BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri, yang beralamat di Jl. Raya Baturetno Tromol Pos 11, kode pos 57673.
2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap yakni bulan Januari – Februari 2016. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap. Penjelasan tentang alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 7. berikut: Tabel 7. Alokasi waktu penelitian Bulan No
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
Aprilselesai
Persiapan 1
a. Observasi awal b. Pengajuan Judul
2
Penyusunan Proposal
3
Pembuatan Instrumen
4
Analisis Instrumen
5
Pengumpulan Data
6
Pengolahan Data
7
Penyusunan Laporan Materi hidrokarbon sebenarnya adalah materi terakhir yang diberikan
kepada kelas X semester genap. Tetapi dikarenakan waktu yang terbatas yang dimiliki penulis, maka materi hidrokarbon di ajukan jadwalnya pada bulan Februari untuk dilakukan penelitian ini. 42
43
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Yatim Riyanto (1996) dalam Nurul Zuriah (2006:56), penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian ini akan dicari hubungan antara kemampuan memori dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon kelas X MIA 2 dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri. Tabel 8. Tabulasi Data X Y Y
X1
X2
X1X2
X1Y
X2Y
X1X2Y
dimana:
1.
X1
: Kemampuan memori
X2
: Kreativitas
Y
: Prestasi belajar siswa pada materi pokok Hidrokarbon
Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel Bebas Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Kemampuan Memori Pada penelitian ini, instrumen kemampuan memori yang digunakan yaitu dengan metode asosiasi berpasangan.
44
2) Kreativitas Pada penelitian ini instrumen penilaian kreativitas siswa berupa tes kreativitas verbal. b. Variabel Terikat Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri pada materi pokok Hidrokarbon. 2.
Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dilakukan dengan urutan sebagai berikut: a. Memberikan tes kemampuan memori pada siswa untuk mengetahui seberapa besar kemampuan memori masing-masing siswa. b. Memberikan tes kreativitas pada siswa untuk mengetahui seberapa besar kreativitas masing-masing siswa. c. Memberikan tes kognitif pada pokok bahasan Hidrokarbon. d. Mengolah dan menganalisis data penelitian. C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1.
Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas X
semester genap SMA Negeri 1 Baturetno Wonogiri tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari enam kelas dimana rata-rata jumlah siswa tiap kelas adalah 32 siswa. 2.
Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan
sampel
yang
akan
dilakukan
pada
penelitian
ini
menggunakan cluster random sampling. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam populasi yang mendapat peluang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individual tetapi kelas. Jadi, dapat dikatakan bahwa pengambilan sampel dilakukan secara random terhadap kelas. Dari keenam kelas yang ada di SMA Negeri 1 Baturetno terutama kelas X maka akan dilakukan pengambilan secara
45
random dua kelas untuk dijadikan sampel yaitu kelas penelitian I dan kelas penelitian II dengan pertimbangan kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kemampuan yang hampir sama. D. Teknik Pengumpulan Data 1.
Sumber Data Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa kemudian dilakukan pengujian data. Teknik pengumpulan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Metode Tes Metode tes dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengukur kemampuan memori siswa, mengukur kreativitas siswa dan metode tes untuk mendapatkan data prestasi belajar kognitif siswa kelas X SMA Negeri 1 Baturetno pada materi Hidrokarbon. Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung dari siswa dengan menggunakan tes bentuk objektif yang diberikan setelah proses pembelajaran materi Hidrokarbon. Sedangkan tes kemampuan memori diukur dengan menggunakan metode asosiasi berpasangan (Bimo Walgito, 2004: 161-165).
2.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen penilaian aspek kognitif, aspek kemampuan memori, dan aspek kreativitas. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing instrumen penelitian yang digunakan. a. Instrumen Penilaian Kognitif Instrumen yang digunakan dalam penelitian aspek kognitif ini berupa tes objektif tentang materi Hidrokarbon yang terdiri dari 20 butir soal dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Skala penilaian menggunakan skala 100, dimana jumlah jawaban benar dikalikan 5. Sebelum digunakan sebagai
46
instrumen penelitian, perangkat tes ini diujicobakan terlebih dahulu kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi Hidrokarbon untuk mengetahui besarnya validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal, dan daya pembeda. 1) Uji Validitas Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, validitas yang diukur adalah validitas isi. Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). (Anas Sudijono, 2008: 164) Rumus yang dipakai untuk mengetahui validitas isi secara keseluruhan adalah formula Gregory (2007: 121-123). Pada formula ini, diperlukan dua panelis untuk memeriksa kecocokan antara indikator dengan butir-butir instrumen, dalam bentuk menilai relevan atau kurang relevan masing-masing indikator butir bila dicocokkan dengan butir-butirnya. Formula Gregory adalah sebagai berikut: Content Validity (CV) = Keterangan: A
:
Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B
:
Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis I dan relevan menurut panelis II
C
:
Jumlah item yang relevan menurut panelis I dan kurang relevan menurut panelis II
D
:
Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV > 0,700 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil uji validitas isi instrument penilaian kognitif yang dilakukan terangkum dalam Tabel 9.
47
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Penilaian Kognitif Variabel
Jumlah Soal
CV
20
0,950
Soal-soal Hidrokarbon 2.
Kesimpulan Analisis dapat dilanjutkan
Uji Reliabilitas Soal dinyatakan reliable bila memberikan hasil yang relatif sama saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0,7 (Depdiknas, 2009: 15-16). Pengujian reliabilitas hendaknya langsung pada butir-butir item tes yang bersangkutan. Hal ini karena, jika dilakukan pembelahan tes bisa terjadi koefisien reliabilitas tes yang kita peroleh besarnya berbeda-beda. Pengujian reliabilitas tes objektif menggunakan rumus KR20 sebagai berikut: 2 n St pi qi r11 2 n 1 S t
Keterangan : r11
: koefisien reliabilitas tes
n
: banyaknya butir item
1
: bilangan konstan
St2
: varian total
pi
: proporsi peserta yang menjawab benar butir tes yang bersangkutan
qi
: proporsi peserta yang menjawab salah (qi = 1 - pi )
∑piqi : jumlah dari hasi perkalian pi dan qi Suatu instrumen dikatakan reliabel jika indeks reliabelnya > 0,7. (Anas Sudijono, 2008: 252-253) Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif terangkum dalam Tabel 10. berikut:
48
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif Variabel
Jumlah Soal
Reliabilitas
20
0,730
Soal-soal materi Hidrokarbon
Kriteria Analisis dapat dilanjutkan
Dengan nilai reliabiitas > 0,700 maka instrumen penilaian kognitif dapat dilanjutkan untuk diujikan. 3.
Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, berarti semakin mudah soal tersebut. Formula yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:
TK
B JS
Keterangan : TK
: Tingkat kesukaran soal
B
: Jumlah responden yang menjawab benar
JS
: Jumlah seluruh responden yang mengikuti tes
Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut : 0,00 – 0,30
: Soal Sukar
0,31 ─ 0,70
: Soal Sedang
0,71 – 1,00
: Soal Mudah (Depdiknas, 2009: 9)
Hasil uji tingkat kesukaran soal terangkum dalam Tabel 11. Tabel 11. Tingkat Kesukaran Soal Jumlah Soal 20
Taraf Kesukaran Soal Sukar
Sedang
Mudah
-
3
17
49
4.
Uji Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang belum menguasai materi yang ditanyakan. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (DP). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang sudah memahami dan belum memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin baik soal tersebut. Jika daya pembeda negatif berarti lebih banyak kelompok siswa yang belum memahami materi menjawab benar soal tersebut. Untuk mengetahui daya pembeda tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus korelasi poin biserial (rpbis) seperti berikut ini:
rpbis
xb xt p SD q
Keterangan : rpbis : korelasi poin biserial Xb
: rata-rata skor siswa yang menjawab benar
Xt
: rata-rata skor siswa yang menjawab salah
SD
: simpangan baku skor total
p
: proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa
q
: 1-p
Kriteria daya pembeda: 0,0 – 0,2 : Jelek (J) 0,2 – 0,4 : Cukup (C) 0,4 – 0,7 : Baik (B) 0,7 – 1,0 : Baik Sekali (BS) (Anas Sudijono, 2008: 185)
50
Hasil uji daya pembeda soal terangkum dalam Tabel 12. Tabel 12. Rangkuman Daya Pembeda Soal Daya Pembeda Soal
Jumlah Soal
Jelek
Cukup
Baik
Baik Sekali
20
2
10
8
0
Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa terdapat 2 butir soal yang jelek, sehingga soal tersebut perlu direvisi agar instrumen penilaian kognitif dapat dilanjutkan untuk diujikan. b. Instrumen Penilaian Kemampuan Memori Siswa Instrumen kemampuan memori yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode asosiasi berpasangan. Metode asosiasi berpasangan adalah suatu metode dimana subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Instrumen kemampuan memori pada penelitian ini bersumber dari Departemen Psikometri Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada yang mengacu instrumen pada eksperimen Burtt dan Dobell (Bimo Walgito, 2004: 153). Dalam pelaksanaannya siswa diminta untuk mengingat materi selama beberapa saat (berupa kata yang berpasangan dengan kode) kemudian materi ditarik dan siswa diminta untuk mengungkapkan kembali materi yang telah diingat dalam waktu yang telah ditentukan, dengan cara memilih kode yang sesuai dengan pasangannya. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir, dengan teknik penskoran dimana jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0 sehingga skor yang diperoleh siswa adalah jawaban yang benar dikalikan 2. Siswa dengan perolehan skor diatas atau sama dengan skor rata-rata dimasukkan dalam kategori tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan skor dibawah skor rata-rata dimasukkan dalam kategori rendah. Perbedaan kategori ini didasarkan pada skor rata-rata kedua kelas.
51
c. Instrumen Penilaian Kreativitas Menurut Munandar (2004: 13) kreativitas adalah kemampuan: 1) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, 2) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, 3) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Definisi operasional dari kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Dengan kreativitas tinggi, siswa dapat dengan mudah memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran. Instrumen penilaian kreativitas siswa berupa tes kreativitas verbal. Konstruksi tes kreativitas verbal berlandaskan struktur intelek Guilford. Terdiri dari 6 sub tes, jumlah soal 14 butir soal, semuanya mengukur dimensi kontan verbal. Jumlah jawaban siswa terhadap masing-masing butir soal tidak dibatasi. Hal ini dikarenakan semakin banyak siswa menjawab benar maka siswa tersebut dapat dikatakan memiliki kreativitas yang tinggi. Untuk jawaban benar mempunyai skor 1. Jika nilai siswa ≥ nilai rata -rata kelas maka dapat dikatakan kreativitas tinggi, tetapi jika nilai siswa < nilai rata-rata kelas maka dapat dikatakan kreativitas rendah. E. Teknis Analisis Data 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas sampel dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya
sampel. Pengujian diadakan dengan maksud untuk melihat
52
normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Metode ini digunakan apabila sampel diambil secara random dan data berskala interval atau rasio, dengan prosedur: 1) Prosedur Penentuan Hipotesis: H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik Uji
D Sup Fn ( x) F0 ( x) x
Dimana
Fn (x) adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif) berdasarkan data sampel
F0 ( x) adalah nilai peluang kumulatif (fungsi distribusi kumulatif ) dibawah Ho P(Z
4) Daerah kritik DK = {D | D > Dα,n) 5) Keputusan uji H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05 Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05 Bila
menggunakan
SPSS
18,
maka
langkah-langkah
uji
normalitasnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Descriptive Statistics → Explore Setelah itu akan terbuka kotak dialog Explore. Pindahkan semua variabel yang akan diuji ke kotak Dependent List. 2) Pada Display klik Plots, selanjutnya akan terbuka kotak dialog Explore: Plots. Pilih Normality plots with test. 3) Klik Continue, lalu klik OK. 4) Bila hasil Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
53
b. Uji Independensi Uji Independensi antar variabel bebas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan atau tidak ada multikolinearitas dalam residu (Budiyono, 2009: 277). Dampak yang diakibatkan dengan adanya multikolinearitas antara lain:
Nilai standard error untuk masing- masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t hitung menjadi rendah.
Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variabel independen.
Pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi. (Priyatno, 2009: 60) Pengujian indepedensi menggunakan rumus korelasi product
momen Karl Pearson. 1) Hipotesis H0 = Xi dan Yj independen, i ≠ j, i = 1, 2 dan j = 1, 2 H1 = Xi dan Yj dependen, i = j, i = 1, 2 dan j = 1, 2 2) Taraf signifikansi: α = 0.05 3) Statistik Uji
Keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara X dan Y
N
= jumlah responden penelitian
X
= Jumlah skor variasbel bebas X
Y
= Jumlah skor variabel bebas Y
4) Daerah Kritik DK = {rxy | rxy > rtabel) 5) Keputusan uji H0 ditolak jika rxy ϵ DK
54
Untuk uji independensi menggunakan SPSS 18, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables. 2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson. 3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed. 4) Klik OK. 5) Bila nilai Signifikansi > 0,05 maka variabel tersebut saling independen. c. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas
adalah
keadaan
dimana
terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas karena akan menyebabkan estimator tidak efisien dan nilai koefisien determinasi menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas adalah dengan uji metode grafik. Jika titik - titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas (Priyatno, 2009: 60). Selain dengan grafik adanya heterokedastisitas dapat diketahui juga dengan menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut: 1) Hipotesis H0: X2 tidak mempengaruhi |e| H1: X2 mempengaruhi |e| 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik yang digunakan |e| = b1 + b2X2 + v Dimana, |e| : Nilai absolut dari regresi yang dihasilkan model X2 : Variabel penjelas
55
4) Keputusan Uji H0 ditolak dan H1 diterima bila Sig < 0.05 Atau H0 diterima dan H1 ditolak bila Sig > 0.05 Bila variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual
maka
dapat
dipastikan
model
ini
memiliki
masalah
heterokedastisitas. Langkah uji heterokedastisitas dengan SPSS 18 adalah sebagai berikut: 1) Mencari understandardized residual dengan cara klik Analyze → Regression → Linear setelah itu akan terbuka kotak dialog Linear Regression. Pindahkan variabel Prestasi (Y) ke kotak Dependent, kemudian pindahkan semua variabel bebas (kemampuan memori dan kreativitas) ke dalam kotak Independent. 2) Klik Save pada display Linear Regression setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regression: Save pada Residuals pilih Unstandardized klik Continue lalu OK. 3) Selanjutnya pilih Transform → Compute Variable, setelah itu akan terbuka kotak dialog Compute Variable, selanjutnya pada Target Variable ketikkan Abresid, pada Function group pilih All dan pada Functions and Special Variables pilih Abs. Kemudian masukkan Unstandardized Residual (RES_1) ke Numeric Expression → OK. 4) Kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dengan cara Analyze → Regression → Linear, akan setelah itu akan terbuka kotak dialog Linear Regression. Pindahkan variabel Abresid ke kotak Dependent, kemudian pindahkan semua variabel bebas (kemampuan memori dan kreativitas) ke dalam kotak Independent → OK. 5) Bila hasil Signifikansi dari setiap variabel > 0,05, maka disimpulkan tidak ada masalah heterokedastisitas. d. Uji Linearitas Regresi Persyaratan
selanjutnya
mengharuskan
adanya
hubungan
fungsional antara variabel X dan Y yang linear, serta regresi dan koefisien
56
regresinya berarti. Untuk menguji linearitas kemampuan memori dengan prestasi belajar kimia maupun kreativitas dengan prestasi belajar kimia digunakan rumus sebagai berikut: 1) Hipotesis H0: Hubungan antara X dan Y linear H1: Hubungan antara X dan Y tidak linear 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik yang digunakan
Keterangan:
=
RKR
= Rata-rata Kuadrat Regresi
RKE
= Rata-rata Kuadrat Error
4) Daerah kritik (DK) = { F | Fobs ˂ Fα; k-2, n-k} 5) Keputusan uji H0 diterima jika Fobs ϵ DK 6) Kesimpulan Hubungan antara X dan Y linear bila H0 diterima Hubungan antara X dan Y tidak linear bila H0 ditolak Bila uji linearitas regresi dilakukan dengan SPSS 18, maka langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Compare Means → Means. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Means, kemudian masukkan variabel prestasi (Y) ke kotak Dependent dan semua variabel bebas ke kotak Independent. Lalu klik Options dan pilih Test of Linearity → Continue → OK. 2) Bila Signifikansi pada Deviation of Linearity > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara X dan Y linear. 2. Uji Hipotesis Setelah uji prasyarat dilakukan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis yaitu yang meliputi analisis korelasi linear dan analisis korelasi ganda.
57
a. Analisis Korelasi Linear Koefisien korelasi linear Kekuatan relasi antara X dan Y dinyatakan dengan koefisien korelasi linear. Adapun rumus untuk menghitung koefisien korelasi linear dengan menggunakan formula koefisien momen produk Karl Pearson sebagai berikut:
Keterangan: rxy = koefisien korelasi X = X1 = X2 = variabel bebas Y = variabel terikat N = jumlah siswa Dari harga rxy dapat diketahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang ada,yaitu:
rxy < 0 berarti ada hubungan negatif yaitu bila nilai variabel bebas meningkat maka nilai variabel terikat menurun atau sebaliknya
rxy = 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan terikat
rxy > 0 berarti ada hubungan positif yaitu bila vaitu bila nilai variabel bebas meningkat maka nilai variabel terikat juga meningkat.
Dari nilai rxy positif dapat diinterpretasikan pada tabel 13 berikut: Tabel 13. Harga rxy Besarnya nilai r 1,00
Interpretasi Korelasi sempurna
0,75 ≤ r < 0,99
Korelasi sangat kuat
0,50 ≤ r < 0,75
Korelasi kuat
0,25 ≤ r < 0,50
Korelasi cukup
0,00 < r < 0,25
Korelasi Rendah
0,00
Tak berkorelasi (Sarwono, 2010: 119)
58
Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Linear 1) Hipotesis H0 : ρ ≤ 0 (tidak berarti) H0 : ρ > 0 (berarti) 2) Taraf signifikansi (α) = 0.05 3) Statistik uji
4) Daerah kritik
,
=
√ −2
1−
DK = { t | t > tα, n-2} 5) Keputusan uji H0 ditolak jika t ϵ DK (Budiyono, 2009: 272) Untuk uji korelasi linear menggunakan SPSS 18, langkahlangkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik Analyze → Correlate → Bivariate Setelah itu akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Pindahkan semua variabel yang akan diuji ke kotak Variables. 2) Pada Correlation Coefficients pilih Pearson. 3) Pada Test of Significance pilih Two-tailed. 4) Klik OK. 5) Bila nilai Signifikansi < 0,05 maka korelasi antar variabel tersebut signifikan. b. Analisis Korelasi Linear Ganda Koefisien korelasi linear ganda Koefisien korelasi Y pada X1, X2, disajikan dengan R y12 sebagai berikut: .
=
.
59
Dengan .
=
+
=
−
=
−
(∑
(∑ )
)(∑ )
(Djarwanto dan Pangestu Subagyo, 1985: 350)
Uji signifikansi koefisien korelasi linear ganda 1) Hipotesis H0: Hubungan Linear ganda antara X1, X2, dan Y tidak berarti (tidak signifikan) H1: hubungan linear ganda antara X1, X2, dan Y berarti (signifikan) 2) Statistik yang digunakan =
(1 −
3) Taraf signifikansi (α) = 0.05
/ )/ (n – k – 1)
4) Daerah kritik (DK) = { F | F ˂ Fα; k, n-k-1} 5) Keputusan uji H0 diterima jika F0 ≤ F tabel H0 ditolak jika F0 > F tabel 6) Kesimpulan
Hubungan Linear ganda antara X1, X2, dan Y tidak berarti/tidak signifikan bila H0 diterima. Hubungan Linear ganda antara X1, X2, dan Y berarti/signifikan bila H0 ditolak Untuk uji korelasi ganda menggunakan SPSS 18, maka digunakan analisis regresi linear ganda dengan langkah-langkah sebagai berikut 1) Klik Analyze → Regression → Linear, setelah itu akan muncul kotak dialog Linear Regrssion, kemudian pindahkan variabel prestasi (Y) ke kotak Dependent, kemudian masukkan semua variabel bebas ke kotak Independent.
60
2) Klik tombol Statistics, selanjutnya akan muncul kotak dialog Linear Regression Statistics. Pilih
Estimates, Model
fit, Collinearity
diagnostics untuk menguji multikolinearitas/ indepedensi → Continue. 3) Untuk uji heterokedastisitas dengan plot maka klik Plots, selanjutnya kotak dialog Linear Regression: Plots akan terbuka, masukkan *ZRESID (Standardized Residual) ke kotak Y, dan *ZPRED (Standardized Predicted Value) ke kotak X. Selanjutnya pilih Normal probability plot untuk uji normalitas → Continue → OK. 3. Persamaan Regresi Setelah diketahui bahwa ada korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas, kemudian dapat dicari fungsi linearnya dengan bentuk persamaan sebagai berikut: =
Y
+
+
= Nilai variabel terikat (prestasi siswa pada materi Hidrokarbon)
bo, b1, b2
= Konstanta
X1
= Kemampuan memori
X2
= Kreativitas
Nilai konstanta b0 dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: =
∑
∑
∑
− ∑ − (∑ )
Sedangkan untuk b1, b2, dapat dhitung dengan rumus: =
∑ ∑ − ∑ ∑ − (∑ )
Untuk analisis persamaan regresi dengan SPSS 18, langkahnya sama dengan uji korelasi linear ganda, karena output dari uji tersebut sudah memuat koefisien dari setiap variabel. 4. Sumbangan Prediktor Ada dua jenis sumbangan prediktor, yaitu sumbangan efektif dan sumbangan relatif. Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama
61
dengan koefisien determinasi, sedangkan jumlah sumbangan relatif untuk semua variabel bebasnya sama dengan 1 (100%) (Budiyono, 2009: 293). Koefisien determinasi Koefisien determinasi linear ganda antara X dan Y didefinisikan sebagai berikut:
dimana =
=
=
.
−
−
(∑
(∑ )
+
)(∑ )
Dari definisi tersebut, maka sumbangan efektif didefinisikan sebagai berikut: =
100%
=
100%
Adapun sumbangan relatif didefinisikan:
Dengan i= 1, 2 dan r2 = r2y.12