BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perilaku Terencana The theory of planned behavior (TPB) merupakan pengembangan dari theory of reasoned action (Ajzen dan Fishbein, 1980; Fishbein dan Ajzen, 1975; Ajzen, 1991 dalam Kuningsih 2013). Theory of reasoned action atau TRA merupakan teori untuk memprediksi niat berperilaku (behavioral intention). TRA menjelaskan bahwa perilaku merupakan fungsi dari niat. Niat ditentukan oleh sikap (attitude towards behavior) dan norma subjektif (subjective norms). Sikap terbentuk dari keyakinan terhadap perilaku (behavioral beliefs) dan norma subjektif terbentuk dari keyakinan normatif (normative beliefs). Theory of reasoned action (TRA) memiliki kelemahan, karena berasumsi bahwa seseorang memiliki kontrol penuh untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku. TRA tidak mempertimbangkan bagaimana jika seseorang tidak memiliki kontrol penuh terhadap perilaku tersebut. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka Ajzen menanbahkan konstruk kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral kontrol atau PBC) yang terbentuk dari kepercayaan kontrol (kontrol beliefs). Jadi, perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap dan norma subjektif, tetapi juga oleh kontrol perilaku persepsian. Dengan penambahan konstruk kontrol perilaku persepsian, TRA kemudian berubah menjadi TPB. Dalam theory of planned behavior (TPB), niat untuk berperilaku ditentukan oleh tiga macam kepercayaan, antara lain (Sulistiani, 2012): 1. Kepercayaan
perilaku
(behavioral
beliefs),
yaitu
kepercayaan
tentang
kemungkinan terjadinya perilaku. Kepercayaan perilaku akan menghasilkan suatu sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap perilaku. 2. Kepercayaan normatif (normative beliefs), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut. Kepercayaan normatif menghasilkan tekanan sosial atau norma subjektif. 3. Kepercayaan kontrol (kontrol beliefs), yaitu kepercayaan tentang adanya faktorfaktor yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan
9
10 persepsian dari faktor-faktor tersebut. Kepercayaan kontrol akan menghasilkan kontrol perilaku persepsian.
Sikap terhadap perilaku (Attitude Towards Behavior)
Norma subjektif (Subjective Norms)
Niat Berperilaku (Behavioral Intention)
Perilaku (Behavior)
Konsep Perilaku Persepsian (Perceived Behavioral Kontrol)
Sumber: Jogiyanto(2008) dalam Sulistiani (2012)
Gambar 2.1 Model Theory of Planned Behavior (TPB)
Dari bagan di atas bisa di lihat bahwa kontrol perilaku persepsian dapat mempengaruhi minat dan juga mempengaruhi perilaku secara langsung. Hal ini dapat diartikan bahwa apabila seseorang memiliki sikap dan norma subjektif yang mendukung suatu perilaku, tetapi seseorang tersebut tidak memiliki sumber daya dan kesempatan, maka seseorang tersebut belum tentu memiliki minat yang kuat untuk melakukan perilaku. Dengan kata lain, kontrol perilaku persepsian dapat memperkuat atau memperlemah minat untuk berperilaku. Dalam penelitian ini sangat penting kaitannya. Dimana persepsi mahasiswa akuntansi akan mempengaruhi minat
11 untuk pemilihan karir yang diminatinya, dimana kelompok kepercayaan perilaku terdapat penghargaan finansial dan pelatihan profesional, kelompok kepercayaan normatif terdapat personalitas, dan kelompok kepercayaan kontrol terdapat pengakuan profesional, dan pertimbangan pasar kerja.
2.1.2 Persepsi 2.1.2.1 Pengertian Persepsi Menurut Aprilyan (2011) Persepsi dapat diartikan sebagai suatu proses perjalanan sejak dikenalnya suatu objek melalui organisasi indera sampai diperolehnya gambaran yang jelas dan dapat dimengerti serta diterima objek tersebut dalam kesadaran kita. Proses persepsi dimulai dari diterimanya rangsangan (stimulasi) oleh seseorang melalui alat penerimanya (panca indera), dilanjutkan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, rangsangan tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, dan memahami apa yang diinderanya itu.
2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Sofyandi dan Ganiwa (2007) dalam Vallensia (2012), ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu : 1. Pelaku Persepsi Bila seseorang memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sarat dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual itu. Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. 2. Target Karakteristik-karakteristik dalam target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Orang-orang yang keras suaranya lebih mungkin untuk diperhatikan dalam suatu kelompok. 3. Situasi Situasi adalah hal penting dalam setiap individu melihat objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi-persepsi individu.
12 2.1.3 Minat Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008) dalam Kuningsih (2013) mendefinisikan Minat sebagai kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dan rasa senang. Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara. Minat menunjukan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah dilakukan oleh kegiatan itu sendiri. Dengan demikian, minat terhadap sesuatu pada dasarnya membantu seseorang melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri. Sartika (2011) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan minat, yaitu: 1. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. 2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba melakukan sesuatu. 3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang diusahakan seseorang untuk melakukan sesuatu. 4. Minat menunjukkan seberapa suka seseorang terhadap sesuatu.
2.1.4 Pengertian Karir Istilah karir sangat melekat pada suatu pekerjaan atau profesi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karir adalah perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang atau perkembangan dan kemajuan baik pada kehidupan, pekerjaan atau jabatan seseorang. Karir lebih menekankan pada aspek dalam diri seseorang bahwa pandangan seseorang tersebut mengenai pekerjaannya merupakan perwujudan panggilan hidup yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan serta mewarnai seluruh gaya hidupnya (life style), tanpa mengesampingkan kedua aspek lainnya.
13 Pekerjaan yang dimaksud merupakan pekerjaan yang mendapatkan imbalan dalam bentuk gaji (uang). Dalam Merdekawati dan Sulistyawati (2011) terdapat empat tahap-tahap karir yang akan dilalui seseorang yakni : 1. Tahap pilihan karir (Career Choice) Tahap pilihan karir secara umum terjadi antara masa remaja sampai umur 20 tahun, ketika manusia mengembangkan visi dan identitas mereka yang berkenaan dengan masa depan atau gaya hidup, sesuai dengan pilihan jurusan dan pendidikan seseorang. 2. Tahap karir awal (Early Career) Selama periode tahap karir awal, seseorang juga meninjau kembali pengalaman yang terdahulu dan sekarang selama bekerja di perusahaan dan mencoba untuk menentukan apa yang diharapkan di masa yang akan datang. 3. Tahap karir pertengahan (Middle Career) Dalam tahap karir pertengahan ini, seseorang bergerak dalam suatu periode stabilisasi di mana mereka dianggap produktif, menjadi semakin lebih memikul tanggung jawab yang lebih berat dan menerapkan suatu rencana lahir yang lebih berjangka panjang. 4. Tahap karir dan pension Tahap karir akhir dan pension merupakan tahap akhir dalam tahapan karir. Seseorang mulai melepaskan diri dari belitan-belitan tugasnya dan bersiap pension. Tahapan ini juga berguna untuk melatih penerus, mengurangi beban kerja atau mendelegasikan tanggung jawab kepada karyawan baru atau junior.
2.1.5 Karir Sebagai Akuntan Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut : 2.1.5.1 Akuntan Publik (Publik Accountants) Akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik. Profesi akuntan publik diatur dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Pada pasal 3 dan penjelasan pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa akuntan publik adalah profesi yang dapat memberikan jasa asuransi yang meliputi jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan historis, jasa audit kinerja, jasa internal audit, jasa perpajakan, jasa
14 kompilasi laporan keuangan, jasa pembukuan, jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, dan jasa sistem teknologi informasi.
2.1.5.2 Akuntan Perusahaan Pekerjaan akuntansi dalam perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen berguna untuk menghasilkan informasi khususnya bagi pengguna internal seperti manajer dan karyawan yang berfungsi untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam pembuatan, perencanaan, pengendalian dan keputusan. Sedangkan akuntansi keuangan berguna untuk menghasilkan informasi bagi pihak internal maupun eksternal, seperti manajer, karyawan, investor, kreditur, maupun pemerintah yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara keseluruhan. Keunggulan dari akuntan perusahaan dibanding posisi lain dalam perusahaan adalah peningkatan karir yang cepat dan susah untuk diberhentikan dari perusahaan. Tetapi untuk mendapatkan pekerjaan ini juga biasanya sulit karena harus lulus dari serangkaian tes, seperti tes psikologi, tes materi akuntansi, tes wawancara, dan tes kesehatan.
2.1.5.3 Akuntan Pemerintah (Government Accountants) Merdekawati dan Sulistyawati (2011) menyatakan bahwa akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk kepada pemerintah. Lembaga-lembaga pemerintah biasanya sudah diatur dengan undang-undang, sehingga tugas dan kewajiban akuntan pemerintah disesuaikan dengan undang-undang berlaku. Sarjana akuntansi yang berprofesi sebagai akuntan pemerintah mempunyai status negeri. Keunggulan berprofesi sebagai akuntan pemerintah adalah dana pensiun yang cenderung lebih terjamin dibandingkan akuntan perusahaan dan akuntan publik.
2.1.5.4 Akuntan Pendidik
15 Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. Andersen (2012) menyatakan bahwa Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, yaitu mengajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi. Akuntansi pendidik berperan sangat penting dalam perkembangan dan keberlanjutan ilmu akuntansi melalui hasil penelitian maupun pengajaran di universitas dan lembaga pengajaran sejenis. Seseorang berhak menyandang gelar Akuntan bila telah memenuhi syarat antara lain: Pendidikan Sarjana Jurusan Akuntansi dari Fakultas Ekonomi Perguruan Tinggi yang telah diakui menghasilkan gelar Akuntan atau perguruan tinggi swasta yang berafiliasi ke salah satu perguruan tinggi yang berhak memberikan gelar Akuntan. Mahasiswa yang memilih berprofesi sebagai akuntan pendidik lebih mengharapkan pekerjaan dengan keamanan kerjanya terjamin dan sifat pekerjaan yang rutin sehingga tidak mengalami kesulitan untuk melakukan sehari-hari.
2.1.5.5 Chartered Accountant Menurut situs IAI (2014), kompetensi dan integritas tentu saja tidak selamanya bisa diukur dengan sebuah gelar dan jabatan. Namun bila ada sebutan yang bisa menggambarkan komitmen menjadi seorang akuntan handal dan terkemuka dengan kekuatan profesionalisme maka itu adalah Chartered Accountant (CA). Peluncuran CA ini dimaksudkan sebagai pengakuan bagi Anggota Utama IAI yang memenuhi kualifikasi sebagai Akuntan Profesional, sertifikasi ini selaras dengan panduan dari asosiasi akuntan dunia, International Federation of Accountants (IFAC). Chartered Accountant (CA) adalah Akuntan Profesional yang memenuhi seluruh kriteria berikut: memenuhi register akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki pengalaman atau menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi, baik sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik, dan menaati dan melaksanakan Standar Profesi. Sebutan CA ini dapat mendulang segudang manfaat, CA akan memberikan nilai tambah yang luar biasa, dijaga kompetensinya sesuai dengan ketentuan IAI
16 mengacu ke standar internasional, memperoleh pengakuan untuk mengambil keputusan yang signifikan dalam bidang-bidang yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk kepentingan publik, serta dapat diakui oleh PAO negara lain (dalam arti, tidak perlu menempuh beberapa mata ujian, gelar CA ini menyejajarkan Akuntan Beregister (Ak) , dengan gelar profesi akuntan Internasional seperti CPA, ACCA, CIMA, ataupun CMA). Berikut kompetensi yang dimiliki oleh Chartered Accountant: 1. CA adalah profesional yang bertanggung jawab untuk menyiapkan dan melaporkan laporan keuangan kepada pemegang saham dan publik. 2. CA dapat menganalisis dan mengevaluasi informasi keuangan, membuat keputusan
berdasarkan informasi tersebut, dan merencanakan implementasi
keputusan yang diambil. 3. CA dapat bertindak sebagai konsultan mengenai masalah akuntansi, perpajakan, keuangan, pelaporan manajemen, dan sistem informasi, serta diberikan lisensi untuk mendirikan kantor jasa akuntansi selain jasa asuransi. 4. CA dapat menandatangani laporan keuangan perusahaan.
2.2 Profesi Akuntan Publik Menurut International Federation of Accountants dalam Jimmy (2010) yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlihan di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak, dan konsultan manajemen. Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang makin lama semakin bertambah kompleksnya. Gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat disamakan dengan bidang pekerjaan yang lain, misalnya bidang hukum atau bidang teknik.
17 2.2.1 Akuntan Publik Profesi akuntan publik berkembang sejalan dengan perkembangannya berbagai jenis perusahaan. Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan profesinya. Modal ini dapat berasal dari pihak intern perusahaan (pemilik) dan pihak ekstern perusahaan (investor dan pinjaman dari kreditur). Oleh karena itu, laporan keuangan dibutuhkan oleh kedua pihak tersebut dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan keuangan yang akan dibuat manajemen merupakan penyampaian informasi mengenai pertanggungjawaban pengelolaan dana yang berasal dari pihak ekstern maupun intern perusahaan. (Setiyani, 2005) dalam (Alhadar, 2013) Akuntan publik atau auditor adalah akuntan yang bekerja di kantor akuntan publik. Profesi akuntan publik diatur dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Pada pasal 3 dan penjelasan pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publikdijelaskan bahwa akuntan publik adalah profesi yang dapat memberikan jasa asuransi yang meliputi jasa audit atas informasi keuangan historis, jasa review atas informasi keuangan historis, jasa audit kinerja, jasa internal audit, jasa perpajakan, jasa kompilasi laporan keuangan, jasa pembukuan, jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan, dan jasa sistem teknologi informasi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik pasal 6 ayat (1) huruf a menyatakan syarat untuk menjadi akuntan publik anatara lain calon akuntan publik haruslah: 1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah (dalam penjelasan butir ini disebutkan bahwa pihak yang dapat mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan Publik adalah seseorang yang memiliki pendidikan minimal sarjana strata 1 (S-1), diploma IV (D-IV), atau yang setara). 2. Berpengalaman praktik memberikan jasa asuransi. 3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan ijin Akuntan Publik. 6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun atau lebih.
18 Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai seorang akuntan publik dalam mendirikan kantor akuntan, seseorang harus memperoleh ijin dari Departmen Keuangan. Pengalaman di KAP membuat seorang individu dicari oleh perusahaan karena dianggap telah menguasai akuntansi sesuai standar yang berlaku. Karir pada profesi akuntan publik relatif lebih jelas. Berikut ini gambaran jenjang karir akuntan publik (Widyasari, 2010) : a. Junior Auditor, bertugas melaksanakan prosedur audit secara rinci memuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Merupakan entry level karir akuntan publik. b. Senior Auditor, bertugas untuk melaksanakan audit, koordinasi dan bertanggung jawab pada kerja lapangan (field work) untuk mengusahakan efisiensi biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana serta mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor. Biasanya memerlukan waktu 2 (dua) sampai 5 (lima) tahun untuk ke jenjang ini. c. Audit Manager, sering disebut sebagai pengawas audit yang bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit (review atas kertas kerja, laporan audit dan management letter), serta berhubungan dengan klien. Untuk mencapai jenjang ini memerlukan waktu rata-rata 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun masa kerja setelah melalui jenjang auditor senior. d. Partner, bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai auditing dan terlibat secara signifikan dalam pengambilan keputusan-keputusan audit. Partner merupakan pemilik dari firma sehingga mempunyai tanggung jawab utama dalam menjalankan proses audit dalam melayani klien. Masa kerja yang dibutuhkan untuk menjadi partner dalam kantor akuntan adalah 10 (sepuluh) tahun atau lebih masa kerja setelah melalui jenjang manajer audit.
2.2.2 Sertifikasi Akuntan Publik (CPA) Certified Public Accountant of Indonesia, disingkat CPA of Indonesia atau CPA, merupakan sebutan (designation) sertifikasi tertinggi profesi akuntan publik di Indonesia. Sertifikasi CPA of Indonesia merupakan sertifikasi berbasis kompetensi individu; dengan demikian basis penyelenggaraan sertifikasi adalah, dan akan selalu, berbasis pada kompetensi yang dibutuhkan individu untuk berpraktek, atau menginginkan keahlian yang dibutuhkan untuk berprofesi, sebagai akuntan publik.
19 Sertifikasi akuntan publik diselenggarakan sesuai dengan hukum undangundang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan peraturan pelaksanaan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 tentang penetapan Institut Akuntan Publik Indonesia sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang nomor 5 tahun 2011, serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008. Sertifikasi akuntan publik merupakan salah satu persyaratan yang diperlukan untuk penerbitan ijin praktek individu oleh Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
2.2.3 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia Keputusan
Mendiknas
Nomor
179/U/2001
dalam
Perkasa
(2014)
menyebutkan Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi setelah program ilmu sarjana ekonomi pada program studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlihan bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi berhak menyandang gelar profesi. Kemudian mereka harus mendaftar ke Departmen Keuangan untuk mendapatkan nomor register sehingga terdaftar menjadi akuntan. Lulusan Pendidikan Profesi Akuntansi akan menjadi akuntan yang berhak mendapatkan Register Negara dan boleh mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). USAP merupakan persyaratan penting untuk mendapatkan ijin praktik sebagai Akuntan Publik. Dengan adanya Pendidikan Profesi Akuntan maka dapat dilihat Gambar 2.2 model pendidikan profesi akuntansi yang menghasilkan akuntan-akuntan di Indonesia adalah sebagai berikut :
20
Lulusan PTN
Lulusan PTS
Pendidikan Profesi Akuntan (PPA) Dengan Gelar Akuntan
Akuntan BAP
KAP
Akuntan Lainnya
Akuntan SAS, dll
Sarjana Akuntansi Non PPA = Ujian Sertifikasi Sumber : Perkasa (2014)
Gambar 2.2 Model Sistem Pendidikan Akuntansi di Indonesia 2.2.4 Karir di Kantor Akuntan Publik Interprestasi 101-9 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan CPA atau Kantor Akuntan Publik (member of member’s firm) meliputi semua dari berikut ini : (Boynton et al., 2003:109) dalam Alhadar (2014) 1. Semua orang (dari setiap tingkatan) yang berpartisipasi dalam perikatan, kecuali mereka yang hanya melaksanakan fungsi klerk rutin, seperti juru ketik atau operator fotokopi. 2. Semua orang yang memiliki posisi manajerial dan berlokasi dalam kantor yang berpartisipasi signifikan dalam perikatan (misalnya direktur sumber daya manusia). 3. Semua pemilik, partner, atau pemegang saham dari kantor akuntan publik. 4. Sebuah entitas (misalnya kemitraan, korporasi, perwakilan, atau kerjasama) yang kebijakan usaha, keuangan, atau akuntansinya dapat dikendalikan oleh
21 seseorang atau lebih dari orang-orang yang telah disebutkan di atas atau oleh dua orang atau lebih yang dipilih dan ditunjuk untuk bertindak bersama-sama. Akuntan publik merupakan profesi yang menjual jasa kepada masyarakat umum terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang disajikan klien. Pemeriksaan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dari pihak intern perusahaan maupun ekstern perusahaan (kreditur, investor, calon kreditur, calon investor, instansi pemerintah, dan masyarakat). Dalam realitanya akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama, yaitu atestasi, perpajakan, konsultasi manajemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan. 2.3 Faktor–Faktor Yang Menjadi Pertimbangan dalam Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (CPA) 2.3.1 Penghargaan Finansial Gaji atau penghargaan finansial adalah hasil yang diperoleh sebagai kontraprestasi yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan keputusan kepada karyawan. Menurut Alhadar (2013) Penghargaan finansial adalah sebuah penghargaan yang berwujud finansial. Penghargaan finansial tersebut dipertimbangkan dalam pemilihan profesi karena tujuan utama seseorang bekerja adalah memperoleh penghargaan finansial. Penghargaan finansial dipandang sebagai alat ukur untuk menilai pertimbangan jasa yang telah diberikan karyawan sebagai imbalan yang telah diperolehnya. 2.3.2 Pengakuan Profesional Pengakuan profesional mencakup sesuatu yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi dan keberhasilan dari suatu pekerjaan. Dengan diakuinya prestasi kerja akan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan dapat meningkatkan motivasi dalam pencapaian karir yang lebih baik. Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional ini dapat juga dikategorikan sebagai penghargaan yang tidak berwujud finansial. Menurut (Stole, 1976) dalam (Aprilyan, 2013) pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik. Hal ini berarti bahwa memilih profesi, tidak hanya bertujuan mencari penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk pengakuan berprestasi dan
22 mengembangkan
diri.
Elemen-elemen
dalam
pengakuan
profesi
meliputi:
kesempatan untuk berkembang, pengakuan berprestasi, kesempatan untuk naik pangkat, dan menghargai keahlian tertentu.
2.3.3 Pelatihan Professional Pelatihan Profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja. Pelatihan Profesional yang terarah akan meningkatkan minat terhadap karir yang di pilih (Wudjud, 2010). Beberapa elemen dalam pelatihan profesional yakni, pelatihan sebelum kerja, mengikuti pelatihan di luar lembaga, mengikuti pelatihan rutin lembaga, dan variasi pengalaman kerja. Mahasiswa akuntansi beranggapan bahwa pelatihan profesional ini perlu dilakukan oleh semua profesi akuntansi (Nanang, 2014).
2.3.4 Nilai-Nilai Sosial Nilai-nilai
sosial
ditunjukkan
sebagai
faktor
yang
menanmpakkan
kemampuan seseorang pada masyarakatnya atau dengan kata lain, nilai seseorang dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya. Nilai sosial di pertimbangkan dalam memilih profesi. Mahasiswa akuntansi menganggap profesi akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberi kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan lebih prestisius dibandingkan profesi akuntan lainnya (Sartika, 2012). 2.3.5 Pertimbangan Pasar Kerja Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersediannya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja (Rahayu et al, 2003) dalam (Merdekawati dan Sulistyawati, 2011). Pekerjaan yang memiliki pasar kerja yang lebih luas akan lebih diminati dari pada pekerjaan yang pasar kerjanya kecil. Hal ini karena peluang pengembangan dari pekerjaan dan imbalan yang diperoleh akan banyak. Dengan demikian, pertimbangan pasar kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk menentukan karirnya sebagai akuntan publik.
23 2.3.6 Personalitas Wicaksono (2011) mengatakan bahwa personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan atau kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas menunjukkan bagaimana mengendalikan atau mencerminkan kepribadian seseorang dalam bekerja. Biasanya faktor penyebab seseorang kehilangan pekerjaan antara lain karena ketidaksesuaian kepribadian mereka dengan pekerjaan.
2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai bahan acuan dan sumber informasi bagi penulis. Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan dalam pemilihan karir mahasiswa akuntansi, berikut merupakan tabel ringkasan penelitian terdahulu :
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No
1
Peneliti
Judul
Variabel
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Chan
Analisis Faktor-
Penghargaan
Pelatihan
(2012)
Faktor Yang
finansial,
professional dan
Mempengaruhi
pelatihan
personalitas
Pemilihan Karir
profesional,
berpengaruh
Menjadi
pengakuan
signifikan terhadap
Akuntan Publik
profesional, nilai-
minat menjadi
Oleh Mahasiswa nilai sosial,
akuntan publik.
Jurusan
lingkungan kerja,
Sedangkan
Akuntansi.
pertimbangan
Penghargaan
pasar kerja,
finansial,
personalitas
lingkungan
pencapaian
kerja,pertimbangan
akademik.
pasar kerja dan pencapaian
24 No
Peneliti
Judul
Variabel
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
akademik tidak berpengaruh signifikan terhadap minat dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik. 2
Merdekawati
Faktor-Faktor
Penghargaan
Persepsi mengenai
yang
finansial,
nilai-nilai sosial
Sulistyawati
Mempengaruhi
pelatihan
mempengaruhi
(2011)
Pemilihan Karir
profesional,
dalam memilih
Akuntan Publik
pengakuan
karir akuntan
dan Non
profesional, nilai-
publik, persepsi
Akuntan Publik
nilai
mengenai
sosial,lingkungan
lingkungan kerja
kerja,
dan personalitas
pertimbangan
tidak berpengaruh
pasar kerja, dan
signifikan.
dan
personalitas. 3
Zyl dan
Why some
Keamanan kerja,
a. Faktor utama
Villiers
Student Choose
kepuasan
yang berpengaruh
(2011)
to Become
kerja, keahlian
terhadap pilihan
Chartered
akuntansi,
karir sebagai CA
Accountants
penghasilan
adalah keamanan
(and Others Do
potensial, serta
kerja, kepuasan
Not)
pengaruh
kerja, keahlian
orangtua, teman,
akuntansi, dan
guru dan pakar
penghasilan
profesional.
b. Faktor pengaruh orangtua, guru dan
25 No
Peneliti
Judul
Variabel
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
pakar profesional berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik 4
Uyar,dkk.
Factors
Accounting is not
Minat di bidang
(2013)
Affecting
a career choice
akuntansi dan
Students Career
(difficulty, time,
kesempatan kerja
Choice In
boredom,
memiliki asosiasi
Accounting: The
streesful,
positif yang
Case Of A
responsibility,
signifikan dengan
Turkish
other areas
keberhasilan dalam
University.
opportunities),
kursus akuntansi,di
Accounting is a
sisi lain, faktor
career choice
status sosial yang
(opportunities,
menawarkan karir
interest, abilities,
akuntansi memiliki
independent,
hubungan negatif
familiy, business,
yang signifikan
earnings, status,
dengan kinerja.
relatives) 5
Hutaibat
Interest in the
Career outcome
(2012)
Management
expaclation, career yang signifikan
Accounting
challenge, social
antara karir dengan
Proffesion
influence,
minat mahasiswa
Accounting
academic
akuntansi dalam
Student’s
performance in
berkarir sebagai
Perceptions in
accounting
akuntan publik.
Joardanian Universities Sumber : Refrensi Penelitian Terdahulu
adanya pengaruh
26 2.5 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran menjelaskan hubungan antara variabel penelitian. Variabel-variabel yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.
Variabel independen, meliputi: penghargaan finansial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas.
2.
Variabel dependen, meliputi: pemilihan karir, pemilihan karir ini adalah pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA). Kerangka pemikiran yang menggambarkan kaitan antara variabel-variabel penelitian selanjutnya dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :
Penghargaan Finansial (X1)
H1
Pengakuan Profesional (X2)
H2
Pelatihan Profesional (X3)
H3
Nilai-Nilai Sosial (X4)
H4
Pertimbangan Pasar Kerja (X5)
H5
Personalitas (X6)
H6
Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik (CPA) (Y)
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
2.6 Pengembangan Hipotesis 2.6.1 Penghargaan Finansial (X1) Alhadar (2013) Penghargaan finansial adalah sebuah penghargaan yang berwujud finansial. Penghargaan finansial tersebut dipertimbangkan dalam pemilihan
27 profesi. Karena tujuan utama seseorang bekerja adalah memperoleh penghargaan finansial. Penghargaan finansial dipandang sebagai alat ukur untuk menilai pertimbangan jasa yang telah diberikan karyawan sebagai imbalan yang telah diperolehnya. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H1 : Penghargaan finansial (X1) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
2.6.2 Pengakuan Profesional (X2) Pengakuan profesional mencakup hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi dan keberhasilan dari suatu pekerjaan. Dengan diakuinya prestasi kerja akan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan dapat meningkatkan motivasi dalam pencapaian karir yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Alhadar (2013) secara simultan bahwa pengakuan profesional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik oleh mahasiswa akuntansi dan PPAk di Universitas Hasanuddin. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H2: Pengakuan profesional (X2) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
2.6.3 Pelatihan Profesional (X3) Pelatihan profesional mencakupi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan keahlian. Pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan profesional, pelatihan kerja rutin dan pengalaman kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Chan (2012) faktor pelatihan professional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Aprilyan dan Laksito (2011) secara simultan dan parsial faktor pelatihan profesional berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H3: Pelatihan profesional (X3) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
28 2.6.4 Nilai-Nilai Sosial (X4) Pekerjaan akuntan membutuhkan lingkungan dan situasi yang baik. Nilainilai sosial mendorong pekerjaan akuntan lebih dihargai dan mendapat tempat di strata sosial masyarakat. Menurut penelitian Sari (2012) secara simultan bahwa nilai-nilai sosial memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H4: Nilai-nilai sosial (X4) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y). 2.6.5 Pertimbangan Pasar Kerja (X5) Pertimbangan pasar kerja berhubungan erat dengan pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang. Pekerjaan yang memiliki pasar kerja yang lebih luas akan lebih diminati dari pada pekerjaan yang pasar kerjanya kecil. Hal ini karena peluang pengembangan dari pekerjaan dan imbalan yang diperoleh akan banyak. Dengan demikian, pertimbangan pasar kerja merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk menentukan karirnya sebagai akuntan publik. Menurut penelitian Sari (2012) secara simultan pertimbangan pasar kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H5: Pertimbangan pasar kerja (X5) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
2.6.6 Personalitas (X6) Rahayu (2003) dalam Sartika (2014) mengatakan bahwa, personalitas merupakan salah satu determinan yang potensial terhadap perilaku individu saat berhadapan dengan situasi atau kondisi tertentu. Hal ini membuktikan bahwa personalitas berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Personalitas menunjukkan bagaimana mengendalikan atau mencerimnkan kepribadian seseorang dalam bekerja..
29 Berdasarkan penelitian Sari (2012) secara simultan pertimbangan pasar kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi UMSU Medan. Chan (2012) faktor personalitas berpengaruh signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa jurusan akuntansi. Dari uraian di atas, dirumuskan penelitian sebagai berikut : H6: Personalitas (X6) berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
2.6.7 Variabel X1,X2,X3, X4,X5,X6 H7: Variabel penghargaan finansial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik (CPA) (Y).
30