikir kritis maupun kreativitas adalah skala ordinal. Kemampuan berpikir kritis dan kreativitas ini masing-masing dibagi menjadi kategori tinggi dan rendah, sesuai dengan indikator kategori. c. Indikator Kategori ̅ (mean) sedangkan kategori rendah jikaX Kategori tinggi jika X (nilai) ≥ X (nilai) < ̅ X (mean) 3. Variabel Terikat Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. a. Definisi Operasional Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengamalan belajarnya. Prestasi belajar ranah kognitif mencakup kemampuan
53
intelektual mengenai lingkungan yang terdiri atas enam hierarkis yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian. Prestasi belajar ranah afektif mencakup ranah yang berkaitan dengan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Prestasi belajar ranah psikomotorik merupakan ranah keterampilan bergerak dan bertindak, yang dapat dilihat dari persiapan (kegiatan awal), proses (kegiatan praktikum), dan produk (kegiatan akhir). b. Skala Pengukuran Skala pengukuran dari prestasi belajar baik kognitif , afektif, dan psikomotorik adalah skala interval. E. Teknik pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik tes dan non tes. Penyusunan instrumen prestasi belajar kognitif didasarkan pada silabus, yang disajikan pada Lampiran 1. Data tentang prestasi belajar kognitif siswa diperoleh dari instrumen tes dalam bentuk tes pilihan ganda (multiple choice). Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar fisika siswa ranah kognitif dan berpikir kritis, diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas Pemberian skor untuk item tes, jawaban benar memperoleh skor 1 sedangkan jawaban yang salah memperoleh skor 0. Data kreativitas dan prestasi belajar afektif diperoleh dengan teknik non tes menggunakan angket kreativitas dan afektif, dengan memilih salah satu jawaban diantara empat jawaban yang tersedia, yaitu: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju atau selalu, sering, jarang dan tidak pernah. Jawaban yang diberikan akan mendapatkan skor sesuai dengan pernyataan positif dengan bobot sebaliknya bila pernyataan negatif. Sedangkan data hasil belajar psikomotorik diperoleh dengan teknik observasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati, mencatat secara sistematis melalui lembar pengamatan.
54
Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrumen penelitian terbagi menjadi dua yaitu: instrumen pelaksanaan penelitian, dan instrumen pengambilan data. 1.
Instrumen Pelaksanaan Penelitian Instrumen pelaksanaan penelitian dalam penelitian ini berupa silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kegiatan siswa (LKS). Instrumen pelaksanaan penelitian tersebut disusun oleh peneliti dan disesuaikan dengan silabus. Untuk menjamin bahwa instrumen pelaksanaan penelitian valid, maka instrumen dikonsultasikan kepada pembimbing dilakukan uji validitas isi kepada ahli atau pakar. Instrumen pelaksanaan penelitian yeng berupa silabus, instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran, dan instrumen Lembar Kerja Siswa dapat dilihat pada lampiran 1, 2, 3. 2.
Instrumen Pengambilan Data lnstrumen pengambilan data yang meliputi instrumen berbentuk tes
digunakan untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa pada ranah kognitif (Lampiran 8) dan ketrampilan berpikir kritis siswa (6). Instrumen berbentuk angket yaitu angket kreativitas (Lampiran 7) dan angket afektif (Lampiran 9) dan instrumen observasi (Lampiran 10) untuk mengetahui aspek psikomotor siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. F. Uji Coba Instrumen Sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang seakurat mungkin dimana untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan derajat kesukaran pola jawaban dari instrumen tersebut. Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah tes prestasi belajar, angket kemampuan berpikir kritis , angket kreativitas dan hasil belajar afektif. Pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada sekolah yang mempunyai standar yang sama dengan SMK Muhammadiyah Kudus yaitu SMK Wisudha Karya Kudus.
55
1.
Uji Coba Instrumen Tes
a.
Uji Validitas Butir Soal
Validitas adalah pengujian untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas soal adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam soal. Untuk menilai apakah soal tes mempunyai validitas isi tinggi, maka dilakukan validasi oleh ahli (dosen fisika). Dalam hal ini untuk menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pembuat tes telah menunjukkan klasifikasi kisi-kisi yang mewakili isi yang akan diukur. Setelah dinilai oleh validator, selanjutnya untuk menguji konsistensi internal soal (validitas empirik) pada tes prestasi belajar, digunakan rumus korelasi Point Biserial dengan rumus: rpbis =
̅𝑖 − 𝑋 ̅𝑡 𝑝 𝑋 √𝑞 𝑆𝑡
(3.1)
Keterangan: rpbis = koefisien korelasi point biserial ̅ 𝑖 = mean skor dari jawaban benar bagi item yang dicari korelasinya 𝑋 ̅ 𝑡 = mean skor total (skor rata-rata seluruh pengikut tes) 𝑋
𝑆𝑡 = standar deviasi skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar suatu item q = proporsi siswa yang menjawab salah (1-p) Sedangkan untuk menghitung validitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut: 𝑟𝑥𝑦 =
N ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌) √{𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 −(∑ 𝑌)2}
(3.2)
Berdasarkan persamaan 3.2 dapat diberikan keterangan r xy = koefisien antara x dan y; X = nilai masing-masing item; Y = nilai total ; N= jumlah item; dengan taraf signifikansi = 5%. Adapun kriteria yang dijadikan penentu apakah item-item
56
tersebut valid atau tidak menurut Suharsimi Arikunto (2006: 75) diperlihatkan pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal Nilai 0,80 < rxy < 1,00 0,60 < rxy < 0,80 0,40 < rxy < 0,60 0,20 < rxy < 0,40 rxy < 0,20
Kategori sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah sangat rendah
Untuk menghitung validitas butir soal tes prestasi belajar kognitif dilakukan dengan menggunakan software Ms. Exel 2007. Berikut ini hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas butir soal disajikan dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Kognitif dan Berpikir kritis Instrumen
Jumlah Soal
Kriteria
Jumlah
No item tidak valid 7,9,10,16,24,27,33,37,39
Tes Kognitif
40
Valid Tidak Valid
31 9
TesBerpikir Kritis
22
Valid
15
Tidak Valid
7
3,4,10,13,16,18,22
Pada Tabel 3.4 memperlihatkan hasil uji validitas tes prestasi kognitif, dari 40 butir soal terdapat 31 butir soal yang valid dan 9 butir soal yang tidak valid (invalid) yaitu nomer 7,9,10,16,24,27,33,37 dan 39. Kemudian dari 9 soal yang tidak valid tidak dipakai karena semua indikator yang akan diukur dari soal tes prestasi sudah terwakili oleh soal yang valid. Soal valid sebanyak 31 soal yang penulis pakai sebanyak 30 soal, dan soal no 13 tidak dipakai,karena pada katagori soal jelek, sehingga 30 soal yang valid dianggap dapat digunakan untuk mengukur prestasi kognitif siswa pada materi listrik arus searah. Pada uji validitas tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 22 butir soal kategori valid 15 semuanya dipakai, sedangkan 7 butir soal kategori tidak valid semuanya tidak dipakai karena semua indikator telah terwakili oleh soal yang valid
57
b.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah uji yang dipergunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden.Pada penelitian ini untuk menghitung tingkat reliabilitas tes ini digunakan rumus Kuder- Richardson dengan KR-20, yaitu:
2 pi q i n st r1 1 2 n 1 st
…………………………………(3.3)
dengan :
r11 n pi
qi s
= indeks reliabilitas instrumen = banyaknya butir instrumen = proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i = 1- pi
2 t
= variansi total Suatu instrumen dianggap baik atau dapat digunakan dalam kaitannya dengan uji reliabilitas jika indeks reliabilitasnya lebih dari 0,7 atau r11 > 0,7. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai positif maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Tingkat reliabel instrumen diperlihatkan dalam tabel 3.5. Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Butir Soal Batasan Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 sangat rendah 0,20 s/d 0,40 Rendah 0,40 s/d 0,60 Cukup 0,60 s/d 0,80 Tinggi 0.80 s/d 1,00 sangat tinggi Arikunto (2006: 186)
58
Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi kognitif diperlihatkan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Kognitif Instrumen Tes Prestasi Kognitif Tes berpikir kritis
Reliabilitas 0,882 0,74
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi
Pada tabel 3.6 memperlihatkan bahwa pada instrumen tes prestasi kognitif memiliki reliabilitas kriteria sangat tinggi dengan nilai 0,882 untuk semua soal. Berdasarkan hasil uji reliabitas disimpulkan bahwa
instrumen
tes yang
berjumlah 30 soal adalah reliabel sehingga instrumen dapat digunakan untuk mengambil data pada penelitian. Sedangkan pada soal kemampuan berpikir kritis reliabilitas rata-rata 0,74. Berdasarkan kriteria reliabilitas maka tergolong dalam kriteria tinggi a. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Suatu soal yang dapat dijawab oleh siswa pandai maupun tidak pandai, maka soal itu tidak baik, karena tidak mempunyai daya pembeda. Jika semua siswa pandai dan tidak panai tidak dapat menjawab soal dengan benar maka soal tersebut juga tidak baik. Daya pembeda disebut indeks diskriminasi (ID). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
𝐷=
𝐵𝐴 𝐽𝐴
−
𝐵𝐵 𝐽𝐵
= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵
Keterangan: DP = Daya Pembeda JBA= Jumlah jawaban bena r butir soal pada kelompok atas JBB= Jumlah jawaban benar butir soal pada kelompok bawah JSA= Banyaknya siswa pada kelompok atas.
59
Tabel 3.7. Nilai Daya Pembeda Soal Nilai Daya Pembeda (%)
Interpretasi
Negatif – 20
Kurang baik
21 – 40
Cukup
41 – 70
Baik
71 – ke atas
Sangat Baik (Suharsimi Arikunto, 2002:218)
Hasil uji daya beda yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 3.7.Hasil uji daya pembeda setiap butir soal instrumen tes prestasi belajar kognitif diperlihatkan dalam Tabel 3.8. Tabel 3.8. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Prestasi Kognitif Instrumen Tes
Kategori Indeks Daya Beda
Nomor Soal
Kurang baik
7,9,13,16,24,27,33,37,39
9
1,2,5,8,10,11,12,14,15,17,18,19,20,21, 22,23,25,26,28,30
26
Baik
3,4,6,29,32
5
Kurang baik
3,7,13,16,18,19,20
7
15,20,6,10,14,17
6
1,2,4,5,8,9,11,12,21
9
Tes Prestasi Cukup Kognitif
Kemampuan Cukup berpikir kritis Baik
Jumlah
Dari 40 butir soal kognitif yang diujicobakan terdapat 9 soal dengan kriteria daya pembeda kurang baik ,maka untuk keperluan pengambilan data penulis menggunakan sebanyak 30 soal dengan kriteria valid dan daya pembeda cukup dan baik. Untuk soal tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 7 soal dengan daya pembeda kurang baik, 6 soal dengan daya pembeda cukup dan 9 soal dengan dengan daya pembeda baik, maka penulis menggunakan 15 soal dengan kriteria valid dan daya pembeda cukup dan baik. c. Derajat Kesukaran Derajat kesukaran suatu soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran. Indek kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Derajat kesukaran dalam penelitian ini digunakan untuk menguji soal dari pretes
60
dan tes prestasi belajar fisika sehingga soal-soal tersebut secara umum bisa digolongkan apakah soal tersebut termasuk sukar, sedang, atau mudah sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi. Untuk menguji derajat kesukaran tiap-tiap soal digunakan rumus: IK
JB A JB B JSA JSB
(3.5)
Indeks kesukaran (IK) merupakan pembagian dari jumlah soal yang benar dari kelompok atas (JBA) dan Jumlah soal yang benar dari kelompok bawah (JBB) dengan jumlah siswa pada kelompok atas (JSA) dan jumlah siswa pada kelompok bawah (JSB) Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal (indeks kesukaran) besarnya antara 0,00 sampai 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9. Tingkat Kesukaran Soal Nilai Mean / Tingkat Kesukaran Soal skor makmimum < 0,3 Sukar 0.301 - 0.700 Sedang > 0.700 Mudah Hasil uji indeks kesukaran setiap butir soal instrumen tes prestasi belajar kognitif diperlihatkan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10. Hasil Uji Indeks Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Kognitif Instrumen Tes
Kategori Indeks Kesukaran
Nomor Soal
Sukar
4, 6, 14, 17, 22, 30, 31, 34
Tes Prestasi Sedang Kognitif Mudah
5 , 9, 11, 15, 16, 20, 21, 23, 25, 26, 28, 29, 32, 35, 36, 38 1, 2, 3, 7, 8, 10, 12, 13, 18, 19, 24, 27, 33, 37, 39, 40
Jumlah 8 16
16
61
Instrumen Tes
Kategori Indeks Kesukaran
Nomor Soal
Sukar Kemampuan Berpikir Sedang Kritis Mudah
Jumlah
2,12
2
1,5,8,9,10,17,21
7
6,4,11,14,15,20
6
Dari hasil uji coba tes kognitif diperoleh 8 butir soal kategori sukar dan semuanya valid, untuk kategori sedang ada 16 butir soal dan ada 2 butir soal yaitu nomor 9, dan 16 tidak valid sehingga ada 14 butir soal untuk kategori sedang, kemudian untuk kategori mudah ada 16 butir soal dan ada 7 butir soal yaitu nomor 7, 10, 24, 27, 33, 37, 39 tidak valid sehingga ada 9 butir soal kategori mudah, dan menggunakan 8 soal kategori mudah karena soal no 13 termasuk soal yang jelek. Total soal yang digunakan 8 soal sukar, 14 soal sedang dan 8 soal mudah.Dari tes kemampuan berpikir abstrak yang valid terdapat 2 soal kategori sulit, terdapat 7 soal kategori sedang dan tedapat 6 soal kategori mudah. Komposisi soal bisa disimpulkan taraf indeks kesukaran soal untuk tes prestasi kognitif adalah seimbang. 2.
Uji Coba Instrumen Angket Dalam uji pemilihan soal angket untuk mendapatkan soal baik untuk
digunakan dalam penelitian, angket hanya terdapat dua jenis saja, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Sedangkan pada pengujian validitas dan reliabilitas rumus dalam menentukan nilainya sama dengan instrumen tes. Pada uji validitas jenis korelasi dalam uji coba instrumen penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson dan pada uji reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus KR-20. a.
Uji Validitas Instrumen Angket
Untuk menghitung validitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson sebagai berikut:
r xy
N
N N 2
2
2
2
(3.6)
62
Keterangan: X : skor item untuk masing-masing responden. Y : skor total dari keseluruhan item masing-masing responden. rxy:koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan. N : jumlah sampel. Kriteria item: jika rxy ≥ rtabel maka item tersebut valid, jika rxy< rtabel maka item tersebut tidak valid untuk taraf signifikansi 5%. Adapun hasil uji validitas pada Angket kreativitas siswa terlihat pada tabel 3.11. Tabel 3.11. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Kreativitas Instrumen
Angket Kreativitas
Kriteria
Jumlah
No item tidak valid
Valid
30
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 ,20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30
Tidak Valid
0
Pada Tabel 3.11 memperlihatkan hasil uji validitas angket kreativitas siswa, dari 30 butir soal terdapat 30 butir soal yang valid dan tidak ada butir soal yang tidak valid (invalid). Kemudian 30 butir soal yang valid digunakan semua dalam penelitian. Sehingga angket yang digunakan untuk mengukur kreativitas siswa adalah 30 butir soal
Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Afektif Instrumen
Angket Afektif
Kriteria
Jumlah
Valid
33
Tidak Valid
7
No item tidak valid 1, 3, 4, 6, 8, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31,32,33,34,35 5, 9, 10, 15, 22
Dari data pada Tabel 3.12, sebanyak 40 butir soal kategoi valid 33, sedangkan 7 butir soal kategori tidak valid semuanya tidak dipakai.
63
b.
Uji Reliabilitas Instrumen Angket
Untuk menentukan reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus KR-20. Persamaan KR-20 adalah sebagai berikut: 𝑘
r𝑛 = [𝑘−1 ] [1 −
∑ p(1-p)
S𝑥 2
]
(3.7)
Pada persamaan 3.7 r𝑛 merupakan koefisien reliabilitas seluruh pertanyaan yang ada pada soal yang diujikan. Simbol k pada persamaan tersebut adalah jumlah
item
tes.
Simpangan
baku
atau
variansi
skor
disimbolkan
dengan S𝑥 2 . p merupakan proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada satu item, yaitu banyaknya subyek yang mendapat angka 1 dibagi oleh banyaknya seluruh subyek yang menjawab item tersebut. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai positif maka suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel. Hasil uji reliabilitas pada instrumen angket prestasi afektif, kreativitas siswa dan berpikir kritis diperlihatkan pada Tabel 3.13 Tabel 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Instrumen
Reliabilitas
Kriteria
Angket kreativitas siswa
0,927
Sangat Tinggi
Prestasi afektif
0,781
Tinggi
Dari Tabel 3.13 dapat dilihat bahwa instrumen angket kreativitas siswa dan prestasi afektif terlihat bahwa instrumen memiliki reliabilitas dengan kriteria sangat tinggi dengan nilai 0.927 dan 0,781. Berdasarkan hasil uji reliabitas disimpulkan bahwa ketiga instrumen angket adalah reliabel, sehingga dapat digunakan untuk mengambil data pada penelitian. I. Teknik Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi tiga jalan 2x2x2 dengan sel tak sama. Sebelum melakukan uji anava tiga jalan, terlebih dahulu akan dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
64
1.
Uji Prasyarat Analisis
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dihitung menggunakan software PASW versi 18. Adapun prosedur yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal Ha : sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal 2) Menentukan taraf signifikansi (α) Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini, taraf signifikansi (α) yang digunakan adalah 0,05 atau 5% 3) Menetapkan keputusan uji Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria: Ho diterima jika p value (sig.) > 0,05 Ho ditolak jika p value (sig.) < 0,05 b.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Metode Levene test dan F-test. Dalam SPSS versi 18 istilah Homogenitas menggunakan Test of Homogeneity variances. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi yang homogen Ha : sampel tidak berasal dari populasi yang homogen 2) Taraf signifikansi α = 5% 3) Keputusan uji Ho diterima jika p value (sig.) > 0,05 Ho ditolak jika p value (sig.) < 0,05
65
2.
Uji Hipotesis
a.
Analisis Variansi (ANAVA)
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak menggunakan analisis variansi (anava) tiga jalan 2x2x2 dengan desain factorial yang ditunjukkan pada tabel 3.2 dengan asumsi: 1) Populasi-populasi terdistribusi normal 2) Populasi-populasi homogen 3) Sampel dipilih secara acak 4) Variabel terikat berskala pengukuran interval 5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava) dengan General Linier Model (GLM). Statistik uji menggunakan GLM (General Linier Model) yang terdapat dalam program SPSS versi 18. Ketentuan pengambilan kesimpulan yaitu : H0 ditolak ketika P-Value (Sig.) < 0.05 sehingga H1 akan diterima dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05. b.
Uji lanjut Anava atau uji Komparasi Ganda Apabila diperoleh Ho ditolak maka diperlukan uji lanjut Anava. Sebagai
tindak lanjut dari analisis variansi tiga jalan adalah menggunakan uji Mean dan Interaction Plot. Tujuannya untuk mengetahui besarnya pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Selain dengan menggunakan metode Mean dapat juga menggunakan uji Scheffe.
Ketentuan pengambilan kesimpulan, ada pengaruh
yang signifikan jika melewati garis merah. Sedangkan tujuan dari Interaction Plot adalah untuk mengetahui besarnya interaksi terhadap prestasi belajar. Ketentuan pengambilan keputusan ada interaksi jika terjadi perpotongan menggunakan program Excel atau PASW 18.
66
c.
Hipotesis Penelitian
Pada analisis variansi tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang persamaannya adalah: a) H0A: tidak ada pengaruh metode eksperimen dan proyek terhadap prestasi belajar fisika H1A: ada pengaruh metode eksperimen dan proyek terhadap prestasi belajar fisika b) H0B: tidak ada pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika H1B: ada pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar fisika c) H0C: tidak ada pengaruh berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar fisika H1C: ada pengaruh berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar fisika d) H0AB: tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar fisika H1AB: ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar fisika e) H0AC: tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika. H1AC: ada interaksi antara metode pembelajaran dengan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika f)
H0BC: tidak ada interaksi antara kreativitas dengan berpikirkritis terhadap prestasi belajar fisika H1BC: ada interaksi antara kreativitas dengan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika
g) H0ABC: tidak ada interaksi antara metode pembelajaran, kreativitas dan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika H1ABC: ada interaksi antara metode pembelajaran, kreativitas dan berpikir kritis terhadap prestasi belajar fisika