BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Survei dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan efek anggota BEJ yang telah berpartisipasi dalam sistem penyelesaian transaksi tanpa warkat yang dikelola oleh KSEI (C-BEST) dan para investor yang berkedudukan di Jakarta.
Kuesioner
dibagikan pada 68 perusahaan efek dan 50 investor dalam jangka waktu satu bulan selama bulan Februari 2001. Keseluruhan kuesioner yang kembali dan memenuhi syarat untuk dianalisis hanya 27 buah kuesioner dari perusahaan efek dan 18 buah kuesioner dari investor.
4.1.1 Profil Perusahaan Efek sebagai Responden Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh perusahaan efek, dapat digambarkan profil perusahaan efek yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. MKBD Dari 27 perusahaan efek yang dijadikan responden, 81,5% perusahaan efek memiliki MKBD antara 5 hingga 10 miliar rupiah, 14,8% memiliki MKBD antara 10 hingga 20 miliar rupiah, dan 3,7% memiliki MKBD diatas 20 miliar rupiah.
49
50
Tabel 4.1 Profil Perusahaan Efek berdasarkan MKBD MKBD (Rp.) 5 - 10 miliar 10 – 20 miliar diatas 20 miliar Total
No. 1 2 3
Frequency
Percent
22 4 1 27
81.5 14.8 3.7 100.0
Valid Percent 81.5 14.8 3.7 100.0
Cumulative Percent 81.5 96.3 100.0
b. Rata-rata Nilai Transaksi per Tahun Berdasarkan rata-rata nilai transaksi per tahun yang dilakukan oleh perusahaan efek, 70,4% memiliki nilai transaksi dibawah 2,5 tiliun rupiah per tahun dan 29,6% memiliki nilai transaksi antara 2,5 hingga 5 triliun rupiah. Tidak ada perusahaan efek yang menjadi responden memiliki nilai transaksi di atas 5 triliun rupiah per tahun. Tabel 4.2 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Nilai Transaksi per Tahun No. 1 2
Rata-rata Nilai Transaksi per tahun (Rp) < Rp. 2,5 triliun Rp 2,5 triliun - Rp 5 triliun Total
Frequency 19 8 27
Percent 70.4 29.6 100.0
Valid Percent 70.4 29.6 100.0
Cumulative Percent 70.4 100.0
c. Rata-rata Volume Transaksi per Tahun Berdasarkan besarnya rata-rata volume transaksi per tahun yang dilakukan perusahaan efek sebagai responden diperoleh 77,8% perusahaan efek memiliki ratarata volume transaksi kurang dari 5 miliar lembar per tahun, dan 22,2% memiliki rata volume transaksi antara 5 hingga 10 miliar lembar per tahun. Tidak ada perusahaan efek sebagai responden yang memiliki rata-rata volume transaksi per tahun di atas 10 miliar lembar.
51
Tabel 4.3 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Volume Transaksi per Tahun No. 1 2
Rata-rata Volume Transaksi per tahun (lembar) < 5 miliar 5 hingga 10 miliar Total
Frequency
Percent
Valid Percent
21 6 27
77.8 22.2 100.0
77.8 22.2 100.0
Cumulative Percent 77.8 100.0
d. Bidang Usaha Berdasarkan bidang usahanya, 48,1% sebagai Perantara Pedagang Efek, 18,5% sebagai PPE dan Penjamin Emisi Efek, dan 33,3% sebagai PPE, PEE, dan Manajer Investasi. Tabel 4.4 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Bidang Usaha No. 1 2 3
Bidang Usaha Perantara Pedagang Efek PPE dan PEE PPE, PEE dan MI Total
Frequency 13 5 9 27
Percent 48.1 18.5 33.3 100.0
Valid Percent 48.1 18.5 33.3 100.0
Cumulative Percent 48.1 66.7 100.0
e. Status Perusahaan Berdasarkan status perusahaannya sejumlah 85,2% adalah perusahaan efek lokal, 7,4% perusahaan efek asing, dan 7,4% adalah perusahaan efek campuran. Tabel 4.5 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Status Perusahaan No. 1 2 3
Status Perusahaan Lokal Asing Campuran Total
Frequency 23 2 2 27
Percent 85.2 7.4 7.4 100.0
Valid Percent 85.2 7.4 7.4 100.0
Cumulative Percent 85.2 92.6 100.0
52
f. Status Nasabah Berdasarkan status nasabahnya, 33,3% memiliki nasabah lokal, 7,4% memiliki nasabah asing, dan 59,3% memiliki nasabah campuran. Tabel 4.6 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Status Nasabah No. 1 2 3
Status Nasabah Lokal Asing Campuran Total
Frequency
Percent
9 2 16 27
33.3 7.4 59.3 100.0
Valid Percent 33.3 7.4 59.3 100.0
Cumulative Percent 33.3 40.7 100.0
g. Pemanfaatan Teknologi Informasi Seluruh perusahaan efek yang menjadi responden telah memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung kegiatan operasionalnya. Tabel 4.7 Profil Perusahaan Efek berdasarkan Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukung Back Office No. 1 2 3
Penggunaan TI untuk mendukung Back Office Tidak Sedang dirancang Ya Total
Frequency
Percent
0 0 27 27
0 0 100.0 100.0
Valid Percent 0 0 100.0 100.0
Cumulative Percent 0 0 100.0
4.1.2 Profil Investor sebagai Responden Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh investor, dapat digambarkan profil investor yang menjadi responden dalam penelitian ini sebagai berikut:
53
a. Nilai Investasi Berdasarkan besarnya nilai investasi yang dilakukan investor di Pasar Modal, terdapat 55,6% investor memiliki nilai investasi di bawah 100 juta rupiah, 33,3% investor memiliki nilai investasi antara 100 juta sampai dengan 500 juta rupiah, dan 11,1% investor memiliki nilai investasi di atas 500 juta rupiah. Tabel 4.8 Profil Investor berdasarkan Besarnya Nilai Investasi No. 1 2 3
Nilai investasi (Rp.) < Rp 100 juta Rp. 100 - 500 juta > Rp. 500 juta Total
Frequency 10 6 2 18
Percent 55.6 33.3 11.1 100.0
Valid Percent 55.6 33.3 11.1 100.0
Cumulative Percent 55.6 88.9 100.0
b. Lamanya Melakukan Investasi di Pasar Modal Berdasarkan besarnya lamanya melakukan investasi di Pasar Modal, terdapat 33.3% investor telah melakukan investasi selama kurang dari 2 tahun, 61,1% investor telah melakukan investasi antara 2 sampai dengan 5 tahun, dan 5,6% investor telah melakukan investasi di pasar modal selama lebih dari 5 tahun. Tabel 4.9 Profil Investor berdasarkan Lama Berinvestasi di Pasar Modal No. 1 2 3
Lama berinvestasi di Pasar Modal (tahun) < 2 tahun 2-5 tahun > 5 tahun Total
Frequency 6 11 1 18
Percent 33.3 61.1 5.6 100.0
Valid Percent 33.3 61.1 5.6 100.0
Cumulative Percent 33.3 94.4 100.0
54
c. Jangka Waktu Investasi Berdasarkan jangka waktu investasi yang dilakukan investor di Pasar Modal, terdapat 44,4% investor sebagai spekulan, 44,4% investor melakukan investasi jangka pendek (1 hingga 6 bulan), dan 11,1% investor melakukan investasi jangka panjang (di atas 6 bulan). Tabel 4.10 Profil Investor berdasarkan Jangka Waktu Investasi No. 1 2 3
Jangka Waktu Investasi
Frequency
Spekulasi (< 1bulan) Jangka pendek (1-6 bln) Jangka panjang (> 6 bln) Total
8 8 2 18
Percent 44.4 44.4 11.1 100.0
Valid Percent 44.4 44.4 11.1 100.0
Cumulative Percent 44.4 88,9 100.0
4.2 Validitas dan Reliabilitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun dan Effendi, 1989). Suatu kuesioner dikatakan valid (sah) jika pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Santoso, 2000). Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih (Singarimbun dan Effendi, 1989). Kuesioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau satbil dari waktu ke waktu (Santoso, 2000). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
55
• Pengukuran berulang (repeated measure). Dengan cara ini, seseorang responden akan diberikan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. • Diukur sekali saja (one shot). Dengan cara ini pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan yang lain. Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas akan dilakukan dengan cara one shot, dimana setiap responden hanya diminta untuk menjawab kuesioner sekali saja. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada dalam sebuah kuesioner, apakah isi dari butir pertanyaan tersebut adalah valid dan reliabel. Jika butir-butir sudah valid dan reliabel menandakan bahwa butirbutir tersebut benar-benar dapat mengukur faktor yang akan diukur. Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan uji reliabilitas. Jika dari hasil uji didapatkan bahwa sebuah butir tidak valid, maka butir tersebut harus dibuang. Butir-butir yang sudah valid baru kemudian secara bersama-sama diukur reliabilitasnya. Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap seluruh butir pertanyaan mengenai keamanan, biaya, dan kecepatan transaksi dari kedua responden (perusahaan efek dan investor). Butir-butir pertanyaan dianggap valid bila memiliki Corrected Item-Total Correlation yang positif dan lebih besar atau sama dengan 0,30 (Guilford dan J.N.A. Ruchter 1973). Koefisien reliabilitas (cronbach’s alpha) lebih besar atau sama dengan 0,50 telah dianggap cukup memenuhi syarat untuk keperluan penelitian dasar (Guilford 1954).
56
Tabel 4.11 Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Butir-butir Pertanyaan mengenai Keamanan Transaksi Dengan Warkat (DW)
Tanpa Warkat (TW)
Scale Scale Scale Scale Corrected Alpha Corrected Alpha Mean Variance Mean Variance Question Item-Total if Item Question Item-Total if Item if Item if Item if Item if Item Correlation Deleted Correlation Deleted Deleted Deleted Deleted Deleted A01DW 17,8667 14,8000
0,1488 0,5764 A01TW 25,4444 27,3889
0,4652 0,7487
A02DW 16,9778 10,7949
0,6049 0,4191 A02TW 23,6667 31,4091
0,2368 0,7801
A03DW 17,8444 10,9980
0,4751 0,4641 A03TW 25,1111 23,5556
0,5413 0,7393
A04DW 18,0000 12,0909
0,5004 0,4722 A04TW 25,1778 24,6495
0,6480 0,7135
A05DW 18,0000 14,3636
0,1549 0,5784 A05TW 24,9556 24,0889
0,6838 0,7056
A06DW 18,2000 15,3909
0,0501 0,5991 A06TW 25,1556 24,3616
0,6665 0,7095
A07DW 17,1778 13,2859
0,1720 0,5864 A07TW 23,2667 33,3364
0,1272 0,7875
A08DW 18,2667 14,2909
0,1511 0,5806 A08TW 23,5333 31,1182
0,3455 0,7668
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 8 0,5751
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 8 0,7720
Hasil pengujian terhadap butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan keamanan transaksi diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.11. Seluruh butir pertanyaan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation positif terhadap faktor keamanan transaksi. Namun ada beberapa butir pertanyaan yang memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation di bawah 0,3 yaitu butir pertanyaan A01, A05, A06, A07, dan A08. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap tanggapan responden atas sistem perdagangan dengan warkat untuk butir pertanyaan A01, A05, A06, dan A08 masing-masing memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation 0,1488, 0,1549, 0,0501, dan 0,1511. Tetapi, dari hasil uji validitas butir pertanyaan A01, A05, A06, dan A08 terhadap tanggapan responden atas sistem perdagangan
57
tanpa warkat menghasilkan nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,3. Oleh sebab itu, butir-butir pertanyaan A01, A05, A06, dan A08 dalam penelitian ini adalah valid. Khusus untuk butir pertanyaan A07 memiliki Corrected Item-Total Correlation positif yang rendah baik untuk menilai keamanan transaksi dengan warkat maupun tanpa warkat. Secara teoritis seharusnya butir pertanyaan A07 memiliki korelasi yang nyata terhadap faktor keamanan transaksi efek. Jika butir pertanyaan A07 diabaikan tidak memberikan perngaruh yang nyata terhadap koefisien reliabilitas alpha. Oleh karena itu, butir pertanyaan A07 tetap digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Secara keseluruhan butir-butir pertanyaan mengenai Keamanan Transaksi memiliki koefisien reliabilitas alfa 0,7720 terhadap pendapat responden mengenai sistem perdagangan tanpa warkat. Maka dapat disimpulkan butir-butir pertanyaan mengenai keamanan transaksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Hasil pengujian terhadap butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan biaya transaksi diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.12. Dari hasil uji validitas didapatkan dua buah butir pertanyaan yang memiliki nilai Corrected ItemTotal Correlation di bawah 0,3 yaitu tanggapan responden pada sistem perdagangan dengan warkat terhadap pada butir pertanyaan B11DW (0,1466) dan B09DW (0,2468). Namun demikian butir pertanyaan B11 dan B09 tetap valid karena tanggapan responden pada sistem perdagangan tanpa warkat terhadap pada butir pertanyaan tersebut memberikan nilai Corrected Item-Total Correlation di atas 0,3. Butir-butir pertanyaan mengenai biaya transaksi memiliki koefisien reliabilitas alfa 0,6717 terhadap pendapat responden mengenai sistem perdagangan tanpa warkat.
58
Maka dapat disimpulkan butir-butir pertanyaan mengenai biaya transaksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. Tabel 4.12 Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Butir-butir Pertanyaan mengenai Biaya Transaksi Dengan Warkat (DW)
Tanpa Warkat (TW)
Scale Scale Scale Scale Corrected Alpha Corrected Alpha Mean Variance Mean Variance Item-Total if Item Question Item-Total if Item Question if Item if Item if Item if Item Correlation Deleted Correlation Deleted Deleted Deleted Deleted Deleted B09DW
7,3778
4,5586
0,2468 0,4517 B09TW
8,5556
7,1616
0,3813 0,6510
B10DW
7,9333
3,7000
0,4169 0,2903 B10TW
9,7111
7,1192
0,3840 0,6493
B11DW
8,1333
4,4364
0,1466 0,5526 B11TW
8,0444
4,9980
0,5246 0,5566
B12DW
8,1556
3,7707
0,3567 0,3472 B12TW
8,9556
4,9071
0,5613 0,5249
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 4 0,4899
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 4 0,6717
Hasil pengujian terhadap butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan kecepatan transaksi diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.13. Seluruh butir pertanyaan memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation positif lebih besar dari 0,3 terhadap faktor kecepatan transaksi. Dengan demikian dapat disimpulkan seluruh butir pertanyaan adalah valid. Dipandang dari sudut reliabilitas, butir-butir pertanyaan mengenai kecepatan transaksi memiliki koefisien reliabilitas alfa 0,7565 terhadap pendapat responden mengenai sistem perdagangan tanpa warkat. Maka dapat disimpulkan butir-butir pertanyaan mengenai kecepatan transaksi dalam penelitian ini adalah reliabel.
59
Tabel 4.13 Uji Validitas dan Reliabilitas untuk Butir-butir Pertanyaan mengenai Kecepatan Transaksi Dengan Warkat
Tanpa Warkat
Scale Scale Scale Scale Corrected Alpha Corrected Alpha Mean Variance Mean Variance Item-Total if Item Question Item-Total if Item Question if Item if Item if Item if Item Correlation Deleted Correlation Deleted Deleted Deleted Deleted Deleted C13DW
6,3333
2,7273
0,5535 0,4450 C13TW 10,5333
6,4818
0,3635 0,7973
C14DW
6,8889
3,4646
0,3762 0,5930 C14TW 10,4667
5,4364
0,7241 0,6137
C15DW
7,1556
3,6798
0,4014 0,5719 C15TW 10,8000
5,5273
0,6085 0,6694
C16DW
7,6889
4,2646
0,3499 0,6097 C16TW 11,0667
5,2909
0,5571 0,7002
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 4 0,6330
Reliability Coefficients N of Cases N of Items Alpha
= = =
45 4 0,7565
4.3 Analisa Data Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner oleh reponden akan di uji dengan uji-t dengan taraf nyata α = 5%. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 3, jawaban dari masing-masing butir pertanyaan mengenai keamanan, biaya, dan kecepatan transaksi diberi skala 1 sampai dengan 5. Dalam butir-butir pertanyaan mengenai keamaan transaksi, skala 1 menunjukkan transaksi sangat tidak aman dan skala 5 berarti prosedur transaksi sangat aman. Untuk biaya transaksi, skala 1 menunjukkan biaya transaksi sangat mahal dan skala 5 menunjukkan jika biaya transaksi sangat murah. Dalam hal kecepatan transaksi, skala 1 menunjukkan kecepatan transaksi sangat lambat dan skala 5 menunjukkan kecepatan transaksi sangat cepat. Hasil jawaban responden untuk masing-masing kelompok pertanyaan terhadap sistem
60
perdagangan tanpa warkat dan dengan warkat dihitung nilai rata-rata skornya. Uji-t dilakukan terhadap nilai rata-rata hasil jawaban responden terhadap sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat untuk ketiga kelompok pertanyaan tersebut.
4.3.1 Tanggapan Perusahaan Efek Tanggapan perusahaan efek sebagai responden terhadap keamanan transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat disajikan secara berturutturut dalam Tabel 4.14 sampai dengan Tabel 4.16. Tabel 4.14 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Keamanan Transaksi
µATW(PE) µADW(PE)
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
Std. Std. Error Deviation Mean
Mean
N
3.4861
27
.6626
.1275
2.6296
27
.4785
9.208E-02
Tabel 4.15 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Keamanan Transaksi Pair 1
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat & Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
27
-.182
.364
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap faktor keamanan transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada Tabel 4.16 berikut ini.
61
Tabel 4.16 Paired Samples Test atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Keamanan Transaksi
Pair 1
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat - Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
Mean
Std. Deviation
.8565
.8850
Paired Differences 95% Confidence Interval of Std. Error the Difference Mean Lower Upper .1703
.5064
1.2066
t
df
Sig. (Onetailed)
5.028
26
.000
Hipotesis 1: Bagi perusahaan efek, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka keamanan transaksi lebih terjamin. Ho : µATW(PE) = µADW(PE) H1 : µATW(PE) > µADW(PE) µATW(PE) = Rata-rata keamanan transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek. µADW(PE) = Rata-rata keamanan transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Pada Tabel 4.16 terlihat bahwa thitung = 5,028 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,000. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 26 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,706. Karena nilai thitung = 5,028 jauh lebih besar dari nilai ttabel = 1,706 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi sangat kecil mendekati nilai 0. Secara grafik dapat dilihat pada Bab 3 Gambar 3.2, nilai thitung terletak jauh di sebelah kanan nilai ttabel atau tα pada grafik distribusi t. Hal ini menyatakan bahwa pobabilitas < 0,05. Dengan demikian maka Ho ditolak. Ratarata keamanan transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek berbeda secara nyata dengan rata-rata keamanan transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Keamanan
62
transaksi dengan sistem perdagangan saham tanpa warkat jauh lebih terjamin bila dibandingan dengan sistem perdagangan saham dengan warkat. Tanggapan perusahaan efek sebagai responden terhadap biaya transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat disajikan dalam Tabel 4.17 sampai dengan Tabel 4.19. Tabel 4.17 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Biaya Transaksi Mean Rata-rata Biaya Tanpa Warkat Rata-rata Biaya Dengan Warkat
µBTW(PE) µBDW(PE)
Std. Std. Error Deviation Mean
N
3.0648
27
.7487
.1441
2.7778
27
.6330
.1218
Tabel 4.18 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Biaya Transaksi Pair 1
Rata-rata Biaya Tanpa Warkat & Rata-rata Biaya Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
27
-.095
.637
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap faktor tingkat biaya transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.19 Paired Samples Test atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Biaya Transaksi
Pair 1
Rata-rata Biaya Tanpa Warkat Rata-rata Biaya Dengan Warkat
Mean
Std. Deviation
.2870
1.0254
Paired Differences 95% Confidence Interval of Std. Error the Difference Mean Lower Upper .1973
-.1186
.6927
t
df
Sig. (Onetailed)
1.455
26
.079
63
Hipotesis 2: Bagi perusahaan efek, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka biaya transaksi akan menurun. Ho : µBTW(PE) = µBDW(PE) H1 : µBTW(PE) > µBDW(PE) µBTW(PE) = Rata-rata biaya transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek. µBDW(PE) = Rata-rata biaya transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Dari Tabel 4.19 terlihat bahwa thitung = 1,455 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,079. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 26 dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,706. Karena nilai thitung = 1,455 adalah lebih kecil dari nilai ttabel = 1,706 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi 0,079 (nilai thitung terletak di sebelah kiri nilai ttabel pada grafik distribusi t). Hal ini menyatakan bahwa nilai thitung terletak pada daerah penerimaan H0 dengan probabilitas (Sig. One-tailed) 0,079. Karena probabilitas (Sig. One-tailed) > 0,05 maka Ho diterima. Rata-rata tingkat biaya transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek adalah sama dengan rata-rata tingkat biaya transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Tidak ada perbedaan yang nyata terhadap tingkat biaya transaksi pada sistem perdagangan tanpa warkat dan dengan warkat yang dirasakan oleh Perusahaan Efek. Tanggapan perusahaan efek sebagai responden terhadap kecepatan transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat disajikan dalam Tabel 4.20 sampai dengan Tabel 4.22.
64
Tabel 4.20 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Kecepatan Transaksi Mean µCTW(PE) µCDW(PE)
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
Std. Std. Error Deviation Mean
N
3.6481
27
.6440
.1239
2.3704
27
.6407
.1233
Tabel 4.21 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Kecepatan Transaksi Pair 1
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat & Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
27
-.313
.112
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap faktor kecepatan transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.22 Paired Samples Test atas Tanggapan Perusahaan Efek Terhadap Kecepatan Transaksi
Pair 1
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat - Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1.2778
1.0408
.2003
.8660
1.6895
t
df
Sig. (Onetailed)
6.379
26
.000
Hipotesis 3: Bagi perusahaan efek, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka kecepatan penyelesaian transaksi meningkat.
65
Ho : µCTW(PE) = µCDW(PE) H1 : µCTW(PE) > µCDW(PE) µCTW(PE) = Rata-rata kecepatan transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek. µCDW(PE) = Rata-rata kecepatan transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Dari Tabel 4.22 terlihat bahwa thitung = 6,379 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,000. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 26 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,706. Karena nilai thitung = 6,379 jauh lebih besar dari nilai ttabel = 1,706 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi sangat kecil mendekati nilai 0 (nilai thitung terletak jauh di sebelah kanan nilai ttabel pada grafik distribusi t). Karena probabilitas (Sig. One-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak. Rata-rata kecepatan transaksi tanpa warkat bagi perusahaan efek berbeda secara nyata dengan rata-rata kecepatan transaksi dengan warkat bagi perusahaan efek. Kecepatan transaksi sistem perdagangan saham tanpa warkat jauh lebih cepat bila dibandingan dengan kecepatan transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat.
4.3.2 Tanggapan Investor Tanggapan investor sebagai responden terhadap keamanan transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan sistem perdagangan saham tanpa warkat disajikan secara berturut-turut dalam Tabel 4.23 sampai dengan Tabel 4.25.
66
Tabel 4.23 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Investor Terhadap Keamanan Transaksi Mean µATW(INV) µADW(INV)
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
Std. Std. Error Deviation Mean
N
3.5347
18
.8562
.2018
2.4097
18
.5283
.1245
Tabel 4.24 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Investor Terhadap Keamanan Transaksi Pair 1
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat & Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
18
.066
.794
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan investor sebagai responden terhadap faktor keamanan transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.25 Paired Samples Test atas Tanggapan Investor Terhadap Keamanan Transaksi
Pair 1
Rata-rata Keamanan Tanpa Warkat - Rata-rata Keamanan Dengan Warkat
Mean
Std. Deviation
1.1250
.9758
Paired Differences 95% Confidence Interval of Std. Error the Difference Mean Lower Upper .2300
.6397
1.6103
t
Df
Sig. (Onetailed)
4.891
17
.000
Hipotesis 4 : Bagi investor, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka keamanan transaksi lebih terjamin.
67
Ho : µATW(INV) = µADW(INV) H1 : µATW(INV) > µADW(INV) µATW(INV) = Rata-rata keamanan transaksi tanpa warkat bagi investor. µADW(INV) = Rata-rata keamanan transaksi dengan warkat bagi investor. Dari Tabel 4.25 terlihat bahwa thitung = 4,891 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,000. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 17 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,740. Karena nilai thitung = 4,891 jauh lebih besar dari nilai ttabel = 1,740 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi sangat kecil mendekati nilai 0 (nilai thitung terletak jauh di sebelah kanan nilai ttabel pada grafik distribusi t). Karena probabilitas (Sig. One-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak. Rata-rata keamanan transaksi tanpa warkat bagi investor berbeda secara nyata dengan rata-rata keamanan transaksi dengan warkat bagi investor. Keamanan transaksi dengan sistem perdagangan saham tanpa warkat jauh lebih terjamin bila dibandingan dengan sistem perdagangan saham dengan warkat. Tanggapan perusahaan efek sebagai responden terhadap biaya transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat disajikan secara berturut-turut dalam Tabel 4.26 sampai dengan Tabel 4.28. Tabel 4.26 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Investor Terhadap Biaya Transaksi Mean µBTW(INV) µBDW(INV)
Rata-rata Biaya Tanpa Warkat Rata-rata Biaya Dengan Warkat
Std. Std. Error Deviation Mean
N
2.7639
18
.8111
.1912
2.4306
18
.5675
.1338
68
Tabel 4.27 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Investor Terhadap Biaya Transaksi Pair 1
Rata-rata Biaya Tanpa Warkat & Rata-rata Biaya Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
18
.330
.182
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan investor sebagai responden terhadap faktor tingkat biaya transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.28 Paired Samples Test atas Tanggapan Investor Terhadap Biaya Transaksi
Pair 1
Rata-rata Biaya Tanpa Warkat Rata-rata Biaya Dengan Warkat
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
.3333
.8225
.1939
-7.5676E-02
.7423
t
df
Sig. (Onetailed)
1.719
17
.052
Hipotesis 5 : Bagi investor, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka biaya transaksi menurun. Ho : µBTW(INV) = µBDW(INV) H1 : µBTW(INV) > µBDW(INV) µBTW(INV) = Rata-rata biaya transaksi tanpa warkat bagi investor. µBDW(INV) = Rata-rata biaya transaksi dengan warkat bagi investor. Dari Tabel 4.28 terlihat bahwa thitung = 1,719 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,052. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 17 dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,740. Karena nilai thitung = 1,719 adalah
69
lebih kecil dari nilai ttabel = 1,740 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi 0,052 (nilai thitung terletak di sebelah kiri nilai ttabel pada grafik distribusi t). Hal ini menyatakan bahwa nilai thitung terletak pada daerah penerimaan H0 dengan probabilitas (Sig. One-tailed) 0,052. Karena probabilitas (Sig. One-tailed) > 0,05 maka Ho diterima. Rata-rata tingkat biaya transaksi tanpa warkat bagi investor adalah sama dengan rata-rata tingkat biaya transaksi dengan warkat bagi investor. Tidak ada perbedaan yang nyata terhadap tingkat biaya transaksi pada sistem perdagangan tanpa warkat dan dengan warkat yang dirasakan oleh investor. Tanggapan investor sebagai responden terhadap kecepatan transaksi sistem perdagangan saham dengan warkat dan tanpa warkat disajikan dalam Tabel 4.29 sampai dengan Tabel 4.31. Tabel 4.29 Paired Samples Statistics atas Tanggapan Investor Terhadap Kecepatan Transaksi Mean µCTW(INV) µCDW(INV)
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
Std. Std. Error Deviation Mean
N
3.4861
18
.9333
.2200
2.2917
18
.5234
.1234
Tabel 4.30 Paired Samples Correlations atas Tanggapan Investor Terhadap Kecepatan Transaksi Pair 1
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat & Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
N
Correlation
Sig.
18
-.066
.793
70
Pengujian terhadap hipotesis penelitian yang berkaitan dengan tanggapan investor sebagai responden terhadap faktor kecepatan transaksi didasarkan atas hasil uji-t yang disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.31 Paired Samples Test atas Tanggapan Investor Terhadap Kecepatan Transaksi
Pair 1
Rata-rata Kecepatan Tanpa Warkat - Rata-rata Kecepatan Dengan Warkat
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1.1944
1.1000
.2593
.6474
1.7415
t
df
Sig. (Onetailed)
4.607
17
.000
Hipotesis 6 : Bagi investor, dengan menggunakan sistem perdagangan tanpa warkat maka kecepatan penyelesaian transaksi meningkat. Ho : µCTW(INV) = µCDW(INV) H1 : µCTW(INV) > µCDW(INV) µCTW(INV) = Rata-rata kecepatan transaksi tanpa warkat bagi investor. µCDW(INV) = Rata-rata kecepatan transaksi tanpa warkat bagi investor. Pada Tabel 4.31 terlihat bahwa thitung = 4,607 dan probabilitas (Sig. One-tailed) adalah 0,000. Untuk uji-t dengan taraf nyata α = 5% dan derajat kebebasan df = 17 maka dari tabel distribusi t diperoleh nilai ttabel = 1,740. Karena nilai thitung = 4,607 jauh lebih besar dari nilai ttabel = 1,740 maka probabilitas (Sig. One-tailed) menjadi sangat kecil mendekati nilai 0 (nilai thitung terletak jauh di sebelah kanan nilai ttabel pada grafik distribusi t). Karena probabilitas (Sig. One-tailed) < 0,05 maka Ho ditolak. Rata-rata kecepatan transaksi tanpa warkat bagi investor berbeda secara nyata
71
dengan rata-rata kecepatan transaksi dengan warkat bagi investor. Kecepatan transaksi dengan sistem perdagangan saham tanpa warkat jauh lebih cepat bila dibandingan dengan sistem perdagangan saham dengan warkat.
4.3.3 Tanggapan Perusahaan Efek dan Investor terhadap Aspekaspek Lainnya dalam Transaksi Efek Selain pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tanggapan responden terhadap keamanan, biaya, dan kecepatan transaksi, dalam kuesioner penelitian ini juga ditambahkan beberapa pertanyaan yang memohon pendapat responden terhadap aspek-aspek lainnya dalam pelaksanaan transaksi efek. Aspek-aspek tersebut meliputi biaya-biaya yang harus diturunkan/ditiadakan untuk meningkatkan daya saing Pasar Modal Indonesia, hal-hal yang menjadi penghalang utama untuk meningkatkan partisipasi investor dalam sistem perdagangan efek tanpa warkat yang dikelola oleh KSEI, perlu tidaknya keberadaan lantai perdagangan bursa (trading floor) di Pasar Modal Indonesia, dan kesiapan pelaku pasar untuk melakukan perdagangan efek secara elektronik melalui internet. Tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap biaya-biaya yang harus diturunkan/ditiadakan untuk meningkatkan daya saing Pasar Modal Indonesia disajikan dalam Tabel 4.32.
72
Tabel 4.32 Tanggapan Perusahaan Efek terhadap Biaya Transaksi Pasar Modal Indonesia Biaya-biaya yang harus diturunkan/ditiadakan untuk meningkatkan daya saing Pasar Modal Frekuensi Indonesia. D17_8 Biaya atas instruksi pemindahan saham antar rekening (DFOP/RFOP/DVP/RVP) 18 D17_5 Biaya registrasi 11 D17_2 Biaya kliring dan penyelesaian transaksi (settlement) 7 D17_7 Biaya administrasi sub rekening di PT. KSEI 7 D17_3 Bea meterai 6 D17_4 Biaya transaksi 6 D17_1 Komisi broker 5 D17_6 Biaya jasa kustodian 4
Sebagian besar perusahaan efek menginginkan penghilangan biaya atas instruksi pemindahan saham antar rekening efek (DFOP/RFOP/DVP/RVP) yang diterapkan dalam sistem perdagangan efek tanpa warkat. Biaya registrasi efek untuk konversi dari sistem lama ke sistem scripless juga menjadi beban bagi investor. Tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap hal-hal yang menjadi penghalang utama untuk meningkatkan partisipasi investor dalam KSEI disajikan dalam Tabel 4.33. Tabel 4.33 Tanggapan Perusahaan Efek terhadap Keengganan Investor untuk Berpartisipasi dalam KSEI. Hal-hal yang menjadi penghalang utama untuk meningkatkan partisipasi investor dalam KSEI. Frekuensi D18_4 D18_2 D18_5 D18_3 D18_1 D18_6
Biaya yang dipungut sangat membebankan bagi investor Resiko atas penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh broker Prosedur settlement yang rumit bagi investor Tidak efisien untuk pada pedangang/investor yang aktif melakukan transaksi Biaya administrasi yang dipungut oleh broker Lain-lain
17 5 5 3 2 2
Sebagian besar perusahaan efek berpendapat bahwa biaya yang dipungut dalam pelaksanaan sistem perdagangan efek tanpa warkat sangat membebankan bagi
73
investor. Hal inilah yang menjadikan investor enggan untuk berpartisipasi dalam KSEI (pembukaan sub rekening efek). Tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap perlu tidaknya lantai perdagangan di bursa disajikan dalam Tabel 4.34. Sebagian besar perusahaan efek menyetakan masih diperlukannya lantai perdagangan di bursa. Tabel 4.34 Tanggapan Perusahaan Efek terhadap Keberadaan Lantai Perdagangan di Bursa Keberadaan lantai perdagangan di bursa Sangat Perlu Perlu Ragu-ragu Tidak perlu Total
Frequency 7 12 4 4 27
Percent 25.9 44.4 14.8 14.8 100.0
Valid Percent 25.9 44.4 14.8 14.8 100.0
Cumulative Percent 25.9 70.4 85.2 100.0
Tanggapan Perusahaan Efek sebagai responden terhadap kesiapan pelaku pasar untuk melaksanakan perdagangan efek melalui internet disajikan dalam Tabel 4.35. Sebagian besar perusahaan efek menyatakan para pelaku pasar modal Indonesia masih tidak siap untuk melaksanakan perdagangan efek melalui media internet. Tabel 4.35 Tanggapan Perusahaan Efek terhadap Kesiapan Pelaksanaan Internet Trading Internet Trading Sama sekali tidak siap Tidak siap Ragu-ragu Siap Total
Frequency
Percent
16 4 6 1 27
59.3 14.8 22.2 3.7 100.0
Valid Percent 59.3 14.8 22.2 3.7 100.0
Cumulative Percent 59.3 74.1 96.3 100.0
74
Tanggapan investor sebagai responden terhadap biaya-biaya yang harus diturunkan/ditiadakan untuk meningkatkan daya saing Pasar Modal Indonesia disajikan dalam Tabel 4.36. Tabel 4.36 Tanggapan Investor terhadap Biaya Transaksi Pasar Modal Indonesia
D17_3 D17_1 D17_8 D17_5 D17_4 D17_6 D17_7 D17_2
Biaya-biaya yang harus diturunkan/ditiadakan untuk meningkatkan daya saing Pasar Modal Indonesia. Bea meterai Komisi broker Biaya atas instruksi pemindahan saham antar rekening (DFOP/RFOP/DVP/RVP) Biaya registrasi Biaya transaksi Biaya jasa kustodian Biaya administrasi sub rekening di PT. KSEI Biaya kliring dan penyelesaian transaksi (settlement)
Frekuensi 9 6 6 5 3 3 2 1
Sebagian besar investor menginginkan penurunan bea meterai dalam pelaksanaan transaksi. Selain itu komisi yang dipungut oleh broker dan biaya atas instruksi pemindahan saham antar rekening efek (DFOP/RFOP/DVP/RVP) yang dipungut oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT. KSEI) juga mendapatkan perhatian dari pihak investor untuk diturunkan atau ditiadakan. Tanggapan investor sebagai responden terhadap hal-hal yang menjadi penghalang utama untuk meningkatkan partisipasi investor dalam KSEI disajikan dalam Tabel 4.37.
75
Tabel 4.37 Tanggapan Investor terhadap Keengganannya untuk Berpartisipasi dalam KSEI. Hal-hal yang menjadi penghalang utama untuk meningkatkan partisipasi investor dalam KSEI. Frekuensi D18_4 D18_1 D18_2 D18_3 D18_5 D18_6
Biaya yang dipungut sangat membebankan bagi investor Biaya administrasi yang dipungut oleh broker Resiko atas penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh broker Tidak efisien untuk pada pedangang/investor yang aktif melakukan transaksi Prosedur settlement yang rumit bagi investor Lain-lain
14 1 1 1 1 1
Sebagian besar investor berpendapat bahwa biaya yang dipungut dalam pelaksanaan sistem perdagangan efek tanpa warkat sangat membebankan bagi investor. Hal inilah yang menjadikan investor enggan untuk berpartisipasi dalam KSEI (pembukaan sub rekening efek). Tanggapan investor sebagai responden terhadap perlu tidaknya lantai perdagangan di bursa disajikan dalam Tabel 4.38. Sebagian besar investor menyatakan masih diperlukannya lantai perdagangan di bursa. Tabel 4.38 Tanggapan Investor terhadap Keberadaan Lantai Perdagangan di Bursa Keberadaan lantai perdagangan di bursa Sangat Perlu Perlu Ragu-ragu Tidak perlu Total
Frequency 6 8 0 4 18
Percent 33.3 44.4 0 22.2 100.0
Valid Percent 33.3 44.4 0 22.2 100.0
Cumulative Percent 33.3 77.8 77.8 100.0
Tanggapan investor sebagai responden terhadap kesiapan pelaku pasar untuk melaksanakan perdagangan efek melalui internet disajikan dalam Tabel 4.39.
76
Sebagian besar investor menyatakan para pelaku pasar modal Indonesia masih tidak siap untuk melaksanakan perdagangan efek melalui media internet. Tabel 4.39 Tanggapan Investor terhadap Kesiapan Pelaksanaan Internet Trading Internet Trading Sama sekali tidak siap Tidak siap Ragu-ragu Siap Total
Frequency
Percent
4 7 3 4 18
22.2 38.9 16.7 22.2 100.0
Valid Percent 22.2 38.9 16.7 22.2 100.0
Cumulative Percent 22.2 61.1 77.8 100.0
4.4 Pembahasan Bagian ini akan membahas hasil dari pengolahan dan analisa data terhadap tanggapan responden dalam bentuk pengisian kuesioner terhadap penerapan sistem perdagangan saham tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia. Selain itu, akan dibahas pula beberapa hasil observasi langsung pada bagian settlement perusahaan efek berkenaan dengan pelaksanaan sistem perdagangan tanpa warkat. Dari hasil analisa data secara garis besar dapat diketahui bahwa penerapan teknologi informasi dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia sangat efektif untuk meningkatkan keamanan transaksi dan kecepatan pemrosesan transaksi. Namun dari hasil analisa data diketahui bahwa penerapan teknologi informasi dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan biaya transaksi efek.
77
4.4.1 Keamanan Transaksi Peningkatkan
keamanan
transaksi
efek
dengan
diterapkannya
sistem
perdagangan tanpa warkat menjadi sangat nyata. Hal ini dirasakan secara nyata baik oleh Perusahaan Efek maupun Investor. Dengan penerapan teknologi informasi dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat dapat menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian transaksi serta kerugian yang ditimbulkannya. Selain itu dengan penerapan sistem ini resiko replacement cost, resiko likuiditas, dan resiko sistematis dapat diminimalkan. Faktor utama yang berperan dalam menurunkan resiko-resiko ini adalah berfungsinya peranan PT. KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) selaku Lembaga Kliring dan Penjaminan dalam melakukan penjaminan terhadap penyelesaian Transaksi Bursa tanpa warkat. Proses kliring dan penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa tanpa warkat dilakukan oleh PT. KPEI dengan menggunakan sistem kliring dan penjaminan berbasis komputer yang dikenal dengan nama e-CLEARS (Electronic Clearing and Guarantee System). Penjaminan penyelesaian Transaksi Bursa adalah kewajiban KPEI untuk seketika dan langsung mengambil alih tanggung jawab Anggota Kliring (AK) yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan dengan penyelesaian Transaksi Bursa. Dengan adanya fungsi penjaminan ini, KPEI wajib menyelesaikan setiap kegagalan AK dalam melakukan Transaksi Bursa. Berjalannya fungsi penjaminan KPEI akan memberikan kepastian kepada setiap AK yang telah memenuhi kewajiban dalam penyelesaian Transaksi Bursa akan memperoleh hak-haknya tepat pada waktu penyelesaian yang telah ditetapkan. Dengan adanya kepastian dalam penyelesaian Transaksi Bursa,
78
diharapkan akan menumbuhkan rasa aman kepada para investor dalam bertransaksi yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas pasar. Tabel 4.40 Transaksi Bursa: Segmen Pasar, Kliring, Settlement, dan Penjaminan Sistem Perdagangan
Warkat
Segmen Pasar
Kliring
Settlement
Penjaminan
Reguler
Ya
Netting
Tidak
Negosiasi & Penyelesaian Kegagalan
Ya
Trade for trade
Tidak
Reguler, Segera, & Tunai
Ya
Netting
Ya
Negosiasi
Ya
Trade for trade
Ya (based on claim)
Tanpa Warkat
Demikian juga dengan resiko terjadinya kehilangan saham dan pemalsuan saham dapat dihindari. Oleh karena seluruh efek tersimpan di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT. KSEI) telah dinyatakan sah oleh emiten, maka Perusahaan Efek yang bertindak sebagai broker dan nasabahnya dapat melakukan transaksi tanpa adanya kecemasan mendapatkan sertifikat efek palsu. Dalam ketentuan sistem perdagangan tanpa warkat, investor akan memegang efek dalam bentuk Kepemilikan Manfaat (beneficial owners) dan bukan sebagai Kepemilikan Terdaftar (direct owners) (peraturan Bapepam VI.A.3). Hal ini berarti bahwa investor dijamin oleh bank kustodian atau perusahaan efek yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga,
79
dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Sistem keamanan transaksi ini juga didukung dengan penggunaan jaringan Private Network yang digunakan oleh PT. KSEI sebagai media komunikasi data untuk menghubungkan semua partisipan ke sistem KSEI. Jaringan Private Network merupakan jaringan eksklusif yang digunakan hanya untuk kepentingan aplikasi tertentu dan hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang terbatas sehingga lebih menjamin privacy dan confidentiality pihak-pihak yang berkepentingan. Kelebihan utama dari jaringan ini adalah tingkat keamanan yang lebih tinggi serta performance maupun pengendalian yang lebih baik. Selain itu, dalam penerapan sistem perdagangan tanpa warkat sistem perdagangan bursa juga telah diintegrasikan dengan komputer PT. KPEI. Hal ini dimaksudkan untuk dapat memverifikasi kecukupan agunan anggota bursa sebelum pesanan memasuki sistem perdagangan. Sistem perdagangan bursa juga telah diintegrasikan dengan PT. KSEI, yang dimaksudkan untuk mengetahui posisi rekening efek nasabah. Pengintegrasian sistem komputer antara bursa, KPEI, dan KSEI ini dapat menghindari terjadinya kecurangankecurangan transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa dan investor.
4.4.2 Kecepatan Transaksi dan Penyelesaian Transaksi Penerapan teknologi informasi dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat terbukti meningkatkan efisiensi proses pelaksanaan transaksi hingga proses penyelesaian transaksi (settlement). Baik Perusahaan Efek maupun Invertor
80
merasakan secara nyata peningkatan kecepatan proses penyelesaian transaksi. Proses kliring dan penyelesaian transaksi menjadi sangat efisien dan cepat. Proses penyelesaian transaksi yang biasanya dilakukan pada T+4 (serah efek) dan T+5 (terima efek) kini dapat langsung diselesaikan pada waktu T+4. Keseluruhan proses transaksi, mulai dari penempatan pesanan oleh investor hingga proses penyelesaian transaksi dan registrasi menjadi lebih terintegrasi. Hal ini dapat diwujudkan berkat telah selesainya penyempurnaan sistem komputerisasi yang terintegrasi (integrated computer system) antara sistem perdagangan JATS BEJ, sistem perdagangan SMART BES, sistem Kliring dan Penjaminan Penyelesaian e-CLEARS KPEI, dan sistem Penyimpanan dan Penyelesaian C-BEST (Central Depository and Book Entry Settlement System) KSEI. Dengan sistem ini telah terjadi peningkatan efisiensi penyelesaian sebesar 37,45 % dari jumlah rata-rata netting seluruh saham di BEJ pada bulan November 2000 (Laporan Kegiatan Pasar Modal Indonesia Tahun 2000). Proses registrasi saham juga menjadi sangat efisien dan cepat. Proses registrasi efek yang biasanya memerlukan waktu 7 hari atau lebih kini dapat dilakukan dalam waktu 1 hari. Registrasi akibat terjadinya full endorse juga dapat ditiadakan. Tabel 4.41 Peningkatan Kecepatan Penyelesaian Transaksi dan Registrasi Proses Waktu yang diperlukan untuk serah/terima saham dalam proses settlement. Waktu yang diperlukan untuk proses registrasi. Waktu yang diperlukan untuk peggantian saham yang telah full endorse.
Perdagangan Dengan Warkat
Perdagangan Tanpa Warkat
Serah : T+4 Terima : T+5
Serah : T+4 Terima : T+4
5 hingga 7 hari kerja
Tidak ada.
5 hingga 7 hari kerja
Tidak ada.
81
Sistem perdagangan tanpa warkat mengacu pada sekuritas-sekuritas yang didepositkan dalam rekening-rekening efek pada Bank Kustodian, Perusahaan Efek, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT. KSEI). Oleh sebab itu investor mendapatkan kemudahan karena hak atas efek atau dana hasil Corporate Actions akan secara otomatis didistribusikan kedalam Rekening Efek. Sebagai contoh, bila seorang investor membeli efek yang memberikan “cum-dividend” pada hari terakhir periode cum maka investor tersebut dapat menjual efeknya pada hari berikutnya serta masih mendapatkan dividen yang dikreditkan ke rekeningnya, dengan catatan recording date adalah ditetapkan pada saat tanggal penyelesaian transaksi. Hal ini tidak mungkin dilakukan dalam sistem perdagangan dengan warkat. Dengan demikian maka likuiditas saham yang telah dikonversikan ke sistem perdagangan tanpa warkat (scripless) akan meningkat.
4.4.3 Biaya Transaksi Namun demikian, dari hasil analisa data diketahui bahwa penerapan teknologi informasi dalam siklus transaksi efek yang diwujudkan dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap penurunan biaya transaksi efek. Hal ini dirasakan baik oleh Perusahaan Efek maupun Investor. Bagi perusahaan efek, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1. Hingga saat ini (Maret 2001) belum seluruh efek yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia telah dikonversi ke dalam sistem perdagangan tanpa
82
warkat. Hal ini mengakibatkan Perusahaan Efek belum menjalankan sistem perdagangan tanpa warkat sepenuhnya sehingga belum ada pengurangan tenaga kerja di bagian settlement. 2. Belum diterapkannya sistem sub-rekening pada rekening efek perusahaan efek di Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (PT. KSEI). 3. Adanya biaya tambahan yang dipungut oleh PT. KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas penerapan sistem perdagangan tanpa warkat, yang meliputi : biaya pendaftaran pemegang rekening (Joining Fee), biaya administrasi rekening, biaya penyimpanan, biaya Pemindahbukuan Transaksi Bursa untuk Efek Bersifat Ekuitas, biaya pemindahbukuan Transaksi di Luar Bursa untuk Efek Bersifat Ekuitas dan Obligasi, dan biaya Penggunaan Jaringan Komunikasi. Dari hasil wawancara langsung dengan bagian settlement Perusahaan Efek, biaya penggunaan jaringan komunikasi data Private Network untuk sistem perdagangan tanpa warkat dirasakan masih terlalu mahal. Bagi investor, dengan penerapan sistem perdagangan efek tanpa warkat ini, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI) juga memungut biaya tambahan yang sebelumnya tidak pernah ada. Biaya-biaya ini terdiri dari : 1. Biaya registrasi dan konversi efek ke dalam sistem scripless. 2. Biaya pendaftaran pemegang rekening (Joining Fee). 3. Biaya administrasi rekening. 4. Biaya penyimpanan.
83
5. Biaya Pemindahbukuan Transaksi Bursa untuk Efek Bersifat Ekuitas dan biaya pemindahbukuan Transaksi di Luar Bursa untuk Efek Bersifat Ekuitas dan Obligasi. Terhadap biaya-biaya transaksi efek, Perusahaan Efek sebagai responden mengharapkan penghapusan atas biaya instruksi pemindahan saham antar rekening (DFOP/RFOP/DVP/RVP). Para investor berpendapat bahwa penghapusan/penurunan bea meterai, komisi broker, dan biaya instruksi pemindahan saham antar rekening efek dapat meningkatan daya saing Pasar Modal Indonesia. Setelah diterapkannya sistem perdagangan tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia, investor sejauh ini masih enggan untuk berpartisipasi secara aktif menjadi nasabah pemegang rekening efek KSEI. Hal ini disebabkan terutama karena biaya yang dipungut oleh KSEI sebagai penyelenggara sistem perdagangan tanpa warkat sangat membebankan bagi investor.
4.4.4 Kendala-kendala dalam Pelaksanaan Scripless Trading dan Pengembangannya Banyak kendala yang terjadi untuk menerapkan sistem perdagangan tanpa warkat di Pasar Modal Indonesia. Ini menyebabkan BEJ bersama dengan KPEI dan KSEI baru dapat melaksanakan sistem scripless trading secara penuh sejak tanggal 25 Juli 2000. Padahal sistem perdagangan tanpa warkat pada kenyataannya sudah lama direncanakan dan dipersiapkan sejak tahun 1997. Belum adanya kesiapan, baik dari kalangan investor, emiten, maupun otoritas bursa sendiri serta terjadinya krisis ekonomi di Indonesia membuat pelaksanaan sistem ini sempat terkatung-katung.
84
Masalah yang timbul pada masa awal pelaksanaan sistem perdagangan tanpa warkat adalah mengenai biaya registrasi dan konversi saham yang dirasakan terlalu mahal oleh emiten maupun investor. Pemegang saham emiten yang masuk dalam sistem scripless trading diwajibkan melakukan registrasi terlebih dahulu sebelum sahamnya di konversi ke dalam sistem elektronik. Untuk itu, Biro Administrasi Efek (BAE) mengenakan biaya registrasi atau balik nama ini sebesar Rp. 2.500,00 per SKS (Satuan Kolektif Saham) ditambah pajak sekitar Rp. 250,00. Jika investor mengkonversi saham pada masa konversi yang sudah diumumkan jadwalnya, biaya akan konversi ditanggung oleh emiten. Tetapi jika dilakukan setelah masa konversi, maka biaya konversi tersebut sepenuhnya akan ditanggung oleh investor sendiri. Bagi investor yang tidak mau melakukan registrasi, maka saham tersebut bisa dijual pada akhir masa konversi dan bisa membelinya kembali setelah sahamnya sudah dikonversi, sebab hanya saham yang masuk rekening elektronik yang bisa diperdagangkan. Jika scripless trading sudah terlaksana maka investor tidak lagi dikenakan biaya konversi. Sayangnya, di tengah kondisi pasar modal Indonesia yang kurang menguntungkan sehingga banyak saham yang harganya terus menurun akibat faktor politik dan ekonomi Indonesia yang tidak stabil, investor merasa keberatan akan biaya yang ditanggung untuk melaksanakan program perdagangan tanpa warkat tadi. Investor juga dibebani biaya materai yang cukup besar akibat adanya kenaikan harga materai. Untuk nilai transaksi di atas Rp. 1 juta saja dikenakan biaya materai Rp. 6.000,00, sedangkan untuk nilai transaksi di bawah Rp. 1 juta dikenakan bea materai Rp. 3.000,00.
85
Untuk konversi saham, biaya yang harus dikeluarkan emiten lebih mahal. Untuk setiap registrasi saham sesuai dengan kegiatan transaksi di lantai bursa, emiten harus mengeluarkan biaya materai Rp. 3.000,00 untuk setiap SKS yang umumnya terdiri dari 500 lembar saham. Berarti, emiten khususnya yang sahamnya sangat likuid dengan mencatat volume transaksi tinggi per harinya, bisa mengeluarkan dana hingga mencapai Rp. 1 miliar setiap bulannya hanya untuk biaya materai. Apalagi dengan saham-saham perbankan yang kini sudah sangat besar jumlahnya akibat adanya right issue untuk menutupi dana rekapitalisasi perbankan, maka biaya registrasi tersebut akan dirasakan cukup berat. Berkaitan dengan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi oleh KPEI, perlu diperhatikan mengenai uang pengganti atau ACS (alternate cash settlement) sebagai akibat kegagalan transaksi di pasar modal dalam perdagangan tanpa warkat. Adanya ACS dalam perdagangan tanpa warkat dapat menjadi sarana kecurangan untuk mendapatkan uang kas. Berdasarkan peraturan penyelesaian transaksi dalam sistem perdagangan saham tanpa warkat, bila terjadi kegagalan penyerahan saham pada T+4 oleh anggota bursa jual, maka anggota bursa jual yang gagal dikenakan ACS sebesar 125% dari harga tertinggi yang terjadi antara T+0 hingga T+4 atas saham tersebut. Peraturan ini menguntungkan namun dapat menjadi lahan mencari uang kas, karena bisa saja transaksi sengaja digagalkan dengan tujuan untuk memperoleh ACS tersebut. Uang kas ini menjadi incaran karena bisa saja menjelang waktu penyelesaian transaksi, harga saham turun sehingga transaksi lebih menguntungkan apabila digagalkan hingga bisa memperoleh uang ACS. Sedang kerugian yang terjadi dengan sistem ACS ini, investor yang membeli saham akan gagal memperoleh saham
86
yang mereka beli padahal harga saham tersebut membaik dan naik di atas nilai uang ACS yang diperoleh pada saat penyelesaian transaksi jatuh tempo. Setelah 8 bulan sistem perdagangan tanpa warkat dilaksanakan di Pasar Modal Indonesia sejak bulan Juli 2000 sampai dengan Maret 2001, masih banyak kendala operasional yang terjadi. Masalah yang sering dihadapi oleh para Anggota Bursa adalah gagalnya melakukan settlement melalui C-BEST oleh karena terjadinya sistem C-BEST di KSEI yang “hang” atau bahkan “down”. Masalah lain yang terjadi adalah lambatnya proses pemasukan data ke dalam C-BEST, terutama pada jam-jam sibuk. Belum adanya peraturan perundang-undangan di bidang cyber teknologi (cyber law) di Indonesia, maka terdapat banyak aspek hukum yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penerapan transaksi efek secara elektronik. Aspek-aspek tersebut antara lain mengenai keabsahan dari dokumen elektronik dalam rangka pembuktian, serta kevaliditasan dan keamanan dari sistem elektronik itu sendiri. Aspek hukum ini sangat
penting
untuk
menanggulangi
terjadinya
kejahatan
komputer
dan
penyimpangan operasi sistem yang dapat merugikan semua pihak. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan operasi sistem perlu adanya suatu lembaga khusus yang ditunjuk dan diberikan kewenangan untuk memberikan akreditasi dan sertifikasi terhadap sistem elektronik yang digunakan. Penerapan sistem perdagangan tanpa warkat juga memberikan dampak sosial bagi para pegawai Perusahaan Efek dan Lembaga Peyimpanan dan Penyelesaian. Dengan tidak adanya lagi sertifikat saham dalam bentuk fisik, maka tidak ada lagi serah terima sertifikat saham secara fisik dalam proses penyelesaian transaksi. Terlebih lagi bila sistem remote trading sebagai pengembangan sistem scripless
87
trading telah diterapkan, maka investor dapat memasukkan order sendiri ke dalam sistem perdagangan efek. Hal ini mengakibatkan tidak diperlukannya lagi Wakil Perantara Pedagang Efek di lantai bursa (floor trader). Oleh sebab itu maka perlu adanya alih profesi dari petugas settlement dan floor trader menjadi tenaga pemasaran, penasehat investasi, pengendali resiko, atau compliance officer. Mengenai keberadaan lantai perdagangan di bursa, sebagian besar responden masih menganggap perlunya keberadaan lantai bursa tersebut. Terhadap kesiapan pelaku pasar untuk pelaksanaan perdagangan saham secara online melalui internet reponden (Perusahaan Efek dan investor) menganggap masih belum siap. Hal ini perlu mendapat perhatian dari para pelaku pasar modal untuk melakukan sosialisasi terhadap sistem perdagangan jarak jauh dan e-commerce sebagai pengembangan sistem perdagangan tanpa warkat.
Secara umum penerapan scripless trading di Pasar Modal Indonesia memberikan dampak positif yang dapat dirasakan oleh seluruh pelaku pasar modal yaitu: terciptanya pasar modal yang lebih efisien, proses penyelesaian transaksi yang akan lebih efektif, pengawasan tertib administrasi lebih baik, dan penyebaran informasi yang lebih merata. Dengan demikian, kualitas iklim investasi di pasar modal Indonesia meningkat dan membuat investor makin nyaman. Selain itu pula dengan diterapkannya sistem perdagangan tanpa warkat maka BEJ dapat memenuhi sebagian besar dari sembilan rekomendasi dari Kelompok 30, yaitu kelompok para ahli di bidang keuangan menuju pasar modal yang efisien dan memiliki daya kompetisi di tingkat global. Rekomendasi Kelompok 30 ini mencakup trade comparison, indirect
88
market participant, mobilization, netting system, delivery versus payment, good fund, rolling settlement (T+3), securities lending and borrowing, serta ISO standard for messaging. Dengan terlaksananya perdagangan tanpa warkat, maka pasar modal Indonesia telah berhasil menciptakan landasan utama bagi pengembangan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) dan perdagangan saham secara elektronik melalui media internet (e-commerce). Disamping kesiapan sistem, faktor lain yang diperlukan bagi terlaksananya e-commerce adalah terdapatnya peraturan yang mendukung. ■