ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM “SPORTVAGANZA” DI TRANS TV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE Ellen Tendy Bulevar Hijau Blok G4 No.20, 08998709085,
[email protected]
ABSTRAK Kata Kunci: Analisis, Proses Produksi, Program Sportvaganza, Rating dan Share. TUJUAN PENELITIAN untuk mengetahui analisis proses produksi program “Sportvaganza” di TRANS TV dalam meningkatkan rating dan share. METODE PENELITIAN ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara mendalam (in-depth interview). ANALISIS. Mengetahui proses produksi program “Sportvaganza” melalui hasil observasi yang disesuaikan dengan pernyataan informan dan pengamatan serta menganalisis strategi-strategi produksi yang ditemukan selama melakukan penelitian. HASIL YANG DICAPAI adalah mengetahui proses produksi dalam pembuatan program "Sportvaganza" dan menemukan strategi sebuah program televisi dalam meningkatkan rating dan share programnya berdasarkan analisis SWOT. SIMPULAN. Pada penelitian yang dilakukan terhadap Analisis Proses Produksi Program “Sportvaganza” di TRANS TV maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap melakukan produksi program “Sportvaganza”, akan melalui tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi serta adanya strategi dan analisis SWOT di setiap tahapan produksinya untuk meningkatkan rating dan share. (ET)
THE PURPOSE of this research is to know the production process analysis of “Sportvaganza” program at TRANS TV to increase rating and share. THE METHOD of this research was conducted by qualitative descriptive approach with in-depth interview technique. THE ANALYSIS. To find out the production process of “Sportvaganza” program through observation that adapted to the statements of informans, observation, and also analyzing the production strategies that found during the research. The goal of this research. THE RESULT ACHIEVED is to know the process and production strategy in making the program “Sportvaganza” and find the strategy of a television program to improve they rate and share based on SWOT analysis. THE CONCLUTION. Based on the research conducted Analysis of “Sportvaganza” Program’s Production Process at TRANS TV, it can be concluded that in making production of “Sportvaganza”program will be through three steps those are preproduction, production, and post-production, as well as the existence of the strategies and SWOT analysis in each step of production. (ET)
PENDAHULUAN Produksi program televisi memiliki berbagai macam format dan materi. Beberapa format program kadang-kadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. Namun, beberapa format yang sama. Demikian halnya dengan materi program. Setiap materi program perlu memperoleh perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya. Menciptakan suatu program dengan materi musik pasti sangat berbeda ketika menciptakan program materi dengan materi cerita atau talk show (Wibowo, 2009:45). Untuk menciptakan suatu konten yang bukan hanya dapat dinikmati dalam segi kualitas tetapi juga harus menarik, karena itu sangat dibutuhkan pencarian ide yang kreatif, unik, berbeda, dan inovatif. Selain isi konten yang menjadi alat jual suatu program, ada beberapa faktor yang ikut menjadi pendukung dalam suatu program yaitu dari segi pengemasan, presenter atau aktor, jenis program, konsep, waktu tayang, hingga durasi juga menjadi hal pendukung yang penting. Karena masyarakat menonton tetevisi bukan hanya karena alasan untuk mendapatkan informasi, akan tetapi juga untuk mendapat hiburan, termasuk dalam dunia olahraga. Olahraga merupakan aktivitas gerak fisik dari anggota-anggota tubuh manusia demi meningkatkan vitalitas dan kekebalan tubuh dengan membuang racun-racun di dalam tubuh agar menjadi lebih sehat. Olahraga pun dibagi menjadi berbagai jenis sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dari hal inilah, olahraga dapat menjadi sebuah tema atau topik sebuah program. Semakin meningkatnya jumlah tayangan program mengenai olahraga, maka semakin meningkat pula pilihan masyarakat untuk menonton program olahraga. Bahkan penonton dapat menerima informasi olahraga melalui suara dan gambar dengan gerakan asli sesuai dengan apa yang terjadi. TRANS TV adalah sebuah stasiun televisi swasta yang dimiliki oleh TRANS CORPORATION dan dipimpin oleh Chairul Tanjung. TRANS TV sebagai televisi media massa yang selalu berusaha untuk menayangkan program-program yang terkenal sebagai program yang kreatif, inovatif, menarik, berbeda, dan unik. Meningkatnya jumlah program acara televisi berhubungan dengan semakin beragamnya jenis dan konsep program yang ditawarkan, seperti program berita (news), feature, dokumenter, entertainment, dan air magazine. Seperti program olahraga “Sportvaganza” yang berformat sebagai program sport magazine. “Sportvavaganza” tayang setiap hari Selasa hingga Kamis setiap pukul 01.00-01:30 WIB (tetapi dapat berubah sesuai dengan pengaturan dari Master Control Room dikarenakan time slot pada program sebelumnya). Program yang baru tayang dari tanggal 5 Februari 2013 ini dapat ditonton oleh siapa saja (baik pria atau wanita bahkan dari anak-anak hingga dewasa) dan semua golongan. Program ini mengulas dan mengangkat berbagai informasi menarik seputar olahraga, tetapi dengan tidak monoton karena informasi olahraga ini diambil dari sudut pandang yang lebih kreatif dan menarik serta dibawakan dengan secara informal dan menghibur dengan ciri khas dari presenter Fitri Rakhmawati atau yang lebih dikenal dengan Fitri Tropica atau Fitrop, wanita muda yang berkerja sebagai presenter, artis, penyiar radio dan penulis ini memang sudah sering bekerja bersama TRANS TV, dengan gaya khasnya yang menghibur ini pun mampu memberikan suasana berbeda pada program ini. Melihat keunikan dari program inilah, penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai proses produksi yang lebih dalam terhadap program ini. Dari sebuah ide hingga dikemas menjadi suatu tayangan yang dapat disiarkan kepada masyarakat luas, ditambah dengan alasan "Sportvaganza" merupakan program yang baru, maka hasil yang dicapai oleh program "Sportvaganza" dapat dilihat dan diukur melalui hasil perhitungan rating dan share. Rating dan share merupakan hal yang penting dalam suatu program dikarenakan hal tersebut menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya sebuah program. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengangkat topik penelitian dengan judul : “ANALISIS PROSES PRODUKSI PROGRAM SPORTVAGANZA DI TRANS TV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE”. Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi, dan perasaan penontonnya sehingga membuat mereka terhipnotis dan terhanyut dalam pertunjukan televisi. Bahasa yang digunakan dalam media populer seperti televisi, radio, dan media cetak pun turut memberikan pengaruh pada pemakaian bahasa pergaulan remaja sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar umumnya jarang digunakan dalam tayangan televisi, misalnya tayangan sinetron atau acara musik. Perkembangan teknologi membuat penyiaran televisi mudah menjangkau rumah-rumah dengan bebas dan cenderung tanpa kendali sehingga meningkatkan kecemasan tentang efek media massa terhadap khalayaknya. Dari sekian banyak media massa, televisi diduga mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap penontonnya. Dari televisi pula orang dapat belajar banyak tentang informasi dan
memahami tentang dunia, bagaimana perilaku dalam masyarakat, mempelajari hubungan sosial, hingga nilai-nilai perilaku sosial, dan anti-sosial (Azeharie, 2011:66-67). Eko Harry Susanto (2009: 52) AGB Nielsen, sebagai lembaga pemeringkat rating, selama ini tidak ada yang bisa menandingi. Akibatnya para praktisi layar kaca lebih banyak tunduk terhadap rating AGB Nielsen, dibandingkan dengan upaya untuk memberikan tontonan bermutu dan mencerdaskan bangsa dalam perspektif ideal. Para pekerja televisi pun sepertinya berlomba-lomba untuk membuat program yang mampu menghasilkan rating tinggi. Pemaparan peringat pemirsa yang dipaparkan secara rutin itu bukan hal yang aneh jika memiliki kekuatan luar biasa untuk membuat sebuah program televisi akan diteruskan atau dihentikan. Walaupun penghentian tayangan tidak selalu merujuk kepada rating, tetapi tidak bisa disangkal bahwa kecenderungan minimnya jumlah penonton secara signifikan terkait pula dengan penghentian sebuah program tayangan televisi. Tahapan Produksi Program Televisi Secara umum tahapan sebuah produksi program televisi menurut Herbert Zettl, seorang profesor penyiaran dan seni berkomunikasi pada media elektronik di San Fransisco University tahapan produksi televisi susunannya sebagai berikut (Fachruddin, 2012:2-9): 1. Preproduction Planning: From Idea to Script (Praproduksi: Dari ide sampai naskah): a. Ide program b. Model program c. Proposal program d. Persiapan budget e. Presentasi proposal f. Menulis naskah 2. Preproduction Planning: Coordination (Perencanaan Preproduksi: Koordinasi) a. Penjadwalan b. Administrasi perizinan c. Promosi 3. Line Producer: Host and Watchdog 4. Post Production Activities (aktivitas Pasca Produksi) Wibowo (2009:38-40) menjelaskan bahwa ada 5 tahap pelaksanaan produksi. Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standart Operation Procedure (SOP), seperti berikut: a. pra produksi (ide, perencanaan dan persiapan) b.produksi (pelaksanaan) c. pasca-produksi (penyelesaian dan penayangan). a.
Pra-produksi (Perencanaan dan Persiapan) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut ini: (1) Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. (2) Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah dietapkan. Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal yang sifatnya pemikiran di atas kertas. Dalam produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan. Sebagian besar pekerjaan dalam produksi program televisi bukan shooting di lapangan hanya memerlukan waktu tujuh atau sepuluh hari. Namun, perencanaan dan persiapan dapat makan waktu beberapa minggu dengan lebih banyak menggunakan kertas-kertas dann pena daripada kamera atau peralatan teknik yang lain.
b.
c.
Produksi Baru sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para arts dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Pasca-Produksi Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua macam teknik, yaitu: pertama, yang disebut editing dengan teknik analog atau linier dengan komputer. (1) Editing offline dengan teknik analog Setelah shooting selesai, script boy/girl membuat logging, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat (Wibowo, 2009:42). (2) Editing online dengan teknik analog Berdasarkan naskah editing, editor mengedit, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dakam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut dengan mixing. (3) Mixing (campuran gambar dengan suara) Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tidak adalagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap maka program ini siap juga untuk ditayangkan (4) Editing offline dengan teknik digital adalah editing yang menggunakan komputer dengan peralatan khusus untuk editing. Alat editing tersebut bermacam-macam nama, jenis dan fasilitasnya, misalnya: Pinacle – Matrox – Canupus, dll. Dengan alat editing tersebut dapat digunakan berbagai macam program editing berdasarkan kebutuhan, seperti Adobe Premiere – Three D Max – After Effect dan banyak program lainnya. Tahapan pertama, yang harus dilakukan adalah memasukkan seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi file, yang ketika diperlukan dapat dipanggil untuk disusun berdasarkan urutan yang diinginkan sutradara. Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog. Tetapi mungkin saja dikerjakan dahulu urutan adegan yang ditengah, bari bagian akhir lalu bagian awal. Sesudah tersusun baik baru diurutkan kemudian dipersatukan agar shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh, proses ini disebut render. Setelah render dapat dilakukan screening. Apabila dalam screening masih perlu dikoreksi, maka koreksi dapat dikerjakan dengan menambah, mengurangi atau menyisipi shoot yang diperlukan. Setelah semuanya memuaskan boleh dikatakan editing offline selesai. Bahan offline dalam komputer langsung dibuat menjadi online. (5) Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam komputer, sekaligus mixing dengan musik ilustrasi atau efek gamat (misalnya perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart. Setelah program dimasukkan pita, boleh dikatakan pekerjaan di stasiun televisi.
Rumusan Masalah: Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Proses Produksi Program “Sportvaganza” di TRANS TV untuk Meningkatkan Rating dan Share Pada Periode Februari-Maret 2013?”
Tujuan: Berdasarkan ruang lingkup di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui proses produksi sebuah program acara televisi, khususnya program Sportvaganza di TRANS TV dalam meningkatkan Rating dan Share pada periode Februari-Maret 2013.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan metode penelitian dengan pedekatan kualitatif, dimana sumber yang diperoleh berasal dari data internal perusahaan dan kerja praktek langsung dengan menjabarkan pengalaman pribadi guna mengetahui proses produksi yang dilakukan pada program “Sportvaganza” dalam meningkatkan rating dan share. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerpaan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan mungkin menjadi kunci apa yang telah diteliti. Dengan demikian, laporan hasil penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video-tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Pada penulisan laporan demikian, peneliti menganalisis data yang sangat kaya dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal itu, hendaknya dilakukan seperti orang merajut benang sehingga setiap bagian ditelaah satu demi satu (Ghony, Almanshur, 2012:34-35). Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) yang membahas mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif. Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis dan eksperimental (Rakhmat, 2009:24). Teknik Pengumpulan data: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kueisioner, wawancara, dan observasi (Kriyantono, 2010:41-42). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam. Dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a) Wawancara (Interview) Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai wawancara (mendalam (depth interview) atau wawancara secara intensif (intensive-interview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang mendalam. (Kriyantono, 2010:100). Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. (Kriyantono, 2010:102) Seperti misalnya melakukan wawancara terhadap Excecutive Producer, Producer, Tim Kreatif, dan Production Assistent.; b) Observasi Dengan metode observasi partisipan, lebih memungkinkan periset mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam situasi riil, di mana terdapat setting yang riil tanpa dikontrol atau diatur secara sistematis (Kriyantono, 2010:112); dan c) Dokumentasi Metode observasi, kuesioner atau wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penelursuran dokumentasi. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interprestasi data. Dokumen bisa berbentuk dokumen publik atau privat (Kriyantono, 2010:120).
2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data ini juga dapat diperoleh dari data primer penelitian terdahulu yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak lain (Kriyantono, 2010:42). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi kepustakaan (literature) seperti buku-buku dan data-data dari TRANS TV, khususnya program “Sportvaganza”.
Teknik Analisis data: Koding adalah proses pengidentifikasian dan penamaan tema atau konsep dalam tahap analisis (Tohirin, 2012:33). Menurut Strauss dan Corbin, analisis data kualitatif, khususnya dalam penelitian Grounded Theory terdiri atas tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu : (1) pengodean terbuka (open coding); (2) pengodean berporos (axial coding); dan (3) pengodean selektif (selective coding). Mereka menekankan bahwa garis di antara masing-masing jenis pengodean adalah artifisial (Emzir, 2012:137). Keabsahan Penelitian: Analisis triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data yang lain-nya) yang tersedia. Di sini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. Menurut Dwidjowinoto (2002:9) yang dikutip dalam buku Kriyantono, (2010:72-74) ada berapa macam triangulasi yaitu: a)
b)
c)
d)
e)
Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara; membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk menambah nilai keakuratan hasil data. Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena itu periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali. Triangulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan triangulasi teori, seperti teori tahapan produksi yang meliputi pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Triangulasi Periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masingmasing periset mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka hasil pengamatannya bisa berbeda meski fenomenanya sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. Sebelumnya, tim perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan dan wawancara. Kemudian hasil pengamatan masing-masing ditemukan. Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.
HASIL DAN BAHASAN Program "Sportvaganza" adalah sebuah program sport magazine yang mulai disiarkan pada tanggal 5 Februari 2013. Program ini yang berawal dari sebuah ide yang dicetuskan oleh seorang associate producer bernama Wira Hadikusuma menjadi sebuah program yang dapat mengemas informasi-informasi seputar dunia olahraga. Program "Sportvaganza" ini dibawakan oleh seorang pengisi
suara yang sudah dikenal oleh masyarakat pada umumnya, yaitu Fitri Tropica atau sering dipanggil Fitrop. Maka program ini sudah melekat dengan karakter Fitri Tropica yang semangat, ceria, dan menghibur. "Sportvaganza" tayang setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pada Pkl 01:00-01:30 WIB dengan target penonton dari segala usia, golongan, dan jenis kelamin. Dalam menciptakan rasa kedekatan dengan penontonnya, pengisi suara akan memanggil penonton setianya dengan sebutan “Sobatvaganza” pada setiap episodenya. Selain itu para Sobatvaganza ini juga dapat memberikan responnya terhadap program "Sportvaganza" dengan menggunakan media sosial seperti Twitter. Dalam proses produksi program "Sportvaganza" ini, dilakukan dengan tiga tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi dan adanya strategi-strategi dan SWOT yang digunakan dalam setiap tahapannya: 1.
2.
3.
Pra Produksi Dalam proses produksi, diawali dengan penentuan topik yang akan dijadikan tema pada episode selanjutnya, tentunya dalam penentuan topik ini diadakan berbagai strategi, mulai dari mengambil suatu tema, seperti memiliki unsur kreatif, unik, berbeda, dan menarik agar dapat menarik perhatian penonton untuk dapat menonton dan tidak pindah ke program lain pada waktu tersebut. Setiap topik di atur sesuai dengan kriteria materi-materi yang akan dibahas. Misalnya peletakan urutan-urutan setiap materinya yang akan dimasukkan di dalam segmen satu , dua, atau bahkan pada segmen tiga. Terutama adanya perbedaan strategi pada setiap hari tayang "Sportvaganza" seperti pada hari Selasa, tema yang akan dibahas lebih mengarah kepada wanita dan anak, akan tetapi pada hari Rabu dan Kamis, tema yang akan dibahas lebih ditargetkan kepada penonton lakilaki dewasa. Kemudian akan dilanjutkan dalam pembuatan naskah dan pencarian video-video atau gambar sebagai bahan yang akan mewakili naskah. SWOT dalam tahap pra produksi, kekuatannya adalah dimana "Sportvaganza" ini memiliki ruang lingkup yang luas terutama dalam bidang olahraga dan dikemas dengan unik, kelemahannya adalah ketika kinerja anggota yang berkurang dikarenakan kejenuhan, kebosanan atau kendala pribadi lainnya yang dapat ikut menghambat proses pra produksi, dalam peluangnya "Sportvaganza" dapat selalu berkembang seiring dengan perkembangan informasi olahraga maupun kontennya, dan ancaman dari program ini bisa terjadi ketika adanya persamaan materi dikarenakan hanya berasal dari satu sumber. Produksi Pada proses produksi, setelah naskah dan materi video atau gambar sudah dikumpulkan, maka take voice over dapat dilakukan bersama pengisi suara "Sportvaganza" yaiut Fitri Tropica, dimana Ftiri Tropica dapat mengembangkan naskah dengan lebih semangat dan menghibur sehingga dapat memberikan suasana ceria dan tidak monoton. Kekuatan proses produksi ini terletak pada waktu produksinya yang cepat, dan tidak membutuhkan waktu lama dalam persiapan teknis dan perekamannya, sehingga dalam sehari bisa menghasilkan tiga episode, kelemahannya terletak pada ruangan take VO yang harus berbagi dengan program lain dikarenakan hanya ada satu ruangan take VO serta alat-alat teknis yang sudah agak kurang mendukung; selain itu peluang yang didapatkan dari proses produksi ini adalah si pengisi suara atau talent dapat melakukan pengembangan bahasa sendiri, tetapi hal ini juga dapat menjadi ancaman apabila pengembangan bahasa yang digunakan terlalu berlebihan. Pasca Produksi Setelah tahapan pra produksi dan produksi telah selesai dilakukan maka hal terakhir yang harus dilalui adalah tahapan pasca produksi, dimana pada tahapan ini, semua materi yang dibutuhkan dalam proses editing akan dikumpulkan dan digabungkan menjadi satu kesatuan, mulai dari editing offline, online, mixing dan scoring. Kekuatan dari pasca produksi "Sportvaganza" adalah proses editingnya yang tepat waktu, walaupun kelemahannya yaitu kurangnya jumlah sumber daya manusia yang bekerja menjadi editor serta ruangan editingnya yang terbatas karena masih digabung dengan program sport lainnya sehingga menjadi ancaman juga ketika editor tersebut dipakai oleh program lain, dan peluang dari pasca produksi ini adalah dimana terdapat efek suara tambahan dan adanya animasi.
Selain itu, diperlukan adanya analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) diantaranya sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Strength (Kekuatan) Program ini memiliki pengeluaran yang sedikit tetapi dapat menguntungkan, ditambah dengan materi konten yang berbeda-beda mengenai dunia olahraga sehingga tidak monoton. Selain itu program "Sportvaganza" ini dikemas dengan seorang pengisi suara dari kalangan selebritis dan sudah memiliki ciri khasnya sendiri serta mampu memberikan kedua unsur yang sangat penting yaitu informatif dan entertain di dalam "Sportvaganza". Kualitas visual yang diberikan dari program ini didukung dengan kualitas video yang standart High Definition. Weakness (Weakness) Kurangnya sumber daya manusia dalam kinerja program "Sportvaganza" ini, sehingga membutuhkan bantuan dari karyawan Praktek Kerja Lapangan. Selain itu, jam tayang "Sportvaganza" yang sering tidak tepat waktu dikarenakan adanya pengaturan dari Master Control Room dikarenakan time slot pada program sebelumnya yang melebihi waktu standart. Sumber materi seperti video dan gambar yang terbatas juga menjadi salah satu kekurangan dari program ini. Oppurtunity (Peluang) Dapat mendapatkan profit yang menguntungkan, baik dari pencapaian target atau melakukan promo iklan di dalam program serta memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai dunia olahraga. Threat (Ancaman) Adapun ancaman yang dialami dalam program "Sportvaganza", berasal dari internal seperti dalam proses produksinya dan ancaman eksternal yang berasal dari kompetitor di stasiun televisi lain.
Sehingga melalui analisis SWOT tersebut, dapat menjadi bahan evaluasi bagi program "Sportvaganza", sehingga program ini dapat mempertahankan dan mengembangkan apa yang menjadi kekuatan, dapat mengurangi bahkan mengatasi kelemahan serta ancaman, bahkan dapat melihat peluang yang dapat dilakukan dalam program "Sportvaganza". Rating dan share merupakan salah satu tolak ukur bagi sebuah program khususnya program "Sportvaganza" untuk mengetahui bagaimana hasil dari program ini, selain itu melalui perhitungan rating dan share berdasarkan AGB Nielsen, tim produksi menjadi tahu target audience yang paling banyak menonton program ini, sehingga tim produksi dapat mengetahui dan mengatur strategi yang dibutuhkan untuk merebut audience pada jam tersebut, serta melalui rating dan share, tim menjadi tahu bagian konten yang paling diminati penonton dan yang tidak diminati penonton pada umumnya, sehingga tim dapat menonjolkan bagian-bagian yang disukai penonton dan menjadi strategi untuk pemilihan konten pada episode selanjutnya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pada penelitian yang dilakukan terhadap program "Sportvaganza" yang yang tayang di TRANS TV, maka dapat disimpulkan: 1. Dalam melakukan proses produksi program "Sportvaganza", akan melalui tiga tahapan produksi, yaitu: a. Dimulai dari pra produksi dengan menentukan topik , naskah, dan materi video atau gambar. Pada strategi pra produksi, berawal dari penentuan topik yang harus memenuhi kriteria seperti menarik, unik, kreatif, dan sesuai dengan target audience; b. Pada tahap proses produksi program "Sportvaganza" dilakukan dengan pengambilan suara oleh Fitri Tropica dengan membacakan naskah serta dapat melakukan strategi dengan pengembangan naskah agar dapat lebih semangat, ceria, dan menghibur; dan c. Dalam proses pasca produksi dilakukan editing offline, online, mixing, dan scoring serta adanya strategi dalam pemilihan video atau gambar yang telah dikumpulkan serta pemilihan lagu sebagai backsound. 2. Terdapat analisis SWOT pada program "Sportvaganza" yang dilihat dari kekuatan "Sportvaganza" yaitu memiliki karakteristik program yang berbeda ditambah dengan karakter pengisi suara yang
sudah tidak asing di telinga masyarakat dan visualnya yang memiliki standart kualitas High Definition. Pada kelemahan program ini terletak pada jumlah sumber daya manusia yang bekerja di dalam "Sportvaganza" yang dapat dikatakan masih kurang, jam tayang yang tidak tepat waktu, dan materi video/gambar yang terbatas. Dalam segi oppurtunity (peluang), program ini mendapatkan profit yang menguntungkan, baik dari pencapaian target atau melakukan promo iklan di dalam program serta memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai dunia olahraga. Tetapi terdapat threat (ancaman) yang dialami dalam program "Sportvaganza", dari faktor internal seperti dalam proses produksinya dan ancaman eksternal yang berasal dari kompetitor di stasiun televisi lain. Sebagai program baru, "Sportvaganza" sudah memiliki hasil rating dan share pada bulan FebruariMaret 2013 dengan hasil yang cukup baik, dikarenakan dari periode tersebut, terbukti adanya 3 episode yang dapat melebihi target rating dan share, dan apabila dirata-ratakan maka hasil rating dan share tersebut terbilang double digit (diatas angka 10), dimana adanya rating dan share tertinggi pada konten “Terunik” sebesar 0,7/17,5 (daily report: Kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya) dan 0,6/16,9 (weekly report: Kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar.
3.
Saran 1.
2.
Sebagai tim produksi dalam acara sport, sebaiknya setiap anggota dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi mengenai dunia olahraga, sehingga dapat mempermudah dan mengembangkan proses pra produksinya seperti dalam pencarian topik program "Sportvaganza". Pada proses produksi program "Sportvaganza" ini dapat tergolong proses produksi yang lebih sederhana dibandingkan program lainnya, tetapi karena program "Sportvaganza" termasuk pada tayangan stripping sebaiknya dilakukan penambahan anggota tim seperti adanya posisi sebagai produser, serta penambahan minimal satu anggota untuk tim kreatif dan production assistant sehingga dapat membantu kelancaran proses produksi "Sportvaganza" baik dari ide-ide kreatif maupun dalam kinerjanya.
REFERENSI BUKU: Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Fachruddin, A. (2012). Dasar-Dasar Produksi Televisi Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Kencana. Ghony , M.D. & F. Almanshur (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: AR-Ruzz Media. Kriyantono, R. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana. Rakhmat, J. (2009). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Torihin. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers. Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. JURNAL: Susanto, E.H. (2009). Rating Televisi dan Masyarakat Desa. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanegara. 1 (1): 52-61 diakses 16 Mei 2013 Pkl 19:06 dari http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/FIKOM/article/view/1131 Azeharie, S. (2011). Pengaruh Program MTV Terhadap Gaya Hidup Remaja Jakarta. Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanegara. 3 (1): 64-79 diakses 16 Mei 2013 Pkl 20:16 dari http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/FIKOM/article/view/1141
RIWAYAT PENULIS Ellen Tendy lahir di kota Palembang pada tanggal 3 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan s1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Broadcasting pada tahun 2013.