0
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA YANG BERUSIA 20-60 TAHUN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
RIA DIHATRI 0114421040031
AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000 MEDAN 2013
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti sampaikan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat kesehatan dan keselamatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah (KTI) ini. Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan. Adapun judul penelitian ini adalah “Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Yang Berusia 20-60 Tahun di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013”. Peneiliti menyadari masih banyak keterbatasan yang dimiliki peneliti dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, namun karena berbekal keyakinn dan usaha yang disertai bantuan, bimbingan moril dan material dari pembimbing, keluarga, sahabat dan berbagai pihak, sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Ir. H. Uchwatul Achyar, MM, selaku pembina Yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
2.
Bapak M. Angky Maulia SE, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Nusantara Duaribu Medan.
ii
3.
Ibu Dra. Kasminah. M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
4.
Ibu Helmiwati , SKM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan nasehat dan petunjuk yang berguna dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5.
Dr. Yunita Sari Harahap M.Kes selaku penguji I dan Bapak David Siagian, SKM, M.Kes, selaku dosen penguji II yang telah membantu peneliti dalam menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.
6.
Ibu Tuti Handayani Am.Keb selaku ibu asrama serta seluruh Bapak/Ibu Dosen Pengajar Diploma III di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak mendidik dan membekali ilmu pengetahuan bagi peneliti selama peneliti menjadi mahasiswi di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
7.
Kepala Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
8.
Teristimewa buat Ayahanda tercinta Sukimin dan Ibunda tercinta Sumarni yang telah banyak mengasuh, memberikan do’a serta kasih sayang yang tiada henti-hentinya kepada peneliti selama menjalani masa pendidikan dan terima kasih kasih kepada kakanda dan adik peneliti yang tersayang Ellya Susanti Handayani dan Nur Hidayat yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat serta do’a kepada peneliti.
iii
9.
Dan kepada teman-teman angkatan X akademi kebidanan Nusantara 2000 Medan yang telah banyak membantu peneliti.
Akhir kata, Peneliti mohon maaf dan peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga Alllah SWT selalu melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin. Medan, 27 Agustus 2013 Peneliti (Ria Dihatri)
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1.
IDENTITAS
Nama
: Ria Dihatri
Tempat/Tanggal Lahir
: Huta Padang, 27 juli 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Anak Ke
: 2 dari 3 bersaudara
Nama Ayah
: Sukimin
Nama Ibu
: Sumarni
Alamat
: Kisaran Desa Prapat Janji Dusun VI Bangun Mulyo
11.
PENDIDIKAN
Tahun 1998-2004
: SD Negeri 014680 Sambahuta
Tahun 2004-2007
: SMP Swasta Al-washliyah 15 Prapat Janji
Tahun 2007-2010
: SMA Swasta Taman Siswa Kisaran
Tahun 2010-2013
: Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan
v
Nama : Ria Dihatri Nirm : 0114421040031
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA YANG BERUSIA 20-60 TAHUN DI LINGKUNGAN V KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II KECAMATAN MEDAN DENAI TAHUN 2013 ABSTRAK Pengelolaan sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengelolaan sampah. Berdasarkan hasil survei rata-rata buangan sampah kota di Indonesia adalah 0,5 per-kapita per-hari maka dapat diketahui perkiraan potensi sampah kota di Indonesia, yaitu sekitar 100.000 ton/hari. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 407 orang. Sampel 80 orang yang diambil dengan teknik random sampling. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga terbanyak berpengetahuan baik sebanyak 34 orang (42,5%), umur 36-60 tahun 48 orang (60%) dengan pengetahuan baik sebanyak 15 orang (31,25%), SMA 29 orang (36,25%) dengan berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,76%), IRT 72 orang (90%) dengan pengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%), mendapat informasi dari media elektronik 27 orang (33,75%) yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (62,96%). Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berada di lingkungan v kelurahan tegal sari mandala III untuk lebih aktif mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
Kata kunci Daftar Pustaka
: Pengetahuan, Ibu Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah : 20 Buku (2003-2012)
vi
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................
1 1 4 5 5 5 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 2.1 Pengetahuan (Knowledge) ............................................................ 2.1.1 Pengetahuan ...................................................................... 2.1.2 Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif .......... 2.2 Sampah ....................................................................................... 2.2.1 Pengertian Sampah ........................................................... 2.2.2 Sumber-Sumber Sampah .................................................. 2.2.3 Macam-Macam Sampah ................................................... 2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Sampah ............................................................................... 2.2.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan ........................... 2.3 Pengelolaan Sampah ...................................................................... 2.3.1 Pengertian Pengelolaan Sampah ...................................... 2.3.2 Tahap Pengelolaan Sampah ............................................. 2.3.3 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah ................................................................... 2.3.4 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan ............................................. 2.3.5 Bentuk-Bentuk Atau Cara-Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga .....................................................
7 7 7 7 9 9 10 11 13 14 15 15 16 19 23 26
vii
2.4 Karakteritik Ibu ............................................................................. 2.4.1 Umur ................................................................................... 2.4.2 Pendidikan ......................................................................... 2.4.3 Pekerjaan ........................................................................... 2.4.4 Sumber Informasi...............................................................
28 28 28 29 29
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 3.2 Defenisi Operasional ..................................................................... 3.2.1 Pengetahuan ...................................................................... 3.2.2 Umur .................................................................................. 3.2.3 Pendidikan ......................................................................... 3.2.4 Pekerjaan ........................................................................... 3.2.5 Sumber Informasi ............................................................. 3.3 Jenis Penelitian .............................................................................. 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 3.4.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 3.4.2 Waktu Penelitian ............................................................... 3.5 Populasi dan Sampel ..................................................................... 3.5.1 Populasi ............................................................................. 3.5.2 Sampel ............................................................................... 3.6 Metode Penelitian Data ................................................................. 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan ...................................... 3.7 Teknik Pengelolaan Data ............................................................... 3.8 Analisa Data ...................................................................................
30 30 30 30 31 31 31 32 32 32 32 32 33 33 33 34 34 35 36 36
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ................................... 4.1.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur ....................................................................................... 4.1.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan .............................................................................. 4.1.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan ................................................................................. 4.1.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi.................................................................................. 4.1.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur .................................................................
37 37 37 38 38 39 39 40
viii
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan ......................................................... 4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan pekerjaan............................................................ 4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tannga Berdasarkan Sumber informasi .............................................. 4.2 Pembahasan ........................................................................................ 4.2.1 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur ...................... 4.2.2 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan ............... 4.2.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan ................ 4.2.4 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi..... BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 5.1 Kesimpulan .................................................................................... 5.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LEMBAR KONSUL LAMPIRAN
41 42 43 44 44 46 48 50 53 53 54
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Halaman Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ......................................................... 37 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 .................................
38
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............
38
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 .................
39
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 .................
39
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ................
40
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ........................................................................................
41
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 .................
42
x
Tabel 4.9
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 .........................................................
43
xi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1
Halaman Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 44
Diagram 4.2
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 46
Diagram 4.3
Diagram Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............ 48
Diagram 4.4
Diagram Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 ............................................................................. 50
1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sampah hingga saat ini masih cenderung dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat dan bahkan merugikan. Bau tak sedap selalu saja muncul darinya. Keadaan inilah yang sering kali membuat banyak orang akan berusaha menghindar sejauh mungkin darinya. Dengan demikian sampah menjadi masalah bagi kehidupan manusia dan lingkungannya (Basriyanta, 2007). Sampah bahkan telah menjadi permasalahan dunia. Tidak mengherankan jika ruang gerak manusia menjadi terasa kurang bebas karenanya, padahal manusia jugalah yang memproduksinya. Sampah bila dibiarkan terus lama-kelamaan akan menumpuk dan akan menimbulkan masalah besar bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Masalah yang ditimbulkannya dapat meliputi berbagai hal, terutama kesehatan dan sosial ekonomi. Meningkatnya jumlah sampah tidak diimbangin oleh menungkatnya kesadaran masyarakat untuk mengusahakan lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Di samping itu, kemampuan pemerintah untuk menandai pengolahan sampah juga masih sangat kurang (Basriyanta, 2007). Sampah telah menjadi masalah utama di kota-kota besar Indonesia. Pada tahun 2020, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkatkan lima kali lipat. Berdasarkan hasil survei rata-rata buangan sampah kota di Indonesia adalah 0,5 per-kapita per-hari. Dengan mengalikan data tersebut dengan jumlah penduduk dibeberapa kota di Indonesia maka dapat diketahui perkiraan potensi
1
2
sampah kota di Indonesia, yaitu sekitar 100.000 ton/hari. Saat ini teknik pengelolaan untuk sampah di kota-kota di Indonesia masih dilakukan secara konvensional, yaitu metode open dumping (tumpukan) dan sanitary landfill (timbunan) (Fatimah, 2009). Saat ini di Indonesia terutama di kota-kota besar, seperti di Jakarta dan Bandung sering mempermasalahkan kota mereka yang kotor akibat sampah-sampah yang berserakan dijalanan. Sampah tersebut merupakan hasil pembuangan sampah dari rumah tangga dan pabrik. Rendahnya kesadaran masyarakat mengenai dampak apabila mereka tidak membuang sampah pada tempatnya. Akibatnya, pemerintah bingung untuk mencari solusi agar di kota-kota besar menjadi bersih dari sampahsampah yang dibuang oleh masyarakat yang tidak peduli lingkungan sekitarnya (Wahyu. Dkk, 2012). Saat ini pengelolaan sampah di kota-kota di Indonesia biasanya bukanlah merupakan prioritas penting dari sekian banyak permasalahyan kota yang harus ditangani. Tugas pengelola persampahan bukanlah menjadi ringan di masa datang. Bila kemauan, kemampuan dan upaya yang ada tetap seperti saat ini, maka persoalan persampahan akan selalu timbul. Keberhasilan pengelolaan sampah terutama akan tergantung pada kemauan politis khususnya dari pengelola kota. Kemauan ini dimulai dari pemahaman dan kesadaran akan pentingnya sektor ini sebagai salah infrastruktur kota yang dapat menceminkan keberhasilan dalam mengelola kota (Damanhuri, 2007).
3
Belakangan ini sampah menjadi masalah serius bagi semua lapisan masyarakat, disebabkan karena jumlah sampah yang dihasilkan terus menumpuk dari hari kehari. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya produktivitas manusia, pertambahan jumlah penduduk, dan ketersediaan ruang hidup manusia yang terbatas. Masalah sampah sering diabaikan oleh masyarakat. Sampah sering kali dibuang begitu saja dalam bak atau tong sampah atau dibakar tanpa memikirkan bagaimana pengolahan sampah tersebut lebih lanjut (Putra, 2012). Banyak dampak buruk yang ditimbulkan karena pengelolaan sampah yang tidak sesuai dengan prosedur, dan menjadi bahaya yang dapat mengancam kehidupan generasi mendatang. Karena itu, sudah saatnya semua warga turut memikirkan persoalan sampah dan bertindak lebih serius, karena sampah telah menjadi masalah yang mulai mengganggu kesejahteraan hidup manusia (Putra, 2012). Meningkatnya volume sampah di Bandung telah menimbulkan masalah yang kompleks dalam pengelolaannya. Untuk itu dibutuhkan strategi yang efektif untuk mereduksi volume sampah sejak dari sumbernya, terutama sampah domestik, di mana ibu rumah tangga berperan penting di dalamnya. Bagaimana ibu rumah tangga
mengelola
dan kesadarannya.
Untuk
sampah itu
dipengaruhi
dibutuhkan
oleh
sebuah
tingkat
metode
pengetahuan
pelatihan
yang
mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut (Yunia. Dkk, 2006). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Kota Medan, penduduk Kota Medan pada tahun 2008 diperkirakan telah mencapai 2.566.462 yang terdiri dari 1.999.851 jiwa penduduk tetap dan 566.611 jiwa penduduk tidak tetap
4
(commuters) yang tersebar di 21 kecamatan. Total timbulan sampah domestik di Kota Medan pada tahun 2008 telah mencapai 1.369,9 ton/harinya atau 5.479,6 M³. Timbulan sampah yang terdapat di Kota Medan terdiri dari sampah organik (48,2 %) dan anorganik (51,8 %) dengan persentasi perbandingan antara sampah organik dengan sampah anorganik adalah sebesar 1:1,07 (Susilo, 2009). Sebagian
besar
sampah
dihasilkan
dari
aktivitas
rumah
tangga,
dikenal sebagai sampah domestik. Peranan ibu rumah tangga dalam keluarga cukup besar untuk mengatur dan mengurus segala kepentingan dan keperluan keluarga. Hal ini salah satunya digambarkan oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan dimana peran seorang istri dalam pengambilan keputusan rumah tangga yakni kebutuhan sehari-hari (75,7%) belanja sehari-hari (82,4%) mengganti perabot rumah tangga (56,2%) (Yunia. Dkk, 2006). Dari uraian diatas dan hasil dari penelitian maka peneliti ingin mengadakan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. 1.2. Perumusan Masalah Belum di ketahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
5
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan umur. 2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan pendidikan. 3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan pekerjaan. 4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan sumber informasi.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Sebagai bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu di Lingkungan V Mandala III Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.
2.
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
6
3.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan di Akademi Kebidanan Nusantara 2000 Medan.
4.
Sebagai sumber informasi dan sebagai sumber data dasar serta data pendukung untuk melakukan penelitian selanjutnya.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (knowledge) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah hasil “tahu”, ini setelah orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalaui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang mencangkup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali atau (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehensif) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi 7
8
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan , meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebagainya). 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapt menggambarkan (membuat bagan) membedakan, memisahkan, pengelompokan dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain suatu kempuan untuk menyusun suatu formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi (Evalution) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk dapat melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
9
kriteria berdasarkan
suatu
kriteria yang
ditentukan
sendiri
atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2.2 Sampah 2.2.1 Pengertian Sampah Menurut defenisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk terutama terdiri atas zatzat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun, dan lain-lain. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam, atau pun abu, bahan pengguna kertas, dan lain-lain (Slamet, 2009). Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah atau air tidak tergolong sampah (Suhartono, 2000). Sampah juga diartikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008) (Adnani, 2011).
10
2.2.2 Sumber-sumber sampah Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut : 1. Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari bahan-bahan padat sebagai hasil kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah dimasak atau yang belum, bekas pembungkus berupa kertas, plastik, daun, dan sebagainya, pakaian-pakaian bekas, bahan-bahan bacaan, perabot rumah tangga, daun-daun dari kebun atau taman. 2. Tempat umum Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, tempattempat hiburan, terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya. Sampah ini berupa: kertas, plastik, botol, daun, dan sebagainya. 3. Perkantoran Sampah dari perkantoran baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar. 4. Jalan raya Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari: kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir, sobekan ban,
11
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik, dan sebagainya. 5. Industri Sampah ini berasal dari kawasan industri termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri, dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, logam, plastik, kayu, potongan tekstil, kaleng, dan sebagainya. 6.
Pertanian/perkebunan Sampah ini sabagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya: jerami, sisa sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan sebagainya.
7. Peternakan dan perikanan Sampah ini berasal dari peternakan dan perikanan ini, berupa: kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007). 2.2.3 Macam-macam Sampah Sampah berasal dari bermacam-macam benda sisa yang terbuang dari kegiatan manusia. Apapun wujudnya, sampah yang dibiarkan bertimbun akan mencemari lingkungan hidup (Sutidja, 2007). Berdasarkan asalnya, sampah dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
12
1. Sampah Organik Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegeradasi oleh mikroba. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami.sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus, (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting (Basriyanta, 2007). Sampah organik yang sudah dipilah, baik didalam plastik maupun keranjang sampah, dikumpulkan dan dirapikan ke dalam wadah penampungan. Sampah organik bisa dikumpulkan atau ditumpuk dalam satu wadah penampungan khusus terlebih dahulu agar terjadi pelapukan, kemudian diolah menjadi kompos. 2. Sampah Anorganik Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahanbahan non hayati, baik berupa produksi sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar sampah anorganik tidak
dapat diuraikan
oleh
mikroorganisme
secara
keseluruhan
(unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng (Basriyanta, 2007).
13
Untuk sampah anorganik, seperti plastik atau botol kemasan sebaiknya dibersihkan untuk diolah atau dimanfaatkan kembali. Namun, jika tidak dapat mengolah samaph tersebut, sebaiknya pisahkan dan berikan kepada pengumpulan barang bekas untuk didaur ulang ( suryati, 2009). 2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Sampah Sampah baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang penting antara lain adalah: 1. Jumlah Penduduk Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. 2. Keadaan Sosial Ekonomi Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan persampahan.
14
3. Kemajuan Teknologi Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam (Slamet, 2009). 2.2.5 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Pengaruh
sampah
terhadap
kesehatan
secara
garis
besar
dikelompokkan menjadi dua yaitu. 1. Pengaruh Langsung Pengaruh langsung disebabkan karena adanya kontak lansung antara manusia dengan sampah tersebut. Misalnya: sampah beracun, sampah yang karsinogenik (pemicu kanker) dan sebagainya. Selain itu ada pula sampah yang mengandung kuman patogen (bakteri yang tidak baik), sehingga dapat menyebabkan penyakit. Sampah ini bisa berasal dari sampah rumah tangga. 2. Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh tidak langsung disebabkan oleh adanya vektor yang membawa kuman penyakit yang berkembang baik didalam sampah kepada manusia. Sampah bila ditimbun sembarangan dapat dipakai untuk sarang lalat, nyamuk atau tikus (Adnani, 2011).
15
2.3 Pengelolaan Sampah 2.3.1 Pengertian Pengelolaan Sampah Sampah (UU-18/2008), definisi sampah menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah (UU-18/2008), adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah ( Damanhuri, 2010). Pengelolaan sampah adalah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan pemusnahan atau pengolahan sampah sedemikian rupa sehingga sampah tidak menjadi gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup (Notoatmodjo, 2007). Pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis sampah rumah tangga terdiri dari dua hal yaitu pengurangan sampah dan penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi kegiatan: 1. Pembatasan timbunan sampah. 2. Pendaur ulangan sampah. 3. Dan pemanfaatan sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi : 1. Pemilihan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/ atau sifat sampah.
16
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) (Adnani, 2011). 2.3.2 Tahap Pengelolaan Sampah Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah yang baik, diantaranya sebagai berikut: 1.
Tahap Pengumpulan Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masingmasing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah (Notoatmodjo, 2007).
2. Tahap penyimpanan Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan sebagainya) ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Kemudian dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga. pengelolaannya dapat diserahkan pada pihak pemerintah (Chandra, 2006). 3. Tahap Pengangkutan Cara pengangkutan untuk di daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
17
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk (Notoatmodjo, 2007). 4.
Tahap Pemusnahan Didalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: a. Sanitary landfill Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang. Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyaratan berikut. 1. Tersedia tempat yang luas. 2. Tersedianya tanah untuk menimbunnya. 3. Tersedia alat-alat besar. b. Incineration Incineration merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengan menggunakan pasilitas pabrik. Manfaat sistem ini, antara lain:
18
1. Valume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya. 2. Tidak memerlukan ruang yang luas. 3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap. 4. Pengolahan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini: 1. Biaya besar. 2. Lokalisasi pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk. c. Composting Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk. d. Hot Feeding Pemberian sejenis garbage (sisa makanan yang mudah membusuk) kepada hewan ternak (misalnya sapi). e. Discharge to sewers Sampah
dihaluskan
kemudian
dimasukkan
ke
dalam
sistem
pembuangan air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik. f. Dumping in water
19
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. g. Individual inceneration Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama didaerah perdesaan. h. Recycling Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain, plastik, gelas, kaleng, besi, dan sebagainya. i. Salvaging pemanfaatan sampah yang dapat dipakai kembali misalnya kertas bekas. Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit (Chandra, 2006). 2.3.3 Teknologi Pemanfaatan dan Pembuangan Akhir Sampah Pembuangan sampah akhir merupakan suatu upaya yang tidak mungkin
dicarikan
alternatifnya,
kecuali
harus
dimusnahkan
atau
dimanfaatkan (Chandra, 2006). 1. Kompos Kompos merupakan pupuk organik yang diperoleh dari hasil pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, dedaunan, rerumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah
20
organik hasil perlakuan manusia (rumah tangga). Kompos merupakan produk daur ulang sampah organik, yang dapat dimanfaatkan sebagai media tanam sekaligus pupuk tanaman (Suryati, 2009). Pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari sampah. Sampah yang dapat dibuat pupuk kompos adalah yang mudah hancur. Contoh sampah yang mudah hancur yaitu dedaunan, sisa sayur-mayur, sisa makanan, sisa buah-buahan, dan sampah-sampah lain yang berasal dari tumbuhan (Sutidja, 2007). Kompos berguna untuk memperbaiki struktur tanah dan menyumplai zat makanan yang diperlukan tumbuhan. Mikroba yang ada dalam kompos akan membantu penyerapan zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Tanah akan menjadi lebih gembur. Tanaman yang dipupuk dengan kompos akan tumbuh lebih baik. Hasilnya, bunga-bunga bermekaran, halaman menjadi asri dan teduh, serta udara menjadi segar karena oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan. Karena itu, usaha daur ulang sampah organik merupakan cara tepat untuk menjadi kelesatarian hidup. Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga yaitu : a. Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungannya. b. Mengurangi tumpukan samapah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
21
c. Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat. d. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). e. Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA). f. Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan macet, banjir, tanh longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang pengerat (Suryati, 2009). Ada beberapa metode dalam pembuatan kompos, antara lain: 1. Secara alami Proses pembuatan kompos secara alami dapat dilakukan baik secara tradisional (anaerobik) maupun secara sederhana (aerobik). Metode tradisional ini banyak digunakan oleh petani. Pada metode ini, bahan organik dihancurkan tanpa bantuan udara, yaitu dengan meletakkan tumpukan sampah di dalam lubang tanpa udara di tanah dan dibiarkan beberapa saat. Pembuatan kompos dengan metode sederhana dilakukan dengan cara mengaduk dan membolak-balikan sampah atau dengan menambahkan kotoran binatang ke dalam sampah (Chandra, 2006). Adapun cara membuat kompos secara tradisioanal untuk skala rumah tangga yaitu:
22
1. Bahan Sampah organik berupa sayuran, daun-daunan kering, ampas kelapa, kulit bawang, kulit buah, dan sebagainya. Tanah, serbuk gergaji, dan kapur pertanian (jika ada). Drum, tong, atau kaleng cat berukuran 20-25 kg. 2. Cara membuat a. Lubangi bagian bawah drum, tong, atau keleng cat, lalu tanam sekitar 10 cm dari permukanaan tanah. Jika tidak ingin ditanam, isi drum, tong, atau kaleng cat dengan pasir setinggi 10 cm. b. Cacah syuran dan dedaunan sepanjang 5 cm, semakinkecil semakin baik. Masukkan cacahan sayur dan dedaunan ke dalam drum. c. Taburi tanah, serbuk gergaji, atau kapur setiap hari untuk menghilang bau dari proses pembusukan bahan, lalu aduk menggunakan sekop. Jika sudah penuh, biarkan selama dua bulan. d. Keluarkan kompos dengan cara menggulingkan drum atau ambil menggunakan sekop, lalu angin-anginkan selama satu minggu (Suryati, 2009). 2. Mekanis Pembuatan kompos dengan cara mekanis dilakukan di pabrik untuk menghasilkan kompos dengan waktu yang singkat. Sampah organik
23
yang telah dipisahakan dari sampah anorganik (karet, plastik, logam) dipotong kecil-kecil dengan alat pemotong 3. Gas Bio Gas bio merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi dan proses pembusukan oleh bakteri anaerobik terhadap bahan-bahn organik, termasuk kotoran manusia, kotoran hewan, sisa pertanian, ataupun campurannya pada alat yang dinamakan penghasilan gas bio. 2.3.4 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan 1. Pengaruh Baik Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya, seperti berikut: a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah. b. Sampah dapat dimanfatkan untuk pupuk. c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah tersebut terhadap ternak. d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga. e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah.
24
f. Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup masyarakat. g. Keadaan linhkungan yang baik mencerminkan kemajuan budaya masyarakat. h. Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatan suatu negara sehingga dan itu digunakan untuk keperluan lain. 2. Pengaruh Negatif Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat, seperti berikut : a. Pengaruh Terhadap Kesehatan 1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat atau tikus. 2. Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkatkan karena vektor penyakit hidup dan berkembangbiak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi hujan. 3. Terjadinya kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan, misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainay.
25
4. Gangguan psikosomati, sesak napas, insomnia, stres, dan lainlain. b. Pengaruh Terhadap Lingkungan 1. Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata. 2. Proses pembusukan sampah oleah mikroorganisme akan menghasilkan gags-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk. 3. Pembakaran sampah kedalam saluran pembuangan air akan menyebabkan aliran air terganggu dan saluran air menjadi dangkal. 4. Apabila musim hujan datang, sampah yang menumpuk dapat menyababkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur dangkal. 5. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat seperti jalan, jembatan, dan saluran air. 4. Terhadap Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat 1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-budaya masyarakat. 2. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut. 3. Angka kasus kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga produktivitas dana untuk sektor lain berkurang.
26
4. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang besar sehingga dan untuk sektor lain berkurang. 5. Penumpukan
sampah
di
pinggir
jalan
menyebabkan
kemacetan lalulintas yang dapat menghambat kegiatan transpormasi barang dan jasa (Chandra, 2006). 2.3.5 Bentuk-bentuk Atau Cara-cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Adapun yang dapat dilakukan ibu rumah tangga dalam cara pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di rumah yaitu: 1. Plastik 1. Menurut sifatnya: a. Amat sukar membusuk secara alami (waktu penghacuran mencapai ratusan tahun). b. Terbuat dari nahan sintesis. c. Tidak menghasilkan bau dan bibit penyakit (bila tidak tercampur dengan sampah organik). 2. Cara pengolahannya yaitu: a. Sebagian kecil jenis plastik bisa didaur ulang (terutama plastik dengan kode 1 dan 2). b. Plastik hanya bisa didaur ulang sekali. 3. Sarannya yaitu: a. Hindari sedapat mungkin terutama bahan-bahan sekali pakai.
27
b. Ingatlah: menggunakan plastik hampir pasrti menambah bahan pencemaran di bumi ini. 2. Logam 1. Menurut sifatnya yaitu dapat mengurangi secara alami dengan proses pengaratan ( butuh waktu puluhan sampai ratusan tahun). 2. Cara pengolahannya yaitu pada umumnya dapat didaur ulang sampai waktu tak terhingga. 3. Sarannya yaitu dapat digunakan seperlunya. 3. Kaca/ gelas 1. Menurut sifatnya yaitu tidak dapat mengurai secara alami. Ada yang mengandung timbal. 2. Cara pengolahannya yaitu dengan mudah didaur ulang hingga waktu tak terhingga (kecuali logam campuran). 3. Sarannya yaitu dapat digunkan seperlunya. 4. Batu baterai 1. Menurut sifatnya yaitu: a. Mengurai secara alami denhan proses pengaratan. b. Mengandung berbagai logam berat beracun: cadmium, timbal, litium, mangan, merkuri, nikel, perak, dan seng. c. Perkaratan melepaskan berbagai racun yang dikandung.
28
2. Cara pengolahannya yaitu dapat didaur ulang dengan teknologi tinggi. 3. Sarannya yaitu kurangi sedapat mungkin (Migristine, 2009). 2.4. Karakteristik Ibu 2.4.1 Umur Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai ualng tahunnya yang terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Hurlock (2004), umur merupakan penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan baru. Dengan meningkatnya usia semakin panjang rentan waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga meningkatnya usia akan semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. 2.4.2 Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini terangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
29
makhluk sosial dalam kehidupannya. Untuk mencapai nilai- nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2011). 2.4.3 Pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2003). 2.4.4 Sumber Informasi Sumber informasi adalah saluran atau sarana yang digunakan oleh komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga kesehatan, majalah, keluarga/teman, dll) (Notoatmodjo, 2003).
30
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1
Kerangka Konsep Gambaran Pengetahuan
Karakteristik ibu 1. Umur
Ibu Tentang Pengolahan
2. Pendidikan
Sampah Rumah Tangga
3. Pekerjaan 4. Sumber informasi
3.2 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah sebuah batasan-batasan yang diberikan oleh peneliti terhadap variabel penelitiannya sendiri sehingga variabel penelitian dapat diukur (Zaluchu, 2006). 3.2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah kemampuan ibu dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yang berupa kuesioner, dengan kategori : 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang
30
31
3.2.2 Umur Umur adalah lamanya usia seseorang dari lahir sampai dengan ulang tahun yang terakhir dinyatakan dalam tahun yang dikategorikan menjadi : 1. 20-33 tahun 2. 34-47 tahun 3. 48-60 tahun 3.2.3 Pendidikan Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan/tidak diselesaikan oleh ibu yang dikategorikaan menjadi : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. Perguruan Tinggi/ Akademik 3.2.4 Pekerjaan Pekerjaan adalah aktifitas ibu yang dilakukan sehari-hari, secara rutinitas serta kegiatan untuk mendapatkan penghasilan/tidak mendapatkan penghasilan yang dapat dikategorikan menjadi : 1. Ibu Rumah Tangga (IRT) 2. Wiraswasta 3. Pegawai Swasta 4. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
32
3.2.5 Sumber Informasi Sumber
informasi
adalah
dari
mana
ibu
memperoleh
atau
mendapatkan informasi tentang pengolahan sampah rumah tangga dengan kategori : 1. Keluarga / Teman 2. Media cetak (buku, koran, majalah) 3. Media elektronik (tv, radio, internet) 4. Tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) 3.3 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskritif. Dengan desain cross sectional yaitu untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013. 3.4 Lokasi dan Waktu Peneliti 3.4.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 dengan alasan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. 3.4.2 Waktu Penelitian Waktu yang untuk melakukan penelitian ini dimulai dari tanggal 17 Juni - 24 Agustus 2013.
33
3.5 Populasi Dan Sampel 3.5.1 Populasi Populasi adalah subjek penelitian. Populasi mewakili karakteristik yang ingin didapatkan oleh penelitian dimaksud (Zaluchu, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 407 orang. 3.5.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi dengan karakteristik yang dianggap mewakili populasi penelitian (Zaluchu, 2006). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ibu di lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 sebanyak 80 orang. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling (acak sederhana) yaitu dengan menetapkan sampel berdasarkan data yag sesuai dengan maksud dan kapasitas yang diinginkan peneliti. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: =
N 1 + N (d )
Keterangan : n = Besar Sampel N = Besar Populasi
D = Tingkat Kepercayaan
34
Maka =
407 1 + 407(0,1 )
=
407 1 + 407 (0,01)
n=
n=
,
,
n = 80,27 dibulatkan menjadi 80
3.6 Metode Penelitian Data 3.6.1 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan memberikan lembar kuesioner kepada responden. Para responden lebih dahulu diberikan penjelasan singkat tentang tata cara pengisian kuesioner dan tujuan penelitian. Untuk mengisi kuisioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang tinggal di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 menjadi sampel.
35
3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan Aspek pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan memberikan skor sejumlah 20 buah. Seluruh pertanyaan diberi dalam bentuk pilihan ganda, masing-masing jawaban benar diberi skor sebagai berikut: 1. Jawaban yang benar diberikan skor nilai ( 1 ) 2. Jawaban yang salah diberikan skor nilai ( 0 ) Total skor tertinggi adalah : 20 X 1 =20 Dengan demikian pengetahuan responden dapat diukur dengan menggunakan rumus : S = x 100% Keterangan : S = Skor X = Jumlah jawaban yang benar R = Jumlah nilai maksimal (20 pertanyaan). Setelah semua data diolah, menjadi kategori pengetahuan kemudian dimasukkan ke dalam kriteria standart sebagai berikut : a. Pengetahuan Baik, apabila total jawaban dari kuesioner 16-20 (76-100%) b. Pengetahuan Cukup, apabila total jawaban dari kuensioner 12-15 (56-75%) c. Pengetahuan Kurang, apabila total jawaban dari kuesioner 0-11 (0-55%)
36
3.7 Teknik Pengolahan Data Jenis data adalah data primer, diolah dengan cara manual melalui langkahlangkah sebagai berikut : 1. Editing Pemeriksaan data untuk menyesuaikan terhadap apa yang seharusnya. 2. Coding Proses untuk memberikan kode pada jawaban-jawaban responden atau ukuran-ukuran yang diperoleh dari unit analisis sesuai dengan rencana awalnya. 3. Tabulating Proses yang akan dilakukan untuk menghitung setiap variable berdasarkan ketegori- kategori yang telah ditetapkan sebelumnya, sesuai dengan tujuan penelitian (Zaluchu, 2006). 3.8
Analisa Data Analisa data dilakukan dengan metode deskriptif yang disajikan untuk melihat hasil persentase yang telah dikumpulkan dan kemudian dianalisa dengan menggambarkan keadaan dari setiap variable dengan menggunakan teori-teori dan kepustakaan yang relevan sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
37
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Tabel 4.1
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
No Pengetahuan 1. Baik 2. Cukup 3. Kurang Total
Jumlah 34 29 17 80
Persentase (%) 42,5 36,25 21,25 100
Dari tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengolahan sampah rumah tangga di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 adalah berpengetahuan baik sebanyak 34 orang (42,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 29 orang (36,25%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 17 (21,25%).
37
38
4.1.2 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur Tabel 4.2
No 1. 2. 3.
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Umur 20-33 tahun 34-47 tahun 48-60 tahun Total
Jumlah 29 36 15 80
Persentase (%) 36,25 45 18,75 100
Dari tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa respoden terbanyak berumur 34-47 tahun yaitu sebanyak 36 orang (45%) kemudian yang berumur 20-33 tahun yaitu sebanyak 29 orang (36,25%) dan yang berumur 48-60 tahun yaitu sebanyak 15 orang (18,75). 4.1.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3
No 1. 2. 3.
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pendidikan
SD SMP SMA Total
Jumlah 25 26 29 80
Persentase (%) 31,25 32,5 36,25 100
Dari tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa responden terbanyak berpendidikan SMA yaitu sebanyak 29 orang (31,25%). Kemudian berpendidikan SMP sebanyak 26 orang (32,5%) dan berpendidikan SD sebanyak 25 orang (31,25%).
39
4.1.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.4
No 1. 2.
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Pekerjaan
IRT Wiraswasta Total
Jumlah 72 8 80
Persentase (%) 90 10 100
Dari tabel 4.4. di atas, diketahui bahwa responden terbanyak bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 72 orang (90%) kemudian bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 8 orang (10%). 4.1.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.5
No 1. 2. 3. 4.
Distribusi Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Sumber Informasi Keluarga/Kerabat Tenaga Kesehatan Media Cetak Media Elektronik Total
Jumlah 26 20 7 27 80
Presentase (%) 32,5 25 8,75 33,75 100
Dari tabel 4.5 diatas, diketahui bahwa responden terbanyak mendapat informasi dari media elektronik yaitu sebanyak 27 orang (33,75%), dari keluarga/kerabat sebanyak 26 orang (32,5%), dari tenaga kesehatan sebanyak 20 orang (25%), dan dari media cetak 7 orang (8,75%).
40
4.1.6 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Umur Tabel 4.6
No
1. 2. 3.
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahn Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013 Umur
20-33tahun 34-47 tahun 48-60 tahun
Pengetahuan Baik Cukup f % f % 17 58,62 9 31,03 12 33,33 16 44,45 5 33.33 4 26,27 Total
Jumlah Kurang f % 3 10,35 8 22,22 6 40
f 29 36 15 80
% 100 100 100 100
Dari tabel 4.6 di atas, diketahui bahwa dari 36 orang responden berumur 3447 tahun berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (33,33%), berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (44,45%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (22,22%). Dari 29 orang responden berumur 20-33 tahun berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (58,62%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (31,03%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (10,35%). Dan dari 15 orang responden berumur 48-60 tahun berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (33,33%), berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (26,27%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (40%).
41
4.1.7 Distribusi Pengetahuan Ibu Hamil berdasarkan Pendidikan Tabel 4.7
N o
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Pendidikan
1. SD 2. SMP 3. SMA
Baik f % 4 16 6 23,08 24 82,76 Total
Pengetahuan Cukup Kurang f % f % 9 36 12 48 15 57,69 5 19,23 5 17,24 0 0
Jumlah f 25 26 29 80
% 100 100 100 100
Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa dari 29 orang responden berpendidikan SMA berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,76%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 5 orang (17,24%). Dari 26 orang responden berpendidikan SMP berpengetahuan baik sebanyak 6 orang (23,08%), berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (57,69%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang (19,23%). Dari 25 orang responden berpendidikan SD berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (16%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (36%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 12 orang (48%).
42
4.1.8 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.8
N o 1. 2.
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai tahun 2013 Pekerjaan
IRT Wisraswasta
Baik f % 32 44,44 3 25 Total
Pengetahuan Cukup Kurang f % f % 25 34,72 15 20,83 4 50 2 25
Jumlah f 72 8 80
% 100 100 100
Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 72 orang responden bekerja sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%), berpengetahuan cukup 25 orang (34,72%), dan kurang 15 orang (20,83%). Dari 8 orang reesponden bekerja sebagai wiraswasta berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (25%), berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (50%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (25%).
43
4.1.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III KecamatanMedan Denai Tahun 2013 No
1. 2. 3. 4.
Sumber Informasi Keluarga/Kerabat Tenaga Kesehatan Media Cetak Media Elektronik
Pengetahuan Baik Cukup f % f % 9 34,62 10 38,46 5 25 9 45 3 42,86 4 57,14 17 62,96 6 22,22 Total
Jumlah Kurang f % 7 26,92 6 30 0 0 4 14,82
f 26 20 7 27 80
% 100 100 100 100 100
Dari tabel 4.13 diatas diketahui bahwa dari 27 orang responden yang memperoleh informasi dari media elektronik yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (62,96%), berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (22,22%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 4 orang (414,82%). Dari 26 orang reponden yang memperoleh informasi dari keluarga/kerabat yang berpengetahuan baik sebanyak 9 orang (34,62%), berpengetahuan cukup 10 orang (38,46%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (26,92%). Dari 20 orang responden yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (25%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (45%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang (30%). Dari 7 orang responden yang memperoleh informasi dari media cetak yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (42,86%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (57,14%).
44
4.2
Pembahasan
4.2.1 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur 58,62 60
Baik 44,45
50
40 40
33,33
31,03
33,33 22,22
30 20
Cukup
26,27
Kurang
10,35
10 0 20-33
Diagram 4.1
34-47
48-60
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Umur Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari gambar 4.1 diatas, diketahui bahwa ibu rumah tangga yang berumur 2033 tahun berpengetahuan baik (58,62%), berumur 34-47 tahun berpengetahuan cukup (44,45%). Dan berumur 48-60 tahun berpengetahuan kurang (40%). Menurut Zaluchu (2006), umur adalah lamanya usia seseorang dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Sedangkan menurut Hurlock (2004), umur merupakan penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan dan harapan baru. Dengan meningkatnya usia semakin panjang rentan waktu untuk mencapai pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik sehingga meningkatnya usia akan semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
45
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti berasumsi bahwa besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu rumah tangga yang berumur 20-33 tahun, hal ini disebabkan karena usia ibu yang masih muda membuat ibu lebih mudah menerima informasi yang baru tentang pengelolaan sampah yang berguna untuk hidup bersih dan karena tingkat kemauannya yang tinggi sehingga pengalaman-pengalaman yang didapatkan seorang ibu tersebut dapat mencapai tingkat pengetahuan yang baik. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang berusia 34-47 tahun disebabkan karena semakin bertambahnya usia maka semakin bertambah pengalaman yang diperoleh ibu sehingga pengetahuan yang dimilikinya semakin bertambah pula. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga yang berusia 48-60 tahun disebabkan karena semakin bertambahnya usia daya ingat,daya tangkap dan daya cerna seseorang untuk menerima suatu informasi semakin berkurang sehingga pengetahuan yang dimilikinya semakin berkurang.
46
4.2.2 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan 82,76
90
Baik Cukup
80 70
Kurang
57,69
60
48
50 36
40
23,08
30 20
16
19,23
17,24
10
0
0 SD
Diagram 4.2
SMP
SMA
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pendidikan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.2 diatas, diketahui bahwa responden yang berpendidikan SMA berpengetahuan baik (82,76%), responden yang berpendidikan SMP berpengetahuan cukup (57,69%), dan responden yang berpendidikan SD berpengetahuan kurang (48%). Menurut Notoatmodjo (2011) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai
47
hidup dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebaginya). Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti berasumsi bahwa pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Karena besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu rumah tangga yang berpendidikan SMA disebabkan karena ibu rumah rumah tangga tersebut telah mendapat informasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga yang telah diterimanya dengan baik dari pendidikan terakhirnya sehingga ibu rumah tangga tersebut lebih mengetahui dan memahami tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang memiliki pendidikan SMP di sebabkan karena walaupun keterbatasan pendidikan yang diperolehnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang cukup dari tenaga kesehatan atau teman atau kerabat tentang pengelolaan sampah rumah tangga hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuanya tentang pengelolaan sampah rumah tangga tersebut sehingga ibu bisa mencapai tingkat pengetahuan cukup. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga
yang
berpendidikan SD disebabakan karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki ibu menyebabkan rendahnya tingkat pengetahuan dan tingkat kepedulian ibu untuk mencari informasi juga rendah khususnya informasi mengenai kesehatan dan pengelolaan sampah rumah tangga.
48
4.2.3 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan 50 50
Baik
44,44
45 40
Cukup 34,72
Kurang
35 30
25
25
20,83
25 20 15 10 5 0 IRT
Diagram 4.3
Wiraswasta
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Pekerjaan Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.3 diatas, diketahui bahwa kebanyakan ibu rumah tangga yang bekerja sebagai Wiraswasta berpengetahuan cukup sebanyak (50%). Ibu rumah tangga yang bekerja sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak (44,44%). Menurut Notoatmodjo (2003) Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain. Menurut asumsi peneliti besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu yang bekerja sebagai Wiraswasta disebabkan karena lingkungan kerja yang lebih luas dan
49
memiliki akses yang baik untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga sehingga lebih mudah untuk mendapatkan informasi tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu yang bekerja sebagai IRT itu disebabkan karena aktivitas ibu yang umumnya lebih banyak dilakukan di dalam rumah dan hanya mengurusi rumah tangganya, sehingga memungkinkan ibu untuk lebih banyak memiliki waktu luang untuk bisa mencari dan mendapat informasi tentang kesehatan khususnya tentang pengelolaan sampah rumah tangga, sehingga pengetahuan ibu tentang pengelolaan sampah rumah tangga dapat mencapai tingkat pengetahuan yang baik.
50
4.2.4 Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi 70
62,96 57,14
60 50 40 30
45 38,46 34,62 26,92
Baik Cukup Kurang
42,86 30
25
22,22 14,82
20 10
0
0
Diagram 4.4
Distribusi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berdasarkan Sumber Informasi Di Lingkungan V Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Tahun 2013
Dari diagram 4.6 diatas diketahui bahwa ibu rumah tangga yang mendapatkan informasi dari media elektronik yang berpengetahuan baik (62,96%), media cetak yang berpengetahuan cukup sebanyak (57,14%), tenaga kesehatan yang berpengetahuan cukup sebanyak (45%), dan keluarga/kerabat yang berpengetahuan cukup sebanyak10 orang (38,46%). Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa sumber informasi diperoleh dari berbagai sumber yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Jika seseorang mendapatkan informasi maka dia akan memperoleh pengetahuan yang luas.
51
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti berasumsi bahwa sumber informasi dapat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Besarnya proporsi pengetahuan baik pada ibu rumah tangga yang memperoleh informasi dari media elektronik itu disebabkan karena informasi yang diperoleh dari media elektronik lebih lengkap dan terperinci juga disetai gambar-gambar selain dari itu sebagian ibu rumah tangga juga lebih suka dan lebih mudah memahami suatu informasi tersebut jika dia bisa melihat hal tersebut dengan gambar dan suara atau menontonnya . Besarnya proporsi pengetahuan baik dan cukup pada ibu rumah tangga yang memperoleh informasi dari media cetak itu disebakan karena sebagian ibu rumah tangga lebih mudah memahami suatu informasi apabila dia membaca dan melihat gambar-gambar, sehingga sebagian ibu tersebut lebih suka mencari informasi dari media cetak dari pada sama keluarga/kerabat, media elektronik, maupun yang lainnya. Besarnya proporsi pengetahuan cukup pada ibu rumah tangga yang memperoleh sumber informasi dari tenaga kesehatan itu disebabkan karena informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu khususnya tentang pengelolaaan sampah rumah tangga sudah cukup jelas dan disampaikan dengan sederhana dan bersahabat sehingga dengan mudah diterima dan dimengerti oleh ibu. Besarnya proporsi pengetahuan kurang pada ibu rumah tangga yang mendapatkan informasi dari keluarga/kerabat itu disebabkan karena informasi di berikan oleh keluarga/kerabat kurang lengkap dan kurang bisa dipahami karena tidak
52
semua keluarga/kerabat tersebut memiliki pengetahuan yang baik dan cukup tentang pengelolaan sampah rumah tangga.
53
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan
5.1.1 Dari
hasil
penelitian
diketahui
bahwa
sebagian
besar
responden
berpengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang (42,5%), 5.1.2 Berdasarkan umur, mayoritas responden terbanyak barumur 34-47 tahun sebanyak 36 orang (60%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 12 orang (33,33%), 5.1.3 Berdasarkan pendidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 29 orang (36,25%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (82,76%). 5.1.4 Berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden sebagai IRT sebanyak 72 orang (90%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 32 orang (44,44%). 5.1.5 Berdasarkan sumber informasi, mayoritas responden memperoleh informasi dari media elektronik sebanyak 27 orang (33,75%) dengan tingkat berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (62,96%).
53
54
5.2.
Saran
5.2.1 Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berada di lingkungan v kelurahan tegal sari mandala III untuk lebih aktif mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah rumah tangga. 5.2.1 Diharapkan kepada ibu rumah tangga yang berpengetahuan cukup untuk lebih mencari informasi yang lengkap dan memahami lagi akan segala informasi mengenai kesehatan terutama tentang pengelolaan sampah rumah tangga.