BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di MAN I Surakarta yang beralamat di Jl. Sumpah Pemuda 25 Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari, Surakarta Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan guna memperoleh informasi terkait dengan pembelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI) yang berbasis kurikulum 2013 pada materi Bani Abassiyah kelas XI IPS di MAN I Surakarta. MAN 1 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam yang terakreditasi A dan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki fasilitas yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Selain itu MAN 1 Surakarta memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi lebih dalam menanamkan pemahaman siswa terhadap Sejarah Kebudayaan Islam, khususnya dalam menumbuhkan kesadaran sejarah. 2. Waktu Penelitian Rincian waktu dan jenis kegiatan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Kualitatif 2015
Keterangan/Bulan Sept
Okt
Nov
2016 Des
Penyusunan Proposal Perizinan Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data Penyusunan Laporan Penelitian
37
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
38
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif kualitatif. Hal ini karena prosedur penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Moleong, 2012: 4). Metode penelitian kualitatif ini merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam penelitian ini, peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara komprehensif/holistik, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi karena metode kualitatif tersebut digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2012:9). Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar sajian angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi yang rinci, lengkap, dan mendalam, yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data. Oleh sebab itu penelitian kualitatif secara umum sering disebut sebagai pendekatan kualitatif deskriptif (Sutopo, 2006: 40). Filsafat postpositivisme tersebut sering disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika objek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya,
39
menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna (Sugiyono, 2012: 8). Ditinjau dari aspek yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus. Hal ini karena dalam penelitian kualitatif secara umum bentuk rancangan penelitiannya adalah berupa studi kasus, yang hasilnya selalu terikat dengan kekhususan karakteristik dari konteksnya yang dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dan dijadikan sasaran penelitiannya (Sutopo, 2006: 136). Menurut Sukmadinata (2013: 54), studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan tunggal terpancang. Studi kasus tunggal berarti bahwa dalam penelitian ini telah terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Artinya, penelitian ini hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subjek), yaitu pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berbasis Kurikulum 2013. Sedangkan disebut terpancang (embedded research) karena sasaran dan tujuan serta masalah yang akan diteliti sudah ditetapkan sebelum terjun ke lapangan, yaitu analisis pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berbasis kurikulum 2013 pada meteri Bani Abassiyah (Sutopo, 2006: 139).
C. Data dan Sumber Data Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data (Sugiyono, 2012: 137). Sumber data merupakan sesuatu yang paling penting dalam setiap penelitian, karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau kedalaman informasi yang diperoleh. Data tidak akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data. Betapapun menariknya suatu permasalahan atau topik penelitian, bila sumber datanya tidak tersedia, maka ia tidak akan mempunyai arti karena tidak akan bisa diteliti dan dipahami. Mengenai jenis data yang diperlukan untuk digali dan dikaji, sangat tergantung dari rumusan masalahnya yang sudah harus disadari ke mana arahnya dan beragam informasi tentang apa saja yang benar-benar
40
diperlukan yang bisa digunakan untuk menjawab dan memahami masalah yang telah dirumuskan tersebut. Dengan kata lain, dari pemahaman mengenai masalahnya peneliti akan bisa menentukan jenis data atau informasi yang paling inti dan diperlukan untuk digali (Sutopo, 2006: 56). Menurut Lofland dan Lofland (1984) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut, jenis data dalam penelitian kualitatif merupakan jenis data masa kini yang dibagi ke dalam katakata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik (Moleong, 2012: 157). Sumber data dalam penelitian kualitatif secara menyeluruh dapat berupa manusia dengan tingkah lakunya, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda, beragam gambar dan rekaman, dokumen atau arsip, dan lain-lain. Dalam penelitian ini data diperoleh melalui: 1. Informan atau Narasumber Informan atau narasumber merupakan seseorang yang akan diwawancari guna mendapatkan data (informasi) mengenai pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada materi Bani Abbasiyah. Melalui informan ini akan digali lebih dalam mengenai pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 1 Surakarta yang bukan hanya berlangsung saat sekarang saja tetapi juga pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang telah dilaksanakan sebelum-sebelumnya. Hal ini dilakukan agar pembahasan mengenai pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) semakin mendalam. Para pelaku yang terkait dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berbasis kurikulum 2013 pada materi Bani Abbasiyah kelas XI IPS di MAN I Surakarta tahun ajaran 2015/2016, yaitu guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan siswa kelas XI IPS MAN I Surakarta. 2. Tempat, Peristiwa atau Aktivitas Tempat dan peristiwa/ aktivitas yaitu kegiatan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) berbasis Kurikulum 2013 pada materi Bani Abbasiyah di kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta. Data
41
yang diperoleh dari aktifitas pembelajaran digunakan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang dilihat dari aspek metode pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar, interaksi guru dan siswa, dan sistem evaluasi. 3. Dokumen atau Arsip Dokumen atau arsip dari MAN I Surakarta yang berupa program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku pelajaran, buku-buku pendamping pelajaran yang relevan, soal-soal untuk evaluasi serta dokumen yang mendukung penelitian lainnya. Kesemuanya itu akan digunakan peneliti untuk melihat bagaimana pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang berbasis Kurikulum 2013 pada materi Bani Abbasiyah kelas XI IPS di MAN 1 Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
D. Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan kasus tunggal, maka teknik yang tepat untuk pengambilan sampel adalah teknik sampling/ cuplikan yang bersifat purposive sampling. Sutopo (2006: 63) menjelaskan “teknik sampling/cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan sumber data dalam penelitian yang mengarah pada seleksi. Sampling/cuplikan berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan jumlah serta jenis dari sumber data yang akan digunakan dalam penelitian”. Menurut Sugiyono (2012: 85) “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu untuk memilih orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau yang bisa memudahkan peneliti menjelajahi obyek situasi yang diteliti”. Dalam memilih informan yang dimaksud dalam purposive sampling di atas, akan dipilih informan yang mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam, serta dapat dipercaya sebagai sumber data yang mantap. Dengan kerangka teknik sampling seperti ini, peneliti hanya memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang berbasis kurikulum 2013 yaitu guru mata pelajaran Sejarah
42
Kebudayaan Islam (SKI), wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan siswa kelas XI IPS MAN I Surakarta. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012: 224).
Observasi
Wawancara
Macam F. teknik pengumpulan data
Dokumentasi
Triangulasi
Gambar 3.1 Skema Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
43
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (Moleong, 2012: 186). Wawancara dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk wawancara mendalam (in-depth interviewing). Teknik wawancara ini merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif, terutama pada penelitian lapangan. Wawancara mendalam ini mengarah pada kedalaman informasi serta dilakukan dengan cara yang tidak secara formal terstruktur. Formal berarti informan mengetahui maksud dan tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Sedangkan terstruktur yaitu sebelum pelaksanaan proses wawancara, peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang akan dijawab oleh informan. Hal ini dilakukan guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh, lengkap dan mendalam. Wawancara mendalam ini dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam. Untuk kelengkapan informasi tersebut, wawancara ini bahkan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan kemantapan masalah yang sedang dijelajahi (Sutopo, 2006: 69). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka, wawancara mendalam, dan wawancara terstruktur. Wawancara terbuka karena jawaban dari informan bebas dan tidak dibatasi oleh pewawancara. Wawancara mendalam karena peneliti juga melakukan observasi terutama pada kondisi lingkungan tempat wawancara. Wawancara terstruktur karena dalam melakukan wawancara, peneliti menerapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang diajukan. Informan yang diwawancarai dalam penelitian ini yaitu guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), wakil kepala sekolah bagian kurikulum, dan siswa kelas XI IPS MAN I Surakarta sebagai pendukung dari informasi yang telah diberikan untuk mencari data mengenai perencanaan pembelajaran, situasi dan kondisi pelaksanaan proses pembelajaran, evaluasi,
44
dan faktor pendukung serta penghambat dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) khususnya pada materi Bani Abbasiyah pada kelas XI IPS di MAN 1 Surakarta. 2. Observasi Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda, serta rekaman dan gambar. Pelaksanaan teknik dalam observasi menurut Spradley (1980) dibagi menjadi dua yaitu: a. Observasi tak berperan sama sekali, yaitu kehadiran peneliti sama sekali tidak diketahui oleh subyek yang diamati. b. Observasi berperan, yaitu peneliti mendatangi tempat atau lokasi penelitian dan kehadirannya diketahui oleh yang diamati. Observasi berperan dibedakan lagi menjadi tiga yaitu: 1) Observasi berperan pasif, yaitu peneliti hanya mendatangi lokasi tetapi sama sekali tidak berperan sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif namun hadir dalam konteksnya, 2) Observasi berperan aktif, peneliti mengambil studi di lokasi dan juga mengambil bagian nyata dalam kegiatan yang ditelitinya disamping terlibat dalam percakapan atau menyimak apa yang dibicarakan oleh sasaran pengamatan, 3) Observasi berperan penuh, peneliti memiliki peran penuh, peneliti benar-benar terlibat dalam kegiatan yang ditelitinya (Sutopo, 2002: 75-79). Penelitian ini menggunakan teknik observasi berperan pasif, karena peneliti hanya mendatangi lokasi penelitian tetapi tidak berperan selain sebagai pengamat pasif yaitu menyimak apa yang dibicarakan mengenai sasaran pengamatan, serta mencatat dan mengumpulkan keteranganketerangan yang diperoleh dalam objek penelitian. Peneliti tidak terlibat dalam kegiatan sebenarnya dan berperan pasif yang berarti peneliti hadir dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di dalam kelas tetapi tidak aktif berpartisipasi. Teknik ini dilakukan peneliti untuk mengamati dan menggali informasi mengenai perilaku dan kondisi lingkungan penelitian menurut kondisi yang sebenarnya.
45
3. Analisis Dokumen Dokumen merupakan arsip tertulis sebagai sumber data yang sering memiliki posisi yang penting dalam penelitian kualitatif. Teknik analisis dokumen yang dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan data yang berupa data-data tertulis. Dengan teknik ini, peneliti tidak hanya sekedar mencatat isi penting yang tercatat dalam sumber data tersebut tetapi juga mencatat hal-hal yang tersirat. Oleh karena itu, dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bisa bersikap kritis dan dan teliti. Dokumen yang ditemukan wajib dikaji kebenarannya, baik secara eksternal (kritik eksternal) yang berkaitan dengan keaslian dokumen, dan juga internal (kritik internal) yang berkaitan dengan kebenaran isi dokumen atau pernyataan yang ada, yang biasanya dibandingkan dengan dokumen lain atau jenis sumber data lain yang juga sangat berkaitan dengan pernyataan isi dokumen tersebut mengenai sesuatu yang ingin dipahami, sebagai usaha pengembangan validitas datanya (Sutopo, 2006: 80-81). Peneliti
juga
menggunakan
teknik
dokumentasi
untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data ini dimaksudkan agar penelitian lebih relevan, sebagai pendukung teknik wawancara dan observasi. Data tersebut diperoleh dari tempat penelitian ataupun dari luar tempat penelitian. Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen pribadi, dokumen resmi, referensi-referensi, foto-foto, rekaman suara maupun video. Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari fokus permasalahan penelitian. Dokumen yang dimaksud dalam penelitain ini yang merupakan data yang akan dikumpulkan untuk diteliti adalah silabus, kalender akademik, program tahunan, program semester, RPP, portofolio peserta didik, buku pelajaran, buku-buku pendamping pelajaran yang relevan, soal-soal untuk dievaluasi, foto-foto, dan rekaman maupun video.
46
F. Validasi Data Agar data yang diperoleh dapat diyakini kebenarannya, maka data diuji melalui Trianggulasi. Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan untuk peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangulation), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi teoretis (theoretical triangulation). Pada dasarnya trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola fikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya, untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul, perbedaan dan persamaannya, mengapa terjadi demikian, dan selanjutnya bisa ditarik simpulan yang lebih mantap, lengkap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Dalam penelitian ini hanya akan digunakan 2 macam trianggulasi, yaitu: 1. Trianggulasi Sumber (Data Triangulation) Trianggulasi sumber disebut juga dengan trianggulasi data. Trianggulasi sumber dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber data yang berbeda-beda yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis atau sumber yang berbeda jenisnya. 2. Trianggulasi metode (methodological triangulation) Penelitian ini juga menggunakan trianggulasi metode. Dalam mengumpulkan data yang sejenis peneliti menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, yang mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Data-data yang diambil dari berbagai metode tersebut selanjutnya
47
dianalisis untuk mencari kebenaran dengan mencermati data-data yang sama (Sutopo, 2006: 92-95). G. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal perumusan masalah dilakukan atau sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 244-245). Terdapat tiga komponen utama dalam proses analisis data yang harus benar-benar dipahami yaitu reduksi data, penyajian data/display dan penarikan simpulan/verifikasi. Tiga komponen analisis data tersebut saling berkaitan dan berinteraksi, serta tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pengumpulan datanya (Sutopo, 2006: 113). Pengertian dari ketiga komponen utama analisis data tersebut adalah: 1. Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi dari semua jenis informasi yang tertulis lengkap dalam catatan lapangan (fieldnote). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan prosesnya bisa dinyatakan sudah diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data di lapangan. Artinya, reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan (meski mungkin tidak disadari sepenuhnya), melakukan pemilihan khusus, menyusun pertanyaan penelitian yang menekankan pada fokus tertentu, tentang kerangka kerja konseptual dan bahkan juga waktu menentukan cara pengumpulan data yang akan digunakan karena teknik pengumpulan data tergantung pada jenis data yang akan digali,
48
dan jenis data ini sudah terarah dan ditentukan oleh beragam pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah penelitiannya. Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan isi dari catatan data yang diperoleh di lapangan. Dalam menyusun ringkasan tersebut, peneliti juga membuat coding, memusatkan tema, menentukan batas-batas permasalahan, dan juga menulis memo. Proses reduksi ini berlangsung terus secara berkelanjutan sampai laporan akhir penelitian siap untuk disusun. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dinyatakan bahwa reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga narasi sajian data dan simpulan-simpulan dari unitunit permasalahan yang telah dikaji dalam penelitian dapat dilakukan (Sutopo, 2006: 114). 2. Display/ Penyajian Data Langkah selanjutnya setelah reduksi data yaitu mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data menjadi terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah untuk difahami (Sugiyono, 2012: 249). Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deksripsi dalam bentuk narasi lengkap yang untuk selanjutnya memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini disusun berdasarkan pokok-pokok yang terdapat dalam reduksi data, dan disajikan dengan menggunakan kalimat dan bahasa peneliti yang merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga mudah dipahami. Sajian data merupakan narasi mengenai berbagai hal yang terjadi atau ditemukan di lapangan, sehingga memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada analisis atau pun tindakan lain berdasarkan atas pemahamannya tersebut. Sajian data ini unit-unitnya harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji
49
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci dan mendalam untuk menceriterakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data ini seharusnya
merupakan
narasi
yang
disusun
dengan
pertimbangan
permasalahannya dengan menggunakan logika penelitinya. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar/ skema, jaringan kerja kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung narasinya. Semuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dapat lebih dimengerti dalam bentuknya yang lebih kompak. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya (Sutopo, 2006: 114-115). 3. Mengambil kesimpulan lalu diverifikasi Penarikan kesimpulan dari data yang telah dihasilkan sehingga diperoleh pernyataan mengenai dampak tindakan serta aktivitas perlakuan. Penarikan kesimpulan dilakukan untuk mencari jawaban akhir dari data yang disajikan. Kesimpulan ini mengarah pada pengambilan keputusan dari masalah yang diketahui. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan/ verifikasi merupakan komponen analisis yang memberikan eksplanasi secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan. Simpulan yang diperoleh dari penyajian data bersifat sementara sebab masih terus berkembang sejalan dengan penemuan data baru (Sugiyono, 2012: 252). Skema Pengolahan Data Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.2 Teknik Analisis interaktif menurut Miles dan Huberman
50
H. Prosedur Kegiatan Penelitian 1. Persiapan a. Menyusun proposal b. Mengurus perijinan penelitian c. Menentukan lokasi penelitian 2. Pengumpulan Data a. Mengumpulkan data di lokasi penelitian b. Melakukan review c. Mengatur data dalam kelompok untuk kepentingan analisa 3. Analisis Data a. Melakukan analisis awal b. Menyusun koding dan matriks c. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data d. Merumuskan simpulan akhir 4. Penyusunan Laporan Penelitian a. Penyusunan laporan awal b. Perbaikan laporan