ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14 SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS
Di susun oleh : MOHAMAD AKHYAR 105081002483
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ii
Pada hari Jumat Tanggal 1 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Nama Mohamad Akhyar NIM:105081002483 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS
DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14 SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta. Ciputat, 1 Desember 2009
Tim Penguji Komprehensif
Arief Mufraini. Lc. M.SI Sekretaris
Indoyama Nasarudin, SE. MAB Ketua
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
ii
iii
ANALISIS PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS TERHADAP EKSPEKTASI PENGEMBALIAN 14 SAHAM LQ-45 DI BEI PERIODE 2004-2008 DENGAN MENGGUNAKAN PATH ANALYSIS Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjanan Ekonomi Oleh : Mohamad Akhyar NIM : 105081002483
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP : 195706171958031002
Indoyama Nasarudin, SE. MAB NIP : 19741127 200112 1002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 iii
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa
: Mohamad Akhyar
NIM
: 105081002483
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelar dibatalkan.
Demikian skripsi ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 20 Agustus 2010
Mohamad Akhyar
iv
v
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama Lengkap
: Mohamad A ِ khyar
NIM
: 105081002483
Tempat/Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 Desember 1986
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat Sekarang
: Jl. Banjir Kanal Rt 011/001 No. 29A Kel. Grogol, Kec. Grogol Petamburan, Jakarta 11450
No. Telp
: Rumah: (021) 56971196
Email
:
[email protected]
Hp: 02192998475
Pendidikan Formal 1.
SDN Grogol 11 PG, Jakarta 1993 – 1999.
2.
SLTPN 89 Tanjung Duren, Jakarta 1999 – 2002.
3.
SMUN 57 Kedoya, Jakarta 2002 – 2005.
4.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen, Konsentrasi Keuangan 2005 – 2010.
Pengalaman Organisasi 1. Koord. Pemberdayaan Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen FEIS 2006 – 2007. 2. Staf Divisi Kesenian dan Olahraga, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Cab. Ciputat 2006 -2007. 3. Staf Divisi Divisi Ekonomi, Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 2007-2008. 4. Anggota Himpunan Mahasiswa Manajemen Se-JABODETABEK 20072008.
v
vi
ABSTRACT This research aim to analyze the effect of systematic risk and expected return of liquidity to the LQ-45 14 shares in BEI. Samples were determined by purposive sampling. Way used to determine the value of using the CAPM beta (Capital Assets Pricing Model) and to determine the value of liquidity by using financial ratio indicators (Current Ratio and Quick Ratio). This research method is purposive sampling of 45 shares LQ-45, the election of 14 companies that consistently included in the LQ-45 from the period January 2004 until December 2008. This research uses path analysis, using the trimming and Goodness of Fit test in which each variable using a significance level of 5%. From this research we can know that much influence Beta, Current Ratio, Quick Ratio to share price of 30.6% before trimming. While the effect of Beta, Current Ratio, Quick Ratio, to the stock price after the trimming process at 28.6%. Then the big influence of Beta, Current Ratio, Quick Ratio to stock return of 27.7%. In this research note that the Quick Ratio significantly influence stock returns. While the Beta and Current Ratio not significantly influence stock returns. Keywords: Beta, Current Ratio, Quick Ratio, Systematic Risk, Liquidity, Capital Asset Pricing Model, Return.
vi
vii
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di BEI. Sampel ditentukan dengan purposive sampling. Cara yang digunakan untuk mengetahui nilai beta dengan menggunakan CAPM (Capital Assets Pricing Model) dan untuk mengetahui nilai likuiditas dengan menggunakan data indikator rasio keuangan (Current Rasio dan Quick Rasio). Metode penelitian ini adalah purposive sampling dari 45 saham LQ-45, terpilihnya 14 perusahaan yang konsisten masuk di dalam LQ-45 dari periode januari 2004 sampai desember 2008. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur, dengan menggunakan trimming dan uji Goodness Fit yang mana setiap variabel menggunakan tingkat signifikansi 5%. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa besar pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap harga saham sebelum trimming sebesar 30.6%. Sedangkan pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham setelah proses trimming sebesar 28.6%. Kemudian besar pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap return saham sebesar 27.7%. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Beta dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci : Beta, Current Ratio, Quick Ratio, Resiko Sistematik, Likuiditas, Capital Asset Pricing Model, Return.
vii
viii
Kata Pengantar Panjatkan Puji dan Syukur hamba kepada ilahi rabbi Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Seluruh Alam Semesta, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya serta jalan kemudahan dan Keteguhan hati, sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik untuk memenuhi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada bidang studi Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Shalawat dan Salam terhatur kepada baginda Nabi Muhammad Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasalam, Keluarga dan Sahabat serta para tabi’in dan tabi’ut tabi’in sampai hari kebangkitan. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan. Dalam kesempatan ini penulis ingin memberikan penghormatan dan rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan Skripsi ini dan juga membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Terutama kepada : 1.
Ibunda Haryani dan Ayahanda Sain Entong Saputra tercinta yang memberikan dukungan, kepercayaan dan doa, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya, amin Ya Robbal ’Alamin.
2.
Kakak ku Ahmad Sayid, Adik-adik ku Nur Asiah Jamil, Laila Latifah, dan Mohamad Asyiri yang turut memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada penulis, semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.
viii
ix
3.
Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, terima kasih atas support dan arahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.
5.
Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB. Kepala Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, sekaligus dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.
6.
Bapak Hemmy Fauzan, SE. MM., Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan perhatian dan dukunganya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
7.
Untuk segenap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karyawan dan petugas perpustakaan, terima kasih, semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya.
8.
Sahabat Seperjuangan di Manajemen Keuangan 2005, Firman Muttaqin, Ozy, Maharis, Here, Asmawi, Budi Santoso, Nurfitri Bisyria, Dahlan, Ana Apriliana, Tian, Fitriawati, Muhibah, Intan dan yang tidak penulis sebutkan namanya namun terukir dihati.
9.
Sahabat-sahabat Manajemen B 2005, Ahmad Ridho, Aris Saeful Mazmuddin, Agustiarman Basirun, Fikri Septiadi Ginanjar, Asmawi, Taufan, Yoko Istiwiyono, Wisudowati, Faizah, Fitriawati, Iin Purwaningsih, Susi, Enny Safitri, Sigit Irawan Melala, Anwar Irhamsyah, Abu Bakar Siddiq, Ahmad Faisal Taufik, Budi Santoso, Zahrul Umam, Firman Muttaqin, Fadhli Ahmad Syahroni, Sanusi Alfa, kholilah, Herdian, Jamaludin, Tuti serta yang tidak penulis sebutkan namanya namun terukir dihati, terima kasih atas kebaikan kalian semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu.
ix
x
10.
Sahabat kosan yang senasib dan sepenanggungan, Firman Muttaqin, Heru, Lukman, Guruh, Fajri, Rahmat. Terima kasih atas pengertian dan Doanya. Moga persahabatan kita makin erat.
11.
Hartini, yang telah menemaniku selama tiga tahun dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
12.
Spesial untuk Istiqomah Diningrum. Terimakasih atas Doanya dan dukunganya selama ini sehingga skripsi ini dapat selesai. Luph u...
13.
Pengurus di BEMJ Manajemen 2006-2007 terima kasih atas kerja samanya semoga kita bisa menjadi partner kembali di lain kesempatan.
14.
Sahabat-sahabat di PMII KomFEIS, Sutan Syarif Hidayat, M. Nurul Shobah, Badru Tamam, Bambang dwi Tomo, Apria Roles, Ahmad Efendy, Ahmad Ilham Syarif, Badri Tamam, Reksa Ardiansyah, Ade Fauzan, Ahamd Rifa’i, Syahrullah, Yudhi Nur Alamsyah dan yang tidak penulis sebutkan namanya namun tidak dapat di gantikan dihati, terima kasih atas dukungan dan ketulusan yang telah diberikan semoga pergerakan dapat terus kita lanjutkan.
15.
Teman – teman di tanah kelahiran.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang bersifat membangun untuk pencapaian yang lebih baik.
Ciputat, 20 Maret 2010
Mohamad Akhyar
x
xi
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... v Abstract ........................................................................................................ vi Abstrak ......................................................................................................... vii Kata Pengantar.............................................................................................. viii Daftar Isi....................................................................................................... ix Daftar Tabel.................................................................................................. xiv Daftar Gambar .............................................................................................. xv Daftar Lampiran............................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal di Indonesia.............................................................. 8 1. Pengertian Pasar Modal ............................................................. 8 2. Lembaga-lembaga Pasar Modal ................................................. 13 3. Peran dan Manfaat Pasar Modal................................................. 15 4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham ........... 17 5. Investasi di Pasar Modal .............................................................. 18 6. Saham Sebagai Pilihan Investasi .................................................. 19
xi
xii
7. Strategi Investasi di Pasar Modal ................................................. 20 8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko .............................. 22 9. Risiko Saham ................................................................................ 26 B. Tingkat Risiko dan Tingkat Pengembalian ................................... 32 C. Likuiditas...................................................................................... 34 D. Penelitian Sebelumnya .................................................................... 35 E. Kerangka Pemikiran...................................................................... 37 F. Uji Hipotesis ................................................................................. 39 1. Struktur I ................................................................................... 39 2. Struktur II.................................................................................. 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 42 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 42 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 43 D. Metode Analisis dan Uji Hipotesis ............................................... 44 1. Identifikasi Variabel ................................................................. 44 2. Pengertian Analisis Jalur........................................................... 45 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 51 1. Variabel Eksogen (Independent variabel) X.............................. 51 2. Variabel Endogen (Dependent variabel) Y ............................... 52 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................... 55 1. Pengertian Pasar Modal ............................................................ 55
xii
xiii
2. Jenis Pasar Modal ..................................................................... 56 3. Lembaga-lembaga Pasar Modal ................................................ 57 B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................... 60 1. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ...................................... 60 2. Koefisien Struktur 1.................................................................. 68 3. Koefisien Struktur 2.................................................................. 77 4. Koefisien Korelasi .................................................................... 86 5. Penghitungan Pengaruh............................................................. 90 6. Pengujian Kesesuaian Model ( Goodness Of Fit )...................... 93 C. Interpretasi.................................................................................... 95 1. Interpretasi Model Struktur 1 .................................................... 95 2. Interpretasi Model Struktur 2 .................................................... 95 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan .................................................................................. 97 B. Implikasi....................................................................................... 98 Daftar Pustaka ............................................................................................. 100 Lampiran ...................................................................................................... 103
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Hal
4.1
Current Ratio Tahun 2004-2008........................................................
61
4.2
Quick Ratio Tahun 2004-2008...........................................................
63
4.3
Beta Tahun 2004-2008 ......................................................................
66
4.4
Return Saham Tahun 2004-2008 .......................................................
67
4.5
Koefisien Determinasi Struktur 1.......................................................
68
4.6
Analisis Varian (Annova) Struktur 1..................................................
69
4.7
Uji t Struktur 1 ..................................................................................
71
4.8
Hasil Struktur 1 setelah Trimming .....................................................
74
4.9
Koefisien Determinasi Struktur 2.......................................................
77
4.10
Analisis Varian (Annova) Struktur II.................................................
78
4.11
Uji t Struktur II..................................................................................
79
4.12
Hasil Struktur II setelah Trimming …………………………………...
82
4.13
Koefisien Korelasi.............................................................................
86
4.14
Pengujian Antar Sub VAriabel ...........................................................
88
4.15
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap Harga Saham .....................................................................................
4.16
90
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung QR terhadap Harga Saham.....................................................................................
90
4.17
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung CR terhadap Return .......
91
4.18
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung QR terhadap Return ................................................................................
xiv
92
xv
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Hal
2.1
Hubungan antara Return dan Risiko Saham........................................
25
2.2
Risiko Tidak Sistematis ......................................................................
31
2.3
Kerangka Pemikiran…………………………………………………..
38
3.1
Diagram Jalur.....................................................................................
47
4.1
Jalur (Path Analysis) Struktur 1 setelah Trimming ..............................
76
4.2
Jalur (Path Analysis) Struktur II setelah Trimming..............................
85
4.3
Pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Herga Saham Asing dan Return Saham setelah Trimming..................
89
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Hal
1.
Lampiran I......................................................................................... 103
2.
Lampiran II ....................................................................................... 105
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu penanaman modal secara langsung atau tidak, baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atau bentuk manfaat lainnya sebagai hasil penanaman modal. Jadi, disini ada suatu imbalan atau keuntungan yang diinginkan oleh si penanam modal atau investor sebelum menanamkan dananya, karena dalam kehidupan sehari-hari ketidakpastian akian selalu ada dan timbul. Prinsip kehati-hatian merupakan hal utama yang harus diambil oleh para investor walaupun telah didukung dengan data-data akurat. Pada
umumnya,
hampir
semua
investasi
mengandung
unsur
ketidakpastian atau risiko. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari suatu investasi yang dilakukan. Dalam keadaan semacam itu dikatakan bahwa investor tersebut menghadapi risiko dalam investasi yang dilakukannya. Hal yang dapat dilakukan oleh investor adalah memperkirakan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila investor mengharapkan untuk memperoleh tingkat
1
2
keuntungan yang tinggi, maka investor harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Pemilihan investasi dapat berbeda untuk setiap individunya, karena hal tersebut akan sangat bergantung pada perilaku investor terhadap variabelvariabel penentu tingkat pengembalian suatu investasi. Pada investasi dalam bentuk saham di pasar modal, khususnya pada saham yang tergabung dalam LQ-45 mempunyai tingkat pengembalian saham yang tidak sama karena besarnya deviden kas yang dibayarkan pada investor dan keuntungan atau kerugian dalam menjual setiap saham berbeda. Oleh karenanya, investor harus mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, yaitu berapa tingkat pengembalian yang diharapkan, berapa besar resiko yang harus ditanggung dan berapa likuiditas investasi tersebut. Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat dieliminasi dengan diversifikasi oleh investor adalah risiko sistematik yang dilambangkan dengan (β) sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang diharapkan, karena risiko saham yang tinggi akan memberikan tingkat pengembalian saham yang tinggi, dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah risiko suatu saham maka akan memberikan tingkat pengembalian yang rendah pula. Namun sebenarnya ada variabel penentu lain yang juga memepengaruhi tingkat pengembalian saham, yaitu likuiditas saham.
3
Sedangkan, perilaku investor terhadap variabel-variabel penentu tingkat pengembalian saham tersebut dapat berbeda-beda, investor dapat mendasarkan pertimbangannya pada risiko saham (risiko sistematis)
yang harus
ditanggungnya atau dapat juga menjadikan likuiditas saham sebagai pertimbangan utamanya dalam melakukan investasi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Natarsyah (2000) yang menganalisis
pengaruh
faktor
fundamental
terhadap
beta
dengan
menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi yang go public. Sampel penelitian terdiri dari 16 perusahaan selama periode 1990-1997.
Hasil
penelitian
Natarsyah
(2000)
membuktikan
faktor
fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta. Hasil yang berbeda pada penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong (2002) yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit. Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis moneter.
4
Dasar-dasar yang telah dipaparkan diatas maka laporan keuangan sebagai refleksi tingkat kesehatannya yang akan memberikan informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi kepada investor, kreditur dan investor potensial. Kemudian berdasarkan kepentingan serta pentingnya Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam peningkatan perekonomian Indonesia, yang lebih spesifik terhadap tingkat return, likuiditas dan risiko atas tingkat kinerja keuangan perusahaan, maka penulis ingin mencoba menganalisis lebih dalam tentang pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap return saham. Mempelajari
hasil
penelitian-penelitian
yang
telah
dilakukan
sebelumnya dengan hasil, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian kembali dalam bentuk skripsi, yang terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang bertujuan mencari pengaruh antara risiko sistematis dan likuiditas saham terhadap tingkat pengembalian saham dengan metode jalur sehingga dapat memberikan analisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada pengaruh antara variable bebas dan variable terikat. Pemilihan perusahaan
yang merupakan objek penelitian adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI), pemilihan objek penelitian ini disesuaikan dengan konsenterasi jurusan manajemen yang ditempuh oleh penulis sehingga diharapkan mampu memberikan sumbangan pada ilmu pengetahuan dibidang manajemen keuangan, maka penelitian ini berjudul:
5
”Analisis pengaruh risiko sistematis dan likuiditas terhadap ekspektasi pengembalian 14 saham LQ-45 di bursa efek indonesia periode 2004-2008 dengan menggunakan Path Analyze”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Harga Saham. 2. Variabel independen apakah yang paling dominan mempengaruhi Harga Saham. 3. Bagaimana pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Return. 4. Variabel independen apakah yang paling dominan mempengaruhi Return.
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Harga Saham. 2. Untuk
menganalisa
variabel
independen
yang
paling
dominan
mempengaruhi Harga Saham 3. Untuk menganalisa pengaruh Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio terhadap Return. 4. Untuk
menganalisa
variabel
independen
yang
paling
dominan
mempengaruhi Return.
2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Memperluas informasi serta wawasan yang luas mengenai pasar modal di Indonesia terutama masalah pemilihan investasi dalam bentuk saham di pasar modal serta sebagai bahan masukan dalam memahami kesempatan investasi yang berisiko. 2. Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan investasi yang berisiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan serta sebagai
7
informasi untuk bahan pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 3. Bagi Akademis Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami pengaruh risiko sistematis dan likuiditas saham. 4. Bagi Ilmu Manajemen, khususnya Manajemen Keuangan Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai validitas empiris dan aplikasi Systematic Risk dan Expected Return. 5. Bagi Bursa Efek Indonesia (BEI) Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal di Indonesia 1. Pengertian Pasar Modal Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya (Siamat, 2001:365). Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan pasar modal adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka pangjang. Definisi lain tentang pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan pasar yang konkrit (Rodoni, 20006:10). Secara formal pasar modal menurut
Suad Husnan (2005:3)
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
9
Menurut Boedi, et al. (2002:210), pasar modal adalah pasar dimana instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta. Instrumen yang paling populer diperjualbelikan adalah obligasi (surat hutang) dan saham. Menurut UU No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Bambang Widjajanta & Aristanti Widyaningsih, 2008:36). Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi, karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return bagi investor sesuai dengan karakterisitik investasi yang dipilih (Hendy, 2008:3). Menurut UU No. 8 Tahun 1995, bursa efek didefinisikan sebagai berikut: “Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek
10
Pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara mereka” (Samsul, 2006:95). Dalam pengertian umum, bursa efek disamakan dengan pasar pertama (first market), yaitu pasar perdana (primary market) dan initial public offering (IPO). Pasar kedua (secondary market) biasa disebut Bursa Efek, sedangkan pasar ketiga (third market) biasa disebut over the counter market atau disingkat OTC atau Bursa Paralel (Bodie, 2002:73) Fungsi bursa efek sendiri antara lain menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat, 2001:294). Perkembangan pasar modal secara langsung dipengaruhi oleh banyaknya jumlah perusahaan yang menjual saham atau obligasi melalui pasar modal, jumlah emisi, perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah memasyarakatkan saham, serta kegiatan jual beli saham atau obligasi dianatara anggota masyarakat yang dilakukan setiap hari di pasar sekunder. Di pasar sekunder inilah harga saham akan terbentuk atas dasar kekuatan permintaan dan penawarn, sehingga mencerminkan bagaimana penilaian investor atau calon investor terhadap pendapatan dan risiko dari masingmasing saham yang diperdagangkan. Hal ini secara tidak langsung mencerminkan penilaian investor terhadap perusahaan emiten (Siamat, 2001:366). Dengan adanya pasar modal, pemerintah akan terbantu dalam memobilisasi dana masyarakat. Para investor akan terus menambah jumlah
11
investasinya di pasar modal karena perusahaan yang menerima dana dari pemilik modal akan meningkatkan usahanya, baik melalui pembelian mesin baru maupun penyerapan tenaga kerja (Arifin, 2007:47) Surat-surat berharga yang didagangkan di pasar modal dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu: 1. Saham merupakan bukti penyertaan modal pada suatu perusahaan, imbalannya adalah dividen. 2. Obligasi merupakan bukti hutang dari perusahaan yang mengeluarkannya dan imbalannya berupa bunga. 3. Sekuritas lainnya disebut Sekuritas kredit, seperti right, warrant, opsi, dan lain-lain (Siamat, 2001:385). Adapun jenis-jenis pasar modal dapat dikategorikan menjadi 4 pasar, yaitu: 1. Pasar Perdana (Primary market) adalah tempat atau sarana bagi perusahaan yang untuk pertama kali menawarkan saham atau obligasi ke masyarakat umum. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan fundamental peruahaan yang bersangkutan. 2. Pasar sekunder (Secondary market) adalah tempat atau sarana transaksi jual-beli efek antarinvestor dan harga dibentuk oleh investor melalui perantara efek. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual.
12
3. Pasar ketiga (Third market) adalah tempat untuk memperdagangkan saham dan sekuritas lain di luar bursa efek. Pasar modal ini disebut Over The Counter Market atau di Indonesia disebut Bursa Paralel. Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi, yang meliputi : harga saham, jumlah transaksi, dan keterangan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan. 4. Pasar Keempat (Fourt market) adalah sarana transaksi jual-beli antara investor jual dan investor beli tanpa melalui perantara efek (Samsul, 2006:46-50). Fungsi pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang memiliki surplus dana ke unit yang mempunyai defisit dana. Bentuk konkrit dari pasar modal adalah bursa efek. Bursa efek adalah istilah yang digunakan untuk lokasi menjual dan membeli surat-surat berharga (efek serta sistem yang menjalankannya). Oleh karena itu, harga dari saham dan efek-efek lainnya berubah sesuai dengan perubahan keseimbangan antara penawaran dan permintaan terhadap efek yang bersangkutan. Keberhasilan pasar modal di pengaruhi oleh kondisi supply dan demand tersebut. Untuk menarik pembeli dan penjual agar dapt berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid, jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat (Limopranoto, 2003:25).
13
2. Lembaga-lembaga Pasar Modal Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan pihak yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal diantaranya adalah : a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Fungsi utama badan ini adalah melakukan pembinaan dan pengawasan atas pasar modal. BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien, serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di pasar modal. BAPEPAM secara struktural ada dibawah pengawasan dan pengendalian menteri keuangan. b. Emiten Emiten adalah merupakan sebutan bagi perusahaan yang menerbitkan saham atau obligasi (bond) dan pembelinya adalah masyarakat umum. Emiten dapat memperoleh dana jangka panjang baik berupa modal sendiri (ekuitas) maupun modal pinjaman (obligasi) c. Investor Investor atau sering juga disebut pemodal adalah pihak yang menginvestasikan dana pada sekuritas. Para investorlah yang memasok dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat tergantung pada peran yang dipakai investor. Investor terdiri atas investor
14
lembaga (dana pensiun, asuransi, reksadana, dan lainnya) dan investor individu atau perorangan. d. Penjamin Emisi (Underwriter) Penjamin emisi efek (Underwriter) adalah salah satu aktivitas padaperusahhan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual (full commitment and non full commitment). e. Perantara Pedagang Efek Perantara pedagang efek (broker dealer) atau perusahaan pialang adalah salah satu aktivitas pada perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha jual-beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. Pialang atau broker ialah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas permintaan investor. Atas jasanya menjualkan atau membelikan efek, pialang mendapat balas jasa yang besarnya ditentukan antara investor dengan pialang. f. Badan Pengelola Bursa Badan pengelola bursa bertanggung jawab dalam menjalankan dan mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa, yaitu bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan berfungsi sebagai lembaga pengatur sendiri (self regulatory). Kedua bursa tersebut berperan sebagai fasilitator yang menyediakan semua sarana perdagangan,
15
dan dalam menjalankan perannya kedua bursa tersebut mempunyai kewenangan yang besar. g. Lembaga-lembaga Pendukung Pasar Modal Setelah terjadi kesepakatan jual beli efek di bursa efek maka selanjutnya adalah menyelesaikan transaksi tersebut yang dilaksanakan oleh Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). h. Penjamin(Guarantor) Pada instrumen obligasi, dua faktor yang sangat penting bagi investor ialah kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman pokok. Untuk memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten bahwa pinjaman pokok maupun bunga akan di bayar tepat waktu maka dalam penerbitan obligasinya biasanya diperlukan jasa penanggung (guarantor). i.
Wali Amanat (Trustee) Wali Amanat (trustee), adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat utang Tugas wali amanat adalah mewakili dan melindungi kepentingan investor melalui pengawasan terhadap emiten (Tandelilin, 2010:62-72).
3. Peran dan Manfaat Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting sebagai wahana penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana) secara efesien. Tanpa adanya pasar modal maka
16
akses ke sumber dana yang tersedia secara efesien akan berkurang. Akibatnya, perusahaan akan menanggung biaya capital yang lebih tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan terganggunya
kegiatan
perekonomian
nasional.
Selain
itu,
melalui
mekanismenya pasar modal mengalokasikan dana yang tersedia kepada pihak yang paling produktif dapat menggunakan dana tersebut. Dengan demikian pasar modal juga berfungsi untuk mengalokasikan dana secara optimal (Bambang, 2008:40). a. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui Pasar Modal tersebut. b. Pasar Modal sebagai alternatif investasi Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu. c. Investor dapat memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
17
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara professional dan transparan, keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional, efesien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi ”Good
Corporate
Governance”,
Bapepam
menganjurkan
setiap
perusahaan publik untuk memiliki suatu komite audit. e. Peningkatan aktifitas ekonomi nasional dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan–perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian Indonesia menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan pendapatan pajak bagi pemerintah.
4. Pendekatan-Pendekatan Analisis Dalam Penilaian Saham Untuk menentukan nilai saham, pemodal dan analisis melakukan analisa terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal (bursa efek) guna menentukan saham-saham yang dapat memberikan return paling optimal. (Suad Husnan, 2005:307-341). Ada dua pendekatan analisis yang dapat di gunakan yakni: 1. Pendekatan Analisis Teknikal Pendekatan analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses pemerintah dan penawaran suatu saham tertentu atau pasar secara keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang sudah di publikasikan, seperti: harga saham, indeks harga saham
18
gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Karenanya pendekatan ini juga di sebut pendekatan analisis pasar (market analysis) atau analisis internal (internal analysis). Sasaran pendekatan analisis teknikal adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga jangka pendek suatu saham maupun suatu indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian pada perubahan harga ketimbang tingkat harga, karenanya analisis mereka lebih di usahakan untuk meramalkan trend perubahan harga tersebut. 2. Pendekatan Analisis Fundamental Analisis fundamental di dasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang di kombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang di harapkan dan suatu resiko yang melekat padanya. Hasil estimasi nilai intrinsik tersebut kemudian di bandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current market price). Pemodal yang sanggup melakukan analisis fundamental yang baik seharusnya mampu meraih return dengan beraksi lebih dahulu sebelum pasar merefleksi informasi yang sesungguhnya.
5. Investasi di Pasar Modal Jogiyanto (2000:5) menyatakan bahwa “ investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien
19
selama periode waktu yang tertentu. Sedangkan pengertian investasi menurut E.A. Koetin (2002:6) sebagai berikut: Investasi adalah penggunaan uang untuk objek-objek tertentu dengan tujuan bahwa nilai objek tersebut selama jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan, dan selama jangka waktu itu pula memberikan hasil yang teratur. Menurut Tendelilin (2010:2), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi menurut pandangan keynesian akan ditentukan oleh ekspektasi atas keuntungan. Sementara itu, ekspektasi atas keuntungan akan ditentukan oleh dua fakor penting. Pertama, ekspektasi atas tingkat pengembalian investasi (return on investment) atau dengan kata lain ditentukan oleh efisiensi dari investasi itu sendiri (marginal efficiency of investment). Kedua, tingkat keuntungan akan berhubungan dengan tingkat penjualan (Prasetyantoko, 2008:73)
6. Saham Sebagai Pilihan Investasi Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seorang investor di dalam suatu perusahaan. Jika sebuah perusahaan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat luas atau kepada publik maka perusahaan tersebut dikatakan go public atau telah menjadi perusahaan publik, dalam arti kepemilikan atas perusahaan tersebut atas perusahaan tersebut tidak
20
hanya dimiliki sekelompok orang, namun kepemilikannya telah menyebar ke banyak pihak (Hendy, 2008:30-31). Saham adalah bukti telah dilakukannya penyetoran penuh modal yang diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas. Saham diterbitkan segera setelah perseroan terbatas memperoleh status sebagai badan hukum, yaitu segera setelah perseroan terbatas disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM (Gunawan, 2008:27).
7. Strategi Investasi di Pasar Modal Investasi di pasar modal, investor harus benar-benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan juga kemungkinan akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipegaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan turun naiknya harga di Bursa. Oleh karena itu bermain di pasar modal tidak memiliki jaminan untuk mendapatkan capital gain yaitu selisih lebih dari harga beli saham dan harga jual saham. Dengan demikian bermain di Bursa akan sangat mungkin pula investor mengalami capital loss (Purnastuti, 2006:47) Menurut Sri Susilo, dkk (2000:204) beberapa strategi yang dapat digunakan dalam melakukan investasi di bursa efek khususnya dalam bentuk saham antara lain sebagai berikut:
21
a. Mengumpulkan beberapa jenis saham dalam satu portofolio. Strategi ini dapat memperkecil risiko investasi karena risiko akan disebar ke berbagai jenis saham. b. Beli dipasar perdana dan jual setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. c. Beli dan simpan. Strategi ini dapat digunakan apabila investor memiliki keyakinan berdasarkan analisis dalam perusahaan yang bersangkutan memiliki prospek untuk berkembang yang cukup pesat beberapa tahun mendatang sebagai sahamnya diharapkan akan menjalani kenaikan yang cukup besar pada saat itu. d. Beli saham tidur. Saham tidur adalah saham yang jarang atau tidak pernah ada transaksi. Saham tidur ini bisa disebabkan jumlah saham yang dicatatkan terlalu sedikit atau dikuasai oleh investor insitusi dan pemilik saham sama. Dapat pula disebabkan karena kinerja perusahaan yang bersangkutan kurang baik atau prospek usahanya masih cerah dan kurang mendapat perhatian pemodal. e. Srategi berpindah dari saham yang satu ke saham yang lain. Investor yang memiliki strategi ini cenderung bersifat lebih spekulatif. Mereka akan cepat-cepat melepas saham-saham yang di perkirakan harganya akan mengalami penurunan atau cepat-cepat membeli saham yang menurut anggapannya akan mengalami kenaikan kurs. f. Konsentrasi pada industri tertentu. Strategi ini lebih cocok bagi investor yang belum menguasai kondisi suatu jenis industri sehingga mengetahui prospek perkembangannya di masa yang akan datang.
22
g. Mutual fund. Melakukan investasi dengan membeli unit sertifikat atau saham yang diterbitkan oleh investment trust. Strategi ini cocok untuk investor yang tidak memiliki cukup waktu melakukan analisis pasar atau tidak ada akses informasi.
8. Return Saham Sebagai Proyeksi Atas Risiko Keputusan investasi bagi para investor mengandung risiko dan ketidakpastian. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Seorang investor yang
rasional,
sebelum
mengambil
keputusan
investasi
harus
mempertimbangkan dua hal, yaitu pendapatan yang diharapkan (expected return) dan risiko (risk) yang tergantung pada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai mempunyai tingkat risiko yang lebih besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi, deposito dan tabungan. Hal ini disebabkan karena pendapatan yang diharapkan dari investasi pada saham bersifat tidak pasti, dimana mendapatkan saham terdiri dari dividen dan capital gain. Kesanggupan suatu perusahaan untuk membayar dividen ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sedangkan capital gain ditentukan oleh fluktuasi harga saham. Risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (return market) di pasar modal (Nurdin, 2005: 13).
23
Pengertian return menurut Kevin (2006:19) adalah, “The expected return is the uncertain future return that an investor expects to get for his investment”. Return adalah total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi pada suatu periode tertentu, yaitu perubahan nilai invetasi ditambah suatu distribusi kas selama periode tertentu dibandingkan dengan nilai investasi pada periode awal. Jadi return dihasilkan dari 2 sumber yaitu pendapatan (arus kas) dan peningkatan harga dari investasi (capital gain atau loss) (Suad Husnan, 2001:208). Pengertian return menurut Weston dan Copeland (2005:143) adalah imbalan yang di harapkan akan di peroleh pada masa yang akan datang. Sedangkan perngertian expected return menurut (Hinsa, 2009:78) adalah pengembalian yang diharapkan investor dari investasinya (aktivanya), menurut harga tertentu, potensi pertumbuhan, dan faktor exogenous. Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi, 2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya. Menurut Jogiyanto (2003:109) saham dibedakan menjadi dua, yaitu:
24
1. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi 2. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen, maka dapat ditulis dengan rumus: Ross et al. (2003:238).
Keterangan: Ri = Return saham Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Selain return saham terdapat juga return pasar (Rm) yang dapat dihitung dengan rumus: Jogiyanto (2003 : 232)
Keterangan: Rm IHSGt IHSGt-1
= Return pasar = Indeks harga saham gabungan pada periode t = Indeks harga saham gabungan pada periode t-1
25
Dalam kaitannya dengan pemantauan kondisi stabilitas sistem keuangan, hasil perhitungan beta antara lain dapat dipantau untuk melihat sektor yang sedang berkembang dan berpotensi risiko karena pertumbuhannya yang cukup tinggi relatif terhadap perkembangan pasar (Muliaman, 2004:18).
Gambar 2.1 Hubungan antara Return dan Risiko saham Gambar diatas menunjukan adanya hubungan positif antara risk dan return. Garis vertikal dalam gambar menunjukan besarnya tingkat hasil yang diharapkan yang layak, sedangkan garis horizontal memperlihatkan risiko yang ditanggung investor. Titik Rf pada gambar menunjukan return bebas risiko (risk-free rate). Rf pada gambar di atas menunjukan satu pilihan investasi yang menawarkan return sebesar Rf dengan risiko sebesar nol (0). Kesimpulan dari pola hubungan antara risiko dan return adalah, bahwa risiko dan return mempunyai hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin tinggi risiko suatu aset semakin tinggi pula return dari aset tersebut, demikian juga sebaliknya.
26
Dalam berinvestasi apapun berbagai risiko yang bisa mempengaruhi tingkat
keuntungan
atau
mengalami
kerugian
selalu
akan
menjadi
pertimbangan bagi investor. Sebanyak mungkin faktor risiko yang mungkin akan mempengaruhi tingkat keuntungan dalam investasi saham harus selalu dideteksi agar seluruh gerak pasar bisa diantisipasi (Dwityapoetra, 2004:19).
9. Risiko Saham Pengertian Risiko menurut Eugene F. Brigham (2008:202) adalah, ”Risk is defined in Webster’s as a hazard; a peril; exposure to loss or injury.” Sri Susilo,dkk (2000:206) pengertian risiko secara umum adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Sri Susilo, dkk (2000:207) dalam mengenai risiko tersebut minimal ada 5 cara yang dapat dilakukan, antara lain : a. Menghindari risiko atau risk avoidence Adalah orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah mengidentifikasikan risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya dapat juga menarik diri dari kegiatan yang akan di lakukan. Dengan cara menarik diri, sebenarnya orang tersebut sudah menghindari risiko. b. Mengurangi risiko atau risk reduction
27
Mengurangi risiko berarti mengambil tindakan yang bersifat meminimalisir kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi risiko dapat berarti mengurangi peluang terjadinya atau mengurangi jumlah kerugian yang mungkin terjadi c.
Menahan risiko atau risk retention Berarti tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena seara ekonomi biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini. d. Membagi risiko atau risk sharing Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko. Misalnya saja dalam memulai investasi tersebut. e. Mentransfer risiko atau risk transfer Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban beresiko. J. Fred Weston & Thomas E. Copeland (2005:605) risiko dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu: a. Risiko tidak sistematik adalah risiko unik yang tergantung secara spesifik pada masing-masing perusahaan. Itu mencangkup dengan melakukan diversifikasi aset pada portofolio. b.
Risiko sistematik atau risiko pasar adalah risiko yang
tergantung pada kondisi makro ekonomi pasar dan merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi aset pada portofolio. Bahkan
28
nilai suatu portofolio yang terdiversivikasi dengan baik akan berfluktuasi terhadap perubahan dalam hasil pengembalian atas pasar. Risiko investasi yang dihadapi oleh investor (Rose, 2006:277-280) sebagai berikut:
1. Market Risk (risiko pasar), sering disebut juga sebagai interest rate risk, nilai investasi akan menjadi turun ketika suku bunga meningkat mengakibatkan pemilik investasi mengalami capital loss. 2. Reinvestment risk, risiko yang disebabkan sebuah aset akan memiliki yield yang lebih sedikit pada beberapa waktu di masa yang akan datang. 3. Default risk. Risiko apabila penerbit aset gagal membayar bunga atau bahkan pokok aset. 4. Inflation risk. Risiko menurunnya nilai riil aset karena inflasi. 5. Currency risk. Risiko menurunnya nilai aset karena penurunan nilai tukar mata uang yang dipakai oleh asset. 6. Political risk. Risiko menurunya nilai aset karena perubahan dalam peraturan atau hukum karena perubahan kebijakan pemerintah atau perubahan penguasa.
Bodie et al. (2005:2) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara
29
empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model merupakan model yang cukup akurasi pada aplikasi penting.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta (Tendelilin, 2010:187).
a. Risiko sistematis
Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat dihindarkan, disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro, risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta (Tendelilin, 2010:104).
Pengertian Beta menurut Jones (2000:178) adalah “Beta a measure of valatility, or relative systematic risk”. Dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi dari return suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika
30
fluktuasi return sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta dari sekuritas tersebut. beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
i
Cov ( Ri . Rm ) Var ( Rm )
Keterangan: βI : Beta saham Cov : Covarian Var : Varians Atau menurut Boedie et al.(2005:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N XY ( X )( Y ) N X 2 ( X ) 2
Keterangan: X = Return pasar (Rm) Y = Return saham (Ri) N = Jumlah data β = Beta saham
b. Risiko tidak sistematis
Risiko tidak sistematik (Rodoni, 2010:89) merupakan risiko yang berpengaruh khusus pada sebuah asset tunggal atau sebuah asset kelompok kecil, dan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam risiko tidak sistematis adalah standar deviasi. Standar deviasi adalah risiko yang dihadapi oleh
31
investor saat ini dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari return yang diharapkan. Semakin berfluktuasi tingkat harapan return yang akan didapat maka tingkat risiko juga tinggi.
(Sumber:Rose, et al.2003:107)
Gambar 2.2 Risiko tidak sistematis
Gambar 2.2 di atas menjelaskan hubungan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tersebut digambarkan melalui risiko total yang merupakan penjumlahan dari risiko sistematis (Systematic risk) dan risiko tidak sistematis (Unsystematic risk). Risiko tersebut dipergunakan karena dapat mengukur secara garis besar tingkat risiko secara keseluruhan.
32
B. Tingkat Resiko dan Tingkat Pengembalian Pengertian Risiko menurut Kevin (2006:20) adalah “Risk is the potential for variability in return.” Tingkat
pengembalian
saham
menurut
Tendelilin
(2001:105)
merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor yang berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung risiko atas investasi yang di lakukannya. Menurut Jugiyanto (2003:201), ekspektasi pengembalian adalah pengembalian yang di harapkan akan di peroleh oleh investor di masa mendatang. Sedangkan menurut Halim (2003:30), memberikan pengembalian saham sebagai imbalan yang di peroleh dari investasi. Pengembalian ini di bedakan
menjadi
dua.
Pertama,
pengembalian
yang
telah
terjadi
(pengembalian aktual) yang di hitung berdasarkan data historis. Kedua adalah pengembalian yang di harapkan di mana pengembalian ini akan di peroleh investor di masa mendatang. Risiko sistematis atau risiko pasar (Suad Husnan,2005:200) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya, adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Sehingga sifatnya umum dan berlaku untuk semua saham yang bersangkutan. Risiko ini disebut juga undiversifiable risk. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha di pengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan
33
perubahan pasar. Dengan kata lain, ekspektasi pengembalian dipengaruhi oleh perubahan faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi pasar tersebut. Pada dasarnya, investor akan selalu memperhatikan besarnya risiko saham, dalam hal ini risiko saham yang tidak dapat di hilangkan dengan diversifikasi oleh investor adalah resiko sistimatis yang di lambangkan dengan β sebagai variabel penentu tingkat pengembalian saham yang di harapkan. Hubungan antara risiko sistematis dengan pengembalian tersebut apabila digambarkan dalam suatu model akan membentuk Capital Asset Pricing Model (CAPM) (Sharpe,2005:105). Model tersebut bisa dituliskan dalam bentuk Persamaan : E(Ri) = Rf +[E(Rm)-Rf]βi Dimana E(Ri) adalah pengembalian yang diharapkan dari surat berharga i dan merupakan fungsi dari risiko sistematisnya (β). Sedangkan kemiringan [E(Rm)-Rf] dinamakan dengan harga risiko atau premi risiko, yaitu selisih antara pengembalian pasar yang diharapkan (E(Rm)) dengan tingkat bebas risiko (Rf).
C. Likuiditas Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segara harus dipenuhi. Kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban finansial tersebut dapat dilihat dari jumlah alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki
34
oleh perusahaan. Kemampuan membayar baru dapat diketahui setelah membandingkan alat likuid di satu pihak dengan kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas badan usaha berarti kemampuan perusahaan untuk dapat menyediakan alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat ditagih. Rasio likuiditas adalah rasio
yang
dimaksudkan
untuk
mengukur
likuiditas
perusahaan
(Jogiyanto,2007:210).
D. Penelitian Sebelumnya Investor yang melakukan investasi akan selalu menghadapi dua hal utama, yaitu: tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko yang dihadapi. Risiko investasi yang dihadapi oleh investor terbagi menjadi dua: risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Investor dapat meminimalkan risiko tidak sistematis dengan melakukan diversifikasi investasi atau dengan membentuk portofolio saham. Sedangkan risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi oleh investor yang tidak dapat dieliminir dan terdapat pada semua jenis saham dan portofolio. Risiko sistematis dinyatakan dengan beta. Beta merupakan ukuran volatilitas return sekuritas atau portofolio dengan return pasar. Semakin tinggi fluktuasi antara return sekuritas dengan return pasar, maka semakin tinggi nilai beta. 1. Ahmed dan Lockwood (1998) menguji faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi beta pada periode pasar bull dan bear dan saat perekonomian
Amerika
mengalami resesi dan ekspansi.
Mereka
35
membuktikan beta periode bull dan bear berbeda signifikan, begitu juga beta pada periode resesi berbeda dengan beta periode ekspansi. Jadi risiko sistematis pada periode perekonomian yang dilanda kontraksi berbeda dengan risiko sitematik periode perekonomian yang mengalami ekspansi. Selanjutnya Ahmed dan Lockwood (1998) menguji perbedaan struktur model beta periode kontraksi dengan ekspansi dan membuktikan struktur beta tersebut berbeda secara signifikan. Perbedaan tersebut karena adanya perbedaan pada variabel inflasi. Berdasarkan penelitiannya Ahmed dan Lockwood (1998) menyimpulkan nilai beta berbeda pada kondisi perekonomian yang berbeda. Penelitian ini mengkonfirmasi Bhardwaj dan Brooks (1993) yang menunjukkan beta pada periode pasar yang sedang bear dan bullish berbeda. Tandelilin (2001) juga menunjukkan beta yang dihitung secara terpisah pada periode pasar yang bear dan bullish dapat menjelaskan return saham pada periode tersebut. 2. Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh variabel operating leverage, cyclicality dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis. Hasil penelitian mereka menunjukkan beta perusahaan yang unleverage merupakan proksi terhadap risiko bisnis. Selanjutnya Miswanto dan Husnan (1999) menguji pengaruh masing-masing variabel terhadap beta. Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan teraktif berdasarkan volume perdagangannya selama periode 1992-1995. Hasilnya menunjukkan secara bersama-sama ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap beta.
36
Sedangkan secara parsial, variabel cyclical dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta. 3. Natarsyah (2000) meneliti pengaruh faktor fundamental terhadap beta dengan menggunakan sampel perusahaan yang termasuk industri barang konsumsi yang go publik. Sampel penelitian terdiri dari 16 oerusahaan selama
periode
1990-1997.
Hasil
penelitian
Natarsyah
(2000)
membuktikan faktor fundamental yang berasal dari informasi laporan keuangan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan pada peta. Sedangkan secara parsial ROA, rasio utang terhadap modal, dan nilai buku saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta. 4. Penelitian yang lain dilakukan oleh Brooks dan Shoong (2002) yang menganalisis perubahan risiko sistematis akibat krisis moneter di Kuala Lumpur Stock Exchange. Mereka mereview kebijakan kontrol terhadap nilai tukar ringgit terhadap dollar US dan kontrol terhadap lalu llintas uang di Malaysia terhadap nilai beta. Mereka membandingkan nilai beta pada periode krisis moneter dan setelah adanya kebijakan kontrol ringgit. Hasilnya menunjukkan nilai rata-rata beta setelah kebijakan kontrol nilai tukar ringgit lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata beta pada periode krisis moneter. 5. Andi Nugraha (2004), meneliti pengaruh CAR, LDR, ROA, dan BOPO terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, serta menganalisis diantara variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap return saham perbankan. Pengambilan sampel dilakukan
37
dengan metode Purposive Sampling, dengan kriteria perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ selama tiga tahun yaitu 2002-2004. Sampel yang memenuhi kriteria tersebut adalah 16 perusahaan perbankan. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham perbankan yang terdaftar diBEJ adalah LDR dan BOPO, sedangkan CAR dan ROA tidak berpengaruh yang signifikan terhadap return saham. Di antara LDR dan BOPO, ternyata LDR memiliki pengaruh yang dominan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
E. Kerangka Pemikiran Penelitian ini akan menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap risiko saham bank dengan menggunakan data historis selama periode 20042008. Data sekunder yang berupa harga saham diambil dari periode Januari 2003 hingga desember 2008 kemudian diolah untuk menghitung besarnya return serta risiko saham. Sedangkan data yang berupa rasio keuangan berasal dari laporan Tahunan, Desember 2004 hingga Desember 2008. Pada penelitian ini, aspek ekonomi dan non-ekonomi yang lain seperti: perubahan suhu politik, sasaran konsumen (Nasabah), dan sebagainya tidak diperhitungkan. Sesuai dengan penelitian ini, maka model penelitian path analyze/analisis jalur dan hipotesis yang menggambarkan pengaruh kinerja keuangan terhadap risiko saham seperti seperti pada gambar diagram jalur pada halaman selanjutnya.
38
ε2
Risiko sistematik (X1)
ρ y2x1
ρ y1x1
πx1 x2
Return saham (Y2)
ρ y2x2 Current Ratio (X2)
πx1 x3
ρ y1x2 πx2 x3
Harga saham (Y1)
ρ y2x3 ρ y1x3 Quick Ratio (X3) ε1
Gambar 2.3 ”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5)
39
F. Uji Hipotesis 1. Struktur I Y1 = y1x1 + y1x2 + y1x3 Hipotesis Struktur I : a. Dengan Uji Stimultan (F-Test) 1) Ha : x1 y1 = x2 y1 = x3 y1 ≠ 0 Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap harga saham. Ho : x1 y1 = x2 y1 = x3 y1 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current
Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
harga saham. b. Dengan Uji Parsial (t-Test) 1) Ha : x1 y1 > 0 Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap harga saham. Ho : x1 y1 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap harga saham. 2)
Ha : x2 y1 > 0 Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap harga saham.
40
Ho : x2 y1 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap harga saham. Ha : x3 y1 > 0 Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap harga saham. Ho : x3 y1 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap harga saham.
2. Struktur II Y2 = y2x1 + y2y1 + y2x3 Hipotesis Struktur II : a.
Dengan Uji Stimultan (F-Test) 1) Ha : x1 y2 = y1 y2 = x3 y2 ≠ 0 Artinya : Terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current
Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
return saham. Ho : x1 y2 = y1 y2 = x3 y2 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh antara Risiko sistematis (beta), Current
Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) terhadap
return saham.
41
b. Dengan Uji Parsial (t-Test) 1) Ha : x1 y2 > 0 Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap return saham. Ho : x1 y2 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Risiko sistematis (beta) terhadap return saham. 2) Ha : y1 y2 > 0 Artinya : Terdapat pengaruh signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap return saham. Ho : y1 y2 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Current Ratio (CR) terhadap return saham. 3) Ha : x3 y2 > 0 Artinya: Terdapat pengaruh signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap return saham. Ho : x3 y2 = 0 Artinya : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio (QR) terhadap return saham.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di BEI dengan menggunakan data bulanan mengenai perkembangan IHSG, harga saham dan dividen yang dibayar dari saham perusahaan yang secara konsisten tergolong dalam LQ-45 di .BEI tahun 2004-2008.
B. Metode Penentuan Sampel
Cara pemilihan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling atas populasi perusahaan
yang terlisting di BEI. Populasi dari
penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 yang listing di BEI periode 2004-2008. Dari populasi tersebut, kemudian digunakan metode purposive sampling agar kualifikasi sampel sesuai dengan kriteriakriteria yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasilnya terdapat 14 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian. Anggota sampling harus memenuhi kriteria berikut ini:
a. Perusahan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan konstan selama periode 2004-2008. b. Perusahaan
yang
menerbitkan
2004 sampai dengan 2008.
laporan
keuangan
selama
periode
43
c. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari periode Desember 2002 hingga Januari 2009. d. Perusahaan yang kegiatannya dalam periode penelitian tidak pernah terjadi partial delisting. e. Perusahaan-perusahaan tersebut tergolong dalam LQ-45 sebagai saham yang teraktif di PT BEI selama periode 2004-2008.
C. Metode Pengumpulan Data Metode
yang
digunakan
dalam
pengumpulan
data
untuk
melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Field Reseach Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain (yang berkaitan) dengan penulisan skripsi ini, seperti pusat referensi pasar modal di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data runtun waktu atau data berkala (time series) yaitu
adalah data yang disusun
berdasarkan urutan waktu atau data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Waktu yang digunakan dapat berupa mingguan, bulanan, tahunan, dan sebagainya. (Iqbal Hasan, 2005:184)
Data tersebut berupa data harga saham penutupan akhir tahun, yang diperoleh dari BEI periode Januari 2003 – Desember 2008 dan rasio keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan selama periode Desember 2004
44
– 2008 yang telah dipublikasikan, meliputi rasio: Current Ratio dan Quick Ratio . 2. Library Reseach Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data yang diperoleh dengan membaca literatur, buku, artikel, jurnal dan hal lain yang berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid. 3. Internet Reseach Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau tidak up to date, karena ilmu yang selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang berkembang, yaitu dengan internet sehingga data yang diperoleh up to date seperti: www.idx.go.id
D. Metode Analisis Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil analisis jalur untuk
menganalisis data yang diperoleh, karena dari model yang disusun terdapat keterkaitan hubungan antara sejumlah variabel yang dapat di estimasi secara
simultan.
Selain itu variabel dependen pada suatu
hubungan yang sudah ada, akan menjadi variabel independent pada hubungan selanjutnya. 1. Identifikasi Variabel, terdapat dua variabel yaitu:
45
a. Variabel Endogen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel eksogen dan merupakan variabel antara. Dalam penelitian ini yang menjadi variable endogen harga saham dan return saham. b. Variabel Eksogen,
yaitu variabel yang diduga secara bebas
berpengaruh terhadap variabel endogen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel eksogen yaitu Risiko Sistematis (beta), Current Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR.
2. Pengertian Analisis Jalur Analisis jalur (path analysis) merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga analisis regeresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path analysis). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat (Sugiyono, 2005). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel bebas (Independent Variabel) atau dalam hal ini disebut variabel eksogen (Exogenous), dan variabel terikat (Dependent Variabel) atau yang disebut variabel endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir. Menurut Sugiyono (2005) penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi
sebagai berikut
yaitu: a) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear, aditif dan kausal.
46
b) Variabel-variabel residual tidak berkolerasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan tidak juga berkolerasi dengan variabel yang lain. c) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebabakibat searah. d) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal dari sumber yang sama. Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya, maka peneliti harus menyusun model hubungan antar variabel yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini model hubugan antar variabel independen yaitu Risiko sistematis (X1), Current Ratio (X2), dan Quick Ratio (X3) dengan variabel dependen yaitu harga saham (Y1) dan return saham (Y2) dapat digambarkan dalam diagram jalur berikut ini :
47
ε2 Risiko sistematik (X1) ρ y2x1 πx1 x2
ρ y1x1
Current Ratio (X2)
πx1 x3
Return saham (Y2)
ρ y2x2
ρ y1x2
πx2 x3
Harga saham (Y1)
ρ y2x3 Quick Ratio (X3)
ρ y1x3
ε1
Gambar 3.1 ”Pengaruh Risiko Sistematik dan Likuiditas terhadap Return Saham.” (Kerangka konseptual diambil dari model Riduwan Engkos, 2007:5) Persamaan Struktur I Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1 Persamaan Struktur II Y2 = ρy2x1 X1 + ρy2y1 Y1 + ρy2x3 X3 + Є2
48
a. Uji Hipotesis Dari perhitungan dengan SPSS 16.00 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai Uji F (Uji Stimultan), Uji t (Uji Parsial), dan koefisien determinan (R2) untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Uji F (Uji Stimultan) Uji F dilakukan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu, merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan juga menyertai dengan hipotesis nol (Ho), seperti dibawah ini : a) Ho : x1 y1 = x2 y1 = x3 y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y1. Ha : x1 y1 = x2 y1 = x3 y1 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y1. b) Ho : x1 y2 = y1 y2 = x3 y2 = 0→ tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2 dan X3 dengan variabel Y2. Ha : x1 y2 = y1 y2 = x3 y2 ≠ 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1,, X2 dan X3 dengan variabel Y2. Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak, digunakan Uji F, dengan rumus sebagai berikut :
F=
R 2 / n k 1 k 1 R2
49
Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Jika Sig F > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Jika Sig F < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
2) Uji t (Uji Parsial) Untuk mengisi signifikan hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk semua populasi maka perlu diisi dengan tingkat signifikan sebesar 5% dengan rumus signifikansi product moment (Sugiono, 2005:189). Sedangkan hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut : a) Ho : x1 y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y1. Ha : x1 y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y1. b) Ho : x2 y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1. Ha : x2 y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 variabel Y1. c) Ho : x3 y1 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3 variabel Y1.
50
Ha : x3 y1 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3 variabel Y1. d) Ho : x1 y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y2. Ha : x1 y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 variabel Y2. e) Ho : y1 y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Y1 variabel Y2. Ha : y1 y2 > 0 → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Y1 variabel Y2. f) Ho : x3 y2 = 0 → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3 variabel Y2. Ha : x3 y2 ≠ 0→ terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X3 variabel Y2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen dengan melakukan uji t. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
51
Jika Sig t > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Jika Sig t < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
3) Koefisien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisen determinasi terletak pada tabel model summaryb dan tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian
E. Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 2 yaitu sebagai berikut: a. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Return saham. Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return (before the
52
fact) yaitu untuk return yang belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya mempunyai resiko yang kecil. b. Variabel bebas (Independent variable) dalam penelitian ini adalah : 1. Current Ratio Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kirakira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya (Tunggal, 2005: 154). Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut :
53
Aktiva Lancar Current Ratio =
X 100% Hutang Lancar (Sawir,2001: 8)
2. Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir 2001: 74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan
dalam
memperhitungkan
memenuhi persediaan,
kewajibannya karena
dengan
menganggap
tidak
persediaan
memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari quick ratio adalah sebagai berikut :
Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio =
X 100% Utang Lancar (Sawir,2001: 10)
54
3.
Beta (ß ) Beta merupakan suatu pengukur volalitas (volability) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur resiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Adapun volalitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogianto, 2000:237-238). Untuk menghitung Beta yang mempresentasikan resiko dapat digunakan rumus sebagai berikut:
i
Cov ( Ri . Rm ) Var ( Rm )
Dimana : ß
= tingkat resiko pasar
Cov (Ri;Rm) = kovarian return investasi dengan pasar Var (Rm)
.
= varian pasar
55
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya (Siamat, 2001:365). Definisi pasar modal menurut kamus pasar uang dan pasar modal adalah pasar konkrit atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka pangjang. Definisi lain tentang pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana jangka panjang (dana yang jatuh temponya lebih dari satu tahun) dan merupakan pasar yang konkrit (Rodoni, 20006:10). Secara formal pasar modal menurut
Suad Husnan (2005:3)
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, publik authorities, maupun perusahaan swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market).
56
2. Jenis Pasar Modal Penjualan saham (termasuk jenis sekuritas lain) kepada masyarakat dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasarmodal dimana sekuritas tersebut diperjual belikan. Jenis pasar modal ada beberapa macam, yaitu: a. Pasar Perdana (Primary Market) Merupakan pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekurutas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. Harga saham di pasar perdana ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten), berdasarkan fundamental perusahaan yang bersangkutan. b. Pasar Sekunder (Secondary Market) Merupakan pasar yang dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. c. Pasar Ketiga (Third Market) Merupakan tempat perdagangan saham atau sekurutas lain diluar bursa (over the counter market). Operasi yang ada pada pasar ketiga berupa pemusatan informasi, yang meliputi : harga saham, jumlah transaksi, dan keterngan lainnya mengenai surat berharga yang bersangkutan.
57
d. Pasar Keempat (Fourth Market) Merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.
3. Lembaga-lembaga Pasar Modal Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial sangat luas, pasar modal melibatkan banyak orang dan banyak lembaga. Masing-masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda-beda dan saling menunjang kepentingan pihak yang lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan pasar modal diantaranya adalah:
a. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Fungsi utama badan ini ialah melakukan pembinaan dan pengawasan atas pasar modal. BAPEPAM diharapkan dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien serta penegakan peraturan dan melindungi kepentingan investor di pasar modal. BAPEPAM secara struktural ada dibawah pengawasan dan pengendalian menteri keuangan. b. Emiten Emiten ialah perusahaan yang memperoleh dana melalui pasar modal dengan menjual sekuritas atau efek kepada masyarakat luas. Emiten dapat memperoleh dana jangka panjang baik berupa modal sendiri (ekuitas) maupun modal pinjaman (obligasi).
58
c. Investor Investor memainkan peran sentral di pasar modal. Para investorlah yang memasok dana ke pasar modal sehingga kemajuan suatu pasar modal sangat tergantung pada peran yang dipakai investor. Investor terdiri atas investor lembaga (dana pensiun, asuransi, reksa dana dan lainnya) dan investor individu atau perorangan. d. Penjamin Emisi (Underwriter) Perusahaan yang akan melakukan penawaran umum memerlukan jasa underwriter, mulai dari persiapannya, penentuan harga penawaran, hingga pemasarannya. Dalam persiapan penawaran publik, underwriter dapat memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya ditawarkan, waktu yang tepat untuk melakukan penawaran, lokasi bursa dimana efek akan diperdagangkan, dan sebagainya. e. Perantara Pedagang Efek Investor hanya dapat menjual dan membeli efek melalui perusahaanperusahaan efek yang terdaftar resmi di bursa. Pialang atau broker ialah pihak yang membeli dan menjual efek di bursa atas permintaan investor. Atas jasanya menjualkan atau membelikan efek, pialang mendapat balas jasa yang besarnya ditentukan antara investor dengan pialang. f. Badan Pengelola Bursa Badan pengelola bursa bertanggung jawab dalam menjalankan dan mengoperasikan bursa. Di Indonesia ada dua badan pengelola bursa, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) dan berfungsi
59
sebagai lembaga pengatur sendiri (self regulatory). Kedua bursa tersebut berperan sebagai fasilitator yang menyediakan semua sarana perdagangan, dan dalam menjalankan perannya kedua bursa tersebut mempunyai kewenangan yang besar. g. Lembaga Pendukung Pasar Modal Setelah terjadi kesepakatan jual beli efek di bursa efek maka selanjutnya adalah menyelesaikan transaksi tersebut yang dilaksanakan oleh Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). h. Penjamin (Guarantor) Pada instrumen obligasi, dua faktor yang sangat penting bagi investor ialah kepastian pembayaran bunga dan pengembalian pinjaman pokok. Untuk memperkuat kepercayaan investor terhadap emiten bahwa pinjaman pokok maupun bunga akan dibayar tepat waktu maka dalam penerbitan obligasinya biasanya diperlukan jasa penanggung (guarantor). i.
Wali Amanat (Trustee) Jasa wali amanat hanya diperlukan pada emisi obligasi. Lembaga ini bertindak sebagai wali pemberi amanat, yaitu investor. Tugas wali amanat adalah mewakili dan melindungi kepentingan investor melalui pengawasan terhadap emiten.
60
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Pengelolaan data dilakukan secara elektronik yakni menggunakan Microsoft Excel Windows 2007 dan SPSS 16.0 untuk mempercepat perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel – variabel yang diteliti yakni variabel independen (variabel bebas) Current Ratio, Quick Ratio dan Beta. Dan yang menjadi variabel dependennya (variabel terikat) adalah Return Saham dan Harga Saham. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut: a. Current Ratio (CR ) Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat megetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mandapat kredit itu kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan. Dasar perbandingan itu menunjukan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah kiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya
61
(Tunggal, 2005: 154). Adapun formulasi dari Current Ratio (CR) adalah sebagai berikut : Aktiva Lancar Current Ratio =
X 100% Hutang Lancar (Sawir,2001: 8)
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Current Ratio periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.1. Tabel 4.1 NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 120.9 326.33 0.7 309.56 168.49 1.4 1.48 146.3 143 289.25 384.13 78.8 1.84 161 2133.18
2005 168.5 267.83 0.7 184.02 188.62 2.3 1.46 138.58 252 394 309.56 67.8 1.56 135.2 2112.13
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008)
2006 87.3 281.27 0.8 214 188.62 1.9 1.17 83.28 214 504.17 184.02 67.8 1.33 126.6 1956.26
2007 160.3 442.67 1.3 289 193.48 2.2 0.92 92.59 289 498.26 181.07 77.3 1 111 2.340
2008 194.4 801.65 1.3 179 138.58 1.5 0.9 90.49 179 333.35 214.94 54.2 1.64 100.4 2291.35
62
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata Current Ratio (CR) mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2008 yaitu 2291.35 dan rata-rata terendah berada di tahun 2007 yaitu 2.340. b. Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang lancar (Munawir 2001:74). Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari Quick Ratio adalah sebagai berikut: Aktiva Lancar – Persediaan Quick Ratio =
X 100% Utang Lancar (Sawir,2001: 10)
Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Quick Ratio periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.2.
63
Tabel 4.2 NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 36.4 52.4 0.5 24 36.73 0.7 0.68 52.11 42 34.54 5.61 58.9 0.3 37.6 382.47
2005 15.3 51.7 0.5 21.5 40.76 0.7 0.67 55.8 29 22.01 2.27 52.4 0.28 43.2 336.09
2006 18.8 2.27 0.5 22.1 40.68 0.7 0.65 55 23 8.19 2.78 51.7 0.31 48.6 275.28
2007 21.5 2.78 0.6 19.2 39.38 0.7 0.63 62.83 11 6.11 3.14 47.5 0.3 49.5 265.17
2008 18.1 3.14 0.6 15.8 40.91 0.8 0.67 65.76 0.2 7.11 1.75 51.8 0.21 52.2 259.05
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata Quick Ratio (QR) mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 382.47 dan rata-rata terendah berada di tahun 2008 yaitu 259.05 . c. Beta (ß) Beta merupakan suatu pengukur volalitas (volability) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur resiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Adapun volalitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogianto,2000:237-238). Untuk menghitung Beta yang mempresentasikan resiko dapat digunakan rumus sebagai berikut :
64
i
Cov ( Ri . Rm ) Var ( Rm )
Dimana : ß
= tingkat resiko pasar
COV (Ri;Rm) = kovarian return investasi dengan pasar Var (Rm)
= varian pasar
Atau menurut Boedie et al.(1999:166) beta dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N XY ( X )( Y ) N X 2 ( X ) 2
Keterangan: X = Return pasar (Rm) Y = Return saham (Ri) N = Jumlah data β = Beta saham Nilai Beta saham dapat di kelompokkan menjadi tiga golongan yaitu : 1. ß lebih besar dari 1 (ß > 1) disebut sebagai saham agresif (agresif stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih
65
besar daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang sangat berfluktuasi dibandingkan dengan perubahan return pasar. 2. ß lebih kecil dari 1 (ß < 1) disebut sebagai saham defensive (defensive stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) lebih kecil daripada yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang kurang berfluktuatif dengan perubahan return pasar. 3. ß sama dengan 1 (ß = 1) disebut sebagai saham netral (neutral stock) karena perubahan tingkat pengembalian saham (return of stock) sama dengan yang terjadi di pasar, artinya saham memiliki return yang bervariasi secara proporsional dengan excess return pasar. Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Beta saham periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.3.
66
Tabel 4.3 NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 9.010833 10.83917 12.1675 11.22 11.02417 9.964167 9.010833 10.7525 9.964167 11.615 11.02417 12.1675 11.02417 10.7525 150.5367
2005 6.865833 14.93 11.61583 7.308333 7.651667 8.358333 6.865833 7.651667 8.358333 9.964167 11.06917 11.22 10.7525 9.681667 132.2933
2006 5.220833 12.1675 12.35833 8.358333 5.220833 5.484167 5.484167 5.220833 5.484167 3.86 5.6375 9.010833 4.614167 2.349167 90.47083
2007 2.1325 20.33083 8.933333 6.68 2.1325 3.490833 11.615 4.605 6.68 3.490833 10.83917 5.865 8.273333 5.291667 100.36
2008 4.999167 11.02417 17.55833 7.505833 4.999167 4.605 6.915 2.1325 3.490833 4.605 3.545833 4.560833 11.81917 3.534167 91.295
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008) Berdasarkan Tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa rata-rata Beta (ß) mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 150.5367 dan rata-rata terendah berada di tahun 2006 yaitu 90.47083. d. Harga Saham Penutupan (Closing Price) Harga saham penutupan adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan bulanan yang digunakan untuk mengukur perubahan setiap saham. e. Return Saham
Return ekspektasi dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko suatu sekuritas semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil resiko yang harus ditanggung. Hubungan positif ini hanya berlaku untuk return ekspektasi atau exante return (before the fact) yaitu untuk return yang
67
belum terjadi. Untuk return realisasi (yang sudah terjadi) hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang rasional, kadang kala return realisasi yang tinggi tidak mesti mempunyai resiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi yaitu return realisasi yang tinggi hanya mempunyai resiko yang kecil. Periode penelitian didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis, artinya data yang terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat analisis. Data mengenai Return saham periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 akan tampak pada tabel 4.4. Tabel 4.4 NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 0.696985 0.541184 0.035773 0.498763 -0.05858 0.149855 -0.04072 0.4004 0.431087 0.212701 3.713072 0.118441 0.757996 -0.12252 7.334437
2005 0.570267 0.014668 1.523013 0.192847 -0.3115 -0.12665 0.166208 0.014668 0.107606 0.741649 2.888076 0.235108 0.320602 0.24178 6.578342
2006 0.993637 0.208433 -0.0918 0.396588 -0.04876 -0.02546 0.506866 0.208433 0.32764 -0.01573 1.474798 0.509696 0.577875 0.474747 5.496963
2007 0.871414 0.759949 0.335328 0.388602 -0.17049 -0.13106 0.485484 0.381 0.499345 -0.00058 -0.54961 0.091194 0.541184 0.155923 3.657683
2008 -0.67315 -1.02519 1.48899 -0.06192 -0.59399 -0.4986 -0.8824 -0.17765 -0.3139 -0.92834 3.502021 -0.22408 -0.57671 0.127526 -0.83739
(Sumber :data sekunder,www. idx.co.id periode 2004-2008) Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di ketahui bahwa rata-rata Return mempunyai rata-rata tertinggi di tahun 2004 yaitu 7.334437 dan rata-rata terendah berada di tahun 2008 yaitu -0.83739.
68
2. Koefisien Struktur 1 a. Persamaan Analisis Jalur Struktur 1 Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1 Untuk melihat pengaruh variable CR ,QR, dan Beta terhadap harga saham secara gabungan, ditunjukkan pada tabel summary, khususnya angka R square dibawah ini : Tabel 4.5 Koefeisien Determinasi Struktur 1 Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
a
1 .553 .306 .275 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Std. Error of the Estimate .95255
Pada tabel Model Summary besarnya angka R square adalah 0.306. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham dengan cara menghitung Koefisien Determinasi dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100% KD = 0.306 x 100% KD = 30.6 % Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, terhadap harga saham secara gabungan adalah sebesar 30.6 % sedangkan sisanya sebesar 69.4% ( 100 % - 30.6 %) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain di luar model. Hal ini
69
menunjukkan para investor akan mempertimbangkan informasi mengenai perubahan Beta, Current Ratio, Quick Ratio dalam kegiatan investasinya. b. Uji Simultan (Uji F) Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2+ ρy1x3 X3 + Є1 Tabel 4.6 Analisis Varian (Anova) Struktur 1 ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Mean Square
df
F
Regression
26.443
3
8.814
Residual
59.886
66
.907
9.714
Sig. .000a
Total 86.328 69 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr b. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010) Pada Tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat digunakan untuk menguji model apakah variabel Beta, Current Ratio, Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Ftabel : Jika Fhitung > t tabel, maka Ho ditolak Jika Fhitung < t tabel, maka Ho diterima Dari perhitungan didapat nilai F
hitung
sebesar 9.714. dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4, dan denumerator jumlah kasus – 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F sebesar 2.51. Karena nilai F
hitung
(9.714) > nilai F
tabel
tabel
(2.51) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara Beta, Current
70
Ratio, Quick Ratio dengan harga saham. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Beta, Current Ratio, dan Quick Ratio secara gabungan berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Natarsyah S. (2002) fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel independen, salah satunya adalah indeks beta saham. Beta saham dipengaruhi oleh faktor-faktor ketidakpastian kondisi ekonomi (gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang tidak menentu) dan ketidakpastian politik. Hal ini berarti kinerja saham suatu badan usaha dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan perubahan pasar.
71
c. Uji Parsial ( Uji t) Tabel 4.7 Uji t Struktur 1 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) lnbeta lncr
Standardized Coefficients
Std. Error
7.609
.526
.321
.229
-.297
.076
T
Beta
lnqr .478 .090 a. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Sig.
14.456
.000
.146
1.403
.165
-.613
-3.920
.000
.839
5.332
.000
Untuk melihat besarnya pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio terhadap harga saham secara parsial , digunakan uji t atau membandingkan nilai sig. 1) Pengaruh Beta (X1) Terhadap Harga Saham (Y1) Dari perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar 1.403. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(1.403) < nilai t
tabel
(1.664) maka
Ho diterima. Artinya, tidak ada hubungan linier antara Beta dengan harga saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, Didapat nilai sig 0.165 > 0.05, maka Ha ditolak. Tidak ada pengaruh antara Beta dengan harga saham. Besar pengaruh antara Beta dengan harga saham sebesar (0.146x 100%) = 14.6%. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan beta saham sangat berfluktuasi, karena jarak antara beta
72
terendah dan beta tertinggi cukup jauh. Hal ini menunjukkan besar kecilnya resiko yang akan ditanggung oleh investor apabila melakukan diversifikasi dengan memilih saham perusahaan yang bersangkutan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Natarsyah S. (2002) yang menganalisis pengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham. Penelitiannya merupakan studi terhadap 16 industri barang konsumsi yang go public di pasar modal dalam periode 8 tahun (1990—1997) dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required rate of return. Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil bahwa faktor fundamental seperti return on assets, dividend payout ratio, debt to equity ratio, book value equity pershare, dan indeks beta berpengaruh terhadap harga saham perusahaan 2) Pengaruh Current Ratio (X2) Terhadap Harga Saham (Y1) Dari perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar -3.920. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(-3.920) > nilai t
tabel
(1.664) maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, ada hubungan linier antara Current Ratio dengan harga saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05)
sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat
73
kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan.. Besarnya Current Ratio (CR) dengan harga saham sebesar 0.613 atau 16.3%. 3) Pengaruh Quick Ratio (X3) Terhadap Harga Saham (Y1) Dari perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar 5.332. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(5.332) > nilai t
tabel
(1.664) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara antara Quick Ratio dengan harga saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05)
sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Quick Ratio (QR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan.. Besarnya Quick Ratio (QR) dengan harga saham sebesar 0.839 atau 83.9%. Persamaan struktur 1 menjadi : Y1 = 0.146 X1 + (-0.613) X2 + 0.839 X3 + 0.694 Є1 Angka residu sebesar 0.276 diperoleh dari = √1
0.306 = 0.694
1 R2
74
Hasil perhitungan diatas sesuai dengan perhitungan oleh Engkos Ahmad Kuncoro, (2008:138). Hasil analisis menunjukkan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap harga saham, yaitu variabel beta saham (X1), maka model struktur 1 perlu diperbaiki melalui metode trimming, dimaksudkan untuk menguji kebermaknaan setiap koefisien jalur yang telah dihitung. Apabila koefisien jalur yang dihitung tidak signifikan, perhitungan diulang kembali dengan cara menghilangkan jalur yang tidak signifikan tersebut yaitu mengeluarkan variabel X1 yang dianggap tidak signifikan Hasil perhitungannya sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Struktur 1 Setelah Trimming Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
.534a .286 .264 a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010) 1
Std. Error of the Estimate .95941
Dari hasil output SPSS 16.00 R2(R Square) setelah trimming menunjukan sebesar 0.286 (28.6%) yang berarti bahwa variabel Current Ratio dan Quick Ratio berpengaruh sebesar 28.6% terhadap harga saham di BEI dan sisanya 71.4% dipengaruhi oleh varibel lain.
75
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
24.657
2
12.328
Residual
61.672
67
.920
F
Sig.
13.393
.000a
Total 86.328 69 a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr b. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
8.277
.226
lncr
-.299
.076
lnqr .465 .090 a. Dependent Variable: lnsaham (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010) Besarnya
kontribusi
Current
t
Beta
Ratio
Sig.
36.603
.000
-.618
-3.924
.000
.815
5.176
.000
yang
secara
langsung
mempengaruhi harga saham sebesar 0.618 x 100% = 61.8%. Sedangkan besarnya kontribusi Quick Ratio yang secara langsung mempengaruhi harga saham sebesar 0.815 x 100% = 81.5 %. Sedangkan nilai B yang mempengaruhi harga saham sebesar 0.166 (-0.299 + 0.465). Dan nilai constant dari 8.277 berubah menjadi -8.111 (0.166 - 8.277). Hal ini menyebabkan nilai harga saham dari 8.277 turun menjadi -8.111. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa Quick Ratio
lebih berpengaruh
dibandingkan dengan Current Ratio terhadap harga saham.
76
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ulupui (2004). Hasil penelitiannya menunjukkan kesimpulan bahwa variable current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Gambar 4.1 Jalur (Path Analysis) Struktur 1 setelah trimming CR (x2)
Ρx2y1=-0,618
πx1x2 = 0.286
Saham (Y1)
QR (x3)
ρx3y1=0,815
Persamaan setelah trimming menjadi : Y1 = - 0.618 X1 + 0.815 X2 + 0.714 Є1 Angka residu sebesar 0.714 diperoleh dari 1 R 2 = √1
Є1= 0,714
0.286 = 0.714
77
3. Koefisien Struktur II a. Persamaan Analisis Jalur Y2 = ρy2x1 X1 + ρy2y1 Y1 + ρy2x3 X3 + Є2 Untuk melihat pengaruh variabel Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham secara gabungan, ditunjukkan pada tabel summary, khususnya angka R square dibawah ini Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Struktur 1I Model Summary Model
R
R Square a
Adjusted R Square
1 .526 .277 .225 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lncr (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Std. Error of the Estimate 1.02947
Pada tabel Model Summary besarnya angka R square adalah 0.277. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham dengan cara menghitung Koefisien Determinasi dengan menggunakan rumus : KD = r2 x 100% KD = 0.277 x 100% KD = 27.7 % Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham secara gabungan adalah sebesar 27.7 % sedangkan sisanya sebesar 72.3 % ( 100 % - 27.7 %) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain di luar model. Hal ini menunjukkan investor
asing akan mempertimbangkan informasi
78
mengenai perubahan Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio dalam kegiatan investasinya. b. Uji Simultan ( Uji F ) Tabel 4.10 Analisis Varian (Anova) Struktur II ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
17.021
3
5.674
Residual
44.512
42
1.060
F 5.353
Sig. .003a
Total 61.533 45 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lncr b. Dependent Variable: lnreturn (Sumber : out put SPSS 16.00) Pada Tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat digunakan untuk menguji model apakah variabel Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ftabel: Jika Fhitung > F tabel, maka Ho ditolak Jika Fhitung < F tabel, maka Ho diterima Dari perhitungan didapat nilai F
hitung
sebesar 5.353. dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4, dan denumerator jumlah kasus – 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F sebesar 2.513. Karena nilai F
hitung
(5.353) > nilai F
tabel
tabel
(2.513) maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, Current Ratio,
79
harga saham dan Quick Ratio secara gabungan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.000<0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. c. Uji Parsial ( Uji t). Tabel 4.11 Uji t Struktur II Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error
-1.302
1.581
.363
.132
-.003
lnqr -.516 a. Dependent Variable: lnreturn Sumber : out put SPSS 16.00)
lnbeta lnsaham
t
Beta
Sig.
-.824
.415
.705
2.749
.009
.177
-.002
-.015
.988
.154
-.861
-3.359
.002
Untuk melihat besarnya pengaruh Current Ratio, harga saham dan Quick Ratio terhadap return saham secara parsial digunakan uji t atau membandingkan nilai sig 1) Pengaruh Beta (X1) terhadap Return Saham (Y2) Dari perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar 2.749. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 70-2 =68. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(2.749) > nilai t
tabel
(1.664) maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada hubungan linier antara
80
antara Beta dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.009<0.05)
sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Beta secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Besarnya pengaruh Beta terhadap return saham sebesar 0.705 atau 70.5%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadinugroho (2002) yang menunjukkan bahwa return tidak dipengaruhi oleh beta dan variabel fundamental lainnya, sedangkan Agoeng (2000) dengan membedakan kondisi pasar juga menunjukkan bahwa beta tidak mampu memprediksikan return. 2) Pengaruh Harga Saham (Y1) terhadap Return Saham (Y2) Dari perhitungan didapat nilai t
hitung
sebesar -0.015. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 60-2 =58. Dari ketentuan tersebut diperoleh T tabel
sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(-0.015) < nilai t
tabel
(1.664)
maka Ho diterima. dan Ha ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linier antara harga saham dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.988>0.05)
sehingga
memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, harga saham
81
secara parsial tidak mempengaruhi return saham. Besarnya pengaruh harga saham dengan return saham sebesar -0.002 atau -0.2%. 3) Pengaruh Quick Ratio (X3) Terhadap Return Saham (Y2) Dari perhitungan didapat nilai thitung sebesar -3.359. dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan n – 2, atau 60-2 =58. Dari ketentuan tersebut diperoleh t tabel sebesar 1.664. Karena nilai t
hitung
(-3.359) > nilai t
tabel
(1.664) maka
Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, ada hubungan linier antara Quick Ratio dengan return saham. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0.002<0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Kesimpulannya, Quick Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham. Besarnya pengaruh Quick Ratio terhadap return saham sebesar -0.861 atau -86.1%. Hal ini sejalan dengan penelitian Ika Rahayu (2003) dimana Quick Ratio tidak signifikan terhadap return saham. Secara praktis likuiditas perusahaan berubah dari waktu ke waktu bergantung pada kondisi masing-masing perusahaan dan industri. Tidak adanya hubungan antara kegiatan riel / sektor riel yang menjadi ajang kegiatan usaha dan sektor financial dimana saham diperdagangkan merupakan sesuatu yang wajar. Dengan demikian hal tersebut di atas merupakan sesuatu yang wajar atau bisa terjadi, apabila likuiditas
82
yang operasionalnya ada dalam kegiatan sektor riel (operasi kegiatan usaha) tidak signifikan dengan harga saham yang kegiatannya di bursa (sektor finansial). Hal itu bisa terjadi karena antara sektor riel dan sektor keuangan tidak memiliki hubungan yang langsung, sehingga wajar apabila likuiditas tidak signifikan terhadap perubahan return saham. Persamaan struktur 2 menjadi : Y1 = 0.705 X1 + (-0.002) Y1 + (-0.861) X3 + 0.723 Є2 Angka koefisien residu sebesar 0.723 diperoleh dari = √1
1 R2
0.277 = 0.723
Hasil perhitungan diatas sesuai dengan perhitungan oleh Engkos Ahmad Kuncoro, (2008:138) Hasil analisis menunjukkan bahwa ada koefisien jalur yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap return saham, yaitu variabel harga saham, maka model struktur 2 perlu diperbaiki melalui metode Trimming, yaitu mengeluarkan variabel harga saham yang dianggap hasil dari koefisien jalur tidak signifikan dari analisisnya. Kemudian diuji lagi yang mana variabel harga saham yang tidak signifikan, tidak diikut sertakan. Hasil perhitungannya sebagai berikut: Tabel 4.12 Struktur 2 setelah Trimming Model Summary Model
R
R Square a
Adjusted R Square
1 .526 .277 .243 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
Std. Error of the Estimate 1.01744
83
Dapat dilihat variabel Beta (X3) dan Quick Ratio (X4) yang masuk dalam pengujian, sehingga nilai R square berubah menjadi 0,277 berarti Beta dan Quick Ratio memberi pengaruh langsung terhadap return saham hanya sebesar 27.7%, sisanya 72.3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model ini. ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
17.021
2
8.510
Residual
44.512
43
1.035
Total 61.533 a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta
F 8.221
Sig. .001a
45
b. Dependent Variable: lnreturn (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010) Dari perhitungan didapat nilai F
hitung
sebesar 8.221. dengan
tingkat signifikansi sebesar 5% dan Derajat Kebebasan (DK) dengan ketentuan numerator, jumlah variabel – 1 atau 5-1 = 4; dan denumerator jumlah kasus – 5 atau 70 – 5 = 65. dengan ketentuan tersebut diperoleh angka F tabel sebesar 2,22. Karena nilai F hitung (8.221) > nilai F
tabel
(2.513) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada
hubungan linier antara current ratio dan quick ratio terhadap return saham. Dengan demikian, model regresi diatas sudah layak dan benar. Kesimpulannya, current ratio dan quick ratio secara gabungan berpengaruh signifikan terhadap return saham.. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak untuk digunakan. Atau jika dilihat dari nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0,001 < 0,05)
84
sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) lnbeta
Standardized Coefficients
Std. Error
-1.326
.305
.364
.110
lnqr -.517 .128 a. Dependent Variable: lnreturn (Sumber : output SPSS 16.00, data diolah 2010)
t
Beta
Sig.
-4.342
.000
.707
3.317
.002
-.863
-4.051
.000
Besarnya kontribusi Beta yang secara langsung mempengaruhi Return Saham sebesar 0.707 x 100% = 70.7%. Dan variabel Quick Ratio mempengaruhi Return Saham sebesar -0.863 x 100% = -86.3%. Sedangkan nilai B yang mempengaruhi Return Saham sebesar -0.153 (0.364 - 0.517). Dan nilai constant dari -1.326 berubah menjadi -1.479 (-0.153 – 1.326). Hal ini menyebabkan Return Saham dari -1.326 naik menjadi -1.479. Jadi dapat disimpulkan bahwa Beta lebih berpengaruh dibandingkan dengan Quick Ratio terhadap Return Saham. Hal ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Auliyah dan Hamzah (2006) yang mencoba menguji pengaruh variabel bebas karakteristik perusahaan yang salah satunya diukur melalui Quick Ratio terhadap return saham dan beta saham syariah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Quick Ratio terhadap return dan ada pengaruh yang signifikan antara beta saham terhadap return.
85
Gambar 4.2 Jalur (Path) Struktur 2 Setelah Trimming Beta (x1)
Ρy2x1=-0.707
ε2 = 0.723 Return (y2)
QR (x3)
Ρy2x3=-0.863
Persamaan setelah trimming menjadi : Y1 = 0.707 X1 + (-0.863) X3 + 0.723 Є1 Angka residu sebesar 0.714 diperoleh dari 1 R 2 = √1
0.277 = 0.723
86
4. Koefisien Korelasi antara variabel Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan Return Saham setelah Trimming
Tabel. 4.13 Analisis korelasi antar variabel Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan Return Saham setelah Trimming Correlations lnbeta lnbeta
Pearson Correlation
1.000
Sig. (2-tailed)
lncr
lnqr
lnsaham
lnreturn
-.155
-.186
.086
-.091
.201
.124
.481
.548
70 1.000
70 .755**
70 -.002
46 .022
.984 70
.885 46
lncr
N Pearson Correlation
70.000 -.155 .201 70
70.000
.000 70
lnqr
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
-.186
.755**
1.000
.348**
-.302*
.124 70
.000 70
70.000
.003 70
.041 46
lnsaham
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
.086
-.002
.348**
1.000
-.285
Sig. (2-tailed) .481 .984 N 70 70 lnreturn Pearson Correlation -.091 .022 Sig. (2-tailed) .548 .885 N 46 46 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). (Sumber : out put SPSS 16.00)
.003 70 -.302* .041 46
70.000 -.285 .055 46
.055 46 1.000 46.000
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antar variabel. Angka koefisien korelasi bertanda positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-) hubungan antar dua variabel
87
tersebut bersifat saling berlawanan, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh penurunan variabel lain. Untuk penentuan keeratan hubungan digunakan kriteria berdasarkan : 0.00 < 0.25 = Hubungan yang sangat lemah dan bisa diabaikan 0.25 < 0.50 = Hubungan yang lemah (tidak erat) / cukup kuat 0.50 < 0.75 = Hubungan yang kuat 0.75 < 1
= Hubungan yang sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel Pengujian berdasarkan uji probabilitas adalah sebagai berikut : Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak
88
Tabel. 4.14 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel Hubungan
Koefisien Korelasi
Beta (X1) dengan - 0.155 Current Ratio (X2) (rx1x2) Beta (X1) dengan - 0.186 Quick Ratio (X3) (rx1x3) Current Ratio (X2) dengan 0.755 Quick Ratio (X3) (rx2x3) Harga Saham (Y1) 0.086 dengan Beta (X1) (ry1x1) Harga Saham (Y1) dengan - 0.002 Current Ratio (X2) (ry1x2) Harga Saham (Y1) dengan 0.348 Quick Ratio (X3) (ry1x3) Return Saham (Y2) dengan - 0.091 Beta (X1) (ry2x1) Return Saham (Y2) dengan 0.022 Current Ratio (Y1) (ry2y1) Return Saham (Y2) dengan - 0.302 Quick Ratio (X3) (ry2x3) (Sumber : Data sekunder, diolah 2010)
Kategori Sangat Lemah Sangat Lemah Sangat Kuat Sangat Lemah Sangat Lemah Cukup Kuat Sangat Lemah Sangat Lemah Cukup Kuat
Probabilitas Kesimpulan 0.201 0.124 0.000 0.481 0.984 0.003 0.548 0.885 0.041
Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan
Berdasarkan hasil pengujian diatas, hampir semua hubungan yang terjadi antar dua variabel memiliki hubungan yang tidak signifikan karena probabilitasnya lebih besar dari pada 0.05 kecuali pada variabel (X2-X3, Y1X3, dan Y2-X3 ) hubungannya sangat kuat, cukup kuat dan signifikan karena probabilitasnya lebih kecil dari pada 0.05.
89
Gambar 4.3 Analisis pengaruh Beta, Current Ratio, Quick Ratio, dan Return Saham setelah Trimming ε2=0.723 Beta (x1)
ρy2x1=0,707 Rtn shm (y2)
CR (x2)
πx3x2=0,755
ρy1x2=-0,618
ρy1x3=0,815 QR (x3)
Hrg shm (y1)
ρy2x3=-0,863
ε1=0.714
90
5. Penghitungan Pengaruh a. Penghitungan Pengaruh Struktur I Tabel 4.15 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Current Ratio terhadap Harga Saham Pengaruh langsung dan tidak langsung X1 langsung X1 melalui X2
Perhitungan
ρy1 x2. ρy1 x2 (-0,618)(-0,618) ρy1 x2. πx3x2. ρy1x3 (-0,618)(0.755)(0.815) Total pengaruh X1 terhadap Y1
Besar Kontribusi 0.382 - 0.380 0.002
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel Current Ratio terhadap kepemilikan saham Harga Saham adalah sebesar 0.382 dan pengaruh tidak langsung melalui Quick Ratio adalah sebesar 0.380. Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Current Ratio terhadap harga saham adalah sebesar 0.002. Tabel 4.16 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Quick Ratio terhadap Harga Saham Pengaruh langsung dan tidak langsung X2 langsung X2 melalui X1
Perhitungan
ρy1 x3. ρy1 x3 (0,815)(0,815) ρy1 x3. πx3x2. ρy1 x2 (0,815)(0,755)(-0,618) Total pengaruh X2 terhadap Y1
Besar Kontribusi 0.664 - 0.380 0.284
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel Quick Ratio terhadap harga saham adalah sebesar 0.664 dan pengaruh tidak langsung melalui Current Ratio adalah sebesar - 0.380.
91
Sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Quick Ratio terhadap harga saham adalah sebesar 0.284. Pengaruh total kedua variabel terhadap Kepemilikan Saham Investor Asing. Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj Pengaruh total X1 = 0.382 - 0.380 = 0.002 Pengaruh total X2 = 0.664 - 0.380 = 0.284 Pengaruh total X1, X2 = 0.002 + 0.284 = 0.286 Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2) yaitu sebesar 0.306. b. Perhitungan Pengaruh Strktur II Tabel 4.17 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Current Ratio terhadap Return Pengaruh langsung dan tidak Perhitungan langsung X2 langsung ρy2 x1 (0,707) Total pengaruh X1 terhadap Y2
Besar Kontribusi 0,707 0,707
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel Current Ratio terhadap Return adalah sebesar 0,707 dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Current Ratio (X2) adalah 0,707 atau sebesar (0.7072 = 0.500) 50% terhadap Return saham (Y2). Ini berarti Current Ratio memiliki pengaruh yang besar terhadap Return saham.
92
Tabel 4.18 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung variabel Quick Ratio terhadap Return Pengaruh langsung dan tidak Perhitungan langsung X3 langsung ρy2 x3 (-0.863) Total pengaruh X3 terhadap Y2
Besar Kontribusi (-0.863) -0.863
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung variabel Quick Ratio terhadap Return adalah sebesar -0.863 dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Quick Ratio (X3) adalah -0.863 atau sebesar (-0.8632 = 0.744) 74.4% terhadap Return saham (Y2). Ini berarti Quick Ratio memiliki pengaruh yang besar terhadap Return saham. Pengaruh total kedua variabel terhadap Return. Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj Pengaruh total X2= 0,707 Pengaruh total X3 =-0.863 Maka pengaruh total X2, X3 = 0,707 - 0.863 = -0.156 Hasil ini mendekati hasil Koefisien Determinasi (R2x1x2y1) yaitu sebesar 0.277.
93
6. Pengujian Kesesuain Model ( Goodness Of Fit ) Uji kesesuaian model dimaksudkan untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian dengan data atau tidak. Menurut Bachrudin dan Harapan Tobing dalam Riduwan dan Engkos (2005:146), rumusan hipotesis statistik kesesuaian model analisis jalur dirumuskan sebagai berikut : Ha : R ≠ R (Ø): Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks korelasi sampel. Ho : R = R (Ø) : Matriks korelasi estimasi sama dengan matriks korelasi sampel. Dasar pengambil Keputusan : Jika W hitung ≥ 2 : Ho ditolak (berarti kedua model signifikan). Jika W hitung ≤ 2 : Ho diterima (berarti kedua model tidak signifikan). Sebelum Trimming
Sesudah Trimming
R12 = 0.306
R12 = 0.286
R22 = 0.277
R22 = 0.277
1. R2 m = 1(1- R12)(1- R22) = 1(1-0.306)(1-0.277) = 1- (0.694)(0.723) = 1-0.502 = 0.498 2. M
= R2m (setelah Trimming) = 1(1- R12)(1- R22) = 1(1-0.286)(1-0.277)
94
= 1- (0.714)(0.723) = 1-0.516 = 0.484 3. Q
= 1 - R2m = 1- 0.498= 0.502 = 0.973 1- M
1– 0.48
0.516
4. W hitung = - (N-d) Ln Q = -(70-2) Ln 0.973 = -(68) (-0.027) = 1.836 Dicari dari tabel distribusi (2) atau chi-kuadrat / chi-square untuk DK =2 (koefisien jalur yang tidak signifikan) dengan = 0,005 diperoleh sebesar 5,991. ternyata W hitung < 2 tabel atau 1.836 < 5,991, berarti matriks korelasi sampel sama dengan matriks korelasi estimasi, maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan tidak memiliki kesesuaian (fit) dengan data yang ada. Dalam analisis jalur untuk suatu model yang diusulkan dikatakan fit dengan data apabila matriks korelasi sample tidak jauh berbeda dengan matriks korelasi estimasi atau korelasi yang diharapkan. (Riduwan & Engkos, 2008:146).
95
C. Interpretasi 1. Interpretasi Model Struktur 1 Berdasarkan nilaiR2 yang besar 28.6%, dan signifikannya uji hipotesis terhadap koefisien determinasi, terlihat bahwa adanya korelasi yang kuat antara perubahan CR dan QR terhadap persentase perubahan Harga Saham sehingga model ini dikatakan baik. Adapun koefisien CR yang sebesar -0.618, dapat diinterpretasikan bahwa naiknya CR sebesar 1% , akan mengakibatkan menurunya transaksi rata-rata transaksi harga saham yaitu pada transaksi jual sebesar -0.618%. Dari interpretasi ini peneliti memngambil kesimpulan bahwa perubahan indeks harga saham berdampak positif bagi pasar modal Indonesia, terutama adalah pada return saham yang akan diterima investor. Kemudian koefisien QR yang sebesar 0.815, dapat dinterpretasikan bahwa kenaikan QR 1% akan mengakibatkan naiknya transaksi rata-rata transaksi harga saham yaitu pada transaksi jual sebesar 0.815%. Dari Interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa peubahan QR berdampak negatif bagi iklim investasi di pasar modal Indonesia.
2. Interpretasi Model Struktur 2 Berdasarkan nilaiR2 yang besar 27.7%, dan signifikanya uji hipotesis terhadap koefisien determinasi, terlihat bahwa adanya korelasi yang kuat antara perubahan CR dan QR terhadap persentase perubahan Return Saham sehingga model ini dikatakan baik.
96
Adapun koefisien CR sebesar 0.707, dapat diinterpretasikan bahwa naiknya CR sebesar 1% akan mengakibatkan naiknya CR sebesar 0.707 %. Dari interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa perubahan CR berdampak negatif bagi iklim investasi di pasar modal Indonesia. Kemudian koefisien QR yang sebesar -0.863, dapat dinterpretasikan bahwa kenaikan QR 1% akan mengakibatkan menurunya transaksi rata-rata transaksi return saham yaitu pada transaksi jual sebesar -0.863%. Dari Interpretasi ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa peubahan QR berdampak positif terhadap return saham yang akan diterima investor.
97
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan, dimana hal ini merupakan jawaban dari perumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Harga Saham. a.
Pengaruh langsung Current Ratio terhadap Harga Saham adalah sebesar 0.382 dan pengaruh tidak langsung melalui Quick Ratio adalah -0.380. Total pengaruh yang diberikan Current Ratio terhadap Harga Saham adalah 0.002.
b.
Pengaruh langsung Quick Ratio terhadap Harga Saham adalah 0.664. Pengaruh tidak langsung melalui Current Ratio adalah -0.380. Total pengaruh yang diberikan Quick Ratio terhadap Harga Saham adalah 0.284. Total pengaruh variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Harga Saham sebesar 0.286.
2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Harga Saham adalah Quick Ratio yaitu sebesar 0.284.
98
3. Pengaruh langsung dan tidak langsung variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Return Saham a.
Pengaruh langsung Current Ratio terhadap Return Saham adalah sebesar 0,707.
b.
Pengaruh langsung Quick Ratio terhadap Return Saham adalah sebesar -0.863. Total pengaruh variabel Current Ratio dan Quick Ratio terhadap Return Saham sebesar -0.156.
4. Variabel yang paling dominan mempengaruhi Return Saham adalah variabel Current Ratio dengan total pengaruh sebesar 0,707.
B. Implikasi Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa variabel Current Ratio dan Quick Ratio secara parsial dan simultan mempengaruhi variabel harga saham secara signifikan. Selain itu Current Ratio dan Quick Ratio secara parsial dan simultan mempengaruhi variable return saham secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Current Ratio dan Quick Ratio memiliki pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan perusahaan untuk memberikan gambaran kepada investor bahwa perusahaan tersebut normal atau tidak sehingga mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Investor berharap dengan adanya laporan keuangan tersebut dapat memperoleh return yang cukup besar terutama pada saham yang masuk dalam LQ-45. hal ini
99
diketahui pada hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Current Ratio dan harga saham memiliki arah hubungan yang negatif atau berbanding terbalik. Dengan demikian apabila persentase Current Ratio cenderung turun maka yang terjadi adalah harga saham pada tiap peusahaan dalam LQ45 akan meningkat terutama pada transaksi beli, hal imi menjadi indikator investor untuk melakukan transaksi beli saham di Indonesia terutama saham LQ45, hal ini dilakukan untuk mendapatkan selisih keutungan yang lebih besar. Apabila ini terjadi maka akan berdampak positif pada bursa lokal terutama pada saham LQ45 sehingga menyebabkan harga saham LQ45 menjadi naik karena investor memiliki persentase modal yang besar di BEI. Selain hal tersebut Quick Ratio juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap harga saham, terutama pada saham LQ45. Hal ini dikarenakan Quick Ratio tersebut merupakan acuan bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga investor mendapatkan keuntungan atau return saham yang besar. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa antara Quick Ratio dan harga saham memiliki arah hubungan yang positif atau searah. Dengan demikian yang terjadi adalah jika persentase Quick Ratio naik, maka persentase rata-rata harga saham terutama pada saham LQ45 akan meningkat, sehingga investor cenderung memilih berinvestasi pada saham LQ45. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan return saham yang besar.
100
DAFTAR PUSTAKA Agung, Bhuono.”Strategi jitu memilih metode statistik penelitian dengan SPSS”.CV.Andi offset,Yogyakarta, 2005. Amsari M. “Investasi”. Intermedia, Jakarta, 1993. Ang, Robert. “Pasar Modal Indonesia”. Media Soft Indonesia, Jakarta, 1997. Anoraga P. “Pengantar Pasar Modal”. Rineka Cipta. Jakarta. 2003. Astuti, Rini Dwi, “ Analisis Makro Kinerja Pasar Modal Indonesia Dengan Pendekatan Error Correction Model”, Jurnal ekonomi dan pembangunan kajian ekonomi negara berkembang , JEP Vol 06 No.1 hal. 13 -32, 2001. Bodie, Zvi. Kane,Alex and Marcus. ”Invesment”. 5th ed, McGraw-Hill, Boston, 2002. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. “Pasar Modal Indonesia”: Pendekatan Tanya Jawab”, Edisi pertama, Jakarta, Salemba empat, 2001. Djalal Nachrowi dan Hardius Usman. “Penggunaan Teknik Ekonometri”. Jakarta: PT. Raja Gafindo. 2008. Dwiyanti, Vonny. “Wawasan Bursa Saham”. Unika Atma Jaya: Yogyakarta. 1999. Frensidy, Budi. “Analisis Pengaruh Aksi Beli-Jual Asing, Kurs, Dan Indeks Hang Seng Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model GARCH”. Jurnal UI. 2009. Gilbert. Christoper, L, “International Finance Architecture Capital Account Convertibility and poor developing countries”. 2000. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004. Henry, Peter Blair,” Do Stock Market Liberalizations Cause Investment Booms?,” Journal of Financial Economics, Graduate School of Business, Stanford University. 2000. Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. UPP AMP YKPN, Jogjakarta, 2005.
101
Jogiyanto H.M.,”Teori Portofolio Dan Analisis Investasi”, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta, 2003. Jones. ”Invesment”. University Press, North Holland, 2000. Koetin E. “Investasi”. Jakarta, Intermedia. 2002. Kamesaka, Akiko et al. ” The Asian Crisis And Investor Behavior” ,” School of Management”, Aoyama Gakuin University, Tokyo. 2004. Kim, Suk-Joong, Do-Quoc-Tho Nguyen. “The Spillover Effects Of Target Interest Rate News From The US Fed And The European Central Bank On The Asia-Pacific Stock Markets”. Journal, School of Banking and Finance, The University of New South Wales. Sydney. 2006. Limopranoto. “Pasar Modal Indonesia”. Jakarta, Intermedia. 2003. Madura, Jeff “Financial Management’, Florida University Press. 1993. Manurung, Adler Haymans,Pananda Pasaribu, Wilson R. L. Tobing. “Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap IHSG”. Jurnal 2008. Munawir. “ Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta : Liberty. 2001. Nurdin. “Investasi”. Jakarta, Intermedia. 1993. R.. C Maysami. dan Tiong Sim Kho. “A vektor Error Correction Model of the Singapore Stock Market”, International Review of Economics and Finance. Elsivier Science Inc, North Holland, 2000 Riduwan, Engkos Ahmad Kuncoro. “Cara menggunakan dan memaknai analisis jalur atau path analysis”. Alfabeta. Bandung, 2007. Riyanto, Bambang. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi 4. Yogyakarta, BPFE, 2001. Rodoni, Ahmad. “Pasar Modal Indonesia”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2006. Ruth, Djunarto. “Analisa Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar, Dan Suku Bunga Deposito Terhadap Indeks LQ45 Di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2004”. Skripsi, Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2006. Sawir. “Cara Menghitung Variabel Keuangan”. Jakarta, Intermedia. 2001.
102
Sharpe, Wlliam F. Alexander, Gordon J. Bailey, Jeffery V. Investasi Edisi keenam Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2005. Siamat, Dahlan. “Manajemen Bank Umum”. Jakarta, Intermedia. 1993. Situs Web Resmi Bapepam : http://www.bapepam.go.id Situs Web Resmi BEI : http://www.idx.go.id Situs Web : http:// www.yahoofinance.com Sugiyono.. “Statistik Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. 2005.
Sukirno, Sadono, “Pengantar Teori Makroekonomi”, edisi kedua, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1995. Susilo, Sri. Y., Triandaru. Sigit, dan A. Totok Budi Santoso. “Bank dan Lembaga KeuanganLain”. Jakarta, Salemba Empat, 2000. Tinawati, Ratri Aries, Gunawan Hadi Saputra. “Studi Kasus Pengaruh Harga Minyak Dunia Dan Suku Bunga The Fed Terhadap Indeks LQ 45 Bursa Efek Jakarta Periode Januari 2000 November 2004”. Skripsi, Universitas Kristen Petra. Surabaya. 2006. Timilsina, Yogendra.“Capital Market Develpoment and Stock price Behavior In Nepal,” Economic Review: Occasional Paper, 2001. p. 13 Wahyudi. “Pengantar Pasar Modal”. Jakarta, Intermedia. 2003. Weston, Copeland. “Financial Management’, Florida University Press. 1995
103
LAMPIRAN I Current Ratio
NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 120.9 326.33 0.7 309.56 168.49 1.4 1.48 146.3 143 289.25 384.13 78.8 1.84 161 2133.18
2005 168.5 267.83 0.7 184.02 188.62 2.3 1.46 138.58 252 394 309.56 67.8 1.56 135.2 2112.13
2006 87.3 281.27 0.8 214 188.62 1.9 1.17 83.28 214 504.17 184.02 67.8 1.33 126.6 1956.26
2007 160.3 442.67 1.3 289 193.48 2.2 0.92 92.59 289 498.26 181.07 77.3 1 111 2.340
2008 194.4 801.65 1.3 179 138.58 1.5 0.9 90.49 179 333.35 214.94 54.2 1.64 100.4 2291.35
2004 36.4 52.4 0.5 24 36.73 0.7 0.68 52.11 42 34.54 5.61 58.9 0.3 37.6 382.47
2005 15.3 51.7 0.5 21.5 40.76 0.7 0.67 55.8 29 22.01 2.27 52.4 0.28 43.2 336.09
2006 18.8 2.27 0.5 22.1 40.68 0.7 0.65 55 23 8.19 2.78 51.7 0.31 48.6 275.28
2007 21.5 2.78 0.6 19.2 39.38 0.7 0.63 62.83 11 6.11 3.14 47.5 0.3 49.5 265.17
2008 18.1 3.14 0.6 15.8 40.91 0.8 0.67 65.76 0.2 7.11 1.75 51.8 0.21 52.2 259.05
Quick ratio NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
104
Beta NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
2004 9.010833 10.83917 12.1675 11.22 11.02417 9.964167 9.010833 10.7525 9.964167 11.615 11.02417 12.1675 11.02417 10.7525 150.5367
2005 6.865833 14.93 11.61583 7.308333 7.651667 8.358333 6.865833 7.651667 8.358333 9.964167 11.06917 11.22 10.7525 9.681667 132.2933
2006 5.220833 12.1675 12.35833 8.358333 5.220833 5.484167 5.484167 5.220833 5.484167 3.86 5.6375 9.010833 4.614167 2.349167 90.47083
2007 2.1325 20.33083 8.933333 6.68 2.1325 3.490833 11.615 4.605 6.68 3.490833 10.83917 5.865 8.273333 5.291667 100.36
2008 4.999167 11.02417 17.55833 7.505833 4.999167 4.605 6.915 2.1325 3.490833 4.605 3.545833 4.560833 11.81917 3.534167 91.295
2004 0.696985 0.541184 0.035773 0.498763 -0.05858 0.149855 -0.04072 0.4004 0.431087 0.212701 3.713072 0.118441 0.757996 -0.12252 7.334437
2005 0.570267 0.014668 1.523013 0.192847 -0.3115 -0.12665 0.166208 0.014668 0.107606 0.741649 2.888076 0.235108 0.320602 0.24178 6.578342
2006 0.993637 0.208433 -0.0918 0.396588 -0.04876 -0.02546 0.506866 0.208433 0.32764 -0.01573 1.474798 0.509696 0.577875 0.474747 5.496963
2007 0.871414 0.759949 0.335328 0.388602 -0.17049 -0.13106 0.485484 0.381 0.499345 -0.00058 -0.54961 0.091194 0.541184 0.155923 3.657683
2008 -0.67315 -1.02519 1.48899 -0.06192 -0.59399 -0.4986 -0.8824 -0.17765 -0.3139 -0.92834 3.502021 -0.22408 -0.57671 0.127526 -0.83739
Return Saham NAMA PERUSAHAAN PT ASTRA AGRO LESTARI,Tbk PT ANEKA TAMBANG (PERSERO),Tbk PT ASTRA INTERNASIONAL,Tbk PT BANK CENTRAL ASIA,Tbk PT GUDANG GARAM,Tbk PT GAJAH TUNGGAL,Tbk PT INDOFOOD,Tbk PT INDOSAT,Tbk PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA,Tbk PT KALBE FARMA,Tbk PT BANK PAN,Tbk PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA,Tbk PT UNITED TRACTOR,Tbk PT UNILEVER INDONESIA,Tbk RATA-RATA
105
LAMPIRAN II Koefisien Korelasi
Correlations lnbeta lnbeta
Pearson Correlation
lncr
1.000
lncr
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
lnqr
.086
-.091
.201
.124
.481
.548
70.000
70
70
70
46
-.155
1.000
.755**
-.002
.022
.000
.984
.885
70
70.000
70
70
46
-.186
.755**
1.000
.348**
-.302*
.124
.000
.003
.041
70
70
70.000
70
46
Pearson Correlation
.086
-.002
.348**
1.000
-.285
Sig. (2-tailed)
.481
.984
.003
70
70
70
70.000
46
-.091
.022
-.302*
-.285
1.000
.548
.885
.041
.055
46
46
46
46
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
lnsaham
N lnreturn
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Struktur I (Regression) Variables Entered/Removedb Model 1
lnreturn
-.186
.201
N
lnsaham
-.155
Sig. (2-tailed) N
lnqr
Variables Entered
Variables Removed
lnqr, lnbeta, lncra
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: lnsaham
Method . Enter
.055
46.000
106
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .553a
1
Adjusted R Square
.306
Estimate
.275
.95255
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
26.443
3
8.814
Residual
59.886
66
.907
Total
86.328
69
F
Sig. 9.714
.000a
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta, lncr b. Dependent Variable: lnsaham
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 7.609
.526
.321
.229
lncr
-.297
lnqr
.478
lnbeta
a. Dependent Variable: lnsaham
Coefficients t
Beta
Sig.
14.456
.000
.146
1.403
.165
.076
-.613
-3.920
.000
.090
.839
5.332
.000
107
Trimming Struktur 1(Regression) Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
lnqr, lncra
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: lnsaham
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .534a
1
Adjusted R Square
.286
Estimate
.264
.95941
a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
24.657
2
12.328
Residual
61.672
67
.920
Total
86.328
69
F
Sig.
13.393
.000a
a. Predictors: (Constant), lnqr, lncr b. Dependent Variable: lnsaham
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
8.277
.226
lncr
-.299
.076
lnqr
.465
.090
a. Dependent Variable: lnsaham
Coefficients t
Beta
Sig.
36.603
.000
-.618
-3.924
.000
.815
5.176
.000
108
Struktur 2 (Regression) Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
lnqr, lnsaham, lncra
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: lnreturn
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .526a
1
Adjusted R Square
.277
Estimate
.225
1.02947
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lnbeta
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
17.021
3
5.674
Residual
44.512
42
1.060
Total
61.533
45
F
Sig. 5.353
.003a
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnsaham, lnbeta b. Dependent Variable: lnreturn
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -1.302
1.581
.363
.132
lnsaham
-.003
lnqr
-.516
lncr
a. Dependent Variable: lnreturn
Coefficients t
Beta
Sig. -.824
.415
.705
2.749
.009
.177
-.002
-.015
.988
.154
-.861
-3.359
.002
109
Trimming Struktur 2 (Regression) Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed
lnqr, lncra
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: lnreturn
Model Summary Std. Error of the Model
R
R Square .526a
1
Adjusted R Square
.277
Estimate
.243
1.01744
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
17.021
2
8.510
Residual
44.512
43
1.035
Total
61.533
45
F
Sig. 8.221
.001a
a. Predictors: (Constant), lnqr, lnbeta b. Dependent Variable: lnreturn
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error -1.326
.305
lncr
.364
.110
lnqr
-.517
.128
a. Dependent Variable: lnreturn
Coefficients t
Beta
Sig.
-4.342
.000
.707
3.317
.002
-.863
-4.051
.000