BAB 5 ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.1
Identifikasi Value Pelanggan dari warehouse untuk pengiriman raw material adalah bagian Produksi, dimana raw material harus ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan untuk produksi, sehingga kebutuhan pelanggan (dalam hal ini bagian Produksi) adalah raw material dalam jumlah yang tepat baik berat dan kuantitas item raw material dan sudah tersedia ketika Produksi ingin menggunakannya serta berada dalam kondisi yang baik.
5.2
Value Stream Mapping (VS M) Produk yang digunakan untuk membuat Value Stream Mapping adalah AC DV21, dimana produk yang dipilih ini merupakan permintaan dari perusahaan. Proses penimbangan (batching) dilakukan oleh 3 pekerja, satu untuk menimbang material padatan, satu untuk menimbang material cair, dan satu lagi sebagai operator forklift untuk membawa dan mengembalikan raw material yang akan ditimbang. Pekerjaan dilakukan secara semi pararel dimana ada kegiatan yang baru dapat dilakukan setelah kegiatan sebelumnya selesai dan ada yang dilakukan secara bersamaan. Dalam aktivitas-aktivitas tersebut ada yang menambah nilai (VA) dan ada yang tidak menambah nilai (N VA). VA adalah semua aktivitas yang memberikan nilali bagi pelanggan, yaitu semua aktivitas yang dikerjakan untuk menghasilkan
88 secara langsung apa yang diperlukan oleh pelanggan, sebaliknya NVA adalah semua kegiatan yang dikerjakan tetapi sebenarnya tidak dibutuhkan langsung untuk memberikan apa yang diinginkan pelanggan. Yang termasuk dalam aktivitas VA adalah menimbang raw material sesuai dengan yang diinginkan oleh bagian Produksi dan memberi label pada raw material yang telah ditimbang, yang termasuk NVA adalah semua aktivitas selain aktivitas VA, termasuk didalamnya mengambil dan mengembalikan raw material, memeriksa, menulis M R, menunggu, mencari, berjalan mengambil perlengkapan (lem, kalkulator, spidol), dan lain-lain. Berikut adalah daftar aktivitas yang menambah dan tidak menambah nilai: Tabel 5.1 Value Added •
•
Aktivitas Value dan Non Value Added Non Value Added
M enimbang untuk
• M enulis label
keperluan Produksi
• M enulis M R
M emberi label pada hasil
• M enulis yang perlu ditimbang
timbangan
• Berjalan menuju forklift • Berjalan menuju Batching Area • M engambil drum kosong • Persiapan (mengambil lem, memisahkan label) • M enunggu barang • M engambil raw material
89 Tabel 5.1 Aktivitas Value dan Non Value Added (Lanjutan) Value Added
Non Value Added • M enyiapkan palet • M enghitung • M enimbang raw material sisa • M emberi label pada sisa timbangan • M embenarkan palet • M emindahkan barang • M enunggu penimbangan selesai • M engambil selang • M engambil lem • M encuci selang • M engembalikan raw material • M engecek barang • M enyusun barang
5.2.1
Current VS M Berikut adalah langkah-langkah beserta dengan penjelasan gambar Value Stream Mapping: 1. M enggambar icons yang merepresentasikan konsumen, supplier dan production control.
90 Seperti yang telah disebutkan konsumen disini adalah bagian Produksi, supplier adalah warehouse raw material dan production control adalah daily scheduler yang merupakan bagian dari divisi PPC. Warehouse Raw Material ada 3 yaitu WC14 untuk material padatan dan serbuk, WC15 untuk material cair, dan W16 untuk material yang mempunyai sifat khusus. 2. M enggambar kotak data dibawah icon konsumen dan masukkan kebutuhan konsumen didalamnya termasuk jumlahnya dalam hari dan bulan. Dalam sebulan terdapat permintaan sebanyak 119 ton, dan bila dipecah dalam batch maka dalam sebulan akan terdapat 7 batch dengan kapasitas mesin produksi adalah sebesar 17 ton, dan bila dibagi rata-ratanya akan terdapat sekitar 2.4 batch perharinya, namun tidak setiap hari atau dalam hari yang berurutan produk ini akan diproduksi, sesuai dengan permintaan tanggal pengiriman yang ditentukan. 3. M asukkan data pengiriman dan penerimaan, gambarkan media pengiriman beserta dengan frekuensinya, gambarkan icon pengiriman dan arahnya dibawah media pengiriman. Terakhir gambarkan media pengiriman di bawah supplier beserta frekuensi dan arah. Bagian Produksi kemudian akan mengambil raw material yang telah di batch (istilah dalam pabrik untuk proses penimbangan raw material sebelum dikirim ke produksi) per produksi artinya setiap akan memulai suatu produksi, raw material diambil dengan menggunakan forklift. Biasanya raw material yang selesai ditimbang akan baru diambil oleh bagian Produksi 1 atau 2 hari setelah penimbangan berlangsung.
91 4. Gambarkan operasi yang berlangsung dari supplier sampai ke konsumen Operasi ada empat yaitu pengecekan, penyusunan, penimbangan dan penulisan M R dan label. a. Pengecekan dilakukan oleh satu orang dan merupakan bagian akhir dimana semua material dicek kebenarannya. b. Penyusunan dilakukan oleh satu orang yaitu petugas forklift dan dilakukan untuk menyusun raw material sesuai dengan produknya (pengumpulan berbagai raw material yang dibutuhkan untuk membuat satu jenis produk). c. Penimbangan, yang termasuk disini adalah proses menimbang itu sendiri dan aktivitas menempelkan label di kemasan raw material yang telah selesai ditimbang serta transportasi yang dilakukan untuk mengambil dan mengembalikan raw material. d. Penulisan M R dan Label, M R merupakan semacam “surat perintah” yang digunakan oleh warehouse untuk mengetahui produk apa yang diproduksi dan raw material apa yang dibutuhkan. Penulisan disini adalah untuk menuliskan collie number, ukuran dan jumlah kemasan setelah ditimbang. Sedangkan untuk label dituliskan bacth number, berat dan paraf. Penulisan dilakukan oleh 1 orang Selain operasi utama tedapat transportasi yang dilakukan untuk mengambil dan mengembalikan raw material yang dilakukan dengan forklift dan trolley.
92 5. M emasukkan waktu proses Waktu proses disini adalah waktu yang digunakan untuk melakukan 4 proses diatas baik itu aktivitas VA maupun NVA (TCT). VA merupakan waktu yang digunakan untuk aktivitas yang menambah nilai yaitu menimbang raw material yang akan diberikan ke Produksi, memberi label pada raw material yang telah ditimbang. VAR merupakan rasio dari waktu VA dengan TCT. PV merupakan product variation yaitu jumlah dari barang yang dikerjakan dan ditimbang. Waktu untuk transportasi dilambangkan dengan T dan banyaknya item/raw material yang diambil dari setiap warehouse dilambangkan dengan I. 6. Gambarkan alur informasi Aliran informasi yang terjadi adalah sebagai berikut: a. Dari production control ke produksi Production control memberikan cumulative production report ke produksi dimana berisi mengenai produk apa saja yang harus diproduksi pada hari dan shift tertentu dengan update per shift. Produksi setelah selesai memproduksi produk dalam 1 shift akan memberikan batch card ke production control sebagai bukti dari telah selesainya produksi. b. Dari production control ke warehouse Production
control memberikan Production
control memberikan
cumulative production report ke produksi dimana berisi mengenai raw material apa saja yang harus di batch pada hari dan shift tertentu dengan
93 update per shift. Production control juga memberikan M R secara elektronik yang akan secara otomatis tercetak di warehouse yang mencatumkan informasi barang apa yang akan diproduksi beserta dengan nama dan berat raw material yang dibutuhkan. c. Dari production control ke admin Production control akan terus berhubungan dengan admin untuk mengetahui produk mana saja yang raw material-nya telah selesai di batch. d. Dari warehouse ke admin Warehouse setelah selesai batch dalam 1 shift akan memberikan M R yang telah diperiksa dan diparaf oleh warehouse dan produksi ke admin untuk dikurangi stoknya. e. Stock Position M erupakan dokumen yang berisi lokasi, jumlah, collie number dari raw material. Digunakan oleh forklift untuk mengetahui letak material dan untuk penulisan M R dan label untuk mengetahui collie number. f. RM per batch RM ini digunakan sebagai dasar bagi pekerja batching untuk mengetahui raw material apa yang harus di batching dan berapa beratnya. 7. Aliran push, pull Semua proses disini dilakukan dengan aliran push . Dalam mengambil barang digunakan system FEFO yaitu first expired first out dimana raw material yang tanggal kadarluasanya paling dekat yang dipakai terlebih dahulu.
94 8. Kaizen Burst Peningkatan yang diharapkan adalah untuk mengurangi total waktu siklus, mengurangi waktu transportasi, mengurangi kept time dimana biasanya raw material yang selesai di batch akan berdiam di batching area selama 1 hari sebelum akhirnya diambil oleh bagian produksi, menerapkan visual management didalam warehouse, serta mensederhanakan aliran informasi yang ada.
95
Gambar 5.1
Current Value Stream Mapping
96 5.2.2
Future VS M Dalam future VSM diharapkan waktu transportasi dpaat dikurangi sehingga dapat mengurangi waktu siklus secara keseluruhan dan mengurangi waktu Non Value Added. Visual Management dilakukan dengan harapan perbaikan yang telah dilakukan di warehouse dapat bertahan tidak kembali ke kondisi semula seiring dengan berjalannya waktu. Aliran informasi juga lebih sederhana dengan adanya sistem persediaan, dimana dengan adanya system ini informasi dapat dimanfaatkan dengan seefisien mungkin, tidak ada perulangan informasi yang seharusnya dapat didapatkan secara bersamaan. Dengan adanya sistem persediaan ini juga diharapkan dapat mengurangi kesalahan informasi. Pengurangan waktu simpan sebelum material diambil oleh Produksi diharapkan dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip supermarket, dimana penimbangan dilakukan hanya untuk menggantikan material yang sudah diambil, namun tetap yang menjadi penentu material mana dan kapan penimbangan dilakukan adalah bagian Penjadwalan.
97
Gambar 5.2
Future Value Stream Mapping
98 5.3
Identifikasi Muda Berdasarkan hasil pengamatan selama sekitar 2 bulan di Warehouse, maka dapat disimpulkan bahwa dalam prosesnya terdapat berbagai macam muda yang dijabarkan berikut sesuai dengan jenis-jenis muda yang ada: 1. Over Production Yang terjadi adalah barang yang selesai ditimbang ternyata baru dipakai sehari atau dua hari setelahnya, sehingga material diproses jauh lebih cepat sebelum waktu yang sebenarnya material itu dibutuhkan. 2. Waiting Kegiatan menunggu lainnya terlihat dari proses penimbangan, dimana disini ada 3 operator yang melakukan penimbangan, satu bertugas untuk mengambil barang dengan forklift, yang satu untuk menimbang material padatan (solid), yang satu bertugas untuk menimbang material cair (liquid). Dari ketiga operator ini tidak terdapat sinkronisasi dimana ada saat-saat dimana satu operator menunggu untuk dilayani oleh operator pengambil barang karena sedang mengambil untuk operator penimbang yang lain. Ada saat pula dimana kedua operator penimbang menunggu material untuk datang dan ada saat pula dimana operator pengambil material menunggu. 3. Transportation Letak material didalam gudang tidak teratur, ada material yang sering dipakai diletakkan di paling belakang atau di gudang yang jaraknya lebih jauh, sehingga menyebabkan transportasi berlebih yang seharusnya tidak terjadi.
99 4. Over Processing Pemborosan dalam bentuk ini yang saya lihat adalah proses pengecekan ke stock position yang berulang-ulang untuk tiap pesanan dan material, karena setiap mengisi M R harus terus mengecek ke stock position untuk mengetahui dimana barang berada, jumlah yang tersedia dan status dari material tersebut. 5. Ineffective Inventory Control Terlihat dari tidak sinkronnya data yang ada dalam komputer dengan data yang ada di lapangan, tidak hanya dalam segi jumlah tapi juga dari lokasi penyimpanan. Ini dapat menyebabkan control persediaan yang salah karena bila dalam data stock masih banyak maka ketika ada pemesanan untuk produk tertentu dalam jumlah sekian akan diterima padahal sebenarnya material yang dibutuhkan untuk produk tersebut tidak lagi mencukupi atau sebaliknya. 6. Unnecessary Movement Pergerakkan yang tidak perlu, saya lihat ketika mengambil material, dimana penempatan material tidak standar sehingga semua operator mengandalkan kebiasaan dan ingatan saja dan masih harus mencari-cari kirakira letak persisnya material ada dimana. Tidak adanya standar dalam penempatan material maka material dapat ditaruh dimana saja asal tempat mencukupi, berarti akan ada banyak perubahan yang mungkin terjadi sehingga nanti bila hanya mengandalkan ingatan akan ada banyak kegiatan mencari material. Belum lagi bila ternyata tempat yang biasa sudah penuh,
100 sehingga operator harus bergerak lagi untuk mencari tempat kosong bagi material. Pekerja selama proses penimbangan melakukan aktivitas yang tidak perlu seperti berjalan untuk mengambil peralatan seperti lem, spidol. 7. Defects Pemborosan lain dari defective parts ini adalah adanya barang yang salah dikirim dalam arti salah penimbangan, yang seharusnya sejumlah sekian tetapi hanya ditimbang sekian atau lebih, ada pula yang tidak sampai tertimbang sehingga produksi tidak dapat berjalan, namun permasalahan ini tidak banyak terjadi. Tetap saja seharusnya ini tidak boleh terjadi karena dalam lean prinsipnya bukan memperbaiki kesalahan tetapi mencegah kesalahan itu untuk terjadi, tidak peduli seberapa kecil, seberapa besar, seberapa sering, seberapa jarang kesalahan tersebut. Terdapat kelalaian pula dalam menaruh raw material, dimana tedapat beberapa item yang tidak disimpan di tempat yang seharusnya berkaitan dengan sifat khusus item tersebut. Selain itu pelabelan untuk raw material juga tidak selalu benar, tidak sesuai antara statusnya dan jumlahnya. Dalam menulis M R untuk no collie raw material yang diambil terkadang salah menulis sehingga nanti ini dapat menyebabkan ineffective inventory control yang telah disebutkan di atas. Selain itu ini pula yang menyebabkan pengecekan ke stock position adalah suatu muda karena setelah dicek ke stock position pun, yang ditulis masih salah dan tidak sesuai.
101 Muda-muda ini saling berkaitan satu dengan yang lain, muda di satu jenis mengakibatkan jenis muda yang lainnya sehingga dampak negative yang satu akan menyebabkan dampak negatif pula di bagian atau proses yang lain.
5.4
Menciptakan S tabilitas Berdasarkan aktivitas value dan non value added yang telah dijabarkan pada Tabel 5.1, berikut adalah yang termasuk dalam in cycle dan out of cycle losses: 1. In Cycle Losses, menjadi prioritas utama. Yang termasuk didalamnya adalah segala kegiatan yang tidak menambah nilai yang terjadi pada saat melakukan aktivitas menambah nilai, yaitu: a. Berjalan untuk mengambil selang b. Berjalan untuk mengambil lem c. M enunggu penimbangan selesai (petugas forklift) 2. Out of Cycle Losses, menjadi prioritas kedua. Yang termasuk didalamnya adalah segala aktivitas yang tidak menambah nilai yang terjadi diluar pada saat pekerja melakukan aktivitas menambah nilai, yaitu semua aktivitas diluar yang telah disebutkan di in cycle losses. Variabilitas dapat dikelompokkan menjadi: 1. Self Inflicted variability, variabilitas yang dapat dikontrol oleh warehouse antara lain: a. Letak pasti raw material didalam warehouse.
102 b. Proses kerja dalam melakukan penimbangan seperti urutan material yang ditimbang, penempatan perlengkapan penimbangan. 2. External Variability, variabilitas yang tidak dapat dikontrol oleh warehouse, antara lain: a. Variasi besar dan jenis kemasan raw material dari pemasok. b. Sifat khusus dari material yang membutuhkan penanganan khusus. Berdasarkan pengelompokkan diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas utama adalah untuk meningkatkan efesiensi dalam aktivitas yang menambah nilai, dan hal ini dapat dilakukan karena variabilitas yang terdapat aktivitas menambah nilai tersebut merupakan variabilitas yang dapat dikontrol, namun yang dibahas tidak hanya itu tapi juga mencakup semua aktivitas non value added secara keseluruhan sehingga memberikan kontribusi bagi apa yang ingin dicapai seperti yang tergambar pada future value stream.
5.5
Eliminasi Muda dengan Problem Solving Eliminasi muda merupakan inti dari lean dan dengan menghilangkan atau mengurangi muda besar dapat memberikan peningkatan yang signifikan dalam performansi secara keseluruhan.
5.5.1
Definisi Masalah Berhubung warehousing adalah pengelolaan yang berkaitan dengan tempat dan waktu maka ukuran performansi yang diambil adalah mengenai produktivitas dimana diupayakan agar waktu dan tempat yang tersedia benar-
103 benar dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk memberikan pelayanan yang penuh terhadap konsumen, dalam hal ini konsumennya adalah bagian Produksi. Ukuran performansi produktivitas ini juga akan berpengaruh pada masalah biaya dimana apabila produktivitas meningkat maka diharapkan biaya juga akan menurun dan dengan batasan keamanan dan kualitas, hasil harus sesuai dengan kualitas yang diinginkan dan dengan tetap menjaga keamanan. Gambar dibawah menunjukkan proporsi perbandingan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas yang menambah nilai dengan aktivitas yang tidak menambah nilai yang sekarang berlangsung di warehouse. Perincian waktu dapat dilihat pada Tabel 5.3 dengan waktu value added adalah menimbang dan memasang label dan selebihnya adalah non value added. Perbandingan antara Value Added de ngan Non Value Added Aktual 100% 90% 80% 70%
35.77
60%
Non Value Added
50%
Value Added
40% 30% 20%
25.23
10% 0%
Gambar 5.3
Perbandingan antara Value Added dengan Non Value Added Aktual
104 Kondisi sekarang menunjukkan bahwa lebih dari 50% waktu yang dihabiskan untuk melakukan proses batching ternyata merupakan waktu untuk aktivitas yang non value added, dan hanya sekitar 40% persen. Berarti setengah dari waktu yang dipakai terbuang sia-sia karena sebenarnya tidak menambah nilai apa-apa terhadap pelanggan dan seharusnya dapat dikurangi. Berikut adalah gambar perbandingan antara value added dengan non value added yang diinginkan.
Perbandingan Value Added de ngan Non Value Added Harapan 100% 90% 80%
14.77
70% 60%
Non Value Added Value Added
50% 40% 30%
25.23
20% 10% 0%
Gambar 5.4
Perbandingan antara Value Added dengan Non Value Added Harapan
Harapan dari warehouse adalah untuk dapat memaksimalkan segala aktivitas yang dilakukan sehingga dapat memberikan waktu pelayanan yang lebih cepat dan stabil. Dapat dilihat bahwa waktu yang benar-benar berguna
105 untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan mencapai lebih dari 60% sedangkan untuk aktivitas-aktivitas lain adalah sebesar 30%. Berarti antara aktual dengan harapan terjadi peningkatan produktivitas yang dinilai berdasarkan waktu value added dengan non value added sebesar kurang lebih 20%, dengan berkurangnya waktu non value added, waktu keseluruhan juga diharapkan berkurang 21 menit dari semula dari 61 menit menjadi 40 menit.
Perbandingan antara Aktual dengan Harapan 100% 90%
14.77
80% 70%
35.77
60%
Non Value Added
50%
Value Added
40%
25.23
30% 20%
25.23
10% 0%
Aktual
Gambar 5.5
Harapan
Perbandingan antara Aktual dengan Harapan
Permasalahan yang muncul disini adalah tidak dapat memaksimalkan waktu. Permasalahan waktu ini penting karena dengan bertambahnya waktu maka semakin sedikit yang dapat dihasilkan selama waktu yang disediakan (waktu kerja) dan dengan demikian permintaan harus dipenuhi dengan menambah jam kerja, dan ini menambah biaya belum lagi biaya untuk
106 kehilangan atau keterlambatan produksi yang disebabkan oleh ketidaktersediaan material, dan apabila dibiarkan terus menerus maka akan menjadi semakin bermasalah karena sudah dianggap sebagai hal yang lumrah.
5.5.2
Pencarian Akar Permasalahan Pencarian
akar permasalahan
ini dilakukan dengan menanyakan
pertanyaan sebanyak lima kali (5 why) terhadap permasalahan yang dipunya. Analisis untuk pencarian akar permasalahan ini dibantu dengan genchi genbutsu dan representasi grafik atas data-data yang diterima baik dari genchi genbutsu maupun dari perusahaan. M asalah adalah: tidak dapat memaksimalkan penggunaan waktu 1. Kenapa tidak dapat memaksimalkan penggunaan waktu? Karena banyak waktu yang terbuang percuma. 2. Kenapa banyak waktu yang terbuang pecuma? Untuk menjawab perlu diketahui apa saja yang dikerjakan oleh masing-masing operator selama proses batching, 3 gambar berikut adalah gambaran dari elemen-elemen waktu kerja untuk operator 1 (yang menimbang material padatan), operator 2 (yang menimbang material cair) dan operator 3 (pengemudi forklift). Untuk mempermudah pengamatan maka elemen waktu kerja dari 3 operator tersebut dibagi menjadi in cycle dan our of cycle. Elemen waktu kerja untuk in cycle adalah segala elemen waktu kerja yang dilakukan selama mesin bekerja atau selama aktivitas menambah nilai (menimbang) terjadi, didalamnya termasuk aktivitas menimbang itu sendiri dan aktivitas lain
107 selama timbangan dipakai. Sebaliknya untuk out of cycle adalah semua elemen waktu kerja yang terjadi diluar in cycle, yaitu semua aktivitas yang terjadi selama timbangan tidak dipakai.
Elemen Waktu Kerja Operator 1 70
Mengembalikan barang Mengambil drum kosong
60 50 40
8.02
Mencuci selang
2.07 2.47 1.98 5.77
Memindahk an barang
4.02
Berjalan untuk mengambil perlengkapan Menimbang sisa Menimbang
30
16.43
20 8.42 10
4.77 1.28 2.85 2.93
0
Gambar 5.6
Mengambil material Persiapan (memisah kan lab el, memakai alat safety) Berjalan menuju Batchin g Area Menulis MR Menulis L ab el
Elemen Waktu Kerja Operator 1
108
Elemen Waktu Kerja Out of Cycle Operator 1 Mengembalikan barang Mengambil drum kosong
45
Mencuci selang
40 35
8.02
Memindahkan barang
30
2.07 2.47 1.98 4.02
Menimbang sisa
25
Mengambil material
20 15
8.42
10
4.77
5
1.28 2.85 2.93
0
Gambar 5.7
Persiapan (memisahkan label, memakai alat safety) Berjalan menuju Batching Area Menulis MR Menulis Label
Elemen Waktu Kerja Out of Cycle Operator 1
Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 1 25 20
5.77
15 10
Berjalan untuk mengambil perlengkapan Menimbang
16.43
5 0 Gambar 5.8
Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 1
109
Elemen Waktu Kerja Out Cycle Operator 2 Mengecek
45
Mengisi nomor collie
40
2.48
35
5.78
Memindahkan bara ng ke palet terdekat Mengembalikan selang
2.62 1.42 5.03
Mengitung sesuatu
30 25
Menunggu barang datang
20
10.13
Memakai ala t Safety
15 10
4.93
5
5.63 1.62 1.33
0
Gambar 5.9
Mengambil drum kosong Berjalan ke Batching Area Menulis yang perlu ditimbang
Elemen Waktu Kerja Operator 2
Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 2 20 18 16 14 12 10 8 6
17.78
Menimbang
4 2 0
Gambar 5.10 Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 2
110
Elemen Waktu Kerja Operator 2 70
Mengecek Mengisi no mor collie
60
2.48 2.62
Memind ah kan baran g ke palet terdekat Mengembalikan selang
5.03
Mengitu ng sesuatu
5.78 50
1.42
40
Menimb an g
17.78
30 20
10.13
10
4.93 5.63
Menunggu barang datang Memakai alat Safety Mengambil d rum koson g Berjalan ke Batching Area Menulis yang perlu ditimbang
1.62
0
1. 33
Gambar 5.11 Elemen Waktu Kerja Out of Cycle Operator 2 Elemen Waktu Kerja Operator 3 70 60 50 40 30
Menyusun barang 3.18 9.72 8.32 4.73 2.63
Mengembalikan barang emulsifier Menunggu Memindahkan barang Menyiapkan palet Mengambil barang
20 30.08
Berjalan menuju forklift
10 0
1.33
Gambar 5.12 Elemen Waktu Kerja Operator 3
111
Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 3 9 8 7 6 5 8.32
4
Menunggu
3 2 1 0
Gambar 5.13 Elemen Waktu Kerja In Cycle Operator 3
Elemen Waktu Kerja Out of Cycle Operator 3 60
50
3.18
Menyusun barang 9.72 40 4.73 2.63 30
Mengembalikan barang emulsifier Memindahkan barang Menyiapkan palet Mengambil barang
20 30.08
Berjalan menuju forklift
10
0
1.33
Gambar 5.14 Elemen Waktu Kerja Out of Cycle Operator 3
112 Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa kenapa banyak waktu yang terbuang percuma karena banyak melakukan kegiatan yang tidak diperlukan baik didalam in cycle ataupun di out of cycle.
M ulai dari sini pertanyaan terpisah menjadi 2 untuk yang in cycle dan untuk yang out of cycle 3. Kenapa terdapat kegiatan yang tidak diperlukan dalam in cycle? Untuk operator 1: Karena terlalu banyak berjalan Untuk operator 3: Karena terlalu banyak menunggu. Kenapa terdapat kegiatan yang tidak diperlukan dalam out of cycle? Untuk operator 1: karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk transportasi (mengambil dan mengembalikan material/barang) Untuk operator 2: karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menunggu material/barang datang Untuk operator 3: karena terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk transportasi (mengambil dan mengembalikan material/barang) Selain jawaban diatas yang didasarkan pada data, ada juga penyebab lain yang ditemukan selama masa pengamatan yaitu karena adanya perbaikan terhadap kesalahan
Untuk pertanyaan selanjutnya akan dipecah untuk per masing-masing operator baik untuk in cycle maupun out cycle. 4. - Kenapa operator 1 terlalu banyak berjalan? Berikut adalah gambar tempat dimana operator 1 bekerja
113
Gambar 5.15
Tempat Kerja Operator 1 dan Gerakannya
Dapat dilihat di gambar bahwa penyebab kenapa operator 1 terlalu banyak berjalan adalah karena posisi perlengkapan yang tidak dekat dengan pekerja. (1) - Kenapa operator 3 terlalu banyak menunggu? Karena selama proses penimbangan material cair, operator 3 tidak mempunyai pekerjaan lain untuk dikerjakan. (2) - Kenapa operator 1 dan 3 mempunyai terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk transportasi? Karena pengambilan material yang terlalu jauh letaknya (4) serta adanya pencarian. (4)
114 - Kenapa operator 2 mempunyai terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk menunggu material datang? Karena datangnya material tidak sesuai dengan waktu saat operator 2 sudah harus menimbang. (5) - Kenapa ada perbaikan terhadap kesalahan? Karena adanya informasi yang salah (6)
Untuk selanjutnya pertanyaan diajukan untuk 6 poin yang terdapat pada hasil pertanyaan keempat. 5. - Kenapa posisi perlengkapan tidak dekat dengan pekerja? Karena keterbatasan jumlah perlengkapan yang sedikit. - Kenapa operator 3 tidak mempunyai kegiatan lain untuk dikerjakan? Karena tidak ditugaskan pekerjaan lain selama waktu menunggu tersebut. - Kenapa pengambilan material jauh letaknya? Karena tidak ada pengaturan letak penyimpanan material yang baik - Kenapa terdapat adanya pencarian dalam transportasi? Karena lokasi material yang tidak dapat terlihat dengan jelas. - Kenapa datangnya material tidak sesuai dengan waktu saat operator 2 sudah harus menimbang? Karena tidak adanya komunikasi antara operator 2 dengan operator 3 yang bertugas untuk mengambil barang. - Kenapa ada informasi yang salah? Karena sistem pendataan yang kurang akurat
115 Sistem pendataan yang kurang akurat sendiri mempunyai beberapa macam diantaranya: 1. Pendataan mengenai lokasi material yang kurang tepat Ini biasanya dikarenakan material tidak mempunyai lokasi pasti sehingga dengan banyaknya pergerakan material agar sulit untuk terus mengikuti perpindahan material. 2. Pendataan mengenai jumlah material yang kurang akurat Antara kenyataan dengan yang didata terkadang tidak sinkron, ini dapat disebabkan oleh penyusutan yang terjadi selama penimbangan misalnya material menempel di gayung dan penyebab teknis lainnya. Namun ada juga yang disebabkan oleh tidak terdatanya materialmaterial yang masuk dan keluar dari warehouse, ini dapat dilihat dari perbedaan yang ditemukan antara jumlah di stock position dengan yang di lapangan. 3. Pendataan status material yang tidak terupdate Status material termasuk tanggal kadarluasa terkadang tidak terupdate sehingga mengganggu
jalannya penimbangan
karena ternyata
material yang dipakai sudah kadarluasa atau belum diperiksa oleh QC. Untuk mempersingkat dan memperjelas atas apa yang telah dikerjakan pada 5why, berikut adalah ringkasan dan kesimpulannya dengan yang didalam kotak adalah akar permasalahan yang ditemukan untuk dicari solusinya.
116
Tidak dapat memaksimalkan penggunaan waktu Why Banyak waktu terbuang percuma Why Terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak diperlukan di in cycle Why terlalu banyak berjalan
Why Posisi perlengkapan jauh dari pekerja Why keterbatasan jumlah perlengkapan
Why Terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak diperlukan di in cycle
Why
Why Terlalu banyak menunggu Why Tidak punya pekerjaan lain Why tidak ditugaskan pekerjaan lain
Terlalu banyak transportasi Why
adanya perbaikan kesalahan
Why
Why
Terlalu banyak menunggu Why adanya pencarian
Material terlalu jauh
Why
Why datangnya material tidak tepat waktu
Why
adanya informasi yang salah Why
Why
lokasi material yang tidak terlihat
tidak ada pengaturan letak yang baik
Gambar 5.16
Why
tidak adanya komunikasi
5Why
sistem pendataan yang kurang akurat
117 5.5.3
Pertimbangan dalam Mengambil Keputusan Akar permasalahan dari penggunaan waktu yang tidak maksimal ada 6 macam berdasarkan 5Why, yaitu: 1. Keterbatasan jumlah perlengkapan 2. Pekerja forklift tidak ditugaskan pekerjaan lain. 3. Tidak adanya pengaturan letak material yang baik. 4. Lokasi material yang tidak terlihat. 5. Tidak adanya komunikasi antara operator 2 dengan 3. 6. Sistem pendataan yang kurang akurat. Setiap poin akar permasalahan diatas akan dicari solusi terbaik yang memungkinkan untuk diimplementasi. 1. Keterbatasan jumlah perlengkapan. a. Kemungkinan solusi. -
M enambah jumlah perlengkapan yang diperlukan seperti lem, selang, plastik, dan lain-lain.
-
M erubah letak perlengkapan sehingga lebih mudah dijangkau.
b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
Berdasarkan hasil diskusi dengan warehouse, sebenarnya untuk menambah jumlah perlengkapan tidak terlalu bermasalah, namun akan lebih baik bila dapat dipakai secara maksimum, seperti selang, selang dapat dicuci untuk dipakai oleh material yang berbeda-beda (sesuai dengan ketentuan), karena apabila harus 1 material 1 selang maka menghabiskan biaya untuk yang tidak perlu.
118 -
Untuk merubah letak yang menjadi pertimbangan adalah kenyamanan dan kemudahan operator dalam bekerja, sehingga apabila ingin merubah letak maka harus disesuaikan dengan kenyamanan pekerja.
c. Solusi. Solusi yang dicapai adalah untuk menggabungkan kedua alternatif solusi diatas, yaitu dengan menambah jumlah tempat lem menjadi 2 buah dan merubah letak timbangan cair 2 menjadi lebih dekat.
2. Pekerja forklift tidak ditugaskan pekerjaan lain a. Kemungkinan solusi. -
Ditambah pekerjaannya yaitu dengan ikut menimbang
-
M elakukan pekerjaan yang mendukung operator 2 seperti menghitung sisa, menambil drum kosong.
-
Penambahan fungsi dari timbangan cair 2, tidak hanya untuk TBHP dan ACTD saja
b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
M enambah
pekerjaan
masih
memungkinkan
selama
dengan
penambahan kerja ini menimbulkan waktu menunggu lainnya. -
M elakukan pekerjaan yang mendukung nampaknya tidak terlalu signifikan
hasilnya
terhadap
hasil
yang diinginkan
karena
pengambilan drum ini dapat dilakukan oleh operator 2 tanpa adanya kesulitan -
Penambahan fungsi dari timbangan cair 2 tidak menjadi masalah asalkan dapat terkoordinir dengan baik penggunaan timbangannya.
119 c. Solusi. Penyelesaian yang diajukan adalah dengan menambah pekerjaan dari petugas forklift dengan tugas menimbang material cair yang dalam penimbangannya harus ditopang dengan forklift, dan selama timbangan cair utama dipakai, operator 2 akan menggunakan timbangan cair 2.
3. Tidak adanya pengaturan letak material yang baik. a. Kemungkinan solusi. -
pengaturan letak material sesuai dengan frekuensi pemakaian dan sifat khusus material.
-
Pembuatan lokasi tetap bagi material
-
Penyatuan 2 warehouse
b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
Pengaturan ini bisa dilakukan namun harus signifikan perbedaannya karena untuk melakukan pengaturan ini dibutuhkan waktu yang tidak sedikit ditambah lagi dengan padatnya jadwalnya penimbangan.
-
Pembuatan lokasi tetap memang bagus sebagai suatu standar peletakkan material, namun yang menjadi penghalang disini adalaha keterbatasan tempat, apakah semua material dapat dibuat lokasi pastinya.
-
Untuk menyatukan 2 warehouse harus jelas signifikansi hasil yang didapat karena untuk melakukan ini tidak hanya membutuhkan biaya tapi juga berarti harus membongkar isi kedua warehouse.
120 c. Solusi. Lebih baik pengaturan lokasi material disesuaikan dengan frekuensi terbesar dan sifat khusus material, namun untuk menjaga kekonsistenan hasil yang dicapai maka untuk beberapa material akan dibuat letak pastinya dan memudahan pemenuhan FEFO.
4. Lokasi material tidak terlihat. a. Kemungkinan solusi. -
Pembuatan papan nama yang digantung di langit untuk masingmasing material.
-
Pembuatan zoning material sehingga lebih mudah teridentifikasi.
-
Daftar material yang ada dalam warehouse didepan pintu warehouse.
b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
Pembuatan papan nama memang dapat digunakan tetapi hanya untuk yang pasti lokasinya sedangkan tidak semua material mempunyai lokais yang pasti.
-
Zoning dapat pula dilakukan namun dirasa dampaknya tidak terlalu besar karena jenis material yang cukup banyak.
-
Daftar material hanya akan berfungsi dengan baik untuk warehouse yang hanya menyimpan sedikit material didalamnya seperti ruanganruangan khusus, tapi untuk yang menyimpan banyak material menjadi tidak efektif lagi karena menjadi sulit untuk melihatnya.
121 c. Solusi. Solusi yang didapat merupakan gabungan dari ketiga alternative diatas, dimana untuk beberapa material yang dibuat pasti lokasinya dipakai papan nama yang digantung, namun untuk yang tidak ada lokasi pasti dialihkan dengan zoning untuk mempermudah pencarian, dan daftar material akan ditaruh hanya di ruangan-ruangan khusus saja, sebagai tambahan akan dibuatkan penomoran pada tiap-tiap lokasi untuk mempermudah pencarian lokasi.
5. Tidak adanya komunikasi antara operator 2 dengan 3. a. Kemungkinan solusi. -
M asing-masing menghafal urutan material yang harus ditimbang.
-
Pembuatan papan urutan kerja.
-
Komunikasi verbal antara operator 2 dan 3.
b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
Untuk menghafal tidak terlalu memungkinkan karena dalam sehari tidak hanya ada 1 penimbangan dan dalam sekali penimbangan juga tidak sedikit material yang digunakan.
-
Pembuatan papan urutan kerja memang memungkinkan, namun penggunaan harus hati-hati karena berarti harus menulis urutan kerja lagi di papan dan jangan sampai hal ini malah menambh aktivitas yang seharusnya tidak diperlukan.
-
Komunikasi verbal merupakan yang paling simpel dan mudah dilakukan.
122 c. Solusi. Solusinya adalah dengan komunikasi verbal dengan operator 2 sebagai pemberi informasi urutan material yang harus diambil kepada operator 3.
6. Sistem pendataan kurang akurat. a. Kemungkinan solusi. -
M elakukan pengecekan berkala
-
M eningkatkan
ketelitian
dalam
melihat,
memberikan
dan
memasukkan data. b. Pertimbangan pemilihan solusi. -
M elakukan pengecekan berkala dapat dilakukan dan cukup efektif namun
factor
penghalangnya adalah
waktu
dan
dinamisnya
persediaan material. -
Ketelitian bergantung pada masing-masing individu sehingga agak sulit untuk dikontrol.
c. Solusi. Solusinya adalah dengan membuat suatu sistem informasi persediaan yang dapat mencakup semua hasil yang diinginkan berdasarkan alternatif diatas, dimana dengan sistem ini aliran informasi lebih simpel namun jelas dan tepat, ketelitian dapat lebih terkontrol. Pembuatan sistem persediaan ini akan dibahas lebih lanjut pada subbab 5.7
Berikut adalah gambar dari urutan 5 Why beserta dengan solusi bagi masing-masing akar permasalahan.
123
Tidak dapat memaksimalkan pe nggunaa n waktu Why Banyak waktu terbuang percuma Why
Why Terlalu banyak melakukan kegiatan yang tida k diperlukan di in cycle
Terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak diperlukan di in cyc le Why terlalu banyak berja lan
Terlalu banyak menunggu
Posisi perlengkapan jauh dari pekerja
Tidak punya pekerjaa n la in
keterbatasan jumlah perlengkapa n
Terlalu banyak menunggu Why
tidak ditugaskan pekerjaan lain
datangnya material tidak tepat waktu
Why lokasi material yang tidak terlihat
tidak ada pengaturan letak yang baik
- menambah jumla h -merubah letak
2
- disesuaikan dengan frekuensi dan sifat - lokasi tetap untuk beberapa
1 3
Why
sistem pendataan yang kurang akurat
tidak adanya komunikasi Solusi
Solusi - Menambah pekerjaan - menambah fungsi dari timbangan cair 2
adanya informasi yang salah Why
Solusi Solusi
Why
Why
adanya pencarian
Material terlalu jauh Why
Why
Why
Terlalu banyak tra nsportasi Why
Why
Why
adanya perba ika n kesalahan
Why
Why
Why
Why
Solusi - papan nama - zoning - daftar ma terial - penomoran lokasi
Gambar 5.17 Akar Permasalahan dan Solusi
Sistem informasi persediaan
Komunika si verbal 5 4
Solusi
6
124 5.5.4
PDCA’s Plan Solusi yang telah diputuskan dalam perencanaan pelaksanaannya dikelompokkan menjadi 2 bagian besar: 1. Berhubungan dengan lokasi material (solusi 3,4 dan 6) Solusi dikelompokkan karena solusi 3 dan 4 saling terkait dimana papan nama, daftar material dan lokasi tetap akan bergantung dari hasil penyesuaian lokasi dengan frekuensi dan sifat. Hasilnya kemudian akan digunakan sebagai sumber data bagi sistem infomasi untuk pendataan material baik jumlah, lokasi dan kondisi/status serta nantinya berdasarkan data dan cara kerja yang sama, sistem informasi nantinya akan membantu warehouse dalam melakukan penyesuaian lanjutan seiring dengan berjalannya waktu. Hasil penyesuaian lokasi ini juga akan digunakan pada rencana implementasi perbaikan proses batching. 2. Berhubungan dengan proses batching (solusi 1,2,5 dan 6) Solusi dikelompokkan karena masing-masing solusi saling terkait dalam usaha untuk memperbaiki proses batching, dimana penambahan jumlah perlengkapan dan perubahan posisi tergantung dari pekerjaan yang akan dilakukan oleh pekerja dan fungsi dari masing-masing peralatan. Hasilnya akan digunakan sebagai sumber data untuk system informasi untuk melakukan simulasi pekerjaan sehingga nanti dapat digunakan untuk mencari urutan kerja yang paling efektif dan efisien. Pembuatan sistem informasi, apa saja yang dibutuhkan, apa saja kegunaan yang dapat dimanfaatkan akan dibahas selanjutnya dalam subbab 5.8.
125 Analisa ABC Faktor yang mendasarkan klasifikasi ABC adalah banyaknya frekuensi permintaan dari masing-masing material berdasarkan data historis mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus 2006. Tabel 5.2 Daftar M aterial dan Frekuensi No 57 45 17 53 22 51 62 41 19 20 65 74 66 73 80 36 14 75 93 79 16 30 50 60 56
Name TBH ACTD M V SDPS HDPR SDM B EM LSF SDFD DSFE27 EM PR PLS ACTN NFL ACC ACD FLRG DSFE77 EM GTR ACRB ACD ACRLMD SDPS 5M TSPP UNL SDCB EDNR BP ENPR STNL
Freq 1218 1013 901 687 644 596 574 525 491 490 483 479 468 459 454 429 415 408 405 402 382 379 377 376 372
Cls No A 95 A 49 A 47 A 18 A 70 A 59 A 23 A 90 A 78 A 6 A 77 A 1 A 4 A 91 A 24 A 26 A 69 A 13 A 82 A 89 A 9 A 98 A 100 A 87 A 7
Name GLPNL AGTN EM GTR FSG AM X FSF CLCACTT TRLN BP BSPL DTNC LMTN ASP TM L NN HPAL HC TRMM L PP VNACTT LTNSL SDBCB MM L MACR AFM DWFX SACD M CACD
Freq 370 365 292 247 233 230 223 222 205 196 194 193 193 193 192 188 184 167 156 150 124 121 117 108 107
Cls A A A B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
126 Tabel 5.2 No 28 86 25 39 32 76 10 2 29 84 40 42 71 52 108 12 48 33 63 37 99 38 31 34 5 81 68 55 61 58 27 44 72 85 46 88 3
Daftar M aterial dan Frekuensi (Lanjutan)
Name Freq Cls AM L 105 B IOACD 99 B URT 97 B RDB 91 B ETLN 86 B SNTK 86 B DFAUX 83 B TM L NN 130 78 B LCRN 76 B EM PLN 69 B CLRC LR 68 B AM PS 68 B PPACD 85 68 B HQM N 59 B GYXL 59 B LTNSL AT 55 B FACD 50 B EM PMN 47 B OCTLT 47 C BXPH 46 C PPRP 46 C BLNS 44 C ACTCD HF 43 C SLT 43 C HLM SP 42 C M CPW 40 C SDHMP 35 C FM STR 32 C MANH 32 C TXGL 31 C LMTN ISC 30 C PRM SL 30 C TCLN 30 C PRVNTL 30 C IPP 29 C TM NL E 29 C SNT 26 C
No 43 11 97 64 83 54 109 116 94 21 92 103 104 15 35 67 105 8 106 107 118 119 101 114 115 124 120 102 110 111 123 126 127 113 117 125 96
Name NND PM RSL JT PSHD PPACD 98 CLCHD MGCL DAPTLT EM LN OG SPTHD TRLN AS VTXL LTNSL TO EACR SKLN CLCR HDD DSPN LDBS PTST ELSN HBTOW EM LN OG 5M AM LX TXTW ADPACD DACR MTHNL EM LSF K30 SLGN FA SFPN CRCL 89 ACTCD MBS SLGN SIO BSS EUK HB HBET BSPB WDS SKLN HP
Freq 24 22 21 20 17 16 16 16 15 12 11 10 10 9 9 9 8 6 6 6 5 5 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 0
Cls C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
127 Tabel 5.2
No 112 121 122 128 129 130
Name GRSX LRM N SLQST ACP RGLT M LMN
Daftar M aterial dan Frekuensi (Lanjutan)
Freq 0 0 0 0 0 0
Cls C C C C C C
No 131 132 133 134 135
Name NFL 20 ACFLC DPLL DM DP PLPE
Freq 0 0 0 0 0
Cls C C C C C
Pareto Chart 100
20000
80
60 10000 40 5000
20
0
Num 57 45 17 53 2 2 5 1 6 2 41 19 20 65 7 4 66 73 80 36 1 4 7 5 9 3 79 16 30 50 6 0 56 95 49 O 47t he r Count 1218 1013 901687644596574525491490483479468459454429415408405402382379377376372370365292 6279 Percent 6 5 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 30 Cum %
6 1115 18 22 24 27 30 32 34 37 3941 44 46 48 50 52 54 56 58 59 61 63 65 67 68 70100
Gambar 5.18
Pareto Chart untuk Klasifikasi A
0
Percent
Count
15000
128
Pareto Chart B 100
20000
80
10000
Percent
60
40 5000
0
Num
20
57 45 17 53 22 51 62 41 19 20 65 74 66 73 80 36 14 75 93 79 16 30 50 60 56 95 49 47 18 70 59 23 90 78 6 77 1 4 91 24 26 69 13 82 89 9 98 100 87 7 28 86 25 39 32 76 10 2 29 84 40 42 71 52 108 12 48 33 Other
Count
15000
0
901 687 644 596 574 525 193 192 188 184 167 156 150 124 121 117 108 107 105 99979186868378766968686859 5 955 5 047 992 C ount 1218 1013 491 490 483 479 468 459 454 429 415 408 405 402 382 379 377 376 372 370 365 292 247 233 230 223 222 205 196 194 193 193 P ercent 654 3 33 33 22 2 22 22 22 2 2 2 22 22 22 2 1 1 11 11 1 11 11 11 1 11 11 11 1 11 10 00 00 00 0 00 00 00 00 0 5 Cum % 1615 1182224273032343739414446485052 5456585961 6 3656 768707172 7 3747 57677 7 879 8 081 8 28384 8 4858 687 8 78888 8 989 90909191919292939393949494 9 495 9 595 100
Gambar 5.19 Pareto Chart untuk Klasifikasi B dan C Setelah diketahui klasifikasi materialnya, langkah selanjutnya adalah untuk menentukan lokasi baru bagi material sesuai dengan klasifikasinya dengan spesifikasi: 1. Klasifikasi A M aterial kelas A merupakan prioritas utama untuk didekatkan lokasinya dengan batching area, kemudian material kelas A ini akan dibuat tetap lokasinya, dan pengecekan akan dilakukan lebih rutin yaitu seminggu sekali untuk menjaga keakuratan data. 2. Klasifikasi B M aterial kelas B akan diletakkan setelah kelas A selesai ditempatkan, dan material kelas B tidak akan dibuat lokasi pastinya namun diusahakan sedapat mungkin agar tidak berubah dan hanya boleh berubah lokasinya bila ada
129 situasi khusus serta pengecekan dilakukan 2 minggu sekali untuk menjaga keakuratan data. 3. Klasifikasi C M aterial kelas C ini letaknya tidak perlu tetap dan diletakkan setelah material kelas A dan B ditempatkan, pengecekan material kelas C cukup dilakukan sebulan sekali untuk menjaga keakuratan data. Namun dalam menentukan lokasi ada beberapa batasan yang harus diperhatikan: 1. Sifat khusus material M aterial kimia mempunyai sifat-sifat khusus yang mengharuskan material terebut untuk disimpan dalam kondisi khusus, dan ini menjadi pertimbangan utama karena keselamatan adalah hal yang paling penting. M aterial-material yang harus disimpan dalam kondisi khusus adalah: a. Semua material yang sifatnya mudah terbakar harus disimpan dalam ruangan yang mempunyai pendingin, seperti W16A,B,C dan F. b. M aterial Oksidator seperti SDPS, SDPS 5M , AMPS harus diletakkan dalam satu ruangan tersendiri yang letaknya agak jauh dari material lain, seperti di W16D c. M aterial seperti TBH dan HDPR yang harus diletakkan di ruangan yang memiliki exhaust fan seperti di WE Walaupun material tersebut masuk dalam material kelas A tetap saja harus mengikuti peraturan yang sudah ada demi keselamatan.
130 2. Berat dan jenis kemasan material M aterial memiliki kemasan dan beratnya masing-masing dan kekhususan ini berpengaruh pada kondisi penyimpanan material, yaitu berapa tumpuk yang diperbolehkan, ini merupakan aturan yang sudah baku demi keselamatan pekerja dan menjaga material dalam kondisi baik (pecahan tidak pecah, tidak bocor dsb.) Selain batasan, ada pula pertimbangan lain dalam menentukan lokasi atau peletakkan material yang ditujukan untuk mempermudah pengambilan ataupun keefektifan pengambilan, yaitu: 1. M edia transportasi. M aterial dengan berbagai macam berat memerlukan media transportasi yang tepat, material yang tidak terlalu berat dapat diambil dengan menggunakan trolley, sedangkan material yang beratnya besar dibawa dengan menggunakan forklift 2. Aturan FEFO M aterial yang akan diambil untuk ditimbang harus material yang masa kadarluasanya paling dekat, sehingga dalam peletakkannya material tersebut harus mudah diambil. 3. Bentuk material M aterial ada yang bentuknya cair dan ada yang bentuknya padatan, dipertimbangkan bahwa kedua material tersebut hendaknya dipisah untuk menghindari apabila kemasan cair bocor maka akan merusak kemasan material padatan terutama yang terbuat dari paper bag, tumpahan cair dapat langsung merusak kemasan dan akhirnya merusak isi kemasan.
131
W16 Batching Area
K o r i d o r
Belakang W14
W14
W15
32.00 m
39.00mm
Berikut adalah gambar peta dari 3 warehouse yaitu W14, W15 dan W16.
Kantor
40.50 m 58.8 m
Gambar 5.20 Lokasi 3 Warehouse W16 terdiri dari 6 ruangan, yaitu ruangan A,B,C yang mempunyai pendingin yang dapat diatur, ruangan D yang dikuhususkan untuk material oksidator, ruangan F yang mempunyai AC dan ruangan E. Dalam W16 juga terdapat batching area. W14 mempunyai ukuran 24 m x 32 m dan didalamnya juga terdapat kantor warehouse, ukuran yang sama pula untuk W15 yang berada tepat disebelah W14 dan dalam W15 juga terdapat kantor, namun tidak dipakai.
132
Peta W14 Tanggal Pemetaan 18 September 2006 Dipetakan oleh Linda
74 NFL
21
74 N FL
18 AM X
74 NFL
32
31
30
56 ST NL
54 M GCL
106 EL SN
29
1 18 EM L N OG 5M
5 HLM S P 85 P RVNTL
27
26
25
119 AM L X
14 ACRB ACD
Plas tic Sheet
25 URT
11 4 AD PA CD
82 S DBCB
11 5 DA CR 64 PP ACD 9 8
P last ic S heet
10 1 TX TW
20
90 BSP L
18 A MX
19
90 BSPL
22 SDM B
18
22
90 BSPL
17
90 BSPL
24
16
74 NF L
Karton
74 NFL 74 NFL
67 HDD 30 S DCB
61 M ANH
18 AM X
90 BSPL
23
3 S NT
28
70 F SF
Usulan
Sekarang
79 TS PP
10 DFAUX 10 DFAUX
33
62 S DF D
15
14 13
1 29 RG LT 128 ACP
77 ASP
12
11
130 M L MN
34 76 S NTK 21 TRLN AS
59 CLCACT T 127 BSS EUK
59 CLCACTT
131 NF L 20
132 ACFL C
35 11 PM RS LJ T 37 BX P H 23 TRLN 34 BP S LT
36
37
38
Seal Dr um
68 S DHMP
1 T M L NN
58 TXGL
106 E L SN
39
18 AM X
40
82 SDBCB
18 AM X
21 T RLN AS
18 A MX
91 HC
10
9
8
7
90 BSPL
97 P SH D 10 6 ELS N
74 N FL 74 NF L
38 BLNS
41 42
74 NF L 74 NF L 18 AM X
90 BSPL 90 BSP L
6
5 4
43
44 45
90 BSPL 90 BSPL 90 BSPL
Gambar 5.21 Peta W14 Sekarang
3
2
1
133
Gambar 5.22 Peta W15 Sekarang
134
Gambar 5.23 Peta W16 Sekarang
135 Keterangan: : Palet berada dalam 2 tumpukan : Palet berada dalam 1 tumpukan : Palet berada dalam 0 tumpukan (tidak ada tumpukan) Sebelum merubah letak, pertama harus menghitung jarak antara lokasi material yang sekarang sampai pada timbangan, dengan rincian jarak sebagai berikut: 1. Jarak dari pintu W14 ke timbangan: 68.2 m 2. Jarak dari pintu W15 ke timbangan: 86.5 m 3. Jarak dari pintu W16A ke timbangan: 53.7 m 4. Jarak dari pintu W16B ke timbangan: 64.2 m 5. Jarak dari pintu W16C ke timbangan: 68.7 m 6. Jarak dari pintu W16D ke timbangan: 82.45 m 7. Jarak dari pintu W16E ke timbangan: 63.7 Cara menghitung jarak dari masing-masing material ke pintu depan warehouse dimulai dari letak material tersebut sampai ke tengah jalan kemudian ke pintu, untuk mengantisipasi jarak dari material yang letaknya berbeda-beda digunakan rata-ratanya, sedangkan untuk material yang berada dalam 1 jalur diambil yang paling depan, apabila material terletak dibelakang material yang lain maka akan dihitung jarak untuk mengeluarkan material tersebut. Cara yang sama akan berlaku untuk menghitung jarak material yang telah dirubah letaknya. M edia transportasi yang digunakan tergantung dari berat kemasan material dan jumlah berat material yang harus dibawa.
136 1. Kemasan material masih dibawah 35 kg (untuk cair) dan dibawah 50 kg (untuk padatan) maka memakai trolley, selebihnya memakai forklift. 2.
Jumlah berat material yang harus dibawa melebihi 150 kg maka material harus dibawa dengan forklift. Data lengkap mengenai media transportasi dapat dilihat pada Lampiran II Lokasi untuk material klasifikasi A dan B dibuat tetap dan untuk tetap
menjaga agar tetap demikian, maka masing-masing material harus mempunyai space yang sesuai dengan jumlah persediaannya, diketahui dari perusahaan bahwa sejumlah besar material disimpan untuk jangka waktu 1.5 bulan, artinya di warehouse akan selalu ada sejumlah persediaan untuk 1.5 bulan, namun ada material yang hanya disediakan untuk 1 bulan, yaitu material yang membutuhkan ruangan khusus sehingga space terbatas. Untuk menghitung rata-rata persediaan, digunakan data historis dari bulan Januari sampai Agustus dimana data tersebut dicari rata-rata berat pemakaian per bulannya, setelah itu rata-rata berat ini dibagi dengan berat kemasan standar sehingga didapat banyak kemasan perbulan, lalu dibagi dengan banyaknya kemasan yang diperbolehkan dalam 1 palet, dari pembagian ini didapat jumlah palet per bulan, terakhir untuk mengetahui space yang harus disediakan jumlah palet perbulan tersebut dibagi dengan jumlah tumpukan yang diperbolehkan. Perhitungan ini dapat dilihat di Lampiran II.
137
Gambar 5.24 Peta W14 Usulan
138
Gambar 5.25 Peta W15 Usulan
139
Gambar 5.26 Peta W16 Usulan
140 Keterangan: : Space bagi material dengan tidak bertumpuk. : Space bagi material dengan 1 tumpukan. : Space bagi material dengan 2 tumpukan. : Palet berada dalam 2 tumpukan : Palet berada dalam 1 tumpukan : Palet berada dalam 0 tumpukan (tidak ada tumpukan)
M aterial yang dibawa dengan media trolley (khususnya klasifikasi A dan B) diletakkan di W16E, karena biasanya dalam pengambilan, pekerja langsung mengambil semua yang diperlukan sehingga akan lebih efisien bila material yang dibawa dengan trolley diletakkan dalam satu ruangan, namun untuk yang klasifikasi C tidak begitu ketat karena jarang dipakai. Untuk klasifikasi C diletakkan di W14 karena berdekatan dengan kantor sehingga ketika lebih dekat bagi pekerja untuk mengambil material diawal shift. Hasil dari penyesuaian lokasi material dengan frekuensi dapat dilihat di Lampiran IV. Setelah dihitung berdasarkan selisih jarak dikalikan dengan frekuensi maka didapat hasil terjadi pengurangan sebesar 19,7% atau sebesar 20%. Ada kondisi khusus bagi TBH dan HDPR karena ruangan untuk kedua material ini masih dalam perbaikan sehingga sifatnya hanya sementara untuk jangka waktu pendek di lokasi yang sekarang sampai ruangan selesai diperbaiki sehingga perhitungan untuk kedua material ini tidak dimasukkan.
141 Dokumen Kerja Setelah lokasi material disesuaikan, selanjutnya adalah berusaha untuk mengurangi waktu yang tidak menambah nilai pada proses penimbangan yang pada akhirnya nanti akan mengurangi waktu siklus. Berikut adalah dokumen kerja proses penimbangan, termasuk di dalamnya urutan kerja, diagram dari pergerakan kerja, identifikasi pemborosan, dari masing-masing operator untuk kemudian menentukan perbaikan secara keseluruhan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perincian material yang dibutuhkan untuk memproduksi ACDV 21: 1. TSP 11,6 kg 2. SDPS 59.1 kg 3. GLPNL 130.3 kg 4. VNACTT 627 kg 5. HPAL 231 kg 6. EM LSF 232.7 kg 7. ACTD M V 34.4 kg 8. TBH 16 kg 9. SDM B 24.9 kg 10. ACRB ACD 5.4 kg Dengan drum besar berkapasitas 200 kg, kecil 30 kg
142 Tabel 5.3 No 1
Kerja Menulis Label
Waktu 2.56
Kum 2.56
No 1 2 3
2 3
4
Menulis MR Berjalan menuju Batching Area Memisahkan label, memakai alat safety
2.51 1.17
4.46
Urutan Kerja Proses Penimbangan
Kerja Menulis yang perlu ditimbang Berjalan ke Batching Area Mengambil drum kosong untuk HPAL
Waktu
Kum
No
1.2 1.37
1.2 2.57
1
1.57
4.54
2
5
6 7
Menimbang TSPP dan memberi label Menimbang TSPP sisa dan memberi label
8.25
Waktu
Kum
Berjalan menuju forklift
1.2
1.2
Mengambil GLPNL Menyiapkan palet untuk hasil timbangan padatan
14.49
16.09
0.56
17.05
3.45
20.5
0.4
21.3
4.1
25.4
5.47 7.04 4
Memakai alat Safety
4.56
9.5
5
Menunggu HPAL datang
6.19
16.09
11.5
3 Mengambil material padat di W14
Kerja
6
Memasang label pada drum HPAL
1.58
18.07
7
Mengitung selisih untuk HPAL
2.43
20.5
20.15
2.5
23.05
0.35
23.4 8 9
Menimbang HPAL Mengembalikan selang
10
Menghitung untuk GLPNL
3.1 0.19
1.26
4 5
Mengambil barang HPAL Menyiapkan palet untuk TBH dan ACTD MV
6
Mengambil SDPS
24 24.19
25.45
143 Tabel 5.3 No 8 9
Kerja Menimbang ACRB ACD dan memberi label Menimbang ACRB ACD sisa dan memberi label
Waktu 2.11
Kum 25.51
0.09
26
No
Urutan Kerja Proses Penimbangan (Lanjutan) Kerja
Waktu
Kum
No
7
Menimbang SDMB dan memberi label
2.1
28.1
1.33
29.43
12
Menimbang SDMB sisa dan memberi label Berjalan mengambil SDPS
0.33
30.16
13
Menimbang SDPS sisa dan memberi label
1.44
32
10
11
11
Mengambil drum kosong untuk GLPNL
12
Menghitung selisih untuk GLPNL
13 14
14
1.41
33.41
15
Berjalan ke timbangan cair 2
2.04
35.45
Waktu
Kum
0.27
26.07
8
Memindahkan HPAL Menyiapkan palet untuk GLPNL
0.38
26.45
9
Membenarkan forklift
0.24
27.09
27.07
0.53
28
10
Memindahkan GLPNL
0.51
28
Mengisi GLPNL Memindahkan GLPNL ke palet terdekat
3.45
31.45
11
Menunggu mengisi GLPNL
3.45
31.45
0.15
32
Menaruh label GLPNL
0.48
32.48
12
Mengembalikan barang di palet dan drum yang lain
1.03
32.48
16
Menunggu EMLSF datang
2.36
35.24
17
Mengambil drum kosong untuk EMLSF
1.08
36.32 13
Mengambil EMSLF
3.55
36.43
15 Menimbang SDPS dan memberi label
1.22
Kerja
144 Tabel 5.3 No 16
Kerja Menimbang ACTD MV
Waktu 1.04
Kum 36.49
17
Berjalan mengambil lem Berjalan mengambil selang
0.31 0.4
37.2 38
18
19
20
Menimbang ACTD MV
Memindahkan hasil timbangan ACTD MV
2
0.38
No
Kerja
Waktu
Kum
18
Menunggu EMLSF datang
0.41
37.13
19
1.38
38.51
20
Menimbang EMLSF Menimbang EMLSF kembali
0.59
39.5
21
Memindahkan hasil timbangan1 ke palet
0.16
40.06
22
Memindahkan hasil timbangan2 ke palet
0.36
40.42
22 23 24 25
Memindahkan TBH Memindahkan Trolley
2.28 0.43
43.06 43.49
1.54
45.43
0.16 1.05
Kerja
Waktu
Kum
14
Menunggu
3.23
40.06
15 16
Mengembalikan barang EMLSF Memindahkan GLPNL jadi
0.59 0.15
41.05 41.2
17
Membawa VNACTT ke ruangan khusus
1.08
42.28
18
Mengambil ACTN
3.26
45.54
40.38
24 Mencuci selang Mengambil selang dan lem Menimbang TBH dan memberi label
No
40
23
21
Urutan Kerja Proses Penimbangan (Lanjutan)
45.59 47.04
Mengambil drum kosong untuk VNACTT
Mengambil selang
1.11
1.06
41.53
42.59
145 Tabel 5.3 No
Kerja
Waktu
Kum
No
26
27 28 29 30
Menimbang ACTN dan memberi label Membereskan selang Menaruh lem Menaruh selang
2.04
M engembalikan material padat
51.44
0.34 0.18
52.18 52.36
8.01
Kum
4.48
47.47
0.41
48.28
26
27
Menunggu forklift datang untuk membawa VNACTT
0.32
49
28
Membawa VNACTT keluar dari ruangan khusus
1.3
50.3
No 19
Kerja Mengembalikan GLPNL
Waktu 1.31
Kum 47.25
20
Menunggu
1.11
48.36
21
Mengambil dan mengembalikan VNACTT dari ruangan khusus
2
50.36
22
Mengembalikan barang HPAL
2.13
52.49
23
Menyusun hasil timbangan
3.11
56
24
Mengembalikan ACTN
3
59
52.59 29 30
31
Waktu
49.08
2.36
0.23
Kerja Menimbang VNACTT di ruangan khusus Memasang label VNACTT
25
Mengambil drum kosong untuk ACTN
Urutan Kerja Proses Penimbangan (Lanjutan)
61
Mengisi nomor collie Mengecek hasil timbangan
5.47 2.29
56.17 58.46
146
Gambar 5.27 Batching Area Sekarang
147
Gambar 5.28 Diagram Urutan Kerja Proses Penimbangan Sekarang
148 Perbaikan yang dilakukan pada lokasi batching area adalah dengan: 1. M enambah jumlah tempat lem menjadi 2 sehingga di tiap-tiap timbangan terdapat tempat lem masing-masing. 2. Penambahan jumlah selang khusus untuk TBH dan ACTD M V, karena kedua material ini selalu berada di batching area dan sering dipakai, maka untuk mempermudah ditambahkan selang sendiri. 3. Penempatan material yang sering dipakai di batching area, setelah TBH, ACTD M V, PLS dan DPSEF27, material lain yang ditambahkan di batching area adalah EM LSF dan EM PR, mengingat tempat untuk menampung kempu masih tersedia dan ukuran kemasan material ini memungkinkan untuk penggunaan digunakan beberapa kali sebelum diganti dengan kemasan yang baru. 4. M enambah trolley untuk mengambil drum sehingga pekerja tidak perlu berputar-putar untuk mengambil drum, karena satu kali jalan menggunakan trolley dapat mengangkut 5 drum sekaligus. Pengurangan waktu dalam proses penimbangan ini diperoleh dari: 1. Hilangnya waktu untuk mengambil lem. 2. Berkurangnya waktu untuk menghitung, karena perhitungan dilakukan sekaligus, sehingga waktu untuk berjalan berkurang. 3. Hilangnya waktu untuk mengambil selang TBH dan ACTD M V karena sudah disediakan tersendiri. 4. Dengan ditambahnya material EM LSF di batching area maka waktu untuk mengambil EM LSF tidak ada lagi. 5. Dengan ditambahnya trolley drum, maka waktu mengambil drum berkurang.
149 6. Dengan adanya penyesuaian lokasi material, maka waktu yang dihabiskan untuk mengambil material berkurang karena material lebih dekat dan lebih mudah untuk dilihat (tidak perlu mencari). 7. Adanya komunikasi antara penimbang dengan operator forklift sehingga dapat diketahui material apa yang harus diambil, sehingga tidak perlu menunggu. Perhitungan yang digunakan untuk mengestimasi waktu mengambil drum dan material: Waktu = Kecepatan / Jarak Dengan kecepatan rata-rata pekerja berjalan adalah sekitar 5 km/jam, kecepatan rata-rata forklift adalah 15 km/jam. Jarak untuk drum adalah sebesar 88.2 m untuk pergi dan sejumlah yang sama untuk kembali:
(88.2 × 2)m
5km / jam = 2 ditambah dengan waktu untuk menaikkan drum
sebesar 30 detik, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengambil drum adalah 2 menit 30 detik. Cara yang sama digunakan untuk menghitung pengambilan material-material lain dengan rincian waktu tambahan: 1. untuk material yang letaknya di ruangan beratap (pintu tidak tertutup), seperti TSPP, ASCB ACD, dan SDM B ditambahkan 10 detik untuk waktu mengangkat material secara manual sedangkan untuk material yang menggunakan forklift (GLPNL) ditambahkan 45 detik untuk waktu
150 mengangkat, mengambil, dan menaruh material, dan untuk memutar forklift (didapat dari hasil pengamatan). 2. Untuk material yang letaknya di ruangan tertutup seperti HPAL, VNACTT, ACTN dan SDPS selain ditambahkan 45 detik juga ditambakan waktu untuk membuka dan menutup pintu warehouse.
Gambar 5.29 Batching Area Usulan
151 Tabel 5.4 No 1 2
Kerja Menulis Label Berjalan menuju batching area
Waktu 2.56 1.17
Kum No 2.56 1
Urutan Kerja Proses Penimbangan Usulan Kerja Berjalan ke batching area
Waktu 1.37
Kum No 1.37 1
2
Menghitung selisih GLPNL, HPAL
3.49
5
2.5
memakai alat safety
4.56
5
0.5
8
6
Menimbang EMLSF
1.4
9.4
1
10.4
10.22
6
0.35
Mengambil drum untuk GLPNL, HPAL, EMLSF
2.3
0.2
11
9
Menimbang EMLSF kembali Memindahkan hasil timbangan1 ke palet Memindahkan hasil timbangan2 ke palet
0.4
11.4
10
Mengambil GLPNL
1.23
13.03
12.52
14.35 5
Menimbang TSPP sisa dan memberi label
6.2
11.45 4
Menimbang TSPP dan memberi label
1
7.1
8
2.46
5.2
0.5
7
mengambil material
1.2
8.59 3
4
Berjalan menuju forklift Menyiapkan palet untuk timbangan padatan Menyiapkan palet untuk TBH dan ACTD MV Menyiapkan palet untuk GLPNL
4
4.46
Kum 4
5.26 3
3
Waktu 4
4.13 2
Memisahkan label, memakai alat safety
Kerja Memakai alat safety
15.1
Berjalan ke timbangan cair 2
2.04
14.56
152 Tabel 5.4 No
7 8
Kerja
Menimbang ACRB ACD dan memberi label Menimbang ACRB ACD sisa dan memberi label
Waktu
2.11 0.09
Kum
Urutan Kerja Proses Penimbangan Usulan (Lanjutan) No 6
9
Menimbang SDMB sisa dan memberi label
1.33
Kerja
Waktu
Kum
3.45
16.48
0.15
17.03
12
Mengisi GLPNL Memindahkan GLPNL ke palet
13
Menaruh label pada GLPNL
Menimbang ACTD MV Memindahkan hasil timbangan ACTD MV
2
18
0.48
17.51
0.38
18.38 14
Mengembalikan GLPNL
1.23
19.14
15
Mengambil ACTN
2.23
21.37
16
Mengambil SDPS
2.25
24.02
19.4 9 10
10
Kum No 16 11
17.3
8 2.1
Waktu 1.04
17.21
7
Menimbang SDMB dan memberi label
Kerja Menimbang ACTD MV
Menimbang TBH dan memberi label Memindahkan TBH
1.54 0.16
20.32 20.48
21.13
11 12 11
Mengembalikan material
2.46
23.59
12
Berjalan mengambil SDPS
0.33
24.32
Mengambil drum kosong untuk ACTN Berjalan mengambil selang
2.04
22.52
0.4
23.32
153 Tabel 5.4 No
Kerja
13
Menimbang SDPS sisa dan memberi label
14
15 16
Menimbang SDPS dan memberi label Mengambil selang Menunggu HPAL
17
Menimbang HPAL
18 19
Menaruh label HPAL Mengembalikan selang
Waktu 1.44
1.41
0.4 0.53
Kum
Urutan Kerja Proses Penimbangan Usulan (Lanjutan) No 13
Kerja Menimbang ACTN dan memberi label
Waktu
Kum
2.36
26.08
14 15
Membereskan selang Menaruh selang
0.34 0.34
26.42 27.16
16
Mengambil drum kosong untuk VNACTT
1.11
28.27
17
Mengambil selang
1.06
29.33
18
Menimbang VNACTT di ruangan khusus
No
Kerja
Waktu
Kum
17
Mengambil VNACTT
2.23
26.25
18
Mengambil HPAL
2.25
28.5
19
Mengembalikan ACTN
2.23
31.13
20
Mengembalikan SDPS
2.25
33.38
3.11
36.49
2.25
39.14
26.16
27.57
28.37 28.5
3.1
32.4
1.58 0.2
34.38 34.58
4.48
34.21
19 20
Memasang label VNACTT Mengembalikan selang
0.41 1.06
35.02 36.08
21
Pindah Trolley
0.41
36.49
21
22 22
Mengecek hasil timbangan
2.29
39.18
Menyusun hasil timbangan Mengambil dan mengembalikan VNACTT dari ruangan khusus
154
Gambar 5.30 Diagram Urutan Kerja Proses Penimbangan Usulan
155 Dari hasil perbaikan proses penimbangan ini didapatkan waktu siklus total berkurang menjadi 39 menit 18 detik dari 61 menit, atau berkurang 21 menit 42 detik (35,57%). Persentase value added juga meningkat dari sebelumnya yaitu sebesar 10%
Perbandingan Value Added dengan Non Value Added setelah Perbaikan 100% 90% 80% 70%
20.02
60% Non Value Added
50%
Valu e Ad ded
40% 30% 20%
19.28
10% 0%
Gambar 5.31 Perbandingan Value Added dan Non Value Added Setelah Perbaikan
5.5.5
PDCA’s Do Setelah pendefinisian masalah kemudian dicarikan solusinya, langkah selanjutnya adalah untuk mengimplementasi solusi yang telah disepakati
156 sebelumnya. Dalam mengimplementasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Timing implementasi Terutama berkaitan dengan perubahan lokasi material, karena perubahan yang dilakukan cukup besar maka akan lebih baik bila dicari waktu yang permintaan material tidak terlalu banyak, atau bila memungkinkan adakan waktu lembur khusus sehingga tidak terlalu mengganggu waktu penimbangan. M emang untuk melaksanakan perpindahan ini membuahkan ketidaknyamanan pada awalnya namun apabila sudah terimplementasi seluruhnya maka pekerja akan merasakan manfaatnya. 2. Briefing implementasi Sebelum implementasi dimulai, alangkah baiknya bila seluruh bagian yang terlibat seperti warehouse, Purchasing, QC, Penjadwalan, dan Produksi dikumpulkan dan membahas masalah-masalah baik teknis dan non teknis mengenai implementasi ini. Briefing ini bertujuan agar semua bagian yang terlibat dapat memahami dan mengerti tentang perubahan yang akan terjadi. Pertemuan ini juga membahas tugastugas baru yang akan dilakukan oleh masing-masing bagian, atau tugas-tugas yang ditiadakan. 3. Control Selama implementasi berlangsung dilakukan proses pengecekan apakah implementasi telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya, apakah mengalami hambatan atau keterlambatan.
157 Selama proses ini tidak menutup kemungkinan untuk mengubah rencana awal akibat adanya factor-faktor penghambat yang tidak terduga sebelumnya. Proses pengecekan ini tidak hanya merupakan tugas satu orang pimpinan saja tetapi merupakan tugas dari semua bagian yang terlibat agar dapat saling mengingatkan.
5.5.6
PDCA’s Check Setelah implementasi seluruhnya dilaksanakan, tahap berikutnya adalah untuk
mengecek
ulang segala yang telah
dilakukan,
memulai untuk
mengumpulkan data sama seperti awal pertama kali mendefinisikan masalah dengan tujuan untuk memverifikasi hasil. Dari pengumpulan data setelah implementasi ini akan terlihat apakah masalah berhasil terpecahkan, apakah hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. M elalui tahap check ini juga akan terlihat masalah-masalah yang belum terpecahkan atau masalah baru yang timbul akibat solusi yang diimplementasi, atau bahkan manfaat-manfaat lain yang timbul akibat pemecahan masalah yang telah dilakukan. M elalui tahap ini dilihat apakah penempatan lokasi yang tetap bagi material masih berjalan, atau adakah masalah lain yang timbul akibat penempatan material dengan cara ini. Sistem juga dilihat apakah masih mendukung operasi atau ada sesuatu yang perlu dirubah.
5.5.7
PDCA’s Act Setelah yakin bahwa tidak ada masalah baru yang timbul, langkah selanjutnya adalah untuk mementukan langkah perbaikan selanjutnya, atau bila
158 ternyata ada masalah baru yang timbul, tahap ini berfungsi untuk mencari solusi baru
yang dapat menyelesaikan
masalah
baru
tersebut
dengan
tidak
meninggalkan masalah yang lama. Bila ternyata tidak ada masalah lain yang timbul, maka tindakan perbaikan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah untuk melakukan perbaikan proses penimbangan pada semua produk sehingga nanti akan didapat waktu stabil yang dapat digunakan oleh Penjadwalan untuk melakukan prinsip supermarket yang telah ditargetkan sebelumnya. Perbaikan dalam mengurangi waktu siklus juga masih dapat dilakukan tergantung dari seberapa besar kebutuhan penyingkatan waktu diperlukan. M onitor terhadap lokasi material juga perlu dilakukan karena material sering sekali bergerak sehingga frekuensi juga akan sering berubah, oleh karena itu perlu untuk terus memonitor apakah lokasi yang sekarang masih relevan. Relevan tidaknya lokasi tergantung dari keputusan Supervisor warehouse apakah ingin merubah lokasi atau masih sesuai dengan lokasi yang ada.
5.5.8
A3 Report A3 Report dibuat untuk mempermudah pemahaman mengenai problem solving yang telah dilakukan, berisi rangkuman mulai dari pendefinisian masalah sampai dengan hasil yang telah dicapai, termasuk rencana implementasi.
159
Pe rband ing an an tara A kt ual den gan Harapa n 100% 90%
14 .77
80% 70%
35. 77
60%
N on Valu e Adde d Va lue Added
50% 40%
25 .23
30% 20%
25. 23
10% 0%
A ktual
Harap an
Elemen Wak tu K erja In Cycle Op erator 1 El em en Waktu K erj a Out of Cycle Operator 1
25
Elemen Wak tu Kerj a Out of Cycle Op erator 3
Men g em ba lika n b ara n g
20
60
Men c uc is ela ng
40
30 25 20 15 10 5 0
B erjalan untuk mengambil perlengkapan
8.02
Mem ind a hk an b ara ng
2.07 2.47 1.98 4.02
Men imb a ng sisa Men g am bil ma teria l
50
15
3.18
M enyusun barang M engembalikan barang emulsif ier M emi ndahkan barang
40 4.73 2.63 30
M enimbang
10
9.72
5
4.77 1.28 2.85 2.93
Per siap an (me m si ah ka n la be l, m em ak ai ala t safe ty ) Be rjala n m en uju Batc h ni g Are a
M engambil barang
20
Non V al ue A dded
50%
30.08
Sela n g
Pen c uc i Tim b an g an c air
4
B erjal an menuju for kli ft
Tim ba n ga n Po w de r 1
10
Men u lis MR Men u lis Lab el
45
Men gisi no mo r co llie
40
2.4 8
35
5.7 8
30
2.6 2 1.4 2 5.0 3
Mem n i d ah ka n b ara ng ke p alet terd ek a t
10. 13
15 10
4.9 3
5
5.6 3 1.6 2 1.3 3
TBH
Tid ak d a pa t m em ak sima lka n pe ng gu n aan wa ktu Wh y Ba ny ak wa ktu e t rb ua ng pe rcu ma Wh y
Men gitu ng s esu atu
Mem ak ai alat Safe ty Men ga mb li d rum ko so ng
W hy te rla lu b an ya k b erja lan Wh y Pos isi pe rlen gk ap an jau h d ar i p ek erja
Be rja lan k e Ba tch ing Area Men ulis y an g pe rlu d it imb an g
Wh y k ete rba tas an ju mla h pe rlen gk ap an
Terla u l b an ya k me n un gg u
Terlalu ba ny ak tran sp orta si Wh y
Wh y Tid ak pu ny a p ek e rjaan lain
Te rlalu b an y ak men u ng gu Wh y
a da ny a p erb aik an k es alah an Wh y
Wh y
a da n ya p en c arian
Mate rial terlalu ja uh
da tan gn ya ma terial tida k tep at w ak tu
Why
ad an ya n i fo rma si ya ng sa a lh Wh y
W hy
Why tid ak d itug as ka n pe ke rjaa n lain
Wh y Wh y
Wh y
Why
ACTD MV
Wh y Te rla lu b an ya k m elak u ka n k eg iata n ya n g tida k d ipe rluk an di in c yc le
Terla lu b an ya k m elak u ka n k eg iatan ya ng tida k d ipe rluk an di in c yc le
Men ge mb alika n se lan g
Men un gg u b ara ng da tan g
30%
3
20%
0%
1.33
0
T imb a ng a n
Men ge ce k
40%
10%
Elemen Wa kt u Kerj a O ut Cycl e Operat or 2
0
20.02
Va lue A dd ed
8.42
2
20
90%
60%
5
25
100%
70%
0
M enyiapkan pal et
Pe rbandingan V al ue Added dengan Non V alue A dded s ete lah Perbaikan
80%
16.43
M ea jalat
35
5.77
Men g am bil dr um ko so ng
45
lok as i m ate rial ya ng tid a k terlih at
it d ak ad a p en ga tura n letak ya ng ba ik
Wh y
siste m p en da taa n y an g ku ran g a ku rat
tida k a da ny a k om un ika si
Gambar 5.32 A3 Report
19.28
160 Dalam proses menciptakan stabilisasi ini, muda seperti waktu menunggu, transportasi, over processing, unnecessary movement, defect dapat dikurangi, dan dengan demikian didapatkan suatu proses penimbangan yang cukup stabil dimana tidak banyak lagi lokasi material yang tidak tentu, waktu penimbangan yang tidak pasti karena banyaknya aktivitas tidak diperlukan sehingga sulit untuk memperkirakan waktunya.
5.6 Menciptakan Flow Dengan berkurangnya waktu siklus akibat dari pengurangan muda dan juga jarak tempuh material yang semakin pendek, maka dapat dikatakan material mengalir secara kontinu dan cukup efisien, langkah selanjutnya adalah untuk menciptakan suatu proses pull, dimana hanya yang dibutuhkan oleh Produksi atau proses selanjutnya yang harus dikerjakan. Dalam kondisi yang sekarang pull belum sepenuhnya tercapai karena: 1. Tidak adanya referensi waktu yang jelas kapan material itu akan dipakai karena Produksi bekerja dengan kecepatannya sendiri dan demikian pula warehouse sehingga raw material ditimbang 1 sampai 2 hari sebelum jadwal produksi. Terkadang sampai dibatalkan karena produksi tidak sesuai jadwal. 2. Antara warehouse dan Produksi tidak ada komunikasi mengenai lokasi peletakkan hasil timbangan, bisa di luar batching area, bisa didalam, bisa dibagian ujung, bisa diluar, tanpa mempedulikan material mana yang lebih dulu akan dipakai.
161 Untuk referensi waktu harus dikerjakan bersamaan dengan bagian Produksi dimana warehouse dan Produksi sama-sama berusaha untuk mencapai stabilitas waktu sehingga penentuan kapan material harus ditimbang untuk keperluan produksi dapat diperkirakan dengan lebih tepat. Tentu saja warehouse juga turut andil dalam hal ini karena bagian Produksi perlu mengetahui kapan tepatnya proses penimbangan material tertentu selesai, dengan demikian bagian penjadwalan juga akan lebih yakin untuk mengurangi waktu penyimpanan material. Bagian produksi bekerja dalam 3 shift 24 jam sehari 7 hari seminggu, sedangkan warehouse bekerja 14 jam sehari (2 shift) dan 6 hari seminggu, dengan adanya perbedaan waktu bekerja ini sulit untuk menerapkan heijunka terutama bila waktu produksi masih belum stabil. Cara yang dapat dijalankan sekarang adalah dengan menciptakan stabilitas waktu produksi dan waktu penimbangan untuk setiap produksi sehingga nantinya waktu ini digunakan sebagar referensi waktu takt bagi warehouse. Bagian Penjadwalan dapat menjadwalkan waktu menimbang disesuaikan dengan waktu produksi dan waktu produksi disesuaikan dengan waktu pengiriman produk ke konsumen yang telah disepakati sebelumnya. Apabila hal ini dapat tercapai maka material tidak perlu disimpan sampai 1 atau 2 hari sebelum akhirnya diproduksi dan juga menghindari pengepakan ulang karena Produksi tidak jadi memproduksi, dan menghindari penumpukan material dalam batching area yang pasti akan menganggu kerja operator. Selain itu dengan bertambah pendeknya waktu penyimpanan memberikan keamanan bagi material agar tidak cepat terkontiminasi, terutama untuk material yang
162 mempunyai sifat khusus berbahaya seperti flammable, akan lebih baik bila material tersebut tidak disimpan terlalu lama di batching area yang tidak mempunyai pendingin, dan banyak material-material lain. Selama proses penstabilan tersebut berjalan ada hal lain yang dapat dilakukan untuk mendekati prinsip flow yaitu dengan mendefinisikan dengan jelas lokasi untuk masing-masing material yang sudah ditimbang. Cara yang dapat dilakukan adalah membagi space dalam batching area menjadi 3 bagian, dimana bagian kiri diperuntukkan shift pagi dan sebelah kanan adalah untuk shift siang, dan kanan atas untuk shift malam masing-masing tempat ini mampu menampung sampai 30 palet, bila rata-rata setiap batch membutuhkan 3 palet (1 untuk material padat, 2 untuk material cair), maka masing-masing tempat tersebut mampu menyimpan material untuk 10 batch.
163
Gambar 5.33 Lokasi Penyimpanan Hasil Penimbangan untuk 3 Shift Bagian Produksi dan warehouse akan memiliki kesepakatan yang sama mengenai lokasi penyimpanan material, dimana masing-masing shift akan mengambil di tempat yang sudah ada. Penandaan dengan memakai bendera berwarna yang diikatkan pada tongkat berdiri akan memberikan informasi kepada pihak Produksi, bahwa material yang mereka butuhkan untuk produksi ada setelah bendera tersebut, sedangkan untuk warehouse bendera tersebut akan memberikan tanda sampai dimana batching terakhir dilakukan. Selain bendera
164 ada juga papan yang ditempelkan form Material Requisition rangkap pertama (rangkap kedua diberikan kepada Admin untuk dimasukkan datanya) yang diurutkan sesuai dengan urutan produksi (urutan pesanan Material Requisition), sehingga nanti ketika Produksi mengambil material tersebut, Material Requisition pada papan tulis diberikan tanda tangan pengambil dari Produksi. Shift pagi ditandai dengan bendera biru dan penulisan dengan spidol biru, Shift siang ditandai dengan bendera merah dan spidol merah, sedangkan shift malam ditandai dengan warna hijau dan spidol hijau. Nama P roduk
N o Ba tch
TTD
S pidol Bir u
Gambar 5.34 Bendera Penanda dan Papan Tulis untuk M endukung Flow Apabila ternyata yang dibutuhkan oleh shift melebihi yang telah disediakan dapat mengambil bagian untuk shift berikutnya dengan catatan pada papan tulis dan menggunakan spidol warna shift-nya.
5.7 Menciptakan S tandarisasi Standarisasi yang dilakukan bukan sekedar dokumentasi mengenai petunjuk kerja, tetapi berfokus pada standarisasi yang dilakukan dengan kontrol
165 visual sehingga sesuatu yang menyimpang dari standar dapat segera diketahui dan diperbaiki. 1. Keamanan dan Standar Lingkungan. Bagi perusahaan ini bukan sesuatu yang baru karena sudah dijalankan dengan berbagai cara, dengan mencatumkan peralatan yang harus dipakai di setiap lokasi, adanya penghargaan bagi yang mengikuti peraturan keselamatan, meeting point bila terjadi bahaya, pengaturan limbah yang hati-hati dan baik,dan pengecekan rutin atas segala masalah keamanan dan standar lingkungan dengan mengadakan safety meeting setiap bulannya per masingmasing divisi. 2. Spesifikasi Standar Perusahaan juga telah mempunyai instruksi kerja bagi setiap pekerjanya secara lengkap, namun hal ini dapat ditambah dengan pemasangan papan pesan atas instruksi kerja yang penting seperti “Angka Nol Sebelum M enimbang” untuk mengingatkan pekerja bahwa timbangan harus berada di angka nol sebelum mulai menimbang, pemasangan simbol sifat material didepan pintu juga berfungsi untuk mengingatkan pekerja agar jangan sampai salah menaruh material. 3. Prosedur Standar Untuk menjaga agar penyesuaian lokasi tetap berjalan dan mempermudah pencarian material maka disetiap lokasi warehouse diberikan nomor baris seperti yang tercantum pada peta masing-masing warehouse dan juga diatas lokasi material yang tetap lokasinya diberikan papan nama gantung agar apabila ada material yang tidak sesuai tempat penyimpanannya dapat segera
166 dipindahkan agar tidak mengganggu. Sistem pengkodean warna pada Batching Area
untuk menandakan masing-masing shift produksi juga
termasuk dalam prosedur standar.
5.8
Usul Pengembangan Sistem Informasi
Gambar 5.35 Rich Picture Situasi Sekarang
167
PT BASF INDONESIA Nama Proyek : Sistem Persediaan Kode Proyek : SP
SYSTEM DEFINTION
Pengembangan Sistem Informasi
No. Dok : SP/001 Revisi :0
Tanggal : 10 Januari 2007 Halaman : 1/1
Sebuah sistem terkomputerisasi yang digunakan untuk mendata material mulai dari ketika material dikirim dari pemasok, penyimpanan material sampai material ditimbang dan dikirim untuk keperluan produksi. Selain itu, sistem dapat pula memberikan olahan informasi material dan kinerja pekerja Warehouse dalam bentuk laporan dan grafik, sehingga dapat menjadi pendukung pengambilan keputusan untuk perbaikan dan pengembangan selanjutnya. Sistem ini menghubungan Warehouse, QC, Purchasing dan Penjadwalan sehingga mampu untuk saling memberikan dan mengambil informas i yang dibutuhkan sehubungan baik dengan material ataupun pergerakannya guna mendukung pekerjaan masing-masing bagian. Sistem dioperasikan oleh pekerja full-time yang terlatih dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2003. Keakuratan, keamanan dan kemudahan pemakaian merupakan spesifikasi sistem yang harus dipenuhi Dibuat Oleh
M engetahui
M enyetujui
Tim Pengembang SI
M anager PPIC
Kepala Pabrik
168 FACTOR F (Functionality) : Pendataan material dan pembuatan laporan dan grafik A (Application Domain) : Penyimpanan, membuat data baru, perubahan, menghapus data, pencarian dan seleksi data dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan material, mengolah data untuk laporan, mencetak laporan dan informasi, notifikasi. C (Condition) : Dioperasikan oleh pekerja full-time terlatih dan mendukung keakuratan, keamanan dan kemudahan pemakaian. T (Technology) : Dioperasikan dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dan Microsoft Access 2003. O (Object) : M aterial, Bagian/Divisi, Formulir Pendukung R (Responsibility) : Sistem Persediaan.
Gambar 3.36 Rich Picture dengan Sistem Usulan
169 5.9
Analisa Sistem
5.9.1
Problem Domain Analysis Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah analisa class, structure dan behavior. Analisa class diawali dengan menentukan object dan class. Berikut adalah class yang telah dipilih: 1. Check List 2. Deviation Report 3. Internal Stock Movement 4. M aterial 5. Material Requisition 6. Open Purchase 7. PO Rejection 8. Penjadwalan 9. Produk 10. Purchasing 11. QC 12. Receiving Material 13. Supplier 14. Warehouse Setiap class akan mempunyai aktivitas yang akan menghasilkan event dimana event tersebut merupakan kejadian yang dianggap instant yang melibatkan satu atau lebih objects. Berikut adalah event table yang menjelaskan aktivitasaktivitas tersebut.
170 Tabel 5.5
update_CL Entry_CL View_CL Delete_CL Entry_DV Update_DV View_DV Delete_DV Entry_ PORejection View_ PORejection Delete_ PORejection Update_ PORejection Update_PO Delete_PO View_PO Cetak_PO Entry_PO Menerima_ PO generate_ RRM view_RRM cetak_RRM update_RRM Delete_RRM Entry_ISM Update_ISM View_ISM Delete_ISM Mengisi_ISM Update_mat view_mat Cetak_mat entry_Mat Delete_Mat Dicek_fisik Dicek_kimia Menimbang_ Mat Membuang_ Mat Menyusun_ Mat
Check List
Dev. Report
√ √ √ √
√
PO Rej.
ISM
Rec Mat
Event Table PO
MR
Mat
P rod
P urch
WH
QC
Jdwlan
Supp
√ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √
√
√ √ √
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√
√
√
√
√
√
√
171 Tabel 5.5 Check List
Dev. Report
PO Rej.
ISM
Event Table (Lanjutan) Rec Mat
PO
MR
Mengirim_ Mat Entry_Produk Update_P roduk View_P roduk Cetak_P roduk Delete_P roduk menjadwalkan_ prod Rubah_ dataP ribadi Entry_MR Delete_MR Update_MR View_MR Cetak_MR
Mat
P rod
P urch
√
WH
QC
Jdwlan
√ √ √ √ √ √
Supp
√ √ √ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √
Aktivitas berikutnya adalah analisa structure. Dalam analisa structure ini, hubungan antar class atau antar object didefinisi. Hubungan-hubungan yang ada digambarkan dalam class diagram dan dapat dilihat di bawah ini.
√
172
Gambar 5.37 Class Diagram
Event trace yang mungkin bagi seluruh object dalam suatu class dideskripsikan dalam behavior pattern. Event trace yang merupakan behavior pattern ditampilkan dalam bentuk statechart. 1. Check List
Gambar 5.38 State Diagram Check List
173 2. Deviation Report
Gambar 5.39 State Diagram Deviation Report
3. Internal Stock Movement
Gambar 5.40 State Diagram Internal Stock Movement
4. M aterial
Gambar 5.41 State Diagram M aterial
174 5. Material Requisition
Gambar 5.42 State Diagram Material Requisition
6. Open Purchase
Gambar 5.43 State Diagram Open Purchase
7. PO Rejection
Gambar 5.44 State Diagram PO Rejection
175 8. Penjadwalan
Gambar 5.45 State Diagram Penjadwalan
9. Produk
Gambar 5.46 State Diagram Produk
10. Purchasing
Gambar 5.47 State Diagram Purchasing
176 11. QC
Gambar 5.48 State Diagram QC
12. Receiving Material
Gambar 5.49 State Diagram Receiving Material
13. Supplier
Gambar 5.50 State Diagram Supplier
177 14. Warehouse
Gambar 5.51 State Diagram Warehouse
Gambar 5.52 Class Diagram with Attribute
178 5.9.2
Application Domain Analysis Analisa dalam application domain adalah untuk menentukan bagaimana sistem akan digunakan. Aktivitas untuk melakukan analisa ini adalah aktivitas usage, functions dan interfaces. Dalam aktivitas usage akan dihasilkan gambaran mengenai bagaimana sistem akan berinteraksi dengan orang dan sistem lain. Gambaran ini ditampilkan dalam use case diagram pada gambar berikut ini.
179
Gambar 5.53 Use Case Sistem Persediaan
180 Fungsi dari sistem untuk membantu tugas dari actor diringkas dalam function list yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6
Function List
No
Function
Kompleksitas
Tipe
1
Pendataan PO
Simple
Update,Read
Entry PO
Simple
Update
Update PO
Simple
Update
Query PO
M edium
Read
Cetak PO
Simple
Read
Delete PO
Simple
Update
Query Material
Simple
Read
Query M aterial
M edium
Read
Cetak M aterial
Simple
Read
Pendataan CheckList
Simple
Update
Entry CheckList
Simple
Update
Update CheckList
Simple
Update
Query CheckList
M edium
Read
Delete CheckList
Simple
Update
Update ReceivingM aterial
Simple
Update
Update M aterial
Simple
Update
Update PO
Simple
Update
Generate ReceivingM aterial
Simple
Update
Delete ReceivingM aterial
Simple
Read
Query PO
Simple
Read
Query PO
M edium
Read
Cetak PO
Simple
Read
Mengubah Receiving Material
Simple
Update
Update Receiving M aterial
Simple
Update
Query Receiving M aterial
M edium
Read
2
3
4
5
181 Tabel 5.6 No
6
7
8
9
Function List (Lanjutan)
Function
Kompleksitas
Tipe
Delete Receiving M aterial
Simple
Update
Update M aterial
Simple
Update
Update PO
Simple
Update
Pendataan Deviation Report
Simple
Update
Entry Deviation Report
Simple
Update
Update Deviation Report
Simple
Update
Query Deviation Report
M edium
Read
View Deviation Report
Simple
Update
Delete Deviation Report
Simple
Update
Update Check List
Simple
Update
Pendataan PO Rejection
Simple
Update
Entry PO Rejection
Simple
Update
Update PO Rejection
Simple
Update
Query PO Rejection
M edium
Read
Delete PO Rejection
Simple
Update
Update PO
Simple
Update
Pendataan IS M
Simple
Update
Entry ISM
Simple
Update
Update ISM
Simple
Update
Query ISM
M edium
Read
Delete ISM
Simple
Update
Update M aterial
Simple
Update
Update RRM
Simple
Update
Pendataan Material Requisition
Simple
Update,Read
Entry M aterial Requisition
Simple
Update
Update M aterial Requisition
Simple
Update
Query M aterial Requisition
M edium
Read
Cetak M aterial Requisition
Simple
Update
182 Tabel 5.6 No
10
11
12
13
14
15
Function List (Lanjutan)
Function
Kompleksitas
Tipe
Delete M aterial Requisition
Simple
Update
Get data Produk
Simple
Read
Get data M aterial
Simple
Read
Pendataan Hasil Timbangan
Simple
Update
Query M aterial Requisition
M edium
Read
Update M aterial Requisition
Simple
Update
Update M aterial
Simple
Update
Query Material
Simple
Read
Query M aterial
M edium
Read
Cetak M aterial
Simple
Read
Penambahan Material
Simple
Update
Entry M aterial
Simple
Update
Update M aterial
Simple
Update
Query M aterial
M edium
Read
Cetak M aterial
Simple
Update
Delete M aterial
Simple
Update
Penambahan Produk
Simple
Update
Entry Produk
Simple
Update
Update Produk
Simple
Update
Query Produk
M edium
Read
Cetak Produk
Simple
Update
Delete Produk
Simple
Update
Pengecekan Material
Simple
Update,Read
Update M aterial
Simple
Update
Query M aterial
M edium
Read
Cetak M aterial
Simple
Update
Notifikasi Kadarluasa QC
Simple
Read,S ignal
Activate
Simple
Update
183 Tabel 5.6 No
16
17
18
19
Function List (Lanjutan)
Function
Kompleksitas
Tipe
Signal
Simple
Read,Signal
Notifikasi Kadarluasa Warehouse
Simple
Read,S ignal
Activate
Simple
Update
Signal
Simple
Read,Signal
Pembuatan Grafik Permintaan Mat
Complex
Compute
Entry
Simple
Update
Compute
Very Complex
Compute
Cetak
Simple
Read
Pembuatan Grafik Kinerja
Complex
Compute
Entry
Simple
Update
Compute
Very Complex
Compute
Cetak
Simple
Read
Pembuatan Grafik Kinerja
Complex
Compute
Entry
Simple
Update
Compute
Very Complex
Compute
Cetak
Simple
Read
Navigation Diagram digunakan untuk menggambarkan interface antara sistem dengan actor.
184
Gambar 5.54 Navigation Diagram
Sequence
Diagram
menggambarkan
hubungan
antara objek
pemanggilnya melalui interface antara sistem dengan actor.
dengan
operasi
185
Gambar 5.55 Sequence Diagram Pendataan PO
186
Gambar 5.56 Sequence Diagram Query M aterial
Gambar 5.57 Sequence Diagram Query PO
187
Gambar 5.58 Sequence Diagram Pendataan Check List
188
Gambar 5.59 Sequence Diagram Pembuatan Deviation Report
189
Mengubah Receiving Material Wi ndo w_ Rece ivin g_ Materia l
R ece ivin g_M ateria l
Ma te rial
PO
QC 001
Op en() U pda te () d iup da te () U pda te_fai led Up date_ Succe ssfu l D iu pda te () D iup da te () Qu ery() divi ew( ) not_fou nd R esu lt Ce tak() d ice ta k() resul t
C lose ()
Gambar 5.60 Sequence Diagram M engubah Receiving Material
190
Gambar 5.61 Sequence Diagram Pendataan PO Rejection
191
Gambar 5.62 Sequence Diagram Pendataan Internal Stock Movement
192
Gambar 5.63 Sequence Diagram Pendataan Material Requisition
193
Gambar 5.64 Sequence Diagram Pendataan Hasil Timbangan
Gambar 5.65 Sequence Diagram Query Material oleh Penjadwalan
194
Gambar 5.66 Sequence Diagram Query Penambahan M aterial
195
Penambahan Produk
Window_Produk
Produk
Qc001
Open() Entry() dientry() entry_failed entry_successful
Update() diupdate() update_failed update_successful
Query() diview() not_found result Cetak() dicetak() result Delete() didelete() delete_successful
Close()
Gambar 5.67 Sequence Diagram Penambahan Produk
196
Gambar 5.68 Sequence Diagram Pengecekan M aterial
197
Gambar 5.69 Sequence Diagram Notifikasi Kadarluasa QC
Gambar 5.70 Sequence Diagram Notifikasi Kadarluasa Warehouse
198
Gambar 5.71 Sequence Diagram Pembuatan Grafik Permintaan M aterial
199
Gambar 5.72 Sequence Diagram Pembuatan Grafik Kinerja Pekerja
200
Gambar 5.73 Sequence Diagram Pembuatan A3 Report
5.10
Perancangan Sistem
5.10.1 Architectu ral Design Prioritas dari properties atau criteria yang diinginkan dari arsitektur sistem informasi Persediaan ini dapat dilihat di bawah:
201 Tabel 5.7 Criterion
Very
Prioritas Kriteria Sistem
important Usable
3
Secure
3
Less
Important
Irrelevant
important
Easily fulfilled
3
Efficient Correct
3
Reliable
3
Maintainable
3
Testable
3
Flexible
3
Comprehensible
3
Reusable
3 3
Portable Interoperable
3
Keterangan: 1. Usable; Kemampuan system untuk dapat digunakan sehubungan dengan konteks organisasi, teknis dan pekerjaan sangatah penting sehingga criteria ini sangat penting untuk dpaat dipenuhi. 2. Secure; Sistem harus mendukung keamanan data dimana menghalang segala akses yang tidak terotorisasi untuk dapat masuk kedalam system sehingga keamanan data terjamin. 3. Efficient; penggunaan ekonomis dari fasilitas technical platform tidak terlalu dipentingkan, karena sistem ini baru akan dikembangkan.
202 4. Correct; kesesuaian antara system dengan yang dibutuhkan adalah sangat penting untuk dapat benar-benar mendukung pekerjaan, sehingga criteria ini sangat penting untuk dapat dipenuhi 5. Reliable; Keakuratan dan kebenaran dari fungsi yang dijalankan di dalam system adalah sangat penting sehingga mampu untuk memberikan dukungan bagi keakuratan data. 6. Maintanable; Biaya untuk memperbaiki dan memodifikasi system adalah penting dalam daur hidup sistem 7. Testable; biaya lain yang penting adalah biaya pengujian untuk membuktikan bahwa sistem terpasang dapat menampilkan fungsi yang dimaksud. 8. Flexible; biaya untuk melakukan modifikasi sistem yang terpasang menjadi kriteria yang sangat penting bagi pengembangan sistem setelah terpasang atau pada daur hidup sistem tersebut. 9. Comprehensible; sistem perlu dimengerti secara koheren agar sistem dapat digunakan oleh para pengguna (user), sehingga kepentingan kriteria ini pun perlu diutamakan. 10. Reusable; potensi untuk menggunakan bagian dari sistem pada sistem lain yang berhubungan pun merupakan kriteria yang penting, sehingga sistem dapat dikembangkan dalam ruang lingkup yang lebih luas dalam perusahaan 11. Portable; biaya untuk memindahkan sistem ke technical platform yang lain tidak dapat diperhitungkan dalam pengembangan sistem, karena sistem akan dipasang pada technical platform yang tetap.
203 12. Interoperable; biaya untuk menghubungkan sistem ke sistem lain tidak terlalu diutamakan, namun tetap diperhitungkan apabila nanti system ini akan digabungkan dengan system lain yang sudah ada di perusahaan.
Berdasarkan kebutuhan sistem untuk dapat diakses oleh 4 user pada tempat yang berbeda-beda, maka ditetapkan bahwa arsitektur yang digunakan adalah client-server architecture dengan tipe distributed functionality diagram berikut akan menyajikan component diagram yang telah ditetapkan bagi sistem. LAN digunakan pada bagian Warehouse, QC dan Penjadwalan sedangkan WAN digunakan oleh Purchasing.
Gambar 5.74 Component Diagram
204
Gambaran mengenai arsitektur proses dan sumber daya dalam sistem ini disajikan dalam deployment diagram pada diagram berikut.
Gambar 5.75 Deployment Diagram
5.10.2 Component Design Model component berusaha mendeskripsikan model di dalam sistem. Pengimplementasian model component ke dalam sistem dilakukan dengan merevisi class diagram dengan memilih deskripsi events yang paling sederhana dan didasarkan pada event table dan berdasarkan struktur hubungan dalam class diagram. Revised class diagram adalah hasil dari aktivitas model component ini.
205 Tabel 5.8
update_CL Entry_CL View_CL Delete_CL Entry_DV Update_DV View_DV Delete_DV Entry_ PORejection View_ PORejection Delete_ PORejection Update_ PORejection Update_PO Delete_PO View_PO Cetak_PO Entry_PO Menerima_ PO generate_ RRM view_RRM cetak_RRM update_ RRM Delete_ RRM Entry_ISM Update_ISM View_ISM Delete_ISM Mengisi_ISM Update_mat view_mat Cetak_mat entry_Mat Delete_Mat Dicek_fisik Dicek_kimia Menimbang_ Mat Membuang_ Mat
Check List
Dev. Report
* + * +
*
PO Rej.
ISM
Rec. Mat
Event Table dengan Notasi PO
MR
Mat
P roduk
P urch
WH
QC
Jdwalan
Supp
* * * * * * * *
+ * * + +
*
*
*
+
*
* *
* *
* + * * +
* * * * *
* *
+ +
*
+ * *
*
*
* * *
+ + * * + + *
* * * * *
*
* * * + + + +
* *
* * *
* * * * * *
* *
+
*
+
*
*
206 Tabel 5.8 Check List
Dev. Report
Event Table dengan Notasi (Lanjutan) PO Rej.
ISM
Rec. Mat
PO
MR
Menyusun_ Mat Mengirim_ Mat Entry_Produk Update_ P roduk View_P roduk
Mat
P roduk
P urch
+
QC
* *
* * * +
* * * * * *
Cetak_MR
*
*
* * * * * *
Berdasarkan event table diatas maka yang harus dijadikan kelas baru adalah common event yang semua sifatnya adalah iterasi, yaitu kegiatan update, view dan cetak untuk class-class: Check List, Deviation Report, PO Rejection, Open Purchase, Receiving Material, Internal Stock Movement, Material Requsition, material dan produk. Berdasarkan Class Diagram (Gambar 5.37), yang dijadikan class baru adalah yang hubungannya many to many, yaitu: antara M aterial dengan Internal Stock Movement, antara M aterial dengan Open Purchase, antara M aterial dengan Material Requisition. Setelah didefinisikan class baru, maka dibuat strukturnya yang dapat dilihat pada class diagram di bawah ini:
Supp
*
+
+ + + * * *
Jdwalan
*
+
Cetak_P roduk Delete_P roduk menjadwalkan_ prod Rubah_ dataP ribadi Entry_MR Delete_MR Update_MR View_MR
WH
*
207
Gambar 5.76 Revised Class Diagram
208 Berikut adalah Revised Class Diagram beserta dengan Attribute
Gambar 5.76 Revised Class Diagram dengan Attribute
209 5.11
Hasil Analisa Pembahasan 1. Proyek Lean Warehousing
pada saat ini pada PT BASF Indonesia
difokuskan pada produk AC DV21 atas permintaan perusahaan dengan pertimbangan bahwa produk tersebut merupakan salah satu yang paling banyak diproduksi. 2. Pelanggan Warehouse merupakan bagian Produksi dimana value bagi Produksi adalah raw material yang telah ditimbang dengan jumlah yang tepat baik berat dan kuantitas item raw material dan sudah tersedia ketika Produksi ingin menggunakannya serta berada dalam kondisi baik. 3. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk mencapai kondisi future value stream adalah mengurangi waktu siklus total, mengurangi waktu simpan raw material yang sudah ditimbang, mengurangi waktu transportasi, dan melakukan visual management. 4. Hanya 40% waktu yang dihabiskan untuk aktivitas value added dalam kondisi yang sekarang 5. M asalah yang dihadapi adalah ketidakmampuan dalam memaksimalkan penggunaan waktu 6. Akar penyebab masalah dicari dengan menggunakan metode 5 Why, dan hasilnya adalah terdapat 6 macam akar permasalahan, yaitu: keterbatasan jumlah perlengkapan, pekerja tidak ditugaskan pekerjaan lain, tidak ada pengaturan letak material yang baik, lokasi material yang tidak terlihat, tidak adanya komunikasi antar pekerja, dan sistem pendataan yang kurang akurat. 7. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan keterbatasan jumlah perlengkapan adalah dengan menambah jumlah
210 perlengkapan dan merubah letak perlengkapan. Ini juga akan mengurangi muda Unnecessary Movement dimana jarak pengambilan perlengkapan berkurang. 8. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan pekerja tidak ditugaskan pekerjaan lain adalah dengan menambah fungsi dari timbangan serta menambah pekerjaan pada petugas forklift. 9. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan tidak adanya pengaturan letak material yang baik adalah dengan menyesuaikan lokasi dengan frekuensi dan sifat material serta menetapkan lokasi tetap bagi beberapa material. Solusi ini pun akan mengurangi muda transportation karena letak material teratur dan muda unnecessary movement karena petugas forklift tidak perlu lagi mencari-cari material. 10. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan lokasi material yang tidak terlihat adalah dengan memberikan papan nama, zoning, menaruh daftar material di depan pintu gudang, dan penomoran lokasi material. 11. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan tidak adanya komunikasi adalah dengan melakukan komunikasi secara verbal antara petugas forklift dan penimbang. Dengan demikian pula muda dalam bentuk waiting dapat pula dikurangi karena dengan komunikasi diharapkan terjadi sinkronisasi antar pekerja. 12. Berdasarkan hasil pertimbangan maka solusi untuk akar permasalahan sistem pendataan yang kurang akurat adalah dengan membuat suatu sistem persediaan yang dapat mendukung operasi di gudang serta lebih menjamin
211 keakuratan data. Dengan adanya sistem persediaan juga mengurangi muda dalam hal over processing dan ineffective inventory control, karena aliran informasi sudah dirancang sedimikian rupa sehingga informasi tidak berulang-ulang serta sistem informasi akan lebih menjamin keakuratan data. Pada akhirnya akan mengurangi muda defect. 13. Penyesuaian lokasi material dengan frekuensi ditentukan melalui analisa ABC dimana nilai presentase untuk klasifikasi A adalah sebesar 70%, klasifikasi B 25% dan klasifikasi C 5%. 14. Hasil dari pemecahan masalah adalah berkurangnya waktu siklus total sebesar 21 menit 42 detik dari 61 menit menjadi 39 menit 18 detik dan presentase value added meningkat 10% dari semula. Pengurangan jarak transportasi sebesar 20%. 15. Untuk mendekati prinsip flow maka lokasi peletakkan raw material yang sudah ditimbang yaitu batching area dibagi menjadi 3 untuk masing-masing shift Produksi dengan menggunakan papan tulis bertempelkan material requisition dan bendera sebagai penanda. 16. Visual Control dilakukan untuk menjaga kekonsistenan perbaikan yang telah diterapkan yaitu dengan papan nama material dan penomoran lokasi material. Pemasangan pesan instruksi kerja dilakukan untuk mengingatkan pekerja atas prosedur yang harus dilakukan.