BAB 4 KONSEP DESAIN
1.1
Landasan Teori dan Penerapan 4.1.1 Kampanye Isu S osial Kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan dan berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan atau memperkenalkan sebuah ide penjualan atau jasa pada jangka waktu teratur. Kampanye isu sosial adalah upaya yang terencana oleh pihak yang jelas dengan maksud mengubah perlaku anggota public melalui pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap penting bagi public. Pada dasarnya isu sosial dianggap penting bagi komunikator tetapi belum tentu penting bagi khalayak tergantung masing – masing kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain. Kampanye Ayo Sikat Gigi adalah suatu bentuk kampanye isu sosial yang memiliki strategi komunikasi yang terencana. Kampanye ini diselenggarakan oleh PDGI bekerja sama dengan produsen sikat gigi dan pasta gigi. M asalah yang diangkat cukup penting bagi public, dalam hal ini perkembangan anak – anak. Intinya adalah menumbuhkan kesadaran dan minat anak – anak untuk rajin menggosok gigi, untuk menekan jumlah kerusakan gigi yang banyak dialami anak – anak dan remaja.
25
26
4.1.2 Teori Iklan Layanan Masyarakat Iklan layanan masyarakat, menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia (Nuradi, 1996:136), adalah jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial atau pun nonkomersial untuk mencapai tujuan sosial atau sosio-ekonomis terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Iklan bukan semata-mata pesan bisnis yang menyangkut usaha mencari keuntungan secara sepihak. Iklan juga mempunyai peran yang sangat penting bagi berbagai kegiatan nonbisnis. Di negara-negara maju, iklan telah dirasakan manfaatnya dalam menggerakkan solidaritas masyarakat manakala menghadapi suatu masalah sosial. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus dihadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keserasian dan kehidupan umum. Iklan seperti itu menurut Kasali (1992:201) disebut iklan layanan masyarakat (ILM ). M isalnya, ILM gerakan anti narkoba, subsidi listrik, hemat listrik, pemilu yang jujur dan adil, kebakaran hutan, bencana alam, kerukunan agama, ras dan suku, pelestarian lingkungan hidup, konservasi hutan, imunisasi nasional, membudayakan pengunaan helem dan sabuk pengaman, tertib lalulintas, dan sebagainya. Biasanya tema-tema tersebut disesuaikan dengan masalah nasional yang sedang aktual di tengah masyarakat. M elalui ILM orang bisa diajak berkomunikasi guna memikirkan sesuatu yang bersifat memunculkan kesadaran baru yang bersumber dari nurani individual maupun kelompok. Di antaranya, hal-hal yang berorientasi tentang lingkungan
27
hidup, sosial kemasyarakatan dan kebudayaan. Semuanya itu adalah fenomena yang ada di seputar kita yang sebenarnya telah kita ketahui dan rasakan, namun tak pernah terpikirkan karena mungkin tidak menghantui, menyangkut, bahkan mengusik kepentingan kita secara langsung. Pada dasarnya ILM sebagai salah satu karya kreatif dalam ranah desain komunikasi visual, merupakan salah satu media yang berfungsi untuk menyosialisasikan pesan-pesan sosial kepada khalayak sasaran dengan cara penyampaian yang berpedoman pada metode periklanan komersial. Tujuannya agar kelompok tertentu dalam masyarakat mau memikirkan sesuatu dan terlibat secara aktif seperti yang dimaksudkan oleh pesan dalam ILM tersebut (M iryam, 1984:22). Istilah ILM merupakan terjemahan dari public service advertising. M enurut Subakti (1993:57), keberadaan ILM di Indonesia sudah lama, dimungkinkan usianya hampir sama dengan iklan komersial. Tetapi pada awalnya isi pesan ILM hanya terbatas pada hal-hal tertentu yang diketahui masyarakat. Sehingga kegunaannya hampir sama dengan media penerangan. M isalnya, iklan pemadam kebakaran. Tujuan Iklan Layanan M asyarakat (berdasarkan materi kuliah Pengantar Periklanan DKV UBINUS) : 1. To inform : popularisasi persoalan social 2. M empengaruhi : mengubah kebiasaan buruk 3. M enanamkan sikap / nilai pada masyarakat 4. M engenalkan tata cara baru
28
5. To remind : mengingatkan khalayak untuk membantu, peduli 6. M embangun kesadaran mengenai suatu masalah M enurut Fajar Rusli, ada 6 creative treatment dalam membuat iklan yang baik, disingkat menjadi SERIOUS, yaitu : 1. Single message 2. Entertainment 3. Relevant 4. Idea 5. Original 6. Unexpected 7. Selling
4.1.3 Teori Psikologi Anak Teori Psikologi Anak disebut juga teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896 – 1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang baru bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat mempresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata –skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya– dalam tahapan – tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
29
informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia : - Periode Sensorimotor (usia 0 – 2 tahun) - Periode Praoperasional (usia 2 – 7 tahun) - Periode Operasional Konkrit (usia 7 – 11 tahun) - Periode Operasional Formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
4.1.4 Copywritting Copy dalam periklanan berarti teks (copy base). Penulis disebut copywriter. Seringkali sebuah iklan didominasi oleh teks. Salah satu wilayah kemerdekaan seorang copywriter adalah radio comm. Copy / teks dalam iklan berperan sangat besar dalam menentukan tagline (inti dari iklan) dan slogan (value atau nilai utuh dari kampanye). Dalam kampanye Ayo Sikat Gigi, penggunakan tagline yang menarik dan slogan kampanye yang simple dan mudah diingat akan mampu menarik perhatian anak – anak sebagai target kampanye.
30
4.1.5 Teori Desain Komunikasi Visual Keberadaan desain komunikasi visual sangat lekat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari, tak bisa lepas dari sejarah manusia. Karena merupakan salah satu usaha manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Hal tersebut merupakan representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai-nilai yang berlaku pada waktu tertentu. Desain Komunikasi Visual merupakan kebudayaan yang benarbenar dihayati, bukan kebudayaan dalam arti sekumpulan sisa bentuk, warna, dan gerak masa lalu yang kini dikagumi sebagai benda asing terlepas dari diri manusia yang mengamatinya. Bagi Widagdo (1993:31) desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan pada konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa. Terkait dengan itu, T. Sutanto (2005:15-16) menyatakan, desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat dicerap orang banyak dengan pikiran maupun perasaannya; rupa yang mengandung pengertian atau makna, karakter serta suasana, yang mampu dipahami (diraba dan dirasakan) oleh khalayak umum atau terbatas. Dalam pandangan Sanyoto
31
(2006:8) desain komunikasi visual memiliki pengertian secara menyeluruh, yaitu rancangan sarana komunikasi yang bersifat kasat mata. Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam berbagai media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis terdiri dari gambar (ilustrasi), huruf, warna, komposisi dan layout. Semuanya itu dilakukan guna menyampaikan pesan secara visual, audio, dan audio visual kepada target sasaran yang dituju. Desain komunikasi visual sebagai salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari tentang perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual. Perjalanan kreatifnya diawali dari menemukenali permasalahan komunikasi visual, mencari data verbal dan visual, menyusun konsep kreatif yang berlandaskan pada karakteristik target sasaran, sampai dengan penentuan visualisasi final desain untuk mendukung tercapainya sebuah komunikasi verbal-visual yang fungsional, persuasif, artistik, estetis, dan komunikatif. Artinya, menurut Sumbo Tinarbuko desain komunikasi visual dapat dipahami sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (komunikasi, komunikasi visual) untuk menghasilkan suatu desain yang paling baru di antara desain yang baru (Tinarbuko, 1998:66). Istilah desain komunikasi visual, dalam bahasa gaul anak muda disebut dekave, digunakan untuk memperbaharui atau memperluas jangkauan cakupan ilmu dan wilayah kerja kreatif desain grafis. Di dalam ranah desain komunikasi
32
visual ini dipelajari semua bentuk komunikasi yang bersifat visual seperti desain grafis, desain iklan, desain multimedia interaktif. Desain grafis dipelajari dalam konteks tata letak dan komposisi, bukan seni grafis murni. Area kerja kreatif Desain grafis di antaranya: stationary kit atau sales kit: desain kartu nama, kop surat, amplop, map, bolpoint. Profil usaha, annual report, corporate identity yang terdiri logo dan trade mark berikut aplikasi penerapannya. Desain grafis lingkungan berupa sign system: papan petunjuk arah, papan nama dan infografis: chart, diagram, statistik, denah, dan peta lokasi. Desain grafis industri, sistem informasi pada jasa dan produk industri. Desain label, etiket, dan kemasan produk. Desain beragam produk percetakan dari mulai prepress sampai hasil cetakan akhir. Perencanaan dan perancangan pameran produk dan jasa industri. Grafis arsitektur berikut produk sign system. Desain perwajahan buku, koran, tabloid, majalah, dan jurnal. Desain sampul kaset, dan cover CD. Desain kalender, desain grafis pada kaos oblong, desain kartu pos, perangko, dan mata uang. Desain stiker, pin, cocard, id card, desain undangan, desain tiket dan karcis, desain sertifikat, dan ijasah. Desain huruf dan tipografi. Ilustrasi dan komik. Desain iklan dipelajari dalam konteks desain, bukan komunikasi marketing dan penciptaan merek atau aktivitas branding. Desain iklan atau popular dengan sebutan advertising, ranah kreatifnya meliputi: kampanye iklan komersial dan perancangan iklan layanan masyarakat. Aplikasi perancangan dan perencanaan desain iklan komersial maupun iklan layanan masyarakat (non komersial) senantiasa melibatkan seluruh media periklanan yang meliputi: pertama, media
33
iklan lini atas (above the line advertising), yakni: jenis-jenis iklan yang disosialisasikan menggunakan sarana media massa komunikasi audio visual. M isalnya surat kabar, majalah, tabloid, iklan radio, televisi, bioskop, internet, telepon seluler. Pada umumnya, biro iklan yang bersangkutan mendapat komisi karena pemasangan iklan tersebut, Kedua, media iklan lini bawah (below the line advertising), yaitu kegiatan periklanan yang disosialisasikan tidak menggunakan media massa cetak dan elektronik. M edia yang digunakan berkisar pada printed ad: poster, brosur, leaflet, folder, flyer, katalog, dan merchandising: payung, mug, kaos, topi, dompet, pin, tas, kalender, buku agenda, bolpoint, gantungan kunci. Ketiga, new media: ambient media, guerillas advertising, theatrical advertising, adman. Desain multimedia interaktif dipelajari dalam konteks tampilan dan pelengkap desain, bukan interaksi manusia dengan komputer. Animasi dipelajari dalam konteks penciptaan gerak yang menarik, bukan untuk bertutur dan bercerita. Cakupan wilayah kreatif desain multimedia interaktif diantaranya meliputi: animasi 3D, dan motion graphic, fotografi, sinetron, audio visual, program acara televisi, bumper out dan bumper in acara televisi, film dokumenter, film layar lebar, video klip, web desain, dan CD interaktif. Dengan demikian, sejatinya konsentrasi utama desain komunikasi visual adalah desain grafis. Penampilan sehari-hari desain komunikasi visual hanya terdiri dari dua unsur utama: verbal (tulisan) dan visual (gambar tangan, fotografi, atau image olahan komputer grafis). Dalam konteks ini, penekanannya pada segi visual. Tetapi dalam perkembangannya agar desain grafis terlindung
34
dalam bentangan payung desain komunikasi visual maka perlu dilengkapi dan ditunjang oleh beberapa bidang ilmu sosial yang bersifat wacana maupun praksis yang dirasakan cukup signifikan. Komunikasi visual, yang dalam bentuk kehadirannya seringkali perlu ditunjang dengan suara, menurut A.D. Pirous (1989), pada hakikatnya adalah suatu bahasa. Tugas utamanya adalah membawakan pesan dari seseorang, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu kepada orang lain. Sebagai bahasa, maka efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang desainer komunikasi visual. Untuk itu, seorang desainer haruslah, pertama-tama, memahami betul seluk beluk bentuk pesan yang ingin disampaikan. Dengan memahami bentuk pesan yang ingin disampaikan, maka seorang desainer akan dengan mudah ‘’mengendalikan’’ target sasaran untuk masuk ke dalam jejaring komunikasi visual yang ditawarkan oleh sang komunikator (desainer komunikasi visual). Sebab sejatinya, karya desain komunikasi visual mengandung dua bentuk pesan sekaligus, yaitu pesan verbal dan pesan visual. Tetapi dalam konteks desain komunikasi visual, bahasa visual mempunyai kesempatan untuk merobek konsentrasi target sasaran, karena pesannya lebih cepat dan sangat mudah dipahami oleh parapihak. Kedua, mengetahui kemampuan menafsir serta kecenderungan kondisi fisik maupun psikis kelompok masyarakat yang menjadi sasaran.
35
1.1.6
Fungsi Desain Komunikasi Visual 1. Information Desain selalu menyampaikan informasi dari pengirim pesannya secara visual. Kampanye Ayo Sikat Gigi ingin menginformasikan beberapa hal yaitu : -
Gosok gigi adalah hal yang sangat penting untuk dibiasakan dari kecil
-
Kebiasaan menggosok gigi harus dimulai dari diri sendiri, dalam hal ini anak – anak.
-
Bagaimana cara menggosok gigi yang benar
-
M enginformasikan mengenai apa kerugian yang didapat apabila tidak membiasakan diri menggosok gigi sedari kecil
2. Identification Desain selalu menyiratkan atau menyuratkan identitas pengirim pesannya lewat karakter visual. Identitas kampanye divisualkan lewat logo kampanye dan penyelenggara (mandatoris). 3. Persuation Desain mampu mengekspresikan isi pesan dan menghadirkan resonansi atau getaran emosi lewat bahasa visualnya (seperti emosi dalam bahasa musical) sehingga dapat menimbulkan efek persuasi. Fungsi desain untuk kampanye ini yaitu supaya mampu mempersuasi anak – anak agar memulai untuk rutin menggosok gigi sejak kecil.
36
1.1.7
Unsur – Unsur Desain Komunikasi Visual 1. Typography Type atau aksara bagi desainer bukan hanya untuk dibaca tetapi untuk dilihat (bentuk visualnya) dan dirasakan (ekspresi visualnya). M aka, bagi desainer sebuah aksara dapat bersifat type as text (aksara yang terbaca) dan type as image (aksara sebagai citra). Secara garis besar huruf – huruf digolongkan menjadi : -
Roman, dengan ciri memiliki sirip / kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminine.
-
Egyptian, dengan ciri kaki / sirip / serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
-
Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip / serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
-
Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.
-
M iscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk – bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis – garis dekorati. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
37
Dalam Kampanye ini Teks yang dicantumkan tidak terlalu banyak, mengingat target audience yang masih berusia 4 – 7 tahun, yang baru saja memulai untuk belajar membaca. Font yang digunakan pun menggunakan yang berjenis sans serif, sehingga lebih mudah dibaca oleh anak – anak. Font yang digunakan adalah “Debussy”.
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) ‐_ = + [ ] ; : ‘ “ ” , . ~ < > ? / 2. Image Unsur bahasa visual lainnya adalah image (fotografi, ilustrasi, grafis) atau citra. Citra bisa bersifat konkrit, abstrak (symbolic) atau indexical (jejak). Dari sudut pandang lain, citra dapat bersifat denotative atau konotatif (metaforis). Citra juga bisa menjadi aksara yang terbaca atau image as type. Dalam Universal Principles of Design (Rockport Publisher), disebutkan bahwa image diingat lebih baik daripada kata – kata. Image / gambar lebih mudah dikenal dan diingat kembali setelah kita melihatnya dibandingkan melihat kata – kata. Istilah ini sering disebut Picture Superiority Effect (PSE).
38
Pengaruh P SE akan lebih kuat jika image berupa hal yang umum dan konkrit, disbanding dengan image yang abstrak (contohnya : lukisan abstrak). Image yang tunggal / sejenis juga lebih mudah diingat dibandingkan dengan image yang berupa campuran objek – objek. Penggunaan image dan kata – kata secara bersamaan dan yang mengarah pada suatu tujuan akan menghasilkan efek yang optimal. Dalam kampanye ini, image yang disertakan akan menggunakan ilustrasi, yang notabene lebih disukai oleh anak – anak. Ilustrasi yang digunakan pun tidak terlalu rumit, tetapi yang akan mudah diingat oleh anak – anak, dengan image anak – anak itu sendiri. Jadi dengan mengingat gambar, maka anak – anak pun teringat dengan kampanye ini. 3. Warna Hal terpenting dari warna adalah efek psikologis dan emosional yang dihasilkannya. Dalam buku Warna, Teori dan Kreativitas Penggunaannya (Sulasmi Darmaprawira W.A.,2002) disebutkan bahwa pemilihan warna tidak hanya sekedar mengikuti selera pribadi berdasarkan perasaan saja, tetapi dipilih dengan penuh kesadaran dan kegunaannya. Persepsi visual terutama bergantung pada intepretasi otak terhadap suatu rangsangan yang diterima oleh mata. Warna menyebabkan otak bekerja sama dengan mata dalam membatasi dunia eksternal. Karena itulah, warna dapat mempengaruhi jiwa manusia dengan kuat atau dapat mempengaruhi emosi manusia. Beberapa Pola Warna : -
M enyolok / Striking
39
Beberapa warna menyolok sering dijumpai. Tetapi warna merah menyala merupakan contoh terbaik . Orange dan kuning (warm colors) juga merupakan salah satu contoh baik dan sering digunakan sebagai tanda jalanan atau pekerjaan konstruksi. Cara yang paling mudah untuk menciptakan pola warna menyolok adalah dengan menggunakan merah sebagai salah satu dari kombinasi warna, dan hindari warna gelap. M erah memberi kesan lebih besar dan lebih dekat dari sebenarnya. -
M enggairahkan / Exciting Pola warna menggairahkan menggunakan warna merah terang dan kontras yang kuat, tetapi bukan perpaduan warna merah terang dengan warna primer (kuning & biru), melainkan menggunakan warna beda dan “unusual” seperti kuning – orange, hijau pucat, ungu dan magenta. Pakaian penari tradisional masyarakat Jepang (kabuki) merupakan contoh terbaik, yaitu warna dengan tingkat kontras yang tinggi dipadu dengan hijau tua, cokelat atau kelabu. Pada dasarnya, warna hangat lebih menarik dibanding warna dingin, dan warna campuran lebih menggairahkan dari warna primer. Hal ini mungkin disebabkan karena mata terbiasa melihat warna primer. Pola warna menggairahkan sering menimbulkan perselisihan antarwarna (seperti ungu dan merah) dan hal ini yang sesungguhnya dapat menimbulkan perasaan bergerak dan kegembiraan. Untuk menetralisir penglihatan, gunakan warna gelap sepeerti abu – abu atau hitam di antara warna – warna tersebut.
40
-
M uda / Young Sangatlah sulit untuk menentukan pola dan kombinasi warna tepat untuk menciptakan kesan muda, karena anak muda berubah dengan cepat dan sangat radikal. Biasanya anak muda menolak warna alam dan pastel. Paduan warna – warna terang (extremely bright), biru – hijau – orange, ungu – kuning – hijau, atau warna pucat (extremely pale); crème – pink, kuning muda – ungu muda, menjadi pilihan kaum muda. Hanya ada 2 pilihan, tingkat kontras yang tinggi atau tidak ada kontras sama sekali. Kadang pola warna ini mengejutkan orang yang melihatnya.
-
M engejutkan / Surprising Kombinasi warna yang sering tidak dilihat dalam kehidupan sehari – hari adalah yang disebut pola warna mengejutkan (surprising colors). Perpaduan merah muda dengan hijau kebiruan menjadi perhatian yang menarik walaupun terlihat aneh, bahkan buruk pada awalnya. Tiga warna proses; magenta, yellow, dan cyan dapat menciptakan kesan mengejutkan dan tidak lazim. Warna yang “lari” berlawanan dqari nilai dasarnya seringkali menciptakan pola warna mengejutkan, seperti pola warna yang tidak mengindahkan kontras dalam pemakaiannya. Contohnya: kuning coklat dan orange, biru keabuan dan hijau, magenta dan ungu atau merah.
-
Bersahabat / Friendly Keluarga warna orange sering dikategorikan sebagai pola warna bersahabat. Keterbukaan dan “menerima” merupakan kombinasi dari
41
energy dan dinamis, karena orange memiliki kesan dinamis dan intensitas warna yang terang (mudah terlihat), warna ini digunakan untuk pita pembatas daerah – daerah berbahaya. -
Segar / Fresh Perpaduan dengan jumlah yang sama antara biru, kuning, dan hijau menciptakan suasana yang sehat dan segar. M enggunakan warna analog kek hijau akan menumbulkan kombinasi warna yang kuat seperti vivid colors, lingkungan alam luar. Seperti halnya rumpurt yang baru disemai berpayungkan awan yang biru. Biru awan dan hijau rumput akan selalu mencerminkan kesan segar dan alami.
-
Hangat / Warm Pola warna Hangat tidak hanya diperoleh dari perpaduan warna orange, kuning, merah muda, coklat, merah tua dan merah primer saja, tetapi warna dingin (hijau dan abu – abu) bila ditambah dengan sedikit kuning pada hijau atau merah pada abu – abu, akan terlihat hangat. Bahkan, biru dapat terlihat hangat bila diberi sentuhan hijau. Dalam Kampanye ini, warna yang akan banyak ditemui adalah warna –
warna yang cerah, ceria, menggambarkan dunia anak – anak. Hal ini juga dimaksudkan untuk menarik minat anak – anak. Warna hitam – putih saja tidak akan membuat anak – anak tertarik.
1.1.8
Teori Layout
42
Pada dasarnya Layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen – elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. M e-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsitek nya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi Layout dalam perkembangan nya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan melayout itu sama dengan mendesain. Bagaimana mendesain layout yang baik : 1. Apa tujuan desain tersebut? 2. Siapa target audience nya? 3. Apa pesan yang ingin disampaikan kepada target audience? 4. Bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut? 5. Di mana, media apa dan kapan desain itu akan dilihat oleh target audience?
M enentukan media dan spesifikasi nya : 1. M edia apa yang paling cocok, misalnya flier, brosur 2 lipatan, spanduk, plasma screen, balon udara, dll. 2. Bahan. M isalnya kertas fancy, kertas daur ulang, kain, dll. Dalam situasi tertentu, bahan bisa ditentukan di tahap sebelum produksi/pencetakan. 3. Ukuran. M isalnya A4, A3, 160x160cm untuk x-banner, dll.
43
4. Posisi. M isalnya A4 tegak (vertical/portrait) atau mendatar (horizontal/landscape). 5. Kapan, berapa lama dan di mana saja karya desain tersebut akan didistribusikan/diperlihatkan kepada target audience.
Elemen Visual : Semua elemen bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout. Berupa foto, artworks, infographics, garis, kotak, inzet, poin. 1. Artworks Untuk menyajikan informasi yang lebih akurat, kadang pada situasi tertentu ilustrasi menjadi pilihan yang lebih dapat diandalkan disbanding bila memakai teknik fotografi. Artworks adalah segala jenis karya seni bukan fotografi baik itu berupa ilustrasi, kartun, sketsa, dan lain – lain yang dibuat secara manual maupun dengan computer. Di dalam periklanan, ada istilah copy-driven dan visual-driven. Suatu iklan disebut copy-driven bila pesan utamanya disampaikan secara dominan oleh komponen verbal atau teks, sedangkan visual-driven disampaikan oleh komponen visual. 2. Informational Graphics (Infographics) Fakta –fakta dan data – data statistic hasil dari survey dan penelitian yang disajikan dalam bentuk grafik (chart), tabel, diagram, bagan, peta, dan lain – lain. Banyak desainer pembuat grafik merasa angka – angka dan detail adalah suatu yang membosankan, maka mereka akan menghias grafiknya supaya terlihat
44
lebih indah. Edward F. Tufte, seorang ahli statistic dan information design menyebut grafik seperti ini dengan istilah chartjunk. M enurut Tufte, hiasan pada grafik seringkali membuat data mengalami distorsi dan kehilangan kredibilitasnya. •
Inzet (Inline Graphics)
Elemen visual berukuran kecil yang diletakkan di dalam elemen visual yang lebih besar. Fungsi nya memberi informasi pendukung.Banyak terdapat pada informational graphic. Inzet kadang juga disertai dengan caption maupun callouts. George Rorick, pendiri fakultas jurnalisme visual di Poynter Institute memberi istilah ‘over drawing’ bagi elemen visual yang kebanyakan hiasan atau terlalu mengumbar teknik, misalnya seperti drop shadow, blend, dan efek lain yang sebenarnya tidak diperlukan. •
Point (Bullets)
Suatu daftar atau list yang mempunyai beberapa baris berurutan ke bawah. Biasanya di depan tiap barisnya diberi penanda angka atau poin. Dingbots juga sering digunakan sebagai poin. Dingbats adalah symbol, tanda baca dan ornamen – ornamen. Pada pokoknya tiap elemen layout yang terlihat, baik berupa teks maupun visual, saling bekerjasama satu sama lain untuk membangun sebuah layout dengan tujuan dan konsep – konsep yang dibawanya. Dalam pengaturannya, perlu diperhatikan pula tidak hanya fungsi masing – masing elemen tapi juga fungsi tiap - tiap media yang berbeda. Sebuah iklan
45
majalah mungkin lebih banyak berisi elemen visual daripada teks.Sebaliknya pada laporan tahunan, akan lebih banyak teks daripada elemen visual. •
Garis
Garis merupakan elemen dasar yang dapat menciptakan kesan estetis pada suatu karya desain. Di dalam suatu layout, garis mempunyai sifat yang fungsional antara lain membagi sesuatu, penyeimbang berat, dan sebagai elemen pengikar sistem desain supaya terjaga kesatuannya. •
Kotak (Bingkai)
Berisi artikel yang bersifat tambahan / suplemen dari artikel utama. Bila letaknya di pinggir halaman disebut dengan sidebar. Elemen – elemen visual juga sering diberi kotak supaya terlihat lebih rapi.
Invisible Elements Elemen – elemen yang tergolong sebagai invisible elements ini merupakan fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya. Selayaknya fondasi atau kerangka suatu bangunan, elemen itulah yang dirancang terlebih dahulu oleh desainer, baru setelah itu menyusul elemen – elemen teks dan visual. Dan sesuai namanya, visual element ini nantinya tidak akan terlihat pada hasil produksi ( tidak ikut dicetak). Walaupun demikian, elemen – elemen ini mempunyai fungsi yang sangat penting, apalagi bila layout akan menggunakan elemen teks yang banyak atau
46
banyak halaman nya. Dalam kondisi seperti itu, invisible elements akan berfungsi sebagai salah satu pembentuk unit dari keseluruhan layout. Yang termasuk dalam invisible elements adalah : 1. Margin M argin menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen – elemen layout. Kalau kita jalan – jalan ke pantai, seringkali kita lihat ada tonggak – tonggak yang dipancangkan di laut sebagai batas aman untuk berenang. M argin juga berfungsi sama seperti itu. M argin mencegah agar elemen – elemen layout tidak terlalu jauh ke pinggir halaman. Karena hal tersebut secara estetika kutang menguntungkan, atau lebih parah lagi elemen layout terpotong pada saat pencetakan. Namun ada juga yang sengaja meletakkan elemen layout jauh ke pinggir halaman bila memang konsep desain tersebut mengharuskan demikian, dan melalui pertimbangan estetis sebelumnya. 2. Grid Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam melayout. Grid mempermudah kita menentukan di mana kita harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terkebih untuk karya desain yang memiliki beberapa halaman. Dalam membuat grid, kita membagi halaman menjadi beberapa kolom dengan garis – garis vertical, dan ada juga yang horizontal. Sedangkan untuk merancangnya harus mempertimbangkan faktor – factor berikut : berapa ukuran dan bentuk bidangnya, apa konsep dan style desainnya, berapa ukuran huruf
47
yang akan dipakai, berapa banyak isinya / informasi yang ingin dicantumkan, dan lain – lain. Kadangkala untuk membuat layout sebuah karya desain yang memiliki beberapa halaman seperti company profile, catalog, majalah, newsletter, atau surat kabar, boleh jika kita menggunakan kombinasi lebih dari satu sistem grid.
4.1.9
Logo M enurut Rose de Neve (The Designer’s Guide to Creating Corporate I.D.
System for Companies of All Types and Sizes), dua hal utama dalam membuat suatu identitas visual adalah sebuah nama dan sebuah tanda. Tanda visual bisa berupa logotype (menggunakan kata – kata) ataupun symbol / logogram, atau menggabungkan keduanya. Beberapa ciri logo yang baik menurut David E. Carter : 1. Original : belum pernah ada, unik 2. Legible : mudah dibaca 3. Simple : bentuknya sederhana 4. Memorable : mudah diingat 5. Easily adapted for all graphic media : mudah diaplikasikan ke semua media grafis. Untuk mendukung kampanye Ayo Gosok Gigi, diperlukan sebuah identitas visual. Identitas kampanye ini adalah berupa slogan yang mudah diingat dan sebuah image berupa icon yang unik, simple dan mudah diaplikasikan.
48
Icon ini yang diharapkan akan diingat oleh anak – anak, dan akan mengajak mereka untuk menjalankan misi kampanye ini, yaitu untuk menggosok gigi.
4.1.10 Media Sebuah iklan memerlukan saran implementasi yaitu lewat penggunaan media. Tujuan media yaitu menentukan kebutuhan atas jangkauan (reach), frekuensi (frequency) dan kesinambungan (continuity) atas kampanye yang akan dilakukan. Ada beberapa tipe media, yaitu : 1. Above the line : iklan TV, iklan Koran, iklan majalah, iklan radio, billboard 2. Below the line : event, poster, brochure, merchandising, dll 3. Alternative media : balon, bus ad, floor, building, permen, dll 4. Ambient
media : pemanfaatan
medium public untuk
kegiatan
komunikasi, sering juga disebut media tak terduga dan bersifat kejutan. Keunggulannya yaitu untuk target audiens yang segmented / tertentu. M isalnya pemanfaatan toilet, tempat sampah, lift, tempat parker, dll. Bentuk nyata dari kampanye Ayo Sikat Gigi yaitu dari penerapannya pada media. Penggunaan media pada kampanye ini bertujuan untuk menjangkau perhatian masyarakat pada umumnya terutama anak – anak.
4.2 S trategi Kreatif 4.2.1 S trategi Komunikasi
49
- Keyword Sikat gigi, pasta gigi, gosok gigi, rajin, rutin, dimulai dari diri sendiri, pesan yang menarik minat anak - anak. - Key Fact - Presentase kerusakan gigi 89% diderita anak – anak dan remaja. - Banyak orang tua tidak mengajarkan cara menyikat gigi pada anak – anaknya. - Banyak orang tua yang tidak tahu pentingnya gosok gigi dimulai sejak dini. - Anak – anak sendiri yang tidak tertarik untuk gosok gigi, karena tidak termotivasi. - Kebiasaan menggosok gigi yang dimulai sejak kecil bisa dibawa sampai dewasa. - Masalah yang dikomunikasikan Kegiatan menggosok gigi secara rutin harus dibiaasakan sejak kecil, karena bisa berdampak positif bagi kesehatan gigi kelak sampai dewasa. Apabila tidak dibiasakan dari kecil, akan memperbesar resiko kerusakan gigi kelak saat menjelang dewasa. - Tujuan Komunikasi - M engajak anak – anak agar tertarik untuk menggosok gigi. - M engajarkan kebiasaan untuk menggosok gigi pada anak – anak. - M engenalkan pada anak – anak tentang resiko tidak menggosok gigi. - M embangun budaya rajin dan rutin sikat gigi sejak kecil.
50
- What to say? Ayo Sikat Gigi. - How to say? M enyampaikan ajakan dengan menggunakan cara yang menarik, unik melalui pendekatan edukasional, membangun minat dan mengena. - Profil Target Demografi : anak – anak usia 4 – 7 tahun, memulai masa – masa awal sekolah, golongan B, dan C Geografi
: Jabodetabek
Psikografi : anak memiliki rasa keingintahuan yang besar, mencoba hal – hal yang baru, dan peka akan keadaan sekitar. - Campaign Theme & Tagline Theme : Ayo Sikat Gigi. Slogan : Gosok Gigi 2x Sehari, Pagi dan M alam Hari
- Pendekatan emosional / rasional Pendekatan komunikasi yang digunakan yaitu pendekatan rasional dan emosional. Pendekatan rasional yaitu memberi informas i tentang kerugian bila tidak menggosok gigi, cara yang benar untuk menggosok gigi. Segi emosional dapat dicapai dengan materi – materi kampanye yang menghibur dan mempersuasif anak – anak.
51
4.2.2 S trategi Desain 1. Tone & Manner Ceria, simple, edukatif, picture superiority, untuk menciptakan lingkungan visual yang berkesan fun tapi mengena. 2. S trategi Verbal Penggunaan copy – copy yang menarik perhatian anak – anak, mudah dimengerti, berisi ajakan – ajakan yang positif dan membangun minat dan kesadaran dari anak – anak. 3. S trategi Visual M enggunakan banyak image disertai beberapa teks yang mendukung image. Anak – anak lebih peka pada gambar – gambar atau icon – icon yang menarik dan bersifat ceria. Dalam penyajian sarana komunikasi akan disampaikan dengan media gambar yang akan mudah diterima oleh anak – anak.
4.2.3 Pemilihan Item - Logo - Poster - Booklet cara menggosok gigi - Buku M ewarnai - Iklan M ajalah Anak - Anak - Stiker
52
- T-Shirt - Topi - M ug gosok gigi - M ug minum anak - anak - Piring makan anak - anak - Gantungan tas / gantungan kunci - Pegangan sikat gigi / penahan sikat gigi - Packaging pasta gigi - Packaging sikat gigi