BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun dengan diri
sendiri sendiri (komunikasi intra pribadi) adalah sebuah kegiatan yang tak pernah luput dari aktifitas manusia sehari-hari. Padahal pengertian dari komunikasi adalah sangatlah beragam, karena ada yang bersifat luas atau umum maupun bersifat dari pemikiran seseorang. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, commucatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).1 Dengan berkomunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi, di dalam berinteraksi tersebut maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta pengalaman antara komunikator dan komunikan. Sehingga dengan kata lain manusia tidak mungkin menghindari dari kegiatan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari jadi komunikasi dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan.
1
Ocong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi: Teori dan praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2006. Hal. 4
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, sebagai fungsinya yaitu komunikatif, informatif, dan edukatif maka pertukaran pesan, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan, persuasi, informasi dilakukan dengan komunikasi. Berikut ini definisi dan beberapa ahli tentang komunikasi : Menurut Laswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.2 Deddy
Mulyana
mendefinisikannya
dengan
lebih
rinci,
komunikasii adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikator).3 Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dari berbagai definis komunikasi yang berbeda – beda maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan suatu pesan yang berlangsung kepada satu sumber atau lebih penerima untuk mencapai pengertian bersama sehingga mampu mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku
2
Ibid. Hal 10 Deddy Mulyana : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2007. Hal 68
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.1.2 Fungsi Komunikasi Fungsi komunikasi menurut A. W Widjaja4, fungsi komunikasi adalah: 1.
Informasi,
yakni
pengumpulan,
penyimpanan,
pemrosesan,
penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang di butuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dengan orang lan dapat mengambil keputusan yang tepat. 2.
Sosialisasi, yaitu menyadiakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap sebagai anggota yang efektif dalam lingkungannya sehingga sadar akan fungsi sosialnya sebagai manusia yang harus berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat berperan aktif di dalam masyarakat.
3.
Motivasi yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu.
4.
Perdebatan dan dikusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkikan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah public, menyediakan buktibukti yang relevan yang di perlakukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang menyangkut kepentingan bersama di tingkat nasional dan lokal.
4
A. W Widjaja. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. PT. Bumi Aksara, Jakarta 2005. Hal 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
5.
Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan
intelektual,
pembentuk
watak
dan
pendidikan
keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6.
Memajukan kebudayaan, penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizin seseorang membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebudayaan estetikanya.
7.
Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suaran dan image dari drama, tari, kesenian, musik, olah raga permainan dan lain-lain untuk kreasi, kesenangan kelompok dan individu.
8.
Integrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain.
2.1.3 Tujuan Komunikasi Tujuan komunikasi adalah untuk membangun atau menciptakan pemahaman ataupun pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui, tetapi dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, ataupun perubahan secara sosial. Adapun tujuan komunikasi, yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
1.
Mengubah Sikap ( to change the attitude ) Seorang komunikasi setelah menerima pesan, kemudian sikapnya
berubah baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi, kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita. 2.
Mengubah opini/pendapat/pandangan ( to change the opinion ) Dalam
Pemahaman
komunikasi ialah
berusaha
kemampuan
menciptakan
memahami
pesan
pemahaman. dengan
cermat
sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahammi arti komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan. 3.
Mengubah perilaku ( to change the behavior ) Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku ataupun tindakan
seseorang. 4.
Mengubah Masyarakat ( to change the society ) Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain
sehingga menjadi
hubungan yang semakin baik. Dalam proses
komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Kesimpulannya adalah setiap komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mempunyai tujuan. Tujuan komunikasi dapat berupa untuk mengubah persepsi, sudut pandang, maupun pendapat seseorang, untuk mengubah sikap dan mengubah perilaku seseorang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.2
Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa inggris, Mass Communication,
kependekan
dari
Mass
Media
Communication
(komunikasi media massa). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang “mass mediated”. Komunikasi massa ( mass communication ) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik ( radio, televisi ), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintasnya khususnya media elektronik.5 Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca atau pendengar atau penonton yang akan coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu social yang relatif muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. Sekarang ini komunikasi massa sudah dimasukkan dalam disiplin ilmiah. Penelitian yang pernah dilakukan tidak selalu memusatkan perhatiannya pada metode ilmiah yang selama ini dijadikan alasan sebuah ilmu dikatakan ilmiah. Komunikasi massa mempunyai titik tekan dan bahasa sendiri. Misalnya, Wilbur Scharman (1958) dalam bukunya
5
Op.cit. Hal 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
introduction off mass communication research menunjukan beberapa penelitian yang dilakukan pada 1920-an dan 1930-an memusatkan perhatiannya pada analisis sejarah surat kabar dan majalah atau deskripsi interpretasi pesan media. Bahkan dalam jurnal ilmiah tertua komunikasi journalism quarterly dikemukakan bahwa wilayah kajian jurnalistik dan komunikasi massa bisa yang kian pesat dan kompleks beserta penelitian yang terus menerus dilakukan menjadi bukti bahwa ilmu komunikasi massa menjadi bagian penting dalam proses kajian keilmuan.6
2.2.2 Efek Komunikasi Massa Tujuan utama dari penyampaian pesan adalah efek Komunikasi Massa merupakan sejenis sosial yang dapat menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Efek komunikasi massa itu jelas dan nyata. Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa tersebut dapat menerpa seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) menyatakan bahwa efek komunikasi massa terdiri pertama efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua efek sekunder perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap), dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
6
Nurdin, Pengantar Ilmu Komunikasi Massa: edisi ke – 4 Jakarta 2007 Hal. 2 -3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan yang kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak ( individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa ) yang dikenai efek komunikasi massa.7
2.3
Media Massa Dalam bukunya yang berjudul Agenda Setting, Apriadi Tamburaka
memberikan pengertian bahwa Media Massa merupakan sarana penyampaian komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Media Massa (Mass Media) adalah alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi
yang
diarahkan
kepada
orang
banyak
(channel
of
mass
communication).8
7
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah. Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi Bandung 2007 Hal. 50 8 Apriyadi Tamburaka, Agenda Setting, Rajawali Press PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta 2012. Hal. 79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Menurut buku tersebut Media Massa mengarah pada alat atau cara yang terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka kepada khalayak dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat, melainkan juga institusional dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui keuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain Sebagai bentuk komunikasi massa, media massa memiliki karakter yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, seperti: A.
Publisitas, yaitu bahwa media massa adalah produk pesan dan informasi yang disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.
B.
Universalitas, yaitu bahwa pesannya bersifat umum dan tidak dibatasi pada tema-tema khusus, berisi segala aspek kehidupan, dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya merupakan masyarakat umum.
C.
Perioderitas, yaitu waktu terbit tayangan bersifat tetap atau berkala misalnya harian, mingguan atau bulanan.
D.
Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-terusan sesuai dengan periode mengudara atau jadwal terbit.
E.
Aktualitas, berisi hal-hal baru seperti informasi-informasi baru, peristiwa baru, tips, dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.3.1 Jenis Media Massa Media massa menurut jenisnya dibagi menjadi 3 yaitu: A.
Media Cetak Merupakan
media
yang
memakai
sarana
cetak
untuk
menyampaikan informasi-informasinya. Media cetak ini contohnya adalah surat kabar atau majalah. B.
Media Audio Media massa yang memakai sarana radio atau suara untuk
menyampaikan informasi-informasinya. C.
Media Audio Visual Merupakan media yang menggabungkan dari media cetak dan
media audio. Seperti: televisi
2.4
Media Audio (Radio) 2.4.1
Pengertian Radio
Menurut Prayudha Harley: 9 ”Radio merupakan suatu alat komunikasi yang proses penyampaian pesan atau informasi yang disiarkan tanpa melalui prosesproses yang rumit. Radio dapat menyampaikan suatu informasi kepada khalayak secara langsung dan lebih efektif. Begitu suatu pesan di ucapkan oleh seorang penyiar atau operator, pada saat itu juga dapat diperoleh dan di terima oleh khalayak secara langsung, yang menjadi daya tarik suatu radio yang mana merupakan suatu media yang tepat dalam penyampaian suatu informasi atau pesan.”
9
Prayudah Harley, Radio Suatu Pengantar Untuk Wacana & Praktik Penyiaran, Bayu Media Publishing, Malang, 2005, Hal. 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Radio is the birth of broadcasting (Radio adalah anak pertama dunia penyiaran). Radio adalah suara.10 Suara merupakan modal utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikorelasikan oleh khalayak kepadanya. Secara psikologis suaru adalah sensai yang terpersepsikan kedalam audiitif. Menurut Stanley R. Althen11: “Suara adalah efek gesekana dari sejumlah molekul yang ditransformasikan melalui medium elastis dalam suatu interaksi dinamis antara molekul itu dengan lingkungannya. Suara dari penyiar memiliki komponen visual yang bisa menciptakan gambar dalam bentuk pendengar.” 2.4.2
Kelebihan dan Kelemahan Radio
1)
Kelebihan Radio Menurut Stanley R. Alten dan Newby, ada beberapa kelemahan
dan kelebihan sebuah radio. Kelebihan radio yaitu:12 a)
Sarana tercepat penyebaran informasi dan hiburan, karena:
b)
Dapat diterima di daerah yang belum memiliki sambungan listrik,
c)
Produksi siaran lebih singkat dan berbiaya murah
d)
Lebih merakyat karena buta huruf bukan kendala
e)
Harga radio tergolong murah dan mudah dibawa kemana saja.
10
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Pustaka Populer LKis, Bantul, 2005, hal.15 Ibid hal. 15 12 Ibid hal.17 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2)
Kelemahan Radio Ada beberapa kelemahan radio menurut Stanley R. Alten dan
Newby diantaranya:13 a)
Hanya bunyi (auditif) dan tidak ada visualisasi yang tampak nyata
b)
Tergantung pada kondisi dan stabilitas udara di suatu lokasi
c)
Tidak bisa mengirim pesan dan informasi secara mendetail
d)
Terdengar selintas, sulit diingat, dan tidak bisa diulangi
e)
Hanya bisa didengar dan tidak bisa didokumentasikan.
2.5. Public Relations 2.5.1
Definisi Public Relations Dr. Rex F. Harlow14 mendefinisikan public relations adalah fungsi
manajemen yang khas membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerima, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya yang melibatkan dalam manajemen problem atau masalah, membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespons pendapat umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubaan dengan efektif, berfungsi sebagai sistem peringatan awala untuk membantu antisipasi kecenderungan, dan menggunakan riset serata komunikasi yang masuk akal dan etis sebagaisaran utamanya. 13
Masduki op.cit hal. 17 Ruslan Rosadi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta 2003. Hal. 67
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Public relations merupakan suatu peranan penting yang selalu dimiliki dan dibutuhkan oleh setiap perusahaan, yang bertugas membuat segala strategi dan pembentukan citra atau image yang melekat pada masyarakat dan selalu berhubungan dengan public (umum). Public relations buka hanya dibutuhkan oleh perusahaan swasta saja, namun instansi pemerintah,
yayasan,
rumah
sakit,
werta
perguruan
tinggi
juga
menggunakan public relations untuk menjalankan fungsi manajemennya. Menurut Frank Jefkins, Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.15 Maksud dari kutipan diatas adalah PR merupakan suatu cara untuk menjalin hubungan baik secara internal dan eksternal dengan maksud dapat saling memahami dan mengerti untuk mencapai tujuan perusahaan. Public relations harus dapat menjalin hubungan baik kepada siapa saja yang berhubungan dengan internal dan eksternal perusahaan, hal tersebut dilakukan untuk dapat memahami dan mengerti keinginan satu sama lain. Dalam hal ini public internal public relations (PR) yaitu para karyawan dan para pemegang saham, sedangkan yang dimaksud sebagai public eksternal humas adalah masyarakat umum, aparat pemerintah, pers dan kelompok-kelompok lain di organisasi.
15
Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, Jakarta 2004, hal. 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Sebagai sebuah fungsi manajemen,, public relations mencakup halhal sebagai berikut: 1. Memperkirakan, menganalisis dan menginterprentasikan opini dan sikap public dan isu-isu yang mungkin mempengaruhi operasi dan rencana organisasi, baik itu pengaruh buruk dan baik. 2. Memberi saran kepada manajemen disemua level didalam organisasi sehubungan dengan pembuatan keputusan, jalannya tindakan dan tanggung jawab sosial atau kewarganegaraan organisasi. 3. Meriset, melakukan dan mengevaluasi secara rutin program-program aksi dan komunikasi untuk mendapatkan pemahaman public yang dibutuhkan mencakup program marketing, financial, pengumpulan dana, karyawan, komunikasi atau hubungan pemerintah dan programprogram lain. Seorang public relations harus berwawasan luas dan selalu memandang sesuatu dari berbagai sisi, baik positif maupun negative termasuk konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi. Tugas public relations bukan hanya membantu merealisasikan tujuan dan keinginan dari perusahaan saja, dimana untuk mendapatkan keuntungan dengan menggunakan strategi-strategi public relations, namun juga harus mengerti dan memahami keinginan dari khalayak, termasuk harus dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
mendengarkan segala bentuk pendapat dan saran dari khalayak yang dapat menjadi bahan pembenahan diri bagi perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan dengan baik dan dapat menguntungkan kedua belah pihak. Praktik public relations adalah seni dan ilmu pengetahuan sosial untuk
menganalisis
kecenderungan,
memprediksi
konsekuensi-
konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi dan melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan public atau umum.16 Sedangkan menurut W. Emerson Reck, public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan penentuan pelayananpelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaikbaiknya.17 Merujuk pada uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan orang yang bertanggung jawab dalam penetapan kebijaksanaan perusahaan untuk membentuk goodwill dari khalayak.
16
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta 2007, hl.17 17 Siswanto, HUMAS Teori dan Praktek, Bumi Aksara, Jakarta, 2006, hal. 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Adapun peranan public relations, yaitu: A. Membina hubungan kedalam (public internal) yang dimaksud dengan public
internal
adalah
public
yang
menjadi
bagian
dari
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi
serta
mengenali
hal-hal
yang
menimbulkan
gambaran negatif didalam masyarakat, sebelum kebijaksanaan itu dijalankan oleh organisasi. B. Mebina hubungan keluar (public eksternal) yang dimaksud dengan public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya.18 Komunikasi public relations adalah komunikasi yang berlangsung dua arah dan timbal balik antara komunikator dengan komunikan dalam lambang-lambang yang sama. Tugas dan fungsi pejabat humas tidak terlepas dari bidang penyebaran pesan , informasi dan komunikasi mengenai kegiatan (aktivitas), perusahaan yang diwakilnya, untuk disampaikan kepada komunikan (public) sebagai sasaran atau targetnya,19 Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa public relations merupakan suatu proses untuk menjalin hubungan baik dengan publik (umum), dengan begitu perusahaan sangat menghargai dan mementingkan segala opini public terhadap perusahaan, dengan demikian banyak bahan yang dapat dijadikan koreksi diri bagi perusahaan untuk 18
Rosady Ruslan Op.cit. hal. 28 Rosady Ruslan, Praktek dan Solusi Public Relations dalam situasi krisis dan pemulihan citra Ghalia Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 20-21 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dapat membuat kebijaksanaan yang dapat mengntungkan public dan juga perushaan tersebut. Dengan melihat dan mendengarkan segala masukan, pendapat serta keinginan dari khalayak merupakan bahan acuan untuk memberikan
kebijaksanaan
dan
pelayanan
yang
terbaik
untuk
mendapatkan goodwill dari khalayak, dengan demikian perusahaan selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan khalayaknya.
2.5.2. Fungsi Public Relations (PR) Lebih lanjut mengenai fungsi Humas, dikemukakan oleh pakar Humas Internasional, Cutlip & Centre, and Canfield, yang dikutip oleh Rosady Ruslan20, adalah: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada menejemen lembaga/organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan lembaga/ organisasi dengan publiknya yang yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan
masyarakat
terhadap
badan/
organisasi
yang
diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pemimpin menejemen demi tujuan dan manfaat bersama.
20
Rosady Ruslan. Op.cit. hal 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan / organisasi kepubliknya, atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Peranan Humas pada suatu organisasi menurut Dozier & Broom, dalam buku yang ditulis oleh Rosadi Ruslan:21
2.6.
1.
Sebagai penasehat ahli
2.
Sebagai fasilitator komunikasi
3.
Sebagai fasilitator pemecah masalah
4.
Sebagai teknisi komunikasi
Marketing Public Relations 2.6.1. Pengertian Marketing Public Relations Marketing Public Relations Rene Henry dalam bukunya Marketing Public Relations: The Hows That Make It Work! menyajikan definisi mengenai marketing public relations. "Marketing public relations is a comprehensive, all-encompassing public awareness and information program or campaign directed to mass or specialized audiences to influence sales or use of a company's products or services." ( Marketing public relations atau MPR dapat disebut juga sebagai proses pemasaran yang dilakukan oleh public relations dan terdiri dari proses yang komprehensif serta mencakup segala kesadaran publik, berisi program informasi atau kampanye dan diarahkan kepada
21
Rosady Ruslan. Op.cit. hal 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
masyarakat umum ataupun khusus untuk mempengaruhi penjualan atau penggunaan produk perusahaan.) Philip Kotler dan William Mindak menandakan persamaan mengenai marketing dengan public relations, yakni:22 "Marketing and public relations are the major external functions of the firm. Both functions start their analysis and planning from the point of view of satisfying outside groups" (pemasaran dan humas adalah fiingsi utama esktemal dari sebuah perusahaan. Kedua fimgsi memulai analisis mereka dan perencanaan dimulai daris udut pandang untuk memuaskan grup luar atau public). Marketing Public Relations pada minat, harapan dan kepedulian konsumen untuk kemudian mengaitkan kesan yang terjadi pada produk perusahaaan atau organisasi.23 Nilai dari Public Relations itu sendiri diduga tiga kali lebih efektif dari pada periklanan. Thomas L. Harris merupakan pencetus pertama konsep Marketing Public Relations menulis definisi MR dalam bukunya “The Marketer’s Guide to Public Relations”. Marketing Public Relations merupakan proses perencanaan dan penhgevaluasian program pembelian dan kepuasan pelanggan melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai
dengan
kebutuhan,
keinginan,
perhatian
dan
kepentingan
konsumen.
22
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Marketing Management. Pearson education Inc. 2006. Hal 532 23 Hifni Alifahmi. Sinergi Komunikasi Pemasaran. Quantum, Jakarta 2005 Hal 89
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Ada dua kata kunci dari definis tersebut: 1. “Merangsang pembelian dan kepuasan konsumen” merupakan hal yang sengat mendasar dari sasaran pemasaran. 2. “Melalui komunikasi mengenai infromasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan” Ada suatu kredibilitas atau kepercayaan Keunggulan nyata dari publisitas media dan publisitas melalui iklan, kiranya hanya dapat diperoleh melalui PR. Cara yang penting untuk menjadi tolak ukur dalam kegiatan Marketing Public Relations (MPR), Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller sebagai berikut:24 1.
Publications (Publikasi)
“Companies rely extensively on published materials to reach and influence their target markets. These include animal reports, brochures, articles, company newsletter and magazines, and audiovisual materials”. Perusahaan mempercayakan perluasan produk berdasarkan dari publikasi materi untuk mempengaruhi dan menarik pembeli yang dituju. Yang termasuk di dalamnya membuat laporan tahunan, borsur, artikel, koran perusahan, majalah dan materi audiovisual. 2.
Identity Media
“companies need a visual identity that the public immediately recognizes. The visual identity is carried by company logos, stationerry, brochures, sign, business forms, business cards, buildings, uniforms, and dress code.”
24
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Op.cit. Hal 533
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Perusahaan perlu membuat identitas yang bisa dikenal oleh masyarakat dengan mudah. Misalnya: logo perusahaan, alat-alat tulis, brosur, tanda, formulir perusahaan, kartu nama, bangunan, seragam, dan peraturan pakaian. 3.
News (Berita)
“One of the major tasks of PR Profesional is to find or crate favorable news about the company, its product, and its people, and to get the media to accept press release and attend press conferences.” Salah satu dari tugas utamanya Public Relations adalah untuk membuat ataupun menemukan acara yang sesuai dengan perusahaan, produknya, orang-orangnya atau pegawainya, dan membuat media tertarik untuk memuat berita siaran pers dan hadir dalam konferensi pers. 4.
Speeches (Radio)
“Increasingly, company executives must field questions form the media or give talks at trade associations or sales meeting, and these appearances can build the company’s image.” Semakin tinggi kebutuhan perusahaan untuk dapat menjawab setiap keperluan masyarakat dengan menjawab pertanyaan media atauu memberikan pengarahan di asosiasi penjualan dan pertemuan yang bertujuan untuk membicarakan soal penjualan dapat membangun citra perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
5. Public-Service Activities (Berperan serta dalam aktivitas sosial) “Companies can build goods will by contributing money and time to good cause.” Perusahaan bisa membangun image yang positif dengan cara menyumbang uang atau waktu dalamm hal-hal yang positif. 6. Sponsorship (Pensponsoran) “Companies can promote their brands and corporate name by sponsoring sports and cultural events and highly regarded causes.” Perusahan bisa memasarkan barang merek dengan mensponsosri acara olah raga atau acara kebudayaan yang bermanfaat bagi kelangsungan perusahaannya. Kesimpulannya bahwa tugas MPR adalah untuk menambah nilai produk dan memberikan kepercayaan terhadap pesan dari suatu produk.
2.7
Strategi Marketing Public Relations Mengingat dunia pemasaran dan kehumasan semakin menyatu, Thomas L.
Harris dalam bukunya “The Marketer’s Guide to Public Relations” mengenalkan konsep Marketing PR (Humas Pemasaran) yang diartikan sebagai proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program yang mendorong pembelian dan kepuasan melalui komunikasi atas informasi dan penciptaan kesan yang kredibel dengan menyajikan perusahaan dan produknya sesuai kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan konsumen.25
25
Hifni Alifahmi. Marketing Communication Orchestra: Harmonisasi Iklan, Promosi, dan Marketing Public Relations: Examedia Publishing (Grup Sygma). Bandung. 2008 Hal 43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
“Marketing Public Relations is the process of planning, excuting, and evaluating programs that encourage purchase and customer satisfaction through credible communication of infromation and impressions that identity companies and their products with the needs, wants, concerns, and interest of consumers.” Pada buku selanjutnya, Value-Added Public Relations: The Secret Weapon Of Intergrated Marketing, Tom Harris merevisi definisi Marketing Public Relations tersebut menjadi penggunaan strategi dan teknik-teknik kehumasan untuk mencapai sasaran pemasaran. Tujuan Marketing Public Relations adalah mendapatkan pengenalan, mendorong penjualan, memudahkan komunikasi, dan membangun hubungan antara konsumen dan perusahaan dan produknya. Fungsi utama Marketing PR adalah komunikasi atas informasi yang kredibel, sponsorship, serta memperlihatkan kepedulian yang memberikan manfaat kepada masyarakat.26 “Marketing Public Relations is the use of Public Relations strategies and techniques to achieve marketing objectives. The purpose of MPR is to gain awareness, stimulate sales, facilitate communication, and build relationship between consumer and companies and brands. The principal functions of MPR are the communication of credible information, the sponsorship, and the support of causes that benefit society.”
26
Hifni Alifahmi. Op.Cit. Hal 44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Dalam jurnalnya yang berjudul Public Relations: Strategies and Tactics, Dennis L Wilcox27 mengatakan bahwa “Marketing Public Relations practitioner should know about the strategies that he/she should do in order to decide what communication tools used in implementing the program. The marketing public relations strategies include : planning, implementing and evaluating the program”.
Pengertian jurnal tersebut dapat diartikan bahwa praktisi Marketing Public Relations harus mengetahui strategi mana yang harus dilakukan untuk memutuskan alat komunikasi apa yang digunakan saat mengimplementasikan sebuah program atau kegiatan. Strategi Marketing Public Relations itu termasuk merencanakan, mengimplementasikan dan juga mengevaluasi program tersebut. Berdasarkan definis MPR tersebut, sebenarnya bidang MPR melintasi dan menggabungkan setidaknya tiga disiplin ilmu dan profesi, strategi, pemasaran, dan kehumasan. Segitiga Emas Marketing Public Relations, seperti tampak gambar berikut, memperlihatkan keterkaitan tiga aspek utama itu, yaitu strategis atau korporat, pemasaran, dan kehumasan. Irisan ketiganya menghasilkan Humas Pemasaran Strategis (Strategic Marketing PR) Yang penjabarannya hingga jenjang fungsional dan taktis operasional.
27
Dennis L Wilcox, Public Relations: Strategies and Tactics 4th ed, HarperCollins College Publisher. United States. 2008. Pp.632
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Gambar 2.1
Strategic Corporate
Strategic MPR Marketing
Public Relations
Segitiga Emas Strategic Marketing Public Relations28 Aspek strategis biasanya terkait dengan ilmu manajemen strategis (strategic management) yang berurusan dengan strategi bisnis atau korporat. Jadi, praktisi marketing PR perlu memahami ilmu strategis bisnis, memiliki sense of urgency dan sense of direction. Inilah
ciri atau spirit yang dimiliki sebagai
seorang pemimpin. Ada tiga strategi (Three Ways Strategy), untuk melaksanakan program dalam mencapai tujuan Marketing Public Relations, yaitu Push/Pull/Pass Strategy: 1.
Strategi Push Merupakan upaya untuk merangsang (mendorong) pembelian sekaligus
dapata memberikan nilai-nilai (added value) atau kepuasan bagi pelanggan (satisfed customer) yang telah menggunakan produk perusahaan.
28
Ibid hal. 45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
2.
Strategi Pull Bahwa Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu
taktik menarik perhaatian dengan berbagai cara guna mencapainya tujuan perusahaan serta meningkatkan penjualan baik berupa jasa atau barang. Philip Kotler mengatakan strategi menarik “Pull” dalam bentuk iklan dan promosi yang dijalankan. 3.
Strategi Pass Sebagai upaya untuk menciptakan image publik yang ditimbulkan melalui
berbagai kegiatan (Breakthrough the gate-keepers), dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan (berhubungan dengan komunitas) atau tanggung jawab sosial, serta kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sosial. Bahwa dalam Marketing Public Relations harus menjalankan beberapa dari bagian dari masing-masing strategi tersebut, karena “pull” (menarik) dan “push” (mendorong) tidak akan mencapai hasil yang maksimal tanpa adanya persuasi dari “pass” (mempengaruhi). Karena Marketing Public Relations harus berkolaborasi dengan Public Relations dalam ketiga strategi tersebut, ketika masalah kebijakan dipertaruhkan. Dengan demikian Marketing Public Relations merupakan potensi untuk menyandang suatu tatik pull strategi dalam hal pemasaran, dan taktik ketiga pass strategi sebagai upaya mempengaruhi atau menciptakan opini yang menguntungkan.29
29
Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Edisi Revisi 10. Jakarta: PT. Grafindo Persasa. 2010 Hal 246-247
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
2.8
Loyalitas Pendengar Loyalitas pendengar adalah komitmen pendengar bertahan secara
mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan penggunaan ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimana yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha kompetitor mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.30 Sedangkan menurut Kartajaya, Loyalitas pendengar tak lain adalah kedalam perasaan kita terhadap suatu hal, keluarga, teman, organisasi, atau juga tentu merek.31 Menurut An-Tien Hsein32 : “The increased customer loyalty can also help lower marketing costs, solicit more customer, and effectively operate trading leverage. Loyalty factors are an organization’s most reliable success indicators”. Artinya bagi perusahaan atau organisasi, faktor loyal adalah indikator kesuksesan perusahaan yang paling dapat diandalkan. Dikarenakan konsumen yang loyal sangat membantu perusahaan pada promosi mulut ke mulut dan juga tahan akan strategi dari strategi para pesaing. Dimana bila satu orang sangat menyukai produk atau jasa tersebut akan cenderung memberikan respon positif dan memberikan rekomendasi misalnya ke teman – temannya ataupun keluarganya. Loyal pun tidak dapat hanya melalui pembelian semata sata namun juga bagaimana perusahaan atau organisasi menarik perhatian dari konsumen
30
Richard L. Oliver, Satisfaction: A Behavior Prespective on Customer. New York: Mc Graw Hill 1997 Hal. 392 31 Kartajaya, Hermawan. Marketing In Venus, Jakarta: PT. Gramedi Pustaka Utama, 2003 Hal. 126 32 An-Tien Hseih & Chung-Kai Li, “The Moderating effect of brand image on public relations perception and customer loyalty”, Emerald Marketing Intelligence & Planning, Vol. 26 No. 1, p 2626
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
dengan mengedukasi produknya dan menjaga hubungan perusahaan dengan konsumen. Konsumen yang loyal merupakan aset ternilai dan memberikan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain:33 1.
Mengurangi biaya pemasaran. Beberapa penelitian menunjukan bahwa biaya untuk mendapatkan pelanggan baru enam kali relatif lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mempertahankan pelanggan.
2.
Mengurangi biaya transaksi. Kesetiaan pelanggan memungkikan perusahaan meminimalisir biaya negosiasi kontrak, pemerosesan pesanan, dan lain-lain.
3.
Mengurangi baiaya turn over pelangga, karena pergantian pelanggan yang lebih sedikit.
4.
Meningkatkan penjualan saling yang akan memperbesar bangsa pasar perusahaan
5.
Word of Mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas.
6.
Mengurangi biaya kegagalan (sperti biaya pergantian, dan lain-lain). Menurut Zikmund34 terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi loyalitas
pelanggan, aspek-aspek yang mempengaruhi loyalitas tersebut adalah satisfaction (kepuasan), merupukan perbandingan antara harapan sebelum melakukan pembelian dengan kinerja yang dirasakan; emotional bonding (ikatan emosi), 33
Grifin, Jill. Customer Loyalty (Mnumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan). Jakarta: Erlangga. 2005 Hal. 223 34 Vanesa Gaffar. Customer Relationship Management and Marketing Public Relations Bandung: Alfabeta. 2007. Hal 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
dimana konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik tersendiri sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek, karena sebuah merek dapat mencerminkan karakteristik konsumen tersebut. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain. Yang menggunakan produk atau jasa yang sama; trust (kepercayaan) merupakan komponen ketiga yang memiliki ketertarikan dengan emotional bonding (ikatan emosi) yaitu kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi. Bagian dari loyalitas konsumen seperti pembelian produk secara teratur dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat. Dengan pengulangan sederhana kita akan lebih mengenal merek, toko, perusahaan, website, serta history with the company (pengalaman terhadap perusahaan) yaitu sebuah pengalaman seseorang pada perusahaan dapat membentuk perilaku. Ketika kita mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka kita akan mengulangi perilaku kita pada perusahaan tersebut. Loyalitas yang didasari oleh perilaku didefinisikan sebagai seberapa konsisten seorang konsumen membeli sebuah merek, yang diukur melalui proporsi atau jumlah pembelian. Menurut Zikmund35 terdapat lima bentuk loyalitas yang didasari perilaku, antara lain undivided loyalty, yaitu perilaku konsumen yang selalu membeli merek yang sama pada sebuah produk; occasional switcher, yaitu selalu memilih merek yang sama namun dapat berubah jika produk itu tidak tersedia di pasar; switch loyalty, yaitu konsumen yang sebelumnya
35
Ibid hal 73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
memiliki loyalitas terhadap suatu merek, namun berpindah pada merek lain; divided loyalty yaitu konsumen memiliki loyalitas beberapa merek; serta indifference, diartikan sebagai konsumen yang tidak memiliki loyalitas terhadap sebuah merek dan dia tidak memiliki kepeulian akan hal ini. Jika Zikmund berpendapat bahwa salah satu aspek yang mempengaruhi loyalitas adalah kepuasan, beberapa ahli mengatakan bahwa kepuasan jaminan bahwa pelanggan akan loyal. Seperti yang dikemukakan oleh A.B Susanto yang dikutip oleh Vannesa Gaffar, yang meyatakan bahwa kepuasan pelanggan saja belum menjamin pelanggan akan loyal karena berdasarkan Harvard Bussiness Review disebutkan bahwa 15-40% dari pelanggan yang semula puas kemudian beralih ke pesaing.
2.9 Teori Integrasi Informasi dan Perubahan Sikap A.
Informasi Sebagai Alat Pengubah Sikap Tugas Public Relations yaitu memengaruhi sikap publik dengan
memberikan informasi tertentu. Teori ini mengasumsikan individu sebagai manusia yang mempunyai kemampuan mengolah informasi. Mengolah informasi ini mencangkup proses mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang sesuatu hal dan memengaruhi sikapnya sesuai konsep yang diperolehnya saat mengolah informasi itu. Berbagai jenis informasi dijadikan bahan pemikirannya dan diolah sebelum mengambil keputusan atau sikap tertentu. Teori ini begitu sederhana, yaitu menjelaskan bahwa individu membentuk sikapnya dengan cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
memadukan atau mengintegrasikan informasi atau hal-hal yang positif maupun negative. Segala sesuatu yang ditemui atau dikerjakan berkecenderungan disikapi oleh individu. Dengan kata lain, objek sikap dapat berupa apa saja yang ditemui manusia, berupa benda konkret (seperti rumah, mobil, tayangan TV, berita di Koran) maupun abstrak (kepercayaan, budaya, agama). Sikap yaitu penilaian suka dan tidak suka terhadap sesautu. Sikap merupakan perpaduan antara aspek efektif (suka-tidak suka), kognatif (tingkatan kepastian: tahu-tidak tahu dan benar-tidak benar), konatif (kecenderungan bertindak) . Informasi memegang peran penting dalam pembukuan sikap. Akumulasi informasi yang diresap seseorang dapat menimbulkan dampak: (a) informasi dapat mengubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek; (b) informasi dapat mengubah kredibilitas kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki seseorang; dan (c) informasi dapat menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.36 B.
Sikap Cenderung Sulit Berubah Dari penjelasan
diatas
dapat
dikatakan
bahwa sikap seseorang
berkecenderungan bersifat konsisten dan sulit berubah. Ada beberapa faktor penyebabnya. Pertama, sikap terhadap suatu objek yaitu kumpulan atau akumulasi pengetahuan atau informasi tentang objek itu dari proses interaksi dalam kurun waktu tertentu. Individu memperoleh pengetahuan itu dari berbagai sumber, interpersonal, dan media massa. Terpaan pesan dari media massa yang 36
Rachmat Kriyantono. Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal: Aplikasi Penelitian Dan Praktik 2014 Jakarta, Kencana Prendamedia Group. Hal. 300-301
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
bersifat terus-menerus (ubiquity) dan diulang-ulang membuat akumulasi pengetahuan semakin tinggi. Jika informasi yang diterima individu lebih banyak menonjolkan satu aspek tertentu dari suatu objek, maka pengetahuan akan terakumulasi banyak pada satu aspek itu. Kedua¸sikap mencerminkan kesukaan dan keyakinan (kepercayaan) individu yang telah mengalami proses pengetahuan yang baru diperoleh cenderung bersifat meneguhkan atau menguatkan pengetahuan atau sikap yang telah ada. Hal ini juga dipengaruhi oleh alasan Ketiga, yaitu individu memiliki selektivitas dalam memperhatikan objek (selective attention), memersepsinya (selective perception), dan mengingatnya (selective retention). Individu cenderung memperhatikan , memersepsi, dan mengingat informasi yang sesuai dengan keyakinannya, kesukaannya, dan kepentingannya. Dalam konteks ini, keyakinan, kesukaan, dan kepentingan tersebut dapat menolak informasi baru. Teori perlu digarisbawahi, bahwa kecenderungan sikap untuk konsisten dan sulit berubah seperti tersebut tidaklah bersifat mutlak. Artinya, masih dimungkinkan atau masih ada peluang adanya perubahan sikap. Hal ini menyatakan bahwa “teori information integration menekankan pada peran penting
informasi
dalam
memengaruhi
sikap
atau
kecenderung
untuk
berperilaku.” Jadi, sikap masih dapat berubah karena terpaan informasi yang baru.37
37
Opcit. Hal 301-302
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
C. Variabel Pengaruh Sikap : Valensi dan Bobot Informasi Teori information integration menjelaskan bagaimana individu dapat dipengaruhi oleh informasi. Informasi dianggap sebagai esensi kegiatan persuasi, karena informasi dapat mempengaruhi sikap, kemudian sikap dimungkinkan dapat saling berinteraksi dan memengaruhi maksud dari perilaku tertentu. Perilaku yaitu hasil dari sikap terhadap suatu tindakan dan kepercayaan tentang ekspektasi sosial individu lain yang setuju atau tidak setuju terhadap tindakan itu. Informasi baru dapat memengaruhi atau mengubah sikap jika informasi itu dapat mengubah penilaian individu tentang arahan (value) dan bobot (weight) dari informasi yang lain atau informasi sebelumnya. Jadi, arahan (valence) dan bobot (weight) merupakan variabel pokok teori information integration. Variabel valensi berkaitan dengan arah informasi artinya informasi itu mengarah positif dan negatif. Informasi mengarah positif (positive valence), berarti informasi itu mendukung kepercayaan atau penilaian individu terhadap suatu objek. Informasi mengarah negatif (negative valence), berarti informasi itu bertentangan dengan kepercayaan atau penilaian individu terhadap suatu objek. Jadi
kesimpulannya,
valensi
memengaruhi
bagaimana
informasi
memengaruhi sistem kepercayaan dan bobot (weight) memengaruhi seberapa besar pengaruh itu terjadi.38
38
Opcit Hal 302-303
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
D. Aplikasi Teori Information Integration Dalam Strategi Marketing Public Relations Prambors Radio Public Relations dapat menerapkan teori ini dalam Marketing Public Relations Prambors Radio Jakarta untuk mengubah sikap publik dengan membuat suatu kegiatan. Pesan Marketing Public Relations Prambors Radio Jakarta didesain untuk mengubah arah informasi negatif atau positif, atau menyediakan informasi untuk menambah kepercayaan baru yang terkait dengan topic atau organisasi. Penyebaran informasi tentang keberhasilan atau prestasi organisasi disertai bukti-bukti empiris dapat mendorong munculnya valensi positif dan bobot yang tinggi bagi organisasi. Penyebaran informasi ini mesti dilakukan secara continue, sehingga ada efek terpaan yang tinggi. Terpaan tinggi ini secara bertahap dapat memperteguh kognisi dan kepercayaan publik. Penyebaran informasi ini dapat dilakukan melalui berbagai media komunikasi public relations, seperti newsletter, majalah, website, dan iklan-iklan di media.39 Kesimpulan dari hasil teori ini sebagai seorang public relations bertugas untung mempengaruhi target khalayak dengan memberikan informasi tertentu. Informasi dianggap sebagai kegiatan mempersuasi untuk mempengaruhi target khalayaknya, setelah mendapatkan informasi dapat dijadikan bahan pemikiran dan diolah kembali sebelum mengambil keputusan atau sikap. Sikap yang terjadi yaitu suatu penilaian antara suka dan tidak suka. Seorang Public Relations bertugas yaitu mempengaruhi sikap publik dengan memberikan informasi dan edukasi
39
Opcit Hal 304
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
tertentu melalui kegiatan – kegiatan dalam memasarkan program atau produknya yaitu dengan strategi Marketing Public Relations. Melalui strategi MPR juga dapat dikatakan sebagai startegi komunikasi yang secara langsung kepada anak muda saat ini dengan memberikan informasi atau pengetahuan mengenai radio khususnya Prambors Radio melalui event Konser Bintang Jatuh, dan melalui strategi MPR ini di harapkan dapat mempengaruhi, mendorong, menarik perhatian pendengar Prambors Radio untuk merubah sikap kepuasan, kepercayaan, ikatan emosional menjadi pendengar yang loyal.
2.10
Hipotesa Penelitian Hipotesa merupakan jawaban sementara rumusan masalah yang masih
harus dibuktikan kebenarannya melalui penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan harus didasari pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum dapat dijawab secara empiris.40 Berdasarkan hipotesis tersebut, dapat diketahui bahwa strategi marketing public relations Prambors Radio Jakarta dalam event konser bintang jatuh (Variabel X), merupakan variabel independen (bebas) artinya tidak tergantung atau terpengaruhi oleh variabel lain. Sedabgkan loyalitas pendengar (Variabel Y) 40
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Penerbit Alfabeta. 2007, Hal 64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
merupakan variabel dependen yang dipengaruhi dan ditentukan oleh variabeel independen. Oleh karena itu, tinggi rendahnya loyalitas pendengar ditentukan oleh keterlibatan strategi marketing public relations Prambors Radio Jakarta. Artinya jika Prambors Radio Jakarta terus mengkomunikasikan marketing public relationsnya melalui event konser bintang jatuh yang pada saat ini sedang dijalankan setiap tahunnya maka dapat membantu loyalitas pendengar yaitu pada mahasiswa fakultas ilmu komunikasi UMB angakatan 2014. Secara skematis hubungan variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y Gambar 2.2 Skema Hipotesis Penelitian
Variabel X
Variabel Y
Strategi Marketing Public Relations Prambors Radio Jakarta
Loyalitas Pendengar
Keterangan: Variabel X : independen (Bebas) Variabel Y: dependen (Terikat)
http://digilib.mercubuana.ac.id/