PERAN BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS TA’LIM NAHDLATUL FATA KELURAHAN PASIRPUTIH SAWANGAN KOTA DEPOK DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Disusun Oleh: DENY RAHMAT 105051001925
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul “PERAN BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS TA’LIM NAHDHATUL FATA
KELURAHAN PASIRPUTIH
SAWANGAN
DALAM
KOTA
DEPOK
PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA”, telah diajukan dalam munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Program Stara 1 (SI) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 17 Maret 2010
Sidang Munaqosyah Ketua merangkap anggota
Sekertaris merangkap anggota
Drs. Jumroni, M. Si Nip. 19630515 1992031 006
Umi Musyarrofah, MA Nip. 19710816 1997032 002
Anggota Penguji I
Penguji II
Drs. Hasanuddin,MA Nip. 19660605 1994031 005
Drs. Tarmi MM Nip. 19460824 1965101 001 Pembimbing
Drs, Hamdani, MA Nip. 19550309 1994031 001
ABSTRAK
Deny Rahmat Peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdatul Fata Kelurahan Pasirputih Sawangan Depok Dalam Mengatasi Penyalahgunaan Narkoba Latar belakang penulis mengambil judul adalah saat ini peredaran narkoba telah sampai keposok-plosok desa, hal tersebut dikarenakan longgarnya sistem keamanan yang rebuplik Indonesia sehingga memudahkan masuknya narkoba dan korbannyapun kebanyakan para pemuda yang merupakan pilar perjuangan bangsa. Selain itu yang melatar belakangi pengambilan judul adalah bentuk kepedulian organisasi pemuda akan gejala sosial yang dihadapi saat ini yakni maslah penyalahgunaan narkoba. Saat ini narkoba bukan hanya bisa dinikmati di kota-kota besar saja, akan tetapi penyebaran narkoba saat ini sudah merambah ke pelosok-pelosok desa, seperti halnya di kelurahan pasir putih Sawangan Depok.yang kebanyakan pengguna adalah para generasi muda Islam yang merupakan harapan kedepan bagi agama, negara dan bangsa. Tingkat penyalahgunaan narkoba dikelurahan Pasirputih hanya pengguna saja, sedangkan pengedar belum ada. Dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba dibutuhkan sebuah peran baik orang tua, guru dan lembaga. Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata (BKPMTNF) adalah sebuah lembaga dakwah pemuda yang ada di kelurahan pasirputih, kemudian yang menjadi pertanyaan apakah BKPMTNF mempunyai peran dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba ? aktivitas apa yang dilakukan BKPMTNF dalam mengatasi narkoba ? BKPMTNF mempunyai peran dalam mengatasi dalam mengatasi yang berupa upaya pencegahan,aktivitas BKPMTNF dalam mengatasi adalah mengadakan seminar narkoba yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang bahaya narkoba, membuat himbauan tertulis,mengadakan penyuluhan yang bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori R. Holsti tentang analisis isi, yang menyatakan dua hal penting yang harus ditekankan dalam menganalisis pesan. Pertama unsur yang harus ditiru. Kedua unsur konteks Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini lapangan berdasarkan metodologi kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yakni mengumpulkan dan mencari data dengan cara observasi agar data yang diperoleh bersifat obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan Berdasarkan analisis penulis, BKPMTNF mempunyai peran dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba yang dilakukan dalam bentuk pencegahan agar narkoba tidak salah dipergunakan oleh pemuda di kelurahan pasirputih Kesimpulanya adalah BKPMTNF telah berperan dalam mengatasi narkoba yang dilakukan dalam bentuk pencegahan.
i
KATA PENGANTAR
Al-hamdilillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan segala kenikmatan Allahu Robbi, terima kasih atas segala kemudahan yang Engkau berikan, karma saya yakin dengan pertolongan Mu. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada jujnjungan Nabi Muhammad SAW , karma berkat beliaulah umat manusia dapat merasakan indahnya iman dan islam. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Arief Subhan MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi 2. Ketua Jurusan KPI Drs.Jumroni, M.Si. dam sekertais Jurusan KPI Umi Muyarofah, MA. Serta kepada seluruh desen yang telah memberikan ilmu mudah-mudahan apa yang saya dapatkan bermanfaat. 3. Drs. S. Hamdani, MA, dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan di tengah kesibukannya. 4. Team penguji siding munaqosyah. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua siding, ibu Umi Musyarrofah, MA selaku sekertaris siding, bapak Drs. Hasanuddin MA selaku penguji 1 (satu), bapak Drs. Tarmi, MM selaku penguji II (dua). 5. Bapak ibu Dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
6. Seluruh Civitas, Jajaran Staf Tata Usaha, Perpustakaan Umum, Perpustakaan Fakultas dan juga seluruh staf pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Kepada Ketua BKPMTNF beserta jajarannya terima kasih atas segala bantuannya baik data-data, wawancara dan lain-lain dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Ayahanda H. Asmawi dan Ibu Hj. Suryani terima kasih atas segala do’a dan bantuan yang tak terhingga untuk anakmu ini. Mudah-muduhan selalu diberi kesehatan. 9. Lu’ Lu’ Luthfiyah terima kasih atas segala do’a, dukungan serta motivasinya sehingga membuat penulis lebih giat lagi dalam menyesaikan skripsi ini, mudah-mudahan Allah SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda 10. Teman-teman jurusan KPI C dari A – Z terima kasih atas dukungan dan do’anya, dan menemani penulis sampai saat ini. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga selesailah penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan Jazakumullah Khoiron atas segala kebaikannya, semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap langkah hidup kita. Jakarta,
Maret 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................
6
C. Tujuan Dan manfaat Penelitian ...........................................
7
D. Tinjauan Pustaka ................................................................
8
E. Metodologi ........................................................................
8
F. Sistematika Penulisan.......................................................... 12 BAB II
TINJAUAN TEORITIS A. Peran ................................................................................ 14 B. Lembaga Dakwah .............................................................. 14 C. Penyalahgunaan Narkoba .................................................... 15 1. Pengertian Narkoba dan Bahayanya ............................. 16 2. Narkoba dalam pandangan Islam .................................. 22 3. Peraturan Perundang-undangan .................................... 29
BAB III
GAMBARAN UMUM BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS
TA’LIM
NAHDLATUL
FATA
KELURAHAN
PASIRPUTIH SAWANGAN KOTA DEPOK A. Latar
Belakang
Berdirinya
BKPMTNF
Pasirputih
Sawangan Kota Depok ........................................................ 30
iv
B. Tujuan Berdirinya BKPMTNF ............................................ 30 C. Visi, Misi BKPMTNF ........................................................ 31 D. Aktivitas Umum BKPMTNF .............................................. 32 E. Struktur Organisasi BKPMTNF 2009.................................. 35 F. Kendala dan Solusi BKPMTNF ......................................... 38 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Bentuk-bentuk Penyalahgunaan Narkoba yang Terjadi di Kelurahan Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok .............. 41 B. Peran dan aktifitas BKPMTNF Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba .................................................... 45 C. Hambatan-hambatan dan Solusi .......................................... 53 D. Analisis ............................................................................... 54
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 57 B. Saran-saran ......................................................................... 58 C. Penutup .............................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR INTERVIEW LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENULIS
v
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Bagi seorang muslim, berdakwah atau menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar merupakan peran atau kewajiban yang harus dijalankan. Tetapi menyeru tidak hanya kewajiban individu seorang muslim, namun organisasi atau lembaga yang berorientasi agama berkewajiban untuk menjalankan perannya untuk menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran, sebagaimana Allah SWT berfirman :
4 Ìs3Ψßϑø9$# Çtã tβöθyγ÷Ζtƒuρ Å∃ρã÷èpRùQ$$Î/ tβρããΒù'tƒuρ Îösƒø:$# ’n<Î) tβθããô‰tƒ ×π¨Βé& öΝä3ΨÏiΒ ä3tFø9uρ ∩⊇⊃⊆∪ šχθßsÎ=øßϑø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé&uρ Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang yang beruntung. ( QS. Ali Imran, 3 : 104 )” Dalam melaksanakan dakwah, yang artinya menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran bukan hanya tugas atau fungsi seorang Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah SWT ke dunia ini. Seiring dengan perkembangan zaman hingga saat ini, peran dakwah dituntut untuk lebih aktif dan reaktif yang dilakukan baik ulama, pribadi muslim, maupun lembaga dakwah lainnya. Untuk dapat membangun dan mewujudkan sistem Islam dalam kehidupan manusia yang menjadi esensi dakwah, maka apa yang menjadi tugas dan fungsi dari dakwah harus ditunaikan dengan baik. Dikehendaki
1
2
dengan tugas dan fungsi dakwah di sinilah sesuatu yang harus dilakukan dan meski tidak identik dengan dakwah maka ia merupakan bagian tak terpisahkan dari dakwah. Menurut Sayyid Quthub, ada tiga tugas dan fungsi dakwah. “Pertama, menyampaikan kebenaran Islam (al-Tablig wa al-Bayan). Kedua, melakukan pembudayaan nilai-nilai Islam (al-Amr bi al-Ma’ruf) dan kontrol sosial. Ketiga, menumpas kejahatan melalui perang suci (al-Jihad fi sabil Allah).”1 Menurut Prof. Toha Umar. MA, sebgaimana yang dikutip oleh Drs. Basrah Lubis dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Dakwah ” membagi pengertian dakwah kepada dua bagian : 1.
Pengertian umum “Ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menyetujuinya, melakukan suatu ideologi, pendapat dan pekerjaan tertentu. 2. Pengertian khusus Ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat kelak”2
Badan
Komunikasi
Pemuda
Majlis
(BKPMTNF) adalah wadah organisasi
Ta’lim
Nahdlatul
Fata
Islam yang bertujuan untuk
mengembangkan minat, bakat dan potensi pemuda sebagai harapan agama, bangsa dan negara, yang disalurkan ke dalam bentuk organisasi untuk menciptakan pemuda/i yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran baik hukum agama dan negara.3 Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata didirikan pada tanggal 3 September 1999 di Kelurahan 1
Dr. A. Ilyas Ismail. MA, Paradigma Dakwah Syayid Quthub ( Penamadani, Jakarta 2006), cet I. hal. 147 2 Drs. H. Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Dakwah. Cv. Turisina, (Jakarta 1993) cet ke-2, hal 18 3 Wawancara pendiri pertama BKPMTNF
3
Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok. Adapun yang melatar belakangi berdirinya yakni untuk memperkuat Ukhuwah Islamiah di antara pemuda/I se-Kelurahan dan sebagai reaksi terhadap gejala sosial yang berkembang saat ini. Maka dengan ini, diharapkan Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata, lebih berperan aktif dalam menyikapi perubahan baik budaya dan perilaku umat Islam, terlebih para pemuda-pemudi muslim khususnya. Perubahan yang terjadi di kalangan pemuda-pemudi muslim saat ini sangat memprihatinkan, karena semakin maju dan berkembangnya teknologi maka semakin besar dampak negatif yang kita terima. Salah satu contoh kecil, bebasnya penayangan budaya-budaya barat yang di tayangkan di negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yang pada akhirnya secara tidak sadar mereka yang menikmati tayangan tersebut dan memanipulasi budaya Barat dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini negara Indonesia sudah menjadi tempat sasaran dan tujuan untuk perkembangan narkoba, karena letak negara Indonesia sangat strategis dan memudahkan masuknya obat-obatan terlarang baik melalui jalan darat, laut dan udara. Sasaran pengguna/konsumen adalah pemuda/i. Pengaruh obatobatan terlarang, atau lebih dikenal dengan istilah Narkoba.4 Sangat buruk bagi perkembangan otak si pemakai dan berdampak pada sebuah kematian. Yumail Agus mengatakan “Timbulnya kenakalan remaja yang sudah menjurus ketindak kriminal, bertambahnya pengguna narkoba dan zat berbahaya lainnya di kalangan orang muda, serta munculnya berbagai jenis penyakit seksual seperti AIDS sebagai longgarnya pergaulan bebas, maka semakin beratlah persoalan yang kita hadapi dan semakin berat tantangan
4
NARKOBA: Narkotik dan Obat-obat Terlarang
4
yang harus diselesaikan demi mempersiapkan generasi muda yang berkualitas”.5 Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain yang disebut dengan istilah narkoba, telah menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat. Penyalahgunaan narkoba telah masuk ke sekolah-sekolah dan menjadi lahan empuk bagi pengedar, tanpa memikirkan akibat buruk yang ditimbulkan bagi bangsa dan negara. Penyalahgunaan narkoba yang kini sudah merambah hampir keseluruh penjuru dunia, bahkan tidak hanya di kota-kota besar saja, akan tetapi kini sudah menjalar ke pelosok-pelosok desa terpencil sekalipun. Dampak negatif dari modernisasi dan pergaulan bebas, konsumen narkoba tidak hanya anak-anak orang kaya saja, tetapi juga anak petani yang ikut-ikutan untuk mengonsumsi obat-obat terlarang tersebut, padahal obatobatan terlarang yang mereka konsumsi akan merusak mental dan moral. Pergeseran nilai-nilai sosial dan keguncangan norma panutan hidup sebagai dampak negatif dari modernisasi dan kemajuan teknologi, sering kali menciptakan jurang yang dalam antara orang tua dan anak, yang berakibat kesalahpahaman dan kerenggangan. Menurut Dr. Amir Husain Anwar: “Masalah penyalahgunaan NARKOBA saat ini, sudah urgen karena bahaya yang ditimbulkan tersembunyi, salah satunya ancaman penyakit HIV/AIDS. Saat ini NARKOBA sudah seperti mewabah, mulai dari anak-anak sampai kakek-
5
Yumail Agus, Mobiling Parent Four Dring-Free Youth In Indonesia ( Jakarta 1987)
5
kakek dan mereka menjadi korban NARKOBA karena terjebak ingin cobacoba dan tidak mengerti bahwa itu berdampak negatif.”6 Untuk mengatasi penyalahgunaan Narkoba ini, diperlukan berbagai upaya yang efektif, agar para pengguna (pemakai) sadar dan yang belum terkena dapat terhindar dari bahaya obat setan tersebut. Salah satu upaya penanggulangan adalah diperlukan peran serta organisasi atau lembaga keagamaan yang memiliki perhatian penuh terhadap masalah sosial-keagamaan, sehingga mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul di masyarakat, serta mampu menggalang kerja sama yang baik antara Umara dengan Ulama. Dalam kaitannya penulisan skripsi ini, bila dilihat dari pengertian peran, adalah suatu kewajiban atau kegiatan suatu upaya menyelamatkan manusia dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) yang sangat memerlukan suatu upaya-upaya atau cara-cara tertentu agar manusia terhindar dari narkoba dan miras. Dalam hal ini, Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata Pasirputih Kec. Sawangan Kota Depok melakukan upaya-upaya untuk menyelamatkan manusia khususnya pemuda dan remaja Islam agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba dan senantiasa berada di jalan Allah SWT. Hal yang melatarbelakangi penulisan skripsi mengenai peran BKPMTNF Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok adalah: 1. Ingin mengetahui peran Badan Komunikasi pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata (BKPMTNF) dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba 6
Majalah Perkawinan dan Keluarga, 500.000 Narkobais Terancam Aids, Jakarta BP4 Pusat No. 359/2002 hal. 15
6
2. Ingin menelusuri BKPMTNF sebagai suatu lembaga pemuda dan remaja dalam menjalankan aktivitasnya di Kelurahan Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok 3. Semakin banyaknya pemakai serta pengedar narkoba
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Perkembangan narkoba yang terjadi saat ini sudah sangat memprihatinkan, namun setiap masalah pasti ada jalan keluar dan pencegahannya, agar bisa mengurangi dan memberantas baik pemakai maupun pengedar. Begitu juga dengan BKPMTNF dengan segala aktivitas dan kegiatannya menciptakan dan memberikan pembinaan keislaman agar bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam penulisan skripsi ini, penulis membatasi penelitian pada peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata dalam pencegahan Penyalahgunaan narkoaba dan upaya apa saja yang dilakukan oleh Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata dalam pencegahan peynalahgunaan narkoba bagi remaja Kelurahan Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok. 2. Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, penulis mencoba meneliti dan mengkaji pokok-pokok masalah hingga masalah dapat dirumuskan sebagai berikut :
7
a. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok ? b. Bagaimanakah peran dan aktivitas BKPMTNF dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba ? c. Bagaimana hambatan dan solusinya ?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Tujuan teoritis adalah 1).
Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok
2).
Untuk mengetahui peran dan aktifitas BKFMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba
3).
Untuk mengetahui hambatan dan solusinya
b. Tujuan Praktis adalah Untuk memenuhi syarat-syarat dan melengkapi tugas dalam mencapai gelar Sarjana Sosial Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademik 1) Hasil dari peneliti kali ini, dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2) Dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang bagaimana cara berdakwah yang baik dan efektif. b. Manfaat Praktis
8
1) Dapat memberikan masukan dan sebagai pembelajaran dalam penelitian selanjutnya 2) Dapat
memberikan
pengetahuan
tentang
bahaya
dari
penyalahgunaan obat-obatan terlarang (Narkoba)
D. Tinjauan Pustaka Seteleh
saya
meneliti di Perpusatakaan
Utama
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ternyata saya temui sebuah skripsi yang berjudul Peran Pimpinan Daerah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Kota Depok dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba yang oleh Akmal mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan tahun 2002. Isi skripsi tersebut membahas tentang peran lembaga (DPD BKPRMI) dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba. Berbeda dengan skripsi diatas, skripsi saya ini membahas peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata (BKPMTNF) Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba. Perbedaan antara skripsi diatas dengan skripsi saya terletak pada judul, objek, subjek dan waktu penelitian.
E. Metodologi 1. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang bersifat
9
deskriptif analisis, yaitu metode yang memiliki beberapa langkah penerapan. Langkah pertama adalah mendeskripsikan gagasan primer yang menjadi gagasan utama. Gagasan primer ini diperoleh dari hasil wawancara yang mendalam dengan informan. Langkah selanjutnya adalah membahas gagasan primer tersebut yang sebetulnya memberikan penafsiran penulis terhadap gagasan yang telah dideskripsikan. Dan yang terakhir adalah melakukan study analitik, yaitu study terhadap serangkaian gagasan primer.7 2.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Dr. Imam Suprayogo, dalam bukunya Metode Penelitian Sosial Agama, “Dalam penelitian kualitatif menempatkan sumber data (informan) sebagai subjek yang memiliki kedudukan yang penting”. 8 Karena kebenaran dan keakuratan data di ambil dari hasil wawancara terhadap senua pihak yang terdapat dalam sebuah organisasi tersebut yakni BKPMTNF. Adapun objek dalam penelitian kali ini adalah peran BKPMTNF kelurahan
Pasirputih
Sawangan
Kota
Depok
dalam
pencegahan
penyalahgunaan narkoba.
7 Mastuhu, Tradisi Baru Penelitian Agama Islam, Tinjauan Antara Disiplin Ilmu, (Bandung: Pusjarlit dan Nuansa, 1998), cet.1, hal. 45-47 8 Imam Suprayogo, Thabrani. Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001), cat. Ke-1, hal.163
10
3.
Tempat dan Waktu Penelitian Adapaun tempat yang digunakan untuk penelitian adalah sekertariat BKPMTNF, sekertariat Karang Taruna, kantor Kelurahan Pasirputih, kantor Kepolisian. Waktu yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian adalah pada Desember 2009-Maret 2010.
4.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: a. Observasi, yakni merupakan salah satu metode dalam penelitian ini yang berarti pengamatan, penglihatan dalam hal ini dilakukan penulis untuk menggali data atau informasi dari sumber data yang ada di BKPMTNF, yang berupa peristiwa, tempat, dokumentasi, yang ada dalam dalam organisasi tersebut. b. Wawancara, yaitu percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi.9 Dalam hal ini penulis mewawancarai satu pengurus dan satu anggota BKPMTNF pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok. c. Dokumentasi biasa diartikan sebagai kumpulan catatan hasil kerja. Baik berupa catatan (rekaman), video (gambar dan suara), dan foto
9
Imam Suprayogo, Thabrani. Metodologi Sosial Agama ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-1, hal. 172
11
(gambar).10 Pada prinsipnya ketika kita melihat sebuah dokumentasi, kita ingin mendapatkan gambaran bagaimana proses itu berlagsung.
5. Analisis data Analisis data adalah prosedur penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasi.11 Setelah semua data yang dibutuhkan dalam penelitian ini tekumpul maka langkah berikutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut, teknik analisis yang digunkan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriftif. Analisis data merupakan salah satu langkah penting dalam memperoleh temuan-temuan hasil penelitian, hal ini disebabkan data yang telah didapatkan akan menuntut peneliti dalam upaya mendapatkan temuan ilmiah, bila dianalisis dengan teknik yang tepat. Dalam penelitian kali ini penulis meneliti aktivitas BKPMTNF dalam melakukan perannya dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan data-data yang ada di BKPMTNF yang bias dijadikan sumber data.
6. Pedoman Penulisan Adapun teknik penulisan tetap berpedoman kepada buku penulisan karya ilmiah (skipsi, tesis, disertasi) UIN Syarif Hidayatillah Jakarta dengan tim penulis: Hamid Nasuhi, Ismatu Ropi, Oman Fathurahman, M. 10
Geogle. Com. Pengertaian Dokumentasi Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta : Gajah Mada University Fakultas Psikologi UGM, 1985) 11
12
Syairozi Dimyati, Nety Hartati, Syopiansyah Jaya Putra. Cetakan II, April 2007.
G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh kemudahan dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa hal mengenai sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, secara rinci sebagai berikut :
BAB I
:
Pendahuluan Menguraikan seputar latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II :
Tinjauan Teoritis Yang berisikan pengertian-pengertian diantaranya : pengertian peran, lembaga dakwah dan penyalahgunaan narkoba.
BAB III :
Gambaran
Umum
BKPMTNF
Pasirputih
Kecamatan
Sawangan Kota Depok. Dalam bab ini, penulis menguraikan latar belakang berdirinya BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok, tujuan berdirinya, visi dan misi, aktivitas umum, stuktur organisasi, kendala dan solusi
13
BAB IV :
Temuan Dan Analisis Data Disini diuraikan bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba di kelurahan Pasirputih, peran dan aktivitas BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, hambatan-hambatan dan solusinya, serta analisis.
BAB V :
Kesimpulan Dalam bab ini, penulis memberikan kesimpulan dari apa yang telah dipaparkan dari hasil penelitian, selanjutnya penulis juga memberikan saran-saran yang ditujukan kepada pengurus BKPMTNF.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.1 Sedangkan Gress Massan dan A. W. MC Eachern sebagaimana dikutip oleh David Berry mendefinisikan “peran Sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu, harapan tersebut merupakan hubungan norma-norma sosial. Oleh kerenya itu, harapan tersebut ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat”.2 Dari pengertian peran diatas, terlihat suatu gambaran bahwa peran merupakan kewajiban, keharusan seseorang ataupun lembaga karena mempunyai kedudukan tertentu di masyarakat sehingga membawa pengaruh untuk menjalankan sesuatu sesuai dengan aturan dan norma-norma yang berlaku. Bila dikaitkan dalam penulisan skripsi ini, peran merupakan wewenang, tindakan positif untuk menyelamatkan manusia dari pengaruh obat-obatan terlarang (narkoba), yang kebanyakan pengguna adalah para generasi muda yang merupakan pilar bangsa, agama dan negara. Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam kaitannya penyalahgunaan narkoba diperlukan suatu upaya-upaya pencegahan, agar para 1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Inddonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998) Hal. 1667 2 N. Gress. WS. Massan and A. W. MC. Eacharn. Ploratind Role Analysis, dalam David Berry, Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993) Cet. Ke-3, hal 94
14
15
pengguna narkoba sadar akan bahaya yang dikeluarkan dari pemakaian narkoba., dan tidak lagi menggunakan/mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkoba).
B. Lembaga Dakwah Lembaga Dakwah adalah organisasi pembinaan keIslaman dan mengadakan berbagai kegiatan keIslaman sebagai upaya syiar Islam. Dakwah adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim yang harus senantiasa ditegakkan syi'arnya, dimantapkan keberadaannya, dan ditata gerak kelembagaannya. Dilihat dari segi bahasa, kata dakwah berasal dari kata Arab da’wah, merupakan bentuk masdhar dari kata kerja da’a yang berari seruan,3 ajakan atau penggilan. Serua dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata atau perbuatan. Kata dakwah juga berarti doa’a (al-du’a) yakni harapan, permohonan kepada Allah SWT atau seruan (al-nida). Menurut Amrullah Ahmad : Dakwah adalah mengajak umat manusia supaya masuk kedalam jalan Allah (sistem Islam) secara menyeluruh baik dengan lisan maupun dengan tulisan dan perbuatan sebagai ikhtiar muslim mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan daaalam kehidupan Shahsiyah, Usrah, jama’ah dan umat dalam semua kehidupan secara berjama’ah sehingga terwujud Khairul Ummah.4 Sementara menurut M. Quraish Shibab, memberikan definisi dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
3
Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Syyid Quthub (Jakarta : Penamadani .2006) cet ke-1,
hal 144 4
Marullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu : Sebuah Kajian Epistimologi Dan Struktur Keilmuan Dakwah, t.t. Hal.25
16
masyarakat.5 Perwujudan dakwah menurut beliau bukan sekedar peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan saja, tetapi menuju pada pelaksanaan sasaran yang lebih luas. Dakwah harus lebih berperan menuju pada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Dari beberapa definisi dakwak diatas, penulis meyimpulkan bahwa dakwah suatu kegiatan mengajak manusia untuk selalu melakukan perbaikanperbaikan yaitu mengubah kondisi masyarakat, dalam hal ini masyarakat mad’u dari kondisi apa adanya kepada kondisi apa yang seharusnya, melipti semua aspek kehidupan. C. Penyalahgunaan Narkoba Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud penggobatan, tetapi ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah yang berlebihan yang secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya.6 Pemakaian narkoba secara berlebihan tidak ditunjukan jumlah dosisnya, tetapi yang penting pemakian berakibat pada gangguan salah satu fungsi, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Ganggauan fisik berarti gangguan fungsi atau penyakit pada organ-organ tubuh, seperti penyakit hati, jantung, HIV/AIDS. Gangguan psikologis meliputi cemas, sulit tidur, depresi. gangguan sosial, meliputi kesulitan dengan orang tua, teman, sekolah, pekerjaan, keuangan, dan berurusan dengan polisi. 5
Quraish Shihab, Wawasan Al-qur’an (Bandung : Mizan, 1992) cet. Ke-1 hal.194 Lydia Harlina Martono. Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balai Pustaka, 2006). Cet. Ke-1,hal 17 6
17
Banyak alasan mengapa narkoba disalahgunakan diantaranya agar dapat diterima oleh lingkungan, mengurangi stres, mengurangi kecemasan, agar bebas dari rasa murung, mengurangi keletihan, kejenuhan atau kebosanan, untuk mengatasi masalah pribadi dan lain-lain. Akan
tetapi
menyalahgunakan
terlepas
narkoba,
dari
karena
semua
alasan
ditawarkan
oleh
diatas,
remaja
seseorang
atau
sekelompok teman sebaya, agar mau mencoba memakainya. Untuk itu anakanak dan remaja harus meningkatkan kewaspadaan mengenai berbagai situasi penawaran. 1. Pengertian Narkoba dan Bahaya narkoba Narkoba atau Naza adalah obat/bahan/zat, yang bukan tergolong makanan. Jika diminum, dihisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada sistem kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya, kerja otak berubah (meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan,dan lain-lain)7 Secara umum NARKOBA atau dalam istilah disebut sebagai DRUG adalah sejenis zat yang memiliki ciri-ciri tertentu. Narkoba adalah zat yang dapat
menimbulkan
pengaruh-pengaruh
tertentu
bagi
mereka
yang
menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh manusia. 8 Pengaruh Narkoba atau Naza berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan.
7 Lydia Harlina Martono. Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah , (Jakarta: Balai Pustaka, 2006). Cet. Ke-1,hal 5 8 Dinas Hukum Polda Ja-Bar, Penyalahgunaan Narkoba ditinjau dari aspek Kriminalitas dan Kenakalan Remaja di Jawa Barat, Makalah seminar, (Bandung: Agustus 2001) hal.7
18
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) telah memberi batasan tentang Drug (Narkoba) sebagai berikut: “Setiap zat yang jika masuk kedalam organisme hidup akan mengadakan perubahan pada satu atau lebih fungsi-fungsi organisme tersebut”.9 Fungsifungsi organisme itu diantaranya ialah fungsi berpikir, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat atau Narkoba itu banyak di salah gunakan sehingga menimbulkan kecanduan (addiction) yang pada akhirnya menimbulkan ketergantungan (dependence). Dalam undang-undang RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan psikotrofika menyebutkan narkotika adalah “Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan dapat menimbulkan ketergantungan.” 10 Sedangkan Soedjono. D. SH, mendefinisikan narkoba adalah “Suatu bahan yang terutama mempunyai efek kerja pembiusan atau dapat menurunkan kesadaran hingga dapat menimbulkan gejala-gejala fisik dan mental lainnya, apabila dipakai secara terus menerus dan secara liar dengan akibat terjadinya ketergantungan (kecanduan) pada bahan tersebut.”
11
Dari
jenis-jenis narkoba, ada yang dapat menimbulkan kecanduan dan ada pula yang tidak. Obat yang dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan mempunyai beberapa ciri yaitu : 1. Keinginan yang tak tertahankan untuk menambah takaran (dosis) sesuai dengan toleransi tubuh. 9 Dadang Hawari, Konsep Islam Memerangi AIDS dan NAZA ,(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996) cet. Ke -VI hal.110 10 AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal.52 11 Soedjono.D, Patologi Sosial, (Bandung : Alumni 1974) hal.79
19
2. Ketergantungan psikis (psychological dependent), apabila pemakaian dihentikan, akan menimbulkan kecemasan, kegelisahan, depresi, dll. 3. Ketergantungan fisik (psychal dependence), apabila pemakai dihentikan, akan menimbulkan gejala fisik yang dinamakan gejala putus NAZA (ithdrawal sympton).12 Bila dilihat dari semua pengertian Narkoba atau Naza (Drug) baik sintetis maupun semi sintetis, adalah suatu zat yang dapat menyebabkan perubahan kepada tubuh si pemakai bahkan dapat mengganggu akal sehat. Terlebih bila pemakaiannya secara terus menerus dan secara liar dapat menimbulkan ketergantungan baik psikis maupun fisik. Narkoba memiliki berbagai jenis dan mempunyai efek buruk yang bermacam-macam : 1. Ganja Ganja atau mariyuna adalah jenis tanaman perdu, yang tingginya 1,5 meter. Ganja ini dikenal dengan istilah chimeng, stone, norkis, hash dan grass. Ganja memiliki efektifitas yakni akan membuat pemakainya mejadi lamban berfikir, nampak bodoh dan mengesalkan. Hal tersebut dikarenakan ganja mempengaruhi kosentrasi dan daya ingat si pemakai, yang akhirnya pada kondisi sakau,13
pecandu akan mengalami
meningkatnya denyut nadi, rasa takut yang berlebihan, panik, depresi, serta timbulnya halusinasi (khayalan). 14
12 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima, 1996) hal. 139-140 13 Sakau : Gejala putus zat atau kondisi sakit sebelum mengkonsumsi naza 14 AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 8-9
20
2. Heroin Heroin adalah jenis naza/narkoba yang berbentuk bubuk atau larutan dengan cara penggunaan disedot atau disuntikkan. Heroin dikenal dengan istilah putaw (heroin kelas 5 dan 6).15 Bahaya heroin untuk pemakai pemula akan mengalami gangguan mental organik (GMO) yang ditandai dengan gejala : a. Pupil mata mengecil kemudian melebar akibat anoksia b. Rasa gembira yang berlebihan (Euforia) yang kemudian sedih tanpa sebab (Diforia), kehilangan tenaga (Reterdasi Psikomotor) hilangnya konsentrasi dan daya ingat. 16 Sedangkan bagi pecandu yang sudah parah, yang paling mungkin baginya hanya dua pilihan yaitu : mencari obat itu dengan segala cara atau (kalau tidak dapat) akan mati.17 3. Amphetamin Amphetamin biasanya berupa pil, kapsul, dan serbuk. Amphetamin juga dikenal dengan nama “AMPHET” zat ini sangat peka merangsang perasaan pemakainya. Bagi pemakai obat ini akan terangsang penyakit bengong, merasa kesepian, terasing dan akibat lain dari obat ini adalah berat badan menurun, tekanan darah tinggi, denyut jantung dan nadi tak beraturan serta paranoid. 18 4. Ekstasy
15
AKP. Rusbandi. NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis, 2001) hal. 1 Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 35 17 Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 35 18 ibid hal. 1 16
21
Ekstasy diproduksi secara ilegal dan bentuk kapsul serta tablet. 19 zat ini bukan merupakan hasil olahan dari tumbuh-tumbuhan sebagaimana candu, ganja, dan coca atau alkohol, tapi merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh industri farmasi. Bahaya zat ini mempengaruhi terhadap susunan syaraf pusat (Otak) serupa dengan narkotika dan alkohol. Zat ini juga dikategorikan sebagai psycotropika (mengubah mental dan jiwa pemakainya). 20 5. Shabu-shabu Zat ini memiliki bentuk kristal, tidak berbau dan tidak berwarna. Nama lain dari shabu-shabu adalah kristal, ubas, SS, mecin. Bahaya dari zat jenis ini akan mengakibatkan impotensi, kejangkejang, paranoid, kerusakan pada usus, ginjal, jantung dan berakhir pada sebuah kematian. 21 6. In Halen Jenis naza yang dikenal dengan In Halen ini adalah zat sejenis lem sebagaimana juga yang terdapat dalam lem dan pengencer cat (thinner). Bahaya dari zat ini akan menimbulkan hilang ingatan, tidak dapat berpikir sehat, mudah berdarah, kerusakan sistem syaraf otak, kerusakan hati, ginjal, sakit paru-paru serta menyebabkan kematian mendadak.22
19
Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 38 20 Mashuri Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 38 21 AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis, 2001) hal. 15 22 Ibid
22
7. Cocain Cocain diperoleh dari sari daun Coca, yang berupa serbuk, cocain berwarna putih dengan rasa pahit. 23 Dampak buruk dari cocain adalah terhadap fisik dan mental, sehingga ciri-ciri fisik dan Psycologi pemakainya hapir serupa dengan kondisi pemakai naza jenis lainnya (ganja, shabu-shabu, putaw, morfin, miras). 8. Morfhin Morfhin berasal dari candu mentah yang diolah dengan bahanbahan kimia lainnya. Zat naza ini memiliki beberapa bentuk : a. Bubuk atau serbuk putih b. Berupa cairan berwarna putih c. Berbentuk balok kecil dengan merek ( 999, OK, AA, IA) d. Dalam bentuk tablet kecil. 24 Penyalahgunaan Morfhin bisa mengakibatkan komplikasi atau berakibat berkembangnya penyakit kulit paru-paru, ginjal dan berakhir pada kematian. 25 9. Candu (Opium) Naza jenis ini diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan (proses larutan, pemanasan, dan peragian).26 Bahaya dari candu ini, bagi si pemakai sangat sulit untuk disembuhkan karena merasa
23
Masruhi Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 23 24 AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 18 25 Rachman Hermawan, Penyalahgunaan Narkotika oleh Para Remaja, (Bandung PT. Eresco, 1988) cet. Ke-II, hal. 14 26 ibid
23
tidak akan hidup tanpa candu. Bagi pecandu hidupnya sangat sengsara dan kurus kering. 10. Minuman Keras (Miras) Miras atau Minuman Keras (beralkohol) seperti arak, whisky, bir dan lainnya. Bahaya yang ditimbulkan dari miras tidak kalah hebatnya dari jenis-jenis lainnya seperti mengakibatkan : mudah tersinggung, kesehaatan menurun drastis, dan bila overdosis maka jantung akan berdetak dengan cepat, mengeluarkan darah dari hidung hingga mengakibatkan kematian. 11. Obat Penenang atau Obat Tidur Obat tidur adalah Psycotrofika golongan IV dan V, obat ini sering juga disebut Pil Koplo atau Pil BK. Penyalahgunaan Pil koplo dan pil BK dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti muntah-muntah, jantung berdebar-debar, badan lesu dan lain-lain. 27 2. Narkoba dalam Padangan Islam Islam menghendaki kemaslahatan bagi semua manusia dan sangat menentang sesuatu yang dapat membawa keburukan bagi manusia. Narkoba (narkotik dan obat-obatan berbahaya) adalah salah satu yang dapat membawa keburukan bagi manusia, walaupun pada prinsipnya apabila digunakan dengan cara diminum, dihisap, dihirup, disuntikkan dan sebagainya, akan membawa pengaruh (positif yang kecil dan negatif yang amat besar) bagi pemakainya.
27
AKP. Rusbandi, NAZA Jalan Menuju Maut, (Depok: CV. Indi Grafis,2001) hal. 21-24
24
Agar fungsi akal manusia tetap terpelihara dengan baik, maka salah satu cara untuk memeliharanya dengan cara menjauhkan diri dari narkoba.28 Sesuai dengan firman Allah :
tβθä9θà)s? $tΒ (#θßϑn=÷ès? 4®Lym 3“t≈s3ß™ óΟçFΡr&uρ nο4θn=¢Á9$# (#θç/tø)s? Ÿω (#θãΨtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman jangan kamu menghampiri sembahyang, ketika kamu sedang mabuk sampai kamu mengetahui apa yang kamu katakan.” (An-Nisa : 43). Selain
ayat
tersebut,
Allah
juga
berbicara
tentang
khamar,
sebagaimana dalam firman-Nya :
Ĩ$¨Ζ=Ï9 ßìÏ≈oΨtΒuρ ×Î7Ÿ2 ÖΝøOÎ) !$yϑÎγŠÏù ö≅è% ( ÎÅ£÷yϑø9$#uρ Ìôϑy‚ø9$# Ç∅tã y7tΡθè=t↔ó¡o„ ª 3 $yϑÎγÏèø‾Ρ ÏΒ çt9ò2r& !$yϑßγßϑøOÎ)ρu Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi; katakanlah : pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.” (AlBaqarah : 219)
Selama dosanya lebih besar dari manfaatnya maka sisi dosa itulah yang mendominasi.29 Setelah ketentuan itu, Allah SWT memberikan ketentuan hukum terakhir baagi masalah ini dalam firman-Nya :
È≅yϑtã ôÏiΒ Ó§ô_Í‘ ãΝ≈s9ø—F{$#uρ Ü>$|ÁΡF{$#uρ çÅ£øŠyϑø9$#uρ ãôϑsƒø:$# $yϑ‾ΡÎ) (#þθãΨtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ ∩⊃∪ tβθßsÎ=øè? öΝä3ª=yès9 çνθç7Ï⊥tGô_$$sù Ç≈sÜø‹¤±9$# Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khomer, (berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (Al-Maidah : 90) 28 Ditjem Bimnas Urusan Haji, Pandangan Islam Tentang Narkoba, (Jakarta: Tahun 1994-1995) hal. 19 29 M. Mutawali Asy-sya’rawi, Dosa-dosa Besar, (Jakarta: Gema Insani Perss. 2000) cet. Ke-1, hal. 107
25
Nas dari ayat di atas sangat jelas mengharamkan meminum khamer.30 Dalam sunnah rasul datang menafsirkan tentang khamer :
ﻛﹸﻞﹸ: ﻗﹶﺎﻝﹶﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠﹶﻴﻠﱠﻰ ﺍﷲُ ﻋ ﺻﺒﹺﻲﺎ ﺍﹶﻥﱠ ﺍﻟﻨﻤﻬﻨ ﺍﷲُ ﻋﻲﺿ ﺭﺮﻤﻦﹺ ﻋﻦﹺ ﺍﺑﻋﻭ ( )ﺍﺧﺮﺟﻪ ﻣﺴﻠﻢﺍﻡﺮﺮﹴ ﺣﻜﺴﻛﹸﻞﹸ ﻣ ﻭﺮﻤﺮﹴ ﺧﻜﺴﻣ Artinya : Dari Ibn Umar r.a bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda : “tiap-tiap yang memabukkan itu khamer, dan tiap-tiap yang memabukkan itu haram.” (HR. Muslim). Hukum dari kedua hadits tersebut, berkaitan erat dengan terjadinya ‘keburukan’ yang diakibatkannya. mengharamkan khamer adalah memabukan dan segala sesuatu yang didalamnya terdapat hal-hal yang memabukkan dan hilangnya akal sehat juga terdapat hukum pengharaman. 31 Maka dengan demikian, obat-obatan terlarang yang dapat menghilangkan akal sehat dan memabukkan, didalam agama Islam dianggap sebagai sesuatu yang haram. 32 Dengan
demikian,
saat
mengharamkan
khamer,
Allah
SWT
berkehendak menjaga akal manusia, karena akal adalah proses diberikannya beban taklif (aturan dan tuntutan hukum) bagi manusia. Karena sasaran utama tuntunan agama adalah menjaga lima pokok elemen vital kehidupan manusia, yaitu keselamatan jiwa, keselamatan kehormatan jiwa, keselamatan harta, keselamatan akal dan keselamatan agama. Prioritas keselamatan lima elemen ini di mulai dari upaya untuk menjaga keselamatan akal. Dengan demikian akal adalah pokok bagi proses pemberian beban kepada manusia. Dan Allah menginginkan manusia agar tidak mengacaukan akalnya dengan segala sesuatu yang memabukkan. 30
Imam Abi Husain, Shahih Muslim, (Beirut : Daar Al-Fikr, 1993), jilid 2, hal. 270 Ahmad Sauqi, Al-fanjari, Nilai-nilai Kesehatan dalam Syari’at Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) cet. Ke-1, hal. 240 32 Adnan Hasan Baharits, Bahaya Obat Terlarang Terhadap Anak Kita, ( Jakarta: Gema Insani Press 1998) cet. Ke-1 hal. 34-35 31
26
Jadi segala sesuatu yang menghilangkan fungsi akal adalah masuk kedalam kategori khamar, karena akal adalah organ tubuh manusia yang menentukan kompetensinya untuk menanggung taklif beban hukum. 33 Sedangkan menurut jumhur ulama (Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad) khamar adalah: “Nama yang mencangkup semua yang memabukkan, baik yang bahayanya dari perasan anggur, korma, atau lainnya”.34 Jadi khamar adalah nama setiap sesuatu yang merusak fungsi akal dan memabukkan. Hukum haram itu terjadi karena mudarat (keburukan/kerugian) yang ditimbulkannya, baik yang bersifat khusus maupun yang bersifat umum. Dalam hukum Islam tidak dibedakan antara zat yang memabukkan yang alami dengan zat yang memabukkan (aditif) yang dihasilkan dari proses laboratorium (hasil rekayasa farmasi), semuanya haram untuk dikonsumsi. Oleh karena itu syariat Islam tidak mungkin memperbolehkan satupun diantara benda-benda yang memabukkan itu, dan Islam secara terang-terangan langsung menentang penyalahgunaan narkoba baik perorangan maupun kelompok atau organisasi.35 Pada prinsipnya setiap perbuatan atau kegiatan yang mengarah dan mengakibatkan kerusakan, kerugian serta penderitaan bagi manusia hukumnya terlarang dalam ajaran Islam.
33
M. Mutawalli Asy-sya’rawi, Dosa-dosa Besar, (Jakarta: Gema Insani Pres. 2000) cet. Ke-1,hal. 106 34 Muhammad Ali As-Sahbuny, Tafsir ayat Ahkam, Terjemah muamalah Hamidi dan Imran Manan, (Surabaya:Bina Ilmu, 1983),hal 222 35 Masruhi Subiro, Islam Melawan Narkoba, (Yogyakarta: Kurnia Graphik Computer, 2000). cet. Ke-1. hal. 80
27
3. Peraturan Perundang-undangan Dalam hal mengatasi penyalahgunaan obat yang sangat berbahaya, negara membuat peraturan perundang-undangan, agar dapat mencegah terjadinya kriminalitas yang disebabkan oleh obat-obat yang menimbulkan ketergantungan dan kecanduan dalam mengonsumsi obat tersebut. Baik kepada si pemakai maupun si pengedar akan terkena hukum yang berlaku di negara kita. 1. Menggunakan Narkoba Bagi Diri Sendiri/Orang Lain a. Narkoti dan psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan (UU Narkotia Pasal 4;UU Psikotripika Pasal 4) b.
Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika golongan 1 bagi diri sendiri, dipidana penjara paling lama 4 tahun, golonganm II 2 tahun, dan golongan III 1 tahun (UU Narkotika Pasal 85)
c.
Barang siapa yang mengunakan ( kecuali untuk tujuan ilmu pengtahuan ) psikotripika I diluar ketentuan hukum dapat dipidana 4-15 tahun penjara dan denda 15 juta hingga750 juta rupiah ( UU Psikotropika Pasal 59 )
d. Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum menggunakan narkotika terhadap
orang lain atau memberikan narkotika golongan I untuk
digunakan orang lain, dipidana penjara paling lama15 tahun dan denda paling banyak 750 juta rupiah; golongan II 19 tahun penjara denda 500 juta ; golongan III 5 tahun dan denda 250 rupiah ( UU Narkotuika Pasal 84 )
28
e. Barang siapa tidak melaporkan adanya penyalahgunaan dan pemilikan psikotropika secara tidak sah dipidana penjara paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak 20 juta rupiah ( Pasal 64 )36 2. Kewajiban Menjalani Pengobatan dan Perawatan Bagi Pecandu Narkoba a. Pecandu cukup umur dan orang tua/wali pecandu belum cukup umur wajib melaporkan diri/dilaporkan keluarganya pada pejabat
yang
ditunjuk pemerintah untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan ( Pasal 88 Ayat 1) b. Pecandu narkotika yang telah cukup umur
dan keluarganya yang
sengaja tidak melaporkan diri untuk mendapatkan pengobatan atau perawatan, dapat dikenai hukuman pidana kurungan paling lama 6 bulan/ denda paling banyak 2 juta rupiah bagi pecandu, dan pidana kurungan paling lama 3 bulan/ denda paling banyak 1 juta rupiah bagi keluarganya (Pasal 88 Ayat 1) 3. Memproduksi dan Megdarkan Narkoba a. Memproduksi atau menggunakan dalam produksi, mengedarkan, mengimpor, memiliki, menyimpan psikotropika golongan 1 dapat dipidana penjara 4-15 tahun, dan denda 150-750 juta rupiah (UU Psikotropika Pasal 59) b. Barang siapa tanpa hak dan melawan humum menanam, memelihara, memiliki, meyimpan/meguasai narkotika dalam bentuk tanaman/bukan tanaman, memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi, merakit/menyediakan, membawa,. Mengirim, mengangkut, mentrasito, 36
Harlina Lidya Martono, Joewana Satya, Pencegaha dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis sekolah ( Jakarta : Balai Pustaka 2006 ) Cet ke-1 Hal15- 16
29
mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima, menjado perantara dalam jual beli, atau menukar narkotika golongan I, diancam hukuman penjara 4 tahun-hukuman mati atau penjara seumur hidup, denda 100 juta-5 milyar rupiah (UU Narkotika Pasal 80, 81, 82)37
37
Harlina Lidya Martono, Joewana Satya, Pencegaha dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis sekolah ( Jakarta : Balai Pustaka 2006 ) Cet ke-1 Hal 16
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN KOMUNIKASI PEMUDA MAJLIS TA’LIM NAHDLATUL FATA PASIRPUTIH SAWANGAN KOTA DEPOK
A. Latar Belakang Berdirinya BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata berdiri pada tanggal 3 September 1999 M.1 Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul fata yang didirikan untuk
menambah keilmuan tentang ajaran
agama Islam, menambah ketaqwaan, dan keimanan kepada Allah SWT dan mengembangkan potensi pemuda untuk berorganisasi. Secara formal BKPMTNF merupakan suatu organisasi kepemudaan dan sebagai gerakan dakwah, organisasi kader, dan sebagai wahana komunikasi organisasi kepemudan. Adapun yamg melatar belakangi berdirinya BKPMTNF adalah sebagai berikut : 1. Sebagai reaksi tehadap gejala sosial yang berkepanjangan 2. Generasi pemuda sebagai tumpuan dan harapan agama dan bangsa 3. Mulai adanya kesadaran beragama dikalangan generasi pemuda Islam
B. Tujuan Berdirinya BKPMTNF Badan komunikasi Pemuda Malis Ta’lim Nadhatul Fata (BKPMTNF) Kelurahan PasirPutih Kecamatan Sawangan Kota Depok memiliki tujuan
1
Ta’aruf dan Wawancara pendiri pertama BKPMTNF, 4 Desember 2009
30
31
yakni memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda agar bertaqwa kepada Allah SWT. Memiliki wawasan keislaman dan keindonesian yang utuh, serta senantiasa memakmurkan masjid sebagai tempat beribadah. Untuk memberdayakan serta mengembangkan potensi para pemuda, BKP MTNF melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pembinaan dan membentuk lembaga-lembaga kursus yang ditangani oleh masing-masing lembaga yang ada didalam Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nadhatull Fata ( BKP MTNF ) tersebut. Agar para anggota memiliki wawasan keagamaan dan juga wawasan kebangsaan serta dapat memakmurkan masjid sebagai tempat ibadah umat Islam di lingkungannya masing-masing.
C. Visi, Misi BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok 1. Visi Ada beberapa visi dalam BKPMTNF tersebut yaitu : a. Tuntunan sebagai sejarah umat b. Wawasan keagamaan c. Membangun akhlak pemuda d. Untuk mempersatukan umat Dewan pengurus BKPMTNF, sebagai suatu lembaga Islam memiliki arah organisasi yang tidak hanya meningkatkan masalah keagamaan saja, namun berusaha membentuk pemuda dan remaja masjid yang memiliki orientasi pengembangan minat bakat dan pengembangan
32
ekonomi, serta kerukunan untuk terciptanya kerjasama antara ulama, umara dan masyarakat.2
2. Misi Dengan berorientasi serta merujuk kepada khittah perjuangan dan visi BKPMTNF mempunyai misi program sebagai gerakan dakwah, organisasi kader, serta wahana komunikasi organisasi pemuda se Kelurahan Pasirputih. Dalam melaksanakan program-program yang telah terbentuk di BKPMTNF, melalui gerakan dakwah, melakukan kederisasi yang bertujuan untuk membina para generasi penerus agar memiliki integritas dan loyalitas terhadap Agama, Negara dan Organisasi.
D. Aktivitas Umum BKP MTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok Dalam struktur kepengurusan BKPMTNF melaksanakan programprogramnya yang telah dikesepakati dan telah dibentuk. Yakni sesuai dengan kemampuan dibidangnya masing-masing. Adapun program Kerja BKPMTNF sebagai berikut : 1. Mengadakan pengajian rutin yang dilaksanakan sebulan sekali yang ditugaskan oleh tiap-tiap Rw masing-masing Pengajian Bulanan Pengajian bulanan BKPMTNF yang setiap bulannya dilaksanakan itu merupakan peninggalan dari pendiri pertama BKPMTNF, sampai sekarang
2
Wawancara pendiri pertama BKPMTNF priode 1999-2003
33
pengajian bulanan itu masih tetapi eksis dijalankan oleh pengurus BKPMTNF. Adapun bentuk dari pengajian bulanan itu adalah pengajian kuping, artinya pengurus dan anggota serta jama’ah hanya mendengarkan ceramah/siraman rohani yang biasanya diisi oleh mubaligh yang sengaja diundang oleh para kordinator Rw untuk mengisi pengajian bulanan tersebut. Petugas pengajian bulanan itu bergilir sesuai dengan Rw masingmasing, di kelurahan Pasirputih terdapat 10 Rw. Setiap kordinator Rw menjadi petugas yang akan mengisi pengajian bulanan tersebut.3 2. Mengundang ulama-ulama besar untuk memberikan pembekalan ilmu agama 3. Mengadakan peringatan hari-hari besar Islam (PHBI) dan hari-hari besar nasional. Dalam aktivitas BKPMTNF selalu memperingati hari-hari besar baik yang islami maupun yang nasional, karena itu merupakan program yang secara rutin dilakukan. Adapun kegiatan itu dilaksanakan bertujuan untuk memperingati, menghargai, dan menjunjung tinggi nilai-nilai ke Islam dan keindonesiaan. Adapun kegiatan hari besar Islam dan nasional yang biasa dilaksanakan adalah : a. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW b. Kegiatan Tarling Ramadhan c. Peringatan Tahun Baru Islam
3
Ta’ruf dan wawancara ketua BKPMTNF 2009
34
d. Kegiatan Ziarah Untuk Para Pengurus e. Peringatan HUT RI yang diisi dengan kegiatan-kegiatan positif, diantaranya mengadakan perlombaan MTQ, orator (pidato), cerdas cermat, syarhil Qur’an dan kegiatan olah raga, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat pemuda 4. Bersilaturahmi Kepada Alim Ulama dan Pembina BKPMTNF Adapun tujuan dari silaturahmi tersebut adalah untuk meminta do’a, motivasi dan juga saran dan bahkan BKPMTNF sering mendapat sebuah kritikan yang bertujuan untuk membangun dari silaturahmi tersebut. Menurut ketua BKPMTNF biasanya silaturahmi tersebut dilaksanakan tiga bukan sekali, setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dibentuk dalam rapat kerja baik dalam jangka panjang, menengah, dan program kerja jangka panjang.4 5. Mengadakan bakti sosial: -
Pengobatan Geratis
-
Menjual sembako murah
-
Mengadakan seminar Narkoba
-
Kerja bakti membersihkan lingkungan kelurahan Pasirputih dan
membersihkan Masjid-masjid se-kelurahan Pasirputih 6. Pembinaan minat dan bakat (HIQPAS) himpunan qori dan qoriah dibidang dan keahliannya masing-masing, untuk ikut serta
dalam mewakili
kecamatan Sawangan di dunia per-MTQ-an dalam bidang : -
4
ibid
Mujawad (Tilawah) tingkat anak-anak, remaja, dan dewasa
35
-
Syarhil Qur’an (Berpidato)
-
Hapalan al-Qur’an (Hapidz) tingkat remaja
-
Tulisan indah al-Qur’an (kaligrafi) tingkat remaja
7. Silaturahmi antara pengurus dan anggota BKPMTNF dengan para ulamaulama besar yang ada di Kelurahan Pasirputih.
E. Struktur Organisasi BKPMTNF 2009 Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nadhatul Fata sebagai lembaga dakwah dan dalam hal kerja tidak mengabaikan team sebagai suatu kekuatan yang saling mendukung dalam tubuh organisasi, maka untuk memantapkan kerjanya dibutuhkan suatu srtuktur organisasi.5 Struktur organisasi yang tedapat dalam BKP MTNF sebagai berikut : 1. Pelindung :
Kepala Kelurahan Pasirputih Ketua LPM Pasirputih Ketua RT dan RW se-kelurahan Pasirputih Kepolisian setempat
2. Penasehat :
Ketua BKMT Kel. Pasirputh Ketua Nahdlatul Ulama Kelurahan Pasirputih Bapak Abdul Rojak HC Bapak KH. Ali Syahman Bapak Ust. H. Mufroil
5
Data hasil laporan tahunan BKPMTNF 2009
36
3. Pembina :
Bapak Ust. Naserih Bapak Ust. Wahyudi. SPd.I Bapak Ust. Endang Firdaus
4. Pengawas :
Bapak Najiburahman. S.Sos.I Bapak Sanusi SPd Bapak Ahmad Najmuddin. SPd.I Bapak Solahuddin Bapak Ahmad Fadly .SPd.I
Ketua Umum
: Romjah Saputra
Wakil Ketua
: Boin Sanjaya
Sekertasis I
: Siti Wardah
Sekertaris II
: Ayu Pertiwi
Bendahara I
: Maria
Bendahara II
: Siti Rukoyah
1. Divisi Humas Ketua
: Deden Arif
Anggota
: Ayang Bahtiar Ahmad Fauzi Saripah Ahmad Baisuni
2. Divisi Pendidikan dan Dakwah Ketua
: Abdurahman
Anggota
: Ikah
37
M. Masykur Samsudin Nurhayati M. Rusli 3. Divisi Seni Budaya dan Olah Raga Ketua
: Ade Nurhasan
Anggota
: Karlina Abdurrahman Wulan Nuryanih Nur Azizah A. Hamdani
4. Divisi Kewirausahaan Ketua
: Adbul Rahim
Anggota
: Lina Sulaiman Ahmad Madamin Agus
5. Divisi Kebudayaan dan Olah Raga Ketua
: Ade Nurhasan
Anggota
: Karlina Abdulrahman Wulan Yanih
38
Nurazizah A. Hamdani
6. Divisi Organisasi dan Keanggotaan Ketua
: M. Rifai
Anggota
: Pian Iskandar Yudhi Dwi Sarifah Witri Ayang Bakhtiar
F. Kendala dan Solusi BKP MTNF Pasirputih Sawangan kota Depok Kendala-kendala yang dihadapi oleh BKPMTNF Pasirputih Sawangan kota Depok serta solusinya dalam menjalankan aktivitasnya adalah :
1. Kelembagaan Dan Kepengurusan -
Fungsionalisasi pengurus belum masksimal
-
Kurang kesadaran pengurus akan tanggungjawabnya
-
Kurang antusiasnya pengurus dalam melakukan kegiatan
2. SDM Dan Kaderisasi -
Potensi SDM belum menjadi kekuatan yang utuh
-
Kaderisasi belum berjalan maksimal
-
Merosotnya kaderisasi
-
Kurang minat pemuda untuk berorganisasi
39
3. Pendanaan -
Pemanfaatan potensi internal BKPMTNF sebagai sumber dana belum maksimal
-
Belum adanya sumber dana yang jelas Sedangkan menurut ketua BKPMTNF kendala yang dihadapi oleh
pengurus bertumpu pada beberapa permmasalahan.6Diantaranya berikut ini : 1. Lemahnya Kordinasi dan kesadaran Pengurus Dalam tubuh pengurus BKPMTNF Pasirputuh Sawangan Kota Depok tidak aktif semuanya, ada yang aktif dan ada juga yang tidak aktif, hal ini dikarenakan masing-masing memiliki kegiatan yang beragam dan sebagian bersar pengurus sudah bekerja. Dari hal ini BKPMTNF mempunyai solusi untuk mengadakan kordinasi dan konsolidasi secara bertahap dan terus menerus dengan cara mengadakan pertemuan satu bulan
sekali
untuk
mengadakan
pertemuan
dan
memecahkan
permasalahan-permasalahan yang ada. 2. Belum adanya sumber dana yang jelas Dalam berjalannya sebuah organisasi tidak terlebas masalah pendanaan, karena itu merupakan faktor utama untuk berjalanya kegiatankegiatan. Saat ini BKPMTNF memperoleh dana dari dua sumber yaitu: a. Pengurus dan anggota Selama ini untuk membiayai kegiatan dan acara BKPMTNF diperoleh dari hasil iuran para pengurus dan anggota yang tidak ditentukan besar kecilnya
6
Wawancara ketua BKPMTNF 2009
40
b. Donatur yang tidak terikat Danatur ini hanya dilakukan untuk mengadakan acara yang membutuhkan biaya yang sangat besar. Untuk mengatasinya adalah BKPMTNF harus mencari sebuah donatur tetap untuk menunjang kelancaran kegiatan. Dan membuka usaha dalam bentuk koprasi yang dimiliki dan dikelola oleh BKPMTNF, yang hasilnya bisa digunakan untuk menambah dana yang dibutuhkan dalam kegiatan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Bentuk-bentuk Penyalahgunaan Narkoba yang Terjadi di Kelurahan Pasirputih Kecamatan Sawangan Kota Depok Akhir-akhir ini tingkat penyalahgunaan narkoba/naza di Indonesia sudah sangat memprihatinkan, karena dalam kenyataannya para pemakai lebih banyak dilakukan oleh para remaja dan kaum muda mudi yang merupakan penerus pembangunan serta cita-cita bangsa dan agama, yang lebih memprihatinkan lagi diketahui penyalahgunaan narkoba sudah merambah kepada kalangan usia anak-anak sekolah SD dan SLTP. Pecandu narkoba tersebut tidak terhambat oleh krisis ekonomi yang menerpa bangsa ini, bahkan seakan-akan terjadinya gejala sosial-ekonomi serta situasi politik akhir-akhir ini semakin merangsang penyebaran dan penyalahgunaan narkoba. Dengan demikian bahaya yang ditimbulkan tidak hanya bagi si pemakai tapi pada gilirannya akan menjadi ancaman keamanan dan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan akan menjadi ancaman kehancuran bangsa kita kelak. Oleh karena itu, sekecil apapun penyalahgunaan narkoba harus tetap kita waspadai dan berupaya untuk mencegahnya. Mengingat masalah narkoba sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan kehidupan umat manusia, dimana peredarannya sudah meluas sampai kepelosok-pelosok desa. Jika dikaji secara sekasama tidak terhitung jumlah korban penyalahgunaan narkoba baik dari pejabat, artis sampai pada masyarakat miskin, padahal mereka tahu bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba baik
41
42
berupa harta, nyawa, moril, termasuk terjadinya kerusakan iman bagi seluruh umat beragama. Bukti dari masalah narkoba telah menjadi masalah nasional dan internasional, dengan ditetapkannya berbagai perundang-undangan dan peraturan pemerintah serta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang pengawasan obat-obatan terlarang (naza) diantaranya : 1. Single Convention Narkotic Drugs (1962 dan protocol 1972) 2. Commition Narkotic Drugs 3. International Narkotic Boord1 Dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan baik nasional maupun internasional menunjukkan bahwa kepedulian pemerintah akan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia. Jumlah penyalahgunaan narkoba yang tercatat oleh pihak kepolisian Pos Pol kelurahan Pasirputih Sawangan kota Depok pada akhir 2009 tercatat ada empat orang dan satu orang pengedar yang telah ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Sawangan.2 Dari data yang ada itu menunjukan bahwa penyalahgunaan yang ada di kelurahan Pasirputih itu memang benar-benar ada, akan tetapi jumlah pemakai dan jumlah yang tidak pemakai lebih banyak yang tidak mengkonsumsi narkoba. Untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi atau mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba yang ada di kelurahan Pasirputih. Saat ini Kota Depok adalah kota yang sangat maju, itu terlihat dimana inprastruktur yang cukup memadai yang memudahkan pengguna jalan bisa 1 2
Geogle Wawancara Ketua Kapospol Untung Sutrisno
43
berlalu-lalang melintasi Depok tersebut. Setelah menjadi Kota Madya, perkembangan ekonomi yang dialami Depok cukup menunjang pembangunan untuk kebutuhan masyarakat, karena letaknya yang sangat strategis yang bisa menarik para pengusaha besar untuk menanamkan sahamnya, dan itu bisa dibuktikan saat ini, banyak bangunan gedung-gedung mol yang bersar. Depok juga merupakan kawasan yang diapit oleh tiga kota-kota besar yaitu, Jakarta, Tanggerang dan Bogor, yang memudahkan pengguna jalan untuk melintasi kota-kota tersebut melalui Depok Selain sisi positif yang diterima dari majunya perkembangan Kota Depok, ada sisi positif yang harus dihadapi baik Pemerintah Daerah (Pemda) dan juga bagi masyarakat yang ada di kawasan kota Depok tersebut. Yakni masalah keamanan, korupsi, kriminalitas dan masalah narkoba. Menurut
Bambang
bachtiar
“Penegakan
hukum
di
wilayah
berpenduduk 1,4 jiwa ini, mesti sejalan dengan arah reformasi, penegakan hukum tanpa pilih bulu merupakan amanat reformasi. Masyarakat harus diberi pemahaman
betapa
pentingnya
pencegahan
hukum
daripada
harus
melawannya, dan memberikan penyuluhan hukum kepada siswa-siswa sekolah mengenai narkoba.”3 Masalah narkoba yang terjadi di Kota Depok saat ini, cukup memprihatinkan karena penyebaranya yang cukup pesat dan tidak bisa diketahui dari mana datangnya, itu merupakan dampak negatif yang diterima dari majunya Kota Depok.
3
Bambang Bachtiar, Kajari Depok
44
Pada tanggal 4 bulan Juli 2009, sebuah media cetak memberitakan tentang “Masuknya 42 Kg ganja ke Kota Depok”4 masuknya ganja tersebut merupakan longgarnya sistem keamanan yang ada di Depok, dan masyarakat harus selalu waspada dengan tantangan yang semakin besar salah satunya adalah masalah narkoba. Tabel Jumlah Kasus Narkoba di Kota Depok Tahun
Jumlah Kasus
2007
45 kasus
2008
50 kasus
2009 ( Akhir Oktober)
35 kasus
Dari tabel diatas, diketahui jumlah kasus narkoba yang terjadi di Kota Depok yang berhasil di ungkap oleh pihak yang berwajib dari tahun 2007 sampai 2008 mengalami peningkatan yang cukup besar, dan di akhir Bulan Oktober 2009 mengalami sebuah penurunan, disebabkan oleh pengetatan sistem keamanan yang ada di Kota Depok, dan dari 2007 sampai 2009 jumlah kasus narkoba yang ada di Kota Depok sebanyak 130 kasus.
4
Monitor Depok, 4 Juli 2009. Edisi No. 1.634 Th. IV 2009
45
B. Peran dan aktifitas BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba Narkoba merupakan hal yang harus kita hadapi bersama, baik penyebarannya maupun penggunanya. Karena semakin banyak korban yang menggunakan obat-obatan terlarang dan bahkan korbannyapun kebanyakan para generasi muda yang merupakan penerus pembangunan bangsa, agama dan negara. Salah satu hal yang sangat meresahkan adalah Indonesia yang semula menjadi negara transit sekarang sudah menjadi negara tujuan. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia yang padat, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu pusat peredaran, begitu juga dengan kondisi geografis Kota Depok yang diapit oleh tiga kota besar Jakarta, Tanggerang dan Bogor tentu sangat strategis sebagai wilayah transit atau bahkan tujuan peredaran narkoba. Apabila hal ini tidak segera diantisipasi atau tidak ada upaya pencegahan penyalahgunaannya maka akan dapat membahayakan kehidupan masa depan para generasi penerus bangsa. Peran merupkan bagian yang harus dijlankan. BKPMTNF Merupakan suatu organisasi yang mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Menurut UU RI No. 22 tahun 1997 narkotika Bab X Pasal 57 mengtakan: “Masyrakat mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk berperan serta membantu upaya pencegaha dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba dan pengedaran gelap narkoba”5. Dari UU Narkotik inilah latar belakang kenapa BKPMTNF 5
Lydia Harlina Marto, Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006) cet. Ke-1, hal 36
46
mempunyai kewajiban dan peran dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba yang ada di kelurahan Pasirputih. Menurut Prof. Dr. Dadang Hawari dalam penelitiannya (1990) menemukan lima faktor pemicu penyalahgunaan NAZA: 1. Faktor kepribadian seseorang 2. Kondisi kejiwaan atau depresi 3. Kondisi keluarga yang meliputi keutuhan keluarga, kesibukan orang tua serta renggangnya hubungan orang tua dan anak 4. Kelompok teman sebaya 5. NAZA itu mudah diperoleh dan tersedia di pasaran baik resmi maupun tidak resmi.6
Dalam kaitannya peran Badan Komunikasi Pemuda Majlis Ta’lim Nahdlatul Fata Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, dalam hal ini BKPMTNF sebagai lembaga yang memiliki tujuan memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda agar bertaqwa kepada Allah SWT serta memiliki misi sebagai gerakan dakwah, tentu memiliki peranan atau kewajiban untuk menyelamatkan pemuda dari ancaman
narkoba.
Maka
untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban
itu
ditempuhlah upaya-upaya mengatasi dalam benuk sebuah pencegahan penyalahgunaan narkoba. 1. Upaya ke dalam (intern organisasi) BKPMTNF Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba a. Membuat Program Memberatas Naza, Miras dan Asusila Dalam menyikapi penyalahgunaan narkoba dan miras yang ada di kelurahan Pasirputih, BKPMTNF tidak tinggal diam dan ikut bereaksi untuk memerangi 6
penyalahgunan narkoba. Dalam tahap
Dadang Hanwari, Penyalahgunaan Narkoba dan Ketergantungan NAZA. (Jakarta Fakultas Kedokteran UI, 2002) Hal 149
47
awal, kepedulian atau kewajiban itu dibuktikan dengan membuat program untuk memberantas naza, miras dan asusila yaitu membuat Gerakan Anti Maksiat (GAM). Program ini dilakukan dalam bentuk pencegahan yang dilakukan oleh salah satu lembaga yang ada di BKPMTNF. Dengan terbentuknya GAM tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi peredaran narkoba dan miras yang ada dikelurahan Pasirputih Dengan adanya program tersebut, BKPMTNF berharap segala bentuk penyalahgunaan naza dan miras yang sudah terjadi itu dapat diatasi atau ditanggulangi, karena penyalahgunaan narkoba (naza) dan miras lebih banyak dilakukan oleh pemuda dan remaja muslim yang merupakan harapan bangsa dan agama, salah satu tujuan dibentuknya program ini untuk membuktikan bahwa BKPMTNF mempunyai perhatian dan keperdulian terhadap persoalan-persoalan sosial yang terjadi di masyarakat terlebih menyangkut masa depan agama dan negara. b. Penyuluhan Dalam memberantas naza, miras dan asusila tidak hanya membuat program namun perlu langkah-langkah yang dilakukan oleh BKPMTNF. BKPMTNF dalam melakukan penyuluhan dilakukan kepada lingkungan organisasi BKPMTNF itu sendiri dan anggotanya. Penyuluhan yang dilakukan BKPMTNF kelingkungan organisasinya ditunjukkan kepada pengurus dan keluarga pengurus. Hal ini
48
dimaksudkan agar sebelum orang lain harus BKPMTNF itu sendiri, serta memberikan pengetahuan kepada pengurus tentang bahaya narkoba. Sedangkan penyuluhan kepada anggota BKPMTNF dilakukan di aula kelurahan Pasirputih pada tanggal 29 Nopember. Bentuk penyuluhan itu dilakukan dengan memberikan pengetahuan bahaya pengguna narkoba dan dilakukan secara terpadu, artinya penyuluhan itu lebih difokuskan kepada pencegahan.7 Jika dibandingkan jumlah generasi muda yang belum terkena dengan yang sudah terkena lebih banyak yang belum terkena narkoba, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Kegiatan penyuluhan dilakukan setiap dua bulan sekali yang dilakukan di tiap Rw masing-masing yang ada di kelurahan Pasirputih, dari kegiatan positif ini banyak sekali anggota dan masyarakat menyambut
antusias
dengan
penyuluhan
tersebut,
sehingga
penyuluhan ini tidak sia-sia dilakukan.8 c. Himbauan-himbauan Disamping penyuluhan, dalam memberantas naza, miras dan asusila BKPMTNF juga berupaya mengatasi narkoba dengan cara memberikan slogan-slogan secara tertulis yang isinya adalah sebuah himbauan-himbanuan dan informasi serta larangan mengkonsumsi dan bahaya dari narkoba. Himbauan-himbauan ini dipasang ditempat yang mudah dilihat, dibaca dan dipahami, himbauan ini dibuat hanya satu 7 8
Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009 Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009
49
kali, dan dibuat bukan khusus anggota BKPMTNF saja, akan tetapi untuk masyarakat luas agar senantiasa waspada terhadap narkoba, himbauan ini dilakukan hanya satu kali. Bentuk himbauan “Katakan Tidak Dengan Narkoba” dan “Narkoba Sangat Berbahaya dan Musuh Kita Semua” 2. Upaya Ke Luar organissi Mengatasi penyalahgunaan narkoba tidak mudah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, faktor penyalahgunaan narkoba itu tidak hanya satu,namun ada beberapa faktor. Maka untuk mengatasinya perlu berbagai upaya serta dukungan dan peran instansi terkait. BKPMTNF dalam melakukan pencegahan narkoba melakukan kerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti kepolisian atau pemerintah daerah. a. Melakukan Kerja Sama Dengan Kepolisian Setempat Dalam melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian sebetulnya sangat menolong sekali, sebab masyarakat akan merasa aman apabila pihak kepolisian ikut campur dengan masalah yang saat ini menjadi momok yang sangat menakutkan, dan memang masalah tersebut sebetulnya adalah tugas instansi dalam hai ini adalah pihak kepolisian.
Namun
kepolisian
merasa
bangga
apabila
dalam
lembaga/organisasi pemuda mau ikut campur tangan dalam mengatasi problem yang terjadi di masyarakat. Kepedulian BKPMTNF terhadap gejala sosial yang terjadi saat ini yakni masalah penyalahgunaan narkoba. Kerja sama yang ditumbuhkan BKPMTNF terhadap kepolisian ditujukan oleh rasa kepedulian BKPMTNF terhadap
50
masalah penyalahgunaan narkoba. Bentuk kerjasama ini dilakukan manakala BKPMTNF menemukan pemakai dan pengedar, maka BKPMTNF menyerahkan kepada yang berhak atupun pihak yang berwajib dalam hal ini adalah pihak Kepolisian. Dan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pihak kepolisian adalah saat seminar berlangsung kepolisian memberikan pemahaman tentang bahaya dan hukum yang diterima dari penyalahgunaan narkoba, sehingga peserta seminar tahu akan bahaya dan hukum dari penyalahgunaan narkoba.
b. Mengadakan penyuluhan bersama Bentuk penyuluhan itu dilakukan oleh BKPMTNF dengan pihak kepolisian setempat (pos pol) aparat pemerintah dan Karang Taruna pada tanggal 2 Desember 2009 dengan jumlah peserta 80 orang adapun tempat yang digunakan adalah aula kelurahan Pasirputih. Dan sasaran penyuluhan narkoba itupun tidak hanya untuk pemuda saja tapi termasuk juga para pelajar yang masih duduk dibangku sekolah SD, SLTP dan SMA. Begitu juga termasuk para orang tuanya agar mereka tahu tentang gejala-gejala fisik para pengguna narkoba, dan bertujuan agar para orang tua dapat memberikan nasihat-nasihat kepada anakanaknya untuk senantiasa menghindari narkoba. Bentuk penyuluhan tersebut seperti halnya seminar, peserta dibekali arahan, himbauan serta ilmu tentang bahaya narkoba baik dari hukum agama dan hukum negara.
51
c. Melakukan kerja sama dengan aparatur pemerintah dan Karang Taruna Untuk memberantas penyalahgunaan narkoba dibutuhkan kerja sama dan dukungan dari aparatur pemerintah dalam hal ini adalah kelurahan Pasirputih dan organisasi lain yang ada di kelurahan Pasirputih dan organisasi Karang Taruna. Bentuk kerja sama yang dilakukan selain masalah dana, bentuk kerja sama pemerintah setempat dalam hal ini aparat kelurahan Pasirputih menyediakan tempat, tenda, dan konsumsi untuk acara tersebut berlangsung, sedangkan kerja sama yang dilakukan olek Karang Taruna membantu untuk mencari dana untuk kegiatan. Karena dalam masalah pemberantasan penyalahgunaan narkoba
diperlukan
sarana-sarana
sebagai
pendukung
dan
membutuhkan biaya yang cukup besar. Semua ini dilakukan BKPMTNF untuk bekerjasama dengan instansi terkait seperti pemerintahan Kelurahan Pasirputih dan organisai Karang Taruna yang ada di Kelurahan Pasirputih. Dan tujuan dilakukannya kerjasama untuk memberikan kesadaran terhadap aparatur pemerintah agar lebih serius menangani penyalahgunaan narkoba, yang terjadi saat ini sehingga peredaran dan pemakai narkoba dapat dicegah dan diminimalisir. d. Melakukan kerja sama dengan masyarakat BKPMTNF dalam melakukan kerjasama selain dengan pihak kepolisian, aparat pemerintah, diperlukan kerja sama dengan masyarakat sekitar, yang tujuannya adalah untuk mewaspadai penyebaran narkoba di lingkungan keluarga. Karena peran orang tua dalam sebuah keluarga sangat diperelukan untuk mengawasi apapun
52
yang
terjadi
dalam
lingkungan
keluarga.
Dan
memberikan
pengetahuan terhadap masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan masyarakat harus melaporkan jika ada masyarakat yang mengedarkan atau memakai narkoba kepada pihak yang berwajib dan tidak boleh memberikan penghakiman sendiri. e. Konsultasi keluarga dan remaja Konsultasi keluarga dan remaja diadakan oleh
BKPMTNF
juga merupakan upaya ke luar dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, karena tidak hanya bagi anggota BKPMTNF saja namun terbuka bagi semua anggota masyarakat yang membutuhkannya. Dalam konsultasi keluarga dan remaja, dimaksudkan oleh karena salah satu motivasi penyalahgunaan narkoba adalah faktor lingkungan keluarganya. Maka konsultasi keluarga dan remaja itu suatu kegiatan yang bersifat positif dan informasi mengenai pemilihan lembaga-lembaga rehabilitasi yang sangat dibutuhkan oleh para orang tua yang anaknya terkena narkoba, serta untuk dijadikan pengaduan segala permasalahan terutama masalah narkoba. Dari hal ini, diharapkan pihak keluarga dapat mengetahui gejala-gejala fisik untuk pemakai narkoba, sedangkan bagi keluarga yang anaknya sudah terkena tidak salah memasukkan anaknya ke tempat rehabilitasi narkoba karena banyak sekali tempat-tempat pemurtadan yang berkedok rehabilitasi narkoba.
53
C. Hambatan-hambatan dan Solusi Dalam melaksanakan program-program pencegahan penyalahgunaan narkoba merupakan sebuah tantangan besar yang harus dihadapi bersama. BKPMTNF dalam melakukan program pasti menemui hambatan-hambatan baik dalam lingkungan organisasi maupun luar organisasi9. 1. Hambatan ke dalam organisasi a. Kurang sadarnya para pengurus BKPMTNF untuk menyikapi masalah penyalahgunaan narkoba, yang terjadi di Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok b. Masih terlalu muda usia BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok c. Keterbatasan biaya yang tersedia sangat terbatas. 2. Hambatan ke luar organisasi a. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pemahaman organisasi dan bahaya narkoba, dan menganggap masalah tersebut adalah masalah biasa. Sehingga pengurus BKPMTNF sulit mengumpulkan masyarakat dalam penyuluhan. b. Tidak terlalu besar dana yang diberikan oleh aparat pemerintah Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok sehingga menyulitkan dalam kegiatan-kegiatan BKPMTNF untuk melakukan program pencegahan penyalahgunaan narkoba yang ada di Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok.
9
Wawancara Ketua BKPMTNF 2 Desember 2009
54
c. Belum maksimal kerja sama yang dilakukan oleh BKPMTNF dengan instansi yang ada di Kelurahan Pasirputih seperti Organisasi Karang Taruna dan Instansi yang ada di Kota Depok. d. Kurang sosialisasinya BKPMTNF terhadap instansi dan lembaga yang ada di Kelurahan Pasirputih dan di kota Depok. Solusi yang dilakukan BKPMTNF diantaranya : 1. Memperkuat intern organisasi agar para pengurus yang ada di BKPMTNF lebih mempunyai rasa memiliki dan bertanggungjawab untuk menangani masalah narkoba yang terjadi saat ini 2. Bekerja sama dengan aparat pemerintah kelurahan Pasirputih, tokoh masyrakat dan organisasi Karang taruna agar memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan BKPMTNF demi menciptakan suasana yang aman, nyaman damai dan terbebas dari bahaya narkoba 3. Bekerja sama dengan majlis ta’lim yang ada di kelurahan Pasirputih yang diwadahi oleh BKMT (Badan Kontak Majlis Ta’lim) untuk membantu kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
BKPMTNF
kelurahan
Pasirputih Sawangan Kota Depok dalam memberantas pemakaian dan peredaran narkoba.
D. Analisis BKPMTNF merupakan sebuah organisai dakwah pemuda yang ada di kelurahan Pasirputih Sawangan kota Depok, karena program yang dijalankan oleh BKPMTNF diantaranya adalah pengajian rutin yang dilakukan setiap satu bulan sekali, secara tidak langsung program tersebut bertujuan mengajak
55
kebaikan kepada generasi pemuda dan pemudi yang ada di kelurahan Pasirputih untuk menjalankan kewajiban sebagai muslim yaitu untuk menimba ilmu agama. Selain itu banyak program yang telah dilaksanakan dalam bentuk kebaikan. Melihat apa yang dilakukan oleh BKPMTNF kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok, dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan segala upaya dan aktivitasnya, menujukkan bahwa BKPMTNF mempunyai peran mengatasi narkoba yang dilakukan dalam sebuah pencegahan agar narkoba tidak dikonsumsi dan beredar di kelurahan Pasirputih khususnya dan umumnya dinegara Indonesia. Selain itu BKPMTNF mempunyai kedudukan penting dalam masyarakat dalam membantu pemuda dan masyarakat tentang bahaya dari penggunaan narkoba. Dengan itu pula diharapkan organisasi lain yang ada di negara ini untuk lebih memperhatikan masalah sosial dan gejala sosial yang saat ini meresahkan masyarakat. Adapun yang melatar belakangi dilakukan oleh BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah : 1. Mulai tumbuhnya kesadaran pemuda dan remaja akan bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian obat-obatan yang sangat berbahaya, sehingga disambut antusias kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh BKPMTNF. 2. Bertambahnya pengetahuan para remaja dan orang tua bahwa narkoba bukan obat biasa, narkoba bisa membawa pemakai masuk ke dalam penjara dan masuk kuburan. 3. Adanya dukungan yang diberikan baik dari aparat pemerintah, ulama, dan organisasi lainnya, untuk mendukung berjalanya kegiatan yang dilakukan oleh BKPMTNF dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba.
56
4. Antusiasnya masyarakat menyambut dan membantu program BKPMTNF dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba, dengan disalurkannya tenaga dan materi agar program tersebut dapat berjalan dengan lancar. 5. Korban dari narkoba kebanyakan adalah pemuda yang merupakan sebuah pilar penerus agama, bangsa dan negara. 6. Negara melindungi dan berharap kepada siapa saja untuk berperan dalam membantu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan memberantas narkoba, serta peredaran narkoba, sesuai dengan Undang-undang Narkotik Bab. X Pasal 57. 7. Agama Islam mengharamkan segala bentuk yang memabukan (khamar) apalagi narkoba yang bila dikonsumsi lebih besar dampak negatifnya daripada dampak positfnya, dan membawa keburukan bagi manusia baik fisik, psikologis, maupun sosial, apalagi bisa membuat manusia ketergantungan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian sebagaimana bab sebelumnya, maka pada bagian akhir skripsi ini penulis menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk penyalahgunaan narkoba yang ada dikelurahan Pasirputih memang ada, jumlah penyalahgunaan narkoba yang tercatat oleh pihak kepolisian Pos Pol kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok pada akhir 2009 ada empat orang pemakai dan satu orang pengedar, sedangkan penyalahgunaan narkoba yang tercatat dalam Resort Polres Depok tercatat 35 kasus pada tahun 2009 2. Peran BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, dengan segala aktivitas yang dilakukan seperti seminar narkoba, penyuluhan, membuat himbaun-himbaun tertulis tentang bahaya narkoba dan segala bentuk kerja sama oleh pihak terkait seperti pemerintah kelurahan Pasirputuih, kepolisian Pos Pol kelurahan Pasirputih, Karang Taruna Kelurahan Pasirpuith dan masyarakat Kelurahan pasirputih. 3. Hambatan yang di dapatkan oleh BKPMTNF dari intern organisasi adalah kurangnya masalah dana, kurangnya rasa memiliki diantara pengurus, terlalu muda usia BKPMTNF dan diluar organisasi kurangya kesadaran masyarakat akan pemahaman organisasi dan bahaya narkoba, tidak terlalu besar dana yang diberikan pemerintah kelurahan Pasirputih,
57
belum
58
maksimal kerja sama dan sosialisasi yang dilakukan BKPMTNF dengan instansi terkait yang ada di kelurahan Pasirputih dan di Kota Depok. 4. BKPMTNF Kelurahan Pasirputih Sawangan Kota Depok lahir sebagai reaksi pemuda untuk menyikapi yang hal-hal yang terjadi di masyarakat. 5. Dari berbagai upaya yang dilakukan oleh BKPMTNF dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, BKPMTNF memiliki peran dan kewajiban untuk mengatasi narkoba dalam bentuk pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut. 6. Yang melatar belakangi dilakukannya program mengatasi penyalahgunaan narkoba adalah mulai tumbuhnya kesadaran di kalangan pemuda dan remaja akan bahaya narkoba.
B. Saran-saran Dalam akhir skripsi ini, penulis merasa perlu memberikan saran-saran kepada pengurus BKPMTNF, pemerintah dalam hal ini kelurahan Pasirputih, dan juga masyarakat sebagai berikut : 1. BKPMTNF harus bersosialisasi lagi, agar seluruh pengurus dan pihakpihak terkait, baik pihak kepolisian, pemerintah dan juga masyarakat lebih membantu dan untuk memudahkan berjalannya dan kesuksesan acara. 2. Baiknya dalam memberantas narkoba di Pasirputih khususnya dan umumnya di Indonesia lebih serius dan sungguh-sungguh, karena korbannya kebanyakan para generasi yang menjadi pilar pembangunan bangsa, agama, dan negara.
59
3. Perlunya upaya-upaya tambahan yang dilakukan oleh semua pihak (BKPMTNF, pemerintah, kepolisian, ulama, orang tua, dan pemuda) dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba. 4. BKPMTNF harus lebih aktif lagi untuk memberikan penekanan terhadap pemerintah dapat memberikan sumbangan dana yang besar untuk digunakan sebagai penunjang kelancaran kerja. 5. kepada seluruh orang tua dan masyarakat agar lebih waspada terhadap perkembangan narkoba, dan selalu menjaga hubungan baik dengan anggota keluarga, agar tercipta suasana yang harmonis di dalam keluarga. Dan harus lebih berperan, karena peran orang tua dalam sebuah keluarga merupakan pendidikan yang utama, agar keluarga kita terhindar dari bahaya narkoba Penulis menyadari bahwa saran-saran ini bukan berarti permasalahan narkoba dapat teratasi, tetapi diperlukan sebuah langkah-langkah nyata dan keseriusan dari diri kita untuk memberantas narkoba, dan tidak mustahil semua penyakit pasti ada obatnya dan begitu pula semua masalah pasti ada jalan keluarnya.
C. Penutup Alhamdulillah, kebahagiaan yang tidak terhingga bagi penulis setelah dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun bagaimana hasilnya, baru sebatas ini. Penulis mampu untuk menyesaikan sebuah karya ilmiah. Penulis sadar bahwa skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan, namun sesungguhnya semua ini telah penulis upayakan agar karya ini dapat
60
maksimal. Untuk itu, kami mohon maaf dan mengharap saran dan kritik yang membangun, guna meyempurnakan skripsi ini, dengansaran pembaca mampu memberikan semangat penulis untuk menghasilkan sebuah karya ilmiah yang lebih baik. Terakhir, tulisan dengan beberapa halaman ini dengan tulus ikhlas penulis persembahkan kepada seluruh civitas akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan kepada dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, penulis mohon keikhlasan dan keridhaannya, atas segala ilmu yang diberikan kepada kami, agar ilmu yang penulis dapatkan bermanfaat untuk pengabdian dimasyarakat.
61
BIODATA PENULIS Nama
: Deny Rahmat
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Komunikasi dan Penyiaran Islam
NIM
: 105051001925
TTL
: Bogor, 24 Mei 1984
Agama
: Islam
Handpone
: (021) 96893028
Warga Negara : Indonesia Jenis kelamin : Laki-laki : Jl. Kupu kelurahan Pasirpitih Rt 04/06 No. 25 Sawangan Kota
Alamat
Depok Riwayat Pendidikan 1. SDN 02 Pasirputih, lulus tahun 1996 2. SMPN 10 Bedahan, lulus tahun 1999 3. Madrasah Aliyah Aulia Bogor, lulus tahun 2004 4. Masuk di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2005
Orang Tua Ayah
: H. Asmawi
Ibu
: Hj. Suryani
Alamat
: Jl. Kupu kelurahan Pasirputih Rt. 04/06 No. 25 Sawangan Kota Depok
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sesungguhnya
62
DAFTAR PUSTAKA
Akhir Yumail Agus, Mobiling Parent Four Draund Free Youth In Indonesia, Jakarta: 1987 Al-Fajri, Ahmad Sauqi, Dr, Nilai Kesehatan Dalam Islam, Jakarta: Gema Insani, Press, 1996, cet. Ke-1 Asy-sya’rawi Muhammad Mutawali, Dosa-dosa Besar, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, Cet. Ke-1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahas Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998 Derajat Zakiyah, Problematika Remaja Indonesia, Jakarta: Bula Bintang, 1978, Cet. Ke-3 Harmawan Rachman, Penyalahgunaan Narkotik Oleh Para Remaja, Bandung: PT. Eresco, 1998, Cet. Ke-11 Hawari Dadang, Konsep Islam dalam Memeragi Aids da Naza, Jogjakarta: Dana Bakti Primayasa, 1999, Cet. Ke-6 Husain, Imam Abi, Shoheh, Bairut: Dear Al-Fikri, 1993, Cet. Ke- 2 Imam Suprayogo, Dr., Tabrani M. Si, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: PT Remaja Rasda Karya, 2001, Cet. Ke-1 Ismail Ilyas, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, Jakarta: Penamdani, 2006, Cet. ke-1 Majalah Mira, Ketergantungan Obat Pada Remaja, Jakarta: Departemen Agama, 2004 Martono Lydia Halina, Joewana Satya, Pencegahan dan Penaggulangan Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, Jakarta: Balai Pustaka, 2006, Cet. Ke-1 Rusbandi, AKP, Naza Jalan Menuju Maut, Depok: Indi Grafis, 2001, Cet. Ke-1 Sitanggang, BA, Sadar Sebelum Terlambat, Jakarta: Karya Utama, 1981 Shihab Quraish, wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992 Subiro mashuri, Islam Melawan Narkoba, Jogjakarta: Kurnia Grafik Computer, 2000, Cet. Ke-1
Sudarsono, Etika dalam Islam Tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1996 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Press, 2000, Cet. Ke-XXIV Warta Depok, Indahnya Kebersamaan, Depok: Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Depok, 2009, cet. Ke-1