BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No 1
Nama Penulis Maktoba
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
Omar, Global brand market- Penelitian
Robert L.Williams
entry
strategy
Jr, manage
bertujuan
to menyajikan
sebuah
kasus
corporate manajemen
praktis
dari
untuk untuk reputasi
perusahaan dalam kaitannya dengan dua
David Lingelbach. reputation.
kelompok Journal of Product & identitas, Brand
ini
konsep dan
:
komunikasi,
kepercayaan
;
dan
Management, komunikasi, identitas, dan image.
Vol.18 Iss:3, pp.177 - Hasil penelitian ini mengidentifikasi 187.
bahwa
kreibilitas
dan
kepercayaan
merupakan elemen penting yang harus dikelola dan dikomunikasikan untuk menjaga citra dan reputasi perusahaan. 2
Neonisa, Didier
Pengaruh Komunikasi
Penelitian
ini
Internal Terhadap
mempelajari peran komunikasi dalam
Kepuasan Kerja dalam
meningkatkan kepuasan kerja sumber
Sebuah Organisasi.
daya
manusia
bertujuan
dalam
untuk
organisasi.
Jurnal Humaniora, 02 Penelitian ini menggunakan pendekatan (01). ISSN 2087-1236, kuantitatif, dan diperoleh hasil bahwa (2001).
pada umumnya setiap responden merasa setuju bahwa komunikasi internal telah berjalan di organisasi dan memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja.
3
Jessica Novia
Efektivitas
Media Media komunikasi internal yang ada di
9
No
Nama Penulis
Judul Penelitian Komunikasi
Hasil Penelitian
Internal SMAK Kolese Santo Yusup ada dua
SMAK Kolese Santo yaitu Majalah Padma dan Buletin Yusup
Cyber, oleh karena itu penelitian ini
JURNAL E-
tertarik untuk mengetahui mana yang
KOMUNIKASI VOL I. lebih efektif dari kedua media internal NO.1 TAHUN 2013
tersebut. Metode pengumpulan data pada
penelitian
ini
menggunakan
kuesioner dengan responden sebanyak 100 orang. Sedangkan teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian adalah efektivitas media
komunikasi
internal
yang
digunakan oleh SMAK Kolese Santo Yusup dikatakan efektif pada majalah Padma.
4
Dewi Winarni
Corporate Social
Corporate Social Responsibility dan
Susyanti
Responsibility dan
Internal
Internal Media sebagai
pembentuk citra bagi perusahaan, dan
pembentuk citra
merupakan
publisitas
untuk
perusahaan dibidang
memberikan
pencitraan
kepada
Public Relations.
publiknya. Kegiatan yang dilakukan
;2Vol 9, No.1 (2012)
oleh CSR dan Internal Media dapat
Media
merupakan
alat
dijadikan sebagai media publisitas dan komunikasi untuk memberikan pencitraan kepada publik internal perusahaan, yakni para pimpinan dan karyawan. 5
Roland K. Yeo, Communicating Mohamed
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
corporate image into mengeksplorasi faktor-faktor yang akan 10
No
Nama Penulis A.Youssef
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
existence: the case of membuat dampak pada citra perusahaan the
Saudi
industry
banking bank komersial besar di Arab Saudi Corporate melalui perpsepsi pelanggan langsung.
Communications:
An Penelitian ini mengusulkan cara yang
International Journal, tepat untuk mengukur citra perusahaan Vol. 15 Iss: 3, pp.263 - di 280
industri
perbankan
di
industri
perbankan Saudi melalui kuesioner yang diuji
untuk
sekelompok
nasabah
perbankan di tiga kota besar di Arab Saudi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor signifikan dalam
mempengaruhi
financial
persepsi
:
prospect
corporate
dan
corporate
management, communication.
2.2
Komunikasi Massa 2.2.1
Definisi Komunikasi Massa Menurut Gerbner dalam Ardianto, Komala, dan Karlinah (2012:3) Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandasakan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Sedangkan menurut Josep A.Devito dalam Nurudin (2009:11) adalah pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televise, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita). 11
Komunikasi massa menurut Rakmat dalam Ardianto, Komala, dan Karlinah (2012:6) diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama diterima secara serentak dan sesaat. Menurut Susanto dalam Wiryanto (2008:69) komunikasi massa diadopsi dari istilah Bahasa inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau commnications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Berikut beberapa contoh media massa dari paradigma lama dan paradigm baru :
Paradigma Lama
12
Paradigma Baru Gambar 2.1 Contoh Media Massa
2.2.2
Unsur-Unsur Komunikasi Massa Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber (source), pesan (message),
saluran (chanel), penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Harlod D.Lasswell unsur-unsur tersebut untuk memahami komunikasi massa. (Wiryanto:2008:70). a.
Unsur Who (Sumber atau Komunikan) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionallied person). Yang dimaksud dengan institutionalized (lembaga atau organisasi) adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. Adapun yang dimaksud dengan person adalah redaktur surat kabar.
b.
Unsur Says what (pesan) Charles Wright memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut : 1. Publicly, pesan-pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada orang per orang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang sama, dan disampaikan secara publicly. 2. Rapid, pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan. Pesan-pesan tersebut dibuat secara massal, tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad. 3. Transient, pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikomunikasi “sekali pakai” dan bukan 13
untuk yang tujuan yang bersifat permanen. Namun, untuk buku-buku perpustakaan, film, transkripsi-transkripsi radio, dan rekaman audio visual merupakan kekecualian. Hal itu merupakan kebutuhan dokumentasi. Pada umumnya, pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Karena itu, isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional. c. Unsur In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebar luaskan pesan-pesan komunikasi massa. Tanpa saluran tersebut pesan yang dikomunikasikan tidak dapat menyebar secara cepat, luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi dan media dotcom. d.
Unsur To Whom (Penerima atau Mass Audience) Unsur To Whom adalah yang menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa. Ia adalah orang yang membaca surat kabar, yang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang mendengarkan radio, yang sedang menikmati film di bioskop atau film televisi, dan orang yang sedang browsing internet.
e.
Unsur With What Effect (Unsur Efek atau Akibat) Unsur ini sesungguhnya “lekat” pada unsur audience. Efek adalah perubahanperubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media. Efek diketahui melalui tanggapan khalayak (response audience) yang digunakan sebagai umpan balik (feed back). Jadi, umpan balik merupakan sarana untuk mengetahui efek.
2.2.3
Karakteristik Komunikasi Massa Menurut Ardianto, Komala, dan Karlina (2012:6) karakteristik komunikasi massa
adalah sebagai berikut : 1. Komunikator terlembagakan Ciri komnikasi yang pertama adalah komunikatornya. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang komplek. 14
2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya pesan komunikasi massa bersifat umum. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim komunikan komuniasi massa adalah heterogen, karena terdiri
dari
berbagai
lapisan
masyarakat
yang
berbeda
yang
dapat
dikelompokkan berdasarkan factor : usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas titik. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar personal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 15
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radius siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertudan (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect) Dalam komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, email, atau surat pembaca. Proses penyampaian feedback lewat telepon, email, atau surat pembaca itu menggambarkan feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim email itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertuda atau delayed.
2.2.4
Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat Effendi dalam Ardianto, Komala, dan Karlina (2012:18) mengemukakan fungsi
komunikasi massa secara umum adalah : 1. Fungsi Informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. 2. Fungsi Pendidikan Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (Mass Education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui 16
pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi Memengaruhi Fungsi memengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk atau editorial, features.
2.2.5
Majalah Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah
mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. (Ardianto, Komala, Karlinah : 2012 : 121).
2.2.6
Klasifikasi Majalah Menurut Dominick dalam Ardianto, Komala, dan Karlinah (2012:121)
menjelasakan lebih spesifik, klasifikasi majalah di bagi dalam 5 kategori utama, yakni : 1. General Consumer Magazine (Majalah konsumen umum) Konsumen majalah ini siapa saja. Mereka dapat membeli majalah tersebut disudut-sudut outlet, mall, supermall atau toko buku lokal. Majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa yang diiklankan pada halaman-halaman tertentu. 2. Business Publication (Majalah Bisnis) Majalah – majalah bisnis disebut juga thread publication, melayani secara khusus informasi bisnis, industry atau profesi. Media ini tidak dijual di mall atau supermall, pembacanya terbatas pada kaum professional atau pelaku bisnis. Produk – produk yang diiklankan umumnya hanya dibeli oleh organisasi bisnis atau kaum professional. 3. Literaci reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah) Banyak diterbitkan oleh organisasi – organisasi nonprofit, universitas, yayasan, atau organisasi professional dan kebanyakan tidak menerima iklan. 4. Newsletter (Majalah khusus terbitan berkala) 17
Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4 sampai 8 halaman dengan perwajahan khusus pula. Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual secara berlangganan. 5. Public Relations Magazines (Majalah Humas) Majalah PR ini diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan dan pemegang saham. Jenis publikasi penerbitan ini berbeda sedikit dengan periklanan, kendati menjadi bagian dari promosi organisasi atau perusahaan yang mensponsori penerbitan.
2.2.7
Media Internal Menurut Dominick dalam Ardianto, Komala, dan Karlinah (2012:121) salah satu
klasifikasi bentuk majalah adalah Majalah Humas, dimana majalah PR ini diterbitkan oleh perusahaan, dan dirancang untuk sirkulasi pada karyawan perusahaan, agen, pelanggan dan pemegang saham. Majalah PR ini merupakan salah satu media untuk dapat memperoleh hubungan yang baik dengan pihak-pihak internal organisasi dengan mengupayakan adanya komunikasi internal yang efektif. Tanpa adanya komunikasi internal yang baik akan sangat sulit untuk sebuah organisasi dapat menjalin hubungan yang baik dengan pihak internal organisasi. Hubungan yang baik dengan komunitas dan masyarakat umum, dimulai dengan komunikasi yang baik dengan karyawan. ( Ardianto :2013:100). Upaya untuk menjalin komunikasi internal yang baik dalam sebuah organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan media internal. Media internal atau In House Journal dipergunakan oleh PR/Humas untuk keperluan publikasi atau sebagai sarana komunikasi yang ditujukan pada kalangan terbatas; sepeti karyawan, relasi bisnis, nasabah atau konsumen. Biasanya berbentuk : News letter, Magazine, Tabloid, Bulletin, Company Profile, Annual Report, Prospektus dan lain sebagainya. ( Ruslan:2012:218). Menurut Frank Jefkins dalam Soemirat dan Ardianto (2012:23 ) terdapat lima bentuk utama mengenai media internal, yaitu : a. The salles Bulletin, merupakan bentuk media komunikasi regular antara manajer penjualan dengan salesmen yang berada di lapangan, dan biasanya diterbitkan secara mingguan. 18
b.
The Newslatter, merupakan media informasi atau siaran berita yang singkat, ditujukan kepada para pembaca yang sibuk atau tidak memilii waktu yang banyak untuk membaca berita terlalu panjang dan rinci.
c. The Magazine, suatu bentuk majalah yang berisikan tulisan feature, artikel, gambar-gambar dan biasanya diterbitkan berkala secara bulanan atau triwulan. d. The Tabloid Newspaper, yaitu media yang mirip dengan surat kabar popular dan berisikan berita-berita pokok, artikel popular yang pendek dan dilengkapi dengan gambar atau ilustrasi yang menarik pembaca. Biasanya diterbitkan berkala secara mingguan, bulanan, atau triwulan. e. The Wall Newspaper, merupakan bentuk media yang sering dipergunakan sebagai media komunikasi internal Antara karyawan di sebuah perusahaan besar, pabrik, pusat pertokoan dan hingga rumah sakit.
2.2.8
BULETiN BINA
NUSANTARA
Group
telah
berhasil
mengembangkan
BINUS
UNIVERSITY menjadi sebuah institusi pendidikan yang dapat diterima dan berharga tidak hanya bagi seluruh rakyat Indonesia dari semua lapisan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga bagi dunia pendidikan pada khususnya. BINUS UNIVERSITY sebagai lembaga pendidikan telah menunjukkan komitmen terus-menerus untuk menjadi yang terbaik dalam memberikan kualitas pendidikan yang relevan dengan kebutuhan industri. Untuk mencapai standar kualitas internasional, kami terus melakukan upaya terbaik kami untuk memberikan para siswa dengan proses belajar yang sangat baik, sampai dengan materi kuliah saat ini, dan sumber daya manusia yang profesional untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan . Selain itu, kami menerapkan metode belajar siswa berpusat, mengembangkan kurikulum yang diakui secara internasional dengan mitra industri dan internasional, dan selalu mengukur dan meningkatkan kualitas kami seperti yang dipersyaratkan oleh ISO 9001:2000 (sejak tahun 1997). Dengan berjalannya waktu ada banyak perubahan seperti teknologi informasi yang berkembang pesat dan membawa semua orang ke dalam pusaran kompetisi. Potensi 19
sumber daya manusia diperlukan untuk mengisi setiap kesempatan yang ditawarkan oleh dunia usaha. BINUS UNIVERSITY bekerja pada visi dan misinya menjadi institusi terkemuka pendidikan, inovatif, dan selangkah lebih maju dalam pengembangan teknologi informasi. BINUS UNIVERSITY menyediakan pendidikan, yang siap untuk menghadapi tantangan global. Kami telah melewati 26 tahun untuk melayani pendidikan kepada masyarakat nasional dan internasional dari pra – sekolah sampai pendidikan tinggi. BINUS UNIVERSITY menawarkan program studi, yang memberikan mahasiswa ruang dan waktu untuk memutuskan mana yang mereka utamakan untuk diambil dengan mempertimbangkan beberapa kombinasi inovatif. Beberapa fasilitas telah disiapkan untuk mendukung kegiatan belajar - mengajar di kampus yang dinamis dan nyaman. Sebagai bagian dari BINUS UNIVERSITY, kita mempunyai majalah Buletin yang dibagikan secara gratis kepada para BINUSIAN yang dibagikan setiap dua bulan. Buletin ini dirancang untuk kedua BINUSIAN pria dan wanita, terutama bagi mereka yang belajar di BINUS UNIVERSITY. Buletin ini dibuat untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai BINUS UNIVERSITY, review-event (apa yang terjadi) , gaya hidup BINUSIAN, BINUSIAN Profil, Merchant kami, dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh BINUSIAN. BINUSIAN adalah orang-orang yang telah memiliki dan studi dan pelatihan di BINA NUSANTARA. Setiap mahasiswa BINUS UNIVERSITY telah menjadi anggota dari komunitas BINUSIAN. Menjadi BINUSIAN bukanlah hanya pilihan untuk mencapai pendidikan dengan keterampilan tambahan dalam aplikasi teknologi tetapi juga merupakan keputusan pertama merupakan langkah yang efektif. Komunitas BINUSIAN visioner membantu setiap BINUSIAN untuk meramalkan masa depan dan berani memutuskan bahwa berada di tempat pertama bukan hanya mimpi.
2.2.9
Karakteristik Majalah Meskipun sama – sama sebagai mendia cetak, menurut (Ardianto, Komala,
Karlina : 2012:122) majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik sendiri, yaitu : a. Penyajian lebih dalam 20
Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan, bahkan bulanan (1 x sebulan). Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih dalam. Analasis beritanya dapat dipercaya dan didasarkan pada buku referensi yang relevan dengan peristiwa. b. Nilai aktualitas lebih lama Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur 1 hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu c. Gambar atau foto lebih banyak Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilakan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang – kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik. Foto – foto yang ditampilkan majalah memiliki daya tarik sendiri, apalagi apabila foto tersebut sifatnya eksklusif. d. Cover sebagai daya tarik Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dan warna yang menarik. Menarik tidaknya cover dari suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.
2.2.10 Pesan / Informasi Menurut Claude E.Shannon dan Warren Weaver dalam Wiryanto mendefinisikan informasi adalah energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan-kemungkinan pilihan yang ada. Kualitas informasi sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman, selera, dan iman seseorang yang mengolah stimulus menjadi informasi. (Wiryanto:2008:30).
21
Menurut Burch dalam Wiryanto (2008:30) menyatakan bahwa sebuah informasi yang berkualitas sangat ditentukan oleh 3 hal, yaitu : a. Kecermatan (accuracy) Informasi dikatakan akurat adalah ketika informasi tersebut terbebas dari bias. b. Tepat waktu (timeless) Informasi dikatakan tepat waktu bila dihasilkan pada saat yang diperlukan. c. Relevansi (relevancy) Adapun relevansi suatu informasi berhubungan dengan kepentingan pengambilan keputusan yang telah direncanakan. Sedangkan menurut Siregar dan Pasaribu dalam Febrian (2012:16) di dalam sebuah majalah terdapat sifat isi pesan yang aktual, informatif, edukatif, dan persuasif, yaitu : 1. Aktual adalah penyajian informasi terkini / up to date, cepat, akurat yang
memiliki nilai berita dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. 2. Informatif adalah konsep penyajian isi pesan / informasi yang lengkap dan
mempunyai nilai berita penting, biasana bersifat universal atau bisa lebih spesifik mengenai bidang tertentu. 3. Edukatif adalah memberikan pengetahuan dan wawasan khususnya kepada
para pembaca. 4. Persuasif
adalah kecenderungan untuk mengarahkan, mengajak, atau
mempengaruhi aspek kognitif individu untuk membentuk pola perilaku tertentu. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan jika majalah BULETiN seharusnya mempunyai sifat isi pesan seperti yang telah dikemukakan. Dimana majalah BULETiN harus bersifat aktual terkait dengan segala hal yang berhubungan dengan BINUS UNIVERSITY, selain itu majalah BULETiN juga harus mengadung unsur informatif yang memberikan informasi-informasi penting mengenai BINUS UNIVERSITY, dan tentunya sebagai suatu institusi pendidikan majalah BULETiN juga mengedepankan unsur edukatif dalam majalahnya yang memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai BINUS UNIVERSITY kepada para binusian serta sifat pesan yang dapat mempengaruhi para BINUSIAN dalam hal ini kaitannya terhadap citra BINUS UNIVERSITY. 22
2.2.11 Efek Pesan Terdapat tiga efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral, menurut (Ardianto, Komala, Karlinah:2012:52) yaitu a. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. b. Efek Afektif adalah efek yang kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuannya dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. c. Efek behavioral merupakan akibat-akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan
2.3
Citra Perusahaan 2.3.1
Definisi Citra Citra dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui
nama perusahaan (logo) dan tampilan lainnya seperti laporan tahunan, brosur, kemasan produk, company profile, interior kantor, seragam karyawan, newslatter, iklan, pemberitaan media, materi tertulis maupun audio visual. Citra (image) merupakan gambaran yang ada dalam benak publik tentang perusahaan. Citra adalah persepsi publik tentang perusahaan menyangkut pelayanannya, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya. (Kriyantono: 2012: 12). Citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. (Ardianto:2013:62). Menurut Frank Jefkins dalam Ardianto (2013:62) mengatakan bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Sedangkan menurut Siswanto Sutojo seperti yang ada dalam Ardianto (2013:63) Citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda atau organisasi. Citra sebagai persepsi masyarakat terhada jati diri perusahaan atau 23
organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui dan mereka kira tentang perusahaan. Dari definisi citra yang telah dijelaskan diatas, dapat disimpulkan jika citra itu adalah suatu pandangan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek dimana pandangan tersebut sangat dipengaruhi dari ketersediaan informasi yang dia peroleh yang menunjang tingkat pengetahuan dan pemahamannya akan suatu objek tersebut.
2.3.2
Jenis-Jenis Citra Terdapat 5 jenis citra seperti yang dijelaskan oleh (Ardianto:2013:63), yaitu: 1. Citra bayangan (mirror image) Adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. 2. Citra yang berlaku (current image) Adalah kebalikan citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihakpihak luar mengenai suatu organisasi. 3. Citra yang diharapkan (wish image) Adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. 4. Citra perusahaan atau citra lembaga (corporate image) Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Suatu badan usaha yang memiliki citra perusahaan positif lebih mudah menjual produk atau jasanya. 5. Citra majemuk (multiple image)
24
Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakila dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan menurut Siswanto Sutojo sebagaimana dikutip dalam Ardianto (2013:65) terdapat tiga jenis citra yang ditonjolkan perusahaan, yaitu : 1. Citra ekslusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada perusahaan-perusahaan besar. Yang dimaksud dengan eksklusif adalah kemampuan menyajikan berbagai macam manfaat terbaik kepada konsumen dan pelanggan. 2. Citra inovatif, yaitu citra yang menonjol karena perusahaan tersebut pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama dengan produk sejenis yang beredar dipasaran. 3. Citra murah meriah, yaitu citra yang ditonjolkan oleh perusahaan yang mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik, tapi harganya murah.
2.3.3
Elemen-Elemen Citra Menurut Prihastiti dan Kusumatuti (2012:109) informasi yang lengkap mengenai
citra perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut : a. Personality Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial. b. Reputation Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah bank. c. Value Nilai – nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan,
25
karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan. d. Corporate Identity Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
2.3.4
Manfaat Citra Sedangkan menurut Siswanto Sutojo dalam Ardianto (2013:63) citra perusahaan
yang baik dan kuat mempunyai manfaat : 1. Daya saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Perusahaan berusaha memenangkan persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasaran taktis. 2. Menjadi perisai selama masa krisis. Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis. 3. Menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset perusahaan. 4. Meningkatkan efektivitas strategi pemasaran. 5. Menghemat biaya operasional karena citranya baik.
2.4
Kerangka Pemikiran BINUS UNIVERSITY sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang menggunkan
media internal sebagai media komunikasi dengan para publik internalnya yaitu BINUSIAN harus memperhatian faktor-faktor yang berhubungan dengan pesan yang disampaikan. Adanya kesesuaian isi pesan yang dibuat akan mempengaruhi citra BINUS UNIVERSITY. Citra dinilai dari personality, reputation, value, corporate identity. Oleh karena itu, berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, serta merujuk dari penelitian sebelumnya, maka variable yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumusakan melalui kerangka pemikiran sebagai berikut :
26
Variabel (X)
Variabel (Y)
Penyajian Pesan
Citra Perusahaan
• Aktual
• Personality
• Informatif
• Reputation
• Edukatif
• Value
• Persuasif
• Corporate Identity
Gambar 2.2 Kerangka Pikir
27