BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Penghimpunan pendapatan dan penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo selama triwulan laporan meningkat secara nominal, namun dilihat dari persentase realisasi terhadap target anggaran menunjukkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan persentase realisasi terhadap target anggaran nampak pada pos belanja langsung sementara di sisi pendapatan terjadi pada penghimpunan pendapatan asli daerah (PAD).
4.1 PENDAPATAN DAERAH
Pada triwulan II-2012, secara keseluruhan nilai nominal realisasi pendapatan APBD mengalami peningkatan namun dilihat dari persentase terhadap target anggaran menurun. Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan II-2012 sebesar Rp 499,72 Miliar dengan persentase realisasi mencapai 54,71% dari target anggaran APBD 2012. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan triwulan II-2011 tercatat sebesar Rp 356,79 Miliar dengan capaian 56,04% dari target anggaran APBD 2011. Penurunan persentase realisasi pendapatan APBD terhadap target anggaran 2012 nampak pada pos Pendapatan Asli Daerah, sementara untuk Pos Dana Perimbangan meningkat. Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 81,86 Miliar atau sebesar 50,64% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 74,59 Miliar atau sebesar 60,52% dari target anggaran 2011. Penurunan persentase realisasi PAD diperkirakan sebagai efek dari penerapan kebijakan pembebasan BBN (Bea Balik Nama) untuk mobil diluar plat nomor Gorontalo dan Pajak kendaraan selama setahun untuk mobil/motor dari luar wilayah yang melakukan mutasi ke nomor polisi Gorontalo. Kebijakan dimaksud diterapkan Pemerintah Daerah selama semester I-2012. Realisasi Dana Perimbangan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 360,01 Miliar atau sebesar 57,13% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 279,49 Miliar atau sebesar 54,39% dari target anggaran 2011. Peningkatan realisasi terutama berasal dari Pos Dana Bagi hasil Pajak/Bukan Pajak terutama bersumber dari penghimpunan Pajak Bumi dan Bangunan yang meningkat cukup besar.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
39
BAB 4 KEUANGAN DAERAH Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo II-2011 Pendapatan Daerah
APBD 2011
Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Di Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Air Bawah Tanah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Jumlah Pendapatan
122.766.740.520 110.427.278.321 36.478.606.599 25.000.000 49.512.687.034 15.000.000 24.180.984.688 160.000.000 55.000.000 550.000.000 11.789.462.199 513.873.300.000 24.698.000.000 461.118.100.000 28.057.200.000 636.640.040.520
II-2012
74.298.885.907 69.936.370.487 21.701.108.225 35.343.951.750 12.883.799.467 7.511.045 -
Pencapaian (%) 60,52 63,33 59,49 71,38 53,28 4,69 -
4.362.515.420 279.495.157.404 2.092.434.404 268.985.563.000 8.417.160.000 2.994.044.200 356.788.087.511
37,00 54,39 8,47 58,33 30,00 56,04
Nominal
APBD 2012 161.639.396.184 150.012.733.985 49.604.243.299 25.000.000 71.110.005.998 15.000.000 29.180.984.688 77.500.000 100.000.000 11.526.662.199 630.131.540.835 23.983.008.835 582.140.302.000 24.008.230.000 121.630.890.000 913.401.827.019
Nominal 81.860.329.562 76.844.475.035 25.085.108.115 36.419.549.900 20.100.000 15.300.390.140 17.702.715 1.624.165 5.015.854.527 360.014.346.441 13.230.003.441 339.581.844.000 7.202.499.000 57.841.926.000 499.716.602.003
Pencapaian (%) 50,64 51,23 50,57 51,22 134,00 52,43 22,84 43,52 57,13 55,16 58,33 30,00 47,56 54,71
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Dilihat dari pangsanya, komposisi dana perimbangan masih mendominasi APBD triwulan II-2012 sebesar 72,04% menurun dibandingkan pangsa dana perimbangan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 78,34%. Demikian juga pangsa pembiayaan PAD mengalami penurunan. Peningkatan terjadi pada Pos Pendapatan Lain-lain yang pada triwulan II-2012 pangsanya mencapai 11,57% sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya sebesar 0.84%. Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) II-2011 Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Di Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Air Bawah Tanah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Retribusi Daerah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Jumlah Pendapatan
APBD 2011 122.766.740.520 110.427.278.321 36.478.606.599 25.000.000 49.512.687.034 15.000.000 24.180.984.688 160.000.000 55.000.000 550.000.000 11.789.462.199 513.873.300.000 24.698.000.000 461.118.100.000 28.057.200.000 636.640.040.520
Nominal
II-2012 Komposisi (%)
74.298.885.907 69.936.370.487 21.701.108.225 35.343.951.750 12.883.799.467 7.511.045 -
20,82 19,60 6,08 9,91 3,61 0,00 -
4.362.515.420 279.495.157.404 2.092.434.404 268.985.563.000 8.417.160.000 2.994.044.200 356.788.087.511
1,22 78,34 0,59 75,39 2,36 0,84 100,00
APBD 2012 161.639.396.184 150.012.733.985 49.604.243.299 25.000.000 71.110.005.998 15.000.000 29.180.984.688 77.500.000 100.000.000 11.526.662.199 630.131.540.835 23.983.008.835 582.140.302.000 24.008.230.000 121.630.890.000 913.401.827.019
Nominal 81.860.329.562 76.844.475.035 25.085.108.115 36.419.549.900 20.100.000 15.300.390.140 17.702.715 1.624.165 5.015.854.527 360.014.346.441 13.230.003.441 339.581.844.000 7.202.499.000 57.841.926.000 499.716.602.003
Komposisi (%) 16,38 15,38 5,02 7,29 0,00 3,06 0,00 0,00 1,00 72,04 2,65 67,95 1,44 11,57 100,00
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
4.2 BELANJA DAERAH Pada triwulan II-2012, secara keseluruhan nilai nominal realisasi belanja APBD mengalami peningkatan namun dilihat dari persentase terhadap target anggaran menurun. Secara nominal, realisasi belanja daerah triwulan II-2012 sebesar Rp 365,71 Miliar dengan persentase realisasi mencapai 38,97% dari target anggaran APBD 2012. Sementara pada
40
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
periode yang sama tahun sebelumnya, realisasi pendapatan triwulan II-2011 tercatat sebesar Rp 304 Miliar dengan capaian 45,33% dari target anggaran APBD 2011. Penurunan persentase realisasi belanja daerah terhadap target anggaran 2012 nampak pada pos Belanja Langsung, sementara untuk Pos Belanja Tidak Langsung meningkat. Realisasi Pos Belanja Tidak Langsung pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 229 Miliar atau sebesar 49,12% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 136 Miliar atau sebesar 43,78% dari target anggaran 2011. Peningkatan tersebut sebagai hasil kebijakan pemerintah terkait program pendidikan gratis. Tercatat Rp 72 Miliar dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah direalisasi selama triwulan II-2012 terdiri atas hibah BOS untuk pendidikan dasar sebesar Rp 57 Miliar dan hibah BOS untuk pendidikan menengah yang mencapai Rp 15 Miliar. Realisasi Pos Belanja Langsung pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp 136 Miliar atau sebesar 28,95% dari target anggaran 2012 sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp 167 Miliar atau sebesar 46,67% dari target anggaran 2011. Penurunan tersebut sebagai dampak menurunnya penyerapan belanja modal dan belanja barang/jasa selama triwulan laporan. Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo II-2011 Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah Belanja
APBD 2011 311.594.816.664,00 203.973.905.336,00 3.200.000.000,00 41.750.000.000,00 6.000.000.000,00 44.170.911.328,00 7.500.000.000,00 5.000.000.000,00 359.456.670.266,00 30.439.242.880,00 216.489.471.944,00 112.527.955.442,00 671.051.486.930,00
Nominal 136.425.463.427,00 92.268.130.533,00 20.909.400.000,00 3.397.557.300,00 16.029.427.394,00 3.218.698.200,00 602.250.000,00 167.773.642.149,00 11.176.870.113,00 104.802.849.720,00 51.793.922.316,00 304.199.105.576,00
II-2012 Pencapaian (%) 43,78 45,24 50,08 56,63 36,29 42,92 12,05 46,67 36,72 48,41 46,03 45,33
APBDP 2012 466.387.095.206,40 241.569.991.136,40 4.500.000.000,00 139.830.890.000,00 5.600.000.000,00 54.676.214.070,00 15.210.000.000,00 5.000.000.000,00 472.014.731.812,80 36.893.361.512,00 289.417.165.499,80 145.704.204.801,00 938.401.827.019,20
Nominal 229.067.484.499,00 112.437.574.242,00 85.888.557.798,00 25.186.862.799,00 5.460.502.660,00 93.987.000,00 136.653.834.839,00 11.958.579.747,00 92.417.345.633,00 32.277.909.459,00 365.721.319.338,00
Pencapaian (%) 49,12 46,54 61,42 46,07 35,90 1,88 28,95 32,41 31,93 22,15 38,97
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Kualitas APBD Gorontalo triwulan II-2012 lebih diarahkan pada kepentingan konsumsi, hal ini tampak pada komposisi belanja konsumsi yang mencapai 91% sementara untuk belanja investasi hanya sebesar 9%. Tingginya belanja konsumsi sebagai dampak dari meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk hibah dalam rangka menunjang program sekolah gratis.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
41
BAB 4 KEUANGAN DAERAH Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo II-2011 Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Jumlah Belanja
APBD 2011 311.594.816.664,00 203.973.905.336,00 3.200.000.000,00 41.750.000.000,00 6.000.000.000,00 44.170.911.328,00 7.500.000.000,00 5.000.000.000,00 359.456.670.266,00 30.439.242.880,00 216.489.471.944,00 112.527.955.442,00 671.051.486.930,00
Nominal
II-2012 Komposisi (%)
136.425.463.427,00 92.268.130.533,00 20.909.400.000,00 3.397.557.300,00 16.029.427.394,00 3.218.698.200,00 602.250.000,00 167.773.642.149,00 11.176.870.113,00 104.802.849.720,00 51.793.922.316,00 304.199.105.576,00
44,85 30,33 6,87 1,12 5,27 1,06 0,20 55,15 3,67 34,45 17,03 100,00
APBDP 2012 466.387.095.206,40 241.569.991.136,40 4.500.000.000,00 139.830.890.000,00 5.600.000.000,00 54.676.214.070,00 15.210.000.000,00 5.000.000.000,00 472.014.731.812,80 36.893.361.512,00 289.417.165.499,80 145.704.204.801,00 938.401.827.019,20
Nominal 229.067.484.499,00 112.437.574.242,00 85.888.557.798,00 25.186.862.799,00 5.460.502.660,00 93.987.000,00 136.653.834.839,00 11.958.579.747,00 92.417.345.633,00 32.277.909.459,00 365.721.319.338,00
Komposisi (%) 62,63 30,74 23,48 6,89 1,49 0,03 37,37 3,27 25,27 8,83 100,00
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
4.3. KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN UANG BEREDAR Kinerja fiskal selama triwulan II-2012 belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 14,09%, sementara itu belanja modal memberikan pangsa 1,36%. Pangsa konsumsi pemerintah terhadap sektor riil mengalami kenaikan dibandingkan triwulan II-2011, hal ini terkait beberapa program hibah yang meningkat cukup tinggi. Pengaruh signifikan terasa pada sisi investasi, tercatat stimulan fiskal terhadap investasi sektor riil memberikan pangsa 1,36% menurun dibandingkan triwulan II-2011 yang mencapai 2,30%. Sementara apabila dilihat dari sisi anggaran masih terdapat surplus penerimaan sebesar Rp 133 Miliar dimana surplus tersebut lebih disebabkan karena realisasi belanja modal masih dibawah target anggaran. Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Belanja Daerah Konsumsi Pemerintah Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Barang dan Jasa Pembentukan Modal Tetap Bruto Belanja Modal
42
APBD 2011 558.523.531.488 234.413.148.216 3.200.000.000 41.750.000.000 6.000.000.000 44.170.911.328 7.500.000.000 5.000.000.000 216.489.471.944 112.527.955.442 112.527.955.442
II-2011 Nominal 252.405.183.260 103.445.000.646 20.909.400.000 3.397.557.300 16.029.427.394 3.218.698.200 602.250.000 104.802.849.720 51.793.922.316 51.793.922.316
%PDRB 11,22 4,60 0,93 0,15 0,71 0,14 0,03 4,66 2,30 2,30
APBDP 2012 792.697.622.218 278.463.352.648 4.500.000.000 139.830.890.000 5.600.000.000 54.676.214.070 15.210.000.000 5.000.000.000 289.417.165.500 145.704.204.801 145.704.204.801
II-2012 Nominal 333.443.409.879 124.396.153.989 85.888.557.798 25.186.862.799 5.460.502.660 93.987.000 92.417.345.633 32.277.909.459 32.277.909.459
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
%PDRB 14,09 5,25 3,63 1,06 0,23 0,00 3,90 1,36 1,36
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
Di sisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo sampai dengan akhir triwulan II-2012 menunjukkan kontraksi. Kontraksi terjadi karena realisasi dari penerimaan APBD lebih besar dibandingkan penyerapan belanja APBD. Surplus penerimaan mencapai Rp 133 Miliar lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 52 Miliar. Tabel 4.6 Dampak APBD Terhadap Uang Beredar APBD Pendapatan Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Darurat Dana Penyesuaian Belanja Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal Surplus/Defisit Pembiayaan Netto
636.640.040.520,00 122.766.740.520,00 513.873.300.000,00 24.698.000.000,00 461.118.100.000,00 28.057.200.000,00
II-2011 Nominal 356.788.087.511,22 74.298.885.907,22 279.495.157.404,00 2.092.434.404,00 268.985.563.000,00 8.417.160.000,00
671.051.486.930,00 234.413.148.216,00 3.200.000.000,00 41.750.000.000,00 6.000.000.000,00 44.170.911.328,00 7.500.000.000,00 5.000.000.000,00 216.489.471.944,00 112.527.955.442 (34.411.446.410) (34.411.446.410)
2.994.044.200,00 304.199.105.576,00 103.445.000.646,00 20.909.400.000,00 3.397.557.300,00 16.029.427.394,00 3.218.698.200,00 602.250.000,00 104.802.849.720,00 51.793.922.316 52.588.981.935 -
APBD 2011
%PDRB 15,86 3,30 12,43 0,09 11,96 0,37 0,13 13,53 4,60 0,93 0,15 0,71 0,14 0,03 4,66 2,30 2,34 -
913.401.827.019,20 161.639.396.184,20 630.131.540.835,00 23.983.008.835,00 582.140.302.000,00 24.008.230.000,00
II-2012 Realisasi 499.716.602.002,94 81.860.329.561,94 360.014.346.441,00 13.230.003.441,00 339.581.844.000,00 7.202.499.000,00
121.630.890.000,00 938.401.827.019,20 278.463.352.648,40 4.500.000.000,00 139.830.890.000,00 5.600.000.000,00 54.676.214.070,00 15.210.000.000,00 5.000.000.000,00 289.417.165.499,80 145.704.204.801 (25.000.000.000) (25.000.000.000)
57.841.926.000,00 365.721.319.338,00 124.396.153.989,00 85.888.557.798,00 25.186.862.799,00 5.460.502.660,00 93.987.000,00 92.417.345.633,00 32.277.909.459 133.995.282.665 -
APBDP 2012
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
%PDRB 21,11 3,46 15,21 0,56 14,35 0,30 2,44 15,45 5,25 3,63 1,06 0,23 0,00 3,90 1,36 5,66 -
43
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
Halaman ini sengaja dikosongkan
44
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-2012 diwarnai oleh net outflow dan peningkatan persediaan uang layak edar. Hingga triwulan II-2012 juga sudah terdapat temuan uang palsu sebanyak enam lembar uang kertas. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
Peningkatan
volume
transaksi
dalam
sistem
pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari meningkatnya transaksi ekonomi pada triwulan laporan.
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan II-2012 mengalami net outflow sebesar Rp61,82 miliar. Aliran uang kartal yang keluar dari dalam khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang masuk ke khasanah kas titipan.
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan
Kondisi net outflow pada triwulan laporan terjadi pada bulan April sebesar Rp41,83 miliar dan bulan Juni sebesar Rp29,27 miliar. Net outflow diperkirakan terjadi akibat semakin aktifnya aktivitas ekonomi di Gorontalo terutama dalam transaksi perdagangan.
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan II-2012 sebesar Rp130,63 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp90,26 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp130,58 miliar uang kertas dan Rp45juta uang logam. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan pada BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
45
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
triwulan laporan sebesar Rp9,83 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak 512.500 lembar. Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Jenis Pecahan (Rp) Uang Kertas 100,000 50,000 20,000 10,000 5,000 2,000 1,000 Total Uang Logam 1000 500 100 50 Total TOTAL UANG
Tw. IV 2011 Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh 35,900,000 1,000,000 36,900,000 15,000,000 2,000,000 17,000,000 6,240,000 900,000 7,140,000 5,420,000 1,000,000 6,420,000 4,515,000 250,000 4,765,000 4,962,000 600,000 5,562,000 422,000 135,000 557,000 72,459,000 5,885,000 78,344,000 20,000
20,000 72,479,000
5,885,000
Tw. I 2012 Tw. II 2012 Jumlah (ribu) Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh 38,800,000 6,000,000 44,800,000 59,300,000 2,000,000 61,300,000 35,000,000 9,000,000 44,000,000 62,250,000 5,000,000 67,250,000 5,160,000 1,200,000 6,360,000 3,160,000 200,000 3,360,000 4,850,000 1,000,000 5,850,000 720,000 1,150,000 1,870,000 2,030,000 900,000 2,930,000 2,675,000 200,000 2,875,000 4,404,000 700,000 5,104,000 2,470,000 1,250,000 3,720,000 5,000 120,000 125,000 8,000 30,000 38,000 90,249,000 18,920,000 109,169,000 130,583,000 9,830,000 140,413,000 40,000 5,000 3,000 2,000 2,000 20,000 7,000 7,000 45,000 45,000 78,364,000 90,256,000 18,920,000 109,176,000 130,628,000 9,830,000 140,458,000
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo
Periode Jan-Juni 2012 Pecahan / Tahun Emisi Temuan Uang Palsu 100.000 / 2004 100.000 / 1999 50.000 / 2005 50.000 / 1999 50.000 / 1993 20.000 / 2004
0 0 6 0 0
10.000 / 2005
0 0
Jumlah
6 Sumber: Bank Indonesia
Pada periode Januari – Juni 2012, telah teridentifikasi enam lembar uang palsu yaitu uang kertas pecahan Rp50.000 tahun emisi 2005. Sementara itu, belum terdapat temuan uang palsu untuk pecahan lainnya.
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI 5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp423,53 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,91% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 5,12% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak 17.286 lembar atau terkontraksi sebesar 2.19% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan II-2012 46
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
sebesar Rp6,83 miliar, tumbuh sebesar 8,58% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 279 lembar atau terkontraksi sebesar 0,57% (q.t.q).
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.3
Grafik 5.4
Perputaran Kliring di Gorontalo
Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan II-2012 tercatat sebesar 0,90% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,57%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada triwulan laporan tercatat sebesar 0,82% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,16%.
Sumber : Bank Indonesia Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan II-2012 secara nominal sebesar Rp687 miliar atau tumbuh 45,65% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 32,17% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS rataBANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
47
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
rata per bulan selama triwulan II-2012 tercatat sebanyak 1.573 transaksi atau mengalami pertumbuhan secara triwulanan sebesar 30,22% (q.t.q). Meningkatnya perkembangan transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Maraknya aktivitas ekonomi seperti kegiatan pesta (pernikahan, dsb) pada triwulan laporan diperkirakan mendorong peningkatan aktivitas transaksi RTGS di Provinsi Gorontalo.
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Bulan April Mei Juni Rata-rata tw II-2011 Pertumbuhan (qtq) Juli Agustus September Rata-rata tw III-2011 Pertumbuhan (qtq) Oktober November Desember Rata-rata tw IV-2011 Pertumbuhan (qtq) Januari Februari Maret Rata-rata tw I-2012 Pertumbuhan (qtq) April Mei Juni Rata-rata tw II-2012 Pertumbuhan (qtq)
FROM TO FROM + TO Nilai Nilai Nilai Volume Volume Volume (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) 196 725 267 611 464 1336 165 715 353 635 518 1350 216 796 365 710 581 1506 192 745 328 652 521 1397 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86% 241 874 440 801 681 1675 228 899 517 785 745 1684 192 772 327 563 519 1335 220 848 428 716 648 1565 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98% 244 844 396 687 640 1531 273 884 387 624 659 1508 327 954 460 685 787 1639 281 894 414 665 695 1559 27.60% 5.38% -3.21% -7.12% 7.26% -0.34% 206 667 154 441 360 1108 182 609 260 421 442 1030 238 913 375 572 613 1485 209 730 263 478 472 1208 -25.73% -18.38% -36.55% -28.16% -32.17% -22.55% 226 797 377 498 602 1295 265 985 430 648 694 1633 339 1104 426 686 765 1790 276 962 411 611 687 1573 32.32% 31.84% 56.25% 27.75% 45.65% 30.22% Sumber : Bank Indonesia
48
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BAB 6 : KESEJAHTERAAN Tingkat pengangguran terbuka tercatat mengalami peningkatan dari 4,26% pada bulan Agustus 2011 menjadi 4.81% pada Februari 2012. Sementara itu, angka kemiskinan di Gorontalo pada posisi Maret 2012 tercatat sebanyak 186.907 jiwa atau 17.33% dari jumlah penduduk Gorontalo. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 1,42% dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebesar 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk Gorontalo). 6.1. PENGANGGURAN Berdasarkan data Februari 2012, jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak 471.128 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2011 sebesar 465.027 jiwa. Peningkatan jumlah angkatan kerja tersebut bersumber dari peningkatan jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Februari 2012 mencapai 448.489 jiwa atau naik 3.279 jiwa dibanding posisi Agustus 2011 yang tercatat sebanyak 445.210 jiwa. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Gorontalo pada Februari 2012 tercatat sebanyak 4,81%, mengalami peningkatan dibandingkan data Agustus 2011 sebesar 4,26%. Di sisi lain, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mengalami kenaikan dari 64,12% pada Agustus 2011 menjadi 64,36% pada Februari 2012. Kenaikan tersebut diperkirakan dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Angkatan Kerja (1,31%) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk Bukan Angkatan Kerja (0,26%). Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II -2012
49
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Dilihat dari lapangan usahanya, sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 168.806 orang (Februari 2012) atau sekitar 36,52% dari total jumlah penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut meningkat 3,04% jika dibandingkan dengan Agustus 2011. Pertambahan jumlah penduduk yang menggeluti usaha pada sektor pertanian mengindikasikan bahwa sektor ini masih menjadi andalan yang menyumbang proporsi terbesar dalam pembentukan PDRB Gorontalo. Sementara itu pada sektor perdagangan, menempati posisi ketiga dengan persentase sebesar 13,62% pada Februari 2012. Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2011 – Februari 2012
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
Grafik 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2011
Grafik 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2012
6.2 KEMISKINAN Berdasarkan data Maret 2012, jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak 186.907 jiwa atau 17.33% dari jumlah penduduk Gorontalo. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 1,42% dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebesar 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk Gorontalo). Penurunan jumlah penduduk miskin terbesar terjadi di perkotaan yang mencapai 2.740 jiwa atau 14,20%, sedangkan di pedesaan penurunan hanya sebesar 8.623 jiwa atau 4,82%. Sementara itu 50
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2012 sebesar Rp.203.907,- per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp.16.692,- perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2011 yang tercatat sebesar Rp.187.215,- per kapita per bulan.
Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Tabel 6.4 Garis Kemiskinan Provinsi Gorontalo Menurut Wilayah Tahun 2012
Apabila dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di Provinsi Gorontalo terbesar masih berada di wilayah pedesaan yaitu sebanyak 91,14%, selebihnya 8,86% tinggal di wilayah perkotaan. Untuk mengatasi ketimpangan tersebut, diharapkan pembangunan infrastruktur dan program pengembangan wilayah pedesaan dapat lebih dioptimalkan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II -2012
51
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.3. RASIO GINI Peningkatan rasio gini Provinsi Gorontalo terjadi dalam 3 (tiga) tahun terakhir ini. Pada tahun 2007, indeks gini tercatat 0,39 meningkat dibandingkan tahun 2005 yang lalu sebesar 0,36. Kondisi tersebut menunjukkan kesenjangan pendapatan antar lapisan penduduk semakin meningkat. Berdasarkan komposisi pendapatan penduduk, terlihat bahwa persentase 20% penduduk berpenghasilan tinggi justru semakin meningkat dari 44,38% pada tahun 2005 menjadi 47,67% pada tahun 2007. Begitu pula 40% penduduk dengan pendapatan rendah, mengalami peningkatan persentase pendapatan dari 19.87% pada tahun 2005 menjadi 28.64% pada tahun 2007. Sementara itu, 40% penduduk dengan pendapatan sedang justru mengalami penurunan persentase, dari 35,75% di tahun 2005 menjadi 33.69 di tahun 2007. Hal inilah yang menyebabkan “jurang” kesenjangan kesejahteraan antar penduduk semakin lebar.
Tabel 6.5 Rasio Gini Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BOKS 4 :
PROFIL UMKM POTENSIAL GORONTALO: UPAYA MENGENAL &
FASILITASI PEMASARAN PRODUK UNGGULAN UMKM (KARAWO) .Sejak ditetapkannya karawo sebagai komoditas unggulan Provinsi Gorontalo, membuat sebagian besar pengrajin bernafas lega. Bagaimana tidak, komoditas asli Gorontalo yang dikenal secara turun termurun tersebut hampir saja mati suri ditelan jaman. Berbagai permasalahan mendera, seperti desain motif yang terkesan monoton hingga tenaga iris yang jumlahnya kian hari kian berkurang. Kepedulian pemerintah daerah pun muncul setelah melihat kenyataan di lapangan bahwasannya kerajinan sulam warisan nenek moyang Gorontalo ini perlu dilestarikan. Berbagai kegiatan pelatihan maupun workshop digelar yang tujuan utamanya adalah melahirkan desainer maupun pengrajin baru yang akan kelak akan mewarnai “dunia” karawo ke depan. Festival Karawo 2011 yang diselenggarakan pada tahun lalu, agaknya menjadi tonggak sejarah dalam kebangkitan karawo Gorontalo. Kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan Bank Indonesia tersebut mampu menarik perhatian masyarakat tidak hanya yang berada di Gorontalo, namun juga di luar Gorontalo. Transaksi yang tercatat dalam kegiatan tersebut pun diperkirakan tidak kurang dari Rp. 1 miliar. Sebagai tindak lanjut kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan sebelumnya, pada tahun 2012 ini, salah satu stasiun televisi lokal Gorontalo menggandeng Bank Indonesia untuk membuat profil UMKM yang bergerak pada komoditas sulaman karawo. Tujuan pembuatan profil ini disamping untuk mengenal lebih dalam seluk beluk karawo, lebih jauh lagi sebagai upaya fasilitasi terhadap akses pemasaran produk tersebut. Setelah melalui proses identifikasi, terpilihlah 3 profil usaha yang mewakili desainer, koperasi dan kelompok pengrajin karawo. Tayangan yang berdurasi 30 menit ini menampilkan kondisi riil yang dihadapi oleh para pengrajin karawo, mulai dari proses produksi hingga pemasaran produknya. Desainer karawo, koperasi dan kelompok pengrajin menceritakan secara sederhana keseharian yang mereka lakukan dalam upaya pengembangan karawo. Dengan adanya tayangan ini diharapkan seluruh elemen masyarakat Gorontalo dapat lebih mencintai kerajinan sulaman karawo dan menghargai langkah yang ditempuh berbagai pihak. Di akhir tayangan, terbesit sebuah harapan agar kelak kerajinan ini dapat dikenal luas tidak hanya di wilayah regional Sulampua, namun juga meluas hingga ke kancah nasional atau bahkan internasional. Semoga. BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II -2012
53
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Halaman ini sengaja dikosongkan
54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan III-2012 diperkirakan menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2012. Menurunnya kinerja perekonomian diperkirakan sebagai dampak dari melambatnya kinerja pertanian sementara dorongan konsumsi terkait lebaran diharapkan mampu memberikan redaman pada perlambatan yang terjadi. Pada Triwulan-III 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,28% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja perbankan pada triwulan III-2012 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. 7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2012
Perekonomian Gorontalo triwulan III-2012 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,7 – 6,2% (y.o.y) menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Perlambatan diperkirakan sebagai dampak penurunan produksi panen sebagaimana ARAM I-2012 BPS Prov. Gorontalo. Produksi padi tahun 2012 diperkirakan terkontraksi hingga 3,54% (y.o.y) atau menurun 9.698 ton dibandingkan produksi tahun sebelumnya. Kondisi cuaca yang belum kondusif diperkirakan menjadi salah satu hal yang mempengaruhi tingkat produksi panen. Melemahnya sektor pertanian tercermin pula dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang mencatat bahwa ekspektasi sektor pertanian pada triwulan mendatang menurun. NTP bulan Juli 2012 terkontraksi hingga 2,10% (y.o.y)
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
55
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
Sementara itu dorongan konsumsi selama lebaran diperkirakan akan memberikan efek redaman bagi potensi perlambatan yang akan terjadi. Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Ekspektasi Konsumsi masih berada pada level > 100 yaitu pada 128,8. Hal tersebut turut dikonfirmasi pula hasil perkiraan Indeks Tendensi Konsumen BPS Prov. Gorontalo yang berada pada level > 100 yaitu pada 110,97 karena dipengaruhi oleh adanya peningkatan pendapatan rumah tangga dan rencana pembelian barang tahan lama.
Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS
7.2 OUTLOOK INFLASI Realisasi inflasi Gorontalo Triwulan-II 2012 sebesar 5,95% (y.o.y) berada dalam rentang proyeksi sebelumnya pada kisaran 6,50% ± 1% (y.o.y). Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2012 sebesar 5.90% (y.o.y). Tingginya aktivitas konsumsi oleh masyarakat pada periode laporan memicu kenaikan harga-harga komoditas bahan makanan.
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)
56
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
Pada Triwulan-III 2012, inflasi Gorontalo diproyeksikan berada pada kisaran 6,28% ± 1% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi kelompok bahan makanan masih menjadi pemicu utama tingginya inflasi Gorontalo ke depan. Masuknya bulan Ramadhan pada bulan Agustus 2012 akan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat terahadap komoditas bahan makanan. Harga-harga komoditas bahan makanan diperkirakan akan terus naik selama bulan Ramadhan. Kenaikan harga diperkirakan baru akan berhenti setelah lebaran ketupat selesai. Budaya lebaran ketupat merupakan perayaan yang berlangsung satu minggu setelah hari raya lebaran. Di sisi lain, kenaikan harga dari komoditas minyak tanah juga diperkirakan akan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan adanya pelaksanaan Budaya Tumbilotohe (malam pasang lampu) yang dilaksanakan tiga hari sebelum lebaran berlangsung. Pada event ini akan dinyalakan lampu api berbahan bakar minyak tanah di seluruh pelosok wilayah Gorontalo. Hal ini didukung oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan peningkatan ekspektasi harga jual pada triwulan II-2012.
Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual
7.3 PROSPEK PERBANKAN Aktivitas usaha perbankan diindikasikan mengalami peningkatan, pada triwulan III2012 yang diperkirakan bersumber dari menguatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat disinyalir karena menguatnya permintaan domestik maupun realisasi proyek pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD yang kecenderungannya dimulai pada triwulan II dan III. Kondisi tersebut memberikan peluang ekspansi penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Sementara itu, suku bunga perbankan Gorontalo diperkirakan masih akan berada pada level stabil seiring dengan penetapan BI Rate di kisaran 5,75% (Juni 2012) dan himbauan Bank Indonesia untuk mendukung perkembangan sektor riil melalui penurunan BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012
57
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
suku bunga kredit. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan II-2012 mengkonfirmasi kondisi usaha sektor keuangan dalam keadaan yang cukup prospektif, dimana persentase responden yang menjawab ekspektasi usaha pada sektor tersebut meningkat mencapai 20% responden dan yang tidak ada satu responden pun yang menjawab menurun.
Menurun
Triwulan III -12
Tetap
Triwulan II -12
Meningkat
0
20
40
60
80
Sumber: Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.6 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA