BAB 4 KEUANGAN DAERAH
BAB 4 : KEUANGAN DAERAH Realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo triwulan III-2010 mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 57,85%, realisasi pendapatan juga mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan III-2010 realisasi pendapatan sebesar 78,22%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III-2009 sebesar 74,33%.
4.1 PENDAPATAN DAERAH Meningkatnya realisasi pendapatan APBD Prov. Gorontalo pada triwulan III-2010 lebih
didorong
oleh
meningkatnya
penerimaan
penghimpunan pajak kendaraan bermotor
pajak
daerah
khususnya
pada
sementara penerimaan dari sisi dana
perimbangan relatif sama. Secara nominal, realisasi pendapatan triwulan III-2010 sebesar Rp 417,03 Miliar dengan capaian 78,22% dari anggaran APBD-P 2010, capaian ini meningkat dibandingkan triwulan III-2009 sebesar Rp 410,01 Miliar dengan capaian 74,33% dari anggaran APBD-P 2009. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya Pendapatan Asli Daerah, pada triwulan III-2010 PAD Prov. Gorontalo sebesar Rp 85,36 Miliar dengan capaian 82,65% sementara pada triwulan III-2009 realisasi sebesar Rp 70,57 Miliar dengan capaian 76,14%. Sementara disisi dana perimbangan relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo III-2009 Pendapatan Daerah
APBD-P 2009
Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Di Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Air Bawah Tanah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Jumlah Pendapatan
Nominal
92,678,000,000 83,313,210,857 29,350,472,100 25,000,000 29,606,754,069 15,000,000 24,180,984,688 120,000,000 15,000,000 500,000,000 8,864,789,143 458,934,916,658 19,263,660,658 388,325,256,000 51,346,000,000 551,612,916,658
70,566,138,368 60,073,298,096 19,347,032,450 24,564,390,000 16,086,070,792 65,348,260 10,456,594 10,492,840,272 339,445,701,979 9,692,259,979 291,243,942,000 38,509,500,000 410,011,840,347
III-2010 Pencapaian (%) 76.14 72.11 65.92 82.97 66.52 54.46 69.71 118.37 73.96 50.31 75.00 75.00 74.33
APBD-P 2010 103,283,066,210 93,420,724,011 11,742,615,224 25,000,000 57,322,124,099 15,000,000 24,180,984,688 120,000,000 15,000,000 550,000,000 9,312,342,199 430,749,380,658 19,263,660,658 400,750,820,000 10,734,900,000 534,032,446,868
Nominal 85,365,508,635 79,006,778,558 25,679,167,128 37,854,799,800 15,419,303,555 43,337,610 10,170,465 6,358,730,077 322,583,179,848 13,968,886,848 300,563,118,000 8,051,175,000 9,794,250,000 417,742,938,483
Pencapaian (%) 82.65 84.57 218.68 66.04 63.77 36.11 67.80 68.28 74.89 72.51 75.00 75.00 78.22
Sumber : Badan Keuangan Prov. Gorontalo
Meningkatnya
pendapatan
asli
daerah
terutama
didorong
oleh
peningkatan
penghimpunan pajak kendaraan bemotor yang meningkat hampir dua kali lipat dari target anggaran 2010. Pajak kendaraan bermotor sampai dengan triwulan III-2010 mencapai Rp 25,68 Miliar sementara target anggaran 2010 sebesar Rp 11,74 Miliar. Kondisi ini BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
45
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
meningkatkan share dari self financing anggaran pemerintah sebesar 18,91% lebih baik dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 14,65% Sementara itu realisasi dana perimbangan relatif secara nominal mengalami penurunan walaupun secara persentase terhadap target anggaran mengalami peningkatan terkait menurunnya target anggaran dana perimbangan pada APBD-P 2010 dibandingkan APBD-P 2009. Penerimaan dana perimbangan pada triwulan III-2010 sebesar Rp 322,58 Miliar menurun dibandingkan triwulan III-2009 sebesar Rp 339,45 Miliar. Penurunan terutama disebabkan berkurangnya Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Pemerintah Pusat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada triwulan III-2010, realisasi DAK mencapai Rp 8,05 Miliar lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan III-2009 yang mencapai Rp 38,51 Miliar. Komposisi dana perimbangan masih mendominasi APBD triwulan III-2010 sebesar 77,22% lebih rendah dibandingkan triwulan III-2009 sebesar 82,79%. Menurunnya komposisi dana dari pemerintah pusat merupakan sinyal positif bagi kemandirian keuangan daerah yang diindikasikan meningkatnya komposisi pendapatan asli daerah. Tabel 4.2 Komposisi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) III-2009 Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Pajak daerah Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Kendaraan di Air Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Balik Nama Kendaraan Di Air Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Air Bawah Tanah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Jumlah Pendapatan
APBD-P 2009 92,678,000,000 83,313,210,857 29,350,472,100 25,000,000 29,606,754,069 15,000,000 24,180,984,688 120,000,000 15,000,000 500,000,000 8,864,789,143 458,934,916,658 19,263,660,658 388,325,256,000 51,346,000,000 551,612,916,658
Nominal 70,566,138,368 60,073,298,096 19,347,032,450 24,564,390,000 16,086,070,792 65,348,260 10,456,594 10,492,840,272 339,445,701,979 9,692,259,979 291,243,942,000 38,509,500,000 410,011,840,347
III-2010
Komposisi (%) 17.21 14.65 4.72 5.99 3.92 0.02 0.00 2.56 82.79 2.36 71.03 9.39 100.00
APBD-P 2010 103,283,066,210 93,420,724,011 11,742,615,224 25,000,000 57,322,124,099 15,000,000 24,180,984,688 120,000,000 15,000,000 550,000,000 9,312,342,199 430,749,380,658 19,263,660,658 400,750,820,000 10,734,900,000 534,032,446,868
Nominal
Komposisi (%)
85,365,508,635 79,006,778,558 25,679,167,128 37,854,799,800 15,419,303,555 43,337,610 10,170,465 6,358,730,077 322,583,179,848 13,968,886,848 300,563,118,000 8,051,175,000 9,794,250,000 417,742,938,483
20.43 18.91 6.15 9.06 3.69 0.01 0.00 1.52 77.22 3.34 71.95 1.93 100.00 100.00
4.2 BELANJA DAERAH Meningkatnya penyerapan anggaran belanja APBD Prov. Gorontalo pada triwulan III2010 lebih didorong oleh meningkatnya belanja tidak langsung khususnya pada belanja pegawai sementara penyerapan anggaran belanja langsung relatif sama. Penyerapan belanja Provinsi Gorontalo pada
triwulan III-2010 lebih tinggi
dibandingkan triwulan III-2009. Pada triwulan laporan, tercatat Rp 346,27 Miliar dana APBD telah dibelanjakan dengan persentase realisasi mencapai 60,94%, lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2009 dengan pencapaian realisasi sebesar Rp 391,17 Miliar dengan persentase realisasi mencapai 57,85%. Kondisi tersebut didorong oleh meningkatnya Belanja Tidak Langsung pada triwulan III-2010 sebesar Rp 173,19 Miliar dengan capaian 66,12% 46
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
sementara pada triwulan III-2009 penyerapan sebesar Rp 145,19 Miliar dengan capaian 62,36%. Sementara disisi penyerapan Belanja Langsung relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya. Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Belanja Daerah
APBD-P 2009
Belanja Tidak Langsung 232,835,353,600 Belanja Pegawai 150,952,011,350 Belanja Subsidi 14,278,912,250 Belanja Hibah 15,649,405,000 Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000 Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8,840,000,000 Belanja Tidak Terduga 250,000,000 Belanja Langsung 443,353,139,430 Belanja Pegawai 27,600,364,078 Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400 Belanja Modal 196,188,223,952 Jumlah Belanja 676,188,493,030
III-2009 Nominal Pencapaian (%) 145,189,884,749 62.36 101,096,056,474 66.97 3,311,715,000 23.19 8,301,000,000 53.04 2,263,400,000 68.05 22,492,915,875 56.89 7,724,797,400 87.38 245,975,960,329 55.48 14,567,856,573 52.78 123,281,040,667 56.15 108,127,063,089 55.11 391,165,845,078 57.85
APBD-P 2010 261,960,951,852.00 173,594,813,052.00 5,300,000,000.00 8,500,000,000.00 3,000,000,000.00 38,500,000,000.00 30,566,138,800.00 2,500,000,000.00 306,256,934,706.00 23,969,649,454.00 170,441,404,162.00 111,845,881,090.00 568,217,886,558
III-2010 Nominal Pencapaian (%) 173,195,955,367 66.12 124,785,601,771 71.88 1,000,000,000 18.87 9,047,400,000 106.44 2,256,433,582 75.21 23,121,754,774 60.06 12,851,715,240 42.05 133,050,000 5.32 173,074,386,848 56.51 13,420,785,886 55.99 111,768,451,727 65.58 47,885,149,235 42.81 346,270,342,215 60.94
Kualitas APBD Gorontalo triwulan III-2010 lebih diarahkan pada kepentingan konsumsi sementara tujuan investasi relatif menurun. Komposisi pos belanja modal menurun secara signifikan dari 27,64% pada triwulan III-2009 menjadi hanya berkisar 13,83% pada triwulan III-2010. Sementara komposisi pos belanja konsumsi meningkat dari 72,36% pada triwulan III-2009 menjadi 86,17% pada triwulan III-2010. Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat kegiatan investasi lebih memberikan multiplier effect bagi pengembangan ekonomi daerah dibandingkan kegiatan konsumsi. Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo Belanja Daerah
APBD-P 2009
Belanja Tidak Langsung 232,835,353,600 Belanja Pegawai 150,952,011,350 Belanja Subsidi 14,278,912,250 Belanja Hibah 15,649,405,000 Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000 Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8,840,000,000 Belanja Tidak Terduga 250,000,000 Belanja Langsung 443,353,139,430 Belanja Pegawai 27,600,364,078 Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400 Belanja Modal 196,188,223,952 Jumlah Belanja 676,188,493,030
III-2009 Nominal Komposisi (%) 145,189,884,749 37.12 101,096,056,474 25.84 3,311,715,000 0.85 8,301,000,000 2.12 2,263,400,000 0.58 22,492,915,875 5.75 7,724,797,400 1.97 245,975,960,329 62.88 14,567,856,573 3.72 123,281,040,667 31.52 108,127,063,089 27.64 391,165,845,078 100.00
APBD-P 2010 261,960,951,852.00 173,594,813,052.00 5,300,000,000.00 8,500,000,000.00 3,000,000,000.00 38,500,000,000.00 30,566,138,800.00 2,500,000,000.00 306,256,934,706.00 23,969,649,454.00 170,441,404,162.00 111,845,881,090.00 568,217,886,558
III-2010 Nominal Komposisi (%) 173,195,955,367 50.02 124,785,601,771 36.04 1,000,000,000 0.29 9,047,400,000 2.61 2,256,433,582 0.65 23,121,754,774 6.68 12,851,715,240 3.71 133,050,000 0.04 173,074,386,848 49.98 13,420,785,886 3.88 111,768,451,727 32.28 47,885,149,235 13.83 346,270,342,215 100.00
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
47
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
4.3. KONTRIBUSI REALISASI APBD GORONTALO TERHADAP SEKTOR RIIL DAN UANG BEREDAR Kinerja fiskal selama tahun 2010 belum menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 14,15%, sementara itu belanja modal memberikan pangsa 3,39%. Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil Belanja Daerah Konsumsi Pemerintah Belanja Pegawai Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa Belanja Tidak Terduga Belanja Barang dan Jasa Pembentukan Modal Tetap Bruto Belanja Modal
APBD-P 2009 480.000.269.078 178.552.375.428 14.278.912.250 15.649.405.000 3.326.025.000 39.539.000.000 8.840.000.000 250.000.000 219.564.551.400 196.188.223.952 196.188.223.952
III-2009 Nominal 283.038.781.989 115.663.913.047 3.311.715.000 8.301.000.000 2.263.400.000 22.492.915.875 7.724.797.400 123.281.040.667 108.127.063.089 108.127.063.089
%PDRB 16,20 6,62 0,19 0,48 0,13 1,29 0,44 7,06 6,19 6,19
APBD-P 2010 456.372.005.468 197.564.462.506 5.300.000.000 8.500.000.000 3.000.000.000 38.500.000.000 30.566.138.800 2.500.000.000 170.441.404.162 111.845.881.090 111.845.881.090
III-2010 Nominal 298.385.192.980 138.206.387.657 1.000.000.000 9.047.400.000 2.256.433.582 23.121.754.774 12.851.715.240 133.050.000 111.768.451.727 47.885.149.235 47.885.149.235
%PDRB 14,15 6,55 0,05 0,43 0,11 1,10 0,61 0,01 5,30 2,27 2,27
Disisi pengaruhnya terhadap uang beredar, realisasi anggaran APBD Gorontalo sampai dengan akhir triwulan III-2010 menunjukkan kontraksi. Kontraksi terjadi karena realisasi dari pendapatan APBD lebih besar dibandingkan penyerapan belanja APBD. Surplus penerimaan mencapai Rp 71,48 Miliar lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 18,84 Miliar. Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam rapat koordinasi dengan seluruh jajaran SKPD pada bulan Oktober 2010 telah menginstruksikan untuk melakukan percepatan penyerapan anggaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Dampak APBD terhadap Uang Beredar APBD
APBD-P 2009
III-2009 Nominal 410,011,840,346.64 70,566,138,367.64 339,445,701,979.00 9,692,259,979.00 291,243,942,000.00 38,509,500,000.00
Pendapatan 551,612,916,658.00 Pendapatan Asli Daerah 92,678,000,000.00 Dana Perimbangan 458,934,916,658.00 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 19,263,660,658.00 Dana Alokasi Umum 388,325,256,000.00 Dana Alokasi Khusus 51,346,000,000.00 Dana Darurat Dana Penyesuaian Belanja 676,188,493,030.00 391,165,845,078.00 Belanja Pegawai 178,552,375,428.00 115,663,913,047.00 Belanja Subsidi 14,278,912,250.00 3,311,715,000.00 Belanja Hibah 15,649,405,000.00 8,301,000,000.00 Belanja Bantuan Sosial 3,326,025,000.00 2,263,400,000.00 Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 39,539,000,000.00 22,492,915,875.00 Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota dan Pem. Desa 8,840,000,000.00 7,724,797,400.00 Belanja Tidak Terduga 250,000,000.00 Belanja Barang dan Jasa 219,564,551,400.00 123,281,040,667.00 Belanja Modal 196,188,223,952 108,127,063,089 Surplus/Defisit (124,575,576,372) 18,845,995,269 Pembiayaan Netto (124,575,576,372) DAMPAK RUPIAH 18,845,995,269
48
%PDRB 21.74 3.74 18.00 0.51 15.45 2.04 20.75 6.13 0.18 0.44 0.12 1.19 0.41 6.54 5.73 1.00 1.00
APBD-P 2010 534,032,446,868.00 103,283,066,210.00 430,749,380,658.00 19,263,660,658.00 400,750,820,000.00 10,734,900,000.00
III-2010 Nominal 417,742,938,482.94 85,365,508,634.94 322,583,179,848.00 13,968,886,848.00 300,563,118,000.00 8,051,175,000.00
%PDRB
9,794,250,000.00 568,217,886,558.00 346,270,342,215.00 197,564,462,506.00 138,206,387,657.00 5,300,000,000.00 1,000,000,000.00 8,500,000,000.00 9,047,400,000.00 3,000,000,000.00 2,256,433,582.00 38,500,000,000.00 23,121,754,774.00 30,566,138,800.00 12,851,715,240.00 2,500,000,000.00 133,050,000.00 170,441,404,162.00 111,768,451,727.00 111,845,881,090 47,885,149,235 (34,185,439,690) 71,472,596,268 (34,185,439,690) 71,472,596,268
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
20.97 4.29 16.19 0.70 15.09 0.40 0.49 17.38 6.94 0.05 0.45 0.11 1.16 0.65 0.01 5.61 2.40 3.59 3.59
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2010 diwarnai oleh net inflow dan peningkatan uang kartal layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai menunjukkan berkembangnya transaksi RTGS.
5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan III-2010 mengalami net inflow sebesar Rp73,59 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih besar dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan
Kondisi net inflow pada triwulan laporan disebabkan karena uang yang beredar untuk kegiatan transaksi pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri telah kembali masuk ke kasanah kas titipan. Secara bulanan, pada Agustus 2010 aliran uang tercatat net outflow sebesar Rp38,50 miliar yang disebabkan karena maraknya transaksi masyarakat terkait bulan Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri, sementara pada September 2010 aliran uang tercatat net inflow sebesar Rp93,47 miliar yang disebabkan kembalinya uang yang telah ditarik masyarakat ke perbankan.
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada triwulan III-2010 sebesar Rp129,91 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp56,30 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp129,89 miliar untuk uang kertas dan Rp19 juta untuk uang logam. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan sebesar Rp42,68 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak 550.000 lembar, kemudian diikuti oleh
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
49
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
pecahan uang kertas sebesar Rp5000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 312.500 lembar. Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu)
Jenis Pecahan (Rp) Uang Kertas 100000 50,000 20,000 10,000 5,000 2,000 1,000 Total Uang Logam 500 100 Total TOTAL UANG
Tw. II 2010 Layak edar Lusuh 24,600,000 1,000,000 20,350,000 2,000,000 6,720,000 1,300,000 3,320,000 700,000 940,000 450,000 300,000 10,000 305,000 56,240,000 5,755,000 50,000 10,000 60,000 56,300,000 5,755,000
Jumlah 25,600,000 22,350,000 8,020,000 4,020,000 1,390,000 300,000 315,000 61,995,000
61,995,000
Tw. III 2010 Layak edar Lusuh 68,800,000 20,000,000 48,800,000 17,000,000 5,880,000 3,000,000 3,730,000 1,500,000 1,460,000 625,000 1,140,000 76,000 550,000 129,886,000 42,675,000 18,000 1,000 19,000 129,905,000 42,675,000
Jumlah 88,800,000 65,800,000 8,880,000 5,230,000 2,085,000 1,140,000 626,000 172,561,000 18,000 1,000 19,000 172,580,000
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo
Pecahan / Tahun Emisi
2009
Triwulan II-2010
Triwulan III-2010
100.000 / 2004 50.000 / 2005 10.000 / 2005 5.000 / 2001
1 7 0 0
6 10 1 3
6 10 1 3
Jumlah
8
20
20
Pada triwulan-III 2010 tidak teridentifikasi tambahan uang palsu dibandingkan triwulan II-2010. Sehingga uang palsu yang telah teridentifikasi hingga triwulan III-2010 sebanyak 20 lembar lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yang hanya teridentifikasi sebanyak 8 lembar. Adapun rincian uang palsu yang teridentifikasi hingga Juni 2010 adalah pecahan Rp100.000,- tahun emisi 2004 sebanyak 6 lembar, pecahan Rp50.000,tahun emisi 2005 sebanyak 10 lembar, pecahan Rp10.000,- tahun emisi 2005 sebanyak 1 lembar, dan pecahan Rp5.000,- tahun emisi 2001 sebanyak 3 lembar.
50
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI 5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp261,00 miliar dengan pertumbuhan sebesar -15,23% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,51% (qtq). Adapun jumlah warkat sebanyak 11.123 lembar dengan pertumbuhan sebesar -13.26% (qtq). Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan III-2010 sebesar Rp3,96 miliar atau tumbuh -20,29% (qtq). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 169 lembar atau tumbuh sebesar -18,69% (qtq).
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo
Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal warkat yang dikliringkan tercatat mengalami kenaikan dari 0,35% pada triwulan II-2010 menjadi 0,59% pada triwulan III-2010. Sementara itu, jumlah rasio warkat Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan juga mengalami kenaikan dari 0,47% pada triwulan II-2010 menjadi 0,59% pada triwulan III-2010.
Sumber : Bank Indonesia Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
51
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) Transaksi RTGS mendominasi dalam sistem pembayaran non tunai di Gorontalo. Hal ini disebabkan karena BI RTGS mempunyai keunggulan mempercepat penyelesaian transaksi (seketika) dan memperkecil risiko penyelesaian transaksi. Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan III2010 secara nominal sebesar Rp587 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 31.08% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,48% (qtq). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan selama triwulan III-2010 tercatat sebanyak 1.423 transaksi atau tumbuh secara triwulanan sebesar 48,47% (qtq) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 30,97% (qtq). Perkembangan transaksi RTGS menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan III2010 lebih tinggi terkait dengan pelaksanaan Ibadah Ramadhan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Bulan Januari Februari Maret Rata-rata tw I-10 Pertumbuhan (qtq) April Mei Juni Rata-rata tw II-10 Pertumbuhan (qtq) Juli Agustus September Rata-rata tw III-10 Pertumbuhan (qtq)
FROM TO FROM + TO Nilai Nilai Nilai Volume Volume Volume (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) 108 334 367 354 475 688 121 362 287 322 408 684 143 414 260 410 403 824 124 370 305 362 429 732 -48.78% -35.54% -15.70% -40.23% -28.96% -37.95% 160 472 225 412 385 884 151 474 233 404 384 878 185 554 389 560 574 1114 165 500 282 459 448 959 33.49% 35.14% -7.36% 26.70% 4.44% 30.97% 216 636 402 630 618 1266 210 758 402 771 612 1529 160 720 371 755 531 1475 195 705 392 719 587 1423 17.97% 40.93% 38.76% 56.69% 31.08% 48.47% Sumber : Bank Indonesia
52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BAB 6 : KESEJAHTERAAN Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo meningkat yang ditandai oleh tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan yang menurun. Kondisi diperkirakan sebagai dampak dari mulai membaiknya kinerja sektor pertanian sebagai sektor terbesar penyerap tenaga kerja di Gorontalo. 6.1. PENGANGGURAN Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo relatif meningkat dari tahun ke tahun. Pada bulan Februari 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai 484.834 atau meningkat 8,39% dibandingkan kondisi Agustus 2009. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh sebesar 9,36% dibandingkan bulan Agustus 2009. Selama periode 1 tahun, tingkat pengangguran terbuka menurun, yaitu dari 5,89 % pada Agustus 2009 menjadi 5,05% pada Februari 2010. Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Angkatan Kerja Bekerja Tidak Bekerja Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka
2008 Februari 677,430 423,376 393,567 29,809 254,054 62.50 7.04
2009 Agustus 688,081 429,384 405,126 24,258 258,697 62.40 5.65
Februari 697,073 462,889 439,460 23,429 234,265 66.40 5.06
Agustus 701,495 447,313 420,962 26,351 254,182 63.77 5.89
2010 Februari 711,683 484,834 460,355 24,479 226,849 68.12 5.05
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
Apabila dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian merupakan lapangan usaha yang paling banyak digeluti penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 194.987 orang (Februari 2010) atau 42,36 % dari total penduduk yang bekerja. Jumlah tersebut tumbuh 13,28% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Sektor lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa perdagangangan (18,93%) dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 17,52%. Kedua sektor ini mengalami pertumbuhan jumlah tenaga kerja masing-masing sebesar 25,72% dan 11,96% dibandingkan bulan Agustus 2009. Sementara sektor industri merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dalam jumlah tenaga kerja.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
53
BAB 6 KESEJAHTERAAN Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2008-Agustus 2009
2008
Kegiatan Utama
Februari 213,275 28,340 45,195 26,177 59,540 21,040 393,567
Pertanian Industri Perdagangan Angkutan Jasa Kemasyarakatan Lainnya Total
2009 Agustus 184,148 34,268 59,610 32,214 63,720 31,166 405,126
Februari 208,636 32,462 71,911 31,227 72,325 22,899 439,460
Agustus 172,130 32,431 69,315 35,301 72,051 39,734 420,962
2010 Februari 194,987 41,393 87,167 25,350 80,668 30,790 460,355
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2. KEMISKINAN Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%. Kemiskinan Gorontalo masih yang tertinggi di Sulawesi serta masih jauh di atas persentase nasional yang berada di tingkatan 14,15%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2010 sebesar Rp171.371 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp 9.182 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2007 yang tercatat sebesar Rp162.189 perkapita per bulan. Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2010, persentase penduduk miskin di provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin pedesaan sebesar 30,18% sementara di perkotaan sebesar 6,29% Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal, penerimaan fiskal yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.
6.3. RASIO GINI Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
55
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Halaman ini sengaja dikosongkan
56
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuh seiring percepatan realisasi anggaran Pemerintah Daerah. Sementara itu kegiatan konsumsi swasta akan tetap tumbuh walaupun dengan besaran yang lebih rendah dibandingkan triwulan III-2010. Disisi sektoral kegiatan konstruksi dan perdagangan diperkirakan meningkat sementara sektor pertanian akan mengalami penurunan terkait curah hujan yang semakin tinggi dan berpotensi menimbulkan banjir. 7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuh 7,1 – 7,6 % (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 (5,71 % y.o.y). Pemerintah Daerah diperkirakan akan merealisasikan percepatan belanja modal maupun non modal. Target penyelesaian proyek infrastruktur sebelum tahun anggaran berakhir diharapkan memberikan dorongan positif bagi perkembangan sektor konstruksi, pertambangan dan sub sektor jasa pemerintahan umum. Sementara itu efek lonjakan konsumsi swasta pada triwulan III-2010 terkait lebaran diperkirakan telah berangsur-angsur normal. Hal ini tercermin dari hasil liason yang telah dilaksanakan pada awal bulan Oktober terhadap beberapa pelaku usaha retail di Kwandang, Marisa dan kota Gorontalo yang mengkonfirmasi bahwa angka penjualan komoditas kebutuhan harian masyarakat telah berangsur normal.
Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
Grafik 7.2 SKDU Triwulan III-2010
Hasil survei kegiatan dunia usaha menunjukkan bahwa tingkat ekspektasi pelaku usaha terhadap kondisi dunia usaha pada triwulan IV akan menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai SBT yang meningkat di level 15,90. Optimisme ini dibangun bahwa diakhir tahun pemerintah akan melakukan percepatan realisasi anggaran sehingga permintaan akan barang dan jasa akan mengalami peningkatan.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010
57
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.2 OUTLOOK INFLASI
Grafik 7.3 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%)
Inflasi Gorontalo pada akhir tahun diperkirakan pada kisaran 7 ± 1% didukung oleh meredanya permintaan masyarakat yang telah melewati masa puncaknya pada saat perayaan Idul Fitri. Namun, diperkirakan tekanan inflasi Gorontalo akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2010 terkait dengan potensi kenaikan permintaan masyarakat karena adanya perayaan Hari Raya Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru walaupun tidak setinggi saat Idul Fitri. Tekanan administered price turut berkontribusi dalam memberi tekanan inflasi kedepan seiring dengan diberlakukannya kebijakan kenaikan harga TDL, sementara imported inflation turut meningkat sejalan dengan tren kenaikan harga-harga internasional dan nasional seperti emas, tepung terigu, dan minyak goreng. Meningkatnya tekanan inflasi Gorontalo juga didukung oleh pergeseran kondisi cuaca yaitu musim hujan yang berkepanjangan sehingga mengurangi produktivitas tanaman bahan makanan dan perikanan.
Sumber: Survei Konsumen Provinsi Gorontalo Grafik7.4 Perubahan Umum 3 Bulan Yang Akan Datang
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.3 PROSPEK PERBANKAN Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan IV-2010 diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan telah kembalinya dana masyarakat ke perbankan pasca Ramadhan-Idul Fitri. Sementara itu, pada triwulan IV-2010 perbankan juga akan menggiatkan penghimpunan dana pihak ketiga melalui program Gerakan Sekolah Menabung (GSM) yang dicanangkan pada November 2010. GSM merupakan program perbankan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran menabung masyarakat khususnya di kalangan pelajar. Hasil Survei Konsumen (SK) mengkonfirmasi peningkatan tabungan pada triwulan depan melalui Indeks Ekspektasi Tabungan Dalam 6 Bulan Yang Akan Datang yang menunjukkan tren kenaikan.
Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.5 Indeks Ekspektasi Tabungan 6 bulan yad
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010
59
1. MAKROEKONOMI REGIONAL Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah) KOMPONEN Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
SEKTOR 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
I 468.554 6.601 407.314 295.604 (316.662) 100.658 314.934 647.134
I 199.867,15 6.598,38 49.541,55 3.671,48 51.741,84 89.093,06 66.344,73 56.112,23 124.164,08 647.134,48
2009 II III 479.928 502.657 6.802 7.319 431.145 459.888 309.129 318.403 (335.889) (346.198) 105.039 100.094 320.974 323.267 675.180 718.895
2009 II III 208.963,63 220.032,24 7.201,25 8.075,46 50.217,76 54.645,14 3.717,00 3.956,30 55.806,71 61.951,72 91.504,41 96.618,96 70.067,35 72.850,58 57.160,68 60.347,79 130.541,17 140.416,72 675.179,94 718.894,91
IV 503.256 7.285 484.907 354.891 (453.864) 103.622 330.570 669.528
IV 172.006,54 8.100,89 54.674,27 3.975,53 63.211,36 96.677,34 73.236,47 60.994,17 136.651,22 669.527,79
I 519.781 7.397 485.027 353.215 (424.270) 104.819 344.759 701.210
I 202.911,00 7.961,24 55.015,76 3.955,07 61.705,00 97.125,00 74.180,78 60.804,00 137.724,96 701.210,22
2010 II 546.905 7.752 511.523 370.095 (470.035) 110.995 352.582 724.653
2010 II 211.788,00 8.142,00 55.405,00 4.057,00 62.975,00 100.459,00 76.493,00 62.594,00 142.740,00 724.653,00
III 579.341 7.934 537.237 388.376 (502.863) 118.846 368.958 759.912
III 222.714,85 8.682,90 58.447,51 4.179,22 67.440,50 106.849,22 79.482,14 65.824,82 146.291,19 759.912,34
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam persen) KOMPONEN
I
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
SEKTOR 1. PERTANIAN 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
11,66 14,48 23,85 (6,18) 23,81 7,66
2009 II 12,57 21,69 27,52 (2,24) 42,34 7,22
III 11,11 21,43 18,88 5,69 10,13 6,60
IV
III (2,89) 20,17 4,76 7,85 18,91 10,35 11,01 10,95 11,82 6,60
IV
10,93 19,08 19,49 4,13 9,47 8,36
2010 II 13,96 18,64 19,72 5,67 9,85 7,33
1,52 20,65 11,05 7,72 19,26 9,02 11,81 8,36 10,92 8,36
2010 II 1,35 13,06 10,33 9,15 12,84 9,79 9,17 9,51 9,34 7,33
I
8,17 19,64 13,26 (4,43) 5,15 8,78
2009 I
II 7,74 9,23 6,38 7,51 9,78 7,60 8,56 6,92 7,00 7,66
5,42 12,91 2,32 6,53 12,86 8,20 9,82 7,23 7,49 7,22
5,18 14,82 1,48 4,30 15,87 8,46 7,29 11,00 13,60 8,78
I
III 15,26 16,82 21,98 18,73 14,13 5,71
III 1,22 7,52 6,96 5,63 8,86 10,59 9,10 9,08 4,18 5,71
2. INFLASI Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO
2010
JAN
Kelompok / Sub kelompok UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
FEB
4.07 5.26 5.41 -4.86 5.18 0.75 -5.81 -7.25 11.58 29.04 21.23 5.86 2.49 8.13 2.13 15.78 10.83 3.57 5.13 0.01 1.13 4.08 2.63 0.23 0.02 0 14.86 7.81 31.53 8.7 0 1.12 0.53 0 42.16 0.93 -0.93 -0.46 -0.97 -0.89 -1.83 0.4 0.34
4.89 7.98 9.06 -1.62 5.74 8.67 -2.3 8.55 10.85 40.99 8.32 7.34 5.01 8.52 2.13 17.46 10.83 3.17 4.38 0.01 1.5 4.14 0.42 0.23 0.02 0 1.87 8.1 31.53 9.45 0 1.36 0.28 0 42.16 0.51 -1.55 -0.46 -0.09 0.36 -1.83 0.4 0.34
MAR 3.59 5.1 7.46 0.31 5.58 10.14 -2.47 25.92 4.09 27.79 -17.84 6.45 2.3 5.93 2.13 13.53 6.4 3.06 4.23 0.01 1.12 4.35 -0.18 0.23 0.02 0 -1.32 9.35 31.53 15.78 0 1.24 0.36 0 42.16 0.51 -1.29 -0.46 -0.06 0.41 -1.83 0.4 0.34
APR 2.74 3.54 4.17 1.59 -0.55 7.56 -4.7 10.17 1.65 24.31 9.74 2.8 0.95 4.09 2.14 11.04 3.13 2.98 4.78 0.01 1.12 0.85 0.27 0.23 0.02 0 1.02 7.86 31.53 9.54 0 0.88 0.18 0 42.16 0.08 -1.65 -0.46 -0.2 0.21 -1.83 0.4 0.34
MEI
JUNI
2.69 2.34 3.36 0.86 -10.89 7.8 -5.14 21.99 6.85 24.21 44.9 -8.82 0.95 5.83 2.21 9.95 7.43 3.06 5.04 0.01 1.48 0.04 1.17 0.23 0.02 0 5.97 7.31 31.53 8.05 0 0.5 0.35 0 42.16 0.62 -1.36 -0.46 -0.36 0.21 -2.98 1.78 0.34
2.73 2.03 5.97 0.63 -8.8 9.94 -2.91 30.25 9.04 -4.61 26.78 -7.23 0.95 5.56 2.21 8.38 7.43 3.57 5.74 0.04 2.29 0.25 2.25 0.46 0.49 0 10.81 7.36 31.53 7.94 0 0.63 0.35 0 42.16 0.62 -1.36 -0.46 -0.4 0.16 -2.98 1.78 0.34
JULI 3.91 3.13 7.25 0.68 -4.83 6.66 -0.81 -11.72 9.65 2.61 47.83 -7.61 1.87 8.41 2.42 12.91 11.96 4.45 7.23 0.07 2.03 0.47 2.3 0.39 0.45 0 11.29 7.64 31.53 8.11 0 1.07 0.47 -0.13 42.16 1.82 -1.36 -0.46 0.65 0.4 -1.25 12.79 0.34
AUG 7.28 12.76 19.29 3.72 6.68 8.44 -1.01 14.53 10.77 25.87 43.11 -7.29 1.87 8.22 2.97 14.58 10.26 5.42 7.86 3.11 0.79 0.65 3.21 3.68 0.22 0.75 10.55 7.86 31.53 8.11 0 1.48 0.52 -0.13 42.16 1.98 -1.25 -0.46 0.94 0.43 -0.12 13.9 0
SEPT 7.6 15.63 16.62 5.29 15.86 8.01 -0.92 21.8 4.57 20.07 49 -7.73 0.83 7.87 1.57 13.21 11.34 3.45 4.08 3.11 2.12 1.68 3.05 3.43 0.55 0.75 9.34 2.37 0 7.23 0 1.65 0.41 -0.13 0 2.22 0.46 0.07 2.57 2.2 1.71 14.08 0
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO 2009 2010 SEPT OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AUG SEPT 5.641668 6.925454 11.41945 7.894748 5.308639 7.968764 5.051623 3.502179 2.283854 1.951187 3.094673 12.80052 15.71105 3.577331 3.275802 3.283502 3.430102 3.886369 3.54585 3.318744 3.052773 3.090518 3.412682 4.457398 5.026778 3.402737 2.528307 2.48624 1.231114 1.626394 2.76057 3.353625 2.128387 1.0676 2.408434 2.39036 3.912485 4.170666 5.302316
Disagregasi (YOY) Volatile Food Core Inflation Administered Price
Sumber: BPS Provinsi Gorontalo (diolah)
7 6
Volati le Food
5 Disagregasi Inflasi (mtm)
4 3 2
1 0
-1 -2
SEPT OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR
2009
12
2010
Volatile Food
-3
10 Disagregasi Inflasi (yoy)
-4
8
6 4
Core Inflation
3. PERBANKAN Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO KOMPONEN
2009 MAR
Jumlah Bank umum 10 Jumlah kantor 58 Asset Bank Umum 2.482.231 DPK (Jutaan Rp) 1.850.958 Giro 307.986 Deposito 633.622 Tabungan 909.350 Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) 2.093.630 Pertanian 80.052 Pertambangan 2.700 Industri 31.329 Listrik, Gas & Air Konstruksi 46.446 Perdagangan 652.904 Angkutan 11.609 Jasa Dunia Usaha 27.236 Jasa Sosial 4.637 Lainnya 1.236.717 Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp)2.093.630 Investasi 111.907 Modal Kerja 774.563 Konsumsi 1.207.160 Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) 1.364.910 L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor 113,11 Pendapatan Bunga 91.094 Beban Bunga 22.579 NIM 68.515 NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) 63.523 Pertanian 2.658 Pertambangan Industri 3.914 Listrik, Gas & Air Konstruksi 4.292 Perdagangan 29.239 Angkutan 573 Jasa Dunia Usaha 1.115 Jasa Sosial 269 Lainnya 21.463 Rasio NPLs Gross sektoral (%) 3,03 Pertanian 3,32 Pertambangan 0,00 Industri 12,49 Listrik, Gas & Air 0,00 Konstruksi 9,24 Perdagangan 4,48 Angkutan 4,94 Jasa Dunia Usaha 4,09 Jasa Sosial 5,80 Lainnya 1,74
Sumber: Bank Indonesia
JUN
SEP
DES
MAR
2010 JUN
SEP
10 59 2.601.819 1.860.937 331.795 557.588 971.554 2.292.940 87.200 2.525 32.490 59.973 729.028 11.858 29.243 4.242 1.336.381 2.292.940 136.338 842.335 1.314.267 1.434.461 123,21 188.661 45.455 143.206 72.733 2.757 4.463 3.082 35.216 642 1.760 130 24.683 3,17 3,16 0,00 13,74 0,00 5,14 4,83 5,41 6,02 3,06 1,85
10 60 2.835.580 1.867.702 296.879 577.321 993.502 2.458.410 100.730 1.849 28.176 86.084 748.801 8.418 24.207 4.259 1.455.886 2.458.410 145.917 880.504 1.431.989 1.522.032 131,63 292.953 65.631 227.322 79.068 3.757
10 65 2.904.673 1.823.599 253.202 459.354 1.111.043 2.583.642 81.517 1.886 18.357 69.701 821.188 7.371 29.998 5.329 1.548.295 2.583.642 153.781 899.179 1.530.682 1.514.132 141,68 404.837 84.098 320.739 58.101 1.676 3.419 2.004 27.576 696 323 248 22.159 2,25 2,06 0,00 18,63 0,00 2,88 3,36 9,44 1,08 4,65 1,43
11 66 3.032.713 1.836.064 334.492 532.690 968.882 2.775.870 47.049 123 18.660 102.703 757.824 7.993 27.613 19.383 1.794.522 2.775.870 169.737 944.593 1.661.540 2.308.435 151,19 142.267 34.324 107.943 66.121 1.953 3 1.912 3.529 31.204 132 1.217 803 25.368 2,38 4,15 2,44 10,25 1,00 3,44 4,12 1,65 4,41 4,14 1,41
11 66 3.282.757 1.987.339 384.186 521.669 1.081.484 3.026.366 44.102 694 18.629 19 98.713 838.314 7.583 13.906 29.619 1.974.787 3.026.366 181.673 1.003.778 1.840.915 2.534.219 152,28 303.394 80.172 223.222 61.465 1.108 3 1.188 3.360 31.434 98 754 1.106 22.414 2,03 2,51 0,43 6,38 0,00 3,40 3,75 1,29 5,42 3,73 1,14
12 74 3.460.909 2.063.241 412.236 566.145 1.084.860 3.183.337 51.143 1.363 18.395 17 118.318 845.296 11.028 4.444 22.629 2.110.704 3.183.337 203.553 1.020.235 1.959.549 2.704.187 154,29 470.972 129.279 341.693 60.523 3.298 979 2.665 28.962 77 250 1.000 23.292 1,90 6,45 5,32 2,25 3,43 0,70 5,63 4,42 1,10
4.540 3.449 40.561 763 1.032 343 24.623 3,22 3,73 0,00 16,11 0,00 4,01 5,42 9,06 4,26 8,05 1,69
Tabel 3.A PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO 2009
KOMPONEN Jumlah BPR Jumlah kantor BPR ASSET (Jutaan Rp) DPK (Jutaan Rp) Deposito Tabungan Kredit - Berdasarkan Bank Pelapor (Jutaan Rp) Investasi Modal Kerja Konsumsi Kredit Sektoral - Outstanding (Jutaan Rp) Pertanian Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa-jasa Lainnya Kredit UMKM -Plafon s.d. 5 M (Jutaan Rp) L D R (%) - Berdasarkan Bank Pelapor NPLs Gross sektoral (Jutaan Rp) Pertanian Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa-jasa Lainnya NPLs Netto setelah dikurangi PPAP (Jutaan Rp) Rasio NPLs Gross sektoral (%) Pertanian Industri Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa-jasa Lainnya Rasio NPLs Netto (%)
Sumber: Bank Indonesia
2010
MAR
JUN
SEP
DES
MAR
4 9 20.437 8.096 4.307 3.789 16.007 403 10.627 4.977 16.007 326 381 7.918 2.148 5.235 16.007 197,71 2.561 73 35 1.761 310 381 2.021 16,00 22,44 9,20 22,24 14,42 7,29 12,63
4 8 21.833 9.076 4.512 4.564 19.063 353 12.840 5.870 19.063 437 402 9.726 2.489 6.008 19.063 210,04 3.422 142 47 2.639 267 326 2.915 17,95 32,55 11,71 27,13 10,74 5,43 15,29
4 8 22.711 9.772 4.982 4.790 20.732 468 13.654 6.610 20.732 410 352 10.642 2.427 6.901 20.732 212,15 4.082 141 54 2.808 491 587 3.475 19,69 34,51 15,29 26,39 20,25 8,51 16,76
4 8 23.719 10.453 5.620 4.833 19.780 433 12.656 6.691 19.780 368 318 10.030 2.199 6.865 19.780 189,22 3.734 124 50 2.801 386 372 3.129 18,88 33,72 15,81 27,93 17,57 5,43 15,82
4 8 25.882 11.306 6.766 4.540 20.303 395 12.629 7.279 20.303 337 331 9.873 2.309 7.454 20.303 179,57 3.860 N/A N/A N/A N/A N/A 3.229 19,01 N/A N/A N/A N/A N/A 16,03
JUN 4 8 30.444 12.330 7.175 5.155 20.759 402 12.510 7.846 20.759 338 322 9.846 2.227 8.026 20.759 168,36 3.639 132 36 2.622 357 492 2.933 17,53 39,10 11,20 26,63 16,03 6,13 14,13
SEP 4 9 31.333 9.136 5.407 3.728 20.640 400 12.293 7.947 20.640 301 313 9.431 2.466 8.129 20.640 225,92 4.207 149 47 3.015 373 624 3.403 20,38 49,38 15,17 31,96 15,11 7,68 16,49
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah
barang
dan
jasa
yang
dikonsumsi
oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan. Food Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis barang-barang makanan.
Administered Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah, seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation
Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month
Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date
Inflasi
kumulatif
merupakan
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total dan disingkat (y-t-d) Inflasi Year on Year
Atau
inflasi
tahunan
adalah
Inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y) Inflasi Quarter to Quarter
Atau
inflasi
triwulan
adalah
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga konsumen
pada
akhir
triwulan
yang
bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB
Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah (kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional bruto)
Pertumbuhan
Year
on Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
Year
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat
Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1
Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2
Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo
Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.
Uang Kartal
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral
Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
NPLs
Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah,
dengan
kolektibiltas
kurang
lancar
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
(3),
Restrukturisasi kredit
Upaya
yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan
agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan. UMKM
Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.
UYD
Singkatan
dari
uang
yang
diedarkan,
adalah
uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank. Inflow
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Netflow
Selisih antara outflow and inflow.
PTTB
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.