BAB I PENDAHULUAN
Jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana dijabarkan dalam UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi daerah secara luas dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, selain itu diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam kaitan itu untuk terwujudnya pelaksanaan Otonomi Daerah sejalan dengan upaya menciptakan pemerintah daerah yang bersih, bertanggung jawab serta mampu menjawab tuntutan perubahan, maka Walikota Ambon selaku kepala daerah menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, yang merupakan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Ambon selama satu tahun anggaran.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 ini pada hakekatnya didasarkan pada Rencana Kerja Pemerintah Kota Ambon tahun 2014 yang secara nyata terimplementasi kedalam APBD Kota Ambon Tahun 2014 dan perubahannya. APBD Kota Ambon Tahun 2014 serta perubahannya merupakan penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Ambon tahun 2011 - 2016.
Penyusunan LPPD ini mencakup Kebijakan Pemerintah Kota Ambon dalam Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
(RPJM)
Kota
Ambon,
Penyelenggaraan
Urusan
Desentralisasi, Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 1 ]
A. Dasar Hukum Landasan Hukum Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Ambon Tahun 2014 pada hakekatnya didasarkan pada ketentuan Peraturan PerundangUndangan sebagai berikut ; a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. c. Undang-Undang Nomor 27 tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1955 tentang Pembentukan Kota Ambon sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat. g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. h. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2014. i. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2014. j. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Ambon Tahun Anggaran 2015.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 2 ]
B. Gambaran Umum Kota Ambon 1. Kondisi Geografis. a. Luas, Letak dan Batas Administrasi Kota Ambon Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979, Kota Ambon memiliki luas 377 Km2 atau 2/5 dari luas wilayah Pulau Ambon dan merupakan bagian dari Provinsi Maluku. Luas daratan Kota Ambon berdasarkan hasil Survey Tata Guna Tanah tahun 1980 adalah 359,45 km2, sedangkan luas lautan 17,55 Km2 dengan panjang garis pantai 98 Km.
Batas Administrasi
Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015 Gambar I.1. Wilayah Administrasi Kota Ambon dengan 5 Kecamatan Sesuai Peraturan Daerah (PERDA) Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006, Wilayah Administrasi Kota Ambon telah dimekarkan dari sebelumnya 3 Kecamatan menjadi 5 kecamatan yang membawahi 20 kelurahan dan 30 desa/negeri (Gambar I.1). Jumlah desa/ negeri dan kelurahan serta luas setiap kecamatan adalah seperti pada Tabel I.1. Secara Astronomis, wilayah administrasi Kota Ambon berada antara 3º - 4o Lintang Selatan dan 128o – 129o Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 3 ]
Sebelah Utara
Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat
: Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu Kabupaten Maluku Tengah. : Laut Banda : Petuanan Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. : Petuanan Desa Hatu Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Maluku Tengah
Tabel I.1. Keadaan Wilayah Administrasi Kota Ambon Per Kecamatan
No.
Kecamatan
Ibukota
Jumlah Desa/Kelurahan Desa/Ne Kelurahan geri
Luas Wilayah Daratan (Km2)
1
Nusaniwe
Amahusu
5
8
88,35
2
Sirimau
Karang Panjang
4
10
86,81
3
T.A.Baguala
Passo
6
1
40,11
4
Leitimur Selatan
Leahari
8
-
50,50
5
Teluk Ambon
Wayame
7
1
93,68
30
20
359,45
Kota Ambon
Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015. b. Topografi Kota Ambon Kondisi topografi wilayah Kota Ambon sebagian besar terdiri dari daerah perbukitan dan berlereng terjal, dimana 73% dari wilayah daratan dapat diklasifikasikan berbukit sampai berlereng terjal, dengan kemiringan di atas 20%. Sedangkan 17% wilayah daratan lainnya dapat diklasifikasikan datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 20% (Gambar I.2). Secara umum Keadaan Topografi Kota Ambon dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1) Topografi relatif datar dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 0-10% terdapat di kawasan sepanjang pantai dengan radius antara 0-300 meter dari garis pantai.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 4 ]
2) Topografi landai sampai miring dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 10-20% terdapat pada kawasan yang lebih jauh dari garis pantai (100 meter kearah daratan). 3) Topografi bergelombang dan berbukit terjal dengan ketinggian 0-100 meter dan kemiringan 20-30% terdapat pada kawasan perbukitan. 4) Topografi terjal dengan ketinggian lebih dari 100 meter dan kemiringan lebih dari 30% terdapat pada kawasan pegunungan.
Sumber: BAPPEKOT Kota Ambon, 2015. Gambar I.2. Peta Topografi Kota Ambon c. Iklim Kota Ambon beriklim tropis dan iklim musim, disebabkan karena Kota Ambon terletak di Pulau Ambon, yang dikelilingi oleh laut. Sehubungan dengan itu iklim Kota Ambon sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, dimana bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur. Sedangkan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 5 ]
dengan bulan Oktober, dimana bulan Nopember merupakan masa transisi ke musim Barat. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidth dan Ferguson (1951), Kota Ambon termasuk tipe Iklim B yang dicirikan oleh rataan bulan kering (curah hujan < 60 mm) adalah 1,67 bulan dan bulan basah (curah hujan > 100 mm) adalah 9,58 bulan dengan nilai Q sebesar 17,4%.
Curah Hujan Bulanan Kota Ambon Tahun 2014 500 400 300 200 100 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Curah Hujan (mm) 307 170 62 155 418 386 225 448 117 128 32 137
Sumber: Stasiun Meteorologi Ambon tahun 2015. Gambar I.3. Curah Hujan di Kota Ambon Tahun 2014 Selama tahun 2014, curah hujan bulanan tertinggi di Kota Ambon terjadi pada Bulan Agustus yaitu sebesar 448 mm dengan 30 hari hujan (Gambar 1.3), penyinaran matahari tertinggi pada bulan November yaitu 83% sedangkan rata-rata bulan basah (musim hujan) dengan curah hujan diatas 200 mm terjadi pada bulan Januari, Mei hingga Agustus seiring dengan berlangsungnya musim timur, sedangkan bulan kering (musim panas) dengan curah hujam di bawah 200 mm terjadi pada bulan Februari sampai April dan September sampai bulan Desember seiring dengan berlangsungnya musim barat, dengan curah hujan terendah di Bulan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 6 ]
November (32 mm) dengan 10 hari hujan. Tahun 2014 suhu di Kota Ambon rata-rata berkisar 27,5°C dengan kisaran suhu minimum adalah 23,0°C dan suhu maksimum 32,6°C; rata-rata kelembaban nisbi sekitar 83,6%; rata-rata lama penyinaran matahari adalah 58,6%, serta tekanan udara rata-rata adalah 1.011,4 MB.
2. Gambaran Umum Demografi a. Jumlah, Pertumbuhan, dan Kepadatan Penduduk Kota Ambon dalam kedudukannya sebagai Ibu Kota Provinsi sekaligus berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan aktivitas sosial, ekonomi, pemerintahan serta pendidikan tinggi di Provinsi Maluku, membawa pengaruh pada pertumbuhan penduduk, termasuk pula dengan migrasi dari daerah-daerah sekitar . Selama kurun waktu 5 tahun terakhir perkembangan jumlah
penduduk Kota
Ambon cenderung meningkat dari tahun ke tahun, seperti Gambar 1.4.
410000 405.526 397.602 400000 392.641 388.295 390000 380000 370000 360000 350000 348.143 340000 330000 320000 310000 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Penduduk
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon Tahun 2015.
Gambar I.4. Jumlah Penduduk Kota Ambon Tahun 2010 – 2014.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 7 ]
Sesuai data base Kependudukan dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, jumlah penduduk Kota Ambon tahun 2014 sebanyak 405.256 jiwa (Gambar I.4). Ini berarti terjadi pertumbuhan sebesar 1,89% dari jumlah Penduduk tahun 2013 sebesar 397.602 jiwa. Walaupun terjadi pertumbuhan tahun 2014 namun tidak menunjukan trend yang berarti bila dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk rata-rata Kota Ambon selama tahun 2010-2014 sebesar 3,02% (Tabel I.2). Jumlah penduduk tersebut tersebar pada 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Sirimau sebesar 166.398 jiwa (41,06%) dengan kepadatan 1.916,81 jiwa/km2. Sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Leitimur Selatan sebesar 10.687 jiwa (2,64%) dengan kepadatan 211,62 jiwa/km2 (Tabel 1.3). Kepadatan penduduk di Kota Ambon tahun 2014 adalah 5.482,47 jiwa/km2
Tabel I.2. Distribusi Penduduk Kota Ambon Berdasarkan Kecamatan Tahun 2010 - 2014 Penduduk (Jiwa) No
Kecamatan 2010
2011
2012
2013
2014
97.669
108.516
112.972
114.190
116.237
142.968
161.186
162.184
163.527
166.398
1
Nusaniwe
2
Sirimau
3
Teluk Ambon Baguala
55.006
61.583
56.913
58.246
59.168
4
Teluk Ambon
42.803
47.202
50.126
50.997
52.776
5
Leitimur Selatan
9.697
9.808
10.446
10.642
10.687
348.143
388.295
392.641
397.602
405.256
-0,70
11,53
1,12
1,26
1,93
Kota Ambon Pertumbuhan (%) Pertumbuhan 20102014 (%)
3,02
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2015.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 8 ]
Tabel I.3. Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan Tahun 2014 No
Kecamatan
Luas Wilayah Daratan (Km2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km2)
1
Nusaniwe
88,35
116.237
1.315,64
2
Sirimau
86,81
166.398
1.916,81
3
T.A.Baguala
40,11
59.168
1.475,14
4
Teluk Ambon
93,68
52.766
563,26
5
Leitimur Selatan
50,50 359,45
10.687 405.256
211,62 5.482,47
Kota Ambon
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.
Berdasarkan data pada Tabel I.3., dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk di atas rata-rata Kota Ambon sebesar 1.087 jiwa/km2 yaitu Kecamatan Sirimau, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, dan Kecamatan Nusaniwe. b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, penduduk Kota Ambon tahun 2014 berjumlah 405.256 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 202.353 jiwa (49,93%), dan perempuan sebanyak 202.903 jiwa (50,07%), tersebar pada 5 Kecamatan seperti pada (Tabel 1.4). Tabel I.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Kecamatan Tahun 2014 No
Kecamatan
1
Nusaniwe
2
Laki-Laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Sirimau
57.602 83.402
58.635 82.996
166.398
3
T.A.Baguala
29.415
29.753
59.168
4
Teluk Ambon
26.604
26.162
52.776
5
Leitimur Selatan
5.330
5.357
10.687
202.353
202.903
405.256
Kota Ambon
116.237
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 9 ]
c. Komposisi Penduduk Menurut Struktur Usia Dilihat dari struktur usia (Gambar 1.5), Penduduk Kota Ambon tahun 2014 berjumlah 405.256. Jumlah tersebut lebih didominasi oleh penduduk usia produktif (usia 15 sampai 59 tahun) berjumlah 277.418 jiwa (68,46%) diikuti oleh penduduk usia muda (usia 0 sampai 14 tahun) berjumlah 87.207 jiwa (21,52%) dan usia lanjut (usia 60 tahun ke atas) berjumlah 40.631 jiwa (10,02%). Gambar I.5. Jumlah Penduduk Menurut Struktur Usia Tahun 2014 43.317 40.199 34.365 33.918 30.232
34.664 29.783 29.200 23.959
22.610
22.375 20.003 14.862 10.548 7.777 7.444
0‐4
'5‐9
'10‐14 15‐19 20‐24 25‐29 30‐34 35‐39 40‐44 45‐49 50‐54 55‐59 60‐64 65‐69 70‐74
>75
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon Tahun 2015.
d. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan Berdasarkan pendidikan (Gambar 1.6) menunjukan bahwa dari 405.256 penduduk Kota Ambon tahun 2014, tingkat pendidikan utama penduduk adalah SLTA/ Sederajat yaitu sebesar 161.031 orang (39%). Disusul SD/ Sederajat 87.853 penduduk (21%).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 10 ]
Gambar 1.6 Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Ambon Tahun 2014
51.458. 13%
52.693. 13% Pra Sekolah SD/ Sederajat 87.853. 22%
SLTP/ Sederajat SLTA/ Sederajat
16.1031. 39%
Perguruan Tinggi 52.221. 13%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.
e. Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan dan Pengangguran Berdasarkan data base kependudukan pada dinas kependudukan dan catatan sipil Kota Ambon tahun 2014 menjelaskan penduduk kota Ambon bila dilihat dari jenis pekerjaan (gambar1.7), terdiri dari belum/tidak bekerja sebanyak 153.238 jiwa (37,81%); pelajar/mahasiswa sebanyak 87.728 jiwa (21,56)%; karyawan/wirausaha 72.414 jiwa (17,87%); mengurus rumah tangga sebanyak 51.096 jiwa (12,61%); PNS/ TNI/ Guru/ Dosen/ Tenaga Medis – Non Medis sebanyak 33.350 jiwa (8,46%); pensiunan sebanyak 7.051 jiwa (1,47%); dan lain-lain sebanyak 379 jiwa (0,09%).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 11 ]
Gambar I.7. Jenis Pekerjaan Penduduk Kota Ambon Tahun 2014 Pensiunan. 7051. 1,74% PNS/ TNI/ POLRI/ Guru/ Dosen/ Tenaga Medis‐Non Medis. 33350. 8,23%
Lain‐Lain. 379. 0,09% East. Belum/ Tidak Bekerja. 15.3238 37,81%
East. Mengurus Rumah Tangga. 51.096 12,61%
East. Karyawan Swatsa/ Wirausaha. 72.414 17,87%
East. Pelajar/ Mahasiswa. 87.728 21,65%
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon, 2015.
Penduduk yang belum/tidak bekerja tahun 2014 sebanyak 153.238 jiwa ini apabila di kurangi dengan penduduk pra sekolah sebanyak 52.693 jiwa, dan penduduk di atas 55 tahun sebanyak 60.634 jiwa, maka terdapat 39.911 jiwa (9,8%) penduduk usia produktif di Kota Ambon yang belum/tidak bekerja atau menggangur.
3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Keunggulan Daerah . 1) Potensi Perikanan Kota Ambon yang sebagian besar adalah perairan pesisir dan laut, memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan, bila ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan pengembangannya. Sektor perikanan mempunyai potensi yang strategis mengingat kondisi geografis Kota Ambon sebagai kota di pulau kecil yang dikelilingi dengan teluk dan pesisir pantai. Aktivitas sektor ini memegang peranan penting dalam perekonomian Kota Ambon.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 12 ]
Potensi sumberdaya perikanan yang ada di Kota Ambon terdiri dari kelompok jenis ikan (fishes) dan kelompok jenis non ikan (non fishes). Sumberdaya ikan terdiri dari ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Sumberdaya non ikan antara lain udang, rumput laut, kepiting bakau, porifera, teripang dan kerangkerangan (molusca). Sumbangan sektor perikanan Kota Ambon Tahun 2014, total potensi kelompok ikan adalah 124.213,4 ton/tahun, dengan potensi lestari adalah 58.907,2 ton/tahun. Sedangkan total potensi kelompok non ikan yang ada adalah 131.735,7 ton. Tabel I.5. Kelimpahan Stock, Potensi Lestari (MSY) serta Pemanfaatannya Ikan Pelagis di Perairan Kota Ambon Tahun 2014 Wilayah Ekologis Perairan
Kelimpahan Stock (Ton/bulan)
Potensi Lestari (Ton/bulan)
Pemanfaatan (Ton/bulan)
Peluang Pemanfaatan (Ton/bulan)
Teluk Ambon Dalam
58,5
29,3
16,21
13,0
Teluk Ambon Luar
392
196,0
164,7
31,3
Teluk Baguala
24,2
12,1
5,9
6,2
Selatan Kota Ambon
1.616,60
808,3
190,2
618,1
Total Kota Ambon
2.091,30
1.045,7
377,01
668,60
Sumber
: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015.
Aktivitas perikanan di Kota Ambon didominasi oleh perikanan tangkap disamping perikanan budidaya yang akhir-akhir ini mulai berkembang dengan sumberdaya ikan sebagai potensi perikanan unggulan. Berdasarkan laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2014 (Tabel I.5), kelimpahan stock ikan pelagis di Kota Ambon adalah 2.091,30 ton/bulan, dengan nilai potensi lestari mencapai 1.045,7 ton/bulan. Pemanfaatan ikan pelagis ini tahun 2014 mencapai 377,01 ton/bulan atau 36% dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan pelagis di perairan Kota Ambon adalah 668,60 ton/bulan dari potensi lestarinya atau Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 13 ]
sebesar 64%. Mengacu pada tabel I.5, distribusi kelimpahan stok dan potensi lestari ikan pelagis terbesar berada pada wilayah perairan selatan Kota Ambon.
Tabel I.6. Kelimpahan Stock, Potensi Lestari (MSY) serta Pemanfaatannya Ikan Demersal di Perairan Kota Ambon Tahun 2014 Wilayah Ekologis Perairan Teluk Ambon Dalam
Kelompahan Stok (Ton/bulan)
Potensi Lestari (Ton/bulan)
Pemanfaatan (Ton/bulan)
Peluang Pemanfaatan (Ton/bulan)
-
-
9,8
-
Teluk Ambon Luar
47,4
23,7
12,5
11,20
Teluk Baguala
12,7
6,40
5,6
0,80
180,1
90
12,7
77,30
240,2
120,1
40,60
79,50
Selatan Kota Ambon Total Kota Ambon
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015.
Kelimpahan stock ikan pelagis meliputi ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Kelimpahan stock ikan pelagis besar (tuna dan cakalang) berada pada wilayah perairan Selatan Kota Ambon. Sementara itu kelimpahan stock untuk ikan pelagis kecil tersebar di Teluk Ambon Dalam, Teluk Ambon Luar, Teluk Baguala dan perairan Selatan Kota Ambon.Spesies ikan pelagis kecil yang telah dimanfaatkan adalah ikan teri/ puri (Stolephorus spp dan Encrasicholime spp), tembang/ make (Sardinella spp), selar/ kawalinya (Selar crumenophthalamus dan Selaroides spp), layang/ momar (Decapterus spp), tongkol/ komu (Auxisthazaad), kembung/ lema (Rastreliger spp), peperek (Leioghnathus spp), lompa (Thryssa spp), dan ikan terbang (Cypselurus spp). Mengacu pada Tabel I.6, kelimpahan stock ikan demersal di Kota Ambon adalah 240,2 ton/bulan, dengan nilai potensi lestari mencapai 120,1 ton/bulan. Pemanfaatan ikan demersal ini tahun 2014 mencapai 40,60 ton/bulan atau 34% dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan demersal di perairan Kota Ambon adalah 79,50 ton/bulan (66%) dari potensi lestarinya. Potensi sumberdaya ikan demersal terbesar terdapat pada Perairan Selatan Kota Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 14 ]
Ambon dengan kelimpahan stock mencapai 180,1 ton/ bulan dan peluang pemanfaatan adalah 77,3 ton/ bulan. Spesies ikan demersal yang terdapat di perairan Teluk Ambon Dalam antara lain ikan kakap (Lutjanus spp), biji nangka (Parupeneus spp), kapas-kapas (Gerres spp), kerapu (Epinephelus spp), dan lentjam (Lethrinus spp). Untuk wilayah perairan Teluk Ambon Luar, spesies ikan demersal yang potensial dalam hal pemanfaatan dan sasaran pengembangannya adalah ikan kakap merah (Etelis spp., Lutjanus spp), Silapa (Pristipomoides spp), Kerapu (Epinephelus spp, Cephalopholis spp), Napoleon (Cheilinus undulatus), dan biji nangka (Parupeneus spp, Mulloidichthys spp). Spesies ikan demersal yang potensial untuk perairan Teluk Baguala adalah ikan Silapa (Pristipomoides spp), Kakap merah (Lutjanus spp), dan Kerapu (Epinephelus spp dan Cephalopholis spp). Spesies ikan demersal yang memiliki potensi pengembangan sangat besar di wilayah perairan selatan Kota Ambon relatif sama dengan perairan Teluk Ambon Luar dan Teluk Baguala. Jenis ikan karang yang ada di perairan Kota Ambon meliputi ikan karang konsumsi dan ikan karang hias. Berdasarkan Tabel I.7, potensi sumberdaya ikan karang konsumsi di Kota Ambon adalah 22,7 ton/ha, dengan nilai potensi lestari mencapai 11,35 ton/ha. Pemanfaatan ikan karang konsumsi ini tahun 2014 mencapai 8,00 ton/ha atau 70% dari potensi lestari. Potensi sumberdaya ikan karang konsumsi terbesar terdapat pada perairan selatan Kota Ambon dengan potensi mencapai 9,7 ton/ha dan peluang pemanfaatan adalah 3,40 ton/ha.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 15 ]
Tabel I.7. Potensi Sumberdaya Ikan Karang Kategori Konsumsi (Ton/Ha) dan Ikan Hias (Individu/Ha) Di Perairan Kota Ambon Tahun 2014 Wilayah Perairan
Kategori Ikan
Teluk Ambon Luar
Ikan Konsumsi Ikan Hias
Teluk Baguala
Selatan Kota Ambon Total Kota Ambon (2011)
Jumlah Spesies
Peluang Peman faatan
Potensi
Potensi Lestasi
Pemanf aatan
65
8
4
0,9
3,1
90
32.376
16.188
3.547
12.641
Ikan Konsumsi
26
5
2,5
1,0
1,5
Ikan Hias
44
23.240
11.620
2.561
9. 059
Ikan Konsumsi
60
9,7
4,85
1,45
3,40
Ikan Hias
84
21.512
10.756
2.349
8.407
Ikan Konsumsi
-
22,7
11,35
3,35
8,00
Ikan Hias
-
77.128
38.564
8.457
30.107
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon Tahun 2015.
Potensi sumberdaya ikan karang hias di Kota Ambon adalah 77.128 individu/ha, dengan nilai potensi lestari mencapai 38.564 individu/ha. Pemanfaatan ikan karang hias ini tahun 2014 mencapai 8.457 individu/ha atau 22% dari potensi lestari. Dengan demikian peluang pemanfaatan ikan karang hias di perairan Kota Ambon adalah 30.107 individu/ha (78%) dari potensi lestarinya. Potensi sumberdaya ikan karang hias terbesar terdapat pada Teluk Ambon Luar dengan potensi lestari mencapai 32.376 individu/ha dan peluang pemanfaatan adalah 12.641 individu/ha. Sementara itu, produksi ikan di Kota Ambon dalam tahun 2014 adalah sebesar 41.171,08 ton, yang tersebar pada 5 kecamatan meliputi: Kecamatan Nusaniwe sebesar 13.343,12 ton, Kecamatan Sirimau sebesar 9.864,64 ton, Kecamatan Teluk Ambon sebesar 7.787,17 ton, Kecamatan Teluk Ambon Baguala sebesar 1.925,69 ton, dan Kecamatan Leitimur Selatan sebesar 8.247,87 ton.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 16 ]
2) Potensi Pariwisata Sejak lama Kota Ambon terkenal dengan julukan Ambon Manise memiliki panorama indah dengan obyek wisata (alam dan budaya) yang tersebar pada 5 kecamatan baik di darat/pegunungan, pantai maupun lautan, menjadi perhatian wisatawan baik lokal maupun asing. Objek wisata di Kota Ambon sampai dengan tahun 2014 berjumlah 71 objek wisata, meliputi wisata alam laut 34 objek, wisata alam darat 13 objek, wisata budaya Upacara Adat 1 objek, wisata budaya Sejarah 23 objek dan wisata budaya Olahraga 1 objek (Tabel I.8). Tabel I.8. Objek Wisata Kota Ambon Tahun 2014 Kecamatan
Laut Nusaniwe
Jenis Objek Wisata Budaya Upacara Darat Sejarah Adat 2 12
Alam
15
Jumlah Olahraga 1
20
Sirimau
-
3
1
9
-
13
Teluk Ambon
5
2
-
5
-
12
TA. Baguala
2
1
-
2
-
5
Leitimur Selatan
12
5
-
4
-
21
34
13
1
23
1
71
Jumlah
Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Ambon, 2015.
Sementara itu, fasilitas untuk mendukung usaha pariwisata di Kota Ambon cukup tersedia. Tahun 2014 terdapat 36 hotel, terdiri dari 12 hotel berbintang, dan 24 hotel tipe Melati; serta 42 penginapan/ wisma. Selain itu terdapat juga: (a) 38 restoran/ 181 rumah makan/ 40 rumah kopi, (b) 82 biro/agen perjalanan, (c) 69 salon kecantikan, (d) 57 sarana rekreasi dan hiburan, (e) 8 rumah billiard, (f) 7 rumah game ketangkasan, (g) 17 toko souvenir, (h) 6 balai pertemuan, (i) 2 bioskop, (j) 40 karaoke/ diskotik, (k) 3 diving center, dan (l) 9 usaha kawasan wisata.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 17 ]
Tabel I.9. Kunjungan Wisatawan Di Kota Ambon No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Negara Asal Belanda Australia China Amerika Serikat Korea Jerman India Inggris Jepang Prancis Lain-lain Jumlah
Wisatawan (Orang) 538 77 108 333 891 222 7 124 154 203 3.307 5.162
Sumber: Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Ambon, 2015.
Dari Tabel 1.9 tergambar bahwa, selama tahun 2014 wisatawan Asing yang berlibur dan masuk ke kota Ambon sebanyak 5.162 orang. Dari jumlah tersebut wisatawan yang berkunjung paling banyak dari Negara Belanda yaitu 538 orang atau 10,42%, disusul wisatawan dari Negara Jerman sebanyak 222 orang atau 4,30%, sedangkan yang terendah adalah wisatawan dari Negara India sebanyak 7 orang atau 0,14%.
3) Perdagangan dan Jasa Kegiatan usaha perdagangan dan Jasa merupakan sektor-sektor utama yang berperan penting dalam perekonomian di Kota Ambon. Sektor Jasa-Jasa memberikan kontribusi bagi PDRB Kota Ambon tahun 2013 (berdasarkan harga konstan tahun 2000) sebesar 594,31 milyar atau 27,03%, sedangkan Sektor Perdagangan memberikan kontribusi sebesar 543,77 milyar atau 24,73% dari total PDRB ADHK sebesar 2,198 tryliun rupiah. Hal ini sejalan dengan struktur ekonomi Kota Ambon, dimana kedua sektor ini merupakan aktivitas utama dalam perekonomian di Kota Ambon. Sektor JasaJasa lebih dominan disumbangkan oleh Sub Sektor Pemerintahan Umum dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 18 ]
Pertahanan yaitu 566,84 milyar atau 25,78% terhadap total PDRB ADHK, sedangkan kontribusi Perdagangan disumbangkan oleh sub sektor perdagangan besar eceran sebesar 490,93 milyar atau 22,32% dari total PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000. b. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB 1) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ekonomi Kota Ambon yang diukur dengan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (ADHK 2000) terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa geliat aktivitas perekonomian di Kota Ambon menunjukan pertumbuhan yang berkembang maju. Pada tahun 2013, PDRB Kota Ambon atas dasar Harga Berlaku mencapai Rp.5,88 trilyun (Gambar I.8), meningkat Rp.827,86 milyar lebih atau 14,06% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp.5,06 trilyun.
PDRB ADHB KOTA AMBON 2009 ‐ 2013 (Jutaan Rupiah) 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0
2009
2010
2011
2012
2013
PDRB ADHB 3.003.45 3.441.67 4.179.21 5.060.95 5.888.82 Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.
Gambar I.8. PDRB ADHB Kota Ambon Tahun 2009-2013
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 19 ]
Sementara itu, PDRB Kota Ambon tahun 2013 atas dasar Harga Konstan mencapai Rp.2,19 trilyun, PDRB ini meningkat Rp.1,08 milyar lebih atau 4,92% dibanding tahun 2012 yang adalah Rp.2,08 trilyun lebih. Bila lihat dari tingkat perkembangannya sejak tahun 2009 sampai tahun 2013, PDRB atas dasar Harga Konstan terus mengalami peningkatan (Gambar 1.9) PDRB ADHK KOTA AMBON 2009 ‐ 2013 (Jutaan Rupiah) 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0
2009
2010
2011
2012
2013
PDRB ADHK 1.690.271 1.802.667 1.921.334 2.089.901 2.198.557 Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.
Gambar I. 9 PDRB ADHK Kota Ambon Tahun 2009-2013 Mengacu pada PDRB Kota Ambon tahun 2013 atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha sebesar Rp.2,19 Trilyun maka struktur ekonomi Kota Ambon didominasi oleh sektor Jasa-Jasa dengan kontribusi sebesar Rp.594,3 Milyar (27,03%) bagi PDRB Kota Ambon, diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp.543,7 Milyar (24,73%), sektor Pengangkutan dan Telekomunikasi sebesar Rp.443,8 Milyar (20,18%), sektor Pertanian sebesar Rp.366,41 Milyar (17,45%) dan diikuti oleh sektor-sektor lainnya. Hal yang sama tercermin pula pada PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2013, dimana sumbangan sektor Jasa-Jasa merupakan penyumbang terbesar yaitu Rp.1,68 Trilyun (28,62%), disusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 1,65 Trilyun (28,02%), sektor
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 20 ]
Pengangkutan dan Komunikasi mencapai 1,04 Trilyun (17,70%) serta diikuti sektor-sektor lainnya. Perekonomian kota Ambon mengacu pada PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2013, menunjukan bahwa tingginya kontribusi sektor Jasa-Jasa adalah karena sumbangan sub sektor Pemerintahan Umum dan Pertahanan sebesar Rp.1,62 Trilyun (27,62%) dari total PDRB. Selanjutnya penyumbang utama untuk Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah sub sektor Perdagangan Besar Eceran yaitu Rp.1,52 Trilyun (25,82%) dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku.
2) Pertumbuhan Ekonomi. Angka pertumbuhan ekonomi memiliki arti yang penting untuk melihat perkembangan ekonomi pada suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan dengan pertumbuhan barang dan jasa di suatu wilayah. Untuk itu laju pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian dalam suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi Kota Ambon (PDRB atas dasar harga konstan 2000) terus mengalami pertumbuhan dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dimana pada tahun 2009 sebesar 5,58 persen meningkat di tahun 2010 menjadi 6,65 persen dan berfluktuasi sampai tahun 2013 berada pada tingkat pertumbuhan 5,20 persen. Pertumbuhan tercepat selama kurun waktu lima tahun adalah di tahun 2011 sebesar 8,77 persen dimana seluruh sektor ekonomi di Kota Ambon mengalami pertumbuhan positif.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 21 ]
Pertumbuhan Ekonomi Kota Ambon Tahun 2009 ‐ 2013
10 8 6 4 2 0 Pertumbuhan
2009
2010
2011
2012
2013
5,58
6,65
6,58
8,77
5,2
Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.
Gambar I.10. Pertumbuhan Ekonomi Kota Ambon Tahun 2009-2013 3) Pendapatan Perkapita Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang sangat berpengaruh pada pendapatan regional per kapita di Kota Ambon. Selain itu, upaya-upaya Pemerintah Kota Ambon untuk mengembangkan program-program unggulan dan pendekatan penguatan ekonomi masyarakat juga sangat berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat,
dan hal ini terlihat jelas dari adanya
peningkatan pendapatan domestik regional per kapita di Kota Ambon. Pendapatan domestik regional per kapita tahun 2013 di Kota Ambon berdasarkan Harga Konstan adalah Rp.5.260.001,- menurun Rp.27.017,(0,15%) dari tahun sebelumnya. Sedangkan berdasarkan Harga Berlaku adalah Rp.14.575.477,- meningkat Rp.1.389.208,- (9,53%) dari tahun sebelumnya (Gambar I.11). Selanjutnya secara riil pendapatan yang diterima penduduk Kota Ambon tahun 2013 sebesar Rp.5.260.001,- yang berarti pendapatan yang dihitung berdasarkan kondisi tahun 2000, dengan demikian dapat diartikan bahwa Rp.14.575.477,- yang diterima setiap penduduk tahun 2013 setara dengan Rp.5.260.001,- pada tahun 2000.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 22 ]
Perkembangan Pendapatan Regional Perkapita Kota Ambon 2009 ‐ 2013 20.000,00 10.000,00 0,00
2009
2010
2011
2012
2013
PDRB ADHB 9.304,6 9.450,3 11.157, 13.186, 14.575, PDRB ADHK 5.593,4 4.913,4 5.098,8 5.287,0 5.260,0 Sumber: BPS Kota Ambon, 2014.
Gambar I.11. Pendapatan Regional Perkapita Kota Ambon Tahun 2009-2013.
4) Laju Inflasi. Inflasi merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan semakin lemahnya daya beli masyarakat yang diikuti dengan semakin lemahnya/merosotnya nilai ril mata uang suatu Negara. Inflasi memberikan indikasi adanya kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus selama periode tertentu, meskipun kenaikan harga-harga tersebut tidak secara bersamaan. Laju inflasi di Kota Ambon beragam selama tahun 2014 (Tabel I.10). Laju inflasi tertinggi di Kota Ambon terjadi pada bulan Desember sebesar (1,85%), disusul bulan April sebesar (0,92%), sedangkan terendah terjadi pada bulan September sebesar (-0,26%). Pada Desember 2014, Kota Ambon mengalami inflasi umum sebesar (1,85%). Inflasi tersebut ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) Umum Kota Ambon dari 112,95% pada bulan November 2014 menjadi 115,04% pada bulan Desember 2014.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 23 ]
Tabel I.10. Inflasi Kota Ambon Tahun 2010-2014 Dirinci Per Bulan No.
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Laju Inflasi Kumulatif
2010 3,23 -0,65 0,27 -0,51 0,07 0,85 1,28 2,40 0,95 -0,29 -0,24 1,30 8,78
Laju Inflasi Indeks Umum (%) 2011 2012 2013 -0,83 1,62 1,81 0,04 1,31 -2,29 -0,46 1,33 0,79 0,09 0,79 0,27 1,66 0,06 2,25 3,76 2,39 -0,15 -1,20 1,70 4,30 0,83 0,19 4,79 -0,40 -1,87 -0,92 -0,67 -2,44 -3,82 -0,34 0,63 0,53 0,43 0,94 1,51 2,85 6,73 8,81
2014 0,81 0,85 0,64 0,92 0,40 0,18 0,14 0,12 -0,26 0,15 0,82 1,85 6,81
Sumber: Sumber BPS Kota Ambon, 2015.
Tabel diatas menggambarkan perkembangan laju inflasi sejak tahun 2010 sampai 2014 dimana laju inflasi komulatif tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 8,81% disusul tahun 2010 sebesar 8,78%, sedangkan terendah sebesar 2,85% terjadi pada tahun 2011. Inflasi Kumulatif bulan Desember 2014 sebesar (6,81%), ditandai dengan menurunnya IHK Kota Ambon pada bulan Desember 2013 yaitu 153,14% menjadi 115,04% pada bulan Desember 2014 sedangkan Inflasi Year On Year sebesar 6,81%. Jika dibandingkan dengan 18 kota di Kawasan Timur Indonesia, maka Kota Ambon untuk IHK Umum berada pada rangking ke-2 (di bawah Kota Gorontalo, diatas Kota Manokwari); untuk Laju Inflasi bulan Desember 2014 berada pada rangking ke-4 (di bawah Kota Manokwari); serta untuk Laju Inflasi Komulatif dan Laju Inflasi Year on Year pada rangking Ke-3 di bawah Kota Gorontalo. Secara Nasional, maka IHK Umum Kota Ambon berada pada rangking ke-77 dibawah Kota Gorontalo dan di atas Kota Banda Aceh; untuk Laju Inflasi bulan Desember 2014 berada pada rangking ke-73; serta untuk Laju Inflasi Komulatif dan Laju Inflasi Year on Year berada pada rangking ke-73 dari 80 Kota di Indonesia.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 24 ]
5) Perkembangan Investasi. Pembangunan daerah merupakan peran multi pihak, bukan saja Pemerintah melainkan juga peran swasta dan masyarakat. Investasi swasta dan masyarakat saat ini menjadi penting, mengingat keterbatasan dana yang dimiliki Pemerintah maupun didorong oleh perubahan paradigma pembangunan dewasa ini dimana modal sosial (social capital), baik swasta maupun masyarakat menjadi elemen penting dalam menggerakan pembangunan. Investasi di Kota Ambon tahun 2014, meliputi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). a) Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Sampai tahun 2014, di Kota Ambon terdapat 9 usaha Penanaman Modal Dalam Negeri yang bergerak pada 6 bidang usaha,dengan nilai investasi sebesar Rp.134,65 milyar lebih serta menyerap 312 tenaga kerja Indonesia (Tabel I.11). Tabel I.11. Proyek PMDN di Kota Ambon Menurut Bidang Usaha (Juta Rupiah) Tahun 2014 Bidang Usaha
Nama Perusahaan
1
Perikanan
1
2
Industri Lainnya
2
3
Industri Kimia
3
4
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
5
Indonesia
Asing
5.000,00
70
-
30.066,90
20
-
778,30
23
-
50.000,00
10
-
4 5
PT. Linda
2.199,75
60
-
6
PT. Angkasa Pura I
3.526,72
50
-
7
PT. Metro Selular Nusantara
144.438,56
35
-
1.133.847,00
29
-
133.287.673,00
15
-
134.654.003,48
312
-
Jasa Lainnya
Listrik, Gas dan Air Jumlah 2014
Tenaga Kerja
PT. Semen Tonasa PT. Majakara Oxygen Facyory PT. Esafa
8 6
PT. Samudera Sakti Sepakat
Investasi (Juta Rp.)
9
PT. Rajawali Citra Televisi PT. Karya Putra Powerin 9
Sumber: Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi, Setkot Ambon, 2015.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 25 ]
b) Penanaman Modal Asing (PMA) Sampai tahun 2014, di Kota Ambon terdapat 17 usaha Penanaman Modal Asing yang bergerak pada 6 bidang usaha, dengan nilai investasi sebesar US$ 2.691.280,00 dan menyerap 2.385 tenaga kerja Indonesia dan 52 tenaga kerja asing (Tabel I.12). Tabel I.12. Proyek PMA di Kota Ambon Menurut Bidang Usaha (US$ 000) Tahun 2014 Bidang Usaha
1
Perikanan
Nama Perusahaan
259
4
2
PT. S & T Mitra Mina Industri
5.420,00
15
-
2.500,00
30
-
3.969,00
111
22
2.750,00
-
-
540,00
20
1
1.818,00
74
3
20.280,00
1.184
5
3.396,22
250
6
45,00
6
-
1.134,55
25
-
4.366,05
6
-
743,85
23
1
2.066.140,61
104
-
565.000,00
50
3.887,00
200
-
1.000,00
28
10
2.385
52
3
7 8 9 10
PT. TA Asia Oceanic PT. Bersama Mitra Sejahtera PT. C & E Mina Nusantara PT. Pinisi Diving & Tourism PT. Dream Sukses Airindo PT. Bukaka Singtel International PT. Telekomunikasi Selular PT. Tirta Maluku
3
Departement Store
14
4
Restoran Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
15
PT. Matahari Graha Fantasy PT. Cakrawala Andalan Televisi PT. Maluku Divers PT Matahari Departement Store PT Sarimelati Kencana
16
PT. XL Axiata
Industri Lainnya
17
11 12 13
6
Jumlah 2014
Asing
8.292,00
6
5
Indonesia
PT. Nusantara Fishery
5
Jasa Lainnya
Tenaga Kerja
1
4
2
Investasi ((US$ 000)
PT Bioenergi Corporindo 17
2.691.280,00
Sumber: Bagian Kerjasama dan Promosi Pengembangan Ekonomi, Setkot Ambon, 2015.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 26 ]
6) Tabungan dan Kredit. Jumlah penabung dan nilai nominal tabungan di Kota Ambon dalam 5 tahun belakangan ini terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Bank Indonesia Cabang Ambon tahun 2014 (Tabel 1.13). Sampai akhir tahun 2014 (per bulan Nopember 2014) posisi simpanan masyarakat pada bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kota Ambon mencapai Rp.6,78 Triliun, atau meningkat Rp.3.730 Milyar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp.6,38 Triliun dan tersimpan pada 433.949 rekening satuan. Tabel I.13. Perkembangan Posisi Simpanan Masyarakat Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ambon, Tahun 2010-2014 Tahun No. 1
2
3
Jumlah Penabung/ Nominal 2010
2011
2012
2013
2014*)
a. Nominal (Juta Rp.)
462.160
612.302
970.459
1.018.412
916.384
b. Rekening (Satuan)
5.223
5.406
5.406
6.260
6.059
a. Nominal (Juta Rp.)
1.506.571
1.680.953
1.894.377
2.801.366
2.495.704
b. Rekening (Satuan)
5.942
6.210
6.807
7.426
7.754
Nominal (Juta Rp.)
2.103.640
2.655.708
2.936.766
3.341.805
3.365.765
b. Rekening (Satuan)
287.616
309.993
321.634
400.784
420.136
Nominal (Juta Rp.)
4.072.963
4.948.963
5.799.601
6.381.583
6.777.853
Giro
Simpanan Berjangka
Tabungan a.
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Prov. Maluku, Bank Indonsia, 2014. *) angka sementara
Posisi simpanan masyarakat ini terdiri dari Giro sebesar Rp.916.384 Milyar (13,52%); Simpanan Berjangka sebesar Rp.2,49 Triliun (36,82%); dan Tabungan sebesar Rp.3,36 Triliun (49,66%).
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 27 ]
Tabel I.14. Perkembangan Posisi Pinjaman Masyarakat Pada Bank Umum dan BPR di Kota Ambon, Tahun 2010-2014 NO 1 1 2 3
JENIS PENGGUNAAN KREDIT 2 Modal Kerja Investasi Konsumsi
2010 3 955.822 253.468 1.007.594
2011 4 1.180.522 454.447 1.501.664
2012 5 1.085.905 578.120 1.981.168
2013 6 1.191.521 673.946 2.272.864
2014 *) 7 1.272.325 604.815 2.215.102
Jumlah
2.216.884
3.136.634
3.645.193
4.114.713
4.092.242
Jumlah Per Tahun (Juta Rp.)
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Provinsi Maluku, Bank Indonesia, 2014. *) angka sementara
Penyaluran kredit di Kota Ambon dalam 5 tahun belakangan pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus mengalami peningkatan. Sampai bulan Nopember 2014, berdasarkan data Bank Indonesia Cabang Ambon (Tabel I.14) telah disalurkan pinjaman sebesar Rp.4,09 Triliun. Jumlah pinjaman di tahun 2014 ini mengalami penurunan sebesar 46,09 Milyar dari tahun 2013 yang berjumlah Rp.4,13 trilyun. Penyaluran berdasarkan jenis penggunaannya diperuntukan untuk Modal Usaha yaitu berjumlah Rp.1,27 Triliun atau 31,09%, untuk investasi hanya 604.815 milyar atau 14,78%, sedangkan bukan untuk modal usaha dan bersifat konsumtif sebesar Rp.2,41 Triliun atau 54,13%. Dengan demikian tergambar bahwa masyarakat Kota Ambon masih cenderung meminjamkan uang di Bank bukan untuk modal usaha.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 28 ]
Tabel I.15. Perkembangan Posisi Kredit Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2010-2014 NO
SEKTOR
1
2
1
Pertanian
2
2010 3
Jumlah Per Tahun (Juta Rp.) 2011 2012 2013 4 5 6
2014*) 7
38.256
39.128
25.110
24.831
28.340
Pertambangan
2.254
2.432
17.641
4.268
590
3
Perindustrian
27.860
55.815
37.549
37.140
49.301
4
Perdagangan
508.041
721.887
899.919
1.024.359
1.080.987
5
Jasa-Jasa
353.715
533.363
221.100
140.827
124/117
6
Listrik, Gas, Air
7.678
12.525
14.076
12.529
12.958
7
Konstruksi
219.378
271.051
391.221
371.328
353.518
8
Pengangkutan
32.429
28.746
36.533
52.782
75.733
9
Jasa Dunia Usaha
62.372
29.746
36.379
140.182
151.796
10
Jasa Sosial Masyarakat
31.858
533.363
221.106
201.685
124.117
11
Lain-Lain
1.325.013
978.883
1.649.144
1.838.043
1.755.116
Jumlah
2.258.047
3.196.118
3.660.723
4.141.967
4.092.242
Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah Prov. Maluku, Bank Indonsia, 2014 *) angka sementara
Sementara itu perkembangan posisi kredit dari berbagai sektor ekonomi sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan, namun tahun 2014 mengalami penurunan berjumlah 49,72 milyar atau 1,20% bila dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,14 triliun rupiah. Dari jumlah tersebut pinjaman yang digunakan bukan untuk modal usaha yaitu untuk sektor lain adalah sebesar 2,21 triliun rupiah atau 54,13 % di tahun 2014.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Ambon Tahun 2014 [ Bab I - 29 ]