ANALISIS MEKANISME HARGA TERHADAP ETIKA BISNIS PEDAGANG KULINER PADA RESTOURANT TAMAN RESTO Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.Sy)
Oleh: RIVALDI PRAGOLA 205046100642
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “ANALISIS MEKANISME HARGA TERHADAP ETIKA BISNIS PEDAGANG KULINER PADA RESTOURANT TAMAN RESTO”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 18 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Pada Program Studi (Ekonomi Islam). Jakarta, 18 Maret 2010 Mengesahkan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof.DR.H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM NIP. 19550505 198203 1021
PANITIA UJIAN Ketua
: Drs. Djawahir Hejazzieh, SH., MA. NIP. 19551015 197903 1002
(………………………)
Sekertaris
: Drs. Ahmad Yani, M.Ag NIP. 196404412 199403 1004
(………………………)
Penguji I
: Prof.Dr.H. Hasanuddin AF, M.A. NIP. 150050917
(………………………)
Penguji II
: Drs. H. Martono, MM NIDN. 0428035301
(………………………)
Pembimbing I : Prof. Dr.H. Faturahman Djamil, MA NIP. 196011071985051001
(………………………)
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Puji syukur kehadirat Allah Swt. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan pada kita semua. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini yang berjudul "ANALISA MEKANISME HARGA TERHADAP ETIKA BISNIS PEDAGANG KULINER PADA RESTAURAN TAMAN RESTO " bukan semata-mata atas usaha penulis sendiri namun juga karena bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum 2. Dr. Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ah Azharudin Latief, M.Ag.,MH selaku Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Djawahier Hejazziey,SH.,MA selaku Koordinator Teknis Program Non reguler dan Drs.H. Ahmad Yani,M.Ag selaku Sekretaris Teknis Program Non reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Untuk orang tuaku tercinta. Ibundaku (Tuti Liswarina) dan ayahanda ( Rustam Efendi ), Kakak, Abang Ipar, dan Abangku , dan seluruh keluarga besar penulis atas curahan cinta dan kasih " sayangnya, yang tiada henti mendoakan, menyemangati baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan i
skripsi ini. Dan tak lupa, ini untuk mu Mama. Letihmu, Keringatmu masih tergambar jelas dialam mimpi aku sampai malam ini dan malam-malam yang akan datang. Perjaungan yang tanpa lelah, pengorbanan yang tiada dapat diukur, doa yang tiada letih. Trima kasih Mama.. 6. Untuk Pacarku, Annisa Dyah Utami dan keluarga. Ini untuk mu.. Ini buah dari doa, semangat, dorongan kamu. Cepat selesai juga ya de’, Semangat trus... 7. Untuk ibu Mufidah SEI dan Bapak Syafi'I SEI yang telah banyak membantu memberikan arahan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Untuk staf perpustakaan, terutama kepada bapak Zuhri.SH. dan Mas Farhan terima kasih atas kemudahan, arahan dan bantuannya kepada penulis dalam memperoleh data-data kepustakaan dalam penulisan skripsi ini. 9. Selaku owner RM. Taman Resto ( Bapak Dr. Ir. Wahyu Saidi, MSC )yang telah banyak membantu dan meluangkan memberikan informasi, data , dalam menyelesaikan skripsi ini. dan motivasi wirausahanya kepada penulis sehingga penulis terbuka pikirannya untuk menggeluti dunia bisnis. 10. Untuk Para dosen fakultas Syariah dan Hukum, aku belajar banyak dari Bapak dan Ibu. Trima kasih.. 11. Untuk teman-temanku Rahman Sidiq, Se. Sy, Jedy Oktora Lausu, M. rofiuddin, Abdul Fatah, dan anggota persaudaraan Hotel Bu Wardah , dan semua temanteman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang...............................................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
5
C. Metode Penelitian .........................................................................
8
D. Sistematika Penulisan ................................................................... 10 BAB II
KERANGKA TEORI A. Pengertian Biaya............................................................................ 11 B. Teori Harga.................................................................................... 14 1. Pengertian Penetapan harga.................................................... 14 2. Tujuan Penetapan harga ......................................................... 22 3. Faktor-faktor Penetapan Harga .............................................. 24 4. Metode penetapan harga......................................................... 27 5. Prosedur Penetapan Harga...................................................... 33
BAB III
GAMBARAN UMUM RM. TAMAN RESTO A. Sejarah Perjalanan RM. Taman Resto........................................... 37 B. Sekmentasi .................................................................................... 38 C. Surviving Usaha RM. Taman Resto ............................................. 48
D. Pandangan Umum Terhadap Etika Bisnis..................................... 51
iii
BAB IV ANALISA DAMPAK MEKANISME HARGA DALAM MEMBENTUK ETIKA BISNIS A. Analisa Hubungan Mekanisme Harga dengan Dampaknya pada Kelangsungan Usaha ........................................................... 55 B. Peran Etika Moral Dalam Kegiatan Usaha ................................... 62
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................... 67 B. Saran .............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang Masalah. Pasar adalah sebuah mekanisme pertukaran barang dan jasa yang alamiah dan telah berlangsung sejak awal peradapan manusia. Islam menempatkan pasar pada kedudukan terpenting dalam perekonomian. Praktik ekonomi pada masa Rasulullah dan khulafahurrasyidin menunjukan peran pasar yang besar. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Beliau menolak adanya suatu price intervention seandainya perubahan harga terjadi karena mekanisme pasar yang wajar. Namun pasar disini mengharuskan adanya moralitas, antara lain: persaingan yang sehat (fair play), kejujuran (honesty), keterbukaan (tranparancy) dan keadilan (justice). Jika nilai-nilai ini telah ditegakan, Maka tidak ada alasan untuk menolak harga pasar. 1 Ketika membahas masalah mekanisme pasar, yang dijelaskan didalam konsep Islam, penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Pertemuan antara permintaan dan penawaran tersebut harus terjadi rela sama rela dan juga tidak ada pihak yang merasa tertipu atau adanya kekeliruan objek transaksi dalam melakukan transaksi barang tertentu (Q) pada tingkat harga (P). Dengan demikian, Islam menjamin
1
Ekonomi Islam, P3EI univ Islam Indonesia Yogya. 2006
1
2
pasar bebas dimana para pembeli dan para penjual bersaing satu dengan yang lain dengan arus informasi yang berjalan lancar dalam kerangka keadilan, yakni tidak ada (baik individu maupun kelompok, produsen apalagi pemerintah) yang zalim atau dizalimi. 2 Islam amatlah tegas dalam terciptannya suatu harga dan Islam pulalah yang amat membuka kesempatan berekonomi sebesar-besarnya, selama kegiatan berekonomi itu tidak bertentangan dalam ajaran Islam. “Sebaik-baiknya usaha adalah usaha orang-orang yang berniaga (pengusaha atau Intrepreneur),yang jika berbicara tidak dusta, jika diberi amanat tidak khianat, jika berjanji tidak meleset, jika membeli tidak mencela (barang yang akan dibelinya), jika menjual tidak memuji-muji (barang yang akan dijualnya), jika berhutang tidak menunda-nunda pembayarannya,
dan
jika
berpiutang
tidak
mempersulit
(orang
yang
berhutangnya).” (HR.Baihaqi). Nabi Muhammad Saw., melalui hadist diatas, mengajarkan kepada kita tentang profesi usaha yang paling baik menurut beliau. Yaitu, singkatnya, profesi menjadi pengusaha atau intrepreneur yang bermoral. Pada hadist lain beliau mengatakan: “Para pengusaha (intrepreneur) akan dibangkitkan sebagai pendurhaka, kecuali pengusaha yang bertaqwa kepada ALLAH, yang berlaku baik dan jujur.” (HR. At-Tirmidzi).
2
Ir. Adiwarnman Karim, Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: The Internasional Institute of Islamic Thought. 2003
3
Dari hadist diatas, kita menangkap pesan penting dari Baginda Nabi, yaitu bahwa beliau menyukai profesi pengusaha,sebagaimana beliau sendiri adalah pengusaha. Tapi, beliau juga mengingatkan bahwa pengusaha yang benar adalah pengusaha yang saleh. Menjadi pengusaha saja, tanpa dibarengi dengan akhlak dan moral yang baik, malah akan mendapat konotasi buruk, yaitu sebagai pendurhaka. Jadi, dengan ajaran itu sesungguhnya Islam telah memberikan tempat yang terbaik bagi profesi pengusaha yang bermoral. 3 Kepedulian Nabi Muhammad Saw dan diikuti oleh para Sohabat Nabi dalam mekanisme pembentukan harga dan etika bisnis mengkristal pada satu titik yaitu keadilan dan kejujuran. Pilar utama pada transaksi ekonomi adalah keadilan dan kejujuran yang hanya dapat dijamin jika semua kontrak berdasarkan pada kesediaan menyetujui dari semua pihak, jadi tidak ada pihak yang merasa terdzolimi dari dari suatu transaksi ekonomi. Untuk lebih bermakna persetujuan ini harus berdasarkan informasi yang memadai. Moralitas sebagimana yang telah diabadikan dalam ketentuan Syari’ah memerlukan keharusan tidak adanya paksaan, tidak adanya kecurangan, dan tidak mengambil keuntungan dari keadaan yang menakutkan atau ketidaktahuan dari satu pihak yang melakukan perjanjian. Ketika semua ketentuan-ketentuan diatas telah terpenuhi maka harga yang terjadi dipasar adalah harga yang adil dan wajar. Dengan mekanisme harga yang telah sesuai seharusnya dapat diikuti dengan kualitas barang yang diperdagangkan. Dan juga menjaga daya tahan dari 3
Laode M. Kamaluddin, Ph.D., 14 Langkah Membangun Kerajaan Bisnis, April 2007
4
berbagai macam gangguan-ganguan, hal ini bukan tanpa alasan banyak pelakupelaku pasar yang mengambil suatu keuntungan dari situasi dan kondisi seperti ini. Salah satu contoh dan yang banyak terjadi adalah masuknya barang-barang dengan kualitas buruk atau rendah yang diperdagangkan, situasi ini bukan tanpa alasan, dengan naiknya harga barang-barang yang diperdagangkan dipasar masyarakat seperti “digiring” dan tidak punya pilihan lain untuk membeli barangbarang dengan kulitas buruk atau rendah ini. Dikarenakan barang-barang kualitas baik dibandrol dengan harga yang cukup tinggi bahkan sangat tinggi. Seharusnya dengan mekanisme harga yang tercipta secara benar dan adil, dapat disertai dengan terjaganya transaksi barang, dari barang kualitas buruk. Sehingga masyarakat atau konsumen akhir tidak merasa dirugikan atau terdzolimi. Masyarakat atau konsumen akhir ini membayar dengan harga yang yang telah tersepakati, tetapi dengan adanya kenaikan harga dari mekanisme pasar produsen mengurangi kulitas barang yang diperdagangkan atau meminimalkan total cosh. Tak jarang pelaku usaha melakukan kecurangan atau merugikan konsumen dengan mencampur bahan baku produksi dengan zat-zat kimia yang tidak diperuntukan untuk makanan, yang tujuannya menekan total cost atau mengurangi kerugian yang akan dialami. Sebagaimana yang banyak terjadi, pengusaha makanan yang menggunakan Formalin, Borax, Pewarna Textile dan Melamin. Semua bahan-bahan kimia ini amat bahaya untuk untuk kesehatan tubuh, meskipun tidak secara langsung efeknya terhadap tubuh. Fungsi-fungsi tubuh terutama ginjal dan hati akan terganggu dan akhirnya rusak.
5
Dari pengamatan ini penulis mencoba untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana etika dalam menentukan harga yang dilakukan pedagang. Penelitian ini mencoba menggambarkan kembali bagaimana etika dan moral dijunjung tinggi dalam dalam proses produksi dalam kaitannya dengan harga dan kondisi flaktusinya harga. Berdasarkan fenomena di atas, penulis terarik untuk meneliti bagaimana mekanisme harga dalam membentuk etika bisnis dalam pandangan Islam yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam bagi pelaku pasar dan pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatannya. Disamping menerangkan tentang mekanisme harga penulis juga akan membahas tentang bagaimana para pengusaha menyikapi dari kenaikan harga barang produksi yang itu secara tibatiba dan terus-menerus, akan tetapi disisi lain pengusaha juga ingin menjaga dayabeli pelanggan tetap tinggi, karena hal tersebut maka timbul pertanyaan pada kondisi ini bagaimana Islam memberikan solusi dan memandang tentang mekanisme harga yang diikuti penurunan dan ketidakmampuan masyarakat atau pengusaha untuk membeli barang-barang kualitas baik atau unggul sehingga konsumen akhir tidak terzdolimi dari praktek-praktek yang merugikan.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah. Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Begitu luasnya pemahaman tentang mekanisme
6
harga dan juga etika bisnis maka kajian dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi pada mekanisme harga yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep harga yang adil dalam Islam ? 2. Bagaimana etika dalam berbisnis ? 3. Bagaimana dampak dari etika bisnis ? 4. Apa yang terjadi dari bisnis yang tidak beretika ? 5. Bagaimana menyikapi persaingan bisnis yang beretika ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. Dalam skripsi ini penulis akan membahas hal tersebut denagn tujuan : 1. Mengetahui tentang konsep harga yang adil. 2. Mengetahui dengan jelas keuntungan dari usaha yang beretika. 3. Mengetahui dengan jelas dampak dari bisnis yang tidak beretika. 4. Sebagai acuan bagi para pengusaha untuk menjalankan bisnis. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana sosialisasi system ekonomi (terutama tentang konsep harga dan etika bisnis) kepada masyarakat luas.
D. Review Studi Terdahulu. Dari beberapa literature skripsi yang berada di Perpustakaan fakultas Syari’ah dan Hukum penulis hanya mendapat empat buah judul skripsi yang relefan dengan skripsi yang akan peneliti lakukan. Keempat skripsi yang menjadi literature penulis
7
terdiri dari dua variable yang mencakup judul skripsi yang ingin penulis ajukan. Tentunya ada hal-hal yang berbeda, dibawah ini adalah hasil studi terdahulu pada skripsi yang telah ada.
No
Nama/tahun judul sksipsi
1.
Lili Amaliya Tahun 2003
Pembahasan skripsi Fokus pembahasan dalam skripsi ini lebih
Konsep harga yang adil terfokus pada pengertian konsep harga yang adil menurut Ibnu Taymiyah
dan regulasi harga yang dilakukan oleh Ibnu Taymiyah serta menyajikan suatu analisis perbandingan konsep yang dilakukan para pemikir lain dan relevansi dalam konteks indonesia sekarang ini.
2.
Muhammad Yunus tahun Fokus pembahasan dalam skripsi ini antara lain: 2005
pengertian
Persaingan
harga
perdagangan
3.
harga,
teori
permintaan
dan
dalam penawaran dalam membentuk suatu harga,
internasional intervensi harga yang dilakukan oleh pemerintah
dalam perspektif dan Islam
dan bagaimana mekanisme harga dalam Islam
Tuti Awaliyah Tahun 2008
Lebih menerangkan pada sisi etika bisnis yang
Tinjauan Etika Bisnis islam antara lain: pengertian, dasar hukum, prinsipterhadap pemasaran pada prinsip dalam islam. Serta dampaknya pada
4.
PT. Asuransi Tripakarta
pemasaran produk
Serly Maria Tahun 2003
Lebih berfokus pada subyek atau perilaku pada
Etika
usahawan
dalam individunya dan suatu perbandingan dengan
perspektif ekonomi islam ekonomi dan konferensional
konvensional.
Hal
ini
akan
ekonomi menunjukkan suatu nilai atau benefit dalam dua perspektif yang dibangun.
8
Adapun focus kajian ini, penulis mencoba melihat sejauh mana Islam melihat permasalahan ini dan adakah factor pendamping jika terjadi suatu kenaikan harga yang terlampau tinggi dan secara terus-menerus, yang ini bertujuan agar pasar tetap terjaga dari berbagai kerusakan yang terjadi dalam situasi dan kondisi separti ini. E. Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual. Adapun kerangka teori dalam pembahasan ini antara lain mengacu pada teori harga dalam pandangan Islam, faktor yang mempengaruhi harga, teori etika bisnis dalam Islam, pengaruhnya harga dalam etika bisnis, dan manfaat etika bisnis dalam Islam. Adapun kerangka konseptual dalam kajian ini lebih menyajikan berbagai pendapat para ulama yang seriaus dalam bidang ekonomi, dengan melihat prinsipprinsip berekonomi dalam Islam yaitu ridho sama ridho, juga tidak mendzolimi dan tidak terdzolimi. Adapun disisi etika bisnis dalam Islam, lebih terfokus pada sumber hukum Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menerangkan tentang beretika dalam bisnis dan juga suatu contoh yang dilakukan oleh Nabi Muhammad yang sebagai seorang pedagang yang ulung dan sukses.
F. Metode Penelitian dan Tehnik Penulisan. Metode yang digunakan dalam Skripsi ini adalah Metode Deskriptif. Penggunaan metode deskriptif bertujuan menggambarkan generalisasi konsep dan peran etika bisnis dalam merencanakan dan mengelola usaha bila terjadi suatu masalah tentang kenaikan harga.
9
Metode Pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penelitian yaitu : a. Penelitian kepustakaan (Library Research), dalam melakukan penelitian ini penulis mendapatkan data-data dengna cara mencari dan mempelajari literature dari buku-buku dalam kepustakaan, majalah-majalah, surat kabar dan artikel dalam internet yang tentunya sesuai dengan apa yang penulis bahas dalam skripsi ini. b. Penelitian lapangan (Field Research), dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian langsung dalam rangka memperoleh informasi dan data-data dengan wawancara dengan para pedagang UMK yang bergerak dibidang makanan yang dengan ini penulis mengobservasi RM Taman Resto Bekasi. c. Manajemen Partrisipatif, yaitu metode pendekatan manajemen berdasarkan sasaran dan hasil yang dicapai oleh pemilik. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan bersifat Kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Bersifat kualitatif dalam arti mempelajari dan menganalisa permasalahan yang terjadi dan upaya apa yang dilakukan pedagang UMK dalam mengatasi atau menyiasati masalah yang terjadi. Adapun teknik penyusunan dalam penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan UIN Jakarta Press, 2008.
10
G. Sistematika Penulisan. Untuk memudahkan dan memperjelas penyusunan skripsi ini, maka secara sisitematis penulis membagi skripsi ini kedalam lima bab dengan sub-sub sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, motode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II KERANGKA TEORI, meliputi Pengertian biaya dan Teori harga, yang terdiri dari pengertian penetapan harga, tinjauan penetapan harga, faktorfaktor penetapan harga, metode penetapan harga, prosedur penetapan harga. Bab III GAMBARAN UMUM RM TAMAN RESTO, meliputi Sejarah perjalanan RM Taman Resto, sekmentasi, Surveving usaha RM Taman Resto, Pandangan umum terhadap etika bisnis. Bab IV ANALISA
DAMPAK
MEMEBENTUK
ETIKA
MEKANISME BISNIS,
meliputi
HARGA Analisa
DALAM hubungan
mekanisme harga dengan dampaknya terhadap kelangsungan usaha dan Peran etika moral dalam kegiatan usaha. Bab V PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Biaya Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi tersebut diatas, pengorbanan sumber ekonomis dibedakan menjadi dua macam yaitu: (a) Pengorbanan yang telah terjadi dan (b) Pengorbanan yang mempunyai kemungkinan akan terjadi. Nilai sumber ekonomi yang telah dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu merupakan biaya historis, yaitu biaya yang telah terjadi di masa lalu. 1 Penentuan harga berdasarkan biaya tidak hanya merupakan prosedur yang relatif sederhana, tetapi juga menyiratkan keadilan dan kewajaran bahwa yang dibebankan hanyalah jasa yang diberikan seperti, biaya “nilai” yang ditambahkan oleh penjual kepada produk. Biaya juga penting dalam pengertian yang lebih luas. Bahkan kendatipun harga tidak terkait secara langsung dengan biaya, terdapat sejumlah alasan agar memiliki informasi biaya yang rinci. Biaya pun berguna dalam penentuan suatu dasar harga (price floor). 2
1
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya, (Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 3 2 Henri Simamora, Manajemen Pemasaran Internasional, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 607.
11
12
Biaya merupakan dasar dalam penetapan harga, karena suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi, amupun biaya non operasi, akan menghasilkan keuntungan. Namun biaya bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan oleh manajemen di dalam melaksanakan perusahaan atau bagiannya hanya atas dasar informasi saja. Di lain pihak, bukanlah seorang manajer yang baik bila mana pengelolanya tidak didasarkan atas informasi biaya yang paling lengkap, yang dapat dikumpulkan. Macam-macam cara penggolongan biaya sebagai berikut: 3 1. Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran Penggolongan biaya yang paling sederhana adalah penggolongan atas dasar objek pengeluaran, dalam hal ini berupa penjelasan singkat objek suatu pengeluaran. Biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk, jika digolongkan atas dasar objek pengeluaran dapat dibagi menjadi tiga golongan besar: a) biaya bahan baku, b) biaya tenaga kerja, c) biaya overhead pabrik (factory overhead expenses). Penggolongan atas dasar objek pengeluaran bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar.
3
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penentuan HP dan Pengendalian Biaya, h. 7
13
2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan Biaya dapat digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau berhubungan. Adapun fngsi-fungsi pokok yang terdapat di dalam perusahaan manufaktur meliputi fungsi-fungsi produksi, administrasi dan umum serta fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya di dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran. Dalam memperkirakan biaya biasanya perusahaan menentukan batas terendahnya. Perusahaan yang ingin menetapkan harga dapat menutup biaya produksi, distribusi dan penjualan produknya, termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan risikonya. Biaya perusahaan ada dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tiak bervariasi dengan produksi atau penjualan, misalnya perusahaan membayar sewa gedung, membayar gaji dan lain-lain. Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi langsung dengan tingkat produksi, mislanya tiap kakulator yang diproduksi melibatkan biaya plastik, chip microprosesus, pengemasan dan lain-lain. 4 Dalam ekonomi islam komponen biaya dapat dibagi menjadi tiga yaitu biaya tetap (fixed cost, FC), biaya variabel (variabel cost, VC), dan biaya keseluruhan (total cost, TC). 5
4
Hendra Teguh, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, (Jakarta: PT. Prenallindo, 1997), h. 111 5 Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: IIIT Indonesia, 2007), h. 112
14
Analisa yang paling fundamental untuk menerangkan analisa biaya adalah fungsi hubungan antara biaya produksi dan tingkat output yang akan dicapai dalam satu periode. Dengan kata lain, fungsi biaya akan dipengaruhi oleh seberapa besar output yang diproduksi: cost= f (output) Sedangkan bila kita bandingkan formula di atas dengan fungsi output, output = f (input) Maka dapat dikatakan bahwa fungsi biaya tidak lain sebagai turunan dari fungsi output produksi. Biaya tetep (FC) besarnya tidak dipengaruhi oleh beberapa banyak output atau produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, kurva FC digambarkan sebagai garis horzontal: berapapun output yang dihasilkan, biayanya tetap. Biaya variabel (VC) besarnya ditentukan langsung oleh beberapa banyak output yang dihasilkan. Sedangkan biaya keseluruhan (TC) adalah penambahan antara FC dan VC.
B. Teori Harga 1. Pengertian Penetapan harga Penetapan harga adalah pembentukan suatu harga umum untuk suatu barang atau jasa oleh suatu kelompok pemasok yang bertindak secara bersama-sama, sebagai kebalikan atau pemasok yang menetapkan harganya sendiri secara bebas. 6
6
Collins, KamusLengkap Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 506
15
Menurut Ricky W dan Ronald J. Ebert mengemukakan bahwa “Penetapan harga adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu perusahaan dalam menjual produknya.” 7 Pengertian lain dari penetapan harga (princing) adalah proses penentuan harga penjualan barang perusahaan. 8 Penetapan harga disini bukanlah seperti penetapan tas’ir (penetapan harga oleh pihak pemerintah), namun penetapan harga ini didasarkan atas kebijakan perusahaan itu sendiri. Penetapan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan. Kekeliruan dalam menetapkan harga maka akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan mengakibatkan tidak lakunya produk tersebut. Seiring dengan itu, ketidakpastian dari semua kekuatan yang tidak terprediski, seperti: biaya kompetisi dan permintaan akan mengancam penetapan harga denga berbagai kesukaran yang tersembunyi. Sedangkan pengertian dari harga adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix (bauran pemasaran). 9 Dalam teori ekonomi, harga, nilai, dan faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang yang dapat memuaskan kebutuhan, nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan barang untuk dapat 7
Ilmu Manajemen.worpress.com/2007/06/15 Penetapan_harga_jual. B.N Marhabun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 236 9 Djaslim Saladain, Intisari Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran, (Bandung: Ghalia Indonesia, 1999), h. 55 8
16
menarik barang lain dalam pertukaran, sedangkan harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah. 10 Harga menurut Kamus bahasa Indonesia mempunyai empat arti, yaitu: pertama, nilai barang yang ditentukan dan dirupakan dengan uang. Kedua, jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa pada waktu tertentu dan di pasar tertentu. Ketiga, kehormatan. Keempat, guna(arti, kepentingan, kabar, dan sebagainya). 11 Menurut Basu Swastha dan Irawan dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Modern” yang dimaksud dengan harga adalah “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.” 12 Sedagkan menurut Alex S. Nitisemito dalam bukunya “Marketing” mendefinisikan harga secara sederhana, yaitu “harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur dengan sejumlah uang di mana berdasarkan nilai tersebut seseorang/pengusaha bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.” 13 Pengertian lain harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. 14
10
Basu Sawastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 2002), h. 147 Departemen P& K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h. 340 12 Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1999), h. 241 13 Alex S. Nitisemito, Marketing, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000), h. 55 14 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2001), 11
h. 439
17
Sebagaimana diketahui bahwa harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa dan harga adalah suatu variabel pemasaran yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena harga sangat menentukan besarnya volume penjualan serta laba yang akan diperoleh suatu perusahaan. Sehingga apabila suatu perusahaan salah satu dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan nantinya. Harga ditentukan oleh kekuatan pasar yakni kekuatan perminataan (demand) dan penawaran (supply). Dalam hukum permintaan dinyatakan bahwa apabila “Harga suatu barang naik maka jumlah barang yang dibeli oleh konsumen akan menurun dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan naik, dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus).” 15 hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta konsumen dapat dinyatakan dalam ebntuk tabel dibawah ini: Tabel 2.1 Permintaan Barang X
15
Harga Per Unit
Jumah Permintaan
P
Q
A
500
300
B
400
500
C
300
700
D
200
1000
E
100
1500
Noor Azis, Pengantar Mikro Ekonomi Aplikasi dan Manajemen, h. 23
18
Hubungan antara harga (P) dan jumlah barang yang diminta (Q) dapat digambarkan dalam kurva permintaan seperti di bawah ini: Gambar 2.1 Kurva Permintaan P 500
A
400
B
300
C
200
D E
100 Q 300
500
700
1000 1500
Dimana: Formulasi ini menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah permintaan suatu komoditi adalah negatif. Apabila P↑ maka Q↓, begitu pula sebaliknya jika P↓ maka Q↑. Dapat disimpulkan bahwa hukum permintaan mengatakan bila harga komoditi naik maka akan direspons oleh penurunan jumlah komoditi turun maka akan direspons oleh konsumen dengan meningkatkan jumlah komoditi yang dibeli. Formulasi bentuk hubungan antara P (harga) dan Q (jumlah barang yang diminta) memberi arti bahwa di antara kedua variabel itu, variabel P merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan Q merupakan variabel menggantung (dependent variable). Jelasnya, tidak benar apabila
19
dinyatakan bahwa jika Q bergerak, maka P pun ikut bergerak pula dalam arah yang berlawanan. P itulah yang bergerak terlebih dahulu, yang kemudian diikuti oleh gerakan Q dan bukan sebaliknya. Permintaan akan terwujud apabila para penjual menyediakan barangbarang yang dibutuhkan pembeli. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang yaitu: 16 a. Harga barang itu sendiri b. Harga barang lain yang terkait c. Tingkat pendapatan per katpita d. Selera atau kebiasaan e. Jumlah penduduk f. Perkiraan harga di masa mendatang g. Distribusi pendapatan h. Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan Sedangkan hukum penawaran menyatakan bahwa “makin tinggi harga sesuatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual akan naik dan sebaliknya jika harga turun makan jumlah barang yang ditawarkan juga akan turun dengan asumsi faktor-faktor lain dianggap tetap (ceteris paribus).”
16
26
Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro: Suatu Pengantar, (Jakarta: LPFEUI, 2004), h.
20
Hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang yang ditawarkan penjual (Q) dapat dinyatakan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Penawaran barang X Harga Per Unit
Jumah Permintaan
P
Q
A
500
1200
B
400
800
C
300
600
D
200
400
E
100
200
Berdasarakan tabel diatas dapat diuraikan ke dalam bentuk kurva sebagai berikut: Dalam hukum penawaran terhadap barang dikatakan bahwa hubungan antara harga dengan jumlah komoditi yang ditawarkan mempunyai kemiringan positif. Dalam sebuah formulasi yang sderhana, hubungan antara harga dengan jumlah komoditi dapat dilihat dibawah ini: Formulasi ini menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap jumlah penawaran suatu komoditi adalah positif, apabila P maka Q pula demikian juga sebaliknya. Dari formulasi ini kita dapat simpulkan bahwa hokum penawaran mengatakan bahwa bila harga komoditi naik, maka akan direspon oleh penambahan jumlah komoditi yang ditawarkan, begitu pula sebaliknya.
21
Biasanya dalam jangka pendek perusahaan akan memaksimalkan labanya dengan memilih jumlah output dimana harga = biaya marginal cost (P = MC), selama tingkat harga tersebut lebih besar daripada nilai minimal biaya variable rata-rata (average variable cost, AVC). Jika kedua keadaan tersebut terpenuhi, maka itulah kurva penawaran. Pada setiap tingkat harga di bawah minimum AVC, jumlah yang ditawarkan adalah nihil. Pada tingkat harga diatas AVC, jumlah yang ditawarkan adalah Q2. Pada setiap tingkat harga di atas AVC, jumlah yang ditawarkan digambarkan oleh kurva MC. Misalnya pada tingkat = ATC, jumlah yang ditawarkan adalah Q3. Jadi kurva penawaran adalah kurva biaya marginal yang berada di atas AVC. Perhatikanlah kurva penawaran (kurva biaya marginal yang dicetak tebal). Selisih antara kurva ATC dan kurva AVC yang digambarkan dengan celah diantara kedua kurva tersebut, menggambarkan AFC. Sekarang perhatikanlah kurva penawaran yang berada diantara kedua kurva ATC dan AVC. Setiap tingkat harga di atas AVC namun dibawah ATC (antara output Q2 dan Q3), menunjukkan perusahaan mengalami kegurian pada setiap output yang dijual karena harga lebih kecil dibandingkan ATC. Meskipun harga lebih kecil dibandingkan ATC, akan lebih baik bagi perusahaan untuk tetap menjual output karena pada tingkat harga tersebut perusahaan mampu membayar AVC, kerugian yang terjadi adalah sebesar AFCnya. FC adalah biaya tetap yang harus dibayar perusahaan apakah
22
perusahaan berproduksi atau tidak berproduksi, maka lebih baik bagi perusahaan berharap memantapkan keberadaan produknya di pasar. Bila kemudian tingkat harga melampui ATC, perusahaan ini akan membukukan laba. 2. Tujuan Penetapan harga Tujuan penetapan harga pada dasarnya berawal dari tujuan perusahaan itu sendiri yang selalu berusaha menetapkan harga barang dan jasa secepat mungkin. Secara mendasar terdapat empat tujuan utama dalam penetapan harga produk yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan antara lain: mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih, mencegah atau mengurangi persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki market share. 17 Tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produknya adalah: (1) Meningkatkan penjualan, (2) Mempertahankan dan memperbaiki market share, (3) Stabilitas harga, (4) Mencapai target pengembalian investasi (5) Mencapai laba maksimum. 18 Penetapan harga merupakan suatu proses yang dinamis dan biasanya ditentukan setelah mempertimbangkan berbagai tujuan perusahaan. Dimana tujuan-tujuan penetapan harga, antara lain:
17 18
Swastha, Azas-Azas Marketing, (Yogyakarta: Liberty, 1986), h. 148 Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, (Yogyakarta: Liberty, 1986), h. 242
23
a. Orientasi Keuntungan Orientasi keuntungan berarti perusahaan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Orientasi ini harus diteliti sebaik-baiknya karena ada kemungkinan terjadi praktek tidak etis, misalnya terlalu membebani atau menipu pelanggan. b. Orientasi Pangsa Pasar Untuk mempertahankan pangsa pasar, perusahaan dapat menetapkan harga rendah dengan maksud memperoleh keuntungan di waktu yang akan datang. c. Orientasi Pesaing Setelah beroerintasi terhadap pangsa pasar dengan cara menetapkan bharga rendah, cara ini efektif bila perusahaan menjadi leader bagi perusahaan sejenis. Selanjutnya perusahaan dapat menetapkan harga yang sama dengan pesaingnya. d. Orientasi Pembelian Untuk memperoleh harga yang dapat diterima masyarakat, perusahaan menerapkan harga dengan orientasi pembeli, ini dapat dilakukan agar harga dapat disesuaikan keinginan masyarakat. e. Orientasi Pemerintah Harga beberpa produk dapat dipengaruhi oleh pemerintah, misalnya harga beras dan gula dipengaruhi pemerintah untuk kepentingan para petani
24
serta masyarakat pada umumya dengan cara membebaskan atau melarang import beras atau gula dari luar negeri. f. Orientasi Produk Agar suatu produk semakin dikenal konsumen maka melalui iklan perusahaan dapat member diskon khusus, misalnya pada masa inflasi. g. Orientasi Saluran dan promosi Untuk menaikkan penjualan suatu produk maka perusahaan member berbagai daya tarik seperti diskon, kupon, atau harga yang lebih kompetitif. 19 Dengan adanya tujuan yang jelas dari sebauh perusahaan maka akan mempermudah untuk mencapai target, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Karena pada dasarnya tidak ada satupun suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya tanpa adanya tujuan-tujuan yang pasti. 3. Faktor-faktor Penetapan Harga Dalam sebuah perusahaan hendaknya seorang manajer harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal dalam menetapkan harga, di mana faktor internal meliputi: 20 a. Tujuan Pemasaran Tujuan pemasaran pada setiap perusahaan berbeda-beda, biasanya tergantung pada ukuran perusahaan dari segi situasi keuangan atau kondisi
19
M. Manullang, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002), h. 226 M. Taufik Amir, Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 165 20
25
pasar. Namun pada dasarnya tujuan dari pemasaran ini sama yaitu untuk mendapatkan keuntungan. b. Bauran pemasaran Dalam bauran pemasaran selain harga tentu saja tidak bisa dilupakan yaitu mulai dari produk, tempat pendistribusianm dan program komunikasi pemasaram dalam menetapkan kebijakan harga. c. Biaya Faktor yang satu ini adalah salah satu bagian penting dalam menetapkan harga. Biaya terbagai menjadi: biaya variabel yaitu biaya yang akan berubah-ubah disebabkan adanya perubahan jumlah hasil, apabila jumlah barang yang dihasilkan bertambah maka biaya variabelnya juga akan meningkat dan biaya tetap, muali dari upah buruh serta fasilitas yang harus dikenainya. 21 d. Pertimbangan lain. Selain dari tiga faktor di atas, masih ada kebijakan perusahaan yang turut menentuka penetapan harga produk, misalnya kebijakan perusahaan tentang siapa yang memiliki otoritas untuk memutuskan harga, atau bagaimana pembebanan kegiatan setiap departemen saat menentukan harga akhir sebuah produk. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi dalam penetapan harga antara lain: 21
Basu Swastha, Azas-azas Marketing, h. 156
26
a. Karakter pasar dan permintaan pasar Karakter pasar ini sangat terkait dengan maksimalisasi keuntungan, oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat membaca pasar dan melihat peluang. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat menetapkan beberapa harga yang pantas untuk produk tersebut. b. Pesaing Dalam sebuah bisni persaingan sangatlah mempengaruhi dalam penetapan harga, dengan mengetahui program-program yang dijalankan pesaing maka sangay menentukan harga dan paket penawaran apa yang akan dibeikan perusahaan untuk para pelanggannya. c. Faktor lingkungan lain (ekonoomi, politik dan pemerintah) Faktor ekternal seperti ekonomi, politik dan pemerintah juga tidak luput dari perhatian perusahaan dalam menetapkan harga. Dimana didalamnya sangat terkait dengan berbagai maslaah sosial yang harus diperhatikan. Adapun menurut Manullang faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga produk. 22 Untuk menentapkan suatu harga memang bukanlah hal yang mudah, karena harus benar-benar tepat dimata konsumen. Justru seninya dengan menggunakan faktor-faktor penetapan harga, dimana selain untuk mencapai keuntungan namun juga harus melihat pasar, pesaing, harga pokok produk serta melihat faktor-faktor lain seperti ekonomi, politik, pemerintah. 22
Manullang, Pengantar Bisnis, h. 227
27
4. Metode penetapan harga Penetapan harga merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan dengan teliti dan tepat. Banyak perusahaan menggunakan berbagai metode yang berbeda dalam bentuk menetapkan harga dasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan, oleh sebab itu perusahaan membutuhkan seorang manajer yang mampu mengembangkan dan menerapkan strategi penetapan harga yang dapat memenuhi keinginan perusahaan pada waktu tertentu. Untuk memecahkan masalah penetapan harga, perusahaan dapat memilih suatu metode pendekatan yang terdiri dari: (1) Metode Pendekatan berdasarkan biaya, (2) Metode pendekatan berdasarkan pembeli, dan (3) metode pendekatan berdasarkan persaingan. 23 a. Metode Pendekatan berdasarkan biaya Menurut Basu Swastha, aplikasi penetapan harga berbasis biaya dapat dilakukan dengan cara: 24 1) Cost-Plus Pricing method Dalam metode ini, penjual menetapkan harga jual untuk satu unit barang yang besarnya sama dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk menutup laba yang diinginkan (disebut margin) pada unit tersebut. BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL
23 24
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 456 Swastha, Azas-azas Marketing, h. 154
28
Diketahui: • Biaya tetap material
= Rp 7.500.000,-
• Biaya tenaga kerja
= Rp 2.500.000,-
• Biaya lain seperti sewa toko dan rumah produk, penyusutan alat-alat, dan sebagainya
= Rp 4.000.000,-
• Perusahaan membuat dan menjual 5 buah barang Ditanyakan: harga jual? Jawab: • Biaya tetap (FC)
Rp
7.500.000,-
• Biaya variable (VC)
Rp
6.500.000,- +
Biaya total (TC)
Rp 14.000.000,-
Apabila menghendaki laba sebesar 10% dari biaya total, maka: Harga total
= biaya + laba = Rp 14.000.000,- + (10% x Rp 14.000.000) = Rp 15.400.000,-
Dengan demikian masing-masing barang yang dijual seharga Rp 3.080.000,- (dari Rp 15.400.000,- ÷ 5) dengan laba sebesar Rp 2.800.000,- (dari Rp 14.000.000,- ÷ 5). Jika barang tersebut tidak menderita kerugian. Namun perlu diketahui bahwa pada umumnya perusahaan baru melaksanakan produksi apabila telah memperoleh kontrak.
29
2) Mark-Up Pricing Method Mark up pricing method, banyak dipakai oleh yang membeli barangbarang guna menentukan hrga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up. HARGA BELI + MARJIN = HARGA JUAL
Mark up ini merupakan kelebihan harga jual di atas harga belinya, sehingga keuntungan bisa diperoleh dari sebagian mark-up tesebut. Selain itu, pedagang tersebut juga harus mengeluarkan sejumlah biaya eksploitasi yang juga diambil dari sebagian mark-up. Diketahui: Biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya total rata-rata (AFC) sehingga didapat biaya produksi per unit (AC), dengan menggunakan formula; AC = AFC + AVC. Misalkan nilai AC adalah Rp 10.000, dengan keuntungan yang ingin diperoleh adalah 25% Ditanyakan: Harga jual? Jawab: •
AC = Rp 10.000,-
•
Keuntungan = 25% 25% x Rp 10.000 = Rp 2.500
Sehingga: harga jual = Rp 2.500 + Rp 10.000 = Rp 12.500
30
3) Titik break-Even Titik impas adalah kualitas keluaran (jumlah unit yang diproduksi) di mana biaya total seimbang dengan pendapatan penjualan. Kuantitas penjualan di atas titik impas berarti laba setiap unit produk. Makin tinggi penjualan di atas tidik impas, makin besar laba unit dan akhirnya laba total. Penjualan di bahwa titik impas berarti kerugian bagi perusahaan. Titik Break – Even Dalam Unit =
Biaya tetap total Kontribusi per unit pada overhead
Diketahui: y Perusahaan membuat dan menjual 5 unit • Biaya tetap peusahaan
= Rp 500,-
• Biaay variabel
= Rp 60,- perunit
Ditanyakan: titik break-even Jawab: Biaya total = biaya tetap + biaya variabel = Rp 500,- + (5 x Rp 60,-) = Rp 800,Apabila 5 unit tersebut dijual dengan harga Rp 160, per unit,maka total revenue yang diterima dari penjualan sebesar (5 x Rp 160,-) = Rp 800,-. Pada saat inilah perusahaan berada dalam keadaan break-even Lebih jelasnya dapat dilihat [ada kurva di bawah ini: Gambar 2.4 Kurva Titik Break Evan
31
P Rp Garis penjualan
1600 1400
Garis biaya total biaya variabel
1200 Titik BEP
1000 800
Garis biaya tetap total
600 400
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Q
b. Penetapan harga berdasarkan pembeli (nilai). Penetapan harga berdasarkan atas nilai, bukannya atas biaya yang ditanggung penjual atau berdasarkan oleh kesan pembeli (persepsi) terhadap produk yang ditawarkan. 25 Penetapan harga berdasarkan nilai ditentukan oleh pelanggan. Perusahaan menetapkan harga sasaran berdasarkan persepsi pelanggan terhadap nilai produk. Nilai dan harga sasaran kemudian menghasilkan keputusan mengenai rancangan produk dan berapa biaya yang dapat dimasukkan, karenannya penetapan harga dimulai dengan menganalisis kebutuhan dan persepsi nilai konsumen lalu harga ditetapkan agar sesuai dengan persepsi nilai konsumen. c. Metode pendekatan berdasarkan persaingan 25
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 461
32
Suatu harga mungkin ditetapkan oleh perusahaan sama dengan pesaingnya, atau mungkin ditetapkan di atas/ di bawah harga pesaingnya 26 1) Menetapkan harga sama dengan harga pesaing Banyak perusahaan menetapkan harga jual produknya atas dasar harga jual oleh pesaingnya. Perusahaan mengikuti harga jual pesaing utama, dimaksudkan untuk menghindari bentuk persaingan harga yang lebih tajam. Bentuk proteksi semacam ini sering dijumpai bagi perusahaan yang menghadapi persaingan yang bersifat oligopoly. 2) Menetapkan harga di atas pesaing Banyak orang mengira bahwa harga menunjukkan kualitas. Mereka merasakan bahwa makin mahal harga suatu barang, maka kualitasnya semakin baik, karena itu beberapa produsen menetapkan harga di atas harga pasar yang berlaku untuk memberi kesan suatu kualitas yang lebih tinggi. Ini dilakukan dengan baik bila sulit menilai kualitas dari barang yang dibeli.
3) Menetapkan harga di bawah pesaing Perusahaan menetapkan harga di bawah pesaingnya dengan cara memproduksi dan kualitas banyak yang lebih rendah dibandingkan dengan barang yang ada di pasar. Bila sebuah perusahaan berada di wilayah yang surplus tenaga kerja, maka biaya produksi lebih rendah. 26
Manullang, Pengantar Bisnis, h. 228
33
Dalam rentang harga yang memungkinkan, yaitu di antara biaya permintaan pasar, baiya pesaing, harga pesaing dan kemungkinan reaksi harga membantu perusahaan menetapkan harga yang akan dikenakannya. Perusahaan perlu mengukur biayanya dengan biaya pesaing untuk mengetahui harga dan kualaitas penawaran pesaing. Jika perusahaan mengetahui harga dan penawaran pesaing, ia dapat menggunakannya untuk penetapan harga sendiri. 5. Prosedur Penetapan Harga Jika tujuan penentuan harga sudah ditentukan maka manajemen dapat mengalihkan perhatian pada prosedur penentuan harga barang atau jasa yang ditawarkan, namun tidak semua perusahaan menggunakan prosedur penetapan harga yang sama. Prosedur penetapan harga meliputi enam tahap yaitu: 27 1. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut Penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total dengan cara sebagai berikut: a. Menentukan harga yang diharapkan (expected price), yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen. Hal ini dapat ditentukan dengan menggunakan ancar-ancar, misalnya Rp 300,- dan Rp 400,atau b. Mengestimalkan volume penjualan pada berbagai tingkat harga, hal ini menyangkut pula pertimbangan tentang masalah elastisitas permintaan 27
Swastha, Azas-azas Marketing, h. 142
34
suatu barang. Barang yang mempunyai permintaan pasar elastis, biasanya akan diberi harga lebih rendah dari barang yang mempunyai permintaan inelastis. 2. Mengetahui lebih ulu reaksi dalam persaingan Kondisi persaingan sangat mempengaruhi kebijakan penentuan harga bagi perusahaan atau penjual. Oleh karena itu, penjual mengetahui reaksi persaingan yang terjadi di pasar serta sumber-sumber penyebabnya. Adapun sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari: a. Barang sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain. b. Barang pengganti atau substitusi. c. Barang
yang
dibuat
oleh
perusahaan
lain
yang
sama-sama
menginginkan uang konsumen. 3. Menentukan market share yang dapat diharapkan Perusahaan yang agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar. Kadang-kadang perluasan market share harus dilakukan dengan mengadakan periklanan dan bentuk lain dari persaingan bukan harga, disamping dengan harga tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas prosuksi yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya memasuki persaingan. 4. Memilih strategi untk mencapai target pasar Dalam hal ini penjual dapat memilih diantara dua macam strategi yang dianggap paling ekstrim, antara lain:
35
a. Skim the cream pricing Merupakan strategi penetapan harga yang setnggi-tingginya. Harga yang tinggi tersebut dimaksudkan untuk menutup biaya penelitian, pengembangan, dan promosi. Strategi ini sesuai untuk barang-barang baru. b. Penetration pricing Merupakan strategi penetapan harga yang serendah-rendahnya, yang bertujuan untuk mencapai volume penjualan sebesar-besarnya dalam waktu yang relatif singkat. Dibandingkan dengan skim the cream pricing, strategi ini lebih agresif dan dapat memperkuat kedudukan perusahaan dalam persingan. 5. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Mempertimbangkan politik pemasaran dengan melihat pada barang, sistem distribusi dan program promosinya. Perusahaan tidak dapat menentukan harga suatu barang tanpa mepertimbangkan barang lain yang dijualnya. Demikian pula dalam saluran distribusinya, harus diperhatikan ada tanggungjawab yang juga menerima sebagian dari harga jual. Bilamana tanggungjawab promosi dilimpahkan pada penyalur, maka margin yang akan diterima menjadi lebih tinggi. 6. Memilih harga akhir Dalam memilih harga akhir, peusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan, seperti penetapan harga psikologis, unsur
36
marketing mix, kebijakan penetapan harga perusahaan dan harga-harga terhadap pihak lain. Sebagaimana enam tahap prosedur penetapan harga yang ditawarkan di atas tidaklah semua perusahaan menggunakannya. Namun apabila sebuah perusahaan mempunyai prosedur dalam penetapan harga maka perusahaan tersebut akan mendapatkan kemudahan dalam memperkirakan berapa harga yang harus ditetapkan untuk suatu produk tertentu.
BAB III GAMBARAN UMUM RM. TAMAN RESTO
A. Sejarah Perjalanan RM. Taman Resto. Perjalanan rumah makan ini diawali dari melihat peluang yang ada, dan lebih dari itu minat akan pilihan karir memang didunia kuliner. Konsep yang coba ditawarkan pada rumah makan ini adalah suatu konsep keluarga yang disesuaikan dengan lingkungan lokasi kami ini. Lokasi kami ini terletak ditengah-tengah tiga kompleks perumahan. Kami pun menambahkan konsep dari rumah makan ini yaitu menyediakan beberapa kebutuhan atau pilihan dari masyarakat sekitar, seperti toko atau agen beras dan makanan yang beraneka ragam dari sea food sampai masakan padang. Didasari bahwa konsep kami ini dan tersedianya lokasi yang cukup luas, maka kami menambahkan pula taman bermain untuk anak-anak. Tujuannya ialah untuk memberikan ruang bermain bagi anak-anak yang kecil tetapi tetap bisa terkomtrol oleh orang tua, maka dari itu tempat bermain kami tepatkan dibagian belakang dari rumah makan kami. Kami sangat sadar bahwa kesehatan serta kebersihan harus kami nomer satukan, karena biasanya orang tua sangat hati-hati sekali dengan asupan makanan bagi anak-anaknya. Maka dari itu kami berkomitmen pada konsep keluarga pada rumah makan kami ini. Pada rumah makan kami ini seperti sea food misalnya, kami memberikan pelayanan yang membebaskan para pelanggan untuk memilih
37
38
ikan yang diinginkan. Fungsinya adalah untuk meyakinkan kepada pelanggan kami ikan atau hasil laut lainnya dalam keadaan segar, pelanggan bisa melihat ataupun menekan-nekan badan ikan apakah masih segar atau tidak. Etika bisnis pada bisnis makanan dapat dibuktikan dari hasil akhir suatu prodak, bila prodak yang baik akan menghasilakan prodak yang baik pula. Banyak para pengusaha yang masih takut menerapkan etika dalam berbisnis, atau kerakusan dalam memperoleh keuntungan dengan meminimalkan biaya. Ketakutan ini yang pada akhirnya merusak citra dari usaha kita, coba perhatikan restoran-restoran besar sangat memegang erat prinsip etika dalam berbisnis. Mereka itu sangat berani menerapkan quality control dalam setiap prodaknya, yang tujuannya adalah menarik kepercayaan calon pembeli. 1
B. Sekmentasi. TABEL I Langkah langkah Segmentasi Pasar, Penetapan Pasar Sasaran, Penempatan Pasar Menetapkan Pasar Penempatan Produk Segmentasi Pasar Sasaran 1. Identifikasi dasar- 1. Mengembangkan 1. Merumuskan dasar segmentasi metode penilaian atas penempatan produk pasar daya tarik segmen pada masing-masing 2. Mengembangkan 2. Memilih segmen segmen yang dipilih profit setiap segmen yang akan dimasuki sebagai sasaran 2. Mengembangkan bauran pemasaran bagi setiap segmen yang dipilih sebagai sasaran 1
H. 25
Saidi, Wahyu, Haryadi, J, 25 Ide Bisnis Paling Kreatif, (Jakarta: Penerbit Iqro Graf, 2007).
39
1. Segmentasi Pasar Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Berdasarkan definisi diatas diketahui bahwa pasar suatu produk tidaklah homogen, akan tetapi pada kenyataannya adalah heterogen. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Ada empat ktiteria yang harus dipenuhi segmen pasar agar proses segmentasi pasar dapat dijalankan dengan efektif dan bermanfaat bagi perusahaan, yaitu: a. Terukur (Measurable), artinya segmen pasar tersebut dapat diukur, baik besarnya, maupun luasnya serta daya beli segmen pasar tersebut. b. Terjangkau (Accessible), artinya segmen pasar tersebut dapat dicapai sehingga dapat dilayani secara efektif. c. Cukup luas (Substantial), sehingga dapat menguntungkan bila dilayani. d. Dapat dilaksanakan (Actjonable), sehingga semua program yang telah disusun untuk menarik dan melayani segmen pasar itu dapat efektif. Kebijakan segmentasi pasar haruslah dilakukan dengan menggunakan ktiteria tertentu. Tentunya segmentasi ini berbeda antara barang industri
40
dengan barang konsumsi. Namun dengan demikian secara umum setiap perubahan akan mensegmentasikan pasarnya atas dasar: a. Segmentasi atas dasar Geografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi pasar kedalam unit-unit geografis seperti negara, propinsi, kabupaten. kota, desa, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan akan beroperasi disemua segmen, akan tetapi, harus memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera yang ada dimasing-masing daerah. b. Segmentasi atas dasar Demografis, Segmentasi pasar ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan pasar kedalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel-variabel demografis, seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, agama, pendidikan, pekerjaan, dan lainlain. c. Segmentasi atas dasar psychografis, Segmentasi pasar ini dilakukan dengan cara membagi-bagi konsumen kedalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, berbagai ciri kepribadian, motif pembelian, dan lain-lain. 2. Penetapan Pasar Sasaran ( Target market) Adalah merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu perusahaan. Apabila perusahaan ingin menentukan segmen pasar mana yang akan dimasukinya, maka langkah yang pertama adalah menghitung dan menilai porensi profit dari berbagai segmen yang ada tadi. Maka dalam hal ini pemasar harus
41
mengerti betul tentang teknik-teknik dalam mengukur potensi pasar dan meramalkan permintaan pada masa yang akan datang. Teknik-teknik yang dipergunakan ini sangat bermanfaat dalam memilih pasar sasaran, sehingga pemasar dapat menghindarkan kesalahan-kesalahan yang bakal terjadi, atau paling tidak menguranginya sekecil mungkin dalam prakteknya. Maka untuk tujuan tersebut perusahaan harus membagi-bagi pasar menjadi segmensegmen pasar utama, setiap segmen pasar kemudian dievaluasi, dipilih dan diterapkan segmen tertentu sebagai sasaran. Dalam kenyataannya perusahaan dapat mengikuti salah satu diantara lima strategi peliputan pasar, yaitu: a. Konsentrasi pasar tunggal, ialah sebuah perusahaan dapat memusatkan kegiatannya dalam satu bagian daripada pasar. Biasanya perusahaan yang lebih kecil melakukan pilihan ini. b. Spesialisasi produk, sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi satu jenis produk. Misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk memproduksi hanya mesin tik listrik bagi sekelompok pelanggan. c. Spesialisasi pasar, misalnya sebuah perusahaan memutuskan untuk membuat segala macam mesin tik, tetapi diarahkan untuk kelompok pelanggan yang kecil. d. Spesialisasi selektif, sebuah perusahaan bergerak dalam berbagai kegiatan usaha yang tidak ada hubungan dengan yang lainnya, kecuali bahwa setiap kegiatan usaha itu mengandung peluang yang menarik.
42
5. Peliputan keseluruhan, yang lazim dilaksanakan oleh industri yang lebih besar untuk mengungguli pasar. Mereka menyediakan sebuah produk untuk setiap orang, sesuai dengan daya beli masing-masing. 3. Penempatan produk ( Product Positioning) Penempatan produk mencakup kegiatan merumuskan penempatan produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada hakekatnya Penempatan produk adalah: Tindakan merancang produk dan bauran pemasaran agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Bagi setiap segmen yang dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi penempatan produk. Saat ini setiap produk yang beredar dipasar menduduki posisi tertentu dalam segmen pasamya. Apa yang sesungguhnya penting disini adalah persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh setiap produk dipasar. Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variabel
mana
dapat
dikendalikan
oleh
perusahaan
untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian
43
perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif. Menurut William J.Stanton pengertian marketing mix sccara umum adalah sebagai berikut: marketing mix adalah istilah yang dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk inti sistem pemasaran sebuah organisasi. Keempat unsur tersebut adlah penawaran produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran (Marketing mix) tersebut atau yang disebut four p's adalah sebagai berikut: 1. Strategi Produk 2. Strategi Harga 3. Strategi Penyaluran / Distribusi 4. Strategi Promosi Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit lebih mendalam sebagai berikut: 1. Produk (Jasa) Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barang/jasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan
44
perusahaan guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting. sebab dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi "kebutuhan dan keinginan" dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produk/jasa tersebut adalah sebagai berikut: a. Tidak berwujud Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian. b. Tidak dapat dipisahkan Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut. c. Berubah-ubah Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintang tiga. d. Daya tahan Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati karnar yang ia sewa.
45
2. Harga ( Price) Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan. Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barang/jasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barang/jasa yang harus dibeli berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang menjadi pertimbangan, misalilya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya. Hendaknya setiap perusahaan dapat menetapkan harga yang peling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka pendek maupun unluk jangka panjang.
46
3. Saluran Distribusi (Place) Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produk/jasa tersebut. Yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barang/jasa adalah memilih saluran distribusi (Channel Of Distribution). Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan memacetkan usaha penyaluran produk/jasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor
atau
penyalur
ini
bekerja
aktif
untuk
mengusahakan perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut: a. Sifat pasar dan lokasi pembeli b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis. d. Jaringan pengangkutan.
47
Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi. 4. Promosi ( Promotion) Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi pada pasar tentang produk/jasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan (advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), Promosi penjualan (Sales Promotion) dan Publisitas (Publicity) a. Periklanan (Advertising): Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempattempat yang strategis. b. Penjualan Pribadi (Personal selling): Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
48
c. Promosi Penjualan (Sales Promotion): Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. d. Publsitas (Pubilicity): Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai usaha untuk "mensosialisasikan" atau "memasyarakatkan ". Dalam
hal
ini
yang
harus
diperhatikan
adalah
tercapainya
keseimbangan yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
C. Survivor Usaha RM Taman Resto Bisnis makanan selalu berkembang setiap tahunnya, hal ini disebabkan karena masyarakat yang cendrung ingin praktis ketimbang memasak sendiri atau pun keinginan untuk mencoba suatu jajanan yang banyak bermunculan dengan
49
konsep-konsep marketing bisnis yang membuat terbiusnya masyarakat untuk mencobanya. Dan tak kalah banyak juga dari masyarakat itu sendiri yang mencoba peruntungan untuk membuka bisnis kuliner, tak pungkiri keuntungan dari bisnis masakan ini amatlah besar. Jiwa wirausaha atau entrepreneurship dalah salah satu kekuatan yang dikembangkan oleh Rasulullah. Sedangkan wirausaha atau entrepreneur itu sendiri secara sederhana adalah kemampuan kita untuk menciptakan atau mendesain manfaat dari apapun yang ada dalam diri dan lingkungan. Apapun yang dilihat dapat dikemas menjadi sesuatu yang bemanfaat. Seoarang wirausha mampu mengenal situasi dan mendayagunakan situasi tersebut sehingga bisa menghasilkan manfaat. 2 Berdirinya banyak restoran atau warung makanan sekelas kaki lima, secara langsung maupun tidak langsung berdampak amat besar bagi perekonomian masyarakat itu sendiri. Menurut servey dari fenomena yang terjadi sekarang ini, Indonesia adalah salah satu Negara yang bisa menekan dampak negative dari krisis ekonomi yang terjadi diseluruh dunia yang disebabkan runtuhnya pasar modal AS. Menurut survey itu bahwa kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada konsumsi masyarakat yang besar, sehingga sector riil masih tetap tumbuh meskipun tak sebesar sebelum krisis. 3 Peluang ini dijadikan landasan yang kuat bagi pengusaha ataupun masyarakat yang ingin menjadi pengusaha untuk mendapatkan keuntungan dari 2 3
Abdullah Gymnastiar, Etika Bisnis MQ, (Bandung: Penerbit MQ Publishing, 2004) Majalah MIX, Marketing Xtra. I Mix 02 / VII / Februari 2010.
50
usaha kuliner ini. Bila dicermati lagi bahwa, ada dua arah jalan yang didapat dari usaha yaitu jalan sukses dan jalan gagal atau bangkrut. Usaha apapun bertumpu pada kualiatas yang harus larut didalamnya, ini menjadi senjata kita untuk bisa bertahan ataupun meraih jalan sukses tadi. Kompetisi yang terjadi dalam bisnis kuliner ini amatlah indah bila kita lihat dengan kekuatan hati yang bersih. Bagaimana tidak, kompetisi yang terjadi didalam dunia bisnis mengedepankan kualitas dari purna jual hingga paska jual. Yang intinya adalah menguntungkan atau memberikan nilai yang lebih kepada konsumen. Dr. Mustaq Ahmad mengatakan, para pelaku bisnis Muslim diharuskan berhati-hati agar jangan sampai melakukan tindakan yang merugikan dan membahayakan orang lain atau malah merugikan dirinya sendiri akibat tindakantindakannya dalam dunia bisnis. 4 Rumah makan ini, sangat memperhatikan kualitas dari bahan baku yang dipakai, karena kami memahami sekali bahwa mutu merupakan pangkal dari kesuksesan dan daya tahan dari serbuan kompetitor lain. Konsep dari rumah makan ini juga amat menarik karena lokasinya juga besar sehingga menampung beberapa bentuk usaha, ada masakan padang, ada olahan ikan, pasar beras yang semua itu bebas dipilih oleh pembeli didalam satu lokasi. Konsep keluarga kami pilih karena sekmentasinya cukup luas, dari orang tua sampai anak-anak.
4
Dr. Mustaq Ahmad, Business Ethics In Islam, The International Institute of Islamic Thought. (Pakistan), h.150.
51
Agar bisa rumah makan ini bertahan, kami menjalankan beberapa prinsip marketing. Hal ini amat penting karena sebagai acuan atau penunjuk arah dari usaha kami. Selain konsep marketing yang kami jalankan, kami juga terjun langsung kedalam konsumen kami. Hubungan antara penjual dan pembeli sangat berguna untuk dalam rangka menggali hal-hal yang perlu diperbaiki. Cepat tanggap terhadap situasi dan serta merta mengambil langkah-langkah yang perlu diperbaiki ataupun diteruskan. Kami tahu benar apa yang diinginkan konsumen akan prodak makanan yang kami tawarkan.
D. Pandangan Umum Terhadap Etika Bisnis. Etika bisnis memegang berperanan penting dalam bentuk usaha apapun. Etika bisnis mempunyai fungsi yang tidak langsung berdampak dalam bisnis, memakan waktu yang relative lama, maksudnya adalah etika bisnis itu yang menilai adalah konsumen. Konsumen yang menilai tidak langsung memberikan penilaiannya, tetapi membutuhkan waktu dengan cara membandingkan prodak kita dengan prodak lain yang sejenis. Penilaian pun lebih detail mulai dari kebersihan sampai pelayanan, terlebih lagi masalah rasa, tingkat kesegaran dari bahan baku yang dipakai dalam prodak, maupun harga. Dewasa ini, banyak para pengusaha yang mengusung bisnisnya dengan memperhatikan etika bisnis yang dijadikan nilai pembeda dengan para competitor lainnya. Slogan yang tertulis “ Sehat dimulai dari makanan yang sehat” dan “
52
makanan kami tidak memakai minyak jelantah dan vetsin “. Slogan ini yang menjadikan pengusaha bisa bertahan untuk memenangi kompetisi ini. Penelitian yang penulis jalani ini, menyimpulkan bahwa banyak para pedagang yang memakai vetsin yang melebihi batas sehingga hasil yang dirasakan begitu sangat gurih sekali. Dan pedagang sering sekali memekai es balok dalam minuman yang dijualnya, padahal es balok memekai bahan baku air dari air sungai yang tidak bersih dan tidak terbebas dari kuman dan bakteri. Inilah yang sangat memprihatinkan bila itu terjadi atau terminum oleh kita. Belum lagi bila kita melihat jajanan yang dikonsumsi anak-anak sekolah dasar yang rentan sekali, seperti pemanis buatan atau gula biang atau pewarna tekstil yang dipakai untuk makanan. Al-Quran memperingatkan para pelaku bisnis yang tidak memerhatikan kepentingan orang lain, sebagaimana Islam juga memperingatkan sesuatu yang akan menimbulkan kerugian pada orang lain; dan bahwa itu bukan hanya tidak disetjui tetapi lebih dari itu, prilaku demikian amat dikutuk. Dalam hubungannya dengan masalah yang telah disebutkan diatas, Al-Quran menemukan dalam beberapa ayat berikut ini:
☺ ☺ ⌧ ⌧
53
Yang artinya : Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku denagan harga yang rendah dan hanya kepada Aku-lah kamu bertakwa. QS Al-Baqarah (2): 41
⌧
☺
Yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman, maknlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapatdi dalam bumi, dan janganlah kamu megikuti langkahlangkah setan karena sesngguhnya itu adalah musuh yang nyata bagimu. QS. AlBaqarah (2): 168. Menghalalkan segala cara dalam rangka meraup keuntungan yang sebesarbesarnya, sekalipun mengorbankan hal-hak orang lain adalah manifestasi sikap keserakahan yang muncul karena banyak mengikuti nafsu setan. Kesadaran ini yang kurang disadari oleh pedagang yang nakal, kesiapan untuk menjadi pengusaha sukses yang kurang dipersiapkan. Kesuksesan yang salah diartikan oleh banyak pengusaha, keuntungan yang selalu dikejar dan menjadi prioritas pertama tanpa memperdulikan etika. Ketamakan dan kerakusan dalam mendapatkan untuk yang berlipat ganda, menjadi kunci masalah ini. Dan bila disadari olehnya, bisnis yang dibangun diharapkan menjadi penopang ekonominya dan harapannya bisa tetap terus berjalan. Tetapi kembali lagi dalam penilaian konsumen, apakah prodak kita baik atau tidak? Bermutu, berkualitas
54
atau tidak? Bila jawabannya tidak, maka siapa-siaplah untuk kalah saing dengan competitor lain yang siap untuk menggantikan kita kelak. Kunci dalam bisnis adalah kita harus memulai bisnis itu sekecil apapun, mimpikan yang besar dalam bisnis itu 5 . Persiapkan yang terbaik dalam pengelolaannya. Buat pelanggan seperti raja, rebut kepercayaannnya dari prodak yang terbaik oleh kita. Tentukan standrat mutu yang terjamin, sehingga konsumen tetap loyal pada prodak kita. Percaya dan yakin kepada-NYA, karena kita sudah berbuat sebaik mungkin dalam bisnis ini, singkirkan masalah harga yang lebih murah dari para pesaing buat suatu inovasi yang terus menerus sebagai nilai pembeda dari pesaing untuk merebut kepercayaan pelanggan kembali. Hukum sebab-akibat (Law of Cause and Effect), yang memberi tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita, baik dari segi material maupun non-material, pasti ada asal-usulnya 6 . Ia tidak akan terjadi begitu saja. Sebagai contohnya, jika seseorang jatuh sakit, itu pasti ada penyebabnya. Orang yang gagal atau bangkrut juga ada asal-usulnya. Dengan kata lain kita harus, kita harus selalu waspada pada semua tindakan, pemikiran, dan perasaan kita. Karena semua itu bisa membuat kita terjatuh, bangkrut dan gagal. Ingat, kita selalu diperhatikan oleh-Nya.
5 6
2007).
Seng, A.nn Wan. Rahasia Bisnis Orang Cina, (Kuala Lumpur: Penerbit Fajar Bakti, 2006) Abdullah, Hasyim, Muda Kaya Raya Mati Masuk Surga. (Yogyakarta: SBS Publishing,
BAB IV ANALISA DAMPAK MEKNISME HARGA DALAM MEMBENTUK ETIKA BISNIS
A. Analisa Hubungan Mekanisme Harga dengan Dampak pada Kelangsungan Usaha. Penentuan dari harga dari suatu produk adalah suatu hal yang sangat krusial. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat mempengaruhi dari keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan didapatkan oleh suatu perusahaan. Penentapan dari suatu produk, akan sangat dipengaruhi dari seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dalam memproduksi produk itu sendiri. Semakin besar pengorbanan yang dilakukan maka akan semakin besar dan tinggi harga yang dibandrol dari produk itu sendiri. Kebijakan dalam menentukan harga dari suatu produk, maka kelak akan sangat mempengaruhi dari pelayanan harus dilakukan oleh perusahaan terhadap konsumen. Dan ini tentunya juga membutuhkan biaya budget yang juga harus diperhitungkan dengan menentukan nilai harga dari produk itu sendiri yang sangat diharapkan dan telah dirancang agar dari harga produk itu sendiri dapat menutupi semua biaya produksi sehingga akan menghasilkan profit bagi perusahaan. Harga sangat mempengaruhi penjual dari suatu produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penentuan harga sangat dibutuhkan strategi pemasaran yang
55
56
amatlah matang agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Menetapkan harga yang murah adalah bukan solusi diatas segalanya. Namun penetapan harga dengan cerdas akan sangat membatu untuk mendobrak penjualan. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalsis kelebihan, keunggulan dan kekurangan dari produk yang dimiliki. Dengan jalan ini maka kelak dikemudian hari tidak akan ditemukan istilah harga yang seharusnya lebih mahal atau lebih murah dari kualitas barang yang dimiliki. Penentuan harga barang juga dapat dianalisis dengan melihat persaingan dan seberapa besar kebutuhan produk yang akan dicari oleh konsumen. 1 Pasar mendapat kedudukan yang penting dalam perekonomian Islam. Rasulullah sangat menghargai harga yang dibentuk oleh pasar sebagai harga yang adil. Oleh karena itu, Islam menekankan adanya moralitas seperti persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan, dan keadilan. Implementasi nilai-nilai moralitas tersebut dalam pasar merupakan tanggung jawab bagi setiap pelaku pasar. Bagi seorang muslim, nilai-nilai ini merupakan refleksi dari keimanannya kepada Allah, bahkan Rasulullah memerankan dirinya sebagai muhtasib di pasar. Beliau menegur langsung transaksi perdagangan yang tidak mengindahkan nilai-nilai moralitas.
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran
57
Pada masa Rasulullah, nilai-nilai moralitas sangat diperhatikan dalam kehidupan pasar. Bahkan sampai pada masa awal kerasulannya, beliau adalah seorang pelaku pasar yang aktif, dan kemudian menjadi seorang pengawas pasar yang cermat sampai akhir hayatnya. Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi keadilan dan memberikan suatu yang positif, sebagai nilai tambah kepada orang lain. Disetiap kehidupan didunia ini dituntut untuk beretika, hal ini sebagai perintah yang tersurat dalam kitab suci Al-Qur’an. Bila kita lihat hal ini, sungguh besar dan luar biasa dampak yang terjadi bila kita besikap benar dan beretika. Nilai-nilai positif akan datang kepada kita karena kita memberikan nilai-nilai positif bagi orang lain, penulis dan motivator Mario Teguh disela-sela acaranya sering bilang “Tidak ada balasan bagi orang yang melakukan kebaikan bagi orang lain melainkan kebaikan itu sendiri”. Ini jelas sekali, merupakan prinsip yang terdapat dalam al-Qur’an. Nabi Muhammad sangat menganjurkan umatnya untuk berbisnis (berdagang), karena berbisnis dapat menimbulkan kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpe tergantung atau menjadi beban orang lain. Beliu berkata, “Berdaganglah kamu, sebab dari sepuluh bagian penghidupan, simbilan diantaranya dihasilkan dari berdagang. 2 ” Al-Quran mengatakan :
2
2006).
Syakir Sula, Muhammad, Hermawan Kertajaya, Syariah Marketing, (Bandung: Mizan,
58
“Dan kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan” (Q.S Al-Naba’ 78:11). Tetapi ideologi ekonomi yang di anut bangsa ini dan kebanyakan Negara lain, memandang bahwa kita keras dan dapakan untung sebesar-besarnya dan meminimalkan modal yang dikeluarkan. Dengan mengabaikan kualitas dari produk yang kita tawarkan. Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok wirausahawan atau businessman ulung dan sukses, seharusnya menjadi referensi utama bagi umat islam yang ingin menjadi pengusaha pula. Yang kita kenal dari sifat-sifat Nabi Muhammad SAW amatlah luar biasa, sifat-sifat itu tidak melekat dengan sendirinya melainkan dengan proses dan pengorbanan yang luar biasa. Tetapi hasil yang Nabi Muhammad SAW dapat dari proses dan pengorbanan yang beliau tempuh adalah nama besarnya menjadi sumber inspirasi bahkan lebih besar dari itu. Kapitalisme ekonomi, telah berdarah daging didalam diri banyak tubuh manusia. Bukan hanya para pedagang tetapi sampai aktor besar bangsa ini, maaf bukan maksud untuk mencibir orang lain tetapi yang penulis inginkan adalah hal ini sebagai perintah bagi kita semua untuk mengambil peran dalam rangka membangun bangsa lain. Semua gambaran buruk dari prilaku manusia dan referensi dari kitab suci al-Qur’an serta contoh teladan dari Nabi Muhammad SAW sudah komplik kita dapat, sekarang juru kendali dari hidup ini ditangan kita, hanya kita yang bisa menjawabnya.
59
Bila kita runut lagi, sebenarnya yang kita inginkan dari bisnis ini adalah maju dan menghasilkan keuntungan yang terus meningkat. Ini misi kita, ini impian kita. Ada konsekuensi, ada harga mahal dari visi kita ini bukan berpikiran hanya untung dan untung. Prinsip ingin sukses dan ingin membangun kerjaan bisnis, harus tertanam erat didalam kepala dan hati kita. Keyakinan ini harus dibungkus dengan keberserahan kepada sang pencipta Allah SWT. 3 harus kita tanyakan kepada diri kita sendiri, sudah benarkah ini, atau apa yang saya lakukan ini sekarang melanggar garis yang sudah ditetapkan oleh agama atau bagi para pedagang dan pengusaha yang sedang menjalankan usahanya, coba tanyakan kepada diri sendiri “seharusnya bagaimana”. Apakah harga dari produk yang ditawarkan kepada konsumen, sudah sesuai dengan kualitas dan harapan yang ingin diberi ke konsumen. Bukan dengan cara menurunkan kualitas dari produk dengan cara yang kurang beretika, dengan menurunkan standart kualitas bahan baku yang digunakan. Konsumen mengharapkan dari produk yang dibelinya pasti yang berkualitas, bermutu tinggi. Oleh karena itu timbullah permintaan (demand) dari konsumen yang mereka minta atau harapkan. Disisi produsen atau pengusaha, harus arif dalam menetapkan harga. Harus diperhitungkan dengan tepat dan cermat dari biaya produksi, semua dihitung tanpa dikurangi dan atau diganti bahan baku yang lebih murah untuk menekan biaya produksi. Disinilah terjadi 3
Qardhawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1997)
60
penawaran (supply) terhadap konsumen. Menjaga cita rasa dan kualitas dari produk kita yang didasari dari bahan baku pilihan dan juga berkualitas pula. Ini menjadi keyakinan kita Dario prinsip kebeserahan yang penulis singgung dimuka. Biarlah konsumen sendiri yang menilai dari cita rasa dan harga uang kita tawarkan, plus keyakinan kita bahwa produk yang kita tawarkan merupakan yang terbaik dan beretika. Hal ini yang penulis katakana diawal tadi, “Tidak ada balasan dari kebaikan melainkan kebaikan itu pula”. Kejujuran bisa menjadi modal kita. Kejujuran sulit diukur, kita lebih mudah merasakan akibat dari ketidakjujuran. Kejujuran membuat seseorang aman dan menjalin usaha denagn kita atau pelanggan sekalipun. Kejujuran berarti selalu berada pada apa yang menjadi ketentuan yang benar. 4 Sebagai contoh ketika gula yang dipakai untuk minuman dingin diganti dengan gula biang, menimbulkan rasa yang beda yang terasa sedikit pahit setelah diminum dan yang lebih parah lagi akan terjadi sakit perutdan gangguan pada ginjal. Ketika ayam segar yang dipakai untuk ayam goring atau soto ayam, diganti atau diturunkan kualitasnya dengan menggunakan ayam yang tidak segar, bahkan ayam yang mati kemarin. Ketika sosis atau baso yang digunakan oleh pedagang nasi goreng yang menginginkan untuk besar, pedagang tersebut lantas menukar atau menurunkan kualitasnya dengan menggunakan sosis dan baso yang kadaluarsa (ini sangat tidak beretika). Atau mungkin menggunakan baso atau sosis yang harganya jauh lebih murah ketimbang produk serupa dipasaran. 4
Yahya, Helmi, Siapa Berani Jadi Entrepreneur, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2006)
61
Ini yang terjadi dan dilakukan para pedagang, belum lagi pemberitaan yang banyak ditayangkan di Televisi tentang formalin, daging glondongan, ayam bangkai, sepuhan warna untuk tekstil sampa es balok yang dibuat dari air sungai yang kotor bahkan tidak layam minum.
☺ ☺ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kapada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk esok hari (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr: 18 ) Tidak ada produk yang berkualitas baik tanpa menggunakan bahan baku yang baik pula. Ini yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam memilihnya, bila produk kita yang dijual itu berkualitas, konsumen pun akan puas dengan produk yang kita tawarkan. Maka pasti barang tentu konsumen itu akan menjadi langganan kita. Bila penulis tanyakan kepada anda, tentang nasi goreng yang enak dimana, maka kita pun langsung menjawab dengan tegas tentang referensi nasi goreng yang enak menurut kita, meskipun berbeda dengan teman disamping kita, tetapi kita bias menyanggah dengan membeberkan atau
62
menjelaskan tentang kualitas rasa yang kita dapatkan, mungkin dari jumlah porsi yang lebih banyak atau nuansa tempat yang berbeda. Tidak selamanya harga yang murah itu murahan, ini yang harus dijawab oleh pedagang atau pengusaha. Mampukan menawarkan produk yang murah tetapi memakai bahan baku yang baik juga. Dan tidak selamanya konsumen berkeinginan atau berorientasi mendapatkan produk dan mengesampingkan kualitas yang ingin dicapai.
B. Peran Etika Moral dalam Kegiatan Bisnis “Untuk mendapatkan tenaga, kita perlu makan. Untuk memulihkan badan lemah, kita perlu beristirahat. Untuk menghasilkan uang, kita perlu bekerja. Karena kita sedang hidup didunia. Tuhan telah menjadikan dunia lengkap dengan hukum-hukumnya, yang mau memahami dan mengikuti hukum itu kelak akan memperoleh kesuksesan. Sementara yang enggan hanya akan jalan ditempat.” 5 Sesungguhnya tuntunan sudah lengkap, sesungguhnya contoh dan suri tauladan sudah jelas, kita tidak meneruskan dan mencoba mempraktekkan, sang Rosul sebagai panglima yang bertugas memberi arahan dan dorongan kepada umatnya, telah memberi bukti kongkrit yang ditulis dalam sejarah hidup kita masih merasa somong dengan kekeliruan yang kita masih jalankan.
5
Kamaluddin, Laode, M, 14 langkah Bagaimana Rasul SAW Membangun Kerajaan Bisnis, Penerbit Republika, Trustschool, Basmala, Jakarta, 2007.
63
Banyak cerita yang datang dari Nabi Muhammad SAW, dari bagaimana ia menjual barang dagangannya sampai menjalin hubungan dengan para langganannya yang difilosofi dari sifat al-Amin, Nabi Muhammad sangat jelas dan tegas dalam menginformasikan barang dagangannya, beliau akan mengatakan barang ini jelek bila jelek dan akan bilang barang ini bagus bila bagus, bahkan Nabi tak segan-segan memberi garansi kepada langganannya. Nabi Muhammad SAW juga amat jeli melihat dan memeriksa barang dagangannya, beliau akan memisahkan barang yang kurang baik dari tempat jualannya hal ini untuk memberikan suatu kepercayaan dari pembeli, beliau sadar betul bahwa bisnis yang ia jalankan bukan bisnis yang seumur jagung melainkan terus berkelanjutan. Kepercayaan dari pelanggan amat penting didapat, hal ini dapat diraih dari barang dagangan yang berkualitas tinggi dan menggunakan bahan baku yang berkualitas pula. Tidak ada suatu bisnis yang sekarang maju dengan pesat tanpa mendapat penghargaan dan apresiasi dari pelanggannya. Para pedarang akan rela mengerti dari pelanggannya. Para pedagang akan rela mengantri hanya untuk mendapatkan semangkuk makanan dan segela minuman segar dar warung yang kita miliki. Peran etika moral dalam kegiatan bisnis ini amatlah penting, untuk mendapatkan citra baik dan hasil ahkirnya adalah loyalitas terhadap produk kita. Banyak uraian dari berbagai motivator dan pendidikan sekolah-sekolah bisnis yang sekarang ini menjamur. Semuanya bermuara
pada sosok yang sangat
64
berperan, pelajarannya adalah etika. Semua uruaian tersebut menyiratkan kepada muridnya, jangan pernah buat pembeli kecewa dari produk yang kita tawarkan, serta pelayanan yang kita tawarkan kita harus juga menjaga mutu dan kualitas dari produk kita dan kita juga harus memastikan bahana baku dari produk kita itu terjamin kualitasnya. Ilmu marketing atau pemasaran yang sekarang ini sedang booming menjelaskan, betapa penting kepercayaan yang kita bangun maupun yang dipercaya kepada kita. Karena itu menjadi nilai kita dalam kelangsungan usaha. Membangun kesetiaan konsumen dalam menggunakan atau membeli produk kita amat penting, dan itu bukan merupakan perkara mudah yang didapat melalui proses yang panjang. Membangun kesetiaan diawali keterkarikan konsumen dari produk kita lalu membandingkan produk yang sama dengan yang lain. Setelah konsumen merasakan benefit yang lebih dalam menggunakn produk kita dengan produk yang lain disitulah timbul suatu kesetiaan pada produk kita. 6 Kualitas yang tidak turun bahkan naik dan diimbangi dengan inovasi yang kita lakukan menambah nilai jual kita, dalam rangka membangun kesetiaan. Pada suatu ketika saya berbincang pada salah seorang pedagang nasi goreng, dia menyatakan pelanggan nasi gorengnya, ada yang berasal dari
tanjung priok
padahal tempat jualannya didaerah Ciputat. Dr. Rhenald Kasali menyatakan kiat sukses bisnis ada beberapa kunci sukses standar yang khas salah satunya dan menjadi yang utama yaitu, Reputasi. 6
Atkin, Douglas, Membangun Kesetian Merek, (Yogyakarta, Penerbit B-First, 2004)
65
Reputasi adalah nama baik, keahlian, kepercayaan, kualitas, dan harga diri. 7 Reputasi ini harus sejak awal dibangun dan berkomitmen untuk menjalankannya. Dampaknya adalah begitu anda dikenal dalam bidang usaha anda uang akan datang mengejar anda. Reputasi dapat dibuktikan dari hasil pembuktian yang nyata. Kualitas adalah bukti nyata tersebut. Tak heran bila kita melihat usaha-usaha yang sampai sekarang ini berdiri tegak dari persaingan yang semakin sengit ini, bahkan usaha tersebut diteruskan oleh generasi berikutnya. Bukan saja dari usaha-usaha kelas atas bahkan usaha-usaha yang kelas kaki lima. Sebagai contoh dan bahan renungan adalah “Gado-Gado Boplo”, Bakmi Gajah Mada atau yang kelas kaki lima Ayam Bakar GANTHARI dan Bakmi Tebet.8 Kualitas dari cita rasa menjadi jawabannya sehingga usaha-usaha itu bisa bertahan ataupun bisa melebarkan sayap usaha bisnisnya. Reputasi atau nama baik telah didapat dari kepercayaan pelanggannya. Usaha untuk mendapatkan reputasi itu amatlah panjang, penuh liku dan tantangan. Tetapi sebagai entrepreneur, jalan ini harus dilalui dan dibuktikan bahwa kesuksesan akan didapat bila kita menjalankannya. Yusanto, Muhammad Ismail, dan M Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta, Gema Insani Press, 2002. 7
8
Majalah SWASEMBADA, no. 27/xxv/2010.
66
Sungguh mustahil bila deretan usaha diatas tidak memakai etika bisnis dalam menjalankan roda bisnisnya. Mereka semua pemilik dari usaha-usaha diatas tidak gentar dari persaingan bisnis yang bermunculan, apakah mereka itu mengurangi dari kualitas makanannya atau menurunkan harga yang semata-mata untuk menandingi dari pesaing dan menurunkan kadar bahan baku yang digunakan. Pengusaha yang seperti ini dihadapi rasa takut dari persaingan bisnis yang berfikir barang jualannya akan tidak laku atau rugi, mereka hanya memikirkan bagaimana bisa untung besar dengan menjalani praktek-praktek usaha yang merugikan pelanggan.
☺ “Dan orang-orang yang sabar dalam kehimpitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 177) Pengusaha-pengusaha sukses pemilik usaha tersebut, selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas makanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Selalu memberikan benefit-benefit ke pelanggannya, tidak selalu memikirkan untung yang besar. Tetapi menjadikan pelanggan itu sebagai raja dan memerikan kenyamanan yang extra, semua itu pasti menambah biaya-biaya produksi. Itulah yang dinamakan entrepreneur sejati, yang selalu mencari jalan keluar yang arif
67
dan selalu menerapkan etika didalamnya, hal ini pula yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada kita pengikutnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh mekanisme harga terhadap etika bisnis, dapat ditarik beberapa keseimpulan, antar lain sebagai berikut: 1. Etika merupakan peranan yang amat penting bagi pelaku usaha sekarang ini. Karena semua produk yang dihasilkan bukan saja makanan akan dinilai oleh setiap pelanggan atau konsumen. Salah satu hubungan yang nyata bahwa setiap bahan baku yang baik akan menghasilkan produk yang baik pula. Penilaian ini akan menimbulkan suatu kepercayaan pembeli untuk selalu menggunakan produk kita. Secara makro ini akan tercipta suatu asumsi publik atau kepercayaan dari masyarakat. Asumsi ini adalah jalan singkat dari konsep marketing produk. 2. Seleksi public, pembeli atau pelanggan harus jadi polisi yang menindak dan menilai hal ini yang menjadi suatu motivasi bagi pengusaha untuk melihat kembali secara mendetail rangkaian prokduksinya apakah melaksanakan etika didalamnya. Standar ini yang menjadi ujung tombak dari bisnis yang dibangun, jika standar ini terabaikan maka serbuan dari pesaing atau pemain baru dari bisnis itu akan siap untuk tampil dengan performa yang lebih baik dari produk kita.
67
68
3.
Dengan etika terlihat jelas gambaran bahwa itu merupakan syarat utama usaha yang sukses. Perhatian terhadap etika bisnis telah diajarkan dan dicontoh oleh Nabi Muhammad Saw sebagai pemuka agama, pemimpin negara dan pengusaha yang sukses. Kembali ke hukum, etika dan norma menjadi jalan keberkahan dalam mencari rizki-NYA. Bukan hanya mencari keuntungan semata-mata dengan mencederai hukum-NYA.
4. Pemerintah sebagai fungsi negara harus lebih melihat masalah ini sebagai masalah yang besar, sehingga fungsi kontrol etik pada dunia usaha bisa kembali dijalankan. Sebagai contoh supplyer atau importtir formalin, borax, melamin untuk diawasi penjualannya bukan dijual bebas yang sekarang ini terjadi dan dikembalikan dalam fungsinya semula. Lembaga-lembaga negara seperti Depkes dan BPOM untuk mengawasi dan turun langsung ke pasar, sehingga terkontrol dan produk yang dijual dipasaran bias jelas kualitasnya. Serta payung hukum untuk masalah ini untuk bisa menjadikan efek-jera bagi pelaku penyimpangan yang melanggarnya. 5. Semua pihak yang terjalin seperti pemerintah, pengusaha, pembeli dan ormasormas menjadi pengontrol bagi terciptanya keadilan yang kita cita-citakan bersama.
B. Saran Dan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
69
1. Para pengusaha diharapkan menanamkan sikap kejujuran dan pelayanan yang prima didalam setiap usahanya. Sikap seperti ini adalah tiket untuk mendapatkan kesuksesan dalam berwirausaha. Kesuksesan dalam berbisnis tidak didapat dengan harga yang murah, dalam arti tidak didapat dengan mudah melainkan dengan pengorbanan yang luar biasa. Setiap pengusaha menginginkan usahanya terus berkembang dan menghasilkan untung yang besar pula maka dengan mimpi yang indah ini
seharusnya pengusaha
mengedepankan sikap beretika dalam berbisnis seperti yang tlah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw. 2. Pemerintah sebagai pengatur diharapkan lebih mengkontrol pasar dan pelaku pasar sehingga tidak ada celah untuk masuknya bahan-bahan yang berbahaya yang akan dikonsumsi masyarakat. Lembaga-lembaga Negara seperti Depkes, Depperindag, dan BPOM untuk turun dan mengawasi pasar serta pelakupelaku pasar. Peraturan hukum yang mengakibatkan efek jera kepada pedanggang yang melakukan kecurangan. 3. Dan masyarakat yang menjadi penilai dari seluruh produk yang ada dipasaran agar bisa berhati-hati dan melaporkan setiap prilaku-prilaku pengusaha yang tidak beretika.
DAFTAR PUSTAKA
Buana, Zia Permata, Rahasia Bisnis Orang Asia Terkaya di Dunia, Jakarta: Hikmah, 2007 De Porter, B, dan M. Hernacki, Quantum Business, Membiasakan Berbisnis Secara Etis dan Sehat, terjemahan, Bandung: Angkasa, 2000 Gymnastiar, Abdullah, Saya Tidak Ingin Kaya Tapi Harus Kaya, Bandung: Khas MQ, 2006 Harefa, Andrias, Sukses Tanpa Gelar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005 Hakim, R, Kiat SuksesBerwirausaha, Mengatasi Krisis Etika dan Krisis Motivasi, Jakarta: Alex Media Komputindo, 2000 Kamaluddin, Laode M, 14 Langkah Bagaimana Rasulullah Saw Membangun Kerajaan Bisnis, Jakarta: Penerbit REPUBLIKA, 2007 Manan, Abdul, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Terjemahan, Surabaya: Risalah Gusti, 1995 Nasution, Mustafa Edwin dan Budi Setyanto dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, Jakarta: Prenada Media Group, 2007 Qardhawi, Yusuf al-, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 1997 Saidi, Wahyu, Cara Mudah Menjadi Tukang Bakmi, Jakarta: IQRO Graf, 2005 Saidi, Wahyu. J. Haryadi, dan Ariyanto M.B, 25 Ide Bisnis Paling Kreatif, Jakarta: IQRO Graf, 2007 Sasmito, Semua Orang Bisa Jadi Pengusaha, Jakarta: Hi. Fest Publishing, 2007 Scheinfeld, Robert, Jalan Rahasia Menuju Sukses, Jakarta: Serambi Press, 2005 Sukarno, Bambang, Langkah Jitu Memulai Usaha Dari Nol, Depok: Penerbit Swadaya, 2006
70
HASIL WAWANCARA 1. Bisnis apa yang anda jalankan dan mengapa anda mengambil dibidang bisnis tersebut? Jawaban : Saya mencoba melihat kedalam diri tentang pengalaman dan keahlian serta peluang dari bisnis kuliner/makanan. Sertaa keterdesakan untuk keinginan berbisnis untuk melahirkan kesempatan kerja untuk banyak orang 2. Bagaimana proses pengembangan bisnis anda? Jawaban : P4 + P3 max berinovasi, lalu pelangganlah yang menilainya dengan loyalitasnya pelanggan yang memakai atau memakan ditempat saya. Kemampuan manajerial dan selalu melihat peluang dari hasil pengamatan. 3. Hal-hal apa yang menjadi kendala dalam bisnis anda tersebut? Jawaban : Setiap “P” dalam teori marketing atau pemasaran, selalu ada kedala, maka kendala itu diminimalisasi untuk menghadapi kompetitor. Agar jurang pemisah tidak terlalu jauh. Dan kita membuat suatu inovasi dalam pengembangan prodak. 4. Apa strategi anda dalam menghadapi para kompetitor kecil maupun besar yang memiliki usaha bisnis yang sejenis dengan usaha anda? Jawaban : Tinggalkan sekolah, dalam arti memulai dengan melakukan bukan dengan teori yang membuat memulai usaha itu “ribet”. Menjawab pertanyaan, “
bagaimana bisa bertahan”. Dengan itu kita selalu membuka pikiran kita, cek lagi segala kekuarangan dalam hal marketing seperti rasa, kebersihan, pelayanan, dll. Melakukan atau memakai standart mutu, agar cita rasa selalu terjaga. 5. Bentuk marketing seperti apa yang anda lakukan atau jalankan dalam menarik konsumen? Jawaban : P Max. Harapan konsumen itu, produk yang kita jual harus, murah, enak dan banyak. Ini juga melihat dari sekmentasi yang dibentuk. Masalah harga mungkin tidak perpengaruh besar, asalkan kita bisa main dalam cita rasa yang baik dan pelayanan yang memuaskan. Selalu membuat inovasi agar konsumen tidak jenuh dengan menu kita. 6. Hal apa saja yang menjadi syarat atau jalan yang ditempuh untuk menjadi pengusaha yang sukses? Jawaban : Harus memulai usaha itu sendiri, jika tidak bagaimana kita bisa meraih kesuksesan itu. Dari perjalanan usaha itu kita akan belajar ilmu yang jauh lebih bermanfaat dari teori-teori yang ada. Harus mempunyai tujuan dari bisnis itu, lalu berjuang pantang menyerah dalam meraihnya serta kebeserahan kita kepada ALLAH SWT. Karena-NYA kita diberi kesuksesan tersebut. 7. Seberapa pentingkah “Etika Bisnis” itu? Jawaban : Amat penting, karena penghargaan datang dari pelanggan. Semua usaha atau cara usaha tidak menggangu atau melanggar norma, al-Qur’an dan
hukum. Dengan etika, pembeli dapat menilai prodak kita dan menjadikan pembeli itu tetap loyal kepada restoran kita. 8. Bagaimana anda melihat pada pedagang yang tidak beretika, seperti banyak fenomena yang terjadi seperti memakai formalin dalam usaha tempe-tahu, timbangan yang tidak akurat pada pedagang ikan sampai pedagang buah-buahan? Jawaban : Sebenarnya itu masalah yang mudah dengan menindak suplayer dari formalin dan membuat pengawasan
yang ketat dari pemerintah agar lebih
mengkontrol segala barang-barang yang berbahaya untuk tidak dijual secara bebas. serta kesadaran yang utama dari pelaku usaha tersebut, dengan cara penyuluhan yang dilakukan oleh dinas terkait. 9. Motivasi apa yang membuat anda memilih berdagang dengan beretika, padalah pada sebagian pedangang itu menekan keuntungan yang ingin didaptkan? Jawaban : Saya mempunyai tujuan akan bisnis yang saya jalani sekarang ini, bukan hanya untuk sekarang tetapi untuk masa depan kelak. Saya harus menjelaskan posisi saya untuk memenangi kompetisi ini, dengan memerhatikan segala aspek untuk servive. Yang di wawancarai,
Dr. Ir. Wahyu Saidi, MSC.