BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kepariwisataan Pengembangan sektor pariwisata ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan serta dapat memberikan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dengan mengembangkan sektor pariwisata ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pemerintah terutama dari segi pembiayaan pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah. Selanjutnya menurut Guyer Freuler dalam Yoeti (1996) merumuskan pengertian pariwisata dengan memberikan batasan yakni “Pariwisata dalam artian modern adalah merupakan fenomena dari zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai
hasil
daripada
perkembangan
perniagaan,
perdagangan
serta
penyempurnaan dari pada alat-alat pengangkutan”. Keberhasilan pengembangan pariwisata ditentukan oleh 3 faktor, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yoeti (1996), sebagai berikut : 1.
Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
2.
Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana, sehingga memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan wisata.
9
Universitas Sumatera Utara
3.
Terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran kepariwisataan yang dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat. Demand pariwisata sangat berkaitan dengan pengguna atau konsumen
(wisatawan). Wisatawan diistilahkan sebagai pasar, karena wisatawan merupakan target atau sasaran yang hendak dituju dalam suatu penawaran pariwisata. Sehingga faktor permintaan yang datang dari para wisatawan tersebut sangat berpengaruh pada perkembangan pariwisata. 2.1.1. Kawasan Wisata Bahari Kawasan diartikan sebagai suatu wilayah yang mempunyai fungsi atau aspek fungsional tertentu. Dengan menerapkan pendekatan pembangunan kawasan diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan responsive secara fungsional sehingga manfaat pembangunan yang akan dikembangkan itu memiliki sektor atau usaha yang potensial dan strategis untuk menunjang pembangunan. Kawasan yang dimaksud menurut Adisasmita (2005) disebut kawasan andalan dan sektornya adalah sektor unggulan. Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang yang sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima faktor batasan yang mendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata yaitu : 1.
lingkungan; ekowisata bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang belum tercemar.
2.
masyarakat; ekowisata bermanfaat ekologi, sosial dan ekonomi pada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3.
Pendidikan dan pengalaman; ecotourism harus dapat meningkatkan pemahaman akan lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimiliki.
4.
berkelanjutan; ecotourism dapat memberikan sumbangan positif bagi keberlanjutan ekologi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
5.
manajemen;
ecotourism harus
dikelola
secara
baik
dan
menjamin
sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sekarang maupun generasi mendatang. 2.1.2 Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Tujuan pengembangan pariwisata menurut Soekadijo (1996) diantaranya adalah untuk mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi, yaitu antara lain : 1. Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan, perkembangan serta perbaikan fasilitas pariwisata. 2. Mengubah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata. Misalnya, usaha transportasi, akomodasi (hotel, motel, pondok wisata, perkemahan, dan lain-lain) yang memerlukan perluasan beberapa industri kecil seperti kerajinan tangan. 3. Memperluas pasar barang-barang lokal. 4. Memberi dampak positif pada tenaga kerja, karena pariwisata dapat memperluas lapangan kerja baru (tugas baru di hotel atau tempat penginapan, usaha perjalanan, industri kerajinan tangan dan cendera mata, serta tempattempat penjualan lainnya).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Marpaung (2002) perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Pariwisata dapat
memberikan
kehidupan
yang
standar
kepada
warga
setempat
melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata. Dalam perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Hal tersebut dilakukan melalui pemeliharaan kebudayaan, sejarah dan taraf perkembangan ekonomi dan suatu tempat tujuan wisata yang masuk dalam pendapatan untuk wisatawan akibatnya akan menjadikan pengalaman yang unik dari tempat wisata. Pada waktu yang sama, ada nilai-nilai yang membawa serta dalam perkembangan kepariwisataan. Sesuai dengan panduan, maka perkembangan pariwisata dapat memperbesar keuntungan sambil memperkecil masalah-masalah yang ada. 2.1.2.1 Pengembangan Obyek Wisata Pengertian obyek wisata adalah sumber daya alam , buatan dan budaya yang berpotensi dan berdaya tarik bagi yang pada umumnya daya tarik wisata menurut Suwontoro (2001) dipengaruhi oleh : 1.
Adanya sumber / obyek yang dapat menimbulkan rasa senang, nyaman, dan bersih.
2.
Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjungi.
3.
Adanya arti khusus yang bersifat langka.
4.
Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.
Universitas Sumatera Utara
5.
Obyek wisata alam mempunyai daya tarik yang tinggi karena keindahannya, seperti keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya. Menurut Mariotto dalam Yoeti
(1996)
yang merupakan objek dan
atraksi wisata adalah : 1. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang istilah pariwisata disebut dengan natural amenities 2. Hasil cipta manusia (man made supply) 3. Tata cara hidup (the way of life) Tersedianya objek wisata dan daya tarik wisata merupakan salah satu syarat yang harus tersedia dalam pengembangan pariwisata. Karena objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung. Jadi, dalam pengembangan potensi pariwisata di Kecamatan Pantai Cermin harus memperhatikan potensi objek wisata yang ada serta daya tarik wisata yang tersedia. 2.1.2.2 Pengembangan Prasarana dan Sarana wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan pendukung yang diperlukan untuk melayani wisatawan dalam menikmati kunjungan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata adalah hotel,
biro
perjalanan, alat transportasi, rumah makan dan sebagainya. Tentu saja semakin lengkap sarana wisata/ fasilitas yang dapat diberikan oleh daerah tujuan wisata akan meningkatkan daya tarik obyek wisata
Universitas Sumatera Utara
Prasarana adalah kelengkapan awal sebelum (pra) sarana wisata dapat disediakan atau dikembangkan . Oleh karena itu prasarana wisata dapat dikatakan sebagai sumber daya alam dan buatan yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya menuju daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. Dalam pembangunan prasarana pariwisata pemerintah diharapkan lebih dominan karena pemerintah daerah dapat mengambil manfaat ganda dari pembangunan tersebut, seperti meningkatkan arus informasi, arus lalu lintas, ekonomi dan mobilitas penduduk yang tentu saja dapat meningkatkan kesempatan berusaha bagi masyarakat di daerah tersebut. Pengembangan sarana dan prasarana juga sangat penting karena dengan berkembangnya sarana dan prasarana maka kenyamanan para wisatawan dapat terjamin.
Menurut
Yoeti
(1996)
yang
termasuk
kelompok
prasarana
kepariwisataan adalah : 1. Prasarana perhubungan seperti jaringan jalan raya dan kereta api. 2. Instalansi pembangkit tenaga listrik. 3. Instalansi penyulingan bahan bakar minyak. 4. Sistem irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan, perkebunan. 5. Sistem perbankkan dan moneter. 6. Sistem telekomunikasi. 7. Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan sarana kepariwisataan adalah : 1.
Sarana pokok kepariwisataan Yang dimaksud sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat bergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata.
2. Sarana pelengkap kepariwisataan Yang dimaksud dengan sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaanperusahaan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata. 3. Sarana penunjang kepariwisataan Yang dimaksud dengan sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok dan berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting agar wisatawan lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uang ditempat yang dikunjungi. 2.1.2.3. Pengembangan Pasar dan Promosi Wisata Pemasaran adalah seluruh kegiatan untuk mempertemukan permintaan dan penawaran, sehingga pembeli mendapat kepuasan dan penjual mendapat keuntungan maksimal dengan resiko serendah-rendahnya (James.J.Spillane dalam Ediwarsyah 1987). Lebih lanjut Winardi dalam Ediwarsyah (1987) mengatakan bahwa pemasaran adalah aktifitas dunia usaha yang berhubungan dengan arus
Universitas Sumatera Utara
benda-benda serta jasa-jasa dari produksi sampai konsumsi dimana termasuk tindakan
membeli,
menjual,
menyelengarakan
reklame,
menstandarisasi,
pemisahan menurut nilai, mengangkut, menyimpan benda-benda, serta informasi pasar. Berdasarkan keterangan di atas dapat di ambil kesimpulan pemasaran adalah suatu kegiatan usaha perdagangan baik dalam bentuk barang-barang atau jasa, yang dilakukan oleh Si penjual kepada Si pembeli, didalamnya termasuk tindakan memperkenalkan barang-barang dan jasa, menjual, membeli, menstandarisasi dengan tujuan untuk memberi kepuasan antara Si penjual kepada Si pembeli dengan melalui proses pertukaran. Berdasarkan keterangan di atas di ambil kesimpulan bahwa dalam kegiatan pemasaran maka akan ada kegiatan promosi, karena promosi ini sangat diperlukan untuk mempertemukan antara produsen dengan konsumen, memperkenalkan jenis dan mutu barang dan jasa yang dihasilkan sehingga antara Si pembeli dan Si penjual mendapat kepuasan. Promosi adalah usaha untuk memajukan sesuatu, kerap kali istilah promosi dihubungkan dengan misalnya kepariwisataan, perniagaan yang berarti usaha untuk memajukan kedua bidang tersebut. Karena tujuan promosi menurut Mahyar (2010) adalah : 1. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada pihak luar. 2. Untuk meningkatkan penjualan 3. Sebagai sarana untuk memberitahukan kepada pihak luar tentang kehebatan perusahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Ingin mengetengahkan segi kelebihan perusahan atau produk atau jasa terhadap saingan. Bila dikaitkan dengan kepariwisataan, maka yang menjadi sasaran promosinya adalah obyek pariwisata, yaitu dengan cara memaparkan keadaan daya tarik dari wisata tersebut, sarana dan prasarana yang telah tersedia di obyek pariwisata, sehingga menimbulkan keinginan orang untuk berkunjung di obyek pariwisata tersebut. Berdasarkan gambaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan promosi obyek pariwisata adalah : 1. Agar masyarakat mengetahui bahwa ada obyek paiwisata yang baik untuk di kunjungi. 2. Untuk meningkatkan jumlah arus kunjungan wisatawan. 3. Untuk menunjukkan pada wisatawan tentang keadan obyek wisata yang mempunyai sifat spesifik dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan obyek pariwisata lainnya. 4. Untuk meningkatkan sumber pendapatan masyarakat terutama yang ada di lingkungan obyek pariwisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar pariwisata adalah sebagai berikut: 1. Adanya peningkatan pendapatan perkapita yang mempengaruhi daya beli ke tataran yang lebih tinggi yang mendorong seseorang untuk berwisata. 2. Adanya motivasi untuk mendapatkan suasana baru, terlepas dari kegiatan atau suasana sehari-hari serta pemanfaatan waktu luang.
Universitas Sumatera Utara
3. Ketersediaan sarana prasarana transportasi yang menunjang mobilitas seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. 4. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi yang memotivasi seseorang untuk mendapatkan pengalaman baru. 2.2. Kesejahteraan Masyarakat Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan dewasa ini seringkali dilihat dari pencapaian kualitas Sumber Daya Manusianya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di wilayahnya, baik dari aspek fisik (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek kesejahteraan ekonomi (berdaya beli), serta aspek moralitas (iman dan ketaqwaan) sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat. Berbagai jenis indikator yang digunakan untuk mengetahui Kesejahteraan Masyarakat adalah 1. Indikator Pembangunan Manusia (IPM) 2. Indikator Kemiskinan 3. Indikator GINI 4. Indikator Mutu Hidup 5. Kerentanan Sosial Dalam penelitian ini, untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat melalui Indikator Pembangunan Manusia (IPM) karena keterbatasan waktu dan
Universitas Sumatera Utara
biaya serta indikator IPM dapat mengukur kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. United Nations Development Programme (UNDP) dalam model pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan laporan tahunan perkembangan pembangunan manusia untuk negara-negara di dunia. Salah satu alat ukur untuk melihat aspek-aspek yang relevan dengan pembangunan manusian adalah melaui Human Development Index (HDI) yang dikenal dengan istilah IPM ( Indeks Pembangunan Manusia). IPM ini terdiri dari 3 (tiga) komponen pembangunan manusia yang dianggap mendasar: 1.
Standar hidup layak (decent living di ukur dengan rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan” (adjusted real percapita expenditure).
2.
hidup (longevity) diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir Usia (schooling).
3.
Pengetahuan (knowledge) diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf (literacy rate) penduduk 15 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah.
2.2.1. Pendapatan Masyarakat Setiap manusia tidak luput dari tuntutannya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tingkat kebutuhan hidup manusia berbeda-beda tergantung pada tersedianya jumlah barang dan jasa yang di peroleh, sedangkan untuk memperoleh barang dan jasa itu ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh (Djoyodikusuma dalam Ediwarsyah 1987) yakni : tingkat hidup ditentukan oleh jumlah dan mutu barang dan jasa yang di pakai, jika
Universitas Sumatera Utara
seseorang atau sesuatu bangsa dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan memuaskan karena ada tersedia cukup banyak barang dan jasa maka tingkat hidupnya adalah tinggi, dan sebaliknya jika barang dan jasa sangat terbatas jumlahnya maka tingkat hidupnya rendah, jumlah barang dan jasa yang mempengaruhi hidup itu adalah pendapatan. Menurut Mahyar (2010) pengertian pendapatan itu mempunyai aneka ragam, hal ini tergantung orientasi dari permasalahan yang dihadapi, seperti : 1. Bila di tinjau dari beban biaya yang dikeluarkan dari hasil pendapatan yang di terima, maka pengertian pendapatan itu dapat dibagi atas : a. Pendapatan dalam arti revenue, yaitu pendapatan yang belum dikurangi biaya - biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. b. Pendapatan dalam arti income adalah pendapatan yang sudah dikurangi dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan itu. Pengertian income itu sendiri di bagi atas dua bagian, yaitu income sebelum di potong pajak dan income sesudah dipotong pajak. 2. Bila di tinjau dari cara memperolehnya, maka pengertian pendapatan itu dapat di bagi atas dua bagian, yaitu : a.
Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan modal.
b. Pendapatan yang di peroleh dengan mempergunakan jasa-jasa.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2. Kesehatan Masyarakat Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mepunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup askpek jasmani dan kejiwaannya di samping spritual, kepribadian dan kejuangan. Untuk itu, pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Status kesehatan penduduk biasanya dinilai dengan menggunakan berbagai indikator kesehatan, yang secara garis besar dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, berisikan indikator yang menghitung jumlah kematian yang terjadi selama periode tertentu. Contohnya adalah angka kematian kasar (Crude Death Rate-CDR) dan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate-IMR). Kelompok penduduk yang mempunyai angka CDR dan IMR yang rendah dikatakan mempunyai status kesehatan yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok penduduk yang angka CDR dan IMR nya tinggi. Kelompok
kedua,
berisikan
berbagai
indikator
kesehatan
yang
memperlihatkan jumlah orang yang menderita kecacatan akibat penyakit tertentu. Contohnya adalah jumlah penderita AIDS, Tuberkulosis (TB), Polio dan sakit mental. Sama dengan kelompok pertama, kelompok penduduk yang mempunyai jumlah penderita AIDS atau TB lebih sedikit dikatakan lebih sehat jika
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan dengan kelompok penduduk yang jumlah penderita penyakit tersebut lebih banyak. World Health Organization (WHO) menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada 4 hal sebagai berikut: 1. melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang, 2. mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan aerobik, ketahanan, kekuatan dan kelenturan sesuai dengan umur. 3. penilaian atas kesehatan sendiri, 4. Indeks Massa Tubuh (BMI): B.kg / (T.m) 2.2.3. Pendidikan Masyarakat Pengembangan Sumber Daya Manusia masyarakat merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan agar pengetahuan (knowledge), kemampuan (ability) dan keterampilan (skill) mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan. Dengan pengembangan ini diharapkan dapat memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi khususnya dibidang kepariwisataan. Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan seperti sekolah dan pendidikan dan pelatihan masyarakat perlu dilakukan untuk menciptakan daya saing khususnya di daerah tujuan wisata agar dapat memanfaatkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan yang utama. Kualitas sarana dan prasarana sosial tersebut perlu dibangun lebih baik, , sehingga masyarakat termotivasi untuk bersekolah dan menambah pengetahuan masyarakat khususnya dibidang pariwisata. Pemerintah pusat dan daerah menjadikan skala prioritas untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan secara kuantitas dan kualitas pembangunan sarana dan prasarana sosial tersebut. Termasuk sarana dan prasarana olah raga agar masyarakat tetap sehat dan mampu mengukir prestasi dari ditingkat daerah, nasional maupun internasional. Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kemampuan (perilaku) ke arah yang diinginkan. Pendidikan (formal) sebagai bagian dari diklat mempunyai peranan dalam sumber daya manusia (tenaga) sehingga tenaga tersebut mampu melakukan tugas yang dibebankan oleh organisasi atau instansi dalam hal ini yang bergerak dibidang industri pariwisata. Sementara pelatihan adalah merupakan bagian dari suatu pedidikan formal yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan kerja seseorang atau sekelompok orang. Menurut Adisasmita (2008), yang perlu diperhatikan dalam pendidikan dan pelatihan adalah : 1. Standar pendidikan 2. Penyelenggaraan pendidikan 3. standar Pelatihan 4. pendirian institusi pendidikan 2.3. Penelitian Sebelumnya Ediwarsyah (1987), melakukan penelitian yang berjudul “Pegaruh Pengembangan
Obyek
Pariwisata
Terhadap
Pendapatan
Masyarakat
di
Lingkungan Obyek Pariwisata (Suatu Penelitian di Kelurahan Kecamatan Girsang Sipanganbolon Kabupaten Dati II Simalungun)”. Dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan bahwa pengembangan pariwisata mempunyai pengaruh terhadap pendapatan masyarakat di lingkungan obyek pariwisata. Angela (2004), melakukan penelitian berjudul “Strategi Pengembangan Pariwisata dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Karo”. Mengemukakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Karo signifikan di pengaruhi oleh sarana dan fasilitas di lokal obyek pariwsata, sarana komunikasi dan trasnportasi, dan harga jual produk di lokasi obyek pariwisata. Jumlah kunjungan wisatawan pada gilirannya berperan signifikan dalam upaya peningkatan PAD Kabupaten Karo. Sutan (2007),
melakukan penelitian yang berjudul “Partisipasi
Masyarakat Terhadap Pengembangan Potensi Wisata Bahari Kawasan Obyek Pariwisata Pantai Cermin”. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa wisata bahari Pantai Cermin merupakan aset yang luar biasa terhadap pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai, dengn adanya pastisipasi dari masyarakat memiliki pengaruh positif karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Henry (2008), melakukan penelitian yang berjudul “Dampak Lokasi Wisata Theme Park Terhadap Pendapatan Masyarakat dan Pengembangan Wilayah Kecamatan Pantai Cermin. Dalam penelitian ini menunjukkan setelah adanya wisata Theme Park masyarakat masih belum merasakan secara signifikan dengan indikasi masyarakat setempat masih kesulitan mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari. Namun dari segi pengembangan wilayah dengan adanya wisata Theme Park berdampak positif dengan indikasi masyarakat setempat
Universitas Sumatera Utara
banyak yang bekerja di lokasi wisata Theme Park, masyarakat setempat khususnya ibu-ibu banyak yang berdagang di lokasi wisata Theme Park. Mahyar (2010), melakukan penelitian berjudul “Peranan Objek Wisata Pantai Cermin dalam Pengembangan Ekonomi Lokal”. Dalam penelitian ini menunjukan
bahwa obyek wisata Pantai Cermin belum memiliki peran yang
cukup dalam pengembangan ekonomi lokal masyarakat setempat, karena dengan adanya obyek wisata pantai cermin belum terlalu signifikan peningkatan pendapatan masyarakat, lapangan kerja belum terbuka terlalu lebar dan perkembangan aktifitas ekonomi masyarakat belum begitu berkembang. 2.4. Kerangka Pemikiran Dalam Gambar 2.1, dikemukan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini adalah kriteria pengembangan wisata dengan indikator objek wisata, prasrana dan sarana wisata, serta pasar dan promosi. Sedangkan variabel terikatnya adalah Kriteria kesejahteraan masyarakat dengan indikatornya adalah pendapatan masyarakat, kesehatan masyarakat dan pendidikan masyarakat. Perencanaan strategi didapat melalui mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal dari variabel pengembangan kawasan wisata dan variabel kesejahteraan masyarakat. Dengan analisis SWOT dihasilkan matriks untuk menentukan strategi pengembangan kawasan wisata.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria Kesejahteraan masyarakat : Pendapatan masyarakat Kesehatan masyarakat Pendidikan masyarakat
Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata : Objek Wisata Sarana dan Prasarana wisata Pasar dan Promosi wisata
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Pengembangan [ Wilayah
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Universitas Sumatera Utara