1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Definisi Komunikasi Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah “proses di mana seseorang
individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambanglambang bahasa (Verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain” (Suprapto, 2011:6). “Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata latin communis yang berarti ‘sama’. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Sebagaimana dikemukakan John R. Wenburg, Williom W. Wilmot, Kenneth K. Sereno, dan Edward M. Bodaken “setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai transaksi, dan komunikasi sebagai interaksi” (Mulyana, 2013: 67)” Brent. D Ruben mengemukakan “Manusia berkomunikasi sebagai suatu proses dimana individu dalam hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi, dalam masyarakat menciptakan, mengirmkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain ” (Muhamad, 2007:3) Dari pendapat menurut ketiga pakar di atas, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi ialah proses di mana seorang komunikator menyampaikan pesan sebagai sebuah interaksi kepada komunikan yang bertujuan untuk mengkoordinasi dan mempengaruhi lingkungannya.
9
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
2
1.2
Sosiologi Komunikasi “Sosiologi komunikasi merupakan kekhususan sosiologi dalam mempelajari
interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok” (Bungin, 2008:31) Maka apabila dikaitkan dengan pembahasan yang penulis angkat, menyebarnya pemahaman mengenai penggunaan internet di Kampoeng Cyber RT 36 Taman, Yogyakarta tak lepas dari suatu kegiatan mempengaruhi yang dilakukan oleh individu ke kelompok sehingga dapat menyebar dengan efektif. 1.3
Difusi Inovasi Rogers dan Shoemaker dalam Nasution (2002:122) mendefinisikan, bahwa
“difusi sebagai proses di mana suatu inovasi di komunikasikan melalui saluran tertentu, dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu sistem sosial, disamping itu difusi juga dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial, yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sosial. Sedangkan Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap / dirasa baru oleh individu atau kelompok masyarakat”. Kemudian Roger dalam Nasution (2002:124) lanjut mendefinisikan bahwa difusi inovasi adalah peran komunikasi secara luas dalam mengubah masyarakat melalui penyebar serapan ide-ide dan hal-hal baru secara terus menerus melampaui batas-batas tempat, waktu dan bidang
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
3
Hagerstrand mengatakan dalam Winarso (2005:90) bahwa difusi dari suatu inovasi terjadi ketika ide-ide menyebar dari satu titik awal ke seluruh wilayah geografis atau dari orang ke orang di dalam suatu wilayah tunggal. Dari definisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa difusi inovasi ialah proses penyebaran ide-ide baru ke suatu masyarakat baik melalui komunikasi ataupun melalui suatu kegiatan dengan tujuan menciptakan perubahan sosial. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan teori difusi inovasi. Karena subjek yang penulis teliti yakni Kampoeng Cyber RT 36 Taman, Yogyakarta adalah suatu lingkup wilayah yang pembangunannya adalah hasil dari difusi inovasi, yang kemudian dari difusi inovasi tersebut berdampak pada suatu perubahan di dalamnya baik secara per-individu warga maupun lingkup kemasyarakatnnya. 1.3.1 Tahapan Difusi dan Adopsi Dalam tahapan ini menunjukan bahwa komunikasi interpersonal mampu mempengaruhi suatu komunitas dengan mengenalkan suatu ide baru (inovasi) melalui sebuah proses atau cara yang bertahap. Morrisan dalam bukunya (2013:148) menuliskan “ada empat tahapan penting yang menjadi inti proses difusi, yang terdiri dari : •
Pengetahuan. Seseorang mengetahui adanya penemuan baru di bidang teknologi komunikasi. Pada tahap awal proses ini informasi disampaikan melalui sejumlah saluran komunikasi, tetapi terkadang melalui hubungan interpersonal.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
4
•
Persuasi. Langkah kedua proses difusi terjadi kebanyakan di dalam pikiran calon penerima inovasi yang akan mempertimbangkan keuntungan yang akan diberikan inovasi bersangkutan kepada dirinya. Berdasarkan atas evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia akan menentukan apakah akan menerima atau menolak inovasi tersebut.
•
Keputusan. Pada tahap ini, individu membuat keputsan akhir apakah akan menerima atau menolak inovasi dan keputusan ini tidak bersifat tidak dapat diubah.
•
Penegasan. Ketika keputusan sudah dibuat, individu biasanya mencari pengesahan atau validasi. Apakah keputusannya menerima atau menolak inovasi, orang bersangkutan akan terus mengevaluasi konsekuensi dari keputusannya” Apabila dikaitkan dengan difusi inovasi di RT 36 Taman, Yogyakarta, penyebaran ide baru di RT 36 juga melewati tahapan penting yang dilalui oleh warga selaku adopter (Orang yang mengadopsi) ide baru yang disebarkan oleh pengurus RT selaku agen perubahan internal.
1.4
Sistem sosial Kata sistem berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan
dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan (Bungin, 2008:81). Secara khusus kata sosial maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
5
pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama (Bungin, 2008:27) Dari kedua definisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa sistem sosial ialah suatu persekutuan manusia yang saling berhubungan satu sama lain dengan teratur, untuk bersama-sama melakukan perbaikan dalam hidup. Apabila dikaitkan dengan pembahasan yang penulis angkat, perbaikan dalam hidup terjadi di Kampoeng Cyber RT 36 Taman, Yogyakarta. Warga secara bergotong royong mendukung sarana internet hadir di lingkungannya. Bentuk dukungan itu dibuktikan dengan keseriusan warga untuk belajar mengoperasikan perangkat komputer dan internet. Hal tersebut menjadi bukti bahwa secara bersama-sama pengurus RT dan warga melakukan suatu kegiatan untuk perbaikan hidup, hingga akhirnya setelah mayoritas warga sudah aktif menggunakan internet, internet pun dihadirkan di wilayah RT 36 Taman. 2.5 Perubahan Sosial Bungin menuliskan dalam bukunya (2008:91) “perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan polapola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial baru”. Soekanto menuliskan dalam bukunya (2005:301) bahwa “perubahanperubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
6
dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya”. Bungin juga menuliskan (2008:91) “perubahan-perubahan sosial selalu dipengaruhi oleh hal-hal baru di masyarakat yang menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya dalam sistem sosial. Jadi, pada kondisi sosial lama terdapat perbedaan, kemudian pada waktu yang berbeda dan di antara sistem sosial yang sama. Maka kondisi ini akan melahirkan perubahan sosial”. Apabila dikaitkan dengan pembahasan, warga RT 36 Taman, Yogyakarta mengalami suatu perubahan sosial. Perubahan sosial di RT 36 Taman terjadi karena berawal dari digagaskannya program Kampoeng Cyber oleh pengurus RT 36 periode 2008-2011. Perubahan Sosial di RT 36 mulai terlihat ketika warga mengikuti tahap kegiatan yang merupakan bagian dari program kerja Kampoeng Cyber. Terlebih ketika dihadirkannya internet sebagai suatu sarana yang baru bagi warga di lingkup wilayah RT tersebut. Setelah tersedia akses internet sekaligus aktif menggunakannya, warga mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama dan mulai beradaptasi untuk terbiasa dengan kebiasaan baru. 2.6
Media Baru (Era Internet) Straubhaar dan LaRose dalam Nasrullah (2014:13) mencatat, bahwa adanya
perubahan terminology menyangkut media. Perubahan itu berkaitan dengan perkembangan teknologi, cakupan area, produksi missal (mass productions), distribusi masal (mass distribution), sampai pada efek yang berbeda dengan apa yang ada di media massa. Adapun menurut John Vivian, keberadaan media baru seperti internet bisa melampaui pola penyampaian pesan media tradisional ; sifat
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
7
internet yang bisa berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time. Bungin menuliskan dalam bukunya (2008:135) Internet telah berkembang menjadi sebuah teknologi yang tidak saja mampu mentransmisikan berbagai informasi, namun juga telah mampu menciptakan dunia baru dalam realitas kehidupan manusia, yaitu sebuah realitas materialitas yang tercipta dalam dunia maya. 2.7
Masyarakat di Era Cyber Bungin menuliskan dalam bukunya (2008:159) ketika penemuan teknologi
informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia (Bungin, 2008:159). Apabila dikaitkan dengan pembahasan, masyarakat yang kini tengah berada di era siber, di duga mengalami suatu perubahan dari segi perilaku. Perilaku yang sifatnya konvensional mulai ditinggalkan dan secara perlahan berubah perilakunya ke arah modern untuk menjalani perbaikan hidup. Berubahnya perilaku masyarakat bukanlah tanpa alasan, melainkan ada faktor tertentu menapa mereka memilih meninggalkan kebiasaan yang lama dan beralih pada kebiasaan yang baru. Faktor tersebut merupakan bagian dari sebuah proses dari berubahnya perilaku suatu masyarakat.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
8
2.8
Perilaku Notoatmodjo (2003:114) dalam bukunya menuliskan, perilaku adalah
tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : Berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Walgito menuliskan dalam bukunya (1991:34) bahwa perilaku yang berlaku pada individu atau organisme tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang bersangkutan, baik itu stimulus eksternal maupun stimulus internal. Riswandi (2013:44) menuliskan dalam bukunya bahwa teknologi adalah salah satu faktor situasional yang memengaruhi perilaku manusia. Riswandi juga mengutip (2013:45) keterangan dari Marshal McLuhan yang menunjukan bahwa teknologi komunikasi sangat berpengaruh pada perilaku komunikasi orang. Apabila dikaitkan dengan penulisan, perilaku manusia dapat berubah ketika ada stimulus (rangsangan) dari pihak eksternal ataupun internal yang menyebarkan ide-ide baru dan diterima baik oleh individu itu sendiri. Hal tersebut terjadi pada warga kampoeng cyber RT 36 Taman, Yogyakarta. Warga kampoeng cyber RT 36 Taman Yogyakarta diduga mengalami perubahan perilaku setelah mendapat stimulus dari kelompok internal berupa teknologi internet.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
9
2.9
Kerangka Pemikiran Pengurus RT 36 (Periode 2008-2011)
Penyebaran Ide Baru (Tentang Teknologi Internet)
Tahap Pengetahuan
Sosialisasi
Pelatihan
Pembekalan secara lisan
Pembekalan secara praktek
Warga RT 36 Taman, Yogyakarta
Tahap Persuasi
Tahap Keputusan Tahap Penegasan
Perilaku Warga RT 36
.
Sebelum Aktif Menggunakan Internet
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Sesudah Aktif Menggunakan Internet
1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Metode Penelitian Noor menuliskan dalam bukunya (2011:22) metodologi ialah ilmu tentang
kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem: sekumpulan pengaturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu; studi atau analisis teoretis mengenai suatu cara/metod; atau cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan (knowledge). Sedangkan Sugiyono menuliskan dalam bukunya (2009:6) metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
gilirannya
dapat digunakan
untuk
memahami,
memecahkan
dan
mengantisipasi masalah. Kemudian Noor (2011:254) lanjut mendefinisikan, metode penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dari ketiga definisi mengenai metode penilitian, penulis menarik kesimpulan bahwa metode penelitian ialah cara ilmiah yang menjadi dasar atau pijakan dalam melakukan penelitian agar dapat menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.
18 Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
2
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Nazir menuliskan dalam bukunya (2005:54) bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa. Ardianto menuliskan dalam bukunya (2010:60) ciri metode deskriptifkualitatif ialah menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Ia membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif dalam melakukan penelitian ini, karena penulis berasumsi bahwa untuk mendapatkan sekaligus menggali informasi lebih dalam mengenai suatu kondisi lingkup kemsyarakatan, perlu dilakukan
pengamatan,
pendekatan
intensif,
serta
pencatatan.
Dengan
dilakukannya hal tersebut, penulis berharap agar subyek bisa menjadi narasumber yang cenderung nyaman untuk bercerita mengenai kisahnya yang berkaitan dengan tema penelitian yang penulis susun. Dari banyaknya cerita yang dipaparkan narasumber, penulis akan memilah milih bagian cerita yang mana yang berkesinambungan dengan tema penelitian. Apabila garis besar dari seluruh cerita yang terlontar sudah dirasa cukup untuk menjadi data penelitian, maka langkah selanjutnya yakni penulis mengaitkannya dengan teori yang sesuai dengan keadaan di lapangan. 3.1.1 Paradigma Penelitian
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
3
Menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2013:49) paradigma ialah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarah cara berpikir dan penelitian. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori (Noor, 2011:33) Capra mendefinsikan paradigma sebagai ‘konstelasi konsep, nilainilai persepsi dan praktek yang dialami bersama oleh masyarakat, yang membentuk visi khusus tentang realitas sebagai dasar tentang cara mengorganisasikan dirinya (Moleong, 2013:49) Dari ketiga definisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa paradigma penelitian ialah cara berfikir awal yang berlandaskan teori, dikumpulkan dengan maksud untuk menjelaskan suatu gejala sosial, dan asumsi tersebut akan terjawab setelah dilakukannya penelitian. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan paradigma konstruktivisme. Dedy N. Hidayat (2003:3) menuliskan dalam bukunya bahwa paradigma konstruktivis ialah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. 3.1.2 Pendekatan Penelitian Menurut Denzin dan Lincoln dalam Noor (2011:33) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
4
dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. Lexy Moleong (2013:6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Miles dan Huberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008:22) menyatakan bahwa metode kualitatif berusaha mengugkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan secara menyeluruh, rinci,dalam dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan, mengumpulkan, serta menganalisa data. Dengan menggunakan metode kualitatif, penulis bermaksud menemukan jawaban langsung dari unit yang diteliti melalui ketentuan ketentuan yang diterapkan di dalam metode kualitatif, sehinngga jawaban tersebut bisa dijadikan data untuk dianalisa. 3.2 Informan Penelitian
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
5
Informan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah warga Kampoeng Cyber, yang berlokasi di daerah RT 36/RW 09, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Penulis melakukan penelitian selama 19 hari, terhitung pada tanggal 5 – 24 May 2015. Agar mendapatkan data yang bisa menjawab rumusan masalah, maka penulis menggunakan informan dan key informan pada saat penulis turun ke lapangan. 3.2.1 Informan Rachmat Kriyantono menjelaskan, bahwa informan adalah seseorang atau anggota kelompok yang diriset, yang diharapkan mempunyai informasi (Kriyantono, 2009:99) Kemudian
Bogdan
dan
Biklen
mengatakan
dalam
Moleong
(2013:132) pemanfaatan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya. Pada saat penulis terjun ke lapangan, yang penulis jadikan sebagai informan di penelitian ini adalah beberapa warga Kampoeng Cyber RT 36 yang pada tahun 2008 mengikuti kegiatan dari program Kampoeng Cyber yaitu kegiatan sosialisasi dan kegiatan pelatihan menggunakan komputer dan internet. 3.2.2 Key Informan Key informan menurut Moleong (2007:132) adalah mereka tidak hanya bisa memberi keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
6
juga bisa memberikan saran tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap sumber yang bersangkutan. Pada saat penulis terjun ke lapangan, yang dijadikan Key informan dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat langsung dalam pengagasan program Kampoeng Cyber, yakni pengurus RT 36 periode 2008-2011. Karena pengurus RT 36 periode 2008-2011 dirasa mengetahui betul mengenai histori pembangunan Kampoeng Cyber RT 36 pada saat itu,
sehingga
diharapkan
dapat
dimintai
keterangannya
untuk
mempermudah jalannya penelitian. Pada saat di lapangan, penulis menjadikan Sdr Heri Sutanto, selaku ketua RT 36 periode 2008-2011, dan juga Sdr Antonius Sasongko WK, selaku ketua RT 36 periode 2015-2018. Alasan penulis menjadikan Sdr Heri Sutanto sebagai key informan, karena beliau adalah ketua RT 36 periode 2008-2011 yang juga sebagai penggagas program Kampoeng Cyber. Sedangkan alasan penulis menjadikan Sdr Antonius Sasongko sebagai key informan, karena beliau juga salah seorang penggagas program Kampoeng Cyber. Disamping itu, beliau juga anggota kepengurusan RT 36 periode 2008-2011 yang menempati divisi komunikasi dan informatika. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Ghony dan Almanshur menuliskan dalam bukunya (2012:163), pengumpulan data di dalam kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri (human
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
7
instrument), untuk mencari data dengan berinteraksi secara simbolik dengan informan/ subjek yang diteliti. Noor menuliskan dalam bukunya (2011:138) bahwa teknik pengumpulan data merupakan caramengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan penelitian. Sugiyono menuliskan dalam bukunya (2011:225) teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi, dan gabungan / triangulasi. Dari ketiga definisi tersebut, penulis menarik kesimpulan bahwa di dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai human instrument mencari data untuk menjawab rumusan penelitian dengan cara melakukan kegiatan pengamatan, mewawancara, mendokumentasikan, atau juga bisa menggabungkan ketiganya atau yang disebut dengan triangulasi. Pada saat penulis terjun ke lapangan, penulis melakukan beberapa tahap untuk pengumpulan data. Hal tersebut penulis lakukan guna mendapatkan data yang nantinya akan di deskripsikan. Tahap-tahap yang dimaksud sebagai berikut : 3.3.1 Observasi Ardianto menuliskan di dalam bukunya (2010:179) bahwa observasi lapangan atau pengamatan lapangan (field observation) adalah kegiatan yang setiap saat dilakukan, dengan kelengkapan pancaindra yang dimiliki, yang juga sebagai salah satu kegiatan memahami lingkungan. Menurut Patton dalam Sugiyono (2011:228) dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
8
menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan
sebelumnya.
Pendekatan
induktif
membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. Penulis melakukan tahap pengamatan
selama 1 hari. Tahap ini
adalah tahap awal, sebelum penulis melakukan tahap selanjutnya untuk mengumpulkan data lebih banyak. Dalam melakukan pengamatan ke warga, penulis dibantu oleh ketua RT setempat sebagai pendamping guna mempermudah jalannya proses pengamatan. Ardinto (2010:180) menuliskan di dalam bukunya bahwa dalam penelitian dikenal dua jenis observasi, yakni observasi partisipan dan observasi nonpartisipan. Ardianto menambahkan (2010:180) observasi nonpartisipan adalah jenis metode observasi, di mana seorang peneliti hanya berperan sebagai “penonton” saja tidak terjun sebagai “pemain”. Jadi, ketika mengamati kelompok yang menjadi subjek penelitian, peneliti seolah menjaga jarak, tidak terjun langsung berbaur dengan kelompok penelitiannya. Dalam melakukan tahap pengamatan/observasi, penulis memilih untuk melakukan observasi nonpartisipan. Alasannya adalah penulis hanya ingin terfokus pada pengamatan yang hanya berhubungan dengan apa yang diteliti saja. Dalam masa melakukan pengamatan, penulis hanya sekedar mengamati dan tidak turut berbaur dengan pelaku yang diamati maupun kegiatan kegiatan di luar penelitian. 3.3.2 Wawancara
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
9
Moleong (2007:186) mendefinisikan, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer)
yang
mengajukan
pertanyaan
dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Esterberg dalam Sugiyono (2011:231) mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Ardianto menuliskan dalam bukunya (2010:163) wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden
atau
orang
yang
diwawancarai,
dengan
atau
tanpa
menggunakan pedoman wawancara. Dari ketiga definisi di atas, penulis menarik kesimpulan wawancara ialah kegiatan tanya jawab untuk mengulas suatu topik pembahasan yang dilakukan oleh pewawancara dan orang yang diwawancara, dengan tujuan agar si pewawancara mendapatkan suatu keterangan lisan dari orang yang diwawancara. Dalam tahap ini, penulis melakukan wawancara/Tanya jawab secara mendalam dengan orang yang diwawancarai melalui tatap muka langsung. Narasumber atau orang yang diwawancarai penulis adalah orang yang menggagas Kampoeng Cyber RT 36 Taman, yang juga
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
10
sebagai pengurus RT 36 periode 2008-2011. Penulis juga mewawancarai beberapa orang warga RT 36 yang pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan menggunakan internet. Dari beberapa warga, diharapkan dapat memberikan informasi sesuai kebutuhan penelitian. Esterberg dalam Sugiyono (2011:233) menambahkan bahwa ada beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, wawancara semiterstruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Di tahap ini, penulis melakukan wawancara semiterstruktur pada saat terjun ke lapangan. Alasannya adalah penulis ingin wawancara tersebut bebas. Bebas yang dimaksud dalam artian setiap jawaban responden secara leluasa dapat di kembangkan lagi dengan mendalam melalui pertanyaan spontanitas, tanpa harus selalu mengacu pada list pertanyaan, namun pertanyaan tetap pada jalur pokok permasalahan. Esterberg kembali menambahkan dalam buku Sugiyono (2011:233) bahwa jenis wawancara semiterstruktur sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. 3.3.3 Dokumentasi
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
11
Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong (2007:216), dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, selain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Rachmat Kriyantono menuliskan dalam bukunya (2009:120) bahwa dokumentasi ialah salah satu metode pengumpulan data, yang bertujuan untuk menggali data-data masa lampau secara sistematis dan objektif. Sugiyono menuliskan dalam bukunya (2011:240) bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dari ketiga definisi di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa dokumen adalah bahan tertulis dari suatu peristiwa yang sudah berlalu, dan berguna sebagai metode pengumpulan data penelitian untuk digali data-data masa lampau secara sistematis dan objektif. Di tahap ini penulis menggunakaan dokumen sebagai data-data masa lampau dari tempat di mana penulis melakukan penelitian. Data-data tersebut berguna sebagai pelengkap agar memudahkan jalannya proses penelitian. 3.4
Teknik Analisis Data Elvinaro Ardianto memaparkan bahwa analisis data merupakan proses yang
memerinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data, juga sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis tersebut (Ardianto, 2010:217)
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
12
Sugiyono menambahkan, analisis data kualitatif : bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyono, 2011:333) Rosady Ruslan memaparkan, analisis kualitatif ialah memfokuskan pada isi/materi pesan-pesan komunikasi yang tersurat (yang tampak dan manifest), dan tidak dapat dipergunakan untuk mengetahui isi komunikasi yang tersirat (latent) (Ruslan, 2010:222) Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penulis mendeskriptifkan data yang diperoleh dari hasil wawancara di lapangan dengan informan dan key informan. Data wawancara tersebut merupakan sebagai bahan utama, yang kemudian
akan dianalisis untuk menjawab permasalahan
penelitian. Menganalisis data diawali dengan melakukan wawancara dengan narasumber menggunakan media rekam suara. Setelah itu penulis mentranskipkan/ menyalin kata-kata tanya jawab sesuai dengan apa yang ada direkaman tersebut dengan memutar hasil rekaman suara. Kemudian dari transkip tersebut penulis melakukan penyaringan, yakni mengambil data wawancara yang berkaitan dengan konteks penelitian, dan dipisahkan dengan data yang tidak berkaitan. Dalam penelitian ini, model analisis data yang penulis gunakan ialah model Strauss dan Corbin. Strauss dan Corbin dalam buku Ardianto (2010:223) mengatakan “analisis data kualitatif, terdiri atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu (a) pengodean terbuka (open coding), (b) pengodean berporos (axial coding), (c) pengodean selektif (selective coding)”
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
13
Strauss dan Corbin, dalam buku Ardianto (2010:224) kemudian lanjut menerangkan mengenai penjelasan ketiga jenis pengodean tersebut, yakni : A. Pengodean Terbuka “Pengodean terbuka adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti.
B. Pengodean Berporos Meletakkan data tersebut kembali ke belakangbersama-sama dalam cara-cara baru dengan membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategorinya.
C. Pengodean Selektif Setelah pengumpulan dan analisis data, selanjutnya tugas anda mengintegrasikan kategori-kategori tersebut untuk membentuk sebuah teori dasar. Dengan menggunakan model Strauss dan Corbin, cara penulis menganalisa data yakni dengan melakukan tiga jenis pengodean yakni pengodean terbuka, pengodean berporos, dan pengodean selektif. 3.5 Keabsahan Data Moleong menuliskan dalam bukunya (2013:320) “untuk metapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility),
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
14
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability)”. Agar mencapai keabsahan data, penulis menggunakan teknik triangulasi yang memanfaatkan sumber/ triangulasi sumber sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data. Patton mengatakan dalam moleong (2007:330) “Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”. Dwidjowinoto dalam wibowo (2011:29) mengatakan bahwa “triangulasi sumber yakni dengan membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda, misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara”. Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pengecekan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh, yaitu membandingkan hasil pengamatan dengan hasil wawancara. Pertama-tama penulis mengamati warga Kampoeng Cyber RT 36 Taman yang mayoritas warganya sehari-hari aktif di depan komputer & mengakses internet. Lalu hasil analisa penulis kemudian akan diperiksa keabsahannya dengan menggunakan triangulasi sumber. Penulis melakukan wawancara dengan 2 orang penggagas Kampoeng Cyber perihal temuan yang penulis dapatkan pada saat melakukan pengamatan, yang kemudian dilanjutkan wawancara dengan sejumlah warga Kampoeng Cyber untuk menanyakan langsung perihal temuan penulis pada saat pengamatan dan wawancara dengan penggagas.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
15
3.6 Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian di sebuah lingkup kemasyarakatan tingkat RT, yakni di Kampoeng Cyber RT 36 Taman. Alamat lengkapnya adalah RT 36 / RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton – Yogyakarta. Penulis melakukan penelitian terhitung dari Selasa 5 Mei – 26 Mei 2015.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Tempat Penelitian Kampoeng Cyber RT 36 Taman merupakan perkampungan padat penduduk terletak di tengah kota Yogyakarta, berdampingan dengan obyek wisata pemandian Taman Sari. Penduduk mayoritas bekerja di sektor informal dan berlatar belakang pendidikan menengah, dengan jumlah penduduk 114 jiwa, terdiri dari 34 Kepala Keluarga (Update 2015). Kampung yang penuh dinamika yang selalu ingin bergerak maju mengikuti perkembangan jaman secara mandiri membangun wawasan pengembangan wilayah dan sumber daya manusia melalui teknologi informasi. Semua berdasar karena kesadaran untuk berkembang dan dengan semangat gotong royong membangun diri. Sekretariat
:
Taman KT I/434, RT 36 – RW 09 Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton Yogyakarta – 55133 Email
:
[email protected]
Facebook
: Taman Erte Tiga Enam
Twitter
: @kampoengcyber36
33 Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
2
4.1.1 Visi dan Misi Kampoeng Cyber RT 36 Taman Visi
:
Secara mandiri membangun masyarakat sadar informasi dan teknologi yang diharapkan mampu meningkatkan kemajuan di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, seni dan budaya di wilayah RT 36 Taman. Misi
:
A. Menghadirkan teknologi informasi kepada warga dengan akses yang merata, termasuk di ruang publik RT 36 Taman B. Membuka wawasan pengetahuan dan peningkatan komunikasi warga dengan pendekatan teknologi informasi C. Mendorong warga untuk mengembangkan potensinya masing-masing agar dapat memanfaatkan teknologi informasi secara optimal dan diharapkan ada peningkatan dari segi kesejahteraan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
3
4.1.2
Struktur Kepengurusan Kampoeng Cyber RT 36 Taman Yogyakarta periode 2015-2018
Gambar .1 Struktur Kepengurusan RT 4.1.3
Logo Kampoeng Cyber RT 36 Taman Yogyakarta
Gambar.2 Logo Kampoeng Cyber RT 36
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
4
4.2 Data Warga Kampoeng Cyber RT 36 Taman Yogyakarta Penulis melampirkan data jumlah warga yang sesuai dengan dokumen milik kepengurusan RT 36 periode 2015-2018. Berdasarkan tabel data tersebut, dapat diketahui penduduk Kampoeng Cyber RT 36 Taman berjumlah 114 Jiwa, terdiri dari 35 Kepala Keluarga.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Lengkap R. Ignatius Yosep Hardjuno Ny. Dalinem R. Djoni Sumantri R. Tri Sasongko R. Prasetya Hendroutomo Sri Kadarwati Edi Wahyanto Sri Kadar Pudyastuti, BA Yogabrangta As'ad Sudrajad RR. Tria Rani Riasati Rujito Musiyati Agsal Dava Ariyantaka ST. Sugeng Raharjo M. Dwi Sugiharti V. Ima Sudarwati L. Noveni Saraswati F. Adhi Susilo Agustina Kurni Indarto Mujiyah Bangkit Suharjo Putra Bagas Indra Yuna Berry Indar Saputra Surajiman Sri Noor Indarsih R. Noorman
Jenis Kelamin
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
15-Jan-1949 31-Dec-1955 12-Jun-1973 12-Jul-1977
Pengerajin Wayang Wiraswasta Seniman
Kepala keluarga Istri Anak Anak
Laki-laki Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
6-Jun-1980 5-Jun-1945 25-Dec-1962
Wiraswasta Wirausaha Seniman
Anak Kepala keluarga Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
4-Jul-1958
PNS
Istri
Laki-laki
Yogyakarta
9-Mar-1997
Pelajar
Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Gunungkidul Gunungkidul
20-May-2001 19-Sep-1977 5-Sep-1977
Pelajar Karyawan Swasta Wirausaha
Anak Kepala keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
8-Jan-2003
Pelajar
Anak
Laki-laki Perempuan Perempuan
Kulon Progo Yogyakarta Yogyakarta
31-Dec-1944 14-Mar-1969 28-Aug-1974
Wirausaha/ Batik Wirausaha Wirausaha
Kepala keluarga Anak Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Bantul Yogyakarta Yogyakarta
6-Nov-1983 2-Apr-1979 17-Apr-1955 7-Feb-65
Karyawan Swasta Guru Wirausaha Tour Guide Wirausaha
Anak Kepala keluarga Istri Kepala keluarga Istri
Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta
20-Jan-1980 23-Jun-1993
Guru Musik Mahasiswa
Anak Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
7-Apr-1998 9-Sep-1954 16-Sep-1951 28-Mar-1984
Pelajar Pensiunan PNS Pensiunan PNS PNS
Anak Kepala keluarga Istri Anak
Pekerjaan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Status Dalam Keluarga
5
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Windarto, SH R. Noorman Sulistyo R. Noorman Wicaksono R. Moedjono RR. Supitar RR. Sugiarti Palupi R. Tri Wijanarko Mujirah R. Eka Purnama Aji Wijaya Agung Rumono RR. Utami Dewi Yunita Bunga Dewi Antonius Heri Sutanto Th. Rina Pratiwi Amadeus Farrel Bramantyo Pany Parwani Soedarmodjo Darsinah Syahrudi, Spd. Titik Waluyowati Ikrar Pribadiansyah Reang Pribadiansyah Bunar Usanto Umi Nurhartanti Falla Rizqi Candra Andreas Tatang Yuli Purwoko Cresentiana Ponirahayu Epraem Yonanda Purwa Maria Venda Agdania Oda Surur Wahyudi Sri Marpinjun Amna Alifa Alma Umna Fadhilah Opan Tien Supartinah Wendy Parwita Kusuma Ny. Wakhim Maryanto
Laki-laki
Yogyakarta
17-Nov-1985
Karyawan Swasta
Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Kulon Progo
19-Apr-1989 7-Dec-1938 6-Jun-1941
Karyawan Swasta
Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Bantul
26-Aug-1969 15-Sep-1967 5-Jan-1966
Guru PNS Wirausaha
Anak Kepala keluarga Istri
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
30-Nov-1990 6-May-1973
Wiraswasta Wiraswasta Wirausaha
Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan
Yogyakarta
29-Jun-2005
Pelajar
Anak
Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Sleman
17-Mar-1974 18-Dec-1976
Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Kepala keluarga Istri
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Wonogiri Yogyakarta
3-Jul-2007 30-Sep-1990 10-Aug-1933
Balita Wirausaha
Indramayu Yogyakarta
12-Mar-1970 13-Jun-1970
Anak Anak Kepala keluarga Istri Kepala keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
1-Aug-1992
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Sleman Yogyakarta Yogyakarta
25-Aug-2005 9-Sep-1969 29-Apr-1974 23-Oct-2000
Pelajar Wirausaha Wirausaha Pelajar
Anak Kepala keluarga Istri Anak
Laki-Laki
Yogyakarta
15-Jul-1967
Wirausaha
Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
21-May-1970
Mengurus RT
Istri
Laki-Laki
Yogyakarta
23-Jun-1989
Wirausaha/Seniman
Anak
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Banjarnegara Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Tasikmalaya
3-Aug-1993
21-Jan-1948
Pelajar Wiraswasta/ LSM Wiraswasta/ LSM Mahasiswa Mahasiswa Pelajar Pelajar Ibu Rumah Tangga
Anak Anak Kepala keluarga Istri Anak Anak Anak Anak Kepala keluarga
Laki-laki
Jakarta
13-Nov-1980
Karyawan Swasta
Anak
Perempuan
Yogyakarta
31-Dec-1943
Buruh
Kepala keluarga
28-Aug-1962 4-Feb-1966 11-Aug-1993 13-Mar-1995
Pensiunan PNS Seniman/Wirausaha Wirausaha
Anak
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
6
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
94 95 96
97 98 99 100 101 102
Nur Syamsuriyanto Maria Mahdalena Sudjijah A. Sasongko Wahyu Kusumo Prita Trisnaneswari Ida Wahyu Windarti Elisabeth Hilda Johanes Brian Ny. Siyam Erny Wahyu Winarti Ny. R. NGT. Tukijah Eko Bimo Sutopo VA Siam Tri Haryani Alan Dharma Saputra Athaneus Dewa Fajar Ade Putra Panuju Ida Hamid Dimas Novandra Utomo Novandy Khoirullah Akbar Saryadi Sarjilah Jaya Adi Praptama Kurniawan Adi P. Warsito Sekar Aris Al Azmi Rega Supriyanto Awik Rahayu Nuzul Dela Soh Faturrochmah Madana Dwi Kurniasari Amasye Heryanto Mataheni Sri Hastuti Herewila Wita Mataheni Stefy Yudistira Mataheni Nara Ridho Mataheni Moerti Krismini, RA, NY JD Febyanti
Laki-laki
Yogyakarta
Buruh
Anak
Perempuan
Yogyakarta
31-Dec-1938
Kepala keluarga
10-May-1979
Sudah Sepuh Wiraswasta/ Desain Grafis
Laki-laki
Yogyakarta
Perempuan
Yogyakarta
25-Okt-1979
Ibu Rumah Tangga
Istri
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Jakarta Jakarta Bantul
14-May-1967 3-Mar-1998 26-Jul-2000 15-Oct-1945
PNS Pelajar Pelajar Ibu Rumah Tangga
Kepala keluarga Anak Anak Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
11-Oct-1975
Wirausaha
Anak
Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Magelang
31-Dec-1937 12-Jan-1966
Sudah Sepuh Karyawan Swasta
Kepala keluarga Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
3-Nov-1970
Karyawan Swasta
Istri
Laki-laki
Yogyakarta
31-Jan-2002
Pelajar
Anak
Laki-laki laki-laki Perempuan
Yogyakarta Purwokerto Tasikmalaya
3-Apr
Pelajar Wirausaha Wirausaha
Anak Kepala keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
14-Nov-1994
Pelajar
Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan
Purwokerto Bantul Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
19-Nov 16-Jun-1960
Yogyakarta Kulon Progo Yogyakarta
2-Mar-1971 28-Jun-1976
Pelajar Wirausaha PNS Pelajar Pelajar Wirausaha Wirausaha Guru Masih Balita Tour Guide Ibu Rumah Tangga
Anak Kepala keluarga Istri Anak Anak Kepala keluarga Istri Anak Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan
Yogyakarta
23-Nov-2002
Pelajar
Anak
Perempuan
Yogyakarta
18-Nov-2004
Pelajar
Anak
Laki-laki
Kupang
22-Oct-1964
Karyawan Swasta
Kepala keluarga
Perempuan Perempuan
Bandung Kupang
11-Apr-1963 26-Oct-1985
Ibu Rumah Tangga Karyawan Swasta
Istri Anak
Perempuan
Kupang
31-Jul-1988
Karyawan Swasta
Anak
Laki-laki
Kupang
3-Nov-2002
Pelajar
Anak
Wirausaha Mahasiswa
Kepala keluarga Anak
2-Jun-2002
Perempuan Perempuan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Kepala keluarga
7
103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
Novita S.K. Kamsinah Slamet RR. Iskamtini Sabar Rukmini Mantri Darsono Paal Setiawan Lastri Asmarita Andesta Gilang. P Danu Arya. S
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
Mahasiswa Jasa Pijat Bayi Karyawan Swasta Karyawan Swasta Pensiunan PNS Ibu Rumah Tangga Buruh Buruh
Anak Kepala keluarga Kepala keluarga Istri Kepala keluarga Istri Anak Anak Kepala Keluarga Istri
Tabel.1 Data Warga Kampoeng Cyber RT 36 4.2.1 Data Rumah Keluarga yang Berlangganan Jaringan Internet Antar Rumah Penulis juga melampirkan data rumah warga Kampoeng Cyber RT 36 Taman yang berlangganan jaringan internet antar rumah. Berdasarkan dokumen kepengurusan RT 2015-2018, dapat diketahui pada Maret – May 2015 dari ada 18 keluarga yang terdaftar rumahnya terhubung jaringan internet antar rumah.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Status Dlm Kel.
Keterangan
Rujito Musiyati Agsal Dava Ariyantaka F. Adhi Susilo Agustina Kurni Indarto Mujiyah Bangkit Suharjo Putra Bagas Indra Yuna Berry Indar Saputra
Laki-laki Perempuan
Gunungkidul Gunungkidul
19-Sep-1977 5-Sep-1977
Kepala keluarga Istri
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Bantul Yogyakarta Yogyakarta
8-Jan-2003 2-Apr-1979 17-Apr-1955 7-Feb-1965
Anak Kepala keluarga Istri Islam Islam
Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta
20-Jan-1980 23-Jun-1993
Anak Anak
Laki-laki
Yogyakarta
7-Apr-1998
Anak
Agung Rumono RR. Utami Dewi Yunita Bunga Dewi Antonius Heri Sutanto
Laki-laki Perempuan
Yogyakarta
6-May-1973
Kepala Keluarga Istri
Perempuan
Yogyakarta
29-Jun-2005
Anak
Laki-laki
Yogyakarta
17-Mar-1974
Kepala Keluarga
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Alamat Diwawancara Taman KT I/425 Taman KT I/433
Taman KT I/432
Diwawancara
Diwawancara
Diwawancara Taman KT I/427 Taman KT I/431
Diwawancara
8
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Th. Rina Pratiwi Pany Parwani Amadeus Farrel Bramantyo Syahrudi, Spd. Titik Waluyowati Ikrar Pribadiansyah Reang Pribadiansyah R. Tri Wijanarko Mujirah R. Eka Purnama Aji Wijaya Bunar Usanto Umi Nurhartanti Falla Rizqi Candra Andreas Tatang Yuli Purwoko Cresentiana Ponirahayu Epraem Yonanda Purwa Maria Venda Agdania Clara Oda Okta Vernanza Surur Wahyudi Sri Marpinjun Amna Alifa Alma Umna Fadhilah Opan Tien Supartinah Wendy Parwita Kusuma A. Sasongko Wahyu Kusumo Prita Trisnareswari Ida Wahyu Windarti Elisabeth Hilda Johanes Brian Eko Bimo Sutopo VA Siam Tri Haryani Alan Dharma Saputra Athaneus Dewa Fajar Ade Putra Saryadi Sarjilah Jaya Adi
Perempuan Perempuan
Sleman Wonogiri
18-Dec-1976 30-Sep-1990
Istri Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Indramayu Yogyakarta
3-Jul-2007 12-Mar-1970 13-Jun-1970
Anak Kepala Keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
1-Aug-1992
Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Bantul
25-Aug-2005 15-Sep-1967 5-Jan-1966
Anak Kepala keluarga Istri
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Sleman Yogyakarta
30-Nov-1990 9-Sep-1969 29-Apr-1974
Anak Kepala Keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
23-Oct-2000
Anak
Laki-laki
Yogyakarta
15-Jul-1967
Kepala Keluarga
Perempuan
Yogyakarta
21-May-1970
Istri
Laki-laki
Yogyakarta
23-Jun-1989
Anak
Perempuan
Yogyakarta
3-Aug-1993
Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Banjarnegara Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Tasikmalaya
Laki-laki
21-Jan-1948
Anak Kepala Keluarga Istri Anak Anak Anak Anak Kepala keluarga
Jakarta
13-Nov-1980
Anak
Laki-laki
Yogyakarta
Anak
Perempuan
Yogyakarta
10-May-1979 25 Oktober 1979
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Jakarta Jakarta Magelang
14-May-1967 3-Mar-1998 26-Jul-2000 12-Jan-1966
Kepala Keluarga Anak Anak Kepala Keluarga
Perempuan
Yogyakarta
3-Nov-1970
Istri
Laki-laki
Yogyakarta
31-Jan-2002
Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Bantul Yogyakarta Yogyakarta
28-Aug-1962 4-Feb-1966 11-Aug-1993 13-Mar-1995
Diwawancara Taman KT I/428
Taman KT I/410
Diwawancara Diwawancara
Taman KT I/413
Taman KT I/430
Diwawancara
Diwawancara
Taman KT I/417
Taman KT l/422
Diwawancara Diwawancara
Taman KT I/434
Istri Diwawancara Taman KT I/429
Diwawancara
16-Jun-1960
Anak Kepala Keluarga Istri Anak
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Taman KT I/435
Diwawancara Taman KT I/442
9
Praptama 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Kurniawan Adi P. Warsito Sekar Aris Al Azmi Rega Supriyanto Awik Rahayu Nuzul Dela Soh Faturrochmah Madana Dwi Kurniasari Paal Setiawan Lastri Asmarita Andesta Gilang.P Danu Arya. S
Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta
2-Jun-2002
Yogyakarta Kulon Progo Yogyakarta
2-Mar-1971 28-Jun-1976
Anak Kepala Keluarga Istri Anak Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan
Yogyakarta
23-Nov-2002
Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta
18-Nov-2004
Anak Kepala Keluarga Istri Anak Anak
Diwawancara Taman KT I/412 Diwawancara Taman KT I/440
Diwawancara Taman KT I/415
Tabel. 2 Data Rumah Warga yang Berlangganan Jaringan Internet
4.2.2 Data Rumah Keluarga yang Tidak Berlangganan Jaringan Internet Antar Rumah Penulis juga melampirkan data rumah keluarga yang tidak ikut berlangganan jaringan internet antar rumah. Dapat diketahui, dari 35 keluarga ada 17 rumah keluarga yang tidak ikut berlangganan jaringan internet antar rumah.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Lengkap R.Ignatius Yosep Hardjuno Ny. Dalinem R. Djoni Sumantri R. Tri Sasongko R. Prasetya Hendroutomo Sri Kadarwati Edi Wahyanto Sri Kadar Pudyarstuti, BA Yogabrangta As’ad sudrajad
Jenis Kelamin
Tempat Lahir
Tanggal Lahir
Status Dlm Kel.
Keterangan
Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta
15-Jan-1949 31-Dec-1955
Kepala keluarga Istri
Laki-laki Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta
12-Juni-1973 12-Jul-1977
Anak Anak
Laki-laki
Yogyakarta
6-Jun-1980
Anak
Perempuan Laki-laki
Yogyakarta Yogyakarta
5-Jun-1945 25-Dec-1962
Kepala keluarga Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
4-Jul-1958
Istri
Laki-laki
Yogyakarta
19-Mar-1997
Anak
Alamat
Taman KT I/411 Wawancara Taman KT I/444 Taman KT I/438 Wawancara
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
10
40 41 42
RR. Tria Rani Riasati ST. Sugeng Raharjo M. Dwi Sugiharti V. Ima Sudarwati L. Noveni Saraswati Surajiman Sri Noor Indarsih R. Noorman Windarto, SH R. Noorman Sulistyo R. Noorman Wicaksono R. Moedjono RR. Supitar RR. Sugiarti Palupi Soedarmodjo Darsinah Ny. Wakhim Maryanto Nur Syamsuriyanto Maria Mahdalena Sudijah Ny. Siyam Erny Wahyu Winarti Ny. R. NGT. Tukijah Panuju Ida Hamid Dimas Novandra Utomo Novandy Khoirullah Akbar Amasye Heyanto Mataheni Sri Hastuti Herewila Wita Mataheni Stefy Yudistira Mataheni Nara Ridho Mataheni Moerti Krismini RA, NY JD Febyanti Novita.S.K
43 44 45 46
Kamsinah Slamet RR. Iskamtini Sabar
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Perempuan
Yogyakarta
20-May-2001
Anak
Laki-laki Perempuan Perempuan
Kulon progo Yogyakarta Yogyakarta
31-Dec-1944 14-Mar-1969 28-Aug-1974
Kepala keluarga Anak Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta
6-Nov-1983 9-Sep-1954 16-Sep-1951
Anak Kepala keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
28-Mar-1984
Anak
Laki-laki
Yogyakarta
17-Nov-1985
Anak
Laki-laki Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta Kulon progo
19-Apr-1989 7-Dec-1938 6-Jun-1941
Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Yogyakarta
26-Aug-1969 10-Aug-1933
Anak Kepala keluarga Istri
Perempuan
Yogyakarta
31-Dec-1943
Kepala keluarga
Laki-laki
Yogyakarta
Perempuan Perempuan
Yogyakarta Bantul
31-Dec-1938 15-Oct-1945
Sudah sepuh Kepala keluarga
Perempuan
Yogyakarta
11-Oct-1975
Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan
Yogyakarta Purwokerto Tasikmalaya
31-Dec-1937 3-Apr-
Sudah sepuh Kepala keluarga Istri
Laki-laki
Yogyakarta
14-Nov-1994
Anak
Laki-laki
Purwokerto
19-Nov
Anak
Laki-laki
Kupang
22-Oct-1964
Kepala keluarga
Perempuan Perempuan
Bandung Kupang
11-Apr-1963 26-Oct-1985
Istri Anak
Perempuan
Kupang
31-Jul-1988
Anak
Laki-laki
Kupang
3-Nov-2002
Anak
Taman KT I/420
Taman KT I/414 Wawancara
Taman KT I/419 Taman KT I/443 Taman KT I/426
Anak Taman KT I/441 Taman KT I/416 Taman KT I/424 Wawancara Taman KT I/436
Wawancara
Perempuan Perempuan Perempuan
Kepala keluarga Anak Anak
Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Kepala keluarga Kepala keluarga Istri Kepala keluarga
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
Taman KT I/418
Taman KT I/439 Taman KT I/423 Taman KT I/437 Taman KT I/
11
47 48 49
Rukmini Mantri Darsono
Perempuan Laki-laki Laki-laki
Istri Anak Anak
421
Tabel. 3 Data Rumah Warga yang Tidak Berlangganan Jaringan Internet
4.3
Gambaran Proses Perubahan Perilaku Warga Kampoeng Cyber RT 36 Taman RT 36 Taman, Yogyakarta adalah sebuah lingkup wilayah padat penduduk
yang saat ini (data Mei 2015) memiliki 114 jiwa, dan mayoritas warganya sudah tak asing lagi menggunakan jaringan internet untuk kebutuhan sehari-hari. Kampoeng Cyber RT 36 Taman memiliki histori yang cukup menginspirasi tentang penggagasannya. Di balik kecenderungan warganya yang saat ini fasih menggunakan internet, ada sebuah proses yang penah dialami warga, sehingga menghasilkan perubahan perilaku pada warganya ke arah postmodern. Juli 2008 adalah saat-saat dimana warga menunjukan ketersediaannya untuk mulai beradaptasi dengan perangkat komputer dan internet. Pengetahuan warga yang terbatas mengenai teknologi komputer dan internet menjadi faktor utama yang harus diatasi oleh pengurus RT 36 periode 2008-2011. Pengurus saat itu meyadari, untuk membangun sebuah kampung berbasis internet harus didukung dengan keaktifan warganya dalam menggunakan jaringan internet. Untuk itu pada Agustus 2008, pengurus melancarkan suatu kegiatan yang fokus memberikan pengetahuan lebih luas mengenai jaringan internet kepada warga. 4.3.1 Disebarkannya Ide Baru Berupa Teknologi Informasi Internet adalah teknologi yang saat itu masih dianggap asing oleh warga RT 36. Di samping ketidak tahuan warga tentang manfaat internet,
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
12
image internet juga kerap dibenturkan pada sesuatu hal yang berakibat negatif, sehingga membuat warga enggan untuk mencoba aktif menggunakannya, terutama dikalangan ibu rumah tangga. Namun pengurus RT mencoba untuk meluruskan persepsi subjektif tersebut. Untuk itu langkah awal pengurus untuk membangun Kampoeng Cyber adalah menyebarkan pengetahuan ke warga mengenai manfaat teknologi internet. Agar ‘ide baru’ dapat tersebar dengan efektif, dibutuhkan komitmen antara warga dan pengurus saat itu. Sebelum penyebaran ide baru dilakukan, pengurus perlu komunikasi secara langsung dengan warga melalui sebuah forum formal. Tujuannya ialah mengajak warga agar bersedia mendukung program pemerintah dengan cara memnjalin komitmen dan saling bekerja sama dengan pengurus untuk membangun RT 36 menjadi sebuah kampung berbasis internet. Bentuk utama kerja sama yang pengurus tawarkan ialah kesediaan dan keseriusan warga untuk mengikuti sebuah kegiatan yang disusun oleh pengurus.
A. Bentuk kegiatan Kegiatan yang dibuat oleh pengurus RT adalah bagian dari isi program kerja Kampoeng Cyber. Sdr Heri Sutanto, yang saat itu mejabat sebagai ketua RT mengatakan bahwa “tujuan dibuatnya kegiatan ini adalah agar menjadi stimulus untuk warga, sehingga
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
13
warga bisa terdorong untuk mau aktif menggunakan jaringan internet” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 19:27 WIB) Keterangan dari Sdr Heri Sutanto dibenarkan oleh Sdr Antonius Sasongko selaku pengurus RT saat itu terlibat di dalam kegiatan tersebut, ia mengatakan “Dari kegiatan yang kita gerakkan akan menjadi sutau dorongan untuk warga agar mau belajar menggunakan perangkat komputer dan mengakses internet” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 11:31 WIB) Kegiatan yang dibuat adalah suatu kegiatan yang tujuannya untuk memberikan
pengetahuan
kepada
warga
mengenai
teknologi
komputer dan internet. Dari kegiatan tersebut pengurus mengamati bagaimana feedback dari warga setelah mengikuti kegiatan. Respon tersebut menjadi tolak ukur untuk melihat antusiasme warga pada perangkat komputer dan internet. Bentuk dari kegiatan yang digerakkan oleh pengurus saat itu, dapat disebutkan, yakni : •
Sosialisasi Sdr Antonius Sasongko mengatakan “kegiatan pertama, ialah melakukan sosialisasi ke warga mengenai manfaat internet, rutin 2 kali dalam seminggu, dan itu berjalan selama 3 bulan” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 11:37 WIB)
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
14
Kegiatan ini dilakukan pada Agustus 2008. Kegiatan sosialisasi yang
dilakukan
oleh
pengurus
berisi
pengenalan-pengenalan
mengenai internet beserta manfaatnya. Di tahap ini pengurus menitik beratkan untuk meluruskan persepsi warga yang selama ini hanya mengetahui sisi negatifnya internet. Pengurus berusaha meyakinkan ke warga kalau banyak manfaat yang bisa di rasakan apabila sudah aktif menggunakan internet. Mengingat bahwa warga RT 36 secara turun menurun memiliki budaya suka bergotong royong dan peduli pada kesejahteraan kampung, pengurus juga menjanjikan bahwa internet bisa menjadi suatu sarana untuk mensejahterakan wilayah kemasyarakatan. Kegiatan sosialisasi ini dilakukan secara rutin seminggu 2 kali pertemuan, dan dilakukan selama 3 bulan. Dengan rutinitas tersebut, pengurus berharap mendapatkan feedback yang sesuai. •
Pelatihan Sdr Heri Sutanto mengatakan “Kegiatan berikutnya adalah pelatihan. Tahap kedua ini adalah memberikan pelatihan untuk warga dengan praktek langsung menggunakan komputer dan belajar mengakses internet” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 19:31 WIB) Pelatihan ini dimulai saat kegiatan sosialisasi berjalan satu bulan. Tujuan dari dilakukannya pelatihan ini agar warga mampu secara
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
15
praktek mengoperasikan perangkat komputer. Dari mengoperasikan komputer ini kemudian warga diarahkan untuk mengakses internet. Setelah mengikuti pelatihan ini pengurus berharap, warga akan terdorong untuk terus aktif menggunakan perangkat komputer dan menggunakan internet.
B. Respon Warga Setelah ikut Kegiatan Dari kedua kegiatan di atas, masing –masing warga menunjukkan feedback yang beragam. Pada saat kegiatan sosialisasi, warga sering kali melontarkan pertanyaan kepada pengurus pada saat sesi tanya jawab. Ini dapat diartikan bahwa warga menyimak dan bahkan bersedia
menerima ide baru yang diperkenalkan oleh pengurus
sehingga warga melontarkan pertanyaan yang lebih detail. Pada saat kegiatan pelatihan, Respon dari warga semakin mengalami kemajuan. Warga makin detail melontarkan pertanyaan. Sdr Heri Sutanto mengatakan “ Di tahap ini respon warga semakin berbobot, warga banyak mengajukan pertanyaan mendalam yang sifatnya bukanlah lagi pertanyaan dasar untuk seorang pemula“ (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 19:34 WIB ). Ini dapat diartikan bahwa warga mulai berfikir kritis dan turut merasakan manfaat menggunakan internet apabila dirinya aktif menggunakan perangkat komputer.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
16
Setelah melaksanakan kegiatan yang bertahap tersebut, pengurus melakukan pengamatan terhadap respon yang ditunjukan warga. Sdr Antonius Sasongko mengatakan “Setelah kedua kegiatan tersebut selesai di ikuti, beberapa warga ada yang sampai membeli perangkat komputer dan modem untuk melanjutkan belajar menggunakan komputer dan internet di rumah” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 11:34 WIB) Dari keterangan Sdr Antonius Sasongko yang mengamati respon warga setelah kegiatan selesai, sangat terlihat bahwa respon warga sangat bagus dan sudah sesuai dengan harapan pengurus. Keterangan dari Sdr Antonius Sasongko dibenarkan oleh salah satu warga yaitu Sdr Saryadi, ia mengatakan “setelah mengikuti kegiatan secara bertahap, baru menyadari kalau internet akan berguna. Akhirnya membeli perangkat laptop dan modem untuk digunakan di rumah” (Dokumen Rekaman : Selasa, 12 May, 2015, pkl 20:37 WIB) Dari keterangan-keterangan tersebut dapat diartikan bahwa penyebaran ide baru ke warga mengenai teknologi internet berhasil diterima oleh warga. Itu dibuktikan dengan respon warga yang disebutkan Sdr Antonius Sasongko selaku pengurus RT. 4.3.2 Tahap difusi dan adopsi pada warga RT 36 Warga yang penulis gunakan sebagai informan pada penelitian ini adalah pengguna aktif internet. Keduanya pernah mengikuti kegiatan
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
17
pengenalan
teknologi
komputer
dan
internet
yang
dibuat
oleh
kepengurusan RT 36 di tahun 2008. Setelah mengkuti kegiatan, informan tidak langsung aktif menggunakan internet, tetapi melalui beberapa tahap pertimbangan terlebih dahulu sebelum akhirnya memutuskan untuk aktif menggunakan internet. Berikut gambarannya : •
Pengetahuan Di tahap ini, informan baru mengetahui apa itu internet dan apa saja
kelebihan internet. Persisnya tahap ini dialami
informan pada saat tengah mengikuti kegiatan. - Sdr Saryadi, selaku warga yang pernah mengikuti kegiatan tersebut mengaku bahwa dirinya pertama kali mendapatkan pengetahuan mengenai perangkat komputer dan internet secara detail yakni melalui kegiatan tersebut. - Sdr Bangkit, selaku warga yang pernah mengikuti kegiatan tersebut
mengaku
bahwa
dari
kegiatan
tersebut,
pengetahuannya bertambah luas mengenai dunia cyber yang baru ia ketahui. Dari keterangan kedua informan tersebut, dapat diketahui bahwa keduanya mendapatkan pengetahuan baru dari kegiatan tersebut.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
18
•
Persuasi Di tahap ini, informan sudah mendapatkan pengetahuan sehingga ia sudah mengetahui apa itu internet dan apa saja manfaatnya jika ia aktif menggunakan. Namun ia masih ingin mempertimbangkan dan belum bersedia memutuskan untuk aktif menggunakan atau tidak. - Sdr Saryadi mengatakan, walaupun ia terdorong untuk aktif menggunakan internet, namun dirinya mempertimbangkan dahulu sebelum memutuskan untuk membeli perangkat laptop. Ia mempertimbangkan manfaatnya apayang bisa didapat kalau aktif menggunakan internet. - Sdr Bangkit mengatakan, kalau diriya tidak langsung aktif menggunakan
internet
setelah
mengikuti
kegiatan.
Ia
melakukan pertimbangan dahulu Dari keterangan kedua informan tersebut, dapat diketahui bahwa keduanya melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk aktif menggunakan internet.
•
Keputusan Di tahap ini informan sudah melakukan pertimbangan, sehingga mulai mengambil keputusan akhir apakah harus aktif menggunakan internet atau tidak.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
19
- Sdr Saryadi mengatakan, ia melakukan pertimbangan yang matang namun mampu memutuskannya dengan segera. Setelah melakukan pertimbangan sendiri dan juga diskusi dengan Sdr Antonius Sasongko selaku pengurus, ia langsung memutuskan untuk aktif menggunakan internet - Sdr Bangkit mengatakan, ia baru bisa memutuskan untuk aktif menggunakan internet 6 bulan kemudian setelah rumahnya ikut berlangganan jaringan internet antar rumah. Dari keterangan kedua informan tersebut, dapat diketahui bahwa keduanya sama sama mengambil keputusan untuk aktif menggunakan internet, namun berbeda waktunya.
•
Penegasan Di tahap ini informan sudah membuat keputusan, dan bahkan sudah mulai aktif menjadi pengguna internet. Namun terkadang masih mengevaluasi dengan menanyakan ke warga apakah keputusannya ini menguntungkan bagi dirinya atau tidak. - Sdr Saryadi mengatakan, di awal awal aktif dirinya terkadang suka mengevaluasi keputusannya untuk aktif menggunakan internet, namun seiring berjalannya waktu, dirinya tidak pernah merasa seperti itu lagi.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
20
-Sdr Bangkit mengatakan, setelah dirinya aktif, terkadang ia mengevaluasi dengan keluarga, perihal keputusannya untuk berlangganan internet Dari keterangan kedua informan tersebut, dapat diketahui bahwa keduanya pernah mengevaluasi keputusannya perihal keaktifan menggunakan internet. Dari keterangan Sdr Saryadi dan Sdr Bangkit jelaskan perihal pengetahuan, pertimbangan, hingga evaluasi yang mereka Alami, maka hal tersebut sejalan dengan proses yang ada pada teori difusi inofasi yang menyebutkan 4 tahapan penting yang menjadi inti proses difusi yang terdiri dari pengetahuan, persuasi, keputusan, dan penegasan. 4.3.3 Perubahan Perilaku Warga Pasca Aktif Menggunakan Internet Setelah ide baru mengenai teknologi internet tersebar melalui sebuah kegiatan dan diterima oleh warga, ternyata penyebaran tersebut berakibat pada berubahnya perilaku warga. Warga yang menerima ide baru berupa teknologi internet tersebut, dipastikan telah aktif menggunakan internet. Namun setelah aktif, justru warga menjadi memiliki kebiasaan baru dalam hal tertentu dan meninggalkan kebiasaan lama. Hal tersebut dibenarkan oleh Sdr Antonius Sasongko yang mengatakan “Sedikit banyaknya perubahan perilaku pasti terjadi pada warga. Mengingat dahulu, waktu sebelum warga aktif menggunakan internet, warga memang suka
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015
21
membaca koran, mencari segala jenis informasi melalui media cetak. Tapi semenjak ada internet, warga justru cenderung ke media internet ntuk mencari segala macam informasi” (Dokumen Rekaman : Selasa, 5 May, 2015, pkl 11:39 WIB) Warga yang penulis gunakan sebagai informan yakni Sdr Saryadi dan Sdr Bangkit mengatakan, semenjak dirinya aktif menggunakan internet, dirinya mengalami perubahan perilaku dalam hal tertentu. Sdr Saryadi menjelaskan, “sebelum aktif menggunakan internet saya rutin tiap hari baca surat kabar, namun setelah aktif menggunakan internet saya malah cenderung membaca media online” (Dokumen Rekaman : Selasa, 12 May, 2015, pkl 20:42 WIB) Sdr Bangkit juga menambahkan “Dulu sebelum aktif mengunakan internet, saya pernah berlangganan majalah musik, tapi setelah aktif menggunakan internet, saya berhenti berlangganan dan beralih ke versi eMagazine nya” Dari keterangan Sdr Saryadi dan Sdr Bangkit, juga diperkuat dari keterangan Sdr Antonius Sasongko berdasarkan pengamatannya, penulis menarik kesimpulan bahwa warga yang aktif menggunakan internet mengalami suatu perubahan perilaku ke arah yang bersifat modern.
Proses Perubahan..., Oki FIKOM 2015