BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diketahui dan memberikan informasi tentang pendekatan penelitian. Tinjauan pustaka adalah kegiatan peneliti, dimana peneliti mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya (Hasan, 2002). Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas tentang teori dan konsep serta hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini
A. Teori dan Konsep Terkait Teori dan konsep terkait yang akan diuraikan adalah tentang keluarga berencana, KB suntik dan tekanan darah. 1. Keluarga Berencana a. Definisi Menurut WHO Expert Committee (1970), keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2004).
b. Metode Kontrasepsi Pengertian
dari
kontrasepsi
adalah
mengurangi
kemungkinan
terbentuknya konsepsi atau mencegah pembuahan (Dorland, 1998). Pada keluarga berencana, digunakan alat/obat sebagai kontrasepsi. Pemilihan metode
kontrasepsi
umumnya
masih
dalam bentuk
cafetaria atau
supermarket, dimana calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkan (Hartanto, 2004). Metode kontrasepsi ada yang hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi suntik termasuk dalam kontrasepsi hormonal karena obat kontrasepsinya mengandung hormon kelamin wanita yaitu hormon estrogen dan progesteron. Pada dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional untuk pasangan usia subur berdasarkan masa menunda kesuburan atau kehamilan, masa mengatur kesuburan atau menjarangkan kehamilan dan masa mengakhiri kesuburan atau tidak hamil lagi (BKKBN, 1988). Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman atau tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, sedapatdapatnya tidak harus dikerjakan oleh seorang dokter, murah, dapat diterima orang banyak, pemakaian jangka lama (Hartanto, 2004). c. Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi Menurut Hartanto (2004), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih metode kontrasepsi adalah : 1) Faktor pasangan a) Umur b) Gaya hidup
c) Frekuensi senggama d) Jumlah keluarga yang diinginkan e) Pengalamam dengan kontrasepsi yang lalu 2) Faktor Kesehatan a) Status kesehatan b) Riwayat haid c) Riwayat keluarga d) Pemeriksaan fisik e) Pemeriksaan panggul 3) Faktor metode kontrasepsi a) Efektifitas b) Efek samping minor c) Kerugian d) Komplikasi yang potensial e) Biaya d. Macam-macam metode kontrasepsi Hartanto (2004) dalam bukunya mengemukakan macam-macam metode kontrasepsi, sebagai berikut :
1) Metode Sederhana a) Tanpa alat
KB alamiah (metode kalender, metode suhu basal, metode lendir serviks), coitus interuptus b) Dengan alat Mekanis (kondom pria, diafragma, kap serviks, spons) dan kimiawi (vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal tablet). 2) Metode Modern a) Kontrasepsi Hormonal (pil/per-oral, suntikan, implant) b) Kontrasepsi Non Hormonal yaitu Intra Uterine Device (IUD) c) Kontrasepsi Mantap (vasektomi dan tubektomi)
2. Kontrasepsi Suntik a. Definisi Kontrasepsi
suntikan
adalah
alat
pencegah
kehamilan
yang
pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada ibu yang masih subur (BKKBN, 1988). b. Macam suntikan yang tersedia Dari BKKBN (1988), membagi kontrasepsi suntikan menjadi dua golongan, yaitu :
1) Golongan Progestin Kontrasepsi suntik yang hanya mengandung progesteron saja, yaitu terdiri dari Depo Medroxyprogesteron Acetat (DMPA) dengan nama
dagangnya Depo Provera (sekarang Depo Neo), Depo Geston, Depo Progestin dan Noristerat (NET-EN) yang mengandung norethisterone. Dosis penggunaan DMPA adalah 150 mg dalam 1 ml larutan steril yang disuntikkan setiap 3 (tiga) bulan atau 12 (dua belas) minggu atau 90 (sembilan puluh) hari dengan rentang waktu 14 (empat belas) hari. Sedangkan dosis yang diberikan untuk NET-EN adalah 200 mg, diberikan setiap 2 (dua) bulan atau 60 (enam puluh) hari. Cara pemberiannya yaitu intra muskuler di otot gluteal atau deltoid. 2) Golongan Kombinasi Kontrasepsi suntik yang merupakan kombinasi antara progesteron dan estrogen yaitu Cyclofem atau Cyclogeston, terdiri dari 25 mg DMPA dengan 5 mg estradiol cypionate dalam larutan steril 0,5 ml. Pemberiannya setiap 30 hari dengan rentang waktu 3 hari. Cara pemberiannya
sama
dengan
golongan
progestin,
yaitu
secara
intramuskular di otot deltoid atau otot gluteal. c. Mekanisme kerja kontrasepsi suntik Dari Hartanto (2004) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik, yaitu :
1) Primer : mencegah ovulasi Kadar Folikel Stimulating Hormon (FSH) dan Luetenizing Hormon (LH) menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respon kelenjar hypofise terhadap gonadotropine-releasing hormon eksogenous tidak berubah,
sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. 2) Sekunder Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa. Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi ovum yang telah dibuahi karena endometrium menjadi atropi. Selain itu juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopi. d. Efek samping kontrasepsi suntik Efek samping kontrasepsi suntik menurut BKKBN (1997) adalah : 1) Gangguan Haid Pada para akseptor KB suntik bisa didapati adanya gangguan haid yaitu amenorea, menoragia dan spoting. Amenorea diduga disebabkan atau berhubungan dengan atrofi endometrium. Adanya perdarahan yang irregular, waspadai terjadinya gangguan dalam rahim dan anemia. 2) Perubahan berat badan Berat badan bisa naik atau turun setelah penggunaan kontrasepsi suntik. Hipotesa para ahli bahwa penggunaan Depomedroxi Progesteron Acetat (DMPA) merangsang pusat pengendali nafsu makan lebih banyak dari biasanya. 3) Sakit Kepala
Insiden yang terjadi pada < 1-17% akseptor. Rasa berputar, yang dapat terjadi pada satu sisi (migraine) atau seluruh bagian kepala. Waspadai jika disertai gangguan penglihatan. 4) Efek pada sistem kardiovaskuler Tampaknya hampir tidak ada efek pada tekanan darah atau dampaknya sangat kecil terhadap tekanan darah, tetapi dapat menurunkan High Density Lipoprotein-kolesterol (HDL-kolesterol). Hal tersebut dicurigai
dapat
menambah
besar
resiko
kardiovaskuler yaitu timbulnya arteriosklerosis
timbulnya
penyakit
(Hartanto, 2004).
Secara farmakologi disebutkan bahwa tidak sedikit akseptor yang mengalami kenaikan tekanan darah dari yang ringan sampai berat. Perubahan ini reversibel, tetapi kadang-kadang menetap meskipun obat telah dihentikan (FKUI, 1995). Menurut penjelasan dari Depkes RI (1997) bahwa kontrasepsi suntik punya dampak yang sangat kecil terhadap peningkatan tekanan darah. Bila ada riwayat tekanan darah tinggi, metode kontrasepsi non hormonal mungkin pilihan yang lebih baik. 5) Jerawat Munculnya jerawat atau acne mungkin akibat penggunaan progestin androgenic. 6) Keputihan Adanya cairah putih kekuningan yang keluar dari liang vagina. Hal ini jarang terjadi, tetapi bisa disebabkan karena perubahan hormonal.
e. Kontra indikasi kontrasepsi suntik Kontra indikasi kontrasepsi suntik menurut BKKBN (1988) adalah sebagai berikut : 1) Hamil atau kemungkinan hamil 2) Riwayat penyakit hati 3) Perdarahan di vagina yang tidak diketahui sebabnya 4) Kelainan kardiovaskuler, seperti hipertensi berat, varises, infark miokard, anemia kronik 5) Tumor atau kanker ginekologik.
3. Tekanan Darah a. Definisi Tekanan darah adalah kekuatan yang ditimbulkan pada dinding pembuluh darah arteri. Tekanan darah arteri adalah pengukuran tekanan darah sebagai akibat pulsasi darah melalui arteri (Kozier, 1997). Tekanan Darah (TD) merupakan hasil perkalian dari Cardiac Output (CO) dan resistensi vaskuler perifer (R), jadi bisa dirumuskan dengan
TD = CO x R
(Perry and Potter, 1993).
b. Faktor-faktor yang mengontrol tekanan darah Kozier (1997) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mengontrol tekanan darah, yaitu : 1) Cardiac Output
Cardiac Output adalah jumlah darah yang diejeksikan atau dipompakan dari jantung per menit selama kontraksi ventrikel. Peningkatan dan penurunan cardiac output dapat mempengaruhi tekanan darah. 2) Volume Darah Peningkatan atau penurunan volume darah akan mempengaruhi tekanan darah. Berkurangnya volume darah bisa menurunkan tekanan darah, demikian juga sebaliknya. 3) Elastisitas dinding pembuluh darah arteri Dinding pembuluh darah arteri normalnya adalah elastis, dimana kontraksi selama sistole dan retraksi selama diastole. Sistole adalah periode kontraksi ventrikel. Diastole adalah periode relaksasi ventrikel. Pada arteriosklerosis, terjadi penurunan elastisitas arteri dan menjadi keras atau kaku. Kondisi ini sering terjadi pada usia tua yang mengakibatkan tekanan sistole meningkat karena arteri tidak bisa berkontraksi dengan baik. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah menurut
Perry
and Potter (1993) adalah sebagai berikut : 1) Usia Tekanan
darah
akan
semakin
meningkat
sejalan
dengan
bertambahnya usia. Hal ini dihubungkan dengan berkurangnya elastisitas
pembuluh darah arteri. Dinding arteri akan semakin kaku, sehingga tahanan pada arteri semakin besar dan meningkatkan tekanan darah. 2) Stress Ansietas, takut, nyeri dan stress emosional akan merangsang syaraf simpatik, mengakibatkan peningkatan denyut jantung serta peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga menyebabkan vasokontriksi arteri. 3) Latihan Adanya latihan atau aktivitas dapat meningkatkan cardiac output dan tekanan darah. 4) Obat-obatan Ada beberapa obat yang bisa menyebabkan peningkatan atau penurunan tekanan darah. Seperti jenis obat analgetik akan menurunkan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah disebut hipertensi, sedangkan penurunan tekanan darah disebut hipotensi. Nilai normal tekanan darah untuk dewasa adalah 120 mmHg untuk sistole dan 80 mmHg untuk diastole atau sering ditulis 120/80 mmHg. Seseorang dikatakan hipertensi jika tekanan sistole 140 mmHg dan diastole 90 mmHg atau 140/90 mmHg (Kozier, 1997).
d. Pengaruh penggunaan KB suntik terhadap peningkatan tekanan darah Gangguan
kardiovaskuler
yang
ditimbulkan
akibat
pemakaian
kontrasepsi suntik salah satunya adalah dapat menurunkan High Density
Lipoprotein-kolesterol (HDL-kolesterol) yang bisa menyebabkan terjadinya arterosklerosis (Hartanto, 2004). Adanya arterosklerosis, maka pada arteri lumennya akan semakin sempit. Sempitnya lumen arteri bisa meningkatkan resistensi atau tahanan vaskuler arteri. Selain itu arteriosklerosis akan menurunkan elastisitas dinding pembuluh darah arteri (Kozier, 1997). Pada penjelasan di atas telah disebutkan bahwa tekanan darah adalah hasil perkalian atau berbanding lurus antara cardiac output dengan resistensi atau tahanan vasculer perifer. Dari perkalian tersebut, jika salah satunya mengalami peningkatan maka tekanan darah juga akan meningkat (Perry and Potter, 1993).
B. Kerangka Teori
Faktor eksternal : a. latihan b. Obat-obatan c. Lama penggunaan KB suntik
Faktor Internal : a. Usia b. Stress
Efek samping kontrasepsi suntik : a. Gangguan haid b. Perubahan BB c. Sakit kepala d. Jerawat e. Keputihan f. Peningkatan tekanan darah
Sumber : BKKBN (1997) BKKBN (1988) Hartanto (2004) Kozier (1997) Perry and Potter (1993)
C. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel Terikat
Lama Penggunaan KB Suntik
Peningkatan Tekanan Darah
C. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2002), bahwa yang dimaksud dengan variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan kerangka konsep penelitian, variabel yang diteliti dikelompokkan menjadi variabel variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab variabel lain, sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain (Hasan, 2002). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lama penggunaan KB suntik, dan variabel terikatnya adalah peningkatan tekanan darah.
D. Hipotesis Ada hubungan antara lama penggunaan KB Suntik dengan peningkatan tekanan darah.