1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender, nampaknya masih sangat kental di sekitar kita. Masyarakat yang sebagian besar masih menganut paham patriarki, berasumsi bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, baik di wilayah publik maupun domestik. Seperti halnya dalam adat masyarakat Bali, perempuan Bali diharuskan untuk melahirkan anak laki-laki yang akan meneruskan trah keluarga. Prinsip yang terpenting dan terdapat pada sebagian keluarga dari masyarakat Bali adalah prinsip patrilineal yang menghubungkan hubungan kekerabatan melalui garis ayah, sehingga menganggap seorang laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi dari seorang perempuan. Perempuan Bali sesungguhnya adalah sosok yang sangat lembut, patuh dan cenderung pasrah, tidak berani berkata tidak, sehingga perempuan Bali pada umumnya hanya dilibatkan dalam hal-hal domestik. Semua ini akibat dipeliharanya superioritas dan kesewenang-wenangan kaum laki-laki yang sangat tak terbatas. Karena itu, peran-peran yang sering dikerjakan oleh perempuan Bali, atau perempuan pada umumnya, membuatnya memiliki sebuah citra atau gambaran tentang dirinya sendiri sebagai perempuan. Citra tersebutlah yang seringkali
1 Citra Perempuan Dalam…, Ardiyanto Wibisono, FKIP UMP, 2016
2
memposisikan kaum perempuan tidak sejajar dengan kaum laki-laki, baik di dalam keluarga maupun di lingkungan sosial. Persoalan citra diri perempuan dapat diungkap dengan perspektif studi feminisme.
Feminisme
hadir
untuk
menolak
segala
sesuatu
yang
dimarginalisasikan, disubordinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi, maupun kehidupan sosial pada umumnya (Ratna, 2013:184). Gerakan feminis tersebut juga muncul dalam wujud karya sastra yang diciptakan oleh pengarang. Pengarang memiliki ideologi tentang feminis yang kemudian dituangkan di dalam karyanya, dengan tujuan untuk menyuarakan hak-hak kaum perempuan. Kefeminisan pengarang terwakili dengan cara menciptakan berbagai tokoh perempuan lengkap dengan segala aspek kehidupannya. Citra diri atau potret perempuan juga digambarkan dalam kumpulan cerpen Antara Jimbaran dan Lovina Sunaryono Basuki KS, yang banyak mengangkat cerita tentang relasi antara laki-laki dan perempuan dalam bingkai masyarakat Bali. Kumpulan cerpen yang terbit pada tahun 2011 ini, seluruhnya menggunakan perempuan sebagai sentral dalam ceritanya. Yang lebih menarik lagi dalam penceritaannya, Sunaryono Basuki KS juga mencitrakan perempuan tidak seperti apa yang sering ditemukan dalam kehidupan masyarakat Bali. Dalam cerpen yang berjudul Respati Telah Mati. Tokoh perempuan yang bernama Respati adalah seorang perempuan yang dewasa yang siap menikah dan bekerja. Seperti dalam kutipan berikut. Tapi perempuan semuda itu sudah siap untuk menikah, baik fisik maupun mental. Dia bahkan berencana menikah tahun depan, setelah lulus dan sudah bekerja (Respati Telah Mati, hal. 93).
Citra Perempuan Dalam…, Ardiyanto Wibisono, FKIP UMP, 2016
3
Kutipan tersebut menggambarkan citra perempuan yang dewasa dalam aspek fisik. Secara fisik tokoh Respati sudah siap untuk menikah. Sebagai perempuan dewasa, tokoh Respati sudah merencanakan masa depannya yaitu bekerja dan menikah. Dalam penceritaannya, Sunaryono Basuki KS juga menilik dari sudut pandang budaya, adat masyarakat Bali yang masih berpegang teguh pada pengkastaan yang sebenarnya sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sosial masyarakat modern. Tokoh perempuan di sini dicitrakan sebagai perempuan yang mandiri, berani menentang laku konservatif. Citra perempuan mandiri tersebut dilakukan oleh seorang anak agung yang memiliki kasta tinggi, namun memilih untuk bersanding dengan laki-laki lain yang bukan berasal dari kasta yang setara, bahkan bukan dari kalangan masyarakat Hindu Bali. Hal ini tentunya akan memicu perselisihan, bukan hanya di kalangan keluarganya saja, namun merambah pada keluarga besar. Seperti dalam kutipan berikut. Bisa juga karena proses pernikahan mereka tak pernah direstui kedua orang tuanya. ... Tidak seorang pun gadis dari keluarga boleh menikah dengan lelaki dari kasta yang lebih rendah dan juga lelaki dari suku lain (Gung Ayu Arani, hal. 43-44). Kutipan tersebut menggambarkan citra seorang perempuan yang mandiri dalam aspek psikologis. Tokoh Ari dalam cerpen tersebut memilih untuk melawan adat dan menikah dengan lelaki pilihannya. Menggunakan seting dan budaya Bali untuk menceritakan bagaimana seorang perempuan Bali mengambil keputusan atas pilihan bagi hidupnya, dan konsekuen terhadap resiko yang akan dihadapi. Tak hanya mencitrakan perempuan dengan sisi yang berbeda, Sunaryono Basuki KS dalam cerpen berjudul Gung Hari mencitrakan perempuan
Citra Perempuan Dalam…, Ardiyanto Wibisono, FKIP UMP, 2016
4
selayaknya perempuan yang telah menjadi seorang ibu. Seperti dalam kutipan berikut. Namun, tiba-tiba terdengar suara kunci berputar dan pintu terbuka. Gung Biyang menubruk Gung Hari, menangis hampir setengah meraung. Gung Hari tak bergerak. “Gung Hari, Gung Hari! Apa yang terjadi?” “Jangan nekat, nak!” “Kami sayang kamu, nak!” Gung Biyang memeluknya, meletakkan kepalanya di dada Gung Hari (Gung Hari, hal. 50). Kutipan tersebut menggambarkan citra seorang perempuan sebagai seorang ibu dalam aspek keluarga. Tokoh Gung Biyang sangat sayang dan mengkhawatirkan keadaan anaknya yang seharian mengurung diri di dalam kamar. Citra diri perempuan yang tergambar di atas, dalam kumpulan cerpen Antara Jimbaran dan Lovina karya Sunaryono Basuki KS, menarik untuk diungkapkan lebih jauh, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian. Untuk itu peneliti tertarik meneliti kumpulan cerpen Antara Jimbaran dan Lovina karya Sunaryono Basuki KS dengan judul penelitian Citra Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Antara Jimbaran dan Lovina Karya Sunaryono Basuki KS.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana citra perempuan dalam kumpulan cerpen Antara Jimbaran dan Lovina karya Sunaryono Basuki KS?
Citra Perempuan Dalam…, Ardiyanto Wibisono, FKIP UMP, 2016
5
C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam kumpulan cerpen Antara Jimbaran dan Lovina karya Sunaryono Basuki KS dengan menggunakan pendekatan feminis.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis maupun pembaca tentang suatu ilmu sastra yaitu feminisme untuk mengkaji sebuah karya sastra. Penelitian yang menggunakan ilmu feminis ini dapat memberi wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan unsur pembangun sebuah citra perempuan di dalam sebuah karya sastra.
2.
Manfaat praktis yang diharapkan setelah membaca penelitian ini yaitu dapat memberi wawasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perempuan. Hal tersebut merupakan suatu bentuk upaya kaum perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya baik di lingkup domestik maupun publik.
Citra Perempuan Dalam…, Ardiyanto Wibisono, FKIP UMP, 2016