HUBUNGAN ASUPAN LEMAK, ASUPAN SERAT DENGAN KADAR LIPIDA DARAH SERTA KAITANNYA DENGAN RASIO LINGKAR PINGGANG-LINGKAR PANGGUL DOSEN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
ABSTRAK Hasneli, Kasmiyetti, Hermita Bus Umar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan lemak, asupan serat dengan kadar lipida darah serta kaitannya dengan Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Dosen Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padang Penelitian dilakukan di kampus I dan II Politeknik Kesehatan Padang dari bulan Maret sampai Nopember 2012. Populasi adalah seluruh dosen Politeknik Kesehatan Padang. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematik random sampling dengan jumlah sampel 46 orang. Data dianalisis secara univariat dan analisis bivariat dengan uji korelasi pada α 5%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata asupan lemak dan serat responden adalah ; 58,23 gram/hari dan 19,88 gr/hari. Rata-rata kadar lipida responden adalah Kolesterol total 205, 24 mg/dl; Trigliserida 123,74 mg/dl; HDL 33,52mg/dl; LDL 148,33 mg/dl. Rata-rata lingkar pinggang adalah 87,64 cm, rata-rata lingkar panggul adalah 101,83 cm, dan rata-rata rasio lingkar pinggang dengan lingkar panggul pada wanita 0,83, dan pada laki-laki 0,92. Hubungan asupan lemak dengan kolesterol total dan LDL berpola positif. Terdapat pola hubungan yang negatif antara asupan serat dengan kolesterol total, trigliserida dan LDL. Secara keseluruhan baik pada laki-laki maupun perempuan terdapat pola hubungan yang positif antara Kolesterol total, Trigliserida dan LDL dengan RLPP. Terdapat pola hubungan yang negatif antara HDL dengan RLPP pada kedua kelompok. Disarankan agar responden meningkatkan asupan serat, melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan kontinu untuk meningkatkan kadar HDL, untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti jenis lemak yang dikonsumsi responden, dan memperbanyaj jumlah sampel. Kata Kunci: Lemak, serat, kadar lipida darah, RLPP. Obesitas merupakan salah satu
PENDAHULUAN kecendrungan
masalah kesehatan di Indonesia, yang
masyarakat untuk memilih makanan yang
tersebar dengan prevalensi berbeda-beda.
tinggi kalori dan tinggi lemak, tetapi rendah
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007
serat seperti makanan
fast food. Akibat
menunjukkan bahwa Prevalensi obesitas
negatif yang pertama kali muncul, apabila
adalah 19,1 %, yang terdiri dari prevalensi
seseorang salah memilih makanan adalah
penderita laki-laki 13,9 % , wanita 13,8 %.
kelebihan berat badan, jika hal ini dibiarkan
Prevalensi obesitas sentral 18,8 %, laki-laki
akan
obesitas.
7,7 %, wanita 29 %, obesitas sentral lebih
menganggu
banyak dijumpai pada usia 45 – 54 tahun.
penampilan fisik seseorang, tetapi juga
Sedangkan di daerah Sumatera Barat data
mengganggu kesehatan.
prevalensi
Saat
ini
berakibat
Obesitas
tidak
ada
terjadinya saja
obesitas 16,3 % yang terdiri
dari laki-laki 10,5% dan wanita 21,3 %,
gizi makro. Konsumsi makanan sumber
prevalensi obesitas sentral 18,2 %.
energi yang berlebihan terutama konsumsi
Obesitas sangat dekat kaitannya dengan
penyakit
degeneratif
seperti
lemak dapat menyebabkan peningkatan berat
badan
yang
pada
akhirnya
penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi
mengakibatkan obesitas. Hal lain yang juga
dan diabetes mellitus Penumpukan lemak
dapat meningkatkan risiko obesitas adalah
diperut (abdominal obesity) mempunyai
karena rendahnya konsumsi serat, Rasio
pengaruh
lingkar
pada
peningkatan
tekanan
pinggang
dan
lingkar
panggul
darah, LDL, cholesterol, trigliserida dan
merupakan indikator adanya penimbunan
gula darah serta menurunkan kadar HDL
lemak dalam perut yang dikenal dengan
cholesterol.
obesitas sentral atau obesitas visceral
Masalah
obesitas
timbul
Penelitian ini bertujuan
akibat
untuk
ketidak seimbangan energi yang masuk
mengetahui hubungan asupan Lemak,
dengan energi yang keluar yang dikenal
Asupan Serat dengan kadar lipida darah
dengan keseimbangan energi positif, yaitu
serta kaitannya dengan Rasio Lingkar
konsumsi energi lebih banyak dari pada
Pinggang-Pinggul
yang
Kemenkes RI Padang
digunakan
sehingga
terjadi
Dosen
Poltekkes
perubahan mekanisme metabolisme zat daerah
METODE PENELITIAN Penelitian ini yang
obseservasional dengan
adalah
desain
penelitian
bersifat Cross
analitik
Sectional.
antara
tulang
rusuk
dengan
Lingkar panggul diukur berdasarkan hasil pengukuran panjang lingkar daerah pelvis (lingkar
yang
paling
menonjol
pada
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
panggul), diukur dengan meteran non
sampai
elastis/meterline,
Desember
Politeknik
2012
Kesehatan
di
Kampus
Kemenkes
RI
menyentuh
kulit
pengukur
mengelilingi
pantat
adalah
menekan kulit, dengan tingkat ketelian 0,1
dosen
Politeknik
horizontal
daerah
Padang. Populasi dalam penelitian ini seluruh
secara
pita
Kesehatan Kemenkes Padang. Sampel
cm. Kadar
dalam
Dosen
kolesterol
total,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
kolesterol,
trigliserida)
yang mengajar di kampus I dan kampus II,
pemeriksaan laboratorium..
penelitian
ini
adalah
secara sistematik random sampling.. Asupan lemak dan serat diperoleh
tidak
lipid darah responden yaitu
Analisis
Teknik pengambilan sampel dilakukan
tapi
LDL-kolesterol,
data
diukur diawali
HDLdengan dengan
analisis univariat untuk masing-masing variabel sehingga didapatkan informasi
melalui wawancara dengan menggunakan
sebaran
formulir Food
analisis bivariat Dengan uji Korelasi pada
(FFQ)
Frequency Questionnaire
semikuantitatif.
panjang
lingkar
α 5%.
data.
Kemudian
dilakukan
HASIL PENELTIAN . Tabel. 1 Distribusi Rata-Rata Asupan Lemak dan Asupan Serat, Kadar Lipida Darah, pada Dosen Poltekkes Kemenkes Padang No
Variabel
Mean
Min-Max
St. dev
1
Asupan Lemak
58,23
28,8 – 77,6
11,2
2
Asupan Serat
19,88
7,0 – 28,0
4,83
3
Kolesterol Total
205,24
135 – 301
37,39
4
Trigliserida
123,74
41 – 384
66,67
5
HDL
33,52
23 – 69
7,91
6
LDL
148,33
77,4 – 232,0
34,34
Rerata lingkar pinggang dan lingkar panggul responden dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel .2 Distribusi Rata-Rata Lingkar Pinggang dan Lingkar Panggul Dosen Poltekkes Kemenkes Padang No Variabel Mean Min-Max St. Dev 1
Lingkar pinggang
87,64
73 - 110
9,47
2
Lingkar Panggul
101,83
87 - 133
8,86
Rata-rata
rasio
lingkar
pinggang
perempuan masih pada level normal yaitu
0,83
< 0,85. Hasil analisis bivariat hubungan
cm dan pada laki-laki adalah 0,92 cm.
asupan lemak dan asupan serat dengan
Berdasarkan kategori maka pada laki-laki
kadar lipida darah dapat dilihat pada tabel
rasio lingkar pinggang panggul termasuk
3.
panggul pada perempuan
adalah
risiko/tinggi karena nilainya > 0,90 . Pada Tabel 3. Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Serat dengan Kadar Lipida Darah pada Dosen Poltekkes Kemenkes Padang Asupan
Asupan Lemak
Asupan Serat
Kadar Lipida Darah
r
p
Kolesterol Total
0,179
0,234
Trigliserida
-0,157
0,296
HDL
-0,085
0,576
LDL
0,266
0,073
Kolestrol Total
-0,138
0,359
Trigliserida
-0,237
0,113
HDL
0,029
0,850
LDL
-0,010
0,948
Analisis Hubungan kadar lipida darah
perempuan
dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul
berbeda,
untuk
(RLPP) dilakukan dengan menggunakan
berisiko
nilainya
uji
perempuan > 0,85, hasilnya dibedakan
korelasi
Pearson.
Rasio
Lingkar
Pinggang Panggul antara laki-laki dan
mempunyai laki-laki >
0,90
nilai
yang
RLPP
yang
dan
untuk
menurut jenis kelamin
Tabel 4. Hubungan Kadar Lipida Darah dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul pada Dosen Poltekkes Kemenkes Padang berdasarkan jenis kelamin Variabel
RLPP Laki-laki r
RLPP Perempuan
Nilai p
r
Nilai p
Kolesterol total
0,129
0,647
0,103
0,569
TG
0,376
0,205
0,093
0,605
HDL
-0,140
0,647
-0,264
0,137
LDL
0,068
0,824
0,125
0,489
Secara keseluruhan baik pada laki-laki
dengan peningkatan kadar kolesterol total,
maupun perempuan terdapat hubungan
trigliserida dan LDL akan meningkatkan
yang
RLP
positif
antara
Kolesterol
total,
Trigliserida dan LDL dengan RLPP yaitu diingini adalah total kolesterol
PEMBAHASAN
< 200
Berdasarkan
hasil
pemeriksaan
mg/dl, trigliserida < 130 mg/dl dan rasio
laboratorium untuk
profil
lipid terlihat
LDL/HDL yang beresiko Rendah adalah
bahwa kadar kolesterol total , kadar HDL
kecil dari 3.
dan LDL lebih banyak yang termasuk
Hasil review Garry (2001), tentang
risiko dan ambang/waspada dibanding
lemak dan kolesterol dari konsensus
yang normal, sedangkan trigliserida lebih
mengenai kolesterol pada tahun 1984,
banyak yang normal. Berdasarkan ratio
didapatkan bahwa level kolesterol normal
LDL/HDL yang berisiko/tinggi (< 3) lebih
200 mg/dl – 240 mg/dl, kadar kolesterol
besar jumlahnya.
diatas 240 mg/dl dapat meningkatkan
Kolesterol
didalam
tubuh
terjadinya penyakit jantung. Rata-rata asupan lemak responden
mempunyai fungsi ganda, yaitu disatu sisi lain
dapat
masih dalam batas yang dianjurkan, yaitu
terdapat
dalam
berkisar antara 37 gr – 93 gr/hari untuk
dalam
darah.
laki-laki, dan 35 gr – 73 gr/hari untuk
Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan
wanita. Asupan serat masih rendah bila
Dislipidemia
dibandingkan dengan anjuran kebutuhan
diperlukan
dan
membahayakan jumlah
terlalu
disisi bila banyak
Indonesia
dan
Institute Of Health ( NIH)
Nasional
kadar yang
serat
untuk
mencegah
obesitas
dan
penyakit-penyakit degenerative menurut
diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit
US-FDA yaitu 25 gram /2000 kkal atau 30
kardiovaskuler Penurunan
gram/2500 kkal). Berbagai penelitian menjelaskan
berat
badan
dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah
bahwa, baik serat larut maupun yang tidak
satunya
larut
pemasukan
energi
aterosklerosis. Serat larut didalam usus
Pembatasan
pemasukan
halus
dapat
makanan dengan membatasi pemasukan
mengikat lemak, kolesterol dan asam
lemak lebih sering dilakukan tapi hal ini
empedu. Akibatnya asam empedu didalam
dapat
hati berkurang. Untuk memproduksi asam
lemak esensial dan vitamin larut lemak.
empedu yang hilang, maka hati akan
Oleh karena itu pembatasan jumlah lemak
menarik kolesterol dari darah sehingga
tidak perlu dilakukan adalah yang perlu
kadar kolesterol darah akan menurun.
dilakukan adalah pemilihan jenis lemak.
bermanfaat
bagi
membentuk
gel
pencegahan yang
adalah
menyebabkan
Asam
Rata-rata rasio lingkar pinggang
dengan
membatasi
dari
makanan. energi
defisiensi
lemak
rantai
dari
asam
sedang
0,83
mempunyai rantai karbon yang lebih
cm dan pada laki-laki adalah 0,92 cm.
pendek, densitas energinya lebih kecil,
Berdasarkan kategori maka pada laki-laki
sehingga setiap gram asam lemak rantai
rasio lingkar pinggang panggul termasuk
sedang
risiko/tinggi karena nilainya > 0,90 . Pada
rendah. Di dalam hati hampir semua asam
perempuan masih pada level normal yaitu
lemak rantai sedang teroksidasi menjadi
< 0,85 , namun sudah mendekati rasio
energy,
yang berisiko.
langsung digunakan untuk meningkatkan
panggul pada perempuan
adalah
Rasio lingkar pinggang dan lingkar
kandungan
dan
energinya
energy
yang
lebih
dihasilkan
pembakaran seluler dan mengaktifkan
adanya
fungsi semua kelenjer endokrin, organ
penimbunan lemak dalam perut yang
tubuh dan jaringan tubuh. Oleh karena
dikenal dengan obesitas sentral atau
banyaknya asam lemak rantai sedang
obesitas visceral. Salah satu
indikator
yang disimpan dalam jaringan, sehingga
viseral
tidak menimbulkan penumpukan lemak
lingkar
dalam tubuh.
panggul
sebagi
seseorang adalah
indikator
tergolong apabila
obesitas ukuran
Whitaker
pinggangnya > 90 cm pada laki-laki dan >
dalam
Bruce,
2005
80 cm pada perempuan, atau ratio lingkar
menyatakan efek termogenik (membakar
pinggang dan lingkar panggul > 0,9 pada
lemak dari makanan berkalori tinggi yang
laki-laki.dan
perempuan.
mengandung 40 % lemak dalam bentuk
beberapa
asam lemak rantai sedang, hampir dua
penelitian terbukti lebih berkaitan dengan
kali lebih banyak dibandingkan dengan
kejadian
yang mengandung 49 % asam lemak
Obesitas
0,85
visseral beberapa
pada menurut
penyakit
seperti
rantai
panjang.
Efek
termogenik
ini
berlangsung tidak hanya satu atau dua
kadar kolesterol total, kadar trigliserida
jam setelah makan makanan sumber
dan
asam
tetapi
terdapat hubungan yang positif yaitu
metabolisme tetap tinggi selama 24 jam.
semakin tinggi asupan serat semakin
Dengan
meningkatkan kadar HDL..
lemak
rantai
sedang,
meningkatnya
metabolisme,
LDL.
Sedangkan
Serat
jumlah kalori yang dibakar juga akan
dengan
HDL
mempunyai kemampuan
meningkat. Hal ini menyebabkan asam
menahan air yang tinggi dan dapat
lemak rantai sedang berpotensi sebagai
membentuk
pencegah terjadinya obesitas.
didalam saluran cerna, sehingga dapat
cairan
kental
Hasil penelitian ini menunjukkan
menurunkan
Asupan lemak dengan kolesterol total dan
penyerapan
zat
LDL berpola positif artinya semakin tinggi
pengosongan
makanan
asupan lemak semakin meningkat kadar
lambung,
kolesterol
memberikan rasa kenyang yang lama dan
dengan
total
dan
trigliserida
LDL,
dan
sebaliknya
HDL
berpola
dan
(viskositas)
dengan
menghambat
memperlambat gizi,
menunda dari
dalam
demikian
dapat
pemasukkan
negatif, semakin tinggi asupan lemak
berlebihan
semakin rendah trigliserida dan HDL.
terjadinya obesitas. Oleh karena itu untuk
Terdapat hubungan yang negatif antara
mencegah
asupan serat dengan kolesterol total,
obesitas terutama obesitas visceral sangat
trigliserida
dianjurkan meningkatkan konsumsi serat
dan
LDL.
Semakin
tinggi
sehingga
dapat
kalori
peningkatan
mencegah prevalensi
asupan serat maka akan semakin rendah
dalam hidangan makanan sehari-hari.
KESIMPULAN DAN SARAN
dan HDLTerdapat pola hubungan yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
negatif
antara
asupan
kolesterol
dalam batas yang dianjurkan sedangkan
sedangkan dengan HDL berpola positif .
asupan serat masih rendah. Profil lipid
Secara keseluruhan baik pada laki-laki
(kolesterol totaI, HDL dan LDL) lebih
maupun
banyak
dan
hubungan yang positif antara Kolesterol
ambang/waspada dibanding yang normal,
total, Trigliserida dan LDL dengan RLPP
sedangkan trigliserida lebih banyak yang
dan pola hubungan yang negatif antara
normal. Berdasarkan ratio LDL/HDL yang
HDL dengan RLPP
termasuk
risiko
trigliserida
dengan
disimpulkan rata-rata asupan lemak masih
yang
total,
serat
perempuan
dan
terdapat
LDL
pola
Disarankan untuk meningkatkan
berisiko/tinggi (< 3) lebih besar jumlahnya. Rasio lingkar pinggang panggul pada laki-
asupan
laki termasuk risiko/tinggi karena nilainya
menurunkan kadar kolesterol darah dan
> 0,90. Terdapat pola hubungan yang
melakukan
positif
teratur dan kontinu untuk meningkatkan
antara
asupan
lemak
dengan
kolesterol total dan LDL, dan pola negatif antara asupan lemak dengan trigliserida
kadar
serat,
karena
kegiatan
serat
olahraga
dapat secara HDL.
DAFTAR PUSTAKA Ariawan Iwan, 1998. Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Universitas Indonesia, PPS Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, Delmi Sulastri, Sri Rahayuningsih, Purwantiastuti 2005 Pola asupan lemak, serat dan antioksidan, serta hubunganya denga profil lipid pada laki – laki etnik Minangkabau. Majalah kodokteran Indonesia. Vol 55, nomor 2 Hal 62. Deurenberg P, Yap M, Staverem, 1998. Body mass index and percent body fat: a meta analisis among defferent ethnic groups. International Jouenal of obesity; 22, 1164-1171. Hardman, A.E, Hudson, A, Jones, P.R & Norgan, N.G. ( 1998). Brisk walking and plasma high density lipoprotein cholesterol concentration in previously sedentary women. Bmj,299,1204-5. Ludwig et.al DF,2000. Weight gain and CVD risk factors in Young adult, JAMA; 282 916): 1539. Lukito,Widjaja dan Lestiani, Lanny, 2002. Komposisi Tubuh Sebagai Indikator Status Metabolik; dalam majalah Gizi Mindo Vol. 1 no. 2, hal. 6-9.
NI Lipoeto, Z. Agus, F. Oenzil, ML Wahlqwvist, N Wattana penpaiboon 2001. Contemporary Minangkabau food culture in West Sumatera, Indonesia. Asia Pasific Journal of Clinical Nutrition; 10: 10-6. Ratna Juwita Hatma, 2001. Nutient Intake Patterns and Their Relations To lipid Profiles In Diverse Ethnic Populations. Jakarta. P 54, 68, 69, 77. Soeharto, Iman, 2001 Pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung koroner , Jakarta : Gramedia Pustaka Utama . hal , 27, 30,31,48,114 Soeharto, Iman. 2001. Kolesterol dan Lemak Jahat Kolesterol dan Lemak Baik dan Proses Terjadinya Serangan Jantung dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Zhan Siyan, Suzanne C Ho, 2005. Metaanalysis of the effects of soy protein containing isolfavones on the lipid profile. American Journal of Clinical Nutrition Vol 81, No 2, 397-408. Zhu, Shankuan, Heska Stanley, Wang, Zi Mian, et.al, 2002. Waist Circumference and obesity-associated Risk Factor among Whites in the third National Health and Nutrition Examination Survey: Clinical action Threshold. American Journal of Clinical Nutrition, Vol. 76, N0. 4, 743.